Download - FRAKTUR CRURIS
KEPANITERAAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIARUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAKASSAR
2015
CLOSED FRAKTUR TIBIA 1/3 DISTAL SINISTRA ET FRAKTUR
FIBULA 1/3 PROKSIMAL SINISTRA
DISUSUN OLEH :IMRAN TAUFIK
1102100021
PEMBIMBING :dr. NUR NASRI A, Sp.OT
IDENTITAS
Nama : Tn.K MUmur : 45 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAgama : KristenPekerjaan : SwastaAlamat : SudiangTanggal masuk Poli : 25 November 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri dan bengkak pada kaki kiri bila digerakkan.
Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang ke Poli Orthopedi RSUD Makassar dengan keluhan nyeri dan bengkak pada kaki kiri bila digerakan kurang lebih 1 minggu SMRS. Pasien mengaku hal ini berawal setelah pasien mengalami kecelakaan sepeda motor setelah pasien menabrak seekor kambing . Menurut pasien kaki kirinya tertindis sepeda motor pada saat setelah terjadi kecelakaan. Pasien merasa kaki kirinya nyeri bila digerakkan, berkurang jika di istirahatkan, terdapat bengkak dan kelainan bentuk kaki kiri jika dibandingkan dengan kaki kanan yang normal serta terdapat beberapa luka lecet pada kaki kirinya. Setelah kejadian tersebut pasien pergi di tukang urut, namun setelah beberapa hari kaki pasien semakin bengkak.Sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke dokter.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya Alergi obat, diabetes melitus, dan asma disangkal Riwayat penyakit keluarga Alergi obat, diabetes melitus, hipertensi dan asma disangkal
PRIMARY SURVEY
A : Clear B : Respiratory Rate: 22 times/minute,
symmetrical breath sound C : Blood Pressure: 120/80 mmHg, Heart
Rate: 80 times/minute, regular D : GCS 15 (E4M6V5), Symmetrical
pupillary diameter, 3mm / 3mm, Pupillary light reflex (+/+)
E : 36.5 ºC
SEKUNDERY SURVEYKeadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Composmentis GCS : E4M6V5Vital sign :
TD : 120/80 mmHgHR : 80 x/menitRR :22 x/ menitSuhu : 36,5 °C
Kepala : Inspeksi : bentuk simetris ,tidak terdapat hematome dibagian wajah dan kepala Palpasi : tidak terdapat benjolan,tidak terdapat nyeri tekan pada
bagian oksipital.
Mata : Inspeksi : bentuk simetris , tidak terdapat hematom. Palpasi : tidak ada nyeri tekan dikedua mata.
Hidung : Inspeksi : bentuk simetris,tidak ada polip, keluar darah dari hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
SEKUNDERY SURVEY
Telinga : Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat darah Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut : Inspeksi : tidak ada darah segar dan lender
Leher : Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,getah bening dan vena jugolaris, tidak adanya fraktur servikal.Thorak : Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, tidak terdapat
penggunaan otot bantu pernapasan ,bentuk dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan , dan tidak ada benjolan Perkusi : resonan Auskultasi : bunyi nafas vesikuler ,tidak ada wheezing dan
ronhciCor : Bunyi jantung normal regular, tidak ada bunyi tambahan
SEKUNDERY SURVEY
Abdomen : Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat jejasAuskultasi : bissing usus normalPalpasi : turgor kulit elastis, tidak ada nyeri tekan.Perkusi : timpani (redup pada organ)
EkstremitasAtas : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-Bawah : Akral hangat, edema +/+ , sianosis -/-,
STATUS LOKALISLEFT CRURIS REGIO
DIAGNOSIS KLINIS
Suspect closed fraktur cruris sinistra
RENCANA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan : - Darah rutin - CT/BT - GDS - SGOT/SGPT - Ur/Cr
Foto X-Ray : Regio Cruris Sinistra AP/Lateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan : Closed fraktur tibia 1/3 distal sinistra et fraktur fibula 1/3 proksimal sinistra
DIAGNOSIS KERJA
Closed fraktur tibia 1/3 distal sinistra et fraktur fibula 1/3
proksimal sinistra
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa Pemasangan bidai melewati 2 sendi dan di istirahatkan Edukasi kepada pasien beserta keluarganya tentang penyakit yang
diderita pasien serta perawatan pasca operasi. Medikamentosao Infus RL 28 tpm o Antibiotik : Ceftriaxone inj 12 jam/ivo Analgesik : Ketorolac inj 8 jam/ivOperatif Reduksi terbuka dan fiksasi interna :
ORIF
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : dubia ad bonamQuo ad sanactionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering di ikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot, dan persarafan.
KLASIFIKASI KLINIS FRAKTUR
•Fraktur tertutup (simple fracture) adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.• Fraktur terbuka (compound fracture) adalah fraktur yang mempunyaihubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak•Fraktur komplikasi (comlplicated fracture) adalah fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi (malunion,delayed union,non union & infeksi tulang)
KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA (Gustillo)
KLASIFIKASI ETIOLOGI FRAKTUR
TIPE TIPE FRAKTUR
LOKALISASI FRAKTUR
LOKALISASI FRAKTUR TIBIA
KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA
Klasifikasi menurut OTA (Orthopaedic Trauma Association) :
1. Tipe Simple : spiral, oblik, transversal2. Tipe Wedge : spiral, bending, fragmen3. Tipe Kompleks : spiral,segmental,irregular
KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA
SIMPLE WEDGE SPIRAL
GAMBARAN KLINIS FRAKTUR TIBIA
PENATALAKSANAAN
ABSOLUT
RELATIF
1. Fraktur terbuka2. Cedera vaskular3. Fraktur dengan
sindroma kompartemen
4. Cedera Multiple
1. Pemendekan2. Fraktur tibia+fibula
intak3. Fraktur tibia dan fibula
dengan level yang sama
PENATALAKSANAANNON OPERATIF1. Reduksi
Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan tarikan atau traksi.
2. Imobilisasi Imobilisasi dengan menggunakan bidai.
Bidai dapat dirubah dengan gips, dalam 7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu.
3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhanDalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap 6 atau 8 minggu. Program penyembuhan dengan latihan berjalan, rehabilitasi ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan dapat mengembalikan ke fungsi normal.
PENATALAKSANAAN
OperatifPenatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:
a. Absolut- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan
operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.- Cedera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki
jalannya darah di tungkai- Fraktur dengan sindroma kompartemen- Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas
pasien, juga mengurangi nyeri.
b. Relatif , jika adanya:- Pemendekan- Fraktur tibia dengan fibula intak- Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama
PENANGANAN OPERASI
1. Intermedullary Nailing2. ORIF (open Reduction with internal fixation)3. Fiksasi internal standar4. Ring Fixator
PROSES PENYEMBUHAN
PROGNOSIS
Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang akan terjadi pada setiap patah tulang, tidak peduli apa yang telah dikerjakan dokter pada patahan tulang tersebut.
Pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar patahan tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost yang disebut dengan fase hematoma, kemudian berubah menjadi fase jaringan fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada akhirnya fase konsolidasi.(18)
Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan
1. Pergelangan tangan 3-4 minggu 7. Kaki 3-4 minggu
2. Fibula 4-6 minggu 8. Metatarsal 5-6 minggu
3. Tibia 4-6 minggu 9. Metakarpal 3-4 minggu
4. Pergelangan kaki 5-8 minggu 10. Hairline 2-4 minggu
5. Tulang rusuk 4-5 minggu 11. Jari tangan 2-3 minggu
6. Jones fracture 3-5 minggu 12. Jari kaki 2-4 minggu
Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat bergantung pada lokasi fraktur dan umur pasien.
Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu), lansia (> 8 minggu).
KOMPLIKASI
• Malunion• Nonunion• Infeksi• kerusakan jaringan lunak• Compartment syndrome
DAFTAR PUSTAKA
Apley. A Graham, louis Solomon.Buku Ajar Orthopedi dan fraktur sistem Alpley. Penerbit widya medika. JakartaSolomon L, Warwick D, Nayagam S. Injuries of the forearm and wrist. In: (Solomon L, Warwick D, Nayagam S. eds.) Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ninth Edition.UK: Hodder Arnold.2010Rasjad Chairuddin, Struktur dan Fungsi Tulang dalam: Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Cetakan keenam. Penerbit PT. Yarsif Watampone. Jakarta. 2009.Sjamsuhidajat. R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah ed 2. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.2005Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Ekstermitas Superior: Lengan Bawah. EGC: Jakarta. 2006. Hal: 467Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
TERIMA KASIH