Download - FOTO UDARA
INTERPRETASI FOTO UDARA
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIUNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
AGUS RISTIONO (L2L008002)NELA PARAMITA R. (L2L008049)
Definisi Penginderaan Jauh Penginderaan Jauh adalah pengambilan
atau pengukuran data / informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan studi.
Interpretasi Foto Udara Merupakan kegiatan menganalisa citra foto
udara untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi.
Dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.
Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara manual.
Menurut Lintz Jr. dan Simonett dalam Sutanto (1994:7), ada tiga tahapan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, yaitu:
1. Deteksi : pengamatan akan adanya suatu objek
2. Identifikasi : upaya mencirikan obyek menggunakan keterangan yang cukup
3. Analisis : pengumpulan keterangan lebih lanjut.
Pemotretan Udara Pemotretan udara pada umumnya
menggunakan kamera dan film, dan menghasilkan potret.
Secara garis besar, pemotretan udara dan hasil ikutannya dalam bentuk peta merupakan bidang kegiatan ilmu geodesi yang dikenal dengan bidang fotogrametri
Potret udara tidak seperti potret terestris biasa tetapi harus memenuhi persyaratan khusus dan baku, antara lain : Dibuat dalam bentuk potret tegak. Dibuat dengan sistim tumpang tindih (overlap)
antara satu potret dengan potret berikutnya.
Kegunaan Foto Udara Foto udara pada umumnya digunakan
untuk dua hal : 1. Membuat peta topografi dengan menggunakan
peralatan yang khusus dibuat untuk itu.
2. Pemetaan sumberdaya alam seperti geologi, kehutanan, pertanian, sumberdaya air, bencana alam dan sebagainya.
Unsur – Unsur Penafsiran Foto Udara Karakteristik yang paling penting dan sering
digunakan dalam proses interpretasi foto udara adalah :
1. Rona dan Warna2. Tekstur3. Pola4. Bentuk5. Ukuran6. Letak7. Bayangan8. Asosiasi
1. Rona dan Warna Unsur pengenal utama atau primer terhadap
suatu obyek pada citra penginderaan jauh Rona merupakan tingkat/ gradasi kecerahan yang
teramati pada citra penginderaan jauh yang dipresentasikan dengan warna hitam,abu-abu, atau putih
Sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
Macam rona
1. Cerah:
cerah abu-abu; cerah; sangat cerah
2. Abu-abu
abu-abu cerah; abu-abu; abu-abu gelap
3. Gelap
gelap abu-abu; gelap; sangat gelap
4. Berbintik-bintik (mottled zone)
2. Bentuk Bentuk menunjukkan konfigurasi umum suatu
obyek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh.
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek.
Misalnya: objek stadion sepakbola pada suatu foto udara terlohat dari adanya bentuk persegi panjang, atau kita bisa mengenali gunung api dari bentuknya yang cembung.
3. Ukuran Ukuran adalah atribut obyek yang antara
lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. (Sutanto, 1986)
Karena ukuran obyak pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi harus diketahui skalanya.
4. Tekstur Frekuensi perubahan rona dalam citra
(Lillesand and Kiefer, 1979), atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes and Simonett, 1975).
Tekstur dinyatakan dengan kasar, halus,sedang, dan campuran (belang-belang).
Misalnya relief kasar yang mencirikan adanya perbukitan atau pegunungan,
atau relief kasar karena adanya vegetasi penutup.
5. Pola Merupakan bentuk-bentuk objek yang
berulang dan memiliki karakteristik tertentu Pola atau susunan keruangan merupakan
ciri yang yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah
Biasa dinyatakan dengan teratur atau tidak teratur
Sebagai contoh perkebunan karet , kelapa sawit sangat mudah dibedakan dari hutan dengan polanya dan jarak tanam yang teratur.
6. Bayangan Merupakan unsur sekunder yang sering
membantu untuk identifikasi obyek secara visual
Seperti cerobong asap, menara, tangki minyak, dan lain-lain. Jika objek menara disamping diambil tegak lurus tepat dari atas, kita tidak bisa langsung mengidentifikasi objek tersebut.
7. Asosiasi Asosiasi dapat diartikan sebagai
keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Karena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatau objek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya objek lain
sebagai contoh : Pemukiman penduduk berasosiasi dengan jalan raya
yang berpola terkotak-kotak. Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kerta api
yang jumlahnya lebih dari satu. Gedung sekolah ditandai oleh ukuran bangunan yang
relatif besar atau juga ditandai dengan asosiasi terhadap lapangan olahraga.
Deretan endapan alluvial berasoiasi dengan gawir terkontrol sesar dan triangular facets.
8. Letak Lokasi relative dari suatu objek
dibandingkan terhadap lokasi di daerah lain.
Sangat sering dikatakan bahwa posisi relatif dari suatu objek terhadap daerah di sekitarnya sangat membantu pengenalan objek tersebut.
Contoh, suatu bangunan yang terletak di pinggir jalan kereta api, kemungkinan bangunan itu adalah stasiun kereta api.
Rona:misalnya Sungai: abu-abu
gelap Hutan: gelap Sawah: cerah-
abu-abu Pola:
misalnya Sungai: tidak
teratur (melengkung-lengkung)
Hutan: tidak teratur
Sawah: teratur
Tekstur Sungai: halus Hutan: kasar Sawah: halus
Dst…
Referensi: Tim Asisten. 2010. Buku Panduan
Praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto. Semarang: UNDIP.
http://geomatika07.wordpress.com/2009/02/16/interpretasi-foto-udara/
http://inderaja.blogspot.com/2007/11/interpretasi-citra.html
POST TEST
Praktikum Tiap kelompok siapkan stereoskop, foto udara,
transparan, marker, penggaris, dll. Lakukan delineasi pada foto udara berdasarkan
aspek-aspek interpretasi foto udara meliputi:1. Rona dan Warna2. Tekstur3. Pola4. Bentuk dan Ukuran5. Letak dan Bayangan6. Asosiasi
Rona
1. Cerah:
cerah abu-abu; cerah; sangat cerah
2. Abu-abu
abu-abu cerah; abu-abu; abu-abu gelap
3. Gelap
gelap abu-abu; gelap; sangat gelap
4. Berbintik-bintik (mottled zone)
Tekstur: Kasar, halus, sedang, campuran (belang-belang).
Pola: teratur, tidak teratur
FORMAT LAPORAN COVER LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI, GAMBAR, TABEL BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
BAB II DASAR TEORI BAB III METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN 3.2 CARA KERJA
BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN 5.2 SARAN/ REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
LAPORAN DIKUMPUL TANGGAL 18 JUNI 2010 PUKUL 16.00 WIB.
ACC SEKALI SAJA
TUGAS UNTUK YANG TIDAK LULUS PRE-TEST RESUME INTERPRETASI FOTO UDARA DITULIS TANGAN, DIKUMPUL SENIN,14
JUNI 2010, JAM 18.00 WIB.