PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd
PERTEMUAN KE-2 Substansi HAM
Substansi Hak dan Kewajiban asasi Manusia dalam Pancasila PANCASILA
UNDANG UNDANG DASAR 1945
PASAL 28A -28J
UNDANG-UNDANG NO.39 TAHUN 1999
PERPPU
TAP MPR
PP
KEPPRES
Substansi Hak dan Kewajiban asasi Manusia dalam Pancasila Hubungan antara hak asasi manusia dengan Pancasila
dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut : 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk
memeluk agama, melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
Substansi Hak dan Kewajiban asasi Manusia dalam Pancasila 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
Beberapa contoh sikap positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut. Ketuhanan Yang Maha Esa
Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga terbina kerukunan hidup
Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
Beberapa contoh sikap positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut. Kemanusian yang Adil dan Beradab
Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia
Saling mencintai sesama manusia
Tenggang rasa kepada orang lain
Tidak semena-mena kepada orang lain
Menjunjung tinggi nilai-nilai ke manusian
Berani membela kebenaran dan keadilan
Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
Beberapa contoh sikap positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut. Persatuan Indonesia
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
Cinta tanah air dan bangsa
Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
Beberapa contoh sikap positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan Saling mencintai sesama manusia
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa
Beberapa contoh sikap positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Menghormati hak-hak orang lain
Suka memberi pertolongan kepada orang lain
Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
Rela bekerja keras Menghargai hasil karya orang lain
Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus, yaitu sebagai berikut. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi
semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain.
Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
Ketentuan dalam undang-undang organik berikut : 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998
tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
PERPPU Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah berikut : 1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Tata cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah berikut : 1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Tata cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppres) : 1) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
2) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi.
3) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makasar.
PERATURAN PEMERINTAH 1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Tata cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat