Download - FLA- Bab 4 Jaringan Irigasi
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-1
Bab IV
Jaringan Fisik DI Glapan
4.1. BANGUNAN UTAMA
Bangunan Pengambilan Kiri memberikan air irigasi ke Jaringan Irigasi Glapan Barat
melalui Saluran Induk Glapan Barat, sedangkan Bangunan Pengambilan Kanan
memberikan air ke Jaringan irigasi Glapan Timur melalui Saluran Induk Glapan Timur.
4.1.1. Kondisi Bendung Sekarang
Data Teknis
Bangunan utama jaringan irigasi Glapan berupa bangunan bendung
tetap (Fixed Weir)/Ungated Overflow Crest dengan data teknis sebagai
berikut:
Data Bendung
Tipe bendung = Bendung Tetap
Lebar total bendung = 90.00 meter
Pintu Pembilas = Tidak ada
Tinggi mercu bendung = 3.00 meter
Panjang kolam olak = 90.00 meter
Konstruksi bendung = Beton cyclope K-175 dilapisi
beton K-275
Elevasi mercu bendung = + 16.30
Elevasi lantai hulu bendung = + 13.30
Elevasi dasar kolam olak = + 12.80
Elevasi dekzerk = + 19.30
Data Pintu Pengambilan Kanan (Glapan Timur)
Lebar pintu pengambilan = 2.50 meter
Jumlah pintu pengambilan = 5 buah
Debit pengambilan = 10.77m3/dt
Data Pintu Pengambilan Saluran Induk Glapan Kiri
Lebar pintu pengambilan = 1.40 meter
Jumlah pintu pengambilan = 2 buah
Debit pengambilan = 8.00 m3/dt
Data Pintu Pembilas Bendung Kanan
Lebar pintu pembilas = 3.00 meter
Jumlah pintu pembilas = 1 buah
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-2
Data Pintu Pengambilan Kiri (Glapan Barat)
Lebar pintu pengambilan = 2.50 meter
Jumlah pintu pengambilan = 2 buah
Debit pengambilan = 10.81 m3/dt
Secara umum, kondisi bendung dan bangunan pengambilan masih baik,
namun perlu ada beberapa perbaikan dan penambahan bangunan untuk
meningkatkan kinerja Jaringan Irigasi Glapan. Adapun beberapa
perbaikan dan penambahan bangunan itu antara lain:
a. Bendung
Penambahan selimut beton pada mercu bendung untuk
meningkatkan elevasi crest bendung.
Penggantian papan duga (Peil scale) bendung
Penambahan pintu penguras bendung
Pengerukan sedimen di hulu bendung
b. Bangunan Pengambilan Kanan (Glapan Timur)
Penggantian alat angkat pintu yang masih manual dengan alat
angkat elektrik mekanik
Penambahan saringan (trashrack) pada hulu bangunan Pengambilan
Penambahan panjang dinding pembagi kantong Lumpur
Pengalihan lalu lintas yang melewati bangunan pengambilan timur
dengan membangun jembatan di lokasi lain.
Penambahan dinding pengaman lereng (revetment) pada bagian
kanan hulu bangunan pengambilan.
c. Bangunan Pengambilan Kiri (Glapan Barat)
Penambahan bangunan kantong lumpur di hilir bangunan
pengambilan
Penambahan saringan (trashrack) pada hulu bangunan Pengambilan
Pengerukan Sedimen di hulu pintu pengambilan
4.1.2. Masalah Endapan dan Kantong Lumpur
Bangunan Kantong lumpur hanya terdapat pada bangunan pengambilan kanan
(Glapan Timur), sedangkan pada bangunan pengambilan barat belum terdapat
konstruksi tersebut. Secara konsep, kantong lumpur berfungsi untuk
menangkap partikel halus dengan diameter 0.06 mm sampai dengan 0.07 mm
dengan cara mengendapkannya, yaitu dengan melewatkan air irigasi ke dalam
dimensi saluran yang dibuat untuk membuat air bersifat lebih tenang atau
lebih pelan. Sehingga diharapkan air yang masuk ke dalam saluran pembawa
tidak membawa banyak material sedimen yang selanjutnya akan mengendap
dan menyebabkan kapasitas saluran pembawa menjadi kecil.
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-3
Pada bangunan pengambilan kiri belum terdapat bangunan kantong lumpur.
Sehingga terlihat dengan jelas perbedaan masalah sedimentasi di saluran
pembawa. Saluran pembawa dari bangunan pengambilan kiri mengalami
sedimentasi yang besar, sedangkan pada saluran pembawa dari bangunan
pengambilan kanan, sedimentasi saluran pembawa tidak begitu terlihat. Kalau
pun ada sedimentasi hal itu lebih disebabkan limpasan sedimen dari saluran
pembuang yang masuk ke dalam saluran pembawa.
Untuk mengatasi masalah sedimentasi pada saluran pembawa dari
pengambilan kiri, maka direncanakan pembangunan kantong lumpur di hilir
bangunan pengambilan kiri (glapan barat), dengan mengoptimalkan luas lahan
yang ada. Sedangkan pada kantong lumpur bangunan pengambilan kanan di
tambahkan panjang dinding pembagi kantong lumpur. Selanjutnya Layout
kantong Lumpur dapat dilihat pada Gambar 4.1
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-4
4.1.3. Usulan Penyempurnaan Untuk Operasi dan Pengukuran Debit
Pola pengoperasian bendung Glapan yang sudah berjalan saat ini berdasarkan
buku Petunjuk Pengoperasian Bendung Glapan yang disusun oleh Sub Din
Bina Program, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Tengah (Juni
1997).
Pengukuran debit untuk intake saluran induk Glapan Barat dilakukan pada
bangunan ukur debit ambang lebar B.GB.1a (Hm 3+50).
Pengaturan dan pengukuran debit pada bangunan sadap dengan pengatur
muka air pintu romijn dan pintu sorong dengan alat ukur terdiri dari beberapa
jenis yaitu : cipolleti , parshall flum serta ambang lebar. Sebagian pintu romijn
pada bangunan sadap telah rusak maka perlu perbaikan, sesuai dengan usulan
petani pintu romijn yang rusak diganti dengan pintu sorong baja dengan alat
ukur ambang lebar atau parshall flum yang mudah dalam pengoperasiannya.
Pada prinsipnya bangunan yang masih ada dan baik secara fisik maupun
hidrolis perlu dipertahankan tidak akan diganti, hanya perlu perbaikan.
Secara lebih rinci tentang usulan dari penggunaan pintu-pintu maupun
penggantiannya dapat diperiksa pada Tabel 4.1. Jenis Pintu dan Alat Ukur di
DI. Glapan.
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-5
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
1 0+000 Pintu Sorong Kayu - - -
2 0+000 Pintu Sorong Kayu Pintu Sorong Baja Ambang Lebar -
1 - B.GB.1 0+500 - Gb 1 ka - Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar
2 B.GB 1 B.GB.2 1+000 Gb 1 ka 1 Gb 2 ka 1 Pintu Romijn
Gb 1 ka 2 -
3 B.GB 2 B.GB.3 2+206 Gb 2 ka Gb 3 ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
4 B.GB.3c Cr.GB.1 3+750 - Cr Gb 1 ka Pintu Angkat -
5 B.GB.3 B.GB.4 3+919 Gb 3 ka 1 Gb 4 ka 1 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Ambang Lebar
Gb 3 ka 2 Gb 4 ka 2
Gb 3 ka 3 Gb 4 ka 3
6 B.GB.4c Cr.GB.2 4+245 - Cr Gb 2 ka 1Pintu Angkat - - -
- Cr Gb 2 ka 2
7 B.GB.4f Cr.GB.3 4+735 - Cr Gb 3 ka 1Pintu Angkat - - -
- Cr Gb 3 ka 2
8 B.GB.4i Cr.GB.4 5+370 - Cr Gb 4 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
9 BGB.4 BGB.5 5+475 Gb 4 ka 1 Gb 5 ka 1
Gb 4 ka 2 Gb 5 ka 2
10 B.GB.5a Cr.GB.5 5+800 - Cr Gb 5 ka Pintu Angkat - -
11 B.GB.5b Cr.GB.6 6+183 - Cr Gb 6 ka Pintu Angkat - -
12 B.GB.5c B.GB.6 6+280 - Gb 6 ka 1 Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
Gb 6 ka 2
13 B.GB.5d Cr.GB.7 6+460 - Cr Gb 7 ka Pintu Angkat
14 B.GB.5e Cr.GB.8 6+745 - Cr Gb 8 ka Pintu Angkat
15 B.GB.5 B.GB.7 7+615 Gb 5 ka 1 Gb 7 ka 1 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Ambang Lebar
Gb 5 ka 2 Gb 7 ka 2
Gb 5 ka 3 Gb 7 ka 3
I. Saluran Induk Glapan Barat
Nomenklatur Pintu Bagi/SadapNo Hm
Alat Ukur
Tabel 4.1
Jenis Pintu dan Alat Ukur DI Glapan
Nama Petak
Bendung Glapan
Intake Kanan
Intake Kiri
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-6
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
16 B.GB.6a Cr.GB.9 8+160 - Cr Gb 9 ka Pintu Angkat - - Ambang Lebar
17 B.GB.6 B.GB.8 8+655 Gb 6 ka Gb 8 ka Pintu Romijn - Ambang Lebar
18 B.GB.7 B.GB.9 9+500 Gb 7 ka Gb 9 ka
19 B.GB.8b - 10+524 - -
20 B.GB.8 B.GB.10 10+676 Gb 8 ka 1 Gb 10 ka 1 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Gb 8 ka 2 Gb 10 ka 2 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
21 B.GB.9 B.GB.11 11+020 Gb 9 ka Gb 11 ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
22 B.GB.10 B.GB.12 12+080 Gb 10 ka 1 Gb 12 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Gb 10 ka 2 Gb 12 ka 2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
23 B.GB.11 B.GB.13 13+530 Gb 11 ka Gb 13 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
24 B.GB.12 B.GB.14 14+250 Gb 12 ka Gb 14 ka Pintu Sorong Baja Pintu Sorong Baja Flum leher panjang Flum leher panjang
25 B.GB.14b Cr.GB.10 14+650 - Cr Gb 10 ka - - - Ambang Lebar
26 B.GB.15e Cr.GB.11 17+090 - Cr Gb 11 ka - Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar
27 B.GB.15 B.GB.15 17+300 Gb 15 ka Gb 15 ka - Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar
28 B.GB.16 B.GB.16 17+950 Gb 16 ka Gb 16 ka - Pintu Sorong Baja Cipolleti Ambang Lebar
1 B.G.1 B.G.1 0+350 G.1.ki.1 G.1.ki.1 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
G.1.ki.2 G.1.ki.2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.1.ki.3 G.1.ki.3 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
2 B.G.2 B.G.2 1+415 G.2.ki G.2.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.2.ka G.2.ka Pintu Sorong Baja -
3 B.G.3 B.G.3 3+365 G.3.ki G.3.ki Pintu Romijn -
4 B.G.4 B.G.4 4+923 G.4.ki.1 G.4.ki.1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.4.ki.2 G.4.ki.2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
5 B.G.5 B.G.5 7+249 G.5.ki G.5.ki Pintu Sorong Baja Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar
6 B.G.6 B.G.6 7+666 G.6.ki.1 G.6.ki.1 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Flum leher panjang
G.6.ki.2 G.6.ki.2 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Flum leher panjang
7 B.G.7 B.G.7 8+502 Pr.1.ki Pr.1.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
8 B.G.8 B.G.8 9+048 G.8.ki G.8.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.8.ka G.8.ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
NoNomenklatur
HmNama Petak Pintu Bagi/Sadap Alat Ukur
II. Saluran Sekunder Gubug
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-7
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
9 B.G.9 B.G.9 10+254 G.9.ki G.9.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.9.ka G.9.ka Pintu Angkat - - Ambang Lebar
10 B.G.10 B.G.10 10+851 G.10.ki G.10.ki Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
G.10.ka G.10.ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
11 B.G.11 B.G.11 12+187 G.11.ki G.11.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.11.ka G.11.ka Pintu Angkat - - Ambang Lebar
12 B.G.12 B.G.12 12+562 G.12.ki G.12.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.12.ka G.12.ka Pintu Angkat - - Ambang Lebar
13 B.G.13 B.G.13 13+487 G.13.ki.1 G.13.ki.1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.13.ki.2 G.13.ki.2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
14 B.G.14 B.G.14 14+359 G.14.ki G.14.ki Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
15 B.G.15 B.G.15 15+693 G.15.ki G.15.ki Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
16 B.G.16 B.G.16 16+583 G.16.ki G.16.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
17 B.G.17 B.G.17 18+360 G.17.ki G.17.ki Pintu Sorong Baja - Cipolleti Ambang Lebar
18 B.G.18 B.G.18 19+900 G.18.ki G.18.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
19 B.G.19 B.G.19 21+160 G.19.ki G.19.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
20 B.G.20 B.G.20 21+817 G.20.ki G.20.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.20.ka G.20.ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
21 B.G.21 B.G.21 23+050 G.21.ki G.21.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
22 B.G.22 B.G.22 24+700 G.22.ki G.22.ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
G.22.ka G.22.ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
1 B.GS.1 B.GS.1 1+260 Gs 1 ka 1 Gs 1 ka 1 Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Gs 1 ka 2 Gs 1 ka 2 Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
2 B.GS.2 B.GS.2 2+485 Gs 2 ka Gs 2 ka Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
3 B.GS.3 B.GS.3 3+295 Gs 3 ka Gs 3 ka Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
4 B.GS.4 B.GS.4 6+170 Gs 4 ka 1 Gs 4 ka 1 Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Gs 4 ka 2 Gs 4 ka 2 Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
5 B.GS.5 B.GS.5 6+300 Gs 5 ki 1 Gs 5 ki 1 Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Gs 5 ki 2 Gs 5 ki 2 Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
B.GS.6 B.GS.6 8+980 Gs 6 ka Gs 6 ka Pintu Romijn Pintu Sorong baja Pintu Romijn Ambang Lebar
III. Saluran Sekunder Glapan Setu
NoNomenklatur
HmNama Petak Pintu Bagi/Sadap Alat Ukur
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-8
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
1 B.GT.1 B.GT.1 2+181 Gt 1 ki Gt 1 ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
2 B.GT.2 B.GT.2 3+385 Gt 2 ki Gt 2 ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
3 B.GT.3 B.GT.3 3+ 840 Gt 3 ki Gt 3 ki Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar -
4 B.GT.4 B.GT.4 5+676 Gt 4 ki Gt 4 ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
1 B.ML.1 B.ML.1 2+182 Ml 1 ka Ml 1 ka Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
2 B.ML.2 B.ML.2 2+591 Tg 1 ka Tg 1 ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Mg 1 ki Mg 1 ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
3 B.ML.3 B.ML.3 3+530 Ml 3 ka 1 Ml 3 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Ml 3 ka 2 Ml 3 ka 2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
4 B.ML.4 B.ML.3 4+940 Ml 4 ka 1 Ml 4 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Ml 4 ka 2 Ml 4 ka 2 - Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar
5 B.ML.5 B.ML.4a 7+348 Ml 5 ki Ml 5 ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
6 B.ML.6 B.ML.6 10+880 Pg 1 ka Pg 1 ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
7 B.ML.7 B.ML.7 13+053 Ml 7 ka1 Ml 7 ka1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Ml 7 ka2 Ml 7 ka2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
1 B.DG.1 B.DG.1 1+619 Dg 1 ka 1 Dg 1 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Dg 1 ka 2 Dg 1 ka 2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
2 B.DG.2 B.DG.2 3+865 Dg 2 ka 1 Dg 2 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Dg 2 ka 2 Dg 2 ka 2 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
3 B.DG.3 B.DG.3 5+982.5 Dg 3 ka 1 Dg 3 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Dg 3 ka 2 Dg 3 ka 2 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Dg 3 ka 3 Dg 3 ka 3 Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
4 B.DG.4 B.DG.4 9+357.5 Dg 4 ka Dg 4 ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Dg 4 ki Dg 4 ki Pintu Romijn - Pintu Romijn -
5 B.DG.5 B.DG.5 10+650 Dg 5 ki 1 Dg 5 ki 1 Pintu Sorong Baja - Cipolleti Ambang Lebar
Dg 5 ki 2 Dg 5 ki 2 Pintu Sorong Baja - Cipolleti Ambang Lebar
Dg 5 ka Dg 5 ka Pintu Sorong Baja - Cipolleti Ambang Lebar
I. Saluran Induk Glapan Timur
II Saluran Sekunder Mlilir
III Saluran Sekunder Dangi
HmNama Petak Pintu Bagi/Sadap Alat Ukur
NoNomenklatur
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-9
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
6 B.DG.6 B.DG.6 11+919 Dg 6 ki Dg 6 ki Pintu Sorong Baja - Cipolleti Ambang Lebar
Dg 6 ka Dg 6 ka Pintu Sorong Baja - Cipolleti Ambang Lebar
7 B.DG.7 B.DG.7 13+329 Dg 7 ki Dg 7 ki Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
Dg 7 ka 1 Dg 7 ka 1 Pintu Sorong Baja -
Dg 7 ka 2 Dg 7 ka 2 Pintu Sorong Baja -
1 B.DR.1 B.DR.1 1+050 Dr 1 ka 1 Dr 1 ka 1 Pintu Romijn - Pintu Romijn -
Dr 1 ka 2 Dr 1 ka 2 Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
2 B.DR.2 B.DR.2 3+120 Dr 2 ka Dr 2 ka Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
3 B.DR.3 B.DR.3 3+590 Dr 3 ka Dr 3 ka Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
4 B.DR.4 B.DR.4 5+770 Dr 4 ka Dr 4 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
5 B.DR.5 B.DR.5 7+095 Dr 5 ka Dr 5 ka Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
Dr 5 ki Dr 5 ki Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
6 B.DR.6 B.DR.6 8+411 Dr 6 ka Dr 6 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
7 B.DR.7 B.DR.7 9+646 Dr 7 ka Dr 7 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
8 B.DR.8 B.DR.8 10+221 Gr 1 ki Gr 1 ki Pintu Sorong Baja - - Ambang Lebar
1 B.KD.1 B.KD.1 0+205 Kd 1 ki Kd 1 ki Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Kd 1 ka Kd 1 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
2 B.KD.2 B.KD.2 1+729 Kd 2 ki Kd 2 ki Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
Kd 2 ka Kd 2 ka Pintu Romijn Pintu Sorong Baja Pintu Romijn Ambang Lebar
3 B.KD.3 B.KD.3 2+189 Kd 3 ka Kd 3 ka Pintu Romijn - Pintu Romijn -
4 B.KD.4 B.KD.4 4+060 Ka 1 ki 1 Ka 1 ki 1 Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar
V Saluran Sekunder Kendal Doyong
IV Saluran Sekunder Doreng
NoNomenklatur
HmNama Petak Pintu Bagi/Sadap Alat Ukur
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-10
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
1 BC.BR.1 Cr.BR.1 1+819 C Br 1 ka C Br 1 ka Pintu Sorong Baja - Cipoletti Flum leher panjang
C Br 1 ki C Br 1 ki Pintu Sorong Baja - Cipoletti Flum leher panjang
2 B.BR.1 B.BR.1 2+300 Br 1 ka Br 1 ka Pintu Sorong Baja -
Br 1 ki Br 1 ki Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
3 B.BR.2 B.BR.2 2+820 Br 2 ka Br 2 ka Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar -
Br 2 ki Br 2 ki Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar -
4 B.BR.3 B.BR.3 3+415 Br 3 ka Br 3 ka Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
5 B.BR.4 B.BR.4 3+600 Br 4 ka Br 4 ka Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
Br 4 ki Br 4 ki Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
6 B.BR.5 B.BR.5 4+710 Br 5 ka Br 5 ka Pintu Sorong Baja - -
Br 5 ki Br 5 ki Pintu Sorong Baja - -
7 B.BR.6 B.BR.6 6+256 Br 6 ka Br 6 ka Tidak ada pintu - -
Br 6 ki Br 6 ki Pintu Sorong Baja - -
8 B.BR.7 B.BR.7 6+931 Br 7 ka Br 7 ka Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar -
9 B.BR.8 B.BR.8 7+494 Br 8 ka Br 8 ka Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
10 B.BR.9 B.BR.9 8+043 Br 9 ka Br 9 ka Pintu Sorong Baja - Ambang Lebar Ambang Lebar
11 B.BR.10 B.BR.10 8+626 Br 10 ka Br 10 ka Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
Br 10 ki Br 10 ki Tidak ada pintu - - -
12 B.BR.11 B.BR.11 9+848 Br 11 ka Br 11 ka Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang -
Br 11 ki Br 11 ki Tidak ada pintu Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang
13 B.BR.12 B.BR.12 10+678 Br 12 ka Br 12 ka Tidak ada pintu Pintu Sorong Baja Flum leher panjang -
Br 12 ki Br 12 ki Tidak ada pintu Pintu Sorong Baja - Flum leher panjang
VI Saluran Sekunder Bonang Rejo
Pintu Bagi/Sadap Alat UkurNo
NomenklaturHm
Nama Petak
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-11
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-11
Permasalahan Bendung Glapan
Terjadi sedimentasi dibagian hulu sisi kiri bendung yang merupakan
tikungan dalam sebelum posisi sungai tegak lurus bendung.
Sedimentasi ini diperparah dengan tidak adanya pintu pembilas di
bendung Glapan. Akibatnya, sedimentasi pada tikungan dalam ini
sampai menimbulkan daratan baru pada sisi sebelah kiri hulu bendung
Glapan.
Tidak adanya pintu pembilas sedimen, sehingga terjadi sedimentasi di
hulu bendung, dan ini tentu saja berpengaruh pada sedimen yang
masuk pada bangunan pengambilan
Terjadi local scouring pada bagian hilir bendung dikarenakan kecepatan
air masih cukup tinggi pada bagian hilir bendung.
Terjadi degradasi sungai Glapan di hilir bendung Glapan, akibat masih
banyak kegiatan penambangan di bagian hilir bendung.
Wacana Pemecahan masalah
Untuk mengurangi sedimen dibagian hulu sisi kanan bendung perlu
alternatif pemasangan bangunan krib di meandering/tikungan sungai
dibagian hulu sisi kiri bendung, fungsi bangunan krib yang dibuat mulai
dari tebing sungai kearah tengah adalah :
- untuk mengatur arah arus sungai
- mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai,
mempercepat sedimentasi dan menjamin keamanan tanggul atau
tebing sungai terhadap gerusan
- mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai
- mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan
Guna memperoleh hasil yang optimal dari rencana pembuatan krib,
maka perlu pengkajian secara seksama terutama hal-hal yang
menyangkut pemilihan tipe krib, yaitu yang lolos aliran atau yang tidak
lolos aliran serta dimensi dan posisi krib. Sebaliknya apabila krib
dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan
bagian sungai di sebelah hilir dari krib tersebut akan mengalami
pengaruh yang merusak, seperti terjadinya kerusakan-kerusakan tebing
dan menjangkau jauh di sebelah hilir dari bagian sungai tersebut dan
selanjutnya akan diperlukan usaha-usaha perbaikan dengan biaya
tambahan yang cukup besar pula. Karenanya haruslah dilakukan
penelaahan dan penelitian (model test) yang sangat seksama sebelum
penetapan tipe suatu krib yang akan dibangun.
Untuk mengurangi sedimen dibagian hulu sisi kanan bendung perlu pola
operasi pembilasan bendung yang sesuai dengan pedoman operasi dan
pemeliharaan bendung serta dilakukan secara rutin, hal tersebut akan
mengurangi penumpukan sedimen seperti yang ada sekarang.
Perlu pengkajian secara menyeluruh baik teknis maupun non teknis
terkait dengan terjadinya degradasi di hilir bendung, hal ini dapat
mengancam kestabilan dari bendung itu sendiri terkait dengan masih
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-12
banyaknya penambangan di sebelah hilir bendung.
Untuk lebih jelasnya secara garis besar permasalahan bendung Glapan
dapat dilihat pada Gambar 4.2. Tata Letak Bendung Glapan halaman
Berikut:
4.2. SALURAN PEMBAWA DAN BANGUNAN
Setelah beroperasi selama beberapa periode, fungsi dan kinerja suatu sistem irigasi
akan semakin menurun. Pengelolaan yang tidak sesuai dengan prosedur akan
mempercepat penurunan fungsi dan kinerjanya.
Dampak penurunan kinerja sebuah sistem irigasi akan dirasakan langsung oleh para
pengguna dalam hal ini adalah para petani. Hal tersebut akan mempersulit pihak
pengelola dalam melakukan pengaturan. Jika dibiarkan tanpa ada usaha perbaikan,
maka akan menimbulkan permasalah sosial dan ekonomi di tingkat masyarakat petani.
Saat ini fungsi dan kinerja sistem irigasi Glapan telah mengalami penurunan, dimana
penurunan fungsi tersebut diindikasikan antara lain dengan adanya kebocoran pada
saluran irigasi, adanya kerusakan pada tanggul khususnya di bagian hilir, kerusakan
pada bangunan, terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh petani, yaitu melakukan
pengambilan air secara illegal. Disamping itu banyak bangunan alat pengukur debit
yang sudah tidak dapat berfungsi lagi secara akurat.
4.2.1. Kondisi Saluran Pembawa
Lingkup pekerjaan Desain Rinci DI. Glapan ini terdiri dari saluran induk dan
saluran sekunder, seperti dapat diperiksa pada Tabel 4.2. berikut :
Tabel 4.2. Data Saluran DI. Glapan
No. Nama Saluran Panjang (km)
I. Pengambilan Kiri Bendung Glapan
1 Saluran Induk Glapan Barat 17.965
2 Saluran Sekunder Gubug 24.730
3 Saluran Sekunder Glapan Setu 8.980
Jumlah I 51.675
Sumber : Skema Irigasi Glapan Barat Balai PSDA Jragung Tuntang
No. Nama Saluran Panjang (km)
II. Pengambilan Kanan Bendung Glapan
1 Saluran Induk Glapan Timur 6.385
2 Saluran Sekunder Mlilir 15.155
3 Saluran Sekunder Dangi 15.400
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-13
4 Saluran Sekunder Doreng 9.897
5 Saluran Sekunder Kendal Doyong 3.887
6 Saluran Sekunder Bonang Rejo 10.578
Jumlah II 61.302
Sumber : Skema Irigasi Glapan Timur Balai PSDA Jragung Tuntang
Kondisi Saluran DI. Glapan setelah dilakukan Survai Pendahuluan dan
Inventarisasi Jaringan Irigasi serta penelusuran saluran dengan Mantri
Pengairan dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), secara umum adalah
sebagai berikut :
Permasalahan Saluran Pembawa
Tanggul saluran dijadikan media tanam oleh petani, terjadi pengikisan
(erosi) dipermukaan tanggul yang mengakibatkan terjadi sedimentasi di
saluran, hal ini mengakibatkan pendangkalan disepanjang saluran
irigasi.
Sedimentasi yang diakibatkan oleh pengambilan air dari sungai Glapan
membawa kandungan sedimen yang cukup tinggi akibat dari rusaknya
Daerah Aliran Sungai (DAS) di hulu bendung Glapan.
Beberapa lokasi tanggul saluran terjadi longsoran karena linning saluran
sudah rusak.
Sampah yang dibuang ke saluran hal ini mengakibatkan penyumbatan
di bangunan gorong-gorong dan pendangkalan disepanjang saluran.
Pengambilan liar di beberapa lokasi saluran yang mengakibatkan
pembagian air tidak merata dan merusak badan tanggul saluran.
Wacana Pemecahan Masalah
Perlu pengkajian secara menyeluruh baik teknis maupun non teknis
terkait dengan terjadinya pengikisan (erosi) dipermukaan tanggul
saluran, hal ini terkait dengan perijinan/pelarangan tanggul saluran agar
tidak ditanami dan dikembalikan seperti semula fungsinya sebagai
tanggul.
Perlu perbaikan linning saluran karena kondisi pasangan sudah
berumur lama, di beberapa tempat perlu perbaikan dengan linning
beton setebal + 8 cm dengan tulangan tunggal (wire mesh).
Perlu pedoman operasi dan pemeliharaan menyesuaikan dengan
kondisi saluran yang ada sekarang dan didukung oleh dana serta
kerapatan personil yang memadai.
Saluran yang ada kecepatan aliran airnya tidak direncanakan untuk
menghanyutkan lumpur (sedimen), sehingga jika pemeliharaannya
kurang sesuai dengan kebutuhan maka akan terjadi pendangkalan di
saluran irigasi dan hal ini perlu secara rutin pemeliharaan saluran (galian
sedimen).
Perlu sosialisasi kepada masyarakat yang berada di sekitar saluran agar
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-14
tidak membuang sampah ke saluran irigasi misalkan dibuatkan papan
larangan, bahwa membuang sampah di saluran irigasi tidak
diperbolehkan.
Perlu pengkajian untuk melegalkan bangunan sadap liar, akibat dari
pengambilan yang tidak sesuai dengan pola operasi yang ada.
Mengenai kondisi saluran dan usulan pekerjaannya secara detail dapat
diperiksa pada Lampiran Bab 4 : Daftar Usulan Pekerjaan untuk Saluran.
4.2.2. Kondisi Bangunan
Bangunan yang ada di Daerah Irigasi Glapan berupa bangunan bendung, bagi,
bagi sadap, sadap dan bangunan-bangunan pelengkap, sebagian besar
bangunan bagi sadap dan sadap memakai pintu romijn yang dapat berfungsi
sebagai pengatur muka air dan sekaligus sebagai alat ukur debit. Akan tetapi
karena tingkat sedimentasi yang tinggi menyebabkan pintu romijn berkurang
fungsinya. Disamping itu ada bangunan pelengkap antara lain : jembatan,
gorong-gorong, terjun, pelimpah samping, talang dan lain-lain.
Lingkup pekerjaan detail desain DI. Glapan ini terdiri dari bangunan di saluran
induk dan saluran sekunder, seperti dapat diperiksa pada Tabel 4.3. berikut :
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-15
Tabel 4.3 Data Bangunan DI. Glapan
I. Bangunan Pengambilan Kanan (Intake Glapan Timur)
Saluran Kantong Pintu
Bang
. Bagi Bagi
Sadap Corongan Talang Sipon Terjun Gorong Gorong2
Jembatan Pintu
Pelimpah Inlet
Jumlah
Lumpur Penguras Ukur Sadap Gorong Silang Penguras Samping Drain
Induk Glapan Timur 1 1 - - 2 2 - 2 - - - - 6 - - - 14
Sek. Mlilir - - - 3 2 3 - - - - - 1 11 - 4 10 34
Sek. Dangi - 1 - 1 - 4 - - - - - - 6 - - - 11
Sek. Doreng - - - 2 2 4 - - - - - - 7 - - - 15
Sek. Kendal Doyong - - - - 1 3 - - - - - - 2 - - - 6
Sek. Bonang Rejo - 1 - - - 13 - - - - - 1 24 - - - 38
Jumlah 1 4 - 6 7 29 - 2 - - - 2 56 - 4 10 118
I. Bangunan Pengambilan Kiri (Intake Glapan Barat)
Saluran Kantong Pintu
Bang
. Bagi Bagi
Sadap Corongan Talang Sipon Terjun Gorong Gorong2
Jembatan T. Mandi
Pelimpah Inlet
Jumlah
Lumpur Suplesi Ukur Sadap Gorong Silang Hewan Samping Drain
Induk Glapan Barat - 1 1 - 6 9 9 2 2 - 2 2 33 - - - 67
Sek. Gubug - - - 3 1 16 - - 1 3 - - 30 1 - 5 60
Sek. Glapan Setu - - - 1 1 4 - - 3 1 - - 4 - 1 - 15
Jumlah - 1 1 4 8 29 9 2 6 4 2 2 34 1 1 5 142
Sumber : Skema Bangunan Irigasi DI. Glapan Balai PSDA Jragung Tuntang
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-16
4.2.1. Kondisi Saluran Pembawa
Secara ringkas Kondisi Saluran Pembawa DI. Glapan secara umum banyak
terjadi sedimentasi yang diakibatkan antara lain :
Pada tanggul saluran ditanami jagung atau tanaman palawija lainnya,
sehingga terjadi pengikisan (erosi) dipermukaan tanggul yang
mengakibatkan terjadi endapan (sedimentasi), hal ini mengakibatkan
pendangkalan disepanjang saluran irigasi.
Sedimentasi yang diakibatkan oleh pengambilan air dari sungai Glapan
membawa kandungan sedimen yang cukup tinggi akibat dari rusaknya
Daerah Aliran Sungai (DAS) di hulu bendung Glapan.
Beberapa lokasi tanggul saluran terjadi longsoran karena linning saluran
sudah rusak, dan terjadi Pengambilan liar di beberapa lokasi saluran yang
mengakibatkan pembagian air tidak merata dan merusak badan tanggul
saluran.
Mengenai kondisi saluran dan usulan pekerjaannya secara detail dapat
diperiksa pada Buku Daftar Usulan Pekerjaan untuk Saluran.
4.2.3. Kondisi Bangunan
Secara ringkas kondisi bangunan-di Daerah Irigasi Glapan antara lain adalah
sebagai berikut :
- Bangunan sadap yang ada perlu diperbaiki, terutama pintu romijn sudah
tidak dapat berfungsi secara baik, perlu diganti dengan pintu sorong baja,
pada pintu pengambilan mengalami kerusakan atau tidak lengkap.
- Alat ukur debit di bangunan sadap tidak dapat berfungsi secara baik, ada
yang rusak dan kelengkapan pengukur debit seperti mistar ukur hilang.
- Bangunan pelengkap sebagian mengalami kerusakan akibat faktor usia dan
kurang amannya pelengkap dari bagian bangunan tersebut hilang seperti
handrail jembatan, tiang sandaran.
- Terjadi sedimentasi di dasar bangunan akibat endapan yang terjadi karena
banyaknya sedimen yang terbawa aliran air dan sampah dari buangan
penduduk yang berada di sekitar saluran.
Mengenai kondisi bangunan dan usulan pekerjaannya secara detail dapat
diperiksa pada Buku Daftar Usulan Pekerjaan untuk Saluran.
4.2.3. Kapasitas Debit yang Ada dan Dibutuhkan.
Secara teknis kinerja sistem jaringan irigasi Glapan mengalami penurunan
sejak awal dibangun sampai sekarang. Dari hasil perhitungan kebutuhan air
untuk Daerah Irigasi Glapan seluas 8.916 ha, ketersediaan air yang ada dari
Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendung Glapan Sungai Glapan tidak mencukupi,
maka pembagian air dilakukan dengan Pola Tanam sistem 5 Golongan seperti
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-17
pada Peraturan Bupati Kendal Nomor 32 Tahun 2006 tentang: Petunujuk
Pelaksanaan Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam Musim Tanam
2006/2007.
Faktor Ketersediaan air yang lainya yaitu;Jika kondisi saluran induk, saluran
sekunder maupun saluran tersier baik dan tidak terjadi kebocoran-kebocoran,
maka air yang ada bisa mengairi sampai ke hilir dengan sistem giliran,
walaupun masih kurang dari yang diharapkan oleh petani.
4.2.4. Masalah Pelumpuran (Sedimentasi)
Banyak sedimentasi yang terjadi di saluran irigasi Glapan, hal-hal yang
menyebabkan terjadinya sedimentasi antara lain :
- Saluran irigasi sebagian ada yang berfungsi ganda sebagai saluran
pembuang, hal ini mengakibatkan sedimentasi terjadi pada saluran bagian
hilir akibat dari longsoran (erosi) dari bukit di sisi atau hulu saluran.
- Sedimentasi yang diakibatkan oleh pengambilan air dari sungai Glapan
membawa kandungan sedimen yang cukup tinggi akibat dari rusaknya
Daerah Aliran Sungai (DAS) di hulu bendung Glapan.
- Pada tanggul saluran ditanami jagung atau tanaman palawija lainnya,
terjadi pengikisan (erosi) dipermukaan tanggul yang mengakibatkan terjadi
endapan (sedimentasi), hal ini mengakibatkan pendangkalan disepanjang
saluran irigasi.
- Saluran yang ada kecepatan aliran airnya tidak direncanakan untuk
menghanyutkan Lumpur (sedimen), sehingga jika pemeliharaannya
kurang/tidak rutin sesuai dengan kebutuhan pengerukan sedimen, hanya
dilakukan dalam waktu yang lama maka akan terjadi pendangkalan saluran
irigasi dan mengurangi kapasitas aliran debit dari saluran tersebut, perlu
secara rutin pemeliharaan saluran (galian sedimen).
- Selain lumpur yang mengakibatkan sedimentasi juga sampah yang
dibuang ke saluran hal ini mengakibatkan penyumbatan di bangunan
pengambilan atau gorong-gorong dan terjadi pendangkalan disepanjang
saluran.
Dari hal tersebut diatas, dibutuhkan kesadaran dari petani maupun masyarakat
di hulu dan disekitar saluran dalam menjaga kebersihan dan keutuhan saluran,
diharapkan sedimentasi yang terjadi minimal bisa dikurangi, sehingga
kelancaran air untuk mengairi lahan sampai ke hilir dapat terpenuhi.
4.2.5. Perbaikan Berat dan Penyempurnaan Saluran
Perbaikan berat untuk penyempurnaan saluran diusulkan sesuai dengan
temuan-temuan di lapangan hasil inventarisasi jaringan irigasi serta usulan dari
petani, ada beberapa temuan untuk perbaikan berat dan penyempurnaan
saluran seperti berikut ini :
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-18
Saluran Induk Glapan Barat
Permasalahan
Saluran Induk Glapan Barat berawal dari bangunan Pengambilan Kiri
Bendung Glapan B.GB.0 (hm 0+00) sampai dengan B.GB.16 9 (hm
179+50). Dari panjang total saluran Induk Glapan Barat 17950 m sekitar
7.000 m berimpit dengan saluran pembuang yang terletak di sebelah kiri
saluran irigasi. Air yang masuk pada saluran pembuang di sebelah kiri
saluran Induk Glapan Barat bukan berasal dari sawah akan tetapi
sebagian besar meruapakan air limpasan yang berasal dari perbukitan
yang terletak di sebelah kiri saluran di tambah air limbah rumah tangga
dari perkampungan setempat. Permasalahan pada saluran pembuang
adalah masalah sedimentasi pada saluran serta kerusakan pada
bangunan gorong-gorong silang B.GB.4k dan gorong-gorong silang
B.GB.10a.
Wacana Penyelesaian Masalah
Dari hasil survai permasalahan jaringan irigasi pada tanggal 16 Agustus
2007 yang dilakukan oleh Penyedia Jasa, Supervisi Pekerjaan, Staf
Satker Jragung Tuntang untuk saluran sekunder Ngasinan dilakukan
pengerukan sedimen dilakukan perbaikan bangunan gorong-gorong
silang B.GB.4k dan B.GB.10a.
Gambar 4.3. Lining Pasangan Batu B.GB.4k ambrol
Lining Pas. Batu Ambrol
Lining Pas. Batu Ambrol
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-19
Gambar 4.4. Lining Pasangan Batu B.GB.10a ambrol
Saluran Induk Glapan Timur
Permasalahan
Saluran Induk Glapan Timur berimpit dengan saluran pembuang yang
terletak di sebelah kiri. Seperti halnya saluran pembuang di sebelah kiri
saluran Induk Glapan Barat, saluran pembuang ini juga membuang air
yang berasal dari perbukitan dan perkampungan di sebelah hulunya.
Karena kondisi DAS yang buruk, maka air yang turun membawa material
sedimen dalam jumlah besar, sehingga lambat laun kapasitas saluran
pembuang makin lama semakin mengecil. Akibatnya ketika ada banjir
datang maka kapasitas saluran pembuang tidak mencukupi sehingga air
dari perbukitan masuk ke dalam Saluran Induk Glapan Timur dengan
membawa material sedimen yang banyak. Hal ini berlangsung terus
menerus sehingga kapasitas saluran Induk Glapan Timur juga semakin
mengecil. Hal ini dapat di lihat hampir di sepanjang Saluran Induk
Glapan Timur, terutama di Bangunan Talang B.GT.2a yang kali Banyu
Asin sebagai Pembuang Utama mempunyai kapasitas saluran yang
kecil karena sedimentasi.
Normalisasi Sal. Pembuang
Lining Pas. Batu Ambrol
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-20
Gambar 4.5. Penyempitan Sungai Banyu Asin
Bahkan di dekat B.GT.3 (hm 38+19) ada tanggul saluran Induk Glapan
Timur yang di potong warga agar sawah dan perkampungan di sebelah
saluran pembuang tidak kebanjiran.
Wacana Penyelesaian Masalah
Saluran Pembuang yang berimpit dengan saluran Induk Glapan Timur
harus di normalisasi sehingga memiliki kapasitas alir yang cukup untuk
membuang debit air dari DAS di atasnya tanpa membahayakan saluran
Induk Glapan Timur. Begitu pula dengan kali Banyu Asin yang dimensii
salurannya telah mengecil harus di normalisasi sehingga air yang
berasal dari perbukitan yang banyak membawa material sedimen tidak
masuk ke dalam Saluran Induk Glapan Timur. Selain itu pemeliharaan
berupa penggalian sedimen yang tertinggal di dalam saluran pembuang
harus di jadwalkan atau di agendakan secara rutin.
4.2.6. Perbaikan Berat Bangunan yang Dibutuhkan dan Modifikasi untuk
Peningkatan Operasi
Perbaikan berat untuk bangunan yang dibutuhkan dan modifikasi untuk
peningkatan operasi diusulkan sesuai dengan temuan-temuan di lapangan
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-21
serta usulan dari petani. Secara umum perbaikan bangunan adalah sebagai
berikut :
- Bangunan sadap yang ada perlu diperbaiki terutama pintu pengambilan
sudah tidak dapat berfungsi secara baik, perlu diganti atau diperbaiki untuk
peningkatan operasi pembagian air irigasi.
- Ada beberapa pengambilan liar (sadap liar) di sepanjang saluran
pembawa, hal ini telah dikaji secara teknis dan beberapa perlu dilegalkan
menjadi bangunan corongan apabila areal kurang dari 10 ha, dan
bangunan sadap baru apabila areal lebih dari 10 ha. Hal ini dilakukan agar
petani tidak mengambil air secara liar dan secara operasi pembagian air
bisa lebih.
4.2.7. Hasil Kajian Detail Desain Saluran dan Bangunan
Dari hasil kajian detail desain untuk saluran dan bangunan berdasarkan
kebutuhan sistem yang ada sekarang, maka untuk Data Saluran dan Bangunan
Daerah irigasi Glapan hasil detail desain rehabilitasi dapat diperiksa pada
Lampiran Bab 4.2. Dimensi Saluran.
4.3. SALURAN PEMBUANG DAN BANGUNAN
Daerah Irigasi Glapan terletak di antara sungai-sungai yang memanjang dari bagian
hulu daerah irigasi pada daerah sebelah Selatan sampai dengan bagan hilir daerah
irigasi pada daerah sebelah Utara (Laut Jawa)
Sungai-sungai besar yang melintasi sistem jaringan irigasi Glapan antara lain:
Sungai Tuntang
Sungai Teleng
Sungai Banyu Asin
Sungai Keliteh
Sungai Dolok
Sungai Setu
Untuk sistem saluran pembuang (Drainase) pada jaringan irigasi Glapan, yang sering
terjadi limpasan air pembuang
Dari Hasil survai dan usulan petani ada 2 saluran pembuang Irigasi Glapan yang perlu
mendapat prioritas normalisasi yaitu :
1. Saluran Pembuang Induk Glapan Timur
Saluran Pembuang Induk Glapan Timur perlu dilakukan normalisasi dari
Bangunan Bagi Sadap B.GT.1 (hm) sampai dengan Bangunan Talang Banyu Asin
B.GT.2a dilanjutkan dari B.GT.2a sampai dengan Bangunan Talang Teleng
B.GT.5b (hm)
2. Saluran Pembuang Kali Banyu Asin
Saluran Pembuang Kali Banyu Asin yang perlu dinormalisasi adalah 200 m sebelu
Bangunan Talang B.GT.2a sampai dengan Bangunan Sadap B.DG.1 (hm)
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-22
`
``
Gambar 4.6. Sistem Drainase Glapan Timur
B.GT.1 B.GT.2a B.GT.3 B.GT.5b
Normalisasi Saluran Pembuang Induk Glapan Timur
B.ML.7
Normalisasi Kali Banyu Asin
Dataran Tinggi
Sendang Temur
Kali Teleng
Saluran Sekunder Mlilir
Sal. Sekunder Dangi
Sal. Induk Glapan Timur
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-23
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-30
4.3. JALAN INSPEKSI
Jalan inspeksi yang berfungsi sebagai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan (O &
P) DI. Glapan sebagian besar telah diperkeras dan cukup lebar jadi bisa dilalui oleh
kendaraan roda 4 (empat). Ada beberapa ruas jalan inspeksi yang perlu perbaikan
seperti :
1. Jalan inspeksi pada ruas saluran Sekunder Gubug dari bangunan Bagi Sadap
B.GB.1 (hm 0+000) sampai dengan hm 10+00 atau 1000 meter
Untuk itu perlu larangan masuk bagi truk truk pengangkut material tersebut apabila
jalan inspeksi akan diperbaiki lagi.
2. Jalan inspeksi pada ruas saluran Induk Glapan Timur dari bangunan Penguras
B.GT.1a (hm 0+350) sampai dengan B.GT.1 (hm 21+81) 1831 meter.
-
PPTT.. MMAAXXIITTEECCHH UUTTAAMMAA IINNDDOONNEESSIIAA Engineering and Management Consultants
FINAL LAPORAN AKHIR
Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
IV-31