Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur
lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun.
Selama masa pertumbuhan dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan
diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah pada kematian
organ atau organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa
sampai hilangnya pengorganisasian dan fungsi disebut sense atau penuaan. Sel-sel
yang telah berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas,
sehingga penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda.
Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian
alam biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti
sungguh-sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission
adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan
‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah
yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit.
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain
ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang
sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan.
Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan
biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini
terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat
bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga
dari muka bumi.
Oleh karena itu, kami dari kelompok sepuluh akan membahas dan
menguraikan mengenai penuaan dan pengguguran pada tanaman.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana grafik pola penuaan?
2. Apa saja yang termasuk aspek – aspek metabolisme penuaan?
3. Apa saja pengaruh faktor penuaan?
4. Bagaimana proses pengguguran (absisi)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat menggambarkan grafik pola penuaan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan aspek- aspek pola penuaan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh faktor penuaan
4. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pengguguran (absisi)
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan adalah menggunakan metode
kepustakaan yang bahannya diambil dari beberapa buku dan bahan – bahan
pustaka lainnya sebagai referensi dalam penulisan makalah ini dan juga media
internet yang pencarian bahan dalam bentuk jurnal melalui media elektronik yang
berhubungan dengan pokok bahasan yang diangkat.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 3
BAB II
PENUAAN DAN PENGGUGURAN
2.1 Grafik Pola Penuaan
Pola Penuaan
Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua
makhluk hidup. Proses penuaan dialami oleh semua sel kecuali meristemtik pada
saat yang berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun menua mulai dari daun
tuanya sampai daun mudanya diikuti oleh batang, akar dan juga organ
generatifnya. Proses penuaan terprogram secara genetic oleh masing-masing
tumbuhan. Penuaan merupakan suatu proses dimana terjadi kehilangan klorfil,
RNA dan protein termasuk didalam berbagai enzim.
Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang
terprogram dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan,
pembuangan bagian yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. Pola penuaan
bisa menyeluruh pada tanaman semusim, baik pada bagian atas tanaman saja,
herba tahunan, tumbuhan yang mengugurkan daun, maupun tanaman berkayu
yang gugur tiap tahun. Ada pula yang bersifat progresif dan adaptif dimana
beberapa daun gugur akibat faktor lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan
kekurangan hara.
Selama masa pertumbuhan, dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan
diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah kepada kematian organ atau
organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya
pengorganisasian dan fungsi disebut penuaan atau senesence . Sel-sel yang telah
berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, sehingga penuaan akan
dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. Selama proses penuaan, pada
tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan rusaknya membran seluler. Tipe-tipe
penuaan (senescence) yang dijumpai dalam tumbuhan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 4
1. Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senes-
cence).Akar dan bagian tanaman di atas tanah mati semua .Tanaman mati
sesudah menyelesaikan semua. satu siklus kehidupannya.
2. Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top senes-
cence).Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkan bagian tanaman yang
berada di dalam tanah tetap hidup
3. Senescence yang meliputi hanya daun–daunnya (decidous senescence). Tana-
man menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman lain tetap
hidup.
4. Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah su-
atu tanaman (progessive senescence).Tanaman hanya menggugurkan daun-
daunnya yang terdapat di bagian bawah saja (daun – daun yang tua),sedang
daun-daun yang lebih atas dan organ tanaman lain tetap hidup.
Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air
Proses penuaan daun dimulai pada tanaman umur 44 hari yang ditandai
dengan menurunnya kandungan klorofil. Contohnya saja pada tanaman padi,
pemberian kalsium mempengaruhi proses penuaan. Pemberian kalsium tersebut
mempengaruhi kandungan klorofil, jumlah kloroplas, ukuran kloroplas dan
struktur kloroplas pada proses penuaan daun padi (Oryza sativa "Cisadane").
Kalsium dalam bentuk CaCl2 pada konsentrasi 0 (kontrol); 0,01; 0,1; 1 dan 10
mM dilarutkan dalam larutan nutrisi yang digunakan sebagai media pertumbuhan
tanaman. Kandungan klorofil daun diamati pada daun kelima tanaman padi
berumur 40, 42, 44 dan 46 hari. Jumlah dan ukuran kloroplas diamati pada daun
kelima tanaman umur 46 hari. Metode resin digunakan dalam preparasi sayatan
untuk pengamatan struktur kloroplas melalui mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron transmisi (TEM), pada daun kelima tanaman umur 46 hari. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa, rata-rata kandungan klorofil daun tanaman
perlakuan 0; 0,01; 0,1; 1 dan 10 mM CaCl2 pada umur 40 hari adalah 2,50; 3,10;
3,40; 3,21; dan 2,71 mg/g berat segar (BS) daun, pada umur 42 hari adalah 2,33;
2,97; 3,84; 3,36 dan 2,89 mg/g BS daun, pada umur 44 hari adalah 1,72; 2,64;
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 5
3,41; 2,67 dan 2,16 mg/g BS daun, dan pada umur 46 hari adalah 1,46; 1,99; 2,77;
1,86 dan 1,62 mg/g BS daun. Jumlah rata-rata kloroplas per sel mesofil pada
tanaman umur 46 hari, masing-masing 6,25 (0 mM); 7,50 (0,01 mM); 9,08 (0,1
mM); 7,46 (1 mM) dan 7,50 (10 mM). Panjang rata-rata kloroplas 4,65 mm (0
mM) dan 6,67 mm (0,1 mM), sedangkan rata-rata tinggi kloroplas 2,93 mm (0
mM) dan 3,08 mm (0,1 mM). Struktur kloroplas pada tanaman perlakuan CaCl2
0,1 mM mempunyai tilakoid yang orientasinya sejajar dengan sumbu kloroplas,
sedangkan pada tanaman kontrol hal tersebut tidak tampak. Bentuk kloroplas pada
tanaman kontrol lebih membulat dibandingkan dengan kloroplas tanaman
perlakuan. Selain itu, kloroplas pada tanaman kontrol sudah tampak mengalami
kerusakan. Keadaan ini menunjukkan bahwa, kloroplas pada tanaman kontrol
telah mengalami tahap penuaan lebih lanjut dibandingkan tanaman yang diberi
kalsium. Analisis data menunjukkan bahwa kandungan klorofil, jumlah kloroplas
per sel mesofil dan panjang kloroplas pada tanaman yang diberi perlakuan CaCl2
0,1 mM lebih tinggi (p < 0,05) dibandingkan tanaman kontrol, sedangkan tinggi
kloroplas tidak berbeda nyata. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemberian kalsium mampu menghambat proses penuaan daun pada tanaman padi.
Semua sel akan mengalami penuaan dan kematian. Hal ini sudah diatur
oleh Programmed Cell Death menjadi dua tipe, yaitu apoptosis dan autofagi.
Dalam apoptosis, mitokondria juga berperan. Jalur nekrosis yang melibatkan
mitokondria diawali oleh signal yang ditangkap akan mengakibatkan mitokondria
melepaskan sitokrom c, Apoptosis Inducing Factor (AIF), dan endonuklease G.
Sitokrom c akan berikatan dengan Apoptotic Protease Activating Factor 1
(APAF1) sehingga akan mengubah procaspase 9 menjadi caspase. Caspase inilah
yang akan melakukan aopotosis.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 6
Berikut adalah gambar contoh daun yang mengalami penuaan :
Gambar ; Daun yang mengalami penuaan
Grafik Pola Penuaan
Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih
cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila
digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid
(bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran
akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan
dan lingkungan .Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik
tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada
fase senesen (Anonim, 2009).
Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase
utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan. Pada
fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian
meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme. Semakin besar
organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung
secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat
tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Anonim, 2009).
Laju pertumbuhan relative (relative growth rate) menunjukkan peningkatan
berat kering dalam suatu interval waktu dalam hubungannya dengan berat asal. Dalam
situasi praktis, rata-rata pertumbuhan laju relative dihitung dari pengukuran yang di ambil
pada waktu t1 dan t2 (Susilo, 1991)
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 7
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama
biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase
logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti
bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus.
Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan
oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan
mulai menua (Anonim, 2009).
Gambar : Pola penuaan pada tumbuhan
2.2 Aspek-Aspek Pola Penuaan dan Pengaruh Faktor Penuaan
Proses penuaan pada tumbuhan atau suatu organ tumbuhan erat sekali
hubungannya dengan ada atau tidak adanya suatu zat pengatur tumbuh pada
jaringan suatu organ tumuhan tersebut. Tumbuhan dan bagian-bagiannya
berkembang terus menerus, dari mulai perkecambahan sampai mati. Bagian akhir
dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya pengorganisasian dan
fungsi, diberi istilah senesen atau penuaan. Beberapa zat pengatur tumbuh ada
yang bersifat menghambat proses penuaan, tetapi ada juga yang mempercepatnya.
a. Aspek metabolik senesen
Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur dan
rusaknya membrane subseluler. Di duga bahwa vakuola bertindak sebagai lisosom,
mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik yang akan mencerna materi sel yang tidak
diperlukan lagi. Penghancuran tonoplas telah menyebabkan enzim-enzim hidrolitik
dibebaskan kedalam sitoplasma. Sementara itu bagian dalam struktur kloroplas dan
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 8
mitokondria mengalami penyusutan sebelum membrane luarnya dirusak. Rupanya proses
degradasi yang terjadi pada organel, dimulainya sama seperti yang terjadi pada sel.
Perubahan yang jelas telah terjadi pada metabolisme dan kandungan dalam
organ yang mengalami penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion
anorganik dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang sebelum senesen
dimulai dan ini mungkin disebabkan menurunnya permintaan akan hasil fotosintesis.
Segera setelah itu klimakterik dalam respirasi terlihat, dan nitrogen terlarut meningkat
sebagai akibat dirombaknya protein.
b. Pengaruh Faktor Pertumbuhan
Sitokinin dapat menghilangkan atau memperlambat proses penuaan.
Mekanisme kerja sitokinin dalam proses ini masih belum jelas, tetapi ada petunjuk dari
percobaan Mothes yang menunjukkan bahwa setetes sitokinin yang diberikan pada daun,
telah menyebabkan terjadinya mobilisasi nutrien organic dan anorganik menuju ke daerah
sekitar daun yang diberi sitokinin. Tapi masih belum jelas, apakah peningkatan nutrisi
sebagai penyebab langsung permudaan kembali (rejuvenation) atau sitokinin penyebab
terjadinya beberapa peristiwa yang menghasilkan permudaan kembali dan mobilisasi
nutrisi.
Tidak semua tumbuhan memberikan respon terhadap hormon yang sama.
Sitokinin lebih efektif dalam menahan penuaan pada tumbuhan basah, sedangkan
giberelin lebih efektif menahan senesen pada Taraxacum officinale dan Fraxinus. Kadar
giberelin endogen akan turun dengan cepat selama senesen pada daun. Auksin (IAA dan
2,4-D) dapat menghalangi senesen pada tumbuhan tertentu. Etilen adalah hormon yang
secara jelas merangsang kuat senesen pada banyak jaringan.
Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya senescence,
misalnya :
1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya
senescence daun
2. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman
3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan
pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 9
2.3 Pengguguran (absisi)
Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam
biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-
sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission adalah
suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ
tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi
diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit.
Penguguran daun (absisi) adalah suatu proses lepasnya tangkai daun dari
tanaman yang menyababkan daun gugur dan terjatuh. Proses ini di pengaruhi oleh
banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar. Proses awal gugurnya
daun di tandai dengan perubahan warna pada daun kemudian mengering dan
akhirnya gugur. Penguguran daun ini biasanya terjadi pada daun yang sudah tua,
terkena penyakit, atau untuk menghadapi kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan (kemarau dan musim dingin).
Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang
jelas. Daun tidak rontok demikian saja pada waktu mati. Suatu daerah pembelahan
sel yang disebut daerah absisi, berkembang dekat pangkal tangkai daun, sehingga
sejumlah dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai
daun terbentuk.
Tempat lepasnya daun pada tumbuhan biasanya terjadi pada bagian
pangkal daunya, karena pada bagian ini terdapat suatu lekukan dan juga terdapat
lapisan sel-sel khusus yang memang sudah di siapkan untuk proses penguguran
daun. Sel sel tersebut sering disebut sebagai zona absisi. Ketika daun sudah
terlepas maka ada bagian yang terbuka pada bagian pelepasan tersebut yang
memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan lingkungan. Namun sebelum
pelepasan daun terjadi pada zona ini sudah di siapkan suatu lapisan pelindung
bergabus sehingga terhindar dari kekeringan dan parasit.
Absisi (pengguguran) merupakan proses gugurnya organ tanaman dari
tanamannya. Kematian tanaman merupakan suatu konsekuensi dari menurunnya
aktivitas fotosintesis. Selain itu, absisi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan membuang organ tumbuhan
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 10
seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan oleh
tumbuhan atau yang terserang penyakit.
Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah
absisi, dan akan melarutkan lamela tengah dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai
daun lepas. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan
dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus.
Dalam proses ini dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hidrolase.
Kedua proses ini merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya
merupakan bagian yang terprogram dalam perkembangan tumbuhan.
Gambar 3. Daerah absisi pada tangkai daun. Pemisahan sel terjadi melintang
daerah absisi. (Bidwell, 1979)
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 11
Penguguran pada daun tidak terjadi begitu saja namun banyak faktor yamg
bisa mempengaruhinya di antaranya adalah kehidupan dari sel tubuhan, nutrisi
tumbuhan, air dalam tumbuhan, dan hormon dalam tumbuhan.
1. Kehidupan sel tubuhan
Dalam hal ini erat kaitanya dengan penuaan sel tumbuhan. Sel pada
tumbuhan setelah mengalami suatu diferensiasi maka akan melakukan suatu
proses metabolisme sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun tak
selamanya sel tersebut dapat melakukannya funsinya secara terus menerus. Sel
tersebut akan mengalami proses yang di namakan penuaan, di mana akan terjadi
suatu penurunan tingkatan metabolisma yang dilakukan oleh sel. Salah satu faktor
yang mempengaruhinya adalah adanya penumpukan sisa-sisa metabolisme yang
dapat bersifat racun. Hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi kinerja sel
dalam melakukan metabolisme sehingga terjadi penurunan hasil metabolisme
secara berangsur-angsur.
Semua sel akan mengalami proses penuaan tak terkecuali pada sel daun
pada tumbuhan. Dalam daun banyak trjadi proses metabolisme salah satunya
adalah untuk menghasilkan enzim-enzim untuk proses fotosintsis. Hasil dari
fotosintesis akan di gunakan baik untuk sel itu sendiri maupun untuk sel lainya
untuk melakukan kegiata. Namun ketika sel-sel pada daun mengalami suatu
proses penuaan maka metabolisma akan menurun, jika sudah demikian maka
hanya sedikit hasil yang di peroleh dari metabolisme tersebut termasuk
pembentukan enzim.
2. Nutrisi dalam tumbuhan
Nutrisi diperlukan oleh tumbuhan untuk bahan pembangun tubuhnya,
nutrisi ini dapat berupa bahan-bahan organik yang biasanya diperoleh dari dalam
tanah yeng di ambil oleh akar. Pengarun unsur terhadap gugurnya daun erat
hubungannya dengan gejala kekahatan yang di timbulkan oleh kekurangan unsur
tersebut. Banyak di antaranya unsur-unsur yang jika kekurangan pada tumbuhan
maka akan menyebabkan gugurnya daun pada tumbuhan.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 12
Berikut adalah gejala yang terjadi yang mengakibatkan gugurnya daun
a. Klorosis dan nekrosis
b. Hilangnya komponen penyusun membran sel
3. Air dalam tumbuhan
Air sangat di perlukan oleh tumbuhan, selain sebagai penyusun sebagian
besar tubuh tumbuhan air juga berperan dalam reaksi-reaksi biokimia dalam
tumbuhan. Selain itu air juga bisa mempengaruhi pengguguran daun pada
tumbuhan. Pengaruh air terhadap pengguguran ini biasanya dipengarui oleh
musim yaitu musim panas dan musim dingin yang keduanya erat kaitannya
dengan perubahan suhu dan berakibat pada kekurangan air.
Pada musim kemarau laju transpirasi meningkat maka akibatnya banyak
air yang menguap. Pada siang harinya stomata akan membuka untuk proses
pertukaran zat, dan pada saat stomata membuka inilah uap air akan keluar.
akibatnya tumbuhan banyak kekurangan air. Pada waktu ketersediaan air dalam
tanah masih cukup air yang keluar akan segera di gantikan dengan air yang ada di
dalam tanah melalui penyerapan akar. Namun pada saat musim kemarau
ketersediaan air sangat sedikit sehingga jumlah air yang keluar lebih banyak di
bandingkan dengan jumlah air yang di serap dan jika di biarkan terus menerus
maka akan berakibat layu pada tanaman dah bahkan kematian. untu
menanggulangi hal tersebut maka tanaman akan mengugurkan daunnya. Adapun
tujuan dari pengguguran daunnya adalah untuk menghindari penguapan yang
berlebihan. Sebelum dau-daun di gugurkan zat-zat yang terdapat dalam daun
sebelumnya sudah di sintesis dan sudah di bawa ke batang untuk di simpan. zat-
zat yang sudah di simpan bisa juga di pakai untuk membentuk daun-daun ketika
ketersediaan air sudah cukup. Tumbuhan memilih mengugurkan daunnya karena
air cendrung akan keluar dari stomata pada daun dan ketika daun di gugurkan
maka air keluar bisa di minimalkan.
Pada musim dingin air akan membeku begitu juga yang ada di dalam
tanah, akibatnya tumbuhan sulit untuk memperoh air karena ketika membeku
ukuran molekul air akan mengembang sehingga tak mampu di serap oleh akar.
Karena tak mampu menyerap air maka ketersedian air akan berkurang karna terus
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 13
di pakai untuk fotosintesis dan reaksi biokimia lainnya dah bahkan bisa habis dan
jika hal itu terjadi akan sangat berbahaya bagi tumbuhan tersebut. Untuk
mensiasati hal tersebut maka tanaman akan memilih untuk mengugurkan daunya.
Tujuan dari penguguran daun di musim kemarau juga bertujuan agar menghindari
kerusakan pada daun bila berada pada suhu yang dingin maka dari itu daun akan
di gugurkan dan zat-zat yang ada di dalamnya akan di sintesis dan di simpan
dalam batang. Setelah itu tumbuhan akan melakukan dormansi (istrahat) untuk
meminimalkan pengunaan air dan zat-zat lainnya.
4. Hormon pada tumbuhan
Hormon yang berperan dalam penguguran dau adalah auksi dan etilen.
Keduanya saling terkait dan tidak bisa di pisahkan. Interaksi antara kedua hormon
tersebut sering disebut sebagai fithohormon. Kesetimbangan kedua hormon
tersebut mempengaruhi proses penguguran pada daun. Pada saat dau masih muda
masih banyak ausin yang terdapat dalam daun tersebut karena masih dalam fase
pertumbuhan. Adanya kadar auksin yang cukup tinggi ini mempengaruhi kadar
etilen yang ada pada daun. Etilen akan terhambat perkembangannya karna kadar
auksin yang tinggi tersebut. namun ketika daun sudah menua berangsu-angsur
jumlah insulin akan terus menurun akibatnya sel sel padsa lapisan absisi lebih
sensitif terhadap etilen. Jika hal itu sampai terjadi maka etilen akan
mempengaruhi pembentukan suatu enzim pektitase dan selulase. Kedua enzim
tersebut akan melarutkan lamela tengan dan dinding pada sel-sel absisi. Akibatnya
sel sel absisi akan lemah dan tidak mampu lagi menopang daun hinngga akhirnya
daun akan gugur.
Pengguguran daun biasanya terjadi pada pangkal tangkai daun, dimana
struktur internal daerah pengguuran berbeda dengan sekitarnya. Daerah
pengguguran merupakan daerah yang paling lemah, sel-selnya parenkimatis,
diameternya lebih kecil dan memiliki sedikit jaringan penguat. Selain itu juga ada
beberapa proses yang mengawali absisi diantaranya :
a. Penurunan pertumbuhan
b. Terbentuk zona absisi pada pangkal tangkai daun
c. Perubahan keseimbangan hormonal
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 14
d. Pengaruh faktor luar (anginataugravitasi)
Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the
Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya
karena sejumlah alasan. Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu
daur ulang zat-zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan
jatuh ke bawah guna membantu penyebaran benih. Juga, bagian-bagian bunga
yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini
sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit. Namun begitu masih ada
sisi lain tentang pengguguran organ tumbuhan ini yang belum terungkap ilmuwan.
Mereka masih belum paham mengapa Arabidopsis thaliana menggugurkan
bagian-bagian bunganya setelah bunga tersebut dewasa. Bagian-bagian bunga
tumbuhan Arabidopsis thaliana tidaklah memerlukan ruang besar, sehingga
penggugurannya tidak terlihat memiliki kegunaan yang jelas. Anehnya gen-gen
yang bekerja memicu pengguguran ini sudah ada di tumbuhan itu sejak lama, kata
Walker.
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain
ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang
sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan.
Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan
biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini
terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat
bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga
dari muka bumi.
Pernyataan profesor bahwa pengguguran bagian bunga Arabidopsis
thaliana tampak tidak memiliki kegunaan jelas hanyalah menunjukkan belum
mampunya sang ilmuwan memahami pemahaman utuh tentang fenomena itu. Ini
juga isyarat jelas keterbatasan pengetahuan manusia dan Mahaluasnya Ilmu Allah.
Allah, Dialah yang menciptakan segala sesuatu, sekecil apa pun, dengan maksud
dan tujuan yang jelas, demi kebaikan seluruh alam, termasuk manusia. Dialah
yang telah menciptakan isi alam ini, beserta peristiwa, dengan sempurna,
seimbang dan menurut takdir atau pengetahuan Maha hebat Allah yang telah
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 15
tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Tak terkecuali penciptaan peristiwa gugurnya organ
tumbuhan, seperti dedaunan dan biji-bijian, yang merupakan salah satu bentuk
kenikmatan dari Allah yang Maha Pengasih untuk manusia:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. 6:59).
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Proses penuaanadalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua
makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit
yang merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung
memperlihatkan terjadinya proses penuaan. Penuaan (senescence) dapat
diartikan sebagai proses menuju tua yang terprogram dan mengarah
kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian
yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain.
2. Dalam grafik pola penuaan dimana suatu pertumbuhan tanaman
mengalami pertumbuhan yang lambat, kemudian berangsur-angsur lebih
cepat dibandingkan pertumbuhan diawal sampai tercapai suatu
maksimum, dan akhirnya laju pertumbuhan tnaman tersebut tumbuh
menurun. Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga
fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase
penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial
sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt)
lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linier,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan
oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai
kematangan dan mulai menua.
3. Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur
dan rusaknya membrane subseluler. Perubahan yang jelas telah terjadi
pada metabolisme dan kandungan dalam organ yang mengalami
penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion
anorganik dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang
sebelum senesensi dimulai dan ini mungkin.
4. Faktordapat menghambat mempercepat terjadinya senescence, misalnya :
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 17
a. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat
terjadinya senescence daun
b. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman
c. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu,
berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat
senescence.
5. Penguguran daun (absisi) adalah suatu proses lepasnya tangkai daun dari
tanaman yang menyababkan daun gugur dan terjatuh. Proses ini di
pengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar.
Proses awal gugurnya daun di tandai dengan perubahan warna pada
daun kemudian mengering dan akhirnya gugur. Penguguran daun ini
biasanya terjadi pada daun yang sudah tua, terkena penyakit, atau untuk
menghadapi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (kemarau
dan musim dingin).
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pola senescence. Diakses dari http://www.idonbiu.com/2009/09/fase-fase-pertumbuhan-dan-perkembangan.html. Diakses pada 21/09/14
Anonim. 2009. Grafik Penuaan. Diakses dari http://21ildahshiro.wordpress.com/2009/06/12/laporan-op-oseanologi-pendahuluan/.html. Diakses pada 21/09/14
Fariz. 2011. Penuaan. http://aufariz.blogspot.com/2011/01/penuaan-1.html. (Diakses 21/09/14)
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Loveless, R.A. 1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik, Gramedia Jakarta
Sasmitamihardja, Dardjat dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Depdikbud. Bandung
Vivi. 2012. Pengaruh Kinetin terhadap Penundaan. http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/06/pengaruh-kinetin-terhadap-penundaan.html. (Diakses 21/09/14)
Yudiarta, Putu. 2011. Pengguguran Daun Absisi. http://putu-yudiarta.blogspot.com/2011/06/penguguran-daun-absisi.html#.UjmvHX_64xY. (Diakses 21/09/14)