Download - fisiologi pematahan dormansi .doc
I. PENDAHULUAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Dormansi adalah benih yang tidak tumbuh berkecambah meskipun kondisi tempat dimana
lingkungan tumbuhnya telah dipersiapkan dengan optimal sesuai dengan yang dipersyaratkan
untuk tumbuhnya benih tersebut.
Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim bahkan sampai
beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya. Perkecambahan
benih tidak akan terjadi selama benih masih dalam masa dormansi maka benih sebelum
dikecambahkan harus diberi perlakukan khusus untuk memecahkan dormansi.
Dormansi benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit benih, keadaan fisiologis
embrio benih atau kombinasi dari keadaan kedua hal tersebut.
Adapun penyebabnya antara lain adalah :
kulit benih tidak tembus air
kulit terlalu keras, sehingga secara mekanis sulit ditembus oleh embrio.
benih yang impermeable terhadap gas oksigen.
embrio belum terbentuk sempurna pada saat benih telah masak, dan
ketidaksiapan benih secara kimiawi untuk memulai perkecambahan.
Beberapa teknik yang dipakai untuk memecahkan dormansi ini antara lain adalah
mengikir,menggosok, melubangi,secara kimiawi yaitu dengan merendam benih dalam larutan
asam sulfat, asam nitrat (pekat),asam hidroklorid, zat pengatur tumbuh (sitokinin, auksin dan
giberelin);dengan perendaman air panas atau perlakukan suhu tertentu serta cahaya.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui periode dormansi benih sengon dan padi.
2. Untuk mengetahui cara memecahkan dormansi benih sengon dan padi.
Fisiologi benih (dormansi benih) 1
II. METODELOGI PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum tentang pematahan dormansi benih ini dilakukan pada hari Sabtu 27 Oktober
2012 dan penanaman/penyemaian pada hari Minggu, 28 Oktober 2012. Bertempat di
halaman kost Casrudin, Jangari-Cianjur.
B. ALAT DAN BAHAN :
1 Benih sengon 7 Pasir
2 Benih padi 8 Pinset
3 Larutan 0,1 N HNO3 9 Petridist
4 Larutan 0,2 % KNO3 10 Bak perkecambahan/ tray
5 Air ledeng 11 Kertas stensil
6 Air panas 12
C. KESELAMATAN KERJA :
1. Gunakan pakaian praktik
2. Hati – hati dengan peralatan kaca
D. LANGKAH KERJA
1. Padi
a) Kegiatan 1 : Periode Dormansi Padi
1. Hitung benih padi yang baru
dipanen setiap kelompok sebanyak 25 butir
2. Rendam benih dengan air ledeng
selama 16 jam.
3. Tanamlah benih dengan
menggunakan substrat perkecambahan pasir
4. Jaga kelembaban media hingga
pengamatan selesai
5. Catat lamanya waktu setelah
perkecambahan benih mencapai pertumbuhan 80%.
b)Kegiatan II : Memecahkan Dormansi Padi Dengan Larutan HNO3 0,1 N
1. Hitung benih padi yang baru dipanen setiap
kelompok sebanyak 25 butir
Fisiologi benih (dormansi benih) 2
2. Rendamlah benih padi masing-masing ke dalam larutan 0,1 N HNO3 selama 16
jam
3. Tanamlah benih padi dengan menggunakan substrat perkecambahan pasir.
4. Jaga kelembaban media hingga pengamatan selesai
5. Lakukan pengamatan dan evaluasi dari pertumbuhan kecambah benih padi.
6. Hitung daya berkecambahnya benih dan bandingkan dengan kontrol
c)Kegiatan III : Memecahkan Dormansi Benih Padi Dengan Larutan KNO3 0,2%
1. Hitung benih padi yang baru dipanen setiap kelompok sebanyak 25 butir
2. Rendamlah benih padi masing-masing ke dalam larutan 0,2 % KNO3 selama 16
jam
3. Tanamlah benih padi dengan menggunakan substrat perkecambahan pasir.
4. Jaga kelembaban media hingga pengamatan selesai
5. Lakukan pengamatan dan evaluasi dari pertumbuhan kecambah benih padi
6. Hitung daya berkecambahnya benih dan bandingkan dengan kontrol
2. Sengon
a) Kegiatan I : Periode Dormansi Sengon
1. Hitung benih sebanyak 10 butir
2. Tanamlah benih dengan
menggunakan substrat kertas stensil
3. Jaga kelembaban media hingga
pengamatan selesai
4. Catat lamanya waktu setelah
perkecambahan benih mencapai pertumbuhan 80%.
b) Kegiatan II : Memecahkan Dormansi Sengon Dengan Air Mendidih
1. Hitung benih sebanyak 10 butir
2. Rendamlah benih sengon pada air mendidih dan diamkan selama 12 jam (sampai
air menjadi dingin).
3. Tanamlah benih sengon pada media kertas stensil.
4. Jaga kelembaban media hingga pengamatan selesai
5. Lakukan pengamatan dan evaluasi dari pertumbuhan kecambah benih sengon.
6. Hitung daya berkecambahnya benih dan bandingkan dengan kontrol
Fisiologi benih (dormansi benih) 3
D. Pertanyaan
1. Tipe dormansi apakah yang terjadi pada benih padi ?
2. Jelaskan bagaimana pengaruh larutan 0,1 N HNO3 dan larutan 0,2 % KNO3 terhadap
dormansi benih padi!
3. Selain perlakuan diatas, apakah. masih ada perlakuan yang lebih tepat perlu dilakukan
terhadap benih padi, jelaskan!
Fisiologi benih (dormansi benih) 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Table 1. Perlakuan pematahan dormansi benih padi sebanyak 25 butir
Pengamatan
Ke :
Perlakuan pematahan dormansi ( Σ benihyang berkecambah)
KNO3
2%
Daya
Kecambah
HNO3
0.1N
Daya
Kecambah
Air
Ledeng
Daya
Kecambah
1 0 0% 0 0% 0 0%
2 0 0% 0 0% 0 0%
3 0 0% 0 0% 0 0%
4 25 100% 23 92 % 0 0%
5 25 100% 20 80%
6 25 100%
Tabel 2. Perlakuan pematahan dormansi benih sengon sebanyak 10 butir
Pengamatan Ke :
Perlakuan pematahan dormansi ( Σ benihyang berkecambah)
Tanpa Perlakuan Daya KecambahDirendam Air
PanasDaya Kecambah
1 0 0% 0 0%
2 0 0% 0 0%
3 0 0% 2 20%
4 0 0% 4 40%
5 0 0% 6 60%
6 0 0% 8 80%
7 0 0% 8 80%
8
B. PEMBAHASAN
Fisiologi benih (dormansi benih) 5
1. PADI
Benih padi merupakan benih yang memiliki kulit benih yang keras sehingga bersifat
semipermiabel/sulit dilewati air dalam peroses perkecambahan sangat perlu peristiwa osmosis,
yaitu masuknya air kedalam biji sehingga terjadi perombakan cadangan makanan oleh embrio
untuk melakukan perkecambahan. sehingga untuk memecahkan dormanisasi benih padi perlu
diberikan perlakuan khusus terlebih dahulu. Pada praktikum pematahan dormansi padi ini
dilakukan beberapa perlakuan perendaman yaitu dengan menggunakan KNO3 0.2%, HNO3 0.1
N, dan air ledeng.
A. Perkecambahan 25 benih padi hasil perlakuan perendaman dengan KNO3.
Pada perlakuan pematahan dormansi dengan menggunakan larutan KNO3 0.2% benih padi
dapat berkecambah dengan normal pada hari/pengamatan ke- 4 yaitu dengan jumlah benih yang
berkecambah sebanyak 25 benih (dengan daya kecambah 100%).
B..Perkecambahan 25 benih padi hasil perlakuan perendaman dengan HNO3.
Fisiologi benih (dormansi benih) 6
Pada perlakuan pematahan dormansi dengan menggunakan larutan HNO3 0,1 N benih padi
dapat berkecambah dengan normal pada hari/pengamatan ke- 4 yaitu dengan jumlah benih yang
berkecambah sebanyak 23 benih (dengan daya kecambah 92%) dan pada hari/pengamatan ke-5
benih yang berkecambah menjadi 25 benih (dengan daya kecambah 100%).
C. Perkecambahan 25 benih padi hasil perendaman dengan air ledeng.
Pada perlakuan pematahan dormansi dengan menggunakan air ledeng, benih padi dapat
berkecambah dengan normal pada hari/pengamatan ke- 5 yaitu dengan jumlah benih yang
berkecambah sebanyak 20 benih (dengan daya kecambah 80%) dan pada hari/pengamatan ke-6
benih yang berkecambah menjadi 25 benih (dengan daya kecambah 100%).
Dari.perlakuan.dengan.menggunakan.HNO3.dan.KNO3
Dari 3 perlakuan diatas ternyata benih padi yang paling cepat berkecambah ialah dengan
perlakuan dengan menggunakan KNO3 dan yang ke dua paling cepat berkecambah ialah
perlakuan dengan menggunakan HNO3 dan yang paling lambat berkecambah ialah dengan
perlakuan dengan air ledeng.
KNO3 lebih cepat berkecambah karena larutan ini mengandung zat yang bersifat asam
sehingga cepat melunakkan kulit biji padi, sehingga dormanisasi benih lebih cepat dipatahkan
sehingga air mudah untuk masuk dan melakukan peristiwa imbibisi. begitu juga dengan
perlakuan HNO3 dia juga bersifat bersifat asam, sehingga mudah untuk memecahkan dorman
berbeda dengan air biasa /air ledeng. air ledeng tidak ada zat yang mempercepat melunakkan
Fisiologi benih (dormansi benih) 7
kulit padi dan tidak ada zat mempercepat mematahkan dormansi sehingga dengan
menggunakan air ledeng peroses dormansi lebih lambat dibandingkan dengan diberi perlakuan
KNO3 dan HNO3.
2. SENGON
Benih sengon merupakan benih yang memiliki kulit benih yang sangat licin dan keras
sehingga air sangat sulit untuk melewati kulit benih untuk melakukan peristiwa imbibisi
benih. Benih sengon ini harus dilakukan perlakuan khusus untuk memutus masa
dormansinya guna untuk mempercepat perkecambahannya.
Pada praktikum ini kami melakukan perlakuan perendaman dengan menggunakan air
panas sebagai perlakuannya tanpa perendaman sebagai pembandingnya.
A..direndam dengan air panas
Pada perlakuan pematahan dormansi dengan merendam dengan air panas, benih sengon
dapat berkecambah pada hari/ pengamatan ke-3 yaitu dengan jumlah benih yang
berkecambah sebanyak 2 benih (dengan daya kecambah 20%), pada hari/pengamatan ke-4
benih yang berkecambah menjadi 4 benih (dengan daya kecambah 40%), pada hari/
pengamatan ke-5 benih yang berkecambah menjadi 6 benih (dengan daya kecambah 60%),
dan pada hari/ pengamatan ke-6 benih yang berkecambah menjadi 8 benih (dengan daya
kecambah 80%), dan 2 benih sisanya mati (membusuk).
Fisiologi benih (dormansi benih) 8
B..tanpa perendaman
Pada benih yang tanpa perendaman terlebih dahulu dapat menampakan
perkembangannya pada hari ke -7 yaitu sebanyak 0 benih yang dapat berkecambah (dengan
daya kecambah 0%) dan sampai hari ke-14 keadaan benih masih utuh dan segar.
Dari kedua pengamatan ini dapat kita lihat bahwa hanya dengan perlakuan perendaman
air panas saja benih sengon dapat berkecambah sedangkan tanpa Perlakuan benih sengon
tidak dapat berkecambah ini disebabkan kulit benih sengon sangat keras dan sangat sulit air
untuk menembus kulit benih. Kulit benih sengon bersifat non permeable atau tidak bisa
ditembus oleh air sehingga apabila tidak ada perlakuan khusus maka benih sengon tidak
akan tumbuh karena itu untuk mematahkan dormansi benih sengon sangat perlu diberikan
perlakuan khusus yaitu dengan direndam air panas. Direndam air panas memiliki banyak
kegunaan yaitu dengan direndam air panas kulit benih sengon menjadi lunak sehingga air
akan mudah masuk melewati kulit benih dan terjadinya peristiwa imbibisi peristiwa
imbibisi sangat dibutuhkan untuk mengaktifkan enzim2 enzim pencernaan, respirasi, dan
asimilasi yang dapat membantu dalam perombakan cadangan makanan sehingga dapat
mematahkan dormansi benih sengon dan akhirnya benih sengon dapat berkecambah.
Fisiologi benih (dormansi benih) 9
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Benih padi dengan diberi perlakuan KNO3 dan HNO3 lebih cepat berkecambah dari
pada air ledeng
Benih padi dengan diberi air biasa juga dapat berkecambah tapi perkecambahannnya
lambat
Benih sengon tidak akan dapat berkecambah bila tidak diberi perlakuan khusus
Benih sengon dapat berkecambah bila diberi perlakuan dengan direndam air panas
B. SARAN
Dalam melakukan kegiatan praktikum mahasiswa harus memperhatikan dengan benar
supaya tidak ada kesalahan dalam hasil praktek dan dalam membuat laporan.
Fisiologi benih (dormansi benih) 10
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra Ance G, 1992 , Teknologi Benih, Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Sutopo L, 1990. Teknologi Benih. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Anonym. 31-10-2012. http://sanoesi.wordpress.com/2009/08/19/bank-benih-suatu-
kajian-dalam-bidang-kehutanan/
Anonym. 31-10-2012. http://marufah.blog.uns.ac.id/penyimpanan-dan-dormansi-benih/
Anonym. 31-10-2012. http://produksibenih.wordpress.com/2010/12/11/modul-teknik-
produksi-benih/
FISIOLOGI BENIH ( DORMANSI ) 11