FINANCIAL FEASIBILITY SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
PADA PROYEK PLTA TAMBOLI
(Studi Kasus pada PT Tamboli Energy di Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II
pada Jurusan Magister Akuntansi
Oleh:
ANIK NURMALA
NIM W 100 160 010
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
FINANCIAL FEASIBILITY SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
PADA PROYEK PLTA TAMBOLI
(Studi Kasus pada PT Tamboli Energy di Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara)
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
ANIK NURMALA
W 100 160 010
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen
Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Triyono, S.E., M.Si Dr. Noer Sasongko, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIDN: 0627016801 NIDN: 0612056501
i
HALAMAN PENGESAHAN
FINANCIAL FEASIBILITY SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
PADA PROYEK PLTA TAMBOLI
(Studi Kasus pada PT Tamboli Energy di Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara)
OLEH
ANIK NURMALA
W 100 160 010
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis, tanggal 11 Februari 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Triyono, S.E, M.Si. (..................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Noer Sasongko, S.E., M.Si., Ak., CA. (..................)
(Dewan Penguji)
3. Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D. (..................)
(Anggota Dewan Penguji)
Surakarta, Februari 2021
Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Prof. Dr. Bambang Sumardjoko
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Magister di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 12 Februari 2021
Penulis,
ANIK NURMALA
W 100 160 010
iii
1
FINANCIAL FEASIBILITY SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
PADA PROYEK PLTA TAMBOLI
(Studi Kasus pada PT Tamboli Energy di Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara)
Abstrak
Analisis kelayakan adalah alat analitis yang efektif yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi investasi dari berbagai perspektif. Penelitian ini menggunakan studi
kasus yaitu rencana proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA
Tamboli) yang terletak di Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, untuk
menggambarkan analisis kelayakan dari aspek finansial. Teknik analisis data
menggunakan parameter-parameter kelayakan investasi yaitu NPV, IRR, MIRR,
PI, dan PP, dengan menambahkan uji sensitivitas serta analisis SWOT dan Balance
Scorecard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana proyek pembangunan
PLTA Tamboli layak untuk dilaksanakan karena memberikan nilai NPV positif
yaitu Rp 217.566.317.361, IRR 16,75%, MIRR 13,77%, PI 1,26, PP 6 tahun 2
bulan. Untuk uji sensitivitas menggambarkan bahwa perubahan harga jual listrik
dan perubahan komposisi pendanaan biaya proyek sangat sensitif terhadap
kelayakan proyek. Analisa SWOT masih cukup efektif untuk menganalisa strength,
weakness, opportunity, serta threat dan menentukan strategi yang harus diambil
oleh perusahaan. Balance scorecard belum efektif untuk dipakai dalam menilai
kinerja proyeksi laporan keuangan proyek PLTA Tamboli.
Kata Kunci: Kelayakan Finansial, PLTA, SWOT Balance Scorecard, Uji
Sensitivitas,
Abstract
Feasibility analysis is an effective analytical tool that can be used to evaluate
investments from various perspectives. In this research uses a case study,
specifically the planned hydropower project (PLTA Tamboli) located in Kolaka,
Southeast Sulawesi Province, to illustrate the feasibility analysis from a financial
aspect. The data analysis technique uses investment feasibility parameters, such as
NPV, IRR, MIRR, PI, and PP, by adding a sensitivity test and a SWOT Balance
Scorecard analysis. The results showed that PLTA Tamboliβs project was feasible
to implement because it gives a positive NPV value of IDR 217,566,317,361, IRR
16.75%, MIRR 13.77%, PI 1.26, PP 6 years 2 months. The sensitivity test illustrates
that changes in the selling price of electricity and changes in the composition of
project cost funding are very sensitive to project feasibility. SWOT analysis is still
effective enough to analyze strengths, weaknesses, opportunities, and threats and
determine the strategies that the company must decide. The balance scorecard has
not been effective in assessing the performance of the projected financial statements
of the PLTA Tamboliβs project.
Keywords: Financial Feasibility, PLTA, SWOT Balance Scorecard, Sensitivity
Analysis
2
1. PENDAHULUAN
Kelayakan investasi harus dipertimbangkan sehubungan dengan beberapa
aspek untuk menentukan apakah investasi direalisasikan atau tidak. Analisis
kelayakan adalah alat analitis yang efektif yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi investasi dari berbagai perspektif, misalnya teknis, sosial, hukum,
keuangan, pasar, dan organisasi. Kelayakan finansial seringkali merupakan
faktor utama dalam analisis kelayakan, karena sebagian besar investasi tidak
direalisasikan jika tidak menghasilkan keuntungan bagi pemilik proyek.
(BjΓΆrnsdΓ³ttir, 2010)
Studi kelayakan (feasibility study) adalah pengkajian mengenai usulan
proyek atau gagasan usaha agar usaha yang dilaksanakan dapat berjalan dan
berkembang sesuai dengan tujuannya atau tidak mengenai target. Objek atau
subjek matters studi kelayakan adalah usulan proyek usaha. Usulan proyek atau
gagasan usaha tersebut dikaji, diteliti, dan diselidiki dari berbagai aspek, seperti
terpenuhi tidaknya persyaratan untuk berkembang. (Sobana, 2018)
Aspek finansial merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek
lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap aspek keuangan adalah
yang paling utama untuk dianalisis. Kajian aspek keuangan menggambarkan
jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan. Dengan demikian
aspek finansial merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakannya. (Purwana & Hidayat, 2016)
Sebuah studi kasus akan digunakan untuk menggambarkan bagaimana
analisis kelayakan finansial harus dilakukan. Proyek yang digunakan sebagai
studi kasus adalah rencana proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA Tamboli) yang terletak di Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pemilihan kasus dimotivasi oleh posisi Sulawesi Tenggara yang memiliki
kondisi topografi yang bergunung-gunung dengan temperatur udara yang sejuk
dan curah hujan yang tinggi membuat Sulawesi Tenggara memiliki sumber
daya air yang potensial untuk dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga
air.
Rencana pembangunan pembangkit listrik sebagai investasi jangka panjang
bagi pihak swasta memerlukan studi awal, diantaranya adalah studi kelayakan
3
ekonomi. Studi ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan biaya investasi
dan manfaat yang diperoleh, sebagai dasar apakah rencana pembangunan
tersebut memenuhi syarat atau tidak untuk dilaksanakan. (Vika, Siti, &
Wahyudi, 2015)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai perhitungan dari aspek
financial yaitu NPV, IRR, MIRR, Profitability Index (PI), Payback Period
(PP), dan uji sensitivitas. Dan mengetahui pengaruh terhadap pengambilan
keputusan investasi rencana proyek PLTA Tamboli, dijalankan atau tidak. Serta
mengidentifikasi langkah strategis dalam pengambilan keputusan investasi
pada rencana proyek PLTA Tamboli menggunakan analisis SWOT dan
Perspektif Keuangan.
2. METODE PENELITIAN
Objek penelitian adalah rencana proyek pembangunan PLTA Tamboli yang
dikerjakan oleh PT Tamboli Energy. Penentuan lokasi dikarenakan lokasi
tersebut memiliki sumber daya air yang potensial untuk dikembangkan menjadi
pembangkit listrik tenaga air. Dan Sulawesi Tenggara mempunyai potensi
sumber energi air sebesar 82.8 MW. (Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan,
2017)
Teknik analisis yang digunakan bisa dilihat pada Gambar 1
Keterangan:
2.1 Net Present Value (NPV)
πππ = βπ΄0 + βπ΄π‘
(1+π)π‘ππβ1 (1)
Gambar 1. Teknik Analisis Data
1
β’NPV
β’IRR
β’MIRR
β’PI
β’PP
2
β’Uji Sensitivitas
3
β’Analisis SWOT dan Perspektif Keuangan
4
Keterangan:
A0 = pengeluaran investasi pada tahun ke-0
At = aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t
r = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemilik modal
dengan memperhatikan risiko usaha
n = jumlah tahun/ usia ekonomis proyek (atau periode studi)
Apabila NPV > 0 maka rencana proyek tersebut dikatakan layak (feasible)
untuk dilaksanakan, tetapi jika NPV < 0 maka rencana proyek tidak layak
untuk dilaksanakan.
2.2 Internal Rate of Return (IRR)
πΌπ π = π1 + πππ1
πππ1βπππ2 π₯ (π2 β π1) (2)
Keterangan:
i1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1)
i2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2)
NPV1 = Net Present Value 1
NPV2 = Net Present Value 2
Jika IRR > dari bunga pinjaman maka rencana proyek layak untuk
dilaksanakan, akan tetapi jika IRR < daripada bunga pinjaman maka rencana
proyek tidak layak.
2.3 Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Rumusan MIRR:
PV Arus Keluar/ IO = CIFt (1+k)
n-t
(1+MIRR)n (3)
Jika MIRR > tingkat pengembalian maka rencana proyek diterima, tetapi
jika MIRR < tingkat pengembalian, maka ditolak.
2.4 Profitability Index (PI)
ππΌ = βππ πΎππ π΅πππ πβ
ππ πΌππ£ππ π‘ππ π π₯ 100% (4)
5
Apabila Profitability Index (PI) lebih besar (>) dari 1 maka diterima
(feasible), tetapi apabila PI < 1 maka rencana proyek tidak layak untuk
dilaksanakan.
2.5 Payback Period (PP)
πππ¦ππππ ππππππ (ππ) = πΌππ£ππ π‘ππ π
πΎππ π΅πππ πβ/π‘πβπ’π (5)
Kriteria kelayakan PP adalah suatu investasi dikatakan layak jika
Payback Period (PP) lebih pendek dibandingkan periode payback
maksimum. Sebaliknya jika Payback Period (PP) suatu investasi lebih
panjang daripada periode payback maksimum maka investasi dinyatakan
tidak layak. Jika terdapat beberapa alternatif investasi, maka untuk
menentukan alternative terbaik dilakukan pemilihan investasi yang
mempunyai Payback Period (PP) yang paling pendek.
2.6 Uji sensitivitas
Dilakukan untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis
kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan
didalam perhitungan biaya atau manfaat. Dalam penelitian ini dilakukan
beberapa pengujian terhadap perubahan-perubaha biaya proyek, harga jual
listrik, perubahan kurs Dollar terhadap nilai Rupiah, komposisi pendanaan
biaya proyek, perubahan harga listrik termasuk perubahan struktur biaya.
2.7 Analisis SWOT dan Perspektif Keuangan
Dibuat matriks SWOT yang terdiri atas faktor internal (strength and
weakness) dan faktor eksternal (opportunity and threat). Yang dari kedua
sisi dianalisa agar dapat disusun suatu strategi SO, WO, ST, dan WT.
Sedangkan untuk Perspektif Keuangan menggunakan beberapa pengukuran
yaitu:
ROE =Earning After Tax (EAT)
Total Equity x 100% (6)
Semakin nilai ROE mendekati 100% maka akan semakin bagus. ROE
yang bernilai 100% menandakan bahwa setiap 1 rupiah ekuitas pemegang
saham, dapat menghasilkan 1 rupiah dari laba bersih perusahaan.
6
ROI = Earning After Tax (EAT)
Total Assets x 100% (7)
Jika nilai ROI positif maka itu merupakan pertanda baik. Yang artinya
investasi yang direncanakan bisa memberikan laba atau setidaknya
mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan. Semakin tinggi nilai
hasil perhitungan yang didapat, investasi tersebut berpotensi sangat baik.
Sementara, jika hasil perhitungannya negatif, sebaiknya investasi tidak
diteruskan karena berpotensi menimbulkan kerugian.
Turn Assets Turn Over (TATO) = Sales
Total Assets x 100% (8)
Perputaran asset yang meningkat menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menggunakan keseluruhan asetnya dengan baik untuk
menghasilkan penjualan yang tinggi. Sebaliknya, jika nilai perputaran total
asset perusahaan cenderung kecil maka mengindikasikan perusahaan belum
mampu menggunakan keseluruhan asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Net Profit Margin (NPM) =Earning After Tax (EAT)
Sales x 100% (9)
Rasio NPM yang bagus adalah NPM yang cenderung mengalami
kenaikan tren dari tahun ke tahun. NPM yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan mampu menekan biaya-biaya penjualannya, sehingga
meningkatkan laba bersih.
DER = Total Debt
Total Equity x 100% (10)
Semakin tinggi rasio DER maka semakin tinggi pula jumlah hutang atau
kewajiban perusahaan untuk melunasi hutang yang harus dibayar dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Maka, perusahaan dengan rasio
DER kecil akan lebih mudah mendapatkan pendanaan dari investor.
7
Tabel 1. Proyeksi Laba Rugi (Rp 000)
Sumber: Pengolahan data
(Perhitungan lengkap selama 30 tahun ada pada lampiran)
Semakin kecil presentase DER, semakin menunjukkan nilai keuangan
perusahaan yang sehat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Tamboli Energi berencana membangun PLTA Tamboli dengan kapasitas
terpasang sebesar 4 x 6 MW di Tamboli, Kabupaten Kolaka. Lokasi proyek
PLTA Tamboli terletak di Desa Tamboli, Kecamatan Samaturu, Kabupaten
Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara
3.1 Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi digunakan untuk melihat kinerja operasional perusahaan
selama periode proyeksi. Pendapatan perusahaan sudah terlihat di awal masa
setelah konstruksi yaitu perkalian komponen dari harga dan volume daya listrik
yang dijual. Perhitungannya bisa dilihat pada Tabel 1.
3.2 Proyeksi Arus Kas
Proyeksi cash flow PT Tamboli Energy selama 30 tahun tidak ada tambahan
pendanaan baru karena tidak ada tambahan investasi pembelian mesin baru.
Proyeksi cash flow PT Tamboli Energy mengalami kekosongan pada awal
periode ketika diberlakukan konstruksi, sehingga pada tahun pertama sampai
DESCRIPTION 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Energy Sales (MWh) 136.656 136.656 136.656 136.656 136.656 136.656
Selling Price (Rp/kWh) 1.636,25 1.636,25 1.636,25 1.636,25 1.636,25 1.636,25
Revenue 223.603.380 223.603.380 223.603.380 223.603.380 223.603.380 223.603.380
Total Revenue (Rp. 000) 223.603.380 223.603.380 223.603.380 223.603.380 223.603.380 223.603.380
Production Costs
Water Tax Cost 2.862.123 2.890.744 2.919.652 2.948.848 2.978.337 3.008.120
O & M Fixed Cost 19.118.089 19.691.632 20.282.381 20.890.852 21.517.578 22.163.105
O & M Variable Cost 1.520.503 1.566.118 1.613.102 1.661.495 1.711.340 1.762.680
Depreciation Cost 50.572.249 50.572.249 50.572.249 50.572.249 50.572.249 28.913.998
Total Production Costs 74.072.964 74.720.743 75.387.383 76.073.444 76.779.503 55.847.903
GROSS PROFIT 149.530.416 148.882.637 148.215.997 147.529.936 146.823.877 167.755.477
Other Expenses
Interest 52.795.581 46.300.248 37.868.310 28.682.297 18.399.447 7.215.133
Total Others Expenses 52.795.581 46.300.248 37.868.310 28.682.297 18.399.447 7.215.133
Earning Before Tax (EBT) 96.734.835 102.582.389 110.347.687 118.847.639 128.424.430 160.540.344
Projected Tax (25%) 24.183.709 25.645.597 27.586.922 29.711.910 32.106.108 40.135.086
Net Profit (Rp. 000) 72.551.126 76.936.792 82.760.765 89.135.729 96.318.323 120.405.258
8
Tabel 3. Kelayakan Investasi Rencana Proyek PLTA Tamboli
*Asumsi umur proyek selama 30 tahun
Tabel 2. Proyeksi Arus Kas (Rp 000)
Sumber: Pengolahan data
(Perhitungan lengkap selama 30 tahun ada pada lampiran)
dengan tahun ke-4 ending balance menjadi Rp 0,- dan menjadi positif di tahun
ke-5 tahun 2023 menjadi Rp 43.611.314,- seperti pada Tabel 2.
3.3 Kelayakan Finansial PLTA Tamboli
Berikut kelayakan investasi dari rencana proyek pembangunan PLTA Tamboli
pada Tabel 3.
No. Parameter Investasi Hasil Kriteria
Investasi
1 Net Present Value (NPV) 217.566.317.361 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 16,75% Layak
3 Modified Internal Rate of Return (MIRR) 13,77% Layak
4 Profitability Index (PI) 1,26 Layak
5 Payback Period (PP) 6 tahun 2 bln Layak
6 Discounted Payback Period 12 tahun 5 bln Layak
DESCRIPTION 2019 2020 2021 2022 2023
OPERATING ACTIVITY
Cash In
- Revenue - - - - 223.603.380
- Trade Receivable Beginning - - - - -
Ending 45 - - - - (27.567.540)
Total Cash In - - - - 196.035.840
Cash Out
- Trade Payable Beginning - - - - -
Ending 45 - - - - (2.897.348)
- Production Costs (excl. Dept) - - - - 23.500.715
- Taxes - - - - 24.183.709
Total Cash Out - - - - 46.960.087
Net Cash from Operating Activity - - - - 149.075.753
NON OPERATING ACTIVITY
Cash In
Self Financing for Investment 70.137.385 76.523.664 81.834.972 41.432.402
Self Financing for IDC 6.714.470 6.714.470 6.714.470 6.714.470
Investment Loan 130.255.144 142.115.376 151.979.233 76.945.890
IDC Loan 12.469.729 12.469.729 12.469.729 12.469.729
Total Cash In 219.576.728 237.823.239 252.998.403 137.562.491
Cash Out
Investment 219.576.728 237.823.239 252.998.403 137.562.491 -
Installment of Investment Loan - - 49.878.916
Interest Payment of Invst Loan - - 48.017.809
Installment of IDC Loan - - 4.962.952
Interest Payment of IDC Loan - - 4.777.772
Total Cash Out 219.576.728 237.823.239 252.998.403 137.562.491 107.637.450
Net Cash from Non Oprt Activity - - - - (107.637.450)
Surplus (Defisit) Cash Flow - - - - 43.611.314
Beginning Balance - - - - 0
Ending Balance - - - - 43.611.314
9
Net Present Value adalah selisih antara serangkaian penerimaan dimasa
mendatang setelah dinilai saat ini (memakai discount factor) dengan
pengeluaran (investasi) yang dilakukan pada saat ini. Dalam perhitungan NPV
ini, diasumsikan atau diperhitungkan setiap transaksi yang terjadi akan dinilai
pada akhir tahun. Suatu investasi dikatakan layak dan menguntungkan untuk
dijalankan apabila NPV menunjukkan angka positif. Pada Tabel 1 nilai NPV
adalah sebesar Rp 217.566.317.361 artinya bahwa keuntungan bersih yang telah
didiskon dengan menggunakan WACC 12,91% sebagai discount factor adalah
Rp 217.566.317.361, karena NPV lebih besar dari nol maka dapat dikatakan
layak.
Internal Rate of Return adalah tingkat balikan suatu investasi dimana pada
saat itu Net Present Value adalah 0. Suatu investasi dikatakan layak dan
menguntungkan untuk dijalankan apabila IRR lebih besar dari cost of capital
yang diasumsikan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan selama 30 tahun
ternyata IRR proyek ini adalah sebesar 16,75% dimana lebih besar dari
weighted average cost of capital (WACC) yang diproyeksikan sebesar 12,91%.
Dengan demikian rencana proyek PLTA Tamboli layak untuk dijalankan karena
IRR > 12,91%%.
Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi (MIRR) adalah metrik
pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran modal bisnis. Manfaat
utamanya adalah membantu menghindari beberapa asumsi dan distorsi
bermasalah dalam tingkat pengembalian internal klasik (IRR). Dari perhitungan
dibawah ini didapatkan nilai MIRR sebesar 13,77%, dengan hasil sebesar
13,77% maka rencana proyek PLTA Tamboli layak untuk direalisasikan.
Profitability Index menunjukkan perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang biaya
investasi. Suatu investasi dikatakan layak untuk dijalankan apabila PI
menunjukkan angka lebih besar dari 1 (satu). Jika PI sama dengan 1 dikatakan
proyek itu marjinal (tidak rugi dan tidak untung). Dari tabel diatas PI yang
dihasilkan sebesar 1,26, sehingga rencana proyek PLTA Tamboli ini dikatakan
layak untuk dijalankan.
Analisa payback period adalah untuk mengetahui berapa lama suatu
investasi yang dilakukan akan kembali dengan cara mengurangkan investasi
10
Tabel 4. Analisa Sensitivitas terhadap Biaya Konstruksi
Tabel 5. Analisa Sensitivitas terhadap Harga Jual Listrik (BPP)
dengan rangkaian proceed (free cash flow) yang akan diterima. Ternyata
perusahaan sudah mampu mengembalikan seluruh investasi sesudah
perusahaan berjalan 6 tahun 2 bulan sejak beroperasi, dan 12 tahun 5 bulan jika
memperhitungkan time value of money .
3.4 Uji sensitivitas
Harga jual listrik dan perubahan/ kenaikan biaya konstruksi merupakan variabel
yang paling sensitif terhadap kelayakan proyek PLTA Tamboli. Hal ini berarti
PT Tamboli Energy perlu memperhatikan jika terjadi perubahan peraturan
mengenai harga patokan pembelian tenaga listrik, jika masih akan dijual ke PT
PLN (Persero). Dan terhadap perubahan/ kenaikan biaya konstruksi, PT
Tamboli Energy hanya bisa menaikkan maksimal 22,28% jika menginginkan
rencana proyek masih layak untuk dilaksanakan.
3.5 SWOT dan Perspektif Keuangan
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat) terdiri atas faktor
internal yang bisa dikontrol dan faktor eksternal atau lingkungan yang mungkin
sulit dikendalikan. Kedua sisi dianalisa agar dapat disusun suatu strategi
sehingga tercapai keberhasilan dan mempunyai daya saing. Dari faktor internal
bisa kita identifikasi kekuatan dan kelemahan (strength and weakness)
sedangkan dari faktor eksternal berupa peluang dan ancaman (opportunity and
threat). Berikut ini adalah analisis SWOT beserta strategi yang bisa diambil jika
pembangunan PLTA Tamboli dibangun di Desa Tamboli, Kecamatan
Samaturu, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kondisi Perubahan Biaya Konstruksi NPV IRR MIRR PI PP Hasil
Base Case 0,00% Rp847.960.860 Rp 217.566.317 16,75% 13,77% 1,26 6,2 Layak
Naik 22,28% Rp1.057.792.700 Rp 1.986 12,91% 12,91% 1 7,8 Layak
Naik 25% Rp 1.083.931.324 -Rp 27.074.462 12,57% 12,81% 0,98 7,10 Tidak Layak
Kondisi Perubahan Harga
Jual Listrik NPV IRR MIRR PI PP Hasil
Base Case 0,00% Rp1.636 Rp 217.566.317 16,75% 13,77% 1,26 6,2 Layak
Naik 17,06% Rp1.973 Rp 444.128.565 19,91% 14,50% 1,52 5,2 Layak
Turun -70,19% Rp961 -Rp 236.633.776 8,99% 11,68% 0,72 10,3 Tidak Layak
11
Tabel 6. Matriks SWOT
FAKTOR STRENGTH WEAKNESS
1. Perusahaan memiliki reputasi yang
baik di bidangnya.
2. Sungai Tamboli memiliki debit
yang besar sehingga dapat
digunakan untuk menggerakkan
turbin dan menghasilkan energi
listrik sesuai dengan perencanaan
3. Kondisi topografi masih alami
sehingga memiliki ketinggian
(head) yang cukup untuk dijadikan
parameter dalam perhitungan
energi.
4. Ditinjau dari lokasi PLTA,
strategis, karena tidak jauh dari
jalur transmisi dan GI.
1. SDM setempat yang masih kurang,
baik dalam kualitas maupun
kuantitas
2. Sumber dana pemerintah yang
terbatas
3. Kelemahan terhadap akses
teknologi
4. Daerahnya sulit untuk dijangkau
kendaraan besar (daerah hulu/
lokasi bendung)
OPPORTUNITY STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Rasio elektrifikasi belum
mencapai 100% menjadi
peluang bagi para investor
untuk berpartisipasi dalam
usaha penyediaan listrik.
2. Industri tambang yang
tersebar di wilayah
Sulawesi Tenggara
memerlukan banyak
energy listrik yang belum
tercukupi oleh PT PLN
(Persero).
3. Kebijaksanaan pemerintah
untuk memajukan wilayah
Sulawesi Tenggara.
1. Menetapkan lokasi pembangunan
PLTA karena di setiap wilayah
memililki harga yang berbeda-
beda (pemilihan lokasi di Sulawesi
Tenggara karena harga cukup
tinggi dibanding di Pulau Jawa dan
Sumatera.
2. Mencari lokasi yang memiliki
sungai dengan debit besar
sehingga dapat menghasilkan
energi listrik yang lebih besar pula
untuk dijual ke PLN.
3. Memanfaatkan sisa lahan dari
paska konstruksi misal dijadikan
lahan pertanian, perikanan ataupun
peternakan, dll.
1. Sebagian besar PLTA berada di
desa terpencil dan masuk hutan,
maka SDM setempat sangat
terbatas sehingga harus
mendatangkan tenaga ahli baik dari
dalam negeri maupun luar negeri,
hal ini menciptakan lapangan
tenaga kerja.
2. Sumber dana pemerintah yang
terbatas membuat pengusaha
mengadakan konsorsium dengan
perusahaan lain baik itu PMDN
maupun PMA, dengan demikian
akan menambah jumlah investasi
dalam melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik.
3. Daerah yang sulit dijangkau
kendaraan bisa mengadakan
penyewaan alat berat baik dari IPP
sendiri atau dari anak perusahaan
yang menyediakan jasa sewa alat
berat dan tools lainnya. Hal ini
dapat menambah pendapatan bagi
para pengusaha.
THREAT STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Ketergantungan pada
pendanaan pinjaman bank
2. Perubahan harga jual
energi listrik mengikuti
peraturan pemerintah
3. Tingkat erosi di sepanjang
aliran sungai
1. Jika perusahaan memiliki reputasi
yang bagus, baik dari segi modal
usaha maupun kinerja, maka akan
lebih mudah untuk mendapatkan
pendanaan bank.
2. Peluang konsorsium dengan
investor lain lebih terbuka
sehingga jumlah ekuitas sendiri
lebih besar daripada
mengandalkan dari pendanaan
bank.
3. Dengan memiliki tenaga ahli
dalam hal konstruksi bangunan
PLTA, maka design bangunan
yang kuat dapat meminimalkan
terjadinya erosi.
4. Dengan adanya tenaga ahli
beberapa skenario konstruksi bisa
diusulkan, sehingga apabila terjadi
perubahan harga sesuai aturan
pemerintah IPP dapat menjelaskan
skenario tersebut dan tidak
berdampak signifikan pada
perubahan harga.
1. Dengan SDM setempat yang masih
kurang maka langkah yang diambil
adalah mendatangkan tenaga ahli
dari dalam negeri untuk
menghindari masuknya tenaga
asing dan harus mengeluarkan
biaya yang cukup tinggi.
2. Jika memiliki ekuitas yang cukup
besar maka IPP tidak akan
bergantung pada pendanaan dari
bank dan pemerintah, langkah yang
diambil bisa dengan melakukan
konsorsium dari beberapa
perusahaan dalam hal pendanaan
proyek.
3. Daerah yang sulit dijangkau
kendaraan, dengan membuka
peluang bagi para kontraktor
sebagai sarana penunjang dalam
melaksanakan konstruksi salah
satunya adalah membuat access
road sehingga mudah dilalui.
EKSTERNAL
INTERNAL
12
Gambar 2. Rasio Return on Equity PT Tamboli Energy
Tahun 2023 - 2052
Gambar 3. Rasio Return on Investment PT Tamboli Energy
Tahun 2023 - 2052
Perspektif Keuangan
Hasil uji rasio return on equity yang dilakukan pada PT Tamboli Energy selama
periode 2023-2052 memiliki trendline yang menurun. Artinya rasio tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan belum efektif dalam menghasilkan laba bersih dari
ekuitas yang dimilikinya, seperti pada Gambar 2
Hasil uji rasio return on investment yang dilakukan pada PT Tamboli Energy
selama periode 2023-2052 memiliki trendline yang menurun. Artinya rasio tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan belum efektif dalam menghasilkan keuntungan
terhadap investasi yang dilakukan, seperti pada Gambar 3.
-
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
Rasio Return on Equity
Rasio ROE
Linear (Rasio ROE)
-
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,14
0,16
Rasio Return on Investment
Rasio ROI
Linear (Rasio ROI)
13
Gambar 4. Rasio Perputaran Total Aktiva PT Tamboli Energy
Tahun 2023 - 2052
Gambar 5. Rasio Net Profit Margin PT Tamboli Energy Tahun
2023 - 2052
Hasil uji rasio perputaran total aktiva yang dilakukan pada PT Tamboli Energy
selama periode 2023-2052 memiliki trendline yang menurun. Artinya rasio tersebut
menunjukkan bahwa aktiva perusahaan lebih besar dibanding dengan kemampuan
penjualannya yang berarti perusahaan belum efisien dalam penggunaan
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan (revenue), seperti pada Gambar
4.
Hasil uji rasio net profit margin yang dilakukan pada PT Tamboli Energy
selama periode 2023-2052 memiliki trendline naik. Artinya rasio tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola biaya operasinya dengan baik
dalam menghasilkan laba bersih, seperti pada Gambar 5.
-
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
Rasio Asset Turnover
Rasio TATO
Linear (Rasio TATO)
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
Net Profit Margin Ratio
Rasio NPM
Linear (Rasio NPM)
14
Gambar 6. Rasio Debt to Equity PT Tamboli Energy Tahun
2019 - 2052
Hasil uji rasio debt to equity yang dilakukan pada PT Tamboli Energy selama
periode 2019-2052 memiliki trendline yang menurun. Artinya rasio tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya dengan
menggunakan ekuitasnya, dan menunjukkan nilai keuangan yang sehat, seperti
pada Gambar 6.
4. PENUTUP
Perusahaan dinilai tepat untuk melakukan investasi pada saat ini karena akan
memberikan βeconomic value addedβ bagi shareholder sebesar Rp
217.566.317.361 (nilai NPV), IRR sebesar 16,75%, MIRR 13,77% dengan kata
lain nilai IRR dan MIRR lebih besar daripada Discount Rate yang ditetapkan
yaitu sebesar 12,91%. Dengan demikian rencana proyek PLTA Tamboli
memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan biaya modalnya.
Selain itu payback period selama 6 tahun 2 bulan juga dinilai layak karena
jangka waktu pengembalian Kredit Investasi (KI) dinilai hampir sama dengan
rencana pengembalian pinjaman yaitu 6 tahun setelah grace period yaitu 4
tahun (masa konstruksi).
Uji sensivitas hasilnya adalah harga jual listrik dan perubahan/ kenaikan
biaya konstruksi sangat sensitif terhadap kelayakan proyek. Hal ini berarti PT
Tamboli Energy perlu memperhatikan jika terjadi perubahan peraturan
mengenai harga patokan pembelian tenaga listrik, jika masih akan dijual ke PT
(1,000)
(0,500)
-
0,500
1,000
1,500
2,000
2019
2021
2023
2025
2027
2029
2031
2033
2035
2037
2039
2041
2043
2045
2047
2049
2051
Debt to Equity Ratio
Rasio DER
Linear (Rasio DER)
15
PLN (Persero). Dan terhadap perubahan/ kenaikan biaya konstruksi, PT
Tamboli Energy hanya bisa menaikkan maksimal 22,28% jika menginginkan
rencana proyek masih layak untuk dilaksanakan.
Analisa SWOT membantu dalam menstrukturisasi usaha para pengambil
keputusan dalam menentukan rencana strategis perusahaan. Dari strength,
weakness, opportunity, serta threat yang berhasil dianalisa maka dibuatlah
strategi SO (strength opportunity), WO (weakness opportunity), ST (strength
threat), dan WT (weakness threat). Dari sisi perspektif keuangan belum terlalu
efektif dipakai dalam menilai kinerja proyeksi laporan keuangan proyek ini,
karena semua didasarkan pada asumsi-asumsi yang belum tentu hasilnya sesuai
dengan apa yang diproyeksikan.
Dari semua metode pengujian yang telah dilakukan, penulis menilai lebih
baik menggunakan metode kelayakan investasi dengan pengukuran NPV, IRR,
MIRR, PI, PP dan uji sensitivitas, serta ditambahkan dengan analisa SWOT.
Penulis menilai dengan menggunakan metode tersebut akan lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan Perspektif Keuangan.
DAFTAR PUSATAKA
BjΓΆrnsdΓ³ttir, A. R. (2010). Financial Feasibility Assessments Building and Using
Assessment Models for Financial Feasibility Analysis of Investment
Projects. Reykjavik: University of Iceland.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. (2017). Peluang Investasi Sektor
Ketenagalistrikan 2017-2021. Jakarta: Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan.
Purwana, D., & Hidayat, N. (2016). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Sobana, D. H. (2018). Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: CV Pustaka Setia.
V. A., S. Q., & Wahyudi, A. H. (2015). Studi Kelayakan Ekonomi Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kalibeber Kabupaten Wonosobo.
e-Jurnal Matriks Teknik Sipil, 494.