Download - File Internet

Transcript

Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut: Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang. Pada lagu diatas, disebutkan bahwa Saudara Empat itu adalah Marmati, Kawah, Ari ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi. Jelasnya mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari Ari, dan Rahsa? Marmati itu artinya Samar Mati (Takut Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari ari, dan Rahsa. Oleh karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua). Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak) Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya si bayi, setelah itu barulah keluar Ari ari (placenta/ tembuni). Karena Ari ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada waktu akhir, maka dari itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat yang copot dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan Saudara Empat Lima Pusat Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Amarah : Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Supiyah / Keindahan : Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia.

Aluamah / Serakah : Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai tujuh turunan. Mutmainah / Keutamaan : Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik. Maka dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini, berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai. SEDULUR PAPAT LIMA PANCER DAN SISTEM KEMALAIKATAN. Setelah Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Ijro'il. Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu: Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah. Pertama Jibril atau dalam bahasa ibrani Gabriel artinya pahlawan tuhan fungsinya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi. Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN. Ada pandangan yang menyatakan setelah N.Muhammad wafat maka otomatis Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir. Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai Jibrilnya. Hakikatnya hanya ada satu Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiapm cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya. Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang. Jibril akan menuntun manusia kejalan yang benar, yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminnya, membersihkan hatinya. Jibril lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi. Jibril tidak mampu mengantarka diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia lainnya yaitu Mikail isrofil Ijroil.

Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain. Ditinjau dari keddudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang (saudara tua ) si bayi. begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat. secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix) Ke Dua Malaikat Israfil. Menurut hadis malaikat Israfil diciptakan setelah penciptaan Arsy ( Singgasana Tuhan ) disebut sebagai malaikat penggenggam alam semesta, ia meniup Terompet Pemusnahan Dan Pembangkitan. Ia digambarkan menengadah ke atas untuk melihat jadwal kiamat yang ada di Lawh Al Mahfuzh. Israfil di sepadankan dengan ari-ari, tembuni atau Placenta, Ari-Ari adalah yang memayungi sang janin sampai ketempat tujuan dialah yang memberikan keamanan menyalurkan makanan dan kenyamanan pada janin dengan ari-ari ini kehidupan berlangsung dalam janin. Exsistensi Ari-ari ini disejajarkan dengan malaikat Israfil Dalam kelahiran janin, Ari-ari diterima sebagai saudara muda (adik). Meskipun jasadnya telah tak ada lagi ari-ari tetap memberikan perlindungan bagi manusia setelah dilahirkan. Dari sisi keberadaanya malaikat Israfil dicipta terlebih dahulu dari pada malaikat Mikail dan Jibril As. Israfil diyakini sebagai Pelita Hati Bagi manusia agar hatinya tetap terang, Itulah sebabnya sejahat-jahatnya manusia masih ada secercah cahaya dalam hatinya tetap ada kebaikan yang dimilikinya meski hanya sebesar debu... Yang ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan. Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk. Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin. Subhanallah.. Dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya. Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya. Ke Empat adalah Malaikat Ijroil. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya.

Dalam konsep sedulur papat Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar. Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..? apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang mau mati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah.. Ijroil disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Ijroil bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi. Jika ajal telah sampai maka Ijroil mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya. Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai lak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia.. loh kok gitu yaa..? Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib. Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang. Semua saudara gaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh dan Tidak Kasat Mata. Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak.. " In Kullu nafsin lamma alayha hafizh" > 'Setiap diri niscaya ada penjaganya' Atau "Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun" >' Dialah yang berkuasa atas semua hambanya. Dan dia mengutus kepada kalian Penjaga-Penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru" Simbolisasi sedulur papat limo pancer dalam perwayangan Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih).

Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah dapat mengacam jiwanya. Namun pada akhirnya Ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong berhasil memetik kemenangan dengan mengalahkan kawanan Raksasa, sehingga berhasil keluar hutan dengan selamat. Di luar hutan, rintangan masih menghadang, bahaya senantiasa mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, sang Ksatria dapat menyingkirkan segala penghalang dan berhasil menyelesaikan tugas hidupnya dengan selamat. Mengapa peranan Semar dan anak-anaknya sangat menentukan keberhasilan suatu kehidupan? Semar merupakan gambaran penyelenggaraan Illahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peranan Semar, maka tokoh Semar dilengkapi dengan tiga tokoh lainnya. Ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta. Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehatihatian. Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras. Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan tokoh Ksatria. Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis, untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya). Simbolisasi ksatria dan empat abdinya, serupa dengan 'ngelmu' sedulur papat lima pancer. Sedulur papat adalah panakawan, lima pancer adalah ksatriya

Tabel berikut ini diambil dari Royal tomb dekat Peking , China. Original copy tersimpan di Institute of Science of Peking. Kebenaran dari tabel diatas telah dibuktikan oleh ribuan orang dan dipercaya 99% kebenarannya. Ahli-ahli genetika China telah meneliti dan menyajikan kembali tabel ini setelah terkubur lama di Royal tomb selama 700 tahun yang lalu.

Keterangan : P = Perempuan L = Laki-laki Penjelasan : Anda dapat memilih musim atau bulan yang anda inginkan untuk mendapatkan bayi lakilaki atau perempuan dengan berpedoman pada tabel diatas. Usia istri dari umur 18 sampai 45 tahun pada baris atas dari tabel, sedangkan kolom kiri dari tabel menunjukkan BULAN PEMBUAHAN dari anak yang diinginkan. Dengan berpedoman pada tabel diatas anda akan dapat memilih waktu kapan harus melakukan senggama menurut jenis kelamin anak yang diinginkan. Contoh singkat : Jika istri berusia 27th dan bayinya dibuat pada bulan Januari, berdasarkan tabel diatas bayi yang akan dilahirkan adalah perempuan. Tabel diatas didasarkan pada bulan proses pembuahan bayi, bukan kelahiran dari bayi.

Dalam budaya jawa ( kejawen ) , penyebutan Kakang Kawah Adi Ari-Ari keberadaannya masih tersamar. Apalagi di zaman modern sekarang ini. Mitos saudara kembar yang ghaib ini cenderung di abaikan. Ini konsekuensi dari zaman maju. Dunia material cenderung meningkat, sedang kaweruh spiritual orang jawa kian gersang. Kita mencoba untuk memahami kembali Puasa Weton yang bagi orang jawa di percayai dapat memberikan pencerahan spiritual dengan berbagai mitosnya yang penuh dengan kesakralan dan religiusitas. Hakikat Puasa menurut Wulang Reh . Sri Pakubuwono IV telah memberikan wewaler, peringatan,pada anak cucunya untuk pengekangan nafsu. Peringatan itu tertuang dalam karyannya Serat Wulang Reh, yang di tulis pada hari ahad kliwon, wunku sungsang, tanggal ke-19, bulan besar, mongso kedelapan, windu sancaya dan di beri sengkalan : Tata-guna-Swareng-Nata ( 1735 ).Ia bergelar : Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Senopati Ing Ngalogo Abdur Rahman Sayyidin Panotogomo IV. Nama kecilnya adalah Bandoro Raden Mas Gusti sumbadyo, Putra Pakubuwono III dengan Kanjeng Ratu Kencana.Dalam pupuh II Tembang Kinanthi ia menulis : Podho Gulangen Ing Kalbu, Ing Sasamita Amrih Lantip, Ojo pijer mangan nendra, ing kaprawiran den kesthi, Pesunen sariraniro , Sudanen dhahar lan guling. (Wahai, asahlah di dalam hatimu biar tajam menangkap isyarat isyarat ghaib. jangan terlalu banyak makan dan tidur, kurangilah hal tersebut, cita citakan kaprawiran keluhuran budi , agar bisa mengekang diri) .Inti yang cepat di tangkap dari wejangan ini menyangkut pada pengendalian diri dan cara yang harus di tempuh adalah dengan perpuasa.Hakekat Puasa adalah pengekangan diri, karena alam duniawi banyak memberi godaan. Silau dengan kemewahan, apalagi kalau sedang mendapat suka cita yang berlebihan, Maka kaprayitnan batin ( kewaspadaan ) akan terkurangi. Manusia akhirnya akan terbelenggu nafsunya. Nafsu yang bersumber dari dirinya sendiri.Nafsu merupakan sikap angkara yang dalam Wulang Reh di sebutkan terdiri dari 4 macam , yaitu : Lawwamah, Bertempat di perut, lahirnya dari mulut ibarat hati bersinar hitam. Akibatnya bisa menimbulkan dahaga, kantuk dan lapar. Amarah, artinya garang bisa menimbulkan angkara murka, iri dan emosional. Ia berada di empedu, timbulnya lewat telinga bak hati bercahaya merah. Sufiyah, Nafsu yang menimbulkan birahi, rindu, keinginan dan kesenangan. Sumber dari Limpa timbul lewat mata bak hati bercahaya kuning. Muthmainah, Berarti rasa ketentraman. Punya watak yang senang dengan kebaikan, keutamaan dan keluhuran budi. Nafsu ini timbulnya dari tulang, timbul dari hidung bagai hati bersinar putih. Lelaku Puasa. Ritualnya di mulai dengan reresik raga ( membersihkan badan ). Badan harus bersih dari kotoran dunia, caranya dengan siram jamas ( mandi besar ). Kalau perlu menggunakan kumkuman ( rendaman ) bunga lima warna, Mawar, Melati, Kenanga, Kanthil putih, Kanthil kuning. Waktu mandi membaca doa Ingsun Adus Ing Banyu Suci, Kang adus badan sejati, Kakosokan nyowo sejati, Amulyaaken kersane Pangeran ( Aku mandi di air suci, Yang mandi badan sejati, membersihkan nyawa sejati, memuliakan takdir Illahi. Lelaku, jangka waktu puasa ini sehari semalam yang di mulai pukul 24.00 WIB di akhiri pukul 24 WIB hari berikutnya. lelaku puasa yang lebih bersifat khusus. Jangka waktunya 3 hari. Keistimewaan puasa ini menurut pinisepuh ( para arif ) jawa terletak pada nilai

amalannya. Seseorang yang melakukan puasa dina dulur ini, nilai amalannya hampir sama dengan puasa 40 hari. Keistimewaan lain adalah terletak pada mustikanya. Puasa ini di yakini dapat menyelesaikan problematika hidup yang sangat berat dalam waktu yang sangat mendesak. Tiga weton dan buang sengkala. Ritual Puasa dina dulur ini selama 3 hari, dan harus tepat pada hari Selasa Kliwon, Rabu Legi dan Kamis Pahing. Tentu saja ini dari hitungan kalender jawa, atau umumnya dalam satu bulan terdapat 3 hari yang berurutan ini. Tinggal kita saja yang menentukan ada kesiapan atau tidaknya niatan yang mantap untuk menjalankan lelaku puasa khusus ini.Jangka waktunya juga sama dengan waktunya puasa puasa kejawen lainnya. Dimulai ( sahur ) pada pukul 24 WIB di akhiri ( Berbuka ) pada pukul 24 WIB hari berikutnya. Demikian juga kesiapan jiwa raga seseorang yang hendak berpuasa. Di pagi harinya, sebelum hari (H) ia wajib melakukan pembersihan diri dengan cara " siram jamas " ( mandi besar ) lebih baik kalau menggunakan kumkuman ( rendaman ) bunga setaman yang baru di beli di pasar. Cara mandi jamas ini tidak boleh sembarangan. Rendaman bunga yang tercecer itu harus di kumpulkan dan di larung ( di buang ) di sungai. Hal ini di dasarkan pada mitos "sengkala" ( nasib buruk/dosa dosa ). Termasuk sifat buruk dan nafsu dalam diri manusia harus harus di buang jauh. Larung di maknakan di buang jauh. Sedangkan sungai ( muaranya menuju lautan bebas ) sebagai simbol dunia luas dan tak terbatas. Bubur Lima Warna. Akan lebih sempurna bila dalam ritual larung ini di sertakan sesajen berupa bubur lima warna. Hitam, putih, Merah, Kuning dan merah di beri titik putih. Lima warna ini berarti menghormat pada " Keblat Papat Limo Pancer " ( Keblat 4 5 bumi tempat berpijak ). Hitam berada di utara, merah di selatan, kuning bertempat di barat dan putih berada di timur.Khusus Filosofi bubur merah bertitik putih, sebenarnya di artikan penghormatan kepada orang tua. Bisa juga sesepuh ( leluhur kita ) baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Namun dalam khasanah kiblat tadi di maknakan pancer.Tentang bubur lima macam ini bisa kita kaitkan dengan simbolisasi bunga lima warna. Dan semua unsur ini di maksudkan sebagai pelengkap sebelum melakukan puasa dino dulur. tetapi jauh di balik ini semua ada mitos bahwa semua unsur itu sebagai pendukung ( kekuatan batin ) dalam melaksanakan puasa. Sekaligus penguat dan peneguh iman seseorang dalam menjalankan ritual puasanya. Saudara-Saudara Halus / Sedulur papat kalimo pancer Orang Jawa tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat ( saudara empat ) yang selalu menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia. Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan alam untuk selalu dengan setia membantu, mereka tidak tidak punya badan jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga harus mempunyai hubungan yang serasi dengan mereka yaitu : a. Kakang kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya di timur warnanya putih. b. Adi ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di barat warnanya kuning. c. Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di selatan warnanya merah d. Puser, pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.

Selain sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer kelima itulah badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat papat lima tengah, ( empat jurusan yang kelima ada ditengah ). Mereka berlima itu dilahirkan melalui ibu, mereka itu adalah Mar dan Marti, berbentuk udara. Mar adalah udara, yang dihasilkan karena perjuangan ibu saat melahirkan bayi, sedangkan Marti adalah udara yang merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang bayi. Secara mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa meminta bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kamu melaksankan tapa brata ( laku spiritul yang sungguh-sungguh ) mereka itu selalu bersama kamu, menjaga kamu dimanapun kamu berada. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa mereka itu menolongmu dalam setiap saat kegiantanmu, mereka akan senang, bila kamu memperhatikan mereka, mengetahui akan keberadaan meraka. Adalah bijaksana untuk meminta mereka supaya berpatisipasi dalam setiap kegiatan yang kamu lakukan, seperti : minum, makan, belajar, bekerja, meyopir, mandi dam lain-lain. Dalam batin kamu mengundang mereka, misalnya : 1. Semua saudara halusku, saya mau makan, bantulah saya ( ewang-ewangono ) artinya mereka itu akan membantumu, sehingga kamu selamat pada saat makan dam makanan itu juga baiak untukmu. 2. Semua saudara halusku, bantulah saya untuk menyopir mobil dengan selamat sampai kantor. Ini artinya kamu kan menyopir dengan selamat sampai ke kantor, tidak ada kecelakaan yang terjadi pada kamu, pada mobil dan yang lain-lain. 3. Semua saudara halusku, saya akan bekerja, bantulah saya supaya bisa meyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan lain-lain. Tetapi kamu jangan meminta partisipasi mereka pada waktu kamu mau tidur, untuk hal itu kamu harus berkata : saya mau tidur lindungilah saya ( reksanen ) pada waktu saya tidur, kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, bangunkanlah saya, sambil membaringkan badan ditempat tidur sebelum menutup mata, dengan meletakkan tangan kanan didada, menyentuh jantung, katakanlah : saya juga hidup Dengan mengenali mereka artinya kamu memperhatikan mereka dan sebaliknya mereka pun mengurusi kamu. Kalau kamu tidak memperhatikan mereka, mereka tidak akan berbuat apapun untuk menolongmu, mereka mengharap supaya secepatnya kamu kembali ke asalmu, supaya mereka itu secepatnya terbebas dari kewajibannya untuk mendampingimu. Ketika kamu kembali kealam kelanggengan, mereka juga akan pergi dan berharap diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan sebagai manusia dengan jiwa dan raga dalam hidup baru mereka di dunia. Weton adalah peringatan hari lahir seseorang yang terjadi setiap 35 hari sekali. Untuk orang Jawa tradisional mengetahui wetonnya itu penting dan harus diingat kapan wetonnya itu, dengan mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran seseorang bisa ditentukan hari wetonnya. 1. Pada saat weton biasanya akan dibuat semacam sesaji sederhana yang berupa secawan bubur merah putih dan satu gelas air hangat. Pemberian ini adalah untuk saudara-saudara halus, dengan mengatakan: ini untuk semua saudara halusku, aku selalu ingat kamu, mengenali kamu, maka itu bantulah dan jagalah aku. Sesaji sederhana ini juga untuk

mengingatkan dan bersyukur kepada ibu dan ayah, karena melalui merekalah kamu dilahirkan dan hidup di dunia ini. Selanjutnya untuk mengingat dan menghormati para leluhur dab yang paling penting untuk mengingat dan memuji Sang Pencipta Hiduo, Tuhan Yang Maha Kuasa. Cara yang lengkapuntuk meyebut saudara-saudara halus tersebut adalah : Mar marti, kakang kawah, adi ari-ari, getih puser sedulur papat, kalimo pancer . - Bantulah saya (katakan apa keperluanmu) - Jagalah saya pada waktu saya tidur Sebaliknya kamu menyebut nama mereka dengan lengkap sehingga kamu menjadi biasa dengan mereka (jumbuh) misalnya untuk beberapa bulan. Sesudah itu kamu boleh memanggil mereka semua : saudara halusku. Tetapi pada saat kamu berdoa atau meditasi, kamu menyebut dengan nama lengkap, juga pada saat kamu memberikan sesaji untuk mereka, katakanlah nama mereka satu demi satu. Kamu hendaknya tahu bahwa kakang kawah dan adi ari-ari adalah yang paling banyak membantu kamu. Kakang kawah selalu berusa dengan sebaik-baiknya supaya semua keinginan dan usahamu terealisir sedangkan adi ari-ari selalu berusaha menyenangkan kamu. Oleh karena itu pada saat kamu akan melakukan hal yang penting atau sebelum berdoa, sesudah menyebutkan nama lengkap mereka satu persatu, ulangi lagi dengan menyebut kakang kawah dan adi ari-ari untuk membantumu. 2. Selain memberikan sesaji kepada saudara-saudara halus kamu bisa menyucikan diri, antara lain dengan cara berpuasa selama 24 jam, hanya makan buah dan sayuran ; makan nasi putih dan minum air putih ; tidur sesudah tengah malam atau tidak tidur sama sekali dan lain-lain. Ada juga yang melakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu satu hari sebelum weton, pada saat weton dan sehari sesudah weton yang disebut Ngapit.dengan selalu meminta partisipasi dari saudara-saudara halusmu, ini berarti kamu aktif secara lahir maupun batin Yang melakukan sesuatu itu bukan hanya aku, tetapi Ingsun yaitu aku-lahir, luar (jobo) bersama dengan aku dari batin (jero). Maka itu orang Jawa yang mau melakukan hal penting berkata : Niat Ingsun. Dengan melakukan laku spiritual seperti tersebur diatas, biasanya orang berharap supaya hidupnya selamat dan sejahtera, atau untuk penghayatan ilmu sejati merasa lebih dekat kepada hidup sejati atau kasunyatan. Penjaga Ghoib (SEDULUR PAPAT LIMO PANCER)Penerangan Lanjutan Saya ada menengahkan tajuk SEDULUR PAPAT LIMO PANCER niiii...kali ini saya cuba menengahkan lagi isu niii dengan lebih jelas....kalau ada teguran/ kesalahan sila tegur saya..... Siang dan malam keempat pendekar gaib ini setia menunggu kita. Saat genting dan bahaya, dia menyeret kita ke tempat yang aman. Saudara penjaga gaib ini bukan jin. Semakin lama belajar ajaran-ajaran leluhur Jawa, kita akan semakin terkagum-kagum

pada para nenek moyang. Ilmu yang mereka ajarkan tidak bertentangan dengan agama, bahkan sesuai dan memperkaya pemahaman agama yang kita anut. Sayangnya banyak yang masih memandang sebelah mata ajaran para leluhur Jawa ini. Bahkan ada yang menuduhnya sebagai syirik, khurofat dan takhayul. Para penuduh ini mungkin lupa, bahwa ajaran Jawa disampaikan secara sederhana agar mudah dipahami orang Jawa. Memang, para leluhur kita kadang tidak fasih melafalkan kata-kata Arab. Para leluhur ini juga orang yang masih gagap iptek. Namun, jangan salah sangka dulu. Dari segi kebijaksanaan, ilmu batin dan olah rasa para nenek moyang kita dulu boleh diandalkan. Mereka adalah para waskita yang mampu membangun candi Borobudur, Prambanan dan mampu membuat sebuah bangunan dengan ketepatan geometris dan geologis. Tidak kalah oleh nenek moyang bangsa Mesir yang mampu membangun piramida, atau nenek moyang suku Inca, bangsa Peru yang bisa membangun Manchu Picchu. Saat agama Islam masuk ke nusantara, sementara di Jawa saat itu sudah berkembang agama Hindu, Budha dan berbagai kepercayaan animisme, dinamisme, politeisme. Islam melebur secara pelan dan damai, berasimilasi serta berosmosis tanpa pertumpahan darah. Islam agama damai dan tidak memaksa. Orang Jawa bersifat pasrah, sumeleh, sumarah, ikhlas dan mengandalkan rasa pangrasa. Bagi orang Jawa, masuknya Agama Islam yang kaya dengan aspek kebatinan (tasawuf) sangatlah tepat. Orang Jawa pun tidak kebingungan dengan ajaran-ajaran mistik yang ada di dalamnya. Namun orang Jawa berhasil menyederhanakan ajaran-ajaran mistik ini dengan terminologi dan kalimat-kalimat sederhana dan mudah dimengerti. Harap maklum saja, orang Jawa dulu mayoritas hidup di pedesaan yang sederhana dan tidak banyak berwacana ilmiah. Salah satu ajaran Kejawen yang membahas tentang adanya malaikat pendamping hidup manusia adalah SEDULUR PAPAT LIMO PANCER. Pancer adalah tonggak hidup manusia yaitu dirinya sendiri. Diri kita dikelilingi oleh empat makhluk gaib yang tidak kasat mata (metafisik). Mereka adalah saudara yang setia menemani hidup kita. Mulai dilahirkan di dunia hingga kita nanti meninggal dunia menuju alam barzakh (alam kelanggengan). Sebelum hadirnya agama Islam, orang Jawa tidak memahami konsep malaikat. Maka mereka menyebut malaikat penjaga manusia dengan sedulur papat. Konsep sedulur papat ini oleh orang Jawa ditamsilkan melalui sebuah pengamatan/niteni. Mulai saat janin tumbuh di perut ibu, janin dilindungi di dalam rahim oleh ketuban. Selanjutnya adalah ari-ari, darah dan pusar. Itulah saudara manusia sejak awal dia hidup dan selanjutnya empat saudara ini kemudian dikubur. Namun orang Jawa Percaya bahwa empat saudara ini tetap menemani diri manusia hingga ke liang lahat. Karena Air Ketuban adalah yang pertama kali keluar saat ibu melahirkan, orang Jawa

menyebutnya SAUDARA TUA. Saudara ini melindungi jasad fisik dari bahaya. Maka ia adalah SANG PELINDUNG FISIK. Selanjutnya yang lebih MUDA adalah ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin dalam rahim. Ia melingkupi tindakan janin dalam rahim yang kemudian mengantarkan kita ke tujuan. Maka ia adalah SANG PENGANTAR. Saudara kita selanjutnya adalah DARAH. Darah ini membantu janin kecil untuk tumbuh berkembang menjadi bayi lengkap. Darah adalah SARANA DAN WAHANA IRADATNYA pada manusia. Darah bisa disebut nyawa bagi janin. Maka, darah disebut dengan PEMBANTU SETIA MANUSIA MENEMUKAN JATI DIRINYA SEBAGAI HAMBA TUHAN, CERMIN TUHAN (Imago Dei). Saudara gaib kita terakhir adalah pusar. Menurut pemahaman Kejawen, pusar adalah NABI. Pusar secara biologis adalah tali yang menghubungkan perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Pusar mendistribusikan makanan yang dikonsumsi ibu ke bayi. Pusar dengan demikian MENDISTRIBUSIKAN WAHYU IBU MANUSIA yaitu Gusti Allah SWT kepada diri kita. Keempat saudara gaib ini sesungguhnya adalah EMPAT MALAIKAT PENJAGA manusia. Yang berada di kanan-kiri, depan-belakang kita. Maka, tidak salah bila Anda menyapa dan bersahabat akrab dengan mereka. Secara gaib, Tuhan mmeberikan pengajaran tidak langsung kepada hati kita. Namun melalui mereka pengajaran itu disampaikan. Keempat penjaga (malaikat) itu adalah: JIBRIL (Penerus informasi Tuhan untuk kita), IZRAFIL (Pembaca Buku Rencana Tuhan untuk kita), MIKAIL (Pembagi Rezeki untuk kita) dan IZRAIL (Penunggu berakhirnya nyawa untuk kita). Keempat malaikat itu oleh orang Jawa dianggap sebagai SEDULUR karib hidup manusia. Bila kita paham bahwa perjalanan hidup untuk bertemu dengan Tuhan hakikatnya adalah perjalanan menuju ke dalam bukan ke luar. Perjalanan menembus langit ketujuh hakikatnya adalah perjalanan diri palsu menuju diri sejati dan menemukan SANG AKU SEJATI, YAITU DIRI PRIBADI/ TUHAN. Untuk menemukan SANG AKU SEJATI (limo pancer) itulah kita ditemani oleh EMPAT SAUDARA GAIB/MALAIKAT PENUNGGU (sedulur papat). Lantas dimana mereka sekarang? Mereka sekarang sedang mengawasi Anda. Berdzikir mengagungkan asmaNya. Kita bisa menjadikan mereka sedulur paling akrab bila paham bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka. Caranya? Pejamkan mata, matikan seluruh aktivitas listrik di otak kiri dan kanan dan hidupkan sang AKU SEJATI yang ada di dalam diri Anda. Ya, hanya diri sendirilah yang mampu untuk berkomunikasi dengan para sedulur gaib nan setia ini.

Bagaimana tidak setia, bila kemanapun kita berada disitu keempatnya berada. Bila kita berjalan, mereka terbang. Bila jasad kita tidur, mereka akan tetap melek ngobrol dengan ruh kita. Maka, saat bangun tidur di siang hari pikiran kita akan merasa fresh sebab ruh kita akan kembali menjejerkan diri kita dengan iradat-Nya. Sayang, saat waktu beranjak siang polusi nafsu/ego lebih dominan sehingga kebeningan akal pikiran semakin tenggelam. Bagaimana agar hidup kita selalu ingat oleh kehadiran sedulur papat ini yang setia menjaga kita? Sunan Kalijaga memiliki kidung bagus: Ana kidung akadang premati Among tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakaken sedya Pan kuwasanipun adhi ari-ari ika Kang mayungi ing laku kuwasaneki Anekaken pangarah Ponang getih ing rahina wengi Angrowangi Allah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu uyu sambawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane pancer wus dadi sawiji Nunggal sawujudingwang (Ada nyanyian tentang saudara kita yang merawat dengan hati-hati. Memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yang dicipta terwujud. Ketuban itu menjaga badan saya. Menyampaikan kehendak dengan kuasanya. Adik ari-ari tersebut memayungi perilaku berdasar arahannya. Darah siang malam membantu Allah Yang Kuasa. Mewujudkan kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya memberi perhatian dengan kesungguhan untuk saya. Memenuhi permintaan saya. Maka, lengkaplah empat saudara itu. Kelimanya seagai pusat sudah jadi satu. Manunggal dalam perwujudan saya saat ini) Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, paham sedulur papat limo pancer sangat kental. Yang dimaksud dengan sedulur papat limo pancer yaitu saudara yang menemani sang

jabang bayi saat lahir. Yang secara umum banyak orang mengenal dengan istilah kakang kawah adhi ari-ari, yang disebut ini baru dua dari 5 bersaudara. Adapun nama nama sedulur papat , yaitu : Watman, Wahman, Rahman, Ariman. Sedang penyebutan limo pancer sendiri yaitu si jabang bayi yang lahir. Watman berarti Wat kondisi si Ibu yang sedang mengalami perasaan pertama untuk melahirkan, mengejan. Wahman berarti kawah, jalan lahir, terbukanya jalan lahir. Rahman berarti darah yang keluar. Ariman berarti ari-ari atau plasenta yang keluar setelah si jabang bayi. Nama-nama diatas biasanya dipanggil apabila si jabang bayi sedang atau memerlukan bantuan dari para sedulurnya. Setelah Islam masuk di Jawa, konsep ini masih ada. Hanya saja mereka dianggap malaikat-malaikat penjaganya. Adapun nama-namanya berubah seperti Jibril, Mikail, Isroil, Israfil Dalam konsep sedulur papat limo pancer, masyarakat Jawa juga menggunakan hari pasaran legi, pahing, pon, wage dan kliwon yang dihubungkan dengan arah mata angin. Legi dengan posisi di Timur Pahing dengan posisi di Selatan Pon dengan posisi di Barat Wage dengan posisi di Utara Kliwon dengan posisi di Tengah

Seperti pada kepercayaan lama/kuno, sisi timur merupakan sisi yang tertua. Karena itu kenapa Legi ada di posisi timur. Kliwon menunjukkan posisi sentral, posisi yang tertinggi. Seperti si jabang bayi yang ada diposisi pancer / pusat. Kembali lagi ke sedulur papat limo pancer, didalam keyakinan Kejawen orang dapat menemui sedulurnya, dapat saling berkomunikasi. Adapun rupa sedulurnya mirip dengan si jabang bayi itu sendiri, dan mereka akan menjaga sampai titi wanci-nya. Rahayu SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER Posted by Gantharwa in Renungan. trackback SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER Oleh: Kyai Pager Rasa

Berbicara tentang pengertian dan konsep Sedulur Papat Kalima Pancer adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dalam diri manusia, maka di Gantharwa sendiri juga mengajarkan hal ini. Secara lengkap tentunya tidak bisa diterangkan secara detail kata demi kata. Pada prinsipnya Manusia Jawa yang sejati (Kwalitas) atau setiap manusia mempunyai cita-cita yang utama yaitu Manunggaling Kawula Lan Gusti, walaupun

kadang dalam bahasa yang berbeda. Untuk mencapai cita-citanya tersebut, manusia harus kembali ke asalnya (sebagai pribadi penciptaan awal) atau menjadi manusia seutuhnya, bagaimana manusia menuju menjadi manusia seutuhnya, manusia harus menjadi AJI SAKA. Aji Saka maknanya adalah kaweruh/kesadaran dalam menghargai secara maksimal dengan berperanan utama. (Atau menjadi Raja yang Beperanan Utama). (konsep Aji Saka akan ada materinya. Red).Untuk menjadi Aji Saka, Jawa memiliki dasar, dasar dari Jawa adalah KALIMASADA, atau dalam pewayangan dikatakan, seorang manusia tidak akan mati jika telah memengang Jamus Kalimasada, seperti cerita pewayangan adalah SAMIAJI atau YIDISTIRA, begitu sucinya diceritakan, sehingga darahnya juga putih.Maka Kalimasada banyak sekali menjadi perebutan dan untuk mengerti dan tahu tentang Kalimasada banyak sekali yang telah mencari kemana-mana, bahkan saling berebut dan terjadi perang. Bahkan jaman sekarang pun banyak yang telah salah mentafsirkan Kalimasada, bahkan cenderung ngawur. Kalimasada bisa diartikan juga sebagai Pancasilanya Jawa, karena merupakan dasar untuk semuanya. Untuk menjelaskan Kalimasada secara tepat maka jawa telah membuat penjelasan yang lebih sederhana atau dibuat semacam miniatur Kalimasada, yaitu SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER . Atau bahasa sederhananya adalah Kalimasada mewujudkan diri yang lebih bisa dimengerti manusia menjadi Sedulur Papat Kalima Pancer. Lambang dari Sedulur Papat Kalima Pancer sendiri adalah dalam cerita Bagawa Gita, Arjuna menbawa kereta perang yang ditarik oleh 4 kuda dengan masing-masing membawa sifat warna adalah Hitam, Coklat (Merah), Biru, Putih. Keempat kuda itulah yang di sebut dengan Sedulur Papat, sedangkan Pancernya adalah Arjuna. Namun Sedulur Papat Kalima Pancer tidak hanya unsurnya demikian, masih ada satu unsur, yaitu di samping atas Arjuna adalah Krishna. Krishna inilah yang dilambangkan bahwa Roh (Pancer) kita bersifat Ilahi (Gusti Allah). Maka kalau manusia ingin mencapai cita-citanya, manusia (Pancernya adalah Roh Kita yang bersifat ilahi) harus bekerjasama dengan Sedulur Papatnya dan konsultannya manusia adalah Gusti Allah (memakai pengertian Gusti Allah). Barulah manusia bisa lengkap sampai pada cita-citanya yang sempurna. Banyak dari para pelaku mistikus ingin bisa ketemu dengan Sedulur papatnya, karena ingin sekali untuk ketemu, maka hal yang sering terjadi adalah sering terjadi suatu penyesatan oleh pihak yang memanfaatkan kelemahan dari salah megerti, dan juga kesalahan, atau hayalan dan imaginasi belaka. Adapun penjelasan dan arti dari Sedulur Papat Kilama Pancer adalah dari Sedulur yang memiliki sifat warna adalah hitam adalah melambangkan sifat KEKUATAN, coklat ibaratnya adalah seperti merah yaitu melambangkan sifat SEMANGAT, biru adalah melambangkan sifat KECERDIKAN, putih adalah melambangkan sifat KESUCIAN. Inilah merupakan sifat dan ciri manusia sejati, yaitu memiliki KEKUATAN, SEMANGAT, KECERDIKAN, KESUCIAN. Dan dikontorl oleh Roh Kita yang sejati (Pancer). Atau Sedulur Papat harus bersatu/manunggal dengan roh kita yang bersifat ilahi, baru dapat berhasil mencapai kemanunggalan dengan Gusti Allah.Sama halnya dengan Arjuna kalau tidak bisa kontrol ke 4 kuda dia akan kalah dalam perang dan bagi manusia kalau tidak bisa kontrol ke 4 sifat/saudaranya dia akan kalah, tidak akan pernah samapi pada cita-citanya. Jika sudah bisa kontrol 4 kuda, Arjuna harus senantiasa seiya sekata dengan Krishna agar selamat sampai akhir perang. Kalau manusia mau selamat, Roh yang sejatinya harus senantiasa memakai pengertian / Kaweruh Gusti Allah.Dan jika ada yang katanya bertemu dengan ke empat sedulurnya, itu merupakan perwujudan saja atau personifikasi dari keempat

sifat diri manusia saja. Namun banyak yang menganggap ketemu dengan Roh atau pribadi lain diluar dirinya, yang merupakan empat saudara kita yang mengikuti selama hidup, padahal tidaklah demikian. Pengalaman saya ketemu dengan keempat sedulur adalah keempatnya seperti kita sendiri, wajahnya seperti kita masing-masing, wujud badannya lebih kecil dari badan kita, dan mereka memiliki sifat yang disebut diatas, saatsaat mereka muncul adalah saat kita memasuki meditasi dengan kita telah mengalahkan fisik yang mana kita tidak terpengaruh akan keletihan, kesakitan fisik, atau telah melewati ketahanan fisik kita sendiri. Namun sekali lagi, Sedulur Papat bukanlah Roh (Pribadi) seperti Pancer kita adalah pribadi atau Roh Sejati, mereka hanyalah perwujudan saja. Inilah sedikit bisa saya sharingkan berhubungan banyaknya pertanyaan mengenai Sedulur Papat Kalima Pancer, ini adalah pemahaman ajaran Jawa yang sangat dalam, memang kelihatan sederhana tapi kalau tidak ada tuntunan banyak yang salah kaprah. Karena telah banyak orang yang tidak mengerti ini dan banyak yang tersesatkan karena ini. Inilah sedikit bagian kecil saja mengenai Sedulur Papapt Kalima Pancer Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut: Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang. Pada lagu diatas, disebutkan bahwa Saudara Empat itu adalah Marmati, Kawah, Ari ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi. Jelasnya mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari Ari, dan Rahsa? Marmati itu artinya Samar Mati (Takut Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari ari, dan Rahsa. Oleh karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua). Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak) Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya si bayi, setelah itu barulah keluar Ari ari (placenta/ tembuni). Karena Ari ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada waktu akhir, maka dari itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat yang

copot dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan Saudara Empat Lima Pusat Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Amarah : Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Supiyah / Keindahan : Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia. Aluamah / Serakah : Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai tujuh turunan. Mutmainah / Keutamaan : Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik. Maka dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini, berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai. SEDULUR PAPAT LIMA PANCER DAN SISTEM KEMALAIKATAN. Setelah Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Ijro'il. Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu: Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah. Pertama Jibril atau dalam bahasa ibrani Gabriel artinya pahlawan tuhan fungsinya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi. Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN. Ada pandangan yang menyatakan setelah N.Muhammad wafat maka otomatis Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir. Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai Jibrilnya. Hakikatnya hanya ada satu Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap

diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiapm cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya. Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang. Jibril akan menuntun manusia kejalan yang benar, yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminnya, membersihkan hatinya. Jibril lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi. Jibril tidak mampu mengantarka diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia lainnya yaitu Mikail isrofil Ijroil. Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain. Ditinjau dari keddudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang (saudara tua ) si bayi. begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat. secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix) Ke Dua Malaikat Israfil. Menurut hadis malaikat Israfil diciptakan setelah penciptaan Arsy ( Singgasana Tuhan ) disebut sebagai malaikat penggenggam alam semesta, ia meniup Terompet Pemusnahan Dan Pembangkitan. Ia digambarkan menengadah ke atas untuk melihat jadwal kiamat yang ada di Lawh Al Mahfuzh. Israfil di sepadankan dengan ari-ari, tembuni atau Placenta, Ari-Ari adalah yang memayungi sang janin sampai ketempat tujuan dialah yang memberikan keamanan menyalurkan makanan dan kenyamanan pada janin dengan ari-ari ini kehidupan berlangsung dalam janin. Exsistensi Ari-ari ini disejajarkan dengan malaikat Israfil Dalam kelahiran janin, Ari-ari diterima sebagai saudara muda (adik). Meskipun jasadnya telah tak ada lagi ari-ari tetap memberikan perlindungan bagi manusia setelah dilahirkan. Dari sisi keberadaanya malaikat Israfil dicipta terlebih dahulu dari pada malaikat Mikail dan Jibril As. Israfil diyakini sebagai Pelita Hati Bagi manusia agar hatinya tetap terang, Itulah sebabnya sejahat-jahatnya manusia masih ada secercah cahaya dalam hatinya tetap ada kebaikan yang dimilikinya meski hanya sebesar debu... Yang ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan. Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan

pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk. Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin. Subhanallah.. Dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya. Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya. Ke Empat adalah Malaikat Ijroil. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya. Dalam konsep sedulur papat Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar. Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..? apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang mau mati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah.. Ijroil disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Ijroil bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi. Jika ajal telah sampai maka Ijroil mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya. Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai lak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia.. loh kok gitu yaa..? Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib. Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang. Semua saudara gaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh dan Tidak Kasat Mata. Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak.. " In Kullu nafsin lamma alayha hafizh" > 'Setiap diri niscaya ada penjaganya' Atau "Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt

tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun" >' Dialah yang berkuasa atas semua hambanya. Dan dia mengutus kepada kalian Penjaga-Penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru" Simbolisasi sedulur papat limo pancer dalam perwayangan Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih). Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah dapat mengacam jiwanya. Namun pada akhirnya Ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong berhasil memetik kemenangan dengan mengalahkan kawanan Raksasa, sehingga berhasil keluar hutan dengan selamat. Di luar hutan, rintangan masih menghadang, bahaya senantiasa mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, sang Ksatria dapat menyingkirkan segala penghalang dan berhasil menyelesaikan tugas hidupnya dengan selamat. Mengapa peranan Semar dan anak-anaknya sangat menentukan keberhasilan suatu kehidupan? Semar merupakan gambaran penyelenggaraan Illahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peranan Semar, maka tokoh Semar dilengkapi dengan tiga tokoh lainnya. Ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta. Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehatihatian. Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras. Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri

manusia, disimbolkan tokoh Ksatria. Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis, untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya). Simbolisasi ksatria dan empat abdinya, serupa dengan 'ngelmu' sedulur papat lima pancer. Sedulur papat adalah panakawan, lima pancer adalah ksatriya

Dalam budaya Jawa kita mengenal beberapa upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat. Berikut beberapa upacara adat tersebut : Kehamilan Ngupat Merupakan upacara buat calon ibu pada usia kandungan bulan keempat. Kata ngupat berasal dari kata "papat" yang berarti empat. Tujuan dari upacara ini adalah buat keselamatan calon bayi dan ibu atau yang sifatnya tolak bala. Bedanya upacara ini dibandingkan dengan upacara kehamilan lainnya adalah adanya sajian kupat dalam pelaksanaannya. Makna yang terkandung dalam upacara ini adalah sebagai perlambang bahwa calon bayi sudah memasuki tahap keempat dalam proses penciptaan manusia. Biasanya upcara ngupat dilaksanakan pada hari yang menurut kalender jawa termasuk dalam hari baik Ngliman Hampir sama dengan ngupat bedanya upacara ini dilakukan saat calon bayi berusia lima bulan. Kata ngliman berasal dari angka jawa lima atau lima. Tujuan upacara ini hampir sama dengan ngupat yaitu memohon keselamatan calon bayi dan ibunya.Sayangnya upacara ngliman kurang dikenal di beberapa daerah Mitoni atau Tingkeban Mitoni berasal dari angka jawa pitu atau tujuh yang artinya bahwa upacara ini dilakukan saat usia kehamilan mencapai bulan ke tujuh pada kalender Jawa. Sedangkan tingkeban berasal dari kata tingkeb yang berarti tutup merupakan penutup dari serangkaian upacara saat proses kehamilan Makna yang terkandung dari upacara mitoni dan tingkeban yaitu bahwa jabang bayisudah memiliki raga yang sempurna sehingga menurut orang Jawa, bilangan tujuh dalam kehamilan bahwa penciptaan manusia sudah sempurna dan nyata atau dikenal seebagai SAPTA KAWASA JATI. Rangkaian acara mitoni dan tingkeban jauh lebih banyak dibandingkan dengan dua (2) upacara yang sudah dibahas di awal yaitu mulai dari siraman, memasukkan telur ayam kampung dalam kain calon bapak dan ibu, mengganti baju, brojolan (memasukkan kelapa gading muda), memutus lawe atau ikatan janur memecahkan wajan dan gayung,mencuri telur terakhir dan diakhiri selamatan. Untuk siraman hanya dilakukan untuk mitoni anak pertama saja

Kelahiran Mendhem Ari-ari Kebaanyakan orang Jawa percaya bahwa ari-ari merupakan salah satu dari sadulur papat atau sadulur kembar dari jabang bayi yang dilahirkan sehingga ari-ari harus dirawat dan

dijaga. Biasanya tempat untuk memendam ari-ari diberikan lampu yang bermakna penerangan (pepadhangan) buat bayi dan dilakukan selama 35 hari (selapan) Adapun tata cara upacara ini pertama kali ari-ari dicuci sampai bersih. Sebelum ari-ari dimasukkan ke dalam wadah (kendil), ari-ari dibungkus dengan kain mori dan diberi aneka barang sebagai simbol misalkan tasbih, buku, ketu (penutup kepala muslim) dan diberi kembang untuk ari-ari. Biasanya mendhem (mengubur) ari-ari diletakkan di sebelah kanan pintu utama dan harus dilakukan oleh bapak kandung bayi Brokohan Brokohan merupakan salah satu upacara menyambut kelahiran bayi yang dimaknai sebagai ungkapan syukur atas kelahiran dan keselamatan dalam proses kelahiran sang bayi. brokohan sendiri berasal dari bahasa Arab "barokah" yang artinya mengharapkan berkah. Tujuan dari upacara brokohan adalah buat keselamatan bayi dan juga memohon pertolongan dan berharap agar si bayi dapat tumbuh sehat dan menjadi orang yang baik dan berguna bagi kedua orang tuanya. Brokohan dilakukan setelah upacara mendhem ari-ari selesai dilakukan Sepasaran Merupakan salah satu upacara Jawa yang dilakukan saat bayi berumur 5 hari. Biasanya dilakukan bersamaan dengan pemberian nama pada bayi. Aqeqoh Aqeqoh sebenarnya berasal dari budaya Arab dimana mempunyai arti pemotongan. Pemotongan disini yang dimaksud adalah prose pemotongan rambut pada kepala bayi dimana menurut orang Jawa, rambut bayi yang berasal dari proses kelahirannya membawa penyakit maka untuk itu harus dilakukan potong rambut. Secara islam disertai dengan pemotonganhewan kambing dimana untuk bayi laki-laki disyaratkan 2 ekor dan bayi perempuan 1 ekor Puputan Puputan atau biasa dikenal dengan Pupak Puser bermakna lepasnya tali pusar bayi. Sehingga upacara ini dilakukan setelah tali pusar bayi terlepas dari pusar bayi Selapanan Selapanan dilakukan saat bayi berusia 35 hari karena menurut penanggalan jawa usia bayi pada hari ke-35 akan terulang kembali (baca weton). Hampir sama dengan aqeqoh, rangkaian acara ini dilakukan dengan memotong rambut bayi oleh bapak dan ibunya kemudia dilanjutkan oleh sesepuh bayi. di bagian ini bayi akan dipangkas habis rambutnya untuk mendapatkan rambut baru yang benar-benar bersih Setelah itu dilanjutkan dengan pemotongan kuku bayi. Dalam rankaian upacara ini disertai dengan doa-doa untuk keselamatan, kesehatan dan kebaikan bayi beserta keluarganya. Juga dilakukan selamatan dengan maksud agar si bayi mebagi kebahagiaan terhadap masyarakat sekitar

Bocah Tedhak Siten Tedhak siten dilakukan saat bayi berusia tujuh bulan, biasa dikenal dengan sebutan mudhun lemah. Berasal dari kata tedhak (idhak) yang artinya menginjak dan siten (siti) yang berarti bumi. Jadi upacara ini sebagai perlambang bocah siap-siap menjalani hidup dengan bimbingan orang tua dan dilakukan saat umur bocah tujuh bulan atau 245 hari (7x35 hari) Urutan prosesinya adalah sebagai berikut : - tedhak sego pitung warna - mudhun ondho tebu - ceker-ceker - kurungan - sebar udik-udik - siraman Nyapih Bisa diartikan memisah. Disini dimaksudkan agar bocah tidak tergantung pada ibunya (baca ASI) dan dimaknai bocah harus lebih mengenal lingkungan sekitar dengan bimbingan dari orang tua Lajang - khitanan atau sunnat - tarapan - pangur Jaka dan Perawan - pengantenan Tilar / Sedo - Surtanah utawa bedhah bumi - Nelung dina - Mitung dina - Matang puluh - Nyatus - Pendak pisan - Pendak pindho - Nyewu Hubungan Alam - Sedekah bumi - Bersih desa - Tolak bala - lan liyane

Agama dan Kepercayaan - Nyadran - Khaul Lain-lain - Ruwatan - Munggah Wuwungan

Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar

Saudara Lahir Batin, Qorin,Sadulur Papat Lima Pancer By Ki Sawung mjbookmaker by: http://jowo.jw.lt Ilmu Sadulur Papat Lima Pancer adalah merupakan fondasi dari pemahaman kebatinan yg aplikasinya biasanya mengarah kepada Bela diri /Silat,Ilmu Pengobatan, dan pencarian Jati Diri. Saya mengundang kepada rekan sekalian untuk memberikan masukan-masukan dari apa yg pernah didapat, dipelajari dan dipahami dari berbagai versi apakah itu versi Melayu, Jawa, Kalimantan, Arab, Hindu dan lainya. saya mulai dengan pertanyaan, adakah temans mengetahui bahwa ilmu tsb merupakan pemahaman dari simbol tapak jalak ( + ) yg juga mirip dengan simbol swastika..? karena menurut keterangan, simbol ( + ) yg mirip salib ini adalah merupakan simbol tertua yg pernah ada perhatikanlah tanda tersebut adalah mirip tanda bintang ( * ) yg merupakan simbol rahasia dari King of Solomon atau Star of David,titik tengah adalah diri kita yang didampingi 4 arah depan belakang kanan dan kiri. "Mar marti kakang kawah adi ari2 getih lan puser" "Sang ratu kepyok sang ratu herang putih kadulur batin ka anak batin, kanu opat lima pancer " Sejarah dan Filosofi Sedulur Papat Lima Pancer Pemahaman Filosofi Sedulur Papat Lima Pancer ( selanjutnya disebut S45P ) ternyata mugkin bukan hanya milik bangsa Indonesia. Ada beberapa budaya yang ternyata sama apabila di kaitkan dengan S45P budaya Indonesia diawal cerita pada thread ini kuungkap dengan pertanyaan "adakah hubungannya dengan simbol "tertua" (+ dan *) sebagai the secret symbol of Solomon" S45P dalam budaya dunia . Contohnya dari Yunani: Yang bikin Zeus punya hak merintah Olympus adalah jasanya yaitu, mengalahkan 4 Titan (terdiri dari tanah, air, api dan angin) dengan mengunci mereka pada tempatnya masing2. Contoh lagi dari Cina: Journey to theWest, menceritakan perjalanan biksu yang lemah tak berdaya bersama 4 muridnya yang siluman sakti mandraguna (Gokong, Patkay, Sachen dan Lungma) ke Barat mencari kitab suci. Contoh dari wayang: Kereta Sri Kresna yang ditarik oleh 4 kuda (merah, hitam, kuning dan putih) saat perang Baratayudha. Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar Contoh dari Republik tercinta: bahwa filosofi sadulur papat lima pancer secara tidak langsung oleh Bung Karno telah dijadikan "Icon" Falsafah Sakti Bangsa Indonesia.

Pancasila, dengan bintang ditengah, dikelilingi 4 lambang (rantai, beringin, kepala banteng dan padikapas) pada empat sudutnya. Semuanya melambangkan hal yang sama: 4 kekuatan dipimpin oleh 1 kebijaksanaan. 4 kekuatan dilambangkan dengan 4 anasir: api-air-angin-bumi 1 kebijaksanaan dilambangkan petir/listrik Suro-Diro-Joyo-Ningrat masih kalah sama Pangestuti kan? Setau saya ini bukan hanya menyangkut hal yang gaib, tapi yang ilmiah juga: Bukankah kemajuan teknologi jadi luar biasa setelah menggunakan listrik sebagai daya? Ini juga berhubungan dengan fisiologi manusia: Tahukah bahwa sistem syaraf (yang menggunakan lompatan listrik sebagai sinyal) adalah yang terakhir berhenti berfungsi saat manusia mati? Makanya dipake kejutan listrik waktu jantung berhenti? mengerti S45P berarti mengenali diri, mengenali alam semesta, dan mengenali sang pencipta menguasai S45P berarti mampu menjalankan satu-satunya tugas manusia di dunia, menyempurnakan akal untuk menjadi kalifatul-fil-ardh (pemimpin dunia) dan gambar2 simbol inilah untuk bahan renungan. Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar S45P dalam beberapa Budaya Dunia symbol yg tertulis di batu ( mungkin pd masa Sumeria) Tartaria Tablet solomon/david magic Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar ring of solomon ( khatim sulaiman/ cincin Sulaiman ) Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar perhatikanlah lambang "swadisthana"(chakra sex) sama simbolnya dengan "star of David" dan mirip simbolnya dengan "the ring of Solomon" maka "ilmu sadulur papat lima pancer" selanjutnya seperti yg telah kekemukakan diatas sebelumnya dalam hubungannya dengan pengolahan pada aplikasi Silat/TD yaitu "mengolah Darah Nafas Cipta Rasa" menuju "tajam" pada keilmuan "Kundalini Cakti" Kundalini = Qarin ? Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar yang terukir pada khatim Sulaiman(cincin Sulaiman) yg suatu saat pernah hilang dan hilang pulalah kekuasaan Sulaiman "Ya Allah .. aku pilih Ilmu maka Allah bersabda benarlah engkau wahai Sulaiman karena dengan Ilmu maka Harta dan Tahta akan mengikutimu Tantra-shri yantra-kundalini Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar inilah salah satu gambaran yang "mirip" dari pengolahan silat tenaga dalam tingkat tinggi yang bernama "MasCungkub" yang juga sangat mirip2 dengan "diagram" tenaga dalam tingkat tinggi yang dinamakan "Payung Rasul" dari aliran Margaluyu Payung Rasul, Payung Rasulullah, Payungan, Satrio Pinayungan. simbol payung yg

selalu ada bersama para Sulthan/Khalifah. Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar Rajahan versi Thailand S45P Menurut Beberapa Budaya di Indonesia Dengan memperhatikan gambar yang berbentuk "Rajahan" ( rumusan2 rahasia ) dari berbagai versi rajahan2 ini mengisyaratkan "sedulur papat lima pancer" bagi siapa saja yg mampu "membaca makna dibaliknya" dalam versi melayu empat penjaga manusia yang bernama karoman, katibin, mukarraman, mokarrobin Di makasar, bakasang, jarmulah, karimulah, corosangi..... sebagai dasaran diberi yang 4, artinya api, air, angin, tanah dan besi. dengan manggil yang empat itu konon langsung bisa silat otomatis, atau gerak rasa, memang sih tangan bergerak otomatis pada awalnya di Ambon, atalu,akyau,atamn,dadoming. sedulur 4 dalam sistem ambon ini, pengaktifanya ketika haji di tanah suci, wallahualam Kitab Boru Debata - Biru by:Prof. DR. Morden Sorimangaraja Sitanggang Kitab ini berisikan tentang kehidupan wanita hingga memperoleh anak termasuk para putri titisan Allah juga mengenai para ratu air. Laklak Boru Debata (Kitab Putri Mulajadi) Selama satu tahun, manuk-manuk hulambu jati mengeram tiga ruas bambu, kemudian dari tiga ruas bambu tersebut keluarlah tiga orang wanita yang bernama : 1. Siboru Porti Bulan 2. Siboru Malinbindabini 3. Siboru Anggasana Kemudian Ompunta Mulajadi Nabolon bersabda : Wahai engkau Siboru Porti Bulan kimpoilah engkau dengan Batara Guru ! , engkau boru Malimbindabini kimpoilah engkau dengan Debata Sori ! , engkau Siboru Anggasana kimpoilah engkau dengan Debata Bulan " ! " Aku akan memberitahukan kepada kalian bagaimana terjadinya manusia selama sembilan bulan dalam kandungan ibu dan tiga bulan di kandung ayah. Jika delapan bulan dalam kandungan ibu, maka empat bulan dikandung ayah, sebab terjadinya manusia harus setelah tiga kali Panenabolon singgah di empat desa mengelilingi bumi ini, lalu aku akan memberikan kuasa kepada kalian agar menguasai air beserta isinya. Uruslah anakDisusun : TkgPoto dan Bathara Semar anakmu kelak dan bantulah manusia yang tidak mempunyai keturunan". Pada jaman dahulu kala dokter spesialis kandungan belum ada. Yang ada hanya dukun beranak (Sibaso Nabolon) yang mengurus sejak dikandungan sampai dilahirkan. 1. Kodrat Kandungan Menurut orang batak, khususnya Ugamo Malim terjadinya manusia menjalani rentang waktu selama dua belas bulan. Di dalam kandungan ibu hanya sembilan bulan, dimanakah tiga bulan lagi? Menurut

orang batak yang tiga bulan lagi dikandungan ayahnya, sebab jika tidak bersemayam dalam kandungan ayahnya selama tiga bulan, bagaimanapun si ibu tidak akan mengandung. Terjadinya manusia dalam sembilan bulan. Bulan I Benih tiga bulan dalam kandungan Ayah Benih kejadian dalam Ibu Roh dari Rohani bercampur dengan Roh Jasmani ditambah kodrat Mulajadi berdiam dibumi suci di rahim ibu. Bulan 2 Telah bertambah Debata na tolu dibumi suci mendapat getaran, Jika sudah ketemu berbentuk. Bulan 3 telah berada dalam bumi suci, dan sudah dapat berdenyut. Tambahan Debata na tolu masuknya warna merah, putih, hitam Bulan 4 Pada bulan keempat, sudah dalam proses pembentukan kulit. Pada saat ini Ibu mulai merasa mual, karena sudah mulai bergerak. Bulan 5 Pada bulan kelima proses terjadinya otak manusia dalam bumi suci. Bulan 6 Proses bulan keenam adalah proses terjadinya urat manusia dan sudah mulai bergerak. Bulan 7 Pada bulan ketujuh proses terjadinya tulang. Bulan 8 Pada bulan kedelapan bayi sudah hampir rampung dan sudah mulai bolakbalik, serta mulai terjadinya rambut. Bulan 9 - Proses pemisahan air ketuban - Proses pemisahan bungkus - Proses pemisahan tali-tali - Proses pemisahan darah pengiring maut - Dan tinggal menunggu hari lahirnya. Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar Setelah sembilan bulan dalam kandungan maka bayi tersebut mulai berputar, selama tujuh hari, tiba pada hari ketujuh setelah bayi tersebut berputar tujuh kali, maka pintu bumi pun terbuka dan bayi tersebut keluar kemudian menangis memulai hidup ke zaman mulia. Perlu kita ketahui bahwa selama hidup hanya satu kali kita bisa lihat wujud roh manusia yaitu ARI-ARI. 2. Asal Kesempurnaan Hidup Oleh sebab itu maka kita harus mengetahui adanya manusia sempurna pada keadaan yang sejati, seperti sang makhluk yang pulang pada zamannya. Jika telah terdesak dialamnya sendiri dan telah berwujud satu, maka akan lahir kedunia setelah : - Cahaya gemilang turun kepada bayi. - Budi turun pulang kepada adjsan - Raksa turun pulang kepada miral - Rupa turun pulang kepada arwah - Warna turun pulang kepada wasdayat - Bau turun pulang kepada wahdat

- Angan turun pulang kepada hadijat - Hidup turun pulang kepada insan Insan sempurna terang benderang dari kodrat Debata Natolu adalah pria dan wanita. Manusia yang sempurna didalam hidup di bumi suci setelah memiliki : - Kulit - Rambut - Otak - Daging - Urat - Darah - Tulang - Sumsum adapun empat saudara kelima darinya dalam wujud adalah : - Air tuban - Bungkus - Temburi (Ari-ari) - Darah pengiring budak - Pancar ( telah sempurna kepada kodrat Yang Maha Mulia selama-lamanya ) - Hitam bernyala merah - Merah bernyala kuning - Kuning bernyala putih - Putih bernyala murni - Kulit bernyala daging - Kulit bernyala tulang - Tulang bernyala kawat (urat) - Urat bernyala cahaya ( kata nujum manusia sempurna di bumi suci ) Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar inilah rajahan dari Tanah Batak (Batak Karo) ini ada gambaran dari seorang ahli makrifat yg tinggal di Palembang yang kulihat ada kaitannya dengan "penjelasan rahasia" tentang sadulur papat hubungannya dengan "ngelmu Payungan" Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar oba artikan naga sebagai "kundalini" yang terletak di "ajbudz dzanab" (tulang ekor) = muladhara chkra "yg pada masanya nanti, dari situlah manusia akan dibangkitkan kembali" (menurut riwayat Al Hadits tentang Ajbudz dzanab) Pemahaman Sedulur Papat Lima Pancer I. Budaya Jawa 1.1 Kitab Puwajati / Kejawen : SEDULUR PAPAT LIMA PANCER Njupuk sumber saka Kitab Kidungan Purwajati seratane , diwiwiti saka tembang Dhandanggula kang cakepane mangkene: Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang Ing tembang dhuwur iku disebutake yen " Sedulur Papat " iku Marmati, Kawah, Ari-Ari, lan Getih kang kaprahe diarani Rahsa. Kabeh kuwi mancer neng Puser (Udel) yaiku mancer ing Bayi.

Cethane mancer marang uwonge kuwi. Geneya kok disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari-Ari lan Rahsa kuwi?. Marmati iku tegese Samar Mati ! lire yen wong wadon pas nggarbini ( hamil ) iku sadina-dina pikirane uwas Samar Mati. Rasa uwas kawatir pralaya anane dhisik dhewe sadurunge metune Kawah, Ari-Ari lan Rahsa kuwi mau, mulane Rasa Samar Mati iku banjur dianggep minangka Sadulur Tuwa. Wong nggarbini yen pas babaran kae, kang dhisik dhewe iku metune Banyu Kawah sak durunge laire bayi, mula Kawah banjur dianggep Sadulur Tuwa kang lumrahe diarani Kakang Kawah. Yen Kawah wis mancal medhal, banjur disusul laire bayi, sakwise kuwi banjur disusul wetune Ari-Ari. Sarehne Ari-Ari iku metune sakwise bayi lair, mulane Ari-Ari iku diarani Sedulur Enom lan kasebut Adhi Ari-Ari Lamun ana wong abaran tartamtu ngetokake Rah ( Getih ) sapirangpirang. Wetune Rah (Rahsa) iki uga ing wektu akhir, mula Rahsa iku uga dianggep Sedulur Enom. Puser (Tali Plasenta) iku umume PUPAK yen bayi wis umur pitung dina. Puser kang copot saka udel kuwi uga dianggep Sedulure bayi. Iki dianggep Pancer pusate Sedulur Papat. Mula banjur tuwuh unen-unen " SEDULUR PAPAT LIMA PANCER " Ing Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Kethek lan Manuk Merak. Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa. Kewan cacah papat mau nggambarake nafsu patang warna yaiku : Macan nggambarake nafsu Amarah, Bantheng nggambarake nafsu Supiyah, Kethek nggambarake nafsu Aluamah, lan Manuk Merak nggambarake nafsu Mutmainah kang kabeh mau bisa dibabarake kaya ukara ing ngisor iki: Amarah : Yen manungsa ngetutake amarah iku tartamtu tansaya bengkerengan lan padudon wae, bisa-bisa manungsa koncatan kasabaran,kamangka sabar iku mujudake alat kanggo nyaketake dhiri marang Allah SWT. Supiyah / Kaendahan : Manungsa kuwi umume seneng marang kang sarwa endah yaiku wanita (asmara). Mula manungsa kang kabulet nafsu asmara digambarake bisa ngobong Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar jagad. Aluamah / Srakah :Manungsa kuwi umume padha nduweni rasa srakah lan aluamah, mula kuwi yen ora dikendaleni, manungsa kepengine bisa urip nganti pitung turunan. Mutmainah / Kautaman : Senajan kuwi kautaman utawa kabecikan, nanging yen ngluwihi wates ya tetep ora becik. Contone; menehi duwit marang wong kang kekurangan kuwi becik, nanging yen kabeh

duwene duwit diwenehake satemah uripe dewe rusak, iku cetha yen ora apik. Mula kuwi, sedulur papat iku kudu direksa lan diatur supaya aja nganti ngelantur. Manungsa diuji aja nganti kalah karo sedulur papat kasebut, kapara kudu menang, lire kudu bisa ngatasi krodhane sedulur papat. Yen manungsa dikalahake dening sedulur papat iki, ateges jagade bubrah. Ing kene dununge pancer kudu bisa dadi paugeran lan dadi pathokan. Bener orane, nyumanggakake Bahasa Indonesia : SEDULUR PAPAT LIMA PANCER (Saudara Empat Lima Pusat) Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut: Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang. Pada lagu diatas, disebutkan bahwa Saudara Empat itu adalah Marmati, Kawah, Ari ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi. Jelasnya mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari Ari, dan Rahsa? Marmati itu artinya SamarMati (Takut Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari ari, dan Rahsa. Oleh karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua). Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak) Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya si bayi, setelah itu barulah keluar Ari ari (placenta/ tembuni). Karena Ari ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada

waktu akhir, maka dari itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat yang copot dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan Saudara Empat Lima Pusat Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Amarah : Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Supiyah / Keindahan : Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia. Aluamah / Serakah :Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai tujuh turunan. Mutmainah / Keutamaan : Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik. Maka dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini, berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai. I.2 Simbolisasi sedulur papat limo pancer dalam perwayangan : Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah

mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih). Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah dapat mengacam jiwanya. Namun pada akhirnya Ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong berhasil memetik kemenangan dengan mengalahkan kawanan Raksasa, sehingga berhasil keluar hutan dengan selamat. Di luar hutan, rintangan masih menghadang, bahaya senantiasa mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, sang Ksatria dapat menyingkirkan segala penghalang dan berhasil menyelesaikan tugas hidupnya dengan selamat. Mengapa peranan Semar dan anak-anaknya sangat menentukan keberhasilan suatu kehidupan? Semar merupakan gambaran penyelenggaraan Illahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peranan Semar, maka tokoh Semar dilengkapi dengan tiga tokoh lainnya. Ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta. Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehatihatian. Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras. Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan tokoh Ksatria. Gambaran manusia ideal adalah

merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis, untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya). Simbolisasi ksatria dan empat abdinya, serupa dengan 'ngelmu' sedulur papat lima pancer. Sedulur papat adalah panakawan, lima pancer adalah ksatriya. Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar I.3. Asal Usul Sedulr Papat Kalima Pancer Ugo marang asal-usule sedulur papat kang momong djalmo monongoso. Sak durunge Bumi Suci kuwi ono kang manggoni, Gusti uwes luweh disek nggawe ukom kanggone djalmo monongoso. Bandjor Gusti ngetokake kuwasane nggawe sukmo lan udjute rogo, kang ditetesake Gusti ing Bumi Suci. 1) Naliko wong wadon kuwi mbobot iseh anyar-anyaran. Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek sesasi; 2) Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjute rupo,marang djabang bayi kuwi kang artine Bongoso, 3) Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek rong sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjuteWerno, 4) Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek telung sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjute Kulet, 4.) 5) Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek patang sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjute Uthek, 5.) 6) Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek limang sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjute Otot, 6.) 7) Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek enem sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjute Balong, 7.) 8) Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek pitung sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe udjute Rambut, Geteh lan Dageng, Lan iki kang disebut Sampurnane Gusti, nyiptakake djalmo monongoso, deneng udjute djabang bayi uwes sampurno. Amergo kuwi, kanggone djalmo monongoso kang uwes luweh disik teko ono ing Bumi Mulyo iki, kang Gusti suwun: Matur nuwun , marang Gusti Kang Moho Kuwoso, deneng udjute djabang bayi, kang di ciptakake Gusti ing Bumi Suci kuwi uwes sampurno, Lan sirnakake bebayan kanggone djabang bayi kuwi, supoyo yen djabang bayi kuwi ucul soko Bumi Suci, ora nandang

kasengsaran, amergo sengkalaning setan. Bandjur dusono Bopo lan Buyunge djabang bayi kuwi karo dongo keslametan. Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek wolong sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe asal-usule sedulur papat, ugo artine sedulur papat: 1. Geteh puteh artine: Welas asih , 2. Bungkos artine: Kang nggawekekuatan , 3. Ari-ari artine: Kang ndjogo sukmo , 4. Geteh abang artine: Kang nglawan bebayan , Bandjur sak teruse Gusti ngetokake kuwasane nggawe djenenge sedulur papat kang sedjati. Kang manggon ono ing ragane djabang bayi,kang udjute koyo mengkene: Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar 1. Djoborolo manggon ono ing [ kulite djabang bayi] 2. Makoholo manggon ono ing [balunge djabang bayi] 3. Hosoropolo manggon ono ing [nyawane djabang bayi] 4. Hodjorolo manggon ono ing [daginge djabang bayi] 5. Bandjur naliko djabang bayi kuwi umure arep ngancek sangang sasi; Gusti ngetokake kuwasane nggawe roso kanggone djabang bayi kuwi kang udjute koyo mengkene: Budi ing djerone Budi ono, [Pikiran] Pikiran ing djerone Pikiran ono,[Roso] Roso ing djerone Roso ono, [Sukmo] Kahuripan ing djerone Kahuripan ono, [Ingsun], yo ingsun sedjatine monongoso, kang diciptakake Gusti Kang Moho Suci kang nggowo kasampuranane Gusti: Moho Kuwoso Gusti, engkang pareng kasampurnane djabang bayi ing Bumi Mulyo meniko, sakeng kuwoso Pandjenengan. Bandjur ucol sabdhoning Gusti kanggone ingsun, ninggalake Bumi Suci, ucol soko dalan kang cilek bebarengan sampurno marang udjute sedulur papat kang moho suci: Duh Gusti Kang Moho Suci kok kados mengaten Bimi Mulyo puniko. Kabeh mahu uwes sampurno marang opo kang tinitah Gusti, kanggo djalmo monongoso. Lan siro djalmo monongoso ora perlu wedi marang kahuripan ono ing Bumi Mulyo iki. Awet urep siro ono ing Bumi Mulyo kene ora idjen kedjobo nggowo kuwasane Gusti. Ugo siro ditunggu sedulur papat kang asmane Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo rino klawan bengi kang dadi utusane Gusti. Amergo kuwi ngelingono marang sabdhoning Hosoropolo kang diutos pareng warto kanggone Bongoso Djowo, supuyo siro biso mangerteni lan ngelingi marang dino kang dadi pengapesan siro, sak mbendinane ing dino Kemis bengi lan Minggu bengi. Awet ing dino kuwi sengkalane siro teko soko Semoro Bumi, kang ndadekake kahuripan siro ono ing bebayan, yen siro nglalekake marang udjute abang lan puteh. Amergo kuwi ngelingono marang udjute siro supoyo siro biso nduweni kasempurnan

marang kahuripane siro kang ditunggu sedulur papat ing Bumi Mulyo iki. II.Budaya Islam II.1 SEDULUR PAPAT LIMA PANCER DAN SISTEM KEMALAIKATAN. Setelah Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Ijro'il. Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu: Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah. Pertama Jibril atau dalam bahasa ibrani Gabriel artinya pahlawan tuhan. Jabr' El kekuatan tuhan fungsinya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi. Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN. Ada pandangan yang menyatakan setelah N.Muhammad wafat maka otomatis Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir. Disusun : TkgPoto dan Bathara Semar Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai Jibrilnya. hakikatnya hanya ada satu Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam AlQuran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiapm cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya. Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang. Jibril akan menuntunmanusia kejalan yang benar.., yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminya, membersihkan hatinya. Jibril lah yang menambahdaya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi. Jibril tidak mampu mengantarka diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia Lainya yaitu Mikail isrofil Ijroil... Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain. Ditinjau dari keddudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang ( saudara tua ) si bayi. begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat.

secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix) Ke Dua Malaikat Israfil. Menurut hadis malaikat Israfil diciptakan setelah penciptaan Arsy ( Singgasana Tuhan ) disebut sebagai malaikat penggenggam alam semesta, ia meniup Terompet Pemusnahan Dan Pembangkitan. Ia digambarkan menengadah ke atas untuk melihat jadwal kiamat yang ada di Lawh Al Mahfuzh. Israfil di sepadankan dengan ari-ari, tembuni atau Placenta, Ari-Ari adalah yan


Top Related