Download - farmakologi
![Page 1: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Untuk dapat melakukan aktivitas hidupnya sehari-hari, manusia dan
makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan memerlukan energy.
Karbohidrat merupakan sumber energy terbesar yang mana didalam tubuh
akan dimetabolisme menjadi glukosa yang kemudian digunakan langsung untuk
kebutuhan energy tumbuh ataupun disimpan didalam jaringan lain.
Namun kadangkala metabolism yang diharapkan dari sumber energy ini
tidak berlangsung sebagai mana mestinya. Yang mungkin disebabkan berbagai
faktor, diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang berperan dalam metabolism
tersebut.
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat menggangu metabolism
glukosa tersebut, dimana glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat dan
merupakan sumber energy, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang
mengganggu sistem kestabilan organ.
Pengujian efek farmakologi dari obat antidiabetes yang beredar di pasaran
perlu dilakukan untuk mengetahui keefektivitan dari obat tersebut. Selain itu,
sebagai mahasiswa farmasi kita harus mengetahui obat antidiabetes yang ideal dan
tidak memiliki efek samping yang merugikan bagi pengguna obat tersebut.
I.2 MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui dan memahami efek dari tumbuhan paria yang bisa
dijadikan sebagai obat antidiabetes terhadap hewan coba mencit.
![Page 2: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/2.jpg)
I.3 TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui cara pengujian suatu obat terhadap hewan uji ( mencit )
Mengetahui efek antidiabetik oral dari obat tradisional dan obat modern.
BAB II
![Page 3: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/3.jpg)
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI SINGKAT
Diabetes melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya
hormone yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormone ini
mengakibatkan seluruh gula (glucose) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat
diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan
meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, digosakarida, disakarida dan
monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas
manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin
tersebut karena penderita diabetes melitus biasanya akan mengalami lesu, kurang
tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan menjadi kabur.
Penyebab diabetes mellitus:
a. Defisiensi sekresi hormone insulin, aktifitas insulin
b. Defisiensi tranpoter glukosa
c. Faktor keturunan
d. Kegemukan/obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
e. Tekanan darah tinggi
f. Angka tryglycerid yang tinggi
g. Level kolestrol yang tinggi
h. Gaya hidup modern yang cenderung mengonsumsi makanan instan
i. Merokok dan stress
j. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat
k. Kerusakan pada sel pangkreas
Dan adapun beberapa gejala-gejala umum diabetes, yaitu:
a. Banyak kencing terutama pada malam hari
b. Gampang haus dan banyak minum
c. Mudah lapar dan banyak makan
![Page 4: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/4.jpg)
d. Mudah lelah dan sering mengantuk
e. Penglihatan kabur
f. Sering pusing dan mual
g. Koordinasi anggota gerak tubuh yang terganggu
h. Berat badan menurun terus
i. Sering kesemutan dangatal-gatal pada tangan dan kaki.
Apabila gejala tersebut muncul, maka mesti melakukan penanganan penyakit
diabetes mellitus dengan cara, pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis
tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat
berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO)
dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis pada saat berbuka lebih besar dari pada
saat sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai jangka menengah yang diberikan
saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI)
dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan ramadhan.
Dalam penanggulangan diabetes, obat hanya merupakan pelengkap dari
diet. Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan diet secara maksimal tidak
berhasil mengendalikan kadar gula darah. Secara garis besar pengobatan
farmakologi diabetes mellitus dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Insulin
Merupakan hormone anabolic dan antikatabolik. Insulin berperan
dalam metabolism protein, karbohidrat dan lemak.
2. Antidiabetika oral
Berdasarkan cara kerja antidiabetika oral (OHO) dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Memicu produksi insulin: sulfonylurea dan golongan glinid
b. Meningkatkan kerja insulin: metmorfin dan tiazolidinedion
c. Penghambat enzim alfa glukosidase: menghambat penyerapan
karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus. Obat ini
terutama menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. Efek
![Page 5: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/5.jpg)
sampingnya yaitu kembung, buang angin dan diare. Agar lebih
efektif obat ini harus dikonsumsi bersama dengan makan.
II.2 URAIAN BAHAN
a. Aqua Pro Injeksi (FI. Edisi III)
Nama resmi : Aqua Pro Injeksi
Nama lain : Air untuk injeksi
Pemerian : Keasaman-kebasaan, ammonium, besi, tembaga,
timbale, kalsium, klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi
memenuhi syarat yang tertera pada aqua destillata
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kadap. Jika disiplin dalam
wadah tertutup kapas berlemak harus digunakan
dalam waktu 3 hari setelah pembuatan.
Penggunaan : Untuk pembuatan injeksi
b. Glukosa
Nama resmi : Dextrosum
Nama lain : Dekstrosa, glukosa
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk
granul putih; tidak berbau; rasa manis
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam
air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar
larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : sebagai induksi sumber gula
c. Glibenklamida
Nama resmi : glibenclamidum
Nama lain : glibenklamida
![Page 6: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/6.jpg)
Pemerian : serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan eter, sukar larut
dalam etanol dan dalam methanol, larut sebagian
dalam kloroform
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pelarut
BAB III
METODE KERJA
![Page 7: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/7.jpg)
III.1 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
III.1.1 Alat yang Digunakan
a. Gelas ukur 100 ml
b. Alat tes gula darah
c. Strip tes gula darah
d. Spuit oral 1 cc
e. Timbangan hewan
f. Gelas piala 100 ml, 500 ml
g. Gelas ukur 100 ml
h. Alat tes gula darah
i. Strip tes gula darah
j. Spuit oral 1 cc
k. Timbangan hewan
l. Gelas piala 100 ml, 500 ml
III.1.2 Bahan yang digunakan
a. Air suling
b. Ekstrak obat tradisional
c. Cairan glukosa
d. Suspensi glibenklamid
III.2 CARA KERJA
1. Pengambilan sampel praktek
Masing-masing kelompok mencari sampel tanaman obat tradisional yang
berkhasiat sebagai antidiabetik oral.
2. Pengolahan sampel
Sampel dapat diolah secara infusa/ decocta/ rebusan atau cara lain dengan
konsentrasi tertentu
![Page 8: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/8.jpg)
3. Pembuatan suspensi glibenklamid 0,002% b/v
Sebanyak 20 tablet glibenklamid ditimbang kemudian dihitung bobot rata-
rata tiap tablet. Serbuk tablet glibenklamid ditimbang setara 2 mg
glibenklamid kemudian ditambahkan larutan Na-CMC 1% b/v, sedikit
demi sedikit sambil diaduk hingga homogen. Dicukupkan volumenya
dengan larutan Na-CMC 1% b/v hingga 100 ml.
4. Pembuatan larutan glukosida 5% b/v
Sebanyak 5 gram glukosa dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml lalu
ditambahkan air suling sebanyak 50 ml, kocok hingga larut kemudian
dicukupkan volumenya hingga 100 ml.
5. Penyiapan hewan uji
Disiapkan 10 ekor mencit jantan dewasa yang dibagi menjadi 3 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit jantan dewasa yang
berbadan sehat dengan bobot yang sudah ditemukan.
6. Perlakuan terhadap hewan uji
Sebelum perlakuan, mencit dipuasakan selama 4 jam kemudian ditimbang,
diambil darah normal dan diberi larutan glukosa kemudian diambil darah
kedua sebagai darah awal. Selanjutnya kelompok satu diberi larutan Na-
CMC 1% secara oral sesuai bobot mencit (1 ml/20 BB) sebagai kontrol
negatif, kelompok dua diberi sampel otra, kelompok tiga diberi sampel
otra II dengan sebagai kontrol positif kemudian didiamkan selama 1 jam
lalu dites kadar gula darah tiap jam hingga 3 jam ke depan.
7. Penentuan kadar glukosa darah
Sebelum pengambilan darah terlebih dahulu glukometer diaktifkan
kemudian strip dimasukkan kedalam glukometer. Darah diambil melalui
pembuluh darah vena pada ujung ekor dengan cara dipotong ekor mencit
menggunakan gunting kemudian darah yang keluar diteteskan pada strip
glukometer kemudian secara otomatis dalam waktu 10 detik kadar gula
darah akan terukur dan hasilnya dpat dibaca monitor glukometer.
![Page 9: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data pengamatan kadar gula darah mencit yang diberi kontrol aquadest
N
O
BERAT GDP GDI 30’ 60’
1 17,8 g 111 144 59 108
2 19,0 g 127 168 144 84
3 18,2 g 97 164 156 153
Tabel 2. Data pengamatan gula darah mencit yang diberi suspensi glibenklamid
N
O BERAT GDP GDI 30’ 60’
1 16,0 g 114 144 153 102
2 19,0 g 156 202 176 120
3 18,4 g 114 220 135 126
Tabel 3. Data pengamatan gula darah mencit yang diberi obat tradional 5 %
N
O BERAT GDP GDI 30’ 60’
1 19,0 g 91 174 168 126
2 17,2 g 180 159 69 153
3 17,4 g 154 164 169 120
Tabel 4. Data pengamatan gula darah mencit yang diberi obat tradional 10 %
N
O BERAT GDP GDI 30’ 60’
1 16,2 g 84 155 130 111
2 15,4 g 105 91 123 79
3 15,8 g 91 144 133 111
![Page 10: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/10.jpg)
Tabel 5. Data pengamatan gula darah mencit yang diberi obat tradional 15 %
N
O BERAT GDP GDI 30’ 60’
1 16,6 g 60 164 126 105
2 14,4 g 87 153 146 135
3 16,2 g 153 223 201 164
![Page 11: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB V
PEMBAHASAN
Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
menahun pada khususnya metabolisme karbohidrat dalam tubuh, dan juga pada
metabolisme lemak dan protein. Sebabnya ialah kekurangan hormon insulin untuk
menggunakan (membakar) glukosa sebagai sumber energi serta guna sintesis
lemak, dengan efek terjadinya hiperglikemia.
Penggolongan obat anti diabetes dan mekanisme kerjanya:
1. Sulfonilurea
Merupakan obat yang mempunyai efek hipoglikemik oral (OHO). Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel
beta pancreas. Ada 3 generasi sulfonilurea yang beredar.
Generasi I: acetohexamid, chlorpropamid, tolbutamid dan talazamid
Generasi II: gliclazid, glipizid, gliburid dan glibenklamid
Generasi III: glimepirid
Mekanisme kerja dari semua golongan sulfonilurea yaitu merangsang
pelepasan insulin dari sel B pankreas, menghambat sintesis glukosa di hati,
bekerja dengan cara menekan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas.
2. Biguanida
Mekanisme dari biguanida berbeda dengan sulfonilurea karena tidak
merangsang sekresi insulin. Mekanisme kerjanya menurunkan produksi
glukosa di hepar, melakukan glukogenolisis di hati atau penguraian
glukosa. Dan meningkatkan sensivitas jaringan otot dan adipose terhadap
insulin.
3. Inhibitor α-glukosidase
![Page 12: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/12.jpg)
Mekanismenya yaitu menghambat enzim glukosidase yang merombak
karbohidrat menjadi gula yang terdapat diusus halus.
4. Thiazolinidion
Mekanismenya yaitu meningkatkan sensivitas insulin, enurunkan asam
lemak bebas di plasma, remodeling jaringan adipose menurunkan
resistensi insulin.
5. Maglitinida
Mekanismenya yaitu sama dengan insulin tetapi tidak menurunkan kadar
glukosa pada darah.
Pada praktikum ini digunakan obat golongan sulfonilurea yaitu
glibenklamid dan obat tradisional . Dari data percobaan yang dilakukan,
glibenklamid merupakan obat antidiabetik yang efektif dimana didapatkan
penurunan kadar glukosa setelah pemberian obat yang penurunannya
berangsur-angsur. Sedangkan, pada pemberian obat tradisional paria juga
mengalami penurunan glukosa.
![Page 13: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB VI
PENUTUP
VI.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilakukan yaitu bahan obat
glibenklamid dan obat tradisional dapat menurunkan kadar gula dalam darah,
sehingga baik untuk dikonsumsi oleh pasien yang mengidap penyakit diabetes
melitus.
VI.2 SARAN
Sebaiknyan hewan uji yang akan digunakan saat peraktik agar tidak
terganggu emosionalnya, karena dapat meangakibatkan ketidak efisennya kadar
gula darah pada hewan uji tersebut.
![Page 14: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Tim Farmakologi, 2014.“Penuntun Praktikum Farmakologi II”.Poltekkes.
Makassar
Dirjen POM. 1979. Farmakope Edisi IV. Depkes RI: Jakarta
Mycek. M. J, harvey.2001. farmakologi ulasan bergambar. Widjaya medika:
jakarta
Sukandar elin yuliana, dkk. 2008. Iso farmakoterapi. PT. ISFI penerbitan: jakarta
![Page 15: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/15.jpg)
LAMPIRAN
1. Glibenklamid
Tab glibenklamid: 20 tab = 4,13
Rata-rata: 4,1320
= 0,2066 g/ tab = 5 g
Konversi kemencit : 5 mg X 0,0026 = 0,0013 g/ 20g BB
0,2050 g/ 100 ml = 0,00205/ml = 0,00195
0,20500,2060
x 5 mg = 4,9/ 100 ml = 0,0049 mg/ml
Dosis: 0,0130,049
x 1 ml = 0,26 ml/20 g
Untuk berat 25g: 2520
x 0,26 = 0,0325
2. Suspensi glukosa
0,5 ml/ 20g
Untuk berat 17,8 : 17,820
x 0,5 = 0,44
Untuk berat 19,0 : 19,020
x 0,5 = 0,47
Untuk berat 18,2 : 18,220
x 0,5 = 0,45
Untuk berat 16,0 :16,020
x 0,5 = 0,4
Untuk berat 19,0 :19,020
x 0,5 = 0,47
Untuk berat 18,4 :18,420
x 0,5 = 0,46
Untuk berat 19,0 :19,020
x 0,5 = 0,47
Untuk berat 17,2 :17,220
x 0,5 = 0,43
![Page 16: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/16.jpg)
Untuk berat 17,4 :17,420
x 0,5 = 0,43
Untuk berat 16,2 :16,220
x 0,5 = 0,40
Untuk berat 15,4 :15,420
x 0,5 = 0,38
Untuk berat 15,8 :15,820
x 0,5 = 0,39
Untuk berat 16,6 :16,620
x 0,5 = 0,41
Untuk berat 14,4 :14,420
x 0,5 = 0,36
Untuk berat 16,2 :16,220
x 0,5 = 0,40
![Page 17: farmakologi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081809/5695d03f1a28ab9b0291a346/html5/thumbnails/17.jpg)
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PRAKTIKUM VII
UJI ANTI DIABETIK ORAL
Oleh:
KELOMPOK III ( A1 )
Hairunnisa (PO.71.3.251.12.1.015)
Hardiyanti H.bogodad (PO.71.3.251.12.1.016)
Hastrilia buntang (PO.71.3.251.12.1.017)
Iis hardianti (PO.71.3.251.12.1.018)
Jauhari aji kuncara (PO.71.3.251.12.1.019)
Jumriah jailani (PO.71.3.251.12.1.020)
PEMBIMBING:
Rusdiaman S.si,M.si,Apt
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
TAHUN 2014