perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI
PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA
SISWA KELAS V SDN SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Oleh :
WINARNO
X4711266
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA
SISWA KELAS V SDN SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Oleh :
WINARNO
X4711266
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Winarno
NIM : X4711266
Jurusan/ Program Studi : PJOK / Penjaskes
Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MALALUI
MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pad akemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 30 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
WINARNO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di harapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
Pembimbing I
Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes
NIP. 19490505 198503 1 001
Pembimbing II
Waluyo, S.Pd, M.Or
NIP. 19720617 199403 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tanga)
Ketua : Dra. Hanik Liskustyowati, M.Kes
Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd,M.Or
Anggota I : Dra. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes
Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Winarno. UPAYA PENINGKATAN HASIL TOLAK PELURU MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret , Juni 2012.
Peneliti ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru melalui penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Resrach), dan dilaksanakan dalam dua siklus, tiga kali pertemuan, setiap pertemuan menunjukkan tahapan hasil perkembangan proses pembelajaran tolak peluru melalui penerapan modifikasi alat bantu. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012 pada semester 2 yang berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 9 siswa putra dan 5 siswa putri. Instrumen yang digunakan dalam pengembilan data adalah hasil evaluasi dan hasil pengamatan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hasil belajar tolak peluru melalui penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V meningkat dengan hasil belajar yang di peroleh ketuntasan dari 14 siswa, yaitu pra siklus kentuntasan hasil belajar 57,14%, siklus I ketuntasan hasil belajar 71,42% dan siklus II ketuntasan belajar 92,85% dari target ketuntasan minimal 80%.
Kata Kunci : Tolak Peluru Peluru Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Motto :
· Dalam melakukan sesuatu pekerjaan kita jangan takut akan kegagalan karena
dari kegagalan itulah kita akan tahu arti sebuah keberhasilan.
· Jangan selalu menggangap diri kita paling pintar dibandingkan yang lain,
sebab kepintaran itu tidak berarti dan berguna tanpa ada orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kulangkahkan kaki….
Walau hanya satu langkah ke depan
Karena hanya itu yang mampu kulakukan
Kuberdiri tegak
Walau kedua kakiku rapuh
Tapi aku harus berjuang
Mewujudkan impian dan meraih cita
Ya Allah ku mohon terus dan terus
Beri aku kekuatan agar dapat kuselesaikan
Dengan baik walau tak sempurna
Karena ku tahu, kesempurnaan hanyalah milikMu
Karya ini ku persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, ayahanda Muh. Ayoeb dan ibunda Markinah yang telah
melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan penuh kesabaran, kasih
sayang dan keikhlasan hingga aku dewasa.
2. Istriku Muryanti dan anak-anakku tercinta Angar Ari Partiwi, Bahtiar Faizal
Rifa’I dan Putra Aditya Utama yang selalu memberi semangat dan motivasi
dalam menggapai sukses dan selalu mendampingi hari-hariku dengan penuh
kesetiaan.
3. Untuk teman-teman seperjuangan di PPKHB S1 Penjaskesrek Tahun 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
telah memberi ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendakNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SUNGGINGAN 2
KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN
2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
4. Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Waluyo, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II, yang selalu memberi pengarahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SD Negeri Sunggingan 2, yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Adip Jawahir, A.Ma.Pd selaku guru mitra (kolaborasi) yang telah membantu
dalam penelitian.
8. Para siswa SD Negeri Sunggingan 2, yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Sangat disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 30 Juli 2012
Peneliti
WINARNO X 4711266
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... v
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TEBEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4
B. Kerangka Berfikir .............................................................................. 33
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 36
B. Subyek Penelitian ................................................................................ 37
C. Sumber Data ....................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
E. Teknik Analisa Data ........................................................................... 38
F. Prosedur Penelitian ............................................................................ 39
G. Proses Penelitian ................................................................................ 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 43
A. Deskripsi Pratindakan ........................................................................ 43
B. Pembahasan dan Analisa Data ........................................................... 55
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SASARAN .......................................... 59
A. Simpulan ............................................................................................ 59
B. Implikasi ............................................................................................. 59
C. Saran-Saran ........................................................................................ 60
Daftar Pustaka ................................................................................................. 61
Lampiran –lampiran ............................................................................................. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahap Perkembangan Kognitif ..................................................... 8
Tabel 2 Indikator Sistematika Hasil Belajar Siswa .................................... 12
Tabel 3 Sifat-sifat PTK .............................................................................. 28
Tabel 4 Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian .............. 36
Tabel 5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 38
Tabel 6 Prosentase Target Capaian ............................................................ 42
Tabel 7 Data Awal Hasil Belajar dan Minat Belajar Tolak Peluru Siswa
Kelas V .......................................................................................... 44
Tabel 8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Kondisi Awal ................... 45
Tabel 9 Hasil Observasi Pengamatan Guru pada Perbaikan Pembelajaran
Siklus I ........................................................................................... 46
Tabel 10 Data Nilai dan Minat Belajar Tolak Peluru Kelas V .................... 48
Tabel 11 Hasil Observasi Kegiatan Siswa padaPerbaikan Siklus I .............. 49
Tabel 12 Hasil Observasi Pengamatan Guru pada Perbaikan Pembelajaran
Siklus I ........................................................................................... 50
Tabel 13 Data Nilai dan Minat Belajar Gerak Dasar Tolak Peluru
Kelas V Siklus II ............................................................................ 52
Tabel 14 Observasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus II .................. 53
Tabel 15 Hasil Observasi Pengamatan Guru pada Perbaikan Pembelajaran
Siklus II .......................................................................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR (GRAFIK)
Gambar 1 Teknik Memegang Peluru ............................................................. 17
Gambar 2 Rangkaian Gerakan Teknik Meluncur .......................................... 17
Gambar 3 Rangkaian Teknik Melepas Peluru ............................................... 18
Gambar 4 Empat Langkah PTK Model Kurt Lewin ...................................... 31
Gambar 5 Bentuk Spiral,Terdiri dari Beberapa Siklus PTK model Kurt
Lewin ............................................................................................. 31
Gambar 6 Kerangka Berfikir ......................................................................... 34
Gambar 7 Data Awal Hasil Grafik Belejar dan Minat Belajar Tolak Peluru
Pra Siklus ...................................................................................... 45
Gambar 8 Data Perkembangan Hasil Belajar Gerak Dasar Tolak Peluru ..... 48
Gambar 9 Data Perkembangan Hasil Belajar dan Minat Belajar Tolak Peluru 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani disekolah merupakan bagian dari semua sistim
pendidikan secara keseluruha, pendidikan jasmani bertujuan untuk membangun
atau mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir
kritis, stabilitas emosional dan ketrampilan sosial. Pendidikan jasmani dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai
tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Pendidikan jasmani merupakan
serangkaian materi pelajaran yang memberikan konribusi nyata dalam
membentuk atau membangun manusia seutuhnya baik dari segi lahir maupun
batin. Oleh karena itu pendidikan jasmani mendapat penanganan yang serius,
pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat pendidikan jasmani
mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran.
Karena pendidikan jasmani merupakan unsur utama dalam menunjang
pendidikan yang lain, maka perlu proses pembelajaran yang direncanakan
dengan baik pula. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik dalam
dunia pendidikan harus meliputi beberapa komponen,yaitu (1) anak didik, (2)
pendidik, (3) tujuan pendidikan(4) alat pendidikan,(5) lingkungan pendidikan.
Komponen –komponen tersebut harus ada pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
Pendidikan tidak akan berjalan dan tidak akan berart apabila
komponen-komponen tersebut diatas tidak dimasukkan didalamnya. Pendidikan
tidak akan berjalan tanpa peserta didik, demikian pula pendidikan tidak akan
berjalan bila tidak ada yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan
tidak ada gunanya tanpa tujuannya. Komponen-komponen diatas ada dalam
pendidikan jasmani, karena pendidikan jasmani mempunyai tujuan tertentu,
yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa. Dengan
meningkatnya kesegaran jasmani akan mempengaruhi tingkat belajar siswa.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di indonesia pada
umumnya adalah belum efektifnya pembelajaran pendidikan jasamani
disekolah-sekolah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani, guru pendidikan jasmani
mengajar dengan cara lama ,yaitu mengulang-ulang gerakan sampai puluhan
kali, guru mengajar dengan gaya melatih seorang atlit sehingga siswa merasa
bosan dan pada akhirnya proses pembelajaran tidak dapat tercapai.
2. Sarana yang kurang memadai, minimnya sarana pembelajaran disekolah-
sekolah menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Kurang kreatifnya guru dalam mengembangkan alat atau media bantu
sederhana tetapi dapat menarik siswa dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi pra penelitian pada siswa kelas V SD Negeri
Sunggingan 2, siswa masih kesulitan dalam melakukan teknik dasar tolak
peluru. Sehingga siswa banyak yang tidak dapat mencapai nilai ketuntasan
belajar, hal ini disebabkan karena guru masih menjadi pusat pembelajaran, prose
pembelajaran belum melibatkan keaktifan siswa dan sarana yang tidak
sebanding dengan jumlah siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka
permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimanakah penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri
Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun Ajaran 2011/ 2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, peneliti ini
mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar Tolak Peluru melalui
penerapan modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri Sunggingan 2
Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/ 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Lembar Pendidikan
Sebagai bahan masukan, saran dan informasi terhadap kelas V SD
Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen untuk
mengembangkan modifikasi alat bantu pembelajaran yang tepat dalam
rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.
b. Bagi Siswa
Dengan penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran mempermudah
siswa kelas V SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen
dalam memahami dan mengerti materi yang diberikan oleh guru khususnya
dalam pembelajaran Tolak Peluru. Sehingga siswa mampu meningkatkan
kemampuannya dalam menguasai keterampilan dasar serta hasil belajar
khususnya pada tolak peluru
c. Bagi Guru
1. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru Penjaskes di SD Negeri
Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen yaitu bahwa modifikasi
alat bantu dapat meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa pada
materi tolak peluru.
2. Sebagai bahan masukan atau saran bagi guru penjaskes SD Negeri
Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen dalam memilih
alternativ modifikasi alat bantu pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterlibatan atau partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Memotivasi guru penjaskes di SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri
Kabupaten Sragen membuat dan mengembangkan model pembelajaran
yang digunakan untuk mempermudah dan mentransfer ilmu pengetahuan
terhadap siswa atau peserta didik.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui model pembelajaran dengan
modifikasi alat bantu dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar atau
materi dalam pembelajaran tolak peluru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan Proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani, serta sebagai wahana untuk mendidik anak, membina anak muda
agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas
jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup schat disepanjang
hayatnya. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media
untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan
dan penalaran penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spritual,
dan sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan memberikan kesempatan pada siswa untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, berrnain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis,
terarah dan terencana.
Pendidikan jasmani berusaha untuk mengembangkan pribadi secara
keseluruhan dengan sarana jasmani yang merupakan saham khususnya
yang tidak diperoleh dan usaha-usaha pendidikan yang lain. Karena hasil
pendidikan dan pengalaman jasmani tidak terbatas pada perkembangan
tubuh atau fisik, istilah jasmani harus dipandang dalam kerangka yang
lebih abstrak, lebih luas, sebagai satu keadaan kondisi jiwa dan raga.
Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga yang
mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau
keseluruhan pribadi seseorang. Pendidikan jasmani menggunakan
pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik organik,
motorik, kognitif, maupun afektif. Manusia dipandang seutuhnya.
Pendidikan jasmani adalah bagian intregal dan pendidikan dan merupakan
alat pendidikan.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan
menggunakan aktivitas otot - otot besar hingga proses pendidikan yang
berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan
badan. Pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk
mengembangkan kawasan organik, neuromuskular, intelektual, dan sosial.
(Abdulkadir Ateng, 1992:4).
b. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal
fisik, mental, serta emosional (Husdarta, 2009:3). Pendidikan jasmani
memberlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, sebagai makhluk total
dan bukan hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya.
Titik perhatian pendidikan jasmani adalah peningkatan gerak
manusia. Lebih khususnya lagi penjaskes berkaitan dengan hubungan
antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya : hubungan dan
perkembangan tubuh fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada
pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan
perkembangan aspek lain dan manusia. Tidak ada bidang tunggal lainnya
seperti pendidikan jasmani dan kesehatan yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia. Selain itu, pendidikan jasmani
memanfaatkan alat fisik untuk membangun keutuhan manusia. Berkaitan
dengan hal ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional
pun turut dikernbangkan. Di dalam pendidikan jasmani terdapat berbagai
macam ilmu baik dalam membina fisi, aspek mental, maupun emosional.
Di dalam aspek fisik terdapat beberapa sub bahasan yang membahas
tentang pendidikan jasmani olahraga di sekolah. Disebutkan bahwa
pendidikan jasmani di sekolah berkenaan dengan beberapa cabang
olahraga sepak bola, bela diri, aktivitas akuatik yang salah satunya adalah
renang, senam lantai, bola voli, atletik, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Definisi Belajar Dan Pembelajaran
Belajar dalam idealisme beranti kegiatan psiko – fisik – sosio
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dari sudut pandang
pendidikan, belajar terjadi apabila terdapat perubahan dalam hal kesiapan
(readiness) pada diri seseorang dalam berhubungan dengan
lingkungannya, Benny A. Pribadi menyatakan bahwa “Belajar merupakan
sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan
sumber - sumber belajar (2011:7)”.
Pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan
mempelajari. Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan pembelajaran
adalah dialog interaktif. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang
sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses
belajar”. Definisi lain tentang pembelajanan dikemukakan oleh Benny A.
Pribadi, 2011 bahwa, “Pembelajaran adalah pengembangan dan
penyampaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi
pencapaian tujuan yang spesifik”. Sedangkan pembelajaran menurut
Muhammad Surya, 2003:49 (dalam Isjoni, 2010) adalah “suatu proses
perubahan yang dilakukan individu untuk mempenoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman
individu itu sendiri dalam intenaksi dengan lingkungannya”. Proses
pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi
seperti yang diharapkan, dan untuk mencapai tujuan tensebut proses
pembelajaran perlu dirancang secara sistematik. Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar”. (Dimyati dan Mudjiono, 1999:297).
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan seseorang karena adanya pengalaman baru. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pembelajaran adalah proses yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya aktivitas belajar individu untuk mencapai tujuan
belajar.
b. Teori-Teori Belajar
Teori merupakan perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi
mengenai peristiwa - peristiwa tertentu dalam lingkungan. Toeri diartikan
sebagai hubungan kausalitas dan proposisi-prosisi, fungsi teori dalam
konteks belajar adalah:
1) Memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi belajar;
2) Memberi rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan
pengajaran;
3) Mendiagnosis masalah - masalah dalam kegiatan belajar mengajar;
4) Mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang; dan
5) Mengkaji faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar.
Beberapa teori belajar antara lain :
1) Teori Perilaku
Penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan tidak serta-merta dapat dilakukan jika peserta didik
belum memiliki stock of knowledge atau prior knowledge dan hal
yang sedang dipelajarinya. Teori perilaku berakar pada pemikiran
behaviorisme. Dalam perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan
sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus)
dan balas (respons). Pembelajaran merupakan proses pelaziman
(pembiasaan). Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan
perilaku berupa kebiasaan.
Teori perilaku sering disebut stimulus-respons (S-R) psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dan lingkungan. Ciri teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
perilaku adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil; menekankan lingkungan; mementingkan pembentukan reaksi atau respons; menekankan pentingnya latihan; mementingkan mekanisme hasil belajar; dan mementingkan peranan kemampuan. Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Belajar merupakan pcristiwa terbentuknya asosiasiasosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respons (Agus Suprijono, 2011:20). Teori belajar ini disebut teori connecuionism.
2) Teori belajar kognitif Dalam perspektif teori kognitif belajar merupakan peristiwa
mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar (Agus Suprijono, 2011:22-23) menggambarkan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget sebagai berikut:
Tabel 1. Tahap Perkembangan Kognitif Tahap Umur Ciri Pokok Perkembangan
Sensorimotor 0-2 tahun Berdasarkan tindakan langkah demi langkah.
Praopcrasi 2-7 tahun Penggunaan simbol / bahasa. Tanda Konsep intuitif
Operasi Konkret 8-11 tahun Pakai aturan jelas/ logis Revesiblel dan kekekalan
Operasi Formal 11 tahun ke atas Hipotesis Abstrak Dedukatif dan induktif Logis dan Probabilitas
Sumber : Agus Suprijono, (2011 : 23 ) Perkembangan kognitif yang digambarkan Piaget merupakan proses
adaptasi intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi, akomodasi, dan equilibration.
3) Teori Konstruktivisme Seiring upaya perbaikan kualitas pembelajaran ke arah pembelajaran
organis, filsafat konstruktivisme kian populer di bidang pendidikan. Pemikiran Filsafat konstruktivisme mengenai hakikat pengetahuan memberikan sumbangan terhadap usaha mendekontruksi pembelajaran mekanis. Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a) Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi
selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur
yang perlu untuk pengetahuan.
c) Pengetahuan dibentuk dalarn struktur konsep seseorang. Struktur
konsep membentuk pcngetahuan jika konsep itu berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
c. Kriteria Pembelajaran yang Berhasil
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan
keberhasilan proses pembelajaran, faktor - faktor tersebut adalah efektif,
efisien, dan menarik”. Sedangkan menurut Heinich dkk, 2005 yang
dikutip (Benny A. Pribadi, 2011:19) pembelajaran sukses terdiri dan
beberapa kriteria:
1) Peran aktif siswa (active participation). Proses belajar akan
berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas-tugas
yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara
intensif.
2) Latihan (Practice). Latihan yang dilakukan dalam berbagal konteks
dapat memperbaiki tingkat daya ingat. Latihatn juga dapat
memperbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang baru dipelajari.
3) Perbedaan individual (individual differences). Setiap individu
merniliki karakteristik unik yang membedakannya dengan individu
yang lain.
4) Limpan balik (feedback). Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa
untuk mengetahui kemampuan dalam mempelajarai materi pelajaran
yang benar. Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan
tentang hasil belajar (learning outcomes) yang telah dicapai siswa
setelah menempuh program dan aktivitas pembelajaran. Informasi
dang pengetahuan tentang hasil belajar akan memacu seseorang
untuk berprestasi lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Konteks nyata (realistic context). Siswa perlu mempelajari materi
yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan
dalam sebuah situasi yang nyata.
6) Interaksi social (social interaction). Interaksi social sangat
diperlukan oleh siswa agar dapat memperoleh dukungan social
dalam belajar. Interaksi yang berkesinambungan dengan sejawat atau
sesama siwa akan memungkinkan siswa untuk melakukan
konfirmasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang sedang
dipelajari.
d. Hasil Belajar
Salah satu tugas guru adalah mengevalusai tingkat keberhasilan
rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Perubahan yang
dikehendaki adalah perubahan dalam bidang pengetahuan, perasaan atau
sikap dan perbuatan (Surjadi, 1989:177).
Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil
belajar dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan
behavioral, (A. Tabrani Rusyan, 1989:22) mengungkapkan bahwa,
“Untuk mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa
dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri
atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Dalam
domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),
aplication (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap
menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),
organization (organisasi), characierizalion (karakterisasi)). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Menurut
(Agus Suprijono, 2011:7), psikomotor juga mencakup, “ keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual “. Selanjutnya
menurut (Agus Suprijono, 2011:7) menyatakan bahwa” hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja“. Artinya, hasil pembelajaran yang
dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tcrsebut di atas
tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah, melainkan komprehensif.
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku,
sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris
(Nana Sudjana, 2010:3).
Merujuk pemikiran Gagne (dalam Agus Suprijono, 2011:5-6),
hasil belajar berupa :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah mupun penerapan
aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dan kemampuan
mengategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
mengintemalisasi dan eksternalisasi nilai-niai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam beberapa indikator
dan kemungkinan cara pengungkapan dan hasil belajar dijabarkan dalam
tabel berikut : (A. Tabrani Rusyan, 1989:22)
Tabel 2. Indikator Sitematika Hasil Belajar Siswa
Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Penugkapan a. Kognitif
- Pengamatan/ perceptual
Dapat menunjukan, membandingkan, menghubungkan.
Tugas, tes, observasi
- Hafalan/ ingatan Dapat menyebutkan dan menunjukkan lagi
Pertanyaan, tugas tes
- Pengertian/ pemahaman
Dapat menjelaskan dan mengidentifikasi dengan kalimat sendiri
Pertanyaan
- Aplikasi/ penggunaan
Dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah
Soal, tes tugas
- Analisis Dapat menguraikan dan mengklasifikasikan
Tugas, persoalan, tes
- Sistensis Dapat menghubungkan dan menyimpulkan mengeneralisasikan
Tugas, persoalan, tes
- Evaluasi Dapat menginterprestasikan, memberikan kritik memberikan pertimbangan penilaian
Tugas, persoalan, tes
b. Asfektif - Penerimaan Bersikap menerima
menyetujui, atau sebaliknya
Pertanyaan, tes skala sikap
- Sambutan Bersedia terlibat berpartisipasi, memanfaatkan atau sebaliknya
Tugas, observasi dan tes
- Penghargaan/ Apresiasi
Memandang penting, bernilai, berfaedah indah harmonis, kagum atau sebaliknya
Skala penilaian, tuhas dan observasi
- Internalisasi/ Pendalaman
Mengakui mempercayai meyakinkan atau sebaliknya
Skala sikap, tugas, dan observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
- Karakterisasi/ Penghayatan
Melembangkan, membinasakan, menjelmakan dalam pribadi dan perlakuannya sehari-hari
Observasi
c. Psikomotorik - Keterampilan
bergerak/ bertindak
Koordinasi mata, tangan dan kaki
Tugas, observasi, tindakan
- Keterampilan ekspresi verbal dan non verbal
Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi, tindakan
e. Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran. Agus Suprijono (2011: 46) menyatakan
bahwa, “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar”. Sedangkan model pembelajaran menurut Joyce dan
Well, 1990 (dalam Isjoni 2010 : 50) ialah “suatu pola atau rencana yang
sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelasnya”. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Trianto 2011:5) mengemukakan
maksud dan model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan bcrfungsi scbagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Selanjutnya Joyce (dalam Trianto
2011 : 5), menyatakan bahwa “ setiap model pembelajaran mengarahkan kita
ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian
rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode pembelajaran sudah terangkai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
model pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman
untuk merencanakan pcmbelaj aran dan menentukan perangkat pembelajaran
yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa.
f. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran mernpunyai makna yang lebih luas dan
pada strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran memiliki empat
ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau strategi. Menurut
Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2011: 6), Ciri - ciri model pembelajaran antara
lain:
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3) Tingkah laku pengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; dan
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar pembelajaran iyu dapat
tercapai.
Selain ciri - ciri khusus pada suatu model pembelajaran, menurut
Nieveen, 1999 (dalam Trianto 2011 : 8), suatu model pembelajaran dikatakan
baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Sahih ( Valid ). Aspek validitas di kaitkan dengan dua hal yaitu :
a) Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik
yang kuat; dan
b) apakah terdapat konsistensi internal.
2) Praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika :
a) Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan
dapat diterapkan; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Kenyataan menunjukan bahwa apa yang dikembangkan tersebut
dapat diterapkan.
3) Efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas ini, nieveen memberikan
paramenter sebagai berikut :
a) Ahli dan praktis berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model
tersebut efektif, dan
b) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan
yang diharapkan.
Arends, 2001 dalam (Trianto, 2011 : 9), menyatakan bahwa “ telah
menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru
dalam mengajar yaitu : prestasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,
pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi
kelas”.
3. Atletik
a. Pengertian Atletik
Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-
gerakan yang dinamis dan harmonis seperti : jalan, lari, lompat dan
lempar. Disamping itu atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan
jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan,
kelincahan dan lain sebagainya.
Atletik berasal dari bahasa yunani, yaitu Athlon atau athlun yang
berarti perlombaan, pertandingan, pergulatan atau sesuatu perjuangan,
orang yang melakukan disebut athlete ( Atlet)
b. Sejarah Atletik
Gerakan atletik sudah tercermin pada kehidupan manusia purba,
mengingat jalan, lari, lompat dan lempar bahkan bertarung dengan
bintangpun dilalui secara tidak sadar. Manusia purba pada waktu itu
melakukan gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, lempar serta bergumul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dalam upaya mempertahankan hidupnya dari gangguan binatang atau
makhluk-makhluk buas yang hidup pada zaman purba.
Pada tahun-tahun sebelum tahun 390 SM pembinaan suatu bangsa
dipusatkan pada peningkatan kekuatan fisik yang mengutamakan
pertumbuhan menuju bentuk tubuh yang harmonis dan serasi melalui
perpaduan kegiatan Gymnastika, Gramaika dan Musika. Meskipun
gerakan-gerakan dasar atletik sudah lama diketahui namun dalam sejarah
bahwa kegiatan atletik baru terjadi pada zaman purba sekitar 100 tahun
sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku-buku yang dikarang
oleh pujangga yunani, yaitu Homeros.
4. Tolak Peluru
a. Pengertian gerakan menolak
Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu
benda yang berbentuk bulat menyerupai bola untuk menghasilkan
kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kemuka yang
kuat.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian tolak peluru adalah suatu kemampuan untuk menolak atau
mendorong benda yang menyerupai peluru dengan sejauh-jauhnya.
b. Teknik dasar tolak peluru
1) Cara memegang peluru
Ada 3 macam cara memegang peluru yaitu :
a) Jari-jari agak merenggang ,jari-jari kelingking agak ditekuk dan
berada disamping peluru, sedang ibu jari dalam sikap
sewajarnya.
b) Jari-jari agak merenggang, jari kelingking tidak disamping
peluru, tetapi agak berada di belakang, ibu jari tetap dalam sikap
sewajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c) Jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan jari kelingking
berada dibelakang peluru, ibu jari tetap dalam sikap sewajarnya.
Gambar 1. Teknik Memegang Peluru
2) Teknik meluncur
a) Persiapan
Berdiri di belakang ring dengan punggung menghadap arah
lemparan. Berat bada ditumpukan pada kaki kanan ( untuk atlet
bertangan kanan), dan melihat kebelakang, pegangan peluru di
leher bagian belakang,di bawah duan telinga dan mengangkat
tangan kiri.
b) Tolakan Menyamping
Lutut kanan ditekuk kesebelah kanan dan mengangkat badan
untuk bersiap-siap meluncur kebelakang melintasi ring,
kemudian menendangkan kaki kiri kebelakang dan secara
serentak kaki kanan digerakkan kearah pusat ring, sikap badan
tetap merunduk, menarik kaki kiri didepan lingkaran. Pada akhir
gerakan meluncur badan tetap dimiringkan kearah belakang ring.
Gambar 2. Rangkaian Gerakan Teknik Meluncur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c) Tolakan
Tolakan di mulai dengan gerakan berputar pada kaki kanan ke arah
sektor lemparan. Pinggul diputar, dada didorong kedepan dan tubuh
diangkat kedepan. Sisi kanan tubuh berputar kedepan mengelilingi
kaki kiri yang diluruskan dan meluruskan lengan, serta jari-jari yang
mendorong menyelesaikan tolakan. Setelah peluru dilepaskan, kaki
kiri berbalik untuk mengontrol keseimbangan agar tidak terjatuh
kedepan ring.
Gambar 3. Rangkaian Teknik Melepas Peluru
5. Pembelajaran
a. Konsep pembelajaran
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidik pasal 19 ayat 1 (satu) bahwa, proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatif dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta spikologis
peserta didik.
Berdasarkan landasan diatas tergambar suasana siswa aktif, kreatif,
efektif dan menyengakan. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
yang menitikberatkan pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan yang biasa disebut dengan pembelajaran “PAKEM”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Maksud dari pembelajaran PAKEM adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran aktif
Pembelajaran aktif artinya baik siswa maupun guru berinteraksi
untuk menunjang pembelajaran. Menurut Solichan Abdullah, aktif
diartikan sebagai pembelajaran yang proses kegiatannya dapat membuat
siswa aktif secara mental. dalam median (2004: 23). Ditinjau dari
kegiatan siswa, pembelajaran aktif yang mampu membuat siswa aktif
bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan pendapat orang lain
maupun pendapatnya sendiri. Sedangkan ditinjau dari kegiatan guru,
pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menuntut guru aktif dalam
memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, memberi
pertanyaan, menanyakan pendapat siswa, memberi motivasi dan
memberi kesempatan untuk aktfi dan kreatif , serta memecahkan masalah
yang dihadapi siswa.
Pengertian tentang pembelajaran aktif telah banyak didefinisikan
oleh beberapa tokoh, antara lain :
a) Mulyasa (2006:191-192), yang intinya adalah pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan aktifitas siswa dalam mengakses berbagai
informasi siswa dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran.
b) Melvin L (2006:11), Pembelajaran aktif tidak hanya diperlukan
untuk menambah kegairahan, namun juga untuk menghargai
perbedaan individual dan beragamnya kecerdasan.
c) Zamroni (2004:1), dalam paradigma baru para guru semestinya
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan atau karakteristik siswa.
2. Pembelajaran kreatif
Pembelajaran kreatif menurut Solichan Abdullah (2004:32),
Pembelajaran kreatif dapat mewadahi pikiran, gagasan, kreatifitas dari
siswa dan guru. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan,
yaitu antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a) Guru harus mampu mengembangkan kegiatan belajar yang beragam
bagi sisiwa.
b) Guru harus dapat memilih metode, strategi maupun pendekatan
pembelajaran.
c) Guru harus mampu merangsang kreatifitas siswa, baik dalalm
mengembangkan daya berfikir maupun dalam melakukan suatu
tindakan.
3. Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dikelola
sedemikian rupa sehingga input yang ada dan proses yang dikelola dapat
dicapai hasil yang optimal (Solichan Abdullah, 2004).
Berdasarkan pendapat tersebut ditinjau dari kegiatan siswa,
pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat membuat siswa
terdorong dan mampu memanfaatkan kesempatan belajar yang ada untuk
menguasai kompetensi yang dipelajari.
Sedangkan ditinjau dari kegiatan guru, pembelajaran efektif
adalah pembelajaran yang menuntut guru untuk memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun potensinya, memberikan
pengalaman baru dan mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa secara
optimal. Untuk memperolah pembelajaran efektif guru harus mampu
mengelola tempat belajar siswa, kegiatan pembelajaran, materi belajar
dan sumber belajar yang ada dengan baik.
4. Pembelajaran menyenangkan
Menurut Mulyasa (2006: 194), menegaskan, pembelajaran
menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang didalamnya
terdapat suatu kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik.
Dari penjelasan pengertian pembelajaran yang menyenangkan
tersebut ditinjau dari segi siswa, bahwa pembelajaran menyenangkan
dapat membuat siswa berani mencoba, bertanya, mengungkapkan
pendapat dan mempertanyakan pendapat siswa lain. Sedangkan ditinjau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dari kegiatan guru, pembelajaran yang menyenangkan adalah
pembelajaran yang menuntut guru dapat membuat suasana belajar yang
menyenangkan, dalam arti : siswa tidak takut mencoba (bereksperimen).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menyenangkan adalah pembelajaran yagn terjadi adanya pola hubungan
yang baik antara pendidik dengan peserta didik selama proses
pembelajaran.
6. Media Pembejaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin, yaitu Medius yang berarti
“tengah”, “perantara” atau” pengantar”. Benny A. Pribadi berpendapat
media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menfasilitasi aktivitas belajar (2009: 46).
1) Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.
2) Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran
seperti : buku, film, radio dan sebagainya.
3) National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak
maupun pandang, dengan termasuk teknologi perangkat kertas.
Media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa latin
yang berarti parantara atau pengantar. Media sering juga disebut sebagai
perangkat lunak yang bukan saja membuat pesan atau bahan ajar untuk
disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran,
perasaan dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri seseorang (Supartono, 2003: 3).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media dalam pembelajaran adalah sebuah perantara yang digunakan
dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan pesan yang disampaikan oleh
guru, sehingga siswa dapat memahami materi yang di ajarkan
Pemanfaatan media adalah penggunaan media secara sistematik dari
sumber-sumber yang ditujukan bagi siswa, proses penggunaan media adalah
merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain instruksional menurut Muhhtar dan Iskandar (2010:209). Azhar
Arsyad (209:25-27) mengatakan beberapa manfaat dari penggunaan media
pembelajaran yaitu :
1) Media Pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses pembelajaran
dan hasil belajar
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi langsung
antara siswa dan lingkungannya, sehingga memungkinkan siswa untuk
belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan
waktu
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungannya mereka, serta
kemungkinan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat
dan lingkungan.
Pentingnya media pembelajaran guna meningkatkan mutu
pembelajaran telah disadari oleh guru. Semakin berkembangnya teknologi
akan mempermudah penggunaan media dalam pembelajaran. Banyak sekali
media yang dapat dipakai dalam pembelajaran, dan manfaatnya tergantung
dari materi dan kompetensi yang akan dicapai. Denggan penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang menarik dan tepat dapat meningkatkan antusias sswa terhadap
pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
c. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran, misalnya :
1) Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat di dengar atau media yang
hanya memilih unsur suara
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak
mengandung unsur suara, seperti, foto, gambar
3) Media Audio Visual, yaitu jenis media yang mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar, seperti, rekaman.
Penggunaan media tidak dilihat dan dinilai dari segi kecanggihan
medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranan dalam
membantu tercapainya proses pembelajaran
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh guru dalam
menggunakan media pengajaran untuk mencapai kualitas pembelajaran.
Pertama, guru perlu memiliki pemahaman tentang jenis dan manfaat
pengajaran. Menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak
lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua guru terampil
membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran,
terutama media dua dimensi atau media grafis dan beberapa media tiga
dimensi serta media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam
menilai keaktifan media pengajaran agar dapat menentukan apakah
penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak sehubungan dengan
prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media
pembelajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran,
sebaiknya tidak memaksa penggunaanya dan perlu mencari usaha lain di
luar media pengajaran.
Dalam memilih media untuk kepantingan pengajaran sebaiknya
memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-
tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis
dan sintesis lebih memingkinkan di gunakan media pembelajaran.
b) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pengajarn yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah di pahami siswa.
c) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat pada waktu mengajar. Media
grafis umumnya dapat dibuat tanpa biaya yang mahal, disamping
sederhana dan praktis penggunaanya.
d) Keterampilan guru dalam penggunaanya, artinya ataupun jenis media
yang diperlukan syarat utama adalah dapat menggunakan dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak dari penggunaanya pada saat terjadinya
interaksi belajar siswa dengan lingkungannya
e) Kesediannya waktu penggunaanya, artinya media pengajaran tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung
f) Sesuai dengan harap berfikir siswa, memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan tarap berfikir siswa, sehingga
makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.
7. Modifikasi Alat Pembelajaran
a. Pengertian Modifikasi
Minimnya fasilitas dan perlengkapan pendidikan jasmani yang di
miliki seolah-olah menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan
perlengkapan yang ada, sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya
(Yoyo Bahagia, 2008).
Tidak sedikit siswa yang merasa gagal atau tidak menyukai materi
pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya karena kemampuan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dalam menyampaiakan meteri yang diberikan. baik dalam penggunaan
fasilitas dan perlengkapan, penyajian materi, memanfaatkan lingkungan
pembelajaran maupun dan mengevaluasi hasil pembelajaran kurang
optimal.
Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan
meteri pembelajaran dengan cara mengarahkan dalam bentuk aktifitas
belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam
belajarnya. cara ini dimaksudkan untuk menuntun. mengarahkan. dan
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa manjadi bisa, yang tadinya
kurang terampil menjadi terampil.
b. Modifikasi tujuan pembelajaran
Aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dan pengetahuan guru
tentang: tujuan, karakteristik materi. kondisi lingkungan. dan evaluasinya.
Modilikasi pembelajaran dapat dikaitkan pula dengan tujuan permbelajaran,
dari mulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi.
Modifikasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan
pembelajaran kedalam tiga komponen yaitu:
1) Tujuan perluasan
Tujuan perluasan adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau
wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan efisiensi
dan efektifitas
2) Tujuan penghalusan
Tujuan penghalusan adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara
efisien.
3) Tujuan penerapan
Tujuan penerapan adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang peningkatan
berhasil tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Aspek yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus
terburu-buru mendapatkan aktivitas belajar yang jauh di atas kemampuannya,
sehingga menyebabkan siswa jadi jenuh dan frustasi.
8. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu sering disebut alat peraga
karena berfungsi untuk membantu dan mempraktikkan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut
Soekidjo (2003) yang dikutip Agus Kristiyanto secara terperinci manfaat
alat peraga antara lain sebagai berikut :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
6) Membantu sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/ informasi oleh para
pendidik perilaku pendidikan .
8) Mempermudah penerima informasi oleh sasaran pendidikan.
b. Syarat alat bantu yang baik
Sesuatu alat pembelajaran dikatakan baik. Apabila mempunyai
tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan
konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/
kebiasaan yang baru. Selain alat bantu harus efisien dalam penggunaanya,
dalam waktu singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang
diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan
ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
9. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Pengertian PTK
Dalam literatur bahasa inggris, PTK disebut dengan Claussroom
Action Research. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi
yang terkandung di dalamnya.
Zainal Aqib (2009 : 12 ) mengemukakan bahwa pengertian PTK
terdiri dari tiga bentukan kata, yakni :
1) Penelitian, yakni kegiatan mecermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dan suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan, suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitain mi berbentuk rangkaian silkus
kegiatan
3) Kelas, sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dan seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian
tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan
pengertian yang salah yang dipahami oleh umum dengan” ruang
tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi
sekelompok peserta didik yang sedang belajar dapat bekerja di lab,
lapangan olahraga, dan lain - lain.
Zainal Aqib mengemukakan bahwa “PTK adalah suatu pencermatan
tehadap kegiatan yang disengaja dimunculkan, dan terjadi di sebuah kelas
(2009: 12). Sedangkan menurut Agus Kristiyanto mengemukakan bahwa:
“PTK untuk pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasio dan tindakan-tindakan guru atau pelatih dalam
melaksanakan tugas memperdalam pemaharnan terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-
praktek pembelajaran pendidikan jasmani atau kepelatihan olahraga
tersebut dilakukan, dimulai daii adanya perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya”. (2010 : 32).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahanya
muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan
sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam
penelitian tindakan kelas diperoleh dan persepsi atau lamuanan seorang
peneliti. Jenis penelitian tersebut sangat brmanfaat sebagai upaya untuk
memperbaiki proses pembelajaran di kelas (Suharsimi Arikunto, 2011).
b. Sifat dan Karakteristik PTK
PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya.
Menurut (Ibnu : 2000) yang dikutip dan buku Zainal Aqib (2009: 16), sifat -
sifat khusus PTK yaitu:
c. Sasaran atau Objek PTK
Menurut Zainal Aqib (2008 : 27) objek dan PTK harus merupakan
sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam
dan tanpa gerak. objek tersebut diantaranya:
1) Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan
sedang asik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ lapangan/
laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik mengerjakan
pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang mengikuti
kerja bakti di luar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar
di kelas, sedang membimbing siswa - siswa yang sedang
berdarmawisata, atau guru sedang melakukan kunjungan ke rumah
siswa.
3) Unsur mata pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru
sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang
dapat diamati guru, siswa, atau keduanya.
5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dan tiga ranah yang dijadikan
titik tujuan yang harus dicapai melaui proses pembelajaran, baik susunan
maupun tingkat pencapalan.
6) Unsur lingkungan, baik Iingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun
melingkupi siswa dirumahnya.
7) Unsur pengelolaan, yang jelas - jelas rnerupakan gerak kegiatan,
sehingga mudah diatur, direkayasa dalam bentuk kegiatan.
d. Jenis dan Bentuk PTK
Menurut ZainalAqib (2009: 19) menyebutkan jenis - jenis PTK
sebagai berikut:
1) PTK Diagnosik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun
peneliti kearah suatu tindakan. Dalarn hal ini peneliti mendiagnosis dan
memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian.
2) PTK Parlisipan, suatu penelitian sebagai PTK Partisipan apabila peneliti
terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan
hasil penelitian yang berupa laporan.
3) PTK Empiris, ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan suatu
tindakan atau aksi dan membukukannya apa yang dilakukan dan apa
yang terjadi selama aksi berlangsung
4) PTK Eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya
menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien
didalam suatu kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
e. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Berbagai rnanfaat penelitian tindakan kelas anlara lain:
1) Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta
didik.
2) Merupakan upaya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sesuai karakteristik pembelajaran, serta sitüasi dan kondisi kelas.
3) Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang
dilakukan, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik
berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.
f. Model-Model PTK
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa model yang
dikembangkan oleh para ahli, diantaranya adalah :
1) Model Kurt Lewin
Zainal Aqib (2009 : 21) mengemukakan bahwa PTK pertarna kali
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu
sikius terdiri atas empat langkah, yaitu:
a) Perencanaan (Planning)
b) Aksi atau tindakan (Acting)
c) Observasi (Observation)
d) Reflesi (Reflecting)
Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan
oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Singer dielahorasi lagi menjadi
a) Perencanaan (Planning)
b) Pelaksanaan (Implementing)
c) Penelitian (Evaluating)
Keempat langkah yang dikenal dengan istilah Model Kurt Lewin
dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 4. Empat Langkah PTK Model Kurt Lewin
Sumber : Zainal Aqib (2009 : 21)
Berdasarkan langkah - langkah seperti uang digambarkan PTK di
atas, selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sikius, yang
akhirnya kumpulan dan beberapa sikius.
Gambar 5. Bentuk Spiral, Terdiri dari Beberapa Siklus PTK Mode Kurt Lwein Sumber : Zainal Aqib (2009 : 21)
2) Model Kemmis dan Mc Tanggart
Menurut Zainal Aqib (2009 : 22), model yang dikembangkan oleh
Stephen Kemmis dan Robbin Mc Tarrgart masih tampak begitu dekat
dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian
oleh karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dan empatkomponen
seperti halnya yang dikembangkan oleh Kurt Lewin sehingga belum
tampak adanya perubahan. Keempat hal tersebut adalah;
a) Perencanaan (Planning)
b) Aksi atau tindakàn (Acting)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c) Observasi (Observation)
d) Reulesi (Reflecting)
Hanya saja, sesudah sikius selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan
ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian
seterusnya, atau dengan beberapa kali sikius.
3) Model John Elliot
Apabila dibandingkan dengan dua model yang sudah diutarakan
diatas yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis - Mc Taggart, PTK Model
Jhon Elliot ini tampak lebih detail dan memungkinkan terdiri dan
beberapa aksi yaitu tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu,
setiap aksi memungkinkan terdiri dan beberapa langkah (step), yang
terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar.
Maksud penyusunan secara terinci PTK Model Jhon Elliot in supaya
dapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf - taraf didalam
pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar. Selanjutnya, dijelaskan
pula bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan menjadi beberapa sub
pokok bahasan atau mata pelajaran, adalah bahwa dalam kenyataan
dilapangan setiap pokok biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam
satu langkah, itulah yang menyebabkan Thon Elliot menyusun model
PTK yang berbeda secara sistematis dengan model lainnya.
4) Model Dave Ebbutt
Sesudah Dabe Ebbutt mempelajari model-model PTK yang
dikemukakan oleh para ahli sebelumnya, dia berpendapat bahwa model -
model PTK yang ada yang diperkenalkan oleh Jhon Elliot, Kemmis dan
Mc Taggart, dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam model -
model terebut masih ada hal yang belum tapat sehingga perlu diperbaiki.
Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan yang diutarakan oleh
Kemmis dan Elliot akan tetapi tidak setuju dengan implementasi Elliot
mengenai karya Kenmis. Selanjutnya diterangkan olehnya tentang
pandangan Ebbutt yang menyatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
oleh Kemmis dan Mc Tanggart bukan merupakan cara yang terbalik
untuk menggambarkan proses aksi-refleksi.
Karena Vave Ebbutt tidak puas dengan model-model PTK yang
telah hadir sebelumnya, maka Dave Ebbutt memperkenalkan model PTK
yang disusunya sendiri.
B. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang
berjalan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya sarana dan prasarana yang kurang memadahi.
Jumlah sarana atau alat pembelajaran yang tidak sesuai dengan jumlah siswa,
sehingga tidak semua siswa dapat melakukan kegiatan dan pada akhirnya
pembelajaran tidak berjalan dengan aktif dan efektif. Guru bukanlah satu-
satunya sumber belajar bagi siswa, tetapi siswa harus diberikan kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya
partisipasi siswa secara penuh. Siswa hanya berperan sebagai objek
pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan melakukan perintah guru. Selain
itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan alat bantu
modifikasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
Penggunaan alat bantu yang dapat diamati dan dipegang secara langsung
oleh siswa yang memungkinkan siswa tertarik dan terlibat langsung secara
aktif dalam kegiatan belajar. Penggunaan alat bantu modifikasi dalam
pelaksanaan tindakan tiap siklus di sesuaikan dengan tahapan-tahapan siklus
yang akan di laksanakan. Secara garis besarnya modifikasi yang digunakan
untuk pembelajaran dalam teknik dasar tolak peluru yaitu bola plastik berisi
pasir.
Permasalahan umum dalam pembelajaran jasmani adalah kurang
kreatifnya guru dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, kurang kreatifnya guru
pendidikan jasmani disekolah dalam mengembangkan modifikasi alat bantu
sederhana yang dapat membantu siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
teknik dasar tolak peluru.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas.
a. Siswa kurang aktif dan cepat bosan dalam pembelajaran penjas
b. Tingkat kesegaran jasmani rendah
c. Hasil belajar tolak peluru tidak tercapai
Menerapkan modul pembelajaran dengan modifikasi alat bantu pembelajaran
Sikul I : Peneliti, kolabolator dan pamong menyusun bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dasar tolak peluru menggunakan modifikasi alat bantu bola plastik berisi pasir.
Melalui modifikasi alat bantu plastik berisi pasir dan dilaksanakan dalam bentuk kompetisi, dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa.
Siklus II, Peneliti,kolabolator dan pamong menyusun bentuk pembelajaran yang bertujuan meningkatkan ketrampilan dasar tolak peluru menggunakan modifikasi alat bantu bola plastik berisi pasir dalam bentuk kompetisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
C. Hipotesa Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang di susun sebelumnya maka dapat
diputuskan hipotesis terhadap penelitian adalah : “Penerapan Modifikasi Alat
Bantu Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa
kelas V SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun
Ajaran 2011/ 2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di halaman SD Negeri
Sunggingan 2 Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan bulan Mei 2012 s/d Juni 2012.
Pukul 15.30 s/d 17.00 WIB.
Tabel Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Rencana kegiatan Tahun 2012
Maret April Mei Juni Juli
1 Persiapan
a. Observsi
b. Identifikasi masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan judul
e. Penyusunan proposal
f. Pengajuan izin penelitian
P
P
P
P
P
2 Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan data
penelitian
P
P
3 Penyusunan laporan
a. Penulisan laporan
b. Ujian sekripsi
P
P
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini dilaksanakan dalam beberapa
siklus untuk melihat peningkatan hasil modifikasi tolak peluru dalam
penjelasan dengan penerapan alat bantu bola plastik di isi pasir (bola pasir)
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/ 2012.
Yang berjumlah 14 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut :
1) Siswa untuk mendapatkan data tentang hasil belajar tolak peluru siswa kelas
V SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun
Ajaran 2011/ 2012.
2) Guru sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan alat
bantu pembelajaran tolak peluru di SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan
Miri Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/ 2012.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data peneliti ini diantaranya melalui ; tes praktik,
observasi lapangan. Menurut H.E. Mulyasa (2011 : 183) data penelitian
dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi : sumber
data, jenis data, teknik data, dan instrument yang digunakan.
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
terdiri dari : tes dan observasi.
1) Tes di pergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar tolak
peluru siswa .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek
penelitian. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan
data tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar serta
kemampuan tolak peluru siswa saat penerapan model pembelajaran tolak
peluru.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil keterampilan
teknik dasar Tolak
Peluru
Tes Praktik Tes keterampilan
teknik dasar
Tolak Peluru
2 Siswa Kemampuan
melakukan rangkaian
gerakan keterampilan
teknik dasar Tolak
Peluru
Praktik dan
tunjuk kerja
Melalui gambar
observasi
E. Teknik Analisa Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara diskriptif dengan menggunakan teknik
prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
1) Hasil keterampilan Tolak Peluru ; dengan menganalisis nilai rata-rata tes
tolak peluru. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah
ditentukan.
2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan tolak peluru;
dengan menganalisis rangkaian gerakan tolak peluru. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sedangkan dalam penelitian ini melalui anagka-angka yang diperoleh saat
nunjuk kerja tolak peluru. .
Menurut Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd, dkk yang menyatakan bahwa
data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
PTK dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (2011:99).
F. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam
penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya
menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian
tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan akan
dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti
jadikan subyek penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainya)
bekerja sama, memulai dari tahap orientasi dilanjutkan pelaksanaan tindakan
dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan
pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus
pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi atau
pembetulan, ataupun penyempurnaan pada siklus kedua dan seterusnya.
Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas,
menurut Iskandar (2009:67).
1) Mengidentifikasi permasalahan umum
2) Mengadakan pengecekan dilapangan
3) Membuat perencanaan umum
4) Mengembangkan tindakan pertama
5) Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama
6) Refleksi-evaluatif dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
peneliti ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1) Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah
mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
2) Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi
a) Menentukan subjek penelitian
b) Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3) Tahap pengumpulan data dan treatment
Pada tahap peneliti ini peneliti mengumpulkan data tentang
a) Hasil belajar tolak peluru
b) Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c) Ketetapan rencana pelaksanaan pembelajaran
d) Alat bantu pembelajaran
e) Pelaksanaan pembelajaran
f) Semangat dan kreaktifan siswa
4) Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagaian besar data yang
dikumpulkan berupa iuran diskriptif tentang perkembangan proses
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sup pokok
bahasan teknik dasar tolak peluru.
5) Tahapan penyusunan laporan
Pada setiap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survei sampai dengan menganalisis daya yang dilakukan pada waktu
penelitian.
G. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar tolak peluru di SDN Sunggingan 2 tahun pelajaran 2010/ 2011.
Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang
dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi,
analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus.
1) Rancangan siklus I
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru Penjas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam
pembelajaran penjasorkes
2. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacau pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran tolak
peluru.
3. Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK,
penilaian tolak peluru.
4. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b) Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-
langkah kegiatan antara lain :
1. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar tolak peluru
2. Melakukan pemanasan
3. Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4. Melakukan teknik dasar tolak peluru
a. Cara memegang peluru dengan alat bantu bola plastik yang
di isi pasir
b. Cara melakukan tolak peluru melalui penerapan alat bantu
yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti
c. Sikap yang benar saat menolak peluru.
d. Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5. Menarik kesimpulan
6. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7. Melakukan pendinginan
c) Pengamatan tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) hasil keterampilan tolak
peluru (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan
tolak peluru (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d) Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi
siklus tindakan berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada
tabel berikut :
Tabel 3 Prosentase Target Capaian
Aspek yang diukur
Prosentase target capaian
Kondisi
awal
Siklus
1
Siklus
2 Cara mengukur
Hasil belajar tolak
peluru
45 % 70% 80 % Diamati saat guru
memberikan
materi tolak
peluru pada awal
pembelajaran
2) Rencana siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang
telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus
tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan terhadap
pelaksanaan, observasi dan interprestasi, serta analisis dan refleksi yang juga
mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih
dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada dilapangan. Hasil kegiatan observasi awal tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Siswa Kelas V SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2011/2012, yang mengikuti materi pelajaran penjas
khususnya atletik nomor tolak peluru adalah 14 siswa, yang terdiri atas 9
siswa putra dan 5 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran atletik
khususnya materi tolak peluru, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam
kategori kurang berhasil.
2. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran tolak
peluru, sebab guru tidak menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam
materi tolak peluru.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung sulit diatur saat mengikuti pembelajanan materi tolak peluru
berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti pembelajaran
tolak peluru siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak
memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan
sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang berinain
sendiri dengan temannya.
4. Guru kurang menguasai kelas atau lapangan
5. Guru kesulitan menemukan model pembelajaran tolak peluru yang baik dan
benar. Seringkali contoh disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung,
kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik, sebab siswa kurang dapat
melihat kondisi gerakan tolak peluru yang diperagakan oleh guru, baik
karena kurangnya antusiasme siswa atau contoh gerakan kurang dapat di
pahami oleh siswa.
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1. Perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru
melakukan pengambilan data awal peneliti. Ini dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi awal keadaan kelas pada materi tolak peluru pada
siswa kelas V SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri. Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Adapun diskripsi data yang diambil
adalah hasil belajar tolak peluru siswa kelas V SD Negeri Sunggingan 2
Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
Kondisi awal hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD
Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2011/ 2012 sebelum diberi tindakan melalui penerapan modifikasi alat
bantu pembelajaran bola plastik di isi pasir, disajikan dalam bentuk tabel
dan gambar sebagai berikut :
Tabel. 1
Data Awal Hasil Belajar dan Minat Belajar Tolak Peluru Siswa
Kelas V
No Nilai
Jumlah Siswa
Jumlah
Keterangan
Minat
Belajar L P
1 60 - 69 3 3 6 Kurang
2 70 - 79 4 2 6 Cukup
3 80 - 89 2 - 2 Baik
4 90 - 100 - - - Baik Sekali
Jumlah 9 5 14
Persentasi Ketuntasan 66,66% 40% 57,14 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Grafik 1 : Data awal hasil grafik belajar dan minat belajar Tolak
Peluru Pra Siklus.
Hasil sebelum perbaikan menunjukkan banyak siswa yang belum aktif
mengikuti pembelajaran tolak peluru, hal ini disebabkan karena :
a) Media Pembelajaran yang kurang memadadai
b) Takut menggunakan peluru standart
c) Lingkungan kurang mendukung.
Dari tabel di atas dapat dilihat data awal sebelum perbaikan (Pra
Siklus) hasil pembelajaran tolak peluru adalah sebagai berikut :
a) Anak yang memperoleh nilai rentang 60-69 ada : 6 siswa
b) Anak yang memperoleh nilai rentang 70-79 ada : 6 siswa
c) Anak yang memperoleh nilai rentang 80-89 ada : 2 siswa
d) Anak yang memperoleh nilai rentang 90-100 ada: - siswa
2. Hasil Pengamatan
a. Hasil observasi kegiatan siswa pada kondisi awal.
No Aktivitas Siswa Kurang Sedang Baik 1 Perhatian siswa terhadap materi √
2 Kemauan siswa yang mampu
untuk memberikan penjelasan
tentang materi pada siswa yang
berkurang
√
3 Keberanian bertanya antar √
Nilai
Jum
lah
Sisw
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
anggota dalam kelompok
4 Kerja sama siswa dalam
kelompok kerja
√
5 Keberanian bertanya pada guru
bila siswa mengalami kesulitan
√
6 Kemauan tiap individu dalam
mendemonstrasikan tugas yang
diberikan.
√
b. Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran siklus I
No Aktivitas Guru Kurang Sedang Baik
1 Membuka pelajaran √
2 Memotivasi siswa √
3 Penguasaan materi √
4 Penyajian sesuai urutan materi √
5 Bimbingan terhadap siswa/
kelompok yang mengalami
kesulitan
√
6 Pelaksanaan Evaluasi √
7 Pemberian penghargaan kepada
siswa yang berhasil
√
8 Pelaksanaan sesuai alokasi waktu √
Indikator Pengamatan Guru
Keterangan
Baik : Jika modifikasi alat pembelajaran dimanfaatkan oleh guru
dan anak.
Sedang : Jika modifikasi alat pembelajaran hanya dimanfaatkan
oleh guru saja
Kurang : Jika modifikasi alat pembelajaran tidak dimanfaatkan oleh
guru dan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada
kegiatan guru dan kegiatan anak yang hasilnya :
1) Kegiatan Guru
a. Pendahuluan dilaksanakan dengan baik.
b. Penguasaan guru terhadap materi sudah cukup baik.
c. Penggunaan pendekatan pembelajaran cukup baik.
d. Penggunaan alat bantu sudah selesai dengan materi.
e. Pengelolaan siswa cukup baik.
f. Sudah memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya
dengan hasil cukup.
g. Bahasa yang digunakan cukup komunikatif.
h. Sudah memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran.
i. Penampilan guru cukup baik.
2) Kegiatan Anak
a. Perhatian siswa terhadap materi cukup baik
b. Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang
c. Semangat siswa dalam pembelajaran baik
d. Aktifitas siswa dan kerja sama dalam kelompok sudah baik
e. Kemampuan siswa dalam melakukan tolak peluru cukup baik.
3. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran melalui
modifikasi alat bantu bola plastik berisi pasir dalam pembelajaran tolak
peluru pada siklus I minat belajar siswa sudah ada peningkatan bila di
bandingkan sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, ini dapat dilihat
dari hasil belajar siswa sebelum perbaikan ketuntasan hanya mencapai
57,14% dari jumlah 14 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Siklus I
1. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran
dengan alat bantu modifikasi membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, menyiapkan alat pelajaran, menyusun lembar
observasi, merancang tes/penilaian dan mengevaluasi hasil
penilaian yang dapat menunjang proses pembelajaran secara
sistematis artinya susunan program atau setruktur dapat diketahui
dengan tersedianya ruang lingkup atau rincian materi dan analisis
materi yang telah disusun untuk dikembangkan oleh peneliti.
b. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Tebel 2
Data nilai dan minat belajar tolak peluru kelas V
No Nilai Jumlah Siswa
Jumlah Keterangan
Minat Belajar L P 1 60 - 69 7 3 4 Kurang 2 70 - 79 6 2 8 Cukup 3 80 - 89 2 - 2 Baik 4 90 - 100 - - - Baik Sekali
Jumlah 9 5 14 Persentasi
Ketuntasan 88,88% 40% 71,42 %
Grafik 2 : Data perkembangan hasil belajar gerak dasar tolak peluru
Nilai
Jum
lah
Sisw
a
012
3
4
56
7
8
60-69 70-79 80-89 90-100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dari tabel di atas dapat dilihat data hasil belajar gerak dasar tolak
peluru pada perbaikan pembelajaran Siklus I sebagai berikut :
a) Anak yang memperoleh nilai rentang 60-69 ada : 4 siswa
b) Anak yang memperoleh nilai rentang 70-79 ada : 8 siswa
c) Anak yang memperoleh nilai rentang 80-89 ada : 2 siswa
d) Anak yang memperoleh nilai rentang 90-100 ada : - siswa
3. Hasil Pengamatan
a. Hasil observasi kegiatan siswa pada perbaikan pembelajaran
siklus I
No Aktivitas Siswa Kurang Sedang Baik
1 Perhatian siswa terhadap
materi
√
2 Kemauan siswa yang
mampu untuk memberikan
penjelasan tentang materi
pada siswa yang kurang
√
3 Keberanian bertanya antar
anggota dalam kelompok
√
4 Kerja sama siswa dalam
kelompok kerja
√
5 Keberanian bertanya pada
guru bila siswa mengalami
kesulitan
√
6 Kemauan tiap individu
dalam mendemonstrasikan
tugas yang diberikan.
√
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran
siklus I.
No Aktivitas Guru Kurang Sedang Baik
1 Membuka pelajaran √
2 Memotivasi siswa √
3 Penguasaan materi √
4 Penyajian sesuai urutan materi √
5 Bimbingan terhadap siswa/
kelompok yang mengalami
kesulitan
√
6 Pelaksanaan Evaluasi √
7 Pemberian penghargaan kepada
siswa yang berhasil
√
8 Pelaksanaan sesuai alokasi waktu √
Indikator Pengamatan Guru
Keterangan
Baik : Jika modifikasi alat pembelajaran dimanfaatkan oleh guru dan
anak.
Sedang : Jika modifikasi alat pembelajaran hanya dimanfaatkan oleh guru
saja
Kurang : Jika modifikasi alat pembelajaran tidak dimanfaatkan oleh guru
dan anak.
Observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan
guru dan kegiatan anak yang hasilnya :
1) Kegiatan Guru
a. Pendahuluan dilaksanakan dengan baik
b. Penguasan guru terhadap materi sudah cukup baik.
c. Penggunaan pendekatan pembelajaran cukup baik
d. Penggunaan alat bantu sudah sesuai dengan materi
e. Pengelolaan siswa cukup baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
f. Sudah memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya dengan
hasil cukup.
g. Bahasa yang digunakan cukup komulatif
h. Sudah memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran
i. Penampilan guru cukup baik
2) Kegiatan Anak
a. Perhatian siswa terhadap materi cukup baik
b. Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang
c. Semangat siswa dalam perjalanan baik
d. Aktifitas siswa dan kerja sama dalam kelompok sudah baik
e. Kemampuan siswa dalam kegiatan belajar tolak peluru cukup baik.
4. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran melalui
modifikasi alat dalam pembelajaran tolak peluru pada siklus I minat belajar
siswa mengalami banyak peningkatan bila di bandingkan sebelum diadakan
perbaikan pembelajaran, ini di dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada pra
siklus hasil ketuntasan belajar baru mencapai 57,14% dari jumlah 14 siswa
dan setelah diadakan perbaikan pada siklus I hasil belajar siswa meningkat
dengan ketuntasan belajar mencapai 71,42% sehingga masih ada 4 siswa
yang belum dapat melakukan tolak peluru maka peneliti perlu melakukan
perbaikan pembelajaran pada Siklus II.
SIKLUS II
a. Hasil Pembahasan Siklus II
1. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa; merancang pembelajaran dengan
modifikasi alat bantu bola plastik di isi pasir membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat pelajaran, menyusun lembar
observasi, merancang tes/ penilaian dan mengevaluasi hasil penilaian yang
dapat menunjang proses pembelajaran secara sistematis artinya susunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
program atau struktur dapat diketahui dengan tersediannya ruang lingkup
atau rincian materi dan analisis materi yang telah disusun untuk
dikembangkan oleh guru.
2. Hasil Pelaksanaan
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.
Data nilai dan minat belajar gerak dasar tolak peluru kelas V
No Nilai Jumlah Siswa
Jumlah Keterangan
Minat Belajar L P 1 60 - 69 - 1 1 Kurang
2 70 - 79 2 2 4 Cukup
3 80 - 89 4 2 6 Baik
4 90 - 100 3 - 3 Baik Sekali
Jumlah 9 5 14
Persentasi Ketuntasan 100% 80% 92,85%
Grafik 3 : Data perkembangan hasil belajar dan minat belajar tolak peluru
kelas V.
Jum
lah
Sisw
a
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari tabel di atas dapat dilihat data hasil belajar tolak peluru pada
perbaikan pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut :
a. Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 60-69 ada : 1 anak
b. Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 70-79 ada : 4 anak
c. Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 80-89 ada : 6 anak
d. Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 90-100 ada : 3 anak
3. Hasil Pengamatan
a. Hasil observasi kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II
No Aktivitas Siswa Kurang Sedang Baik
1 Perhatian siswa terhadap materi √
2 Kemauan siswa yang mampu
untuk memberikan penjelasan
tentang materi pada siswa yang
kurang
√
3 Keberanian bertanya antar
anggota dalam kelompok
√
4 Kerja sama siswa dalam
kelompok kerja
√
5 Keberanian bertanya pada guru
bila siswa mengalami kesulitan
√
6 Kemauan tiap individu dalam
mendemonstrasikan tugas yang
diberikan.
√
b. Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran siklus
II
No Aktivitas Guru Kurang Sedang Baik
1 Membuka pelajaran √
2 Memotivasi siswa √
3 Penguasaan materi √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4 Penyajian sesuai urutan materi √
5 Bimbingan terhadap siswa/
kelompok yang mengalami
kesulitan
√
6 Pelaksanaan Evaluasi √
7 Pemberian penghargaan kepada
siswa yang berhasil
√
8 Pelaksanaan sesuai alokasi waktu √
Indikator Pengamatan Guru
Keterangan
Baik : Jika modifikasi alat pembelajaran dimanfaatkan oleh guru dan
anak.
Sedang : Jika modifikasi alat pembelajaran hanya dimanfaatkan oleh guru
saja
Kurang : Jika modifikasi alat pembelajaran tidak dimanfaatkan oleh guru
dan anak.
Observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan
guru dan kegiatan anak yang hasilnya :
1) Kegiatan Guru
a. Pendahuluan dilaksanakan dengan baik.
b. Penguasaan guru terhadap materi sudah cukup baik.
c. Penggunaan pendekatan pembelajaran cukup baik.
d. Penggunaan alat bantu sudah sesuai dengan materi
e. Pengelolaan siswa cukup baik
f. Sudah memberikan pada anak untuk bertanya dengan hasil cukup.
g. Bahasa yang digunakan cukup komulatif
h. Sudah memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran
2) Kegiatan Anak
a. Perhatian siswa terhadap materi cukup baik
b. Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Semangat siswa dalam pembelajaran baik
d. Aktifitas siswa dan kerja sama dalam kelompok sudah baik
e. Kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar tolak peluru
4. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan melalui modifikasi bola
plastik di isi pasir pada siklus II minat belajar siswa terbukti mengalami
peningkatan yang sangat mengembirakan dan hasil belajar siswapun
meningkat, ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam melakukan tolak
peluru pada perbaikan siklus II ketuntasan mencapai 92,85% dari jumlah
14 siswa dengan rata-rata kelas 79,57 sehingga hanya 1 anak yang belum
mampu melakukan tolak peluru dengan menggunakan alat yang
dimodifikasi, karena kondisi anak lemah, dengan hasil belajar yang telah
dicapai pada siklus II maka pelaksanaan pembelajaran dalam
meningkatkan minat belajar tolak peluru melalui modifikasi alat dapat
dikatakan berhasil dengan baik, dan sudah mencapai target minimal 80%
maka penelitian dihentikan.
d. Keberatan dan Kegagalan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
1) Pra Siklus
Merupakan deskripsi dari kegagalan evaluasi sebagai salah
satu alat ukur keberhasilan proses pembelajaran sehingga dapat
diketahui tingkat kemampuan anak terhadap materi pembelajaran
yang berupa aspek ingatan, pemahaman, penerapan (aplikasi) analisis
dan sintesis.
B. Pembahasan dan Analisis Data
a. Siklus I
1. Uraian Pelaksanaan Perbaikan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal, 5 Juni sampai dan 19
Juni 2012 sebelum peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran, peneliti terlebih dahulu menyusun Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP). Dalam pelaksanaan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
perbaikan pembelajaran siklus I, yang dilakukan peneliti adalah
menjelaskan materi pembelajaran dengan media alat dalam bentuk
bola plastik di isi pasir dan membagi dalam 2 kelompok untuk
melakukan gerak dasar tolak peluru.
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
berlangsung, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk
mengamati dan mencatat keberhasilan atau kegagalan tentang
permasalahan yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran
melalui modifikasi alat. Setelah pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus I selesai, peneliti melakukan analisis data dan
merefleksi kembali keberhasilan maupun kegagalan dalam
tindakan perbaikan yang telah dilakukan untuk menentukan
tindakan berikutnya.
2. Temuan/ Hal-hal Unik
a. Ketika guru memberikan bolar plastik yang cukup anak
berantusias untuk segera mengambil bola dan segera untuk
bermain.
b. Setelah anak mendapatkan bola, guru segera memberikan
penjelasan dan mendemonstrasikan gerak dasar tolak peluru
serta menggunakan alat bantu yang dimodfikasi secara
bertahap, akan tetapi masih banyak yang merasa kesulitan
sehingga anak sering melakukan kesalahan.
3. Keberhasilan dan Kegagalan
Secara umum pelaksanaan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan berhasil dengan
melihat peningkatan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
tolak peluru yang dimodifikasi alat bantu. Secara keseluruhan
pelaksanaan pemebelajaran dapat dikatakan sudah sesuai RPP
yang telah disusun,akan tetapi masih ada siswa yang belum
mampu memenuhi skenario pembelajaran yang telah ditentukan.
Sebagai contoh pada perbaikan Siklus I ketika anak diminta untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
melakukan tolak peluru ada anak yang belum dapat melakukan
dengan cara yang benar yaitu pada cara melakukan tolakan
banyak salah, belum benar. Kegagalan ini oleh guru dijadikan
refleksi sebagai bahan tindak lanjut untuk melakukan perbaikan
pada siklus II.
b. SIKLUS II
1. Uraian Pelaksanaan Perbaikan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2012 sebelum
peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti terlebih
dahulu menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus II, yang dilakukan peneliti adalah menjelaskan materi dan
membagi dalam 2 kelompok serta memberi tugas pada anak untuk
melakukan latihan tolak peluru dengan alat bantu yang
dimodofikasi (bola plastik di isi pasir).
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
berlangsung, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk
mengamati dan mencatat keberhasilan atau kegagalan tentang
permasalahan yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran
melalui modifikasi alat setelah pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II selesai, peneliti melakukan analisis data
dan merefleksi kembali keberhasilan maupun kegagalan dalam
tindakan perbaikan yang telah dilakukan untuk menentukan
tindakan berikutnya. Dan melalui modifikasi alat minat belajar
siswa dapat meningkat dan hasil belajar siswapun dapat
meningkat mencapai target yang telah direncanakan.
2. Keberhasilan dan Kegagalan
Secara umum pelaksanaan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan berhasil dengan
melihat peningkatan minat belajar siswa melalui modifikasi alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
bantu pembelajaran. Secara keseluruhan pelaksanaan
pembelajaran dapat dikatakan sudah sesuai indikator pembelajaran
yang telah disusun, dan skenario pembelajaran yang telah
ditentukan sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari evaluasi terhadap siswa dalam melakukan tolak peluru
dapat dilakukan dengan benar dan dengan hasil 92,85% dari 14
siswa sudah tuntas. Dengan demikian perbaikan pembelajaran
tolak peluru dengan menggunakan modifikasi alat dapat
meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar siswa dapat
meningkat dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama dua siklus dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Proses belajar teknik dasar tolak peluru dengan menggunakan
modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini
dapat dilihat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal 57,14%, siklus I
menjadi 71,42% dan siklus II meningkat menajdi 92,85% dari jumlah 14 siswa.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada
umumnya dan khususnya di SD Negeri Sunggingan 2, Kecamatan Miri,
Kabupaten Sragen. Guru pendidikan jasmani dapat mengembangkan
pembelajaran tolak peluru melalui modifikasi alat, pembelajaran dengan
modifikasi alat juga dapat digunakan untuk pembelajaran pada materi
pembelajaran lain. Sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap
materi, sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran tolak
peluru.
C. Saran-Saran
Berdasarkan hasil simpulan ada beberapa hal yang sebaiknya
diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan kualitas
mengajarnya, khususnya bidang pengembangan tolak peluru. Adapun saran-
saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Guru harus kreatif dalam mengembangkan modifikasi alat bantu
pembelajaran.
2. Penggunaan modifikasi alat bantu harus sesuai dengan materi pembelajaran
yang akan dicapai.
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3. Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa dalam bentuk sederhana dan menyenangkan.
4. Guru harus berusaha meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi pembelajaran.