Download - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN JARAK ANTAR …
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
JARAK ANTAR KELAHIRAN PADA WANITA MULTIPARA DI
INDONESIA (ANALISIS LANJUT SDKI 2012)
Dini Kurniawati, Sabarinah Prasetyo
Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan
tingginya risiko kematian pada ibu dan bayi adalah kelahiran terlalu dekat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor yang berhubungan dengan jarak antar kelahiran pada wanita multipara di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 pada 9945 wanita
multipara. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney, Kruskal Wallis, Chi Square, dan Chi Square Mantel
Haenzel. Hasil penelitian menunjukkan median jarak antar kelahiran sebesar 62 bulan dan 22,8% wanita
memiliki jarak antar kelahiran kurang dari 3 tahun. Ada hubungan signifikan antara jarak antar kelahiran dengan
pendidikan, status ekonomi, umur saat melahirkan terakhir, jumlah anak hidup, ukuran ideal keluarga,
pemakaian kontrasepsi, mortalitas anak, dan kelangsungan hidup sebelumnya menggunakan uji Mann
Whitney/Kruskal Wallis dan Chi Square, sedangkan pemberian ASI eksklusif berhubungan signifikan dengan
jarak antar kelahiran menggunakan uji Mann Whitney (p<0,05). Perlu peningkatan komunikasi, informasi, dan
edukasi mengenai jarak antar kelahiran optimum dan peningkatan pemakaian kontrasepsi untuk mencegah
kematian ibu dan bayi.
Kata kunci: jarak kelahiran; multipara; SDKI
Factors Associated with Birth Intervals in Multiparous Women in Indonesia (Analysis
of Indonesian Demographic Health Survey 2012)
Abstract
Maternal mortality rate and infant mortality rate in Indonesia is currently high. One factor linked to high risk
maternal and infant mortality is short birth intervals. This study aims to show factors associated with birth
intervals in multiparous women in Indonesia. This study uses data from Indonesia Demographic and Health
Survey (IDHS) 2012 with 9945 multiparous women. The Data was analysed using Mann Whitney, Kruskal
Wallis, Chi Square, and Chi Square Mantel Haenzel model. Results shows that median birth interval was 62
months and 22,8% women had birth interval of less than 3 years. There was a correlation between birth intervals
with education, economic level, age when last pregnant, the number of living children, ideal family size,
contraception use, infant mortality record, and survival of preceding birth analysed using Whitney/Kruskal
Wallis and Chi Square model, whereas exclusive breastfeeding was significantly associated with birth intervals
analyzed using the Mann Whitney model (p<0,05). There needs to be more frequent communication, education,
and information about optimum birth intervals and greater contraceptive use to prevent maternal and infant
mortality.
Keywords: birth intervals, multiparous, IDHS
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Pendahuluan
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator penilaian derajat kesehatan suatu bangsa. Angka kematian bayi dan angka kematian ibu
juga merupakan salah satu target yang telah di tentukan dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Menurut WHO, AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum usia satu tahun
per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI adalah kematian perempuan yang terjadi saat hamil,
bersalin, atau dalam periode 42 hari pascasalin dengan penyebab yang berhubungan langsung atau
tidak langsung terhadap kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia, AKI termasuk
salah satu yang tertinggi di Asia. Berdasarkan Laporan SDKI 2012, AKI tercatat mencapai
angka 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan hasil SDKI 2007
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Di dunia 19.000 anak meninggal setiap hari pada tahun 2011 (UNICEF, 2012).
Berdasarkan laporan UNICEF tahun 2012, AKB di Asia sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup.
Di Indonesia, AKB memang terus mengalami penurunan namun penurunannya tidak
signifikan. Angka Kematian Bayi menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004
menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan pada tahun 2012 masih mencapai
32 per 1000 (SDKI, 2012). Jika dibandingkan negara lain di Asia yang kondisi ekonominya
tidak terlalu jauh, Indonesia masih tertinggal. UNICEF tahun 2012 melaporkan AKB di
Philippines sebesar 20 per 100 kelahitran hidup, sedangkan di Malaysia 6 per 1000 kelahiran
hidup. Masih diperlukan penurunan AKB hingga 40% untuk mencapai target MDGs tahun
2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup.
Upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi telah banyak dilakukan
antara lain melalui program Kelurga Berencana (KB) oleh BKKBN. Melalui program KB
disajikan berbagai cara penjarangan atau pembatasan kelahiran. Pengaturan jarak kelahiran
berguna untuk mengurangi risiko tinggi kehamilan. Dengan penjarangan kelahiran, ibu
mempunyai kesempatan untuk memulihkan kembali kesehatannya sebelum terjadi
pembuahan berikutnya. Kehamilan yang sehat juga akan berdampak pada janin yang
berkembang dengan sehat.
Upaya penjarangan kelahiran di Indonesia belum optimal. Data SDKI 2012
menunjukkan jarak antar kelahiran di Indonesia pada 4,4% kelahiran terjadi dengan jarak
kurang dari 18 bulan, sebanyak 10,5% pada yang kurang dari 24 bulan, 25% terjadi pada yang
kurang dari 36 bulan setelah kelahiran sebelumnya. Median jarak antar kelahiran adalah 60,2
bulan pada tahun 2012 meningkat dibandingkan pada tahun 2007 yaitu 54,6 bulan (SDKI
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
2007). Data SDKI 2012 juga menunjukkan bahwa kematian anak adalah tiga kali lipat lebih
tinggi pada anak yang dilahirkan dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun dibandingkan
dengan anak yang dilahirkan dengan jarak kelahiran 4 tahun atau lebih. Kematian neonatum,
pos-neonatum, bayi dan balita adalah dua kali lipat lebih tinggi untuk anak yang lahir dengan
jarak kelahiran kurang dari 2 tahun dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dengan jarak
kelahiran 4 tahun atau lebih.
Jarak antar kelahiran merupakan periode antara dua kelahiran hidup yang berurutan
dari seorang wanita (BKKBN, 2011). Menurut United States Agency (USAID), batas jarak
kelahiran optimal adalah batas waktu antar kelahiran yang menghasilkan dampak kesehatan
yang terbaik bagi kehamilan, ibu, bayi baru lahir,dan seluruh keluarga. Penelitian yang
dilakukan Rasheed dan Dabal (2007) menunjukkan periode optimum jarak antar kelahiran
adalah antara 3 sampai 5 tahun.
Conde-Agudelo mengidentifikasi beberapa mekanisme sebagai hubungan antara jarak
antar kelahiran pendek dan kesehatan, diantaranya kekurangan asam folat, insufisiensi
serviks, penularan vertikal infeksi, pemberian ASI yang tidak memadai, dan persaingan
saudara (Conde-Agudelo et al., 2012). Penelitian yang dilakukan Rutstein (2005)
menyebutkan bahwa jarak antar kelahiran kurang dari 36 bulan berkaitan dengan
meningkatnya risiko kesakitan dan kematian pada anak, risiko ini juga akan lebih tinggi jika
jarak antar anak kurang dari 24 bulan. Retherford, Choe, Thapa, dan Gabhaju (1989) meneliti
ada hubungan antara jarak kelahiran pendek (kurang dari 2 tahun) dengan peningkatan
kematian anak, meskipun telah dikontrol oleh variabel demografi dan sosial ekonomi lainnya.
Menurut Conde-Agudelo dan Belizan (2000) jarak antar kelahiran yang terlalu pendek
dapat meningkatkan risiko toxemia, anemia, malnutrisi, pendarahan, serta kematian ibu. Jarak
yang terlalu pendek juga dikaitkan dengan risiko terjadinya aborsi, selain itu jarak antar
kelahiran yang terlalu pendek juga meningkatkan risiko kematian pada anak (El-Sherif,
Qayed, Zarzour, & Fadel, 2008). Menunggu hingga 36 bulan atau lebih untuk kehamilan
berikutnya dapat menurunkan risiko kesakitan dan kematian pada anak (Rustein, 2005).
Masih tingginya jarak antar kelahiran pendek di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Menurut Davis Blake (1982) faktor sosial dan faktor perilaku mempengaruhi jarak
antar kelahiran melalui variabel antara. Variabel antara berjumlah 11 (sebelas) variabel dan
kesebelas variabel tersebut digolongkan dalam 3 kelompok besar yaitu kelompok variabel
intercourse, variabel konsepsi, dan variabel gestasi.
Multipara merupakan wanita yang pernah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009). Pada wanita multipara ini dapat diketahui jarak kelahiran masing-
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
masing anak dengan kelahiran sebelumnya. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu dilakukan
penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan jarak antar kelahiran pada wanita
multipara di Indonesia menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia
tahun 2012.
Tinjauan Teoritis
Jarak kelahiran menurut USAID (2007) adalah rentang waktu antar dua kelahiran
hidup yang berurutan, sedangkan menurut kamus istilah Kependudukan dan Keluarga
Berencana (KKB) tahun 2011 jarak waktu periode antara dua kelahiran hidup yang berurutan
dari seorang wanita. Kehamilan yang berakhir dengan keguguran tidak diperhitungkan,
karena keguguran tidak termasuk dalam definisi kelahiran. Menurut SDKI 2012, jarak
kelahiran adalah jarak antar kelahiran anak dengan anak sebelumnya yang lahir hidup. Jarak
kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan
kondisi tubuhnya setelah melahirkan.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan jarak antar kelahiran. Salah satu penelitian yang dilakukan Hajian-Tilaki, Asnafi, dan
Aliakbarnia-Omrani (2009) meneliti determinan jarak antar kelahiran pada wanita multipara
di Babol Iran. Mereka mengelompokan menjadi 2 kategori yaitu kelahiran kurang dari 3 tahun
dan jarak antar kelahiran lebih dari atau sama dengan 3 tahun. Penelitian menggunakan uji chi
square untuk bivariat dan regresi logistik untuk melihat Odds Ratio (OR) risiko terjadinya
jarak antar kelahiran kurang dari 3 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Begna, Assegid,
Kassahun, dan Gerbaba (2013) yang dilakukan Ethiopia juga mengelompokan jarak antar
kelahiran menjadi 2 kelompok. Peneliti menggunakan disain studi kasus control dimana kasus
dari penelitian tersebut adalah wanita yang memiliki jarak antar kelahiran kurang dari 3 tahun.
Hal ini berkairan erat antar jarak antar kelahiran pendek dengan risiko kesehatan pada ibu dan
bayi.
Catalyst Consortium dan USAID menyebutkan bayi yang dilahirkan dengan jarak
minimal 3 tahun akan menurunkan risiko kematian janin, menurunkan risiko kehamilan
premature, menurunkan risiko berat lahir rendah, menurunkan risiko bayi yang kecil untuk
usia kehamilannya, menurunkan risiko kematian neonatal, dan memurunkan risiko gangguan
pertumbuhan seperti stunting dan kurang gizi. Sedangkan untuk ibu yang melehirkan jarak
kelahiran minimal 3 tahun akan menurunkan risiko kematian ibu, menurunkan pendarahan
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
pada trisemester 3, menurunkan risiko anemia, menurunkan risiko ketuban pecah dini,
menurunkan risiko endometritis puerperalis, dan menurunkan risiko malnutrisi.
Salah satu upaya untuk penjarangan atau pembatasan kelahiran adalah melalui
program Keluarga Berencana (KB) pada pasangan usia subur. Menurut Kamus Istilah
Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011), KB adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Sedangkan merujuk pada Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, KB didefinisikan sebagai upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Program KB adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para
pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan reproduksi mereka; mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi, kesakitan dan
kematian; membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi
semua orang yang membutuhkan; meningkatkan mutu nasehat, komunikasi, informasi,
edukasi, konseling dan pelayanann; meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pria dalam
praktek KB, dan meningkatkan pemberian ASI untuk menjarangkan kehamilan (BKKBN,
2008).
Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan
program KB agar informasi tentang kontrasepsi tersebar ke masyarakat. Kebijakan keluarga
berencana dilaksanakan untuk membantu pasangan suami istri dalam mengambil keputusan
dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab (UU No 52 Tahun 2009). Dengan
adanya program KB diharapkan setiap pasangan memikirkan dengan baik mengenai jumlah
anak ideal yang ingin mereka miliki.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah analisis menggunakan data sekunder dari Survei Demografi
Kesehatan Indonesia tahun 2012. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia
subur di Indonesia yang memiliki riwayat kelahiran hidup dan bukan termasuk kelahiran
pertama. Sampel adalah wanita usia subur memiliki riwayat kelahiran hidup terakhir 5 tahun
sebelum survei, bukan kelahiran pertama, serta bayi bukan lahir kembar. Analisis data
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
meliputi anlisis univariat, analisis bivariat, dan analisis stratifikasi menggunkaan uji Mann
Whitney, Kruskal Wallis, Chi Square, dan Chi Square Mantel Haenzel pada 9945 wanita
multipara.
Hasil Penelitian
Jarak antar Kelahiran
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa jarak antar kelahiran rata-rata responden adalah
69,02 bulan dengan simpang baku 40,7. Jarak antar kelahiran minimal dan maksimal dan
maksimal responden yaitu 7 bulan dan 319 bulan. Median jarak antar kelahiran pada sampel
penelitian ini adalah 62 bulan dengan jarak antar kelahiran terbanyak 25 bulan. Nilai selang
kepercayaan median (95% SK) menunjukkan nilai antara 61 bulan hingga 63 bulan. Dapat
disimpulkan juga bahwa distribusi data jarak antar kelahiran tidak simetris atau tidak
mengikuti distribusi normal.
Gambar 1.1 Jarak antar Kelahiran Gambar 1.2 Distribusi Jarak antar Kelahiran
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa jarak antar kelahiran rata-rata responden adalah
69,02 bulan dengan simpang baku 40,7 bulan. Jarak antar kelahiran minimal dan maksimal
dan maksimal responden yaitu 7 bulan dan 319 bulan. Median jarak antar kelahiran pada
sampel penelitian ini adalah 62 bulan dengan jarak antar kelahiran terbanyak 25 bulan.
Seperempat dari keseluruhan responden memiliki jarak antar kelahiran kurang dari 36 bulan,
atau 1 dari 4 responden memiliki jarak antar kelahiran yang berisiko (Gambar 1.2).
22,8%
77,2%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
< 36 bulan >=36 bulan
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Tabel 1.1 Hubungan Jarak antar Kelahiran dengan Karakteristik Sosial Demografi
No
Variabel
karakteristik sosial
demografi
Jarak antar kelahiran
(bulan)
Jarak antar kelahiran
(kategori)
Median 95% SK
median Nilai p* ≥ 3 th < 3 th Nilai p*
OR
(95% SK)
1 Pendidikan ibu
- Tinggi
- Rendah
54
68
52-56
64-69
0,0005*
2520
(72,5%)
5152
(79,6%)
954
(27,5%)
1319
(20,4%)
0,0005*
1
0,68
(0,59-0,78)
2 Status ekonomi
- Teratas
- Menengah atas
- Menengah
- Menengah bawah
- Terbawah
62
70
69
63
50
60-64
67-72
66-71
60-66
48-52
0,0005*
1520
(77,7%)
1639
(82,1%)
1539
(80,8%)
1445
(79,1%)
1529
(67,7%)
438
(22,3%)
358
(17,9%)
365
(19,2%)
383
(20,9%)
729
(32,3%)
0,0005*
1
0,76
(0,59-0,96)
0,83
(0,65-1,05)
0,92
(0,73-1,17)
1,66
(1,35-2,03)
3 Tempat tinggal
- Perkotaan
- Pedesaan
61
64
60-62
62-65
0,133
3861
(78,0%)
3811
(76,4%)
1092
(22,0%)
1180
(23,6%)
0,215
1
1,09
(0,95-1,26)
4 Umur saat
melahirkan
terakhir
- < 20 tahun
- 20 sampai 35 tahun
- > 35 tahun
25
59
78
22-32
59-60
75-80
0,0005*
18
(22,3%)
5566
(76,0%)
1998
(82,5%)
64
(77,7%)
1785
(24,0%)
423
(17,5%)
0,0005*
1
0,09
(0,05-1,64)
0,06
(0,03-1,11)
5 Jumlah anak
hidup - ≤2 anak
- >2 anak
64
60
62-65
59-62
0,0005*
4352
(78,9%)
3320
(74,9%)
1160
(21,1%)
1112
(25,1%)
0,001*
1
1,26
(1,10-1,43)
*) Signifikan uji Chi Square, Mann Whitney, atau Kruskal Wallis
Median jarak antar kelahiran lebih rendah pada responden dengan pendidikan tinggi
(54 bulan). Responden berpendidikan tinggi memiliki risiko 1,48 (1/0,68) kali lebih besar
untuk mempunyai jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan dengan responden
berpendidikan rendah.
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Median jarak antar kelahiran terendah pada responden dengan tingkat ekonomi
terbawah (50 bulan), sedangkan median jarak antar kelahiran tertinggi pada responden dengan
tingkat ekonomi menengah atas yaitu 70 bulan. Responden dengan tingkat ekonomi terbawah
memiliki risiko 1,66 lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun)
dibandingkan dengan responden dengan tingkat ekonomi teratas.
Median jarak antar kelahiran responden antara yang tinggal di kota dan di desa hampir
sama, masing-masing 61 bulan dan 64 bulan. Responden yang tinggal di desa memiliki
peluang 1,09 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan
dengan responden yang tinggal di kota.
Median jarak antar kelahiran meningkat seiring bertambahnya umur, median 25 bulan
pada responden yang berumur kurang dari 20 tahun, 59 bulan pada responden yang berumur
20 hingga 35 tahun dan 78 bulan pada responden yang berumur lebih dari 35 tahun.
Responden yang berumur lebih besar dari 35 tahun memiliki risiko 0,06 kali lebih kecil untuk
memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan dengan responden berumur
kurang dari 20 tahun.
Median jarak antar kelahiran lebih rendah pada responden dengan jumlah kelahiran
hidup lebih dari 2 orang (60 bulan). Responden yang memiliki jumlah anak hidup lebih dari 2
anak, memiliki risiko 1,26 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun)
dibandingkan responden yang memiliki jumlah anak hidup kurang sama dengan 2 anak.
Tabel 1.2 Hubungan Jarak antar Kelahiran dengan dengan Besar dan Struktur Keluarga
No
Faktor besar
dan struktur
keluarga
Jarak antar Kelahiran
(bulan)
Jarak antar kelahiran
(kategori)
Median 95% SK
median Nilai p* ≥ 3 th < 3 th Nilai p*
OR
(95% SK)
1 Jenis kelamin
anak sebelum
- Laki-laki
- Perempuan
62
63
60-63
62-65
0,775
4027
(77,6%)
3645
(76,6%)
1161
(22,4%)
1112
(23,4%)
0,371
1
1,06
(0,94-1,19)
2 Ukuran ideal
keluarga
- ≤ 2 anak
- >2 anak
67
58
66-69
57-59
0,0005*
3835
(80,8%)
3154
(73,9%)
911
(19,2%)
1112
(26,1%)
0,0005*
1
1,48
(1,28-1,72)
*) Signifikan uji Chi Square, Mann Whitney, atau Kruskal Wallis
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Median jarak antar kelahiran responden antara jenis kelamin sebelumnya laki-laki dan
perempuan hampir sama, masing-masing 62 bulan dan 63 bulan. Responden yang kelahiran
sebelum anak terakhir perempuan memiliki peluang 1,06 kali lebih besar memiliki jarak antar
kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan dengan responden yang kelahiran sebelum
terakhirnya laki-laki.
Median jarak antar kelahiran lebih rendah pada responden dengan jumlah anak yang
diinginkan lebih dari 2 orang (58 bulan). Responden yang memiliki ukuran ideal keluarga
lebih dari 2 anak berisiko memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) 1,48 kali lebih
besar dibandingkan dengan responden yang memiliki ukuran ideal keluarga kurang sama
dengan 2 anak.
Tabel 1.3 Hubungan Jarak antar Kelahiran dengan Pengetahuan dan Sikap terkait Pemakaian dengan
Kontrasepsi
No
Pengetahuan dan
sikap terkait
kontrasepsi
Jarak antar Kelahiran
(bulan)
Jarak antar Kelahiran
(kategori)
Median 95% SK
Median Nilai p* ≥ 3 th < 3 th Nilai p*
OR
(95% SK)
1 Pengetahuan
terhadap
kontrasepsi
- Tinggi
- Rendah
62
62
61-64
61-63
0,331
3781
(77,9%)
3891
(76,5%)
1074
(22,1%)
1198
(23,5%)
0,250
1
1,08
(0,95-1,24)
2 Pendapat Suami
terhadap
kontrasepsi
- Setuju
- Tidak setuju
65
62
64-67
56-74
0,331
5807
(79,4%)
104
(75,0%)
1505
(20,6%)
35
(25,0%)
0,441
1
1, 29
(0,68-2,46)
4 Pemakaian
kontrasepsi
- Kontrasepsi
modern
- Kontrasepsi
sederhana
- Tidak memakai
66
50
53
25-67
47-54
51-55
0,0005*
5695
(79,9%)
316
(67,7%)
1661
(70,8%)
1437
(20,1%)
151
(32,3%)
685
(29,2%)
0,0005*
1
1,89
(1,41-2,51)
1,63
(1,40-1,90)
*) Signifikan uji Chi Square, Mann Whitney, atau Kruskal Wallis
Median jarak antar kelahiran pada responden dengan pengetahuan terhadap
kontrasepsi tinggi dan rendah sama, yaitu 62 bulan. Responden yang berpengetahuan rendah
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
memiliki peluang 1,08 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun)
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi.
Median jarak antar kelahiran responden antara responden yang setuju dan tidak setuju
hampir sama, masing-masing 65 bulan dan 62 bulan. Responden yang tidak setuju terhadap
alat kontrasepsi memiliki peluang 1,29 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek
(<3 tahun) dibandingkan dengan responden yang setuju.
Median jarak antar kelahiran paling rendah terjadi pada responden yang memakai
kontrasespi sederhana (50 bulan). Responden yang memakai alat kontrasepsi sederhana
berisiko 1,89 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan
dengan responden yang memakai kontrasepsi modern.
Tabel 1.4 Hubungan Jarak antar Kelahiran dengan Karakteristik Biososial
No Karakteristik
biososial
Jarak antar kelahiran
(bulan)
Jarak antar kelahiran
(kategori)
Median 95% SK
median Nilai p* ≥ 3 th < 3 th Nilai p*
OR
(95% SK)
1 Asi eksklusif
- Tidak
- Ya
63
57
62-64
51-60
0,0005*
7470
(77,3%)
202
(71,7%)
2193
(22,7%)
80
(28,3%)
0,103
1
1,35
(0,94-1,92)
2 Mortalitas anak
- Tidak
- Ya
64
47
63-66
44-49
0,0005*
6780
(79,6%)
892
(62,6%)
1739
(20,4%)
533
(37,4%)
0,0005*
1
2,33
(1,98-2,74)
3 Kelangsungan
hidup sebelum
- Hidup
- Meninggal
64
33
63-65
31-37
0,0005*
7425
(78,8%)
248
(47,0%)
1933
(21,2%)
279
(53,0%)
0,0005*
1
4,21
(3,25-5,44)
*) Signifikan uji Chi Square, Mann Whitney, atau Kruskal Wallis
Median jarak antar kelahiran lebih rendah pada responden yang memberikan ASI
eksklusif (57 bulan). Responden yang memberikan ASI eksklusif berisiko 1,35 kali lebih
besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan dengan responden yang
tidak memberikan ASI eksklusif.
Median jarak antar kelahiran lebih rendah pada responden yang memiliki riwayat
kematian anak (47 bulan). Responden yang pernah mengalami kematian anak berisiko 2,33
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan dengan
responden yang tidak pernah mengalami kematian anak.
Median jarak antar kelahiran lebih rendah pada responden dengan riwayat
kelangsungan hidup sebelumnya meninggal (33 bulan). Responden dengan riwayat kelahiran
hidup sebelumnya meninggal berisiko 4,21 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran
pendek (<3 tahun) dibandingkan dengan responden yang riwayat kelahiran hidup sebelumnya
masih hidup
Tabel 1.5 Hubungan Ukuran Ideal Keluarga dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel Jumlah
Anak Hidup
Jumlah anak hidup
Ukuran
ideal
keluarga
Jarak
antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude OR Adjusted
Total ≤ 2 911
(19,2%) 1,48
(1,28-1,77)
1,43
(1,22-1,70)
>2 1112
(26,15)
≤ 2 anak ≤ 2 549
(17,2%)
1,69
(1,09-1,65)
-
>2 517
(25,9%)
>2 anak ≤ 2 362
(23,4%) 1,16
(0,93-1,45) >2 596
(26,2%)
Ukuran ideal keluarga berinteraksi dengan jumlah anak hidup. Risiko jumlah anak
yang diiinginkan lebih dari 2 anak terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah
berbeda antara kelompok dengan jumlah anak hidup kurang dari atau sama dengan 2 anak
(OR = 1,69) dan jumlah anak lahir hidup lebih dari 2 anak (OR = 1,16).
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Tabel 1.6 Hubungan Mortalitas Anak dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel Jumlah Anak
Hidup
Jumlah anak hidup Mortalitas
anak
Jarak antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude OR Adjusted
Total Tidak 1739
(20,4%) 2,33
(1,98-2,74)
2,30
(2,0-2,71) Ya 533
(37,4%)
≤ 2 anak Tidak 872
(18,1%)
3,01
(2,45-3,91)
Ya 289
(40,7%)
>2 anak Tidak 868
(15,7%)
1,70
(1,37-2,14) Ya 244
(23,8%)
Mortalitas berinteraksi dengan jumlah anak. Risiko wanita yang memiliki riwayat
mortalitas anak terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah berbeda antara
kelompok dengan jumlah anak hidup kurang dari atau sama dengan 2 anak (OR = 3,01) dan
jumlah anak lahir hidup lebih dari 2 anak (OR = 1,70).
Tabel 1.7 Hubungan Kelangsungan Hidup Sebelumnya dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel
Umur
Umur melahirkan
terakhir
Kelangsungan
hidup sebelum
Jarak antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude OR Adjusted
Total Tidak 1993
(21,2%) 4,21
(3,25-5,44)
4,00
(3,08-5,21) Ya 279
(53,0%)
< 20 tahun Tidak 48
(78,8%) 0,79
(0,16-3,96)
-
Ya 17
(74,7%)
20-35 tahun Tidak 1553
(22,0%) 5,11
(3,74-7,00) Ya 233
(59,1%)
>35 tahun Tidak 393
(17,0%) 1,81
(0,96-3,44) Ya 30
(27,1%)
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Kelangsungan hidup sebelumnya berinteraksi dengan umur. Risiko kelangsungan
hidup anak sebelumnya meninggal terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah
berbeda antara umur melahirkan pertama kurang dari 20 tahun (OR = 0,79), antara 20 dan 35
tahun (OR = 5,11) dan umur lebih dari 35 tahun (OR = 1,81).
Tabel 1.8 Hubungan Kelangsungan Hidup Sebelumnya dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel
Jumlah Anak Hidup
Jumlah anak hidup Kelangsungan
hidup sebelum
Jarak antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude OR Adjusted
Total Hidup 1993
(21,2%) 4,21
(3,25-5,44)
4,56
(3,50-5,96) Meninggal 279
(53,0%)
≤ 2 anak Hidup 934
(18,3%) 5,69
(4,19-7,74)
-
Meninggal 226
(56,0%)
>2 anak Hidup 1059
(24,6%)
2,33
(1,46-3,72) Meninggal 53
(43,1%)
Kelangsungan hidup sebelum berinteraksi dengan jumlah anak hidup. Risiko
kelangsungan hidup anak sebelumnya meninggal terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3
tahun) adalah berbeda antara kelompok dengan jumlah anak hidup kurang dari atau sama
dengan 2 anak (OR = 5,69) dan jumlah anak lahir hidup lebih dari 2 anak (OR = 2,33).
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Tabel 1.9 Hubungan Pemakaian Kontrasepsi dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel
Pendidikan
Pendidikan Pemakaian
kontrasepsi
Jarak antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude
OR Adjusted
Total Modern 1437
(20,1%)
1,89
(1,34-1,81)
1,63
(1,40-1,90)
1,74
(1,31-2,3)
1,63
(1,40-1,60)
Sederhana 151
(32,3%)
Tidak
Memakai
685
(29,2%)
Tinggi Modern 619
(25,7%)
1,68
(1,14-2,46)
1,21
(0,95-1,54) -
Sederhana 96
(36,8%)
Tidak
Memakai
239
(29,5%)
Rendah Modern 818
(17,3%)
1,73
(1,14-2,64)
1,95
(1,61-2,37)
Pemakaian kontrasespi berinteraksi dengan pendidikan. Risiko pemakaian kontrasespi
sederhana terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah berbeda antara pendidikan
tinggi (OR = 1,68) dan pada pendidikan rendah (OR = 1,73). Risiko pada yang tidak memakai
kontrasepsi terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) juga berbeda antara pendidikan
tinggi (OR = 1,21) dan pada pendidikan rendah (OR = 1,95).
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Tabel 1.10 Hubungan Pemakaian kontrasespi dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel Status
Ekonomi
Status
Ekonomi
Pemakaian
kontrasespi
Jarak antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude
OR Adjusted
Total Modern 1437
(20,1%)
1,89
(1,34-1,81)
1,63
(1,40-1,90)
1,89
(1,41-2,52)
1,50
(1,29-1,75)
Sederhana 151
(32,3%)
Tidak
Memakai
685
(29,2%)
Teratas Modern 294
(21,1%)
3,11
(1,69-5,71)
0,94
(0,60-1,50)
-
Sederhana 55
(45,4%)
Tidak
Memakai
88
(20%)
Menengah
Atas
Modern 260
(17,1%)
0,96
(0,43-2,13)
1,32
(0,89-1,94)
Sederhana 15
(16,5%)
Tidak
Memakai
83
(21,4%)
Menengah Modern 289
(17,1%)
1,83
(0,94-3,59)
1,64
(1,12-2,40)
Sederhana 24
(27,5%)
Tidak
Memakai
93
(25,3%)
Menengah
Bawah
Modern 271
(18,3%)
1,92
(1,05-3,48)
1,80
(1,26-2,56)
Sederhana 24
(30,0%)
Tidak
Memakai
108
(28,7%)
Terbawah Modern 384
(27,5%)
1,51
(0,89-2,56)
1,79
(1,43-2,23)
Sederhana 33
(36,4%)
Tidak
Memakai
313
(40,4%)
Pemakaian kontrasespi berinteraksi dengan status ekonomi. Risiko pemakaian
kontrasespi sederhana terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah berbeda antara
stataus ekonomi teratas (OR = 3,11), status ekonomi menengah atas (OR = 0,96), status
ekonomi menengah (OR = 1,83), status ekonomi menengah bawah (OR = 1,92) dan status
ekonomi terbawah (OR = 1,51). Risiko pada yang tidak memakai kontrasepsi terhadap jarak
antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah berbeda antara stataus ekonomi teratas (OR = 0,94),
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
status ekonomi menengah atas (OR = 1,32), status ekonomi menengah (OR = 1,64), status
ekonomi menengah bawah (OR = 1,80) dan status ekonomi terbawah (OR = 1,79).
Tabel 1.11 Hubungan Pemakaian kontrasespi dengan Jarak antar kelahiran Dikontrol Variabel Jumlah
Anak Hidup
Jumlah Anak Hidup Pemakaian
kontrasepsi
Jarak antar
kelahiran
< 3 tahun
OR Crude
OR Adjusted
Total Modern 1437
(20,1%)
1,89
(1,34-1,81)
1,63
(1,40-1,90)
1,86
(1,39-2,48)
1,61
(1,38-1,88)
Sederhana 151
(32,3%)
Tidak
Memakai
685
(29,2%)
≤ 2 anak Modern 749
(18,2%)
1,98
(1,33-2,96)
1,85
(1,50,2,23) -
Sederhana 71
(30,6%)
Tidak
Memakai
339
(29,2%)
>2 anak Modern 687
(22,8%)
1,74
(1,18-2,56)
1,40
(1,14-1,71)
Sederhana 80
(33,9%)
Tidak
Memakai
345
(29,2%)
Pemakaian kontrasespi berinteraksi dengan jumlah anak hidup. Risiko pemakaian
kontrasespi sederhana terhadap jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) adalah berbeda antara
jumlah anak hidup kurang dari atau sama dengan 2 (OR = 1,98) dan pada jumlah anak lebih
dari 2 (OR = 1,74). Risiko pada yang tidak memakai kontrasepsi terhadap jarak antar
kelahiran pendek (<3 tahun) juga berbeda antara jumlah anak hidup kurang dari atau sama
dengan 2 (OR = 1,85) dan pada jumlah anak lebih dari 2 (OR = 1,40).
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9945 responden wanita multipara di
Indonesia terdapat 22,8 persen responden memiliki jarak antar kelahiran kurang dari 36 bulan
dengan median jarak antar kelahiran sebesar 62 bulan. Karakteristik sosial demografi terdiri
dari pendidikan, status ekonomi, umur melahirkan terakhir, tempat tinggal, dan jumlah anak
hidup berhubungan dengan jarak antar kelahiran. Pada responden berpendidikan tinggi
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
memiliki risiko lebih besar untuk mempunyai jarak antar kelahiran pendek hal ini. Hasil
penelitian ini sejalan dengan laporan SDKI (2012) yang memperlihatkan median jarak antar
kelahiran pada wanita yang tamat SMA dan perguruan tinggi lebih rendah dibandingkan
wanita yang tidak tamat SD dan tidak tamat SMA. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan
kelompok wanita yang berpendidikan lebih tinggi sebagian besar adalah wanita usia muda
(SDKI, 2012). Responden dengan tingkat ekonomi terbawah memiliki risiko 1,66 kali lebih
besar untuk mengalami memiliki jarak antar kelahiran pendek dibandingkan dengan
responden yang berada di tingkat ekonomi teratas. Kaur 2000 dalam Khairani (2013)
menjelaskan bahwa pendapatan keluarga yang besar mengurangi fertilitas dengan acara
meningkatkan umur kawin pertama, status pendidikan, penggunaan alat KB, terutama angka
penggunaan KB pada suami, sehingga mendorong untuk memiliki keluaraga kecil. Data
SDKI 2012 menunjukkan wanita dengan status ekonomi terbawah memiliki tingkat
pemakaian kontrasepsi paling rendah dibandingkan tingkat status ekonomi lainnya.
Kontrasepsi merupakan variabel langsung yang mempengaruhi jarak antar kelahiran
(Bongaarts, 1978). Tidak ada hubungan signifikan antara tempat tinggal responden dengan
jarak antar kelahiran dimana jarak antar kelahiran antara responden yang tinggal di kota dan
di desa hampir sama. Terdapat hubungan positif antara umur dengan jarak antar kelahiran,
semakin tua umur median jarak antar kelahiran semakin panjang. Efek ini berhubungan
dengan proses degenerasi kesuburan wanita akibat usia (Polo, Luna, & Fuster, 2000).
Responden yang memiliki jumlah anak hidup lebih dari 2 anak, memiliki risiko 1,26 kali lebih
besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) dibandingkan responden yang
memiliki jumlah anak hidup kurang sama dengan 2 anak. Hal yang sama diungkapkan oleh
Hajian-Tilaki, Asnafi, dan Aliakbarnia-Omrani, 2009 dan Exavery et al., 2012.
Besar dan Struktur keluarga terdiri dari jenis kelamin sebelumnya dan ukuran ideal
keluarga. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin
sebelumnya dengan jarak antar kelahiran. Jarak antar kelahiran pendek antara dua ketegori
tidak terlalu berbeda hanya terdapat selisih 1%. Hasil penelitiaan juga menunjukkan ukuran
anak ideal berhubungan dengan jarak antar kelahiran. Responden yang menginginkan anak
lebih dari 2 anak berisiko memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun) 1,48 kali lebih
besar dibandingkan dengan responden yang menginginkan anak kurang atau sama dengan 2
anak.
Pengetahuan dan sikap terkait pemakaian kontrasepsi terdiri dari variabel pengetahuan
terhadap kontrasepsi, pendapat suami terhadap kontrasepsi, dan pemakaian kontrasepsi. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antar pengetahuan terhadap kontrasepsi dengan
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
jarak antar kelahiran. Hal dimungkinkan karena variabel pengetahuan diukur hanya mengenai
jenis alat kontrasepsi yang secara spontan responden menjawab tahu atau tidak tahu terhadap
13 jenis alat kontrasepsi tersebut. Pengetahuan tehadap kontrasepsi tidak diukur secara
komprehensif seperti kelebihan, kekurangan, efektifitas, dan lain-lain. Selain itu, pendapat
suami terhadap kontrasepsi juga menunjukkan hasil yang sama bahwa tidak ada hubungan
signifikan antar pendapat suami terhadap kontrasepsi dan jarak antar kelahiran. Hal ini
kemungkinan disebakan tingginya data missing pada variabel pendapat suami terhadap
kontrasepsi yang mencapai 25%. Ada hubungan signifikan antara pemakaian kontrasespi
dengan jarak antar kelahiran. Sesuai dengan teori Bongaars (1986) bahwa kontrsepsi
mempengaruhi secara langsung pada fertilitas. Responden yang memakai alat kontrasepsi
sederhana berisiko 1,89 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3 tahun)
dibandingkan dengan responden yang memakai kontrasepsi modern. Responden yang tidak
memakai alat kontrasepsi berisiko 1,63 kali untuk memiliki jarak antar kelahiran pendek (<3
tahun) dibandingkan dengan responden yang memakai kontrasepsi modern. Wanita yang
memakai alat kontrasepsi sederhana cenderung memiliki jarak antar kelahiran pendek
dibanding reponden yang memakai alat kontrasepsi modern. Hal ini menunjukkan metode
kontrasepsi sederhana kurang efektif dalam menjarangkan kelahiran dibandingkan metode
kontrasepsi modern
Karakteristik biososial meliputi pemberian ASI Eksklusif, riwayat kematian anak, dan
kelangsungan hidup anak sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan median jarak antar
kelahiran lebih rendah pada responden yang memberikan ASI eksklusif (57 bulan). Pada
responden yang pernah mengalami kematian anak, kejadian jarak antar kelahiran pendek
lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengalami kematian anak (47
bulan). Hasil menunjukkan bahwa responden yang pernah mengalami kematian anak berisiko
2,33 kali lebih besar memiliki jarak antar kelahiran pendek dibandingkan dengan responden
yang tidak pernah mengalami kematian anak. Teori Lucas (1980) yang mengatakan bahwa
jika orangtua mengalami kematian anak, maka mereka akan berusaha untuk mempunyai anak
yang lain. Efek ini dikenal dengan nama efek pengganti atau replacement effect. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelangsungan hidup
sebelumnya dengan jarak antar kelahiran. Median jarak antar kelahiran lebih pendek pada
responden dengan riwayat kelangsungan hidup sebelumnya meninggal (33 bulan).
Responden dengan riwayat kelahiran hidup sebelumnya meninggal berisiko 4,21 kali lebih
besar memiliki jarak antar kelahiran pendek (< 3 tahun) dibandingkan dengan responden yang
riwayat kelahiran hidup sebelumnya hidup.
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Kesimpulan
Median jarak antar kelahiran responden adalah 62 bulan. Responden yang memiliki jarak
antar kelahiran kurang dari 36 bulan sebanyak 22,8%. Ada hubungan antara faktor sosial
dengan jarak antar kelahiran. Faktor sosial meliputi pendidikan ibu, status ekonomi, umur
melahirkan terakhir, jumlah anak hidup, ukuran ideal keluarga, riwayat kematian anak, dan
kelangsungan hidup anak sebelumnya. Ada hubungan antara faktor perilaku dengan jarak
antar kelahiran. Faktor perilaku meliputi pemberian ASI Eksklusif dan pemakaian
kontrasepsi. Ada interaksi antara ukuran ideal keluarga, mortalitas anak, kelangsungan hidup
sebelumnya, dan pemakaian kontrasepsi dengan jumlah anak hidup, kelangsungan hidup
sebelumnya dengan umur, dan pemakaian kontrasepsi dengan status ekonomi.
Saran
1. Meningkatkan upaya KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) bagi para PUS
maupun remaja tentang pendewasaan usia perkawinan dan jarak antar kelahiran
optimum.
2. Perlu peningkatan KIE jarak antar kelahiran optimum bagi wanita multipara yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi, karena ada kecenderungan jarak antar kelahiran
pendek pada kelompok tersebut tinggi.
3. Pembatasan jumlah dan jarak antar kelahiran yang ditanggung oleh program JKN
bagi masyarakat tingkat ekonomi bawah.
4. Meningkatkan kerjasama antara BKKBN dan fasilitas kesehatan agar dilakukan
konseling saat kunjungan ANC (Ante Natal Care) maupun kunjungan nifas (Post
Natal Care) untuk memastikan seluruh ibu atau pasangan memakai kontrasepsi
pascasalin.
5. Perlu percepatan dan pemerataan akses pelayanan KB yang didukung dengan kualitas
yang baik.
6. Mendorong ibu yang memberikan ASI eksklusif untuk memakai kontrasepsi.
7. Mendukung program pemerintah mengenai kesehatan ibu dan anak guna menurunkan
kematian anak yang dapat berpengaruh terhadap jarak kelahiran terlalu dekat.
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014
Daftar Referensi
BAPPENAS. (2010). Report On The Achievement Of The Millennium Development Goals Indonesia . Jakarta:
BAPPENAS.
Begna, Zenebu, Salihu, Assegid, Wondwosen, Kassahun, dan Mulusew, Gerbaba. (2013) “Determinants Of
Inter Birth Interval Among Married Women Living In Rural Pastoral Communities Of Southern
Ethiopia: A Case Control Study.” BMC Pregnancy and Childbirth 13, 116.
BKKBN (2008). Keluarga Berencana. repository.usu.ac.id/bitsteam/ chapter%/2011.pdf Diakses pada tanggal
12 Juni 2014
BKKBN. (2011). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta: BKKBN.
Bongaarts, Jhon. (1978). “A framework for Analyzing the Proximate Determinants of Fertility.”
Bongaarts, Jhon. (1986). “Contraceptive Use and Annual Requied for Fertility Transition: Results of Projection
Model Studies in Family Planning.” Studies in Family Planning Vol. 17:5.
BPS, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Macro international, BKKBN. (2007). Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: BPS.
BPS, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Macro international, BKKBN. (2012). Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: BPS.
Catalys Consortium, USAID. “Optimum Birth Spacing”. “www.
coregroup.org/storage/documents/smrh_OBSI_Overviem.pdf” Diakses pada tanggal 9 Januari 2014.
Conde-Agudelo, A., dan Belizan, J. (2000). “Maternal Mortality Associated with Interpregnancy Interval :
Cross Sectional Study.” Br med Journal 321,1255-9.
Conde-Agudelo, A., et al. (2012). “Effect of Birth Spacing on Maternal, Perinatal, Infant, and Child Health : A
Systematic Review of Causal Mechanism.” Vol 43:2, 93-114.
El-Sherif, Etemad A.A., Qayed, M.H., Zarzour Ali H, dan Fadel, Kawthar. (2008). “The Effects of Birth
Spacing on Infant and Child Mortality, Pregnancy Outcomes & Maternal Morbidity in Abnoub District,
Rural Assiut. Egypt 2008.”
Exavery, A., Mrema, S., Shamte, A., Bietsch, K., Mosha, D., Mbaruku, G., Masanja, H. (2010). “Non-adherence
of WHO Recommended Inter-Birth Interval in Rufiji, Tanzania.”
Hajian-Tilaki, KO, N., Asnafi, dan F., Aliakbarnia-Omrani. (2009). “The Patterns and Determinants of Birth
Intervals in Multiparaous Women in babol, Northern Iran.”Vol: 40, 852-860.
Kaur, Harvinder. (2010). “Impact of Income and Education on Fertility”. The Journal of Family Walfare.
Khairani. (2013). Pengaruh Pemberdayaan Perempuan terhadap Fertilitas di Provinsi NTT dan Daerah Istimewa
Yogyakarta (Analisis SDKI 2007).
Lucas, Davis (1980). Beginning Population Studies. Australian National University. Diterjemahkan oleh
Sabarinah Prasetyo et al.
Polo, V., F., Luna, dan V., Fuster. (2000) “Determinants of Birth Interval in a Rural Mediterranean Population
(La Alpurajarra Spain)”. Human Biology 72, 877-890.
Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebinanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo.
Rasheed, P., dan Al Dabal, BK. (2007). “Perception an Practices among Urban-Based Saudi Arabian Women.”
East Mediterranian Health Journal Vol 13:4, 881-92.
Rutstein, S.O. (2005). “Effect of Preceding Birth Intervals on Neonatal, Infant, and Under-Five Years Mortality
and Nutritional Status in Developing Countries: Evidence from the Demographic and Health
Surveys.”International Journal of Gynecology and Obstetrics 89, s7-s24.
Retherford, R.D., M.K., Choe, S., Thapa, dan B.B., Gubhaju. (1989). “To What Extent Does Brestfeeding
Explain Birth-Interval Effect of Early Childhood Mortality?” Demography 26, 439-40.
UNICEF, WHO, The World Bank, United Nations. (2012). Levels & Trends in Child Mortality 2012.
Undang-undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Faktor yang..., Dini Kurniawati, FKM UI, 2014