1
EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SATU MILYAR POHON
SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
IRNA MEGASARI
NIM. 6661080384
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
2015
1
ABSTRAK
Irna Megasari. NIM: 6661 080384. SKRIPSI. Evaluasi Program Penanaman
Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011. Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, Fisip Untirta. Dosen Pembimbing 1 : Gandung
Ismanto, S.Sos, MM, Dosen Pembimbing 2 : Hj. Ima Maisaroh, S.Ag, M.SI.
Kata kunci: Evaluasi, Program, Penanaman Satu Milyar Pohon.
Program penanaman satu milyar pohon merupakan kegiatan nasional dimana
Kecamatan Taktakan juga merupakan bagian dari kegiatan tersebut. Latar
belakang masalah penelitian ini antara lain lemahnya pengawasan dari Dinas
Pertanian Kota Serang, kurangnnya sosialisasi, koordinasi antar stakeholder
belum maksimal serta sumber daya manusia yang kurang secara kualitas dan
kuantias.. Tujuannya untuk mengevaluasi Program tersebut. Penelitian ini
mengutip teori evaluasi kebijakan dari Dunn. Dalam penelitian ini, metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti
menganalisis bahwa tingkat kesadaran semua pihak sangat penting untuk
mesukseskan program kegiatan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa rendahnya
kesadaran masyarakat diakibatkan dari sosialisai dan kampanye yang masih
kurang, lemahnya pengawasan dan kontrol dari dinas terkait juga belum
maksimal. Kesimpulannya, pelaksanaan program satu milyar pohon sektor
kehuatanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang
tahun 2011 belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti
merekomendasikan agar Dinas Pertanian memperbaiki dan meningkatkan sistem
kinerja dalam melaksanakan Program tersebut.
ii
ABSTRACT
Irna Megasari. NIM: 6661 080384. THE FINAL PAPER. The evaluation of
one billion trees planting program on forest and land rehabilitation of forestry
sector in sub district Taktakan Serang 2011. State administrative study,
governance faculty of Untirta. Guidance Lecture 1 : Gandung Ismanto, S.Sos,
MM, Guidance Lecture 2 : Hj. Ima Maisaroh, S.Ag, M.SI.
Key words: evaluation, program, one billion trees planting.
One billion trees planting program is a national action that involve sub district
taktakan as a part of the activity. The background of this research issue is the
weaknesses of forestry sector in controlling, socializing and also the coordination
between the stakeholders that have not been maximized, and so the lack of the
quantity and the quality of human resource. The purpose of this paper is to
evaluate the program. The research quoted the policy evaluation from Dunn. In
this research, the writer used qualitative method and descriptive approach. The
writer analyzed that the level of awareness of every instance is very important to
support this program. From the result of the research, it is found that low public
awereness is caused by lack of socialization and campaigns, the less supervising
and controling from the related office have also not been maximized yet . The
writer concluded that one billion trees planting program on forest and land
rehabilitation of forestry sector in sub district Taktakan Serang 2011 has not run
maximally. Therefore, the writer recommended the forestry sector to fix and
improve the performance system in actualizing the program.
iv
v
vi
Alhamdulillaahi robbil aalamiin
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Jika A adalah Kesuksesan. Maka A=X+Y+Z, Y adalah
pekerjaan, X adalah bermain dan Z adalah menjaga
ucapan dan mulutmu. (Albert Einstein)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
~ Mamah, Bapak dan kakak-kakak ku tercinta
~ Kekasih tercinta
~ Sahabat-sahabatku terkasih
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillaahi rabbil aalamiin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Puji syukur yang tak terhingga ini belum sebanding dengan nikmat yang
telah kita terima sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk
ciptaan-Nya. Atas kehendak-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal skripsi
tentang fungsi Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor
Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang
Tahun 2011. Terimakasih yang begitu besar saya ucapkan untuk kedua orang tua
atas kasih sayang yang tak terhingga, serta segala daya dan upaya yang telah
diberikan kepada peneliti baik materil dan non materiil.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah
memberikan pengajaran, bantuan, serta dorongan dalam upaya menyelesaikan
proposal skripsi mengenai ”Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon
Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Takatakan
Kota Serang Tahun 2011”. Untuk itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa;
ii
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus Pembimbing Akademik
I yang selalu memberikan bimbingan dan saran selama perkuliahan;
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
4. Ibu Mia Dwianna W., M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus Dosen
Pembimbing I skripsi. Terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang begitu
besar selama proses penyusunan proposal skripsi.
6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa;
7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S. Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa;
8. Ibu Hj. Ima Maisaroh, S.Ag., M.SI., Dosen Pembimbing II skripsi.
Terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang begitu besar selama proses
penyusunan proposal skripsi;
9. Semua dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Terimakasih atas ilmu pengetahuan selama perkuliahan;
iii
10. Mamah, Bapak, Kakak, teteh, dan ponakanku tersayang. Terimakasih atas
motivasi serta segala daya dan upaya yang diberikan kepada peneliti dalam
penyelesaian propoal skripsi baik materiil maupun nonmateriil.
11. Lee Seong Min yang selalu menemani dan memberi semangat yang tiada
henti sampai terselesaikannya skripsi ini.
12. Kepala Dinas Pertanian Kota serang. Terimakasih atas keterbukaan dan
kesediaan dalam memberikan data dan informasi dalam proses penelitian ini.
13. Kepala Kelompok Kerja dan Masyarakat kecamatan Taktakan Kota Serang.
Terimakasih atas keterbukaan dan kesediaan dalam memberikan data dan
informasi dalam proses penelitian ini.
14. Sahabat-sahabat tersayang, Uvi Rika Mustika, Hanna Fauziah, Cucu Rahayu,
teman-teman Kantor Disporaparbud Kota Serang. Terimakasih atas doa dan
motivasi yang begitu besar kepada peneliti.
15. Sahabat-sahabat seperjuangan Ilmu Administrasi Negara 2008, khususnya
kelas A Reguler, terimakasih atas motivasi, kebersamaan, dan kenangan
selama tiga setengah tahun perkuliahan.
Demi kesempurnaan proposal skripsi ini, peneliti sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak terhadap proposal skripsi ini. Akhir kata,
peneliti ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, Juni 2015
Irna Megasari
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ........................................ 13
1.2.1 Identifikasi Masalah .............................................................. 13
1.2.2 Fokus Penelitian .................................................................... 14
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................. 14
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 15
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 15
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 16
v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. .....21
2.1.1 Kebijakan Publik ...................................................................... 21
2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik ....................................................... 24
2.1.3 Penanaman Satu Milyar Pohon ................................................ 31
2.1.3.1 Definisi ........................................................................ 31
2.1.3.2 Maksud dan Tujuan ..................................................... 32
2.1.3.3 Dasar Pelaksanaan ....................................................... 33
2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 34
2.3 Asumsi Dasar ..................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ....................................................................... 38
3.2 Instrumen Penelitian ................................................................... 39
3.3 Informan Penelitian ..................................................................... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
3.5 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ....................................... 47
3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data .................................. 49
Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................... 53
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kecamatan Taktakan Kota Serang ........... 54
vi
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 56
4.1.3 Profil Dinas Pertanian ............................................................. 56
4.1.3.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Kota Serang ............... 56
4.1.3.2 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang ...... 57
4.1.4 Kodefikasi Identitas Informan ................................................ 60
4.2 Deskripsi Data ................................................................................... 62
4.1.2 Hasil Temuan .......................................................................... 62
4.3 Pembahasan ....................................................................................... 81
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 85
5.2 Saran ................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Sebaran Lahan Kritis RTk-RHL Kota Serang ........................................ 8
Tabel 1.2 Lokasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Rehabiltasi Hutan dan
Lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 ............................................. 9
Tabel 2.1 Tipe Evaluasi ......................................................................................... 30
Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi menurut William Dunn .............................................. 30
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan .............................................................................. 44
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Penelitian Skripsi .................................................... 52
Tabel 4.2 Kodefikasi Informan Berdasarkan Kelompok ...................................... 60
Tabel 4.3 Kodefiksi Informan Kelompok Pemerintah .......................................... 60
Tabel 4.4 Kodefikasi Informan Kelompok Masyarakat ........................................ 61
Tabel 4.5 Hasil Penelitian ..................................................................................... 83
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 36
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data: Model Interaktif ........................... 48
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Serang ................................................................ 54
Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Taktakan .................................................. 55
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang ........................... 59
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Penelitian
Lampiran 2 Peraturan Kehutanan RI Menteri Kehutana RI Nomor : P.61/
Menhut- II/ 2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon
Tahun 2011
Lampiran 3 Surat Penelitian
Lampiran 4 Hasil Wawancara
Lampiran 5 Member Check
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Absensi Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemanasan Global atau yang lebih dikenal sebagai efek rumah kaca
kini menjadi ancaman besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Karena
pemanasan yang terjadi beberapa tahun ini membawa dampak yang buruk
terhadap kelangsungan hidup manusia. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya
kebakaran hutan yang sering terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di
Indonesia. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten (2012)
menyatakan naiknya permukaan volume lautan antara 9 hingga 100 cm (4-40
inci) menimbulkan banjir didaerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan
pulau. Tidak hanya itu, pemanasan global juga menyebabkan kekeringan
sehingga mengganggu siklus tanam bagi para petani dan dapat menimbulkan
kelaparan. Pada dasarnya, pemanasan global normal terjadi selama kurun
waktu tertentu karena pemanasan dibutuhkan bumi guna tetap menjaga suhu
bumi agar tetap hangat, namun pemanasan global naik secara drastis sejak
manusia memasuki era industrialisasi, dimana manusia melakukan banyak
aktifitas seperti pembakaran batu bara, minyak bumi dan gas bumi untuk
memenuhi kebutuhan listrik yang menghasilkan gas buangan yang dapat
merusak bumi. Akibatnya, terjadilah perubahan iklim secara drastis yang
tentunya merugikan manusia itu sendiri.
2
Berdasarkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten (2012)
yang di kutip dari temuan IPCC di tahun 2005 terjadi peningkatan suhu 0,6-
0,70 sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 10. Perubahan iklim ini hampir
dirasakan di seluruh dunia, dimana makin panjangnya musim panas dan
makin pendeknya musim hujan, serta makin maraknya badai dan banjir di
kota besar (el nino) di seluruh dunia.
Time For Kid (2012) menyatakan Indonesia merupakan negara ke tiga
yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia dimana peringkat pertama di
tempati oleh Brazil dan peringkat kedua adalah negara Kongo . Tidak heran
kemudian Indonesia menjadi negara termasyur di dunia dengan julukan
sebagai zamrud khatulistiwa, bahkan menjadi paru paru dunia. Indonesia
berperan besar dalam mengikat emisi gas buangan yang berbahaya terhadap
kelangsungan hidup manusia karena sumber daya alamnya yang melimpah.
Hal inilah pula yang menjadikan Indonesia sebagai surga kayu di dunia.
Lemahnya kebijakan dalam menangani kekayan hutan, menyebabakan
Indonesia kehilangan kontrol dan mengakibatkan laju deforestasi yang
menggila karena eksploitasi yang berlebihan dan berlangsung begitu lama.
Bahkan indonesia harus menunggu selama 11 tahun untuk dapat
mengesahkan Undang Undang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
Hutan (P3H). Sebab undang undang sebelumnya yaitu UU nomor 41 tahun
1999 tentang kehutanan dirasa belum mampu memberikan efek jera terhadap
pelaku perusakan hutan.
3
Menurut Forest Wacth Indonesia (2011), Laju deforestasi tahun 2000–
2009 adalah sebesar 1,51 juta ha/tahun, dengan laju deforestasi terbesar
berada di wilayaha kalimantan yaitu sebesar 550.586,39 ha/ tahun. jika laju
deforestasi ini tidak ditekan maka kemungkinan besar tahun 2020 hutan
dijawa akan habis dan pada tahun 2030 hutan di Bali-Nusa tenggara juga
akan habis. Tentu nya hal ini sangat menghawatirkan mengingat pentingnya
hutan bagi kelangsungan hidup manusia. Kerusakan hutan tentu membawa
dampak buruk bagi kualitas hidup yang juga merusak ekosistem yang telah
ada.
Laju deforestasi yang besar inilah yang akhirnya membuat Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono berkomitmen untuk melakukan penurunan emisi
sebesar 26%-41% pada Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Kopenhag.
Dimana menurut Hijauku.com (2013) negara industri menyumbang 52%
emisi gas rumah kaca dan 48% sisanya adalah negara-negara berkembang.
Indonesia sebagai negara berkembang tentu mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab yang sama dalam menekan angka deforestasi. Menurut
laporan Wetland International & Delft Hidgraulics (Hooijer, A. Et.al, 2006)
dalam Forest Wacth Indonesia (2011), Indonesia merupakan negara
penyumbang emisi terbesar ke 3 di dunia yang berasal dari penebangan hutan
secara berlebihan setelah Cina dan Amerika. Oleh sebab itu, pemerintah
mengadakan Program Penanaman Satu Milyar Pohon atau One Billion
Indonesian Trees (OBIT) yang diresmikan tepat pada pada acara Peringatan
Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional (HMPI-
4
BMN) pada tangal 8 desember 2009 di Padalarang, Kabupaten Bandung
Barat, Jawa Barat. Program ini merupakan tindak lanjut dari program One
Man One Tree (2009) yang realisasinya mencapai 251,6 juta pohon dari
231,8 juta pohon. Untuk OBIT akan berlangsung dari Februari 2010 sampai
Januari 2011 dimana puncaknya dilaksanakan pada 28 November 2010 di
seluruh Indonesia sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI). Gerakan
moral juga dilakukan masyarakat dalam rangka mensukseskan program OBIT
tersebut, antara lain pengembangan pohon trembesi oleh presiden, penanaman
pohon di jalan tol (PU), gerakan perempuan tanam (SIKIB), TNI/POLRI,
program CSR (BUMN/BUMD), penanaman oleh industri otomotif (Astra
Internasional), Accor Hospitality Menanam, Angkasa Pura Menanam, Green
Radio, reklamasi tambang, dan penanaman dari pemerintah daerah.
Program ini kemudian diperkuat dengan disahkannya Peraturan
Mentri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.61/ Menhut-II/ 2011 Tentang
Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon. Dalam peraturan ini dijelaskan
maksud dan tujuan dari penanaman satu milyar pohon tersebut, yaitu: (1)
Sebagai sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan
kemandirian seluruh komponen bangsa akan pentingnya menanam dan
memelihara pohon, (2) Mengajak seluruh komponen secara berkelanjutan
untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan
untuk mitigasi perubahan iklim dan merehabilitasi hutan dan lahan. Selain itu
tujuan Penanaman Satu Milyar Pohon adalah untuk menambah tutupan lahan
dan hutan guna mencegah longsor dan banjir di musim hujan, menyerap
5
karbon monoksida akibat mitigasi perubahan iklim dan penyediaan bahan
baku industri pengelolaan kayu, pangan dan energi terbarukan.
Menurut Peraturan Mentri Kehutanan Nomor : P.16/ Menhut-11/2011
tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011 menyatakan
bahwa Penanaman satu milyar pohon tahun 2011 dibagi kedalam dua sektor,
yaitu sektor kehutanan dan sektor non kehutanan. Sektor kehutanaan
meliputi: (1) Rehabilitasi hutan dan lahan (RLH) sumber dana APBN (pada
kawasan konservasi/ lindung mangrove), (2) Rehabilitasi sumber dana APBD
provinsi/kabupaten/kota, (3) Rehabilitasi hutan dan lahan sumber dana
perimbangan Keuangan (DAK Kehutanan dan DBH DR), (4) Kebun Bibit
Rakyat, (5) Reklamasi Bekas Tambang, (6) Hutan rakyat, (7) Hutan kota, (8)
Penghijauana Lingkungan APBN, (9) Hutan taman Industri (HTI) oleh
BUMS dan BUMN (INHUTANI – IV), (10) Hutan taman rakyat (HTR) oleh
Kelompok Mayarakat, (11) Reboisasi oleh perum perhatian, (12) Lain lain.
Sedangkan, sektor non kehutanan meliputi: (1) Pengembangan pohon
trambesi banpres di daerah, (2) Tanaman perkebunan (Kementrian Pertanian),
(3) Tanaman hortikultural (Kementrian Pertanian), (4) Penanaman pohon di
jalan tol, waduk, dan lain-lain (Kementrian Pekerjaan Umum), (5) Gerakan
perempuan tanam dan pelihara oleh tujuan organisasi wanita (SIKIB, PKK,
DPW, APPB, DP, Kowani dan Bhayangkari), (6) TNI/Polri, (7) Penanaman
CRS BUMN/ BUMD/ BUMS, (8) Lain-lain Kementrian Lembaga.
Penelitian ini dipersempit dengan hanya meneliti bagian sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan. Hal ini dilakukan untuk
6
mempersempit ruang lingkup agar penelitian dapat dilakukan dengan baik
dan data yang diperoleh valid.
Setiap provinsi memegang peranaan yang sama penting dalam
mensukseskan terselenggaranya Program Penanaman Satu Milyar Pohon
termasuk provinsi baru seperti Provinsi Banten. Dimana target penanaman di
Provinsi Banten sebanyak 13.500.000 batang pohon dan sampai dengan akhir
bulan Januari 2012 telah berhasil ditanam sebanyak 15.309.172 batang pohon
(113,4%). Meskipun program tersebut telah dilaksanakan dan mencapai target
penanaman bahkan melampau target yang ditentukan, namun pada
kenyataannya peneliti banyak sekali menemukan masalah-masalah di
lapangan. Seperti di Kota Serang, yang pada kenyataannya belum dapat
memenuhi ketentuan pemerintah sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 47 Tahun 1997 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik pada
wilayah perkotaan minimal 30% dari luas daerah, 20% Ruang Terbuka Hijau
(RTH) publik dan 10% Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat. Kota Serang baru
memiliki ruang luas terbuka hijau sebesar 14,29 hektar dari luas wilayah Kota
Serang.
Kota Serang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Serang,
dimana terdiri dari 6 (enam) kecamatan yaitu: Kecamatan Serang, Kecamatan
Kasemen, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok
7
Jaya, dan Kecamatan Taktakan, dengan total luas wilayah 26.674 Ha dan
jumlah penduduk sekitar 656.126 jiwa pada tahun 2011. Seperti dikutip
dalam Radar Banten (2011), Pada Program Penanaman Satu Milyar Pohon
Kota Serang, menargetkan 3.280.630 batang pohon bisa ditanam di Kota
Serang dengan uraian setiap satu orang menanam 5 batang pohon dan 25
batang untuk setiap keluarga. Namun pada kenyataan dilapangan peneliti
menemukan fakta bahwa Kota Serang hanya mencapai 31% target
penanaman yaitu hanya mampu menanam pohon sekitar 1.008.000 pohon
pada tahun 2011.
Kota Serang sendiri memiliki luas hutan sebesar 130 hektar yang
terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Taktakan dan Kecamatan
Kasemen. Namun kawasan hutan negara di kawasan Kota Serang di kelola
oleh Perum Perhutani KPH Banten dan BKSD Jawa Barat I maka rehabilitasi
yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Serang hanya berfokus pada
Rehabilitasi lahan di wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung melalui
kegiatan Pengkayaan Hutan Rakyat, Penanaman Bibit KBR dan Penghijauan
Lingkungan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun
1999 tentang Kehutanan, rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan
sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung
sistem kehidupan tetap terjaga. Dimana yang menjadi sasaran lokasi
penanaman satu milyar pohon adalah lahan kritis yang rusak/ tidak produktif
didalam dan diluar kawasan hutan. Menurut Dinas Pertanian Kota Serang,
8
Hutan dan Lahan kritis adalah hutan atau lahan yang berada didalam dan
diluar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur
tata air dan unsur produktifitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem daerah aliran sungai (DAS). Oleh sebab itu, lahan
kritis merupakan kriteria utama dalam menentukan wilayah yang akan
menjadi lokasi penanaman satu milyar pohon. Sedangkan kegiatan
penghijauan lahan kritis sendiri dilaksanakan dengan sasaran utama lokasi
lahan-lahan masyarakat serta fasum/ fasos ataupun penanaman dikanan kiri
jalan sebagai penyeimbang daya dukung lingkungan. Berikut sebaran lahan
kritis di Kota Serang:
Tabel. 1.1.
Sebaran Lahan Kritis RTk-RHL Kota Serang
No. Kecamatan Kelas Kritis
Total (Ha) Tidak Kritis Potensial Kritis Agak Kritis Kritis
1 Cipocok Jaya 207,56 3.127,13 160,88 3.495,57
2 Curug 1.296,92 2.453,68 146,43 3.897,03
3 Kasemen 1.697,68 4.999,93 6.669,62
4 Serang 1.271,95 1.382,91 2.654,86
5 Taktakan 704,38 2.712,35 2.671,85 44,43 6.133,01
6 Walantaka 311,60 3.233,67 3.545,27
Total 5.490,10 17.909,67 2.979,16 44,43 26.423,35
Sumber : Dinas Pertanian Kota Serang, 2009.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kecamatan Taktakan
merupakan kecawatan dengan wilayah yang memiliki lahan kritis dan agak
kritis paling besar diantara semua wilayah kecamatan di Kota Serang, yaitu
sebesar 44,44 Ha lahan kritis, 2.671,85 Ha wilayah agak kritis. Hal ini
menjadi perhatian khusus bagi peneliti karena ini menunjukan bahwa
9
sebagian besar wilayah kritis dan agak kertis berada di Kecamatan Taktakan.
Kegiatan penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan
dan lahan di Kecamatan Taktakan tersebar di lima lokasi. Kelima tempat
tersebut antara lain :
Tabel. 1.2
Lokasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Tahun 2011
No Blok Desa/
Kelurahan
Jenis
Kegiatan
Sumber
Dana
Jumlah
Pohon
(Btg)
Jenis tanaman
1. Kerahmatan Cilowong Pengkayaan
Hutan Rakyat
DAK
Kehutanan
2.000 1. Albazia
(Paracentharias
falcataria)
2. Jabon
(Antocephalus
cadamba)
3. Sukun (Artocarpus
artilis)
4. Pasir Gadug Cilowong Pengkayaan
Hutan Rakyat
DAK
Kehutanan
2.000 1. Albazia
(Paracentharias
falcataria)
2. Jabon
(Antocephalus
cadamba)
3. Sukun (Artocarpus
artilis)
4. Serdang Sayar Pengkayaan
Hutan Rakyat
DAK
Kehutanan
2.000 1. Albazia
(Paracentharias
falcataria)
2. Jabon
(Antocephalus
cadamba)
3. Sukun (Artocarpus
artilis)
5. Bojong Sayar Pengkayaan
Hutan Rakyat
DAK
Kehutanan
2.000 1. Albazia
(Paracentharias
falcataria)
2. Jabon
10
(Antocephalus
cadamba)
3. Sukun (Artocarpus
artilis)
6. Karondanga
n
Sepang Penanaman
Kebun Bibit
Rakyat
DAK
Kehutanan
5.000 1. Albazia
(Paracentharias
falcataria)
2. Jabon
(Antocephalus
cadamba)
3. Mahoni (Swietenia
macrophylla) Suren
(Toona sureni)
4. Sukun (Artocarpus
artilis)
5. Mangga (Mangifera
indica)
Sumber : Dinas Pertanian. 2012
Dari observasi awal dan wawancara pendahuluan, ditemukan beberapa
masalah mengenai Program Penanaman Satu Milyar Sektor Kehutanan
Rehabillitasi Lahan dan Hutan di Kecamatan Taktakan. Pertama, lemahnya
pengawasan dari dinas pertanian. Hal ini dapat di lihat dari hampir sebagian
tanaman yang ditanam di lima lokasi penanaman pohon sudah tidak ada lagi,
dimana rata-rata tanaman tersebut sudah mati atau sudah di jual oleh
masyarakat. Hal ini dikarenakan program dijalankan pada saat memasuki
musim kemarau, sehingga para kelompok tani yang menjadi kesulitan dalam
menelihara pohon yang ditanam. Pada dasarnya, program ini bukan hanya
sekedar mementingkan jumlah pohon yang berhasil ditanam, tapi bagaimana
penanaman pohon tersebut dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada. Hal
ini menjadi perhatian bagi peneliti karena ini dapat menyebabkan kerugian
negara karena dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia dan tidak memberi
11
manfaat bagi masyarakat di masa depan. Kota Serang sendiri
menggelontorkan dana sebesar Rp 1.226.400.000 (satu milyar dua ratus dua
puluh enam juta empat ratus ribu rupiah) dalam program rehabilitasi lahan.
Namun dari wawancara awal peneliti dengan pegawai Dinas Pertanian, beliau
mengaku bahwa dana ini jauh dari kata memadai untuk proses pelaksanaan
rehabilitasi hutan dan lahan di Kota Serang. Selain itu, lemahanya
pengawasan juga dirasakan oleh peneliti. Dimana petugas dilapangan hanya
terpaku kepada jumlah pohon yang sudah ditanam tanpa melihat
perkembangan dari program kegiatan tersebut.
Kedua, kurangnya sosialisasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon.
Ini dirasakan sekali oleh peneliti dalam memperoleh data terkait Program
Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan. Selama ini, rehabilitasi hutan dan lahan hanya dilakukan kepada para
ketua kelompok tani di Kecamatan Taktakan dan selanjutnya menjadi
tanggung jawab Ketua Kelompok Tani dalam mengkampanyekan program
penanaman satu milyar pohon kepada anggota kelompk tani. Sehingga
sosialisasi yang dilakukan belum menyentuh seluruh elemen masyarakat dan
hanya terpaku kepada anggota dan kelompok tani saja.
Ke tiga, koordinasi antar stakeholder masih belum dilakukan secara
maksimal. Ini dapat dilihat dari tidak dibentuknya kelompok kerja di tingkat
kota. Menurut Peraturan Mentri Kehutanan Nomor : P.16/ Menhut-11/2011
tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011 menyatakan,
Kelompok kerja dimaksudkan untuk :
12
1. Kelompok Kerja merupakan media/ forum koordinasi antara
Kementrian/ Lembaga/ Instansi untuk mensukseskan
penanaman satu milyar pohon tahun 2011.
2. Kelompok Kerja di tingkat pusat, provinsi dan Kabupaten
Kota.
3. Keanggotaan Kelompok kerja meliputi unsur pemerintah dan
suasta yang bersifat lintas sektor, yaitu :
a. Unsur pemerintah : kehutanan, Hortultural, perkebunan,
kelautan dan perikanan, PU, Lingkungan Hidup, TNI/
Polri, Diknas, Perguruan Tinggi Negri, BUMN/ BUMD.
b. Unsur non pemerintah : BUMS, Lembaga Kemasyarakatan,
Perguruan Tinggi Swasta, Pramuka, Organisasi
Kepemudaan, masyarakat lainnya.
4. Tugas pokok kelompok kerja adalah merencanakan,
mengorganisir, memobilitas sumber daya, memonitor dan
mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan Penanaman Satu
Milyar Pohon.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa suksenya program ini bukan hanya
tanggung jawab satu pihak melainkan banyak pihak. Namun dari observasi
awal yang dilakakun oleh peneliti, pegawai Dinas Pertanian sendiri tidak
mengetahui jelas apakah kelompok kerja ini ada atau tidak ada. Ini
menujukan bahwa tidak adanya kerjasama antara semua pihak dalam
mensukseskan program penanaman satu milyar pohon sehingga program ini
berjalan sendiri-sendiri. Hal ini juga di tandai dengan tidak adanya data yang
valid mengenai mobilisasi sumberdaya yang berasal dari sektor non
kehutanan ataupun dari sektor kehutanan. Sehingga, masyarakat tidak terpacu
dalam mensukseskan program penanaman satu milyar pohon. padahal data ini
sangat penting karena setiap tahun pemerintaah menyelenggarakan lomba
penanamn satu milyar pohon dan juga memberikan penghargaan dari Mentri
Kehutanan yang diserahkan pada acara peringatan HMPI dan BMN Tahun
2011.Selain itu, peneliti juga mendapati bahwa posko penyaluran bibit tidak
13
didirikan di kantor Dinas Pertanian melainkan di penyedia bibit dalam hal ini
pihak ketiga. Hal ini diakibatkan, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang tidak
memiliki gedung perkantoran yang memadai.
Keempat, sumber daya manusia pelaksana masih kurang secara
kualitas dan kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan petugas
mengenai program sehingga tujuan program yang disampaikan oleh
Pemerintah Pusat tidak sampai pada masyarakat, dimana salah satu tujuan
dari program tersebut adalah saran edukasi bagi masyarakat. Selain itu,
petugas dilapangan juga kurang. Rotasi pegawai di lingkungan dinas
pertanian dirasa terlalu cepat dilakukan, sehingga pemahaman akan program
pelaksanaan tidak cukup baik dimiliki oleh pelaksana pegawai dinas
pertanian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai “EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SATU
MILYAR POHON SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN
DAN LAHAN DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG
TAHUN 2011”.
1.2 Identifikasi dan Fokus Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
14
1. Lemahnya pengawasan dari Dinas Pertanian sehingga hampir sebagian
tanaman yang di tanam sudah tidak ada lagi.
2. Kurangnya sosialisasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor
Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan menyebabkan masyarakat
setempat tidak paham mengenai program tersebut.
3. Koordinasi antar stakeholder masih belum dilakukan secara maksimal.
4. Sumber daya manusia pelaksana masih kurang secara kuantitas dan
kualitas.
1.2.2 Fokus Penelitian
Untuk mempersempit peneliti dalam proses kajian penelitian, maka
fokus penelitian, yaitu evaluasi program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang
tahun 2011.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah dan fokus masalah, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian
adalah: Bagaimana Dampak Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor
Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota
Serang tahun 2011?
15
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Evaluasi Program Penanaman
Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di
Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini,
adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, dan menambah perbendaharaan
keilmuan dan pengetahuan dalam bidang akademik, khususnya di bidang
Ilmu Administrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan Evaluasi
kebijakan publik.
2. Secara Praktis, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi
peneliti-peneliti lain yang menjadikan evaluasi kebijakan sebagai objek
kajiannya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
rekomendasi terhadap evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon
bagi Dinas Kehutanan Kota Serang.
16
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan sebab-sebab (alasan) mengapa suatu
masalah atau hal itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut dapat
diperinci menjadi alasan objektif dan alasan subjektif. Latar belakang
masalah juga menggambarkan situasi, kondisi, ruang lingkup dan
kedudukan suatu permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian
secara deduktif, dari ruang lingkup yang umum sampai pada ke masalah
yang lebih spesifik, tentunya yang relevan dengan judul penelitian yang
diambil. Pada bagian ini juga menggambarkan tentang apa yang
diharapkan sebagai hasil dari penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses penyederhanaan masalah
yang rumit dan kompleks dirumuskan menjadi masalah yang dapat
diteliti atau dicari alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah
juga dapat diajukan dalam bentuk petanyaan atau pernyataan.
1.2.2 Fokus Penelitian
Adapun pengertian dari fokus penelitian sendiri adalah dimana
adanya pembatasan masalah terhadap suatu masalah yang akan
diteliti. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti membatasi atau
17
lebih memfokuskan penelitiannya pada Evaluasi Program
Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disususn
berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Dalam rumusan masalah penelitian ini dikemukakan
dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan secara tajam yang ingin
dicarikan jawabannya dalam penelitian ini.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan operasional yang merincikan
apa yang akan diselesaikan dan dicapai dalam penelitian terhadap
permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan
penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam manfaat penelitian dikemukakan faedah atau manfaat dari hasil
penelitian ini, seperti yang telah dipaparkan pada pembahasan
sebelumnya baik manfaat dari segi teoritis maupun manfaat dalam segi
praktis dari dilaksanakannya penelitian ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pada bagian ini yaitu, menjelaskan tentang isi dari bab per
bab dengan secara singkat dan jelas.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka mengkaji beberapa teori yang relevan dengan
permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara
teratur untuk digunakan dalam merumuskan masalah sehingga akan
diperoleh konsep penelitian yang jelas.
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari deskripsi teori.
2.3 Asumsi Dasar Penelitian
Asumsi dasar penelitian dirumuskan berdasarkan kajian teori dan
kerangka berpikir peneliti. Asumsi dasar penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti dan akan diuji
kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan metode yang dipergunakan dalam
penelitian atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis
alat pengumpul data yang digunakan atau instrumen penelitian juga
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
19
3.3 Informan Penelitian
Informan penelitian berfungsi untuk menjelaskan obyek penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menjelaskan bagaimana cara dalam
mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data menjelaskan mengenai cara menganalisa data pada
objek yang diteliti dan dilakukan pra-lapangan atau saat proses
penelitian dilakukan.
3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data
Menjelaskan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian.
3.7 Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian
Menjelaskan lokasi terkait tempat penelitian dilaksanakan beserta alasan
memilih lokasi penelitian. Sedangkan, jadwal penelitian yaitu,
menjelaskan tentang waktu dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas,
struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini
menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan, serta hal lain yang
berhubungan dengan obyek penelitian.
20
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang relevan
yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
4.3 Temuan Lapangan
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
mempergunakan teknik analisa data kualitatif.
4.4 Pembahasan
Merupakan pembahasan lebih lanjut dari hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian secara jelas, singkat, mudah dipahami.
Selain itu, kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan
permasalahan serta asumsi dasar penelitian.
5.2 Saran
Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang
diteliti, baik secara teoritis maupun praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian
skripsi.
LAMPIRAN
Berisi daftar dokumen-dokumen yang menunjang data penelitian.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Kebijakan Publik
Dalam tatanan pemerintahan, kebijakan publik merupakan hal yang
tidak asing lagi diperdengarkan. Kebijakan publik sering diartikan sebagai
peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam mengatur sistem pemerintahan
yang mengikat pihak-pihak terkait (stakeholders). Menurut Dunn dalam
Syafeii dkk (1999:107), kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-
pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat
pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintah, seperti
keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat,
kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. Sedangkan menurut Anderson dalam
Syafeii dkk (1999:107), menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah
hubungan antar unit-unit pemerintah dengan lingkunganannya.
Sementara itu Hogwood dan Gunn dalam buku Policy Analysis for the
Real World (1984 dan direvisi 1990) dalam Wicaksono (2006:53)
menyebutkan 10 (sepuluh) penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian
modern, diantaranya:
1. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field
of activity)
22
Contohnya: statemen umum pemerintah tentang kebijakan
ekonomi, kebijakan industri, atau kebijakan hukum dan ketertiban.
2. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang
diharapkan (as expression of general purpose or desired state of
affairs)
Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas mungkin
atau pegembangan demokrasi melalui desentralisasi.
3. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal)
Contohnya: membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar
atau menggratiskan pendidikan dasar.
4. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions of government)
Contohnya: keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan
Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden.
5. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization)
Contohnya: tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau
lembaga-lembaga pembuat kebiijakan lainnya.
6. Sebagai sebuah program (as a programe)
didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program
peningkatan kesehatan perempuan.
7. Sebagai output (as output)
Contohnya: apa yang secara aktual telah disediakan, seperti
sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam program reformasi
agraria dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya.
8. Sebagai hasil (as outcome)
Contohnya: apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak
terhadap pendapatan petani dan standar hidup dan output
agrikultural dari program reformasi agararia.
9. Sebagai teori atau model (as a theory or model)
Contohnya apabila kamu melakukan x maka akan terjadi y,
misalnya apabila kita meningkatkan insentif kepada industri
manufaktur, maka output industri akan berkembang.
10. Sebagai sebuah proses (as a process)
Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan issues
lalu bergerak melalui tujuan yang sudah di (setting), pengambilan
keputusan untuk implementasi dan evaluasi.
Menurut Dye dan Anderson dalam Agustino (2008:4), ada tiga hal
yang melatar belakangi mengapa kebijakan publik perlu di pelajari, antara
lain:
1. Pertimbangan atau alasan ilmiah (scientific reasons),
2. Pertimbangan atau alasan profesional (professional reasons),
3. Pertimbangan atau alasan politis (political reasons).
21
23
Kebijakan publik menurut Eyestone dalam Agustino (2008:6) dapat
diartikan sebagai hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya.
Berbeda dengan Robert dalam Agustino (2008:6) yang masih mendefinisikan
secara luas mengenai kebijakan publik, Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt
menyebutkan bahwa kebijakan publik sebagai:
“keputusan tetap’ yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan
(repitisi) tingkahlaku dari mereka yang membuat dan dari mereka
yang mematuhi keputusan tersebut”
Selain itu, Anderson dalam Agustino (2008:7) mendefinisikan bahwa
kebijakan publik sebagai:
“serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang aktor atau
sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau
suatu hal yang diperhatikan”
Leo Agustino (2008:8) menyebutkan beberapa karakteristik utama
dari suatu definisi kebijakan publik, yaitu:
1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditunjukan pada
tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada
perilaku yang berubah atau acak. Artinya, setiap kebijakan yang
dibuat harus lah memiliki tujuan yang jelas dan tentunya beguna
bagi publik sebagai sasarannya.
2. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola
kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada
keputusan yang terpisah-pisah. Artinya, harus ada penjelasan yang
jelas mengenai bagaimana penerapan dan penjelasan yang pasti
mengenai kebijakan tersebut yang disampaikan melalui peraturan
penamping.
3. Kebijakan publik merupakan apa yang dikerjakan oleh pemerintah
dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau
menawarkan perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan
atau yang akan dikerjakan.
24
Menurut Dye dalam Subarsono AG (2006:2), menyatakan bahwa:
Kebijakan Publik meliputi apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu ( public policy is whatever governments choose to
do or not to do ). Demikian, berdasarkan paparan yang telah dikemukakan
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah apa yang
dikerjakan dan tidak dikerjakan pemerintah dalam menangani semua masalah
yang terjadi di lingkukan publik. Kebijakan publik menjadi salah satu
cara/atau aturan bagi pemerintah dalam mengatur sistem pemerintahan.
Karena pada dasarnya, peraturan yang dibuat atau tidak dibuat oleh
pemerintah pastinya memberi dampak bagi masyarakat luas. Oleh karena itu,
setiap kebijakan publik yang dibuat harus lah bisa mewakili kepentingan
publik.
2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik
Evaluasi dilakukan guna mencari tahu apakah suatu kebijakan berjalan
dengan baik atau tidak. Menurut Agustino (2008:185), evaluasi kebijakan
adalah bagian akhir dari suatu proses kebijakan yang dipandang sebagai pola
aktivitas yang berurutan. Sedangkan, menurut Laster dan Stewart dalam
Agustino (2008:185) menyebutkan bahwa evaluasi ditunjukan untuk melihat
sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah
kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan
dampak yang diinginkan.
25
Sementara itu, Dye mencatat bahwa evaluasi kebijakan adalah
pembelajaran tentang konsekuensi dari kebijakan publik. Adapun evaluasi
kebijakan menurut Dye dalam Parson (2005:547) adalah :
“Evaluasi kebijakan adalah pemerikasaan yang objektif, sistematis,
dan empiris dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari
segi tinjauan yang ingin dicapai.“
Secara sederhana, Dunn dalam Agustino (2008:185) menyebutkan
bahwa evaluasi kebijakan berkenaan dengan produksi informasi mengenai
nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan.
Demikian, berdasarkan uraian diatas, maka secara garis besar dapat
dikatakan bahwa evaluasi kebijakan dilakukan guna melihat sejauh mana
suatu kebijakan berhasil dilakukan dan bagaimana manfaat kebijakan tersebut
bagi masyarakat. Evaluasi juga tidak hanya melihat sejauh mana suatu
kebijakan dibuat berhasil atau tidak. Tetapi juga memberikan cara atau
rekomendasi terhadap apa yang menjadi masalah. Sehingga menjadi sebuah
jawaban dari keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan publik.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk dapat
menghasilkan penilain yang baik menurut Dunn dalam Agustino (2008:189),
yaitu :
1. Evaluasi Semu atau pseudo evaluation ialah pendekatan yang
menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan tanpa berusaha
26
menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil – hasil kebijakan
terhadap individu, kelompok, ataupun masyarakat serta keseluruhan.
2. Evaluasi formal atau formal evaluation. Tujuan evaluasi formal adalah
untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai
hasil-hasil kebijakan yang didasarkan atas tujuan formal program
kebijakan secara deskriptif.
Dalam model ini terdapat tipe-tipe untuk memahami evaluasi
kebijakan lebih lanjut, yaitu :
a. Evaluasi sumatife, yang berusaha untuk memantau pencapaian tujuan
dan target formal setelah suatu kebijakan atau program diterapkan
untuk jangka waktu tertentu.
b. Evaluasi formatif, suatu tipe evaluasi kebijakan yang berusaha untuk
meliputi usaha-usaha secara terus menerus dalam rangka memantau
pencapaian tujuan-tujuan dan target-target formal. Menurut Rose dan
Freeman dalam Parson (2005:549), ada tiga model evaluasi ini yaitu :
“ (1) sejauhmana sebuah program mencapai target populasi yang
tepat; (2) apakah penyampaian pelayanannya konsisten dengan
spesifikasi desain program atau tidak; dan (3) sumber daya apa
yang dikeluarkan dalam melaksanakan program”.
c. Evaluasi keputusan teorites atau sering disebut dengan decision-
theoritic evaluation adalah pendekatan evaluasi kebijakan yang
menggunakan metode – metode deskripif untuk menghasilkan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid menangani
hasil – hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai
macam pelaku kebijakan.
27
Maka secara garis besar dapat dikatan bahwa evaluasi pada dasarnya
digunakan untuk memberikan informasi yang valid terhadap hasil hasil dari
sebuah kebijakan yang dibuat sehingga menghasilkan penilaian yang baik
dalam proses evaluasi.
Dunn (2003:609) menyebutkan ada empat sifat evaluasi, yaitu:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan dimana evaluasi
berusaha untuk mencari manfaat dan kegunaan suatu program.
2. Interdepedensi fakta-nilai. Dunn menganggap bahwa evaluasi bukan hanya
sekedar mencari fakta bahwa kebijakan tersebut berguna bagi sebagian
individu, kelompok atau seluruh masyarakat. Tetapi, hasil kebijakan secara
aktual merupakan konsekuensi dari aksi-aksi yang dilakukan untuk
memecahkan masalah tertentu. Dunn juga menyebukan bahwa salah satu
prasyarat evaluasi adalah pemantauan.
3. Orientasi masa kini dan masa lampau. Evaluasi bersifat retrpspektif dan
setelah aksi-aksi dilakukan (ex post).
4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai
kualitas ganda, karena mereka dipandangkan sebagai tujuan dan cara.
Demikian, berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pada
dasarnya evaluasi tidak hanya melihat sejauh mana suatu kebijakan
bermanfaat bagi masyarakat tertentu, tetapi juga menjadi jawaban atas
masalah yang terjadi dimasyarakat sehingga menjadi acuan dalam membuat
suatu kebijakan nantinya. Karena pada dasarnya setiap kebijakan haruslah
28
mencapai hasil yang diharapkan, maka dari itu evaluasi juga dipandang
sebagai tujuan atau cara untuk memecahkan masalah yang ada didalam
sebuah kebijakan yang dibuat. Yang pada akhirnnya dapat memberikan
rekomendasi atau jawaban bagi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
kebijakan.
Selanjutnya, Dunn (2003:609) membagi tiga fungsi evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan
telah dapat dicapai melalui tindakan tertentu.
2. Evalusi bersifat memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhada
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis
kebijakan lainya, termasuk perumasan masalah dan rekomendasi.
Sementara itu, Samora Wibawa dkk dalam Nugroho (2004:187)
menyebutkan ada empat fungsi, yaitu:
1. Eksplanansi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program
dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antara
berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator
dapat menidentifikasikan masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung
keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
29
2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang
dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya sesuai
dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.
3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai
kepada tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau
penyimpangan.
4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari
kebijakan tersebut.
Demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi berfungsi sebagai tolak
ukur atau penilaian dari sebuah kebijakan yang telah dibuat. Evaluasi
memberikan gambaran tentang sebuah kebijakan, juga memberi jawaban
terhadap kegagalan sebuah kebijakan.
Menurut Langbein dalam Widodo (2007:116) menjelaskan bahwa tipe
riset evaluasi kebijakan ada dua macam tipe, yaitu riset proses dan riset
outcomes. Metode riset juga dibedakan menjadi dua macam yaitu metode
deskriptif dan metode kausal. Metode deskriptif lebih mengarah pada tipe
penelitian evaluasi proses (process of public implementation), sedangkan
metode kausal lebih mengarah pada penelitian evaluasi dampak (outcomes of
public omplementation). Untuk memudahkan dan memahami kedua tipe dan
metode riset evaluasi kebijakan publik tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk matrik sebagaimana tampak dalam tabel 2.1 berikut ini:
30
Tabel 2.1
Tipe Evaluasi Penelitian
Methods Process Outcomes
Deskriptif
1. Apakah fasilitas, sumber
daya digunakan dalam
kebijakan.
2. Apakah kebijakan
dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk.
3. Bagaimana manfaat yang
ditetapkan dalam kebijakan.
4. Menentukan apakah manfaat
nyata dari kebijakan dapat
dinikmati oleh kelompok
sasaran (target groups).
1. Siapa yang terlibat dalam
kebijakan.
2. Apakah kebijakan dapat
mencapai siapa yang
menjadi sasaran
kebijakan.
Causal
1. Apakah kebijakan
menghasilkan outcomes
yang diiharapkan atau
tidak diharapkan.
2. Sarana (faktor)
implementasi kebijakan
mana yang menghasilkan
outcomes yang terbaik.
3. Berusaha
mencari/melihat apakah
outcome utama yang
terjadi dikarenakan oleh
kebijakan utama.
4. Apakah kebijakan utama
menjadi penyebab
dampak utama.
Sumber: Widodo (2007:118)
Sedangkan menurut Dunn, evaluasi memiliki kriteria sebagai berikut:
Tabel 2.2
Kriterian Evalusi Menurut Milliam Dunn
TIPE KRITERIA PERTANYAAN ILUSTRASI
Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan
telah dicapai?
Unit pelayanan
Efisiensi
Seberapa banyak usaha
diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan?
Unit biaya
Manfaat bersih
Rasio biaya-manfaat
Kecukupan Seberapa jauh pencapain hasil
yang diinginkan memecahkan
Biaya tetap
(masalah tipe I)
31
masalah? Efektivitas tetap
(masalah tipe II)
Perataan
Apakah biaya dan manfaat
didistribusikan dengan merata
kepada kelompok-kelompok
yang berbeda?
Kriteria pareto
Kriteria kaldor-hicks
Kriteria rawls
Responsivitas
Apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan,
preferensi atau nilai kelompok-
kelompok tertentu?
Konsistensi dengan
survei warga negara
Ketepatan
Apakah hasil (tujuan) yang
diinginkan benar-benar
berguna atau bernilai?
Program publik harus
merata dan efisien.
Sumber : Dunn, 2003 (610)
Dari Kriteria evaluasi kebijakan diatas yang dikemukakan oleh Dunn
(2003:610), dapat dikembangkan sebagai berikut:
1. Efektivitas
Berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil yang
diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.
Efektivitas, yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas
teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai
moneternya.
2. Efesiensi
Berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk
menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. efesiensi, yang
merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan
hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya
diukur dari ongkos moneter. Efesiensi biasanya ditentukan melalui
perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang
mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan
efesien.
3. Kecukupan
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas
memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan
adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya
hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.
4. Pemerataan
Kriteria ini erat hubungannya dengan rasionalitas legal dan sosial
yang menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antar kelompok-
kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang
berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya
32
(misalnya, unit pelayanan atau manfaat moneter) atau usaha
(misalnya biaya moneter) secara adil didistribusikan.
5. Responsivitas
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat
memuaskan kebutuhan preferensi, atau nilai kelompok-kelompok
masyarakat tertentu. Kriteria responsivitas adalah penting karena
analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas,
efesiensi, kecukupan, perataan) masih gagal jika belum
menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya
diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.
6. Ketepatan
Kriteria ini secara dekat dihubungkan dengan rasionalitas
substansif, karena pertanyaan tentang ketepatan kebijakan tidak
berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi dua atau lebih
kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk pada nilai atau
harga dari tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang
melandasi tujuan-tujuan tersebut.
2.1.3 Penanaman Satu Milyar Pohon
2.1.3.1 Definisi
Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten,
penanaman satu milyar pohon pada hakekatnya merupakan kegiatan
penanamn secara nasional yang dilaksanakan oleh sektor kehutanan dan
sektor diluar kehutanan serta gerakan moral masyarakat.
2.1.3.2 Maksud dan tujuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.61/ Menhut-II/2011 tentang Panduan Penanaman Satu Milyar
Pohon tahun 2011 menyatakan bahwa maksud dilaksanakannya Gerakan
Penanaman Satu Milyar Pohon adalah:
33
1. Sebagai sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan
kemandirian seluruh komponen bangsa akan pentingnnya menanam dan
memelihara pohon.
2. Mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan
pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim
dan merehabilitasi hutan dan lahan.
Sedangkan, tujuan Penanaman Satu Milyar Pohon adalah untuk
menambah tutupan lahan dan hutan guna mencegah longsor dan banjir
dimusim hujan, menyerap karbon dioksida akibat mitigasi perubahan iklim
dan penyediaan bahan baku industri penolahan kayu, pangan dan energi
terbarukan.
2.1.3.3 Dasar Pelaksanaan
Peraturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan
Penanaman Satu Milyar Pohon, antara lain adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Repulik Indonesia Tahin 1990 Nomor 49 Tambahan Lembaran
Negara Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolahan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3699);
34
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan (Lembaran Negra Repulik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4010);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 Tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negra Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
6. Keputusan Presiden RI No. 24 Tahun 2008 Tentang Hari Menanam Pohon
Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasioanal (BMN);
7. Peraturan Kehutanan RI Menteri Kehutana RI Nomor : P.61/ Menhut- II/
2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011;
8. Surat Menteri Kehutanan RI Kepada Gubernur Banten Nomor : S.481/
MENHUT-II/2011 Tanggal 12 September 2011 Tentang Penyelenggaraan
Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional
(BMN) Tahun 2011;
9. Surat Gubernur Banten Kepada Bupati/Walikota Se-Provinsi Banten
Nomor 522/2908/Hutbun.2/2011, tnggal 25 Oktober 2011 perihal
Penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan
Menanam Nasional (BMN) Tahun 2011.
35
2.2 Kerangka berpikir
Berdasarkan alur kerangka berpikir tersebut, dapat dilihat bahwa
penelit berusaha untuk sedikit menilai bagaimana hasil dari pelaksanaan
Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor kehutanan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011 dilaksanakan
melalu model evaluasi kebijakan Dunn (2003). Menurut Dunn, ada enam
kriteria evaluasi, yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan,
responsivitas, dan ketepatan.
Keenam indikator tersebut kemudian dijadikan acuaan peneliti di
lapangan mengenai Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor
Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota
Serang tahun 2011. Selain itu peneliti juga akan membuat kesimpulan dan
saran sebagai feedback dari hasil evaluasi yang dilakukan di lapangan.
Kesimpulan dan saran tersebut sebagai sebuah sarana dan rekomendasi untuk
peningkatan Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun
2011. Hal ini karena peniliti berasumsi bahwa program tersebut belum
optimal dilaksanakan.
Untuk memperjelas alur pemikiran peneliti dalam penelitian ini,
berikut akan dipaparkan kerangka berpikir penelitian pada gambar 2.1
berikut:
36
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Penelitian
Sumber: Peneliti, 2012
Identifikasi Masalah (Input):
1. Lemahnya pengawasan dari Dinas
Pertanian sehingga hampir sebagian
tanaman yang di tanam sudah tidak
ada lagi.
2. Kurangnya sosialisasi Program
Penanaman Satu Milyar Pohon
Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan menyebabkan masyarakat
setempat tidak paham mengenai
program tersebut.
3. Koordinasi antar stakeholder masih
belum dilakukan secara maksimal.
4. Sumber daya manusia pelaksana
masih kurang secara kuantitas dan
kualitas.
Evaluasi Kebijakan menurut Dunn
(2003), adalah :
1. Efektivitas
2. Efisiensi
3. Kecukupan
4. Pemerataan
5. Responsivitas
6. Ketetapan
Output:
Optimalnya Penyelenggaraan Program
Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor
Kehutanan Rejabilitasi Hutan dan Lahan di
Kecamatan Taktakan Tahun 2011
Outcome:
Terciptanya Masyarakat Peduli
Lingkungan
Program Penanaman Satu
Milyar Pohon Sektor
Kehutanan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan di Kecamatan
Taktakan Tahun 2011
Feed
bac
k
37
2.3 Asumsi Dasar
Berdasarkan alur kerangka berpikir, maka peneliti berasumsi bahwa
Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011 belum terlaksana
dengan baik. Hal ini didasari pada masalah-masalah yang ditemukan peneliti
di lapangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif
terhadap Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun
2011 dengan enam indikator evaluasi kebijakan dari Dunn (2003), yaitu:
efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketetapan.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana hasil dari penelitian Evaluasi Program
Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011, maka peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara
variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan, Menurut Danin
(2002:54) penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini, serta interaksi
lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Sehingga
dapat menjawab pertanyaan bagaimana Evaluasi Program Penanaman Satu
Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan
Taktakan Kota Serang tahun 2011. Selain itu, dengan digunakan metode
kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, mendalam, kredibel, dan
bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Dengan metode ini
permasalahan yang telah dirumuskan akan terjawab dari hasil observasi dan
39
wawancara secara langsung dengan stakeholders ( pihak yang terlibat ) di
lokasi penelitian dalam pelaksanaan program tersebut.
3.2 Intrumen penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Karena pada penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan
eliti ditdari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber
datanya, dan hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Sugiyono
(2009:60) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif “the resecerher is
the key instumen”. Dia menjelaskan bahwa peneliti adalah instrumen kunci
dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu peneliti juga harus divalidasi yang
meliputi tetang bagaimana pengetahun nya mengenai penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan dan kesiapan peneliti itu sendiri.
Sedangkan, menurut Lincon dan Guba dalam Sugiyono (2009:60)
menyatakan bahwa :
“The instument of choice in naturalistic ingury is the human. We shall
see that others forms of instumentation may be used in later phases of
the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But
if the human instument has been used extensively in earlier stages of
inquiry, so that an instument can be constucted that grounded in the
data that human instument has product.”
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2009:61), peneliti sebagai
instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
40
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan daat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instumen berupa test
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segra untuk
menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yanh dapat dikuatifikasikan
agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu
tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh,
yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang
lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat
kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
41
3.3 Informan Penelitian
Menurut Bungin, penentuan informan yang terpenting dalam
penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan key informan (informan
kunci) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus
penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, teknik penentuan informan secara
purposive (berdasarkan kebutuhan data dan penguasaan masalah), maka yang
dijadikan informan/sumber data antara lain, Kepala Bidang Kehutanan dan
Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang, Kasi Bidang Kehutanan Dinas
Pertanian Kota Serang, Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang yang terkait
dalam Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan dan
Rehabilitasi hutan dan Lahan, Ketua Kelompok Kerja, Tokoh Masyarakat
Sekitar, Masyarakat yang dianggap memenuhi syarat penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan teknik pengumpulan dalam penelitian disesuaikan
dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif,
mengutamakan prespektif emic, artinya mementingkan pandangan informan,
yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari
pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk
mendapatkan data yang diinginkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan mengumpulkan data yang diperlukan sebanyak-banyaknya
baik dari data primer (data yang didapatkan langsung dari informan melalui
42
hasil wawancara maupun observasi lapangan) dan data sekunder (data yang
didapatkan melalui studi kepustakaan, dan studi dokumentasi) sebagai
berikut:
1. Data primer
a. Observasi.
Menurut Bungin, Observasi adalahan kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Atau secara tidak langsung disebut juga sebagai sebuah pengamatan.
Yaitu, peneliti ikut terjun langsung ke lapangan guna mencari informasi
yang dibutuhkan. Marshall dalam Sugiyono (2009:64) mengatakan
bahwa:
“through observation, the researce learn about behavior and the
meaning attached to those behavior”.
Bungin membagi betuk observasi kedalam tiga bentuk, yaitu :
1) Observasi partisipasi (participant observer), yaitu pengumulan data
melalui observasi terhadap pengamatan dengan langsung hidup
bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan ojek
pengamatan. Dalam observasi ini, peneliti harus benar-benar
mengerti serta memahami bagaimana objek yang akan dia teliti.
2) Observasi tak berstruktur (unstructure observer), dalam observasi
tak berstruktur yang paling penting adalah pengamat harus
menguasai “ilmu” tentang objek secara umum dari apa yang hendak
di amati, dalam hal ini yang membedakannya dengan dengan
43
observasi partisipasi, yaitu pengamat tidak perlu memahami secara
teorotis terlebih dahulu objek penelitian.
3) Observasi kelompok, observasi ini dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi observasi tak
berstruktur (unstructure observation) sebagai salah satu teknik
pengumpulan data.
b. Wawancara tak berstrukur
Menurut Mulyana (2006:180) wawancara adalah bentuk komunikasi
antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar
dibagi dua, yaitu (1) Wawancara tak terstruktur dan (2) Wawancara
terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak
berstruktur atau disebut juga sebagai wawancara mendalam. Cara ini
dianggap lebih bisa mewakili setiap informan karena wawancara tak
terstruktur bersifat luwes dan dapat dikondisikan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi informan. Dalam wawancara tak terstruktur,
peneliti tidak menggunakan pedomana wawancara yang dibuat serasa
sistematis teteapi hanya berupa garis besarnya saja. Wawancara tak
struktur digunakan untuk mendapatkan informasi yang mendalam
terhadap para responden yang berkaitan dengan objek penelitian.
44
Dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya kisi-kisi
wawancara untuk membantu peneliti pada saat melakukan wawancara.
Adapun kisi-kisi wawancara pada penelitian ini disusun bukan berupa
daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok yang akan
ditanyakan kepada informan dan dikembangkan pada saat wawancara
berlangsung agar wawancara lebih mendalam dan alami. Kisi-kisi
wawancara disajikan berupa tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pertanyaan
Variabel Kriteria Deskripsi
Pertanyaan
Informan yang Dituju
Evaluasi
Program
Penanaman
Satu Milyar
Pohon Sektor
Kehutanan
Rehabilitasi
Hutan dan
Lahan
Efektivitas
- Latar
belakangan
dibuatnya
Program
- Tujuan yang ini
dicapai dari
program.
- Kepala Dinas Pertanian
Kota Serang
- Kepala Bidang Kehutanan
dan Perkebunan Dinas
Pertanian Kota Serang
- Kepala Seksi Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Staf Bidang Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Ketua Kelompok Kerja
tingkat Desa
- Tokoh masyarakat
- Masyarakat sekitar
Efisiensi
- Sosialisasi dan
kampanye
program
kegiatan
- Waktu
Kegiatan
- Kepala Dinas Pertanian
Kota Serang
- Kepala Bidang Kehutanan
dan Perkebunan Dinas
Pertanian Kota Serang
- Kepala Seksi Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Staf Bidang Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Ketua Kelompok Kerja
45
tingkat Desa
- Tokoh masyarakat
Kecukupan
- Target
penanaman
pohon
- Sarana dan
prasarana
penunjang
- Kepala Dinas Pertanian
Kota Serang
- Kepala Bidang Kehutanan
dan Perkebunan Dinas
Pertanian Kota Serang
- Kepala Seksi Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Staf Bidang Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Ketua Kelompok Kerja
tingkat Desa
- Tokoh masyarakat
Perataan
- Ketersediana
bibit di semua
posko
- Kesesuaian
jumlah bibit
yang dibagikan
berdasarkan
lokasi dan
kebutuhan
- Kepala Dinas Pertanian
Kota Serang
- Kepala Bidang Kehutanan
dan Perkebunan Dinas
Pertanian Kota Serang
- Kepala Seksi Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Staf Bidang Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Ketua Kelompok Kerja
tingkat Desa
- Tokoh masyarakat
Responsivitas
- Tanggapan
masyarakat
terhadap
pelaksanaan
program
- Seberapa besar
peran
masyarakat
dalam suksenya
pelaksanaan
program
- Kepala Dinas Pertanian
Kota Serang
- Kepala Bidang Kehutanan
dan Perkebunan Dinas
Pertanian Kota Serang
- Kepala Seksi Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Staf Bidang Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Ketua Kelompok Kerja
tingkat Desa
- Tokoh masyarakat
Ketepatan - Sasaran
program
- Kepala Dinas Pertanian
Kota Serang
46
kegiatan
- Berkurangnya
lahan kritis,
potensial kritis
dan agak kritis
di wilayah
Kecamatan
Taktakan.
- Kepala Bidang Kehutanan
dan Perkebunan Dinas
Pertanian Kota Serang
- Kepala Seksi Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Staf Bidang Kehutanan
Dinas Pertanian Kota
Serang
- Ketua Kelompok Kerja
tingkat Desa
- Tokoh masyarakat
Sumber : Peneliti, 2012
2. Data sekunder
a. Studi dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berupa
gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang. Menurut
Bogdan dalam Sugiyono (2009:86) mengatakan dokumen sebagai:
“ in the most tradition of qualitative reserch, the phrase
personal document is used broadly to refer to any first peson
narrative produced by an individual which describes his or her
own action, experience dan belife”
Menurut Ibid dalam Bungin (2009:121), bahan dokumenter dibagi
menjadi dua, yaitu:
a) Doukumen pribadi, adalah catatan – catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaan.
b) Dokumen resmi, dokumen ini terbagi atas dokumen intern dan
ekstren. Dokumen inter dapat berupa memo, pengumuman,
47
instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah atau
laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi yaitu
kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung disuatu lembaga dan
sebagainya. Sedangkan dokumen berupa bahan-bahan informasi
yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti majalah, buletin, berita-
berita yang yang disiarkan di media massa, pengumuman atau
pemberitahuan.
3.5 Teknik Pengelolahan Dan Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah dilapangan. Namun
Sugiyono (2009) berpendapat bahwa analisis data berlangsung selama proses
pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2009:91) mengatakan bahwa aktifitas dalam
analisi data kualitatif dilakukan secara interktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data
meliputi: data reduction, data display, dan conclusion drawin/ verification.
48
Gambar 3.1
Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam
mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh
karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala
sesuatu yang pandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru
itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi
data.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiono
(2009:85) mengatakan:
“the most frequent form of display data for quantitative research
data in the past has been narrative tex”.
Data Reduction Conclusion Drawin/
Verification
Data Display Data Collection
49
Artinya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kuantitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion drawing/ verification
Dan langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan. Dengan demikian kesimpulan
dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab semua rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena
seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti berada dilapangan.
3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Pada penelitian kuantitatif,
untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji adalah instrumen
penelitiannya sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya.
Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan meliputi:
1. Uji kredibilitas
Dalam hal ini yang diuji antara lain:
a. Perpanjangan pengamatan
50
Dengan melakukan perpanjanagn pengamatan, peneliti bisa semakin
dekat dengan sumber data sehingga data yang didapat bisa semakin
dalam, terbuka dan tidak ada yang disembunyikan oleh si sumber data.
b. Meningkatkan ketekunan
Dengan meningkatkan ketekukan berarti peneliti melakukan
pengamatan secara sermat dan berkesinambungan sehingga dat yang di
dapat akan lebih pasti. Dengan meningkatkan ketekunan juga berari
seperti mengecek ulang pekerjaan, sehingga kesalahan dapat dihindari.
c. Triangulasi
Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek
data yang diperoleh melalui beberapa sumber sedangkan triangulasi
teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Dalam melakukan triangulasi sumber,
peneliti melakukan membercheck, yaitu proses pengecekan data atau
informasi dari pemberi data atau informasi. Tujuan membercheck
tersebut adalah untuk mengetahui kesesuaian antara data yang diperoleh
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Setelah membercheck,
pemberi data diberikan bukti otentik membercheck dengan cara
menandatangani dan mencap stempel membercheck yang diberikan oleh
peneliti.
51
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik dari segi waktu,
biaya, maupun kapabilitasnya maka peneliti memperkecil lokus penelitian
dengan mengambil salah satu Kecamatan yang ada di Kota Serang yang
dijadikan salah satu lokasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor
Kehutanan dan Rehabilitasi Lindung dan Lahan, yaitu di Kecamatan
Taktakan.
Adapun Pelaksanaan penelitian ini akan dimulai pada bulan Juli 2012
sampai dengan bulan juni 2015. Untuk lebih jelasnya, berikut akan
dipaparkan rencana kegiatan penelitian skripsi pada tabel 3.2 berikut
52
Tabel 3.2
Rencana Kegiatan Penelitian Skripsi
Sumber: Peneliti, 2015
No Kegiatan
2012 - 2015
Juli Agustus s.d.
September Oktober November
Desember 2012
s.d. Februari
2014
Februari s.d.
Juni 2015
Minggu ke -
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi awal
2 Mengurus
Perijinan
3 Penyusunan
Bab I
4 Penyusunan
Bab II
5 Penyusunan
Bab III
6 Penyusunan Bab
IV
7 Sidang Skripsi
52
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Kota Serang secara geografis terletak antara 50
99’-60
22’ Lintang
selatan dan 1060
07’-1060 25’ Bujur timur. Apabila memakai koordinat sistem
UTM (Universal Transfer Mercator) Zona 48E wilayah Kota Serang terletak
pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan
9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak
terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km
dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah 20 Km. Dimana sebalah
utara Kota Serang berbatasan dengan laut jawa sedangkan sebelah timur,
selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang.
Kota serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan
provinsi Banten, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland)
Ibukota Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 Km
Sementara suhu rata-rata berkisar antara 26-28 % dan kelembaban udara
relatif berkisar antara 79-87 %. Berdasarkan data dari BMG tahun 2010
mengungkapkan bahwa curah hujan rata-rata perbulan berada pada rentang 5-
15 mm, rata-rata 18 hari hujan dengan kecepatan angin 2,0-4,0 knot.
54
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kota Serang
4.1.2 Deskripsi Wilayah Kecamatan Taktakan Kota Serang
Kecamatan Taktakan merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kota Serang, terletak di bagian barat dari wilayah Kota Serang. Kecamatan
Taktakan terdidri dari 12 Desa. Ibu kecamatan berada di Desa Taktakan.
Secara geografis Kecamatan Taktakan berada dii Wilayah Barat Kota Serang.
Sebelah utara, selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Serang yaitu
masing-masing Kecamatan Kramat Watu, Kecamatan Pabuaran, dan
Kecamatan Waringin Kurung serta Gunung Sari. Sementara sebelah timur
55
berbatasan dengan Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya. Bentuk
topografi wilayah Kecamatan Taktakan sebagian besara merupakan daratan,
dengan ketinggian rata-rata kurang dari 500 m dari permukaan laut.
Kecamatan Taktakan memiliki luas wilayah 47,88 Km2. Desa Sayar
merupakan desa yang terluas di Kecamatan Taktakan yaitu memiliki luas
wilayah sebesar 9,53 Km2 atau sebesar 19,90 % dari luas wilayah Kecamatan
Taktakan. Desa Panggung Jati memiliki luas wilayah yang terkecil yaitu
sebesar 1,66 Km2
atau 3,4 % dari luas wilayah Kecamatan Taktakan.
Gambar 4.2
Peta Wilayah Kecamatan Taktakan
56
Sedangkan dalam sektor pendidikan, kecamatan Taktakan mengalami
penurunan jumlah siswa secara signifikan, sebagai berikut :
4.1.3 Deskripsi Lokasi Penelitian
Dalam penelitian Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon
Sektor Rehabilitasi Hutan dan Lahan, peneliti memusatkan penelitiannya
pada dua lokus, yaitu Dinas Pertanian Kota Serang dan Kecamatan Taktakan.
4.1.3 Profil Dinas Pertanian Kota Serang
Dinas Pertanian Kota Serang merupakan salah satu dinas daerah Kota
Serang yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9
Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kota Serang dan Peraturan Walikota Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kota Serang.
4.1.3.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Kota Serang
Dinas Pertanian Kota Serang memiliki visi tahun 2008-2013:
“Terwujudnya Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Yang
Berwawasan Agribisnis dan Global”.
Sedangkan, misi Dinas Pertanian Kota Serang tahun 2008-
2013 yaitu:
1. Peningkatan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan
kehutanan yang berwawasan agribisnis dan global;
57
2. Peningkatan fungsi kelembagaan pertanian, perikanan dan
kehutanan dan ketahanan pangan masyarakat;
3. Peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha;
4. Peningkatan nilai tambah dan berdaya saing komoditas unggulan
dan lokal;
5. Pengendalian dan kelestarian sumberdaya alam untuk menjamin
keberlanjutan pembangunan.
4.1.3.2 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang
Sesuai dengan Peraturan Walikota Serang Nomor 10 Tahun
2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kota
Serang, susunan organisasi Dinas Pertanian Kota Serang secara
hierarki terdiri dari:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Program dan Evaluasi
3. Bidang Pertanian
Seksi Produksi Tanaman Pangan
Seksi Produksi Tanaman Hortikultural
Seksi Bina Usaha Petani
4. Bidang Peternakan
58
Seksi Peternakan
Seksi Kesehatan hewan dan kesehatan Veteriner
Seksi Bina Usaha Peternakan
5. Bidang Perkebunan dan Kehuatanan
Seksi Produksi dan Bina Usaha Perkebunan
Seksi Pengembangan Teknologi dan Sarana Prasarana
Perkebunan
Seksi Kehutanan
6. Bidang Kelautan dan Perikanan
Seksi Budidaya Perikanan
Seksi Sumber Daya Kelautan
Seksi Usaha Perikanan
59
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN KOTA SERANG
z
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
UMUM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN
PROGRAM DAN
EVALUASI
BIDANG
PERKEBUNAN & KEHUTANAN
SEKSI
PRODUKSI & BINA USAHA
PERKEBUNAN
SEKSI
TEKNOLOGI & SARPRAS
PERKEBUNAN
SEKSI
KEHUTANAN
BIDANG
PERTANIAN
SEKSI
PRODUKSI TANAMAN
PANGAN
SEKSI
PRODUKSI TANAMAN
HORTIKULTURAL
SEKSI
BINA USAHA PETANI
SEKSI
BINA USAHA PETERNAKAN
SEKSI
KESEHATAN HEWAN DAN
VETERINER
SEKSI
PETERNAKAN
BIDANG
PETERNAKAN
UPTD
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang
Sumber: Rencana Strategis Dinas Pertanian Kota Serang Tahun 2008-2013
59
BIDANG
KELAUTAN & PERIKANAN
SEKSI
BUDIDAYA PERIKANAN
SEKSI
SUMBER DAYA KELAUTAN
SEKSI
BINA USAHA PERIKANAN
60
4.1.4 Kodefikasi Identitas Informan
Untuk memudahkan proses reduksi data, peneliti melakukan
kodefikasi identitas informan untuk membedakan temuan-temuan di
lapangan. Meskipun demikian, tidak semua informan mau disebutkan
identitasnya, dengan alasan menjaga privasi informan ada beberapa
informan yang identitasnya peneliti rahasiakan. Dalam penelitian ini,
informan yang dijadikan sebagai nara sumber terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu informan kelompok Pemerintah dan kelompok Masyarakat,
yang dipaparkan dalam Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Kodefikasi Informan Berdasarkan Kelompok
No Lokus Informan
1 Pemerintah/Dinas/Kec/Desa/Pelaksana Kebijakan
2 Masyarakat/Publik/Objek Kebijakan
Adapun yang menjadi nara sumber/ informan penelitian dari
kelompok pemerintah, dipaparkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Kodefikasi Informan Kelompok Pemerintah
No Kode Nama/ Umur Jabatan/ Status Sosial
1 P.1 Ajat Sudrajat, S.P.MM (50) Kepala Bidang Kehutanan
2 P.2 Wahyu Suryana, S.P.MM (53) Kasi Kehutanan
3 P.3 Samani (54) Kepala UPTD Pertanian
Kecamatan Taktakan
4 P.4 Eko Setiagama, S.Hub (37) Pelaksana Dinas Pertanian
Kota Serang
61
5 P.5 No Name Staf UPTD Pertanian Kec.
Taktakan
6 P.6 Jamudi, SE (53) Lurah Kelurahan Sepang
7 P.7 Herunajaya, S.Pd, M.Si Kasi Perencanaan BLHD
Kota Serang
Sedangkan kodefikasi informan kelompok masyarakat, dipaparkan
dalam Tabel. 4.4 berikut:
Tabel. 4.4
Kodefikasi Informan Kelompok Masyarakat
No Kode Nama/ Umur Status Sosial dan Alamat
1 P.8 H. Salim
(60)
Ketua Kelompok Tani Mekar, Pasir
Gadung, Cilowong
2 P.9 Siti Maesaroh (26) Masyarakat di desa Pasir Gadung,
Cilowong
3 P.10 No Name Anggota Kelompok Tani Mekar, Pasir
Gadug. Cilowong
4 P.11 No Name Anggota Kelompok Tani Harapan
Jaya, Serdang, Sayar
5 P.12 Safdji (50) Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya,
Serdang, Sayar
6 P.13 Didi (50) Ketua Kelompok Tani Restu Bojong,
Sayar
7 P.14 Zulkaria (49)
Ketua Kelompok Tani Alam
Panggung lestari, blok Makam dawa,
ampel dan Karondangan
8 P.15 No Name Anggota Kelompok Tani di Desa
Sepang
9 P.16 Jamanhudi (30) Masyarakat di Desa Karondangan,
Sepang
10 P.17 Doni Irawan (20) Masyarakat di Desa Serdang, Sayar
11 P.18 Salbiah (49) Ketua RT 06/03 di Desa Kerahmatan
62
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Hasil Temuan
Setelah melakukan penelitian ke lokasi penelitian baik melalui
wawancara maupun observasi lapangan, peneliti mendapatkan data-data yang
kompleks. Namun setelah melakukan proses reduksi data maka didapatkan
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data tersebut akan
dipaparkan sesuai fokus penelitian, diantaranya:
a. Efektifitas
Yaitu, apakah hasil yang telah dicapai sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam hal ini penelitia melihat terlebih dahulu latar
belakang dibuatnya program tersebut. Dimana dari hasil observasi
peneliti data angka lahan kritis di Kota Serang terus berkurang, hingga
tahun 2014 berkurang menjadi 3.023,59 ha. Data ini dihitung dari
jumlah tanaman yang telah ditanam oleh Dinas Pertanian tanpa
melihat perkembangan dilapangan. Karena peneliti menemukan
bahwa bibit tanaman malah dijual belikan oleh petani itu sendiri.
Sebagaimana yang telah disampaikan P5 sebagai berikut:
“masyarakat disini sih antusias kalau dapet bantuan bibit,
cuma kadang suka dijual lagi. Itu yang kadang jadi
masalah”(Wawancara: Senin, 19 Januari 2015 pukul 10.00
WIB)
Senada dengan pernyataan diatas, P15 membenarkan
pernyataan tersebut diatas dan hasil wawancara tersebut adalah
sebagai berikut :
63
“ kita hanya petani neng, penghasilan tidak ada lagi selain
dari tani. Sedangkan kebutuhan anak anak kadang suka
mendadak. Bayar SPP sekolah lah, apa lah. Jadi yah mau ga
mau dijual bibitnya” ”(Wawancara: Selasa, 03 Februari 2015
pukul 09.00 WIB)
Peneliti melakukan triangulasi dengan melakukan
wawancara lagi dengan masyarakat yang lainnya yaitu P11, sebagai
berikut:
”untuk pohon yang ini, sudah saya jual neng waktu masih
umur satu bulan. Tapi yang beli minta dipanennya nanti
setelah lima tahun. Jadi sekarang saya cuma melihara saja”
(Wawancara: Selasa, 03 Februari 2015 pukul 14.00 WIB)
Dari wawancara yang dilakukan peneliti juga menemukan
bahwa bibit yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian melalaui UPTD
Pertanian Kecamatan Taktakan setelah diberikan kepada masyarakat
maka tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan masyarakat dalam
hal perawatan dan pemeliharaan. Dinas Pertanian tidak lagi
bertanggung jawab mengenai keberhasilan tanaman namun bertugas
untuk memonitor dan mengevaluasi hasil dari program penanaman
pohon sesuai dengan Mentri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.61/ Menhut-II/ 2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar
Pohon. Peneliti juga menemukan bahwa sebagian besar tanaman sudah
menjadi semak belukar yang didalamnya sebagian tanaman telah mati
dan kering.
Seperti yang di akui oleh P16 dan hasil wawancara tersebut
adalah sebagai berikut :
64
“setelah dikasih yah saya tanam, dari lima bibit yang dikasih
cuma dua yang tumbuh sisanya mati” (Wawancara: Rabu, 25
Februari 2015 pukul 12.00 WIB)
Peneliti melihat tidak adanya perawatan sehingga mengakibat
kan tanaman tidak terurus yang mengakibatkan tanaman mati.Tidak
adanya pengawasan dari dinas terkait dirasa menjadi salah satu
penyebab kegiatan ini tidak efektif. Hal ini juga di benar kan oleh staf
pelaksana bidang kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang yaitu P4 dan
hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“jadi kalau sudah diberikan, itu jadi tanggung jawab petani
atau masyarakat yang mendapat bibit untuk merawatnya”
(Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul 09.20 WIB)
Hal ini menjadi hambatan dalam mensuksekan program
penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan. Selain itu,
tujuan di jalankan nya program penanaman satu milyar ini dirasa
peneliti belum menyentuh masyarakat itu sendiri. Karena kondisi
masyarakat sekitar yang kurang, kebutuhan ekonomi masih menjadi
salah satu alasan kenapa masyarakat mau menjual pohon tersebut.
padahan seyogyanya, program ini di harapkan bisa menjadi solusi
perubahan iklim yang terjadi di dunia.
b. Efisiensi
Yaitu seberapa banyak usaha yang harus dilakukan guna
meningkatkan efektifias dari perogram kegiatan. Indikatornya:
sosialisasi, kampanye dan waktu kegiatan.
65
Dari hasil wawancara, sosiliasisi dilakukan hampir setiap
tahun oleh Dinas Pertanian, hanya saja sosialisasi baru sebatas
dilakukan pada ketua ketua kelompok tani. Khusus untuk kegiatan
Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilakukan rutin setiap tahun. Hal ini
berdasarkan wawancara langsung dengan P1 berikut :
“Untuk sosilisai dengan Ketua Kelompok Tani rutin
dilakukan setiap tahun, khusus untuk kegiatan Kebun Bibit
Rakyat (KBR) dilakukan pelatihan selama dua sampai tiga
hari. Karena keterbatasan dana maka tidak memungkinkan
dilakukakan pada semua anggota kelompok tani”
(Wawancara: Kamis, 19 Februari 2015 pukul 10.00 WIB)
Sedangkan dalam program pengakayaan hutan rakyat belum
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat atau pun anggota tani seperti
yang diungkapkan P13 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut :
“kita cuma tau dapet bantuan bibit dari Dinas Pertanian,
engga tau program apa” (Wawancara: Kamis, 05 Februari
2015 pukul 12.20 WIB)
Peneliti melakukan triangulasi dengan melakukan wawancara
lagi dengan P16, sebagai berikut :
“biasanya dapet info dari ketua gapoktan katanya bakal ada
kiriman bibit. Bantuan dari pemerintah, engga tahu program
apanya” (Wawancara: Rabu, 25 Februari 2015 pukul 12.00
WIB)
Kurang nya sosialisai prorgam, dirasa menjadi salah satu
alasan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program
penanaman satu milyar pohon ini. Karena masyarakat belum
66
memahami akan maksud dan tujuan program penanaman satu milyar
pohon tersebut.
Sedangkan kampanye di rasa sangat minim dilakukan, baik
yang melibatkan media elektronik dan media cetak lokal. Sehingga,
masyarakat luas tidak sepenuhnya tahu mengenai program
pelaksanaan program, khususnya di Kecamatan Taktakan yang
lokasinya jauh dari kawasan pemerintahan. Lagi-lagi dana operasional
kegiatan dianggap menjadi ssalah satu menyebabnya. Hal ini
dibenarkan oleh P2:
“Biasanya kami secara rutin mengirimkan undangan kepada
swasta untuk ikut serta dalam mengkampanyekan program
penanaman satu milyar pohon, seperti beberapa bank.
Biasanya mereka bikin spanduk di depan kantor. Karna dari
dinas dana nya terbatas. Tapi setiap 28 november kita rutin
melaksanakan Hari Menamam Pohon Indonesia (HPMI) dan
Bulan Menanam Nasional (BMN)” (Wawancara: Senin, 23
Februari 2015 pukul 13.20 WIB)
Selain itu, dari wawancara dengan salah satu kelompok tani
Mekar ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak menyesuaikan
dengan musim penghujan dan sudah memasuki musim kemarau. Hal
ini diutarakan oleh P8 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
“Bulan sepuluh, sebelas sampai januari itu paling bagus
untuk nanam karena masuk musim penghujan. Sedangkan
kalau sudah bulan maret kemungkinan gagal. Kemarin itu
bulan tujuh baru dikirim, ada lagi bantuan di bulan maret
kita engga mau terima” (Wawancara: Rabu, 04 Februari
2015 pukul 09.00 WIB)
67
Karena program kegiatan dilakukan sepanjang tahun setelah
kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2010 berkahir sampai
dengan tanggal 31 Januari 2012.
Namun kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu
penyebab tanaman gagal tumbuh. Karena sebagian wilayah kecamatan
Taktakan masih mengandalkan hujan sebagai salah satu sumber mata
air. Senada dengan yang diungkapkan oleh ketua kelompok tani, P2
juga menyampaikan nada yang sama dan hasil wawancara tersebut
adalah sebagai berikut:
“biasanya kegiatan selalu dilaksanakan sesuai dengan
musim penghujan, tapi cuaca beberapa tahun terkhir
memang sulit untuk diprediksi” (Wawancara: Senin, 23
Februari 2015 pukul 13.20 WIB)
Selain itu, terjadi misunderstanding diantara masyarakat Desa
Serdang dan Bojong dimana masyarakat menyatakan bahwa kegiatan
yang dilakukan di daerahnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan
oleh Dinas Kehutanan Provinsi Banten sedangkan berdasarkan
wawancara langsung dengan Kasi Rehabilitasi lahan dan Perhutanan
Sosial Dinas Kehutanan Provinsi Banten bahwa Provinsi hanya
melaksanakan kegiatan di Wilayah Kopassus Kecamatan Taktakan.
Tidak adanya kominukasi yang baik anatara pihak-pihak terakai
dituding menjadi salah satu penyebab masalah tersebut.
68
c. Kecukupan
Yaitu, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan
memcahkan masalah. Indikatornya : target penanaman, sarana da
prasarana. Program penanaman satu milyar pohon sektor rehabiltasi
hutan dan lahan menargetkan sekitar 1.008.000 pada tahun 2011.
Penanaman disebar keseluruh wilayah kecamatan di Kota Serang
dimana Kecamatan Taktakan memperoleh jumlah 13.000 bibit
tanaman dengan luas lahan yang harus direhabilitasi sebesar 5.428,63
Ha. Data ini berbanding terbalik dengan data yang diberikan oleh
Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Taktakan dimana pada tahun
2011 Penanaman Satu Milyar Pohon di Kecamatan Taktakan hanya di
lakukan di Kelurahan Cilowong sebanyak 15.000 bibit pohon. Ketidak
sinkronan data ini menyebabkan ketidakpastiaan jumlah pohon yang
sebenarnya ditanamam di Kecamtan Taktakan. Oleh sebab itu peneliti
melakukan observasi ke semua wilayah yang terdaftar sebagai lokasi
penanaman program di kecamatan Taktakan berdasarkan data dari
Dinas Pertanian Kota Serang. Peneliti juga mendapati bahawa di desa
Kerahmatan tidak dilakukakan program penanaman pada tahun 2011,
P18 mengaku di desanya tidak ada kelompok tani dan hasil wawancara
tersebut adalah sebagai berikut:
“Tahun dua ribu sebelas disini engga ada penanaman pohon.
Kelompok tani juga ga ada. Di desa ini belum pernah ada
kegiatan tersebut” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015
pukul 16.30 WIB)
69
Namun setelah di konfirmasi terhadap Dinas Pertanian Kota
Serang melalui Kasi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang, peneliti
melihat adanya sesuatu hal yang disembunyikan karena beliau
terskesan berbelit belit bahhkan tidak menjawab pertanyaan peneliti.
Peneliti bahkan menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali di
waktu yang berbeda namun tidak juga mendapatakan jawaban yang
sesuai. Keterbatasan peneliti juga menjadi salahsatu alasan peneliti
tidak dapat melakukan penelitian lebih jauh. Sehingga peneliti
menyimpulkan bahwan kemungkinan ada tindak penyelewengan di
dalam dinas tersebut. Selain bibit tanaman, petani juga mengaku
membutuhkan bantuan lain sebagai penunjang keberhasilan tanaman
diantaranya pupuk dan sumber air yang memadai. Seperti yang
disampaikan P12 berikut :
“kita juga butuh pupuk untuk membuat tanaman jadi tumbuh
bukan cuma bibitnya saja. Kan butuh perawatan”
(Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 09.20 WIB)
Sementara itu, kelompok tani alam punggung lestari juga
membenarkan hal tersebut. Selain itu, Desa Cilowong selain
membutuhkan pupuk juga membutuhkan sumber mata air karena
sumber mata air di daerahnya tercemar limbah sampah dari TPU
Cilowong. Seperti yang disampaikan oleh P8 :
“karna lokasi kita yang dekat dengan TPA, jadi air di daerah
ini sudah tercemar limbah sehingga kami kesulitan untuk
penyiraman. Kami juga khawatir air ini merusak tanaman.
Masalah ini sudah di adukan kepada pihak berwenang
70
namun belum ada tindakan yang jelas” (Wawancara: Rabu,
04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
Dari observasi yang dilakukan, salah satu hal yang paling
penting di Kecamatan Taktakan adalah tersedianya pasokan air yang
cukup. Karena peneliti melihat sebagian besar wilayah di Kecamatan
Taktakan masih mengandalkan cuaca yaitu hujan serta mata air yang
ada sebagai sumber mata air. Belum adanya sistem irigasi yang baik
juga menjadi salah satu hambatan dalam mengoptimalkan kegiatan.
Namun peneliti juga melihat di Desa Cilowong, masyarakat sekitar
sudah melakukan inisiatif sendiri dengan membuat embung atau
sejenis tempat untuk menampung air hujan. Artinya setiap daerah
memliki kebutuhan masing-masing guna mengoptimalkan tumbuhnya
tanaman bukan hanya bantuan bibit tanaman
Dilain tempat, P4 juga membenarkan adanya keluhan dan
saran dari masyarakat dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
“Memang betul, kami juga menyadari bahwa selain bantuan
bibit. Masyarakat juga butuh fasilitas lain guna menunjang
keberhasilan tanaman. Hanya saja, dana yang dimiliki oleh
dinas sangat terbatas sehingga kami juga kesulitan. Namun
kami setiap masukan yang diterima pasti kami jadikan
pertimbangan untuk kegiatan yang akan datang”
(Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul 09.20 WIB)
Sumber daya manusia (SDM) di UPTD Pertanian juga dirasa
tidak cukup, dimana hanya ada 1 orang Kepala UPTD, 1 KTU UPT
71
Pertanian/BIPP dan satu orang penyuluh serta 2 orang pegawai
magang itu pun hanya membawahi bidang pertanian bukan bidang
kehutanan. Karena Kota Serang tidak memiliki penyuluh kehutanan,
adapun penyuluh kehutanan dilakukan oleh staf pelaksana dari Kantor
Dinas Pertanian. Hal ini cukup mengagetakan mengingat jumlah lahan
kritis yang cukup banyak dengan luas kecamatan yang juga besar
dibanding kecamatan lainnya di Kota Serang. Selain itu pengawasan
yang dilakukan oleh UPTD atau pun Dinas Pertanian dilakukan tidak
teratur seperti di ungkapkan P14 berikut :
“dari UPT kadang datang dua minggu sekali malah satu
bulan tidak ada sama sekali. Tapi biasanya hanya melihat
padi saja” (Wawancara: Kamis, 26 Februari 2015 pukul
09.00 WIB)
Sedangkan menurut P3 selaku Kepala UPTD Dinas Pertanian
Kecamatan Taktakan mengatakan bahwa kunjungan dilakukan hanya
satu tahun sekali oleh Dijen Pertanian di dampingi oleh Dinas
Pertanian, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan, Camat Kecamatan
Taktakan juga Kades/ Kepala Lurah Kelurahan masing-masing dan
hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“Jadi, biasnya satu tahun sekali per tahun anggaran
dilakukan pengecekan oleh Dinas Pertanian Kota Serang,
UPT Pertanian Kecamatan kemudian Kades/ Kepala
Kelurahan, Bapak dan Irjen Pertanian dari pusat”
(Wawancara: Kamis 22 Januari 2015 pukul 09.00 WIB)
Namun tidak semua wilayah di Kecamatan di datangi, hanya
berupa kunjungan simbolis disalah satu desa yang menjadi lokasi
72
penanaman. Hal ini didasari dari P13 dan hasil wawancara tersebut
adalah sebagai berikut :
“Yang biasa datang kesini biasnya dari Dinas Pertanian, tapi
itu juga engga tentu. Kalau ada kegiatan baru kesini. Kalau
dari pusat belum pernah” (Wawancara: Kamis, 05 Februari
2015 pukul 12.20 WIB)
Berbeda dengan keterangan diatas, P8 mengungkapkan hal sebagai
berikut :
“Tahun dau ribu sebelas, ada kegiatan di depan Kopassus.
Acara memang dihadiri oleh dari semua dinas. Ada dari
provinsi sama pusat. Kebetulan, kegiatan itu pas puncak
penanaman pohon” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015
pukul 09.00 WIB)
Pengawasan mutlak dilakukakan sebagai salah satu kontrol
pemerintah. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa program
berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah yang tentunya berguna
bagi kelangsungan hidup masyarakat di Kecamatan Taktakan.
d. Perataan
Yaitu biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata
kepada kelompok-kelompok. Indikatornya: ketersediaan bibit di
Posko Bibit dan jumlah bibit sesuai kebutuhan. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, jumlah bibit yang didistribusikan masih
dibatasi berdasarkan anggaran belanja Dinas Pertanian Kota Serang
tahun 2011. Selain itu, keterbatasan tempat juga tidak memungkinkan
Dinas Pertanian untuk membangun Posko Bibit lingkungan kantor
73
Dinas Pertanian Kota Serang. Sehingga, bibti masih di simpan di
pihak ke tiga yang merupakan pemenang tender penyedian bibit.
Padahal menurut pedoman penanaman satu milyar pohon posko
penyaluran bibit akan didirikan diseluruh Kantor Dinas Kehutanan
Kabupaten/ Kota diseluruh Provinsi Banten. Dimana Kota Serang,
dinas yang membawahu bidang kehutanan adalah Dinas Pertanian
Kota Serang. Sedangkan pada kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR)
proses penyemaian bibit dilakukan sendiri oleh petani. Karena pada
program Kebun bibit rakyat (KBR) uang langsung diberikan kepada
Ketua Kelompok Tani. Seperti yang di terangkan oleh P2 dan hasil
wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
“untuk kegiatan penghijauan lingkungan dan penghijauan
penyediaan bibit di berikan kepada pihak ketiga dimana
lembaga yang mengadakanya otu LPSE, sedangkan untuk
kegiatan KBR Petani menjadi PPTK-nya jadi uangnya
diberikan langsung ke petani” (Wawancara: Senin, 23
Februari 2015 pukul 13.20 WIB)
Namun peneliti juga menemukan ketidak sesuaian jumlah
bibit yang diterima oleh petani dengan data yang di lapangan, seperti
di Desa Pasir Gadung, P8 mengaku hanya mendapat bibit sebanyak
500 batang pohon dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
“tahun 2011, jumlah bibit yang diterima itu cuma lima ratus
batang. Itu juga engga semua dikasihkan sama anggota
kelompok tani tapi sekitar sepuluh sampai dua puluh persen
dikasihkan ke masyarakat. karrena masyarakat juga
pengen.” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00
WIB)
74
Berbeda dengan data yang diberikan oleh Dinas Pertanian
Kota Serang dimana mendapatkan bibit tanaman sebanyak 2000
batang. Artinya ada selisih 1500 batang pohon dari 2000 batang yang
dicatat. Namun peneliti sekali lagi mengklarifikasi data yang diterima
kepada P2 selaku Kepala Seksi Kehutanan dan berdalih jika ketua
kelompok tani mungkin lupa, dan hasil wawancara tersebut adalah
sebagai berikut:
“mungkin lupa, kan udah lama. Jumlahnya sesuai dengan
data” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20
WIB)
Namun dibeberapa desa di Kelurahan Sayar mengaku
mendapatkan jumlah bibit lebih banyak dibandingkan data yang di
catat oleh Dinas Pertanian dan hasil wawancara dengan P13 adalah
sebagai berikut:
“tahun dua ribu sebelas, desa bojong mendapatkan bibit
sebanyak empat ribu batang” (Wawancara: Kamis, 05
Februari 2015 pukul 12.20 WIB)
Senada dengan yang disampaikan diatas, P12 juga
mendapatkan jumlah bibit yang sama sebagai berikut :
“sekitar empat ribu batang. Jumlahnya sama seperti di
bojong” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 09.20
WIB)
Keterbatasan dana juga di tuding sebagai salah satu alasan
tidak meratanya pendistribusian bibit di seluruh kecamatan taktakan.
Dimana hanya empat dari dua belas desa yang disaluri bantuan bibit.
75
Hal ini disampaikan P2 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
“Karena keterbatasan dana yang kita miliki, jadi tidak semua
desa bisa disaluri bantuan bibit. Oleh sebab itu, kami
biasanya melakukan rotasi pertahun anggaran. Wilayah
dengan tingkat kerusakan yang parah, biasanya menjadi
prioritas” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul
13.20 WIB)
Sedangkan jenis bibit yang diberikan disesuaikan menurut
kontur lokasi desa, meskipun banyak pula dari masyarakat meminta
bibit tertentu. Namun Dinas Pertanian Kota Serang selaku penyedia
bibit tidak bisa sembarangan dalam memberikan bibit. Seperti yang
disampaikan oleh P4 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
“masyarakat biasanya meminta bibit yang sedang populer
seperti albasiah atau jabon. Namun kami dari Dinas
Pertanian tidak bisa sembarangan, kami juga harus melihat
kontur tanah dan lokasi dilapangan apakah bisa ditanami
tanaman tersebut. khawatir pohonya tidak sesuai dengan
lingkungan jadi mati” (Wawancara: Selasa, 24 Februari
2015 pukul 13.20 WIB)
Seperti yang disampaikan P8 tani berikut :
“kalau dari anggota sih biasanya mintanya albasiah atau
jabon. Karna kalau dijual harganya lebih mahal”
(Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
Hal ini juga di utarakan oleh P13 berikut:
“kami biasanya minta beberapa jenis pohon tertentu kaya
albasiah. Tapi yah tergantung dari dinas sih mau ngasihnya
76
apa. Yang jelas saya sudah menyampaikan keinginan
anggota” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul
12.20 WIB)
Kepentingan ekonomi memamng masih menjadi sangat
penting di kalangan petani. Tetapi harus dibarengi dengan kondisi desa
sehingga hasil yang didapat bisa dioptimalkan.
e. Responsivitas
Yaitu apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan prefensi
atau nilai kelompok tertentu. Indikatornya : tanggapan serta peran
serta masyarakat. salah satu tujuan gerakan penanaman satu milyar
pohon adalah menjaga ketersediaan pangan, energi dam air bagi
kelangsungan hidup masyarakat. Artinya masyarakat merupakan
sasaran dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Sehingga peran serta
masyarakat sangat diperlukan dalam mensukseskan program kegiatan.
Namun peneliti mendapati beberapa petani malah menjual bibit yang
didapat dari pemerintah. Beberapa petani juga mengaku menjual
tanaman sebelum masa panen, dimana rata-rata pohon baru dibisa
dipanen setelah lima tahun. Kebanyakan petani sudah memaneh
tanaman setelah 2-3 tahun. Seperti keterangan dari salah satu petani
P10 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“ya gimana. Saya cuma petani, kebutuhan banyak. Jadi
walau belum bisa dipanen ya terpaksa di jual. Biasnya dijual
sama yang mau” (Wawancara: Selasa, 03 Februari 2015
pukul 14.00 WIB)
77
Selain itu, Dinas Pertanian Kota Serang juga mengaku
mendapat laporan yang sama dari P3 dan hasil wawancara tersebut
adalah sebagai berikut :
“kami mendapat laporan kalau banya petani yang sudah
menjual tanaman sebelum masa panen, malah ada juga kasus
dimana tanaman sudah dijual sejak penanaman dan setelah
enam tahun baru di panen” (Wawancara: Senin, 22 Januari
2015 pukul 09.00 WIB)
Tidak hanya masyarakat, keinginan instansi terkait juga
merupakan unsur yang paling penting guna mensukseskan program
penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan. Koordinasi
mutlak dilakukan demi mencapai hasil maksimal. Namun peneliti
mendapati kurangnya komunikasi antara instansi terkait. Seperti yang
di ungkapkan oleh P6 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut :
“Belum pernah diadakan program penanaman satu milyar
pohon di kelurahan sepang. Belum pernah ada bantuan sama
sekali” (Wawancara: Senin, 16 Febuari 2015 pukul 10.00
WIB)
Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh P14 dan hasil
wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“tahun dua ribu sebelas, gapoktan kami menerima bantuan
bibit dari pemerintah sebanyak lima ribu batang”
(Wawancara: Kamis, 26 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
Hal ini menunjukan kurangnya koordinasi antara dinas terkait
mengenai program kegiatan yang dilaksankan. Padahal bila koordinasi
78
dilakukan dengan baik, jumlah pohon yang di hasilkan di Kelurahan
bisa di hitung dengan pasti. Karena setia pembeliaan batang pohon,
pembeli dan penerima wajib menggunakan surat-surat berupa surat
keterangan asal usul (SKAU) yang diterbitkan oleh Pengawas Tenaga
Teknis dan juga Lurah/ Kepala Desa yang sudah dididik sehingga
memiliki sertifikat hanya saja di Kota Serang belum ada Lurah/
Kepala Desa yang tersertifikasi. Tidak hanya ditingkat desa, di tingkat
Kota Serang juga belum di lakukan koordinasi antara Dinas terkait,
seperti yang di utarakan oleh P1 hasil wawancara tersebut adalah
sebagai berikut :
“belum ada kordinasi antar instansi terkait dalam program
ini, kami juga tidak mendapat laporan. Jadi sulit untuk
mengetahui kegiatan yang di lakukan” (Wawancara: Kamis,
19 Februari 2015 pukul 10.00 WIB)
Salah satu instansi pemerintah yang juga melakukan
penanaman adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota
Serang. Namun ketika di konfirmasi kepada lembaga terkait, P7 selaku
Kabid Humas BLHD Kota Serang menyerahkan semua tanggung
jawab kepada Dinas Pertanian selaku lembaga yang menangani
petanian dan kehutanan di Kota Serang dan hasil wawancara tersebut
adalah sebagai berikut :
“kita sudah menyerahkan laporan ke Dinas Pertanian, jadi
untuk informasi lebih lanjut mengenai program penanaman
satu milyar pohon konsultasi saja ke Dinas Pertanian”
(Wawancara: Kamis, 20 Februari 2015 pukul 10.00 WIB)
79
Tetapi hal tersebut tidak dibenarkan oleh Dinas Pertaniana
Kota Serang, artinya instansi terkait kurang dalam koordinasi. Dinas
Pertanian juga mengaku tidak mengetahui jumlah tanaman yang di
tanam oleh lembaga-lembaga lain seperti yang di ungkapkan P4 dan
hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“jujur memang Dinas Pertanian tidak memiliki data
mengenai jumlah pohon yang ditanam oleh sektor non
kehutanan. Itu menjadi salah satu kelemahan kami. Sehingga
kita juga tidak mengetahui secara pasti jumlah tanaman yang
berhasi ditanam. Bisa saja jumlahnya jauh lebih besar atau
lebih kecil” (Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul
09.20 WIB)
Hal ini menunjukan belum adanya kordinasi dan kesiapan
pemerintah selaku pemegang kekuasaaan dalam melakukan
pendataan. Seharunya bila koordinasi dilakukan dengan baik,
pemerintah bisa mengetahui secara jelas kondisi dan kemajuan
program tersebut.
f. Ketepatan
Yaitu apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar
berguna dan bernilai. Indikatornya : tepat sasaran dam berkurangnnya
lahan kritis. Dari penelitian yang dilakukan, program ini baru
menyasar anggota kelompok tani sebagai sasaran program. Adapun
penghijauan lingkungan baru dilakukan di lingkungan kecamatan
Taktakan. Sedangkan bagi masyarakat luas belum dioptimalkan
secara baik. Salah seorang warga di Desa Serdang yang tidak
80
mengetahui akan program tersebut dan hasil wawancara dengan P17
adalah sebagai berikut :
“saya kurang tahu yah mengenai program tersebut di desa
ini. Tapi kalau memang ada itu bagus. Kan untuk
penghijauan lingkungan” (Wawancara: Rabu, 04 Februari
2015 pukul 15.00 WIB)
Begitu juga yang diutarakan P9 oleh salah seorang warga dan
hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“kurang paham yah sama program itu, ga ada sosialisasinya
juga” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 13.00
WIB)
Tidak jauh berbeda, salah satu anggota kelompok tani P16 juga
memberikan keterangan berikut :
“kalau saya sih Cuma dikasih sama pa zul (ketua kelompok
tani panggung lestari jadi yah saya tanam. Kurang tau dari
kegiatan apa. Yang jelas katanya bantuan dari pemerintah”
(Wawancara: Rabu, 25 Februari 2015 pukul 12.00 WIB)
Sedangkan diatas kertas, program penanaman satu milyar pohon
sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Serang
sudah berhasil dilakukan. Sebagaimana yang di utarakan oleh P2 dan
hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“dari semua kecamatan di Kota Serang, kecamatan taktakan
menjadi salah satu kecamatan yang progresnya lebih baik
dibanding kecamatan lainnya. Karena di tahun dua ribu dua
belas, kecamatan curug menjadi kecamatan yang paling
besar kerusakannya” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015
pukul 13.20 WIB)
81
Program ini juga sukses dalam membantu masyarakat sekitar karena
membantu dalam hal perekonomian. Namun kesadaran masyarakat
masih kurang karena masyarakat masih begantung kepada pemerintah
untuk mendapatkan bibit. Selain itu, program ini dirasa sangat
membatu masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan
dana untuk membeli bibit tanaman.
4.3 Pembahasan
Dari hasil pemaparan deskripsi objek penelitian dan deskrifsi data
didapatkan data bahwa Program Penanaman Satu Milyar Pohon Rehabilitasi
Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 belum berjalan dengan
maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan dalam
penelitian ini. Dimana dari hasil observasi dan wawancara penelitian peneliti
menemukan data-data sebagai berikut:
Pertama, efektifitas dari program belum dicapai dengan baik karena
data dilapangan tidak sesuai dengan data yang diberikan oleh Dinas Pertanian
Kota Serang. Pelaksanaan program juga dirasa kurang dibarengi dengan
pengawasan yang baik sehingga kegiatan menjadi tidak efektif.
Kedua, efisiensi. Sosialisasi dan Kampanye di rasa kurang dilakukan
baik melalui media lokal atau secara langsung oleh Dinas Pertanian Kota
Serang. Hal itu dapat dilihat dimana sosialisai dan kampanye hanya dilakukan
satu kali dalam satu tahun. Waktu kegiatan untuk pengkayaan hutan rakyat
juga tidak disesuaikan dengan musim penghujan karena kegiatan di lakukan
82
pada bulan tujuh. Sedangkan untuk Kebun Bibit Rakyat dirasa sudah sesuai
karena pembibitan sudah ditangani oleh Petani secara langsung.
Ketiga, kecukupan. Jumlah bibit yang dibutuhkan oleh Kecamatan
Taktakan belum sesuai dengan kebutuhan. Selain itu sumber daya pelaksana
dilapangan masih kurang dalam sosiliasi atau pengawasan di Kecamatan
Taktakan. Dunn, (2005) dalam teorinya menyebutkan juga tentang peranan
sumber daya manusia dan sarana penunjang kebijakan dengan istilah
efektifitas dan efisiensi. Semakin semakin efektif dan efisien kinerja dari
sumber daya manusia dan sarana penunjang yang digunakan maka semakin
baik nilai pelaksanaan kebijakan tersebut.
Keempat, perataan. Keterbatasan dana menyebabkan tidak semua
desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan dapat tersaluri bibit. Namun, peneliti
juga menemukan daerah yang tidak diadakan program tetapi masuk kedalam
wilayah kerja program penanaman satu milyar tahun. Sehingga ada indikasi
penyimpangan yang dilakukan oleh Dinas terkait. Kemauan para birokrat
(political will) menjadi kunci utama untuk menjawab permasalahan tersebut,
karena yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut adalah internal dari
pemerintahan daerah setempat.
Ke lima, responsivitas. Masyarakat sangat antusias dengan Program
Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Rehabilitasi Hutan dan Lahan hanya
saja tidak di barengi dengan kesadaran akan pentingnya keikut sertaan
masyarakat dalam mensukseskan program, baik dengan pengembangan bibit
tanaman sehingga masyarakat tidak hanya berpangku tangan menunggu
83
bantuan dari pemerintah saja. Masyarakat dimanjakan dengan penyediaan
bibit tanpa ada pemahaman mendalam mengenai pentingnya mensuksekan
program kegiatan. Hal ini dikarenakan minimnya pendidikan tentang
kesadaran menanam pohon baik melalui sosialisasi ataupun media sosial.
Ke enam, ketepatan. Sasaran program masih berpaku kepada
kelompok tani dan anggotanya saja. Padahal seharunya masyarakat luas juga
diperlukan dalam mensukseskan program kegiatan. Berikut gambaran
pembahasan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan teori
evaluasi kebijakan menurut Willian Dun, sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Penelitian
NO KRITERIA HASIL PENELITIAN
1 Efektivitas Berdasarkan data yang diperoleh, program kegiatan
terbukti mengurangi luas lahan kritis di kota serang.
Tetapi dari hasil di lapangan terbukti bahwa sebagian
tanaman yang di tanam sudah mati atau di jual.
2 Efesiensi Pelaksanaan program tidak disesuaikan musim
penghujan akibat dari birokrasi yang kaku. Selain itu
sosialisasi dan kampanye masih kurang dilakukan.
3 Kecukupan Sumber daya manusia masih kurang hal ini bisa diliat
dari jumlah petugas dilapangan yang kurang. Kurangnya
jumlah bibit dilapangan kemungkinan disebabkan
karena adanya penyimpangan oleh dinas terkait.
4 Pemerataan Salah satu desa di kecamatan Taktakan tidak menerima
84
bantuan bibit padahal dari data yang di peroleh desa
tersebut mendapatkan jatah bibit.
5 Responsivitas Antusias warga tidak dibarengi dengan kesadaran akan
pentingnya memelihara dan ikut serta dalam
pengembangan program. Serta koordinasi antara
stakeholder masih berjalan sendiri-sendiri.
6 Ketepatan Sasaran program masih berpaku pada anggota kelompok
tani dan belum mencakup seluruh masyarakat di
Kecamatan Taktakan karena kurangnya sosiliasi
program.
Sumber : Peneliti 2015
85
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan di bab sebelumnya tentang masalah dan
temuan-temuan di lapangan mengenai evaluasi Program Penanaman Satu
Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehablitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan
Taktakan Tahun 2011, didapatkan kesimpulan akhir sebagai berikut:
Efektifitas dari program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan masih rendah.
Karena data dari Dinas tidak sesuai dengan data dilapangan karena pada
kenyataannya sebagian pohon yang ditanam sudah tidak ada lagi, baik mati
atau dijual oleh petani.
Efesiensi dari program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan juga dirasa
kurang baik. Karena kegiatan dilakukan pada waktu yang tidak tepat sehingga
menyebabkan tanaman kemungkinan gagal sangan besar. Hal ini dikarenakan
karena kakunya birokrasi di pemerintahan daerah. Dimana dari analasis
peneliti, dinas terkait cenderung melakukan kegiatan yang sama setiap tahun
sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas yang kemudian
menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
Kecukupan dari program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan kurang
85
86
memadai dari jumlah bibit atau pun saranan prasarana penunjang. Namun
masalah ini bisa diatasi jika masyarakat juga ikut serta dalam pengembangan
bibit sehingga masyarakat tidak hanya berpangku tangan menunggu bantuan
dari pemerintah. Pendidikan dan sosialisasi program dirasa sangat minim
karena hanya dilakukan satu kali dalam setahun.
Perataan dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan
rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan tidak cukup. Hal ini
dilihat dari tidak semua desa mendapat bantuan bibit, lagi lagi keterbatasan
sumber dana dituding menjadi masalah tersebut. padahal hasil observasi
menunjukan bahawa ada desa yang tidak tersaluri namum masuk kedalam
daftar penerima. Hal ini menunjukan bahwa ada indikasi penyimpangan
dalam program. Lalu kemana dana itu pergi masih menjadi pertanyaan besar
peneliti.
Responsivitas dari program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan sudah baik
hanya saja hal ini tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk ikut
berperan serta dalam kegiatan. Tidak hanya masyarakat, tapi semua kalangan
yang memiliki kepentingan dalam program tersebut. hal ini dikarenakan
pengetahuan masyarakat yang masih minim akibat sosialisasi yang kurang.
Ketepatan dari program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan masih di
pusatkan di Petani sehingga belum semua masyarakat kecamatan taktakan
tersentuh.
87
Permasalahan mendasar yang menyebabkan kurang optimalnya hasil
dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 tersebut terletak pada
tingkat kesadaran pemangku kepentingan terhadap peranan penting suatu
aturan atau keberadaan dari Program itu sendiri yang masih rendah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti mengajukan beberapa saran
berupa rekomendasi kebijakan, sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan hasil dari program penanaman satu milyar pohon
sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan
tahun 2011 dapat dimulai dengan menambah jumlah pegawai di bidang
kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang atau pun di UPTD Kecamatan.
2) Menambah sarana prasarana penunjang seperti ketersedian sumber mata
air, irigasi dan pupuk tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh dengan
baik.
3) Intensitas sosilisasi dan penyuluhan perlu ditingkatkan kembali minimal
tiga kali setahun sesuai dengan anggaran. Selain itu kampanye untuk
hidup lebih mencintai alam harus di tingkatkan melalui media massa baik
media cetak dan elektronik.
4) Penghargaan terhadap masyarakat yang berprestasi dalam menjaga
lingkungan harus diterapkan secara maksimal agar masyarakat dapat
88
terpacu untuk ikut berpartisipasi tidak hanya petani tetapi masyarakat
luas.
5) Harus ada perbaikan kinerja internal birokrat dan implementor kebijakan
sehingga program kegiatan dapat berjalan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: AlfaBeta.
Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
Dunn, William. 2003. Pengantar Analilis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Parsons, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar Teori Praktik Analisis
Kebijakan. Jakarta: Kencana Predana Media.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Evaluasi Kebijakan Pubik. Yogyakarta:
Balairung dan Co, Yogyakarta.
Syafiie dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Subarsono, AG. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandun: Alfabeta.
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Wicaksono. Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintahan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.61/Menhut-II/2011
Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon.
Dokumen:
Rencana Starategis Dinas Pertanian Kota Serang
Buku Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2011
Laporan Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Provinsi Banten Tahun 2011.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten.
Dinas Pertanian Kota Serang 2012. Rencana pengelolaan Rehabilitasi Lahan.
Radar Banten. 29 November 2011. Target Penanaman Pohon Tercapai 5,33%.
Internet:
Kementrian Kehutanan Republik Indonesia.
http://www.dephut.go.id/uploads/files/P.16_2011.pdf. [10 Agustus 2012]
Time For Kid. 20 April 2012. Top 5 Countries with the biggest Tropical Rain
Forest. http://www.timeforkids.com/news/top-5countries-biggest-tropical-
rain-forest/35956. [18 Agustus 2012]
Hijauku.com. 01 September 2013. Peringkat Negara Penyebab Perubahan Iklim.
http://www.hijauku.com/2013/11/01/peringkat-negara-penyebab--
perubahan-iklim-/. [20 November 2013]
Forest Wacth Indonesia. Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode 2000-2009 edisi
pertama. http://fwi.or.id/wp-content/uploads/2013/02/PHKI_2000-
2009_FWI_low-res.pdf. [18 Agustus 2012]
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SAATU MILYAR POHON
SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI
KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011
Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan Skripsi, untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah Evaluasi Program Penanaman
Saatu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011, maka disusunlah pedoman
wawancara seperti dibawah ini:
Informan :
Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang
dan, Kepala Seksi Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang, Staf
pelaksana Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang.
Pertanyaan:
1. Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar pohon
sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2011?
2. Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2011?
3. Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program kegiatan
penanaman satu milyar pohon?
4. Kapan program penanaman satu milyar pohon ini di laksanakan?
5. Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa?
6. Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan dilapangan baik
secara kualitas dan kuantitas?
7. Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kegiatan
sudah memenuhi kebutuhan kecamatan Taktakan?
8. Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program
penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan
di Kecamatan Taktakan?
9. Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan di
Kecamatan Taktakan?
10. Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan?
11. Apakah setiap desa/ keluarahan di Kecamatan Takatakan mendapat bantuan
bibit?
12. Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit pohon?
13. Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan mendapatkan
jumlah bibit yang sama?
14. Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar pohon
sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan
memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang?
15. Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan terhadap
tempat kegiatan?
16. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan
lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama program tersebut?
17. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan
lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap menipisnya
luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan?
18. Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap
masyarakat itu sendiri secara ekonomi?
19. Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
pelaksanaan program?
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SATU MILYAR POHON
SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI
KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011
Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan Skripsi, untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah Evaluasi Program Penanaman
Saatu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011, maka disusunlah pedoman
wawancara seperti dibawah ini:
Informan :
Ketua Kelompok Kerja dan Masyarakat Sekitar Yang Dianggap Memenuhi
Kriteria Wawancara.
Pertanyaan:
1. Apakah Bapak/ Ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
2. Apakah di desa Bapak/ Ibu di adakah program penanaman satu milyar pohon?
3. Apakah Bapak/ Ibu tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon?
4. Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan
penanaman satu milyar pohon oleh dinas atau UPTD Pertanian?
5. Kapan pembagiaan bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
6. Bagaimana pembagian bibit pohon di lakukan?
7. Berapa jumlah bibit pohon yang Bapak/ Ibu terima dari Pemerintah?
8. Apakah jenis tanaman disesuaikan dengan permintaan Bapak/ Ibu?
9. Apakah Dinas Pertanian Kota Serang melakukan monitoring atau
pengawasan terhadap tempat kegiatan?
10. Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan?
11. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
12. Apakah bapak/ibu merasa program ini memberi perubahan?
13. Apakah masyarakat dilibatkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon?
14. Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
HASIL WAWANCARA
Q
P
(Bpk Ajat Sudrajat, S.P, MM, Kabid Kehutanan Dinas Pertanian
Kota Serang)
Kamis, 19 Februari 2015. Pukul 10.00 WIB di Kantor Dinas
Pertanian Kota Serang
Q1 Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan 2011?
Pada dasarnya program penanaman satu milyar pohon ini merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pusat sebagai salah satu upaya
mengatasai perubahan cuaca. Hingga akhirnya dilaksanakan di Kota
Serang.
Q2 Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Tentu saja sebagai salah satu upaya untuk mengurangi lahan kritis,
perubahan cuaca juga sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi
masyarakat
Q3 Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan
penanaman satu milyar pohon?
Sosialisasi sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin. Salah satunya
untuk sosialisasi dengan ketua kelompok tani rutin dilakukan setiap
tahun, khusus untuk kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilakukan
pelatihan selama dua sampai tiga hari. Karena keterbatasan dana maka
tidak dimungkinkan dilakukan pada semua anggota kelompok tani
Q4 Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan?
Program kegiatan di laksankan dari Desember 2010 hingga januari
2011
Q5 Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa?
Untuk kelompok kerja kota serang belum melakukan koordinasi dengan
instasi terkat. Namun di tingkat provinsi kelompom kerja sudah di buat.
Memang belum ada koordinasi antara instansi terkait dalam program
ini, kami juga tidak mendapat laporan. Jadi sulit untuk mengetahui
kegiatan yang dilakukan, baik jumlah nya atau kegiatan apa saja
Q6 Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan
baik secara kualitas dan kuantitas?
Untuk petugas dilapangan, khususnya di UPTD Pertanian semua
stafnya membawahi bidang pertanian. Sedangkan untuk staf penyuluh
kehutanan kita tidak punya. Sebelumnya memang ada empat orang staf
penyuluh kehutanan tapi kemudian ditarik ke kantor dinas pertanian
karena dikantor saja kurang orang.
Q7 Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program
kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan?
Kalau berbicara dana, jujur saja dana yang di berikan sangat terbatas.
Mengingat kebutuhan dilapangan juga sangat besar.
Q8 Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program
penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan
lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Sebetulnya belum, itu sebabnya kita melakukan rotasi setiap tahunnya
supaya merata
Q9 Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan
di Kecamatan Taktakan?
Untuk jenis tanaman yah harus di sesuiakan dengan kondisi
dilapangan. Nanti untuk lebih lanjut bisa konsultasi dengan pa wahyu.
Kebetulan beliau PPTK Nya jadi lebih mengetahui
Q10 Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan?
Biasanya kami mengirim langsung ke petani, tapi ada juga yang
langsung mengambil ke posko bibit. Kebetulan waktu itu tempatnya di
boru. Di pihak kketiga. Karna kita ga mungkin menyimpan disni karna
kantor kan kecil.
Q11 Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat
bantuan bibit?
Karna kurangnya dana, jadi ga semua desa dapat tapi di gilir.
Q12 Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit?
Kita mendahulukan daerah yang luas lahan kritisnya paling banyak
Q13 Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan
mendapatkan jumlah bibit yang sama?
Tidak. Bisanya disesuaikan dengan luas lahan yang harus direhabiltasi
Q14 Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang?
Respon masyarakat sangat baik. Baik sekali
Q15 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan
terhadap tempat kegiatan?
Tentu saja kami melakukan pengawasan. Hanya saja setelah
diserahkan bibitnya itu menjadi tanggung jawab petani
Q16 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama
program tersebut?
Untuk saat ini fokus kita hanya pada kelompok tani dulu. Karna yang
punya lahan kan petani yah. Baru setelah itu ke masyarakat luas
Q17 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi
terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan?
Tentu memberikan kontribusi, kan sudah ditanami neng. Jadi makin
berkurang wilayah lahan kritisnya
Q18 Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan
rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan
kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi?
Masyarakat di Kecamatan Taktakan masih bergantung pada pertanian,
tentu dengan adanya bantuan bibit masyarakat jadi terbantu dalam
meningkatnya masalah perekonomian
Q19 Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
pelaksanaan program?
Kendala utama itu kesadaran masyarakat sendiri, masyarakat biasanya
hanya menunggu bantuan saja.
Q
P
(Bpk Wahyu Suryana, S.P, MM, Kasi Kehutanan Dinas Pertanian
Kota Serang)
Senin, 23 Februari 2015. Pukul 13.20 WIB di Kantor Dinas
Pertanian Kota Serang
Q1 Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan 2011?
Program penanaman satu milyar ini program nasional, sehingga kota
serang melalui Dinas Pertanian juga ikut dalam melaksanakan
program. program ini juga menjadi salah satu ukti nyata pemerintah
dalam mengatasi perubahan iklim.
Q2 Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Program ini menjadi salah satu solusi mengatasai perubahan iklim,
banjir, longsor dan mengurangi lahan kritis di Kota Serang dan
menambah resapan air. Program ini juga diharapakan bisa membantu
masyarakat dalam perekonomian mereka
Q3 Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan
penanaman satu milyar pohon?
Kami rutin melakukan sosialisasi, hampir setiap tahun sekali kami
melakukan sosialisai ke gapoktan Cuma jujur saja kami sangat minim
tenaga di lapangan. Kami tidak memiliki petugas penyuluh kehutanan
di lapangan. Selain itu biasanya kami secara rutin mengirimkan
undangan kepada swasta untuk ikut serta dalam mengkampanyekan
program penanaman satu milyar pohon, seperti bank, biasanya mereka
bikin spanduk di depan kantor. Karena di dinas dana nya terbatas. Tapi
setiap 28 november kita rutin melaksanakan Hari Menanam Pohon
Indonesia (HPMI) dan Buan Menanam Nasional (BMN)
Q4 Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan?
Untuk program kegiatan penanaman dilakukan selama setahun dari
Desember 2010 sampai januari 2011. Biasanya program penanaman
satu milyar pohon itu ada beberapa jenias kegiatan, antara lain
penghijauan lingkungan, pemeliharaan hutan rakyat, pengkayaan hutan
rakyat dan Kebun Bibit Rakyat. Biasanya kegiatan selalu dilaksanakan
sesuai dengan musim penghujan, tapi cuaca beberapa tahun terakhir
memang sulit di prediksi
Q5 Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa?
Cuma di provinsi ada. Kalau di Kota Serang belum ada yah neng.
Q6 Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan
baik secara kualitas dan kuantitas?
Petugas dilapangan kita tidak ada, UPTD di lapangan itu bukan bidang
kehutanan tapi bidang pertanian. Kami disini ada staf tadinya waktu
CPNS itu tugasnya penyuluh kehutanan tapi setelah jadi PNS jadi
pelaksana ditarik kekantor. Jadi memang sumber daya manusianya
kurang.
Q7 Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program
kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan?
Jujur saja dana sangat terbatas, selain penyaluran bibit. Kita juga
perlu untuk pembuatan sumur resapan.
Q8 Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program
penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan
lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Belum, karna permintaan dari masyarakat juga banyak. Karena
keterbatasan dana yang kita miliki, jadi tidak semua desa bisa disaluri
bantuan bibit. Oleh sebab itu, kami biasanya melakukan rotasi pertahun
anggaran. Wilayah dengan tingkat kerusakan yang parah, biasanya
menjadi prioritas
Q9 Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan
di Kecamatan Taktakan?
Untuk tanaman tentu di sesuaikan sesuai dengan kondisi dilapangan, ga
bisa kita tanam daun teh disana. Kan harus sesuai.
Q10 Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan?
Kami distribusikan langsung, namun beberapa petani datang langsung
ke posko bibit
Q11 Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat
bantuan bibit?
Inginya sih seperti itu, tapi kan dana kita kecil. Ga bisa semuanya
dikasih
Q12 Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit?
Salah satu kriterianya lahan kritis, agak kritis juga potensial kritis.
Q13 Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan
mendapatkan jumlah bibit yang sama?
Oh engga, disesuaikan neng sama luas lahannya.
Q14 Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang?
Masyarakat sangat antusias menerima bantuan bibit tanaman. hanya
saja kesadaran masyarakat sendiri masih minim. Kadang setelah
dikasih, tidak dirawat dengan baik. Jadi masyarakat masih berpangku
tangan menerima bantuan
Q15 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan
terhadap tempat kegiatan?
Kita suka kesana tapi pohon yang sudah di beri kan pada masyarakat
jadi tanggung jawab masyarakat
Q16 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama
program tersebut?
Kami masih berfokus kepada masyarakat pemilik lahan tapi kami juga
sudah melakukan kegiatan di beberapa perumahan untuk ikut serta
hanya untuk di kecamatan Taktakan fokus utama kita petani pemilik
lahan.
Q17 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi
terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan?
Tentu saja, hanya saja Dinas Pertanian belum melakukan evaluasi
terhadap kegiatan program ini. Hal ini dikarenakan sumber daya
manusia yang terbatas serta anggaran yang terbatas.
Q18 Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan
rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan
kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi?
Tentu saja masyarakat menjadi sangat terbatu. Karena ini menjadi
mata pencaharian mereka
Q19 Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
pelaksanaan program?
Kendala dari kesadaran masyarakat yang masih kurang, petugas di
dinas juga kurang, belum lagi dana yang minim jadi salah satu kendala
yang kita hadapi
Q
P
(No Name, Staf UPTD Pertanian Kota Serang)
Senin, 19 Januari 2015. Pukul 10.00 WIB di UPT Dinas Pertanian
Kota Serang
Q1 Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan 2011?
Program ini diharapkan menjadi solusi global dalam mengatasi
perubahan iklim. Dimana presiden SBY merealisasikannya dengan
mengadakan program penanaman satu milyar pohon secara nasional
Q2 Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Untuk mengatasi lahan kritis di Kecamatan Taktakan
Q3 Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan
penanaman satu milyar pohon?
Sosialisai program ini belum di lakukan secara maksimal, sosialisai
hanya dilakukan pada program penanaman kebun bibit rakyat. Itu pun
bentuknya pelatihan karena ketua gapoktan di didik untuk dapat
menyemai bibit
Q4 Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan?
Setiap tahun hampir dilakukan pada waktu yang sama hanya tempatnya
saja yang berbeda
Q5 Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa?
Belum ada untuk ditingkat kota.
Q6 Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan
baik secara kualitas dan kuantitas?
Kurang. Bahkan penyuluh kehutanan tidak ada di tingkat kota atau pun
kecamatan. Tidak ada sumber daya manusianya
Q7 Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program
kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan?
Sebenarnya kalau mau jujur, bisa cukup
Q8 Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program
penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan
lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Karna dana yang kurang, neng atahu sendiri di Dinas bagaimana jadi
yah kurang lah
Q9 Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan
di Kecamatan Taktakan?
Itu sih pasti. Kami juga tidak mau gagal
Q10 Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan?
di kirim langsung ke sini
Q11 Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat
bantuan bibit?
Engga lah. Sudah di atur sama dinas pertanian
Q12 Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit?
Yang jelas daerah yang memiliki lahan potensian kritis itu yang
didahulukan. Tapi setiap tahun dilakukan di beda desa. Jadi semuanya
kebagian
Q13 Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan
mendapatkan jumlah bibit yang sama?
Beda beda sesuai dengan kebutuhan sih.
Q14 Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang?
Masyarakat disini sih antusias kalau dapet bantuan bibit, Cuma kadang
suka dijual lagi. Itu yang kadang jadi masalah. Kami juga bingung,
karena setela dikasih memang jadi hak mereka.
Q15 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan
terhadap tempat kegiatan?
Kami semampu mungkin melakukan pengawasan, tapi karna SDM dan
SDA nya kurang jadi susah untuk dilakukan
Q16 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama
program tersebut?
Belum.
Q17 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi
terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan?
Tentu memberikan perubahan walaupun cuma sedikit. Banyak juga
yang mati atau engga diurus sama dinas
Q18 Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan
rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan
kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi?
Tentu, masyarakat yang tadinya punya lahan tapi tidak punya bibit jadi
terbantu
Q19 Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
pelaksanaan program?
Banyak. Tapi yang paling penting SD, dan SDA nya di tingkatkan lagi
Q
P
(Bpk Jamudi, SE)
Senin, 16 Februari 2015. Pukul 10.00 WIB di Kantor Kelurahaan
Sepang
Qa Apakah di Kelurahan Sepang diadakan program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan 2011?
Belum pernah diadakan program penanaman satu milyar pohon di
kelurahan sepang. Belum pernah ada bantuan sama sekali”
Q
P
(Bpk Herunajaya, S.Pd, M.Si)
Kamis, 20 Februari 2015. Pukul 10.00 WIB di Kantor BLHD Kota
Serang
Qa Saya ingin mengetahui tentang program penanaman satu milyar pohon
di Kecamatan Taktakan ?
Jadi sebaiknya neng langsung saja ke Dinas Pertanian selaku induk
pertanian dan kehutanan di Kota Serang. Kita sudah menyerahkan
laporan ke Dinas Pertanian, jadi untuk informasi lebih lanjut
menegenai program penanaman satu miyar pohon konsultasi saja ke
Dinas Pertanian Kota
Q
P
(Bpk Eko Setiagama, S.Hut)
Selasa, 24 Februari 2015. Pukul 09.20 WIB di Kantor Dinas
Pertanian Kota Serang
Q1 Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan 2011?
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari komitmen pemerintah untuk
mengatasi perubahan cuaca. Program ini tindak lanjut dari one man
one tree. Namun akhirnya berubah menjadi penanaman satu milyar
pohon.
Q2 Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor
kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Tentu saja untuk merehabilitasi hutan dan lahan. Hanya saja di Kota
Serang kebanyakan lahan milik perorangan. Selain itu, penanaman
pohon di harapkan menjadi salah satu upaya dalam peresapa air.
Q3 Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan
penanaman satu milyar pohon?
Sosialisai di lakukan, hanya saja baru sebatas di ketua kelompok tani.
Karena untuk di adakan di masyarakat, kami masih mengaami
keterbatasan dana
Q4 Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan?
Program in di laksanakan dari desember 2010 hingga januari 2011,
jadi pada dasarnya program ini dilaksanakan sepanjang tahun.
Q5 Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa?
Saya kurang tahu yah masalah itu, mungkin ada. Tapi kalau di kota
serang sih belum ada kayanya. jujur memang Dinas Pertanian tidak
memiliki data mengenai jumlah pohon yang ditanam oleh sektor non
kehutanan. Itu menjadi salah satu kelemahan kami. Sehingga kita juga
tidak mengetahui secara pasti jumlah tanaman yang berhasi ditanam.
Bisa saja jumlahnya jauh lebih besar atau lebih kecil
Q6 Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan
baik secara kualitas dan kuantitas?
Jujur saja, sebelum jadi PNS saya bertugas sebagai penyuluh
kehutanan. Hanya saja setelah diangkat sebagai PNS tugas pokok saya
menjadi staf pelaksana. Jujur, penyuluh kehutanan itu tidak ada.
Kerjaan dikantor saja sudah banyak, gimana mau ngurusin yang lain.
Q7 Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program
kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan?
Itu dia, kota serang itu dana nya sedikit. Kalau saya rasa sangat minim.
Q8 Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program
penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan
lahan di Kecamatan Taktakan 2011?
Diusahakan sesuai kebutuhan, hanya saja lagi lagi dana kita terbatas,
jadi yang rusak dulu yang didahulukan.
Q9 Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan
di Kecamatan Taktakan?
Masyarakat biasanya meminta bibit yang sedang populer seperti
albasiah atau jabon. Namun kami dari Dinas Pertanian tidak bisa
sembarangan, kami juga harus melihat kontur tanah dan lokasi
dilapangan apakah bisa ditanami tanaman tersebut. khawatir pohonnya
tidak sesuai dengan lingkungan jadi mati
Q10 Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan?
Kami biasanya mengirim langsung, namun beberapa datang langsung.
Q11 Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat
bantuan bibit?
Engga, tiap tahun gantian.
Q12 Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit?
Luas lahan kritis yang pasti
Q13 Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan
mendapatkan jumlah bibit yang sama?
Beda lah, kan disesuaikan dengan luas lahan yang kritis.
Q14 Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar
pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan
Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang?
Masyarakat sangat antusias, hanya saja tidak dibarengi dengan
kesadaran untuk mengembangkan bibit. Jadi nunggu dikasih aja.
Memang betul, kami juga menyadari bahwa selain bantuan bibit.
Masyarakat juga butuh fasilitas lain guna menunjang keberhasilan
tanaman. Hanya saja, dana yang dimiliki oleh dinas sangat terbatas
sehingga kami juga kesulitan. Namun kami setiap masukan yang
diterima pasti kami jadikan pertimbangan untuk kegiatan yang akan
datang
Q15 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan
terhadap tempat kegiatan?
Jadi kalau sudah diberikan, itu tanggung jawab petani atau masyarakat
yang mendapatkan bibit untuk merawatnya. Nah, kadang masyarakat
suka ga dirawat. Kita tidak punya sumber daya untuk melakukan
evaluasi atau monitoring. Itu masalahnya,
Q16 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama
program tersebut?
Ini kan sebenarnya program untuk masyarakat, kita fokus di
masyarakat tani terlebih dahulu.
Q17 Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi
terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan?
Kalau bicara luas lahan kritis, tiap tahun itu fluaktip yah na, jadi
tergantung.biasanya disaat saat tertentu apalagi lagi kenaikan kelas.
Itu pohonya banyak di jual. Jadi kita tidak tahu pasti. Salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk mengontrol jumlah pohon yang di panen itu
bisa menggunakan Surat keterangan asal usul yang dikeluarkan oleh
pengawas tenaga teknis atau kepala desa/ luruh yang sudah memiliki
sertifikat. Namun di Kota Serang itu tidak ada.
Q18 Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan
rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan
kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi?
Itu pasti, masyarakat di Kecamatan taktakan yang dapat bantuan bibit
itu kan petani yang notabene pengahsilannya dari si.tu. Dengan
bantuan bibit kan jadi lebih ringan
Q19 Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
pelaksanaan program?
Sumber daya manusia yang pasti, kita sangat minim tenaga ahli.
Keadaran masyarakat juga masih kurang, karena masyarakat masih
menuggu bantuan saja. Juga kadang kita jumpai pohonnya tidak
dirawat dengan baik. Yah mati
Q
P
(Bpk H. Salim, Ketua Kelompok Tani Mekar, Pasir Gadug,
Cilowong))
Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 09.00 WIB di Desa Pasir Gadug,
Cilowong
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Itu kan salah satu kegiatan yang diadakan oleh pemerintah untuk
masyarakat
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ada, waktu itu diadakan disini
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Ya untuk menanam pohon. Supaya masyarakat banyak tanam jadi
pohon juga banyak engga gersang lagi. Untuk memakmurkan
masyarakat
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Kadang kadang diadakan satu tahun dua kali.
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Bulan sepuluh, sebelas sampai januari itu paling bagus untuk nanam
karena masuk musim penghujan. Sedangkan kalau sudah bulan maret
kemungkinan gagal. Kemarin itu bulan tujuh baru dikirim, ada lagi
bantuan di bulan maret kita engga mau terima. Kita takut gagal, untuk
perawatannya juga jadi susah
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Biasanya dikirim langsung dari dinas pertanian ke sini neng
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Tahun 2011, jumlah bibit yang diterima itu cuma lima ratus batang.
Itu juga engga semua dikasihkan sama anggota kelompok tani tapi
sekitar sepuluh sampai dua puluh persen dikasihkan ke masyarakat.
karena masyarakat juga pengen
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Kalau dari anggota sih biasanya minta nya albasiah atau jabon.
Karena kalau dijual harganya mahal. Yah tapi sedikasihnya saja.
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Dari UPTD sering kesini, sebulan dua kali nengok kesini. Tapi yang
diliat biasanya hanya padi.
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Kita sangat bersyukur dengan bantuan bibit ini, karena sangat
membantu masyarakat.
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Banyak yah, masyarakat jadi terbantu dengan adanya bantuan bibit.
Bibitkan lumayan harga nya kalau beli sendiri
Q12 Aapakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Iya, masyarakat jadi semakin semangat untuk menanam pohonnya
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Kurang tahu yah masalah itu sih
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
karna lokasi kita yang dekat dengan TPA, jadi air di daerah ini sudah
tercemar limbah sehingga kami kesulitan untuk penyiraman. Kami
juga khawatir air ini merusak tanaman. Masalah ini sudah di adukan
kepada pihak berwenang namun belum ada tindakan yang jelas
Q
P
(Siti Maesaroh, Masyarakat di Desa Pasir Gadug)
Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 01.00 WIB di Desa Pasir Gadug,
Cilowong
Q1 Apakah bapak/ ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar
pohon?
Kurang paham yah sama program itu, ga ada sosialisasinya juga
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ga tahu yah dek, coba tanya pa RT aja
Q
P
(Bpk Safdji, Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya, Serdang,
Sayar)
Kamis, 05 Februari 2015. Pukul 09.20 WIB di Desa Serdang,
Sayar
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Salah satu program pemerintah yah neng
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ada, waktu itu diadakan disini. Tapi kalau tidak salah itu yang
ngadain dari Provinsi bukan dari dinas Pertanian sama kaya di
bojong
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Untuk mensejahterakan masyarakat tentunya, juga supaya tidak banjir
atau longsor
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Kalau saya sih sering diajak petalihan neng. Tapi kalau untuk
sosialisai di sini belum ada sih
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Waktu itu sekitar bulan tujuh dapat bantuan bibitnya
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Dikirim langsung sama dinasnya
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Tahun dua ribu sebelas itu kalau ga salah sekitar empat ribu batang.
Jumahnya sama seperti di bojong
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Sedikasihnya aja dari dinas. Ya kadang masyarakat minta bibit apa.
Tapi kan semuanya yang ngatur dari dinas
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Belum ada yah. Paling liat padi neng
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Bagus sekali. Kami sangat terbantu dengan adanya program tersebut
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Banyak yah.
Q12 Aapakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Tentu, jadi kita tidak kesulitan dalam mendapatkan bibit sehingga
biaya prmbrliian bibit kan bisa di pakai untuk hal lainnya
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Tiak ada yah.
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Yah kita juga butuh pupuk untuk membuat tanaman jadi tumbuh bukan
Cuma bibitnya saja. Kan ada perawatan. Yah nanti sih diharapakan
selain bibit juga ada bantuan pupuk.
Q
P
(No Name, Anggota kelompok tani Panggung Lestari,
Karondangan, Sepang)
Selasa, 03 Februari 2015. Pukul 09.00 WIB di Karondangan,
Sepang
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Program yang diadakan oleh pemerintah
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ada waktu itu bantuan bibit tahun dua ribu sebelas
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Bantu masyarakat aja kali neng
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Belum. Dari gapoktan doang paling juga. Itu pun Cuma bagaimana
menanam pohon yang baik
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Lupa saya, yang pasti dua ribu sebelas itu ada
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Dikasih aja gitu, kita disuruh kumpul di rumah ketua kelompok tani
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
100 batang kalau ga salah.
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Engga. Sedikasihnya saja
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Paling pa ketua yang ngeliatin
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Sangat terbantu. Kita hanya petani neng, penghasilan tidak ada lagi
selain dari tani. Sedangkan kebutuhan anak anaka kadang suka
mendadak. Bayar SPP Sekolahlah, apalah. Jadi yah mau ga mau di
jual bibitnya.
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Membatu masyarakat engga mampu kaya bapak ini neng
Q12 Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Alhamdulialah setelah ada bantuan jadi bisa tani lagi
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Engga tau kalau masalah itu
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Pupuk neng. Kadang suka mati. Sama air.
Q
P
(Bpk Didi, Ketua Kelompok Tani Restu Bojong, Bojong, Sayar)
Kamis, 05 Februari 2015. Pukul 12.20 WIB di Desa Serdang,
Sayar
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Ga atau yah neng. Kita sih tau dapet bantuan bibit dari Dinas
Pertanian, engga tau program apa
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ya ini ada, waktu tahun dua ribu sebelas bantuan
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Bantuan buat masyarakat neng. Biar makmur
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Tiap tahun saya suka diajak buat pelatihan, tapi namaprogramnya itu
kebun bibit rakyat
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Kalau ga salah itu sekitar bulan juni yah
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Dikirim langsung kesini sama dinas pertanian
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Tahun dua ribu sebelas, desa bojong mendapatkan bibit sebanyak
empat ribu batang
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
kami biasanya minta beberapa jenis pohon tertentu kaya albasiah.
Tapi yah tergantung dari dinas sih mau ngasihnya apa. Yang jelas
saya sudah menyampaikan keinginan anggota
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Yang biasanya datang kesini biasanya dari Dinas Pertanian, tapi itu
juga engga tentu. Kalau ada kegiatan baru kesini. Kalau dari pusat
belum pernah
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Kami sangat antusias dengan pemberianbibit.meringankan petani gitu
neng.
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Biaya pembuatan bibit jadi ga usah ngeluarin lagi. Pohon jadi banyak
.
Q12 Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Iya pasti. Sangat membantu masyarakat
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Kurang paham tuh neng
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Kalau bisa sih jumlah bibit yang di kasih lebih banyak lagi, terus
pupuk kalau bisa. Kan biar tanamannya engga mati
Q
P
(Bpk Zulkaria, Ketua Kelompok Tani Alam Panggung Lestari,
Karondangan)
Kamis, 26 Februari 2015. Pukul 09.00 WIB di Karondangan,
Sepang
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Salah satu program pemerintah mengenai penanaman bibit pohon
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ada, kebetulan programnya penanaman kebun bibit rakyat
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengatasi kekeringan
di wilayah kota serang.
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Untuk sosialisai sih tidak ada, hanya saja pelatihan kebun bibit rakyat
rutin dilakukan
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Bulan enam atau tujuh saya lupa
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Kebetulan waktu itu saya ngambi langsung dari dinas pertanian tapi
tempatnya bukan di kantor tapi di distributor bibitnya
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Lima ribu batang
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Biasnya sudah ditentukan oleh dinas pertanian, kita hanya ngambi
saja
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Dari UPT kadang datang dua minggu sekali malah satu bulan tidak
ada sama sekali. Tapi biasaya hanya lihat padi saja
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Masyarakat sangat terbantu dengan adanya program.
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Untuk menghijaukan lingkungan, jadi lingkungan tidak gersang lagi
Q12 Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Sedikit demi sedikit kami merasakan perubahan. Lingkungan jadi
tambah asri. Cuma kadang banyak juga yang mati
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Tidak ada yah kalau masalah itu
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Selain bantuan bibit, kami juga butuh aliran irigasi yang baik. Selain
itupupuk juga sangat penting untuk menunjang proram kegiatan.
Q
P
(Bpk Jamanhudi, Masyarakat di Desa Karondangan, Sepang)
Rabu, 25 Februari 2015. Pukul 12.00 WIB di Karondangan,
Sepang
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Kurang paham yah neng
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Ada kayanya soalnya saya dapet bibit waktu itu
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Yah buat ditanam lah neng
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Engga ada
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Saya lupa kapan, pertengahan tahun kalau ga salah.
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
kalau saya sih cuma dikasih sama pa zul (ketua kelompok tani
panggung lestari jadi yah saya tanam. Kurang tau dari kegiatan apa.
Yang jelas katanya bantuan dari pemerintah. Setelah dikasih yah saya
tanam, dari lima bibit yang dikkasih cuma dua yang tumbuh sisanya
mati
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Lima batang, itu juga dikaih sama ketua gapoktan
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Saya sih sedikasihnya saja. Dikasih syukur, ga dikasih juga ga apa
apa
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Ga pernah kalau kesini sih, mungkin kalau ke ketua gapoktan ada
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Kalau memang tujuannya seperti yang dikasih tau si mba tadi yang
bagus sekali itu
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Bagus untuk masyarakat
Q12 Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Belum kayanya
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Tidak tahu
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Mungkin bantuannya nya harus lebih merata kesemua masyarakat
Q
P
(No Name, Masyarakat di Desa Pasir Gadug, Cilowong)
Selasa, 03 Februari 2015. Pukul 14.00 WIB di Karondangan,
Sepang
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Saya tidak mengerti yah neng, Cuma kalau dari pa haji sih bilang.
Kalau bantuan pemerintah ini supaya di rawat dengan baik
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Mungkin yang di maksud itu kali yang waktu tahun dua ribu sebelas di
kasih bantuan bibit
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Untuk masyarakat supaya makmur
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Paling dari pa haji aja, sering juga tapi masalah tanaman padi tuh
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Kalau tidak salah bulan tujuhan
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Dikasih dari pa haji, di ambilnya di rumah ketua gapoktan
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Waktu itu dapet nya lima batang kalau ga salah
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Saya sih sudah bilang sama ketua gapoktan. Masyarakat tuh pengen
nya pohon apa. Kata pa haji sih sudah disampaikan tapi yang gimana
pemerintah saja
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Kalau program ini tidak ada yah
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Kalau saya sangat terbantu ya gimana. Saya cuma petani,kebutuhan
banyak. Jadi walau belum bisa dipanen ya terpaksa di jual. Sama yang
mau aja neng.
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Makin banyak bibit, makin bagus karena tanaman yang ditanam jadi
banyak
Q12 Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Belum banyak, karena disini kita butuh sumber mata air yang bersih
juga. Tahu sendiri disini deket sama TPA
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Tidak tahu
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Pasokan air sama pupuk
Q
P
(Bpk Doni Irawan, Masyarakat di Desa Serdang, Sayar)
Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 15.00 WIB di Serdang, Sayar
Q1 Apakah Bapak/ Ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar
pohon?
Saya kurang tahu yah mengenai program tersebut didesa ini. Tapi
kalau memang ada itu bagus. Kan untuk penghijauan lingkungan.
Mungkin sedikit saran. Sebaiknya sosialisai harus sering dilakukan
baik oleh pemerintah setempat atau melalui media elektronik.
Masyarakat sekarangkan sudah melek informasi. Jadi ada baiknya
sosialisai juga dilakukan dari semua asfek.
Q
P
(Bpk Salbiah, Ketua RT 06/03 di Desa Kerahmatan)
Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 16.00 WIB di Kerahmatan
Q1 Apakah Bapak/ Ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar
pohon?
Tahun dua ribu sebelas disini engga ada penanaman pohon. Kelompok
tani juga ga ada. Di desa ini belum pernah ada kegiatan tersebut.
Q
P
(No Name, Anggota Kelompok Tani Harapan Jaya Serdang, Sayar
)
Kamis, 05 Februari 2015. Pukul 14.00 WIB di Serdang, Sayar
Q1 Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
Dari namanya sih sepertinya penanaman pohon
Q2 Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar
pohon?
Waktu tahun dua ribu sebelas memang ada bantuan bibit kesini
Q3 Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman
satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan?
Untuk masyarakat, membantu masyarakat gitu
Q4 Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini?
Kalau dari Dinas disini pernah ada sosialisasi tapi saya lupa kapan.
Jarang memang, paling dari ketua gapoktan saja
Q5 Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
Bulan juni apa juli itu, saya lupa
Q6 Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan?
Dikasih sama ketua
Q7 Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak?
Saya sih dapetnya sekitar 500 batang. Tapi untuk pohon yang ini,
sudah saya jual waktu masih umur satu bulan. Tapi yang beli minta
dipanennya nanti setelah lima tahun. Jadi sekarang saya Cuma
melihara saja. Waktu itu ada kebutuhan yang mendadak jadi terpaksa
di jual.
Q8 Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat?
Engga. Dikasih dari ketua ajah
Q9 Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke
desa ini?
Belum pernah ngecek kesini yah
Q10 Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah
dilakukan?
Saya sih senang, sangat membatu. Cuma kurang banyak bibitnya
Q11 Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
Saya jadi bisa nanem pohon neng
Q12 Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan?
Sedikit terbantu lah dengan dikasih bibit kaya gini kan
Q13 Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar
pohon?
Tidak tahu
Q14 Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
Bibit sama pupuk.
MEMBER CHECK
NAMA :
JABATAN :
INSTANSI :
HARI/ TANGGAL :
Benar menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama :
Nama : Irna Megasari
NIM : 6661 080384
Telah melakukan wawancara mengenai Program Penanaman Satu Milyar Pohon
Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota
Serang Tahun 2011.
Yang bertandatangan,
(...................................)
FOTO WAWANCARA
Keterangan : Kegiatan Wawancara dan Penandatangan Member Check Oleh
Ketua RT 06/03 Desa Kerahmatan
Keterangan : Kegiatan Wawancara dengan Staf Dinas Pertanian Kota Serang
Keterangan : Kegiatan Wawancara dengan Kepala UPTD Pertanian di Kecamatan
Taktakan
Keterangan : Kegiatan Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Mekar, Pasir
Gadug, Cilowong
FOTO LOKASI KEGIATAN
Keterangan : Pohon di Desa Pasir Gadug
Keterangan : Pohon yang sudah mati di Desa Sepang
Keterangan : Pohon di Desa Karondangan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : IRNA MEGASARI
NIM : 6661080384
Tempat Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 19 Januari 1991
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cijoro RT/ RW 01/01 Kel. Muara
Ciujung Timur, Rangkasbitung. Lebak
Banten 42314
No. Handphone : +687771824292/ +68119476073
Email : [email protected]
Motto hidup : Do the best and be the best
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : M. Subur
Nama Ibu : Linda
3. Riwayat Pendidikan
SD : SD MCT V Rangkasbitung (1996-2002)
SMP : SMP Negeri 2 Rangkasbitung (2002-2005)
SMA : SMA Negeri 3 Rangkasbitung (2005-2008)
Perguruan Tinggi (S1) : Adm. Negara-UNTIRTA (2008-2015)
BIDANG
PERKEBUNA
N &
KEHUTANA
N
BIDANG
KELAUTAN
&
PERIKANAN
BIDANG
PETERNAKA
N
BIDANG
PERTANIAN
SEKSI
BUDIDAYA
PERIKANAN
SEKSI
PRODUKSI
& BINA
USAHA
PERKEBUNA
N
SEKSI
PRODUKSI
TANAMAN
PANGAN
SEKSI
PETERNAKA
N
SEKSI
SUMBER
DAYA
KELAUTAN
SEKSI
TEKNOLOGI
& SARPRAS
PERKEBUNA
N
SEKSI
PRODUKSI
TANAMAN
HORTIKULT
URAL
SEKSI
KESEHATAN
HEWAN DAN
VETERINER
SEKSI
BINA USAHA
PERIKANAN
SEKSI
KEHUTANA
N
SEKSI
BINA USAHA
PETANI
SEKSI
BINA USAHA
PETERNAKA
N
59 Gambar 4.3
Struktur
Organisasi
Dinas
Pertanian
Kota Serang
Sumber:
Ren
cana
Stra
tegis
Dina
s
Pert
ania
n
Kota
Sera
ng
Tah
un
2008
-
2013