Download - Etnik maret 2014 2

Transcript
Page 1: Etnik maret 2014 2

Penerbit LPM SOLID|Pelindung Rektor Universitas Brawijaya|Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya|Penasehat Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya|Pemimpin Umum M. Nuhkhalid Zain|Pemimpin Redaksi Yussi Oktarisa P|Ketua Divisi Buletin Zhafarina Malaha N|Tim Redaksi Nurma, Nukha, Zhafa, Sudewi, Kevin, Luqman, Yussi, Ozi, Jundina, MutiahEditor Zhafa, Nukha, Hamda|Tata Artistik dan Layout Hamda|Alamat Redaksi Gedung Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik Universitas Brawijaya|Lantai 2, MT. Haryono 167 MalangEmail [email protected]|Website http://www.solid.or.id/

Redaksi menerima tulisan baik berupa artikel, opini, laporan, berita maupun analisa yang berasal dari mahasiswa, dosen, karyawan maupun masyarakat umum Panjang tulisan maksimal 6 (enam) halam A4 spasi ganda. Redaksi berhak mengedit isi tulisan bila dianggap perlu tanpa merubah maksud dari penulisan

LEMBAGA PERS MAHASISWA SOLIDFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KAMITAK AKAN

BUNGKAM!!!

EDISIMARET 2014

www.solid.or.id

@SOLIDftub

SOLIDftub

MALANG, SOLID - Jumat (21/3), siang terasa berbeda di Jl. Jakarta. Hutan Kota Jl. Jakarta yang biasanya sepi, mendadak ramai dengan banyak orang berlalu-lalang. Hutan kota ini “disulap” menjadi sangat asri dan menarik, dengan panggung kecil, kursi sofa, instalasi bambu, dll. Selain itu, dipamerkan pula post-er-poster hasil karya para peserta sayembara desain instalasi RTH.

Himpunan Mahasiswa Arsitektur FT-UB, selaku panitia, sangat antusias mengadakan acara Open Arch 2014: Kota Dalam Taman. Slogan acara ini cukup menarik, “Kota dalam taman, karena ta-

man adalah teman”. Acara ini sendiri merupakan rangkaian acara Open Arch yang sudah dimulai sejak beberapa minggu yang lalu di daerah Dinoyo. Acara ini dimulai dari hari Jumat (21/3) hingga Minggu (23/3) di Hutan Kota Jl Jakarta dan Kampung Sukun.

OPEN ARCH 2014Mengajak Kita untuk Lebih Peduli RTH

Acara ini bertujuan untuk menyadarkan kita betapa pentingnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi sebuah kota, terutama penduduknya. Seke-dar informasi, luas area RTH menurut Undang-Un-dang ialah minimal 30% dari luas wilayah kota, se-dangkan saat ini, luasan total RTH di seluruh Kota Malang hanya tinggal 19%, begitu memprihatink-an.

Mengapa kita harus peduli terhadap RTH, kare-na secara tidak langsung, RTH membuat kita lebih sehat.Udara jalanan yang kotor penuh polusi, dis-aring oleh pepohonan pada RTH lalu dikeluarkan kembali dalam bentuk oksigen segar yang dapat kita hirup. Bayangkan, bila jumlah kendaraan ter-us bertambah, sedangkan RTH tetap atau justru berkurang (karena pembangunan gedung dan ruko), siapa yang akan menyaring polusi udara? Haruskah kita menjadi “filter hidup” polusi terse-but?

Acara ini dikemas secara menarik sehingga tidak

membosankan bagi kita untuk mendengarkannya. Panitia juga menyelenggarakan workshop bersa-ma arsitek-arsitek terkenal, yaitu Budi Pradonodan dan Sarah Ginting. Keduanya merupakan arsitek Indonesia yang sudah berkiprah lebih dari satu dekade. Budi Pradono sendiri sudah sering mema-merkan hasil karyanya di benua Eropa, Asia, dan seluruh dunia.

Antusiasime pengunjung sangat besar, terli-hat dari penuhnya pengunjung dari siang hingga malam hari. Selain workshop, juga ada presentasi dari finalis sayembara desain instalasi RTH serta penampilan dari Archiband. Malamnya, Budi Pra-dono membagikan ilmunya kepada pengunjung. Kuliah “singkat” namun berbobot ini disambut dengan antusias oleh para pengunjung. Setelah itu, acara pun ditutup secara ceremonial oleh Beli-au. Acara hari pertama sukses ditutup dengan me-riah. [mth/red]

doc. open arch

“Hidup Air!.........Hidup Air!......”. Teriakan tersebut berkumandang menyerbak ruak ke dalam kebisingan massa, layaknya teriakan Bung Tomo yang menyuarakan kata “Merde-ka!.....” saat memimpin pergerakan 10 No-vember di Surabaya pada tahun 1945 silam. Bukan, ini bukan tentang kemerdekaan. Bu-kan juga tentang reformasi atau sebagainya. Melainkan tentang Hari Air Sedunia (World Water Day) yang jatuh pada tanggal 22 Ma-ret tiap tahunnya. Hendaknya kita renungkan sejenak, apa yang sudah kita beri untuk alam ini terutama air?. Mari kita liat aksi dari ma-hasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya dalam menyambut hari air sedunia.

Merayakan Hari Air Bersama Biopori

MALANG, SOLID – Minggu (23/03), lapangan rektorat Universitas Brawijaya ramai dengan ma-hasiswa-mahasiswa berjaket hijau lumut. Rupanya mereka adalah mahasiswa Teknik Pengairan UB yang sedang berkumpul untuk merayakan hari air sedunia. Tak hanya itu, terlihat juga mahasiswa dari jurusan-jurusan lain di UB seperti mahasiswa jurusan THP (Teknologi Hasil Pertanian), Teknik Elektro, Informatika dan masih banyak lagi. Ko-munitas-komunitas rupanya tak mau kalah ikut berperan andil untuk merayakan hari istimewa ini. Seperti komunitas Earth Hour dan Indonesian Crew Malang (ICW) yang terlihat berkumpul di lapangan rektorat.

Acara yang dinaungi oleh Himpunan Ma-hasiswa Pengairan (HMP) ini dimulai jam 07.00 WIB. Bertempat di lapangan rektorat, mahasiswa

dan komunitas yang peduli akan pentingnya air berkumpul. Mereka bersama-sama menuju Car Free Day di Jalan Ijen dengan berjalan kaki. Te-riakan aksi damai akan pentingnya air pun terden-gar saat rombongan melewati kerumunan massa di Car Free Day pagi ini. Terlihat dari kejauhan, mahasiswa-mahasiswi dari Arsitek FT-UB juga ikut meramaikan acara ini dengan menyuarakan pent-ingnya lingkungan hijau.

Tak hanya berhenti disini, acara ini dilanjutkan dengan pembuatan biopori pada taman kota yang terletak di Jalan Jakarta. Untuk sekedar informa-si, biopori adalah lubang resapan air berdiameter kurang lebih 10 cm dengan dalam 100 cm. Lalu, dimasukkan tabung sederhana sebesar lubang tersebut dan di dalamnya diisi oleh sampah organ-ik seperti daun-daun atau rumput kering. Menurut

penelitian dari Lembaga ilmu Pengetahuan In-donesia (LIPI), biopori efektif dalam menangani genangan air saat musim hujan datang. Total puluhan biopori telah dibuat dan tersebar saat acara ini selesai. Rupanya acara dari jurusan Pengairan ini berkolaborasi dengan acara Ope-narchfest dari jurusan Arsitek. Dengan bantuan

dari teman-teman mahasiswa dan komuni-tas-komunitas, pembuatan biopori ini berjalan dengan lancar.. Acara ditutup dengan berfo-to bersama dengan seluruh pihak yang telah berkontribusi seperti himpunan mahasiswa ju-rusan dan komunitas. [zmn/red]

MALANG, SOLID - ”Teknik Kimia Melebur ke Dalam Teknik Mesin”. Pernyataan terse-but menjadi isu hangat yang muncul di kalangan fakultas teknik, khususnya Teknik Kimia setelah adanya kop surat yang menyatakan bahwa Teknik Kimia merupakan salah satu bidang minat dari jurusan Teknik Mesin. Sebagai program studi yang baru membawahi 3 angkatan dan belum memiliki akreditasi, hal ini tentu saja menggemparkan dan meng-hantui sebagian angkatan pertama dari prodi ini yang akan menamatkan diri di Teknik Kimia. Lulusan yang diharapkan bergelar sarjana dari Program Studi Teknik Kimia (PSTK) akan tergantikan oleh gelar jurusan Teknik Mesin dengan bidang minat Teknik Kimia.

Perasaan tidak rela yang disebabkan oleh karena PSTK hanya berkedok sebagai ”bidang minat”, juga diimbangi dengan adanya budaya PSTK yang mencakup perkuliahan, ospek, prak-tikum, serta kurikulum yang sangatlah berbeda dari Teknik Mesin. ”Jejaring sosial yang sedang sibuk memperbincangkan mengenai Juru-san Teknik Kimia yang masuk ke dalam Teknik Mesin sebagai bidang minat, turut membuat kami berdebat untuk tidak setuju dalam me-nerima kenyataan ini. Bagaimana tidak, Teknik Kimia memiliki bidang sendiri yang tidak bisa disamakan dengan Teknik Mesin. Namun, un-tuk mempertahankan adanya akreditasi guna ‘menyelamatkan’ citra kakak tingkat yang akan lulus, kami dengan berat hati setuju dengan anggapan ini. Keputusan dosen pasti terbaik bagi kami. Tapi dalam hal perkuliahan, ospek, dan budaya lainnya kami memasang harga mati untuk tidak mau disamakan dengan Teknik Me-sin.” Terang Woro Ayu Kusumadewi sebagai salah satu mahasiswa PSTK.

Keinginan untuk mempertahankan diri sebagai sarjana PSTK yang memiliki akreditasi sebagai bidang baru sejak tahun 2012 oleh Dik-ti, diupayakan oleh mahasiswa dan dosen den-gan turut aktif berkontribusi dalam pengabdian masyarakat, perlombaan science serta student

ex-change. Hal ini ditegaskan oleh Prof. Candra selaku ketua PSTK, ”Kami selaku dosen Teknik Kimia masih terus mengusahakan agar Teknik Kimia tetap bergelar program studi. Untuk saat ini pendidikan Teknik Kimia murni otonom den-gan mengacu pada APTEKINDO (Asosiasi Pen-didikan Teknik Kimia Indonesia) dan tidak di bawahi oleh peraturan dari Teknik Mesin.”

Adanya perubahan nama dari program studi teknik kimia menjadi bidang minat dari jurusan Teknik Mesin semata-mata karena Teknik Kimia belum memiliki izin operasional serta masih bersifat illegal. Izin operasional tersebut akan segera turun dalam satu hingga dua minggu ke depan. Sehingga selama masa ”menunggu”, Teknik Kimia dijadikan sebagai salah satu bidang minat dari Teknik Mesin. Pemilihan Teknik Me-sin didasari oleh adanya beberapa mata kuliah serta laboratorium yang mendukung perkuliah-an PSTK, seperti laboratorium mekanika fluida, perpindahan panas, dan lain sebagainya, Apa-bila dalam beberapa minggu ini izin operasional Teknik Kimia diturunkan, maka sesegera mun-gkin bidang minat Teknik Kimia akan kembali menjadi PSTK dan akan segera mendapatkan akreditasi dalam kurun waktu kurang lebih 6 bulan. [fbm/kev/red]

TEKNIK KIMIAMelebur ke Dalam Teknik Mesin

panitia dan peserta

SOLID

Top Related