Download - ETIKA PROFESI 2012-2013.ppt
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Dosen & Mahasiswa
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Penilaian.
1.Kuliah dalam bentuk ceramah, diskusi dan kuisener
1.Mengikuti kuliah dan ujian, serta mengerjakan tugas
2.Datang tepat waktu (tanpa toleransi)
3. Minimal 75 % jumlah kehadiran untuk bisa mengikuti ujian uts/uas
4. Materi: Etika, Profesi, Etika Profesi, Kode Etik, Etos Kerja, Kompetensi An. Kes., Perilaku Kesehatan.
5. Menjaga ketenangan kelas (yang mengganggu harus keluar dari kelas)
6. Berpakaian sesuai dengan pedoman akademik
Keterlibatan dalam kuliah, tugas individu, absensi = 20%
Ujian Tengah Semester = 40%
Ujian Akhir Semester = 40%
Apa Itu Etika?
• Etika sebagai filsafat moral.
• Etika = Pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral atau
• Etika sbg Ilmu ttg moralitas.
Moral = Ajaran tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh manusia supaya bisa menjadi baik.
Contoh Moral: aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat orang tua, ajaran ideologi, dll.
Sumber moral: tradisi, adat, agama, ideologi negara, dll.
Kata yang dasarnya sama dengan Etika, tetapi berbeda artinya yaitu: Ethos & Etis
Kata yang dasarnya sama dengan moral, tetapi berbeda artinya yaitu: Amoral & Immoral
Ethos = Sikap dasar, ciri-ciri dan pandangan penilaian seseorang atau sekelompok orang, terhadap suatu kegiatan tertentu.
Misalnya: Ethos Kerja•Bagaimana sikap terhadap kerja (giat atau malas-malasan)•Bagaimana pandangan terhadap kerja (beban atau aktualisasi diri)•Bagaimana penilaian terhadap kerja (kutukan atau anugerah)
Etis = Tindakan yang berhubungan dengan tanggungjawab moral.
Misalnya: Perbuatannya tidak etis atau perbuatannya etis.
Etika (ethics) : Moral (absolut)
misal : jangan membunuh, hormati aturan dan jangan melanggarnya
Etiket (Ethiquette) : Sopan santun (non absolut)
misal : Berperilaku baik pada orang tua/orang
lain, berpakaian pantas.
Kalau di dalam kamar seorang diri ?
Awalan a berarti = tidak.
Amoral berarti tindakan yang tidak berhubungan dengan konteks moral atau tidak berhubungan dengan kebaikan atau kejahatan (tindakan yang netral atau non-moral).
Misalnya: berjalan.
Immoral adalah tindakan yang bertentangan dengan moralitas atau tindakan yang melawan ajaran moral.
Anak ini melakukan tindakan yang immoral
EGOIS … Duduk ….
Membuat mahasiswa menjadi lebih kritis
Kritis terhadap Diri Sendiri,
22
1. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera.
2. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom
EtikaEtika
NormaNorma
Norma Khusus
Norma Khusus
Norma Umum
Norma Umum
NormaSopan Santun
NormaSopan Santun
Norma HukumNorma Hukum
Norma MoralNorma Moral
Norma diartikan sebagai kaidah atau pedoman untuk melakukan sesuatu.
Secara umum, norma dibagi menjadi 2 yaitu norma khusus dan norma umum
1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku
dalam bidang kegiatan tertentu atau
khusus, ex: aturan olahraga, aturan
kuliah,dll2. Norma umum adalah aturan yang bersifat
umum dan universal. Norma umum dibagi menjadi 3 yaitu norma sopan santun, norma hukum dan norma moral.
23
Norma sopan santun atau norma etiket adalah norma
yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah
manusia. Misal: mengatur perilaku pergaulan,
bertamu, minum,makan, berpakaian, dll.
Norma hukum merupakan norma biasanya
dikodifikasikan dalam bentuk aturan tertulis sebagai
pegangan bagi masyarakat untuk berperilaku yang
baik maupun sebagai pedoman untuk menjatuhkan
hukuman bagi pelanggarnya. Misal: UUD 1945, PP,
Ttap MPR, Keppres, KUHP, dll 24
Norma moral adalah norma yang bersumber
dari hati nurani (conscience), menjadi tolak
ukur yang dipakai oleh masyarakt dalam
menentukan baik buruknya tindakan
manusia sebagai anggota masyarat atau
sebagai orang dengan jabatan atau profesi
tertentu.
25
1. Norma moral berkaitan dengan hal-hal
yang mempunyai kensekuensi serius bagi
kesajahteraan, kebaikan dan kehidupan
manusia.
2. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah
oleh keputusan penguasa tertentu.
3. Norma moral selalu menyangkut sebuah
perasaan moral (moral sense) tertentu,
seperti malu, menyesal, bersalah, dll.
27
Anomi, terjadi pada masa anak – anak yang belum mengenal moral dan tidak peduli pada yang lain.Heteronomi, merupakan sikap moral individu yang tergantung pada figur otoriter seperti orang tua atau guruSosionomi, merupakan sikap moral individu yangbergantung pada kelompok referensinya.Otonomi, merupakan sikap moral yang tertinggi dimana individu mengambil keputusan moral sendiri dan tidak tergantung pada orang lain
28
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa latin “ethius” (kebiasaan), yaitu sesuatu dianggap etis atau baik apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat.
Etika adalah suatu studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia mana yag dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk.
Etika disebut juga ilmu normatif yaitu berisikan ketentuan atau norma-norma yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai tingkah laku apakah baik atau buruk.
Etika: asal kata “ethos” (Yunani kuno) dalam bentuk tunggal yang berarti berarti: kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak “etha” yang berarti adat kebiasaan (Bertens Bertens, 2007).
Etika = moral dalam bahasa Latin berarti kebiasaan, adat
Secara etimologi etika dan moral sama arti
Susila :
Perilaku baik yang berkaitan dengan peraturan misalnya :
Tidak KKN Taat pada hukum Tidak Plagiat Taat pada agama Menghargai adat kebiasaan yang baik.
PANDANGAN TENTANG ETIKA
Ahli filosofi : etika sebagai suatu studi formal tentang moral
Ahli sosiologi : memandang etika sebagai adat istiadat, kebiasaan dan budaya dlm berperilaku
Dokter : memenuhi harapan profesi dan masyarakat serta dapat melakukan kegiatan yg spesifik thd pasiennya
Analis kesehatan : etika adalah suatu pedoman yg digunakan dalam pemecahan masalah/ pengambilan keputusan etis baik dlm area praktik, pendidikan, administrasi maupun penelitian
Etika Agama : Kewajiban moral menurut agama yang dianut
Etika Peraturan : Taat untuk mentaati Etika Moral Etika Nominal
Etika Situasi : Melawan etika peraturan yang tidak sesuai dengan hati nurani
1. Etika Descriptif (Jean Piaget, Swiss 1860-1980)
Usaha menilai tindakan atau perbuatan berdasarkan pada ketentuan atau norma baik buruk yang tumbuh dalam kehidupan bersama baik dalam keluarga ataupun masyarakat.
Mendiskripsikan tingkah laku manusia : Adat kebiasaan Baik dan buruk Boleh dan terlarang
2.Etika Normatif :
Menelaah dan memberikan penilaian etis atas tindakan dengan cara yang berbeda yaitu dengan menggunakan norma yang dibuat oleh otoritas tertentu atau Menilai perilaku moral atas norma benar dan tidak atau apa yang seharusnya.
misal: Menolak adat KKN
Menolak Prostitusi
Menolak Narkoba
Etika Normatif UmumMengkaji tentang yang seharusnya misal : Norma etis, syarat etika, mengapa
etika mengikat kita
Etika Normatif Khusus (Applied ethitcs)misal: melanggar sanksi hukum. Membunuh
orang tak bersalah dihukum seumur hidup
3. Meta Etika (Filsafat analisis, Geroge More)
Bagian etika yang paling tinggi, dianalisis dan dikritik karena menyangkut nilai dan keadilan.
misal: Transplantasi : dinilai baik atau buruk Jual organ transplantasi : dinilai baik atau buruk Donor transplantasi : dinilai baik atau buruk
1. Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia
untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan
dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan
akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai
baik pada dirinya sendiri.
Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena
sudah merupakan kewajiban manusia untuk menyembah
Tuhannya, bukan karena perbuatan tersebut akan
mendapatkan pahala.
2. Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang
berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut
teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika
tujuannya baik dan membawa akibat yang baik
dan berguna.
3.
Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika
teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan)
yaitu tindakan yant bertujuan untuk mencari
kenikmatan dan kesenangan.
b. Teleologi Eudamonisme
(eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan
yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.
2. Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang
berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut
teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika
tujuannya baik dan membawa akibat yang baik
dan berguna.
3.
Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika
teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan)
yaitu tindakan yant bertujuan untukmencari
kenikmatan dan kesenangan.
b. Teleologi Eudamonisme
(eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan
yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.
41
Etika Bisnis
Etika
Etika Umum
Etika Khusus
Etika Individual
Etika Sosial
Etika Lingkungan Hidup
Etika terhadap sesama
Etika Keluarga
Etika Politik
Etika Profesi
Etika Hukum
Etika Biomedis
Etika Pendidikan
Etika Media
Sopan dan ramah kepada siapa saja Memberikan perhatian kepada orang lain/tidak
mementingkan diri sendiri Menjaga perasaan orang lain Ingin membantu Memiliki rasa toleransi Dapat menguasai diri, mengendalikan diri
dalam setiap situasi
Bahasa yang tidak pas Tidak menghargai waktu orang lain Penampilan yang tidak pas Tata cara bertelepon yang salah Kesalahan dalam menyapa Kurangnya keterampilan mendengar Tiidak menghargai orang lain Mempermalukan orang lain
Profesi merupakan kelompok kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi dan hanya dapat dicapai dengan penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan sebelum memasuki sebuah profesi
Pelatihan meliputi komponen intelektual dan kompetensi
Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang terbaik kepada masyarakat
Adanya proses lisensi atau sertifikasi Adanya organisasi Otonomi dalam pekerjaannya
Standar Profesi adalah pedoman yg hrs digunakan oleh nakes dlm menjalankan profesinya secara baik.
Kompetensi adalah kewenangan dan hak yg bertanggung jawab atas dasar kemampuan yg dilandasi ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku
Di dalam masyarakat, terdapat berbagai macam kelompok yang masing-masing juga cenderung mengembangkan norma etika bagi anggotanya, yang disebut kode etik profesi atau etika profesi.
Kata profesi berasal dari bahasa latin “profesues” yang berarti pekerjaan.
Profesi dipergunakan untuk menggambarkan jenis pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu disertai dengan ketentuan-ketentuan noratif.
Di dalam profesi itu ada keahlian yang khas, serta peraturan yang unik, yang membedakan dengan profesi lainnya, contohnya profesi dokter, perawat, guru, dll.
Norma yang mengatur secara khusus itulah yang sering disebut sebagai etika profesi/ kode etik profesi.
Kode etik merupakan standar etika bagi setiap anggota profesi yang dituangkan secara formal, tertulis, dan normatif dalam suatu bentuk aturan main.
Kode etik profesi adalah komitmen terhadap tanggung jawab pelaksanaan tugas dan kewajiban.
Fungsi kode etik profesi yaitu untuk Memandu, mendampingi, memberikan arah tingkah laku anggota profesi agar tidak keluar dari etika yang menjadi anutan.
Pengetahuan etis (ethical cognitive), yaitu memiliki pengetahuan, wawasan, dan cara berpikir yang sesuai dengan norma etika yang berlaku sesuai dengan profesinya.
Kesadaran etis (ethical afektive), yaitu sikap sadar dan taat terhadap norma etika yang menjadi landasan utama bagi seorang profesional untuk lebih sensitif dalam memperhatikan kepentingan profesi untuk kepentingan objektif profesi dan bukan untuk kepentian subjektif individu.
Perilaku etik (ethical behaviour), yaitu perilaku yang sesuai dengan tuntutan etika profesi denagn mempertmbangkan norma etika, moral, dan tata krama profesi.
1. Mampu menjaga mutu profesi ankes
2. Melaksanakan profesi ankes dengan baik
3. Mempunyai wawasan kemanusiaan
4. Meningkatkan pengertian tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut
5. Mengembangkan potensi pengambilan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan
6. Mengembangkan sifat pribadi dan profesional
7. Memberikan kesempatan menerapkan ilmu dan prinsip etik profesi ankes dalam praktik dan dalam situasi nyata
1. Tanggung jawab
2. Kebebasan
3. Kejujuran
4. Keadilan
5. Otonomi
Tanggung jawab tehadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya yang artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik serta dapat dipertanggungjawabkan.
Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari aktivitas pelayanan profesi terhadap dirinya dan dapat memberikan manfaat dan berguna baik bagi dirinya maupun orang lain.
Menjalankan profesinya tanpa rasa takut dan ragu-ragu tetapi tetap memiliki komitmen dan bertanggung jawab dalam batas-batas aturan main yang telah ditentukan oleh kode etik sebagai perilaku profesional.
Kejujuran merupakan prinsip profesional yang penting ditunjukkan oleh sifat jujur dan seti serta merasa terhormat pada profesi yang disandangnya, tidak menyombongkan diri, serta berusaha terus untuk mengembangkan diri dalam peningkatan keahlian dan keterampilan profesional.
Keadilan memiliki kewajiban untuk memelihara pelaksanaan hak dan kewajiban secara seimbang bertindak objektif tidak mengganggu orang lain, tidak mencemarkan nama organisasi.
Seorang profesional memiliki kebebasan secara otonom dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian pengetahuan dan kemampuannya untuk meningkatkan kinerja dan kreataifitasnya dan harus bertanggung jawab, tidak menyalahkan otonomi kreatif ini.
a. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya.
b. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan
c. Memberitahukan klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
d. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi tersebut
e. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia menjelaskan
a. Pranata lab dan Klien b. Pranata lab dan praktek c. Pranata lab dan masyarakat d. Pranata lab dan teman sejawat e. Pranata lab dan Profesi
1) Pranata lab dalam memberikan pelayanan kesehatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial
2) Pranata lab dalam memberikan pelayanan kesehatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama pranata lab adalah kepada mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
4) Pranata lab wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Pranata lab memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang analis medis melalui belajar terus-menerus
Pranata lab senantiasa memelihara mutu pelayanan kesehatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan analisa medis sesuai dengan kebutuhan klien.
Pranata lab dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
Pranata lab senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi analis kesehatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
Pranata lab mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
Pranata lab senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama analis medis maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Pranata lab bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
Pranata lab mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan analis medis serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan kesehatan
Pranata lab berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi analis medis
Pranata lab berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya pelayanan analis medis yang bermutu tinggi.
Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
Keterampilan dalam komunikasi
Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Hak Analis Kesehatan An. Kes berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. An. Kes berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
sosialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya. An. Kes berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi
An. Kes berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.
An. Kes. berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang analis medis atau kesehatan secara terus menerus.
An. Kes berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun klien.
An. Kes berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional
An. Kes. berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
An. Kes. berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
An. Kes. berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.
An. Kes. berhak untuk memperoleh kesempatan untuk mengembangkan klien sesuai dengan bidang profesinya.
An. Kes. wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
An. Kes wajib memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan batas kegunaannya.
An. Kes. wajib menghormati hak klien. An. Kes wajib merujukkan klien kepada an. kes/tenaga kesehatan
lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
An. Kes wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
An. Kes. wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien yang lainnya.
An. Kes. wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien.
An. Kes. wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan medis yang diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.
An. Kes wajib membuat dokumentasi hasil analisis medis secara akurat dan bersinambungan.
An. Kes wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi analisis medis atau kesehatan secara terus-menerus
An. Kes. wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya.
An. Kes. wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
Hak pasien
1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kesehatan dan tanpa diskriminasi
3. Hak memperoleh pelayanan kes sesuai dengan standar profesi analis kes.
4. Hak untuk memilih tenaga medis sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
5. Hak dirawat oleh tenaga kesehatan yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
6. Hak atas ”privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku
7. Hak untuk memperoleh informasi /penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik yg akan dilakukan thd dirinya.
8. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
9. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribad dan atau masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
10. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban & ketenangan umum/pasien lainya
11. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit
12. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya
13. Hak transparansi biaya pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran)
14. Hak akses /’inzage’ kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam medis miliknya
Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada tenaga kesehatan
Mematuhi nasihat dan petunjuk tenaga kesehatan dalam pengobatanya.
Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
RESUME
Dalam upaya mendorong profesi analis kesehatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai pelayanan kesehatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian tenaga kesehatan menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan tugas analisis secara etis profesional.Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas analisis medis.
LANJUTAN
Etika dalam pelayanan kesehatan merupakan pemandu agar para petugas kesehatan mengetahui dan memiiki pegangan yang kokoh untuk menilai pekerjaan atau tindakannya.
Apabila seseorang melanggar kode etik profesi, sudah barang tentu akan mendapat sanksi yang diterimanya. Jenis sangsi itu sesuai dengan kelaziman dan ketentuan yang telah disepakati oleh para profesional itu sendiri.
Jadi kode etik dibuat dan disusun oleh anggota profesi itu sendiri dan ditujukan untuk menggatur tindakan seluruh anggota itu sendiri.
KERJA ADALAH RAHMATAKU BEKERJA TULUS PENUH SYUKUR
Mengubah yang culas menjadi ikhlas. Mengubah yang tercengkeram kemelekatan menjadi mampu
bersikap legowo. Mengubah yang terkungkung sikap aji mumpung menjadi bajik
dan bijak. Mengubah jiwa-jiwa kerdil menjadi jiwa-jiwa besar : sanggup
menerima kekalahan dengan lapang dada bahkan rela mengalah dan dikalahkan.
Mengubah yang pendendam menjadi pemaaf : tidak memelihara kebencian dan tidak memupuk sakit hati.
Mengubah yang pelit jadi mampu bekerja tulus penuh syukur: tidak pamrih, tidak mengeluh, tidak bersungut-sungut, tidak merengek-rengek, tidak iri pada rezeki orang, dan tidak menuntut apa yang tak patut.
Mengubah yang tunduk pada naluri dan hasrat-hasrat rendah menjadi mampu berperilaku mulia sesuai martabat dirinya.
Mengubah yang selalu negatif dan reaktif menjadi senantiasa positif dan proaktif
ETOS 2KERJA ADALAH AMANAHAKU BEKERJA BENAR PENUH TANGGUNG JAWAB
Kerja adalah amanah, Jabatan adalah amanah. Melalui kerja kita menerima amanah.
Amanah adalah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita.
Semakin besar tanggungjawab kita semakin besar pula bobot diri kita.
Kompetensi dan integritas adalah sepasang kualitas utama agar orang mampu mengemban amanah.
Kita menerima amanah kehidupan dari Sang Pemilik Hidup, karenanya kita bertanggungjawab atas setiap detik hidup kita yang fana ini.
Kita semua adalah pemegang amanah. Tidak hanya satu tetapi banyak amanah.
Barangsiapa berhasil mengemban amanah kecil akan mendapat kepercayan mengemban amanah besar.
Tanggungjawab harus diwujudkan dengan benar, baik esensi, semangat, maupun teknis pelaksanaannya.
Tanggungjawab harus ditunaikan setara dengan bobot amanah yang dipercayakan.
Tidak ada tanggungjawab tanpa kesadaran amanah. Amanah melahirkan tanggungjawab
Panggilan ( calling atau vacation ) adalah bidang pekerjaan khusus yang kita tekuni sebangai bentuk panggilan Tuhan atas kita.
Panggilan bersifat unik, tiap-tiap orang terpanggil secara khusus untuk melakukan tugas-tugas tertentu
Panggilan juga bersifat umum, di mana semua orang, tanpa kecuali,sudah sepatutnya melakukan kebaikan, kebenaran, dan keadilan dalam segala ucapan dan perbuatannya.
Keutuhan ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan kita pada hakikatnya itulah yang disebut integritas.
Keseriusan menekuni eksistensi hidup dalam relasinya dengan pekerjaan menentukan kemampuan kita menyimpulkan apakah pekerjaan kita adalah suatu sebuah panggilan atau tidak.
Melakoni panggilan hidup, dalam dan melalui pekerjaan, dengan segenap integritas sudah sewajarnya akan mendatangkan kesukacitaan, kegembiraan, dan kepuasan jiwa.
Kerja keras, keyakinan, dan fokus adalah tiga serangkai kunci menuju keberhasilan.
Mengutuki masa lalu adalah kesia-siaan, karena yang lalu tak mungkin kembali, dan yang mendatang tak mungkin ditentang.
Mengeluh kurang waktu tidak pernah membukakan jalan-jalan yang buntu, karena masalah sebenarnya adalah rendahnya semangat, lemahnya tekad, dan kurangnya niat untuk bekerja keras.
Bekerja keras mendaki gunung keberhasilan akan memperluas cakrawala pandang dan memperkaya pengalaman.
Orang-orang luar biasa memiliki satu persamaan : memiliki misi yang jelas, komitmen yang kuat untuk mewujudkannya sehingga kerja keras merupakan kenikmatan.
kerja itu Ibadah, yang intinya adalah tindakan memberi atau membaktikan harta, waktu, hati, dan pikiran kepada dia yang kita abdi. Melalui pekerjaan, kita bertumbuh menjadi manusia yang kualitas kepribadian, karakter, dan mentanya berkembang kearah yang ilahi.
Beribadah berarti berbakti dengan segenap hati, mengabdi tuntas penuh totalitas, dan berserah pasra dengan segenap cinta.
Ibadah yang benar harus dilakukan dengan khusuk, serius, dan sungguh-sungguh. Bengitu pula bekerja yang benar.
Ibadah memerlukan pengorbanan, namun pengorbanan untuk suatu idealisme adalah kebahagiaan, dan pengorbanan yang didorong oleh rasa cinta adalah suka cita.
Makna ibadah adalah persembahan diri, pemasrahan diri, penyerahan diri.
Etos seni adalah penjabaran pengalaman artistic kita, yaitu ekspresi budi-akhlak-iman kita dalam ungkapan –ungkapan estetik yang berwujud karya-karya, yang pada gilirannya akan mempertinggi kompetensi budi-aklak-iman kita, dan dengan demikian menjadikan manusia insane kamil di bumi Tuhan.
Kerja yang dilakoni dengan paradingma seni memuaskan dahaga jiwa kita sekaligus mengembangkan talenta seni itu sendiri; membuat kita dipenuhi oleh daya cipta asli, kreasi-kreasi baru, dan gagasan-gagasan inovatif. Hasilnya, buah pekerjaan kita akan disukai orang lain, pelanggan, atau pengguna.
Seni adalah sarana ekspresi jiwa manusia yang merefleksikan realitas hidup yang ditangkap sebagai sebuah pengalaman batin.
Seni adalah segala bentuk keindahan yang datang dari dorongan perasaan dalam jiwa manusia.
Seni adalah menampilkan cita rasa tinggi, yang pada gilirannya sanggup memperkenalkan kesadaran dan kearifan baru bagi masyarakat penikmatnya, sehingga olehnya kita semua akan lebih beradab dan berbudaya
Kerja adalah kehormatan karena berkarya dengan kemampuan sendiri adalah kebajikan suatu kebajikan sosial di mana kita diakui sebagai manusia produktif dan kontributif.
Mencari kehormatan merupakan salah satu motivasi terkuat dalam struktur hati manusia yang adalah ekspresi langsung spiritualitas terbaik kita.
Perilaku kerja yang etis adalah satunya kata dan perbuatan, janji dan kenyataan,visi dan aksi.
Kehormatan yang sejati bersumberpada kepribadian yang otentik,akhlak yang mulia, pekerti yang terpuji, hati yang bersih, nurani yang bening, budi yang luhur, karya yang unggul, kinerja yang hebat, dan kualitas yang luarbiasa.
Kekuatan kehormatan : kehormatan adalah harga diri yang dipertaruhkan
berprestasi tinggi mengundang rasa hormat orang. Secara intrinsic pekerjaan menyediakan rasa hormat
diri ( self-respect ) yang tumbuh dari kesadaran bahwa kita mandiri, kompeten, dan berguna.
Kehormatan berarti menunjukkan perilaku kerja yang etis dan menjauhi perilaku kerja yang nista.
Orang yang mampu menjaga kehormatan, terutama secara moral dan professional, biasanya akan diberi kehormatan yang lebih tinggi.
Apa pun pekerjaan kita sesungguhnya kerja adalah untuk melayani. Secara sosial pelayanan adalah yang mulia, karena itu hakikat pekerjaan kita pun mulia dan sebagai makluk pekerja kita semua adalah insane yang mulia.
Cara umum untuk memperoleh kemuliaan ialah dengan melayani sebaik-baiknya untuk khalayak seluas-luasnya
Ciri utama kemuliaan adalah karakter yang altruistik, yaitu sikap tidak mementingkan diri sendiri bahkan rela berkorban demi melayani orang lain.
Dengan melayani di dalam dan melalui pekerjaan kita maka aspirasi kemuliaan kita terpenuhi sekaligus harkat profesi kita pun bertambah mulia.
Melalui pelayanan maka pekerjaan kita termuliakan sebagaimana juga akhlak, kepribadian, dan budipekerti kita.
Menuju Tenaga Kesehatan Profesional
PENDIDIKAN IJAZAH REGISTRASI SIK
Uji Kompetensi Ijin Profesi
Menurut Wignyosoebroto (1999) Profesionalisme: Suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama
Tenaga Kesehata
n
REGISTRASI
SERTIFIKASI
SERTIFIKASI
LISENSI
SIKOleh
Dinkes Kab/Kota
MTKP/Dinkes Prov.
5 TH
UJI KOMPETENSI
MTKP
OPPATELKI
Rekomendasi Dinkes Prov.
SEKRETARISMTKP
TerbitSertifikat Registrasi
Oleh MTKP
SEKRETARISMTKP
Pemohon
TerbitSIK Analis Kesh
Uji Kompetensi olehKomite
Analis Kesehatan
Proses OlehDinkes Kota/Kab
TerbitSertifikat Uji KompOleh Komite Analis
2
3
5
10
9
8
7
I
64
Sekretaris Direktur Pengatur Waktu
GEDUNG SEKRETARIAT DPW PATELKI JAWA TENGAH
STASI I
PASIEN STIMULATOR
PESERTA UJI
PAK SIGIT DINKES PROV. SEBAGAI PASIEN STIMULASIADA PENGUJI DIAM DISEBELAHNYA
STASI II
STASI III
PENGUJI DIAM
KETUA KOMITE ANALIS KESEHATAN SEBAGAI PENGUJI DIAM
STASI V
Kompetensi : adalah kemampuan melakukan pekerjaan tertentu yg mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Profesi : adalah ketrampilan atau keahlian yg berkaitan dengan pekerjaan yg dihasilkan dari proses pendidikan profesi dan atau pengalaman kerja.
Sertifikasi: adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat kompetensi melalui uji kompetensi.
Menurut Kepmendiknas 045/U/2002 : KOMPETENSI ialah seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu
KOMPETENSIKompetensi didefinisikan sebagai kemampuan individual yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas / pekerjaan sesuai unjuk kerja yg dipersyaratkan (standar) yg dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Untuk menunjukkan kompetensi, plebotomi misalnya, an. Kes hrs melakukan pekerjaan sesuai standar yang disyaratkan oleh RS atau Lab Klinik
STANDAR DI TEMPAT KERJA
kualitas melakukan teknik plebotomi sesuai standar yang disyaratkan
kuantitas mampu melakukan beberapa pengambilan darah dengan teknik plebotomi dalam kurun waktu tertentu
waktu waktu yang diperlukan untuk melakukan teknik plebotomi
Standar diartikan ukuran tertentu yang disepakati dipakai sebagai patokan
Kompetensi diartikan sebagai Kewenangan, kemampuan (kecakapan) untuk melakukan suatu pekerjaan
• Standar Kompetensi adalah pernyataan yang menguraikan keterampilan dan pengetahuan yang harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja (industri).
Tetapkan kriteria unjuk kerja untuk bekerja
KETERAMPILAN
SIKAP
PENGETAHUAN
Standar kompetensi bidang Analis Kesehatan Standar kompetensi kerja nasional Indonesia
sektor laboratori : Kepmenakertrans No. 271/Men/XII/2004 (15 desember 2004)
Berlaku secara nasional dan menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi serta uji kompetensi dalam rangka sertifikasi kompetensi.
Pernyataan mengenai pelaksanaan tugas/pekerjaan ditempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil uraian :
Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pekerja
Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari pekerja
Bagaimana menilai bahwa kemampuan pekerja telah berada pada tingkat yang diharapkan.
Tidak berarti hanya : Kemampuan menyelesaikan suatu
tugas / pekerjaan.
Tetapi dilandasi bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan
Pengetahuan dan ketrampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja.
Kemampuan menstransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda.
Merupakan rumusan tentang kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas yang didasari atas pengetahuan,ketrampilan,yang didukung sikap kerja dan penerapannya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
( Kepmenakertran,Nomor:Kep-227/MEN/2003,tentang Tata cara penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional )
Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan (task Skills).
Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan (task management skills)
Apa yang harus dilakukan,bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula (contingency management skills).
Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda (transfer / adaptation skills).
Disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait ( stakeholders), meliputi :
- Organisasi profesi (Patelki) - Pengguna (user/Masy)
(ILKI,Industri) - Pusat pendidikan
(Pusdiknakes/Diknas) - Pakar / Ahli (Ahli
Kedokteran) - Labour Union (Pekerja) - Pemerintah
Disahkan oleh : Mendiknas
1. Melakukan pemeriksaan urin2. Melakukan pemeriksaan sperma3. Melakukan pemeriksaan cairan tubuh4. Melakukan pemeriksaan feces5. Melakukan pemeriksaan hematologi6. Melakukan pemeriksaan kimia klinik7. Mengoperasikan sentrifuge8. Mengoperasikan pipet9. Melakukan kontrol kwalitas pada pemeriksaan10. Menghitung jumlah sel dalam sampel
11.Menangani dan mengirim sampel12.Menerima dan mempersiapkan sampel utk pem
patologi13.Mendapatkan sampel yg representatip sesuai dng
rencana sampling.14.Melakukan pemeriksaan immunoserologi.15.Melakukan pemeriksaan virologi16.Melakukan pemeriksaan bakteriologi klinik17.Membuat media pembenihan18.Melakukan pemeriksaan helmintologi19.Melakukan pemeriksaan mikologi klinik
20.Melakukan pemeriksaan protozoologi klinik21.Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja22.Memproses dan mencatat data23.Menggunakan piranti lunak untuk aplikasi
laboratorium24.Melaksanakan praktek laboratorium yg benar (GLP)25.Menerapkan sistem kwalitas dan proses perbaikan
berkelanjutan.26.Memelihara sistem mutu dan peningkatan mutu
berkelanjutan.27.Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian
28.Memelihara peralatan laboratorium dan mengendalikan stok bahan.
29.Melakukan pengujian/prosedur secara instrumental.30.Melakukan tes dasar31.Melakukan uji aseptik.32.Memproses jaringan.33.Melakukan validasi hasil.34.Melakukan evaluasi dan validasi metode.35.Melakukan promosi kesehatan.36.Melakukan komunikasi dengan orang lain.
37.Menyediakan informasi untuk pelanggan.38.Mengembangkan dan memelihara dokumen
laboratorium39.Melaksanakan pekerjaan secara efisien
sebagai bagian dari tim.40.Membaca dan melaksanakan prosedur
laboratorium dalam bahasa Inggris.41.Melakukan pemeriksaan pada makanan dan
minuman secara kimia.42.Melakukan pemeriksaan toksikologi dari
sampel biologis43.Melakukan pemeriksaan senyawa residu
peptisida dari sampel biologis.
44.Melakukan pemeriksaan air minum,air bersih dan air limbah secara fisik dan kimia.
45.Menggunakan tehnik kromatografi.46.Mempersiapkan larutan kerja dan larutan standar.47.Melakukan pengambilan darah.48.Menggunakan tehnik spektrofotometer.
Pada lembaga pendidikan dan pelatihan : Sebagai acuan dalam penyusunan
kurikulum dan pengembangan pengajaran, serta sekaligus mendorong konsistensi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dan penetapan kwalifikasi pendidikan dan atau pelatihan.
Pada dunia usaha / perusahaan Menentukan unit kerja dan perancangan
jabatan. Membantu dalam evaluasi/penilaian
karyawan dan pengembangannya Membantu dalam rekrutmen Mengembangkan program pelatihan
yang khas sesuai kebutuhan perusahaan.
Pada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personal :
Klasifikasi dan kualifikasi Kriteria pengujian dan instrumen / alat
ukur pengujian.
PERILAKU KESEHATAN Masalah kesmas - 2 aspek 1. fisik sarana / prasarana 2. non fisik / perilaku pengaruhnya besar thd status kes individu/ masy.
Perilaku - stimulus dari luar respon individu thd stimulus dari luar/ dalam
Interaksi manusia dengan lingkungan Bentuk : - pengetahuan - sikap - tindakan Aktif - tindakan (dapat dilihat) Pasif - berfikir , pendapat, bersikap
pengetahuan ,motivasi,persepsi (tidak tampak)
Perilaku Kesehatan Segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dg Lingkungannya (yg menyangkut pengetahuan dan
tindakan yg berhubungan dg kesehatan)BLOOM 1. Kognitif (kesadaran/pengetahuan) 2. Afektif (emosi) 3. Psikomotor (tindakan)
SIKAP kecenderungan utk berespon thd orang obyek atau situasi tertentu bisa negatif / positif
. Sikap tidak sama dg perilaku perilaku tidak selalu mencerminkan sikap
Motivasi salah satu aspek yang ikut
menentukan perilaku individu dlm masyarakat.
Timbul karena adanya kebutuhan / keinginan
Merupakan satu dorongan
Faktor perilaku merupakan faktor kedua terbesar yang pengaruhi status kesehatan (Bloom)
Upaya intervensi perilaku dalam bentuk: Tekanan (enforcement)
Dalam bentuk peraturan, tekanan dan sanksi Perubahan cepat tapi tidak langgeng
Edukasi (education) Melalui persuasi, himbauan, ajakan, kesadaran dll Perubahan lama tapi dapat langgeng
Bahan Kuliah P 400
137
Perubahan PerilakuPerubahan dari perilaku yang tidak kondusif
ke yang kondusif bagi kesehatan Pembinaan Perilaku
Mempertahankan perilaku sehat Pengembangan Perilaku
Membiasakan hidup sehat bagi anak-anak
Bahan Kuliah P 400
138
1. Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan
2. Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
3. Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan
4. Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan
Bahan Kuliah P 400
139
Adalah : Respons seseorang terhadap stimulus atau objek yg berkaitan Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg
mempengaruhi Kesehatan
1. Healthy Behavior aktivitas yg berkaitan dgn upaya mempertahankan & meningkatkan kesehatan
2. Illness Behavior aktivitas seseorang / keluarganya yg sakit dan/atau terkena masalah kesehatan u/ mengatasinya
3. The Sick Role Behavior orang sakit punya peran (role), hak (rights) & kewajiban (obligation)
1. Health Knowledges pengetahuan ttg cara-cara memelihara kesehatan
2. Health Attitude pendapat/penilaian thp hal-hal yg berkaitan pemeliharaan kesehatan
3. Health Practice kegiatan / aktivitas dlm rangka memelihara kesehatannya
1. Tahap Sensitisasi2. Tahap Publisitas3. Tahap Edukasi4. Tahap Motivasi
Tujuan memberikan informasi & kesadaran pd masyarakat berkaitan dgn kesehatan
Tdk memberikan peningkatan/penjelasan pengetahuan
Tdk mengarah pd perubahan sikap Belum merubah perilaku ttt Bentuk kegiatan radio spot, poster,
selebaran dll
Kelanjutan tahap Sensitisasi Penjelasan lebih lanjut jenis/macam
pelayanan kesehatan pd fasilitas pelayanan kesehatan
Bentuk kegiatan Press Release
Tujuan meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan kepada perilaku yg diinginkan oleh kegiatan/program
Bentuk kegiatan Metode Belajar Mengajar
Lanjutan tahap Edukasi Tujuan Perorangan atau Masyarakat
yg benar-benar merubah perilaku negatif menjadi perilaku positif berhubungan dgn kesehatan
PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM DALAM MERUBAH MERUBAH PERIKAU PERIKAU MASYARAKAT MASYARAKAT
Dua cara pendekatan yang secara tradisional Dua cara pendekatan yang secara tradisional dilakukan oleh pemerintah adalah :dilakukan oleh pemerintah adalah :
(1) pendidikan kesehatan (1) pendidikan kesehatan
(2) peraturan perundangan (2) peraturan perundangan
Pendidikan kesehatan meliputi pemberian informasi Pendidikan kesehatan meliputi pemberian informasi secara sederhana tentang risiko kesehatan,secara sederhana tentang risiko kesehatan, meliputi: sensisitisasi, publisitas, edukasi, motovasimeliputi: sensisitisasi, publisitas, edukasi, motovasi
Peraturan perundangan walaupun kurang populer, Peraturan perundangan walaupun kurang populer, apalagi dilakukan dengan memberikan larangan apalagi dilakukan dengan memberikan larangan yang ternyata efektif menurunkan kejadian yang ternyata efektif menurunkan kejadian cirrhosis liver cirrhosis liver
FAKTOR PSIKOSOSIAL FAKTOR PSIKOSOSIAL MEMPENGARUHI PERILAKU MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATANKESEHATAN
Selain perilaku individu berpengaruh thd status Selain perilaku individu berpengaruh thd status kesehatan seseorang, banyak faktor lain yg kesehatan seseorang, banyak faktor lain yg berpengaruh, spt lingk sosial, faktor demografi berpengaruh, spt lingk sosial, faktor demografi (ras, gender, status perkawinan), dan yg paling (ras, gender, status perkawinan), dan yg paling penting sbg prediktor adalah status sosial penting sbg prediktor adalah status sosial ekonomi (income, pendidikan, dan status ekonomi (income, pendidikan, dan status pekerjaan)pekerjaan)
FFokus pada sikap dan kepercayaan individual okus pada sikap dan kepercayaan individual sebagai penentu perilaku mereka sebagai penentu perilaku mereka
Perspektif lebih luas adalah Perspektif lebih luas adalah kebiasaan kebiasaan yg yg memperhitungkan semua tingkatan pengaruh memperhitungkan semua tingkatan pengaruh terhadap sikap dan kepercayaan meliputi terhadap sikap dan kepercayaan meliputi hubungan inter-personal, institutional, dan public hubungan inter-personal, institutional, dan public policy seperti policy seperti PPeraturan dan Undang-Undangeraturan dan Undang-Undang
PROGRAM PROGRAM INTERVENSI INTERVENSI PALING PALING EFEKTIFEFEKTIF Program intervensi kesehatan masyarakat yang Program intervensi kesehatan masyarakat yang
paling efektif adalah mempengaruhi kepercayaan paling efektif adalah mempengaruhi kepercayaan masyarakat pd berbagai tingkatan dgn sasaran masyarakat pd berbagai tingkatan dgn sasaran menciptakan lingkungan sosial yang nyaman untuk menciptakan lingkungan sosial yang nyaman untuk berperilaku sehat berperilaku sehat
Peningkatan public health advocacy disadari Peningkatan public health advocacy disadari menjadi cara yg paling paling efektif meningkatkan menjadi cara yg paling paling efektif meningkatkan perilaku sehat dengan cara melibatkan seluruh perilaku sehat dengan cara melibatkan seluruh masyarakat dlm meningkatkan lingkungan sosial masyarakat dlm meningkatkan lingkungan sosial dan fisik yg kondusif untuk berperilaku sehat dan fisik yg kondusif untuk berperilaku sehat
Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)
Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.
Bahan Kuliah P 400
151
1. Advokat (advocate)Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau
pembuat kebijakan
2. Menjembatani (mediate)Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan
sektor yang terkait dengan kesehatan
3. Memampukan (enable)Agar masyarakat mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan secara mandiri
Bahan Kuliah P 400
152
1. Advokasi (advocacy)Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan
yang menguntungkan kesehatan
2. Dukungan Sosial (social support)Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan kesehatannya
Bahan Kuliah P 400
153
1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan2. Lingkungan yang Mendukung3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan4. Keterampilan Individu5. Gerakan Masyarakat
Bahan Kuliah P 400
154
Sasaran PrimerSesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga,
ibu hamil/menyusui, anak sekolah
Sasaran SekunderSesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh agama
Sasaran TersierSesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan
mulai dari pusat sampai ke daerah
Bahan Kuliah P 400
155