Transcript

Pikiran R.akyato Selasa o Rabu • Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 f) 9 10 11 1A: 13 14 1519 20 21 22 23 24 25 @) 27 28 29 30 31

OPeb oMar OApr OMei OJun OJul eAgs OSep OOkt ONov ODes

Perubahan Iklim

.-------.------~Membangun '---.-----.

[({esadaran Publil",

P ADA 3 dan 4 Agustus 2010,Institut Teknologi Bandung(ITB) dan United Nations

Center for Regional Development(UNCRD) menyelenggarakan semi-nar internasional mengenai perubah-an iklim dan kemiskinan di Asia danAfrika, Salah satu isu yang didiskusi-kan adalah mengenai rendahnya ke-sadaran publik (public awareness)terhadap ancaman perubahan iklim,terutama di negara-negara miskindan berkembang.Ada dua pendekatan untuk meng-

hadapi perubahan iklim, pertamaadalah pendekatan mitigasi yaitu ba-gaimana mengendalikan perubahaniklim dari sisi penyebabnya (emisigas rumah kaca), kedua adalah pen-dekatan adaptasi yaitu bagaimanamenghadapi perubahan iklim dari si-si dampak yang ditimbulkannya.Untuk melakukan kedua pende- .

katan tersebut kesadaran publikmenjadi modal dasar yang mutlakdiperlukan. Dalam pendekatan miti-gasi, kesadaran publik terhadap an-caman perubahan iklim akan meng-ubah perilaku keseharian masyara-kat menjadi lebih efisien terutamadalam hal penggunaan energi yangberbasis bahan bakar fosil (termasuklistrik) sebagai penyumbang 56,6persen emisi gas rumah kaca (dataIntergovernmental Panel on ClimateChange tahun 2007), penggunaansumber daya alam berbasis hutan,dan pengelolaan sampah. .Sementara dalam pendekatan

adaptasi, kesadaran publik terhadapancaman perubahan iklim akanmenciptakan masyarakat yang siagabencana, baik yang sifatnya langsungseperti kekeringan, banjir, dan kena-ikan permukaan air laut, atau yangsifatnya tidak langsung seperti hamapertanian, kerawanan pangan, danwabah penyakit.Rendahnya kesadaran publik da-

pat dikatakan terkait dengan tingkatpendidikan masyarakat, Sebuah sur-vei mengenai kesadaran publik ter-hadap perubahan iklim yang dilaku-kan oleh Gallup, sebuah lembagasurvei intemasional, antara 2007-2008 menunjukkan adanya korelasiantara tingkat kesadaran publik danIndeks Pembangunan Manusia(IPM). Tingkat kesadaran publik diEropa, dengan IPM rata-rata 0,95,mencapai 88 persen dan di Amerika,

dengan IPM rata-rata 0,85, menca-pai 83 persen. Sementara di Asia, de-ngan IPM rata-rata 0,75, tingkat ke-sadaran publik hanya 53 persen danbahkan di Afrika, dengan IPM rata-rata 0,5, hanya 44 persen. Dapat di-perkirakan bahwa kesadaran publikdi Jawa Barat dengan IPM 0,7 (dataBPS 2005) berada pada kisaran 50persen. Dari fakta inijuga dapat di-perkirakan bahwa kesadaran publikdi wilayah pedesaan akan lebih ren-dah dari kesadaran publik di wilayahperkotaan.Saat ini berbagai upaya memba-

ngun kesadaran publik telah dilaku-kan oleh pemerintah, lembaga inter-nasional, dan organisasi masyarakat,baik secara formal seperti melaluipendidikan lingkungan hidup yangtelah masuk ke dalam kurikulumpendidikan dasar, ataupun secara in-formalyang umumnya melalui sosia-lisasi berbasis komunitas. Namun se-cara umum upaya-upaya tersebutmasih terasa bersifat "eksklusif' dantidak mampu menyentuh seluruh la-pisan masyarakat.Hal itu disebabkan apa yang dila-

kukan kebanyakan masih meng-adaptasi dari apa yang telah lebih da-hulu dilakukan oleh negara-negaramaju dengan rata-rata tingkat pendi-dikan yangjauh lebih baik. Akibat-nya istilah global warming (pema-nasan global) memang menjadi po-puler, tetapi lebih sering dimaknaisebatas permasalahan lingkungan hi-dup yang tidak lebih penting daripermasalahan terorisme, intrik poli-tik, bahkan video mesum mirip artis.Padahal, seluruh lapisan masyarakatsebenamya telah merasakan lang-sung dampak dari terjadinya per-ubahan iklim, namun kurangnya in-formasi menyebabkan masyarakat ti-dak menyadari ancamannya atau ti-dak mengetahui apa-apa saja yang,bisa dilakukan, sehingga kemudianmengabaikannya.Peranan media massaDiperlukan pendekatan dan alat

yang tepat dalam melakukan pemba-ngunan kesadaran publik terhadapancaman perubahan iklim karenahal ini tidak bisa dilepaskan dengankondisi dan kultur masyarakat.Apa yang dilakukan AIGore,

mantan Wakil Presiden AmerikaSerikat, dengan menggunakan me-<§!. film adalah sebuah contoh yang

Kliping Humas Unpad 2010

SISKA NIRMALA PUSPITASARI

KENDARAAN berusaha menerobos banjir "cileuncang" yang mengalir deras di Jalan Sukajadi Kota Bandung, Selasa (24/8). Kesadaran publik terhadapancaman perubahan iklim.akan menciptakan masyarakat yang siaga bencana, baik yang sifatnya langsung seperti kekeringan, banjir, kenaikan permuka-an air laut, atau yang sifatnya tidak langsung seperti hama pertanian, kerawanan pangan, dan wabah penyakit. *

baik. Film mampu memengaruhikultur masyarakat Amerika Serikatdan kemampuan penetrasinya ting-gi mengingat 80 persen rumahtangga di Amerika Serikat telah me-miliki perangkat pemutar cakramdigital.Di Indonesia, cara yang paling

efektif.~.~l\!l~bmelalui media massa,terutama surat kabar, radio, dan tele-visi. Jumlah pembaca surat kabar diIndonesia menurut Nielsen MediaResearch pada 2006 mencapai 9,5juta orang. Sementara hasil risetMARSIndonesia, sebuah lembaga ri-set marketing, pada 2009 menyebut-

••

kan tingkat kepemilikan pesawat te-levisi di Indonesia mencapai hampir97 persen, sedangkan pesawat radiomencapai 57 persen.Selain itu, kekuatan media massa

dalam konteks membangun kesadar-an publik adalah pada penggunaanbahasajumatistik, selain kemampu-annya dalam membentuk dan meng-arahkan opini publik. Bahasajurna-listik atau bahasa komunikasi massayang menurut Rosihan Anwar memi-liki sifat singkat, padat, sederhana,jelas, lugas, dan menarik, akan mem-buat informasi-informasi yang di-sampaikan menjadi lebih mudah di-

serap oleh selurub lapisan masyara-kat dengan tingkat pendidikan yangberbeda-beda.Media massa dapat melakukan hal

ini melalui artikel, pemberitaan, atauprogram yang spesifik, seperti misal-nya artikel mengenai pengelolaansampah rumah tangga, ataupun me-lalui pembentukan opini yang tepatda mpik'-topikpemberi

yang terkait dengan permasalahanperubahan iklim, seperti pada topikledakan tabung gas di mana opini se-baiknya diarahkan pada lemahnyapengawasan dalam implementasi ke-bijakan tanpa mengurangi urgensi

dari konversi energi.Media massajuga harus menjadi

pionir dalam pewacanaan isu-isu ba-ru terkait perubahan iklim, sepertisumber daya energi terbarukan, cle-an development mechanism, ataupengelolaan sampah perkotaan. De-ngan inisiatif yang dapat diambiloleh media massa dan kekuatan-ke-atan vang dimilikinya, diharapkan

tingkat kesadaran publik terhadapancaman perubahan iklim akan ter-bangun dengan baik hingga keselu-rub lapisan masyarakat. (TubagusAlan Satria, mahasiswa MagisterEkonomi Terapan Unpad)***


Top Related