Transcript

Ergonomy: Method Time Measurement

skip to main | skip to sidebar

Ergonomy

HomeSolutionsPartnersTestimonialsCompanyContact

Method Time Measurement

Diposting olehErgonomydi09.10

Method Time Measuremennt

Method Time Measurement (MTM) dalah sebuahsystem yang mengamati gerakan-gerakan secara tidak langsung yang dilakukan oleh operator dalam menyelesaikan pekerjaanya. Method time Measurement biasanya digunakan untuk suatu gerakan atau pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Terdapat tiga buah pengendalian yang berpengaruh untuk mengetahui gerakan-gerakan operator dalam melakukan pekerjaanya.(yudiantyo)yaitu:

a. Pengendalian otot.

Besarnya pengendalian tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan

b. Pengendalian pengelihatan atau mata.

Yang terdiri dari fokus, perpindahan dan sudut pandang

c. Pengendalian mental.

Yang dimaksud disini ialah motivasi dari gerakkan.

Selain MTM-1 terdapat beberapa macam MTM lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. MTM 1

Digunakan untuk siklus yang berulang-ulang.

2. MTM 2

Merupakan perkembangan dari MTM 1.

3. MTM 3

Digunakan untuk produksi kecil, perawatan dan aktifitas konstruksi.

4. MTM C1

Digunakan untuk buruh tak langsung.

5. MTM C2

Merupakan perkembangan dari MTM C1.

6. MTM V

Digunakan untuk buruh langsung dalam bengkel mesin.

7. MTM M

Digunakan untuk buruh langsung dalam pekerjaan yang menggunakan alat-alat optik.

8. 4M

Merupakan komputerisasi dari MTM 1.

Adapun tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap pengontrolan dan pengendalian gerakannya dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

A. Tingkat Pengendalian Rendah ( LOW )

1. Pergerakkannya otomatis.

2. Mudah mempelajarinya atau melakukannya.

3. Tidak memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, dan hanya memerlukan pengendalian tenaga yang sedikit atau minimum.

4. Sedikit otot yang bekerja.

5. Merupakan tipe yang efisien dari bagian pergerakkan tubuh.

6. Sudah terampil, pergerakkannya tanpa kesadaran / konsentrasi yang tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.

7. Tanpa keragu-raguan.

B. Tingkat Pengendalian Sedang ( MEDIUM )

1. Memerlukan beberapa ketepatan dan ketetlitian dalam pergerakkan.

2. Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak atau terlampau sulit.

3. Memerlukan beberapa koordinasi otot sampai akhir dari pergerakkan tersebut.

4. Cukup banyak gerakan-gerakan yang membutuhkan kesadaran atau konsentrasi yang khusus.

5. Memerlukan informasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan menentukan gerakan selanjutnya.

6. Pekerja bekerja tanpa latihan atau trainint yang lama atau sulit.

C. Tingkat Pengendalian Tinggi ( HIGH )

1. Membutuhkan ketepatan yang tinggi dalam pergerakan.

2. Koordinasi mata dan tangan mutlak dan tanpa henti.

3. Otot bekerja lebih ekstra.

4. Butuh konsentrasi yang tinggi.

5. Butuh ketelitian yang tinggi.

6. Informasi dari alat-alat sensorik sangat dibutuhkan sekali untuk memulai pergerakkannya.

7. Sebelum operator bekerja harus melalui training yang sungguh-sunglama terlebih dahulu.

Pada dasarnya terdapat tiga tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan metoda MTM-1 yaitu:

1. Pendahuluan

2. Observasi

3. Perhitungan dan Pengecekan.

Pemilihan operator sebaiknya dipilih yang sudah mempunyai metoda kerja yang tetap dan dianggap baik dan terampil. Yang dimaksud dengan pendekatan operator ialah pemberitahuhan kepada operator tersebut tentang pengukuran dan pencatatan yang akan kita lakukan, dengan tujuan agar supaya operator tersebut dapat bekerja secara wajar. Yang dimaksud dengan pengumpulan informasi ialah identifikasi kegiatan yang antara lain meliputi: lokasi kegiatan, identifikasi bahan dan bagian-bagiannya, peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kwalitas dan pengukuran jarak.

Elemen Gerakan dalam MTM-1

Dalam MTM-1 terdapat 10 jenis elemen gerakan dasar yang berlaku dan 1 jeni penggunaan tekanan dalam pergerakan, yaitu sebagai berikut:

1. REACH ( R )

2. MOVE ( M )

3. TURN ( T )

4. GRASP ( G )

5. RELEASE ( Rl )

6. POSITION ( P )

7. DISENGAGE ( D )

8. EYE TRAVEL ( ET ) AND EYE FOCUS ( EF )

9. BODY, LEG AND FOOT MOTION

10. CRANK ( C )

11. APPLY PRESSURE ( AP )

Agar elemen-elemen diatas dapat lebih jelas untuk dipahami maka akan dijabarkan satu per satu.(sutalaksana,20006)

Reach (R)

Reach merupakan gerakan dasar untuk memindahkan tangan atau jari kesuatu tempat tujuan. Dan syaratnya adalah kemampuan operator, usaha, motivasi kerja operator serta kondiasi kerja konstan. (Yudiantyo, 2003).

Gerakan-gerakan yang termasuk ke dalam gerakan Reach ini dikategorikan menjadi 5 kasus, yaitu :

1. Kasus A, yaitu menjangkau (dengan tingkat pengendalian rendahLOW) suatu objek atau kumpulan objek pada lokasi yang sudah pasti atau tetap dari operator atau objek yang berada ditangan lain.

2. Kasus B adalah menjangkau (dengan tingkat pengendalian menengahMEDIUM) suatu objek atau kumpulan objek yang tempatnya berada pada jarak kira-kira tapi tertentu dan diketahui.

3. Kasus C adalah menjangkau (dengan tingkat pengendalian tinggi HIGH) suatu objek yang teracak diantara objek-objek lain dimana diperlukan pencarian dan pemilihan.

4. Kasus D adalah menjangkau (dengan tingkat pengendalian tinggiHIGH) suatu objek yang sangat spesifik (objek-objek yang kecil, tajam, panas serta dapat membahayakan operator), sehingga diperlukan teknik pengambilan yang akurat.

5. Kasus E adalah menjangkau (dengan tingkat pengendalian rendahLOW ) suatu objek atau kumpulan objek pada lokasi yang tidak tentu.

Tipe penulisan dari simbol R ( Reach ) ialah

Simbol

--------------------------------------------

1 2 3 4 5

m R jarak/f kasus m

contoh :

R20B : menjangkau objek pada jarak 20 inch dan termasuk kasus B.

mR10C : menjangkau objek pada jarak 10 inch dan termasuk kasus C, dimana sebelum penjangkauan tangan sudah dalam posisi bergerak.

mR15Am : menjangkau objek pada jarak 15 inch dan termasuk kasus A, dimana sebelum dan sesudah penjangkauan tangan dalam posisi bergerak.

RfB : menjangkau objek pada jarak kurang dari inch dan termasuk kasus B.

2.2.2 Move (M)

Move merupakan gerakan dasar untuk membawa suatu objek ke suatu sasaran. Terdapat 3 macam kasus yang membedakan gerakan-gerakan yang termasuk dalam Move, yaitu : (Yudiantyo, 2003).

1. Kasus A adalah mengangkut (dengan tingkat pengendalian rendahLOW atau sedang MEDIUM) suatu objek ke tangan lain atau berhenti karena suatu penahanan.

2. Kasus B adalah mengangkut objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti.

3. Kasus C adalah mengangkut (dengan tingkat pengendalian tinggiHIGH) suatu objek ke suatu sasaran yang sudah pasti.

Tipe penulisan dari simbol M ( Move ) ialah

Simbol

---------------------------------------------------------

1 2 3 4 5 6

m M jarak/f kasus m berat

contoh :

M20B : mengangkut objek pada jarak 20 inch dan termasuk kasus B dengan berat objek yang tidak berarti.

mM15Am : mengangkut objek pada jarak 15 inch dan termasuk kasus A, dimana sebelum penjangkauan tangan sudah dalam posisi bergerak dengan berat objek yang tidak berarti.

M20B20 : mengangkut objek pada jarak 20 inch dan termasuk kasus B dengan berat objek sebesar 20 lbs.

2.2.3 Turn (T)

Turn merupakan gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan atau lengan bawah. Dalam penentuannya Turn dibagi menjadi 3 kategori yang didasarkan atas berat objek yang diputar atau beban putaran, yaitu :

(Yudiantyo, 2003).

a. Small

b. Medium, lebih besar 57% dari small

c. Large, lebih besar 200% dari small

Gerakan Turn juga dibagi berdasarkan kondisi tangan waktu memutar, yaitu :

a. Reach-turn, jika tangan dalam keadaan kosong

b. Move-turn, jika tangan terdapat objek

Tipe penulisan dari simbol T (Turn) adalah

Simbol

------------------------------------

1 2 3

T Derajat S/M/L

Putaran

Contoh :

T90 : gerakan memutar sebesar 900 dengan tangan kosong (reach-turn).

T90S : gerakan memutar sebesar 900 dengan objek ditangan yang beratnya dikategorikan kecil (Small) (move-turn).

T45M : gerakan memutar sebesar 450 dengan objek ditangan yang beratnya dikategorikan sedang (Medium) (move-turn).

T120L : gerakan memutar sebesar 1200 dengan objek ditangan yang beratnya dikategorikan besar (Large) (move-turn).

2.2.4 Apply Preasure (AP)

Apply Pressure adalah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Pembagian Apply Pressure dibagi dua yaitu APA dan APB. (Yudiantyo, 2003).

APA = AF + DM + RLF = 10.6 TMU

APB = APA + G2 = 16.2 TMU

Dimana,

AF : Apply Force yaitu menambah atau mengendalikan otot ke objek yang besarnya 3.4 TMU.

DM : Dwell Minimum yaitu waktu pendek selama tenaga pembalikan (reaksi) terjadi pada tingkat tenaga yang relatif konstan yang besarnya 4.2 TMU.

RLF : Release Force yaitu relaksasi atau pelemahan dari otot membebaskan tenaga dari objek yang besarnya 3.0 TMU.

G2 : Regrasp dapat dilihat pada tabel elemen gerakan Grasp (pemegangan), yang besarnya 5.6 TMU.

2.2.5 Grasp (G)

Yang dimaksud dengan grasp adalah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda dengan jari atau dengan tangan atau dalam arti memegang (Yudyanto, 2003). Pembagian dari gerakan Grasp ini dibagi dalam 11 kategori, yaitu :

G1 : pick-up grasp.

G1A : dipakai untuk semua objek yang secara mudah dipegang, dikerjakan dengan cara menutup jari atau menghimpitkan kedua jari.

G1B : dipakai bila objek yang dipegang sangat kecil atau objek yang sangat pipih yang terletak sejajar atau sebidang dengan permukan meja.

G1C1 : dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris dengan diameter > inch.

G1C2 : dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris dengan diameter antara inch sampai dengan inch.

G1C3 : dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris dengan diameter < inch.

G2 : dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa melepaskan pengendalian (regrasp).

G3 : dipakai bila objek yang akan dipegang diambil dari tangan lain dengan mudah (transfer grasp).

G4 : select grasp (pemilihan).

G4A : dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan dengan volume bidang lebih besar dari 1 inch x 1 inch x 1 inch.

G4B : dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan dengan volume bidang antara inch x inch x 1/8 inch sampai dengan 1 inch x 1 inch x 1 inch.

G4C : dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan dengan volume bidang lebih kecil dari inch x inch x 1/8 inch.

G5 : contact grasp (menyentuh).

2.2.6 Release (RI)

Yang dimaksud dengan release adalah gerakan melepaskan objek dari jari atau tangan. Pembagian gerakan Release ini dibagi dalam 2 kategori, yaitu : (Yudiantyo, 2003).

Rl 1 : membuka jari untuk melepaskan.

Rl 2 : menghindar (lawan dari G5).

Sehingga biasanya bila gerakan GRASP-nya masuk dalam kategori G1, G2, G3 atau G4, maka gerakan RELEASE-nya adalah RL1. Sedangkan bila gerakan GRASP-nya masuk dalam ketegori G%, maka gerakan RELEASE-nya adalah RL2.

2.2.7 Position (P)

Yang dimaksud dengan position adalah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik. (Yudiantyo, 2003).

Position terjadi setelah obyek ditransportasikan, dipindahkan atau biasanya setelah Move. Tatacara penulisan simbol pada gerakan Position ini ialah:

Simbol

----------------------------------------

1 2 3 4

P 1/2/3 S/SS/NS E/D

Simbol pertama merupakan simbol untuk untuk gerakan position.

Simbol kedua menginformasikan kategori dari gerakan position yaitu:

1 = Tidak ada tekanan / paksaan / kesukaran

2 = Sedikit tekanan

3 = Kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar

Simbol ketiga menginformasikan bentuk sifat atau bentuk dari benda yang diarahkan, yaitu:

S = Simetri

SS = Semi Simetri

NS = Non Simetri

Yang dimaksud dengan simetri ialah obyek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas dimasukkan/diarahkan. Dan yang dimaksud dengan semi-simetri ialah obyek yang diarahkan/dimasukkan terbatas posisinya pada saat dimasukan. Sedangkan yang dimaksud dengan non-simetri ialah obyek yang diarahkan/dimasukkan hanya bisa dimasukan dengan satu posisi saja. Simbol keempat menginformasikan tingkat dalam melakukan gerakan position, yaitu: (Yudiantyo, 2003).

E = Mudah dalam pengendaliannya

D = Sukar dalam pengendaliannya

Terdapat gerakan khusus dalam gerakan position ini, yang dinamakan surface position. Gerakan yang termasuk gerakan ini adalah gerakan position pada suatu permukaan, misalnya adalah mengarahkan ujung pensil ke sebuah skala atau titik, mengarahkan penggaris ke sebuah titik, dan lain-lain. Untuk gerakan ini, hanya dibedakan dua kategori, yang didasarkan pada toleransi pengarahannya, yaitu:

1. F1SE, digunakan bila toleransinya lebih besar dari 1/16 inchi sampai dengan inchi.

2. P2SE, digunakan bila toleransinya lebih kecil atau sama dengan 1/16 inchi

.

2.2.8 Disengage (D)

Yang dimaksud dengan Disengage atau lepas rakit adalah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lainnya. Dua hal yang mempengaruhinya adalah mudah - sulitnya dipindahkan serta mudah - sulitnya dipegang. Pembagian pada gerakan Disengage ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu: (Yudiantyo, 2003).

D1 : Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur dengan gerakan selanjutnya. Dan jarak pemisahannya sampai dengan 1 inch.

D2 : Close, usahanya normal, dan jarak pemisahannya antara 1 inch sampai dengan 5 inch.

D3 : Tight, Usaha yang besar, dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5 inch dan lebih kecil dari 12 inch.

2.2.9 Eye Travel ( ET ) and Eye Focus ( EF )

Eye Travel adalah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan Eye Focus adalah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu objek pada kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan.

a. Eye Travel (ET)

Yang dimaksud dengan Eye Travel adalah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Umumnya gerakan mata tidak mempengaruhi waktu gerakan, kecuali bila gerakan diarahkan oleh mata. Terdapat dua macam pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan Eye travel ini, yaitu: (Yudiantyo, 2003).

1. Membaca tabel berikut:

Tabel 2.1 Nilai TMU untuk gerakan Eye Travel

Derajat Perpindahan

TMU

15

30

45

60

75

4.3

8.6

12.8

17.1

20

Atau dengan rumus:

Derajat perpindahan x 0,285 TMU

Contoh:

ET30 berarti eye travel sebesar 30 derajat.

2. Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jaark tegak lurus antara mata dan garis perpindahan (D).

15,2 x T / D

Contoh:

ET 20 / 18 berarti eye travel dengan T = 20 dan D = 18.

Perpindahan penglihatan dapat pula terjadi pada saat pembacaan text. Jika hal itu terjadi maka rumus yang dipakai ialah: 5,05 x N. Dimana N ialah jumlah kata, dengan syarat kecepatan baca konstan sebesar 330 kata/menit.

b. Eye Focus

Yang dimaksud dengan Eye Focus adalah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu objek pada kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan. Besar TMU yang ditetapkan untuk gerakan ini adalah sebesar 7.2 TMU. (Yudiantyo, 2003).

2.2.10 Body, Leg and Foot Motion

Gerakan ini terdiri dari gerakan tubuh dan gerakan kaki (Yudyanto, 2003). Pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Horozontal Motion

2. Leg and Foot Motion

3. Vertical Motion

Berikut ini adalah penjelasan dari pembagian gerakan diatas:

A. Horozontal Motion

Yang dimaksud dengan Horizontal Motion adalah pergerakan tubuh secara horisontal. Yang biasa dikategorikan kedalam tiga jenis pergerakan, yaitu: (Yudiantyo, 2003).

1. Berjalan atau Walk (W)

Yang dimaksud dengan Walk adalah pergerakan ke depan atau ke belakang dari tubuh yang timbul dari langkah perpindahan. Tata cara penulisan simbol dari gerakan walk ini adalah sebagai berikut:

Simbol

-------------------------------

1 2 3 4

W Jarak P/FT O

Jarak disini bisa dalam satuan langkah ( pace ) atau kaki ( feet ).

Pemberian simbol O bila ada rintangan atau halangan dalam melakukan walk, misalnya jalan yang dilalui tidak rata. P berarti jarak ditentukan dari jumlah langkah. Sedangkan FT berarti jarak yang ditempuh dalam satuan feet. Bila pada saat melangkah, operator membawa beban, dapat dipakai tabel 2.3 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tabel Beban untuk Gerakan Body Transport

Nominal

Small

Medium

Large

s/d 5 lbs

> 5 35 lbs

> 35 50 lbs

> 50 lbs

34 / langkah

30

24

17

W_P

W_PO

W_FT

W_FTO

15

17

5.3

6

15

17

6

6.8

15

17

7.5

8.5

17

17

8.5

8.5

Sumber :(Yudyanto, 2003).

2. Slide-Step

Yang dimaksud dengan SideStep adalah pergerakan atau perpindahan tubuh ke samping dengan satu atau dua langkah ke samping, tanpa perputaran badan. Terdapat dua jenis pembagian pada gerakan SideStep, yaitu: (Yudiantyo, 2003).

1. C1 untuk satu langkah ke samping

Jika perpindahan lebih kecil dari 12 inch, maka gerakan SideStep ini tidak dipakai, dan bila perpindahannya sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 17 TMU. Sedangkan jika lebih besar dari pada 12 inch, maka penambahan 0,6 TMU tiap inch.

2. C2 untuk dua langkah ke samping

Jika perpindahan sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 34,1 TMU, sedangkan jika perpindahan lebih besar daripada 12 inch, maka penambahan 1,1 TMU tiap inch.

3. Turn Body

Yang dimaksud dengan Turn Body adalah memutar badan yang dikerjakan dengan satu atau dua langkah. Pembagian gerakan Turn Body ini dibagi dalam dua kategori. C1 dipakai jika perputaran dengan satu langkah. Sedangkan C2 dipakai bila perputaran dilakukan dengan dua langkah. (Yudiantyo, 2003).

Syarat perputaran antara 450 sampai dengan 900. bila lebih kecil dari 450 dikategorikan sebagai foot work. Sedangkan bila lebih besar dari pada 900, nilai TMU dikalikan dua.

B. Leg and Foot Motion

Gerakan Leg and Motion ini dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Foot Motion ( FM )

Yang dimaksud dengan Foot Motion adalah gerakan menekan atau mengangkat telapak kaki melalui tumit. Sebagai contoh kita ambil pada saat kaki menginjak pedal gas mobil. Syarat dari pada Foot Motion ini adalah pergerakan tidak lebih dari 4 inch. Jika lebih besar dari 4 inch, maka gerakan Foot Motion ini tidak dipakai. (Yudiantyo, 2003).

2. Foot Motion with Heavy Pressure ( FMP )

Identik dengan Foot Motion, perbedaannya ialah bahwa untuk gerakan bagian ini dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban tekanan kaki. (Yudiantyo, 2003).

3. Leg Motion ( LM )

Yang dimaksud dengan Leg Motion adalah keadaan menggerakkan kaki baik melalui lutut bila keadaan duduk, maupun pinggang bila keadaan berdiri. Bila pergerakan lebih kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU. Sedangkan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 TMU tiap inch. (Yudiantyo, 2003).

C. Vertical Motion

Yang dimaksud dengan Vertical Motion adalah pergerakan keatas atau ke bawah yang dilakukan oleh tubuh (Yudyanto, 2003). Pada gerakan Vertical Motion ini dibagi dalam 10 kategori, yaitu: (Yudiantyo, 2003).

1. Sit (SIT), yaitu gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri.

2. Stand (STD), yaitu gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk.

3. Bend (B), yaitu gerakan membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan dapat menjangkau suatu obyek. Dengan syarat lutut tetap lurus.

4. Stoop (S), yaitu gerakan membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan sampai ke lantai. Atau dengan kata lain membungkuk sambil berlutut, lututnya bertelut.

5. Kneel on One Knee (KOK), yaitu gerakan merendahkan badan dari keadaan berdiri dengan memindahkan datu kaki ke depan atau ke belakang dan menurunkansatu lutut ke lantai.

6. Arise from Bend (AB), yaitu gerakan berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk ( Bend ).

7. Arise from Stoop (AS), yaitu gerakan berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (Stoop).

8. Arise from Kneel on One Knee (AKOK), yaitu gerakan berdiri tegak dari posisi Kneel on One Knee .

9. Kneel on Both Knees (KBK), yaitu gerakan merendahkan tubuh dari posisi berdiri dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang, dan merendahkan atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta menempatkan lutut kedua berdekatan dengan lutut pertama.

10. Arise from Kneel on Both Knees (AKBK), yaitu berdiri tegak kembali setelah melakukan Arise from Kneel on Both Knees (KBK).

2.2.11 Crank (C)

Crank adalah gerakan memutar dari jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lengan, dimana perputaran tersebut bersumbu pada siku. Berbeda dengan Turn, Crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh kita dapat ambil seseorang yang memutar stir mobil. Tata cara penulisan simbol dari gerakan Crank ini adalah sebagai berikut: (Yudiantyo, 2003).

Simbol

----------------------------------------------------------------------

1 2 3 4

Jumlah putaran C Diameter putaran ENW

Dimana,

ENW ( Effective Net Weight ), ditulis bila lebih besar sari 2 lbs.

Jumlah putaran minimal putaran. Bilamana kurang dari putaran, maka dianggap gerakan tersebut adalah MOVE .

Pembagian gerakan Crank ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Untuk perputaran yang terus menerus

b. Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti.

( N x T ) + 5,2

- Beban putaran dikategorikan ada, berarti.

[ ( N x T ) + 5,2 ] F + C

c. Untuk perputaran yang tidak terus menerus

- Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti.

( T + 5,2 ) N

- Beban putaran dikategorikan ada, berarti.

[ ( T + 5,2 ) F + C ] N

Dimana,

N : Jumlah Putaran

T : TMU satu putaran

F : Faktor kelonggaran berat komponen dinamis yang dapat dilihat dari tabel MOVE.

C : Faktor kelonggaran berat komponen statik yang dapat dilihat dari tabel MOVE.

Contoh penulisan simbol dan perhitungan :

5C8-15 : putaran termasuk yang terus menerus, dengan jumlah putaran 5, dan dengan diameter putaran 8 inch, sedangkan bebannya 15 lbs.

Perhitungan :

C8 = 13,6 TMU.

5 putaran berarti 5 x 13,6 = 68,0 TMU.

Sesuai rumus 68,0 + 5,2 TMU = 73,2 TMU.

Lalu dikalikan fattor dinamic component sebesar 1,17 sehingga menjadi 85,6 TMU.

Terakhir ditambahkan factor static component sebesar 5,6 TMU, menjadi 91,2 TMU.

5-lC8-15 : putaran termasuk yang tidak terus menerus, dengan jumlah putaran 5, dan dengan diameter putaran 8 inch, sedangkan bebannya 15 lbs.

Perhitungan :

C8 = 13,6 TMU.

13,6 TMU + 5,2 = 18,8 TMU.

18,8 dikalikan dengan factor dinamic component sebesar 1,17 sehingga menjadi 21,996 TMU.

21,996 TMU ditambahkan kepada factor static component sebesar 5,6 sehingga menjadi 27,596 TMU.

Terakhir 27,596 dikalikan dengan jumlah putaran sebanyak 5 putaran, sehingga hasilnya menjadi 137,98 TMU.

2.3 Bagan Analisa

Tujuan dibuat bagan anlisa adalah untuk memperjelas dan memudahkan kita dalam melihat serta menganalisa gerakan-gerakan apa yang dilakukan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya, baik dengan tangan kiri atau tangan kanan. Sehingga memudahkan kita juga dalam menghitung keseluruhan waktu yang dipergunakan dalam pekerjaan tersebut.

Bila pada saat bekerja dengan kedua tangan secara bersamaan, tangan kiri dan tangan berbeda dalam elemen gerakannya, misal tangan kiri lebih banyak elemen gerakannya, maka nilai TMU yang dipergunakan adalah elemen gerakan yang tangan kiri, karena lebih banyak.

Sedangkan bila kedua tangan sama-sama mempunyai satu elemen gerakan, akan tetapi mempunyai nilai TMU yang berbeda, maka yang dicantumkan hanyalah tangan yang mempunyai nilai TMU terbesar. Untuk jelasnya dapat dilihat bagan analisa tersebut pada Tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3 Contoh Bagan Analisa BAGAN ANALISA

Bagian : _____________ Tanggal : ____________ No : _______

Operasi : _____________ Analis : ____________ Lembar ke ___ dari ___

Keterangan Tangan Kiri

No

LH

TMU

RH

No

Keterangan Tangan Kanan

No

Keterangan Elemen Gerakan

TMU

Faktor Konversi 0.00001 (jam)

Kelonggaran 15 %

Waktu (jam)

Jumlah ulang per siklus

Total waktu (jam)

Total

(Yudiantyo, 2003).

0 Comments:

Post a Comment

Beranda

Blog Archive

2009

(1)

September

(1)Method Time Measurement

Copyright 2009 Ergonomy All Right Reserved. Powered by Blogger

Blogger Template created by Nahnudin


Top Related