Download - Episode Akhir POLRI 2-1 KPK
Episode Akhir POLRI 2-1 KPK Oleh: M. Rais Rahmat Razak
Delapan belas Pebruari tahun 2015, Presiden Jokowi mencoba
mengakhiri episode POLRI vs KPK dengan membatalkan pelantikan Budi
Gunawan sebagai calon Kapolri, dan mengangkat 3 orang Plt Pimpinan
Komisi Pemberantasan Korupsi. Bagi sebagian pengamat ini adalah
Langkah tepat namun terlambat. Pencalonan Badrodin Haiti dan
pengangkatan Plt Pimpinan KPK diharapkan bisa menumbuhkan kembali
kepercayaan public terhadap Jokowi sebagai Presiden dan bukan Petugas
partai.
Perseteruan POLRI dan KPK sebagai lembaga penegak hukum telah
memunculkan kegaduhan berlarut-larut dan cenderung menjurus pada
konflik antar petinggi lembaga tinggi Negara yang berujung pada
kriminalisasi pejabat dan pelemahan lembaga. KPK yang sebelumnya
garang dan fullpower kini semakin terpuruk justru ditengah besarnya
harapan rakyat dibawa pemerintahan Presiden Jokowi-JK untuk
membersihkan negeri ini dari Pejabat korup dan tidak amanah.
Dua lembaga yang seharusnya bahu membahu memberantas kejahatan dan
melindungi kepentingan rakyat kini berhadap-hadapan dengan atas nama
hukum dan kebenaran, rivalitas dua lembaga seharusnya tidak perlu
terjadi, namun kini menjadi tontonan kasat mata dan layaknya dua tim
sepakbola yang sedang adu kedigdayaan.
BG Tersangka Rekening Gendut POLRI (0)-(1) KPK
Drama berawal sejak penetapan BG sebagai tersangka pada hari
selasa tanggal 13 januari oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
satu hari setelah Presiden Jokowi meminta persetujuan DPR untuk
menyetujui pencalonan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai calon
Kapolri. Seperti sebuah pertandingan tim sepakbola score kosong (0)
untuk POLRI dan satu (1) untuk KPK.
Public gaduh dan kecewa dengan kekurang tegasan Presiden yang tidak
mau menarik pencalonan Kapolri dari DPR, memaksakan pembahasan di
parlemen seakan membenarkan argument upaya presiden Jokowi untuk
melempar bola panas ke parlemen dan yakin DPR pasti tidak akan
menyetujui . Jika skenario ini terjadi, Presiden Jokowi terlepas beban
psikologis dari partai pengusung dan pembatalan BG bukan karena
tekanan public tapi karena konstitusi .
Publik kaget, DPR yang pada bulan pertama pasca pelantikan kelihatan
garang, sangat sulit untuk kompromi , namun untuk kasus yang jelas
bertentangan dengan keinginan public justru dengan mudah dan aklamasi
9 fraksi di Komisi III menyetujui pencalonan seorang tersangka pemilik
rekening gendut BG sebagai calon kapolri.
KPK sebagai lembaga yang sangat diharapkan public bisa menyelamatkan
negeri ini dari penyakit kronis Korupsi terus menekan presiden lewat
statemen Pimpinan KPK di berbagai media membuat perseteruan ini
semakin panas dan Presiden Jokowi seakan tersandera dalam dua pusaran
besar.
Bola panas itu kembali ke tangan Presiden, public terus menekan
akhirnya pada hari sabtu 17 Januari 2015 Presiden Jokowi
memberhentikan Komjen Polisi Sutarman sebagai kapolri, menuda
pelantikan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai Kapolri dan mengangkat
wakapolri Komjen Badrodin Haiti sebagai Pelaksana Tugas (Plt) kapolri.
Dua hari pasca pengangkatan sebagai Plt Kapolri, senin 19 Januari
Komjen Polisi Badrodin Haiti melantik Kepala Badan Reserse Kriminal
(Kabareskrim) baru Inspektur Jenderal (Irjen) Budi Waseso yang
dikenal dekat dengan tersangka BG menggantikan Komisaris
Jenderal (Komjen) Suhardi Alius. Public kembali resah dengan
terjadinya pergeseran mendadak pejabat tinggi polri justru pada
saat terjadi kekosongan Kapolri definitive.
Mutasi pejabat POLRI ditengah kemelut pencalonan Kapolri sarat dengan
muatan politis, ditengah mengerucutnya dua poros kepentingan antara
yang mendorong pelantikan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai Kapolri
oleh POLRI bersama partai Pengusung Presiden Jokowi dengan poros
penentang pelantikan oleh KPK dan public sehingga mutasi Kabareskrim
dianggap sarat dengan kepentingan.
BW Tersangka Keterangan Palsu POLRI (1)-(1) KPK
Hanya empat hari setelah pengangkatan Irjen Polisi Budi Waseso
sebagai Bareskrim, Jumat 23 Januari Mabes Polri menangkap salah satu
pimpinan KPK Bambang Wijayanto sebagai tersangka kasus keterangan
palsu yang diadukan oleh masyarakat pada 15 Januari 2015. BW
dituduh memberikan atau menyuruh untuk memberikan keterangan
palsu di sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010. terkait
pemilukada tahun 2010 di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Score satu (1) untuk POLRI dan satu (1) untuk KPK.
Pimpinan KPK yang tersisa empat orang sejak ditinggal Busro Mukaddas
karena berakhir masa jabatan-nya berkurang tinggal 3 orang setelah BW
ditetapkan sebagai tersangka oleh Mabes POLRI. Publik menunggu dan
mengharapkan Presiden Jokowi turun tangan dan menyelesaikan
perseteruan kedua dua lembaga Penegak Hukum ini. Publik semakin
prihatin melihat KPK yang dipreteli dan semakin dilemahkan.
AS Tersangka Dokumen Palsu POLRI (2)-(1) KPK
Ditengah semakin melemahnya KPK karena status tersangka salah
seorang impinan-nya, KPK kembali terpuruk dengan penetapan Ketua KPK
Abraham Samad sebagai tersangka Kasus Pemalsuan Dokumen administrasi
kependudukan, yang dalam kasus ini diduga membantu Feriyani dalam
pembuatan dokumen palsu, Feriyani disinyalir memakai lampiran dokumen
administrasi kependudukan palsu berupa KK dan KTP saat mengurus paspor
di Makassar pada 2007. Kasus ini dilaporkan oleh Ketua Lembaga Peduli
KPK dan Polri Chairil Chaidar Said ke Badan Reserse Kriminal Mabes
Polri. Selanjutnya, kasus ini dilimpahkan ke Kepolisian Daerah
Sulawesi Selatan dan Barat per 29 Januari 2015 dan 9 Februari 2015
menetapkan AS sebagai tersangka pemalsuan dokumen. Score Dua (2) untuk
POLRI dan satu (1) untuk KPK.
Penetapan AS sebagai tersangka, tinggal menyisakan dua orang
pimpinan. Adnan Pandu Praja dan Zulkaranen yang justru saat ini
juga masih berstatus sebagai terlapor di Bareskrim Mabes Polri.
Dua hari lalu 17 pebruari Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso
mengancam akan menyidik 21 penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) sebagai tersangka terkait dugaan kepemilikan senjata api
(senpi) ilegal yang dulu bekerja di kepolisian.
Lembaga Anti rasuah (KPK) yang pada masa Presiden SBY sangat ditakuti
dan berhasil memenjarakan beberapa Menteri, Gubernur dan Bupati karena
tindak kejahatan korupsi. Kini semakin terpuruk dengan dimenangkannya
Budi Gunawan oleh Hakim tunggal Sarpin Rizaldi pada gugatan
praperadilan yang mengadili permohonan praperadilan Komjen Budi
Gunawan terhadap KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada hari
Senin 16 Januari 2015.
Keputusan controversial pada sidang prapradilan lalu Semakin menambah
kesemrawutan system ketatanegaraan di republic ini, seorang pejabat
yang sudah ditetapkan tersangka oleh KPK bisa dibatalkan oleh sebuah
sidang praperadilan. Kepada siapa lagi negeri ini berharap. Semoga
POLRI dan KPK kembali ke kepentingan bangsa dan negara, konsisten
membersihkan diri dan bahu membahu memberantas kejahatan dan Korupsi
di Negeri ini.
Wallahu alam bi shawab
Bekasi, 19 Pebruari 2015