Download - EPILEPSI KMB

Transcript
  • EPILEPSICREATEDBYELLY SYATTAR

    SJATTAR E.L

  • PengertianEpilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang.

    Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat yang terjadi karena pelepasan muatan listrik ke sel saraf secara berulang dengan gejala menurunnya kesadaran, gangguan motorik, sensorik dan mental dengan atau tanpa kejang-kejang.

  • Etiologi1.Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/ kehamilan ibu

    2.Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran

    3.Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otakBeberapa peneliti mengemukakan bahwa penyebab epilepsi belum diketahui, namun ada pula yang berasumsi bahwa epilepsi akibat dari:

  • 4.Tumor otak

    5.Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak

    6.Radang atau infeksi radang selaput otak (meningitis)

    7.Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tubersa dan neurofibromatosis dapat menyebabkan timbulnya kejang kejang yang berulang

  • KLASIFIKASI EPILEPSIKLASIFIKASI EPILEPSI BERDASARKAN SERANGAN YANG TERJADI :

    Grand Mall Petit Mall Psikomotor (Symtomatologik Kompleks) Fokal (Jacksonian) Miscellaneous (Myoclonic Akinetic) Status Epileptikus

  • Manifestasi klinisFase prodromal : adanya perubahan pd reaksi emosi atau respons afektif yg tdk menentu yang mengarah pada fase aura dlm beberapa kasus dan berakhir beberapa menit sampai beberapa jam

    Kejang umum :

    Tonik-klonik (grand mal) : kekakuan, mengerang, penurunan kesadaran, pupil dilatasi, inkontinensia urine/fekal, pernapasan stridor, saliva keluar secara berlebihan, dan mungkin juga lidahnya tergigit.

  • Posiktal : pasien tertidur dalam 30 menit sampai beberapa jam, selanjutnya merasa lemah, kacau mental, dan amnesia selama beberapa waktu dgn merasa mual dan nyeri otot

  • Absent (petit mal) : periode ggn kesadaran dan/atau melamun (tak sadar lingkungan) yg diawali pandangan mata menerawang sekitar 5-30 detik saja, yg dpt terjadi 100 kali setiap harinya, terjadinya kejang pd motorik minor mungkin bersifat akinetik (hilang gerakan), mioklonik (kontraksi otot secara berulang) atau atonik (hilangnya tonus otot)

    Posiktal : amnesia thd peristiwa kejang, tdk bingung, dpt melakukan kembali aktivitas.

  • Kejang parsial (kompleks) :

    Lobus psikomotor/temporal : pasien umumnya tetap sadar, dgn reaksi seperti bermimpi, melamun, berjalan-jalan, peka rangsang, halusinasi, bermusuhan atau takut. Dapat menunjukkasn gejala motorik involunter ( seperti merasa-rasakan bibir) dan tingkah laku yang tampak bertujuan tetapi tidak sesuai (involunter/automatisme) dan termasuk kerusakan penyesuaian, dan pada pekerjaan, kegiatan bersifat antisocial.

    Posiktal : hilangnya memori thd peristiwa yg terjadi, kekacauan mental ringan sampai sedang. Kejang parsial (sederhana)

  • Jacksonian/motorik fokal : sering didahului oleh aura, berakhir 2-15 menit. Tdk ada penurunan kesadaran (unilateral) atau penurunan kesadaran (bilateral). Gerakan bersifat konvulsif dan terjadi ggn sementara pd bagian tertentu yang dikendalikan oleh begian otak yg terkena spt lobus frontal (disfungsi motorik; parietal (terasa baal, kesenutan), lobus oksipital (cahaya terang, sinar lampu), lobus posterotemporal (kesulitan dlm berbicara). Konvulsi (kejang) dpt mengenai seluruh badan atau bgn tubuh yg mengalami ggn yg terus berkembang.

    Status epileptikus :Aktivitas kejang yg terus menerus dgn spontan atau berhubungan dgn gejala putus antikonvulsan tiba-tiba dan fenomena metabolik lain.

  • KLASIFIKASI INTERNASIONAL SERANGAN EPILEPSISerangan ParsialSimptomatologik elementer (motorik, sensorik atau autonomik) Simptomatologik komplek (Psikomotor Epilepsi atau epilepsi lobus temporalis)

    Serangan UmumLena (Absence)MioklonikTonikKlonik Tonik KlonikAtonik

  • DATA PENUNJANG

    Laboratorium : Elektrolit tidak seimbang, glukosa (hyperglikemi)

    CT Scan : Untuk melihat test otak (infrak, hematom, edema,trauma, abces, tumor dll)

    EEG : Untuk melihat lokasi daerah otak yang mengalami dysfungsi

  • PENGKAJIANSelama serangan :

    apakah ada kehilangan kesadaran / pingsanapakah ada kehilangan kesadaran sesaat/lenaapakah pasien menangis, hilang kesadaran, jatuh ke lantaiapakah disertai komponen motorik seperti kejang tonik, kejang klonik, kejang tonik-klonik, kejang mioklonik, kejang atonik.Apakah pasien menggigit lidahApakah mulut berbuih

  • Apakah pasien menggigit lidahApakah mulut berbuihApakah ada inkontinen urinApakah bibir atau muka berubah warnaApakah mata atau kepala menyimpang pd satu posisiBerapa lama gerakan tersebut, apakah lokasi atau sifatnya berubah pd satu sisi atau keduanya

    2.Sesudah seranganApakah pasien : letargi , bingung, sakit kepala, otot-otot sakit, ggn bicaraApakah ada perubahan dlm gerakan

  • Sesudah serangan apakah pasien masih ingat apa yg terjadi sebelum, selama dan sesudah seranganApakah terjadi perubahan tingkat kesadaran, pernapasan atau frekuensi denyau jantungEvaluasi kemungkinan terjadi cedera selama kejang

    3.Riwayat sebelum serangan Apakah ada ggn tingkah laku, emosiApakah disertai aktivitas otonomik yaitu berkeringat, jantung berdebarApakah ada aura yg mendahului serangan, baik sensori, auditorik, olfaktorik maupun visual

  • Riwayat Penyakit

    Sejak kapan serangan terjadiPada usia berapa serangan pertamaFrekuensi seranganApakah ada keadaan yg mempresipitasi serangan, spt demam, kurang tidur, keadaan emosionalApakah penderita pernah menderita sakit berat, khususnya yg disertai dgn ggn kesadaran, kejang-kejangApakah pernah menderita cedera otak, operasi otakApakah makan obat-obat tertentuApakah ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

  • ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAPAN EPILEPSIPENGKAJIAN BERDASARKAN SISTEM

    Biodata : yang di kaji adalah nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, agama serta data keluarga.

    2.Aktivitas / istirahat Data subjektif : Keadaan umum yang lemah, lelah, menyatakan keterbatasan aktifitas tidak dapat merawatdiri sendiri.Data objektif : menurunnya kekuatan otot/otot lemah

  • 3.Peredaran darahData objektif : Di dapat data pada saat serangan serangan hipertensi, denyut nadi meningkat, cynosis, setelah serangan tanda vital mingkin normal atau mungkin dan menurun di sertai nadi dan pernapasan menurun

    4.Makanan/cairanData subjektif : Selama aktifitas serangan makanan sangat sensitiveData objektif : Gigi/ gusi mengalami kerusakan selama serangan gusi hyperplasia bengkak akibat efek samping dan obat dilantin

    5.Persyarafan Selama seranganSesudah SeranganRiwayat Sebelum Serangan

  • 6.Persyarafan Selama seranganSesudah SeranganRiwayat Sebelum Serangan

    7.Interaksi sosialData subjektif : apakah mengalami gangguan interaksi dengan orang lain/keluarga karena malu ?

    8.Konsep diriData subjektif : Merasa rendah diri, ketidak berdayaan, tidak mempunyai harapan.Data objektif : selalu waspada/ berhati hati dalam berhubungan dengan orang lain.

  • DIAGNOSA KEPERAWATANTidak efektifnya jalan nafas b/d terjadi sumbatan lendir atau secret di trakeobronkial. Atau Risiko tinggi terhadap bersihan jalan napas tidak efektif b/d pengatupan otot rahang, hipersalivasi dan penurunan kesadaranRisiko tinggi terhadap trauma fisik b/d gangguan keseimbangan, kehilangan kesadaran tiba tiba.Gangguan harga diri bd stigma berkenaan dengan kondisiKurang penget. mengenai kondisi & aturan pengobatan bd kesalahan interpretasi informasi Tidak efektifnya koping individu b/d cacat spikolosial dan sosial.Potensial terjadi serangan berulang atau status epiletikus.

  • DIAGNOSA KEPERAWATANTidak efektifnya jalan nafas b/d terjadinya sumbatan lendir atau secret di tracheobronkial.

    Intervensi :

    Bila klien tidak sadar, jaga agar jalan nafas tetap lancar dan terbuka. Observasi tanda vital agar menekan cairan dari elektrolit tetap seimbang, bila perlu beri infuse dari NGTBila terdapat lendir di jalan nafas lakukan suction bila perlu

  • Kaji apakah klien ingat terhadap kejadian tersebutIdentifikas apakah terjadi trauma fisikBeri rasa aman pada klien misalnya pasang bed plang bila klien gelisah

    Tindakan KolaboratifBeri oksigen sesuai programMonitor intubasi, bila terpasang

  • 1.Risiko tinggi terhadap trauma fisik b/d gangguan keseimbangan, kehilangan kesadaran tiba tiba

    Tujuan:Klien mungkapx pemahaman faktor yg menunjang kemungkinan trauma & mengambil langkah untuk memperbaiki situasi

    Intervensi:Gali bersama-sama pasien berbagai stimuli yang dapat menjadi pencetus kejang

    Catat tipe dari aktivitas kejang ( lokalisasi/lamanya aktivitas motorik, penurunan kesadaran, inkontinensia) dan frekuensi

  • Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur yang terpasang dgn posisi tempat tidur rendahEvaluasi kebutuhan untuk / berikan perlindungan pd kepalaBiarkan pasien menggigit benda lunak antara gigiTinggallah bersama pasien dalam waktu beberapa lama selama/ setelah kejangLakukan penilaian neurologis / tanda tanda vital setelah kejang, misal : tingkat kesadaran, orientasi, tekanan darah (TD), nadi dan pernapasanOrientasikan kembali pasien terhadap aktivitas kejang yang dialaminya.Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam memberikan obat sesuai indikasi misalnya obat antiepilepsi

  • 2.Risiko tinggi terhadap bersihan jalan napas tidak efektif b/d pengatupan otot rahang, hipersalivasi dan penurunan kesadaran

    Tujuan:Mempertahankan pola pernapasan efektif dgn jalan napas paten / aspirasi dicegah Anjurkan pasien utk mengosongkan mulut dari benda / zat tertentu / gigi palsu atau alat yg lain jika fase aura terjadi dan utk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala awal

    Intervensi:Letakkan pasien pada posisi miring , permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejangTanggalkan pakaian pada daerah leher/dada dan abdomen

  • Masukkan spatel lidah / jalan napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dgn indikasiLakukan penghisapan sesuai indikasiKolaborasi dgn tim kesehatan lain dlm pemberian tambahan oksigen / ventilasi manual sesuai kebutuhan pada fase posiktal

    3.Gangguan harga diri bd stigma berkenaan dengan kondisi

    Tujuan: Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping dengan persepsi negatif pada diri sendiri

    Intervensi:Diskusikan perasaan pasien mengenai diagnostic, persepsi diri thd penanganan yg dilakukannya. Anjurkan utk mengungkapkan / mengekspresikan perasaanya

  • Identifikasi / antisipasi kemungkinan rx org pd keadaan penyakitnya. Anjurkan passion utk tdk merahasiakan masalahnyaGali bersama pasien mengenai keberhasilan yg telah diperoleh atau yang akan dicapai selanjutnya dan kekuatan yg dimilikinyaHindari pemberian perlindungan yang amat berlebihan pd pasien , anjurkan aktivitas dgn memberikan pengawasan / dgn memantau jika ada indikasiTekankan pentingnya staf/orang terdekat untuk tetap dlm keadaan tenang selama kejang

    4.Kurang penget. mengenai kondisi & aturan pobatan bd kesalahan interpretasi informasi Tujuan: Mengungkapkan pemahaman ttg ggn dan berbagai rangsang yg dpt meningkatx pada aktivitas kejang

  • Intervensi:

    Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit dan perlunya pengobatan/ penanganan dlm jangka waktu yg lama sesuai indikasiBerikan petunjuk yg jelas pd pasien utk minum obat bersamaan dgn waktu makan jika memungkinkanDiskusikan mengenai efek samping secara khusus spt mengantuk, hiperaktif , ggn tidur, hipertrofi pd gusi, ggn penglihatan, mual/muntah, timbul ruam pd kulit, ataksia

  • PERAWATAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PENDERITA EPILEPSI 1.Perawatan sewaktu terjadi seranganPada saat pasien mendapat serangan pasien tidak boleh di tinggalkan, karena bisa terjadi bahaya bahaya misalnya luka fisik aspirasi lidah tergigitMeringankan kepala pasien untuk mencegah aspirasiJika sempat masukan penekan lidah dengan segara kedalam mulut

  • Bila serangan tidak terjadi di tempat tidur letakkan bantal di bawah kepala pasien atau letakkan kepala pasien di pangkuan perawat untuk mencegah kepala pasien terbentur di lantaiAlat alat yang membahayakan di singkirkanEkstremitas harus tahan tapi tidak boleh terlalu kuatPakaian pakaian yang sempit di longgarkanCatat semua gejala gejala dan tanda tanda seranganKolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti epilepsi

  • 2.Setelah Serangan

    Jaga agar saluran napas menjadi lancar, dengan memiringkan kepala pasienJaga agar tanda tanda vital tetap normalKebutuhan cairan dan elektrolit harus di perhatikan misalnya diberi infuse dan makanan cair melalui pipa penduga:Kaji apakah pasien dapat mengingat apa yang telah terjadiBeri rasa aman pada pasienKaji apakah terjadi trauma fisik

  • 3.Pendidikan Untuk PasienPasien harus mengerti tentang kondisi penyakitnyaPerlunya minum obat secara teraturJelaskan faktor faktor yang dapat menimbulkan seranganJelaskan tentang konsekuensi konsekuensi psikososial Epilepsi bukan penyakit ?????

  • TERIMA KASIH


Top Related