Download - Enamel januari 2015

Transcript
Page 1: Enamel januari 2015

Januari 2015

ENAMELMAGZ

IPEEra Baru Kolaborasi

Antar Tenaga Kesehatan

Kabinet BaruJokowi-JK

Menilik Harapan Baru BagiDunia Kesehatan

Profiledrg. Dinar, drg. Okta

drg. Riana

BKGN UNSOED,

Dentistry PhotographyCompetition and

Festival Orthodonsi

Tips16 Tips for Staying Awake

when You’re Tired

Dentistry Perforation 5

Page 2: Enamel januari 2015

Home

2

Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada,

karena kami hanya manusia yang menyimpan banyak kekurangan

terimakasih atas partisipasi dari semua pihak yang terlibat

Kami selaku tim redaksi mengucap syukur atas terbitnya

majalah enamel ini dan kami mengucapkan selamat tahun baru

2015. Semoga tahun ini menjadi tahun dengan pencapaian

yang lebih baik

Page 3: Enamel januari 2015

Contents

3

HeadlineInterprofesional Education: Era Baru Kolaborasi Antar Tenaga Kesehatan (4)

TrendKabinet Baru Jokowi-JK: Menilik Harapan Baru bagi Dunia Kesehatan (6)

Profiledrg. Fitri Diah Oktadewi (8)

drg. RR Dinar Windiayu Pramudita (9)

drg. Ryana Budi Purnama (10)

Event

Festival Orthodonsi (11)

Bulan Kesehatan Gigi Nasional FKG UNSOED (12)

Dentistry Photography Competition (14)

Dentistry Perforation 5 (16)

Tips n TrickTips for Staying Awake when You’re Tired (17)

Page 4: Enamel januari 2015

Headline

4

Interprofesional Education (IPE),

Era Baru Kolaborasi Antar

Tenaga Kesehatan

Perubahan paradigma menjadi sebuah pelayanan kesehatan yang berorientasikan pasien

sudah lama digaungkan dalam peningkatan mutu. Pasien seharusnya menjadi subjek pemberian

pelayanan bukan sebuah objek, sehingga membutuhkan solusi dan terobosan yang menjadikan

sebuah mutu pelayanan yang lebih baik.

Kolaborasi antar profesi kesehatan adalah satu usaha untuk peningkatan mutu pelayanan

kesehatan. Menurut Hind (2003), kolaborasi adalah satu usaha peningkatan mutu pelayanan

kesehatan. Kolaborasi ini begitu luas dalam pemaknaannya. Kolaborasi tersebut dapat dilakukan

dari berbagai aspek salah satunya dari sistem pendidikan. Mengapa pendidikan? Hal ini

dikarenakan dasar suatu pembentukan karakter adalah pendidikan,. Kemampuan Kolaborasi

adalah suatu karakter yang membutuhkan pembentukan melalui pendidikan formal. WHO (1988)

telah membuat sebuah grand design tentang pembetukan karakter kolaborasi dalam sebuah bentuk

pendidikan formal yaitu berupa interprofessional education

Page 5: Enamel januari 2015

Headline

5

Interprofesional education atau disingkat dengan IPE adalah sebuah inovasi yang sedang

dieksplorasi dalam dunia pendidikan profesi kesehatan. Interprofessional education merupakan suatu

proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar

belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai

tujuan yang utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan

jenis pelayanan kesehatan yang lain (WHO, 1988).

� Menurut CIHC (2009), manfaat dari Interprofessional Education antara lain meningkatkan

praktik yang dapat meningkatkan pelayanan dan membuat hasil yang positif dalam melayani klien;

meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan kerja secara

kolaborasi; membuat lebih baik dan nyaman terhadap pengalaman dalam belajar bagi peserta didik;

secara fleksibel dapat diterapkan dalam berbagai setting. Hal tersebut juga dijelaskan oleh WHO

(2010) tentang salah satu manfaat dari pelaksanaan praktek IPE dan kolaboratif yaitu strategi ini dapat

mengubah cara berinteraksi petugas kesehatan dengan profesi lain dalam memberikan perawatan.

IPE di Indonesia?

IPE di Indonesia memasuki tahap awal yang membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak dan

berbagai sektor dalam dunia pendidikan kesehatan. Sosialisasi Interprofesional education (IPE) belum

mencapai semua instansi-instansi pendidikan kesehatan yang ada. Di lain sisi, SDM pendidik dalam

Interprofesional education (IPE) masih belum mumpuni, ditambah lagi dengan isu ego profesi yang

sebagian masih saja bertahan.

Menurut data DIKTI (2006) terdapat 12 Universitas Negeri di Indonesia yang menyelenggarakan

pendidikan formal profesi kesehatan yang didalamnya terdapat program pendidikan dokter dan

pendidikan keperawatan. Dengan adanya universitas yang menyelenggarakan beberapa program

pendidikan profesi kesehatan akan sering terjadi interaksi dan berkolaborasi antar profesi kesehatan.

Hal inilah yang menjadi salah satu kelebihan untuk pengembangan konsep IPE di Indonesia. Sudah

seharusnya isu mengenai IPE dikembangkan dan ditindak lanjuti dengan serius.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan IPE seharusnya dikembangkan di Indonesia

dengan beberapa dasar penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia sebagai salah satu usaha

untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Interprofesional education (IPE) memiliki banyak

manfaat dalam sistem dunia pendidikan kesehatan. Profesi-profesi kesehatan yang dilahirkan melalui

Interprofesional education (IPE) diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai profesional masing-masing

profesi kesehatan yang berbasis kolaborasi. Dilain sisi, Interprofesional education (IPE) tidak akan

berjalan lancar jika tidak didukung oleh SDM pendidik, sistem kurikulum, fasilitas, dan antusias

mahasiswa didalamnya.

Page 6: Enamel januari 2015

Trend

6

Kabinet Baru Jokowo-JK :

Menilik Harapan Baru bagi Dunia Kesehatan

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 20 Oktober 2014, pasangan Jokowi –JK resmi

dilantik menjadi Presiden danWakil Presiden Indonesia untuk 5 tahun ke depan. Pelantikan presiden

itu dimeriahkan oleh panggung hiburan dari sejumlah artis-artis tanah air, bagi-bagi makanan gratis,

dan tidak luput tentunya pengawalan dari mahasiswa. Salah satunya ialah yang tergabung dalam

aliansi BEM Seluruh Indonesia yang mengaspirasikan hasil kajiannya yang bertemakan TUNAS

RAKYAT (Tuntutan Aspirasi Rakyat).

Setelah terpilih dan dlantiknya Presiden dan Wakil Presiden baru, masyarakat Indonesia masih

dibuat penasaran. Siapakah nama-nama yang akan duduk tergabung dalam kabinet yang di nahkodai

oleh Presiden Joko Widodo bersama Wakilnya Jusuf Kalla. Tak terkecuali bagi mahasiswa kesehatan,

ditengah gonjang-ganjing permsalahan internship, BPJS, kesiapan mengahadapi AFTA 2015, dan

berbagai permasalahan kesehatan lainnya, mereka menantikan angin segar, harapan baru yang akan

mendombrak sekat ketidak mungkian dan membawa perubahan bagi dunia kesehatan Indonesia.

Page 7: Enamel januari 2015

7

Trend

Siapakah Sosok Punggawa dibidang Kesehatan?

Akhirnya, pada hari Minggu tanggal 26 Oktober 2014 lalu, Jokowi-JK mengumumankan nama-

nama menteri yang resmi akan mendampinginya selama lima tahun kedepan. Kursi Menteri Kesehatan

diisi oleh Prof. dr. Nila Djuwita Anfasa Moeloek, Sp. M, yaitu seorang oftalmologi dan guru besar FK UI.

Pada kabinet Indonesia bersatu jilid 2, nama Nila juga santer disebut-sebut sebagi kandidat kuat

Menteri Kesehatan. Beliau juga sempat mengikuti pemeriksaan kesehatan di RSPAD, akan tetapi pada

akhirnya muncul nama Endang yang terpilih menjadi Menteri Kesehatan dan ia ditunjuk oleh Presidena

SBY sebagai utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs (Millenium Development Goals).

Kemampuan memimpin dibuktikan pada saat beliau berkesempatan memimpin Dharma Wanita

Persatuan Pusat selama dua periode yaitu pada tahun 1999-2004 dan 2004-2009. Kemampaun untuk

mengkoordinasikan banyak hal pada saat yang bersamaan, memiliki perspektif luas dan berpemikiran

terbuka begitulah Prof. dr. Nila dikenal.

Harapannya dengan berbagai modal pengalaman, pengetahuan dan kemampaun yang dimiliki

oleh beliau akan membawa perubahan besar ke arah yang lebih baik bagi dunia kesehatan di Indonesia.

Seperti halnya apa yang diungkapkan beliau pada salah satu surat kabar nasional, yaitu kesehatan

memiliki peranan sangat penting bagi negara ini dan ia mengaku akan berfokus pada tenaga

kesehatan. Semoga sosok Nila akan menjadi a new hope bagi dunia kesehatan Indonesia saat ini dan

dimasa depan.

Pesan untuk Pemuda Indonesia

Prevalensi nasionalIndeks DMF-T berdasarkan Riskesdas 2013 menunjukkan angka 4,6 ,

kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut masih kurang, persebaran tenaga dokter gigi

yang belum merata, alat dan bahan yang mayoritas masih impor dari negara lain, kesiapan menghadapi

AFTA 2015 dan berbagai permasalahan lainnya menjadi tanggung jawab kita bersama.

Pemuda Indonesia harus optimis, pemuda Indonesia harus belajar merawat Indonesia,

menghidupkan kembali Indonesia, dan menyalakan ke-Indonesia-an pada segenap jiwa dan raga.

Pemuda Indonesia harus memiliki jiwa dan mental besar untuk tumbuh menjadi sutau bangsa yang

besar, untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk kemudian menjadi dasar dan modal untuk

berkontribusi membangun negeri yang lebih baik lagi. Khususnya bagi mahasiswa kesehatan dan lebih

khusus bagi mahasiswa Kedokteran Gigi. Pembawa panji-panji perubahan bagi dunia kedokteran gigi

yang masih banyak kekurangan dimana-mana.

Page 8: Enamel januari 2015

Profile

8

Haaaaaai enamelita, ketemu lagi nih di rubrik profil penasaran ga siapa profil pada edisi

kali ini, kali ini kita bakalan berkenalan dan ngupas tuntas mengenai dosen dosen baru

kita looooh, okey chec this out ya guys….

drg. Fitri Diah Oktadewi Lahir di Pontianak 25 oktober 1988, dosen kita yang satu ini memiliki pengalaman hidup yang menarik dan sangat inspiratif diawali kenapa beliau masuk pada jurusan kedokteran gigi jawabannya hanya singkat “ sebenernya saya masuk KG ini karna disuruh orang tua walaupun sebenernya ini bukan passion saya, makanya saat kuliah saya suka bgt ngelakuin hal-hal diluar dunia kedokteran gigi ”. Mendengar jawaban itu penulis tertarik menggali lebih dalam mengenai hal hal apa saja yang dilakukan seorang mahasiswi FKG UGM untuk memenuhi passion nya ditengah kesibukan yang padat.berawal dari aktivitas sebagai penyiar radio prambos Yogyakarta saat SMA drg. Okta sapaan hangatnya sudah terbiasa untuk bekerja part time disela-sela waktu sekolahnya, hal itu pun berlanjut saat kuliah memasuki semester II beliau bekerja di MC Donnal Yogyakarta dan ga tanggung- tanggung dengan jam kerja 8 jam perhari dimulai pada pukul 5 sore hingga 1 dini hari namun beg i t u heba tnya be l i au t e tap dapa t menyeimbangkan antara belajar dan bekerja “saya biasanya belajar dan ngerjain laporan serta tugas tugas itu setelah pulang kerja dek jam 1 malam sampai habis subuh setelah itu tidur sebentar dan langsung berangkat kuliah lagi dek” ujar drg pecinta makanan berkuah ini.

Setelah berenti bekerja di MC Donnal saat semester IV akibat kecelakan saat pulang dari tempat

kerja kemudian beliau melanjutkan bekerja di dagadu Yogyakarta untuk bekerja di dagadu Yogyakarta

ini bukanlah hal yang mudah karna melalui 8x seleksi dengan saingan ratusan pendaftar dan yang

diterima hanya 30 orang. Memasuki masa profesi tahun 2010 beliau memulai lagi aktivitasnya yang

lama yaitu menjadi penyiar radio di radio Q Yogyakarta, semua hal yang beliau lakukan ini semata-mata

hanya karena ingin melihat dunia lain diluar dunia kedokteran gigi walaupun saat ini beliau sangat

mencintai profesinya sebagai dokter gigi. Selain itu beliau juga sangat senag bekerja sebagai dosen

Karena bagi beliau ilmu yang telah didapatkannya merupakan sebuah titipan yang sangat baik apabila

kita membagikannya kepada orang lain.

Page 9: Enamel januari 2015

Profile

9

Lahir di purwokerto 19 juli 1990, memasuki masa

perkuliahan pada tahun 20008 alumni FKG unpad ini punya

cerita tersediri mengapa akhirnya menjatuhkan pilihan di

universitas padjajaran Bandung “saya masuk KG karna memang

disuruh orang tua untuk menjadi doker dan kenpa bisa di Unpad

karena saya memang dulu bercita-cita ingin merantau dek

pengen belajar hidup mandiri kalau jauh dari orang tau”

ungkapnya. Setelah menyelesaikan pendidikan dan profesi

pada januari 2014 drg Dinar sempat berpraktik di Bandung

sampai akhirnya memutuskan untuk kembali ke purwokerto

menjadi dosen di KG unsoed dan berpraktik di beberapa tempat.

Saat ditanya mengapa memilih menjadi dosen drg pencinta

makanan pedas ini menjawab “ menjadi dosen bagi saya

menyenangkan karena dengan menjadi dosen saya dituntut

untuk terus belajar dan menyenangkan untuk selalu berbagi

ilmu” namun tak semulus yang kita bayangkan ternya menjadi

seorang dosen bukanlah hal yang mudah “klo ditanya masalah

kendala apa saja yang saya hadapi mungkin lebih dalam proses

adaptasi dek karena jarak transisi saya dari seorang mahasiswi

menjadi dosen itu sangat singkat jadi penyesuaian dirinya itu dek

yang mungkin aga susah hehe”. Sampai di penghujung

pertanyaan Dosen yang memiliki hobi nonton drama mandarin

ini memiliki pesan pesan untuk para mahasiswa “ untuk

mencapai impian banyak pasti banyak tantangan dan tantangan

namun yang paling penting untuk melewati itu semua adalah

harus berfikir positif dan tentunya setelah itu diikuti usaha dan

berdoa” ujar dokter gigi bersuara merdu ini.

drg. RR Dinar

Windiayu

Pramudita

Page 10: Enamel januari 2015

Profile

10

Lahir di yogya 5 oktober 1984 dosen kita yang

satu ini memang telah menyukai profesi dokter gigi

sedari kecil “ saya masuk KG karena memang dari kecil

klo liat drg seneng aja bawaannya” ujar drg Riana.

Menjalani masa kuliah ada kalanya sebagai mahasiswa

kita merasa down apalagi sebagai mahasiswa baru

yang harus beradapatasi dari bangku SMA ke bangku

perkuliah, beliau punya tips nih gimana nguatin diri kita

disaat lagi nge down “klo lagi nge down inget sama

orang tua dan keluarga yang jauh disana biar kita bisa

bangkit lagi dan yang paling penting dalam kehidupan

perkuliahan apalagi kuliah di KG kita harus banget

saling membantu teman karena kita ga bisa dalam

masa perkuliahan ini ngelewatin semuanya sendirian.

Setelah lulus pendidikan profesi dokter gigi yang telah

menikah pada tahun 2012 ini sempat menjali PTT di

Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Saat ini menjalani

profesi sebagai dosen bagi bel iau sangat

menyenangkan karena dengan menjadi dosen kita

dapat mengupdate ilmu apalagi ilmu didunia KG yang

selalu berkembang, tak lupa beliau pun memberikan

pesan pesan kepada pada para mahasiswa untuk terus

semangat dan memotivasi diri sendiri dan bersyukur

karena profesi dokter gigi ini memiliki banyak manfaat

tidak hanya untuk diri sendiri juga untuk orang lain.

drg. Ryana

Budi Purnama

Page 11: Enamel januari 2015

Event

11

Bulan Oktober, civitas KBMKG Unsoed sempat dihebohkan dengan adanya

kompetisi antarangkatan, Festival Ortodonsi. Festival Ortodonsi tahun ketiga ini

dilaksanakan selama 3 minggu dari tanggal 3 hingga 26 Oktober, dibuka dengan

pertandingan bulu tangkis, dan ditutup dengan pertandingan basket. Tak

ketinggalan, futsal putra-putri, vokal, cipta baca puisi, akustik, dan tenis meja putra-

putri juga ikut dilombakan dalam festival tahunan ini.

Tak hanya melibatkan mahasiswa, karyawan kampus dan RSMP Unsoed pun

ikut memeriahkan acara ini. Seluruh angkatan beserta karyawan bertanding sekuat

tenaga memperebutkan piala bergilir Festival Ortodonsi. Pemandangan berbeda

terlihat ketika dua angkatan atas menyatukan kekuatan dalam setiap pertandingan.

Ya, kali ini angkatan 2008 dan 2009 bergabung dalam kompetisi melawan 5

angkatan di bawah mereka beserta karyawan kampus dan RSGMP Unsoed.

Pramuditya Handaru Widya, selaku ketua panitia menyatakan bahwa dari

beberapa kepanitiaan yang pernah dipimpinnya, Festival Ortodonsi tahun ini terasa

paling melelahkan. Selain dibayang-bayang dengan kewajiban akademik, waktu

persiapan yang bisa dibilang tidak panjang juga menjadi faktor yang berpengaruh.

“Sebetulnya dilema juga, antara mau oprec tapi kehilangan waktu persiapan atau

berjibaku dengan jumlah panitia yang ada demi efektifitas waktu,” ujarnya.

Kegiatan yang hanya melibatkan 7 koordinator dan 3 SC ini ditangani dengan

cukup baik. Kekurangan jumlah panitia sangat dirasakan oleh para koordinator yang

diberikan otoritas penuh dalam menunjuk staff dan rekan untuk bekerja sama dalam

persiapan acara. “Kurangnya jumlah panitia memang sangat merepotkan, kami

pontang-panting menghandle berbagai macam kebutuhan,” kata Pramuditya, “saya

berikan respek tertinggi untuk para panitia yang bekerja sangat amazing ini, mereka

bukan hanya staff tapi juga pemimpin yang tangguh.”

Anonimus mengatakan “yang muda lebih bertenaga, namun senior lebih

berpengalaman”. Peptah tersebut nampaknya tidak boleh diabaikan. Terbukti, dari

hasil akumulasi cabang yang dilombakan, angkatan 2008 dan 2009 berhasil keluar

sebagai juara umum pertama diikuti oleh angkatan 2010 dan 2013 sebagai runner

up pertama dan kedua. Proficiat untuk kakak-kakak 2008 dan 2009 atas

kemenangannya pada Festival Ortodonsi ke-3, pertahankan kekompakan kalian!

Festival Orthodonsi

Page 12: Enamel januari 2015

Event

12

Agenda Rutin Bulan Kesehatan Gigi Nasional ini adalah kali keduanya diselenggarakan di Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman. Bertepatan dengan Dies Natalis Unsoed ke-51. Bulan Kesehatan Gigi Nasional ini bekerjasama dengan Pepsodent dan Unilever. Rangkaian acara ini dilaksanakan dimulai pada tanggal 25-27 September 2014 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Unsoed.

Acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional aka BKGN ini dilaksanakan mulai pada tanggal 25 September dengan pembukaan. Pembukaan ini dihadiri oleh pemuka dibidang pendidikan, pemerintahan, dan swasta, diantaranya adalah Bapak Wakil Bupati Banyumas, Wakil Rektor I dan IV, Seluruh Dekan dan Kepala Biro, Kapolres, Kadandim, Ketua PMI, dan Perwakilan dari PT Unilever.

Pembukaan tersebut selain dihadiri oleh pemuka dibidang pendidikan, pemerintahan, dan swasta tersebut juga dimeriahkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa yaitu Saman Sanguis, Gema Denta Mahardika, dan Tari Gambyong. Pembukaan tersebut dibarengi dengan dimulainya acara pengobatan Gigi Gratis yang dimulai sekitar pukul 09.00.

Bulan Kesehatan Gigi

Nasional UNSOED

Pengobatan Gigi gratis ini dilakukan mencakup pembersihan karang gigi, pencabutan 1 gigi, penambalan gigi, sikat gigi masal, dan perlindungan gigi anak dengan fissure sealant dan aplikasi topical flour. “Pengobatan gigi gratis ini sangat disambut dengan antusias oleh masyarakat terutama masyarakat disekitar Kampus Unsoed. Padahal dengan publikasi yang minimal hanya dengan media sosial, poster, dan baliho yang disebar mendekati hari H. ini merupakan pencapaian yang luar biasa yaitu sekitar 2 kali lipat dari target”, ujar drg. Bambang T.H selaku Ketua BKGN.

Page 13: Enamel januari 2015

Event

13

Event

Pencapaian luar biasa tersebut dibuktikan dari jumlah pasien yang datang, target awal adalah pasien 1000 untuk 3 hari acara berlangsung namun untuk hari pertama saja kedatangan sudah mencapai 512 pasien, disusul pada hari kedua mencapai 680 pasien, dan hari ketiga mencapai 800 pasien. Sehingga jika diakumulasi selama tiga hari kedatangan pasien mencapai 2058 pasien dengan keluhan pembersihan karang gigi adalah yang terbanyak.

Selain pengobatan gratis yang dilakukan ini, juga adanya penyuluhan dan pengobatan gigi anak gratis bila diperlukan dengan sasaran adalah anak-anak TK dan SD di Purwokerto. Dengan akumulasi kedatangan sekitar 450 anak-anak siswa TK dan SD. “Seluruh pengobatan gigi gratis ini dilakukan oleh para ahli, diantaranya bekerja sama dengan PDGI melibatkan seluruh dokter gigi di daerah Banyumas dan sekitar Banyumas sekitar 36-40 dokter gigi dibantu dengan dokter gigi yang ada di Universitas Jenderal Soedirman serta dibantu pula oleh Dokter Gigi Muda (mahasiswa koas)”, ujarnya.

Narasumber: drg. Bambang Tri Hartomo

Page 14: Enamel januari 2015

Event

14

Dentistry Photography

Competition

Dentistry Photography Competition merupakan suatu program kerja baru

kementerian media BEM KBMKG Unsoed yang bertujuan mencari bibit dan

penggemar photografi di kampus KG Unsoed. Secara khusus, kegiatan ini

bertujuan mengajak minat mahasiswa kedokteran gigi unsoed dan menuangkannya

dalam sebuah kompetisi real. Selain itu, acara ini dipergunakan sebagai alat

promosi diri dan memperkenalkan himpunan dari beberapa pecinta fotografi di KG

Unsoed. Lingkup lomba ini tidak hanya di interna kampus kg, melainkan

mengundang seluruh perwakilan peserta dari UKM/Komunitas fakultas lainnya di

Universitas Jenderal Soedirman hingga seluruh masyarakat umum yang berminat

dan ingin berkompetisi misalnya Komunitas Fotografi Banyumas. Jadi, selain dalam

lingkup kampus kedokteran gigi, lomba ini ditunjukkan bagi kalangan umum yang

memiliki minat besar dan kecintaan terhadap seni photography.

Page 15: Enamel januari 2015

Event

15

Acara ini terdiri dari dua bagian yaitu workshop photography dan lomba

shoot model. Workshop photography akan dipandu oleh pembicara yang sudah

menjadi pakarnya. Pembicara ini berasal dari antara news mas Idhad Dzakaria.

Sedangkan konsep lomba shoot model menghadirkan 3 model cantik yang

berpengalaman. Model ini adalah Thita (asal Purwokerto), Yulia (asal Bandung),

dan Hesti (interna Kedokteran Gigi). Mekanisme perlombaan adalah memotret

model dengan gaya bebas kemudian hasilnya akan diseleksi sebagai pemenang.

Seleksi pemenang dilakukan secara tertutup melihat keunikkan objek yang didapat

dan paduan warna yang dihasilkan.

Pelaksanaan acara Dentistry Photography Competition pada hari minggu

tanggal 21 September 2014 bertempat di Kampus kalibakal kedokteran gigi pukul

11.00 WIB. Acara diawali dengan workshop, kemudian dilanjutkan dengan

pemotretan. Biaya registrasi bagi peserta umum yang ingin mendaftar adalah

50.000 rupiah sedangkan bagi mahasiswa KG gratis. Pemenang lomba photografi

adalah Binar dari fakultas hukum.

Page 16: Enamel januari 2015

Event

16

Dentistry Perforation 5

Bulan lalu, tepatnya tanggal 18 Desember 2014 kedokteran gigi Universitas Jenderal

Soedirman (UNSOED) kembali menyelenggarakan acara Dentistry Perforation dengan guest star

Sheila on 7. Acara ini rutin diadakan setiap tahunnya dan kemarin merupakan yang kelima kalinya.

Dentistry Perforation 5 diadakan di Horison Convention Centre sebagai konser amal untuk para

penyandang cacat Indonesia yang menampilkan unit kegiatan mahasiswa (UKM) seni FKG

UNSOED seperti dance, theatre, paduan suara, dan saman. Kemeriahan acara ini sangat terlihat

saat guest star, Sheila On 7 memulai aksinya di atas panggung. Penonton sangat antusias ingin

menyaksikan acara ini, terbukti pada 9 hari sebelum acara berlangsung tiket sudah terjual habis.

Kesuksesan acara Dentistry Perforation 5 adalah refleksi dari kerja keras segenap panitia,

terimakasih atas partisipasinya pada acara ini. Sampai jumpa di Dentistry Perforation selanjutnya!

Page 17: Enamel januari 2015

Tips

17


Top Related