Transcript
Page 1: embatan Cincin latinangor ,RilNayatmu Kirii

o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1520 21 22 23 24 25 @ 27 28 29 30

oMar OApr OMei OJun ~Jul QAgs OSep OOkt ONov ODes

embatan Cincin latinangor,RilNayatmu Kirii

lIAkita berjalan-jalan diB kampus Universitas Pa-djadjaran (Unpad), Jati-

nangordan kebetulan melewatifakultas ilmu komunikasi (fi-kom), kitaakan melihat sebuahjembatan tua yang eukup me-narik perhatian. Jembatan terse-but sudah sangat tua dan ma-syarakat sekitar biasa menye-butnya Jembatan Cinein.

Ya,Jembatan Cinein terletakdi Desa Hegarmanah, Kec.Jati-nangor, Kab. Sumedang danhingga kini masih berdiri kokoh.Padahaljembatan yang diba-ngun perusahaan kereta api Be-landa, Staat SpoorwagenVerenidge Spoorwegbedrijf itusudah ada sejak 1918.

Kendati ada beberapa bagianbentengyangretakdanjalanyangtak beraspal, namun secara ke-seluruhan, fisikbangunan yangterkenal pula sebagai JembatanCikuda ini tetap terlihat tegap,membentang di antara DesaCisalada dan Desa Neglasari.

"GM" yang berusaha mencaritabu sejarah jembatan tersebutdiperkenalkan warga sekitarpa-da seorang sesepuh di kawasantersebut, Endin Mulyana (90).'Kakek 13anak, 29 eucu, dan 30buyut, hasil pemikahan dengan

Abu Toto (85) itu, begitu sema-ngat saat menceritakan ikhwaljembatan itu.

Berdasarkan keterangannya,Minggu(25/7),JembatanCincinini pada mulanya dibangun se-bagai penunjang lancarnya ke-giatan perkebunan karet. Jem-batan ini berguna untukmem-bawa hasil perkebunan. "Keurjaman Walanda (Belanda), ak-tivitas kareta api itu beIjalan lan-car. Saban poena loba karetanu liwat mawa hasil kebon tehjeung karet tiJatinanggor, Ci-jeruk,jeung Ranooekek nudikir-im ka Bandung atawaJakarta.Biasana saminggu sakali ka-reta ngangkuthasilkebon.Sa-popoe mah biasa we ngangkutpenumpang," ujar Endin yangsempat menjadi Kuwu Cikeruhpada 1961-1966.

Usai menyulut rokokkeretekdan mengisapnyadalam-dalam,Endin yang biasa dipanggil war-gasetempat dengansebutanAkiKuwukembali bercerita. "Mungangkutanpenumpang,ka~jalan ti tabuh 05.00 W1Bdug!ka tabuh 18.00 WIB mimiti tihalteu (stasiun) Rancaekek nepika Tanjungsari. Kareta ngale-watan tilu halteu, Lebakiati,WC!;rungkalde terus ka Ran-

masyarakat, tern ang ber-mukim di areajemb n masihmempereayai adan penam-pakan Mbah Pigeu g selalumuncul setiap usai grib."Biasana mun an itoel ku

MbahPigeusokgeri . Utami-na barudak, awa panas.Tapi l7Iundibawa okter teuoogeur.Pas diberes ifendiju-rujembatan, misa I a rokok,kalapa jeunq gula, udak tehlangsung sehat," ka nya.

Selain keberadaan kmist-is Mbah Pigeu, me rut salahseorang warga, Mu . (42),tempat itujuga eu p angkerkarena ada bebera peristiwabunuh diri. "Baru- ini adaremaja pria ngar raqkeunmaneh tiluhur . tan," ka-tallya. (mirza/"G to)**

caekek, "katanya.Kenapa dinamakan Jembat-

an Cincin? Sejenak kakek yangmasih terlihat segar itu terse-nyum, lalukembali melanjutkankisahnya. "Ngaraneta teh di-jieun ku Direktur KaretaApi Be-landa, Than Hamess dan ben-tuknajiga cincin," sebutnya.

Sejak kapanjembatan terse-but tidak lagi difungsikan seba-gai lintasan kereta api? Dengansantai Endin menjawab. "PasJepang datang taun 1942, ma-ranehna embung aya tapakbeusi paninggalan Walanda.Makana kabeh rei diraradjeungjembatan dijadikan lalulintas biasa, lain deui keretaapi," ungkapnya.

Sejaksaatitu hinggasekarang,Jembatan Cincin telah beralihtUngsisebagaijembatanpenyebe-ranganpenduduksetempatdanpara mahasiswa yang tinggal disana. Selainsebagaitempatnong-krongdanpenyambw1gjalan de-sa, Jembatan Cincinjuga seringdigunakan untuk rappeling.

Mitos Mbah PigeuDaya tarik lain dariJembatan

Cincin adalahkeberadaan lUiOkmakblukbaIusyangoleh wargaseldtardisebut Mbah Pigeu (bi-su). Menurut Endin, sebagian

R.MlRZAlGM

JEMBATAN Cincin yang terletak di Desa Hegarmanah,Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang hingga kini masih berdirikokoh. Foto diambil Minggu (25/7).

Kliping Humas Unpad 2010

Top Related