Transcript
Page 1: Ekstraksi Minyak Kelapa Basah

a. Ekstraksi Minyak Kelapa Basah, dengan Pemanasan

Diambil 5 butir kelapa yang sudah dikupas dan dihilangkan airnya, kemudian diparut

Kelapa parut ditimbang

Minyak diekstrak dengan penambahan 1000 ml air (penambahan sedikit demi sedikit) hingga dihasilkan santan

Santan dipanaskan dengan api kecil hingga seluruh santan menguap

Hasil yang tertinggal adalah minyak dan blondo, minyak dan blondo dipisahkan dengan cara penyaringan

Minyak yang dihasilkan diukur dengan gelas ukur

Page 2: Ekstraksi Minyak Kelapa Basah

b. Ekstraksi Minyak Kelapa Kering

c. Ekstraksi Minyak Ayam/Sapi

Sampel disiapkan

Pengecilan ukuran (sampel diiris terlebih dahulu )

Diambil 5 butir kelapa yang sudah dikupas dan dihilangkan airnya, kemudian diparut

Kelapa parut ditimbang

Dikeringkan dengan kabinet dryer

Dipisahkan minyak dengan daging buah kelapa dengan cara pengepresan

Ukur minyak yang dihasilkan dengan gelas ukur

Hitung rendemen minyak yang diperoleh

Sampel dipanaskan dengan api kecil hingga sampel kering dan berwarna agak kecoklatan

Hasil nya adalah minyak dengan sam pel, kemudian dipisahkan dengan cara penyaringan

Minyak yang dihasilkan diukur dengan gelas ukur

Page 3: Ekstraksi Minyak Kelapa Basah

d. Ekstraksi Minyak Kemiri dan Kacang Tanah

Ditimbang 2kg sampel

sampel disangrai

Pengecilan ukuran (sampel digiling/ dihaluskan )

Ekstraksi minyak dengan cara pengepresan

Diukur minyak yang dihasilkan dengan gelas ukur kemudian dihitung rendemennya

Page 4: Ekstraksi Minyak Kelapa Basah

Randemen minyak biji wijen tanpa perlakuan pendahuluan lebih tinggi daripada rendemen minyak biji wijen dengan perlakuan penyangraian maupun pengukusan. Perlakuan penyangraian menyebabkan sebagaian air dan minyak keluar, menempel pada alat penyangrai dan menguap. Dengan demikian, kadar air biji menurun sehingga pada saat dikempa minyak yang ada di dalam sel kulit keluar. Dalam proses pengukusan biji wijen terlebih dahulu juga terjadi penguapan minyak bersama uap air sehingga rendemen minyak yang diperoleh rendah (Juanda, 2005).

Juanda, dede. 2005. Wijen Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta

Ada dua metode dasar untuk memperoleh minyak yaitu dengan cara pengepresan dan juga dengan cara ekstraksi pelarut. Proses pengepresan biasanya dilakukan dengan pengepres hidtolik atau ulir yang digerakkan secara manual atau dengan mesin. Proses pengepresan biasanya masih meninggalkan ampas yang mengandung 7-10% minyak. Sedangkan pada proses ekstraksi pelarut mampu mengambil minyak optimal , sehingga ampasnya hanya kurang dari 0,1 % dari berat keringnya. Dengan demikian ekstraksi dengan pelarut lebih efektif untuk mengambil minyak (Alamsyah, 2006).

Alamsyah, 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodisel. Kanisius. Yogyakarta

Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra atau dari perasan santan. Kandungan minyak dari kelapa tua diperkirakan mencapai 30-35%, atau kandungan minyak dalam kopra menca[pai 63-72%. Minyak kelapa sebagaiman minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Secara garis besar proses pembuatan minyak kelapa sawit dapat dilakuakan dengan cara basah dan cara kering. Pengolahan minyak kelapa secara basah dapat dilakukan melalui pembuatan santan terlebih dahulu atau dapat juga di pres dari daging kelapa setelah digoreng. Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan aan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minim beras]dyak dengan bagian yang miskin minyak. Bagian yang kaya minyak disebut krim dan skim adalah bagian yang miskin minyak. Krim lebih ringan dibandingkan dengan skim, karena itu krim berada diatas dan skim dibawah (Herawati, dkk, 2006).

Page 5: Ekstraksi Minyak Kelapa Basah

Herawati, dkk. 2006. Potensi Pengembangan Minyak Kelapa Sebagai Pangan Fungsional. Seminar Nasional Pangan Fungsional

Minyak kelapa berwarna kuning kecoklatan muda. Pada proses pembuatan minyak kelapa secara modern, kopra terlebih dahulu dicuci bersih, kemudian digiling sampai halus (remuk) dan dibasahi dengan uap air yang panas. Setelah dipanaskan kemudian dipres memakai alat peres hidrolik dengan tekanan tinggi. Dengan cara ini dari tiap kuintal kopra diperoleh rendemen minyak rata-rata 60-62 %. Ampas minyak yang disebut bungkil masih mengandung minyak sekitar 8-10 % minyak (Sutrijo, 1998).

Sutrijo. 1998. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta

Dari ketiga sampel jaringan lemak yang diekstraksi (ayam, sapi dan babi) dengan bobot cuplikan yang relatif sama diperoleh kadar lemak yang berbeda seperti terlihat pada tabel

Kandungan lemak pada ketiga sampel yang diekstraksi menunjukan sampel daging ayam relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lemak sapi dan lemak babi. Perbedaan kadar lemak ini kemungkinan disebabkan karena secara alamiah kandungan lemak pada setiap sepesies relatif berbeda. Disamping itu, perbedaan jenis cuplikan (bagian/jaringan otot daging) yang digunakan juga tidak sama (Hermanto, 2010).

Hermanto, Sandra. 2010, Karakteristik Lemak Hewani (Ayam, Sapi dan Babi) Hasil Analisis FTIR dan GCMS


Top Related