Isu Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Dan Solusinya
Dosen Pengampu:
Dr. Suning, SE., MT
Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Deforestrasi = Rain Forest Degradation
• Tumbuhnya populasi jumlah penduduk
• Kebutuhan akan kayu dunia meningkat
• HPH yg tidak terkontrol
• Ilegal logging membabat 3000 mil kubik hutan perawan di Indonesia
• Transmigrasi, membuka hutan mempercepat terjadinya deforestrasi
Degradasi Lahan
• Indikasi terjadinya degradasi lahan dikenali adanya erosi lahan dan lahan marginal yg disebabkan :
1. Pertanian intensif yg memanfaatkan pupuk buatan 2. Hilangnya unsur hara karena erosi oleh air hujan
dan angin. 3. Intervensi manusia pada lahan yg berlebihan
mengganggu keseimbangan fungsi lahan Kepentingan ekonomi berimplikasi terhadap
pemanfaatan lahan melebihi kapasitasnya
Kekurangan Air Bersih
• Water shortage ditandai kesulitan suplay air bersih di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Water shortage disebabkan :
1. Meningkatkan permintaan air bersih belum diimbangi oleh penyedia.
2. Wilayah pengisian air bawah tanah berubah fungsi dari cacthment area menjadi built up area
3. Air permukaan mengalami over explored, hingga kemampuan supplynya berkurang.
Polusi udara dan Air
• Proses industrialisasi mengubah kondisi udara di indonesia, air tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga.
• Polusi udara di tunjukan oleh kandungan polutan di udara sedang polusi air di tunjukan oleh dod dan bod pada air.
• Life style perkotaan yang konsumtif adan individual memperparang polusi.
KONFLIK ANTARA TUJUAN EKONOMI DAN KUALITAS LINGKUNGAN
• Peningkatan kesejah teraan ekonomi meningkatkan daya beli individu akan nilai lingkungan. Rekayasa teknologi yg mahal dilakukan untuk mengatasi limitasi di alam. Misal tanggul untuk membentuk air. Penahan pada lahan miring.
• Intervensi berlebihan mengurangi kualitas lingkungan secara umum.
Komitmen Pemerintah Terhadap Masalah Lingkungan
Upaya perlindungan oleh pemerintah diawali oleh ratifikasi pemerintah ikut Conferensi on living environment di stockholm 1972 yg dikuti keg. :
1. Pembentukan Menneg LH di tahun 1978
2. Penyusunan Keb Pembangunan Lingkunan di Bappenas pada periode berikutnya
3. Berlakunya UU LH tahun 1982
Pembangunan Berwawasan Lingkungan
• Bentuk pembangunan ekonomi yang menghendaki pemanfaatan sdal mampu terus berlanjut untuk bisa dinikmati hasilnya baik untuk masa kini juga untuk generasi berikutnya dimasa datang. Aktor PBL :
1. Pemerintah sebagai Regulator 2. Swasta dan rumah tangga, aktor yg memanfaatkan
SDAL 3. NGO Lingkungan, sebagai LSM pengawasan
berjalannya pemanfaatan sesuai ketentuan pemerintah
Peningkatan Peran Pemerintah sebagai Regulator
Peningkatan
Pendanaan Kapasitas Birokasi
Badan Lingkungan Daerah
Kewenangan Kebutuhan Aktual
Peningkatan Peran Swasta dan rumah tangga
• Kampanye Green Product
• Taat AMDAL dan penggunaan ISO l5000
• Meninggalkan pendekatan hukum dan mengutamakan pendekatan sustainable industries dalam pemanfaatan lingkungan
• Dukungan masyarakat luas untuk menjaga lingkungannya masing-masing
NGO Lingkungan
• Mendorong peran media massa memperhatikan kasus-kasus pengrusakan lingkungan
• Mengembangkan program cinta lingkungan yg terintregasi dengan kegiatan organisasi masyarakat di tingkat lokal
• Mendorong publikasi tertulis yg bersifat persuasif untuk meningkatkan kesadaran lingkungan
Efektifitas Pendidikan
• Pendidikan di tingkat PT diyakini mampu mengubah persepsi tentang pentingnya pelestarian SDAL.
• Ketika lulus dan memegang kendali kebijakan pembangunan, diharapkan kebijakan yg dilahirkan berwawasan lingkungan.
Dr. Suning, SE., MT
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya suningterusberkarya.com