Download - eklampsia
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 1/8
Bagian Empat: Kehamilan dan Persalinan Dengan Penyulit Obstetri
4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DANEKLAMPSIA
Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua
kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein
urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
Faktor predisposisi
1. HIPERTENSI KRONIK
Definisi
PENDAHULUAN
BAGIAN SATU: PRINSIP UMUMPELAYANAN KESEHATAN IBU
BAGIAN DUA: KEHAMILANPERSALINAN DAN NIFAS NORMAL
BAGIAN TIGA:KEGAWATDARURATAN PADAKEHAMILAN DAN PERSALINAN
DIAGNOSIS BANDING:BERDASARKAN TANDA DAN GEJALAYANG DITEMUI SELAMAKEHAMILAN DAN NIFAS
BAGIAN EMPAT: KEHAMILAN DANPERSALINAN DENGAN PENYULITOBSTETRI
4.1. MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
4.2.ABORTUS
4.3. MOLA HIDATIDOSA
4.4. KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU
4.5. PLASENTA PREVIA
4.6. SOLUSIO PLASENTA
EDUKIA | Materi Pembelajaran Kesehatan Ibu dan Anak
Kehamilan kembar
Penyakit trofoblas
Hidramnion
Diabetes melitus
Gangguan vaskuler plasenta
Faktor herediter
Riwayat preeklampsia sebelumnya
Obesitas sebelum hamil
Beranda Tentang EDUKIA Buku Saku Latihan
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 2/8
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan
Diagnosis
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
b. Tatalaksana Khusus : -
2. HIPERTENSI GESTASIONAL
Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan
Diagnosis
4.7. PERDARAHAN PASCASALIN
(HPP/ HEMORARGIA
POSTPARTUM)
4.8. HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA,
DAN EKLAMPSIA
4.9. PERSALINAN PRETERM
4.10. KETUBAN PECAH DINI
4.11.KORIOAMNIONITIS
4.12. KEHAMILAN LEWAT
WAKTU
4.13. KEHAMILAN DENGAN
PARUT UTERUS
4.14. KEHAMILAN GANDA
4.15. MAKROSOMIA
4.16. HIDRAMNION
4.17. PERSALINAN LAMA
4.18. MALPOSISI,
MALPRESENTASI, DAN CPD
4.19. DISTOSIA BAHU
4.20. PROLAPS TALI PUSAT
BAGIAN LIMA: KEHAMILAN DANPERSALINAN DENGAN PENYULITMEDIS NON OBSTETRI
BAGIAN ENAM: MASALAH NIFAS
BAGIAN TUJUH: KONTRASEPSI
LAMPIRAN A: PROSEDURPROSEDUR OBSTETRI
LAMPIRAN B: PARTOGRAF
Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan
<20 minggu
Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
Anjurkan istirahat lebih banyak.
Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu akan mengganggu perfusi serta tidak ada
bukti-bukti bahwa tekanan darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu.
Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi, dan terkontrol dengan baik,
lanjutkan pengobatan tersebut
Jika tekanan diastolik >110 mmHg atau tekanan sistolik >160 mmHg, berikan antihipertensi
Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain, pikirkan superimposedpreeklampsia
dan tangani seperti preeklampsia
Bila sebelumnya ibu sudah mengkonsumsi antihipertensi, berikan penjelasan bahwa
antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan), dan
klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil. Untuk itu, ibu harus berdiskusi dengan
dokternya mengenai jenis antihipertensi yang cocok selama kehamilan.
Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai dari usia kehamilan 20
minggu
Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.
Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.
Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, tangani seperti gawat janin.
Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 3/8
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
3. PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Diagnosis
Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12 minggu
Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati di trombositopenia
Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan
Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian
kesehatan janin.
Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.
Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
Preeklampsia Ringan
Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam
Preeklampsia Berat
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5 g/24 jam
Atau disertai keterlibatan organ lain:
Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
Sakit kepala , skotoma penglihatan
Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu)
Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan >
20 minggu
Eklampsia
Kejang umum dan/atau koma
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 4/8
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Ada tanda dan gejala preeklampsia
Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Pencegahan dan tatalaksana kejang
Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat di halaman berikut.
Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu
rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang
sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 5/8
Antihipertensi
Ibu dengan hipertensi beratselama kehamilan perlu mendapat terapi antihipertensi.
Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat.
Beberapa jenis antihipertensi yang dapat digunakan misalnya:
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 6/8
Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan), dan
klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil.
Ibu yang mendapat terapi antihipertensi di masa antenatal dianjurkan untuk melanjutkan terapi
antihipertensi hingga persalinan
Terapi antihipertensi dianjurkan untuk hipertensi pascasalin berat.
Pemeriksaan penunjang tambahan
Hitung darah perifer lengkap (DPL)
Golongan darah ABO, Rh, dan uji pencocokan silang
Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)
Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)
USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan janin terhambat)
Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan
Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam 12 jam
sejak terjadinya kejang.
Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin yang belum viable
atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu.
Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana janin sudah viable namun usia kehamilan belum
mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi (lihat
algoritma di halaman berikut). Lakukan pengawasan ketat.
Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana usia kehamilan antara 34 dan 37 minggu, manajemen
ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang tidak terkontrol, disfungsi organ
ibu, dan gawat janin. Lakukan pengawasan ketat.
Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah aterm, persalinan dini dianjurkan.
Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional ringan yang sudah aterm, induksi
persalinan dianjurkan.
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 7/8
b. Tatalaksana KhususEDEMA PARU
Diagnosis
Tidak ada bukti yang menunjukkan manfaat dari pembatasan aktivitas (istirahat di rumah),
pembatasan asupan garam, dan pemberian vitamin C dan E dosis tinggi
Sesak napas, hipertensi, batuk berbusa, ronki basah halus pada basal paru pada ibu dengan
10/6/2015 4.8. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMPSIA, DAN EKLAMPSIA | EDUKIA
http://www.edukia.org/web/kbibu/648hipertensidalamkehamilanpreeklampsiadaneklampsia/ 8/8
« 4.7. PERDARAHAN PASCASALIN (HPP/ HEMORARGIA POSTPARTUM)
Tatalaksana
SINDROMA HELPP
Diagnosis
Hemolisis, peningkatan kadar enzim hati, dan trombositopeni
Tatalaksana
© EDUKIA 2013 - WORLD HEALTH ORGANIZATION COUNTRY OFFICE FOR INDONESIA
preeklampsia berat
Posisikan ibu dalam posisi tegak
Berikan oksigen
Berikan furosemide 40 mg IV.
Bila produksi urin masih rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam), pemberian furosemid dapat diulang.
Ukur keseimbangan cairan. Batasi cairan yang masuk.
Lakukan terminasi kehamilan.