Download - Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah
Judul : EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA SUB MATERI VERTEBRATA DI SMP NEGERI 1 MAKMUR
A. Latar Belakang
Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kreativitas guru dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut
diantaranya meliputi kreatif dalam memilih pendekatan dan model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan.
Kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh kurikulum 2006 adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning).
Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam
aktivitas belajar. Guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan
membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa selama
belajar. Penggunaan media pembelajaran berupa awetan dan gambar
merupakan salah satu alternatif untuk membantu keberhasilan
pembelajaran. Sub materi vertebrata merupakan salah satu sub
materi dalam pelajaran Sains (biologi) SMP kelas VII semester ganjil.
Sub materi ini terintegrasi pada materi pokok “Keanekaragaman
Hewan”. Beberapa contoh hewan yang termasuk kelompok
vertebrata merupakan hewan-hewan yang dapat ditemukan di
lingkungan sekitar kita.
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran
biologi materi pokok Keanekaragaman Tumbuhan siswa kelas VII
diketahui nilai rata-rata kelas adalah 7,4. Kriteria Ketuntasan Minimal
untuk mata pelajaran biologi materi Keanekaragaman Hewan adalah
66. Kelas yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini dalah kelas
VII A dan VII B karena hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa
kedua kelas ini mempunyai kemampuan akademik yang sama.
Keberhasilan pembelajaran sub materi vertebrata adalah siswa
mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal untuk sub materi
vertebrata yaitu 66. Selain itu, terdapat indikator dalam kompetensi
dasar yang perlu dicapai, yaitu siswa dapat mengelompokkan hewan-
hewan yang bertulang belakang (Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mammalia). Untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan
indikator terebut diperlukan cara yang dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Motivasi merupakan proses internal yang
mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku sesorang secara
terus menerus (Slavin dalam Anni, 2004).
Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang
diharapkan dapat efektif digunakan yaitu penerapan pendekatan
Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model kooperatif Jigsaw. Melalui
penerapan pendekatan JAS diharapkan akan meningkatkan
pemahaman dan kecintaan siswa terhadap lingkungan serta
menawarkan pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan
2
motivasi siswa. Sedangkan dengan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, pemahaman dan
rasa solidaritas siswa.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan
permasalahan : apakah pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan
model pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif bila diterapkan pada sub
materi vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur ?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul
penelitian, “Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Sub Materi
Vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur” ini, maka perlu dijelaskan
penegasan istilah. Adapun penegasan istilah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 1990
dikemukakan efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya) manjur/mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas
adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju. Menurut Mulyasa (2004) efektivitas
adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan.
3
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh
dari strategi pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan
indikator kinerja yang meliputi rata-rata nilai post test, ketuntasan
belajar, keaktifan siswa, keterampilan proses sains siswa, kinerja
guru, tanggapan siswa dan tanggapan guru terhadap kegiatan
pembelajaran.
2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Jelajah alam sekitar dalam hal ini merupakan pendekatan
pembelajaran biologi yang memanfaatkan objek langsung melalui
kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil. Hal tersebut
dikarenakan pendekatan JAS didasarkan pada tiga ciri pokok
yaitu : (1) selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung,
tidak langsung maupun dengan menggunakan media. (2) Selalu
ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan, dan penjelasan. (3)
Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan,
gambar, foto, atau audiovisual (Mariyanti, 2006). Pembelajaran JAS
dilakukan dengan mendatangkan objek yang diamati di dalam
kelas, hal ini dikarenakan lingkungan sekolah yang tidak
memungkinkan untuk melakukan pengamatan langsung objek di
lingkungan aslinya.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
dengan menitikberatkan pada pengelompokkan siswa yang
4
mempunyai tingkat kemampuan akademik yang berbeda satu
dengan yang lainnya (Saptono, 2003).
Metode Jigsaw yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran yang membagi siswa ke dalam kelompok-
kelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa,
laki-laki dan perempuan ) yang masing-masing anggota kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari bagian materi tertentu dan
anggota masing-masing kelompok asal bertemu dalam kelompok
ahli untuk membahas bagian materi yang ditugaskan padanya.
Setelah pembahasan selesai setiap anggota kelompok ahli kembali
ke kelompok semula (asal) dan menjelaskan materi tersebut
kepada anggota kelompoknya.
4. Sub Materi Vertebrata
Vertebrata merupakan salah satu sub materi dari mata
pelajaran Sains (Biologi) kelas VII semester ganjil. Materi ini
terintegrasi dalam materi pokok Keanekaragaman Hewan.
Indikator yang harus tercapai pada materi ini adalah siswa dapat
mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang. Hewan-
hewan vertebrata yang dipelajari meliputi 5 filum yaitu Pisces,
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model
5
pembelajaran kooperatif Jigsaw pada sub materi vertebrata di SMP
Negeri 1 Makmur.
E. Manfaat Penelitian
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru maupun
sekolah dan memberikan suatu alternatif model pembelajaran yang
dapat diterapkan bagi perorangan maupun institusi.
1. Bagi siswa
a. Siswa akan terlatih untuk aktif berfikir dan memahami adanya
perbedaan individu diantara anggota kelompoknya.
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab perseorangan, karena
masing-masing siswa diberikan tanggung jawab terhadap
penguasaan pada bagian materi pelajaran.
c. Meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih berperan aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi guru
Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran biologi yang
menarik pada sub materi vertebrata sehingga dapat
dikembangkan untuk materi pelajaran biologi lain yang relevan.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yaitu
sebagai masukan dalam pembelajaran biologi.
F. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat biologi
6
Hakikat biologi berhubungan dengan cara pandang orang
mengenai apa sebenarnya biologi. Cara pandang ini terkait
dengan bagaimana orang menanggapi dan menghayati masalah-
masalah dalam biologi. Saptono (2003) menjelaskan hakikat
biologi yang dapat digunakan guru sebagai pertimbangan untuk
mengembangkan pembelajaran biologi. Hakikat biologi yang
dimaksudkan antara lain sebagai berikut.
a. Biologi sebagai kumpulan pengetahuan.
Biologi adalah bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan
mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan
dengan kehidupan di alam semesta ini. Pengetahuan tersebut
dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun generalisasi yang
menjelaskan tentang gejala kehidupan.
b. Biologi sebagai suatu proses investigasi.
Pemahaman bahwa biologi dapat juga dikatakan sebagi suatu
proses investigasi (penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan
dengan hal-hal yang selalu berhubungan dengan laboratorium
beserta perangkatnya. Proses pengamatan gejala alam,
merumuskan hipotesis, melakukan pengujian, serta membuat
generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya
diperhatikan oleh guru pada saat melakukan aktivitas
pembelajaran biologi.
2. Hakikat pembelajaran biologi
7
Pendidikan biologi menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung. Karena itu siswa perlu dibantu
untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya
mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan
seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan
bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan
keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan,
menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara
beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah
sehari-hari (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2001).
Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa
yang memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena
biologi tidak dapat menggunakan pengetahuan mereka selama
proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Belajar
biologi seharusnya dapat mengakomodir kesenangan dan
kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan
memperbaiki berbagai konsep yang mungkin masih keliru.
Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika memungkinkan
siswa menjalani perubahan konsepsi (Saptono, 2003).
Menurut Ibrahim dkk (2000), unsur-unsur dasar
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
8
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa
mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
di antara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan
hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua
anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yang harus
dilakukan dalam proses belajar mengajar menurut Saptono (2003)
yaitu terjadinya saling ketergantungan secara positif (positive
interdependence), terbentuknya tanggung jawab personal (individual
accountability), terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama
dalam kelompok (equal participation), dan interaksi menyeluruh
(simultaneous interaction).
a. Terjadinya saling ketergantungan secara positif (positive
interdependence). Setiap siswa saling bekerja sama dalam
9
kelompoknya dan mereka sadar bahwa antara siswa yang satu
dengan yang lain saling membutuhkan.
b. Terbentuknya tanggung jawab personal (individual accountability).
Setiap siswa dalam kelompok harus memiliki rasa tanggung
jawab untuk dapat mempelajari dan menjelaskan bagian materi
sebagai sumbang saran dalam kelompok.
c. Terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam
kelompok (equal participation). Keseimbangan antar personal
dalam kelompok merupakan hal yang utama dalam
pembelajara kooperatif. Bukan hanya seorang anggota
kelompok saja yang berperan, semua anggota kelompok
dituntut untuk berpartisipasi dalam usahanya memperoleh
pengetahuan.
d. Interaksi menyeluruh (simultaneous interaction). Pembelajaran
kooperatif menempatkan setiap siswa memperoleh tugas
masing-masing dalam kelompok secara proporsional dan
secara simultan mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan
untuk mengevaluasi perolehan pemahaman siswa tersebut
terhadap materi yang dibahas.
Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran
kooperatif meliputi tiga submodel yaitu Students Teams Achievement
Divisions (STAD), Jigsaw dan Investigasi Kelompok (Group Investigation).
Nur (2005) membagi model pembelajaran kooperatif menjadi tiga
submodel yaitu STAD, Jigsaw dan TGT (Teams Games Tournaments).
10
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh
Elliot Aronson (dalam Ibrahim dkk, 2005). Jigsaw merupakan
pembelajaran kooperatif yang memungkinkan masing-masing
siswa membentuk satu kelompok yang mengkhususkan diri pada
satu materi pembelajaran (Lie dalam Fauzi, 2005).
G. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut : pendekatan pembelajaran Jelajah Alam
Sekitar (JAS) dengan model kooperatif Jigsaw efektif bila diterapkan
pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur.
H. Metode Penelitian
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud dan tujuan (Poerwodarminto, 1976).
Metode penelitian digunakan dengan maksud untuk mencapai
kebenaran ilmiah. Dalam kegiatan ilmiah peneliti berpedoman pada
metode yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam
penelitian ini akan dibahas hal yang berkaitan dengan metode
penelitian.
I. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2010/2011 di SMP Negeri 1 Makmur.
J. Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun sampelnya adalah semua siswa kelas VII A dan
kelas VII B. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive random sampling. Dari keenam kelas diambil kelas yang
11
mempunyai kemampuan akademik yang sama (melalui uji
homogenitas). Berdasarkan uji homogenitas dan saran dari guru mata
pelajaran terpilih kelas VII A dan VII B. Kelas VII A sebagai kelas yang
diberi perlakuan (sub materi vertebrata diajarkan dengan
menggunakan pendekatan JAS dan model kooperatif Jigsaw),
sedangkan kelas VII B sebagai kelas kontrol (sub materi vertebrata
diajarkan dengan metode konvensional).
K. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: pendekatan pembelajaran JAS dengan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw.
2. Variabel bergantung: hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
3. Variabel kendali: guru, sarana dan prasarana pembelajaran.
4. Variabel rambang: kondisi kelompok (jumlah siswa, kemampuan
siswa, komposisi jenis kelamin).
L. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental (Pre
Experimental Design) dengan menggunakan rancangan randomized control-
group only design. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil
dari populasi tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam
jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok tersebut dikenai
pengukuran yang sama. Perlakuan yang diberikan kepada kelas
12
eksperimen berupa penerapan pendekatan JAS dengan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw, sedangkan pada kelas kontrol
digunakan metode konvensional yaitu dengan ceramah dan diskusi
sederhana. Pola rancangan tersebut digambarkan sebagai berikut
(Rachman dan Muhsin, 2004).
M. Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Sumber data : Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru
2. Jenis Data : Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan
kualitatif
a. Hasil tes pemahaman konsep siswa
b. Keaktifan siswa dalam pembelajaran baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol
c. Keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran
d. Kinerja guru selama proses pembelajaran
e. Tanggapan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
f. Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil tes pemahaman konsep siswa diambil dengan
memberikan post test kepada siswa
b. Data tentang aktivitas dan keterampilan proses sains siswa
serta kinerja guru selama proses pembelajaran diambil dengan
menggunakan lembar observasi.
13
c. Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran
diambil dengan kuesioner
d. Data tentang tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan diambil dengan menggunakan lembar
wawancara.
N. Indikator kinerja
Penerapan pendekatan JAS dengan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw ini dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Indikatornya adalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan hasil belajar (post test) yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Minimal 75% siswa dari kelas eksperimen memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal untuk sub materi vertebrata yaitu 66.
3. Persentase keaktifan siswa yang menunjang pembelajaran
kategori tinggi pada kelas eksperimen > kelas kontrol.
4. Minimal 40% siswa kelas eksperimen mempunyai keterampilan
proses sains kategori tinggi.
5. Guru melaksanakan minimal 80% indikator kinerja sesuai dengan
lembar observasi kinerja guru.
6. Minimal 75% siswa senang atau sangat senang dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar
model kooperatif Jigsaw.
14
7. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar
model kooperatif Jigsaw.
O. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Siswa dalam pembelajaran kooperatif dikelompokkan
menjadi kelompok-kelompok kecil dengan menitikberatkan pada
pengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan
akademik yang berbeda satu dengan yang lainnya (Saptono, 2003)
sehingga siswa dengan kemampuan akademik yang tinggi, sedang
maupun rendah harus bekerja sama untuk memahami materi yang
dipelajari. Adanya pembagian materi untuk masing-masing anggota
kelompok menyebabkan tidak adanya dominansi dari siswa yang
berkemampuan akademik tinggi. Masing-masing siswa mempunyai
kesempatan yang sama untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok
ahli kepada anggota kelompok asal, sehingga pemahaman akan
materi yang dipelajari oleh masing-masing siswa dapat lebih merata.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C.T; Rifai, A; Purwanto, E; Purnomo, D. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES
Arikunto, S. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
15
Fauzi, A.N. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 14 Semarang pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan Melalui Pemanfaatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Skripsi. Semarang: Biologi UNNES
Ibrahim, H.M.,F.Rachmadiarti, M.Nur, Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah Pasca Sarjana UNESA Surabaya: University Press
Kartiyono, N.E., A. Mariyanti. 2004. Jelajah Alam Sekitar (Makalah Program A2 Pendidikan Biologi FMIPA UNNES)
Mariyanti, A. 2006. Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Karya
Nur, Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA
Nurhadi dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SLTP. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional
Rachman, M dan Muhsin. 2004. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Ridlo, S dan Rudiyatmi, E. 2002. Paparan Kuliah Evaluasi Pembelajaran. Paparan Kuliah. Semarang: Tidak dipublikasikan
Santosa, K dan Sumadi. 2003. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Sains (Makalah Bintek Pembelajaran Sains Sekolah Dasar). Semarang: Universitas Negeri Semarang
Saptono, S. 2003. Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Paparan Kuliah. Semarang: tidak dipublikasikan
Soekamto, T. dan U.S. Winataputra. 1995. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti bagian Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sudjiono, A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
PersadaSugandi, A.,Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
UNNES
16