Transcript
Page 1: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

i

EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI (GLIBENKLAMID+

EKSTAK KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA

DARAH PADA TIKUS PUTIH SEBAGAI MODEL

DIABETES MELITUS TIPE 2

Naskah Publikasi

KHAIRI AMRUDDIN

20080320166

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 2: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Publikasi

EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI (GLIBENKLAMID+

EKSTAK KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA

DARAH PADA TIKUS PUTIH SEBAGAI MODEL

DIABETES MELITUS TIPE 2

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal :

…..,…………… 2014.

Oleh :

Khairi Amruddin

20080320166

Pembimbing:

1. Yanuar Primanda, S.Kep., Ns, MNS (…………………………………)

2. Dyah Rivani, S.Kep., Ns (…………………………………)

Penguji:

drh. Tri Wulandari, M.Kes (…………………………………)

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(Sri Sumaryani, S.Kep., Ns, M.Kep, Sp.Mat)

Page 3: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

iii

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta:

Nama : Khairi Amruddin

No Mahasiswa : 20080320166

Judul : Efektifitas Pemberian Dosis Kombinasi (Glibenklamid +

Ekstak Kunyit) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah Pada Tikus Putih Sebagai Model Diabetes Melitus

Tipe 2

Setuju/tidak*) naskah ringkasan penelitian yang telah disusun oleh yang

bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing

sebagai co-author.

Demikian harap maklum.

Yogyakarta,……,….……, 2014

Pembimbing:

1. Yanuar Primanda, S.Kep., Ns, MNS (………………….…………)

2. Dyah Rivani, S.Kep., Ns (………………….…………)

*) coret yang tidak perlu

Page 4: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

1

The Effectivity of Combination Dosage (Glibenklamid+Turmeric Extract)

On Blood Glucose of Diabetic Rats Type 2

ABSTRACT

Khairi Amruddin1, Yanuar Primanda

2, Dyah Rivani

2, Tri Wulandari

3

Student Research Project, School of Nursing, Faculty of Health and Medicine,

Muhammadiyah University of Yogyakarta, 2014

Diabetic case in Indonesia was very significantly increased in every year,

than we need the studies of diabetic treatments. Diabetes is metabolic disorder

that needs comprehensive treatment in long term that the blood glucose must be

stable. The unstable blood glucose (too high or too low) caused some

complication disease, if there was no accurate treatment could be a mortal case.

The purpose of this study is to look at the effectiveness of turmeric extract

in lowering blood glucose (blood sugar) in combination with a sulfonylurea

(glibenclamide), because in a previous study conducted by Santoshkumar (2013),

turmeric extract is not effective in lowering blood glucose levels in the study

acute (less than 7 days).

Object that used in this study ware 30 male white rats (albino wistar rats)

with body wight 150-200 g, age 2-3 months. This research is true experimental.

The research of this study placed at Agrotegnology laboratory and FKIK

laboratory in 39 days. The dosage of extracts combination was divided into three

kind of dosage: 150 mg, 300 mg and 500 mg.

The results showed a decrease in blood glucose levels significantly in all

treatment groups. There is the death of the animals tested positive in the control

group (singular dose of glibenclamide) and treatment group 3 (combination of

glibenclamide + extract 500 mg) as a result of hypoglycemia. The reduction of

blood glucose levels quite well and effectively occurred in the treatment group 1

(combination of glibenclamide + extract 150 mg). The combination dosage of

glibenklamide and turmeric extract on blood glucose of diabetic rats type 2 was

very effective.

Key words : combination dosage, diabetic rats type 2, turmeric extract, curcuma.

1Nursing student, 2Author; Lecture of Nursing program at Health and Medical Faculty Muhammadiyah

University of Yogyakarta, 3Examiner; Lecture of Nursing and Medical program at Health and Medical

Faculty Muhammadiyah University of Yogyakarta.

Page 5: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

2

Efektifitas Pemberian Dosis Kombinasi (glibenklamid+ekstrak kunyit)

Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih

Sebagai Model Diabetes Melitus Tipe 2

Khairi Amruddin1, Yanuar Primanda

2, Dyah Rivani

2, Tri Wulandari

3

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2014

INTISARI

Angka kejadian diabetes melitus di Indonesia semakin meningkat setiap

tahunnya, oleh karena itu diperlukan berbagai penelitian terkait untuk

penaganannya. Diabetes merupakan penyakit metabolik yang memerlukan

penanganan komprehensif dalam jangka panjang sehingga kadar glukosa darah

pasien tetap dalam ambang normal (setabil). Kadar glukosa darah yang terlalu

tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan berbagai gangguan dalam tubuh dan

berbagi penyakit komplikasi, jika tidak segera diatasi dapat terjadi kematian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efekktifitas ekstrak

rimpang kunyit dalam menurunkan kadar glukosa darah (gula darah) jika

dikombinasikan dengan sulfonilurea (glibenklamid), karena dalam penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Santoshkumar (2013), ekstrak kunyit tidak

efektif menurunkan kadar gula darah dalam studi akut (kurang dari 7 hari).

Objek penelitian yang digunakan adalah 30 ekor tikus putih jantan

(albino wistar rat) dengan berat badan 150-200 gram, umur 2-3 bulan. Penelitian

ini merupakan penelitian true experimental. Penelitian dilaksanakan laboratorium

Agrotegnologi dan laboratorium FKIK selama 39 hari. Dosis ekstrak untuk

kombinasi dibagi menjadi tiga: 150 mg, 300 mg dan 500 mg. Analisa data untuk

uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan uji beda menggunakan

Two way anova.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kadar glukosa darah

yang signifikan pada semua kelompok perlakuan. Terdapat kematian hewan uji

pada kelompok kontrol positif (dosis tungal glibenklamid) dan kelompok

perlakuan 3 (kombinasi glibenklamid+ekstrak 500 mg). Proses penurunan kadar

glukosa darah cukup baik dan efektif terjadi pada kelompok perlakuan 1

(kombinasi glibenklamid+ekstrak 150 mg). Kombinasi glibenkalimid dan ekstrak

kunyit cukup efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih

sebagai model diabetes tipe 2.

Kata Kunci : Ekstrak rimpang kunyit, tikus putih sebagai model diabetes tipe 2.

1Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, 2Pembimbing; Dosen Prodi Ilmu Keperawatan FKIK Universitas

Muhammadiyah Yogyakarts, 3Penguji; Dosen Prodi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter FKIK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Page 6: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

3

PENDAHULUAN

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer &

Bare, 2001). Diabetes melitus dikenal juga sebagai penyakit metabolik yang

bersifat kronis (Atun, 2010). Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami

peningkatan yang cukup besar. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO)

pada tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta

dan diprediksikan akan mencapai 366 juta jiwa tahun 2030. Di Asia Tenggara

terdapat 46 juta dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia

dari 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030

(WHO, 2008). Indonesia menempati urutan ke tujuh di dunia saat ini (IDF

(International diabetes federation) Atlas, 2012).

Setengah dari jumlah kasus diabetes melitus di Indonesia tidak

terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya

komplikasi (IDF Atlas, 2012). Kasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah

diabetes tipe 2, penderita biasanya mempunyai riwayat gangguan resistensi

insulin (Waspadji, 2007). Diabetes tipe 2 akan meningkat 5 sampai 10 kali lipat

karena terjadi perubahan rural-herbal menjadi urban (gaya hidup herbal menjadi

modern) (Soegondo, 2007).

Diabetes melitus diakibatkan oleh beberapa faktor resiko. Faktor-

faktor resiko tersebut diantaranya adalah riwayat keluarga penderita DM, kadar

glukosa darah pernah melebihi 140 mg/dl, perempuan yang memiliki riwayat

melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg, menderita penyakit liver

Page 7: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

4

kronis, menderita infeksi virus tertentu, terlalu lama mendapat terapi obat

golongan kortikosteroid, dan terkena paparan insektisida (Atun, 2010). Sedangkan

menurut penyebabnya, diabetes dapat disebabkan oleh dua faktor yang berkaitan

dengan proses produksi insulin oleh pankreas dan sensitifitas insulin terhadap

glukosa (Smeltzer & Bare, 2001).

Diabetes memerlukan penanganan yang komprehensif dalam jangka

panjang sehingga kadar glukosa darah pasien tetap dalam ambang normal

(setabil). Kadar glukosa darah yang tidak setabil dapat mengakibatkan kekacauan

homeostasis dalam tubuh atau sebaliknya. Kompliksai makro atau mikro vaskuler

seperti infark miokardium, arterosklerotik aorta, retinopati dan nefropati akan

semakin berat (Smeltzer & Bare, 2001). Komplikasi makrovaskuler terjadi akibat

adanya gangguan pada sistem pembuluh darah besar (arteri) sehingga yang

terkena adalah organ-organ yang mempunyai pembuluh darah besar misalnya

pembuluh aorta jantung, sedangkan komplikasi mikrovaskuler diakibatkan oleh

adanya ganguan pada pembuluh darah kecil (perifer) seperti misalnya retinopati

pada mata dan nefroptai pada glomerulus ginjal (Guyton & Hall, 2007).

Dalam penatalaksanaan diabetes penggunaan obat antidiabetik

(antihiperglikemik) masih memiliki banyak kekurangan. Glibenklamid cenderung

meningkatkan berat badan, LTF (liver function test), ADH (anti diuretic

hormone), dapat menganggu saluran pencernaan, penglihatan, hipoglikemia,

menyebabkan sakit kepala, leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia

hemolitik, anemia aplastik, pansitopenia, dan hiponatremia (Ahyana, 2011).

Page 8: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

5

Terapi komplementer (Complementary therapy, terapi pendamping)

berupa herbal saat ini telah menjadi trend untuk penanganan diabetes. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh susanti (2009), menyebutkan bahwa dari 38 pasien

diabetes tipe 2 yang menjadi responden terdapat 9 pasien yang menggunkan

herbal. Sebanyak 8 pasien menggunkan herbal sebagi terapi pendamping

(kombinasi), dan 1 pasien yang menggunakan herbal sebagai terapi utama tanpa

menggunakan obat kimia. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya dilakukan

penelitian lebih lanjut agar nantinya pasien dan pelayan kesehatan lebih mengenal

terapi-terapi herbal, sehingga dapat diterapakan secara lebih baik.

Kunyit (Curcuma domestica val) merupakan salah satu jenis tanaman

herbal yang banyak dijumpai, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Khaled dan Mahfouz (2011), menyebutkan bahwa kunyit dapat meningkatkan

sensitivitas insulin, hal ini dilihat dengan menggunakan RIST (Rapid insulin

sensitivity test) dan HOMA-IR (Homeostasis model assessment of insulin

resistence), dalam penelitian tersebut kurkumin (kandungan utama dalam kunyit)

membuat insulin lebih cepat bereaksi dengan glukosa yang ditandai dengan

penurunan kadar glukosa dalam darah. Sementara itu Nwozo, Adaramoye dan

Ajaiyeoba (2009) menemukan bahwa ekstrak kunyit mampu menjadi agen anti-

hiperglikemik dan hipolipidemik, ini mungkin karena kurkumin mampu

menurunkan sintesis kreatinin. Sedangkan efek anti-hiperglikemik tidak

dijelaskan secara detail, hanya sebatas analisa pada tabel hasil penelitian.

Page 9: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

6

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni (adanya metode

sampling, kelompok kontrol, dan intervensi) menggunakan rancangan penelitian

pretes-postes. Rancangan ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab

akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok

eksperimen yang telah dipilih secara acak (Nursalam, 2003).

Penelitian ini menggunakan tikus jantan (tikus putih) sehat yang diperoleh

dari laboratorium FKIK UMY sebanyak 30 ekor (5 ekor cadangan), dengan berat

badan 150-200 gram, umur 2-3 bulan yang sudah terkondisikan sebagai hewan uji

(sudah mampu beradaptasi). Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok, masing

masing kelompok terdiri dari 6 ekor (1 cadangan). Kelompok kontrol negatif

(induksi aloksan tanpa diberi terapi apapun), kelompok kontrol positif (induksi

aloksan, diberi glibenklamid), kelompok perlakuan 1 (kombinasi

glibenklamid+ekstrak kunyit 150 mg), kelompok perlakuan 2 (kombinasi

glibenklamid+ekstrak kunyit 300 mg), dan kelompok perlakuan 3 (kombinasi

glibenklamid+ekstrak kunyit 500 mg). Pengukuran kadar glokosa darah dilakukan

setelah perlakuan hari ke 3, 7 dan 13.

Page 10: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

7

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 (signifikansi perbedaan kadar glukosa darah antar kelompok)

Perbandingan Antar Kelompok Sig

Non perlakuan* Terapi glibenklamid (0,9 mg) 0,000

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 150 mg 0,000

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 300 mg 0,000

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 500 mg 0,000

Terapi glibenklamid* Non perlakuan 0,000

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 150 mg 0,757

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 300 mg 0,002

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 500 mg 0,056

Terapi kombinasi

glibenklamid+ ekstrak 150 mg*

Non perlakuan 0,000

Terapi glibenklamid (0,9) 0,757

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 300 mg 0,000

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 500 mg 0,001

Terapi kombinasi

glibenklamid+ ekstrak 300 mg*

Non perlakuan 0,000

Terapi glibenklamid (0,9) 0,002

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 150 mg 0,000

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 500 mg 0,801

Terapi kombinasi

glibenklamid+ ekstrak 500 mg*

Non perlakuan 0,000

Terapi glibenklamid (0,9) 0,056

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 150 mg 0,001

Terapi kombinasi gliben+ ekstrak 300 mg 0,801

Keterangan :

Tanda * merupakan kelompok pembanding; contoh cara membacanya adalah

sebagai berikut:

1. Signifikansi antara kelompok non perlakuan dan kelompok terapi

kombinasi gliben+ekstrak 150 mg adalah 0,00 (cukup signifikan).

2. Signifikansi antara kelompok terapi glibenklamid dan kelompok terapi

kombinasi gliben+ekstrak 150 mg adalah 0,757 (tidak signifikan).

Page 11: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

8

Gambar 4.1 Garafik hasil pengukuran kadar glukosa darah tiap kelompok/ Time axis

Gambar 4.1 Garafik hasil pengukuran kadar glukosa darah tiap kelompok/ Time axis

Page 12: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

9

Setelah dilakukan pengumpulan dan analisa data, dapat diketahui

bahwa terjadi kenaikan kadar glukosa darah yang signifikan pada setiap

kelompok setelah diinduksi aloksan yaitu rata-rata kenaikan diatas 200 mg/dl

(lihat gambar 4.2 garis putus-putus warna hijau). Kenaikan kadar glukosa

darah ini mengindikasikan induksi aloksan berhasil dilakukan, artinya aloksan

berhasil mempengaruhi produksi maupun sensitifitas insulin (Santoshkumar et

al., 2013). Pada kelompok yang tidak diberi terapi atau perlakuan apapun

kenaikan kadar glukosa darah ini terus berlanjut hingga akhir penelitian, dapat

dilihat menggunakan grafik (gambar 4.1 garis putus-putus warna hitam) ini

dikarenakan adanya gangugan pada sekresi insulin maupun adanya penurunan

sensitifitas insulin yang terus berlanjut sesuai dengan apa yang dijelaskan

sebelumnya bahwa aloksan dapat mempengaruhi kinerja sel β pankreas.

Pada kelompok yang diberikan dosis tunggal glibenklamid, terjadi

penurunan kadar gloksa darah yang signifikan (signifikansi penurunan glukosa

darah antara sebelum dan sesudah pemberian adalah 0,00). Pada kelompok ini

terdapat kematian satu ekor hewan uji pada perlakuan ke tiga, ini

kemungkinan akibat terjadinya syok hipoglikemik, ditandai dengan adanya

tremor pada hewan uji. Dalam pengobatan jangka pendek glibenklamid

menyebabkan deregulasi sel β pankreas (meningkatkan rangsangan sekresi

insulin yang sangat cepat), sedangkan pada jangka panjang meningkatakan

efek insulin pada jaringan perifer dan penurunan pengeluaran glukosa dari hati

atau yang disebut efek ekstra pankreatik (Ahyana, 2011). Syok hipoglikemik

Page 13: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

10

pada diabetes jika tidak segera diberikan penanganan dapat menyebabkan

kematian (Smeltzer & Bare, 2002).

Penurunan kadar glukosa darah yang signifikan juga terjadi pada

kelompok yang diberikan terapi kombinasi glibenklamid+ekstrak kunyit 150

mg, kelompok kombinasi glibenklamid+ekstrak 300 mg dan kelompok

kombinasi glibenklamid+ekstrak 500 mg. Pada kelompok yang diberikan

kombinasi glibenklamid+ekstrak 500 mg, terdapat 2 ekor hewan uji yang mati

setelah perlakuan ke 3 yang kemungkinan diakibatkan oleh overdosis dari

pemberian terapi, sulfonilurea dapat menyebabkan peningkatan sekresi insulin

oleh sel β pankreas (Soemadji, 2007). Kanduangan ekstrak kunyit mampu

meningkatakan sensitifitas insulin (Khaled & Mahfouz, 2011). Aksi-reaksi

antara glibenklamid dan ekstrak kunyit dapat meningkatkan reduksi

(penurunan) glukosa darah lebih kuat dari pemberian glibenklamid maupun

ekstrak kunyit dosis tunggal.

Pada kelompok kombinasi glibenklamid+ekstrak 150 mg dan

kombinasi glibenklamid+ekstrak 300 mg, tidak terdapat hewan uji yang mati,

selain itu juga tidak terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah yang

signifikan antara kelompok yang diberikan terapi glibenklamid dengan

kelompok yang diberikan terapi kombinasi glibenklamid+ekstrak 150 mg,

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kombinasi

glibenklamid+ekstrak 300 mg dan glibenklamid+ekstrak 500 mg (lihat pada

tabel 4.1). Berdasarkan data tersebut diatas, asumsi bahwa aksi-reaksi antara

glibenklamid dan ekstrak kunyit dapat meningkatkan reduksi (penurunan)

Page 14: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

11

glukosa darah lebih kuat dari pemberian glibenklamid maupun ekstrak kunyit

dosis tunggal menyebabkan kematian akibat syok hipoglokemik menjadi

rancu.

Berdasarkan banyaknya perbedaan asumsi dari hasil penelitian

seperti yang dibahas diatas, diperlukan sebuah teori yang lain untuk

menganalisa hal tersebut. Menurut El-Masry (2012) ekstrak kunyit memiliki

kemampuan memperbaiki sel β pankreas, sedangkan pada penelitian yang

dilakuakan oleh Santoshkumar et al., (2013), ekstrak kunyit tidak memberikan

efek hipoglikemik pada kelompok euglikemik, artinya kunyit mampunyai

kemampuan untuk membantu menetralkan kadar glukosa darah sehingga

sesuai dengan kadar yang dibutuhkan tubuh.

Untuk memperjelas alasan tersebut kita mengacu pada gambaran

sederhana dengan melihat tabel 4.1 dan grafik (gambar 4.1 dan 4.2), walaupun

terjadi penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada kelompok yang

diberikan terapi glibenklamid+ekstrak 150 mg, proses penurunan kadar

glukosa darah terjadi secara bertahap sehingga resiko terjadinya syok

hipoglikemik lebih kecil. Pada penelitian-penelitian sebelumnya tidak terdapat

penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada hewan uji (diabetic

sample) yang diberikan terapi ekstrak kunyit kurang dari 7 hari, tetapi pada

penelitian ini setelah dikombinasikan dangan glibenklamid, terjadi penurunan

kadar glukosa yang signifikan.

Alasan adanya kematian hewan uji kemungkinan disebabkan adanya

kesalahan teknis, misalnya penggunaan sonde yang kurang baik atau dosis

Page 15: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

12

yang tidak tepat karena perhitungan dosis menggunakan rata-rata berat badan

seluruh hewan uji, akan lebih baik jika perhitungan dosis dilakukan

berdasarkan berat badan per-individu.

Page 16: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

13

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan induksi menggunakan aloksan monohidrat, kadar

glukosa darah pada semua kelompok hewan uji meningkat secara

signifikan hingga diatas 200 mg/dl.

2. Kadar glukosa darah turun secara signifikan setelah diberikan terapi, baik

pada kelompok yang diberikan terapi glibenklamid ataupun pada

kelompok terapi kombinasi (glibenklamid+ekstrak 150, 300 dan 500 mg),

walaupun belum mencapai 7 hari perlakuan.

3. Tidak terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan

antara kelompok yang diberikan terapi glibenklamid dengan kelompok

yang diberikan terapi dosis kombinasi glibenklamid+ekstrak 150 mg.

4. Kombinasi glibenkalimid dan ekstrak kunyit (ekstrak rimpang kunyit)

cukup efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih

sebagai model diabetes tipe 2.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengkombinasian dosis

dengan menggunakan metode ekstraksi yang berbeda.

2. Perlu dilakukan uji analisis biochemical dan histopathological pada organ

dalam (pankreas, liver dan ginjal) hewan uji, untuk melihat ada atau

tidaknya perbaikan sel.

3. Perlu dilakukan kolaborasi keilmuan antar peneliti yang berbeda dalam

melakukan penelitian.

Page 17: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

14

4. Perlu dilakukan uji klinis tentang kelayakan penggunaan dosis kombinasi

herbal ekstrak kunyit, pada manusia.

5. Penggunaan ekstrak kunyit sebagai terapi pendamping sebaiknya

memperhatikan dosis yang sesuai.

6. Perlu dilakukan promosi kesehatan tentang penggunaan kunyit sebagai

terapi komplementer untuk pasien diabetes.

Page 18: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

15

DAFTAR PUSTAKA

Ahyana, N. (2011). Ada Apa Dengan Obat Diabetes Mellitus dan Obat Hipertensi.

Yogyakarta: IMPERIUM.

Baqchi, A. (2012). Extraction of Curcumin. IOSR (International Organization

Science Researce) Journal of Environmental Science, Toxicology and

Food Technology 2319-2399. 1, (3), PP 01-16. 2012.

Dahlan, M.S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan

SPSS, Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

DEPKES RI (2005). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jendral Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

depkes.ri.com.

El-Masry, A.A. (2012). Potential Therapeutic Effect of Curcuma longa on

Streptozotocin Induced Diabetic rats. Global Advanced Research Journal

of Medicine and Medical Sciences. 1(4) pp. 091-098.

F. Yuriska, A. (2009). Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus

Wistar. Laporan Karya Tulis Ilmiah Strata Satu, FK UNDIP.

Gupta, D.P.,& D. Amartya. (2012). Diabetes Mellitus and its Herbal Treatment.

International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical

Sciences. 2229-3701.

Page 19: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

16

Gustaviani, R. (2007). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam

Sudoyo, W.A., at al. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi

IV (419). Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Guyton, A.C., & Hall, J.E. 2007. Edisi terjemahan, Irawati et al. (Alih bahasa),

Rachman, Y.L., et al. (Editor). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11

(Bab 78). Jakarta. EGC.

Hutagaol, Y.R. (2012).Efek Anti Diabetes Ekstrak Kelopak Bunga Rosela

(Hibicus sabdariffa L) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Streptozotocin.

Laporan Karya Tulis Ilmiah FK Universitas Sumatra Utara.

International Diabetes Federation. (2012). IDF Diabetes Atlas 5th

edition.

www.idf.org/diabetes atlas

Kasim, F., Trisna Y. (2012). ISO Indonesia Volume 47-2012 s/d 2013 ISSN 0854-

4492. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Kumala, Poppy at al. (Alih bahasa)., Nuswantari, Dyah (Copy editor). (2005).

Kamus Saku Kedokteran Dorlan Edisi 25.Jakarta. EGC.

Mahfouz, M.K.M. (2011). Curcumin Improves Insulin Sensitivity and

Ameliorates Serum Pro-inflammatory Cytokines Levels in Diabetes Rat

model Irrespective of type of Diabetes. Journal of American Science,

2011;7(6):794-799]. (1545-1003).

Marki, I., Wardhana, W.A., Harahap, T.A., Mulansari, A.N. (2011). Sorot Utama,

Obat Herbal : Dari Testimoni ke Ilmiah. Halo Internis Edisi 18,

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

www.pbpabdi.org.

Page 20: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

17

Matheka, M.D., Kitua, M., Alkizim, O.F. Peculiar Glycemic Patterns in Alloxan

Induced Diabetes Animal Model. African Journal of Pharmacology and

Therapeutics. 1(1).,30-34, 2012.

Maulana, M. (2009). Mengenal Diabetes Melitus Panduan Praktis Menangani

Penyakit Kencing Manis. Seleman (Yogyakarya): Katahati.

M, Atun. (2010). Diabetes Melitus Memahami, Mencegah, dan Merawat

Penderita Penyakit Gula. Bantul (Yogyakarta): Kreasi Wacana.

Mutschler, Ernst. (1991). Dinamika Obat. Bandung: Penerbit ITB

Novitasari, R. (2012). Diabetes Melitus (Dilengkapi Dengan Senam DM).

Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, E.A. (2006). Animal Models Of Diabetes Mellitus : Pathology And

Mechanism Of Some Diabetogenics (Hewan Percobaan Diabetes Mellitus

: Patologi Dan Mekanisme Aksi Diabetogenik). Biodiversitas. 1412-033X

(7), 378-382.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nwozo, S., Adaramoye, O., Ajaiyeoba, E. (2009). Oral Administration of Extract

from Curcuma longa Lowers Blood Glucose and Attenuates Alloxan-

Induced Hyperlipidemia in Diabetic Rabbits. Pakistan Journal of Nutrition

8. (5): 625-628, 1680-5194. 2009

PERKENI (2006). Panduan Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jurnal

Departemen Kesehatan RI dan World Healt Organization. 3291-2492.

Page 21: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

18

Rifki, Nitra, N. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Dengan Pendekatan Keluarga.

Dalam Sugondo, S. at al]. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu

(Bab XV). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Santosa, D., Gunawan, D. (2005). Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Santoshkumar, J., Manjunath, J., Mariguddi, D.D., Kalashetty, G.P., Dass, P.,

Manjunath, C. (2013). Anti-Diabetic Effects Of Turmeric In Alloxan

Induced Diabetic Rats. Journal of Evolution of Medical and Dental

Sciences. 2 (11). 18, 2013.

Sanusi, R.S. (2005). Beberapa Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Instrumen

Penelitian. Fakulatas Kesehatan Masyarakat/Universitas Sumatra Utara.

Journal Resource at USU.co.id

Smeltzer, Suzane, C., Brenda, G., Bare. 2001. Edisi terjemahan, Waluyo, Agung

et al. (Alih bahasa)., Ester, Monica et al. (Editor bahasa Indonesia). Buku

Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Sudart Edisi 8 (Unit 9).

Jakarta: EGC.

Soemadji, W.D. (2007). Hipoglikemia Iatogenik. Dalam Sudoyo, W.A., at al.

(editor). Buku Ajar Ilmu Penyaki Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Soewondo, P. (2007). Ketoasidosis Diabetik. Dalam Sudoyo, W.A., at al. (editor).

Buku Ajar Ilmu Penyaki Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Departemen

Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Page 22: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

19

Soewondo, P. (2007). Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik. Dalam

Dalam Sudoyo, W.A., at al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyaki Dalam Jilid

III Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Suyono, S. (2007). Kecendrungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes.

Dalam Sugondo, S., at al. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu

(Bab I). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Suyono, S. (2007). Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam Sudoyo, W.A., at al.

(editor). Buku Ajar Ilmu Penyaki Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Sukri, Yandi. (2007). Biofarmasiteka. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta (anggota

IKAPI).

Sukandar, Y.E., Andrajati, R., Sigit, I.J., Adrayana, K.I., Setiadi, P.A., Kusnandar.

(2008). ISO Farmakoterapi (Bab II). Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Suherman, K.S.(2008). Insulin dan Anti Diabetik Oral. Dalam Sarif. A., at al.

Farmakologi dan Terapi Edisi 5 (Seksi IX.31). Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Susanti, H., (2009). Penggunaan Obat Tradisional Pada Pasien Diabetes Melitus

Tipe 2 Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Juni 2009

[Abstrak]. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Farmasi Universitas Ahmad

Dahlan Yogyakarta.

Tandra, H. (2008). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.

Jakarta: Gramedia.

Page 23: EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34076.pdf · i efektifitas pemberian dosis kombinasi (glibenklamid+ ekstak kunyit) terhadap penurunan kadar glukosa

20

Waspadji, Sarwono. (2007). Dabetes Melitus: Mekanisme Dasar dan

Pengelolaannya yang Rasional. Dalam Sugondo, S at al. Penatalaksanaan

Diabetes Melitus Terpadu (Bab IV). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.


Top Related