Download - EFEKTIFITAS KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN …
EFEKTIFITAS KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
ANESTESI
Made Wiryana
DIFINISI
Profesi: Pekerjaan tetap seseorang dalam bidang tertentuberdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secarabertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.
Profesional: Pekerja yang menjalankan profesi, dan berpegangpada nilai moral yang mendasari nilai luhur, dan dalammelakukan tugasnya haruslah objektif
Profesionalisme: Pengertiannya adalah komitmen paraprofessional terhadap profesinya, yang ditunjukkan dengankebanggaan diri, usaha terus menerus untuk mengembangkankemampuan profesi.
Beberapa tahun sebelumnya proses pelayanan pasien baik dirumah sakit maupun di layanan praktik kedokteran cenderunginstruksional antara dokter, perawat
Dewasa ini, pelayanan kesehatan telah mengalami banyakperubahan di seluruh dunia karena adanya fenomena ledakanilmu pengetahuan, kemajuan tekhnologi secara global, dan
perubahan ekonomi serta perpindahan penduduk→ patientand family centered care
Sistim pelayanan kesehatantermasuk pelayanan anestesidan terapi intensif dewasaini harus mengutamakanpelayanan yang berpusatpada pasien dan keluarga(patient and family centeredcare) untuk memberikanpelayanan yang berkualitas,kepuasan kepada pasien danterhindar dari kejadian yangtidak diharapkan→ perlu timantar profesi yang bekerjasama untuk satu pasien
MutuSafety
!
Pelayanan Berisiko
Pasien & Pelayanan
Yg Berisiko Tinggi
RawanInsiden
Keselamatan
Pasien
Mutu
KOLABORASI INTERDISIPLIN
Kolaborasi interprofesi akan menurunkan angka komplikasi,lama rawat di rumah sakit, ketegangan dan konflik diantara timkesehatan, angka kematian, serta dapat mengurangi biayaperawatan dan durasi pengobatan, meningkatkan kepuasanpasien dan tim kesehatan itu sendiri (WHO,2010)
Kolaborasi adalah proses interaksi yang kompleks danberagam, yang melibatkan beberapa orang untuk bekerja samadengan menggabungkan pemikiran secara berkesinambungandalam menyikapi suatu hal dimana setiap pihak salngketergantungan, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggunggugat ( AMA, 1994, Kamus Heritage Amerika, 2000, Lidenke danSieckert, 2005).
Kolaborasi interprofesi akan meningkatkan kualitasperawatan, masa pengobatan lebih pendek, biaya lebihmurah, serta mengurangi stres kerja (Schadewaltt, etal.,2013)
Elemen kunci kolaborasi efektif: komunikasi, salingmenghormati & mempercayai, otonomi, kooperasi,akuntabilitas, koordinasi, serta asertifitas (Way, et al.,2000)
Hambatan dalam kolaborasi interprofesi dapat menjadipenyebab utama terjadinya medical error, nursingerror, atau kejadian yang tidak diinginkan
Elements of collaborative practice
1. Tanggung jawab
2. Akuntabel
3. Koordinasi
4. Komunikasi
5. Kerjasama
6. Ketegasan
7. Otonomi
8. Percaya & Respek
- Responsibility
- Accountability
- Coordination
- Communication
- Cooperation
- Assertiveness
- Autonomy
- Mutual trust and respect
(Kasperski M. Implementationstrategies: ‘Collaboration in primarycare- familydoctorsandnursepractitionersdeliveringKAsRhSarDerd.NcicaoreL.u’mToeronntato, ON: Ontario Collegeof FamilyPhysicians,2000)
NO BODY TO BE SUPERMAN
BUT
EVERY BODY IS ONE OF THE SUPERTEAM
Pelayanan
Fokus Pasien
(Patient Centered
Care)
Manajemen
Risiko RS
→ Risiko Klinis
Standar PelayananPasien: TujuanutamapelayanankesRSadalahpelayanan
pasien….
4 Fondasi
PPA Asuhan
pasien
• Asuhan Medis• Asuhan
Keperawatan• Asuhan Gizi• Asuhan Obat
• Evidence Based
Medicine• Value Based Medicine
(NicoALumenta&AdibAYahya, 2012)
EBM
VBM
Etik
Kebutuhan
Pasien
•Mutu
•Patient
Safety
“Safety is a
fundamental principle
of patient care anda
critical component of
QualityManagement.”
(WorldAlliance for Patient
Safety, ForwardProgramme,
WHO, 2004)
ANGGOTA KOLABORATOR
• PemerintahDalam hal ini yang berperan adalah pemerintah pusat(Kemenkes dan Kemen Ristek Dikti), Provinsi, dan Kabupatenyang betindak sebagai regulator, membuat Undang-Undang,Permen, dan Petunjuk Teknis lapangan, serta memberikanbantuan untuk sarana prasarana pendidikan dan pelayanankesehatan termasuk anestesi sesuai dengan standar nasionalpelayanan kesehatan (SNPK) untuk menjamin kualitaspendidikan dan pelayanan yang tersatandarisasi.
• Lembaga Pendidikan dan Pelayanan
Kurikulum dari kolegium dan fakultas harus terstrukturdan terukur, sehingga kompetensi yang berkualitas sertasertifikasi dapat dipertanggung jawabkan kepada publikKurikulum tersebut juga harus terintegrasi memadukanpelayanan kesehatan perorangan (PKP) dan pelayanankesehatan masyarakat (PKM).
Rumah sakit sebagai fasilitator penyediaan sarana -prasarana,menyiapkan protap atau SOP yang disesuaikandengan standar nasional pelayanan kesehatan (SNPK)sehingga tercipta pelayanan yang efektif-efisien denganbiaya yang wajar sesuai dengan protap yang ada di BPJS.
• Interdisiplin Pelayanan Kesehatan
Dokter anestesi bersama perawat/penatamempunyai peran sangat penting menyiapkanpasien secara optimal sebelum pembedahanuntuk mencegah komplikasi serta menjadikoordinator dengan disiplin ilmu lainnyaababila diperlukan. Pelayanan pasien kritis diIGD, HCU maupun ICU, dokter anestesi tampilmenjadi ketua tim atau koordinator untukmencapai solusi terbaik bagi pasien.
PerioperativeMedicine
Emergency and critical Care
Pain Management
Perawat
/ Bidan Apoteker
Nurisionis
DietisienPsikolog
i Klinis
DPJP
Profesional
Pemberi
Asuhan
PPA
TugasMandiri,
Tugas
Kolaboratif,
TugasDelegatif
Lainnya
KARS Dr.NicoLumenta
Terapis
Fisik
Teknisi MedisPenata Anestesi
• Pasien dan Keluarga
Dewasa ini, pasien secara integral adalah anggota tim
penting, partisipasi pasien dalam pengambilan keputusanakan dapat menambah kemungkinan suatu rencana lebihefektif. Disamping itu, peran keluarga atau orang berpengaruhyang ditunjuk adalah pihak yang harus terlibat padakolaborasi, melalui keluarga kita akan mendapatkan data-datapasien pada proses pengobatan.
• Perawat/Penata AnestesiSecara umum, perawat/penata anestesi berperan sebagaipenghubung yang penting antara pasien dengan pemberipelayanan kesehatan. Dokter spesialis anestesi didalammenjalankan praktiknya dibantu oleh mitra kerja yangterdekat adalah perawat/penata anestesi. Perawat/penataanestesi dalam menjalankan profesinya terbatas pada asuhankeperawatan anestesi dan dapat menerima delegasipelayanan oleh dokter spesialis anestesi. Pada Permenkes No519 tahun 2011, dan Permenkes No 31 tahun 2013 secarajelas mengatur posisi peran, fungsi, serta kewenanganperawat anestesi.
Peranan pada Perioperatif
Pre-operatif• Menyiapkan kondisi pasien se optimal mungkin
pada saat anestesia dan tindakan pembedahan
• Menentukan status fisik (ASA) pasien
• Memberikan terapi atas instruksi dokter spesialisyang spesifik terhadap penyakit yang menyertai
• Penandatanganan persetujuan operasi (informedconcern)
Durante operasi• Memeriksa kembali Status Fisik pasien
• Menyiapkan alat dan obat anestesi
• Menyiapkan alat dan obat emergensi
• Induksi, pemeliharaan sampai akhir anestesi
• Monitoring pasien
• Terapi suportif kalau diperlukan atas instruksidokter spesialis
Pasca Bedah/Anestesi di Ruang Pulih• Monitoring tanda vital dan adanya komplikasi
pembedahan dan anestesi
• Melakukan resusitasi apabila diperlukan
• Menentukan Aldrette Score
• Menentukan out-flow pasien: ke ruangan biasa,ICU, atau boleh pulang
Kompetensi Perawat ICU
• Memahami konsep rawat intensif
• Memahami issue etik dan hukum
• Komunikasi efektif
• Pencatatan, pengkajian, dan analisa data (tandavital)
• Mempertahankan kebersihan jalan nafas
• Mempertahankan potensi jalan nafas dgn ETT
• Fisioterapi dada
• Terapi inhalasi
• Mengukur saturasi O2 dengan pulse-oximetri
• Terapi oksigen dengan berbagai metode
• Monitoring hemodinamik
• Memberikan BLS dan ALS
• Perekaman pernafasan, EKG, dan suhu
• Pengambilan sampel analisis gas darah(AGD)dan elektrolit
• Persiapan foto thoraks, WSD, terapi cairandengan syrings/infus pump, dan terapi nutrisi
• Penanggulangan infeksi nosokomial
Peranan pada Gawat Darurat
Kejadian diluar RS (musibah masal)• Triage pasien menggunakan bendera berwarna
• Stabilisasi pasien
• Terapi nyeri, mencegah hipotermia
• Oksigenasi dan terapi cairan
• Terapi kejang
• Mempertahankan kondisi pasien pada evakuasidan transportasi
Pelayanan di IGD• Melakukan triage
• Penyelamatan jiwa dan pencegahan kecacatan
• Melakukan BLS dan ALS untuk melapangkan jalannafas, oksigenasi adekuat kalau perlu intubasi,dan pemasangan infus untuk terapi cairan
• Pemberian obat emergensi
• Pemantauan yang ketat terhadap tanda2 vitaluntuk tindakan selanjutnya
• Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Hambatan Kolaborasi Dokter-PerawatPerbedaan tingkat pendidikan/pengetahuanPerbedaan teori dan ilmu yang didapat pada saat pendidikandipergunakan untuk berkolaborasi saling mengisi kekuranganmasing-masing
Dominasi kekuasaan : Perawat masih dianggap tenagavokasional bukan sebagai rekan kerja
Cara pandang : Secara emperis menunjukkan Dokter sebagaipengambil keputusan dan perawat sebagai pelaksana
Komunikasi : Sampai saat ini komunikasi verbal dengan pasienditentukan oleh dokter sedangkan komunikasi perawat hanyapada rekam medis
Setiap profesi dan seorang yangprofesional tidak ada hambatan danberhak untuk meningkatkan kompetensiakademiknya ke jenjang S1, S2, danbahkan S3
KESIMPULAN
❖Kerja sama interprofesi yang efektif antaradokter-perawat/penata, khususnya DokterSpesialis Anestesi dengan disiplin ilmu kedokteranlainnya, serta profesi perawat/penata anestesimemerlukan adanya pemahaman yang benartentang kolaborasi interprofesi dan penguasaankompetensi inti praktik kolaborasi interprofesi.
❖Kompetensi inti praktik kolaborasi interprofesimeliputi etika praktik interprofesi, peran dantanggung jawab, komunikasi interprofesi, sertakerja sama tim.
TERIMA KASIH