Transcript
Page 1: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT

SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK

DHC UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone, 1931) YANG

DIINFEKSI WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV)

SKRIPSI

Oleh:

JESSINTYA PALUPI

NIM. 145080101111022

PROGAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT

SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK

DHC UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone, 1931) DIINFEKSI

WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

JESSINTYA PALUPI

NIM. 145080101111022

PROGAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 3: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

SKRIPSI

Page 4: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

iii

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : Efektifitas Freeze Dry Rumput Laut

Sebagai Imunostimulan Terhadap Respon

Imun Non Spesifik DHC Udang Vaname

Litopenaeus vannamei (Boone, 1931)

Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV)

Nama Mahasiswa : Jessintya Palupi

NIM : 145080101111022

Progam Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Dr. Yuni Kilawati, S.Pi, M.Si

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING

Dosen Penguji 1 : Nanik Retno Buwono, S.Pi, MP.

Dosen Penguji 2 : Setya Widy Ayuning Permanasari, S.Pi, MP

Tanggal Ujian : 6 Juni 2018

Page 5: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

iv

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan

saya juga, dibawah payung penelitian Dr. Yuni Kilawati, S.Pi, M.Si, tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi) maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Maret 2018

Jessintya Palupi

Page 6: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Tidak lupa saya sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Tuhan YME, yang telah memberikan berkat, karunia, kesehatan dan

kelancaran.

2. Papa Drs.Joko Susilo S.Pd, Mama Angela Marici Lies Setyawati, Adik

Maria Margareta Jolanda Alma Puspitasari dan Alm. Eyang Putri Sujati

beserta keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan doa.

3. Dr. Yuni Kilawati S.Pi, MP selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan masukan dan dorongan dalam penyusunan usulan skripsi ini.

4. Muchlis Zainudin Arif., A. Md, Ibu Iwin Zunairoh, A.Md, Ibu Reni Astuti,

S.TP, Bapak Wahyudi Arif dan Ibu Titin Yuniastutik, S.TP Laboran di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya serta BKIPM

Kelas I Juanda dan UPT PBAP Bangil yang telah membimbing dari awal

hingga akhir.

5. Ibu Nanik Retno Buwono, S.Pi, MP dan Ibu Ayu Widy Setya P., S.Pi, MP

selaku dosen penguji.

6. Pembimbing Sekolah Kreativitas Mahasiswa Ir. Sukandar MP, IPM,

Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya MSc dan teman-teman (Mas Jefri, Mas

Naufal, Mas Dofir, Mbak Juni, Mbak Mia, Mas Farid, Wildan, Mbak Ita,

Romi, Andi, Irfan, Alfian, Zaki, Mbak Cilia, Mbak Okki, Billy, Mbak Ruli,

Vina, Diana, Yahya, Lutfi, Imanudin, Bayyan, Lilik, Vetty dan lain-lain),

7. Tim Asisten Ichtyology 2016, Tim Asisten Biologi Perikanan 2016, Tim

Asisten Produktivitas Perairan 2016, Tim Asisten Manajemen Kualitas Air

2017, dan Tim Asisten Dinamika Populasi 2017 sebagai tempat berproses.

Page 7: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

vi

8. KMK ST. Petrus FPIK, KMKK FPIK, UAKKAT UB, Racana Brawijaya, SKB

2014, RKIM, SPV Raja Brawijaya 2016, Jangkar Brawijaya, Kementrian

Luar Negeri BEM FPIK 2016 (Mbak Auranggie, Mas Ergha dan lain-lain),

dan FORMABARA FPIK rekan perjuangan.

9. Tim Skripseaweed (Rosita, Shilvia, Siti dan Bram), Tim Penyemangat

(Mbak Ade, Mbak Tita, Febri), BJD, Jessin Porter’s (Yana, Acong, Fathur,

Hanif, Ghafari, Cengir dan Tangguh), Kos 77A (Mbak Veni, Mbak Dilla,

Mbak Mia, Mbak Hana, Mbak Melly dan Mbak Nita), Kost Putri Cah Ayu,

Tim PKM Jogja Squad dan Lab Sumberpasir squad, Pak Jamal, Pak

Andre, Pak Iman, Mas Syamsul, Ali, Pak Ateng, Mas Syamsul, Alhadi,

Mbak Neni, Mbak Uswatun, Dika, Mbak Defina, Mbak Puspita) yang selalu

menemani saat penelitian hingga menyelesaikan laporan skripsi.

10. Teman-teman MSP angkatan 2014 yang selalu bekerja sama dan saling

memberikan dukungan serta motivasi dalam kebersamaan.

Malang, Maret 2018

Penulis

Page 8: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

vii

RINGKASAN

Jessintya Palupi. Efektifitas Freeze Dry Rumput Laut Sebagai Imunostimulan Terhadap Respon Imun Non Spesifik DHC Udang Vaname Litopenaeus vannamei (Boone, 1931) Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV) (Dibawah bimbingan Dr. Yuni Kilawati S.Pi, M.Si).

Kondisi perairan yang tercemar menyebabkan kondisi hewan air mengalami penurunan daya tahan sehingga mudah terserang penyakit. Penyakit viral WSSV yang secara masal menginfeksi L. vannamei menyebabkan kerugian financial petambak. Perlu suatu bahan alamiah yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh L. vannamei dalam menghadapi guncangan lingkungan dan serangan penyakit. Perlu adanya informasi tentang potensi bahan alam rumput laut sebagai imunostimulan bagi L. vannamei dalam rangka pencegahan dan penanganan penyebaran virus WSSV dengan kandungan antioksidan tertinggi. Hasil yang diperoleh diharapkan menjadi solusi yang paling efektif untuk menekan dan menghentikan virus WSSV yang menginfeksi L. vannamei. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian beberapa freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non spesifik L. vannamei yang diamati melalui parameter DHC dan parameter kualitas air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 - Maret 2018 di Pulau Poteran Madura, Jabon Sidoarjo, Materia Medika Batu Malang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan LSIH. Materi yang digunakan adalah empat rumput laut yaitu Sargassum sp., Padina sp., Eucheuma sp. dan Gracillaria sp. yang ditambahkan pada pakan dengan dosis 10 g/kg pakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, dengan enam perlakuan kontrol positif (A), kontrol negatif (B), penambahan Sargassum sp. (C), Padina sp. (D), Eucheuma sp. (E) dan Gracillaria sp. (F). Selanjutnya data diolah menggunakan SPSS Rancangan Acak Lengkap Faktorial uji LSD Duncan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan perlakuan freeze dry rumput laut Eucheuma sp. (E) dan Sargassum sp. (C) tersignifikan meningkatkan DHC L. vannamei yang terinfeksi WSSV, peningkatan hialin ini menangkal infeksi lebih baik sehingga peningkatan sel granul dan sel semi granul tersignifikan hanya pada perlakuan kontrol (-) dengan selang kepercayaan 95%. Kualitas air berdasarkan parameter fisika dan kimia pada semua perlakuan tidak berpengaruh secara signifikan. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaplikasian freeze dry skala lapang agar langsung dapat diterapkan oleh petambak.

Page 9: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat dan

karunia-Nya saya dapat menyelesaikan usulan skripsi ini dengan judul “Efektifitas

Freeze Dry Rumput Laut Sebagai Imunostimulan Terhadap Respon Imun Non

Spesifik DHC Udang Vaname Litopenaeus vannamei (Boone, 1931) Diinfeksi

White Spot Syndrome Virus (WSSV)”. Usulan skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya, Malang. Di bawah bimbingan: Dr. Yuni Kilawati S.Pi, MP

Penulis menyadari bahwa usulan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan laporan skripsi

selanjutnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Malang, Maret 2018

Penulis

Page 10: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI ................................................................ iii PERNYATAAN ORIGINALITAS .......................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... v RINGKASAN ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 4 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5 1.4 Hipotesis ..................................................................................................... 5 1.5 Kegunaan ................................................................................................... 5 1.6 Tempat dan Waktu. .................................................................................... 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7 2.1 Udang Vanname (L. vannamei) .................................................................. 7

2.1.1 Morfologi Udang Vanname (L. vannamei) .......................................... 9 2.1.2 Sistem Pertahanan Tubuh Udang Vanname (L. vannamei) ............. 10 2.1.3 Hemosit Udang Vanname (L. vannamei) ......................................... 12 2.1.4 Mekanisme Masuknya Bahan Aktif ke Dalam Jaringan Tubuh Udang

Vanname (L. vannamei) .................................................................. 13 2.2 White Spot Syndrome Virus (WSSV) ........................................................ 15 2.2.1 Morfologi dan Karakteristik WSSV ............................................................ 15 2.2.2 Infeksi dan Tanda Penyerangan WSSV (White Spot Syndrome Virus) ..... 16 2.3 Rumput Laut ............................................................................................. 18

2.3.1 Sargasum sp. .................................................................................. 19 2.3.2 Padina sp. ..................................................................................... 20 2.3.3 Eucheuma sp. ................................................................................. 22 2.3.4 Gracilaria sp. ................................................................................... 25

2.4 Ekstraksi Rumput Laut .............................................................................. 26 2.5 Freeze Dry ................................................................................................ 27 2.6 Pengaplikasian Penambahan Freeze Dry Rumput Laut pada Metode ...... 29 2.7 Imunostimulan .......................................................................................... 29 2.8 Rumput Laut Sebagai Imunostimulan ....................................................... 31 2.9. Differential Haemocyte Count (DHC) ........................................................ 31 2.10 Kualitas Air ............................................................................................... 33

2.10.1 Parameter Fisika ........................................................................... 34 2.10.2 Parameter Kimia ........................................................................... 35

Page 11: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

x

3. METODE PENELITIAN .................................................................................. 38 3.1 Materi Penelitian ....................................................................................... 38 3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 38 3.3 Metode Pengambilan Data ....................................................................... 38 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 39

3.4.1 Data Primer ..................................................................................... 39 3.4.2 Data Sekunder ................................................................................ 39

3.5 Rancangan Penelitian ............................................................................... 40 3.6 Prosedur Penelitian .................................................................................. 42

3.6.1 Ekstraksi Rumput Laut ..................................................................... 42 3.6.2 Freeze Drying .................................................................................. 43 3.6.3 Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut pada Metode Pakan ........ 43 3.6.4 Persiapan Hewan Uji ....................................................................... 47 3.6.5 Persiapan Bak Percobaan ............................................................... 48 3.6.6 Penyediaan Larutan Inokulum WSSV (White Spot Syndrome Virus) 48 3.6.7 Uji Tantang Udang Vanname (L. vannamei) dengan WSSV ............ 49

3.7. Perubahan Tingkah Laku dan Gejala Klinis L. vannamei .......................... 51 3.8. Differential Haemocyte Count (DHC) ........................................................ 52 3.9 Kualitas Air ............................................................................................... 52

3.9.1 Parameter Fisika ............................................................................. 53 3.9.2 Parameter Kimia .............................................................................. 53

3.10 Analisa Data ............................................................................................. 56

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 57 4.1 Uji Proksimat ............................................................................................ 57 4.2 Hasil Uji Fitokimia Freeze Dry Rumput Laut.............................................. 58

4.2.1 Sargasum sp. .................................................................................. 59 4.2.2 Padina sp. ..................................................................................... 59 4.2.3 Eucheuma sp. ................................................................................. 59 4.2.4 Gracilaria sp .................................................................................... 60

4.3 Perubahan Tingkah Laku dan Gejala Klinis L. vannamei .......................... 60 4.4. Differential Haemocyte Count (DHC) ........................................................ 62 4.5 Kualitas Air ............................................................................................... 74

4.5.1 Parameter Fisika ............................................................................. 76 4.5.2 Parameter Kimia .............................................................................. 77

5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 83 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 83 5.2 Saran ...................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN ........................................................................................................ 93

Page 12: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik Tingkah Laku L. vannamei sebelum dan Setelah infeksi WSSV. 18

2. Rancangan Perlakuan ................................................................................... 41

3. Hasil Uji Proksimat Pakan .............................................................................. 58

4. Perubahan Morfologi dan Tingkah Laku dan Gejala Klinis L. vannamei ......... 60

5. Keterangan Karakteristik Tingkah Laku L. vannamei sebelum dan Setelah infeksi WSSV. ............................................................................................... 61

6.Rata-Rata Jumlah Sel Hialin ........................................................................... 64

7. Analize Between Subject Nilai Hialin ............................................................. 65

8. Homogeneous Subsets Nilai Hialin ................................................................ 66

9.Rata-Rata Jumlah Sel Granular ...................................................................... 67

10. Analize Between Subject Nilai Granul ......................................................... 68

11. Homogeneous Subsets Nilai Granul ............................................................ 69

12.Rata-Rata Jumlah Sel Hialin ......................................................................... 70

13. Analize Between Subject Nilai Granul ......................................................... 72

14. Homogeneous Subsets Nilai Semi Granul ................................................... 72

15. Hasil Rata-Rata Pengukuran Kualitas Air Sebelum Uji Tantang WSSV ....... 75

16. Hasil Rata-Rata Pengukuran Kualitas Air Setelah Uji Tantang WSSV ......... 75

Page 13: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kondisi normal L. vannamei (Sakthivel et al., 2014) ......................................... 8

2. (A) Eksternal dan (B) Internal Anatomi Submarga Litopenaeus ....................... 9

3. Diagram alur sederhana sistem pertahanan krustasea .................................. 12

4. (A) Morfologi WSSV dan (B) WSSV dengan Mikroskop Elektron Perbesaran 250 nm (Bonilla et al., 2008). ......................................................................... 16

5. Sargasum sp. (Widyartini et al., 2017). .......................................................... 19

6. Padina sp. (Geraldino et al., 2005) ............................................................... 21

7. Eucheuma sp. (Machmud et al., 2014)........................................................... 23

8. Gracillaria sp. (Machmud et al., 2014). .......................................................... 25

9. Mekanisme Kerja Imunostimulan (Saraswati et al., 2013) .............................. 30

10. Hemosit L. vannamei ( H: Hialin, G, Granul dan SG: Semi Granul)). ............ 33

11. Rancangan Penelitian dengan Metode RAL (Data Primer, 2018) ................. 42

12. Pakan Merk Irawan (CP Prima, 2009). ......................................................... 58

13. Hasil Freeze Dry rumput laut (A) Sargassum sp. (B) Padina sp. (C) Gracillaria sp. (D) Eucheuma sp. (Data Primer, 2018). .................................. 58

14. Histogram rerata rata-rata Hialin L. vannamei yang diaplikasikan penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data Primer, 2018). ................................................ 64

15. Sel Hialin (A) data primer (2018), dan data sekunder .................................. 65

16. Histogram rerata rata-rata Granul L. vannamei yang diaplikasikan penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data Primer, 2018). ................................................ 68

17. Sel Granul (A) data primer (2018), dan data sekunder. ................................ 68

18. Histogram rerata rata-rata Semi Granul L. vannamei yang diaplikasikan penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data Primer, 2018). ................................................ 71

19. Sel Semi Granul (A) data primer (2018), dan data sekunder ........................ 71

Page 14: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

xiii

20. Histogram rerata parameter fisika suhu L. vannamei dengan perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018). ............................................................. 76

21. Histogram rerata parameter kimia pH L. vannamei dengan perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018). ............................................................. 78

22. Histogram rerata parameter kimia DO L. vannamei dengan perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan dengan dosis berbeda pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018). ................ 79

23. Histogram rerata parameter kimia salinitas L. vannamei dengan perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018). ............................................................. 80

24. Histogram rerata parameter kimia amonia L. vannamei dengan perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018). ............................................................. 82

Page 15: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Flow Chart Penelitian ..................................................................................... 93

2. Alat dan Bahan dalam Penelitian ................................................................... 94

3. Uji Fitokimia menggunakan Metode GC-MS .................................................. 95

4. Prosedur Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut Imunostimulan ................ 99

5. Lembar Hasil Uji Proksimat Pakan (Sudarmaji, 1990). ................................. 100

6. Hasil Analisis Ragam Terhadap Sel Hialin (H) (%) yang Diberi Perlakuan Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut pada Campuran Pakan L. vannamei Terhadap Respon Imun Sebelum dan Setelah Diinfeksi WSSV .................. 101

7. Hasil Analisis Ragam Terhadap Sel Granular (G) (%) yang Diberi Perlakuan Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut pada Campuran Pakan L. vannamei Terhadap Respon Imun Sebelum dan Setelah Diinfeksi WSSV .................. 106

8. Hasil Analisis Ragam Terhadap Sel Semi Granular (SG) (%) yang Diberi Perlakuan Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut pada Campuran Pakan L. vannamei Terhadap Respon Imun .......................................................... 111

9. Tabulasi Hasil Analisis Ragam Kualitas Air .................................................. 116

10. Skema Prosedur Penyediaan Virus WSSV ................................................ 116

11. Skema Prosedur Pengenceran Larutan Virus yang Akan Diinfeksi ............ 137

12. Lembar Hasil Uji PCR ................................................................................ 138

13. Peta Lokasi Pengambilan Rumput Laut Pulau Poteran Madura dan Jabon, Sidoarjo (Data primer, 2018). ...................................................................... 143

14. Dokumentasi Kegiatan Penelitian .............................................................. 145

15. Glosarium .................................................................................................. 148

Page 16: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Riwayat produksi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dilihat dari data

statistik ekspor perikanan telah mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2004

sebesar US$ 773.532.632, kemudian tahun 2005 sebesar US$ 806.519.180,

tahun 2006 sebesar US$ 943.996.879, tahun 2007 sebesar US$ 824.434.585,

terhitung rata-rata pertahun 1.4% atau US$ 12.181.213 (DKP, 2009). LIPI (2011),

menyatakan L. vannamei memiliki keunggulan dari udang yang lain kandungan

protein pada pakan yang dibutuhkan hanya sekitar 35% lebih sedikit bila

dibandingkan jenis lain, sehingga dapat menekan harga pasar dan biaya

produksi. Keunggulan lain L. vannamei dianggap tahan terhadap serangan

penyakit. Namun seiring waktu timbul keresahan pada pembudidaya L. vannamei

terkait penanganan infeksi WSSV (White Spot Syndrome Virus).

Amrillah et al. (2015), menyatakan WSSV adalah penyakit yang secara signifikan

menyebabkan tingginya mortalitas dan kerusakan parah pada budidaya udang.

Selain itu menurut Fajri et al. (2015), prosentasi mortalitas yang mencapai 100%

tentunya mengakibatkan petani tambak udang mengalami kerugian yang cukup

besar.

Penelitian ini berfokus pada penyakit viral WSSV yang secara masal

menginfeksi L. vannamei menyebabkan kerugian financial petambak. Perlu suatu

bahan alamiah yang mempunyai fungsi memperbaiki kondisi lingkungan dan

diperuntukkan sebagai imunostimulan yang dibutuhkan oleh organ vital udang.

Dibutuhkan suatu informasi yang akurat mengenai penanganan penyebaran

virus WSSV sehingga didapatkan solusi paling efektif untuk menekan dan

menghentikan penyebarannya pada media hidup L. vannamei. Ditawarkan solusi

oleh Wahjuningrum et al. (2006), adanya penanganan yang tepat perihal kualitas

Page 17: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

2

dan kelangsungan hidup yang menjadi masalah sehingga membatasi

produktivitas budidaya sehingga L. vannamei mudah terserang penyakit.

Efektifitas upaya pengendalian menggunakan bahan kimia secara berlebih dapat

menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan perairan, kesehatan konsumen

dan menimbulkan resistensi patogen. Disisi lain muncul solusi imunostimulan

yang paling tepat dari vaksin, antibiotik dan disinfektan untuk meningkatkan daya

tahan udang. Dibutuhkannya bioaktif, dengan adanya antioksidan alami (seperti

senyawa fenolik) maupun sintesis dapat menghambat oksidasi lipid, mencegah

kerusakan dan perubahan komponen organik. Komponen antioksidan dapat

ditemukan salah satunya melimpah pada rumput laut yang dengan mudah

ditemui di pesisir Jawa Timur, diantaranya: Sargassum sp. (alga coklat),

Padina sp. (alga coklat), Cottoni sp. (alga merah) dan Gracillaria sp. (alga

merah) yang ada di Pulau Poteran Madura. Menurut Pakidi dan Suwoyo (2016),

beberapa rumput laut menghasilkan metabolit sekunder yang mempunyai

aktivitas antioksidan. Metabolit sekunder ini dapat menunda atau memperkecil

laju reaksi oksidasi pada bahan yang mudah teroksidasi. Oleh karena itu perlu

diketahui rumput laut yang menghasikan antioksidan tertinggi. Menurut Rahma et

al. (2014), penyebaran WSSV sendiri dapat secara vertikal melalui induk

menularkan ke larvanya dan secara horizontal melalui air (waterborne

transmission), kotoran udang yang terinfeksi, kanibalisme, makanan alami/ segar

jenis krustasea dan hama tambak jenis krustasea. Pernyataan ini mengerucut

pada sistem budidaya dimana WSSV dapat ditransmisikan melalui air yang

terkontaminasi.

Pentingnya imunostimulan haruslah ditekankan karena berhubungan

langsung dengan sel sistem imun yang membuat sel tersebut lebih aktif yang

ditambahkan ke dalam pakan yang dapat memberikan pengaruh menguntungkan

pada L. vannamei dengan memperbaiki keseimbangan mikroba ususnya.

Page 18: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

3

Sehingga hal ini menjamin perbaikan dalam penggunaan pakan atau

memperbaiki nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau

memperbaiki kualitas lingkungannya.

Kawasan budidaya penting diperhatikan, kondisi air budidaya yang buruk

memicu pertumbuhan organisme penyebab penyakit yang menginfeksi

L. vannamei perlakuan preventif perlu dilakukan melalui monitoring kualitas air

secara intensif, periodik dan kontinu. Hal ini didukung oleh Peraturan Menteri

Kelautan Perikanan Republik Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016

parameter kualitas air yang diamati parameter fisika (suhu > 27 0C) dan kimia

(pH 7,5-8,5, Dissolved Oxygen ≥ 4 ppm, salinitas 26–32 ppt dan amonia ≤ 0,1

ppm) harus tetap pada batas toleransi. Timbulnya infeksi penyakit pada

L. vannamei merupakan ancaman yang sangat mempengaruhi produksi

budidaya. Berdasarkan penelitian Amrillah et al. (2015), hal ini dapat

teridentifikasi melalui gejala-gejala yang ditimbulkan, akibat interaksi dari ketiga

faktor yaitu lingkungan, agen penyakit dan inang. Peninjauan WWF Indonesia

(2014), menyatakan perlu dilakukan 5 cara yang harus perhatikan dalam

keberlanjutan produksi L. vannamei, yaitu: 1) daya dukung tambak dan

lingkungannya, 2) kualitas benur yang baik, manajemen tanah tambak dan

kualitas air, 3) kualitas dan manajemen pakan 4) manajemen kesehatan udang

dan pengendalian penyakit, 5) serta pengolahan air buangan tambak. Disisi lain

komoditas ini masih dipertahankan karena masih menduduki puncak primadona

perdagangan ekspor dunia (Darwanti et al., 2016). Keseluruhan pemaparan

tersebut disinergikan dalam mewujudkan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016 tentang Pedoman

Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vanname

(L. vannamei).

Page 19: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

4

1.2 Perumusan Masalah

Kualitas lingkungan mempengaruhi kondisi L. vannamei, bila kualitas air

lingkungan kurang baik dan pada stadia larva L. vannamei sudah terjangkit

penyakit. Biomanipulasi Manajemen kualitas air dengan menggunakan

parameter fisika dan kimia sangatlah penting dilakukan dalam masa

pemeliharaan agar tetap pada kondisi optimal. Dimana pada penelitian ini yang

berfokus pada infeksi WSSV. Pada penelitian terdahulu bahwa kualitas benih

dapat ditingkatkan antara lain melalui rekayasa genetik, aplikasi probiotik,

pengelolaan lingkungan dan perbaikan nutrisi (WWF, 2014). Salah satu cara

menghindari pemakaian zat kimia yang bersifat resisten patogen dan merusak

lingkungan dewasa ini perlu digunakannya bahan yang bersifat alamiah sebagai

solusi yang paling tepat. Suatu bahan alamiah yang mempunyai fungsi

memperbaiki kondisi lingkungan dan diperuntukan sebagai imunostimulan yang

dibutuhkan oleh organ vital L. vannamei (Jasmanindar, 2011).

Bahan alamiah yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah

Sargassum sp., Padina sp., Cottoni sp. dan Gracillaria. Perlu adanya

pengamatan dan analisa Differential Hemocyte Count (DHC).

Dari uraian di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pemberian beberapa Freeze Dry rumput laut sebagai

imunostimulan terhadap respon imun non spesifik L. vannamei yang

diamati melalui parameter DHC?

2. Bagaimana pengaruh pemberian beberapa Freeze Dry rumput laut yang

diamati melalui beberapa parameter kualitas air?

Page 20: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

5

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pemberian beberapa Freeze Dry rumput laut

sebagai imunostimulan terhadap respon imun non spesifik L. vannamei

yang diamati melalui parameter DHC.

2. Mengetahui pengaruh pemberian beberapa Freeze Dry rumput laut yang

diamati melalui beberapa parameter kualitas air.

1.4 Hipotesis

H0 : Diduga pengaplikasian imunostimulan berupa Freeze Dry rumput laut

tidak berpengaruh terhadap respon imun L. vannamei dan ketahanan

terhadap WSSV.

H1 : Diduga pengaplikasian imunostimulan berupa Freeze Dry rumput laut

berpengaruh terhadap respon imun L. vannamei dan ketahanan terhadap

WSSV.

1.5 Kegunaan

Diharapkan penelitian ini dapat mengevaluasi efektifitas Freeze Dry rumput

laut sebagai imunostimulan untuk pencegahan infeksi WSSV pada

L. vannamei.

1.6 Tempat dan Waktu.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai Maret

2018. Dilaksanakan di beberapa tempat:

1. Pulau Poteran Madura untuk mendapatkan Sargassum sp., Padina sp dan

Eucheuma sp.

Page 21: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

6

2. Jabon Sidorajo tempat pengambilan rumput laut Gracillaria verucossa.

3. Materia Medika Batu Malang untuk penjemuran rumput laut dan

penggilingan.

4. Laboratorium Budidaya Divisi Reproduksi Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Brawijaya untuk melakukan maserasi rumput laut.

5. Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Brawijaya untuk melakukan evaporasi.

6. Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya untuk melakukan evaporasi

7. Laboratorium Kimia Organik Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang untuk melakukan freeze drying.

8. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UB untuk uji

proksimat pakan.

9. Tambak Jabon Sidoarjo untuk mengambil L. vanname

10. Unit Perikanan Budidaya Air Tawar Sumberpasir Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya untuk aklimatisasi, RAL L. vanname

dan analisis kualitas air.

11. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air Payau Bangil untuk

mendapatkan L. vannamei terinfeksi WSSV dan PCR.

12. Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan keamanan Hasil Perikanan

Kelas I Surabaya I Juanda untuk mendapatkan informasi persebaran

WSSV dan PCR.

13. Laboratorium Budidaya Divisi Parasit dan Penyakit Ikan untuk pembuatan

supernatan WSSV.

14. Laboratorium Sentral Ilmu dan Teknologi Pangan Laboratorium Sentral

Ilmu Hayati Universitas Brawijaya untuk uji DHC (Differential Hemocyte

Count).

Page 22: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang Vanname (L. vannamei)

L. vannamei berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari

Teluk Califarnia di Mexico bagian utara sampai pantai barat Guatemala, El

Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika

Selatan. L. vannamei resmi diizinkan masuk Indonesia melalui SK Menteri

Kelautan dan Perikanan RI. No. 41/ 2001, dimana produksi udang windu

menurun sejak 1996 akibat serangan penyakit dan penurunan kualitas

lingkungan. Pemerintah kemudian melakukan kajian komoditas udang selain

udang windu di Indonesia (WWF, 2014).

L. vannamei berasal dari perairan Amerika dan mulai masuk ke Indonesia

pada tahun 2001. Sampai saat ini komoditas L. vannamei sudah menyebar

keseluruh Indonesia dan telah berhasil dikembangkan oleh para pembudidaya.

Hal di atas didukung oleh regulasi dan progam kerja pemerintah terkait dengan

didirikannya hatchery (balai benih) L. vannamei diberbagai daerah untuk

memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya hatchery L. vannamei dapat

membantu kebutuhan para pembudidaya tambak karena ketersediaan benur dari

alam sangat terbatas (Yustianti et al., 2013). Morfologi L. vannamei disajikan

pada Gambar 1. L. vannamei diklasifikasikan sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Crustacea

Subclass : Malacostraca

Series : Eumalacrostaca

Superorder : Eucarida

Ordo : Decapoda

Page 23: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

8

Subordi : Dendrobrachiata

Infrabangsa : Penaidae

Infraorder : Penaeoidea

Suku : Penaidae

Marga : Paneus

Submarga : Litopenaeus

Jenis : Litopenaeus vannamei

(FAO, 2011).

Gambar 1. Kondisi normal L. vannamei (Sakthivel et al., 2014)

L. vannamei masuk ke dalam bangsa Decapoda karena sama halnya

seperti lobster, kepiting dan berbagai jenis udang lain, yaitu mempunyai karapas

yang berkembang sehingga menutup kepala dan dada menjadi satu atau disebut

cephalothorax. Sedangkan tergolong anggota suku Penaidae, dikarenakan

mempunyai karakter menetaskan telur di luar tubuhnya, setelah telur dikeluarkan

oleh udang betina dan mempunyai tanduk atau rostrum. Genus Penaeus

bercirikan terdapat gigi pada bagian atas dan bawah rostrum. Rostrum

memanjang dan memiliki 2-4 gigi pada tepi rostrum bagan ventral dan 8-9 gigi

pada rostrum bagian dorsal (FAO, 2011).

Page 24: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

9

2.1.1 Morfologi Udang Vanname (L. vannamei)

Udang ini memiliki tubuh yang dilapisi kitin berwarna kekuning-kuningan

dengan berwarna putih. Tubuhnya terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu

cephalothorax terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen, bagian ini

dilindungi oleh kitin tebal yang disebut karapas (carapace). Selain itu bagian

tubuh yang kedua adalah rostrum, bagian ini bergigi dengan 9 gerigi pada bagian

atas dan 2 gerigi pada bagian bawah (Amri dan Kanna, 2008). Terdiri dari

anatomi eksternal (1) Chepalothorax, (2) Abdomen, (3) Antennules, (4) Antenna,

(5) Antenna scale, (6) Rostrum (horn), (7) Eye, (8) Mouthparts, (9) Carapace,

(10) Walking legs, (11) Abdominal segment, (12) Swimmerets, (13) Sixth

abdominal segment, (14) Telson, (15) Uropod dan (16) Gills dan anatomi internal

eksternal (1) Esophagus (2) Stomatch, (3) Hemocoel, (4) Digestive gland, (5)

Hearth, (6) Rintestine dan (7) Abdominal muscle. Berikut anatomi L. vannamei

ditampilkan pada Gambar 2.

(A) (B)

Gambar 2. (A) Eksternal dan (B) Internal Anatomi Submarga Litopenaeus (Johnson, 1995).

L. vannamei merupakan jenis introduksi dari Amerika Latin, yang tersebar

meliputi Pantai Pasifik, Meksiko, Laut Tengah dan Selatan Amerika. Namun

sekarang telah menjadi produk andalan di negara-negara Pasifik (Cheng et al.,

Page 25: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

10

2005). Di Indonesia keberadaan jenis ini telah dijadikan produk unggulan sektor

perikanan sejak tahun 2001. Di dunia L. vannamei mempunyai berbagai nama

yaitu Pasific white shrimp, West coast white shrimp, Penaeus vannamei,

Camaron blanci Langostino, White leg shrimp, Crevette pattes blanches,

Camaron pati blanco.

Bagian tubuh L. vannamei terdiri atas kepala dan perut (abdomen).

Kepalanya dilengkapi oleh antenula, antenna, mandibula dan sepasang maxilla.

Pada kepala terdapat 5 pasang kaki jalan (periopod), yang dilengkapi 2 pasang

maxillae dan 3 pasang maxilliped. Sedangkan pada perut terdiri atas 6 ruas dan

5 pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropods yang menyerupai kipas

bersama-sama telson, yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan renang

(Elovaraa, 2001). Adapun bagian tubuh L. vannamei yang behubungan dengan

imunitas menurut Alifudin (2002), berupa jaringan limfoid menyatu dengan

jaringan mieloid, sehingga dikenal sebagai jaringan limfomieloid (produksi

jaringan limfomieloid adalah sel-sel darah dan respon imunitas baik selular

maupun humoral. Organ limfoid L. vannamei disebut sebagai organ oka, yang

mirip dengan sel dentritik retikulum pada folikel mamalia. Organ oka ini terdiri dari

dua lobus, terletak di dorso-anterior dan posterior; secara histologis, anastomosa

tubuh organ limfoid mengandung massa basofilik. Sel hemosit yang identik

dengan leukosit vertebrata adalah granulosit dan hialosit. Granula sekretori pada

hemosit mengandung phenoloksidase (PO), prophenoloksidase (proPO) dan

serin protease yang berperan dalam respon humoral

2.1.2 Sistem Pertahanan Tubuh Udang Vanname (L. vannamei)

L. vannamei merupakan hewan arthropoda yang memiliki eksoskeleton

yang terdiri atas kitin dan merupakan perlindungan terhadap berbagai jenis

Page 26: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

11

bahaya. Eksoskeleton adalah pertahanan tubuh pertama L. vannamei dalam

mencegah infeksi penyakit melalui lendir yang dihasilkan oleh sel-sel epithel

terluar. Apabila eksoskeleton ini gagal menangkal patogen yang masuk dalam

tubuh, maka selanjutnya mengandalkan pertahanan internal dalam merespon

infeksi tersebut melalui respon seluler dan humoral (Saraswati et al., 2013).

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi. Sedangkan

imun merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam

resistensi terhadap infeksi. Resistensi dapat dilihat dari kelangsungan hidup

maupun respon imun yang diberikan berupa reaksi yang dikoordinasi sel-sel,

molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya (Baratawidjaja, 2006).

Skema mekanisme bagaimana faktor-faktor pada sistem pertahanan L. vannamei

berperan penting dalam respon terhadap partikel non self. Pada mekanisme

pertahanan L. vannamei terlihat bahwa hemosit yang bersirkulasi berperan

sangat penting tidak hanya secara langsung menghambat dan membunuh agen

infeksi tetapi juga melalui sintesis dan ekositosis sejumlah molekul bioaktif yang

aktif (Smith et al., 2003).

Berbeda dengan vertebrata, imunitas avertebrata tidak berdasarkan pada

imunoglonulin dan interaksi subpopulasi limfosit. Dalam hal ini tidak

memproduksi antibodi spesifik atau antibodi spesifik atau antibodi sangat sedikit

pada krustasea. Namun imunitas avertebrata efisien dan adanya interaksi

komponen selular dan humoral. Sejak dulu dikatakan bahwa imunitas avertebrata

dipengaruhi oleh interaksi sel fagositosis dengan patogen, bersamaan dengan

sejumlah faktor humoral seperti lisosim (Jasmanindar, 2009). Sistem pertahanan

krustasea disajikan pada Gambar 3.

Page 27: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

12

Gambar 3. Diagram alur sederhana sistem pertahanan krustasea

(Smith et al., 2003).

2.1.3 Hemosit Udang Vanname (L. vannamei)

Hemosit disintesis oleh jaringan hematopoietic yang merupakan sepasang

epigastrik nodule. Produksi tersebut dilakukan untuk mencapai keadaan

homeostatis pasca introduksi imunostimulan. Jaringan tersebut terletak tepat

dibagian dorsal pada lambung bagian (anterior stomatch) merupakan tempat

sintesa haemocyanin. Bila imunostimulan dapat meningkatkan hemocyanin,

maka secara langsung akan terjadi pula peningkatan hemosit (Ekawati et at.,

2012).

Hemosit L. vannamei berperan penting pada awal dan memelihara respon

imun non spesifik. Fagosit hemosit (makrofage pada hewan tingkat tinggi)

merupakan sel compoten immunology yang tertua dan sangat konsisten. Untuk

mengaktifkan imunologi, hemosit ini harus melewati keadaan aktifitas dimana

untuk termasuk perubahan morfologi tertentu. Hemocyte yang tidak diaktifkan

cenderung untuk terlihat halus dan membulat, sementara hemocyte yang aktif

Page 28: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

13

berserat (crenelated) dan may extrude pseudopods (mempunyai kaki semu)

yang digunakan untuk menangkap dan fagositosis (mencerna)

patogen (Jasmanindar, 2009).

Menurut Smith et al. (2003), peningkatan jumlah hemosit dapat dijadikan

sebagai salah satu parameter suatu zat atau senyawa mampu menstimulasi

sistem pertahanan non-spesifik L. vannamei. Hemosit memegang peranan

penting dalam respon seluler pertahanan tubuh. L. vannamei yang meliputi

fagositosis, enkapsulasi, melanisasi, cytotoksisitas dan komunikasi antar sel.

Berdasarkan ada tidaknya granula sitoplasma, hemosit dibagi menjadi 3 jenis

yaitu sel hyalin, sel semi granular dan sel granular. Peningkatan pertahanan

tubuh terhadap serangan penyakit tidak hanya dapat dilakukan dengan

pemberian pakan dengan komposisi nutrien yang seimbang melainkan dapat

juga disertai pemberian imunostimulan dalam pakan.

2.1.4 Mekanisme Masuknya Bahan Aktif ke Dalam Jaringan Tubuh Udang

Vanname (L. vannamei)

Menurut Jasmanindar (2009), proses pertama yang penting adalah

pengenalan mikroorganisme yang masuk tubuh L. vannamei yang dimediasi oleh

hemosit dan protein plasma. Pengenalan patogen melalui pola molekular,

dilakukan oleh beberapa protein pengenal yang disebut Pattern recognitation

Protein (PRPs). Protein ini mengenali karbohidrat dari komponen dinding sel

mikroorganisme, misalnya lipopolisakarida (LPS) atau peptidoglikan (PG) bakteri.

Hemosit udang berperan penting pada awal dan pemelihara respon imun

non spesifik. Fagosit hemosit (makrofage pada hewan tingkat tinggi) merupakan

sel kompoten immunology yang tertua dan sangat konsisten. Pengaktifan

imunologi, hemosit ini harus melewati keadaan aktifasi dimana termasuk

perubahan morfologi tertentu. Hemocyte yang tidak diaktifkan cenderung untuk

Page 29: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

14

terlihat halus dan membulat, sementara hemocyte yang aktif berserat

(crenallated) dan may extrude pseudopods (mempunyai kaki semu) yang

digunakan untuk menangkap dan fagositosis (mencerna) patogen. Secara

singkat dikatakan bahwa hemosit melakukan reaksi inflammatory-type seperti

fagositosis, penggumpulan hemosit, menghasilkan reactive oxygen metabolites

dan melepaskan protein mikrobisidal (Smith et al., 2003). Imunostimulan

berhubungan langsung dengan sel sistem imun yang membuat sel tersebut lebih

aktif yang ditambahkan ke dalam pakan yang dapat memberikan pengaruh

menguntungkan bagi L. vannamei dengan memperbaiki keseimbangan mikroba

ususnya. Dengan demikian sistem imun seluler terdiri dari Hemosit dan fixed

phagocytes (sel yang tidak bergerak yang tersebar pada insang, jantung dan

jaringan pengikat) yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang,

menjamin perbaikan dalam penggunaan pakan atau memperbaiki nustrisinya,

memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau memperbaiki kualitas

lingkungannya.

Di alam udang penaeid bersifat karnivor yang memangsa krustase kecil,

ampipoda, policaeta. Di tambak, udang vaname makan makanan tambahan

atau detritus. Udang vaname bersifat nokturnal. Udang muda tetap

membenamkan diri dalam substrat selama siang hari dan tidak makan atau

tidak mencari makanan. Tingkah laku makan ini dapat diubah dengan

pemberian pakan ke dalam tambak. Hasil penelitian di Ocean Institute Honolulu

menunjukkan bahwa udang yang diberi pakan beberapa kali sehari tumbuh

lebih cepat dibandingkan dengan udang yang hanya diberi pakan sekali dalam

satu hari (Manoppo, 2011).

Page 30: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

15

2.2 White Spot Syndrome Virus (WSSV)

White Spot Syndrome Virus atau virus yang sangat mematikan dan

menular dengan cepat, ditandai dengan bitik putih pada L. vannamei (WWF,

2014). WSSV merupakan virus yang mempunyai bentuk batang atau baccil

(bacciliform) dengan ukuran diameter 83 nm dengan panjang tubuh 275 nm,

dengan menggunakan mikroskop elektron virus ini memiliki inti sel yang

berwarna kehitaman dengan tebal lapisan luar sel 10 nm dan lapisan dalam sel 5

nm. (Lighner, 1996).

Menurut Rahma et al. (2014), white spot merupakan penyakit yang paling

banyak menimbulkan kerugian secara ekonomi, diperkirakan lebih dari 300 juta

dollar AS per tahun. Penularan WSSV sangat cepat dan menyebabkan kematian

100% dalam waktu 3-10 hari sejak timbul gejala klinis. Virus ini dapat

menginfeksi L. vannamei pada post larva (PL) sampai ukuran 40 g. Penyebaran

WSSV dapat secara vertikal melalui induk menularkan ke larvanya dan secara

horizontal melalui air (waterborne transmission), kotoran udang yang terinfeksi,

kanibalisme, makanan alami/ segar jenis krustasea dan limbah tambak

krustasea. Dalam sistem budidaya, WSSV dapat ditransmisikan melalui air yang

terkontaminan.

2.2.1 Morfologi dan Karakteristik WSSV

Menurut Lightner (1996), WSSV merupakan virus yang mempunyai bentuk

batang atau baccil (bacciliform) dengan ukuran diameter 83 nm dengan panjang

tubuh 275 nm. Dengan menggunakan mikroskop elektron virus ini memiliki inti

sel yang berwarna kehitaman dengan tebal lapisan luar sel 10 nm dan lapisan

dalam sel 5 nm. Dengan perwarna hematoxylin dan eosin, intranuklear hipertrofi

Page 31: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

16

inti sel pada sel-sel epitel kutikula dan jarngan konektif terlihat eosinofilik

permanen atau hampir basofilik. Badan oklusi tidak ada.

Pada fase awal perkembangan badan inklusi terlihat eosinofilik,

sentronuklear. Pembengkakan pada bagian nukleus menyebabkan terjadinya

perkembangan dan pertumbuhan virion pada bagian nukleus. Pada

perkembangan berikutnya, badan inklusi berkembang menjadi lebih basofilik

pada penampilannya disediakan histologis yang diamati (Gambar 4).

(A) (B)

Gambar 4. (A) Morfologi WSSV dan (B) WSSV dengan Mikroskop Elektron Perbesaran 250 nm (Bonilla et al., 2008).

White Spot Syndrome Virus berbentuk batang, terbungkus dalam sampul

tidak berbadan oklusi, eliptik dan nukleokapsidnya berbentuk silindris yang

memiliki cincin-cincin yang melingkar serta memiliki badan inklusi yang

intranukleas. WSSV terdiri dari DNA double strand DNA tersebut panjangnya

kira-kira 190-200 kilo bases (Kilawati dan Maimunah, 2014). Komponen

penyusun protein virus terdiri dari 3 jenis protein dan protein tersebut mempunyai

molekul-molekul yang memiliki berat masing-masing 19, 23,5 dan 27,5 kDA.

Ukuran dari virion virus WSSV bervariasi (Wang et al., 2014).

2.2.2 Infeksi dan Tanda Penyerangan WSSV (White Spot Syndrome Virus)

Penyebaran penyakit WSSV diawali oleh penularan partikel WSSV dengan

cara mengikat sel rentan untuk memanfaatkan protein bagian luar dari sel. Pada

Nucleocapsid Envelope

Tail-like appendage

Page 32: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

17

inti sel virus melepaskan genom, kemudian genom WSSV mulai menggandakan

diri. Pada sitoplasma, genom WSSV melakukan regenerasi dengan cara

membentuk membran yang terdiri dari materi gelembung elektron berbentuk

cincin. Gelembung tersebut ditempatkan pada inti sel yang rentan, kemudian

menyebar pada sitoplasma sehingga menyebabkan membran terganggu

(Dananjaya, 2013).

Serangan WSSV dapat menyebabkan L. vannamei menjadi lemah dan

gejala klinis yang nampak antara lain usus kosong, tubuh pucat dan kemerah-

merahan serta munculnya bercak putih berdiameter 0,5-2 mm pada bagian

cephalotorax sampai menyebar keseluruh tubuh. Virus ini biasanya menyerang

L. vannamei pada tahap pembesaran yaitu pada umur 1-2 bulan dan virus dapat

menyebar ke seluruh tambak L. vannamei dalam waktu 2 hari dan dapat

menyebabkan kematian 70% hingga 100% (Pranawaty et al., 2012).

Organ target WSSV adalah ephitelium kutikula dan jaringan ikat pada

insang, sel epithelia sub kutikular, limfoid, kelenjar antennal dan hemolim. Tetapi

infeksi WSSV jarang terjadi pada ephitelium kelenjar antennal, sel sarung organ

limfoid, simpul syaraf dan hepatopankreas. Bintik putih timbul pada bagian dalam

karapas saat akhir fase infeksi. Diameter bintik putih berkisar antara 0,5-2 dan

disebabkan oleh deposit garam kalsium yang abnormal pada epidermis kutikula

(Lightner, 1996). Linear dengan pendapat Wang et al. (1998), terdapat 16 organ

target WSSV yaitu: pleopod, insang, perut, otot abdominal, hemolim, usus, hati,

periopod, organ limfoid, epidermis, organ saraf, hepatopankreas, testis, ovari,

spermatophorus dan tangkai mata.

Menurut Supriyatna (2004), WSSV dapat menginfeksi berbagai krustasea,

dari udang panaeid, kepiting laut dan payau sampai udang air tawar. WSSV

dapat menginfeksi pada stadia post larva (PL) sampai L. vannamei berukuran 40

gram. WSSV dapat menyebabkan kematian L. vannamei hingga 100% selama 3-

Page 33: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

18

10 hari setelah timbulnya gejala klinis. Gejala tersebut berupa terjadinya

penurunan konsumsi pakan, lemah, kutikula lepas dan terjadi pelunturan warna

(diskolorisasi) pada hepatopankreas dari warna merah muda hingga menjadi

cokelat kemerahan, anoreksia, lethargi, warna kemerahan pada abdomen dan

bintik putih. Karakteristik tingkah lau dan morfologi L. vannamei yang terinfeksi

WSSV dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Tingkah Laku L. vannamei sebelum dan Setelah infeksi

WSSV.

No. Kriteria L. vannamei

Sehat Terinfeksi WSSV

1. Aktivitas Sering di bawah (bentik) Sering di permukaan 2. Gerakan Aktif Pasif, lathergi (lemah) 3. Respon Makan Normal, usus penuh Nafsu makan menurun 4. Warna Badan Biru/ hijau normal Kemerahan, karapas

berbintik putih 5. Hepatopankreas Coklat Pucat

Sumber: Wang et al. (2013)

Pemeriksaan L. vannamei bertujuan untuk menghitung prevalensi dan

tingkat keganasan WSSV pada L. vannamei uji. Penularan atau penyebaran

penyakit WSSV dapat disebabkan oleh adanya organisme carrier, yaitu

organisme pembawa penyakit yang dapat menularkan penyakit pada organisme

lainnya, tetapi organisme carrier tersebut tidak menunjukan gejala klinis

penyakitnya. Penularan penyakit horizontal pada L. vannamei melalui organisme

carrier seperti rebon, udang putih, kepiting dan L. vannamei itu sendiri (Apriliza,

2010).

2.3 Rumput Laut

Rumput laut merupakan alga multiseluler yang mengandung substansi

yang aktif secara imunologi (Ridlo dan Pramesti, 2009). Pada penelitian ini

adapun rumput laut yang digunakan sebagai berikut:

Page 34: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

19

2.3.1 Sargasum sp.

Klasifikasi tumbuhan Sargassum sp. menurut Anggadiredja et al. (2006),

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Phaeophyta

Class : Phaeophyceae

Ordo : Fucales

Family : Sargassaceae

Genus : Sargassum

Species : Sargassum sp.

Gambar 5. Sargasum sp. (Widyartini et al., 2017).

Menurut Izaati (2007), Sargassum sp. adalah salah satu kelompok dari

alga coklat (Phaeophyta). Sargassum sp. merupakan alga yang memiliki bentuk

thallus silindris atau gepeng dengan warna thallus coklat, bentuk daun melebar,

lonjong, seperti pedang dengan percabangan yang rimbun dan juga memiliki

gelembung berisi udara yang disebut dengan blader. Alga ini biasanya melekat

dan tumbuh diatas benda keras seperti batu karang yang telah mati, namun tidak

jarang juga ditemui terapung terbawa air.

Ciri-ciri yang terdapat pada marga ini menurut Jahili (2015), adalah :

1. Bentuk thallus umumnya silindris atau gepeng.

Page 35: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

20

2. Cabangnya rimbun menyerupai pohon didarat.

3. Mempunyai gelembung udara yang umumnya soliter.

4. Panjangnya mencapai 7 meter.

5. Warna thallus umumnya coklat Sargassum.sp tersebar luas di Indonesia,

tumbuh diperairan yang terlindung maupun yang berombak besar pada

habitat batu

6. Zat yang dapat diekstraksi dari alga ini berupa alginat yaitu suatu garam

dari asam alginik yang mengandung ion sodium, kalsium, dan barium

2.3.2 Padina sp.

Padina sp. termasuk kedalam rumput laut yang memiki ukuran besar dan

mudah dilihat dengan mata biasa, bentuknya seperti kipas, dalam

perkembangbiakannya bagian talus sering terkoyak ada dalam bentuk cluster.

Padina sp. mempunyai tubuh buah yang terdiri dari hold-fast (seperti akar),

stipe (seperti batang), blade (seperti daun) (Haryani et al., 2010). Padina sp.

disajikan pada Gambar 5. Menurut Payri (2007), Padina sp. diklasifikasikan

sebagai berikut:

Phylum : Cavalier-Smith, 1995

Sous Phylum : Phaeista Cavalier-Smith, 1995

Infra-Phylum : Limnista Cavalier-Smith, 1995

Super-Classis : Fucistia Cavalier-Smith, 1995

Classis : Pheophyceae Kjellman, 1891

Ordo : Dictyotaceae Bory, 1828

Familia : Dictyotales Bory, 1828

Tribu : Zonarieae

Genus : Padina Adanson, 1763

Species : Padina sp. Hauck, 1887

Page 36: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

21

Gambar 6. Padina sp. (Geraldino et al., 2005)

Padina sp. mempunyai talus berbentuk lembaran pipih seperti kipas

berwarna coklat, terdiri dari epidermis dan sel parenkim (Fitrya, 2008). Padina sp.

berpotensi sebagai antioksidan alami dan mempunyai kandungan senyawa aktif

di dalamnya sebagai flavonoid, alkaloid, tanin, triterpenoid, saponin, fenolat dan

pigmen seperti korofil a, klorofil c, karotenoid, fukosantin, fukoxantol dan β-

karonten (Hidayati et al., 2017). Rumput laut coklat juga diketahui mengandung

senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenolik

yang memiliki gugus kromofor. Gugus kromofor tersebut menyebabkan

kemampuan untuk menyerap gelombang sinar UV. Jenis rumput laut coklat yang

potensial untuk dimanfaatkan salah satunya adalah Padina sp. (Maharany et

al., 2017).

Bentuk jaringan Padina sp. seperti kipas, membentuk segmen-segmen

lebaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkapuran di

bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-kuningan atau kadang–kadang

memutih karena terdapat perkapuran. Holdfast berbentuk cakram kecil

berserabut. Bagian atas lobus agal melebar dengan pinggir rata dan pada bagian

puncak terdapat lekukan-lekukan yang pada ujungnya terdiri dari dua lapisan sel.

Dalam Padina sp. , perbedaan bentuk lobus, garis rambut radia; ketebalan

lembaran thallus dan kuantitas kalsifikasi (perkapuran) dijadikan identitas

Page 37: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

22

perbedaan jenisnya. Habitat alga ini menempel substrat berbatu pada

kebanyakan lingkungan laut, terutama terumbu karang dangkal (Coremap,

2007). Pemeriksaan makroskopis menunjukan bahwa talus Padina sp. seperti

kipas membentuk segmen-segmen lembaran dengan garis-garis radial dan

bagian permukaan berkapur (Gambar 6). Warna cokelat kekuningan dan

kadang-kadang memutih karena perkapuran, lembaran mudah robek. Ukuran

lembaran talus 5-10 cm. Alat penempel berupa serabut tebal. Alga ini tidak

mengalami perubahan warna dalam keadaan kering (Fitrya, 2008).

Kandungan alga coklat (Phaeophyta): Klorofil a, klorofil c (c1 dan c2) dan

karotenoid (fukoxantin, violaxantin, zeaxantin). Menurut Tukan (2014), komponen

aktif ekstrak metanol Padina sp. berupa alkaloid, wagner, dragendorf, mayer,

flavonoid, komponen fenolik, steroid, triterpenoid dan saponin. Alkaloid sendiri

dapat menghambat tirosinase. Kandungan fenolik dan flavonoid juga sebagai

inhibisi terhadap kerja tirosinase. Selanjutnya steroid merupakan salah satu dari

inhibitor tirosinase. Flavonoid sebagai antibakteri adalah merusak komponen

dinding sel sehingga lapisan dinding sel menjadi tidak utuh dan menyebabkan

kematian sel.

2.3.3 Eucheuma sp.

Eucheuma sp. merupakan salah satu jenis rumput laut merah. Eucheuma

sp. memiliki nama lain Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan

rumput laut ini termasuk fraksi kappa-karagina (Sari et al., 2012). Menurut

Santhanam (2015), klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Page 38: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

23

Ordo : Gigartinales

Famili : Solieracea

Genus : Eucheuma

Spesies : Eucheuma sp.

Gambar 7. Eucheuma sp. (Machmud et al., 2014).

Lokasi yang bagus untuk tempat hidup Eucheuma sp. adalah lokasi yang

jauh dari sumber air tawar seperti sungai, area estuari dan sumber limbah.

Lokasi yang baik adalah lokasi yang terlindungi dari ombak dan gelombang yang

besar, karena hal tersebut dapat merusak lahan budidaya. Arus air berkisar 20-

40 meter permenit. Pergerakan air berpengaruh pada pertumbuhan tanaman

rumput laut karena mempermudah penyerapan nutrien. Ketinggian air laut yang

baik adalah pada surut terendah lebih dari 0,5-1 m dan pada saat pasang

tertinggi 2-3 m. Kondisi tanaman rumput laut harus terbenam pada kondisi surut

terendah. Area yang memiliki pasir kasar sampai dengan batu karang merupakan

lokasi yang paling tepat bagi tumbuhnya jenis rumput laut ini (Kurmianto dan

Triandiza, 2013). Secara fisik Eucheuma sp. mempunyai thalus berbentuk

silindris, permukaan licin. Warnanya tidak selalu sama, hal ini disebabkan warna

pada jenis rumput laut ini bergantung pada lingkungan nya. Eucheuma sp.

memiliki warna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah (Gambar 1.). Kejadian ini

Page 39: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

24

merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi

pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaaan (Wibowo et al., 2014).

Rumput laut bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat yang

bermukim di daerah pesisir, masyarakat telah mengenal dan memanfaatkan

dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tradisional maupun bahan

makanan. Adanya kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut,

mendorong pemanfaatan rumput tidak terbatas pada aspek kesehatan tetapi

memasuki ke segala bidang. Rumput laut atau alga merupakan tumbuhan laut

yang tidak dapat dibedakan antara akar,daun dan batang, sehingga seluruh

tubuhnya disebut thallus. Berdasarkan kandungan pigmen yang terdapat dalam

thallus rumput laut, maka dapat dibedakan Chlorophyceae (Alga Hijau),

Rhodophyceae (Alga merah) dan Phaeophyceae (Alga coklat). Ketiga golongan

tersebut mempunyai nilai ekonomis penting karena kandungan senyawa

kimianya (Soenardjo, 2011).

Rumput laut mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung atau dikenal secara ekologi rumput laut menyediakan

makanan bagi ikan dan invertebrta terutama thallus muda (Mann, 1982).

Sedangkan secara tidak langsung rumput laut digunakan dalam berbagai industri

yaitu pangan, kosmetik, obat-obatan, pupuk, tekstil, kulit dan industri lainnya

(Indriani dan Sumiarsih,1991). Rumput laut sudah banyak dibudidayakan dengan

tujuan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Eucheuma sp.

merupakan salah satu jenis algae merah menghasilkan karagenan yang banyak

dimanfaatkan dalam bidang industri kimia. Di Indonesia budidaya rumput laut

umumnya menggunakan genus Eucheuma dan biasanya metode budidaya yang

digunakan adalah metode dasar dan lepas dasar atau metode terapung (Aslan,

1991). Usaha budidaya dilakukan secara intensif akan memberikan hasil yang

baik, yaitu meningkatnya produksi dan ekspor rumput laut (Soenardjo, 2011).

Page 40: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

25

2.3.4 Gracilaria sp.

Klasifikas Gracilaria verrucosa menurut Dawes (1981), mempunyai

taksonomi sebagai berikut:

Divisio : Rhodophyta

Classis : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Familia : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Species : Gracilaria verrucosa

Gambar 8. Gracilaria sp. (Machmud et al., 2014).

Rumput laut (seaweed) adalah ganggang berukuran besar (macroalgae)

yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk dalam divisi thallophyta.

Gambaran umum rumput laut adalah macrobentik (besar dan melekat),

organisme autotrofik membutuhkan cahaya untuk keberlangsungan hidupnya

sehingga rumput laut tidak dapat hidup pada kedalaman laut yang tidak ada

penetrasi cahaya. Ukuran, bentuk dan warna rumput laut bervariasi. Rumput laut

dapat ditemukan di beberapa variasi habitat sepanjang pantai dan melekat pada

banyak jenis substrat seperti pasir, lumpur, batu, cangkang hewan laut, karang,

kayu dan jenis rumput laut lainnya (Guanzon, 2003). Dari segi morfologinya,

rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan

daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai morfologi yang mirip,

Page 41: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

26

walaupun sebenarnya berbeda. Proses metabolisme alga memerlukan

kesesuaian faktor-faktor fisika dan kimia seperti perairan, gerakan air, suhu,

kadar garam, nutrisi atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan

sinar matahari (Amalia, 2013).

Gracilaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut yang

mempunyai batang daun semu sehingga dimasukkan dalam golongan

Thallophyta. Talus Gracilaria verrucosa tersusun oleh jaringan yang kuat, warna

merah ungu kehijau-hijauan, bercabang-cabang mencapai tinggi 1-3 dm dengan

garis tengah cabang antara 0,5-2,0 mm. Percabangan “alternate”. Kadang-

kadang hampir dikotom dengan perulangan lateral. Bentuk cabang silindris dan

meruncing di ujung cabang (Irvine dan Price, 1978).

Gracilaria verrucosa hidup sebagai fitobentos, melekat pada substrat

dengan holdfast. Substrat yang baik untuk pertumbuhannya adalah batu-batuan,

karang mati, kayu, kulit kerang atau hidup menempel dengan alga lainnya (Bold

dan Wynne, 1978). Gracilaria merupakan jenis makroalga laut yang paling

banyak digunakan dalam produksi agar. Hal ini karena Gracilaria mudah

diperoleh, murah harganya dan juga lebih mudah dalam proses pengolahannya.

Jenis ini berperan cukup dominan dalam pembentukan gel agar pada saat

ekstraksi. Gracilaria memiliki kandungan agarosa dan agaroptin yang cukup baik

sehingga dapat menentukan kekuatan gel agar yang kuat dan kokoh

dibandingkan dengan hasil ekstraksi dari Gelidium (Winarno, et al., 1990).

2.4 Ekstraksi Rumput Laut

Ekstraksi dilakukan dengan metanol teknis, kemudian ekstrak yang

diperoleh dievaporasi dengan rotavapor vakum sampai metanol habis menguap.

Ekstrak kental yang mengandung air selanjutnya ditambahkan dengan 50 ml etil

Page 42: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

27

asetat, lalu dimasukkan ke dalam corong pisah, dikocok selama lebih kurang 2

menit. Bagian atas dari campuran (fraksi etil asetat) dipisahkan dan segera

dievaporasi, sedangkan bagian bawah (fraksi air) ditampung ditempat terpisah

(Nursid et al., 2013). Menurut Dotulang et al. (2013), metanol 95% yang

digunakan menggunakan perbandingan 1:10 dengan melakukan maserasi

selama 1×24 jam.

Menurut Istiqomah (2013), metode ekstraksi yang dapat dilakukan salah

satunya maserasi. Maserasi proses pengekstrakkan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar). Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat

berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan.

Menurut Mukhriani (2011), proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang

berasal dari tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Pengelompokan bagian tumbuhan (daun, bunga, dll), pengeringan dan

penggilingan bagian tumbuhan.

2. Pemilihan pelarut

3. Pelarut polar: air, etanol, metanol dan sebagainya.

4. Pelarut semipolar: etil asetat, diklorometan dan sebagainya.

5. Pelarut nonpolar: n-heksan, petrole-umeter, kloroform dan sebagainya.

2.5 Freeze Dry

Pengeringan beku atau lyophilization adalah penghapusan air dengan

sublimasi dari keadaan beku (es). Dalam proses ini, bahan pertama dibekukan

dan kemudian mengalami vakum tinggi, di mana es air menyublim (yaitu,

menguap secara langsung, tanpa meleleh). Uap air yang dilepaskan biasanya

ditangkap di permukaan kondensor pada suhu yang sangat rendah. Panas

Page 43: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

28

sublimasi dipasok ke makanan dengan berbagai metode, dijelaskan di bawah ini.

Sebagai fenomena fisik dan teknik laboratorium, pengeringan beku sudah

diketahui pada akhir abad ke-19. Namun, itu tidak berkembang menjadi proses

industri sampai setelah Perang Dunia II. Pengeringan beku dilakukan pada suhu

rendah, sehingga menjaga rasa, warna dan penampilan, dan meminimalkan

kerusakan termal pada nutrisi yang sangat kuat. Karena seluruh proses terjadi

dalam keadaan padat, penyusutan dan perubahan struktural lainnya sangat

dihindari. Namun, pengeringan beku adalah metode dehidrasi yang mahal.

Secara ekonomi layak hanya dalam kasus produk bernilai tambah tinggi dan

kapan pun kualitas unggul produk membenarkan biaya produksi yang lebih tinggi

(Ratti, 2001).

A. Uji Fitokimia dengan Metode Uji GC-MS

Selanjutnya dilakukan uji GC-MS. Kromatografi gas-spektrometer masa

(GC-MS) adalah metode yang mengkombinasikan kromatografi gas dan

spektometri masa untuk mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis

sampel. GC-MS terdiri dari dua blok bangunan utama yaitu kromatografi gas dan

spektromater masa. Fungsi dari kromatografi gas-spektromater masa adalah

untuk melakukan pemisahan dinamis dan identifikasi semua jenis senyawa

organik yang mudah menguap dan juga untuk melakukan analisis kualitatif

senyawa dalam suatu campuran (Khotimah et al., 2013). Kromatografi gas-

spektrometer masa (GC-MS) digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa,

baik satu komponen maupun campuran. Spektrometri masa dapat menentukan

fragmentasi dan molekul-molekul serta dapat mengidentifikasi komponen-

komponen yang terdapat dalam jumlah kecil. Kromatografi gas memiliki

kemampuan yang sangat baik dalam hal pemisahan dan analisis kuantitatif

komponen sedangkan spektrometri masa memiliki kemampuan yang tinggi

Page 44: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

29

dalam hal identifikasi atau analisis kualitatif. Sistem kerja GC-MS yaitu

berdasarkan perbedaan kepolaran dan masa molekul sampel yang dapat

diuapkan. Sampel yang berupa cairan atau gas dapat langsung diinjeksikan ke

dalam injektor, jika sampel dalam bentuk padatan maka harus dilarutkan pada

pelarut yang dapat diuapkan (Hastutik dan Sunarso, 2014).

2.6 Pengaplikasian Penambahan Freeze Dry Rumput Laut pada Metode

Pakan

Menurut Dugger dan Jory (1999), pemberian imunostimulan dapat

dilakukan dengan secara oral. Memberikan respon imun non spesifik yang baik

dan merupakan metode yang lebih efektif. Metode ini merupakan satu-satunya

cara yang tidah berpotensi menimbulkan stress. Memungkinkan untuk digunakan

pada imunostimulasi masal untuk L. vannamei ukuran berapapun serta tidak

membutuhkan banyak tenaga dan biaya.

Linear dengan pendapat Kartadinata et al. (2011), substitusi bahan lain

untuk memperbaiki kualitas pakan dalam perkembangan L. vannamei perlu

dilakukan. Pemberian substitusi pakan terhadap kelangsungan hidup dan

efisiensi pemberian pakan lebih baik. Keberhasilan kedua variabel itu juga dapat

meningkatkan laju pertumbuhan L. vannamei.

2.7 Imunostimulan

Imunostimulasi merupakan cara untuk memperbaiki fungsi sistem imun.

Menggunakan bahan yang merangsang sistem tersebut (Baratawidjaja, 2006).

Pemberian imunostimulan secara luas dilakukan dengan maksud untuk

mengaktifkan sistem imun non-spesifik sel seperti makrofag pada vertebrata dan

hemosit pada avertebrata (Dugger dan Jory, 1999).

Page 45: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

30

Imunostimulan berhubungan langsung dengan sel sistem imun yang

membuat sel tersebut lebih aktif. Sistem imun seluler terdiri dari hemosit dan

fixed phagocytes (sel yang tidak bergerak yang tersebar pada insang, jantung

dan jaringan pengikat). Faktor pertahanan humoral seperti penggumpalan

protein, aglutin (seperti lektin), enzim hidrolitik dan peptide antimikroba yang

dihasilkan oleh dan akibat aksi sel imun (Prajitno, 2009).

Menurut Tizard (1982), proses terbentuknya sistem kekebalan tubuh

adalah sebagai berikut: bila antigen memasuki tubuh, maka antigen tersebut

akan dijerat oleh makrofag sedemikian rupa sehingga dapat diketahui sebagai

bahan asing. Bahan asing tersebut akan dikirimkan ke sistem pembentuk

antibodi dan terjadilah pembentukan antibodi. Sistem kekebalan (imunitas) harus

menyimpan memori tentang kejadian yang sama sehingga pada kesempatan

berikutnya dengan antigen yang sama juga, memiliki impuls yang bekerja jauh

lebih efisien. Mekanisme kerja imunostimulan terdapat pada Gambar 10.

Gambar 9. Mekanisme Kerja Imunostimulan (Saraswati et al., 2013)

Page 46: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

31

2.8 Rumput Laut Sebagai Imunostimulan

Menurut Ridlo dan Pramesti (2009), imunostimulasi biasa dilakukan

dengan pemberian komponen mikrobia seperti β-glukan dan lipopolisakarida

(LPS) atau sel bakteri yang telah dimatikan. Kelemahan dari imunostimulan ini

adalah harganya relatif mahal, sehingga diperlukan usaha pencarian sumber

alternatif imunostimulan yang murah dan mudah penanganannya, salah satunya

adalah dari rumput laut. Rumput laut merupakan alga multiselular yang

mengandung substansi yang aktif secara imunologi. Pemanfaatan rumput laut

selama ini masih terbatas pada produk karagenan dan agar.

Didukung oleh pendapat Izzati (2007), potensi rumput laut di bidang

pengendalian penyakit masih belum banyak dieksplorasi dan dieksploitasi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rumput laut mempunyai prospek yang

masih terbuka bagi pengembangannya dalam bidang pengendalian penyakit.

Ekstrak rumput laut telah diketahui mempunyai aktivitas sebagai antitumor,

meningkatkan aktivitas kemotaksis macrophage, menstimulasi aktivitas sekresi

radikal oksigen dan fagositosis pada peritonial and splenic marine macrophage.

Rumput laut mampu meningkatkan aktivitas fagositosis. Hematosit udang

memegang peranan penting dalam respon imun diantaranya melalui recognition,

phagocytosis, melanization, cytotoxicity dan komunikasi antar sel.

2.9. Differential Haemocyte Count (DHC)

DHC adalah perbedaan prosentase komponen darah yang terdiri dari

hialin, granul dan semi granul. Hemolim ini digunakan untuk pengamatan

terhadap differentia; haemocyte count. Liniear dengan pendapat Darwantin et al.

(2016), penghitungan DHC dilakukan dengan mengambil hemolimfe dari udang.

Hemolimfe diteteskan pada gelas objek dan dibuat ulasan, lalu dikering anginkan

dan difikasi dengan methanol 100% selama 5 menit. Kemudian diwarnai dengan

Page 47: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

32

larutan Giemsa 10% dan didiamkan selama 10 menit, setelah itu dicuci dengan

air mengalir selama 30 detik dan dikeringanginkan kembali. Preparat yang sudah

jadi diamati menggunakan mikroskop perbesaran 100 kali dan dibedakan

menurut jenis selnya. Penghitungan DHC dilakukan dengan mengelompokkan

sel hemosit dalam 3 tipe sel yaitu sel granular, semi granular dan hialin di bawah

mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Tipe sel hemosit yang dihitung berjumlah

100 sel lalu presentase tiap jenis sel dihitung dengan rumus presentase jenis sel

hemosit. Menurut penelitian sebelumnya milik Indraswati et al. (2010), DHC

dihitung pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 30.

Hemosit memegang peranan penting dalam respon seluler pertahanan

tubuh udang yang meliputi fagositosis, enkapsulasi, melanisasi, cytotoksisitas

dan komunikasi antar sel. Berdasarkan ada tidaknya granula sitoplasma, hemosit

dibagi menjadi 3 jenis yaitu (Ekawati et al. 2012):

A. sel hialin,

B. sel granular

C. dan sel semi granul.

Peningkatan pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit tidak hanya

dapat dilakukan dengan pemberian pakan dengan komposisi nutrien yang

seimbang, melainkan dapat juga disertai Padina emberian imunostimulan dalam

pakan. Pengamtan jumlah sel differensial hemosit (hyalin, semi granular dan

granular) dalam persentase berdasarkan kriteria morfologi dengan menggunakan

mikroskop cahaya perbesaran 1.000 × [2].

Page 48: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

33

Gambar 10. Hemosit L. vannamei ( H: Hialin, G, Granul dan SG: Semi

Granul) (Estrada et al., 2016).

2.10 Kualitas Air

Biomanipulasi L. vannamei perlu dilakukan untuk selalu menjaga kondisi

kualitas air tetap optimal dan lingkungan percobaan hampir menyerupai keadaan

sebenarnya di tambak. Kesehatan L. vannamei salah satunya dipengaruhi oleh

kualitas air. Kualitas air yang baik mampu mendukung pertumbuhan secara

optimal. Hal itu berhubungan dengan faktor stress L. vannamei akibat perubahan

parameter kualitas air. Faktor lingkungan ini mengakibatkan prdosuksi antibodi

berkurang sehingga imunitas atau kekebalan tubuh L. vannamei terhadap

serangan penyakit menjadi berkurang (Amrillah et al., 2015).

Monitoring kualitas air dilakukan setiap hari. Usaha-usaha yang dapat

dilakukan selama proses ini antara lain:

1. persiapan air yang steril,

2. pengaturan set aerator untuk optimalisasi DO,

3. pengenceran air laut dengan refraktometer untuk optimalisasi salinitas,

4. pemakaian heater untuk optimalisasi suhu, pemakaian termometer untk

pemantauan, alas sterofoam untk mencegah penuruanan sushu yang

Page 49: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

34

drastis saat malam hari dan penutup berupa hapa untuk memecah angin

dan mencegah L. vannamei meloncat keluar media.

5. dan jika terdapat sisa makanan atapun kotoran maka dilakukan penyiponan

secara hati-hati setiap harinya (Haliman dan Adijaya, 2005).

Adapun parameter kualitas air yang diukur berupa parameter fisika suhu

serta parameter kimia berupa pH, DO, salinitas dan amonia.

2.10.1 Parameter Fisika

Adapun parameter fisika yang diukur sebagai berikut:

A. Suhu

Pertumbuhan L. vannamei tidak lepas dari faktor kualitas air media

pertambahannya. Kualitas air L. vannamei yang sangat berpengaruh pada

pertumbuhan di fase post larva salah satunya adalah suhu. Pengaruh suhu air

media tidak secara langsung berpengaruh terhadap L. vannamei, parameter ini

berpengaruh melalui kelarutan oksigen dalam air, semakin tinggi suhu air maka

semakin rendah daya larut oksigen dalam air dan sebaliknya (Pasongli, 2015).

L. vannamei dapat hidup pada toleransi suhu 12 – 37 0C, namun suhu tumbuh

paling optimal berkisar antara 24 – 34 0C dan suhu 28 – 31 0C (Kordi, 2010).

Hal ini didukung oleh Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Republik

Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016 parameter yang diamati secara intensif

parameter fisika pHberkisar antara suhu > 27 0C. Linier dengan pernyataan

Sahrijanna dan Sahabuddin (2014), standar suhu dalam budidaya L. vannamei

berkisar antara 20 – 30 0C. Sedangkan pengaruh suhu untuk dapat tumbuh baik

menentukan kehidupan udang, yaitu berkisar 23-30 oC. Pada suhu air di bawah

15o atau di atas 33 oC selama 24 jam atau lebih akan terjadi kematian. Untuk

L. vannamei yang masih muda akan dapat tumbuh dengan baik apabila kondisi

Page 50: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

35

perairan hangat, namun semakin dewasa maka lebih menyukai suhu relatif lebih

rendah. Suhu yang baik untuk larva ialah 27-29 oC (Elovaraa, 2001).

2.10.2 Parameter Kimia

Adapun parameter kimia yang diukur sebagai berikut:

A. pH

pHmerupakan derajat asam basa yang ada diperairan. Nilai Derajat

Keasaman (pH) dalam perairan juga berpengaruh pada pertumbuhan

L. vannamei, pada pHdiatas 10 dapat menyebabkan kematian sedangkan

pHdibawah 5 mengakibatkan pertumbuhan L. vannamei terhambat (Amri dan

Iskandar, 2008). Kisaran pH yang cocok bagi stadia post larva L. vannamei yaitu

antara 7,8-8,4 dengan pH optimum 8 (Yustianti et al., 2013).

Hal ini didukung oleh Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Republik

Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016 parameter yang diamati secara intensif

parameter kimia pHberkisar antara 7,5-8,5. Linier dengan pernyataan Sahrijanna

dan Sahabuddin (2014), standar pH dalam budidaya L. vannamei berkisar antara

7,5 – 8,5. Untuk pH L. vannamei dapat dengan tumbuh baik nilai pHoptimum

pada L. vannamei 6,8 – 9 dan untul larva, pHberkisar 7,8-8,4 (Elovaraa, 2001).

B. Dissolved Oxygen (DO)

Pada media pertumbuhan L. vannamei, oksigen terlarut yang optimum bagi

pertumbuhan yaitu berkisar 4-8 mg/l (Fuady et al., 2013). Oksigen terlarut

berperan sebagi pendukung proses dekomposisi aerobik bahan organik dan

nitrifikasi oleh bakteri, jika kandungan oksigen terlarut pada perairan berkurang

maka oksigen terlarut dapat menurun secara dratis dibawah 3 ppm dalam satu

Page 51: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

36

waktu (Makmur et al., 2016). Oksigen mutlak dibutuhkan oleh organisme dalam

air untuk respirasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme.

Selain itu, adanya oksigen terlarut akan mempercepat reaksi kimia dari

bahan-bahan toksik yang membahayakan kehidupan organisme. Hal ini

didukung oleh Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Republik Indonesia Nomor

75/ PERMEN-KP/ 2016 secara intensif parameter kimia Dissolve Oxygen ≥ 4

ppm. Linier dengan pernyataan Sahrijanna dan Sahabuddin (2014), standar DO

dalam budidaya L. vannamei berkisar antara 3,55 mg/l.

C. Salinitas

Salinitas yang tinggi akan mengakibatkan proses osmoregulasi meningkat.

Salinitas berpengaruh sebagai faktor pembatas pada air media pertumbuhan

udang karena parameter ini berhubungan langsung dengan sistem osmoregulasi

(Zulpikar et al., 2016). L. vannamei hidup di air payau yang bersalinitas 0,1-60

ppt, tumbuh dengan baik pada salinitas 10-30 ppt dan ideal 15-25 ppt (Kordi,

2010).

Hal ini didukung oleh Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Republik

Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016 secara intensif parameter yang diamati

secara intensif parameter kimia berkisar antara salinitas 26 – 32 ppt. Linier

dengan pernyataan Sahrijanna dan Sahabuddin (2014), standar salinitas dalam

budidaya L. vannamei berkisar antara 15-25 ppt. Sedangkan untuk L. vannamei

dapat tumbuh dengan baik salinitasnya berkisar 34-53 ppt dan larva salinitas

yang layak ialah 26-36 ppt (Elovaraa, 2001).

D. Amonia

Amonia merupakan senyawa yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

L. vannamei. Penyebab timbulnya amonia di dalam tambak adalah akibat adanya

Page 52: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

37

sisa pakan yang tidak termakan, bangkai hewan dan tumbuhhan, kotoran

L. vannamei dan bahan organik lainnya (seperti ganggang) yang membusuk. Hal

ini didukung oleh Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Republik Indonesia

Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016 secara intensif parameter kimia amonia ≤ 0,1 ppt.

Linier dengan pernyataan Sahrijanna dan Sahabuddin (2014), standar amonia

dalam budidaya L. vannamei berkisar antara > 1 ppt. Pada masalah yang

dipaparkan 0,45 ppm amonia dapat menghambat pertumbuhan L. vannamei

sampai 50%. Untuk menunjang pertumbuhan L. vannamei maka kandungan

amonia di dalam tambak tidak boleh lebih dari 0,1 ppm (Amri dan Kanna, 2008).

Amonia di perairan merupakan racun bagi biota hewani. Nilai amonia yang

tinggi dapat memberikan efek negatif bagi kehidupan organisme. Daya racun

amonia akan meningkat sebanding dengan meningkatnya pHdan kandungan

CO2 bebas. Amonia di perairan dapat mempengaruhi pertumbuhan, menambah

energi untuk keperluan detoksifikasi, mengganggu osmoregulasi dan

mengakibatkan kerusakan fisik pada jaringan (Wahyudewantoro, 2011).

Page 53: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

38

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

Materi dalam penelitian ini adalah mengenai respon imun L. vannamei

dalam hal DHC dengan penginfeksian WSSV. Analisa dan monitoring yang

dilakukan diantaranya meliputi:

1. Analisa respon imun (DHC) L. vannamei pada uji tantang WSSV dengan

pemeliharaan selama 21 hari dengan penambahan freeze dry rumput laut

Sargassum sp., Padina sp. , Eucheuma sp. dan Gracillaria sp. pada pakan

menggunakan dosis yang sama (10g/ kg pakan).

2. Monitoring kualitas air agar tetap pada kondisi optimal, diukur dengan

parameter fisika (suhu) dan parameter kimia (pH, DO, salinitas dan

amonia).

3.2 Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini menggunakan alat dan bahan

untuk mendapatkan data primer. Alat dan bahan yang diperlukan selama

penelitian disajikan pada Lampiran 2.

3.3 Metode Pengambilan Data

Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Churchill

(2001), metode eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

untuk menilai pengaruh dari berbagai perlakuan. Penelitian ini dilakukan secara

sengaja oleh peneliti untuk memberikan perlakuan tertentu terhadap subjek

penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/ keadaan yang akan diteliti

bagaimana akibatnya.

Page 54: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

39

Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab

akibat dengan cara mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakuan dan

membandingkan hasilnya dengan sesuatu atau lebih kelompok terkontrol

(Suryana, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis mengenai

potensi rumput laut sebagi imunustomulan terhadap L. vannamei yang di uji

tantang dengan WSSV secara kuantitatif dengan metode pakan dilakukan

perhitungan perubahan DHC.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan

berdasarkan pengolahan data primer dan data sekunder. Data primer data yang

didapatkan secara langsung oleh peneliti. Sedangkan data sekunder

meruapakan datang yang didpatkan dari referensi, sebagai berikut:

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama

yaitu individu atau perseorangan yang membutuhkan pengelolahan lebih lanjut

seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner (Wandansari, 2013). Data

primer yang diambil dalam penelitian ini meliputi analisa parameter kualitas air

sebagai penunjang yang berupa parameter fisika dan kimia L. vannamei. Data

primer dalam penilitian ini diperoleh dari hasil partisipasi aktif, observasi,

wawancara dan dokumentasi dengan pihak yang tekait.

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Churchill (2001), data sekunder adalah data yang diperoleh

secara tidak langsung atau dari sumber kedua, keunggulan data sekunder

Page 55: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

40

terletak pada waktu dan uang yang dapat dihemat oleh periset. Jika informasi

yang diperlukan tersedia sebagai data sekunder, maka periset hanya perlu

menuju ke perpustakaan atau menjelajahi internet, menentukan sumber yang

sesuai, serta mengambil dan mencatatat informasi yang diinginkan. Data

sekunder dalam usulan skripsi ini didapatkan dari instansi yang terkait, jurnal,

majalah, laporan PKL/ skripsi, situs internet serta kepustakaan.

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen di laboratorium menggunakan

rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbedaan rumput laut

menurut Ridlo dan Pramesti (2009), Sargassum sp., Padina sp. , Cottoni sp. dan

Gracillaria sp.dengan dosis terefektif 10 g/ kg pakan dengan masing-masing

empat ulangan. Kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah kontrol positif

tanpa pemberian freeze dry dan tanpa uji tantang dan kontrol negatif tanpa

pemberian freeze dry rumput laut.

Eksperimental yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: (1) Menguji

ketahanan L. vannamei terhadap WSSV setelah diaplikasikan freeze dry rumput

laut pada campuran pakan selama 14 hari pemeliharaan; (2) Mengukur

parameter imun dari L. vannamei terhadap WSSV setelah diaplikasikan freeze

dry rumput laut. pada campuran pakan selama 30 hari pemeliharaan ditinjau

parameter Udang Vanname (L. vannamei) dari DHC. Mengetahui freeze dry

rumput laut yang efektif dalam pengaplikasian melalui pakan selama

pemeliharaan terhadap daya tahan optimal serangan WSSV. Penentuan dosis

penambahan freeze dry rumput laut pada pengaplikasian pakan selama

pemeliharaan mengacu pada penelitian terdahulu, yaitu dengan penghancuran

pellet yang digiling, selanjutnya ditambahkan freeze dry rumput laut 10 g/ kg

Page 56: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

41

pakan, dicampur sampai homogen dan dilakukan pembuatan pellet yang

digunakan untuk uji L. vannamei diaklimatisasi dalam bak yang dilengkapi

dengan sistem aerasi dan sirkulasi air selama 14 hari serta pemberian pelet

komersil secara adlibitum (sampai kenyang) (Rodriguez et al., 2004). Hal ini juga

linier dengan penelitian Darwantin et al. (2016) bahwa penggunaan

imunostimulan dengan dosis 10% dalam pakan buatan merupakan dosis

optimum dan efektif untuk meningkatkan respon imun dan kelulushidupan.

Berikut merupakan rancangan perlakuan disajikan pada Tabel 2 dan penelitian

Gambar 10 dengan metode acak.

Tabel 2. Rancangan Perlakuan

Ulangan Perlakuan

A B C D E F

1 A1 B1 C1 D1 E1 F1 2 A2 B2 C2 D2 E2 F2 3 A3 B3 C3 D3 E3 F3 4 A4 B4 C4 D4 E4 F4

Sumber: Data Primer, 2017 Keterangan: A : perlakuan L. vannamei normal tanpa diinfeksi WSSV dan

tanpa aplikasi freeze dry. pada pakan (Kontrol +) B : perlakuan L. vannamei normal dengan diinfeksi WSSV dan

tanpa aplikasi freeze dry. pada pakan (Kontrol -) C : pengaplikasian pakan komersil dengan Freeze Dry

Sargassum sp. 10 g/ kg D : pengaplikasian pakan komersil dengan Freeze Dry Padina

sp. 10 g/ kg

E : pengaplikasian pakan komersil dengan Freeze Dry Cottoni sp. 10 g/ kg

F : pengaplikasian pakan komersil dengan Freeze Dry Gracilaria sp. 10 g/ kg

Page 57: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

42

Gambar 11. Rancangan Penelitian dengan Metode RAL (Data Primer, 2018)

Penelitian ini menggunakan pemberian imunostimulan dengan

pengapikasian freeze dry rumput laut pada pakan, hal ini lebih efektif

dibandingkan pakan dalam air. Penggunaan imunostimulan pada pakan buatan

dapat meningkatkan imun (DHC) pada L. vannamei sehingga ketahanan tubuh L.

vannamei meningkat. Penggunaan imunostimulan dalam pakan buatan dapat

meningkatkan kelulushidupan L. vannamei (Darwantin et al., 2016).

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu ekstraksi rumput laut,

freeze dry rumput laut, persiapan hewan uji, persiapan bak percobaan,

penyediaan larutan inokulum WSSV, Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut

pada pakan, uji tantang L. vannamei dengan WSSV, pengamatan fisiologi dan

tingkah laku. Adapun prosedur penelitian disajikan pada Lampiran 1.

3.6.1 Ekstraksi Rumput Laut

Sampel rumput laut dikumpulkan dari lokasi budidaya rumput laut di daerah

Madura dan Jabon Sidoarjo (Lampiran 14.), dicuci dengan air laut dan air tawar

untuk menghilangkan garam, epifit, mikroorganisme dan bahan lainnya. Rumput

Page 58: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

43

laut yang sudah bersih dikering anginkan di udara terbuka tanpa terkena cahaya

matahari langsung. Selanjutnya sampel yang sudah kering digiling halus (50

mesh size). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Pelarut yang

digunakan metanol teknis dengan perbandingan simplisia dan pelarut 1:3

(weight/ volume) artinya 10 gram simplisia direndam dalam 30 ml metanol teknis.

Diaduk dengan stirrer, diendapkan selama1×24 jam, kemudian disaring. Hasil

saring (filtrat) dievaporasi dengan menggunakan penguap putar (rotary

evaporator) pada suhu 40 0C.

3.6.2 Freeze Drying

Freeze dry yang dilakukan pada penelitian ini mengacu metode

Baranauskiene et al. (2006), ekstrak kasar rumput laut yang diperoleh

sebelumnya dicampurkan dengan maltodekstrin, dengan formulasi penyalut 30 %

(w/v) terhadap pelarut, dan ekstrak 20 % (w/w) terhadap penyalut, selanjutnya

dilakukan kecepatan 1800 rpm selama 10 menit, dibekukan dalam frezzer.

Proses freeze dry selama 2 x 24 jam.

3.6.3 Pengaplikasian Freeze Dry Rumput Laut pada Metode Pakan

Dalam percobaan ini pakan yang digunakan adalah pakan dalam bentuk

pelet kering. Komposisi pakan uji disajikan pada Tabel 1. yang dihomogenkan

dengan dosis imunostimulan freeze dry rumput laut. Loyang yang berisi pelet

seberat 500 gram diratakan setelah itu disemprotkan dengan spray bottle berisi

campuran freeze dry dan aquades (1:1). Agar mudah homogen pilin dengan

menggunakan kedua tangan, selanjutnya timbang sesuai kebutuhan dan simpan

kedalam kemasan untuk menjaga suhu dan khasiat. Perlakuan

L. vannamei normal tanpa diinfeksi WSSV dan tanpa aplikasi freeze dry rumput

Page 59: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

44

laut pada pakan, pengaplikasian pakan dengan freeze dry Sargassum sp.,

Padina sp, Eucheuma sp. dan Gracillaria sp. (Johnny et al., 2007).

Pengaplikasian freeze dry rumput laut. disajikan pada Lampiran 4. Didapatkan

literasi hasil uji GC-MS freeze dry rumput laut (Lampiran 3.) dan selanjutnya

dilakukan uji proksimat (Sudarmaji, 1980). Pengujian proksimat terhadap pakan

udang meliputi kadar lemak, kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat perlu

dilakuakan untuk memastikan nurtrisi yang dibutuhkan tercukupi sebagai berikut :

A. Kadar Lemak

Pengujian kadar lemak dilakukan dengan metode soxhlet (AOAC, 1990)

dalam Sudarmadji, et al. (1997), sebanyak 5 g sampel yang telah dihaluskan,

dibungkus dengan kertas saring, dimasukkan dalam tabung ekstraksi soxhlet.

Kemudian dipasang cawan lemak yang telah diketahui beratnya dan dipasang

tabung ekstraksi pada alat distilasi Soxhlet yng telah diisi dengan pelarut hingga

turun ke cawan lemak, kemudian dialirkan air pendingin dan alat dinyalakan.

Ekstraksi dilakukan selama 4-5 jam. Setelah itu, dipisahkan pelarut dengan

lemak dan dikeringkan cawan yang berisi lemak pada oven dengan suhu 100-

105C selama 27 30 menit. Berat residu dalam cawan lemak dinyatakan sebagai

berat lemak atau minyak

Keterangan: A = berat Contoh B = berat cawan + lemak C = berat cawan kosong

B. Kadar Air

Pengujian kadar air dilakukan dengan metode gravimetri (AOAC, 1990)

dalam Sudarmadji et al. (1997), cawan porselen dikeringkan dalam oven selama

𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐤 (%) =𝐁 − 𝐂

𝑨 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Page 60: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

45

30 menit, lalu didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 1-2 g

sampel ditimbang lalu dimasukan kedalam cawan porselen dan dikeringkan di

dalam oven pada suhu 105-110oC selama 3 -5 jam tergantung bahan yang

digunakan. Setelah didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian

ditimbang. Setelah diperoleh hasil penimbangan pertama, lalu cawan yang berisi

sampel tersebut dikeringkan kembali selama 30 menit setelah itu didinginkan

dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulang

sampai tercapai berat konstan. Bila penimbangan kedua mencapai pengurangan

bobot tidak lebih dari 0,001 g dari penimbangan pertama maka dianggap

konstan. Kemudian cawan dan sampel kering ditimbang. Kadar Lemak (%) = B -

C x 100% A 28 Kadar air dapat dihitung dengan rumus:

C. Kadar Abu

Pengujian kadar abu dilakukan dengan metode pengeringan (AOAC, 1990)

dalam Sudarmaji et al. (1997), cawan porselin yang bersih terbebas dari kotoran

dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105oC lalu dinginkan dalam

desikator selama 15 menit kemudian timbang (A). Sebanyak ± 2 g sampel,

dimasukan kedalam cawan kemudian timbang (B). Cawan yang berisi sampel

dibakar diatas kompor hingga tidak berasap (bisa ditambah alkohol 95%).

Pengabuan dengan tanur pada suhu 600oC selama 3 jam. Setelah pengabuan

cawan didinginkan dalam desikator, detelah didinginkan cawan di timbang (C).

Kadar abu dapat dihitung dengan rumus:

𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 (%) =𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 (𝐠) − 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝒈)

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝒈) 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑨𝒃𝒖 (%) =𝐂 − 𝐀

𝑩 − 𝑨 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Page 61: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

46

Keterangan: A = cawan kosong B = cawan dan sampel C = cawan dan abu D = kadar Protein

Penentuan kadar protein dilakukan dengan cara makro Kjeldahl (AOAC,

1990) dalam Sudarmadji et al. (1997), ditimbang sebanyak 0,5 – 1,0 g bahan

yang telah dihaluskan dan masukkan dalam labu kjeldahl, tambahkan 10 g K2S

atau Kadar Abu (%) = C – A x 100% B – A 29 Na2SO4 anhidrat, dan 10 – 15 ml

H2SO4 pekat. Kalau distruksi sukar dilakukan perlu ditambah 0,1 – 0,3 g CuSO4

dan gojok. Kemudian dilakukan distruksi diatas pemanas listrik dalam lemari

asam, mula mula dengan api kecil, setelah asap hilang api dibesarkan,

pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tak berwarna lagi. Dibuat

perlakuan blangko, yaitu seperti perlakuan diatas tanpa contoh. Setelah dingin

tambahkan kedalam labu kjeldahl aquades 100 ml, serta larutan NaOH 45 %

sampai cairan bersifat basis, pasanglah labu kjeldahl dengan segera pada alat

Destilasi. Panaskan labu Kjeldahl sampai ammonia menguap semua, distilat

ditampung dalam erlenmeyer berisi 25 ml HCL 0,1N yang sudang diberi indikator

PhenolPtalein 1 % beberapa tetes. Distilasi diakhiri setelah distilat tertampug

sebanyak 150 ml atau setelah distilat yang keluar tak bersifat basis. Kelebihan

HCl 0,1 N dalam distilat dititrasi dengan larutan basa standar (larutan NaOH 0,1

N) Kadar protein dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan: % Protein = % N X Faktor Konversi

% 𝐍 =(𝐦𝐋 𝐍𝐚𝐎𝐇 𝐛𝐥𝐚𝐧𝐤𝐨 − 𝐦𝐋 𝐍𝐚𝐎𝐇 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡)𝐱 𝐍 𝐍𝐚𝐎𝐇 𝐱 𝟏𝟒, 𝟎𝟎𝟖

𝐠. 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡 𝐱 𝟏𝟎

Page 62: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

47

D. Kadar Karbohidrat

Penentuan kadar karbohidrat dengan cara perhitungan kasar disebut juga

Carbohydrate by difference yaitu penentuan karbohidrat dengan menggunakan

perhitungan dan bukan analisis (AOAC, 1990) dalam Sudarmadji et al. (1997)

3.6.4 Persiapan Hewan Uji

L. vannamei diperoleh dari Probolinggo Jawa Timur. L. vannamei yang

digunakan berada pada stadia PL 100. L. vannamei dipelihara dalam bak dengan

padat tebar 1 ekor/ 2 liter. Wadah pemeliharaan berupa ember plastik ukuran 20

L sebanyak 15 buah yang diisi sebanyak 18 liter, tiap bak berisi 10 ekor L.

vannamei dilengkapi dengan sistem aerasi. Ember tersebut ditutup dengan

waring agar L. vannamei tidak lompat (Prawira et al, 2014). L. vannamei

diaklimatisasi dalam bak yang dilengkapi dengan sistem aerasi dan sirkulasi air

selama 15 hari serta pemberian pelet komersil secara adlibitum (sampai

kenyang) (Rodriguez et al., 2004). Selama periode aklimatisasi, L. vannamei

diberi pakan komersial dua kali, yaitu pada pukul 10.00 dan 19.00 WIB. Pakan

yang diberikan adalah pakan udang komersil, dengan feeding rate 3% dari bobot

biomassa/ hari (Truong-Giang Huynh, 2011). Sebelum diberi perlakuan pakan,

terlebih dahulu dilakukan uji DHC untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi

udang tidak terinfeksi WSSV. Hanya udang sehat yang digunakan sebagai objek

penelitian (Wahjuningrum et al., 2006). Penentuan jumlah hewan uji perbak

menggunakan rumus Federer (t-1)(n-1)>15 dengan t= 6 perlakuan dan n= 6

Karbohidrat (%) = 100% - (air + abu + lemak + serat + protein)

Page 63: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

48

adalahn banyaknya sampel setiap kelompok perlakuan sehingga didapatkan

minimal 4 ekor/ bak dan 4 kali ulangan.

3.6.5 Persiapan Bak Percobaan

Bak percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak dengan

ukuran 20 liter yang dilengkapi dengan sistem aerasi pada masing-masing bak.

Sebelum digunakan wada di sterilisasi menggunakan kaporit sebanyak 100 ppm

selama 24 jam, kemudian dibilas dengan air bersih dan di keringkan

(Jasmanindar, 2009). Setiap bak diisi sebanyak 18 l dengan air yang sudah

melalui treatment. Metode treatment air inilah air yang ditampung pada bak

penampungan, kemudian diberi kaporit 60 ppm dan dibiarkan selama 24 jam.

Setelah 24 jam, air diberi Na-thiosulfat sebanyak 30 ppm yang berfungsi untuk

menetralkan kadar kaporit yang ada pada air tersebut. Kemudian air dibiarkan

selama 3 hari hingga siap digunakan untuk media hidup L. vannamei selama

penelitian.

3.6.6 Penyediaan Larutan Inokulum WSSV (White Spot Syndrome Virus)

Virus diisolasi dari organ (insang dan daging) L. vannamei yang terinfeksi

WSSV dari Probolinggo Jawa Timur. Sebelumnya dilakukan uji PCR untuk

memastikan udang positif terserang WSSV. Sebanyak 1 g organ (insang dan

daging) digerus sampai halus, kemudian disuspensikan dalam 9 ml air laut steril,

lalu di sentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit dan kecepatan

8000 rpm selama 20 menit masing-masing dengan suhu 4 0C. Kemudian

supernatannya disaring dengan kertas miliopore dengan 0,45 µm menggunkan

filter holder dan shyringe sehingga didapatkan suspensi virus dengan dosis 10%

Page 64: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

49

(w/v) yang setara dengan dosis 20 mg/ l virus (Rahma et al., 2014). Metode

inokulum virus terdapat pada Lampiran 11.

Metode yang digunakan untuk penginfeksian virus WSSV pada udang uji

adalah metode pakan dalam 1 liter larutan virus dengan pengenceran 10-3 (dosis

20 µg/ ml). Cara mendapatkan virus dengan dosis 20 µg/ ml digunakan metode

Amrillah et al. (2015), yaitu dengan menyiapkan 2 tabung reaksi, pada tabung 1,

ambil 1 ml larutan virus 20 mg/l ditambahkan dengan 9 ml air laut kemudian di

homogenisasi dengan menggoyang-goyangkan tabung reaksi (Lampiran 12).

Ambil 10 ml larutan virus 2 mg/ l dan tambahkan 90 ml air laut. Ambil 100 ml

larutan virus 0,2 mg/ ml dan tambahkan 90 ml air laut. Ambil 100 ml larutan virus

0,2 mg/ ml ditambahkan 900 ml air laut. 1000 ml larutan virus 0,02 mg/ ml yang

digunakan sebagai pakan.

3.6.7 Uji Tantang Udang Vanname (L. vannamei) dengan WSSV

Pemeliharaan dilakukan selama 21 hari, setelah dilakukan persiapan alat

dan bahan. Menurut penelitian sebelumnya milik Indraswati et al. (2010),

penempatan RAL selama 14 hari, aklimatisasi dan penginfeksian WSSV dengan

pakan (3 jam) serta freeze dry rumput laut. selama 14 hari maka pada hari ke-15

setelah penginfeksian dengan pakan selanjutnya L. vannamei dilakukan uji

tantang WSSV. Proses penginfeksian L. vannamei dengan WSSV dilakukan

dengan metode pakan dalam 1 liter larutan virus dengan pengenceran 10-3 (dosis

20 µg/ ml) selama 3 jam (Rahma et al., 2014). Proses ini menggunakan bak

dengan volume air 3 liter/ bak, jaring penutup ember dan aerasi. Kepadatan L.

vannamei 10 ekor/ bak. Inokulum WSSV dimasukkan menggunakan spuit suntik

kedalam bak yang telah berisi air dan L. vannamei secara merata. Setelah 3 jam,

L. vannamei ditempatkan kembali dalam bak awal dengan volume air 18 l dan

Page 65: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

50

kepadatan 10 ekor/ bak.L. vannamei uji yang telah diinfeksi WSSV dipelihara

selama 5 hari (Saraswati et al., 2013) (Lampiran 12 dan 13.).

Pengambilan sampel untuk pengamatan respon imun dilakukan sebelum (6

hari sebelum penginfeksian dengan metode pakan) dan Setelah (5 hari Setelah

penginfeksian dengan metode pakan) diinfeksi WSSV (Saraswati et al., 2013).

Selama pemeliharaaan dilakukan pengamatan terhadap tingkat kematian dan

tanda-tanda klinis L. vannamei. Cara mengetahui perubahan tingkah laku dan

gejala klinis L. vannamei yang diinfeksi WSSV maka dilakukan pengamatan

morfologi terhadap aktivitas, gerakan, respon makan, warna tubuh dan kematian.

Pengamatan in dilakukan setelah uji tantang sampai dengan hari ke-5 setelah

diinfeksi dengan WSSV. Pada akhir pemeliharaan dilakukan pengamatan

terhadap kelulushidupan L. vannamei. Selanjutnya dilakukan uji WSSV dengan

metode Real-Time Polymerase Chain Reaction:

A. Isolasi jaringan

Pada penelitian ini udang vannamei yang digunakan untuk isolasi jaringan

sudah berumur lebih dari 1,5 bulan dengan panjang badan ± 13-14,5cm, untuk

itu bagian tubuh yang dijadikan untuk isolasi jaringan DNA cukup diambil pada

bagian pleopod dan insang (Supriatna, 2013).

B. Ekstraksi DNA

Ekstraksi DNA pada udang vannamei menggunakan metode CTAB-DTAB

(IQ2000®) (Fajri et al., 2015) sebagai berikut :

Amplifikasi DNA

Tahap Pengenceran :

1. Terhadap standar positif WSSV (P(+)) dengan membuat 5 tingkat

pengenceran berturut-turut yaitu 105, 104, 103, 102 dan 101

Page 66: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

51

2. Pengenceran dimulai dengan mengambil sebanyak 1 µl kontrol positif

P(+)105 (stok) dipindahkan ke dalam tube dengan kode 104

3. kemudian ditambahkan 9 µl ddH2O sebanyak 1 µl P(+) Standar 103

dipindahkan ke dalam tube dengan kode 102

4. kemudian ditambahkan 9 µl ddH2O, begitu seterusnya hingga konsentrasi

5.

Menyiapkan master mix PCR :

1. Semua reagen diencerkan terlebih dahulu pada suhu ruang, vortex ± 5

detik

2. Lalu spin sebentar agar reagen tercampur rata

3. Masukkan 20 µl master mix ke dalam masing-masing well

4. Kemudian tambahkan 8 µl sampel DNA dan 8 µl kontrol positif serta 8 µl

RT-PCR grade water (ddH2O) untuk NTC (kontrol negatif)

5. Setting siklus PCR dengan mengatur suhu, waktu dan jumlah siklus dalam

tahapan-tahapan PCR

3.7. Perubahan Tingkah Laku dan Gejala Klinis L. vannamei

Transmisi WSSV dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal. Transmisi

WSSV secara horizontal dapat terjadi melalui suplai air terkontaminasi, pakan

terkontaminasi, peralatan terkontaminasi, tanah atau lumpur terkontaminasi, dan

kohabitasi dengan udang carrier seperti burung, keong, dan cacing. Transmisi

vertikal terjadi pada lokasi pembenuran melalui reproduksi, yaitu dari broodstock

(induk) yang terinfeksi virus kepada larvanya (Feriza, 2010).

White Spot Syndrome Virus menginfeksi sel ektodermal dan mesodermal

inangnya, kemudian menyebabkan perubahan sel epitel insang, jaringan otot,

kelenjar antena, jaringan hematopoetik, jaringan syaraf, dan jaringan epitel usus.

Replikasi virus terjadi pada nukleus, selanjutnya virion terbentuk dan menyebar

Page 67: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

52

dari sel yang terinfeksi ke sel lain. Fase akut menunjukkan diskolorasi pada

bagian hepatopankreas (lambung) yang berubah menjadi kemerahan. Inclusion

bodies berupa titik-titik putih berdiameter 1-2 mm akan terbentuk pada sel

terinfeksi dengan perubahan warna dari eosinofil menjadi basofil (menggunakan

teknik pewarnaan Hematoxilin dan Eosin).

3.8. Differential Haemocyte Count (DHC)

Differential Haemocyte Count (DHC) dihitung sesuai metode Ekawati et al.

(2012), 0,1 hemolim diambil dari pangkal kaki renang keempat, menggunakan

srynge 1 ml berisi 0,1 ml antikoagulan Na-sitrat 10%, lalu dihomogenkan dengan

cara menggerakan tangan membentuk angka delapan selama 5

menit.Ditambahkan 0,1 ml trypan blue dan dihomogenkan. Trypan blue berfungsi

sebagai pemberi warna pada hemosit, sehingga mudah diamati di bawah

mikroskop. Kemudian satu tetes larutan diletakkan pada haemocytometer dan

jumlah sel per ml dihitung prosentase berdasarkan kriteria morfologi hemosit

(hialin, semi granular dan granular) dengan menggunakan mikroskop.

Prosentase tiap jenis sel dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3.9 Kualitas Air

Adapun parameter kualitas air yang dikur adalah parameter fisika dan kimia

setiap pagi dan malam hari selama 14 hari pemeliharaan, untuk pengukuran

amonia dilakukan pada awal, tengah dan akhir penelitian. Untuk menjaga

kualitas air tetap baik perlu dilakukan monitoring agar kondisi tetap optium.

Kualitas air yang tetap baik dibantu dengan perlakuan rutin mensipon feses dan

𝐏𝐫𝐞𝐬𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐞 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐒𝐞𝐥 𝐇𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐥 𝐡𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭 ×100

fpengencer

Page 68: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

53

melakukan pergantian air sebanyak volume air yang terbuang. Penyiponan

dilakukan setiap hari (Widyantoko et al., 2015). Berikut metode pengukuran

kualitas air:

3.9.1 Parameter Fisika

Adapun parameter fisika yang diukur berupa suhu sebagai berikut:

A. Suhu

Menurut Standard Nasional Indonesia (2005), cara metode ini digunakan

untuk menetapkan suhu air menggunakan termometer air raksa. Air raksa dalam

termometer akan memuai atau menyusut sesuai dengan panas air yang

diperiksa, sehingga suhu air dapat dibaca pada skala termometer (0C). Peralatan

berupa termometer air raksa yang mempunyai skala sampai 110 0C. Penetapan

contoh uji air permukaan sebagai berikut:

1. Mencelupkan termometer ke dalam contoh uji dan biarkan 2 menit sampai

dengan 5 menit sampai termometer menunjukan nilai stabil.

2. Mencatat pembacaan skala termometer.

3.9.2 Parameter Kimia

Adapun parameter kimia yang diukur adalah pH, DO, salinitas dan amonia,

sebagai berikut:

A. pH

Derajat keasaman atau biasa disingkat dengan pH(puissance negative de

H) adalah logaritma negatif dari kepekatan ion-ion hidrogen yang terlepas dalam

cairan. Adapun penggunaan pHmeter (merk Eutech) menurut Intruction Manual

(2007), sebagai berikut:

Page 69: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

54

1. Mengecek baterai (baterai A3 4 buah).

2. Memasang elektroda dan termometer.

3. Menyalakan alat dengan tekan ON.

4. Mengkalibrasi dengan tekan Cal, memasukkan ke buffer 7, tekan enter,

dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu, Kemudian

memasukan elektroda ke buffer 4, tekan enter, dibilas dengan aquades dan

dikeringkan dengan tisu.

5. Menekan MEAS (menu)

6. Memasukkan elektroda ke sampel, membaca hasil sampai tulisan READY

stabil/ tidak berkedip.

7. Mencatat hasilnya.

8. Membilas elektroda dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu.

9. Mematikan alat dengan menekan OFF.

B. Dissolved Oxygen (DO)

Menurut Extech Instrument (2015), penggunaan DO meter untuk mengukur

kadar oksigen sebagai berikut:

1. Merendam DO meter ke dalam larutan yang diuji sampai kedalaman

minimal 10 cm. Spesifikasi kedalaman penting karena pengukuran suhu

larutan dan sirkuit kompensasi suhu otomatis mengandalkan kedalaman

DO meter untuk beroperasi dengan benar.

2. Membiarkan bereaksi dengan stabil selama beberapa menit untuk

mencapai kesetimbangan termal antara sampel dan pengukurannya.

3. Memastikan kecepatan larutan 0,2-0,3 m/s, sehingga didapatkan

keseimbangan termal.

4. Untuk pengukuran di area laboratorium sebaiknya menggunakan pengaduk

magnetis, hal ini untuk meminimalisir terjadinya difusi udara.

Page 70: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

55

5. Hasil dari pengukuran tersebut akan ditampilkan pada layar LCD secara

otomatis, selanjutnya catat hasilnya.

C. Salinitas

Menurut Instruction Manual ATAGO (2007), penggunaan refraktometer

untuk mengukur salinitas sebagai berikut:

1. Menyiapkan refraktrometer.

2. Membuka penutup kaca prisma.

3. Mengkalibrasi dengan aquades.

4. Membersihkan dengan tissue secara searah.

5. Meneteskan 1-2 tetes air yang akan diukur salinitasnya,

6. Menutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung udara

dipermukaan kaca prisma.

7. Mengarahkan ke sumber cahaya,

8. Melihat bila salinitasnya dari air yang diukur

D. Amonia

Adapun menurut Departemen Pekerjaan Umum (1990), pereaksi yang di

butuhkan dalam pengukuran amonia ammonium chlorida 10 ppm NH4-N,

aquades dan nessler. Berikut prosedur pengukuran:

1. Menyaring air sampel agar bahan yang berbentuk partikel terambil dari air

sampel tersebut. Kemudian ambil 25 ml (a).

2. Membuat larutan NH4 (NH3) .

3. Larutan baku tersebut sebagai (b).

4. Menambahkan ke dalam air sampel (a) dan larutan baku (b) masing-

masing 0,5 ml.

5. Menunggu sekitar 10-30 menit agar terbentuk warna dengan sempurna.

Page 71: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

56

6. Membandingkan air sampel dengan larutan baku untuk menaksir kadar

ppm amonia nitrogen. Apabila menggunakan spektrofotometer, gunakan

panjang gelombang 425 nm.

3.10 Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dianalisis secara statistik

dengan menggunakan analisis keragaman (ANOVA) menggunakan software

progam SPSS 15 untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilanjutkan

dengan menggunakan uji duncan untuk mengetahui perbedaan rerata perlakuan.

Page 72: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

57

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Proksimat

L. vannamei sebagai hewan uji adalah PL 60 berukuran 15 cm, tergolong

kedalam udang muda dengan spesifikasi pakan no. 3 (Grower 3). Grower 3

adalah ukuran pelet panjang 1,5 – 2,5 mm, diameter 0,5 mm, diberikan setelah

umur 50 hari dengan berat badan 9-15 g/ ekor (Suyanto dan Takarani, 2009).

Hasil uji proksimat pakan Merk Irawan yang didapat selama penelitian yaitu

protein 25.16%, lemak 6.24%, air 9.7%, abu 7.95% dan karbohidrat 50.95%

dengan harga Rp 14.000/ kg (Lembar hasil pada Lampiran 5).

Kadar kandungan pakan komersil salah satunya dipengaruhi oleh faktor

penyimpanan. Kandungan protein omega tiga yang efisien pada L. vannamei

berkisar ±30%. Sehingga pakan yang di aplikasikan petani tambak belum

memenuhi kriteria yang baik, namun L. vannamei masih pada batas tolerasi

tingkat kelulusan hidupnya. Menurut Iskandar dan Fitriadi (2017), protein

berperan penting untuk pertumbuhan, karena mengandung asam amino esensial

dan non-asensial. Protein merupakan sumber energi utama pada L. vannamei,

jika kebutuhan protein belum memenuhi standar dalam pakan maka akan terjadi

penurunan drastis atau penghentian pertumbuhan. Dengan kehilangan bobot

tubuh karena L. vannamei akan menarik kembali protein dari beberapa jaringan

untuk mempertahankan fungsi dari jaringan yang lebih vital. Adapun hasil uji

proksimat pakan disajikan pada Tabel 4. sebagai berikut:

Page 73: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

58

Tabel 3. Hasil Uji Proksimat Pakan

No Parameter Hasil (%)

1. Protein 25.16 2. Lemak 6.24 3. Air 9.7 4. Abu 7.95 5. Karbohidrat 50.95

(Sumber: Data Primer, 2018).

Gambar 12. Pakan Merk Irawan (CP Prima, 2009).

4.2 Hasil Uji Fitokimia Freeze Dry Rumput Laut

Rumput laut merupakan alga multiseluler yang mengandung substansi

yang aktif secara imunologi (Ridlo dan Pramesti, 2009). Menurut Ridlo dan

Pramesti (2009), pemberian freeze Dry rumput laut paling efektif pada dosis

10g/ kg pakan. Adapun proses pembuatan Freeze Dry rumput laut dapat dilihat

pada Lampiran 1. dan hasil uji fitokimia berdasarkan literasi sebagai berikut:

(A) (B) (C) (D)

Gambar 13. Hasil Freeze Dry rumput laut (A) Sargassum sp. (B) Padina sp.

(C) Gracillaria sp. (D) Eucheuma sp. (Data Primer, 2018).

Page 74: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

59

4.2.1 Sargasum sp.

Rumput laut coklat Sargassum sp. juga diketahui mengandung senyawa

flavonoid. Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenolik yang

memiliki gugus kromofor. Gugus kromofor tersebut menyebabkan kemampuan

untuk menyerap gelombang sinar UV (Maharany et al., 2017) (Lampiran 3.).

Alga coklat ini lebih dikenal sebagai penghasil algin dan iodine. Karakteristik

kandungan thalli lebih didominasi oleh pigmen dengan khlorofil a, c, beta

karoten, violassantin dan fucosantin. Plastida terdapat pirenoid dan thilakoid.

Persediaan makanan dalam thalli berupa laminarin (beta 1 - 3 ikatan glucan)

(Kadi, 2004).

4.2.2 Padina sp.

Kandungan alga coklat (Phaeophyta) Padina sp. : Klorofil a, klorofil c (c1

dan c2) dan karotenoid (fukoxantin, violaxantin, zeaxantin). Menurut Tukan

(2014), komponen aktif ekstrak metanol Padina sp. berupa alkaloid, wagner,

dragendorf, mayer, flavonoid, komponen fenolik, steroid, triterpenoid dan saponin

(Lampiran 3.).

4.2.3 Eucheuma sp.

Eucheuma sp. merupakan salah satu jenis alga merah menghasilkan

karagenan yang banyak dimanfaatkan dalam bidang industri kimia. Di Indonesia

budidaya rumput laut umumnya menggunakan genus Eucheuma dan biasanya

metode budidaya yang digunakan adalah metode dasar dan lepas dasar atau

metode terapung (Aslan, 1991) (Lampiran 3.). Eucheuma sp. Kelompok

karagenofit yakni rumput laut merah penghasil koloid karagenan, asam karagenik

Page 75: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

60

dan garam karagenat. Koloid karagenan mempunyai fraksi iota dan kappa. Fraksi

iota kandungan koloid karagenan larut dalam air dingin (Kadi, 2004).

4.2.4 Gracilaria sp

Gracilaria sp. memiliki kandungan agarosa dan agaroptin yang cukup baik

sehingga dapat menentukan kekuatan gel agar yang kuat dan kokoh

dibandingkan dengan hasil ekstraksi dari Gelidium (Winarno, et al., 1990)

(Lampiran 3.). Glacillaria sp. adalah alga merah termasuk kedalam kelompok

Agaroflt yakni rumput laut merah penghasil koloid agar dan asam agarinik (Kadi,

2004).

4.3 Perubahan Tingkah Laku dan Gejala Klinis L. vannamei

Uji tantang L. vannamei yang diaplikasikan freeze dry rumput laut dilakukan

dengan penginfeksian WSSV melalui pakan selama 3 jam. Untuk mengetahui

perubahan tingkah laku dan gejala klinis L. vannamei yang diinfeksi WSSV, maka

dilakukan pengamatan secara morfologi terhadap aktifitas, nafsu makan, gejala

klinis dan kematian. Pengamatan ini dilakukan setelah uji tantang sampai dengan

hari ke-5 setelah infeksi WSSV. Hasil pengamatan tingkah laku dan gejala klinis

L. vannamei adalah sebagaimana dalam Tabel 5. berikut.

Tabel 4. Perubahan Morfologi dan Tingkah Laku dan Gejala Klinis L. vannamei

Kemunculan (Hari Ke-)

Perlakuan

A B C D E F

1 - - - - - - 2 - - - - - - 3 - ++ - ++ - ++ 4 - +++ + +++ ++ ++ 5 - +++ ++ +++ ++ +++ Status Sehat Terinfeksi Sehat Terinfeksi Sehat Terinfeksi

(Sumber: Data primer, 2018).

Page 76: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

61

Tabel 5. Keterangan Karakteristik Tingkah Laku L. vannamei sebelum dan Setelah infeksi WSSV.

No. Kriteria L. vannamei

Sehat Terinfeksi WSSV

1. Aktivitas Sering di bawah (bentik) Sering di permukaan 2. Gerakan Aktif Pasif, lathergi (lemah) 3. Respon Makan Normal, usus penuh Nafsu makan menurun 4. Warna Badan Biru/ hijau normal Kemerahan, karapas

berbintik putih 5. Hepatopankreas Coklat Pucat

Range * 0-2 3<

Sumber: Wang et al. (2013)

Berikut hasil deskripsi perubahan tingkah laku L. vannamei setelah uji

tantang WSSV:

- Hari pertama dan kedua belum dan perubahan tingkah laku dan morfologi.

- Hari ketiga perlakuan B (kontrol negatif), D (Padina sp), dan F

(Gracillaria sp.) mengalami perubahan langsung dengan penurunan respon

makan dan aktifitas sering di permukaan.

- Hari keempat perlakuan C (Sargassum sp.) mengalami perubahan tingkah

laku mulai mendekati aerasi ke arah permukaan, perlakuan E (Euchema

sp) dan F (Gracillaria sp.) mengalami penuruan respon makan dan aktifitas

serta perlakuan B (kontrol negatif) dan D (Padina sp. ) mulai mengalami

hepatopankreas pucat, tubuh kemerahan dan berenang miring.

- Hari kelima perlakuan C (Sargassum sp.) dan E (Euchema sp) mengalami

penurunan respon makan dan aktifitas serta perlakuan B (kontrol negatif),

F (Gracillaria sp.) dan D (Padina sp.) mulai mengalami hepatopankreas

pucat, tubuh kemerahan dan berenang miring.

Dari pengamatan parameter perubahan morfologi dan tingkah laku

L. vannamei selama pemeliharaan, menunjukan bahwa WSSV masih dapat

menginfeksi L. vananmei uji selama pemeliharaan, menunjukan bahwa WSSV

masih dapat menginfeksi L. vannamei uji yang diberi aplikasi freeze dry rumput

Page 77: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

62

laut pada pakan. Waktu kemunculan gejala klinis yang berbeda tiap perlakuan

dan kontrol menunjukan bahwa tingkat infeksi WSSV berbeda bahkan tidak

virulen terhadap L. vannamei. Munculnya gejala klinis yang lebih awal atau lebih

cepat terjadi pada kontrol negatif dari kelompok perlakuan. Hal ini menunjukan

bahwa perlakuan secara pakan L. vannamei uji dalam freeze dry rumput laut

berpengaruh terhadap patogenesis WSSV. Uji PCR dilakukan untuk mengetahui

lebih lanjut reaksi infeksi WSSV secara lebih lanjut (Lampiran 16.).

Serangan WSSV dapat menyebabkan L. vannamei menjadi lemah dan

gejala klinis yang nampak antara lain usus kosong, tubuh pucat dan kemerah-

merahan serta munculnya bercak putih berdiameter 0,5-2 mm pada bagian

cephalotorax sampai menyebar keseluruh tubuh. Virus ini biasanya menyerang

L. vannamei pada tahap pembesaran yaitu pada umur 1-2 bulan dan virus dapat

menyebar ke seluruh tambak L. vannamei dalam waktu 2 hari dan dapat

menyebabkan kematian 70% hingga 100% (Pranawaty et al., 2012).

4.4. Differential Haemocyte Count (DHC)

Secara umum, ada tiga jenis haemocyte berbeda pada darah udang seperti

sel-sel hialin, semigranular, dan granular. Adapun hasil perhitungan DHC

didapatkan hasil sebagai berikut:

A) Kontrol Positif (A)

Data hasil pengematan menunjukkan bahwa L.vannamei kontrol positif (A)

memiliki jumlah rata-rata nilai sel hialin sebesar 46,62 %, nilai sel semi granular

sebesar 37 % dan sel granular sebesar 15,87 %. Secara morfologi, hemosit

dibedakan atas tiga jenis menurut ukuran dan kuantitas granulanya yaitu:

hialinosit (hyalinocyte), granulosit (granulocyte) dan semi granulosit (semi-

granulocyte) (Van de Braak et al., 2000). Beberapa peneliti melaporkan bahwa

Page 78: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

63

sel hemosit mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan tipe selnya.

Sel hialin berperan dalam proses fagositosis dan aktivitas seperti halnya

makrofage pada ikan dan binatang berdarah panas lainnya.

Sel hialin ditandai dengan sedang tidak memiliki sitoplasma yang sebagai

agranular dan memiliki ukuran terkecil di antara sel haemocyte. Sel ini dapat

kehilangan partikel asing pada tubuh krustasea air melalui aktivitas fagositosis.

Sel semi granular ditandai oleh sejumlah granular kecil. Sel ini memiliki

kemampuan untuk mengetahui dan merespon partikel yakin atau molekul asing

dan responsing polisakarida dari dinding sel bacteri atau β-glukan yang berasal

dari jamur atau dikenal sebagai sel aktif dalam freeze dry. Namun, sel granular

memiliki sejumlah besar granul dan difungsikan pada memproduksi, menyimpan,

dan secresing senyawa antimikroba (Saraswati et al., 2013). Analisa data

menggunakan SPSS 15 RALF (Rancangan Acak Lengkap Faktorial) Uji LSD

Duncan (Lampiran 5), sebagai berikut:

A. Sel Hialin

Hasil histogram rata-rata sel hialin L. vannamei yang diaplikasikan

penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan dengan sebelum

dan setelah diinfeksi WSSV terlihat pada Gambar 14. Adapun rerata dari jumlah

sel hialin sebagai berikut:

Page 79: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

64

Tabel 6.Rata-Rata Jumlah Sel Hialin

No

Perlakuan Rata-Rata

Sebelum Sesudah

1. B. Kontrol (-) 43,3 31,25 2. C. Sargassum sp. 58 67,5 3. D. Padina sp. 52 59,5 4. E. Eucheuma sp. 58,5 67,75 5. F. Gracillaria sp. 60 59,75

(Sumber: Data primer, 2018)

Hasil pengamatan sel hialin (Gambar 15) pada darah udang vaname

sebelum dan sesudah infeksi didapatkan data bahwa sebelum infeksi rata-rata

sel hialin pada perlakuan perlakuan B37,29%, C sebesar 62,75 %, perlakuan D

sebesar 55,75 %, perlakuan E sebesar 63,1 %.dan perlakuan F 59,8 %. Sel

hialin merupakan sel dengan perbandingan inti sel lebih tinggi dari sitoplasma

dan memiliki sedikit granula. Sel hialin melakukan fungsi dalam imunitas sebagai

fagositosis (Johansson et al., 2000). Persentase sel hialin berkisar antara 37,29 –

63,1 %.

Gambar 14. Histogram rerata rata-rata Hialin L. vannamei yang diaplikasikan

penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data Primer, 2018).

Page 80: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

65

(A) (B) Gambar 15. Sel Hialin (A) data primer (2018), dan data sekunder

(Estrada et al., 2016).

Tabel 7. Analize Between Subject Nilai Hialin

Source Type III Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Corrected Model 4513,900(a) 9 501,544 53,073 ,000

Intercept 124099,600 1 124099,600 13132,233 ,000

Imunostimulan 3824,150 4 956,038 101,168 ,000

WSSV 84,100 1 84,100 8,899 ,006

Imunostimulan * WSSV

605,650 4 151,412 16,022 ,000

Error 283,500 30 9,450

Total 128897,000 40

Corrected Total 4797,400 39

a R Squared = ,941 (Adjusted R Squared = ,923) (Sumber: Data primer, 2018)

Pada Tabel 7 nilai hialin diketahui dengan selang kepercayaan 95% yaitu

corrected model, intercept, imunostimulan, WSSV serta hubungan antara

imunostimulan didapatkan signifikansi < 0,05 (alfa) yaitu dengan hasil 0,00.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hialin dengan pemberian frezze dry rumput

laut berbeda memiliki model valid. Untuk mengetahui jenis frezze dry rumput laut

mana yang menghasilkan sel hialin berbeda nyata dengan yang lain dan

tersignifikan, maka perlu dilakukan uji homogeneous subsets.

Page 81: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

66

Tabel 8. Homogeneous Subsets Nilai Hialin

Freeze Dry Rumput Laut N Subset

Notasi

1 2 3 4 1

Duncan(a,b)

Kontrol (-) 8 37,0625

a

Padina sp. 8 55,5625 b

Gracillaria sp. 8 59,0625 c

Eucheuma sp. 8 62,8750 d

Sargassum sp. 8 63,9375 d

Sig. 1,000 1,000 1,000 ,495

(Sumber: Data primer, 2018)

Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa perlakuan kontrol (-) memiliki

perbedaan, freeze dry rumput laut Padina sp. dan Gracillaria sp. adalah sama,

serta Eucheuma sp. dan Sargassum sp. adalah sama. Sehingga dapat

disimpulkan diduga perlakuan Eucheuma sp. dan Sargassum sp. memiliki notasi

yang berbeda dan Sargassum sp. tersignifikan meningkatkan hialin. Menurut

Saraswati (2013), peningkatan sel hialin dikarenakan LPS pada ekstrak dapat

menginduksi terjadinya proliferasi sel hemosit. Proliferasi sel terjadi karena

adanya polisakarida LPS pada ekstrak dapat memacu respon imun hewan air.

Sehingga kemungkinan mampu mempercepat proses maturasi precussor cell

hemosit di jaringan hematopoitik yang kemudian diikuti dengan pelepasan

hemosit baru ke hemolim. Pelepasan hemosit baru akan meningkatkan total sel

hialin dan mempercepat proses maturasi hemosit di jaringan penghubung

sehingga memberikan kontruksi pada kelimpahan sel granular di hemolim saat

terjadi infeksi patogen (Lampiran 7).

Ekawati et al. (2012), menambahkan bahwa apabila terjadi serangan

pathogen sel hialin merupakan Sel yang berperan lebih besar dari pada sel

lainnya. Sel hialin menjadi sel utama dalam proses fagositosis dan sel semi

granular lebih berperan dalam proses freeze dry yang mengindikasikan adanya

penggabungan beberapa sel hemosit untuk menghalangi partikel asing dalam

Page 82: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

67

peredaran darah (Soderhall and Cerenius, 1992). Dengan demikian, peningkatan

sel-sel hialin dalam hemosit meruapakan salah satu parameter peningkatan

status kesehatan atau ketahanan tubuh L. vananmei yang tentunyatidak lepas

dari jenis sel lain dalam hemosit.

B. Sel Granular

Hasil histogram rata-rata sel granular L. vannamei yang diaplikasikan

penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan dengan sebelum

dan Setelah diinfeksi WSSV terlihat pada Gambar 16.

Tabel 9.Rata-Rata Jumlah Sel Granular

No

Perlakuan Rata-Rata

Sebelum Sesudah

1. Kontrol (-) 36 43,75 2. Padina sp. 25,75 21,25 3. Gracillaria sp. 29 27 4. Eucheuma sp. 29 23,75 5. Sargassum sp. 30,5 30,5

(Sumber: Data primer, 2018)

Hasil pengamatan sel granular (Gambar 17) pada darah udang vaname

sebelum dan sesudah infeksi didapatkan data bahwa sebelum infeksi rata-rata

sel granular pada perlakuan perlakuan B 39,87% perlakuan C sebesar 23,5 %,

perlakuan D sebesar 28 %, perlakuan E sebesar 26,3 % dan perlakuan F 30,5

%. Sel Granular merupakan sel dengan perbandingan inti sel lebih rendah dari

sitoplasma. Sel ini berfungsi dalam menyimpan dan melepaskan sistem proPO

maupun sebagai sitotoksis bersama-sama dengan sel semi granular (Johansson

et al., 2000). Persentase sel granular berkisar 23,5 – 39.87 %.

Page 83: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

68

Gambar 16. Histogram rerata rata-rata Granul L. vannamei yang diaplikasikan

penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data Primer, 2018).

(A) (B) Gambar 17. Sel Granul (A) data primer (2018), dan data sekunder

(Estrada et al., 2016).

Tabel 10. Analize Between Subject Nilai Granul

Source Type III Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Corrected Model 4096,475(a) 9 455,164 21,640 ,000

Intercept 44957,025 1 44957,025

2137,418

,000

Imunostimulan 1651,350 4 412,837 19,628 ,000

WSSV 731,025 1 731,025 34,756 ,000

Imunostimulan * WSSV

1714,100 4 428,525 20,374 ,000

Error 631,000 30 21,033

Total 49684,500 40

Corrected Total 4727,475 39

a R Squared = ,867 (Adjusted R Squared = ,826) (Sumber: Data primer, 2018)

Page 84: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

69

Pada Tabel 10 nilai granul diketahui dengan selang kepercayaan 95%

yaitu corrected model, intercept, imunostimulan, WSSV serta hubungan antara

imunostimulan didapatkan signifikansi < 0,05 (alfa) yaitu dengan hasil 0,00.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai granul dengan pemberian frezze dry

rumput laut berbeda memiliki model valid. Untuk mengetahui jenis frezze dry

rumput laut mana yang menghasilkan sel granul berbeda nyata dengan yang lain

dan tersignifikan, maka perlu dilakukan uji homogeneous subsets.

Tabel 11. Homogeneous Subsets Nilai Granul

Freeze Dry Rumput Laut N Subset

Notasi

1 2 3 4 1

Duncan(a,b)

Eucheuma sp. 8 25,3125

a

Gracillaria sp. 8 30,2500 b

Padina sp. 8 30,4375 b

Sargassum sp. 8 38,3125 c

Kontrol (-) 8 43,3125 d

Sig. 1,000 ,935 1,000 1,000

(Sumber: Data primer, 2018)

Dari Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa perlakuan freeze dry rumput laut

Eucheuma sp. memiliki perbedaan, serta Gracillaria sp.dan Padina sp. adalah

sama, perlakuan Sargassum sp. memiliki perbedaan dan perlakuan kontrol (-)

memiliki perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan diduga perlakuan kontrol (-)

memiliki notasi yang berbeda. Sel granular merupakan sel dengan perbandingan

inti sel lebih rendah dari sitoplasma. Sel ini berfungsi dalam menyimpan dan

melepaskan proPO maupun sebagai sitotoksis bersama-sama dengan sel semi

granul (Johansson et al., 2000).

Sel granular yang teramati mengalami penurunan setelah diinfeksi dengan

WSSV hal ini menunjukkan bahwa sel granular berperan dalam menjaga

ketahanan tubuh udang dari serangan petogen yaitu WSSV. Fungsi sel granular

Page 85: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

70

lebih pada proses menghasilkan enzim phenoloksidase yang memiliki peranan

penting dalam sistem pertahanan non spesifik. Granula pada sel granular

hemosit terdiri dari propenoloksidase. Dalam aktivasi prophenoloksidase (proPO)

akan membebaskan suatu enzim dari sel granular. Sistem ini juga dipacu oleh

adanya komponen mikrobial seperti β-glucan. Proses prophenoloksidase

bertanggung jawab terhadap produksi dan sekresi metabolit toksik seperti

quinon. Produk akhir dari sistem ini adalah munculnya blackish nodules yang

biasanya berada di sekitar insang atau eksoskeleton. Saat terjadinya serangan

patogen, sel granular dan semi granular akan melakukan proses degranulasi,

cytotoxicity dan lisis terhadap material tersebut dengan demikian jumlah sel

granular yang beredar dalam hemolim akan mengalami penurunan (Ekawati et

al., 2012) (Lampiran 8.).

C. Sel Semi Granul

Hasil histogram rata-rata sel semo granul L. vannamei yang diaplikasikan

penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan dengan sebelum

dan Setelah diinfeksi WSSV terlihat pada Gambar 18.

Tabel 12.Rata-Rata Jumlah Sel Hialin

No

Perlakuan Rata-Rata

Sebelum Sesudah

1. B. Kontrol (-) 21 25,5 2. C. Sargassum sp. 12,6 11,25 3. D. Padina sp. 18 13,5 4. E. Eucheuma sp. 12 8,5 5. F. Gracillaria sp. 13 9,75

(Sumber: Data primer, 2018)

Hasil pengamatan sel semi granular (Gambar 19) pada darah udang

vaname sebelum dan sesudah infeksi didapatkan data bahwa sebelum infeksi

nilai rata-rata sel semi granular pada perlakuan perlakuan B sebesar 23,2 %,

Page 86: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

71

perlakuan C sebesar 11,9 % perlakuan D sebesar 15,7 %, perlakuan E sebesar

10,2 % dan perlakuan F 11,3 %. Sel semigranular merupakan sel dengan jumlah

inti sel yang lebih rendah dibandingkan sitoplasmanya. Sel semigranular

berperan dalam enkapsulasi, sitotoksis dan melepaskan sistem proPO

(Johansson et al., 2000). Persentase sel semigranular berkisar pada 10,25 –

23,25 %.

Gambar 18. Histogram rerata rata-rata Semi Granul L. vannamei yang

diaplikasikan penambahan imunostimulan freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data Primer, 2018).

(A) (B) Gambar 19. Sel Semi Granul (A) data primer (2018), dan data sekunder

(Estrada et al., 2016).

Co

un

t

3

2

1

03

2

1

03

2

1

03

2

1

0

Nilai Semi Granular

24,0020,5019,0017,5015,5014,0013,0012,0011,009,508,005,00

3

2

1

0

Fre

eze

Dry

Ru

mp

ut L

au

t

Ko

ntro

l (-)S

arg

assu

m

sp

.P

ad

ina s

p.

Eu

ch

eu

ma

sp

.G

racilla

ria

sp

.

Sesudah

Sebelum

Uji Tantang

Page 87: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

72

Tabel 13. Analize Between Subject Nilai Granul

Source Type III Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Corrected Model 1005,475(a) 9 111,719 21,263 ,000

Intercept 8294,400 1 8294,400

1578,633

,000

Imunostimulan 863,537 4 215,884 41,088 ,000

WSSV 19,600 1 19,600 3,730 ,063

Imunostimulan * WSSV

122,337 4 30,584 5,821 ,001

Error 157,625 30 5,254

Total 9457,500 40

Corrected Total 1163,100 39

a R Squared = ,864 (Adjusted R Squared = ,824) (Sumber: Data primer, 2018)

Pada Tabel 13 nilai semi granul diketahui dengan selang kepercayaan

95% yaitu corrected model, intercept, imunostimulan, WSSV serta hubungan

antara imunostimulan didapatkan signifikansi < 0,05 (alfa) yaitu dengan hasil

0,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai sel semi granul dengan pemberian

frezze dry rumput laut berbeda memiliki model valid. Untuk mengetahui jenis

frezze dry rumput laut mana yang menghasilkan sel semi granul berbeda nyata

dengan yang lain dan tersignifikan, maka perlu dilakukan uji homogeneous

subsets.

Tabel 14. Homogeneous Subsets Nilai Semi Granul

Freeze Dry Rumput Laut N Subset

Notasi

1 2 3 1

Duncan(a,b)

Eucheuma sp. 8 10,5000

a

Gracillaria sp. 8 10,5625 a

Sargassum sp. 8 12,3125 a

Padina sp. 8 15,7500 b

Kontrol (-) 8 22,8750 c

Sig. ,145 1,000 1,000

(Sumber: Data primer, 2018)

Dari Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa perlakuan freeze dry rumput laut

Eucheuma sp., Gracillaria sp. dan Sargassum sp. adalah sama, perlakuan

Page 88: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

73

Padina sp memiliki perbedaan dan perlakuan kontrol (-) memiliki perbedaan.

Sehingga dapat disimpulkan diduga perlakuan kontrol (-) memiliki notasi yang

berbeda. Sel ini lebih berperan dalam proses freeze dry yang mengindikasikan

adanya penggabungan beberapa sel hemosit untuk menghalangi partikel asing

dalam sel darah. Sel semi granul dicirikan dengan adanya sejumlah kecil granul.

Menurut Van De Braak et al (2002), sel semi granular merupakan pematangan

dari sel hilain yang ketika terjadi seranagn patogen maka yang berperan pertama

adalah sel hialin, sehingga sel ini tidak berkembang menjadi sel semi granular

dan terlihat penurunan jumlah sel semi granular yang terdapat dalam hemosit.

Hasil pengamatan menunjukkan sel semi granular mengalami penurunan

Setelah infeksi kecuali pada perlakuan kontrol (-), hal ini berarti bahwa sel semi

granular hanya sedikit berperan dalam proses ketahanan tubuh udang, karena

sejatinya sel semi granular hanya pematangan dari sel hialin yang berperan

dalam proses freeze dry pathogen diduga sel hialin berperan lebih banyak

dibandingkan dengan sel semi granular sehingga jumlah sel semi granular

menurun. Sel semi granular merupakan pematangan dari sel hyalin yang ketika

terjadi serangan patogen maka yang berperan pertama adalah sel hyalin,

sehingga sel ini tidak berkembang menjadi sel semi granular dan terlihat

penurunan jumlah sel semi granular yang terdapat dalam hemosit Sel semi

granular dikarakteristikkan dengan terdapatnya granula pada sitoplasma. Sel ini

mampu merespon polisakarida dari dinding sel bakteri atau β-glucan yang

berasal dari jamur. Sel semi granular ini dapat melakukan proses freeze dry dan

sedikit berperan dalam proses fagositosis. freeze dry adalah merupakan reaksi

pertahanan melawan partikel dalam jumlah yang besar dan tidak mampu

difagosit oleh sel hemosit (Ekawati et al., 2012).

Page 89: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

74

D. Signifikansi Pemberian Freeze Dry Rumput Laut Terhadap Keseluruhan

Hasil Parameter DHC

Pengaruh pemberian beberapa freeze dry rumput laut sebagai

imunostimulan terhadap respon imun non spesifik L. vannamei yang diamati

melalui parameter DHC, sebagai berikut disimpulkan secara signifikan rumput

laut perlakuan E (Eucheuma sp.) dan C (Sargassum sp.) dari keseluruhan

parameter DHC yang diujikan berdasarkan kriteria terbukti paling signifikan

meningkatkan sel hialin dibandingkan perlakuan lain. Hal ini disebabkan antigen

memasuki tubuh, maka antigen tersebut akan dijerat oleh makrofag sedemikian

rupa sehingga dapat diketahui sebagai bahan asing. Bahan asing tersebut akan

dikirimkan ke sistem pembentuk antibodi dan terjadilah pembentukan antibodi.

Sel hialin bila mengalami infeksi akan bertransformasi menjadi sel semi granul

dan lalu sel granul oleh karena itu kontrol (-) pada kedua sel tersebut paling

tinggi peningkatannya. Sehingga E (Eucheuma sp.) dan C (Sargassum sp.)

berpotensi memiliki bahan aktif paling tinggi yang dapat meningkatkan sel imun

non spesifik L. vannamei yang terinfeksi WSSV (Lampiran 6).

4.5 Kualitas Air

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kualitas air yang bertujuan

memanajemen kualitas air agar tetap dalam kondisi yang tepat. Parameter

kualitas air yang di ukur meliputi parameter fisika suhu yang diukur

menggunakan termometer dan parameter kimia pH, DO, salinitas dan amonia

yang diukur. Menurut Lisna dan Insulistyowati (2015), manajemen kualitas air

sangat penting karena air merupakan media hidup organisme akuatik. Dari hasil

pengkuran kualitas air didapatkan hasil yang ditunjukan pada Tabel 15 dan

Tabel 16 perhitungan data hasil pengamatan kualitas air ditunjukan pada

Page 90: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

75

Lampiran 10. Analisa data menggunakan SPSS Uji RALF LSD Duncan, sebagai

berikut:

Tabel 15. Hasil Rata-Rata Pengukuran Kualitas Air Sebelum Uji Tantang WSSV

No Perlakuan

Nilai Rata-rata Kualitas Air Sebelum Uji Tantang WSSV

Suhu (oC) pH DO (mg/L) Salinitas

(ppt) Amonia (ppm)

1 A (kontrol +)

27,69±0,24 a 8,08±0,20 a 8,24±0,18 a 11,88±0,85 a 0,05±0,01 a

2 B (kontrol -)

27,69±0,24 a 8,10±0,08 a 8,20±0,14 a 11,63±0,95 a 0,06±0,01 a

3 C (Sargassum sp.)

27,88±0,25 a 8,10±0,02 a 8,26±0,23 a 12,13±1,03 a 0,06±0,01 a

4 D (Padina sp.)

27,75±0,35 a 8,09±0,05 a 8,24±0,20 a 11,75±0,96 a 0,06±0,01 a

5 E (Euchema sp.)

28,00±0,20 a 8,08±0,15 a 8,16±0,09 a 12,75±0,71 a 0,06±0,01 a

6 F (Gracilaria sp.)

27,81±0,31 a 8,08±0,10 a 8,19±0,35 a 11,75±0,29 a 0,06±0,01 a

7 Standart Baku Mutu

28-32 7-8,5 >5 5-34 <0,1

(Data Primer, 2018) Keterangan : Standart baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan

Negara Lingkungan Hidup No.75 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Tabel 16. Hasil Rata-Rata Pengukuran Kualitas Air Setelah Uji Tantang WSSV

No Perlakuan

Nilai Rata-rata Kualitas Air Setelah Uji Tantang WSSV

Suhu (oC)

pH DO

(mg/L) Salinitas (ppt)

Amonia (ppm)

1 A (kontrol +)

25,44±0,31 a 8,28±0,22 b 8,25±0,13 a 11,75±0,96 a 0,02±0,00 a

2 B (kontrol -)

25,63±0,48 a 7,72±0,57 a 8,18±0,24 a 12,25±1,89 a 0,02±0,01 a

3 C (Sargassum sp.)

25,25±0,29 a 8,33±0,24 b 8,28±0,22 a 12,75±1,71 a 0,02±0,01 ab

4 D (Padina sp.)

25,50±0,41 a 8,28±0,21 b 8,30±0,14 a 12,50±1,91 a 0,03±0,01 ab

5 E (Euchema sp.)

25,75±0,35 a 8,33±0,24 b 8,30±0,18 a 12,50±1,91 a 0,04±0,01 b

Page 91: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

76

No Perlakuan

Nilai Rata-rata Kualitas Air Setelah Uji Tantang WSSV

Suhu (oC)

pH DO

(mg/L) Salinitas (ppt)

Amonia (ppm)

6 F (Gracilaria sp.)

25,38±0,32 a 8,29±0,21 b 8,28±0,17 a 12,50±0,58 a 0,02±0,02 ab

7 Standart Baku Mutu

28-32 7-8,5 >5 5-34 <0,1

(Data Primer, 2018)

Keterangan : Standart baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan Negara Lingkungan Hidup No.75 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

4.5.1 Parameter Fisika

Hasil pengukuran parameter fisika yaitu suhu sebagai berikut:

A. Suhu

Pengukuran parameter fisika suhu selama 21 hari pengaplikasian freeze

dry rumput laut pada pakan dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Histogram rerata parameter fisika suhu L. vannamei dengan

perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018).

Co

un

t

4

3

2

1

04

3

2

1

04

3

2

1

04

3

2

1

0

Nilai Suhu

28,0027,5026,0025,7525,5025,2525,00

4

3

2

1

0

Fre

eze

Dry

Ru

mp

ut L

au

t

Ko

ntro

l (-)S

arg

assu

m

sp

.P

ad

ina s

p.

Eu

ch

eu

ma

sp

.G

racilla

ria

sp

.

Sesudah

Sebelum

Uji Tantang

Page 92: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

77

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai suhu terendah

sebelum uji tantang WSSV sebesar didapatkan nilai suhu terendah 27,7 0C

perlakuan A (kontrol positif) dan tertinggi 28 0C perlakuan E (Euchema sp.),

sedangkan suhu terendah setelah uji tantang WSSV sebesar 25,25 0C perlakuan

C (Sargassum sp.) dan tertinggi 25,7 0C perlakuan E (Euchema sp.). Nilai suhu

diketahui dengan selang kepercayaan 95% yaitu tidak memiliki perbedaan

sebelum dan sesudah uji tantang WSSV dikarenakan dilakukan biomonitoring

kualitas air.

Kisaran suhu selama pemeliharaan tidak berkisar jauh terhadap ketetapan

Badan Standarisasi Nasional (2014) untuk pemeliharaan L. vannmei yaitu

berkisar antara 27-32 0C. Selama penelitian ini suhu pada bak pemeliharaan

terus dikontrol, karena suhu merupajan salah satu faktor pembatas utama yang

memegang peran penting dalam pertumbuhan L. vannamei (Mansyur, 2010).

Berdasarkan penelitian Taqwa (2008), suhu pemeliharaan juga berpengaruh

terhahap laju metabolisme biota air,

4.5.2 Parameter Kimia

Hasil pengukuran parameter kimia yaitu pH, DO, salinitas dan amonia

dapat dilihat pada Tabel 8.

A. pH

Pengukuran parameter kimia pH selama 21 hari pengaplikasian freeze dry

rumput laut pada pakan dilihat pada Gambar 15.

Page 93: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

78

Gambar 21. Histogram rerata parameter kimia pH L. vannamei dengan perlakuan

pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018).

pH merupakan faktor penting yang berpengaruh pada pertumbuhan berat

L. vannamei. Berikut hasil pH selama penelitian 21 hari yang disajikan pada

Gambar 21. Nilai pH tersebut termasuk dalam kondisi optimal, pH air akan

berpengaruh terhadap nafsu makan dan reaksi kimia dalam air. Menurut Mustafa

et al. (2015), pada umumnya pH air yang baik bagi organisme akuatik termasuk

udang adalah 6,5 – 9,0. Pada pH 9,5 -11,00 dan 4,0 – 6,0 mengakibatkan

produksi rendah dan apabila lebih kecil dari 4,0 atau lebih besar dari 11,0 maka

udang akan mati. Nilai pH diketahui dengan selang kepercayaan 95% yaitu tidak

memiliki perbedaan sebelum dan sesudah uji tantang WSSV dikarenakan

dilakukan biomonitoring kualitas air.

Kisaran pH ini sesuai dengan kisaran pH yang ditetapkan Badan

Standarisasi Nasional (2014), pH untuk pemeliharaan udang vannamei yaitu

berkisar 7,5-8,5, namun pada rentang kisaran tersebut L. vannamei masih dapat

Co

un

t

2.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Nilai pH

8,508,338,318,308,188,168,138,128,118,108,098,078,068,018,007,997,956,87

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Fre

eze D

ry R

um

pu

t Lau

t

Ko

ntro

l (-)S

arg

assu

m

sp

.P

ad

ina s

p.

Eu

ch

eu

ma

sp

.G

racilla

ria

sp

.

Sesudah

Sebelum

Uji Tantang W

Page 94: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

79

tumbuh baik. Selain itu, fluktuasi kadar CO2 maupun O2 juga mempengaruhi

tinggi rendahnya nilai pHpada air tersebut (Rukminasari et al., 2014). Menurut

Kordi dan Andi (2007), kadar pHyang berubah pada media pemeliharaan sangat

berpengaruh pada kelangsungan hidup L. vannamei.

B. Dissolved Oxygen (DO)

Pengukuran parameter kimia DO selama suhu selama 21 hari

pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan dapat dilihat pada Gambar

22.

Gambar 22. Histogram rerata parameter kimia DO L. vannamei dengan

perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan dengan dosis berbeda pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018).

Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter penting yang

berpengaruh pada pertumbuhan serta kelangsungan hidup L. vannamei.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai DO terendah sebelum uji

tantang WSSV sebesar 8,16 mg/L perlakuan E (Euchema sp.) dan tertinggi yaitu

8,26 mg/L perlakuan C (Sargassum sp.). Nilai DO terendah sesudah uji tantang

Co

un

t

2.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Nilai DO

8,608,508,408,358,308,258,208,158,108,007,957,75

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Fre

eze D

ry R

um

pu

t Lau

t

Ko

ntro

l (-)S

arg

assu

m

sp

.P

ad

ina s

p.

Eu

ch

eu

ma

sp

.G

racilla

ria

sp

.

Sesudah

Sebelum

Uji Tantang

Page 95: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

80

WSSV sebesar 8,18 mg/L perlakuan B (kontrol negatif) dan tertinggi yaitu 8,30

mg/L perlakuan E (Euchema sp.). Nilai DO diketahui dengan selang kepercayaan

95% yaitu tidak memiliki perbedaan sebelum dan sesudah uji tantang WSSV

dikarenakan dilakukan biomonitoring kualitas air.

Kadar oksigen terlarut selama penelitian ini optimum untuk pemeliharaan

L. vannamei karena kandungan optimum bagi pemeliharaan L. vannamei yaitu

>5 ppm (Suwarsih et al., 2016). Berdasarkan penelitian Clifford (1998) dalam

Suwoyo (2009), tingkat minimum oksigen terlarut yang berpengaruh pada

kesehatan L. vannamei yaitu 3 ppm dan yang berpotensial menyababkan

kematian yaitu <2 ppm. Kandungan oksigen pada media pemeliharaan dapat

berpengaruh pada pertumbuhan L. vannamei serta fungsi biologisnya.

C. Salinitas

Pengukuran parameter kimia salinitas selama 21 hari pengaplikasian

freeze dry rumput laut pada pakan dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23. Histogram rerata parameter kimia salinitas L. vannamei dengan

perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018).

Co

un

t

2.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.02.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Nilai Salinitas

15,0013,0012,0011,5011,00

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Fre

eze D

ry R

um

pu

t lau

t

Ko

ntro

l (-)S

arg

assu

m

sp

.P

ad

ina s

p.

Eu

ch

eu

ma

sp

.G

racilla

ria

sp

.

Sesudah

Sebelum

Uji Tantang

Page 96: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

81

Salinitas berperan penting dalam mengatur osmoregulasi pada

L. vannamei. Pada penelitian didapatkan hasil dari salinitas media awal

pemeliharaan udang vannamei 11 ppt. Nilai tersebut masih berada kondisi

optimum. Salinitas yang didapatkan disesuaikan dengan salinitas pada tambak di

UPT PBAP Bangil yang merupakan tempat pengambilan udang. Hal ini bertujuan

untuk mengurangi resiko perubahan salinitas yang besar saat selama

pemeliharaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nilai salinitas

terendah sebelum uji tantang WSSV sebesar 11,63 ppt perlakuan B (kontrol

negatif) dan tertinggi yaitu 12,75 ppt perlakuan E (Euchema sp.). Nilai salinitas

terendah sesudah uji tantang WSSV sebesar 11,75 ppt perlakuan A (kontrol

positif) dan tertinggi yaitu 12,75 ppt perlakuan C (Sargassum sp.). Nilai salinitas

diketahui dengan selang kepercayaan 95% yaitu tidak memiliki perbedaan

sebelum dan sesudah uji tantang WSSV dikarenakan dilakukan biomonitoring

kualitas air.

Nilai salinitas selama penelitian sesuai, karena L. vannamei dapat hidup

pada rentang salinitas yang lebar dan dapat hidup pada kondisi hypo serta hyper

yaitu dengan kisaran 5-50 ppt (Suwoyo dan Markus, 2010). Berdasarkan data

Badan Standarisasi Nasional (2014), L. vannamei hidup pada kisaran 5-32 ppt.

D. Amonia

Adapun Pengukuran parameter kimia amonia suhu selama 21 hari

pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan dapat dilihat pada Gambar

24.

Page 97: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

82

Gambar 24. Histogram rerata parameter kimia amonia L. vannamei dengan

perlakuan pengaplikasian freeze dry rumput laut pada pakan sebelum dan Setelah diinfeksi WSSV (Data primer, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nilai amonia terendah sebelum

uji tantang WSSV sebesar 0,05 ppm perlakuan A (kontrol positif) dan tertinggi

yaitu 0,06 ppm pada setiap perlakuan B, C, D, E, dan F. Nilai amonia terendah

sesudah uji tantang WSSV sebesar 0,02 ppm perlakuan A, B, C, F dan tertinggi

yaitu 0,04 ppm perlakuan E (Euchema sp.). Nilai amonia diketahui dengan

selang kepercayaan 95% yaitu tidak memiliki perbedaan sebelum dan sesudah

uji tantang WSSV dikarenakan dilakukan biomonitoring kualitas air.

Menurut Muslim (2013), konsentrasi amonia di bawah 1 ppm merupakan

konsentrasi yang belum terpolusi dan baik untuk kehidupan organisme. Menurut

WWF Indonesia (2014), nilai amonia yang diperbolehkan berdasarkan Kepmen

28/2005 tentang Pedoman Umum Budidaya Udang di Tambak yaitu < 0,1 mg/l.

Rendahnya kualitas air akan berakibat pada rendahnya sintasan, pertumbuhan,

frekuensi ganti kulit, serta peningkatan jumlah mikroba atau bakteri patogen yang

merugikan.

Co

un

t

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.01.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.01.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.01.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Nilai Amonia

,08,07,07,06,06,06,05,05,05,04,04,04,03,01,01,01,01,00

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Fre

eze

Dry

Ru

mp

ut L

au

t

Ko

ntro

l (-)S

arg

assu

m

sp

.P

ad

ina s

p.

Eu

ch

eu

ma

sp

.G

racilla

ria

sp

.

Sesudah

Sebelum

Uji Tantang

Page 98: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

83

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan

terhadap respon imun non spesifik udang vaname Litopenaeus Vannamei

(Boone, 1931) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh pemberian beberapa freeze dry rumput laut sebagai

imunostimulan terhadap respon imun non spesifik L. vannamei yang

diamati melalui parameter DHC: freeze dry rumput laut perlakuan E

(Eucheuma sp.) dan C (Sargassum sp.) dari keseluruhan parameter DHC

yang diujikan berdasarkan kriteria terbukti paling signifikan meningkatkan.

DHC tertinggi dari semua perlakuan, sementara itu uji F menunjukkan

bahwa perlakuan (Eucheuma sp.) dan C (Sargassum sp.) berbeda

signifikan pada selang kepercayaan 95 %, sehingga membuktikan bahwa

perlakuan (Eucheuma sp.) dan C (Sargassum sp.) yang terbaik.

2. Pengaruh pemberian beberapa freeze dry rumput laut yang diamati melalui

beberapa parameter kualitas air perlakuan A, B, C, D, E dan F kualitas air

secara berturut-turut parameter fisika dan kimia variabel perlakuan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perbedaan rata-rata perlakuan.

5.2 Saran

Berdasarkan efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan

terhadap respon imun non spesifik udang vaname Litopenaeus Vannamei

(Boone, 1931) disarankan penelitian ini dapat mengevaluasi efektifitas freeze dry

rumput laut sebagai imunostimulan untuk pencegahan infeksi WSSV pada

L. vannamei, sehingga langsu dapat diaplikasikan petambak.

Page 99: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

84

DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M. 2002. Imunostimulan pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia. 1(2): 87-92.

Anggadiredja, T. 2006. Rumput Laut: Jakarta: Penerbit penebar Swadaya

Amalia, D. R. N. 2013. Efek Temperatur Terhadap Pertumbuhan Gracilaria Verrucosa. Skripsi. UNEJ

Amrillah, A. M., S. Widyarti dan Y. Kilawati. 2015. Dampak Stres Salinitas Terhadap Pravelensi White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Survival Rate Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) pada Kondisi Terkontrol. Research Journal of Life Science 2(1): 34-47.

Amri, K dan I. Kanna. 2008. Budidaya Udang Vanname Secara Intensif. Agromedia Pustaka: Jakarta. Halaman 1-175.

Apriliza. 2010. Alga hijau, merah dan coklat. Online. http://www. coremap.or.id. Diakses 6 Desember 2017. Halaman 1-275.

A. Rodriguez, A. Cuesta, M. A. Esteban dan J. Meseguer. 2004. The Effect of Dietary Administration of The Fungus Mucor circinelloides on-spesific Immune Responses of Gilthhead Seabream. Fish and Shellfish Immunology 16: 241-249.

Baranauskiene, R., Venskutonis, P. R., Dewettinck, K., Verhe, R., 2006, Properties Of Oregano (Origanum Vulgare L.), Citronella (Cymbopogon Nardus G.) And Marjoram (Majorana Hortensis L.) Flavors Encapsulated Into Milk Protein-Based Matrices. J. Feed Research International. (39): 413–425.

Baratawidjaja. 2006. Efisiensi Penggunaan Imunostimulan dalam Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan, Respon Imun dan Kelulushidupan Udang Vannamei (Litopenaeus vannmei). Jurnal Biosains 18(2): 1-18.

Bonilla, C. M. E., V. A. Sanz, M. Wille, P. Sorgeloos, M. B. Pensaert dan H. J. Nauwynck. 2008. W revies on the Morphology, Molecular Characterization Morphogenesis and Pathogenesis of White Spot Syndrome Virus. Journal of Fish Disease. 31:1-18.

Bold dan Wynne. 1978. profiless of four different chinese medicinal Sargassum seaweeds by GC-MS and chemotrics. Marine Drugs. 14(68): 2-11.

Cheng, W., L.U. Wang dan J.C. Chen. 2005. Effect of Water Temperature on the Immune Response of White Shrimp Litopenaeus vannamei to Vibrio alginolyticus. Aquaculture (250) 592– 601.

Chen, Zhen, Yibing Xu, Lining Zhang, Hongbing Liu and Huashi Guan. Comparative Studies on the characteristic fatty acid profiless of four different chinese medicinal Sargassum seaweeds by GC-MS and chemotrics. Marine Drugs. 14(68): 2-11.

Page 100: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

85

Churchill, G. Jr. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1. Erlangga: Surabaya. Halaman 1-255.

Cordova, A. I. C., N. Y. H. Saavedra dan F. Ascencio. 2002. Superoxide dismutase as modulator of immune function in American white shrimp (Litopenaeus vannamei). Comparative Biochemistry and Physiology Part C. 133: 557-565.

Coremap. 2007. Deskripsi Alga hijau, merah dan coklat. Online. http://www. coremap.or.id. Diakses 6 Desember 2017. Halaman 1-275.

Dananjaya. 2013. Prospek Pemberian Imunoglobulin Y (Igy) Secara Peroral Pada Udang Putih (Litopenaeus vannamei) Sebagai Imunisasi Pasif Terhadap Penyakit White Spot Syndrome Virus (WSSV). Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB : Bogor

Darwantin, K., R. Sidik dan G. Mahasri. 2016. Efisiensi Penggunaan Imunostimulan dalam Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan, Respon Imun dan Kelulushidupan Udang Vannamei (Litopenaeus vannmei). Jurnal Biosains 18(2): 1-18.

Dawes, C.J., 1981. Marine Botany. John Wiley Dawson University of South Florida New York.

Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Metode Pengujian Kadar Amonium Dalam Air dengan Alat Speltrofotometer secara Nessler. Kumpulan SNI Edisi Akhir 1990 SK SNI M-48-1990-03. 15 Halaman.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2009. Data Perikanan Budidaya. KKP: Jakarta. Hal 1-27.

Dotulang, V., S. B. Widjanarko, Yunianta dan L. P. Mamahit. 2013. Antioxidant Activity of Three-Marine Algae Methanol Extract Collected from North Sulawesi Waters, Indonesia. International Journal of Science and Engineering Investigations. 2: 26-30.

Dugger D. and De Jory. 1999. Bio-Modulation of The Non-Specific Immune Response Bonami. Application of Gene Probes as Diagnostic Tools for White Spot Baculovirus (WSBV) of Penaeid Shrimp. Disease Of Aquatic Organisms. 27: 59-66.

Ekawati, A. W., H. Nursyam, E. Widjayanto dan Marsoedi. 2012. Diatome Chaetoceros ceratosporum dalam Formula Pakan Meningkatkan respon Imun Seluler Udang Windu (Penaeus monodon iFab.). J. Exp Life Sci. 2(1):20-28.

Elovaara, A.K. 2001. Shrimp Farming Manual: Practical Technology for Intensive Commercial Shrimp Production. Carribian Press Ltd. USA. 200pp. 2(1):20-28.

Estrada, N., E. Velazquez, C. R. Jaramillo dan F. Escencio. 2016. Carbihydrate Moieties and Cyoenzymatic Characyerization of Hemocytes in Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei. Hindawi. 2016(9).

Page 101: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

86

Extech Instrument. 2015. Dissolved Oxygen (DO) Meter: SD Card real-time Datalogger, Model SDL 150. 16 Halaman.

Federe. 2003. Effect of Water Temperature on the Immune Response of White Shrimp Litopenaeus vannamei to Vibrio alginolyticus. Aquaculture (250) 592– 601

Feriza, D. 2010. Prospek Pemberian Imunoglobulin Y (Igy) Secara Peroral Pada Udang Putih (Litopenaeus vannamei) Sebagai Imunisasi Pasif Terhadap Penyakit White Spot Syndrome Virus (WSSV). Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB : Bogor

Feed dan Aquaculture Organization. 2011. Penaeus vannamei (Boone, 1931). Diakses Tanggal 5 Desember 2017. <http://www.fao.org/fishery/ culturedspecies/Litopenaeus_vannamei/en>. Halaman 1.

Fajri, N. A., M. Ali dan S. N. Depamade. 2015. Deteksi WSSV (White Spot Syndrome Virus) pada Lobster Air Tawar (Procambarus clarkii) Menggunakan Metode Real Time-PCR. Jurnal Sains dan Lingkungan. Volume 1(1): 30-36.

Fitrya. 2008. Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Alga Padina australis Hauck (Dictyotaceae). Jurnal Penelitian Sains. 13(3): 46-49.

Francavilla, M., M. Franchi, M. Monteleone dan C. Caroppo. The red seaweed

Gracilaria gracilis as a multi products source. Marine drugs doi:

10.3390.

Fuady, M. F., M. N. Supardjo dan Haeruddin. 2013. Pengaruh Pengelolaan Kualitas Air terhadap Tingkat Kelulushidupan dan Laju Pertumbuhan udang Vannamei(Litopenaeus vannamei) di PT. Indokor Bangun Desa, Yogyakarta. Diponegoro Journal of Maquares. 2(4): 155-162.

Geraldino, P. J. L., L. M. Liao dan S. M. Boo. 2005. Morphological Study of the Marine Algal Genus Padiba (Dictyotales, Phaeophyceae) from Southern Philippines: 3 Species New to Phillippines. Algae. 20(2): 99-112.

Guanzon, N.G.Jr., 2003. Seaweed Biology and Ecology. Lecture Note. Responsible Aquaculture Development Training Programe. Aquaculture Department. SEAFDEC. Tingbauan. Iloilo. Philipines.

Haliman, R. W. Dan D. Adijaya. 2005. Udang Vanname, Pembudidayaa dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya: Jakarta. Halaman 1-47.

Handayani, N. K. dan a. Zuhrotun. 2010. Padina australis dan Potensinya sebagai Obat Herbal Antikanker, Antibakteri dan Antioksidan. Farmaka. 15(2): 90-96.

Haryani. 2010. Penambahan Vitamin C dalam Pakan untuk Meningkatkan Imunitas Benih Ikan Kerapu Macan, Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosis. Jurnal Akuakultur Indonesia 6(1): 43-53.

Page 102: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

87

Hidayati. 2017. Pengaruh Substitusi tepung Skeletonema costatum dalam Pakan Buatan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Juvenil Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). 2(2): 1-8.

Indraswati. 2010. Penambahan Vitamin C dalam Pakan untuk Meningkatkan Imunitas Benih Ikan Kerapu Macan, Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosis. Jurnal Akuakultur Indonesia 6(1): 43-53.

Indriani dan Sumiarsih. 1991. Identifikasi efek analgesik alga coklat Sragassum sp. pada mencit (Mus muscullus). Skripsi: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

Instruction Manual ATAGO – Salinity Refractometer. Cat No. 2493 ATAGO CO. LTD. Tokyo Japan. 2007. 25 Halaman.

Instruction Manual pH300310 Waterproof Hand-Held pH/ mVI Temperature Metter, EUTECH INSTRUMENS revs9 2007. Halaman 1-30.

Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap Kadar Priperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrafracti fructus). Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Halaman 1-66

Irvine, D. E. G. and Price. J. H., 1978. Modern Approaches to The Taxonomy of Red and Brown Algae. Academic Press, London.

Izzati, M. 2007. Skreening Potensi Antibakteri pada beberapa Spesies Rumput Laut terhadap Bakteri Patogen pada Udang Windu. BIOMA. 9(2): 62-67.

Jahili, Z. 2015. Identifikasi efek analgesik alga coklat Sragassum sp. pada mencit (Mus muscullus). Skripsi: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

Johansson, M. W., Keyser P., Sritunyalucksana, K. dan Sonderhall K. 2000. Crustacean Haemocytyes and Haemotopiesis. Aquaculture. 101: 45-52.

Kadi, A. 2004. Potensi Rumput laut Dibeberapa Perairan Pantai Indonesia. Oseana. 29(4): 25-36.

Kilawati, Y. Maimunah, Y. 2014. Kualitas Lingkungan Tambak Intensif Litopenaeus vannamei Dalam Kaitannya Dengan Prevalensi Penyakit White Spot Syndrome Virus. FPIK Unibraw : Malang. Journal Of Life Science. 1(2):127-136.

Kordi, M. G. H dan A. B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Halaman 1-170.

Jasmanindar, Y. 2009. Penggunaan Ekstrak Gracilaria verrucosa untuk Meningkatkan Sistem Ketahan Udang Vanname (Litopenaeus vannamei). Thesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor: Bogor. Halaman 1-120.

Page 103: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

88

Johnny, F., K. Mahardika, I. N. A. Giri dan D. Roza. Penambahan Vitamin C dalam Pakan untuk Meningkatkan Imunitas Benih Ikan Kerapu Macan, Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosis. Jurnal Akuakultur Indonesia 6(1): 43-53.

Johnson, S. K. 1995. Handbook of Shrimp Diseases. Departement of Wildlife and Fisheries Sciences Texas A&M University. Halaman 1-30.

Kartadinata, A., A. Setiawan dan T. Herawati. 2011. Pengaruh Substitusi tepung Skeletonema costatum dalam Pakan Buatan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Juvenil Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). 2(2): 1-8.

Khotimah, K., Darius dan B. B. Sasmito. 2013. Uji Aktivitas Senyawa Aktif Alga Coklat (Sargassum fillipendulla) sebagai Antioksidan pada Minyak Ikan Lemuru (Sardinella longiceps). Thpi Student Journal. 1 (1): 10-20.

Kordi, M. G. H dan A. B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. PT Rineka Cipta: Jakarta

Lightner, D. V. 1996. A Handbook of Shrimp Pathology and Diagnostic Prducers for Diseases of Culture Panaeid Shrimp. The world Aqaculture Society: USA. Halaman 1-110.

LIPI. 2011. Fauna Indonesia. Pusat Penelitian Biologi. 2(10).

Machmud. 2014. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap Kadar Priperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrafracti fructus). Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Halaman 1-66

Maharany. 2017. Pengaruh Substitusi tepung Skeletonema costatum dalam Pakan Buatan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Juvenil Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). 2(2): 1-8.

Makmur, H. S. Suwono dan R. Syah. Aplikasi Feeding Regime pada Pemeliharaan Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Pola Super Intersif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau. Halaman 1-20.

Mansyur, A., H. S. Suwono dan Rachmansyah. 2010. Pengaruh pengurangan ransum pakan secara periodik terhadap pertumbuhan, sintasan dan produksi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) Pola Semi-Intensif di Tambak. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Manoppo, H. 2011. Peran Nukleotida Sebagai Imunostimulan Terhadap Respon Imun Nonspesifik Dan Resistensi Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei). TESIS. Sekolah Pascasarjana. IPB : Bogor.

Mann. 1982. Virus Penyakit Ikan/ Udang. Penerbit: Universitas Negeri Malang: Malang. Halaman 1-106.

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi senyawa aktif. Jurnal Kesehatan. 7(2): 361-367.

Page 104: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

89

Nuhman. 2008. Pengaruh Prosentase Pemberian Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). Berkala Ilmiah Perikanan. 3(1): 35-39.

Nursid, M., T. Wikanta dan R. Susilowati. 2013. Aktivitas Antioksidan, Sitotoksisitas dan Kandungan Fukosantin Ekstrak Rumput Laut Coklat Dari Pantai Binuangeun, Banten. JPB Kelautan dan Perikanan. 8(1): 73-84.

Nurwati. 2002. Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase, Katalase, dan Glutation Persokside Penderita Sindrom Metabolik. MKB. 1: 7-12.Pakidi, C. S. dan H. S. Suwoyo. 2016. Potensi dan Pemanfaatan Bahan Aktif Alga Cokelat Sargasum sp. OCTOPUS Jurnal Ilmu Perikanan. 6(1): 551-562.

Pranawary. 2012. Kajian Kualitas Air pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Sistem Pergiliran Pakan Di Tambak Intensif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Hal 329-337

Prawira, M. A., A. Sudaryono dan D. Rachmawati. 2014. Penggantian Tepung Ikan dengan Tepung Kepala Lele dalam Pakan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Juvenil Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Journal of Aquaculture Management Technology 3(4): 1-8.

Peraturan Menteri Kalautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/ 2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Sekretaris Negara Republik Indonesia. Halaman 1-30.

Pasongli, H. G. D. Dirawan dan Suprapta. 2015. Zonasi Kesesuaian Tambak untuk Pengembangan Budidaya Udang Vannamei(Penaeus vannamei) pada Aspek Kualitas Air di Desa Todowongi Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Bioedukasi. 3(2): 324 – 335.

Prajitno, A. 2008. Virus Penyakit Ikan/ Udang. Penerbit: Universitas Negeri Malang: Malang. Halaman 1-106.

Prayi. 2007. Udang Vanname, Pembudidayaa dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya: Jakarta. Halaman 1-47.

Rahma, H. N., S. B. Prayitno dan A. H. C. Haditomo. Infeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.) yang Dipelihara pada Salinitas Media yang Berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology. 3(3): 25-34.

Rahmawati, E. 2017. Ketahanan Udang Vanname (L. vannamei, Boone 1931) yang Diberi Probiotik Bacillus sp. D2.2 Terhadap Infeksi Vibrio alginolyticus. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Halaman 1-34.

Ratti, C. 2001. Hot air and freeze-drying of highvalue Feeds: a review. Journal of Feed Engineering, 49, 311-31

Page 105: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

90

Ridlo, A. dan Subagiyo. 2013. Pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan dan Kelulushidupan Udang Litopenaeus vannamei yang Diberi Pakan dengan Suplementasi Prebiotik FOS (Fruktooligosakarida). Buletin Oseanografi Marina. 2(4): 1-8.

Ridlo, A. dan R. Pramesti. 2009. Aplikasi Ekstrak Rumput Laut sebagai Agen Imunostimulan Sistem Pertahanan Non Spesifik pada Udang (Litopenaeus vannamei). 14(3): 133-137.

Rukminasari, N., Nadiarti dan Awaluddin. 2014. Pengaruh Derajat Keasaman (pH) Air Laut terhadap Konsentrasi Kalsium dan Laju Pertumbuhan Halimeda sp. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan). 24(1):28-34

Santhaman. 2015. Ekstraksi Rumut Laut Coklat Padina sp. dan Pengujian Ekstrak Sebagai Inhibitor Tirosinase. Skripsi: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Sahrijanna, A. dan Sahabuddin. 2014. Kajian Kualitas Air pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Sistem Pergiliran Pakan Di Tambak Intensif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Hal 329-337.

Sakthivel, A., O. Selvakumar dan A. Gopalakrishnan. 2014. Effect of Mineral Deposition on Shrimp Litopenaeus vannamei in High Alkaline Water of Pennar River, Andhra Pradesh of Southeast Coast of India. Journal Aquaculture Research and Development. 5(4): 1-6.

Santoso. 2004. Statistik Jilid 1. Penerbit Swadaya

Saraswati, E., A. Prayitno, U. Yanuhar dan A. L. Abadi. 2013. Immune Response of White Shrimp Litoenaeus vannamei that Injected with the Extract of Diatomae Chaetoceros ceratosphorum. Journal Basic and Applied Scientifis Research. 3(7):998-1004.Sari 2012

Smith, V. J., J, H. Brown and C. Hauton. 2003. Immunostimulation In Crustaceans: Does It Really Protect Against Infecctions. Fish and Shellfish Immunology. 15(1): 71-90.

SNI. 2004. Air dan Air Limbah - Cara Uji Derajad Keasaman (pH) dengan Menggunakan Alat pHMeter. Badan Standarisasi Nasional.

Soenardjo. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia Jakarta.

Standard Nasional Indonesia. 2005. Pengukuran Suhu. SNI 06-6989.23. ICS No. 13.060.01. Halaman 1-10.

Sudarmadji, Slamet., Bambang dan Suhari. 1997. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Fakultas Pertanian UGM Liberty. Yogyakarta.

Supriatna. 2013. Pengaruh Salinitas Terhadap Efek Infekssi Vibrio harveyi pada Udang Vaname (Litopenaeus vannmaei). Journal of Aquaculture Management 5(1):82-90.ent and Technology.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian: Model Praktis penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Buku Ajar Perkuliahan. Universitas Pendidikan Indoneisa; Jakarta. Halaman 1-110.

Page 106: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

91

Suryaningrum, Th. D., T. Wikanta dan H. Kristiana. 2006 Uji aktivitas senyawa

antioksidan dari rumput laut Halymenia harveyana dan Eucheuma

sp.. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 1:

1

Suwarsih., Marsoedi., N. Harahab dan M. Mahmudi. 2016. Kondisi Kualitas Air pada Budidaya Udang di Tambak Wilayah Pesisir Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Prosiding Seminar Nasional Kelautan. Universitas Brawijaya.

Suwoyo, H. S dan M. Mangampa. 2010. Aplikasi Probiotik dengan Konsentrasi Berbeda pada Pemeliharaan Udang Vannamei(Litopenaeus vannamei). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau.

Suyanto, Rachmatun dan E. P. Takarina. 2009. Panduan Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya: Depok.

Taqwa, F. H. 2008. Pengaruh Penambahan Kalium pada Masa Adaptasi Penurunan Salinitas dan Waktu Pergantian Pakan Alami oleh Pakan Buatan terhadap Performa Pascalarva Udang Vannamei(Litopenaeus vannamei). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Tizard, I. 1982. Vaterinary Immunology. An Introduction. Third Ed. W. B. Saunders co Masduki Partodirejo, Penerjemah. 1988. Airlangga University Press, surabya. Halaman 1-90.

Truong-Giang Huynh, Su-Tuen Yeh, Yong-Chin Lin, Jeng-Feng Shyu, Li-Li Chen dan Jiann-Chu Chen. 2011. White Shrimp Litopenaeus vannamei Immersed in Seawater Containing Sargassum Hemiphyllumvar Chinensefreeze dry and Its Extract Showed Increased Immunity and Resistance Againts Vibrio alginolyticus and White Spot Syndrome Virus. Fish and Shellfish Immunology. 31: 286-293.

Tukan, M. V. N. 2014. Ekstraksi Rumut Laut Coklat Padina sp. dan Pengujian Ekstrak Sebagai Inhibitor Tirosinase. Skripsi: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Utami, W., Sarjito dan Desriana. 2016. Pengaruh Salinitas Terhadap Efek Infekssi Vibrio harveyi pada Udang Vaname (Litopenaeus vannmaei). Journal of Aquaculture Management 5(1):82-90.ent and Technology.

Van e Braak, C. B. T., M. H. A. Botterblom, E. A. Huisman, J. H. W. M. Rombout and W. P. W. Van Der Knaap. 2002. Preliminary Study on Heamocyte Response to White Spot Syndrom Virus Infection in Black Tiger Shrimp Penaeus monodon. Disease of Aquatic Organism. 51(2): 149-155.

Wandansari, N. D. 2013. Perlakuan Akutansi Atas PPHPasal 21 pada PT. Artha Prima Finance Kotamobagu. Jurnal emba. 1(3): 558-566.

Wahjuningrum, D., S. H. Sholeh dan S. Nuryati. 2006. Pencegahan Infeksi Virus White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Windu Penaeus monodon dengan Cairan Ekstrak Pohon Mangrove (CEPM)

Page 107: EFEKTIFITAS FREEZE DRY RUMPUT LAUT SEBAGAI …repository.ub.ac.id/12578/1/Jessintya Palupi.pdf · efektifitas freeze dry rumput laut sebagai imunostimulan terhadap respon imun non

92

Avicennia sp. dan Sonneratia sp. Jurnal Akuakultur Indonesia 5(1): 65-75.

Wahyudewantoro, G. 2011. Catatan Biologi Udang Putih Litopenaeus monodon (Boone, 1931). Fauna indonesia. 10(2):1-7.

Wang, Xian-Wei, Yi-Hui Xu, Ji-Dong Xu, Xiao-Fan Zhao dan Jin-Xing Wang. 2014. Collaboration Between a Soluble C-Type Lectin and Calreticulin Facilitates White Spot Syndrome Virus Infection in Shrimp. The Journal of Immunology. DOI: 10.4049. 1(2): 9-17.

Winarsi, H., S. P. M. Wijayanti dan A. Purwanto. 2012. Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase, Katalase, dan Glutation Persokside Penderita Sindrom Metabolik. MKB. 1: 7-12.

Wibowo. 2014. Pertumbuhan dan Sintasan Larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Melalui Substitusi Tepung Ikan dengan Tepung Usus Ayam. Jurnal Mina Laut Indonesia. 1(1): 93-103.

Widyartini, D. S., P. Widodo dan A. B. Susanto. 2017. Thallus variation of Sargassum polycystum from Central Java, Indonesia. Biodiversitas. 18(3): 1004-1011.

Widyantoko W., Pinandoyo dan V. E. Herawati. 2015. Optimalisasi Penambahan Tepung Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) yang Berbeda dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Juvenil Udang Windu (Penaeus monodon). Journal Aquacuture Management and Technology. 4(2): 9-17.

Winarno, F. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1990. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia Jakarta.

Winarno F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama.

WWF Indonesia. 2014. Better Management Practice, Seri Panduan Perikanan Skala Kecil, Budidaya Udang Vannamei: Tambak Semi Intensif dengan Pengolahan Air Limbah (IPAL). Jakarta Selatan: WWF Indonesia Edisi 1 Desember 2014.

Yudiati, E., A. Isnansetyo, Murwantoko, Ayuningtyas, Triyanto, C. R. Handayani. 2016. Innate immune-stimulating and immune genes up-regulating activities of three types of alginate from Sargassum siliquosum in Pacific white shrimp, Litopenaeus vannamei. Fish and Shellfish Immunology. 54 (2016): 46-53.

Yustianti, M. N. Ibrahim dan Ruslaini. 2013. Pertumbuhan dan Sintasan Larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Melalui Substitusi Tepung Ikan dengan Tepung Usus Ayam. Jurnal Mina Laut Indonesia. 1(1): 93-103.


Top Related