Transcript
Page 1: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia 2017

Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 40/202 Tahun 1985 menetapkan peringatan Hari Habitat Dunia jatuh pada setiap

Senin pertama bulan Oktober dan pertama kali diperingati pada tahun 1986. Peringatan Hari Habi-tat Dunia bertujuan merefleksi kondisi permukim­an dunia dan mengingatkan para pemangku ke-pentingan tentang tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mem-bentuk masa depan permukiman dan kota-kota.

Peringatan Hari Habitat Dunia Tahun 2017 berte-patan dengan peringatan satu tahun implementasi Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda) yang diadopsi di Konferensi Habitat III, di Quito Ekuador bulan Oktober 2016. Agenda Baru Perkotaan menekankan pada pergeseran paradigma dimana urbanisasi tidak dilihat sebagai masalah, tapi justru sebagai peluang dan berperan sebagai motor pembangunan, serta menjadi prasyarat per-tumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Agenda Baru Perkotaan perlu didukung prinsip-prinsip pembangunan yang inklusif, berkeadilan sosial-ekonomi dan keberlanjutan. Agenda Baru Perkotaan juga mendukung pelaksanaan Sus-tainable Development Goals (SDGs) yang telah ditetapkan PBB, khususnya Goal 11 ‘Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable’ atau ‘Membangun kota dan per-mukiman yang inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan’, yang juga terkait dengan tujuan pembangunan lainnya.

Direktur Eksekutif UN Habitat, Dr. Joan Clos me-nyampaikan bahwa kajian tentang keterjangkauan perumahan menunjukkan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir kebutuhan perumahan, baik milik dan sewa meningkat, namun perumahan menjadi semakin tidak terjangkau bagi mayoritas penduduk dunia. Saat ini diperkirakan 1.6 milyar penduduk dunia menempati hunian tidak layak, di mana satu milyar penduduk tinggal di permukiman kumuh. Menjamin keterjangkauan perumahan merupakan isu yang kompleks dan strategis untuk pembangun-an ekonomi, keadilan dan perdamaian sosial. Agenda pembangunan perlu memprioritaskan kebutuhan perumahan bagi masyarakat miskin dan rawan, terutama perempuan, lansia, anak muda dan mereka yang tinggal di permukiman kumuh. Inilah yang menjadi latar belakang tema Hari Habitat Dunia 2017, Housing Policies: Affordable Homes.

Diperlukan kebijakan perumahan dan perkotaan yang memperhatikan berbagai tantangan dunia saat ini yaitu urbanisasi, perubahan iklim, kesenjangan sosial-ekonomi, mobilitas dan konsumsi energi. Perumah-an perlu ditempatkan sebagai inti dari kebijakan nasional perkotaan, yang didukung strategi untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesehatan dan peluang kerja. Aksi untuk mewujudkan rumah terjangkau dan layak huni bagi semua membutuhkan komitmen dan sinergi pemangku kepentingan.

Memaknai Tema Hari Habitat Dunia 2017Program Satu Juta Rumah untuk Rakyat Pemerintah memilki komitmen yang tinggi terkait dengan tugas penyediaan perumahan bagi warga masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Komitmen pemerintah ini tentu dilandasi oleh amanat UUD 1945 yang mewa-jibkan pemerintah untuk menjamin pemenuhan kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat khu-susnya MBR.

Sebagai wujud nyata pemerintah untuk membantu MBR memiliki rumah layak huni, Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Satu Juta Rumah untuk Rakyat Tahun 2015. Untuk mendukung pen-capaian Program Satu Juta Rumah dan khususnya meningkatkan keterjangkuan MBR untuk meng-huni rumah yang layak huni, Kementerian Peker-jaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Ditjen Pembiayaan Perumah an telah menjalankan beberapa program bantuan pembiayaan perumahan berupa: Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) dengan suku bunga tetap sepanjang masa tenor, Kredit Pemilikan Rumah lewat Subsidi Selisih Bunga (KPR SSB), dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM). Saat ini sedang uji coba pembiayaan mikro perumahan melalui kegiatan dekonsentrasi di 16 (enam belas) provinsi. Juga sedang dilakukan kajian batas peng-hasilan MBR yang berbasis rumah tangga agar dapat meningkatkan keterjangkauan masyarakat berpenghasilan rendah, terutama yang bekerja di sektor ekonomi informal seperti pedagang kaki lima, petani, nelayan, pekerja rumah tangga dll. Isu keterjangkauan bukan hanya intervensi dalam pembiayaan perumahan, tetapi juga perlu didukung pemberdayaan masyarakat, baik sosial dan ekono-mi, agar mampu dalam jangka panjang memenuhi kebutuhannya.

Untuk meningkatkan akses masyarakat menem-pati rumah layak huni maka Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR melaksanakan program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya), pembangunan rusunawa (Rumah Susun Sewa) dan rumah khusus di daerah perbatasan dan pulau-pulau terpencil. Di Tahun 2017 (status 23 Oktober 2017) realisasi program BSPS mencapai 109.254 unit, rusunawa mencapai 11.097 unit dan rumah khusus mencapai 5.047 unit.

Pada akhrnya cita-cita mewujudkan amanat UUD 1945 ‘setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat’ membutuhkan sinergi upaya berbagai pemangku kepentingan baik di tingkat pemerintah pusat, dan juga di tingkat pemerintah daerah, lembaga pembiayaan bank dan bukan bank, pengembang, lembaga litbang (penelitian dan pembangunan), produsen bahan bangunan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan masyarakat sendiri. n

Buletin

Media Internal Pembiayaan Perumahan

Daftar Isi

Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017 | 1

DARI REDAKSI

Puji Syukur kami panjatkan atas terbitnya Buletin Rumah Kita edisi perdana pada bulan Oktober ini, yang diharapkan dapat menjadi rumah

bagi kita dalam menyamakan informasi khususnya di Internal Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan. Edisi perdana ini kami mengangkat tema mengenai Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia (HHD). Dua peringatan ini selain waktu pelaksanannya berdekatan, juga pada tahun ini mengangkat isu mengenai perumahan dalam tema peringatannya, seperti Hari Perumahan Nasional tahun ini mengangkat tema Rumah Layak Huni menuju masyarakat sejahtera sedangkan Hari Habitat Dunia Tahun ini mengangkat tema rumah yang terjangkau. Pada edisi perdana ini kami mencoba menyajikan informasi mengenai berbagai kegiatan yang sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan ke depan untuk mencapai rumah layak huni yang terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penerbitan Buletin ini, selamat membaca Buletin Rumah Kita edisi Perdana. n

Dari Redaksi

1 Memaknai Tema Hari Habitat Dunia 2017

2 Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang Untuk Peningkatan

Kualitas Perumahan

3 Program Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan memudahkan Pekerja Sektor Informal Menghuni Rumah Layak

4 Tantangan Pembiayaan Perumahan, Kini dan Ke Depan

5 • Kejuaraan Gate Ball Dalam Rangka Hapernas 2017

• Ziarah Ke Makam Bung Hatta

6 Peningkatan Ketepatan Sasaran dan Kualitas Rumah Bersubsidi

7 • Pelaksanaan Dekon

Sub Bidang Pembiayaan Perumahan di 16 Provinsi

• Pemberdayaan BPD untuk Percepatan Realisasi KPR FLPP

RK 291017 FA.indd 1 29/10/2017 16:23:07

Page 2: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

| DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN

2 | Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017

Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang Untuk Peningkatan Kualitas Perumahan

Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang untuk Peningkatan Kualitas Perumahan merupakan tema dari Sarasehan yang

dilaksanakan dalam rangka Hari Perumahan Nasional tahun 2017. Acara ini terselenggara berkat kerjasama antara Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan dengan Badan Penelitan dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Butir penting yang disampaikan antara lain bahwa isu pembangunan rumah subsidi yang harus diselesaikan bukan hanya dari segi kuantitas saja, tetapi juga kualitas. Kualitas rumah subsidi harus mampu bertahan setidaknya dalam jangka waktu masa tenor yaitu sampai dengan 20 tahun.

Pada acara tersebut dihasilkan beberapa kesimpulan, antara lain :a) Peran dari masing-masing pelaku

perumahan dalam kegiatan pengawasan dan pengendalian kualitas rumah subsidi perlu untuk didefinisikan sejelas mungkin agar pengawasan dan pengendalian kedepannya dapat berjalan secara efektif dan efisien.

b) Intensitas sosialisasi kepada Pemerintah Daerah terkait Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) perlu ditingkatkan dikarenakan masih banyaknya Kabupaten/Kota yang belum mengimplementasikan hal tersebut sehingga menyulitkan pengembang dalam membangun rumah subsidi

c) Perlunya optimalisasi fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman di daerah sehingga koordinasi pengembang

dengan pemerintah tidak hanya bergantung pada level pemerintah pusat saja.

d) Perlu disusunnya pengaturan mengenai SLF untuk daerah yang belum melembagakan SLF.

e) Ditjen. Pembiayaan Perumahan akan melakukan pertemuan koordinasi dengan seluruh Pemerintah Kota/Kabupaten bersama dengan Ditjen. Bangda Kemendagri dan Ditjen. Cipta Karya PUPR untuk membahas: (1) Kebijakan pemerintah dalam penyediaan perumahan bagi MBR; dan (2) Tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengawasan pembangunan rumah bagi MBR, khususnya terkait IMB dan SLF.

Peluncuran Kamus Istilah Pembiayaan Perumahan

Ditjen Pembiayaan Perumahan melakukan soft launching ‘Kamus Istilah Pembiayaan Perumahan’. Kamus ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan mitra kerja untuk lebih memahami istilah-istilah pembiayaan perumahan. Kamus ini mengambil Isitlah–istilah dari Undang-undang, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan kamus-kamus yang sudah ada sebelumnya, dengan menggunakan metode penyusunan berdasarkan pada konsep ilmiah agar layak menjadi isitilah pembiayaan

perumahan. Kamus Istilah Pembiayaan Perumahan terdiri dari 120 halaman dengan ukuran 12,7 cm x 25,4 cm memiliki ISBN No. 978-602-50165-0-9.

Pada kesempatan ini dilaksanakan penyerahan kamus secara simbolik oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Lana Winayanti kepada perwakilan mitra kerja yaitu REI, MP3I, Wakil Walikota Tangerang

Selatan mewakili unsur Pemerintah Daerah dan juga Bank BTN. Diharapkan pemangku kepentingan dapat memberikan masukan untuk ‘Kamus Istilah Pembiayaan Perumahan’, yang akan diluncurkan menjelang Hari Bakti PU ke-72. n

RK 291017 FA.indd 2 29/10/2017 16:23:16

Page 3: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017 | 3

Program Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan memudahkan Pekerja Sektor Informal Menghuni Rumah Layak

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan secara resmi telah meluncurkan program Pembiayaan

Swadaya Mikro Perumahan (PSMP) yang ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) antara Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan dengan Bank BRI, Bank BKE, PT. Pegadaian dan Yayasan Habitat Kemanusiaan Indonesia Nota Kesepahaman ini dimaksudkan sebagai upaya kerjasama pembinaan dan penyaluran Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan bagi pekerja informal

Penandatangan Nota Kesepahaman ini dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan Seminar Nasional dengan tema Rumah Layak dan Terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Tidak Tetap yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, sebagai salah satu rangkaian acara Hari Perumahan Nasional Tahun 2017

Penandatanganan MOU ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam membina Lembaga Jasa Keuangan dalam penerapan sistem pembiayaan perumahan di daerah, dimana nantinya 4 (empat) lembaga jasa keuangan ini akan dibina untuk menyalurkan pembiayaan swadaya mikro perumahan

(pilot project) kepada komunitas masyarakat berpenghasilan tidak tetap di 16 (enam belas) provinsi yang memperoleh dana Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan Tahun 2017.

Dengan adanya program PSMP ini diharapkan sesuai dengan karakteristik penghasilan masyarakat sektor informal yang kurang cocok diberikan kredit dalam jumlah yang besar dan dalam tenor yang panjang. Untuk itu disain PSMP yang akan disalurkan adalah pinjaman dengan tenor maksimum 5 (lima) tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Untuk tahap awal ini, sumber dana PSMP menggunakan murni dana lembaga jasa keuangan dengan mekanisme pasar.

Melalui PSMP ini masyarakat sektor informal masih berpeluang untuk mendapatkan pembiayaan perumahan yang sifatnya inkremental dan berulang dalam memenuhi kebutuhan rumahnya secara bertahap (incremental housing), sambil membangun kelayakan kreditnya (creditworthiness) di mata lembaga jasa keuangan.

Saat ini produk PSMP masih terbatas di pasar pembiayaan. Penandatanganan MOU diharapkan dapat memotivasi dan memberi angin segar bagi lembaga jasa keuangan

dan lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan produknya masuk ke dalam bisnis pembiayaan mikro perumahan. Semakin banyak lembaga jasa keuangan, seperti bank, perusahaan pembiayaan, koperasi, dan lainnya yang memiliki produk pembiayaan mikro perumahan akan membuat produk ini semakin kompetitif dan semakin banyak lapisan masyarakat yang terlayani untuk membiayai kebutuhan rumahnya, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap.

Salah satu Bank yang bekerjasama dalam program ini adalah Bank Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui agen BRI Link yang merupakan perluasan layanan dimana BRI menjalin kerjasama dengan nasabah BRI sebagai Agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online dengan konsep sharing fee dan sampai dengan akhir 2016, tercatat sejumlah 84.550 agen BRILink telah dimiliki oleh Bank BRI Jumlah tersebut setara dengan jumlah desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.melaui kerjasama ini diharapkan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya yang bekerja di sektor informal dapat memiliki rumah layak huni dan terjangkau. n

RK 291017 FA.indd 3 29/10/2017 16:23:21

Page 4: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

| DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN

4 | Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017

KALENDERHAPERNAS 2017

21 - 22 AGUSTUS 2017GATEBALL

RUMAH LAYAK DANTERJANGKAUBAGI MASYARAKATBERPENGHASILANTIDAK TETAP23 AGUSTUS 2017

SEMINAR

24 AGUSTUS 2017

SERAH TERIMA PSUDAN SOSIALISASIPERUMAHAN

25 AGUSTUS 2017ZIARAH

TALKSHOW RADIOSINDO28 AGUSTUS 2017TALKSHOW

KOMPAS TV18 AGUSTUS 2017

PENGHARGAAN KEPADA PEMDA

PAMERAN11 AGUSTUS 2017

INDONESIA PROPERTIEXPO 2017

11 - 20 AGUSTUS 2017

LOMBA FOTO

PAMERAN FOTO

WORKSHOP FOTOGRAFI10 - 24 AGUSTUS 2017

LOMBA FOTOPERUMAHAN

29 AGUSTUS 2017

25 - 31 AGUSTUS 2017

TANTANGAN PEMBIAYAANPERUMAHAN,KINI DAN MASA DEPAN

DISKUSI TERFOKUS

9 AGUSTUS 2017

SULAWESI TENGAH

JAWA BARAT14 - 16 AGUSTUS 2017

MEDIA VISIT

18 - 19 AGUSTUS 2017

21 AGUSTUS 2017JUMPA PERS

PEMANFAATAN TEKNOLOGIHASIL LITBANG UNTUKPENINGKATAN KUALITASPERUMAHAN21 AGUSTUS 2017

SARASEHAN

Tantangan Pembiayaan Perumahan, Masa Kini dan Ke Depan

perumahan yang sedang disusun oleh Ditjen Pembiayaan Perumahan, dan memberi masukan agar roadmap tersebut dapat lebih detil mengenai implementasi program isu

strategis sistem pembiayaan perumahan, serta peran dari K/L terkait;

Dalam kesempatan tersebut disampaikan perlunya membentuk forum komunikasi otoritas properti sebagai wadah dalam sistem pembiayaan properti dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perumahan;

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan bahwa Ditjen Pembiayaan Perumahan perlu melakukan koordinasi dan pemberdayaan terhadap Lembaga Jasa

Keuangan dan Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank termasuk Pegadaian sebagai alternatif sumber pembiayaan perumahan dan juga melakukan koordinasi serta pembinaan kepada Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan

kemudahan dan akses pembiayaan perumahan di daerah, terutama dukungan pada skema pembiayaan, penyediaan lahan serta kemudahan perizinan. n

Sebuah diskusi terfokus digelar pada 9 Agustus 2017 yang merupakan rangkaian kegiatan Hapernas 2017.

“Diskusi ini bertujuan untuk menghimpun aspriasi dan tanggapan mitra kerja Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan terkait dengan tantangan pembiayaan perumahan dan rencana fungsi Direktorat Jenderal Pembiayaan

Dalam kesempatan tersebut disimpulkan beberapa hal antara lain :

Ditjen pengelolaan pembiayaan dan risiko, Kementerian Keuangan mendukung penyusunan Roadmap sistem pembiayaan

RK 291017 FA.indd 4 29/10/2017 16:23:35

Page 5: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017 | 5

Kejuaraan Gate BallDalam Rangka Hapernas 2017

Peringatan Hapernas Tahun 2017 ini disemarakkan dengan Pertandingan Gateball, dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi cabang

oleh raga Gateball dan memasyarakatkan cabang olah raga Gateball. Disamping itu, meningkatkan rasa sportivitas dan rasa persaudaraan antar pegawai di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) baik yang bertugas di pusat maupun di daerah

Sistem Pertandingan Gateball dibagi menjadi 2 (dua), yaitu babak penyisihan setengah kompetisi (dengan jumlah peserta sebanyak 56 tim) dan sistem gugur (dengan jumlah peserta sebanyak 32 tim).

Pertandingan Gateball dibuka oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Ibu Lana Winayanti selaku Wakil Ketua Tim Pengarah Pertandingan Gateball di Lapangan Gateball

Kementerian PUPR, diawali dengan pertandingan pembukaan Juara Tahun 2016 BBPJN 13 Makassar dan SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Timur. Selanjutnya,pelaksanaan Pertandingan Gateball dilaksanakan di Lapangan MABES POLRI selama dua hari, dengan hasil sebagai

Ziarah Ke Makam Bung Hatta

Seluruh Jajaran Pejabat dan staf di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan ziarah ke makam Bung

Hatta (25/8) bertempat di TPU Tanah Kusir, Jakarta sebagai salah satu rangkaian kegiatan hari perumahan Nasional, sebagai bentuk penghormatan sebagai Bapak Perumahan Nasional dan sekaligus menjadi moment untuk memaknai hari Perumahan Nasional.

Bung Hatta atau Mohammad Hatta selain dikenal sebagai Bapak Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia dan Bapak Koperasi, juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting yang sangat concern pada masalah perumahan. Namun, pemikiran Bung Hatta mengenai permasalahan perumahan hanya diketahui secara terbatas oleh kalangan tertentu saja, khususnya mereka yang bergelut di bidang perumahan dan permukiman. Pemikiran Bung Hatta mengenai bidang perumahan tentu dapat ditangkap dengan baik ketika Bung Hatta menyampaikan pemikirannya melalui pidato pada Kongres Perumahan Rakyat Sehat di Bandung yang berlangsung pada tanggal 25 – 30 Agustus 1950, yang dihadiri perwakilan 63 kabupaten dan kotapraja, 4 provinsi, Jawatan Pekerjaan Umum, utusan organisasi pemuda, Barisan Tani, pengurus parindra dan tokoh perseorangan lain. Permasalahan

perumahan yang dibahas menyangkut bahan pembangunan rumah rakyat, bentuk perumahan, sanitasi perumahan sampai menyangkut peraturan dan persediaan tanah perumahan. Hasil Kongres tersebut menghasilkan beberapa usulan mengenai harus didirikannya perusahaan pembangunan perumahan di daerah, penetapan syarat–syarat minimal bagi pembangunan perumahan dan pembentukan badan yang menangani perumahan.

Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017 | 5

berikut: • Juara I Ditjen Bina Marga• Juara 2 BPJN Papua • Juara 3 Tim SNVT Penyediaan Peruma-

han Juara 4 BBWS Cimanuk. n

Pemikiran Bung Hatta merupakan landasan pemerintah menetapkan lahirnya Hari Perumahan Nasional pada tanggal 25 Agustus 2008. Hal ini sebagai salah satu bukti keseriusan pemerintah didukung oleh seluruh pemangku kepentingan bidang perumahan untuk menjalankan amanat konstitusi dalam membantu masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah untuk mendapatkan rumah layak huni. n

RK 291017 FA.indd 5 29/10/2017 16:23:46

Page 6: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

| DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN

6 | Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan melaksanakan FGD Pararel dengan tema Peningkatan

Ketepatan Sasaran dan kualitas Rumah Bersubsidi, yang dilaksanakan di Hotel Sultan Pada tanggal 22 Agustus 2017. Dalam acara tersebut, dilaksanakan empat Focus Group Discussion (FGD) secara bersamaan, untuk membahas isu – isu strategis di bidang pembiayaan perumahan antara lain :

Penyusunan Mitigasi Bantuan Pembiayaan Perumahan yang Tidak Tepat Sasaran,FGD ini dilaksanakan Direktorat Evaluasi Bantuan Pembiayaan Perumahan. Adapun tujuan FGD ini memaparkan beberapa temuan lapangan atas bantuan pembiayaan perumahan dan mendapatkan masukan terkait upaya mengurangi resiko ketidaktepatan sasaran bantuan pembiayaan perumahan. Adapun kesimpulan yang didapat dalam FGD tersebut antara lain Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan dan PPDPP akan bekerjasama dengan Pemda untuk lebih mensosialisasikan program bantuan pembiayaan perumahan, antisipasi agar masyarakat tidak dirugikan terkait adanya program bantuan pembiayaan perumahan, sedangkan untuk mensertifikasi kelayakan rumah atau rumah layak huni, akan bekerjasama dengan Balitbang PUPR. Selain itu Buku Pedoman Rumah Layak Huni akan disosialisasikan agar dapat diterapkan dalam verifikasi fisik dan bangunan rumah.

Pembiayaan Rumah Swadaya Untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah Layak Huni, Acara ini dilaksanakan oleh Direktorat Pola Pembiayaan Perumahan, tujuan FGD ini

Peningkatan Ketepatan Sasaran dan kualitas Rumah Bersubsidi

dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya dukungan pemerintah dalam pembiayaan rumah swadaya dalam rangka meningkatkan akses bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah terhadap rumah layak huni. Adapun hal – hal penting yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain : a) Perlunya data MBR dan kondisi

perumahan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah,

b) Perlunya penjaminan bagi MBR sector informal;

c) Usulan konsep kredit Triguna untuk mendukung kebutuhan masyarakat pada desil 3-4,

d) Dalam merancang Peraturan Menteri, perlu adanya pembahasan yang berisikan tentang keterlibatan Pemda, Civitas akademik agar lebih terarah dan jelas dalam memperoleh rumah selain perbankan dan asosiasi pengembang,

e) Dalam permodalan pembebanan bank untuk kredit beragunan rumah tinggal

f) Bobot risiko untuk perumahan swadaya dibuat lebih kecil dan pendekatanya bukan hanya untuk KPR bersubsidi saja tetapi program KPR kepada MBR sehingga kemampuan Bank dalam menyalurkan kredit kepada MBR termasuk swadaya akan lebih besar dan sangat membantu, Pendekatan tersebut yang nantinya harus disampaikan ke OJK dan Bank Indonesia,

g) Pada dasarnya secara keseluruhan, pemerintah harus membuat Skim Pembiayaan Perumahan yang mudah dijangkau oleh masyarakat, dan yang di dalamnya terdapat pendidikan masyarakat untuk membangun rumah sendiri (Swadaya)

Dinamika Pasokan Rumah MBR dalam Pengembangan Kebijakan Pembiayaan PerumahanForum diskusi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memvalidasi model sistem dinamika pasokan rumah yang dapat digunakan dalam menyusun kebijakan pembiayaan perumahan. adapun hal –hal penting yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam FGD tersebut antara lain : a) Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 64 Tahun 2016 Tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah perlu didukung dengan turunan peraturan daerah, maka diperlukan percepatan lahirnya Peraturan Daerah lewat dukungan Kementerian Dalam Negeri.

b) Perlu penyelarasan kembali agar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dapat bersinergi, khususnya untuk peran Pemerintah Daerah dalam pengembangan perumahan bagi MBR.

Penyusunan Konsep Kriteria MBRKegiatan ini membahas usulan penentuan Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk pembiayaan perumahan. Ada beberapa hal penting yang menjadi catatan penting dalam FGD tersebut antara lain : Pengertian MBR didalam konsep kriteria MBR adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan daya beli untuk menjangkau hunian layak. Adapun kriteria keterbatasan daya beli perumahan ditinjau dari:a) keterjangkauan masyarakat terhadap

sewa satuan rusunawab) keterjangkauan masyarakat terhadap

kepemilikan rumah tapak layak hunic) keterjangkauan masyarakat terhadap

kepemilikan satuan rumah susun layak huni

Penetapan kriteria MBR sebaiknya dilakukan oleh setiap daerah karena kondisi sosial-ekonomi dan biaya hidup yang berbeda-beda. n

RK 291017 FA.indd 6 29/10/2017 16:23:51

Page 7: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017 | 7

dilakukan karena sampai dengan saat ini Peran BPD belum besar. Kontribusinya baru dua persen dari penyaluran KPR, disisi lain BPD punya potensi besar yaitu lebih mengenal karakter masyarakat setempat, memiliki akses ke pemda dan masyarakat yang ada di pelosok sehinggga akan memudahkan akses masyarakat. Oleh karena itu, kita bekerjasama dengan PT. SMF dan sudah disusun SOP untuk KPR Bersubsidi.

Untuk itu peran Pemerintah Daerah sebagai salah satu dari lima pilar utama pembangunan

perumahan dalam hal ini juga Sebagai pemilik saham, Pemda perlu mendorong peningkatan peran BPD dalam menyalurkan pembiayaan perumahan yang lebih terjangkau, lebih mudah diakses dan lebih berkelanjutan bagi MBR di daerah selain itu Pemda juga perlu mendorong pembentukan BLU di daerah (BLUD) serta mengalokasikan dana dan/atau dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan. n

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan melaksanakan Roadshow di beberapa kota antara lain Solo,

Medan dan Makassar. Dalam acara ini telah penandatanganan Nota Kesepahataman (MoU), antara PT. SMF dengan BPD Jawa Timur, BPD Jawa Tengah, BPD DIY dan Perum perumnas terkait Percepatan Realisasi Kredit Pemilikan Rumah Fasiltias Likuiditas Pembiayaan Perumahan dan Kredit Pemilikan Rumah BPD Dalam Mendukung Program Sejuta Rumah yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian PUPR, Lana Winayanti.

Adapun maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka mendorong BPD untuk meningkatkan kinerja penyaluran KPR FLPP dengan dukungan re­financing dari PT. SMF dan kami berharap rencana penyaluran KPR BPD masuk dalam rencana bisnis BPD, hal ini perlu

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, secara resmi memulai pelaksanaan Pilot Project Pembiayaan Swadaya Mikro Perumah-an (PSMP) di 16 Provinsi melalui pelaksanaan Dekonsentrasi Sub

Bidang Pembiayaan Perumahan Tahun 2017. Pelaksanaan Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan diawali dengan Lokakarya Bimbing-an Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan di Jakarta dengan mengundang 16 SKPD penerima Dekonsentrasi, Pokja PKP di 16 Provinsi dan KPA/PPK Kesatkeran Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan Provinsi.

Adapun ke-16 (enam belas) Provinsi terpilih untuk pelaksanaan Pilot Project Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan melalui pelaksanaan Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan adalah: Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Banten, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Pelaksanaan Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan diatur dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: : 551/KPTS/M/2017 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerin tahan Kepada Gubernur melalui Kegiatan Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan Tahun 2017.

Kegiatan dekonstrasi sub bidang pembiayaan perumahan bertujuan untuk memberdayakan SKPD Provinsi agar lebih berperan secara aktif dalam Pembiayaan Perumahan khususnya untuk memperkuat sistem pembiayaan perumahan dan mengawal penyaluran subisidi perumahan bagi MBR agar lebih tepat sasaran. Pemerintah daerah bersama dengan pokja PKP dan tenaga ahli pembiayaan di 16 provinsi diharapkan dapat menyusun data MBR berpenghasilan yang memiliki kebutuhan rumah (baik untuk memiliki maupun meningkatkan

Pelaksanaan Dekon Sub Bidang Pembiayaan Perumahan di 16 Provinsi

kualitas dan membangun baru) dan bisa difasilitasi pembiayaan swadaya mikro perumahan. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan uji coba penerapan sistem pembiayaan swadaya mikro perumahan (PSMP). .Untuk mendukung PSMP, Ditjen Pembiayaan Perumahan bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia, Bank Kesejahteraan Ekonomi, Pegadaian dan Habitat for Humanity. Bank BRI akan menyalurkan sebanyak 3.000 unit dan BKE sebanyak 500 unit. Untuk BKE nantinya akan melayani komunitas PNS di daerah, khususnya golongan I dan II melalui kerjasama dengan Koperasi.

Skim pembiayaan swadaya mikro perumahan membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terutama yang tidak dapat mengakses KPR lewat perbankan, yaitu MBR sektor ekonomi informal, misalnya pedagang kaki lima, petani, nelayan, pekerja rumah tangga dan lainnya. Dengan pinjaman maksimal 50 juta dan masa waktu pinjamannya maksimal sampai dengan 5 tahun dan suku bunga komersil yang dapat digunakan untuk memperbaiki rumah atau membiayai pembangunan rumah inti tumbuh disesuaikan dengan kearifan lokal di daerah. n

Pemberdayaan BPD untuk Percepatan Realisasi KPR FLPP

RK 291017 FA.indd 7 29/10/2017 16:24:04

Page 8: Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat ... · PDF filePerumahan (KPR FLPP) ... Bank BRI, Bank BKE, PT. ... tahun dengan maksimum nilai pinjaman sebesar Rp 50.000.000

| DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN

8 | Rumah Kita | Edisi Khusus Hari Perumahan Nasional dan Hari Habitat Dunia | 2017

ALAMAT REDAKSI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatDirektorat Jenderal Pembiayaan PerumahanJL. Raden Patah 1 No. 1 Kebayoran BaruJakarta Selatan 12110, Telepon/Fax: (021) 7200793

Buletin ini diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatDirektorat Jenderal Pembiayaan Perumahan

DitjenPembiayaanPerumahan

DitjenPbp_PUPR

pembiayaan_perumahan

Ditjen Pembiayaan Perumahan

Dilarang mengutip, mempublikasikan atau mereproduksi baik dalam bentuk apapun tanpa izin dari penerbit. Hak cipta dilindungi undang-undang.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN

TIM REDAKSI

PELINDUNGDr. Ir. Lana Winayanti, MCP

PENASEHATIr. Irma Yanti, MT

PENGARAH• Dr. Eko. D. Heripoerwanto, MCP• Ir. Didik Sunardi, MT• Ir. Lita Matongan, MT• Dr. Rifaid M. Nur, M.Eng• Ir. Arvi Argyantoro, MM

PEMIMPIN REDAKSI• Dedy Slamet Budisusetyo, SH, MT

REDAKTUR PELAKSANA• Ade Suryadi, SE, M.Si

REDAKSI• Andri Yusandra, ST, MUM• Dra. Patria Satyawati, P. M.Si• Eko Suhendratma, SSi, MA• Kreshnariza Harahap, ST, M.Eng.Sc

EDITOR• Anggoro Widyastika,SH, MH• Aswan Nizar, SH, MH

KONTRIBUTOR

• Sri Rahmi Purnamasari, S.I.Kom• Fenty Meilisya Syafril, S.Sos, M.Si• SharaVadya,S.I.Kom• Ilham Surachman• Michael Adha• Komarudin• Dwi Cristianto• MedikaYogiP,S.I.Kom

Explicitly linked Substantially linked

Inclusive urbanization,capacities for

participatory human settlement planning

and management(11.3)

Sustainable public transport

reduce adverse environmental

impact of cities, improve air quality,municipal and other waste management

(11.2, 11.6)

Universal access to public spaces,access to adequate, safe and affordable housing and basic

services(11.7, 11.1)

Quality, reliable,sustainable and resilient

infrastructure(9.1)

Access to public

transport andpublic space

with particularattention to

women(11.2, 11.7)

assure access to drinking water

(6.1)

Reduce deaths andinjuries from traffic

accidents, reduce illness from air

pollution, access to safe transportation

(3.6, 3.9, 11.2)

Upgrade slums, access totransport systems, reduce

number of deaths bydisasters with focus on the

poor (11.1, 11.2, 11.5)

KAITAN GOAL 11 DENGAN GOAL LAIN SDG

RK 291017 FA.indd 8 29/10/2017 16:24:16


Top Related