PENERAPAN E-GOVERNMENTDI INDONESIA : E-KTP
MAKALAH TOPIK-TOPIK LANJUTANSISTEM INFORMASI
Oleh
Wilson Chandra 1501172310
06 PKM
Universitas Bina NusantaraJakarta
2014/2015
Universitas Bina Nusantara
Jurusan Sistem InformasiSchool of Information Systems
Makalah Topik-Topik Lanjutan Sistem InformasiSemester Genap 2014/2015
PENERAPAN E-GOVERNMENT DI INDONESIA : E-KTP
Wilson Chandra 1501172310
Kelas: 06 PKM
Abstrak
TUJUAN PENULISAN, ialah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi serta untuk mengetahui tujuan, pengertian, keuntungan dan kelebihan e-government yang diterapkan di Indonesia dan khusunya penggunaan E-KTP.
METODOLOGI PENELITIAN Metode tersebut menggunakan metode studi pustaka, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber yang autentik seperti membaca buku, serta literature dari internet yang berhubungan dengan permasalahan, sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan paper tentang “E-KTP dan Plus Minusnya" ini.
HASIL YANG DICAPAI adalah dapat mengetahui lebih lanjut kegunaan dan penggunaan E-KTP ini.
SIMPULAN dari pembuatan makalah tentang “E-KTP, Plus Minus dan Pengembangannya” ini adalah dengan E-KTP ini membuat pemerintah mempunyai sebuah data kependudukan yang jelas. Selain itu E-KTP juga dapat membantu sektor ekonomi dan layanan bantuan lainnya di Indonesia
Kata Kunci
E-Government, Pemerintah, E-KTP, Electronic
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi yang pesat di Indonesia, serta potensi pemanfaatannya yang makin luas, tentu saja membuka peluang bagi siapa saja untuk mengakses, mengelola dan menggunakan informasi yang ada dengan volume yang besar secara cepat dan akurat. Terlebih lagi jika membicarakan tentang internet. Perkembangan internet sudah berkembang secara pesat. Hal ini tidak dapat melepaskan kita dari tuntutan penerapan teknologi tersebut dalam meningkatkan fungsi di berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor pemerintahan. Salah satu sarana peningkatan layanan tersebut adalah electronic government (e-government). Perubahan-perubahan yang terjadi saat ini menuntut terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dimana masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif. Pemerintah pusat dan daerah harus mampu membentuk dimensi baru ke dalam organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja yang lebih dinamis. Dengan demikian perlu dikembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks dengan lembaga-lembaga negara lain, masyarakat, dunia usaha, dan masyarakat internasional. Terkait dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas, sehingga dengan teknologi informasi mampu dibangun penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan meningkatkan layanan public yang efektif dan efisien.
E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. E-government dapat digolongkan dalam empat tingkatan. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail. Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama. Keberadaan e-government dalam konteks Indonesia sangat diperlukan karena sejumlah pertimbangan terkait adanya tuntutan akan terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara lebih efektif. Melalui e-government di harapkan akan meningkatkan efisiensi, efektivitas dan percepatan pelayanan public selain membuka kesempatan yang semakin luas kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendiskusikan, mengkritisi, dan menganalisis keputusan politik dan tindakan administrasi publik.
Salah satu program e-goverment yang akan dibahas pada makalah ini adalah E-KTP dimana dengan adanya E-KTP ini akan memudahkan pemerintah dalam mendata penduduk dan meminimalisir peluang terjadinya kecurangan dalam kependudukan.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, maka akan dibahas mengenai pengertian, kelebihan dan kekurangan e-government. Selain itu, dalam makalah ini juga akan membahas mengenai e-KTP dimulai dari teknologi yang berada di dalam e-KTP itu sendiri hingga
manfaat e-KTP bagi masyarakat dan pengembangan e-KTP ini ke depannya.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 TujuanTujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Topik-Topik Lanjutan.b. Untuk mengetahui tujuaan dan manfaat penerapan e-KTP serta
kapabilitas e-KTP ini sendiri.1.3.2 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :a. Dapat menambah pengetahuan mengenai contoh e-government yang
diterapkan di Indonesia. b. Topik yang diberikan dapat menjadi referensi dalam penulisan skripsi
nantinya.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode tersebut menggunakan metode studi pustaka, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber yang autentik seperti membaca buku, serta literature dari internet yang berhubungan dengan permasalahan, sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan paper tentang “E-KTP, Plus Minus dan Pengembangannya"
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian E-GovernmentE-Government adalah kegiatan kepemerintahan yang menggunakan alat-alat
teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan layanan publik yang lebih baik kepada masyarakat, bisnis, entiti pemerintah (termasuk di dalamnya pegawai pemerintah).
Selain itu, terdapat banyak definisi dari E-Government yang dilakukan oleh banyak penelitian dan jurnal, di antaranya sebagai berikut :
Menurut World Bank (2002), E-Government adalah menggunakan ICT untuk mengubah dan meningkatkan hubungan antara pemerintah, masyarakat bisnis, dan unit kepemerintahan lainnya.
Menurut Deloitte Research (2000), E-Government adalah menggunakan teknologi untuk pelayanan masyarakat, bisnis, dan pegawai yang lebih baik.
Menurut West (2001, p.863), E-Government adalah pengiriman informasi kepemerintahan dan layanan online melalui internet atau perlengkapan digital lainnya.
2.2 Kategori E-GovernmentMenurut Al-Seibie dan Irani, Interaksi yang terhubung menggunakan E-
Government bisa dibagi sebagai berikut :1. G2C (Government to citizen)2. G2B (Government to business)3. G2G (Government to Government)4. G2E (Government to Employee)
Kategori di atas didefinisikan sebagai berikut : G2C (Government to citizen)
Fokus utama dari kategori ini adalah hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Misi dari E-Government adalah menyediakan dukungan untuk masyarakat di manapun dan kapanpun dengan melakukan layanan online seperti melakukan layanan pencari kerja secara online, mencari kontal detail dari departemen atau memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses membuat keputusan seperti pemilu.
G2B (Government to business)Fokus utamanya adalah seluruh transaksi elektronik antara pemerintah dan bisnis organisasi. Bisnis sama seperti masyarakat melakukan transaksi dengan pemerintah. Seperti membayar pajak iklan, reklame, air, atau administrasi.
G2G (Government to Government)Fokus utama dari kategori ini adalah hubungan antara pemerintah itu sendiri (internal organisasi), atau antara pemerintah, agensi pemerintah atau fasilitas komunikasi antara kantor pemerintah yang berbeda lokasi.
G2E (Government to Employee)
Fokus utama dari kategori ini adalah produktivitas dari kedua pemerintah dan pegawainya dengan mampu menyusun interaksi yang lebih efektif ke depannya. Layanan G2E termasuk informasi dalam aturan pemerintah, kebijakan, dan hak sipil.Dari berbagai macam kategori di atas, maka G2C dan G2E mempresentasikan hubungan antara pemerintah dan individual sedangkan yang lainnya mempresentasikan pemerintah dan organisasi.
E-Government dapat digolongkan dalam empat tingkatan, yaitu :1. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui
website.2. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan
melalui e-mail.3. Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi
dengan kantor pemerintahan secara timbale balik.4. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana
masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian database bersama.
2.3 Keuntungan E-GovernmentBeberapa di bawah ini merupakan beberapa keuntungan menggunakan E-
Government, yaitu :a. Membuat lingkungan bisnis yang lebih baikb. Menguatkan tata pemerintahan yang baik dan memperluas jangkauan
publikPelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan, peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
c. Meningkatkan produktivitas dan pemerintahan yang efisien- Meningkatkan produktivitas staff pemerintahan, mengurangi
penggunaan kertas, meningkatkan kapasitas untuk perencanaan manajemen dengan pemerintah, meningkatkan pendapatan, dan menemukan fakta bahwa akan membuat proses menjadi lebih mudah dan tentu saja mengurangi korupsi.
- Meningkatkan penyimpanan uang pada jangka panjang. Pada jangka pendek, maka akan mengeluarkan biaya untuk proses implementasinya termasuk di dalamnya SDM yang berkualitas.
- Mengarahkan pengoperasian pemerintah. Banyak proses kerja pemerintah yang bercampur aduk antara satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya ICT di dalam pemerintahan maka akan mengurangi prosedur yang tidak bermanfaat.
d. Meningkatkan kualitas kehidupanICT dalam pemerintahan akan membuat pemerintah bisa memiliki daya jangkau masyarakat yang luas, misalnya dalam partisipasi pada proses politik, melayani kebutuhan public. Karena tujuan dari e-government adalah interaksi antara 3 aktor dalam masyarakat yaitu pemerintah, masyarakat, dan bisnis.
2.4 Pemodelan dari Tahap Implementasi E-Government2.4.1 Howard Model
Howard mendefinisikan langkah dalam penerapan E-Government terdiri dari 3 bagian, yaitu publikasi, interaksi, dan transaksi (Howard 2001).
1. Langkah publikasi : informasi tentang kegiatan pemerintahan secara Online
2. Langkah interaksi : masyarakat mampu memiliki interaksi sederhana dengan pemerintah seperti mengirim email atau “chat room”.
3. Langkah transaksi : menyediakan layanan masyarakat dengan transaksi menggunakan internet seperti pembayaran lisensi dan permit.
2.4.2 Chandler and Emanuel ModelChandler dan Emanuel model membagi implementasi E-Government di
dalam 4 langkah, yaitu :1. Langkah informasi : melayani layanan servis online komunikasi 1 arah antara
pemerintah dan masyarakat2. Langkah interaksi : interaksi sederhana antara masyarakat dan pemerintah3. Langkah transaksi : layanan yang memiliki kegunaan transaksi antara
masyarakat dan pemerintah4. Langkah integrasi : layanan integrasi yang menghubungkan agensi dan
departemen pemerintah
2.4.3 Layne and Lee ModelLayne dan Lee membagi implementasi E-Government menjadi 4 langkah,
yaitu :1. Langkah Katalog : membuat website, membuat informasi pemerintah dan
layanan secara online2. Langkah Transaksi : langkah yang masyarakat berinteraksi dengan pemerintah
secara elektronik3. Langkah Vertikal : berfokus kepada integrasi yang terdapat pada beberapa
level4. Langkah Integrasi Horizontal : berfokus kepada integrasi layanan pemerintah
untuk berbagai fungsi secara horizontal dan vertikal.
Gambar 2.1 Layne and Lee Model
2.4.4 United Nation DPEPA ModelUnited nation (divisi untuk public ekonomi dan public administrasi)
membagi E-Government melalui 5 langkah, yaitu :1. Emerging stage : membuat sebuah website pemerintahan dengan limit atau
informasi statistik2. Enchanced stage : update informasi secara teratur
3. Interactive stage : menyediakan pengguna dengan kemampuan interaksi sehingga bisa melakukan download form
4. Langkah transaksi : pengguna mampu melengkapi transaksi seperti lisensi, kelahiran, dan kematian record
5. Seamless atau fully stage : menyediakan layanan administratif dan jalur departemen dengan integrasi level tertinggi
2.5.5 Deloitte ModelPenelitian yang dilakukan oleh Deloitte membagi E-Government menjadi
6 langkah, yaitu :1. Informasi publishing stage : membuat website oleh departemen dan agen
dalam 1 arah2. Official two way transaction stage : kemampuan masyarakat untuk memiliki
interaksi elektronik dengan layanan pemerintah seperti membayar tiket parkir3. Multip purpose portals stage : kemampuan pelanggan untuk memperoleh
layanan pemerintahan dan informasi dari single point4. Portal personalization stage : menyediakan layanan pelanggan dengan
kesempatan untuk mengatur sesuai dengan kebutuhan5. Clustering of common service6. Full integration and enterprise transformation stage
2.5 Konsep E-Government IndonesiaPengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan public secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup dua aktivitas yang berkaitan, yaitu :a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara
elektronisb. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses
secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah Negara.
2.6 Pengertian E-KTP
e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 E-KTP (Electronic KTP)
e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.
Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup.
Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk).
Autentikasi e-KTP ini menggunakan verifikasi biometrik atau verifikasi dengan menggunakan validasi fisik atau tingkah laku manusia. Ada beberapa cara verifikasi biometrik ini seperti : sidik jari (fingerprint) , retina mata ,DNA, bentuk wajah, bentuk gigi dan lain -lain . Akan tetapi yang digunakan dalam e-KTP ini adalah dengan fingerprint.
Terdapat perbedaan antara sistem sidik jari di SIM dengan di e-KTP ini dimana di e-KTP ini sidik jari tidak hanya tercetak dalam bentuk gambar, akan tetapi sidik jari ini tersimpan dalam chip yang terdapat dalam kartu electronic ini.
3.2 Teknologi dalam e-KTP
Teknologi e-KTP ini telah menggunakan chip yang dapat diautentikasi isinya. Berikut merupakan penjelasan mengenai teknologi apa saja yang terdapat pada e-KTP ini:
1. Chip e-KTP Chip e-KTP merupakan kartu pintar berbasis mikroprosessor dengan besaran memory 8 kilobytes. Dengan antar muka nirkontak (contactless) dan memiliki metode pengamanan data berupa autentikasi antara chip dan reader/writer (anti cloning), dan kerahasiaan data (enkripsi) serta tanda tangan digital. Interface e-KTP memenuhi standar ISO 14443 A atau ISO 14443 B. Chip menyimpan biodata, tanda tangan, pas foto, dan 2 data sidik jari dengan kualitas terbaik saat dilakukan perekaman. Default-nya sidik telunjuk tangan kanan dan sidik jari telunjuk tangan kiri. Chip dapat dibaca oleh perangkat pembaca kartu (card reader) dengan standar antar muka ISO 14443 A dan ISO 14443 B. 2. Blangko e-KTP
Gambar 3.1 e-KTP dengan chip nirsentuh di dalamnya
Gambar 3.2 e-KTP yang terdiri dari 7 lapis Blangko merupakan kartu pintar (smart card), dimana data penduduk dapat direkam kedalam chip dan dicetak diatas permukaannya. Blangko yang digunakan dalam penerapan KTP Electronic terdiri dari 7 layer berbahan dasar Polyethylene Terephthalate Glycol (PET-G) yang berukuran 85,60 x 53,98 mm, dengan ketebalan antara 0,76 – 1 mm. Untuk mencegah berbagai macam tindak kriminal terhadap KTP Elektronik yang digunakan oleh penduduk Indonesia, diperlukan fitur keamanan tambahan pada blangko yang berguna juga untuk inisialisasi identifikasi dan verifikasi identitas. Adapun desain fitur keamanan tersebut harus memperhatikan beberapa faktor seperti durabilitas (daya tahan) terhadap tekanan, temperatur panas dan dingin, terhadap bahan kimia tertentu, dan lain sebagainya. Fitur keamanan fisik yang diterapkan pada KTP Elektronik terdiri dari tiga (3) level, yaitu visible, invisible dan forensic security features. Dalam rangka percepatan penerapan KTP Elektronik banyak pihak terlibat dalam produksi blangko, yang tentunya produknya telah lolos dari pengujian yang dilakukan oleh Sentra Teknologi Polimer BPPT di Puspiptek Serpong. Proses memasukkan data ke dalam chip dan pencetakan biodata penduduk kedalam blangko dinamakan personalisasi. Personalisasi tersebut dilakukan di tempat yang dikuasai oleh Kementerian Dalam Negeri dan dinamakan Biro Personalisasis. Dalam rangka melakukan personalisasi secara teramankan, maka data dikirim dari Data Center secara terenkripsi dan prosesnya dilengkapi dengan Sistem Pengelola Kunci (Key Management System) untuk perekaman data penduduk ke dalam chip KTP elektronik. Proses penerbitan e-KTP juga didukung oleh Sistem Manajemen Kartu (Card Management System). 3. Biometrics Pemanfaatan kartu pintar (smart card) untuk e-KTP dengan chip yang memuat informasi data biodata, foto, citra tanda tangan dan 2 sidik jari telunjuk kanan dan kiri dan metode
pengamanan yang tinggi, juga didukung oleh pemanfaatan teknologi biometric. Teknologi biometrics mampu untuk mengidentifikasi ketunggalan identitas penduduk dari hasil perekaman data penduduk wajib eKTP, sehingga dapat menghasilkan ketunggalan identitas penduduk (NIK yang unik dan tunggal) sebagai basis pembuatan database kependudukan nasional yang akurat dan data ketunggalan identitas pada e-KTP. Pemakaian teknologi biometrics dalam program e-KTP dapat dibagi ke dalam dua bagian:
o Proses deduplikasi, uji ketunggalan identitas penduduk o Proses verifikasi pemilik e-KTP
Proses no.1 adalah pemadanan 1 terhadap N (1:N matching), dengan N adalah banyaknya record hasil perekaman data eKTP penduduk yang tersimpan di database e-KTP Data Center. Proses identifikasi ketunggalan identitas dilakukan dengan memadankan (matching) data biometrics penduduk hasil perekaman di kecamatan/kelurahan, berupa 10 sidik jari, 2 iris mata dan foto wajah, yang dikirimkan ke Data Center, terhadap data biometrik penduduk lainnya yang telah tersimpan di database di Data Center e-KTP Kemendagri. Pemadanan ini hanya dilakukan berdasarkan informasi biometrics, tidak mengikutsertakan nama, tanggal lahir dan data lain. Dengan demikian upaya untuk membuat KTP ganda dengan mengubah nama, tanggal lahir dan sebagainya, tidak akan berhasil karena yang dipadankan adalah data biometrics penduduk. Data biometrics yang dipakai dalam proses deduplikasi adalah multimodal, yaitu fusi dari tiga jenis biometrics modality: 10 sidik jari, 2 iris dan wajah yang diintegrasikan lewat mekanisme tertentu. Apabila uji ketunggalan ini lolos, maka data tersebut akan masuk ke biro personalisasi yang akan mempersonalisasi kartu e-KTP dengan data penduduk baik personalisasi permukaan kartu e-KTP maupun personalisasi chip e-KTP. Dalam proses personalisasi tersebut, sidik jari telunjuk kanan dan sidik jari telunjuk kiri disimpan ke dalam chip e-KTP. Apabila kualitas perekaman sidik jari telunjuk kanan dan telunjuk kiri kurang baik untuk verifikasi sidik jari, maka sidik jari lain, yang memiliki kualitas lebih baik, yang akan disimpan di chip e-KTP untuk verifikasi sidik jari pemegang e-KTP. Informasi sidik jari mana yang direkam ini juga ikut disimpan di dalam chip. Proses no.2 (verifikasi) dilakukan untuk memastikan apakah e-KTP tersebut dipegang oleh pemiliknya. Hal ini dilakukan lewat KTP reader, dimana warga diminta untuk meletakkan jari pada scanner, dan dilakukan 1:1 matching terhadap data sidik jari yang terekam di dalam chip. Berbeda dengan proses nomer 1, proses verifikasi no.2 ini hanya mengandalkan informasi fitur sidik jari saja. Fitur ini yang kemudian diimplementasikan dalam compact e-KTP Reader.
3.3 Penggunaan e-KTP
Dalam penggunaannya, e-KTP sendiri membutuhkan sebuah alat untuk membaca apa yang telah tersimpan dalam chip yang terdapat dalam KTP tersebut. Oleh karena itu, untuk membacanya, dibutuhkan sebuah alat yaitu card reader(perangkat pembaca kartu). Card reader yang digunakan juga harus memliki standar teknis tertentu sehingga ketika membaca data dan berkomunikasi dengan data center, risiko terjadinya kecurian data oleh hacker / cracker dapat diminimalisir.
Kelebihan e-KTP yang dibaca lewat e-KTP reader setidaknya ada dua hal: e-KTP reader mempunyai sebuah fungsi dimana ketika reader membaca sebuah e-KTP,
dapat diketahui apakah kartu tersebut valid atau tidak. Dengan demikian, upaya untuk membuat e-KTP palsu yang misalnya saja sepintas dari luar seperti asli, akan segera ketahuan. Fungsi ini sekaligus menunjukkan bahwa NIK dan identitas yang dicetak pada kartu e-KTP itu adalah identitas resmi penduduk tersebut, dan juga sekaligus tunggal.
e-KTP reader bisa memastikan apakah kartu itu dibawa oleh orang yang identitasnya tertulis di kartu e-KTP. Karena e-KTP reader dilengkapi dengan modul biometrik sidik jari, yang meminta user untuk meletakkan jarinya pada scanner e-KTP reader, dan selanjutnya e-KTP reader akan membandingkan kemiripan karakteristik sidik jari tersebut dengan data sidik jari yang sudah direkam dalam e-KTP. Apabila hasil dari pencocokan data itu sesuai/match, berarti memang e-KTP itu merupakan milik sang pemegang kartu. Bila tidak sesuai, berarti kemungkinan pemegang e-KTP tersebut bukan merupakan pemiliknya.
Berikut adalah gambaran awal, alur pembacaan card reader :
o Kartu e-KTP diletakkan di card reader
o Setelah sekitar 10 detik akan ada indikasi kalau kartu e-KTP tersebut bisa dibaca atau tidak. Kartu tidak bisa dibaca apabila chip e-KTP rusak atau chip e-KTP palsu. Selanjutnya ada instruksi di panel reader agar warga meletakkan jari pada bidang pemindaian (fingerprint scanner). Jari yang digunakan untuk verifikasi identitas adalah jari telunjuk kanan atau jari telunjuk kiri, kecuali apabila card reader meminta jari yang lain melalui layar display.
o Proses selanjutnya adalah verifikasi sidik jari dengan pemadanan rumusan sidik jari yg direkam di dalam chip dengan jari penduduk, dan memakan waktu sekitar 1-3 detik
o Jika pemadanan berhasil, maka data e-KTP yg terekam di dalam chip akan ditampilkan di panel e-KTP reader.
o Jika verifikasi / pemadanan tidak berhasil akan ada permintaan kedua untuk memakai jari yang lain, karena yang di rekam di dalam chip ada 2 buah jari
o Jika proses verifikasi sidik jari berhasil, data yang terekam dalam chip e-KTP akan ditampilkan di layar display card reader
o Jika pada percobaan berikutnya juga gagal, maka data e-KTP tidak akan ditampilkan di panel e-KTP reader
Gambar 3.3 Cara Kerja Reader
3.4 Fungsi dan Kegunaan e-KTP
Dengan adanya e-KTP , diharapkan dapat menjadi sebuah terobosan baru bagi pemerintah untuk melakukan controlling terhadap data kependudukan dan meminimalisir terjadinya kecurangan-kecurangan lainnya.
Berikut merupakan beberapa fungsi dan kegunaan e-KTP: Sebagai identitas diri Berlaku secara nasional sehingga tidak perlu membuat KTP lokal di setiap
daerah untuk pengurusan izin sehingga tidak adanya duplikasi KTP dan data kependudukan
Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP sehingga adanya data kependudukan yang akurat sehingga program pembangunan oleh pemerintah menjadi jelas
Dengan adanya data kependudukan yang jelas, membuat proses pemilu menjadi lebih mudah dan transparan karena tidak adanya duplikasi pemilihan oleh orang yang sama karena tidak ada lagi KTP ganda.
Selain kelebihan-kelebihan e-KTP di atas, kartu canggih ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lebih lanjut lagi. Berikut adalah beberapa sektor yang bisa dimanfaatkan / peluang untuk dikembangkan di kemudian hari :
Untuk meningkatkan dan mendukung proses bisnis perbankan, antara lain dalam pembukaan rekening nasabah penabung dan penerapan ketentuan KYC (Know Your Customer), identifikasi dan pembentukan CIF (Customer Information File), identifikasi dan persetujuan pemberian fasilitas kredit dan meminimalkan fraud dalam pelayanan perbankan.
Untuk layanan seperti raskin, BLT ,dan lain-lain karena dengan adanya program biometrics-nya, bisa menghindari penyalahgunaan identitas si penerima bantuan.
Sebagai acuan dalam pembayaran pajak sehingga kecurangan dalam pembayaran pajak dapat diminimalisir.
Sebagai acuan untuk pembuatan paspor, sehingga tidak adanya pembuatan paspor dengan KTP palsu.
Mengamankan kasus korupsi. Data identitas yang jelas membuat semakin mudahnya dalam membongkar
identitas teroris.
Gambar 3.4 Link Database e-KTP
3.5 Proses dan Syarat Pembuatan e-KTP
Proses Pembuatan e-KTP, Kurang Lebih Sama dengan Pembuatan SIM dan Passport (tata cara, prosedur)
Proses pembuatan e- KTP
Ambil nomor antrean Tunggu pemanggilan nomor antrean Menuju ke loket yang ditentukan Entry data dan foto Pembuatan KTP selesai Penduduk datang ke tempat pelayanan membawa surat panggilan Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database Foto (digital) Tandatangan (pada alat perekam tandatangan) Perekaman sidik jari (pada alat perekam sidik jari) & scan retina mata Petugas membubuhkan TTD dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai
tandabukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto tandatangan sidikjari. Penduduk dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil PROSES PENCETAKAN 2
MINGGU setelah Pembuatan.
Gambar 3.5 Proses Pembuatan e-KTP
Syarat pengurusan KTP
Berusia 17 tahun Menunjukkan surat pengantar Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi/belum ada data di
sistem informasi administrasi kependudukan) Foto copy Kartu Keluarga (KK)
3.6 Kelebihan dan Kelemahan e-KTP
Kelebihan e-KTP
Berdasarkan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di situs resmi e-KTP, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. e-KTP di Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, Kartu identitas elektronik (e-IC) nya tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-IC hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data), sedangkan di Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). UID diterbitkan melalui pendaftaran pada 68 titik pelayanan, sedangkan program e-KTP di Indonesia dilaksanakan di lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian, e-KTP yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan e-ID RRC dan UID India, karena e-KTP dilengkapi dengan biometrik dan chip.
E-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP biasa/KTP nasional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:
Identitas jati diri tunggal Tidak dapat dipalsukan Tidak dapat digandakan Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-voting) Selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap wajib e-KTP adalah seluruh jari (berjumlah
sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan.
Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk
semula walaupun kulit tergores Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar
Kelemahan e-KTP
Dalam pelaksanaannya, penggunaan e-KTP terbukti masih memiliki kelemahan. Misalnya tidak tampilnya tanda tangan sipemilik di permukaan KTP. Tidak tampilnya tanda tangan di dalam e-KTP tersebut telah menimbulkan kasus tersendiri bagi sebagian orang. Misalnya ketika melakukan transaksi dengan lembaga perbankan, e-KTP tidak di akui karena tidak adanya tampilan tanda tangan. Ada beberapa kasus pemegang e-KTP tidak bisa bertransaksi dengan pihak bank karena tidak adanya tanda tangan. Tanda tangan yang tercetak dalam chip itu tidak bisa dibaca bank karena tak punya alat (card reader). Akhirnya pihak pemegang e-KTP terpaksa harus meminta rekomendasi dari Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk meyakinkan bank.Selain itu, Mendagri Gamawan Fauzi telah menyampaikan melalui surat edaran resmi nomor: No. 471.13/1826/SJ bahwa e-KTP tidak diperkenankan difotokopi untuk menghindari kesalahan fatal terkait pembacaan menggunakan card reader.3.7 Perbedaan e-KTP dengan KTP Nasional
e-KTP ini tentu saja memiliki perbedaan dengan KTP Nasional yang telah beredar saat ini. Mulai dari bentuk fisik, hingga bahan dasar dari KTP ini sangat berbeda satu sama lain.
Berikut ini merupakan Detail perbedaan e-KTP dengan KTP Nasional :
No Jenis KTP
Karakteristik
Teknologi Verifikasi Gambar
1 KTP Nasional 2004
- Foto dicetak pada kartu- Tanda tangan dan cap jempol- Data tercetak dengan komputer- Berlaku nasionalTidak mudah lecek
-Bahan terbuat dari plastik- Nomor serial khusus- Hanya untuk keperluan ID- Pemindaian foto dan tanda tangan
-Pengawasan dan verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/ RW dan seterusnya
2 e-KTP - Foto dicetak pada kartu- Data tercetak dengan komputer- Berlaku nasional- Dapat menyimpan data- Dapat dibaca dan ditulis dengan card reader
- Bahan terbuat dari PVC / PC-Terdapat mikrochip untuk menyimpan data- Biometrics data- Mampu menampung data personal yang diperlukan dalam multi aplikasi
-Pengawasan dan verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/ RW dan seterusnya- Multi application- Diterima secara internasional- Tidak dapat dipalsukan- One man
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Teknologi dan sistem informasi yang semakin berkembang di zaman ini membuat setiap Negara bersaing dalam melayani serta memfasilitasi warga Negara nya dan memiliki tantangan tersendiri. Penggunaan teknologi dalam pemerintahan disebut dengan E-Government. Memiliki teknologi dan sistem informasi yang baik merupakan hal yang penting karena dengan hal tersebut Negara lebih dapat melayani warga Negara dengan efektif dan efisien.
e-KTP merupakan sebuah terobosan baru dari pemerintah Republik Indonesia dalam hal e-Government dimana Kartu Tanda Penduduk saat ini telah berangsur diganti dengan kartu elektronik yang terbuat dari bahan plastik PET-G ini. Selain itu kartu canggih ini juga telah dilengkapi dengan chip yang membuat kartu pintar ini bisa menyimpan data biometrics dari tiap-tiap pemilik dari kartu ini.
Dengan adanya e-KTP , membuat pemerintah dapat menjangkau dan mendata masyarakat dengan mudah sehingga bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dapat dimaksimalkan dan tepat sasaran. Tidak hanya itu, e-KTP juga membuat pemerintah dapat mempercepat birokrasi dan memperketat pengamanan terhadap penipuan maupun terorisme.
Dalam pemanfaatan lebih lanjut, e-KTP juga akan sangat berguna dalam membantu dunia perekonomian ke depannya karena dengan e-KTP tersebut, membuat teknik kecurangan dalam pemalsuan identitas menjadi dapat dicegah dan ditanggulangi. e-KTP ini juga bisa menjadi solusi terhadap permasalahan KPU selama ini dimana tidak terdapatnya sebuah data pemilih yang pasti sehingga seringkali terjadi kecurangan dalam pemilu.
4.2 Saran
e-KTP merupakan terobosan baru yang sangat berguna bagi masyarakat Indonesia maupun pemerintah. Akan tetapi dalam pemanfaatannya perlu diperhatikan kegunaannya sehingga teknologi yang bagus ini tidak disalahgunakan.
Saran untuk pemerintah :
Mengawasi proses pembuatan e-KTP sehingga tidak adanya kecurangan / pembuatan identitas palsu
Mempersiapkan sumber daya yang diperlukan dalam proses transisi ke e-KTP
Mensosialisasikan e-KTP ini kepada masyarakat sehingga tidak terjadi chaos.
Saran untuk masyarakat :
Menggunakan teknologi e-KTP ini dengan maksimal Menjaga kartu elektronik ini sebaik mungkin karena dengan kartu yang
disertai chip, kerusakan kartu akan menghambat aktivitas (seperti : pembuatan paspor , dan perbankan yang akan menggunakan e-KTP nantinya).
DAFTAR PUSTAKA
E-Government. Diperoleh 7 Maret 2014, dari http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0022%202.pdf
E-Government. Diperoleh 6 Maret 2014, dari https://www.wikipedia.org/
E-KTP. Diperoleh 9 April 2014, dari http://www.e-ktp.com/
E-KTP. Diperoleh 10 April 2014, dari http://www.bppt.go.id/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wilson Chandra
Tempat, Tanggal Lahir : Binjai, 22 Juni 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. U No. 9A
Nomor Telepon : 085265647567
Riwayat Pendidikan dan kursus :
Tahun 1999- 2005 : SD Santa Maria - Pekanbaru
Tahun 2005- 2008 : SMP Santa Maria - Pekanbaru
Tahun 2008- 2011 : SMA Santa Maria - Pekanbaru
Tahun 2011- sekarang : Universitas Bina Nusantara - Jakarta
Tahun 2008-2009 : Kursus Bahasa Inggris, English First
Pengalaman Kerja :
Tahun 2012 – sekarang : Mentor Duta Binusian