Download - Draft Bab I.docx
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Aktivitas pembangunan yang pesat saat ini, di satu sisi memberikan pertumbuhan
ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini diiringi pula oleh laju pertumbuhan penduduk dan
industrialisasi, pesatnya pembangunan infrastruktur, pola hidup masyarakat yang
cenderung konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas
sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Di beberapa daerah di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada
di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim.Masih sering dijumpai
sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai
saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air
buangan dari kamar mandi.Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang
membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing.Hal ini terjadi selain
disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas
pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar
terhadap pola hidup masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di
banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan
munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota,
hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Sementara itu pembangunan sektor
sanitasi yang merupakan salah satu pelayanan dasar saat ini belum mendapat perhatian
serius dan cenderung tertinggal dibandingkan sektor lain. Hal ini tercermin dari
prosentase penganggaran sektor sanitasi rata – rata 1 – 4 % dari APBD Kabupaten/Kota
di Indonesia.
Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam
menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola
hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan yang tidak menjadi prioritas utama, sehingga
sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan
peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran
lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 1
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Masih sering dijumpai
bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan dan drainase,
serta dilengkapi dengan penyediaan air bersih, masih belum bersinergi dan berkelanjutan.
Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu
bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih kegiatan
pembangunan bidang sanitasi oleh institusi/lembaga yang berbeda-beda, yang kadang-
kadang membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan. Kondisi
yang lebih buruk apabila bahkan ternyata terdapat aspek sanitasi yang masih terabaikan
atau belum tertangani. Di sisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi
yang berjalan secara parsial dan belum terintegrasi serta memiliki sasaran secara
menyeluruh dengan jangka waktu yang lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat dari
aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan. Untuk itu perlu disusun suatu
perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan
kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan
secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan
tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Untuk mewujudkan kondisi sanitasi permukiman yang layak bagi masyarakat,
berfungsi secara berkelanjutan, dan memenuhi standar teknis sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan dipandang perlu untuk
dilakukan suatu program untuk mempercepat pembangunan sanitasi perkotaan adapun
sub sektor yang perlu penangan segera adalah air limbah domestik, persampahan
rumah tangga, dan juga drainase lingkungan. Target dari Program Percepatan Sanitasi
Perkotaan antara lain Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), penerapan praktik
reduce, reuse, dan recycle (3R) secara nasional dan peningkatan sistem tempat
pemrosesan akhir (TPA) sampah menjadi sanitary landfill, serta pengurangan genangan
air di kawasan strategi perkotaan. Target tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014 di bidang sanitasi dan sejalan dengan
target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan akses air minum yang
layak sebesar 60,3 % dan proporsi penduduk dengan akses sanitasi dasar 62,4 %.
Untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak diperlukan suatu baseline-line data
terkait kondisi sanitasi kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi
(monev) pembangunan sektor sanitasi maka diperlukan buku panduan yang dilebih
dikenal dengan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten.
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 2
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten
berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-
teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup
bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan
secara lebih luas. Buku Putih merupakan data teraktual dan telah disepakati seluruh
SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi dengan Karakteristik :
1. Disusun oleh, dari dan untuk Kabupaten
2. Komprehensif, multisektor dan teritegrasi
3. Berdasarkan data empiris (Aktual)
4. Gabungan pendekatan top down dan bottom up
1.2. LANDASAN GERAK
1.2.1 Pengertian Dasar Sanitasi
Sanitasi memiliki banyak beragam definisi yang menggambarkan intisari dari
sanitasi itu sendiri. Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan
hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia (Notoadmojo, 2003).
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) secara umum sanitasi
didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang
baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor: 965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa pengertian dari sanitasi
adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
Pengertian yang lebih teknis dari sanitasi adalah upaya pencegahan
terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar
(jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk system jaringan
perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003).Sehingga dengan
definisi tersebut dapat dilihat 3 sektor yang terkait dengan sanitasi adalah sistem
pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase
lingkungan.
Adapun ruang lingkup tentang pengertian dasar Sanitasi adalah sebagai
berikut:
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 3
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk yang terbagi atas:
a. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan
urinoir.
b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang
berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
2. Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga
(domestik) melalui sistem:
a. Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan
peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Siteadalah pengolahan limbah rumah tangga yang
dilakukan secara terpusat.
3. Persampahan atau limbah padat yaitu sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain
sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan.
5. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat dari sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di
dalamnya sangat bervariasi antara lain: nitrogen, logam berat, zat pelarut dan
sebagainya.
6. Air buangan kotapraja (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari
kawasan perkantoran, perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat
ibadah dan sebagainya.
1.2.2 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah 2013-2017 dan Tujuan
Penataan Ruang Kabupaten Maluku Tengah
A. Visi dan Misi Kabupaten Maluku Tengah dalam RPJM Tahun 2013-2017
Memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2005–2025 dan potensi, kondisi,
permasalahan, dan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Maluku Tengah,
maka Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Maluku Tengah tahun 2013–2017
adalah:
TERWUJUDNYA MALUKU TENGAH YANG LEBIH BERKUALITAS,
SEJAHTERA, DAMAI DAN BERKEADILAN”
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 4
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
Berkualitas : Kabupaten Maluku Tengah yang lebih berkualitas dimaknai
sebagai terbentuknya masyarakat yang sehat, cerdas, professional,
berahlak mulia, memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai landasan untuk
mewujudkan Maluku Tengah yang maju dan berdaya saing
Sejahtera : Kabupaten dikatakan sejahterah apabila terwujudnya
kehidupan masyarakat Maluku Tengah yang layak, terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat selaras dengan majunya perekonomian
daerah, meningkatnya pendapatan masyarakat, menurunnya jumlah
penduduk miskin dan pengangguran.
Damai : Kabupaten Maluku Tengah yang damai adalah bahwa
meningkatnya kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat serta
antar umat beragama dengan penghargaan terhadap kebhinekaan yang
ada di Kabupaten Maluku Tengah, memiliki kepekaan sosial dalam
berinteraksi di masyarakat melalui gotong royong (masohi) dengan
menjunjung tinggi adat istiadat serta kearifan lokal Siwa Lima dan Pela
Gandong yang berlaku dalam bingkai persaudaraan dan kekeluargaan..
Berkeadilan : Kabupaten yang berkeadilan berarti bahwa semua warga
masyarakat di Kabupaten Maluku Tengahmemiliki peluang dan
kesempatan yang sama untuk hidup, berusaha dan berkembang serta
menikmati hasil-hasil pembangunan, memperoleh rasa aman,
berpartisipasi dalam politik, kesetaraan gender, serta kepastian hukum
melalui penegakan hukum yang tegas dan tidak diskriminatif.
Misi Pembangunan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2013-2017
Misi merupakan sesuatu upaya yang harus dilaksanakan, agar tujuan dan
sasaran organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, atau dengan
kata lain Misi merupakan pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diwujudkan dalam produk dan pelayanan, kebutuhan masyarakat, nilai yang
dapat diperoleh serta aspirasi dan cita-cita dimasa mendatang.Misi
pembangunan Kabupaten Maluku Tengahadalah sebagai berikut :
1. Membangun masyarakat Maluku Tengah yang lebih sehat, cerdas dan
professional adalah meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang
lebih bermutu, merata dan murah sehingga terciptanya sumber daya manusia
Maluku Tengah yang profesional dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(iptek).
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 5
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
2. Memperkuat perekonomian Maluku Tengah yang berdaya saing adalah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tengah dan daya beli
masyarakat berbasis keunggulan lokal dengan membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa.
3. Mewujudkan Maluku Tengah yang lebih rukun, harmonis dan berbudaya
adalah memperkuat jati diri dan karakter Masyarakat Maluku Tengah yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antar
budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya,
dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan
Daerah
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih adalah
meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih
dan bebas KKN dengan tujuan Terwujudnya kelembagaan dan kapasitas
aparatur pemeintahan desa untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah
desa dan pelayanan masyarakat dengan ditandainya meningkatkan kapasitas
dan akuntabilitas kinerja birokrasi
5. Mewujudkan pembangunan yang inklusif, merata dan berkeadilan
adalah Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dengan
membuka peluang dan kapasitas berusaha bagi masyarakat maluku tengah
melalui percepatan pembangunan berbasis kawasan dengan sasaran
memperkuat Penataan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
Visi Kabupaten Maluku Tengah yang menjadi landasan gerak dari penyusunan
buku putih dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), adalah
pada kata Berkualitas dan Sejahtera, dimana kata kata dari Visi ini yang akan
mewarnai visi dan misi sanitasi kedepan. Sedangkan untuk muatan isi buku
putih sanitasi dan strategi sanitasi harus mencerminkan misi pertama dari Visi
dan Misi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2010-2017 yaitu Membangun
masyarakat Maluku Tengah yang lebih sehat, cerdas dan professional.
B. Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kabupaten Maluku Tengah Tahun
2011-2031
Tujuan penataan ruang Kabupaten Maluku Tengah adalah :
“Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan melalui pengembangan kelautan dan
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 6
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
perikanan, pertanian, kehutanan, pariwisata, jasa-jasa dan pertambangan
sesuai dengan kemampuan daya dukung wilayah serta mewujudkan
program multi gate sistem di Kabuapten Maluku Tengah yang dapat
membuka akses bagi peningkatan pembangunan di wilayah Kabupaten
Maluku Tengah”.
Berdasarkan tujuan penataan ruang sebagaimana tercantum dalam dokumen
RTRW Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2011-2031, maka muatan dan isi
buku putih sanitasi dan strategi sanitasi kedepan harus mampu menjawab
tantangan untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik tidak hanya untuk
kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1 Maksud
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah merupakan dasar dan acuan
dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena buku putih sanitasi
merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait
dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah inilah yang
menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan
sanitasi Kabupaten Maluku Tengah, yang nantinya menjadi panduan kebijakan
Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam manajemen kegiatan sanitasi.
Kelompok kerja (pokja) Sanitasi telah melakukan analisis situasi. Dengan
mengakses data-data dari kegiatan inilah pemetaan sanitasi Kabupaten Maluku
Tengah akan terbentuk.
Pemetaan sanitasi merupakan gambaran awal dan rencana dilakukannya
zona-zona sanitasi di tingkat kabupaten. Dengan adanya zona sanitasi akan muncul
kebijakan serta prioritas dalam penanganan kegiatan pengembangan strategi
sanitasi skala kabupaten yang didalamnya mencakup strategi sanitasi, rencana
tindak dan anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi di Kabupaten Maluku
Tengah. Pada masa mendatang penerapan strategi serta pelaksanaannya
dilakukan dengan rencana tindak atau aksi di lapangan. Kemitraan dari berbagai
pihak, baik masyarakat tingkat kabupaten/kota maupun nasional sangat diperlukan
dalam fase ini.
Sanitasi di Indonesia memerlukan perhatian khusus, sehingga peningkatan
kepedulian dan penggalakan hidup bersih dan sehat untuk merubah kebiasaan
buruk masyarakat dalam bidang sanitasi tidak terlepas dari program ini. Kegiatan-
kegiatan studi pasar untuk mengetahui permintaan juga dilakukan. Monitoring dan
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 7
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
evaluasi tidak bisa ditinggalkan dalam implementasi program sehingga strategi
monitoring dan evaluasi yang tepat perlu diolah dengan matang.
Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas
dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Maluku Tengah pada
saat ini.Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk
menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi
resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority
settingdilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi
Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment)
atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Maluku Tengah yang menangani secara langsung pembangunan sektor sanitasi di
Kabupaten Maluku Tengah.
1.3.2 Tujuan
Tujuan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai
berikut :
1. Pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Maluku
Tengah beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi,
memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi
pengembangan sanitasi kabupaten.
2. Pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi embrio entitas suatu
badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan
dan pengembangan sanitasi di tingkat kabupaten.
3. Menjadikan Buku Putih sebagai pedoman penanganan dan pengembangan
pembangunan sanitasi Kabupaten Maluku Tengah, sehingga terdapat
kesamaan pandang dari setiap pelaku pembangunan dalam penyusunan
program pembangunan, pengendalian dan pengawasan dalam pembangunan
sanitasi.
4. Mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan pembangunan sanitasi Kabupaten
Maluku Tengah dalam upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
5. Menjamin terciptanya mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten,
partisipatif, berkeadilan dan akuntabel.
1.4. METODOLOGI
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 8
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
Metode yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasiini adalah
studi dokumen dan pengumpulan data sekunder yang ada di masing-masing SKPD
yang terkait, dan didukung dengan observasi objek yang relevan.Selain itu
dilakukan beberapa jenis survey yaitu survey peran serta sektor swasta, survey
komunikasi dan pemetaan media, survey partisipasi masyarakat jender dan
kemiskinan kepada beberapa responden baik kalangan SKPD, Pengusaha, Media
maupun ke masyarakat langsung, dan survey Environmental Health Risk
Assesment (EHRA) ke rumah tangga sasaran pada 17 Kecamatan di Kabupaten
Maluku Tengah.
Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan membandingkan
data dan informasi yang ada dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya atau kondisi
ideal untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan yang ada. Untuk penentuan
area dengan resiko tinggi digunakan analisa kualitatif persepsi SKPD dan analisa
kuantitatif hasil EHRA
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini
secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan
aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.4.1 Sumber Data
Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi
antara lain:
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Survey Pemberdayaan Masyarakat, Jender & Kemiskinan (PMJK), Promosi
Higiene dan Sanitasi Sekolah Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) Studi Komunikasi dan Pemetaan Media.
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini antara lain meliputi
aspek profil umum dan data profil sanitasi.
Data profil Umum antara lain:
Geografis, Administratif & Geohidrologis Demografis Keuangan dan Perekonomian Daaerah Sosial & Budaya Tata Ruang Wilayah Kelembagaan Daerah
Data Profil Sanitasi meliputi antara lain :
Data Teknis : Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan Data Non Teknis : Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 9
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai
kuesioner bersifat tertutup, kuesioner tertutup dimaksud adalah bahwa jawaban
kuesioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang
telah disediakan.
2. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang
dilakukan dengan beberapa nara sumber yang dianggap mampu dan mengetahui
permasalahan. Teknik ini dipakai secara simultan dan sebagai cara utama untuk
memperoleh data secara mendalam yang tidak diperoleh dengan data
dokumentasi, menanyakan hal-hal yang belum ada atau belum jelas yang mungkin
terdapat dalam data dokumentasi.
3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
hal-hal yang penting berkaitan dengan objek yang sedang diteliti, sehingga peneliti
mampu menggambarkan secara nyata kondisi di lapangan. Teknik ini dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan visual langsung ke lingkungan yang menjadi
obyek studi. Obyek yang diamati berupa kondisi drainase, sarana persampahan,
saluran pembuangan limbah. Hasil dari pengamatan tersebut ditulis secara
deskriptif dan direkam dengan kamera foto.
1.4.3 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data dalam pelaksanaan proses kajian data primer dan sekunder ini antara
lain dengan menggunakan program Epi info, SPPS, Microsoft Excel dan ArcView GIS.
Sedangkan untuk Visualisasi data ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram dan peta.
Sedangkan data-data yang bersifat penjelasan dipresentasikan secara deskriptif kualitatif
dalam bentuk uraian.
1.4.4 Analisis Data
Analisis data adalah merupakan tindak lanjut dari tahapan pengumpulan data untuk
memperoleh output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis yang diguna dalam
penelitian ini adalah :
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 10
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
a. Analisis ProfilWilayah Kabupaten Maluku Tengah
Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Hasil analisis ini adalah
kondisi existing wilayah Kabupaten Maluku Tengah di tinjau dari aspek fisik,
demografi, ekonomi, tata ruang wilayah, sosial budaya dan kelembagaan
Kabupaten Maluku Tengah pada saat ini.
b. Profil Sanitasi Wilayah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Maluku
Tengah saat ini secara obyektif berdasarkan data primer dan sekunder sistem
dan layanan sanitasi, permasalahan yang di hadapi dan rencana pembangunan
sanitasi yang ada saat ini. Hasil analisis ini adalah peta sistem sanitasi untuk
masing-masing subsektor dan lokasinya yang spesifik, hasil analisis dari beberapa
kajian data primer, dan teridentifikasinya rencana program dan kegiatan
pengembangan sanitasi serta kegiatan sanitasi yang sedang berlangsung. Analisis
ini menggunakan metode tabulasi, Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dan analisis
deskriptif
c. Penetapan Area Beresiko Sanitasi
Analisis ini bertujuan untuk menetapkan area beresiko sanitasi dan posisi
pengelolaan sanitasi saat ini di Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan analisis
data sekunder, data primer yang dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD
tentang kualitas, kuantitas dan kontunuitas sarana dan prasarana sanitasi dan
perilaku PHBS. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, pembobotan (skoring)
dan peta
1.5. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
1.5.1 Dasar hukum yang melandasi PenyusunanBuku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah ini antara lain :
1.5.1.1 Undang-Undang
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 22, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2804);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan
dan kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 11
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700);
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).
1.5.1.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4854);
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 12
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang
Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3838);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4161);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4490).
1.5.1.3 Peraturan Presiden Republik Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014.
1.5.1.4 Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan;
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 13
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001
Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air .
1.5.1.5 Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan
Sehat Pakai Air (SPA);
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang
PedomanPemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa
KonstruksiKualifikasi Kecil;
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang
Kebijakandan Strategi Nasional Pengelolaan persampahan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
BerbasisMasyarakat (STBM).
1.5.2 Hubungan Buku Putih dengan Perencanaan lain
a. Buku Putih dengan RPJP
Dokumen RPJPKabupaten Maluku Tengah tahun 2005-2025 digunakan sebagai
referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan
program sanitasi ke depan.
b. Buku Putih dengan RPJM
Buku putih menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah
(RPJMD) Tahun 2013-2017 sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu
strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus di
tangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta
kebijakan sanitasi kedepan.
c. Buku Putih dan RTRW Kabupaten Maluku Tengah
Dalam pelaksanaan penyusunan Buku Putih memperhatikan dan mempedomani
tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 14
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
RTRW Kabupaten Maluku Tengah, dimana kebijakan penataan ruang, struktur
dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Maluku Tengah menjadi acuan dalam
penentuan wilayah kajian dalam penyusunan buku putih.
d. Buku Putih dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD)
Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang
menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan
setelah Buku Putih Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja
perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.
1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Sistematika penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Maluku Tengah, ini
terdiri dari 5 bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, landasan gerak, maksud dan tujuan, metodologi yang
digunakan, dasar hukum serta sistematika penulisan yang digunakan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Berisikan kondisi geografis, administratif, kondisi fisik, demografi, keuangan dan
perekonomian, tata ruang wilayah, sosial dan budaya, serta kelembagaan
pemerintah daerah.
BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN
Berisikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan promosi higiene meliputi :
tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah; pengelolaan air limbah domestik,
pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan, dan pengelolaan
terkait komponen sanitasi
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG
DIRENCANAKAN
Berisikan penjelasan detail mengenai rencana program dan kegiatan untuk tahun
depan dan program serta kegiatan sanitasi yang sedang berjalan saat ini, meliputi :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene, Peningkatan
Pengelolaan Air Limbah Domestik, Peningkatan Pengelolaan Persampahan,
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 15
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH
Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan, Peningkatan Komponen Terkait
Sanitasi.
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
Menyajikan hasil dari kegiatan Penetapan Area Berisiko Sanitasi dan hasil analisis
posisi pengelolaan sanitasi saat ini, meliputi : Area Berisiko Sanitasi dan Posisi
Pengelolaan Sanitasi saat ini.
Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 16