Apa yang perlu dokter
ketahui agar tidak
masuk penjara?Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F
PIT IDI Tangerang
11 Februari 2018
Pendahuluan Saat ini ada beberapa kasus hukum yang melibatkan
dokter maupun tenaga kesehatan lain.
Contoh Kasus
Pertanyaan Mengapa orang bisa dipenjara?
Apa yang harus dilakukan ketika terlibat kasus hukum?
Apa itu Tindak Pidana? Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan
manusia yang dapat bertanggung jawab yang mana
perbuatan tersebut dilarang atau diperintahkan atau
dibolehkan oleh undang-undang hukum pidana yang
diberi sanksi berupa sanksi pidana.
Untuk membedakan suatu perbuatan sebagai tindak
pidana atau bukan tindak pidana ialah apakah
perbuatan tersebut diberi sanksi pidana atau tidak
diberi sanksi pidana.
Apa itu Tindak Pidana?Pengertian tindak pidana menurut Van Hamael meliputilima unsur, sebagai berikut :
Diancam dengan pidana oleh hukum,
Bertentangan dengan hukum,
Dilakukan oleh seseorang dengan kesalahan,
Seseorang itu dipandang bertanggung jawab atasperbuatannya,
Sifat perbuatan yang mempunyai sifat dapat dihukum.
Profesi Dokter PROFESI dokter menjadi cita-cita paling banyak
diimpikan generasi muda.
Kata Dokter berasal dari kata Latin yaitu docere yang artinya 'mengajar'.
Pada jaman dulu istilah dokter telah digunakan sebagaigelar terhormat selama lebih dari 1000 tahun di Eropa, di saat berdirinya universitas pertama di dunia.
Profesi dokter dikenal sebagai sebagai profesi yang luhur dan mulia.
Hubungan Dokter-Pasien Dengan semakin meningkatnya peranan hukum dalam
pelayanan kesehatan karena meningkatnya tingkatpendidikan, kesadaran masyarakat akan kebutuhankesehatan, maka akan meningkat pula perhatianmasyarakat tenang hak-haknya untuk memperolehpelayanan kesehatan yang baik dan bermutu denganpelayanan yang lebih luas dan mendalam timbulhubungan hukum dokter-pasien.
Perjanjian antara dokter - pasien itu secara yuridisdimasukkan kedalam golongan inspannings verbitenis(perjanjian berdasarkan daya upaya / usaha yang maksimal)
Hubungan Dokter-Dokter Pelayanan kedokteran yang baik memiliki unsur
penting yang meliputi kompetensi, hubungan yang baik
antara dokter dan pasien, dan antarsejawat, serta
ketaatan pada etika profesi.
Seorang dokter tidak dibenarkan mengkritik teman
sejawat melalui pasien yang mengakibatkan turunnya
kredibilitas sejawat tersebut.
Selain itu tidak dibenarkan seorang dokter memberi
komentar tentang suatu kasus, bila tidak pernah
memeriksa atau merawat secara langsung.
Hubungan Dokter-Tenaga
Kesehatan lainAsuhan kesehatan selalu ditingkatkan melalui kerjasama
dalam tim multidisiplin. Apabila bekerja dalam sebuah tim,
dokter harus:
a) menunjuk ketua tim selaku penanggung jawab;
b) tidak boleh mengubah akuntabilitas pribadi dalam
perilaku keprofesian dan asuhan yang diberikan;
c) menghargai kompetensi dan kontribusi anggota
tim;
Hubungan Dokter-Tenaga
Kesehatan lain d) memelihara hubungan profesional dengan pasien;
e) berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim di dalamdan di luar tim;
f) memastikan agar pasien dan anggota tim mengetahui danmemahami siapa yang bertanggung jawab untuk setiap aspekpelayanan pasien;
g) berpartisipasi dalam review secara teratur, audit daristandar dan kinerja tim, serta menentukan langkah-langkahyang diperlukan untuk memperbaiki kinerja dan kekurangantim;
h) menghadapi masalah kinerja dalam pelaksanaan kerja timdilakukan secara terbuka dan sportif.
Hubungan Dokter-RS Rumah sakit adalah sebagai salah satu sarana kesehatan
tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang memiliki karyawan yang salah satunya adalah dokter.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadapmasyarakat tentunya tidak tertutup kemungkinan terjadisengketa yang dapat menimbulkan kerugian pada pasien, sehingga merupakan sebuah kewajiban bagi rumah sakitlayaknya sebuah perusahaan yang melindungi karyawannyadan memberikan kesejahteraan kepada karyawannya.
Melindungi melalui sistem di dalam RS, diantaranyaasuransi profesi
Hubungan Dokter-RS Perjanjian terapeutik yang dilaksanakan di lingkungan
rumah sakit dan memenuhi syarat sahnya perjanjian
terapeutik maka menimbulkan hubungan hukum
antara dokter dengan pasien.
Perjanjian terapeutik yang sah tidak hanya
menimbulkan hubungan hukum terhadap dokter dan
pasien akan tetapi juga menimbulkan hubungan hukum
antara dokter dan rumah sakit serta pasien dan rumah
sakit.
TRILOGI Tata
Kelola Rumah
Sakit. Pengelolaan Rumah Sakit yang
efisien dan efektif haruslah
berdasarkan atas dengan 3 (tiga)
prinsip:
Good Corporate Governance
(GCG)
Good Clinical Standard (GCS);
Good Ethical Practice (GEP).
TRILOGI Tata Kelola Rumah
Sakit Good Corporate Governance (GCG), Good Clinical
Standard (GCS); Good Ethical Practice (GEP) yang
sesungguhnya tidak berhenti hanya dalam aspek legal-
formal dokumen tetapi esensi sesungguhnya untuk
pencegahan konflik atau sengketa adalah pada
implementasi ketiga tata kelola tersebut di dalam
budaya kerja di rumah sakit.
Penyelesaian Konflik atau
SengketaPenyelesaian konflik atau sengketa medis:
Litigasi
Non Litigasi
Penyelesaian didorong dengan cara non litigasi
Apa yang harus dilakukan jika
dipanggil ke kepolisian? Meminta pertimbangan kepada pihak yang dapat
dipercaya
Meminta pendampingan saat menghadap penyidik
Jangan panik
Menjawab sesuai pertanyaan
Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah
Konstitusi pada PUTUSAN Nomor 14/PUU-
XII/2014
Meskipun bisa jadi tindakan profesi kedokteran dan
tindakan profesi lain sama-sama mengakibatkan atau
menimbulkan risiko cacat atau kematian, dan
keduanya diatur dalam Undang- Undang yang sama,
misalkan KUHP, tetapi tentu harus dibedakan
konsekuensi hukumnya bagi dokter atau dokter gigi
karena mereka memang diizinkan untuk melakukan
tindakan terhadap tubuh manusia, sementara profesi
lain tidak demikian adanya.
Pertimbangan Hukum Mahkamah Konstitusi
pada PUTUSAN Nomor 14/PUU-XII/2014
Perbedaan tersebut menurut Mahkamah memberikandasar yang kuat bagi penegak hukum yaitu kepolisiandan kejaksaan untuk perkara pidana, maupunpengadilan baik pidana maupun perdata, untukmemperlakukan dokter dan dokter gigi secara berbeda. Perbedaan demikian harus dilakukan atau ditunjukkandengan menjadikan ilmu kedokteran, khususnya yang tertuang dalam peraturan disiplin profesional dokter, sebagai rujukan utama dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, serta pemeriksaanpersidangan.
Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah
Konstitusi pada PUTUSAN Nomor 14/PUU-
XII/2014
Pertimbangan hukum yang demikian menegaskan
pendapat Mahkamah bahwa makna keadilan adalah
memperlakukan sama terhadap yang sama dan
memperlakukan berbeda terhadap dua hal yang
memang berbeda.
Konsep keadilan yang demikian merupakan
pengetahuan yang bersifat umum (tacit knowledge)
yang diyakini Mahkamah telah dimiliki dan disadari
oleh semua aparat penegak hukum, yaitu kepolisian,
kejaksaan, serta pengadilan.
Pertimbangan Hukum Mahkamah Konstitusi
pada PUTUSAN Nomor 14/PUU-XII/2014
Terkait dengan hal tersebut Mahkamah berpendapat
bahwa proses pidana dan/atau gugatan perdata yang
diatur dalam Pasal 66 ayat (3) Undang- Undang a quo,
secara kontekstual tidak memiliki makna lain selain
menjadikan ilmu kedokteran, khususnya kode etik dan
disiplin profesi kedokteran, sebagai salah satu rujukan
dalam melakukan penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, serta pemeriksaan sidang.
Pertimbangan Hukum Mahkamah Konstitusi
pada PUTUSAN Nomor 14/PUU-XII/2014
Tindakan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, serta
pemeriksaan sidang yang menjadikan kode etik dan
disiplin profesi kedokteran sebagai salah satu rujukan,
antara lain, dengan mendengarkan pendapat atau
keahlian dari pihak-pihak yang memiliki kompetensi di
bidang kedokteran, ketika aparat penegak hukum
melakukan penafsiran terhadap peraturan hukum yang
mengatur tindakan dokter atau dokter gigi, serta ketika
melakukan penilaian terhadap tindakan dokter atau
dokter gigi dimaksud.
Pertimbangan Hukum Mahkamah Konstitusi
pada PUTUSAN Nomor 14/PUU-XII/2014
Dilaksanakannya peradilan yang menjadikan ilmu
kedokteran sebagai salah satu rujukan dalam mengadili
dokter dan/atau dokter gigi yang diduga melakukan
malpraktik, menurut Mahkamah telah membatasi risiko yang
harus ditanggung dokter dan/atau dokter gigi dari pelaporan
pidana atau gugatan perdata.
Artinya dalam proses pengadilan yang demikian akan
tertutup kemungkinan dijatuhkannya sanksi pidana dan/atau
perdata kepada dokter atau dokter gigi yang tindakan
medisnya oleh MKDKI telah dinyatakan sesuai atau tidak
melanggar disiplin profesi kedokteran.
KESIMPULAN 1.Dalam menjalankan profesi dokter sesuai kompetensi
dan kewenangan.
2. Melakukan penanganan sesuai regulasi yang berlaku (SPO, panduan dan UU)
3. Menjalankan komunikasi etis efektif kepada pasiendan lingkungan kerja.
4.Mencatatkan kegiatannya dalam Rekam Medis.
5. Tidak sendirian saat menangani pasien.
6 Meminta bantuan OP saat menghadapi sengketa.
TERIMA KASIH