Download - Download Dyah

Transcript
Page 1: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 1

PERSYARATAN TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM

BAB I URAIAN UMUM

1.1. PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini adalah pembangunan Gudang Obat dan Vaksin Kabupaten Bogor

b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,

buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar

Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan

selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan

Teknis Bangunan Gedung

d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan

Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan

e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis

Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis

Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan

g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman

dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana

Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.

h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)

i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)

j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)

k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)

l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)

m. SKSNI T-15-1991-03

n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)

o. Algemenee Voorwarden (AV)

Page 2: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 2

1.3. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :

Surat Perjanjian Pekerjaan

Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran

Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya

yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan

gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor

wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka

gambar detail yang diikuti.

2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka

yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan

menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan

keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.

3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali

bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan

kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan

Pengawas.

4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap

sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.

5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah

mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan

pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan

pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,

maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi

yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah

memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak

lain.

BAB II LINGKUP PEKERJAAN

2.1 KETERANGAN UMUM

1. Pembangunan Gedung Kegawatdaruratan Ibu dan Anak RSUD Kab. Sumedang

tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.

2. Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang masuk dalam sekop

pekerjaan non standar antara lain :

Sistem Gas Medis

Sistem Tata Suara

Hydrant

Air Conditioning (AC)

Telepon dan PABX

Fasilitas Penyandang Cacat

Dan lain - lain

Page 3: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 3

Uraian pekerjaan lebih detail seperti di uraikan pada perencanaan dan Bill of Quantity

(BoQ).

3. Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari

persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan

masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Sipil / Struktur

Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan Mekanikal

Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan lain-lain

2.2. URAIAN PEKERJAAN

a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :

Penyediaan air dan daya kerja

Pembersihan lokasi kerja

Dll.

b. Pekerjaan Struktur, meliputi :

Pekerjaan tanah

Pekerjaan pondasi

Pekerjaan beton

Pekerjaan Water Profing

Pekerjaan Atap

Dll.

c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi :

Pekerjaan dinding

Pekerjaan kusen, pintu dan jendela

Pekerjaan lantai

Pekerjaan plafond

Pekerjaan pengecatan

Pekerjaan sanitasi

dll

d. Pekerjaan Mekanikal, meliputi :

Pekerjaan instalasi air bersih

Pekerjaan instalasi air kotor

Pekerjaan instalasi air hujan

Pekerjaan instalasi air limbah

Pekerjaan instalasi gas medis

Pekerjaan instalasi hydrant

Pekerjaan instalasi air conditioning

dll

e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :

Pekerjaan instalasi listrik

Pekerjaan penangkal petir

Pekerjaan tata suara dan nurse call

Pekerjaan telepon

dll

f. Pekerjaan lain-lain

Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa

dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS

Page 4: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 4

2.3. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat

pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup

pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai

dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-

orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan

kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara

pekerja/karyawannya.

c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,

pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan

untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dlaam kondisi baik.

d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan

menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas

seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan

semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen

konstruksi dilaksanakan.

f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan

Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus

menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam

pelaksanaannya.

Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar

perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh

persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan

merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,

kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.

j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan

mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.

Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan

pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya

jalan, halaman, dan lain sebagaunya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa

pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa

kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.4. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam

bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan

butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor

Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan

pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan

persetujuan Konsultan Pengawas.

Page 5: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 5

c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana

belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana

harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu

pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana

harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan

mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2

mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.5. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang

sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan

lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang

dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang

tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di

Indonesia.

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan

contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan

User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang

tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh

Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman

pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih

dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk

membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua

kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan

berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium

Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian

hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan

bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan

dari kerusakan.

f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,

sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan

langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen

konstruksi di belakang.

Air

Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan

penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,

asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air

untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan

rekomendasi laboratorium.

Semen Portland (PC)

Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk

penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum

mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan

cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin

kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.

Pasir (Ps)

Page 6: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 6

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,

lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut

pasir urug.

2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar

adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut

pasi pasang

3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat

rekomendasi dari laboratorium.

Batu Pecah (Split)

Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan

bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat

yang tercantum dalam PBI 1971.

BAB III SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1. SITUASI/LOKASI

a. Lokasi proyek adalah pada lahan RSUD Kab. Sumedang. Halaman proyek akan

diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan.

Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan

tanah halaman proyek tersebut.

b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan

klaim/tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan

sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat

seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau

mengurangi kekuatan konstruksi.

Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan

kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut

harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara

yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam

melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi

persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan

peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula

menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3.3. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah

bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.

Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.

Page 7: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 7

3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman

kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas

sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.

Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-

fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan

terhindar dari kerusakan.

Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,

los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

3.5. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)

Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara

beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan

yang harus disediakan adalah sebagai berikut :

a. Ruang : ukuran 20 m2

b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood

tidak usah dicat, atap asbes gelombang

c. Fasilitas : air dan penerangan listrik

d. Furnitur : 2 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi

1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 80 x 160 cm,

dan 5 kursi

1 unit meja gambar beserta peralatannya

1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm

1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 100 x 30 cm

Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta

peralatannya.

Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet

yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

3.6. PAGAR SEMENTARA

Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi

yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :

a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.

b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.

c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk

lancarnya pekerjaan.

d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman

secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan

bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar

bangunan.

Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-

perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.

3.7. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman

proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm

Page 8: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 8

dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah

setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk

apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

3.8. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti

adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar

dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang

ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas

bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar

dari halaman proyek.

3.9. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

a. Peil 0.00 Bangunan diambil dari + 0,60 dari Jalan lingkungan.

b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus

mengambil patokan dari peil 0.00 tersebut.

3.10. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm

yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran

5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam

halus pada bagian atasnya.

b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus

memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.

c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan

ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah

selama pekerjaan berlangsung.

Page 9: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 9

B. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL

BAB I URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI

1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :

Pekerjaan persiapan

Pekerjaan Pondasi Foot Plat

Pekerjaan sloof

Pekerjaan kolom, balok, pelat lantai

Pekerjaan struktur atap dack beton

Dan pekerjaan lainnya yang jelas-jelas terkait dengan pekerjaan struktur

1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :

Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.

Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis

pekerjaan.

Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk

ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan

dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Direksi.

1.4. Situasi

Pembangunan akan dilaksanakan di dalam kompleks RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang Jl. A.

Yani No. 169 Magelang.

Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada

waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang

seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-

lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan

tertera pada gambar.

BAB II UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK Mengukur letak bangunan :

Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat

datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak lurus

dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.

BAB III PEKERJAAN PONDASI 3.1. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :

Page 10: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 10

Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja setebal 10 cm dan dipadatkan.

Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja.

Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persyaratan Umum

- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran

dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.

- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air

hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di

daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.

- Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus

bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.

Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.

3. PONDASI PASANGAN BATU KALI

Adukan yang dipergunakan 1 pc : 5 ps.

Adukan 1 pc : 3 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi 20 cm dari

permukaan atas pondasi.

Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga muka pecahan.

3.2. PEKERJAAN PONDASI TELAPAK BETON

1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan pondasi telapak beton ialah :

Pembuatan urugan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dan lantai kerja dari beton tumbuk

dengan komposisi adukan 1 : 3 : 5 setebal 5 cm.

Pembuatan semua pondasi telapak (foot plat) sesuai Gambar Kerja.

Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persyaratan Umum

- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa

ukuran dan kedalamannya dan disetujui Pengawas.

- Pondasi telapak beton diletakkan pada tanah keras dengan kedalaman seperti yang

ditunjukkan pada gambar rencana.

- Untuk mendapatkan elevasi/kedalaman tanah keras, perlu dilakukan penggalian tanah

dengan menggunakan alat yang memadai.

Page 11: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 11

- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air

hujan, maka sebelum pasangan dimuai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang

di daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.

3. MUTU BETON

- Kualitas bahan yang dipersyaratkan. Kualitas campuran beton minimum harus

memenuhi syarat-syarat K-225, PBI 1971, NI-2, sesuai dengan yang tercantum pada

gambar kerja.

- Agregat beton. Semua agregat beton mengikuti syarat-syarat PBI 1971, termasuk

spesifikasi-spesifikasinya, syarat-syarat bahannya dan lain-lain.

- Campuran beton. PC-Portland Cement, dari pabrik Gresik/Cibinong atau lainnya yang

setaraf, S-Pasir (Sand) yang dimaksud pasir alam yang masuk dalam daerah gradasi

2 atau 3 dari pembagian daerah gradasi 1 sampai 4. ST-Crushed (kerikil) tergantung

dari fungsi dan bentuk beton yang dikehendaki. Campuran beton selalu dibuat untuk

memenuhi syarat-syarat minimum compressive strength dari beton K-250 untuk

pondasi mesin, pondasi sumuan dan pendukungnya.

4. BAJA TULANGAN

- Semua baja tulangan yang didisain sebagai „tulangan praktis‟ dan tidak termasuk pada

gambar, tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini harus diadakan

pelaksanaannya.

- Pemasangan dengan pengikatan dari pekerjaan baja yang tertanam dalam beton

harus dilakukan dalam keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran

beton berlangsung.

- Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar kerja.

- Pemborong harus membuat detail „shop drawing‟ dengan skala dan rencana untuk

seluruh pekerjaan untuk disetujui Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan.

- Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan,

bahan-bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan ikatan antara

beton dan baja.

- Semua baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum

pengecoran tulangan tidak berubah tempat.

- Penahan-penahan jarak (spacer) berbentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang

untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton.

- Jumlah luas dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan jika

dipergunakan „besi beton kurus‟, maka jumlah batang-batang harus ditambah

sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus dimintakan

persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

- Pemotongan dan Pemasangan Tulangan. Pemborong diwajibkan membuat dan

mengajukan daftar dan gambar pemasangan tulangan (buigstaad) untuk mendapatkan

persetujuan Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan, selanjutnya berlaku

ketentuan dalam PBI 1971, pasal 5.3 sampai dengan pasal 5.7 dan pasal 8.1 sampai

pasal 8.17.

Page 12: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 12

- Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.

5. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

Pembuatan Adukan (campuran) beton

Dalam melaksanakan beton dengan campuran yang direncanakan untuk mendapatkan

mutu yang disyaratkan K-250 untuk pondasi mesin, sumuran. Pemborong diwajibkan

mengajukan perbandingan campuran menurut hasil pemeriksaan di laboratorium.

Pengadukan, pengecoran, pemeriksaan mutu beton maupun mutu pelaksanaan beton

selama masa pelaksanaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam

PBI 1971 bab 4 pasal 4.3 sampai dengan pasal 4.9. Pembuatan adukan beton harus

dilaksanakan dengan mesin pengaduk (beton mollen) dan harus dilengkapi dengan alat-

alat pengukur yang dapat mengukur dengan tepat jumlah air pencampur yang dimasukkan

ke dalam beton mollen. Jenis timbangan atau takaran semen agar agregat serta

banyaknya putaran mesin pengaduk harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas

Lapangan. Dalam hal pengadukan beton, berlaku ketentuan dalam PBI 1971 bab 6 pasal

6.2. Disyaratkan menggunakan ready-mix concrete pada pekerjaan pondasi ini.

Pengangkutan campuran beton

Pengangkutan campuran beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus

dilakukan dengan cara-cara dimana dapat dicegah pengesahan dan kehilangan bahan-

bahan.

Arah pengangkutan harus lancar, sehingga tidak terjadi perbedaan waktu yang mencolok

antara beton yang sudah dicor dan beton yang akan dicor. Alat-alat pengangkutan beton

harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pekerjaan Bekisting dan Perancah

Pemborong diwajibkan membuat rencana bekisting dan perancah yang sebelum

dilaksanakan perlu mendapatkan persetuan Pengawas Lapangan, bilamana dianggap

perlu oleh Pengawas Lapangan, maka gambar tersebut harus disertai dengan

perhitungan-perhitungan kekuatannya.

Kayu untuk perancah harus memakai ukuran 6/10, 6/12 dan 5/7, sedangkan papan

bekisting digunakan bhan multiplex minimal tebal 12 mm.

Benda uji

Selama pengecoran harus dibuat benda-benda uji setiap 5 m3 beton dengan minimum

satu buah benda uji setiap harinya sesuai pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal dan

nomor urut.

Pemeliharaan (Curing)

Selama struktur beton harus dilakukan pemeliharaan (curing) dengan air selama minimal

14 hari.

Lantai Kerja

Lantai kerja semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus

mempunyai lantai kerja beton tumbuk dengan ketebalan minimum 5 cm. Lantai kerja ini

harus kering dan bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran beton bertulang

dilaksanakan. Campuran beton untuk lantai kerja mempunyai perbandingan volume 1 pc :

3 ps : 5 kr.

Page 13: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 13

Tenaga Ahli Pengawas Lapangan

Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di

lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh

Pengawas Lapangan dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk

pengawasan.

Penggalian

Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi lubang-

lubang pondasi sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh

Pengawas Lapangan sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.

Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai

elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan tertulis yang ditanda tangani

oleh Pengawas Lapangan.

Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus

bersih setiap saat.

Pengecoran dan Pemadatan

Pelaksanaan pengecoran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting,

pemasangan, pembersihan dan campuran beton disetujui secara tertulis dari Pengawas

Lapangan.

Sela-sela bekisting harus dibersihkan dengan memakai pompa-pompa udara (air

compressor) atau semburan air.

Pelaksanaan pengecoran harus memakai alat penggetar dan sejak pengecoran dimulai,

maka pekerjaan ini tidak boleh berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang

ditetapkan sesuai dengan PBI 1971 atau atas petunjuk Pengawas Lapangan.

Selama proses pengerasan beton, maka bidang permukaan beton harus selalu dibahasi

dengan air selama satu minggu. Selanjutnya berlaku PBI 1971 bab 6 pasal 6.1 – 6.6.

Perbandingan adukan harus sesuai dengan hasil percobaan dan persyaratan yang

diminta dan angka perbandingan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isis

yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat

dengan baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan terlebih

dahulu.

Pengadukan beton tersebut harus sudah terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan

dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa

diperpanjang. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara

kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pengawas Lapangan.

Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk selama pengecoran harus

digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih

dari 30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh kena langsung

baik pada baja tulangan maupun cetakan.

Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga dapat

menghasilkan bentuk permukaan dan ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan gambar

kerja.

Selama pekerjaan pengecoran beton bertulang harus selalu dibuat benda uji minimal 1

buah setiap 5 m3 beton setiap hari sesuai dengan pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal

dan nomor urut yang menerus. Jika dari hasil pengujian ternyata tidak memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan, maka pekerjaan yang bersangkutan harus dibongkar

dan merupakan tanggung jawab Pemborong.

Page 14: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 14

Persiapan Pengecoran

- Pemborong harus membuat shop drawing

- Pembuatan cetakan harus teliti, datar dan tegak lurus, tidak bocor, sehingga

kedudukannya tidak bergetar atau bergeser pada waktunya. Sebelum pengecoran

dilaksanakan, semua cetakan beton harus bersih dari segala yang dapat mengurangi

mutu dan kekuatan beton. Jika diperlukan cetakan harus dicuci dan dikeringkan

terlebih dahulu.

6. PENYELESAIAN

Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap

segala kotoran-kotoran, sampah-sampah berkas adukan-adukan, bobokan-bobokan,

tulangan-tulangan dan lain-lain.

Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap

kepadatannya maupun terhadap peil semula.

Pemborong harus menjamin kepadatan beton sehingga tidak terjadi keropos. Hal ini akan

mendapat konfirmasi dari Pengawas Lapangan.

Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu

setiap pekerjaan baja yang tertanam di dalam beton.

Semua akibat dari tidak terpenuhinya hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung

jawab Pemborong, yaitu Pemborong harus menanggung semua biaya-biaya re-design dan

biaya tambahan volume pekerjaan.

BAB IV PEKERJAAN BETON 4.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan bahan

untuk semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton telanjang berikut pembuatan

dan pemasangan cetakan bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan

pembetonan sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.

2. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut pekerjaan

pembetonan yaitu seperti :

Pekerjaan tanah untuk struktur, drainase/sistem saluran plumbing.

Pekerjaan arsitektur.

Pekerjaan kayu, tembokan, logam dan lain-lain sebagainya yang ada kaitannya

dengan pekerjaan beton.

4.2. PERSYARATAN

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan :

Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.

Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.

Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi

Pengawas.

Page 15: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 15

American Society for Testing and Material (ASTM).

American Concrete Institute (ACI).

Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan

persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali bila

dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan

cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured finishing dan kualitas secara keseluruhan.

4.3. MUTUBETON

Mutu beton struktur adalah K-225 dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja yang

dipakai adalah BJTD-39 dan BJTP-24. Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat

dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk menjamin

kesamaan mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan readymix concrete dari perusahaan

terkenal yang khusus membuat readymix, terutama untuk pekerjaan struktur dinding beton, kolom,

balok, lantai dan atap beton.

1. Lapisan penutup (protective concrete fill) di atas lapisan kedap air seperti pada lantai toilet

(screed), reservoir dan lain-lain harus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3Ps

dan harus dicor segera setelah lapisan water proofing selesai dipasang.

2. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu

tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut

harus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.

3. Pengadukan.

Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin

pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan,

pengadukan harus rata hingga warna dan kekentalannya sama.

4. Takaran Perbandingan Campuran.

Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan isi.

4.4. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN

1. Komposisi.

Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang

ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan

mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.

2. Pengujian (testing).

Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk pengujian-

pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi

syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika

pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-

prosedur dalam PBI 1971.

4.5. BAHAN-BAHAN.

Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal

memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia” untuk

Page 16: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 16

beton kelas I ­ Z 475 atau British Standard, nomor : 12-1965. Dalam pengangkutan, semen

harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan

harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang

ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk

sampai tingginya melampau1 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai

dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

1. Agregate.

Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,

umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau

kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari

tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki

(ketentuan-ketentuan) PBI 1971. Bagian 3 dilakukan pengujian butiran.

Pasir Beton. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik,

lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang

dicantumkan dalam PBI 1971.

Koral Beton/Split.

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi

kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir

dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua

bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.

2. A i r.

Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang

merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan

pengujian air/laboratorium test.

3. Bahan Tambahan.

Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.

4. Baja Tulangan.

a. Jenis penulangan.

Batang tulangan besi beton terdiri dari BJTD-39 dan BJTP-24, bahan tersebut dalam

segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971, standar Jepang kelas SR ­

24 atau British Standard Nomor 785 ­ 1938. Grade yang dipergunakan adalah ST-37

dengan kategori, BJTP 24 yang sesuai dengan tabeì 3.7.1. PBI 1971.

b. Penyimpanan.

Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh

disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

c. Pemasangan.

Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,

lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus

dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada

waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup

beton tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang

telah disetujui Ahli/Pengawas.

d. Pengujian (testing).

Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI

1971 yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimaì 370° kg/cm2. Jika besi beton

tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan

Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi

Page 17: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 17

syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan pemborong harus menyingkirkannya dari

tempat pekerjaan.

e. Selimut Beton.

Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk

plesteran), adalah sebagai berikut :

1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah

= 3 cm.

2. Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.

3. Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.

5. Cetakan (bekisting).

a. B a h a n.

Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing

yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana

diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran

vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus

dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau plywood :

Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.

Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang tidak

reaktif terhadap beton.

Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

b. Konstruksi.

Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran

yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah

padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-

penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus

rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji,

potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan

harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus

diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak

boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso 5/7

cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok secara silang.

c. Alat untuk Membersihkan.

Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-

perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-

potongan kawat pengikat dan lain-lain.

d. U k u r a n.

Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama

disemua tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.

e. Kawat Pengikat.

Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,

dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi

beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun

1971).

f. Pelapis Cetakan.

Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,

pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,

baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

Page 18: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 18

4.6. LINGKUP DAN MACAM PEKERJAAN

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan

pekerjaan ini.

2. Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, pondasi tiang pancang, pile cap (poer), sloof, kolom,

balok, beton pelat lantai basement, pelat, dan tangga beton.

4.7. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.

a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood dengan tebal

minimum 12 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh Pengawas. Fibre glass atau

bahan lain yang tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa bisa dipakai

cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 ­ 3 cm lebar 20 cm.

b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan (dihaluskan

1,5 cm).

c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.

d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan

campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya

dengan permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya

cacat permukaan.

e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari pekerjaan

untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.

2. Toleransi.

Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi

ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian harus

seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.

3. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari

pekerjaan, Pemborong harus memberi tahu Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui

oleh Pemberi Tugas/Pengawas, maka Pemborong dapat diperintahkan untuk

menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri.

4. Pengangkutan Adukan

Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya

pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih

dari 2 m.

5. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.

Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan.

Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan

beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

6. Pengecoran.

Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan

menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,

pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat

dilaksanakan atau persetujuan Direksi/Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan

Page 19: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 19

sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat

dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang

koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan

dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh

pengawas.

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah

pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari

pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk

memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan

menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum

adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.

Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan

tidak boleh terputus tanpa persetujuan Pengawas.

7. Pemadatan beton.

Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang

berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus

dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam

cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya

sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu

bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus

tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

8. Perawatan.

Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai

beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus

diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai

cetakan itu dibongkar.

b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.

9. Pembongkaran Cetakan.

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang cukup

untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian

konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka

cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu

ditentukan bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak

pada Kontraktor dan perhatian pemborong mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke

PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Pemborong harus memberi tahu Pemberi

Tugas/Konsultasi Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan pada

bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan

itu tidak berarti Pemborong lepas dari tanggung jawab.

10. Perubahan Konstruksi Beton.

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/Pengawas

mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :

Konstruksi beton yang sangat keropos.

Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan atau

posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.

Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

11. Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).

a. Untuk mencapai mutu beton K-250 sesuai dengan PBI 1971, Pemborong harus

melakukan percobaan-percobaan membuat design mix campuran-campuran

Page 20: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 20

sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm, pada umur

28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 250 kg/cm2, bahan-

bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan

sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5

m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan

waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.

b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah

kubus percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Pengawas.

Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga

Penelitian Bahan Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analisá

kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI

1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam penawaran

Pemborong atau tanggung jawab Kontraktor.

BAB V PEKERJAAN BETON KOLOM 5.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk

menyelesaikan pekerjaan ini, yaitu beton kolom portal.

5.2. Jenis dan Mutu Bahan

Beton kolom portal

Mutu beton K 225

Mutu baja U 39 (tulangan utama)

Mutu baja U 24 (tulangan sengkang)

BAB VI PEKERJAAN BETON BALOK DAN SLOOF 6.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk

menyelesaikan pekerjaan ini, yang terdiri dari :

a. Beton Sloof

b. Beton balok portal

c. Beton balok pengikat (ringbalk)

d. Beton balok praktis

6.2. Jenis dan Mutu Bahan

a. Beton balok portal

Mutu beton K 225

b. Beton balok pengikat (ringbalk)

Mutu beton K 225

c. Beton balok praktis

Mutu beton K 175

Balok praktis yang diperlukan harus dilaksanakan oleh Kontraktor meskipun tidak

tercantum dalam gambar rencana

Page 21: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 21

BAB VII PEKERJAAN BETON PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP 7.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk

menyelesaikan pekerjaan ini, pelat beton ini digunakan baik untuk lantai maupun sebagai pelat

beton untuk atap termasuk beton yang memerlukan kedap air seperti KM dan WC

7.2. Jenis dan Mutu Bahan

a. Beton pelat lantai

Mutu beton K 225

Mutu tulangan BTJTD 40 untuk diameter 16 mm dan BJTP 24 untuk yang lebih kecil

BAB VIII PEKERJAAN WATERPROOFING

8.1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan waterproofing adalah :

a. Penyediaan bahan

Waterproofing pada plat beton atap, beton ruang basah dipergunakan waterproofing

jenis bithuthene sheet 3000 dengan ketebalan 3 mm, merk Isobone, Fosrock, atau

setara.

8.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran

yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.

b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan

dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry

bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,

selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.

c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki

bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan

bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa

pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.

d. Setelah lapisan waterproofing dipasang dengan benar, maka bagian atas ditutup dengan

screeding campuran 1:3 dan kawat kasa setebal 3 cm dengan memperhatikan

kemiringan untuk drainage air hujan.

e. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 10

(sepuluh) tahun.

BAB IX PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

Page 22: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 22

9.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan rangka atap dengan baja ringan

yang meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikan yang

ditunjuk, berikut pengadaan aplikator yang direkomendasi oleh pabrik penghasil :

Sistem rangka atap

Reng dan Kasau

Ikatan angin

Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

a. STANDAR / RUJUKAN

1. Australian Standard :

AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections

AS 1170 – Loading Code,

Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations

Part 2 : Wind Loads

AS 1538 – Cold Formed Structures Code

AS 1554 – Structural Steel Welding Code

AS 4100 – Steel Structures Code

AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc Coated and Aluminium /

Zinc Coated

AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and Construction Industries

AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous Articles.

AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel.

2. Japanese Industrial Standard (JIS):

JIS G 3302 – Hot Dipped Zinc Coated Steel Sheets and Coils.

3. American Welding Society (AWS) :

AWS D1.1 – Structural Welding Code Steel.

b. PROSEDUR UMUM

1. Desain.

Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin

harus dilaksanakan oleh perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi

pabrik penghasil yang berpengalaman dalam perancangan sistem rangka

baja ringan.

Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa

agar rangka baja ringan mampu menerima beban rencana yang telah

ditentukan oleh Konsultan Perencana.

Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap harus mampu

menahan beban mati rencana tanpa lendutan yang lebih besar dari 1/300

bentangan untuk lendutan vertikal.

Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian rupa agar dapat

mengakomodasi gerakan bagian rangka tanpa kerusakan atau tekanan

berlebih, kegagalan pelapis, kegagalan sambungan, ketegangan yang

tak semestinya pada alat pengencang dan angkur, atau akibat lainnya

yang merusak ketika mengalami perubahan temperatur sekitar yang maksimal

sekitar 200 C.

Sistem rangka atap harus didesain untuk mengakomodasi pengiriman dan

penanganan, untuk memudahkan dan mempercepat perakitan.

Page 23: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 23

2. Penyerahan.

Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :

Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.

Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani enjinir profesional

yang dipilih yang bertanggung jawab untuk mempersiapkannya.

Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik pembuat rangka baja ringan

yang menyatakan bahwa produk mereka memenuhi persyaratan, termasuk

ketebalan baja tanpa lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi total

dan ketebalan lapisan pelapis metal.

Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi

pengujian yang terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan

persyaratan – persyaratan.

Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor yang menyatakan

bahwa tukang las memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditetapkan

dalam butir Jaminan Mutu.

3. Jaminan Mutu.

Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan

bahan, desain rangka baja ringan yang sejenis, dan dengan catatan

pengalaman proyek yang berhasil.

Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 atau AS 1554

edisi terakhir.

4. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan.

Rangka baja ringan harus dilindungi terhadap kerusakan, deformasi, dan

kerusakan lainnya selama pengiriman, penyimpanan dan penanganan.

Rangka baja ringan harus disimpan di ruang yang memiliki ventilasi cukup

untuk mencegah kondensasi dan dilindungi dengan penutup tahan air.

c. BAHAN - BAHAN

1. Lembaran Metal.

Lembaran metal lapis seng / galvanized harus memenuhi ketentuan SNI 07-

0132-1987 dengan tebal lapisan seng minimal 220 g/m2 sesuai JIS G 3302-

1994, seperti Lokfom, Sarana atau yang setara yang disetujui.

Lembaran metal lapis campuran seng dan alumunium harus memenuhi

ketentuan AS 1397, dengan mutu baja 5500 kg/cm2, dengan ketebalan 7,5

BMT seperti Zincalume buatan Blue Scope Steel Indonesia atau yang setara.

2. Profil Rangka.

Profil rangka yang akan digunakan harus sesuai dengan standar profil rangka

yang dibuat oleh pabrik pembuatan sistem rangka baja ringan.

Spesifikasi Material sbb :

a. Bahan baja yang dipakai untuk kuda – kuda adalah baja high tensile

strength hot dipped galvanized steel G550 sebagai berikut :

Batang utama (chord) memakai hot – dipped Galvanized Steel 95 x 33 Z

08 dan atau Z 10.

Web memakai hot – dipped Galvanized Steel 65 x 26 C 08

b. Bahan baja selain kuda – kuda (reng, ikatan angin, sekur overhang, listplang

dan balok tembok) adalah baja high tensile strength hot dipped galvanized

steel G550 sebagai berikut :

Reng memakai hot – dipped Galvanized Steel 45 x 27 B 50

Murplat / top plate memakai hot – dipped Galvanized Steel 75 x 40 W 10

c. Alat sambung utama untuk kuda – kuda baja ringan adalah sekrup khusus

yaitu self drilling screw STEELFIX berdasarkan ketentuan “Screws – Self

Page 24: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 24

Drilling – for The Building and Construction Industries” (Australian Standard

3566).

d. Semua kuda – kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk

menahan beban vertikal dan horisontal dengan Baja Ringan Multigrip

(MGN) dengan bahan Galvabond G2 – Z275 dengan Yield Strength 250 Mpa

dan Design Tensile Strength 150 MPa.

e. Pelapisan (coating) anti karat menggunakan hot – dipped Galvanized coating

Z 22 (220 g/m2).

f. Jika dipandang perlu, bahan yang dipakai untuk rangka atap baja ringan

dapat diperiksa di Laboratorium Penelitian Bahan Bangunan.

3. Manufaktur / Fabrikator.

Sesuai dengan ketentuan – ketentuan, manufaktur / fabrikator sistem rangka baja

ringan yang dapat memenuhi, antara lain, tetapi tidak terbatas pada yang tersebut

berikut :

Pryda Indonesia Pty. Ltd. Dengan produk Steelfast

PT Blue Scope Lysaght Indonesia dengan produk Smartruss

PT Jaindo Metal Industries dengan produk Uni-Frame

4. Aksesori Rangka.

Aksesori rangka baja ringan harus dibuat dari bahan dan penyelesaian yang sama

dengan yang digunakan untuk bagian – bagian rangka baja ringan dan sesuai

dengan persyaratan engineer dari pabrik pembuat rangka baja ringan, termasuk :

1. Angkur, Klip dan Alat Pengecang

Baja profil dan klip harus dilapisi seng dengan proses celup panas

Baut angkur pasang di tempat dan tiang harus dari baut kepala segi

enam dan tiang berbahan baja karbon, mur berbahan baja karbon, dan

cincin pelat. Semuanya harus berlapis seng dengan proses celup panas.

Angkur ekspansi harus difabrikasi dari bahan tahan karat, yang memiliki

kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, sebuah beban yang besarnya 5

kali lipat beban rencana.

Angkur tipe powder actuated harus merupakan sistem alat pengencang

yang sesuai untuk aplikasi yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja,

difabrikasi dari bahan anti karat, dengan kemampuan menumpu, tanpa

kegagalan, sebuah beban yang besarnya 10 kali lipat beban rencana.

Alat pengencang mekanikal harus berupa sekrup tipe self drilling, self

threading steel drill yang memiliki lapisan anti karat.

Kawat las harus memenuhi ketentuan AWS A5.1-E70xx atau AS 1554.

5. Bahan – bahan lainnya

1. Cat untuk perbaikan lapisan seng harus memenuhi ketentuan SSPC-paint20

atau DOD-P-21035.

d. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Fabrikasi.

a. Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan penyusunan / perakitan bagian

sistem rangka baja ringan.

Fabrikasi rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi,

sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang aman

dan kuat dan seperti diuraikan berikut :

Fabrikasi rangka rakitan dalam cetakan / pola.

Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting besar, bukan dengan

api.

Page 25: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 25

Kencangkan bagian rangka baja ringan dengan baut, rivet atau sekrup

sesuai rekomendasi enjinir dari pabrik pembuat. Tidak diijinkan

melakukan pengencangan dengan kawat.

b. Beri penulangan, pengaku dan ikatan angin untuk menahan penanganan,

pengiriman dan tekanan pada saat pemasangan.

c. Fabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi kesikuan maksimal 3 mm.

2. Pemasangan.

a. Umum.

Harus memenuhi persyaratan fabrikasi seperti disebutkan di atas.

Lengkapi dengan ikatan angin, balok di atas bidang bukaan dinding, siku

– siku penulangan, pengaku, aksesori dan alat pengencang yang sesuai

dengan persyaratan engineer pabrik pembuat.

Pasang rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat

sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan

yang kencang.

Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila

memungkinkan.

Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada tempatnya

sampai rangka baja ringan menjadi stabil secara permanen.

Sambungan muai harus dibuat terpisah dari rangka baja ringan dengan

cara sesuai persyaratan. Do not bridge building expansion and control

joints with cold-formed metal framing. Independently frame both sides of

joints.

Pasang rangka baja ringan dalam batas variasi toleransi maksimal yang

diijinkan dari vertikal, elevasi, dan garis yang telah ditentukan, 3 mm

dalam 300 cmm (1 : 1000).

Bagian rangka baja individual harus ditempatkan maksimal 3 mm dari

lokasi rencana. Kesalahan kumulatif tidak boleh dari persyaratan

pengencangan minimal pelapis, penutup atau bahan penyelesaian

lainnya.

b. Pemasangan Panel Dinding Prefab.

Bila ada penggunaan panel dinding prefab, panel dinding tersebut harus

diangkur dan ditumpu dengan kuat dan aman.

3. Perbaikan Perlindungan.

Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada rangka baja ringan yang

telah difabrikasi dan dipasang dengan cat perbaikan lapisan seng yang sesuai

dengan rekomendasi pabrik pembuat.

Page 26: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 26

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR

BAB I PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN

1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti

adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar

dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang

ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas

bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar

dari halaman proyek.

1.2. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

c. Peil 0.00 Bangunan diambil dari Lantai Dasar Gedung Rawat Darurat.

d. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus

mengambil patokan dari peil 0.00 tersebut.

BAB II PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA DAN BATA RINGAN

2.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan bata

ringan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan

ini.

2.2. BAHAN

a. Batu bata (bata merah)

Page 27: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 27

Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah

setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar dengan

baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata,

tanpa cacat atau mengandung kotoran.

Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan

ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak

terlalu menyimpang.

Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941

Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.

Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang

tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari

tempat pekerjaan.

b. Adukan

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.

Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk

tasram

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Nusantara, Gresik,

Tiga Roda atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,

bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh

digunakan kembali.

c. Bata Ringan

Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel atau Jaya Celcon ukuran

tebal 10 cm, 8,8 buah per m2.

Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.

Pengawas Lapangan berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-

bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

d. Mortar/Plester

Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata

ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.

Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk LEMKRA, Cipta Mortar atau setara.

e. Beton Bertulang

Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis

dan ringbalk.

Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah 1

pc : 2 pasir : 3 kerikil.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk

seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat

organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas

dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

2.3. PELAKSANAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut

masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan

dalam gambar.

a. Kolom praktis dan ringbalk

Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : kolom praktis 12 x 12 cm dan 10

x 10 untuk dinding bata ringan, ringbalk dan balok latai 12 x 12 cm dan 10 x 10 untuk

dinding bata ringan Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding

bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 10 cm untuk dinding bata ringan. Bekisting

terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata

dan berkualitas papan baik.

Page 28: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 28

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat

sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah

beton mengalami proses pengerasan.

b. Pasangan dinding bata

Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :

1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan

kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut

harus cukup terjamin.

2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya

3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan

4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap

5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis

(kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan

bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar

dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.

Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat

balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga

kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-

kusen harus diisi dengan aduk.

c. Pasangan Bata Ringan

Bata ringan yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai

jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata ringan:

1. Yang ukurannya kurang dari setengahnya

2. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap

3. Setiap luas pasangan dinding bata ringan mencapai 12 m2 harus dipasang beton

praktis (kolom, dan ring balk)

Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan

bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar

dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.

Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan diatas kusen harus

dibuat balok latei 10/10. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah

vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk

BAB III PEKERJAAN PLESTERAN DAN DRY MORTAR

3.1. KETERANGAN

Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata

dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan

plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan

bahan, tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat

tembok, kecuali disebutkan lain.

3.2. BAHAN

Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :

Page 29: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 29

a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding trasram atau daerah basah dan dinding

luar yang tidak tertutup atap.

b. 1 : 2 dan sudut dinding

c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung

Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk seluruh

pekerjaan).

d. Plesteran untuk penutup dinding bata ringan menggunakan Dry-Mortar : 3 kg/m2,

ketebalan 2 mm. Ketebalan dapat diatur sesuai dengan grade : kasar, sedang, halus.

Produk setara : LEMKRA – Plester Mutiara, atau Cipta Mortar

3.3. PELAKSANAAN

a. Plesteran dinding bata

Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air,

siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan maksimum 2 cm.

Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja.

Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran

harus mulus dan lurus.

Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus

diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan bahan pelindung

yang cukup sesuai.

Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7 (tujuh) hari

terus menerus.

b. Plesteran Beton

Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan

rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang

halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan

permukaan seperti yang dimaksud di dalam gambar rancangan pelaksanaan.

Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan

pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :

Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton

Dibasahi dengan air

Disapu air semen (Pc) atau bonding egent

Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara benar-benar

homogen.

Ketebalan plesteran adalah rata-rata 15 mm – 25 mm

Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc)

Untuk beton bertemu dengan dinding, plesteran harus dilapisi kawat wiremesh minimal

30 cm sepanjang pertemuan, khususnya apabila permukaan dinding rata dengan

permukaan beton.

c. Plesteran Dry Mortar

1. Tuangkan air kedalam ember yang bersih

2. Masukkan serbuk Dry-Mortar secara bertahap kedalam ember dengan

perbandingan campuran (1 kg Plester Mutiara : 250 cc air)

3. Aduk hingga rata dengan menggunakan mixer

4. Tebarkan adukan tersebut pada media dinding yang sudah diplester

5. Rapikan / haluskan dengan gosokan (roskam)

d. Semua pasangan dinding bata harus diplester dan diaci kecuali pasangan dinding bata

yang tertanam didalam tanah atau dibawah lantai dasar cukup diplester dengan

campuran 1 : 3 tanpa acian.

BAB IV PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

Page 30: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 30

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela,

daun pintu dan daun jendela serta pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan profil

alumunium, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

4.2. STANDAR / RUJUKAN

a. Standar Nasional Indonesia (SNI)

- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.

b. British Standard (BS)

- BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration

- BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration

- BS 5368 (Part 3) – Structural Performance

c. American Society for Testing and Materials (ASTM).

- ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire

Shapes and Tubes.

- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain

Wall

- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall

- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall

d. American Architectural Manufactures Association (AAMA).

- AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium

e. Japanese Industrial Standard (JIS)

- JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi

- JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium

f. Spesifikasi Teknis

Dimensi : 3” x 1 ¾”2

Tebal profil alumunium : 1.20 mm

Ultimate strength : 28.000 pci

Yield strength : 22.000 pci

Shear strength : 17.000 pci

Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18

mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian.

4.3. DESKRIPSI SISTEM

a. Kriteria Perencanaan

1. Faktor Pengaman

Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian alumunium termasuk ketahanan kaca,

memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin

yang disyaratkan.

2. Modifikasi

Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan

atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.

3. Pergerakan Karena Temperatur

Page 31: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 31

Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan

suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah,

sealant yang tidak merekat dan hal – hal lain. Sambungan kedap air harus

mampu menampung pergerakan ini.

4. Persyaratan Struktur

Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.

Beban Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada waktu

perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat

dan angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa

terjadi kerusakan.

5. Kebocoran Udara

ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m‟

unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.

6. Kebocoran Air

ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan

sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air

minimum 3,4 L/m2/minimal.

4.4. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan dan Data Teknis

1. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe

alumunium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan

kepada Konsultan MK untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi

pekerjaan.

2. Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk

Konsultan MK atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.

Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :

Ketebalan lapisan,

Keseragaman warna,

Berat,

Karat,

Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-

masing tipe.

Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,

Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.

3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.

1. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan

rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh

pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada

Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam

Gambar Detail Pelaksanaan.

3. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir

penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan

pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai

dengan ketentuan Gambar Kerja.

Page 32: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 32

c. Pengiriman dan Penyimpanan

1. Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan

Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.

2. Segera seteklah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus

ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi

terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.

Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,

plesteran, cat dan lainnya.

d. Garansi

Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi

kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan

lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun

setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.

4.5. BAHAN - BAHAN

a. Alumunium

1. Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah

dari jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan

ATSM B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan

lapisan clear anodized minimal 18 mikron yang diberi lapisan warna akhir

polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan

kemudian.

Tebal profil minimal 1,2 mm, setara merek YKK type YS-1C, dengan ukuran

3” x 1 ¾”2 dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah

tergantung jenis profil yang nanti disetujui.

2. Kecuali ditentukan lain, semua kusen pintu dan jendela harus dilengkapi

dengan arsitrave dan perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.

b. Alat Pengencang dan Aksesori.

1. Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300

dengan pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik

antara alat pengencang dsan komponen yang dikencangkan.

2. Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.

3. Penahan udara dari bahan vinyl.

4. Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat

c. Gasket

Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219

Bahan : EPDM

Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca

d. Sealant Dinding (Tembok)

Bahan : Single komponen

Type : Silicone Sealant

e. Screw

Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain

Bahan : Stainless Steel (SUS)

f. Joint Sealer

Page 33: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 33

Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat

guna menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran

udara, air dan suara.

Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212

Bahan : Butyl Rubber

4.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Fabrikasi

1. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum

Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas

Lapangan.

2. Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk

dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.

b. Pemasangan

1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan

sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.

2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.

Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja,

swambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian

rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dappat meneruskan beban

dan menahan tekanan yang harus diterimanya.

3. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.

4. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus

dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500 mm.

5. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan

harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.

6. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus

dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk

mencegah kerusakan komposisi alumunium.

7. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian

alumunium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi

elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.

8. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.

9. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan

sebelum pelaksanaan anokdisasi.

10. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela

Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang

dipergunakan dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.

11. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa

kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar

mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.

12. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.

13. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)

halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang

mempengaruhi permukaan.

14. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih

dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.

15. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan

brosur serta persyaratan teknis yang benar.

16. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang

berlainan sifatnya harus diberi “sealant”.

Page 34: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 34

17. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam

galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus

kedap air.

18. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus

tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.

19. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;

alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh

Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

20. Daun pintu yang digunakan pada tangga darurat adalah menggunakan daun

pintu tahan api (fire doors) minimal 120 menit produk BOSTINCO atau yang

setara, dengan teknik pemasangan yang sesuai prosedur pabrik dan gambar

rancangan pelaksanaan. Untuk pemasangan fire doors tersebut dilengkapi :

Door Closer

Hinge (engsel)

Handle and back plate

Kunci cylinder.

Handle Anti Panic

BAB V PEKERJAAN KACA

5.1. KETERANGAN

Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela,

jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas

paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

5.2. BAHAN

5.2.1 Kaca Polos.

Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang

datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang

memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe

Indoflot buatan Asahimas atau yang setara.

Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

5.2.2 Kaca Berwarna.

Kaca berwarna harus merupakan lembaran kaca polos yang diberi warna dengan

menambahkan sedikit logam pewarna pada bahan baku kaca, seperti tipe Panasap

buatan Asahimas atau yang setara.

Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja sedang warna

kaca harus sesuai ketentuan dalam Skema Warna.

5.2.3 Kaca Es.

Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang datar dan

ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi

ketentuan SII, seperti buatan Asahimas atau yang setara.

Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

5.2.4 Cermin.

Page 35: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 35

Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat

dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang setara.

Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

5.2.5 Neoprene/Gasket.

Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan

pemasangan kaca pada rangka alumunium.

Dimensi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca

dan jenis profil alumunium yang digunakan.

5.3. PELAKSANAAN

5.3.1 Umum.

5.3.1.1 Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah

ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan

besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan

ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut

petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.

5.3.1.2 Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,

ketebalan kaca dan kualitas kaca.

Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan

dari Pengawas Lapangan.

5.3.1.3 Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.

Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang

pekerjaannya.

5.3.2 Pemasangan Kaca.

5.3.2.1 Sela dan Toleransi Pemotongan.

Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :

- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.

- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.

- Kedalaman celah minimal 16 mm.

- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah + 3 mm

atau -1,5 mm.

- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket

yang digunakan.

5.3.2.2 Persiapan Permukaan.

Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi

dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa

bahwa mereka dapat bergerak dengan baik.

Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan

terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan

kaca selesai.

Page 36: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 36

Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan

sesuai petunjuk pabrik.

Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu,

lembab dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

5.3.2.3 Neoprene/Gasket dan Seal.

Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus

dilengkapi dengan Neoprene/Gasket yang sesuai.

Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun

pintu dan jendela, kusen dengan dinding yang berfungsi sebagai seal

pada ruang yang dikondisikan.

5.3.2.4 Pemasangan Cermin.

Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang

memiliki dop penutup stainless steel.

Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin

terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam

Gambar Kerja.

5.3.2.5 Penggantian dan Pembersihan.

Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam

keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran

dalam bentuk apapun.

Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh

Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

BAB VI PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

6.1. KETERANGAN

Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai.

Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan kunci

dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga

dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

PROSEDUR UMUM

a. Contoh

Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang

akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MKuntuk disetujui, sebelum dibawa

kelokasi proyek.

b. Pengiriman dan Penyimpanan

Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli

dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas

dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.

Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.

c. Ketidaksesuaian.

Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi

persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang

diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6.2. BAHAN

Page 37: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 37

a. Umum

Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan

pabrik yang dikenal dan disetujui.

Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih

dari 70%.

Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus

sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

b. Alat Penggantung dan Pengunci.

Rangka Bagian Dalam.

1. umum.

Kunci untuk semua pintu luar dan dalam harus sama atau setara dengan merek

Wilka, Kend, CISA atau setara (type akan detentukan kemudian) dengan sistem

Master Key.

2. Semua kunci harus terdiri dari :

- Kunci tipe silinder dengan dua kali putar yang terbuat dari bahan kuningan atau

Nikel stainless steel, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.

- Handle/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari bahan

Nikel stainless steel dan finishing stainless steel hair line.

- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng

stainless steel hair line dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis

bahan daun pintu (besi, kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah

siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang

untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.

3. Engsel.

- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu alumunium tipe ayun dengan bukaan

satu arah, harus dari tipe kupu-kupu berukuran 102mm x 76mm x 2mm dengan

ball bearings, seperti tipe 2302 buatan Wilka atau setara.

- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua

jendela harus dari tipe friction stay 20”, seperti Wilka atau IHS atau setara, dari

ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela.

- Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x 2mm,

seperti tipe 2301 buatan Wilka atau setara.

- Ketentuan Bahan dan finishing engsel adalah dari bahan Nikel Stainless steel

dengan finish stainless steel hair line.

4. Hak Angin.

Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu seperti dari tipe

Gracia 401 Wilka atau setara.

5. Pengunci Jendela.

Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel atau tipe friction stay seperti tipe

Gracia 119 Wilka atau yang setara.

6. Grendel Tanam/Flush bolt.

Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam atas bawah yang sesuai

atau setara dengan produk Wilka atau setara, type Rioby 456/240 atau 6800/1-

150/300.

7. Penahan Pintu (Door Stop).

Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding seperti tipe

Wilka Art 728, atau setara.

8. Pull Handle

Page 38: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 38

Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle

buka setara produk Wilka type Art TG 9335 SS atau setara.

9. Warna/Lapisan.

Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna stainless steel hair line,

kecuali bila ditentukan lain.

6.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Umum.

Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan

persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada

tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.

Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah

engsel type friction stay dan harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat

pengunci/window lock yang memiliki pegangan.

Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel,

Untuk pemasangan engsel ke kusen Alumunium harus diberi closer dari kayu

tebal min 3 cm x panjang kusen yang kuat dan dari kayu bermutu baik (Kamper

atau Jati) yang dipasang di balik atau di dalam kusen Alumunium.

Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,

handle/pelat.

Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan

bingkai bawah pemegang pintu kaca.

Lubang untuk pemasangan kunci dan engsel harus dibuat persis dan tidak boleh

longgar. Semua alat kunci harus dipasang dengan sekrup secara lengkap

b. Pemasangan Pintu.

Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.

Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan

engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang

engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.

Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (handle), pelat

penutup muka dan pelat kunci.

Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot

tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

c. Pemasangan Jendela.

Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan

menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai

petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.

Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction

stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai

petunjuk dari pabrik pembuatnya.

Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang diinginkan

seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi

dengan sebuah pengunci.

d. Perlengkapan lain

1. Door closer : eks Dorma atau GEZE

2. Gasket

Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :

Airtight - PEMKO S2/S3

Fireproof - PEMKO S88

Page 39: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 39

Smokeproof - PEMKO S88

Soundproof - PEMKO 320 AN

Weatherproof - PEMKO S2/S3

3. Dust Strike

Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :

Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2

Untuk lantai marmer - Modrtz 7053

Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya terlebih dahulu kepada

Konsultan MKuntuk disetujui bersama dengan Konsultan Perencana.

BAB VII PEKERJAAN BESI / BAJA

7.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti

yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan

peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

Pekerjaan ini mencakup antara lain :

a. Railing : fasilitas penyandang cacat (Ramp) dan tangga darurat.

Standar / Rujukan:

o American Society for Testing and Materials (ASTM)

o American Welding Society (AWS)

o American Institute of Steel Construction (AISC)

o American National Standard Institute (ANSI)

o Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

7.2. BAHAN

a. Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP 2” di cat duco.

b. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36

Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan

dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan.

c. Railing tangga entrance, fasilitas penyandang cacat menggunakan pipa stainles steel

2” produk Bakeri atau yang setara.

Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,

walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.

7.3. PELAKSANAAN

a. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk

disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk

standar dalam pekerjaan ini.

b. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas

dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.

c. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas.

Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja

yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.

d. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan

permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-

lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.

Page 40: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 40

e. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan

maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-

punch.

f. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh

tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus

crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.

g. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan

lain.

BAB VIII PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING PARTISI

8.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan

penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan

tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

8.2. BAHAN

a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah gyp-board dan gyp-tile dengan ukuran

sesuai pada gambar perencanaan, produk Jaya Board, Knauf atau Elephant.

Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230

atau ASTM C 36.

b. Rangka plafond menggunakan sistem metal furing dan cross tee main tee terbuat dari

bahan galvalume tebal 0,55 mm sesuai gambar rancangan pelaksanaan produk Janindo

atau setara.

c. Bahan yang digunakan untuk list plafond adalah terbuat dari gypsum ukuran 50 x 50 mm

atau sesuai pada gambar rancangan pelaksanaan.

d. GRC 6 mm untuk plafon teritisan atap bagian luar, produk Jabasemen atau Harflex.

Bahan terpasang harus dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa cacat

lainnya.

8.3. PELAKSANAAN

a. Rangka penggantung dipasang berjarak maksimum 120 cm sedangkan untuk rangka

pembagi berjarak maksimum 60 cm atau sesuai prosedur pabrik dan gambar rancangan

pelaksanaan

b. Pemasangan paku atau sekrup harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal 16 mm

dari pinggir bahan penutup. Jarak antara paku sekrup pada bagian tepi gypsum

berjarak 20 cm sedangkan pada bagian tengah penutup langit-langit jarak antara paku

sekrup adalah 30 cm.

c. Sambungan pada pemasangan penutup langit-langit antara satu dengan lainnya adalah

serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan zig zag.

d. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan

harus dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan

penutup langit-langit dengan lubang dan garis tengah pelaksanaan sesuai brosur

petunjuk.

e. Untuk pekerjaan plafond dengan menggunakan gypsum datar tanpa nat, tebal minimal 9

mm produksi Jaya Board atau setara.

f. Pemasangan penutup langit-langit harus ditimbang rata air agar mendapatkan

permukaan yang benar rata.

g. List langit-langit dipasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan

cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup sedemikian rupa sehingga pangkal

paku atau sekrup dapat masuk ke dalam bahan penutup langit-langit. Lubang bekas

Page 41: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 41

paku atau sekrup harus ditutup dengan plamir/compound dari bahan gypsum sampai tak

terlihat bekas lubang.

h. Langit-langit tanpa penutup/exposed beton di ruang-ruang yang tidak tertutup harus

dirapikan.

i. Pemasangan GRC

Langit – langit GRC (teritisan) dipaku pada rangka plafond dengan hati – hati,

menggunakan paku baut eternit yang cukup jumlahnya. Letak paku – paku tersebut

harus diatur dan beraturan jaraknya. Permukaan seluruh bidang langit – langit GRC

harus datar air / waterpass tanpa nat. Pertemuan langit – langit dengan dinding tidak

bercelah. Langit – langit GRC dicat tembok dengan warna yang ditetapkan oleh

Konsultan Perencana.

Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan

penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan

tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

8.4. DINDING PARTISI

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja

serta pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan

Spesifikasi Teknis ini.

b. Prosedur Umum

Contoh Bahan dan Data Teknis.

Sebelum pengadaan bahan, Kontrktor harus menyerahkan contoh dan data

teknis/brosur bahan yang akan digunakan, untuk disetujui Pengawas Lapangan.

Gambar Detail Pelaksanaan.

Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar

Detail Pelaksanaan kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.

Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, detail-etail

pertemuan, cara pengencangan dan penyelesaian, dan detail penyelesaian

lainnya.

Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan yang didatangkan harus disimpan ditempat yang terlindung

sehingga terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

Bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan label, dat teknis dari

pabrik pembuat untuk menjamin bahwa bahan yang didatangkan tersebut

sesuai dengan yang telah disetujui.

c. Bahan-bahan

Umum

Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari

produk yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan

persetujuan Pengawas Lapangan.

Rangka Metal.

Page 42: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 42

Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus dibuat dari

bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum,

atau Krauf sesuai dengan rekomendasi produsen Gypsum yang dipakai.

Papan Gipsum.

Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki

ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan memenuhi

ketentuan Spesifikasi Teknis 09250.

d. Pemasangan.

1. Bahan yang dipakai untuk dinding partisi adalah panel Gypsum tebal 10 mm jenis

standar. Jenis papan Gypsum yang digunakan mempunyai bagian tepi melandai.

2. Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi

jumlah sambungan sebanyak mungkin.

3. Rangka dinding partisi yang digunakan adalah „Metal Stud System‟ sesuai

rekomendasi produsen Gypsum yang dipakai. Rangka terbuat dari bahan metal

galvalume tebal 0,55-0.75 mm dan lebar 92 (CS) produk PT. Jaindo atau yang

setara.

4. Rangka vertikal terpasang dengan jarak maksimal 60 cm (AS). Dirangkai

sedemikian rupa sehingga membentuk suatu rangkaian yang kokoh dan kuat

dengan sambungan pada posisi yang tepat serta kelurusan permukaan benar-

benar lurus.

5. Pemasangan Gypsum pada rangka dilaksanakan dengan menggunakan paku

skrup stainless steel setiap jarak 20 cm untuk bagian tepi Gypsum dan 30 cm

untuk pemasangan bagian tengah lembar Gypsum yang dipasang secara tegak

lurus bidang muka Gypsum dan rangkanya.

6. Pemasangan paku skrup harus diberi jarak minimal 10 cm dari tepi Gypsum untuk

setiap sambungan.

7. Pelaksana pemasangan harus dapat menunjukkan sertifikat/surat rekomendasi

pemasangan dari produsen Gypsum yang dipakai.

8. Apabila diperlukan maka untuk produk Gypsum yang digunakan setidaknya

produsen produk yang bersangkutan harus dapat memberikan supervisi terhadap

pelaksanaan pemasangan produknya.

9. Setiap pertemuan sudut partisi harus dapat menghasilkan hasil akhir yang lurus

dan siku (runcing) dan dipasang wall engle.

10. Sambungan antar panel Gypsum harus ditutup dengan pita perekat dan ditutup

dengan compound serta dihaluskan/diratakan hingga membentuk permukaan

yang rata.

11. Sebelum pemasangan panel Gypsum, pekerjaan-pekerjaan yang lain yang

tertanam didalamnya harus sudah selesai dikerjakan dan diuji sehingga tidak

menimbulkan adanya pembongkaran dan pemasangan papan Gypsum kembali.

12. Belokan/lekukan pada dinding harus dipasang lipatan sudut yang sesuai pada

bidang sisi papan Gypsum sehingga didapat hasil belokan/lekukan yang benar-

benar lurus dan siku.

Page 43: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 43

BAB IX PEKERJAAN PELAPISAN DINDING

9.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam bangunan

dan luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi penyediaan

alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

Pengiriman bahan ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum

dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.

Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang

untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

9.2. BAHAN

a. Ubin Keramik

Keramik untuk pelapis dinding yang dipakai buatan dalam negeri. Keramik harus dari

kualitas yang baik atau KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi ketentuan

SNI seperti (Roman atau Asia Tile), berukuran 20x25 ditempat-tempat sesuai dengan

gambar perencanaan dan scedule finishing. Bahan yang didatangkan harus dalam

keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat. Keramik yang didatangkan harus disetujui oleh

Pengawas Lapangan.

Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya

tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

b. Stone Cladding

Batu tempel yang dipakai adalah jenis batu Andesit, Batu Palimanan dengan finishing

permukaan rata dan flamed. Batu yang ditempel harus dalam keadaan utuh, kondisi

baik dan kuat tanpa ada cacat.

Bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat rongga

atau porous, asal batu yang dimaksud adalah ex. Lokal. Barang yang didatangkan

harus disetujui oleh Pengawas Lapangan. Warna akan ditentukan kemudian oleh

konsultan perencana dan owner. Ukuran batu yang akan dipasang disesuaikan dengan

gambar perencanaan.

9.3. PELAKSANAAN

a. Pemasangan keramik

Pemasangan keramik dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari

kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan dinding yang akan

dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan

mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan

keramik dinding dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik dinding agar

direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang

dan rata air. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan

dasar maupun di badan belakang keramik dinding yang terpasang. Perbandingan

adukan dan ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 4, dengan

ketebalan rata – rata 2,0 cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm,

dengan campuran pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas

dianjurkan untuk diberi expansion joint. Khusus untuk dinding luar diberi tali air per jarak

tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu

berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik, dapat digunakan

bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu

segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang

Page 44: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 44

disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna

dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan dipasang

mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.

Plesteran dinding dan pasangan keramik harus benar-benar rata/lurus dalam satu

bidang. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan ubin keramik harus

menggunakan alat pemotong khusus. Lebar dan kedalaman siar-siar harus sama

(maksimal 3 mm untuk dinding keramik dan 1 mm untuk dinding granit) dan siar harus

membentuk garis-garis lurus. Siar-siar itu diisi dengan bahan pengisi warna (grout

semen berwarna), sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan. Dinding keramik

maupun granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam

noda/kotoran yang melekat sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak kusam.

b. Pemasangan border keramik

Bahan yang terpasang harus dalam keadaan baik, utuh dan rapi. Untuk border keramik

dipasang sesuai lebar keramik atau tepat di atas keramik dinding terpasang. Nat/siar

harus lurus vertikal atau horisontal dengan keramik ukuran 20 x 25. Setelah terpasang

segera dibersihkan dari segala kotoran atau noda yang menempel. Pekerjaan ini harus

dikerjakan oleh tukang yang bebenar terampil dan berpengalaman.

c. Pemasangan batu tempel / granit

Seperti Halnya keramik, batu tempel dipasang dengan spasi 1 : 3 dipasang sesuai

gambar perencanaan rapat tanpa spasi atau sesuai gambar perencanaan. Setelah

terpasang permukaan harus segera dibersihkan dari segala kotoran dan noda atau

bekas semen yang menempel.

BAB X PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

10.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras

termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi

penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum

dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.

Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang

untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

10.2. BAHAN

a. Ubin penutup lantai yang dipakai ukuran 30 x 30 cm dari jenis Homogeneous Tile,

produk setara Granito dan Esenza serta keramik 10 x 20 cm, 20 x 20, stairnose ukuran

5 x 20. Semua bahan buatan dalam negeri (produk Asia Tile atau Roman atau

Impero).

Corak dan warna ubin kramik akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan

Perencana.

b. Sebelum keramik dan homogeneus tile dibawa ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus

menyerahkan contoh dan katalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat

kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuan. Semua keramik dan granit tile yang

akan diipakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin keramik yang akan dipasang

harus mulus dan bebas cacat.

10.3. PELAKSANAAN

Page 45: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 45

a. Pemasangan ubin keramik dan homogeneus tile

Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan

akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik

harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan

tata letak ruangan / tangga / lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai dimulai dari

tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.

Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk

pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun di badan belakang

keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang

dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4 cm. Lebar

nat yang dianjurkan untuk lantai adalah 4 - 5 mm kecuali untuk keramik type cuting dan

homogeneus tile, dengan campuran pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area

yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint. Bersihkan segera bekas adukan dari

permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan

kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena

sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada

temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan

pastikan keramik lantai yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang

sama.

b. Pemasangan

Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh tukang yang benar-benar

ahli dan berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.

10.4. FLOOR HARDENER

1. Floor hardener dilaksanakan khusus pada lantai ramp menggunakan produk fosroc atau

setara.

2. Sebelum penerapan floor hardener plat dasar beton harus disiapkan sedemikian rupa

hingga memenuhi kondisi sebagai berikut :

Mempunyai kandungan semen 300 kg/m

Rasio kandungan air maksimum 0,55

Slump test 7,5 – 10 cm.

3. Tambahan semen yang disebarkan baris demi baris selebar 10 – 15 cm dan difinish

ratakan dengan trowel besi.

4. Penyebaran bahan floor hardener dilakukan dalam 2 tahap hingga total mencapai

kepadatan 5 kg/m2 atau sesuai petunjuk dari produsen pembuatnya.

5. Pemolesan dilaksanakan dengan trowel sebanyak 3 kali yaitu untuk menghilangkan

perbedaan warna dan setelah permukaan mulai mengeras untuk meratakan permukaan

floor hardener.

BAB XI PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya

dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat

dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-

tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok

dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan

untuk pekerjaan ini.

STANDAR / RUJUKAN

PUBB 1973 NI-3.

Steel Structures Painting Council (SSPC).

Page 46: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 46

Swedish Standard Institution (SIS).

British Standard (BS).

Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

11.2. BAHAN

a. Umum.

1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas

menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor

takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama

pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.

Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan

Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan

pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan

yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan. Konsultan MK

berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.

Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang

dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Mowilex,

Dulux atau Levis – Akzo Nobel.

b. Cat Dasar.

Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :

- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel

kalsium silikat.

- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir

berbahan dasar minyak.

- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir

berbahan dasar minyak.

- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.

c. Undercoat.

Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah dicat

sebelumnya.

d. Cat Akhir.

Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setar :

- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel

kalsium silikat.

- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum dan

panel kalsium silikat.

- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior

pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.

- Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis Weathershield

11.3. PELAKSANAAN

a. Pelaksanaan Pekerjaan

Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.

Umum.

- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan

polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang

Page 47: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 47

berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,

ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan

dimulai.

- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang

tersebut.

- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan

permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus

dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang

berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.

- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa

sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan

tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

1. Permukaan Pelesteran dan Beton.

Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang

waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan

pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan

ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata

dengan pelesteran sekelilingnya.

Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan

menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,

minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.

Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi

secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal

ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan

memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

2. Permukaan Gipsum.

Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan

permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.

Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus

untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori.

Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai

ketentuan Spesifikasi ini.

3. Permukaan Kayu.

Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian,

sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai.

4. Permukaan Barang Besi /Baja.

Besi/Baja Baru.

Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing

lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau

penyemprtan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.

Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan

dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.

Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua

permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan

yang disyaratkan.

Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.

Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang

sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan

memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.

Page 48: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 48

Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi

terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara

segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.

Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan

debu, kotoran, minyak, gemuk.

Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat

kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat

kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah

disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

Besi/Baja Lapis Seng/Galvanized.

Permukaan besi/baja berlapis seng/galvanized yang akan dilapisi cat warna

harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang

diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat.

Bersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa

pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.

b. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat

harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan,

secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus

diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada

permukaan yang sudah disiapkan di atas.

c. Pelaksanaan Pengecatan.

Umum.

- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung

cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,

perbedaan warna dan tekstur.

- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah

sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan

dengan ketebalan yang sama.

- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,

termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh

ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di

sekitarnya.

- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan

permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus

telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.

- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya

untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,

disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat

cat dimaksud.

Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan

cat kering), sesuai ketentuan berikut.

a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

b. Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.

Page 49: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 49

c. Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir

Berbahan Dasar Minyak.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high

quality gloss finish.

d. Permukaan Kayu

Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high

quality gloss finish.

e. Permukaan Besi/Baja.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc

chromate primer.

Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high

quality gloss finish.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.

- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda

mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda

kerusakan lainnya.

- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam

konsistensinya selama pengecatan.

- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda

pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan

pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan

tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.

- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab

kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu

menutup warna lapis di bawahnya).

Metode Pengecatan.

- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board diberikan

dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan

dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan

lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.

- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau

disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

d. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas

harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

BAB XII PEKERJAAN PERABOT TETAP

12.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan fixed seperti furniture ditunjukkan dalam gambar,

meja counter, Clading Panel, dll sesuai gambar rencana. Pekerjaan ini, meliputi penyediaan

alat, bahan dan tenaga untuk keperluan.

Page 50: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 50

12.2. STANDAR / RUJUKAN

a. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5, 1961)

b. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

c. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F)

d. Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI)

SKBI-4.3.53.1987 – Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumbahan dan Gedung.

e. Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-3233-1998 – Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan Rumah dan

Gedung.

SNI 01-2704-1999 – Kayu Lapis Penggunaan Umum, Mutu.

12.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan.

1. Contoh bahan harus diserahkan kepada Konsultan MKuntuk disetujui terlebih

dahulu sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua kayu dan kayu lapis dan papan harus berasal dari pemasok yang dikenal

yang dapat menjamin kualitas dan kadar air yang diminta.

12.4. BAHAN

a. Kayu.

1. Mutu dan Jenis Kayu.

Mutu kayu dan jenis kayu yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini harus dari

kualitas terbaik dan kelas awet II dan kelas kuat II, memenuhi ketentukan PKKI

(NI-5,1961) dan untuk semua jenis pekerjaan kayu halus seperti ditunjukkan

dalam Gambar Kerja, dan terdiri dari kayu Meranti Merah untuk lis langit – langit

dan dinding.

Kayu harus bebas dari susu, getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati,

retakan melingkar dan kantung kulit kayu.

Bahan – bahan yang mengandung mata kayu / buhul mati yang besar dan lepas,

dan yang membusuk atau diserang serangga tidak boleh digunakan.

Kayu yang akan menerima lapisan transparan harus bersih dan berkualitas terbai.

Kayu yang akan diberi cat bukan transparan harus memiliki permukaan yang

sesuai untuk penyelesaian cat berkualitas.

2. Kadar Air.

Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, semua kayu untuk pekerjaan

kayu halus harus dalam keadaan kering, di-oven di pabrik, dan ketika

didatangkan ke lokasi kadar air dalam batas – batas 6 – 11%.

Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama pengangkutan,

penyimpangan, pemasangan.

b. Kayu Lapis.

1. Semua kayu lapis interior untuk penyelesaian transparan harus mempunyai warna

dan serat kayu yang seragam, bebas dari goresan, retakan dan noda – noda dan

kedua permukaannya teramplas rata.

2. Kayu lapis yang telah diawetkan di pabrik, harus memiliki kekuatan rekat yang

tahan terhadap air dan cuaca. Mutu keawetan kayu lapis tidak boleh kurang dari

yang telah ditetapkan. Kayu lapis harus memiliki venir muka dan belakang

berkualitas sama, dari mutu IBB atau IAA standar SNI 01-2704-1999, dan berasal

dari merek dagang yang dikenal baik serta terdiri dari jenis berikut :

Page 51: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 51

- Kayu lapis biasa

- Kayu lapis dari jati (teakwood)

3. Kayu lapis yang terdiri dari pecahan – pecahan atau bahan – bahan sisa pada

bagian tengahnya tidak boleh digunakan.

4. Jumlah minimal lapisan untuk kayu lapis harus terdiri 3 lapis untuk tebal 4 sampai

dengan 6 mm, 4 lapis untuk tebal 9 sampai dengan 15 mm dan 7 lapis untuk tebal

18 sampai dengan 25 mm, sesuai ketentuan SNI 01-2704-1999.

5. Kayu lapis yang akan digunakan harus memiliki ketebalan sesuai petunjuk

Gambar Kerja dan digunakan pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam

Gambar Kerja.

c. Alat Pengencang.

Semua alat pengencang yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, seperti paku, sekrup,

baut, angkur dan lainnya harus dari baja lapis galban / seng dalam ukuran sesuai

petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar yang berlaku.

d. Laminasi.

Laminasi dengan tebal minimum 0.8 mm dengan proses HPL (High Pressure

Laminated) harus tahap terhadap panas dan memiliki warna serta corak yang akan

ditentukan kemudian, seperti buatan Formica, Resopal, Decoform, Supreme Decoluxe

atau yang setara.

e. Perekat.

Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis kedap air, seperti produk

neoprene based / synthetic resin based seperti Fox atau yang setara.

12.5. PELAKSANAAN

a. Ukuran dan Pola.

Kayu harus diselesaikan / diratakan pada empat sisinya. Ukuran kayu harus sesuai

persyaratan PKKI (NI-5, 1996).

Kayu harus dikerjakan sesuai dengan pola / desain yang ditentukan dalam Gambar

Kerja.

b. Pengawetan.

Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau struktur

harus sudah diberi bahan pengawet.

Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, maka bagian permukaan yang dipotong

tersebut harus diulas dengan bahan pengawet yang sama.

c. Pengerjaan.

Pekerjaan kayu yang telah selesai harus diamplas, bebas dari bekas mesin dan alat,

kikisan, serta kayu yang timbul atau cacat lain di permukaan yang terlihat. Sambungan

harus rapat sedemikian rupa untuk mencegah penyusutan. Sambungan pasak harus

disetel dengan lem dan diberi baji dan untuk pekerjaan interior harus disemat.

d. Lapisan Pelindung.

Penyelesaian untuk semua permukaan kayu harus menggunakan cat duko atau

melamic sesuai ketentuan gambar perencanaan. Lapisan pelindung untuk meja (top

Table/counter top) menggunakan pelapisan dengan HPL (High Pressure Laminated)

e. Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Sempurna.

Bila diketahui pekerjaan – pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok,

atau kelihatan ada cacat – cacat lainnya pada pekerjaan kayu halus sebelum masa

Page 52: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 52

pemeliharaan berakhir maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan

diganti hingga Konsultan MKmerasa puas dan pekerjaan – pekerjaan lainnya yang

terganggung akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.

f. Susut (Mengkerut).

Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus sedemikian

rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah manapun tidak akan mengurangi /

mempengaruhi kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi. Juga tidak

menyebabkan rusaknya bahan – bahan yang bersentuhan.

g. Pembersihan.

Semua tatal, puntung kayu dan kayu bekas harus dibersihkan secara teratur dan pada

waktu penyelesaian pekerjaan.

Semua bekas yang sudah tidak dapat digunakan lagi dan sampah – sampah harus

disingkirkan dan dimusnahkan.

BAB XIII PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR

13.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan

dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.

13.2. BAHAN

a. Water Closet dan Wastafel

Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :

1. Water Closet Duduk

Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW 702J/SW784JP

atau American Standard), lengkap dengan stop kran dan peralatan lain.

2. Water Closet Jongkok

Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CE 9/TV 150 NWV12

atau American Standard), lengkap dengan stop kran dan peralatan lain.

3. Wastafel

Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO tipe L

521 V1A, L 830 V3 atau American Standard), lengkap dengan keran, siphon

dan perlengkapan lainnya.

Westafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO

tipe L 237 V1B atau American Standard), lengkap dengan keran, siphon

dan perlengkapan lainnya.

4. Urinoir setara TOTO Type Moeslem U57M

5. Sekat Urinoir Toto type A 100

Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon

dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.

b. Keran, Floor Drain, Dll

1. Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk Pantry atau yang

setara)

2. Floor Drain (TOTO type square flange TX 1B)

4. Towel Ring (TOTO Tipe TX 702AES atau setara)

Page 53: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 53

5. Paper Holder (TOTO type A850)

6. Shower Spray (TOTO type TB 19 CS V9N5 atau yang setara)

8. Shop Holder (TOTO type TS 125R atau yang setara)

c. Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat

sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas

bersama dengan Konsultan Perencana.

13.3. PELAKSANAAN

Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli

pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan

hati-hati dan sangat rapi.

a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak

diijinkan.

Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan

sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.

Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa

sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk

pemasangan dari pabrik pembuat.

b. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan

sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 15100.

c. Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak bagian

luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam

Gambar Kerja.

Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai

petunjuk dalam Gambar Kerja.

d. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter

seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

e. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini

berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau

sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

f. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat

perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.

g. Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari

pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan

pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

h. Pemasangan alat-alat sanitair lain

Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan

diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat

sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.

Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2

Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan sebidang

dengan bidang lantai.

Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk. Tempat sabun hanya

dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100

cm di atas lantai.

Page 54: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 54

BAB XIV PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN INSULASI ATAP

14.1. KETERANGAN

1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan penutup atap, meliputi pemasangan penutup

atap berikut inner lanernya, sesuai yang tertera dalam gambar.

14.2. STANDAR / RUJUKAN

Australian Standard AS 1397 – G550 –AZ 150, AS 3566

Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-1588-1989

14.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan.

Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus

diserahkan lebih dahulu kepada Konsultan MK untuk diperiksa dan disetujui, sebelum

pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.

Gambar Detail Pelaksanaan.

Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada

Konsultan MK, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran, cara

pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.

Pengiriman dan Penyimpanan.

Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak

rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.

Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala

kerusakan.

14.4. BAHAN - BAHAN

Umum.

Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya

dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Konsultan MK.

Square Ribbed Roof

Penutup atap metal harus terbuat dari bahan alumunium berkualitas tinggi, serta memiliki

karakteristik minimal sebagai berikut :

Panjang maksimum 1.000 mm.

Ketebalan 0,47 mm

Konduktivitas termal k = 0,032 W/MK pada suhu 200C

Berwarna, sesuai dengan kelas pengecatan AZ 150 (rata-rata minimum 150 g / m2)

Fire clasification sesuai standar AS 1530, BS 476

Ultimate tensile strenght min. 225 N/mm2

Modulus of elasticity 70.000 n/mm2

Produk Kalzip tipe tapered seri 65/400 produk Corus atau yang setara serta disetujui

Pengawas Lapangan/MK.

Warna penutup atap metal harus sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan

terpisah atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.

Asesoris pelengkap harus terdiri dari ahan yang disyaratkn oleh pabrikan yang terdiri

dari bahan ekstrusi alumunium (concealed extruded), clips, A 6061, A1 M91, Si CU dan

masing – masing terintegrasi satu dengan lainnya.

Rangka Atap.

Rangka atap dari baja (space frame) harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

14.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Umum.

Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda – kuda,

gording, harus sudah terpasang dengan baik .

Penutup atap alumunium sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu disesuaikan

bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.

Jarak antar penutup atap alumunium harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik

pembuat genteng metal yang digunakan.

Page 55: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 55

Pemasangan.

Pemasangan penutup atap metal dan kelengkapannya harus dilaksanakan sesuai

petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan

dalam Gambar Kerja.

Penutup atap metal berikut talang – talang (bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja) harus

dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan

atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Bahan talang harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

Bahan flashing harus memenuhi ketentuan spesifikasi teknis.

14.6. ISOLASI ATAP

14.6.1. STANDAR / RUJUKAN

American Society for Testing and Materials (ASTM)

British Standard (BS)

14.6.2. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis.

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan, data

teknis dan detail pemasangan pekerjaan isolasi kepada Konsultan MK untuk

disetujui.

Bila bahan – bahan ditentukan dari suatu produk, bahan lain yang setara dan

dikenal dapat digunakan asal produk – produk tersebut memiliki ketebalan yang

sesuai untuk memastikan efisiensi dibandingkan dengan produk yang ditentukan

dalam Spesifikasi Teknis ini.

Pengiriman dan Penyimpanan.

Bahan isolasi harus dilindungi terhadap pengaruh cuaca selama pelaksanaan dengan

lembaran plastik atau yang setara, sampai penutup atap dipasang.

Ketidaksesuaian.

Konsultan MK berhak menolak setiap pekerjaan yang tidak dilaksanakan sesuai

ketentuan Spesifikasi Teknis ini atau standar pemasangan lain yang berlaku.

Semua biaya tambahan yang diakibatkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Sebab penolakan dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada kegagalan Kontraktor

memasang ketebalan minimal yang disyaratkan, atau pemasangan yang tidak sesuai

Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis.

14.6.3. BAHAN - BAHAN

Umum.

Semua bahan isolasi harus baru, bebas dari kerusakan dan dari kualitas terbaik, dari

pabrik pembuat atau pemasok yang dikenal.

Glasswool.

Glasswool harus terdiri dari serat – serat kaca dan thermosetting resin yang antara dan

harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Ringan

Nilai penghantar panas maksimal 0.033 W/mK pada 100C

Kepadatan minimal 24 kg/m3

Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Seperti tipe PW5024 merek Polyfoil, INS-2450 merek Insfoil atau yang setara.

Isolasi Peredam Suara.

Isolasi peredam suara harus dibuat dari bahan rockwool yang diikat dengan phenolic

resin, dan memiliki karakteristik minimal sebagai berikut :

Ringan

Kepadatan minimal 80 kg/m3

Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Seperti MG Felt Tombo atau yang setara.

Alumunium Foil.

Alumunium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuatnya, antara

lain sebagai berikut :

Page 56: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 56

Jenis double sided terdiiri dari 5 (lima) lapis laminasi yang terdiri dari 2 (dua)

lapis alumunium foil, 1 (satu) lapis bitumen adhesive, 1 (satu) lapis kertas kraft

dan 1 (satu) lapis bitumen adhesive yang diperkuat dengan pintalan serat kaca.

Daya pantul permukaan aluminium 95%.

Ketahanan terhadap bocor sesuai ASTM D781

Berat nomila 200 gr/m2

Ketebalan nominal 0.21 mm

Seperti Insfoil 920 atau Harvi Foil 314.

Pita Perekat.

Pita perekat untuk alumunium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar dari pabrik

pembuatnya, antara lain sebagai berikut :

Tebal tanpa pelapis 80 mikron

Tebal dengan pelapis 135 mikron

Tingkat ketahanan terhadap api memenuhi ketentuan BS 476 part 7 class 1.

Seperti Paratape eks Australia atau PPC No. 403F eks Selandia Baru atau yang setara.

Roofmesh.

Roofmest untuk menopan alumunium foil pada bagian bawah atap bangunan harus dari

jaring kawat baja las lapis seng / galbani celup panas dengan diameter minimal 1.5 mm

yang diproduksi dengan sistem las titik pada setiap titik pertemuannya sehingga

membentuk spasi 75 mm x 75 mm.

14.6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Umum.

Semua isolasi bangunan harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik

pembuat dan / atau sesuai Gambar Kerja.

Isolasi bangunan, antara lain harus dipasang pada tempat – tempat berikut :

Semua ruang yang dikondisikan dan / atau ruang lain seperti ditunjukkan dalam

Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.

Di bawah penutup atap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Di ruang diesel / unit pembangkit listrik seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Pemasangan.

Isolasi bangunan harus dipasang lengkap dengan semua penyambung untuk

mencegah ruang – ruang kosong.

Isolasi di atas langit – langit harus ditempatkan dalam posisi menyilang rangka langit

– langit dengan bagian tepi – tepinya bertumpuk untuk mencegah masuknya panas.

Kawat lapis seng / galbani diameter 2 mm harus dikaitkan dan ditempatkan secara

diagonal di atas isolasi pada langit – langit dalam modul yang memadai untuk

menjaga isolasi tetap pada tempatnya.

Isolasi bangunan di bawah penutup atap berupa lembaran alumunium foil yang

ditempatkan di atas roofmesh atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Semua tepi dan

sambungan akhir harus diberi lewatan minimal sesuai rekomendasi dari pabrik

pembuatnya, dan sambungan tersebut kemudian ditutup dengan pita perekat.

Isolasi peredam suara untuk ruang diesel / unit pembangkit listrik harus dipasang

sesuai Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dengan tetap mengacu pada

Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

Page 57: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 57

D. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

BAB I INSTALASI LISTRIK

1.1. PERSYARATAN UMUM

Persyaratan umum dan persyaratan khusus, termasuk instruksi kepada peserta pelelangan,

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan

pelaksanaan ini.

Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan

dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi dan system.

a. Gambar-gambar

1. Gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik (penerangan dan

stop kontak) untuk bangunan ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode EE

serta disiplin lain yang disertakan ataupun sebagai gambar informasi.

2. Gambar-gambar dari disiplin lain yang relevan dengan pekerjaan ini seperti

gambar-gambar arsitektur dan struktur, dan lain-lain dalam dokumen tender ini.

Gambar-gambar disiplin lain tersebut diatas adalah untuk membantu Kontraktor

dalam mendapatkan gambar-gambar yang lebih jelas dari setiap jenis bahan dan

pemasangannya, terutama untuk koordinasi pemasangan serta relasi antar

pekerjaan.

Gambar-gambar atau informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak

disertakan dalam dokumen ini, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk

menanyakan ataupun mencari informasi tersebut untuk kelengkapan dan

kesempurnaan instalasi yang akan dipasangnya.

3. Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan, ketidak

cocokan baik dari segi besar-besaran listrik, fisik maupun pemasangan dan lain-

lain. Hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu

penjelasan tender/Aanwijzing.

4. Sebelum pekerjaan selesai seluruhnya ataupun secara bertahap, Pemborong wajib

menyerahkan kepada Direksi Pengawas 6 (enam) set gambar yang disebut “As

Built Drawing” yaitu gambar dari semua material dan instalasi dalam scope ini

yang terpasang, dan disesuaikan dengan plafond bangunan.

b. Standard/aturan

Material ataupun pengerjaan instalasi listrik, dalam pekerjaan ini harus memenuhi

ketentuan-ketentuan pokok yang disebutkan pada :

1. PUIL 2000, SPLN

2. Peraturan Keselamatan Kerja

3. Aturan-aturan lain seperti : NFPA/NEC, VDE/DIN, dan IEC juga menjadi pegangan

sesuai persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.

c. Daftar Material

Waktu mengajukan penawaran, Kontraktor harus menyertakan/melampirkan “Daftar

Material” yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini

dan yang sesuai dengan spesifikasi. Dalam Daftar Material ini harus disebut pabrik,

merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/ katalog.

Daftar Material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat

Page 58: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 58

Apabila tidak menyerahkan daftar material tersebut atau mengajukan yang tidak

lengkap maka hal ini selain mempengaruhi penilaian, juga tidak lepas dari kewajiban

untuk menyesuaikan dengan spesifikasi teknis serta untuk itu Direksi Lapangan dapat

dan akan menentukan sendiri kemudian atas resiko Kontraktor.

1. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan

Apabila pada spesfikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari suatu jenis

bahan, maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang

ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merek tersebut tidak/sukar

diperoleh, maka Direksi Lapangan akan menentukan merek lain dengan spesifikasi

teknik minimal yang sama.

2. Contoh Bahan

Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini, Kontraktor wajib memperlihatkan

contoh bahannya sebelum pemasangan kepada Direksi Lapangan untuk

disetujui.

Apabila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan dan hal ini memungkinkan,

maka Kontraktor wajib memperlihatkan contoh material yang lain apabila

diminta.

Penolakan atas contoh-contoh tersebut diatas Kontraktor harus mengganti

dan memperlihatkan yang sesuai spesifikasi dan disetujui.

Kualitas listrik/teknis, merk/pabrik, besar fisik dan kualitas estetika, dari

contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.

Pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya kontraktor,

contoh bahan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan tidak lebih dari 30

(tiga puluh) hari kalender setelah penunjukan.

Contoh bahan-bahan yang harus diserahkan adalah :

Untuk instalasi semua panel dan isian panel seperti MCCB, MINI CB,

ELCB

Kabel-kabel, cable gland, stop kontak, saklar, fixtures, lampu, doos,

conduit dan lain-lain.

Apabila Kontraktor sudah menentukan suatu merek dan type dan sudah

mengajukan pada waktu penawaran lelang maka berarti material tersebut

dalam kurun waktu selama proyek ini berjalan sudah pasti dapat diperoleh.

Untuk itu perlu pengecekan terlebih dahulu ke pasar/agen oleh Kontraktor.

3. Pemasangan Material dan Schedule

Untuk menjamin material sesuai dengan apa yang ditawarkan dan terhadap

schedulle proyek, maka Direksi Lapangan berhak untuk memeriksa/ mengecek

pemesanan material dengan demikian dapat dicegah keterlambatan karena belum

dipesannya material-material tertentu.

4. Pembebasan terhadap Tuntutan

Untuk segala tuntutan terhadap penggunaan bahan, sistem dan lain-lain yang

menyangkut pekerjaan ini seperti hak patent dan lain-lain, maka Direksi Lapangan

selalu bebas terhadap hal tersebut dan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Pas Instalatir

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai Pas Instalatir

PLN Kelas B. Khusus untuk Kontraktor yang mempunyai Pas Instalatir PLN dari

luar Sumedang, maka terlebih dahulu harus memintakan izin secara khusus

sebagai tanda lapor ke PLN Sumedang mengenai keinginannya untuk ikut

melaksanakan instalasi listrik Pemilik/Penanggung jawab pas intalatir haruslah

atas nama perusahaan/Kontraktor tersebut serta orang yang disebut pada Pas

Intalatir ini adalah betul-betul nantinya orang yang bertanggung jawab pada

instalasi yang dipasang. Pas instalatir ini serta surat-surat ijin PLN lainnya yang

ada harus disertakan pada waktu penawaran.

Page 59: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 59

6. Klausal yang Disebutkan Kembali

Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain,

maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain,

tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling

bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil

sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau yang mempunyai

bobot biaya yang paling tinggi.

7. Konflik Pelaksanaan

Apabila terhadap konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dari pada masing-

masing instalasi, ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak

digambarkan/diinformasikan pada gambar Tender dan baru muncul pada waktu

pelaksanaan, maka kewajiban Kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya

ataupun mengerjakan jalan keluar yang disarankan oleh Direksi Lapangan. Untuk

hal inilah maka sebelum penjelasan Tender semua gambar, spesifikasi teknis

dengan segala kaitan serta konsekuensinya harus dipelajari dengan teliti.

8. Perbaikan

Semua akibat dari pekerjaan instalasi listrik, berupa kerusakan atau sisa-sisa

harus dirapihkan kembali. Sisa-sisa bahan atau bekas bongkaran harus dibuang

ketempat yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.

9. Brosur/Katalog

Untuk semua material yang digunakan maka Kontraktor harus melampirkan

brosur/katalog pada waktu penawaran lelang dan hal ini adalah mengikat. Dalam

brosur itu harus dijelaskan type, rating dari pada bahan tersebut.

10. Shop drawing

Untuk semua macam pekerjaan baik material / komponen maupun pekerjaannya,

kepada maka Kontraktor wajib memasukkan „shop drawing‟ sebelum pemasangan

kepada Direksi Lapangan untukdiperiksa bersama Perencana.

„Shop drawing‟ adalah merupakan penggambaran yang lebih teliti daripada setiap

komponen dan disampaikan sebanyak 3 (tiga) set, kecuali disebutkan lain oleh

Direksi Lapangan.

11. Pengujian

Untuk pekerjaan instalasi ini maka Kontraktor harus melaksanakan :

Pengetesan terhadap instalasi „Keur‟ (instalasi penerangan dan daya)

Keur ini harus dilakukan sesuai aturan dan prosedur PLN atas biaya

Kontraktor dan hasilnya harus diserahkan ke Direksi Lapangan

Trial Run dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya

menjadi tanggungan Kontraktor termasuk penyediaan daya listrik dan sarana

peralatan untuk pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan jalan dibebani

(kalau hal ini dimungkinkan) atau dioperasikan.

1.2. PEKERJAAN INSTALASI

a. Lingkup Pekerjaan

Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan,

pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh sistem instalasi yang

tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.

Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah, pengadaan dan pemasangan seluruh

peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan/tidak

terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan komponen dari instalasi ini

sebagai sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya dengan sempurna dan baik.

Page 60: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 60

Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi antara lain :

1. Pengadaan dan pemasangan fixtures lampu lengkap berikut accessories (sesuai

gambar) lantai dasar.

2. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap (kabel-kabel)

accessories terpasang (sesuai gambar) lantai dasar sayap kiri.

3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak lengkap

accessories terpasang (sesuai gambar) lantai dasar sayap kiri.

4. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik Ac dan exhaus fan lengkap

accessories terpasang lantai dasar sayap kiri dan kanan

5. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan, panel daya, dan sistem

grounding lengkap accessories terpasang MDP-IRJ, SDP-0, SDP-UPS, PP-AC,

dan lain-lain.

6. Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, seperti saklar, conduit, dan alat

bantu accessories lain-lain, untuk bekerjanya/beroperasinya sistem instalasi

penerangan dan daya dengan sempurna dan baik.

7. Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan.

8. KEUR PLN / Pengesahan dari PLN.

b. Panel board

1. Konstruksi

Semua panel dibuat dalam ukuran modul dari bahan plat besi. Bagian dalam

panel disesuaikan kebutuhan masing-masing seperti tertera pada gambar.

Semua peralatan diikat/dipasang pada rail di dalam modul panel, yang

disesuaikan dengan kebutuhan jumlah peralatan yang akan dipasang.

Panel harus memenuhi standard IP.31/IP.40 type Plus Mounting atau Wall

Mounting.

2. Tutup/Cover

Dinding

Seluruh panel dalam bentuk modul dilengkapi dengan dinding penutup dari

bahan plat besi. Dinding penutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap

sudut/siku harus benar-benar 90 derajat.

Ventilasi

Pada dinding bagian depan/samping kiri kanan harus dilengkapi lubang-

lubang untuk ventilasi

Pada bagian dalam dinding yang diberi lubang ventilasi ini harus diberi lagi

tambahan dinding yan gdiberi lubang punch pada daerah lubang ventilasi.

Hal ini untuk menjaga barang-barang asing masuk atau ditusukkan ke lubang

ventilasi dan langsung menyentuh bagian-bagian yang bertegangan dari

peralatan panel.

Pintu

Pada bagian depan dari panel disesuaikan dengan gambar, harus ditutup

dengan pintu yang rapi.

Pintu tersebut harus dari pelat besi dengan diberi rangka penguat sedemikian

rupa, sehingga dalam keadaan tertutup ataupun terbuka tetap dapat

dipertahankan bentuk yang kokoh dari pintu tersebut. Rangka khusus untuk

pintu tidak mutlak diharuskan, asal disesuaikan dengan ukuran pintu, maka

pada pinggiran pintu dilakukan penekukan yang memadai.

Kalau panel menggunakan pintu maka semua komponen/aparatus harus

terletak didalam dan ditutup dengan cover plat yang diberi lubang untuk

segel, kecuali lampu indikator pilot lamp harus dapat dibaca sekalipun pintu

dalam keadaan tertutup.

Engsel dan Kunci

Page 61: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 61

Engsel harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan tersembunyi

serta rapi. Kunci dan handle pintu adalah dari bahan yang diberi lapis

„vernikel‟ dan dilengkapi dengan kunci merek YALE atau setaraf.

Cat

Panel seluruhnya harus diberi car dasar/primer coat dan diberi pelapis cat

akhir disesuaikan dengan warna box panel dan finish cat bakar.

c. Rel/Busbar

1. Rel harus dari bahan tembaga dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus

150 % dari arus bahan terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan dengan

aturan PUIL. Semua rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator/busbar

support di dalam distribution box.

2. Semua panjang busbar panel minimal sesuai dengan lebar panel

Terminal dan mur baut

Semua terminal harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup dengan

menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang vernikel

(atau stainless) dengan ring tembaga. Ring tersebut haruslah dari jenis yang

bergigi arah dalamnya.

Pengetanahan/Grounding

Panel harus dilengkapi dengan busbar atau terminal pengetanahan

(grounding) dari bahan tembaga dan diberi cat „kuning-hijau‟ kecuali untuk

tempat-tempat terminal seperti tersebut pada butir diatas. Bagian panel dari

metal harus dihubung secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanahkan

melalui elektroda pengetanahan atau cara pengetanahan lainnya.

Rangka pemegang

Panel harus dilengkapi dengan dudukan baik itu berupa rangka besi atau

dudukan lainnya yang sesuai dan disetujui.

Peralatan listrik

Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan rendah (rated

voltage) minimal 600 volt, 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.

Moulded Case Circuit Breaker Rated Voltage 500 volt/AC, dilengkapi

dengan magnetic dan terminal tripping device, rated breaking capacity

minimal 10 KA, 50 KA.

Penggunaan Miniature Circuit Breaker (MCB), dari type yang mempunyai

„instantaneous tripping value‟ sebesar 12 (dua belas) kali arus In (model

G breakers), Rated voltage 380 volt AC, 50 Hz dan rated coil 220 volt AC.

Peralatan meter dipasang pada panel cabang seperti yang tertera pada

gambar. Meter-meter adalah dari type “Moving Iron Vane Type” khusus

untuk panel dengan scale sircular, flush/semi flush, dalam kotak tahan

getaran, dengan ukuran 96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian

1,5 %. Posisi selector switch harus ditandai dengan jelas.

Setiap panel harus dipasang lampu indikator (untuk setiap phasa R, S,

T).

Untuk setiap panel harus disediakan MCB/MCCB/ELCB cadangan

sebanyak yang tertera pada gambar dan diberi tanda pengenal.

Jalan kabel

Untuk panel-panel arah kabel incoming dari bawah dan outgoing arahnya dari

atas. Untuk keluarnya kabel-kabel ini dimana kabel-kabel ini akan langsung

masuk disiapkan lubang serta „compressinable gland‟ untuk setiap

kabel/konduitnya. Kabel dari panel langsung naik ke arah plafond/ceiling.

Page 62: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 62

Jalan incoming feeder/kabel seluruhnya melalui dinding/dibawah lantai dan

dimasukkan kedalam pipa.

Tanda-tanda / label-label

Untuk setiap CB/switch maka didekatnya secara jelas harus dipasang

tanda/label dimana tertera arah, tujuan keluar atau masuk kabel yang dilayani

oleh CB/switch tersebut. Tanda label ini terbuat dari bahan ebonit hitam

ukuran 60 x 30 x 40 mm atau ukuran lain yang memadai dengan tulisan

berwarna putih yang tertulis secara Punch.

d. Fixture

1. Flourescent Lamp.

Armature

Dari bahan pelat baja ketebalan minimal 0,7 mm. Zinc-coated white paint

sheet steel.Semua komponen listrik berada di dalam (built in)

Armatur,komponen dan lampunya. Harus diproduksi oleh satu pabrikan

(Complite Set Armatur) dan diyatakan dengan Surat Keaslian Matrial dan

Bergaransi.

Armatur set harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungan.

Type armature

TL 2 x 36 watt, M6 dilengkapi dengan Louvred miroro reflector of

floresant lighting .Armatur /luminare yang dapat mengontrol cahaya yang

dating dari sumber cahaya dengan bentuk deminsional atau Omni

Directional Luminance Control (3D OLC),dipasang rata plafon

TL 1 x 36 watt,Revlektor (IP20 claas 1 complise IEC598 end F mark)

TL 1 x 36 watt,Opal (IP40) dipasang diatas wastafel

TL 1 x 18 watt,Opal (IP40) dipasang diatas wastafel

Down Light PLC 18 watt,(IP20,class 1,complice with IEC598

Lampu/fluorescent Tube

“TL” standard type fluorescent lamp, untuk lampu-lampu seluruh bangunan.

Fluorescent Tube dengan type warna „white‟ atau No. 84 PHILIPS.

Ballast

Leak proof, temperature kerja rendah, noiseless, ballast dengan rumahan dari

bahan polyster. Rated voltage 220 volt rugi-rugi/losses ballast tidak lebih

besar dari 1 x 36 watt, losses max. 11 watt, 1 x 18 watt loses max. 6 watt dan

TL 1 x 10 watt loses max. 3 watt. Ballast harus dilengkapi dengan Connection

Terminal.

2. Kapasitor

Untuk semua lampu-lampu fluorescent disyaratkan bahwa „power factor‟ harus

mencapai paling kurang 0,85. Cara-cara Power Factor Improvement ataupun

dengan penggunaan kapasitor, rated voltage 220 volt. Sebagai pegangan dapat

disebutkan disini secara kasar sebagai berikut :

1 x 36 watt, kapasitor 5 mikro farad dan 1 x 18 watt, kapasitor 3,5 mikro farad,

menjadi kewajiban Kontraktor/Supplier untuk menambah kapasitas kapasitor

apabila tidak tercapai power factor sebesar 0.85.

3. Lamp Holder dan Sockets

Rating lock lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan

dengan rumahan yang digunakan.

4. Type Stop Kontak & Saklar

Stop kontak inbow, satu phasa, 220 v, 50 Hz, 6 A, lengkap box dan

accessories

Saklar hotel, saklar tunggal dan ganda inbow, 16 A, lengkap box dan

accessories

Page 63: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 63

Saklar grup/grid saklar inbow lengkap isian saklar tunggal, 10 A, lengkap box

dan accessories

Seluruh stop kontak dilengkapi safety plug.

5. Pendukung fixture

Semua fixture disini telah diartikan lengkap dengan penggantung/pengikat lubang

lampu pada plafond yang harus disupply oleh Kontraktor.

e. Instalasi Umum

1. Instalasi umum menggunakan kabel NYM, NYY, NYFGBY, kecuali disebutkan lain

pada spesifikasi ini.

2. Semua kabel yang masuk / keluar panel mulai dari lantai sampai pada ketinggian

fixtures harus dimasukkan kedalam conduit yang sesuai.

3. Konduit/kabel harus diklem dengan rapih pada plafond setiap jarak 1 (satu) meter

kecuali disebutkan lain pada spesifikasi/gambar.

4. Setiap pipa/konduit dan jalan masuk kabel ke panel/terminal box/doos/fixture dan

lain-lain harus dilengkapi dengan „pengakhiran‟ berupa : „cable gland‟ atau

semacamnya untuk mencegah luka pada isolasi kabel sewaktu-waktu

tertarik/ditarik.

5. Ukuran terkecil kabel listrik adalah penampang tembaga 2,5 mm2.

6. Setiap pencabangan atau sambungan instalasi haruslah dipergunakan lasdop atau

cara tutup lainnya, seperti „connection cap‟ sedemikian rupa sehingga aman cara

instalasinya.

7. Untuk suatu instalasi tiga phasa maka didalam cara instalasinya warna-warna fasa

dari kabel haruslah konsisten dari awal.

8. Instalasi penerangan, stop kontak dan saklar

Didalam bangunan pada umumnya adalah general lighting berupa lampu-

lampu atau armature dipasang recessed mounted pada plafond / ceiling dan

dak beton.

Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk

(inbow) kecuali disebut lain.

Saklar/on-off pada lampu-lampu penerangan dilakukan pada tempat

tersendiri dan dipasang pada ketinggian 120 cm – 150 cm dari permukaan

lantai, khusus untuk daerah lembab harus dari jenis Water Dicht (WD).

Stop kontak dinding dipasang pada ketinggian 30 cm – 90 cm dari permukaan

lantai.

Stop kontak di ruang pasien dipasang sesuai dengan tempat tidur pasien.

Supply listrik untuk penerangan dan stop kontak dilayani secara terpisah dari

sistem daya melalui panel listrik yang segi pelayanannya terbagi dua panel.

Untuk pencabangan kabel-kabel harus menggunakan Duodoos atau Teedoos

dari bahan metal.

9. Sistem Pengetanahan

Instalasi sistem pengetanahan dalam paket ini adalah untuk sistem

pengetanahan pengaman yang dihubungkan ke panel

Elektroda konduktor pengetanahan

Pipa galvanized diameter 1 inchi dengan copper BSC seperti tertera pada

gambar dan tahanan pengetanahan tidak boleh lebih dari 3 (tiga) ohm.

Sambungan sekrup/baut, klem

Kecuali disebutkan lain, semua sambungan harus dengan cara jepitan

dengan baut. Bahan-bahan jepitan / klem / mur-baut harus dari bahan yang

mempunyai konduktivitas arus yang baik dan telah diproses untuk tahan

korosi/oksidasi, tidak akan melar (is not likely to stretch) setelah diberi „cast

bronce‟, brase,‟plain‟ atau melable iron.

Aturan-aturan

Page 64: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 64

Bila tidak disebutkan lain pada spesifikasi teknik ini ataupun pada gambar

maka hal-hal khusus lainnya mengenai sistem dan cara pengetanahan harus

dilakukan mengikuti aturan PUIL - 1987, NEC atau NFPA.

Sistem pengetanahan untuk arus kuat dan lemah harus dipisah.

f. Persyaratan Bahan / Material

1. Umum

Persyaratan Bahan

Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan

material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis dan tahan

korosif.

Material-material harus dari produk dengan kualitas baik dan merupakan

produksi terbaru.

Untuk material-material yang disebut di bawah ini, maka Pemborong harus

menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan

menunjukkan Surat Order Pengiriman Barang tersebut dari

Dealer/Agen/Pabrik apabila dimungkinkan.

Komponen panel : MCCB, MCB. ELCB, Contactor, fuse, indikator

Peralatan lampu : armature, bola lampu, ballast, kapasitor, starter,

reflector dan lain-lain.

Kabel

Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor wajib mengisi Daftar

Material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan brosur /

katalog yang dilampirkan pada waktu lelang.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa

barang-barang produk pabrik atau assembling.

Semua pokok-pokok harus diisi terutama merek dan type, apabila ada pokok

dalam tabel ini yang tak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak diisi, namun

perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan.

Daftar material ini wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.

Penyebutan merek/produk pabrik

Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar, disebutkan beberapa

merek tertentu atau suatu kelas mutu (quantity performance) dari material,

atau komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka

Pemborong wajib mengajukan didalam penawarannya material yang dalam

taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan

pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan

oleh suatu alasan tertentu yang sangat kuat dan dapat diterima pemilik,

Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat difikirkan penggantian

merek/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

g. Produk pabrik yang disarankan untuk digunakan

1. Kabel : SUPREME, KABELINDO, KABEL

METAL, TRANKA

2. Sepatu kabel, terminal, LABEL kabel : LEGRAND, 3 M, AEG Plug, CABLE

dan lain-lain GLAND

3. MCCB, MCB, ELCB, Contactor : MERLIN GERIN (MG), ABB, GE,

FUSE, INDICATOR KLOCKNER, MULLER, LEGRAND

4. Box Panel, Terminal Box : LOKAL (INDUSTIRA, EGA, DIAN

WAHYU)

5. Fixture Lampu : ARTHOLITE, INTERLITE, LUCOLITE

6. Saklar, Stop Kontak, : MERTEN, CLIPSAL, BERKER

7. Ballast, Kapasitor, Bola Lampu : PHILIPS, GE, SIEMENS

Page 65: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 65

8. Konduit : CLIPSAL, EGA

9. Doos, Elbow : EGA, LEGRAND

10. Klem dan lain-lain : LOKAL

11. Accessories dan lain-lain : LOKAL

BAB II INSTALASI FIRE PROTECTION

2.1. PEKERJAAN INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Pekerjaan System :

System deteksi kebakaran dan system alarm pada ruangan-ruangan dikontrol oleh

FACP, yang pada prinsipnya apabila terjadi kebakaran akan dideteksi oleh detektor-

detektor dimana dalam hal ini menggunakan „heat detector‟ Ret of Rice Detector dan

Smoke Detector yang terdiri dari zone-zone dan dikontrol oleh FACP.

b. Standar / Rujukan

□ National Fire Protection Association (NFPA)

□ National Electrical Manufactures Association (NEMA)

□ Spesifikasi Teknis 16400 – Distribusi Tegangan Rendah

c. Lingkup Pekerjaan :

1. Pengadaan dan pemasangan :

o Cable Terminal Box (CTB) serta instalasi pengabelan dari CTB ke detektor,

dan seluruh peralatan penunjang/aksesoris untuk seluruh peralatan.

2. Kontraktor wajib melampirkan brosur dari setiap material yang akan dipasang dan

memberikan contoh material untuk disetujui oleh pihak Pengawas

Lapangan/Manajemen Konstruksi dan atau oleh Konsultan Perencana.

3. Merek yang dipakai : Simplex, Honey Well, Cubb, Notifire atau yang setara.

2.2. INSTALASI PENGABELAN

a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan untuk

disetujui Pengawas Lapangan. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus segera

diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk

memeriksa. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua

informasi yang mendetail dan dibutuhkan.

b. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau Gambar

Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikan hal ini kepada

Pengawas Lapangan untuk pemecahannya.

c. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan

sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti se-seksama mungkin. Dalam menyiapkan

Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural, Struktural dan gambar lain yang

berhubungan, serta semua elemen harus diperiksa dimensi dan ruang bebasnya.

Page 66: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 66

d. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain

yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua

peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.

e. Kabel dari CTB ke sirkuit detektor menggunakan kabel PVC dengan inti penampang

tembaga 1,5 mm2.

f. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel kalau tidak dilakukan pada terminal box

atau panel.

g. Dimana diperlukan pemasangan flexible conduit, maka haruslah dipasang sekalipun

tidak disebutkan dalam gambar.

2.3. CABLE TERMINAL BOX (CTB)

a. CTB harus terbuat dari bahan besi plat dengan tebal minimum 1,5 mm yang dilengkapi

dengan pintu dan kunci.

b. Semua hubungan dibuat dengan sistem screw connection.

c. Panel.

Panel harus memiliki kapasitas untuk mengakomodasikan modul panel kontrol, modul

masukan dan keluaran, modul sumber daya dan peralatan penting lainnya untuk

melengkapi sistem tanda kebakaran dengan jumlah zona sesuai ketentuan Gambar

Kerja.

d. Sistem.

Sistem akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada peralatan berikut :

Lampu uji di bagian dalam

Suplai AC atau DC tambahan

Tanda peringatan dan tanda bahaya tambahan

e. Panel Kontrol.

Panel kontrol pusat harus terdiri dari modul – modul komponen sepraktis mungkin.

Modul panel harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

2 (dua) buah kawat rangkaian penggerak sinyal

Panel pengamat / annunciator panel, lampu sinyal dan bel peringatan. Sebagai

pemberitahuan, bila lampu sinyal tidak berkedip, bel peringatan akan berhenti.

Buatan Gent, Nohmi, Simplex, Notifire.

2.4. PERSYARATAN BAHAN INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Alat Pendeteksi.

Umum.

Alat pendeteksi panas untuk bangunan akan beroperasi pada temperatur 4.20C

sampai 450C.

Alat pendeteksi harus dari tipe dua ruangan yang dapat beradaptasi pada berbagai

temperatur, kelembaban dan faktor lainnya. Kepekaan alat pendeteksi harus dapat

diatur.

Setiap alat pendeteksi harus berisi indikator visual integral yang menunjukkan

kondisi siap siaga.

Alat atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian, penyetelan dan kalibrasi

harus disediakan oleh Kontraktor.

Alat Pendeteksi Panas.

Alat pendeteksi panas harus terdiri dari tipe – tipe tersebut :

Page 67: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 67

Tipe rate of rise. Alat ini didesain untuk mendeteksi kenaikan temperatur yang

cepat atau tidak normal.

Tipe fixed temperature

Alat ini akan bekerja bila temperatur udara dalam ruang mencapai angka tertinggi

yang telah ditentukan.

Alat Pendeteksi Asap.

Alat pendeteksi asap harus terdiri dari tipe photoelectric yang dapat bekerja pada

temperatur operasional dari 00C sampai dengan 500C, dilengkapi lampu indikator

yang akan menyala berkedip pada saat normal dan menyala terus pada saat

kondisi peringatan.

b. Manual Alarm Station.

Manual alarm station harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Manual alarm station harus memiliki 2 (dua) jenis pengoperasian yang terdiri

dari tombol tekan dan tangkai penarik.

Tombol tekan akan dioperasikan lebih dahulu untuk dapat menuju tangkai

penarik yang dikunci pada posisinya ketika saklar dibebaskan, untuk

mengaktifkan arus tanda bahaya.

Pengujian perlengkapan harus termasuk pengujian arus tiap zona.

c. Bel Peringatan Alarm Bell.

Bel peringatan harus diadakan untuk menghasilkan tanda bahaya yang dapat

didengar. Bel harus dari baja berkualitas dan dengan lapisan cat warna merah.

2.5. PERSYARATAN BAHAN INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Semua bahan harus factory product

b. Semua bahan harus dijamin oleh agen/pabrik dari segi kualitasnya.

c. Semua bahan harus baru. Yang dimaksud dengan bahan dalam hal ini adalah semua

bahan/material yang tertera dalam uraian pekerjaan, persyaratan, persyaratan

pelaksanaan/gambar.

d. Semua system harus mendapat pengesahan dari DEPNAKER.

e. Kontraktor/sub memberikan pelatian/training kepada pihak rumah sakit mengenai

system operasional dan maintenen dari alat yang dipasang.

f. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baik, baru, bebas dari segala

cacat, dan harus dilengkapi dengan label, data teknis dan data lainnya yang diperlukan.

g. Semua bahan harus tetap berada dalam kemasan masing – masing dan harus

dibebaskan dari kerusakan dan kelembaban.

2.6. PEMASANGAN.

a. Sistem tanda kebakaran harus memberikan pendeteksian api secara otomatis pada

setiap bagian bangunan. Rangkaian penggerak sinyal terdiri dari 2 (dua) buah kawat

yang dihubungkan dengan akhir jalur resistor.

b. Alat pendeteksi panas pada umumnya harus dari jenis pemasangan di langit – langit

dengan sinyal berkedip yang dihubungkan ke panel kontrol yang ditempatkan pada

tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.

c. Panel kontrol harus dapat diperluas / ditambah sehingga mampu menampung

perlengkapan sinyal pendeteksi api pada tempat – tempat yang ditentukan. Persyaratan

ini harus dikoordinasikan dengan Konsultan MKsebelum pengadaan peralatan. Sumber

daya dan / atau tegangan kerja ke panel kontrol adalah 220V/50Hz/1fase.

Page 68: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 68

d. Tanda peringatan untuk mengosongkan ruangan / bangunan harus tanda peringatan

yang dapat didengar yang disetujui Konsultan MKdan dipasang pada tempat – tempat

sesuai petunjuk Gambar Kerja.

BAB III INSTALASI TATA SUARA (SOUND SYSTEM)

3.1. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-

lain untuk pemasangan, pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk

seluruh sistem tata suara seperti dipersyaratkan didalam buku ini dan seperti ditunjukkan

didalam Gambar Perencanaan kecuali peralatan utama tidak masuk lingkup pekerjaan.

Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan

dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalam buku ini tetapi

dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasional sistem tata suara.

3.2. STANDAR / RUJUKAN

o Japanase Industrial Standard (JIS).

o Standar Industri Indonesia (SII).

o Spesifikasi teknis Sistem Elektrikal.

3.3. ITEM-ITEM PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN

a. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.

o Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis

bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu

kepada Konsultan MK/ Menejemen Kontruksi untuk disetujui.

o Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan

peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Konsultan

MK/ Menejemen Kontruksi untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri

brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta performance dari

peralatan.

o Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai

dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik

pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).

2. Gambar Detail Pelaksanaan.

o Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan

sistem elektrikal kepada Konsultan MKuntuk disetujui.

o Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan

agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan

waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.

o Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang

diperlukan. Mencakup data berikut :

Nama komponen perangkat tata suara

Jumlah unit

Tata letak / susunan peralatan tata suara

Dimensi

Detail pemasangan dan Detail lain yang diperlukan

o Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja

yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor

Page 69: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 69

harus melaporkannya kepada Konsultan MKuntuk dicarikan jalan

keluarnya.

o Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan,

jalur kabel dan sambungan-sambungan.

Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.

Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang

gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan

Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

o Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan

Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk

memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang

telah ditentukan.

3. Pengiriman dan Penyimpanan.

o Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,

baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan

data lain yang diperlukan.

o Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai

dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai

jaminan serta garansi (Warranty).

o Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada

tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

4. Ketidaksesuaian.

o Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau

dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan / atau

Spesifikasi Teknis.

o Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan

yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

o Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau

berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu

membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian,

dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila

Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab

melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.

b. BAHAN - BAHAN

1. Umum.

o Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai

dengan surat keterangan keaslian barang (Letter of Origin) dari pabrik

pembuat atau agen utamanya.

o Semua perangkat sistem tata suara harus dalam keadaan baru, dilengkapi

sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta penggunaan dari

pabrik pembuatnya.

o Semua perangkat sistem tata suara adalah dari merek TOA, PHILIPS atau

yang setara.

o Semua perangkat sistem tatasuara harus dilengkapi dengan data-data

berikut :

Merek dan nama pabrik

Tipe

Tegangan kerja dan frekuensi

Konsumsi daya

Impedansi

Tanggapan Frekuensi

Page 70: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 70

Dimensi

Dan data lainnya yang diperlukan.

2. Sistem tata suara „Public Address System‟ yaitu untuk tata suara publik, area

sistem tata suara ini terdiri dari :

Horn Speaker harus memiliki kapasitas 15 watt seperti merk TOA atau yang setara.

Instalasi

Yang termasuk ke dalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan terminal box tata

suara, wiring tata suara lengkap dengan konduitnya, attenuator serta kelengkapan

lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.

Ceiling speaker

Yang termasuk ke dalam pekerjaan ini meliputi speaker lengkap dengan matching

transformer grille dan kelengkapan-kelengkapan lainnya sesuai merek terpilih.

Merek yang dipakai : National, TOA, Philips.

Kontraktor/sub berkewajiban memberikan pelatian/training kepada pihak rumah

sakit mengenai system operasional dan maintenen dari alat yang dipasang.

3.4. TUJUAN PENGGUNAAN

Main equipment dari sistem tata suara ini adalah menggunakan main equipment eksisting

a. Sistem Tata Suara “Public Addres System”

Sistem tata suara ini digunakan untuk semua area yaitu :

Back Ground Music

Paging and Messaging

Emergency Call

Pemasangan sistem tata suara untuk area ini diatur sedemikian rupa, sehingga

mempunyai urutan prioritas seperti tersebut di bawah ini :

Paging and Messaging

Emergency Call

Back Ground Music

Dalam kondisi biasa, sistem tata suara digunakan sebagai back ground musik yang

dilayani dari ruang kontrol.

Tidak semuanya speaker digunakan untuk sarana penunjang ketiga tujuan seperti

tersebut diatas. Ada speaker hanya untuk tujuan back ground musik dan ada

speaker untuk tujuan ketiga-tiganya.

Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan speaker untuk tujuan emergency call.

Pengaturan tingkat kuat suara dilakukan secara bertingkat dengan menggunakan

variable resistance device.

3.5. KEMAMPUAN OPERASI

a. Public Address System

Pemasangan/pengaturan sistem tata suara public address system sedemikian rupa

sehingga mampu dioperasikan sebagai berikut :

Untuk keperluan paging dan messaging dan untuk keperluan tertentu lainnya harus

dapat dilakukan secara remote dari bagian penerangan/information, yaitu :

menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang di‟mati‟-kan

menghentian back ground music yang sedang berlangsung

meng‟hidup‟-kan speaker yang di‟mati‟-kan dari pengatur tingkat kuat suara di

setiap ruangan yang dilengkapi dengan sistem tata suara

mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di dalam bangunan

untuk keperluan paging dan messaging difungsikan sebagai sarana back

ground music

Page 71: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 71

mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan semula, yaitu sebelum

dioperasikan untuk paging dan messaging atau emergency call.

Untuk paging dan messaging tingkat kuat suara disetiap speaker sama dan tidak

dipengaruhi oleh posisi pengatur tingkat kuat suara yang dipasang disetiap

ruangan. Tingkat kuat suara untuk paging dan messaging dapat diset secara

terpusat dari sentral sistem tata suara.

Hal-hal tersebut diatas berlaku pula untuk keperluan emergency call yang dilakukan

dari Sentral Sistem Pengindera Kebakaran.

Nada-nada yang mengawali paging dan messaging serta emergency call harus

mempunyai nada-nada yang cukup spesifik (berbeda dengan sumber audio

lainnya).

Back ground music dapat diprogram untuk cassete deck, compact disc atau radio

tuner.

3.6. PERSYARATAN TEKNIS SPEAKER

a. Ceiling Speaker

Ceilling speaker dan matching transformer ditempatkan didalam suatu box speaker

dipasang recessed ceilling pada plafond dan difinish dengan speaker grille. Bentuk

dan warna ditentukan kemudian oleh Perencana interior.

Data Teknis

Rated power : 3/6 watt dan 90 watt

Impedansi input : 3,3 k ohm

Frequency response : 100 - 16.000 Hz

SPL minimum (1m,1W) : 90 dB

Sisi primer matching transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap untuk 100, 70 dan 50

volt.

3.7. PERSYARATAN TEKNIS ATTENTUATOR (PENGATUR PENGUAT SUARA)

a. Attentuator dengan transformer, flush mounting mempunyai On-Off plate berbentuk segi

empat yang warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana Interior.

b. Data Teknis

Rated Voltage : 100 volt (minimum)

Rated power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum)

Ketinggian pemasangan 1,25 m dari lantai, tetapi jika pada ketinggian tersebut ada

jendela, maka ketinggian 0,70 m dari lantai disesuaikan dengan keadaan dimana

attentuator tersebut akan ditempatkan.

3.8. INSTALASI

Spesifikasi seluruh instalasi sistem tata suara untuk bangunan ini menggunakan kabel

yang mempunyai tegangan kerja 500 volt.

Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis „PVC insulated‟ dengan

jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum dalam Gambar Perencanaan.

Kabel yang digunakan untuk attentuator dimasukkan dalam conduit atau sparing dan

setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.

Jika pemasangan kabel ini pararel dengan kabel daya listrik, maka harus mempunyai

jarak minimum 30 cm.

Page 72: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 72

Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau ditanam

di dalam dinding.

Sistem tata suara di dalam Gambar Perencanaan tidak mengikat dan penambahan alat

diperbolehkan.

Penambahan alat harus disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang ada pada

setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari sistem tata suara tersebut tetap

berada pada kemampuan puncak.

Kontraktor tata suara berkewajiban mencek dan menyesuaikan kabel instalasi agar

berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan

rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.

Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas

lainnya.

Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan

lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem daya listrik dan

penerangan.

Terminal box sistem tata suara :

Terminal box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm. Konstruksi

las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan

ditentukan oleh Perencana Interior.

Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.

Terminal box dipasang flush mounting pada dinding

Terminal box dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle

Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box dilakukan

dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis „screw type‟.

3.9. KABEL INSTALASI

Kabel yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN atau standard-

standard lain yang dilakukan di negara RI serta mendapat rekomendasi dari konsultan

pengawas.

Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam Spesifikasi

Teknis.

Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya harus

dipisahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.

Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.

Ukuran luas penampang dan jumlah inti kabel yang digunakan minimal harus sesuai

dengan Gambar Perencanaan.

Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merek, jenis, ukuran luas

penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.

Kabel instalasi sistem tata suara menggunakan kabel PVC jenis NYMHY (500 volt).

Kabel instalasi sistem tata suara dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem

pada rak kabel atau ditanam didalam dinding.

Pipa-pipa pelindung kabel instalasi sistem tata suara harus dibedakan dari pipa-pipa

pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat

finish berwarna abu-abu.

Pada ujung setiap kabel harus diberi kabel/sling-plate yang terbuat dari plat alumunium

mengenai nama kelompok speaker yang dilayaninya.

Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan

lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem distribusi listrik dan

penerangan.

3.10. PENGUJIAN DAN UJI PENAMPILAN

Page 73: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 73

Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu

oleh Konsultan MKuntuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan

baik dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran, pengujian dan

uji penampilan.

Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Pengawas

Lapangan/Manajemen Konstruksi.

Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji kesinambungan.

Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan,

buku asli pengoperasian / pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam jumlah

tertentu, sesuai persyaratan kontrak.

Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan,

Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem tata suara, dengan jangka waktu masa

garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.

3.11. UJI PENERIMAAN

Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan / acceptance

test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan bahwa semua perangkat

bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.

Uji penerimaan akan meliputi memperoleh dan menerima berita pada stasiun tertentu, pada

tingkat volume yang baik, tanpa campuran suara dari sumber lain atau unit lain.

3.12. TRAINING (PELATIHAN)

Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian operasional

Gedung atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan Tata Suara.

3.13. PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN PERALATAN

Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam kontrak

diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan.

BAB IV INSTALASI TELEPON

4.1. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini, meliputi pengadaan dan penginstalasian sistem telepon dan MDF

utama sampai dengan MDF pada bangunan Gedung IRJ dan semua material, peralatan,

tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan

pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh sistem telepon seperti disyaratkan dalam buku

ini dan seperti ditunjukkan didalam Gambar Perencanaan.

Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan

dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalam buku ini tapi

dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasional sistem telepon. Lingkup

pekerjaan tersebut al :

o Penarikan kabel dari PABX sentral.

o Kotak distribusi utama dan kotak terminal.

o Kabel telepon termasuk konduit.

o Stop kontak telepon.

o Pesawat telepon.

o Pengujian seluruh sistem komunikasi.

Page 74: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 74

4.2. STANDAR / RUJUKAN

Standar PT Telkom.

Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI).

Verband Deutscheur Electrochniker (VDE).

4.3. SISTEM INSTALASI DAN PERALATAN

Dari PABX dihubungkan ke Hibrid Key Telephone (eksisting).

Dari Hibrid Key Telephone ke MDF (tiap lantai) untuk kemmudian dihubunngkan

langsung ke Terminal Box.

Kabel telphone langsung dihubungkan ke Outlet Socket pada Terminal Box.

4.4. TERMINAL BOX TELEPON

Terminal box telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimal 2 mm. Konstruksi

las, dicat dengan meni tahan karat dan dicat finish dengan warna yang akan ditentukan

kemudian oleh Perencana Interior.

Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.

Terminal box telepon dipasang flush mounting pada dinding.

Terminal box telepon dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle.

Penyambungan kabel instalasi telepon didalam terminal box dilakukan dengan

menggunakan penyambungan jenis „sambungan jepit‟.

4.5. KABEL INSTALASI

Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 3x0,6 mm2 (STEEL-K-008

dan STEEL-K-002).

Kabel instalasi dipasang didalam sparing / conduit yang diklam pada rak kabel atau

ditanam didalam dinding.

Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga.

Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa pelindung

kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish

berwarna hijau.

Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan

lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan

penerangan.

4.6. OUTLET TELEPON

Outlet telepon dipasang pada :

dinding dengan ketinggian pemasangan 90 cm dari permukaan lantai

Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer.

Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box.

Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan-

gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangan disesuaikan dengan rekomendasi dari

produk yang terpilih.

4.7. PESAWAT TELEPON

Pesawat telepon cabang berupa telepon meja dengan tipe „push button dialler‟.

Pesawat-pesawat yang digunakan adalah :

Pesawat untuk operator

Page 75: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 75

push button dialler

dilengkapi display

kelengkapan-kelengkapannya sesuai merek PABX terpilih

feature yang dimiliki sesuai dengan rekomendasi merek terpilih

dipasang di operator telepon

Pesawat telepon lainnya mengikuti ketentuan

Tipe push button dialler diletakkan di meja untuk ruangan dengan kelengkapan :

push button dialler

hand-set

display indikator pesawat pemanggil

feature yang dimiliki sesuai dengan rekomendasi merk terpilih

dipasang di meja atau sesuai gambar perencanaan

Pesawat ini mempunyai fasilitas untuk berhubungan dengan pesawat cabang lain

secara langsung, sedangkan keluar harus dengan operator (beberapa pesawat

tertentu dapat diprogram untuk berhubungan keluar)sesuai permintaan pemberi

tugas.

Merek yang dipakai : setara SIEMENS atau Panasonok atau sesuai dengan merk

PABX yang dipakai.

KOTAK DISTRIBUSI UTAMA (Main Distribution Frame – MDF).

Kotak distribusi utama harus dari tipe pemasangan di luar atau dalam gedung

dengan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan harus memiliki

karakteristik minimal sebagai berikut :

Rumah dibuat dari reinforced polyester,

Dilengkapi dengan pintu yang dapat dilepas untuk terminasi kabel.

Dilengkapi dengan ventilasi pada bagian atas dan bawah untuk sirkulasi

udara dan mencegah kelembaban,

Kotak Terminal.

Kotak terminal dengan tipe dan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja,

harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:

Dapat dipasang di dinding,

Mudah di pasang,

Ringan dan Kuat,

Kotak dibuat dari resin daur ulang,

Bagian metal dibuat dari bahan baja anti karat AISI 304,

Dapat dibuka sampai 90°,

Tahan terhadap UV dengan proteksi indeks IP 53/54,

Dapat dikunsi,

Disetujui oleh Telkom,

Konduit.

Pipa conduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.

Diameter pipa conduit harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja atau

disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan didalamnya.

Overvoltage Arresters

Kecuali ditentukan lain, overvoltage arrester untuk system komunikasi harus

diadakan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

Pelaksanaan Pekerjaan

A. Umum.

Page 76: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 76

1. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain untuk

memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat dipasang pada

tempat yang telah ditentukan.

2. Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai tidak

sesuai oleh Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

3. Kontraktor secara teratus harus membuang kotoran dan bahan tak terpakai

agar dapat bekerja dengan aman.

4. Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan pemasangan,

peralatan pengujian dan melaksanakan pengujian serta mencatatnya.

B. Pemasangan

1. Unit kotak distribusi utam a(MDF) unit dipasang pada ruang panel listrik arus

lemah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2. Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20%.

3. Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di

dinding) harus ditempatkan di dalam konduit jenis High Impact.

4. Untuk ruangan tanpa langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam konduit

atau rak kabel dan diklem ke beton pelat pada setiap jarak 100cm.

5. Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.

6. Soket telepon dan data harus ditempatkan pada lokasi yang ditunjukkan

dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan.

7. Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih,

putih/hitam, putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan untuk kode

warna pekerjaan marshalling.

8. UTP Category 5 harus digunakan dan dipasang pada tempat-tempat seperti

ditunjukkan dalam gambar Kerja, dengan tetap memperhatikan batasan jarak

yang diisyaratkan. Total panjang satu segmen dibatasi sampai 90meter.

9. Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.

10. Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit jenis high

impact.

11. Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung ± 160 cm dan tinggi

minimal ± 40 cm.

BAB V INSTALASI PLUMBING, AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

5.1. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk lingkup pekerjaan pada paket ini adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan dan pemasangan instalasi sistem air bersih berikut pemipaan sampai ke

setiap fixture pengeluaran dan faucet.

b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air kotor, pipa vent, floor drain, air bekas,

sistem drain, grease trap dan bak penampungan / sump pit sampai ke setiap fixtures

pengeluaran.

d. Mengadakan testing commissioning untuk seluruh pekerjaan hingga dapat berfungsi

dengan baik dan memenuhi standard/persyaratan yang telah ditentukan dalam

spesifikasi teknis.

5.2. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM

a. Waktu pelaksanaan

Lamanya waktu pelaksanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan

dengan jadwal yang telah ditentukan/mengikuti jadwal bangunan.

Page 77: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 77

b. Material

Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas

dari cacat defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau

mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.

Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti.

Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan

Kontraktor.

c. Gambar-gambar dan Spesifikasi

Gambar-gambar dan spesifikasi ini harus merupakan suatu kesatuan. Apabila ada

sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat

bekerja dengan baik, dan tidak dinyatakan dalam gambar perencanaan atau spesifikasi.

Maka Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

d. Gambar Perencanaan

Walaupun didalam gambar perencanaan atau spesifikasi tidak tercantum semua pipa-

pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci, tetapi bagian-bagian

tersebut merupakan suatu kelengkapan sistem, maka kewajiban Kontraktor untuk

memasang hal tersebut agar sistem beroperasi dengan baik dan sempurna.

e. Gambar-gambar Kerja

Gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site), termasuk

perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.

f. Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat gambar instalasi (Shop Drawing) sebanyak 3 (tiga) rangkap

untuk disetujui oleh Direksi Lapangan, dan harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan

(as built drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan,

detail peralatan dari seluruh instalasi diatas/sebanyak 5 rangkap cetakan dan 1 kalkir.

Pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti

Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

g. Contoh-contoh Barang

Kontraktor waijb mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam

pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan termasuk brosur-brosur dari alat-alat tersebut

untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, sebelum alat-alat tersebut

dipasang. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak

bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Kontraktor harus mengganti bahan-bahan

tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi.

h. Tenaga Pelaksanaan

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli dalam

bidangnya (skilled labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang baik dan rapi.

Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum) setempat dan surat Rekomendasi lainnya apabila

diperlukan dalam pekerjaan ini.

i. Koordinasi

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mengadakan koordinasi

dengan Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior dan

sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam

pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan. Kesalahan pemasangan akibat tiadanya

kerjasama menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

j. I z i n

Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan

instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana termasuk biayanya.

Page 78: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 78

Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya

yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh

Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.

k. Koordinasi

1. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang dilakukan oleh pihak lain maka

Kontraktor Pelaksana harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-

gambar pekerjaan ini bilamana ada pihak yang melaksanakannya.

2. Semua pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.

Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran gambar-gambar dan

peralatan yang diperlukan kepada pihak lain yang memerlukannya.

3. Apabila semua penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan

oleh pihak lain. Kontraktor wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang

diperlukan kepada pihak lain yang mengerjakannya.

4. Semua penarikan pemipaan yang dilakukan oleh pihak lain dan tidak tercantum

dalam gambar dan spesifikasi, maka Kontraktor harus berkoordinasi dan

memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lain yang

mengerjakan.

l. Penolakan Instalasi

Kontraktor harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang akan

dipergunakannya kepada Direksi Lapangan atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan

persetujuan tertulis. Dengan mencantumkan secara lengkap merek, type, spesifikasi

dari semua contoh bahan yang akan diajukan.

Kontraktor harus membuat jadwal/schedulle waktu yang terperinci untuk setiap

pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi Lapangan, atau pihak yang ditunjuk untuk

mendapatkan persetujuannya.

m. Jaminan dan Pemeliharaan

Kontraktor harus memberikan pemeliharaan selama setahun untuk peralatan dan 6

(enam) bulan untuk instalasi semenjak serah terima pekerjaan yang pertama, kecuali

dinyatakan lain secara tersendiri.

Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang ternyata cacat atau rusak

selama jangka waktu pemeliharaan setelah proyek ini diserahterimakan untuk pertama

kalinya, kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.

Kontraktor wajib mengganti setiap kelompok barang-barang atau sistem yang tidak

sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari kesalahan pabrik atau pengerjaan

yang salah selama masa pemeliharaan setelah proyek ini diserahterimakan untuk

pertama kali.

n. Petunjuk Operasional

Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Kontraktor harus menyerahkan gambar-

gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari peralatan-

peralatan yang terpasang. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik

sebanyak 3 (tiga) set copy dan 1 (satu) set kalkir.

Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,

Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting Instruction dan Brosur-

Brosur.

Kontraktor harus memberikan surat garansi atas peralatan-peralatan utama kepada

Pemberi Tugas.

5.3. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

a. Peraturan-peraturan / Persyaratan

Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-

peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.

Page 79: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 79

Selama pelaksanaan, persyaratan ini harus betul-betul ditaati.

Pada umumnya, peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan pasal-pasal :

1. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara, tentang Instalasi Air.

2. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik

Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

3. Pemeriksaan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)

1956 NI-3 1963. PUBB 1969.

4. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian,

mingguan, bulanan dan borongan. Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan

mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.

5. American Society fot testing and Materials (ASTM)

6. British Standar (BS)

7. Standar Nasional Indonesia (SNI)

8. Japanese Industrial Standar (JIS)

9. American Water Works Associantion (AWWA)

b. Material / Bahan-bahan yang Dipakai

1. Pemipaan

Untuk pipa-pipa jaringan pekerjaan sistem air bersih menggunakan pipa-pipa

jenis polypropelyn PN 10. yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Manajemen

Konstruksi.

Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam

Gambar Kerja. Untuk distribusi air bersih harus dari pipa Poly Propeline (PN

10) yang memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075

Untuk pipa jaringan air kotor dan air bekas, dibawah 50 mm menggunakan

jenis pipa PVC Kelas AW (S. 12,5) sambungan menggunakan Solvani

Councui, sedangkan diatas 50 mm menggunakan Rubber Ring dan Spiqot.

Sambungan Pipa.

Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple,

tee untuk air bersih dan sebagainya, harus terbuat dari bahan PN yang

sesuai untuk pipa PN. 10, serta berasal dari merek yang sama dengan merek

pipa.

Sistem Sambungan.

Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding,

electrofunction atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa PP. Sistem

sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas Lapangan.

Pemipaan Air Panas.

Pipa.

Untuk distribusi aire panas digunakan pipa PP yang memenuhi ketentuan BS

6920 dan BS 7291 Part 1 & 2 dengan tekanan nominal PN 20, seperti

instaflex dari George Fischer.

Sambungan Pipa.

Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple,

tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan PP yang sesuai untuk pipa PP

kelas 10kg/cm2, serta berasal dari merek yang sama dengan merek pipa.

Sistem Sambungan

Sistem sambungan terdiri dari compressioan fitting, but-fussion welding,

electrifusion atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa PN. Sistem

sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas Lapangan/Manajemen

Konstruksi.

Page 80: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 80

Pipa PVC dan Sambungan

Pipa.

Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987 dengan

kelas tekanan kerja 8kg/cm2. Pipa harus dari jenis sambungan solvent

cement.

Diamter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam

Gambar Kerja.

Sambungan Pipa.

Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement

seperti elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan

dan kelas yang sama dengan pipa pVC dan memenuhi standar SNI 06-

0135-1989, dari merek yang sama dengan merek pipa yang disetujui

digunakan.

Perekat.

Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang

direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.

2. Valve-valve

Katup/Valve.

Katup bertekanan kerja 125psi, dengan jenis katup dan diameter sesuai

Gambar Kerja, harus dibuat dari bahan kuningan dan harus berasal dari

merek yang dikenal seperti Kitz, Toyo atau setara.

Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran yang

diterakan pada badan katup.

Katup dengan diameter sampai dengan 65mm harus memiliki ulir untuk

enyambungan dengan pipa, sedang katup dengan diamter lebih besar dari

65mm harus memiliki flens yang bersatu dengan badan katup.

Flensa.

Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis raised face.

Flens tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau

peralatan yang akan disambung.

Paking.

Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan spiral tebal

minimal 3mm.

Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flens yang akan

digunakan.

Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang

seharusnya diadakan.

Baut, Mur untuk Flensa.

Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat dari

baja hitam kelas 8.8., dengan system ulir metric, digunakan untuk

pemasangan flens.

Diameter dan panjang baut harus sesuai dengan dimensi flens. Sisa ulir

setelah pemasangan minimal 3 (tiga) ulir.

Jumlah pengadaan baut dan mur dilebihkan 10% dari jumlah yang

seharusnya diadakan.

c. Instalasi Pemipaan

1. Sistem Penyambungan Pipa

Page 81: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 81

Pipa Air Bersih

Digunakan las untuk semua pipa pada belokan dari bahan yang sesuai

dengan jenis bahan pipanya.

Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua

batang pipa pada pipa lurus. Untuk memperkuat terhadap kebocoran,

penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih dahulu diberi lapisan red lead

cement atau pintalan khusus dari asbes, sedangkan untuk sambungan

flanged harus dilengkapi ring karet secara homogen.

Pipa Air Kotor dan Ventilasi

Digunakan sistem lem/solvent cement rubber ring and spiqot untuk

pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang atau pipa yang berdiameter

kecil. Untuk penyambungan pipa induk, bisa digunakan sistem pengelasan

apabila diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu.

2. Penggantung / Penumpu Pipa

Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan pengantung atau

angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah

timbulnya getaran.

Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur

dengan jarak antara lebih dari 2,5 m.

Pipa-pipa yang menembus dinding haus diberi sleeve dengan rongga 1

mm.

Pemasangan pipa harus rata dan rapi.

Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan dari

karet.

Penggantung atau penumpu pipa adalah produk pabrik dan harus

disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/anker yang

dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan ramset.

Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak

tidak lebih dari 1.5 m.

3. Pemasangan Fixture, Fitting dan Sebagainya

Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari

kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus

terpasang dengan kokoh ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air bersih dilaksanakan harus rapi tidak

mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselen atau

pekerjaan sipil serta mekanikal dan elektrikal lainnya. Dengan pemasangan

fixtures yang baik dan serasi serta kuat dalam kedudukannya untuk

komponen, misalnya fixtures, fitting dan sebagainya. Kontraktor

bertanggungjawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam

kelengkapan instalasi jaringan tersebut.

Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok

dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan

pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

4. Pipa-pipa Dalam Tanah

Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa

diameter 4” kebawah. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata

sehingga seluruh panjang pipa terletak bertumpu dengan baik. Untuk pipa-

pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada

lubang-lubang yang sama.

Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh

pengawas yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian dan

ditimbun kembali dengan baik dengan pasir urug atau tanah bekas galian

atau bahan yang ditentukan Direksi Lapangan dan disetujui.

Page 82: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 82

Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari

garis tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/tanah asli atau bila

tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut

buku petunjuk untuk dalamnya galian.

Harus dibuat tanda-tanda dari balok beton diatas tanah untuk memudahkan

identifikasi didalam tanah.

d. Pengujian Instalasi Pemipaan.

Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan

tekanan 8 - 10 kg/cm2 untuk pipa air bersih.

Sedangkan untuk pipa air kotor/air buangan harus diuji dengan tes rendam tanpa

mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak

turun/berubah. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi

tanggung jawa Pemborong/Kontraktor. Pengetesan pipa harus disaksikan oleh

pengawas atau Direksi Lapangan.

e. Pengecatan

Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung goni dan dilapisi

dengan ter (torcoated) untuk penahan korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat

(exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan

kemudian oleh Direksi Lapangan.

1. Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.

2. Untuk pipa air kotor dipakai warna hijau

3. Untuk pipa air buangan atau drain dipakai warna abu-abu.

4. Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah.

5. Untuk pipa-pipa yang exposed tanda-tanda berupa arah panah dengan warna

disebut diatas, arah panah menunjukkan arah aliran di dalam pipa.

6. Pipa-pipa non exposed diberi tanda di tempat-tempat control/ pemeriksaan.

f. Penjelasan Spesifikasi Teknis Peralatan Utama.

1. Pekerjaan Air Kotor

Air Kotor / Air Buangan

Diadakan pemisahan antara air kotor buangan dari closet/WC dan air

buangan dari urinoir dengan air buangan dari wastafel atau floor drain.

Buangan dari closet (WC) dan urinoir dibuang ke septic tank, resapan airnya

diteruskan ke saluran yang menuju STP beserta air buangan dari wastafel

dan floor drain.

Pipa Ventilasi

Untuk pipa ventilasi dipasang pada dinding-dinding dengan diameter pipa 1”

- 1.5” dan pipa ventilasi utama pada shaft dengan diameter 1,5” - 2”. Pada

akhir pipa ventilasi utama dalam shaft dipasang filter vent pada lokasi paling

atas (ceiling lantai atas atau diatas bangunan). Instalasi harus rapi, tidak

bocor dan untuk sistem maupun lay out dapat dilihat pada detail Gambar

Rencana.

2. Pekerjaan Hydrant

Fire Hydrant Box Indoor

Box terbuat dari plat dengan tebal 2 mm.

Dimensi box : lihat gambar perencanaan

Tinggi pemasangan dari lantai 20 cm.

Perletakan engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga mudah

untuk dibuka.

Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat duco ex Dana Paint dan

diberi tulisan Hydrant dengan warna putih.

Page 83: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 83

Panjang fire hose tidak kurang dari 30 m, mudah dilipat, tahan terhadap

tekanan dan penyambungannya dengan sistem coupling. Nozzle variable

(zet spray) 1 1/2” semua dalam keadaan baru dan fabricated.

g. Daftar Material, disahkan oleh PLN dan Departemen Tenaga Kerja RI

ITEM MEREK

Valve : Toyo, Kitz, Hitachi

Pipa PVC : Wavin, Rucika, Pralon, Unilon, Spindo

Pipa GIP : PPI, Bakrie, Spindo

Pipa Black Steel : PPI, Bakrie, Spindo

Pipa Polipropilene : ATP, Toto, Western

Pompa Air Bersih : Ebara, GAE, GRUNFOS

BAB VI PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN URAIAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN

PEMASANGAN INSTALASI PENGKONDISI-AN UDARA (AIR CONDITIONING/AC)

6.1 UMUM

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan

bahan-bahan serta peralatan utama, peralatan pembantu, peralatan untuk

instalasi, penyetelan, penyelesian akhir (finishing) seluruh sistem agar lengkap

dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen dan gambar-

gambar yang ada.

2. Untuk gedung ini digunakan instalasi air conditioning dengan sistem lengkap : Split

Wall Type

3. Lingkup pekerjaan instalasi sistem air conditioning ini dapat dilihat pada :

Buku pedoman Pelelangan.

Gambar-gambar rencana, gambar-gambar pelaksanaan dan gambar-

gambar detail.

Lampiran-lampiran atau petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan untuk

pelaksanaan proyek ini.

4. Secara umum jenis peralatan utama dan tambahan yang dicakup oleh instalasi ini

diataranya ialah :

Out Door Unit

Ducting

Kontrol temperatur

5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Pemborong

dapat menanyakan lebih lanjut kepada Pemberi Tugas atau pihak yang ditunjuk

untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pemborong wajib

bertanggung jawab penuh atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

b. Persyaratan Umum

Semua persyaratan umum dan supplementer yang ada merupakan pula bagian dari

persyaratan sistem instalasi air conditioning ini sejauh yang berlaku bagi pekerjaannya.

Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum dituliskan kembali dalam bab-bab

spesifikasi ini, berarti meminta perhatian khusus dan hal tersebut tidaklah berarti

menghilangkan hal lainnya dari persyaratan umum dan supplementer yang ada. Bila

ada hal-hal yang dinyatakan lain tersendiri dalam spesifikasi ini, maka hal-hal yang

Page 84: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 84

tertulis dalam persyaratan umum maupun supplemneter tidak berlaku lagi untuk

instalasi ini.

c. Persyaratan Pelaksanaan

1. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan

peraturan dan undang-undang yang berlaku saat ini dan tidak menyimpang dari

ketentuan-ketentuan dan Badan Keselamatan Kerja.

2. Semua syarat-syarat untuk bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas

pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan standard

ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC dan ASME.

3. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar

kerja) dari seluruh macam pekerjaan baik secara detail maupun umum dan

disahkan Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi/Perencana. Dalam gambar ini

telah tercakup koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan lain.

4. Pemborong wajib mempelajari, meneliti dan memeriksa juga pekerjaan

pelaksanaan Pemborong lain yang berkaitan dengan proyek ini apabila pekerjaan

pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bila sampai

terjadi gangguan, maka Pemborong wajib memberikan saran-saran perbaikan

segenap pihak.

5. Tidak boleh terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari spesifikasi dan

gambar-gambar yang ada tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/

Manajemen Konstruksi /Perencana.

6. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa

persetujuan di atas harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan

gambar yang ada, atas biaya dan tanggung jawab Pemborong.

d. Koordinasi dengan Pihak Lain

1. Pemborong wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran

pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong

Sipil Elektrikal, Plumbing, Fire Protection.

2. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak

yang lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi

sistem ini, Pemborong bertanggung jawab atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

e. I z i n

1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan

instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya

Pemborong.

2. Semua Pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan

resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah

dilakukan Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.

3. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan

dari kemungkinan tuntutan ganti rugi/biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.

Pemborong wajib menyerahkan suatu garansi/referensi mengenai hal ini.

4. Pemborong wajib menyerahkan semua izin atau keterangan resmi dari pihak yang

berwajib yang diperolehnya mengenai instlasi proyek ini kepada Pemberi Tugas/

Manajemen Konstruksi.

f. Korelasi Pekerjaan

1. Pekerjaan-pekerjan seperti di bawah ini harus dilakukan Pemborong kecuali yang

dinyatakan sendiri :

Pembuatan lubang-lubang biasa dan lubang-lubang khusus pada dinding, lantai

dan langit-langit serta finishingnya untuk jalan pipa.

Pembuatan peletakan untuk mesin-mesin pembuatan hanger.

Penarikan kabel, dilakukan pihak lain. Pemborong harus memberikan data-data,

ukuran-ukran gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain yang

mengerjakannya.

Page 85: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 85

2. Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya.

g. B a h a n

1. Pemborong wajib menyerahkan data-data teknis dan mengisi daftar schedule

seluruh mesin-mesin dan peralatan beserta penjelasan jenis, nomor, model, ciri-

ciri, kualitas dan kuantitas finishing, accessories dan sebagainya, lengkap kepada

Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi /Perencana untuk diperiksa dan

dimintakan persetujuannya.

2. Dalam memilih mesin atau unit-unit Pemborong harus memperhatikan benar-benar

gambar dan spesifikasi terutama untuk bentuk dan ukuran nyata dari unit-unit

mesin guna menghindari kerancuan koordinasi terhadap struktur, arsitektur, dan

lain-lain.

3. Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang daripada yang

disebutkan alam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka Pemborong harus

menyatakan dengan tegas perbedaanya mengajukan permohonan penggantian

disertai dengan alasan yang cukup kuat dan lengkap untuk diteliti Pemberi

Tugas/CM/ Perencana.

4. Semua bahan yang dipergunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan

baik, tidak bercacat sesuai dengan spesifikasi dan gambar, Pemborong harus

bertanggung jawab, melindungi dan menjaga bersih semua bahan-bahan yang

dipergunakan dalam instalasi ini atau sampai pada waktu penyerahan pertama

instalasi ini.

5. Bila ternyata bahan yang dipakai bahan lama, bekas dipergunakan, bercacat atau

rusak sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi dan gambar maka Pemborong

harus mengganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan spesifikasi dan

gambar atas tanggungan sendiri.

h. Penolakan Instalasi

Bila instalasi dari sistem ini seluruhnya atau ada bagiannya yang tercacat, gagal atau

tidak memenuhi persyaratan spesifikasi dan gambar serta ternyata Pemborong gagal

untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang ditentukan CM, maka keseluruhan

atau sebagian dari instalasi ini sebagai mana kenyataannya dapat ditolak dan diganti

oleh Pemberi Tugas atas tanggungan Pemborong.

i. Kebersihan Lapangan

1. Lapangan yang digunakan setiap hari setelah selesai bekerja harus dibersihkan

oleh Pemborong. Pemborong hendaknya menghubungi pihak lain untuk koordinasi

pembersihan lapangan ini.

2. Segera setelah kontrak pelaksanaan pemasangan sistem air conditioning ini

selesai, maka Pemborong harus memindahkan semua sisa-sisa bahan

pekerjaannya dan peralatannya kecuali masih diperlukan selama masa

pemeliharaan, keluar lapangan sesuai petunjuk CM.

j. Service dan Garansi

1. Pemborong harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistem ini

dari lingkup pekerjaan selama masa pemeliharaan setelah proyek ini diserah

terimakan untuk pertama kali, kecuali dinyatakan lain secara khusus dalam

kontraknya.

2. Pemborong wajib mengganti atas biaya sendiri, setiap kelompok barang-barang

atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari

kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 1 (satu) tahun

proyek ini diserah terimakan untuk pertama kalinya dinyatakan lain secara

tersendiri.

k. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan

Page 86: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 86

1. Dua minggu sebelum penyerahan untuk pertama kalinya sistem ini, Pemborong

harus menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan, petunjuk operasi dan

cara-cara perawatan yang terpasang di bawah kontrak ini berikut as built drawing.

2. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemberi Tugas/CM masing-

masing sebanyak 6 (enam) set.

3. Pemborong wajib memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan

perawatan kepada Pemberi Tugas dan sebuah hendaknya ditempelkan dalam

ruang yang ditunjuk olah CM.

4. Pemborong wajib memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan

perawatanya kepada petugas-petugas teknis yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas

sampai cakap menjalankan tugasnya.

5. Sebelum pelaksanaan, Pemborong harus mengajukan contoh-contoh material

yang akan dipasang kepada Pemberi Tugas/CM/Perencana untuk disetujui.

l. Shop Drawing

Untuk semua macam pekerjaan baik material/komponen maupun pekerjaannya, maka

Pemborong wajib memasukkan “shop drawing” sebelum pemasangan kepada CM untuk

diperiksa bersama Perencana. “Shop Drawing” adalah merupakan penggambaran yang

lebih detail daripada setiap pemasangan serta spesifikasi yang lebih detail daripada

setiap komponen.

6.2 PEKERJAAN INSTALASI AIR CONDITIONING

a. Mesin Pendingin (Outdoor Unit)

1. Pemborong harus menyediakan dan memasang unit-unit “Split Wall Type” beserta

peralatan-peralatan lain sesuai dengan gambar dan spesifikasi serta persyaratan-

persyaratan pabrik, sehingga dapat berfungsi dengan sempurna.

2. Kompresor.

Jenis unit kompresor adalah screw dan dilengkapi dengan pengaturan kapasitas,

isolasi vibrasi luar dalam automatically reversible oil pump, peralatan untuk loading

dan unloading silinder kompresor dan dirakit, diisi, dibalancing dan diuji secara

statis maupun dinamis oleh pabrik.

3. K o n t r o l.

Pada unit harus terdapat kontrol pelindung terhadap kelebihan muatan motor

(motor overload protection), perlindungan terhadap suhu terlalu tinggi ataupun

rendah, tekanan tinggi atau rendah dari beban pendingin, alat timer untuk menjaga

kompresor bila terjadi gangguan daya, dilengkapi dengan katup ekspansi

termostatik.

4. C a s i n g.

Unit harus 100 % tahan cuaca di luar dan difinish dengan bahan baja galvanis

dilapis dengan lapisan anti korosi, maupun tahan terhadap udara bergaram.

b. Fan Coil Unit (FCU) / Indoor

1. Pemborong harus menyediakan dan memasang unit-unit FCU beserta peralatan-

peralatan sesuai dengan gambar-gambar spesifikasi dan persyaratan-persyaratan

pabrik. Semua mesin-mesin dan perlengkapan unit harus buatan pabrik.

2. Fan Coil Unit, terdiri dari jenis direct expantion circulation.

3. Data Teknis.

C a s i n g

Unit hendaknya dibuat dari bonderized steel atau mild galvanized steel dan

direncanakan untuk menahan tekanan kerja tertentu. Semua panel

hendaknya minimum dari 20 gauge.

Page 87: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 87

Casing dan rangka hendaknya dilapisi dengan titik-titik penyangga yang telah

diperkuat secukupnya untuk kedudukan unit dan dilapisi dengan pelindung

pada kedua sisinya. Drain pan hendaknya terletak di bawah cooling coil dan

harus masih cukup besar untuk menampung segenap pengembunan air dari

coil pada kondisi maksimumnya.

Casing unit hendaknya diisolasi dengan neoprane coated fibreglass tebal 5”,

isolasi hendaknya tahan api memenuhi persyaratan NFPA standard 90 A.

C o i l

Cooling coils hendaknya dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dilepas.

Coil hendaknya memenuhi standard konstruksi dan testing yang berlaku dari

ASAB T-1971. Rating dari coil hendaknya copper tubing (permukaan utama)

yang direkatkan erat-erat pada pipa tadi dengan metoda yang ditentukan

pabrik.

Coil hendaknya dilengkapi dengan sambungan gravity oil drainage.

F a n

Fan hendaknya dari type centrifugal forward curve. Setelah dipasang dalam

kedudukan yang benar, fan hendaknya ditest dan dibalancing secara dinamis

dan statis. Fan hendaknya dilengkapi dengan pulley yang diatur picthnya

untuk memungkinkan merubah kecepatan fan. Semua unit harusnya

mempunyai fan bearing dengan pelumas grease yang settingnya dapat

dicapai dari luar pelumasan.

Performansi hendaknya menurut API Sandard 430-1966.

Isolasi Geteran

Jenis isolasi rubber in shear type.

c. Pipa Refrigerant

1. Pekerjaan

Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan

gambar semua pemipaan yang ada.

2. B a h a n

Untuk semua pipa refrigerant.

Pipa : Hard Copper, Tubing type K memenuhi spesifikasi B.88 ASTM,

kecuali ditentukan lain oleh pabriknya.

Fitting : Wrought Copper, Wrought Grass atau Tinned Cast Grass memnuhi

ANSI 400 lb.

3. Kekuatan Pipa

Semua pipa dan persyaratannya harus dapat menahan tekanan 20 kg/cm2 tanpa

terjadi kebocoran.

4. Belokan

Semua belokan harus dari jenis “long radius elbow”, kecuali ruangan tidak

memungkinkan.

5. Sambungan

Untuk seluruh sambungan pipa menggunakan sistem “soldered”.

6. Pemasangan

Pipa hendaknya dipasang minimum sejauh 2” dari tepi dinding, atap, lantai dan

untuk pipa yang menembus lantai, langit-langit dan dinding hendaknya diberi

pelindung dari penyekat/karet dan galvanized steel gauge 16, sesuai dengan

gambar dan spesifikasi.

Page 88: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 88

7. Isolasi Pipa

Semua pipa refrigerant harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar dan

spesifikasi. Isolasi hendaknya dari rubber (armaflex) atau sejenis yang dirapatkan

dengan adhesive tape sampai tidak terjadi pengembunan.

d. Pengecatan

1. Pemborong harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga,

semua unit-unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat

dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan persyaratan

pengecatan yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh Pemberi

Tugas/CM/Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau

dinyatakan lain dalam spesifikasinya, tetapi bila cacat akibat pemasangan,

Pemborong wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi dengan warna

yang sesuai dengan aslinya.

3. Untuk peralatan-peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat

akhir dengan warna yang disetujui oleh Pemberi Tugas/CM/ Perencana.

4. Pemborong harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi

peralatannya. Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai tanda-

tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.

e. Pipa Pengembunan

1. Pekerjaan

Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air

conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang

tersembunyi atau tidak, dan tidak mengganggu. Pemborong harus berkoordinasi,

memberikan data, ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain

terutama dengan Pemborong Sipil.

2. B a h a n

Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Polyvinyl Chlorida)

jenis kelas D bilamana tidak dinyatakan lain.

3. Peralatan

Pipa kondensasi harus dilengkapi dengan alat pembersih, leher angsa serta

peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-

kira 2 (dua) meter atau sampai daerah dimana terjadi pengembunan pada bagian

luar pipa. Isolasi harus dari bahan fibreglass, polyurethane atau styrofoam type

D.1 atau yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistance). Bagian luarnya

hendaknya dilapisi dengan “vapour barrier jacket” seperti “sisalation 450” atau

yang sejenis yang direkatkan dengan “adhisive tape 2” serta “surface finish”

sampai tidak terjadi pengembunan pada permukaan luar pipa.

5. Penembusan Dinding

Bila menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain pipa ini harus diberi

lapisan isolasi getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

f. Pengujian

1. Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian “test” dan “balancing” peralatan

instalasi sistem Air Conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas yang

berkepentingan, Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi/Perencana serta pihak-

pihak lain yang diperlukan kehadirannya. Segala bahan yang diperlukan guna

pengujian tersebut menjadi tanggungan dan beban biaya Pemborong.

2. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan “balancing” dan “adjusting” instalasi ini, secara garis besar

mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :

Page 89: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 89

P i p a

Pengujian terhadap kebocoran pada pipa “chiller” dengan alat-alat

“helidetorch” atau lainnya yang sejenis.

Lain-lain sistem dengan “pressure gauge” dan alat-alat lainnya yang

diperlukan.

g. Pekerjaan Listrik

1. Pekerjaan

Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi.

Panel kontrol daya mesin-mesin AC dan mesin-mesin ventilasi yang

meliputi wiring starter, swicth, transformator, sekering, alat-alat ukur serta

peralatan-peralatan lainnya yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi

mesin-mesin AC yang tercakup dalam proyek ini. Pemborong

menyediakan dan memasang peralatan-peralatan dari panel distribusi ke

panel kontrol AC dan dari panel kontrol AC sampai ke mesin-mesin.

Kontrol untuk sistem pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran air,

aliran udara, damper-damper, indicator yang ada beserta seluruh

peralatan yang diperlukan pada sistem AC agar sistem peraturan dapat

bekerja dengan baik sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasinya

harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong.

2. Syarat-syarat

Semua pekerjaan listrik yang harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-

peraturan Pemerintah setempat dan dari Jawatan Keselamatan Kerja. Selain

daripada itu harus pula memenuhi persyaratan standard negara dan pabrik

pembuatannya. Bila ada perbedaaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar.

Hendaknya semua izin, pemeriksaan dan pengujian beserta keterangan resmi yang

mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.

3. B a h a n

Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jerman atau

USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.

Pemborong harus berkoordinasi dengan pihak-pihak lain agar sejauh mungkin

dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh

proyek ini.

4. Peralatan

Pada masing-masing unit harus dipasang sistem pengaman yang terpisah.

Untuk setiap phasa pada panel hendaknya diberi lampu indikator

penunjukan atau alat-alat ukur.

Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.

Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan yang lain-lain yang ada

harus diberi papan nama yang jelas dan tidak mudah rusak. Bahan terbuat

dari alumunium atau partinax dengan huruf yang dipunch.

Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang

paling sesuai dan dengan ketelitian 2 %.

3. Sekering Cadangan

Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan sebanyak yang ada dan

disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.

4. Penyambungan Kabel

Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang

ada, diantaranya ialah :

Page 90: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 90

Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan

tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.

Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.

Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.

Kabel-kabel yang disambung harus “color coded” atau diberi nama.

h. S t a r t e r

Kecuali ditentukan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain, maka jenis starter yang

dipergunakan adalah :

Power Input Motor Jenis Starter

Sampai dengan 3,5 kW On/off switch

3,7 kW - 7,5 kW Star delta

7,5 kW - 25 kW Star delta, auto transformer, rotor resistance

25 kW - ke atas Star delta, auto transformer, rotor resistance

6.3 PERSYARATAN BAHAN

a. Produksi pabrik yang harus digunakan :

No. I t e m Keterangan

1. Unit AC Accson, Fuji Aire, Fuji Electric

2. Pipa drain PVC Mavin, Banlon, Rucika, Spindo

3. Kabel NYY, NYM Kabelindo, Kabel Metal, Supreme

4. Cubicle panel & assembling Lokal, Dian Wahyu, Eqa

5. Komponen panel, switch, CB

MCB, contactor, fuse/frame

Siemens, ABB, GE, Westinghouse Klockner

Muller, Legrand, Merylin Gerin, AEG, GAE

6. Conduit klem, dll Lokal, clipasal, Eqa

BAB VII PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS POMPA AIR BERSIH

7.1 UMUM

Penawar harus menyediakan dan mensuplai “pumping station” dalam keadaan berjalan

sempurna sesuai dengan gambar dan perlengkapannya. Di dalam penawaran, penawar

harus menyertakan paling sedikit hal-hal berikut ini :

a. Gambar secara keseluruhanlengkap, pandangan, suku cadang dan daftar material,

buatan mana dan jenis-jenisnya.

b. Karakteristik pompa selengkapnya, meliputi :

Kurva Q – H

Kurva efisiensi

Kurva NPSH yang diminta/diperlukan

Kurva NPSH yang tersedia

Kedalaman benam minimal dan maksimal (untuk sumbersible pump)

c. Penjelasan mengenai patokan penawar untuk menentukan NPSH yang diperlukan

d. Diagram yang menunjukkan operasi paralel pompa

e. Karakteristik motor listrik yaitu :

Diagram Torsi – putaran

Diagram daya – putaran

Diagram arus listrik – putaran

Efisiensi motor – power factor (Cos Phi)

Page 91: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 91

f. GD2 terperinci untuk impeller, kopling dan rotor motor listrik

g. Rencana pelumasan dan perawatan

h. Suatu uraian tentang prosedur bongkar pasang, termasuk daftar alat-alat kerja khusus

berikut perlengkapan pembantunya.

i. Uraian prosedur untuk penanganan dan instalasi termasuk daftar alat kerja khusus dan

perlengkapan pembantunya.

j. Daftar suku cadang yang dianjurkan, nama dan alamat lengkap suplier suku cadang

yang terdekat.

k. Daftar sertifikat pengujian jenis barang-barang utama yang diberikan oleh badan penguji

di negeri asal.

l. Semua mesin-mesin yang disuplai harus dalam bentuk kesatuan dan tidak terpisahkan.

7.2 POMPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DAN PERLENGKAPANNYA (DOMESTIC WATER

PUMP)

7.2.1 Pompa Air Bersih

a. Penggunaan :

Air Bersih pada temperatur air maksimum 45 derajat Celsius dan dapat dipakai didalam

atau diluar ruangan.

b. Kapasitas dan head :

Capasitas : 225 liter/menit

Total Heat : 80 meter

Speed : 500 – 1500 rpm

Power : 5,5 KW x 3 phase – 380/660 volt

Seal : Mechanical seal

Type : Centrifugal in line

c. Situasi :

Vertical and suction

d. Jenis pompa :

Bentuk rumah impeller (pump casing). Volute atau bentuk khusus dan bentuk impeller

sentrifugal.

e. Batas kecepatan putar :

Tidak lebih dari 1500 rpm dan semua benda yang diputar harus balans dinamis dan

balans hidrolik.

f. Effisiensi :

Harus tinggi (lebih besar dari 60%) dan luas, pada kondisi kerja yang diminta.

7.2.2 Motor

a. Jenis :

Motor listrik AC, tiga phasa squiral cage motor dan dapat berfungsi dengan baik

didalam maupun diluar ruangan. Sedangkan temperatur udara maksimum 400 C dan

kelembaban udara relatif dapat mencapai 100% (RH 100%).

b. Tingkat proteksi : IP 55 (tropicalized) /IEC 34,5/144.

c. Tingkat isolasi : B atau H (IEC pulb 85).

d. Tegangan : 220/380 Volt, 50 Hz

e. Power Factor : Lebih dari 0,8

f. Efisiensi : Lebih dari 0,9

g. Putaran poros/rotor : Tidak lebih dari 1500 rpm

h. Konstruksi : Sistem pendinginan udara dan pada rotor harus

balans dinamis.

i. Kondisi kerja : Terhenti-henti (intermitent S2)

j. Sistem start : Star Delta (Y) atau menggunakan Auto Transformer.

7.2.3 Material

a. Rumah impeller (pump-casing) : Besi cor mutu tinggi (GG 25)

Page 92: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 92

b. Impeller : Ni-AL-Bronze

c. Poros pompa : Baja tahan karat (AISI 316 atau AISI 324)

d. Seal poros : Gland packing (grafite asbestos) atau mekanikal

seal (karbon keramik)

e. Motor Casing : Besi cor mutu tinggi atau paduan alumunium.

7.2.4 Perlengkapan Teknik Lain yang Diperlukan pada Sistem Perpompaan Sentrifugal dan Motor

Penggeraknya

a. Di dalam rumah perpompaan pada bagian isap yaitu, katup, saringan, impeller dan

bagian-bagian lain harus bebas dari efek kavitasi.

b. Semua pipa baja, pada bagian isap atau Discharge harus sesuai dengan standar API-5L

Grade B code 17.200 atau ASTM-A 106 Grade B-A 520 atau DIN 50041-3.1.C (XS

ShHed 80).

c. Semua flens yang dipakai harus sesuai dengan standar ASTM-A 105 Grade 1 code

5.201 atau DIN 50044-3.1.b.

d. Long radius elbow, reducer, dan eksentrik reduser harus sesuai dengan standar ASTM-A

234 Grade WPB code 74.321 dan code 76.131 atau DIN 50049-3.1.B.

e. Semua pompa yang disuplai, pada bagian discharge harus dilengkapi tempat untuk

memasang manometer, dan kontraktor harus mensuplai dan memasang manometer

berikut perlengkapannya (katup dan lain-lain sesuai dengan gambar). Sedangkan

mekanisme manometer pada bagian dalam harus terbuat dari: bahan baja tahan karat

AISI 316. Diameter manometer (dial indicator) harus sama atau lebih besar dari 160 mm

dan mempunyai ketelitian kurang dari 1% terhadap skala penuh.

f. Semua rumah impeller (pump casing) harus dapat berfungsi baik pada tekanan nominal

diatas/lebih besar dari 10 kg/cm2.

g. Semua pompa tidak boleh rusak, jika putaran poros pompa terbalik untuk jangka waktu

yang relatif pendek.singkat.

h. Semua pompa dan unit motor penggeraknya harus disuplai secara integral berikut

landasan (base plate) dan baut-baut angkernya.

i. Semua motor listrik yang disuplai harus sesuai dengan standar IEC

j. Semua bantalan gelinding (roller bearing) harus dapat dilumasi dengan gemuk

k. Daya motor, harus lebih besar 10% atau lebih dari daya maksimum yang diperlukan oleh

pompa pada setiap kondisi kerja.

7.3 SUKU CADANG

Minimal suku cadang yang harus disuplai untuk pompa adalah sebagai berikut :

7.1.1. Pompa Benam (Submersible)

a. Stator winding

b. Upper bearing dan botem bearing assembly

7.1.2. Pompa Sentrifugal Air Bersih

a. Satu unit impeller

b. Gland packing yang menggunakan konstruksi stuffing box atau mechanical seal

c. Bantalan berikut wearing rings

d. Poros berikut penguncinya

e. Gasket.

Page 93: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 93

7.4 PEMERIKSAAN DAN TES

7.4.1. Umum

Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan dites di pabrik sebelum

dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes ulang di

lapangan/di lokasi. Semua tes harus mendapat persetujuan direksi/tenaga ahli Kontraktor

harus bertanggung jawab tentang tes di pabrik atau dilokasi, dan harus dapat

memperlihatkan kefungsian masing-masing peralatan pada direksi/tenaga ahli.

Direksi/tenaga ahli harus diperbolehkan untuk memeriksa semua peralatan/mesin-mesin

pada saat dites. Sertifikat kalibrasi instrumen/alat-alat ukur yang dipakai dalam pengetesan

ini harus mendapat persetujuan dari direksi/tenaga ahli. Jika selama tes di pabrik dan di

lokasi, terdapat cacat maka Kontraktor harus mengganti komponen yang cacat tersebut dan

mengetes ulang. Kontraktor harus menyerahkan hasil tes di pabrik maupun di lokasi (4 copy)

pada direksi/tenaga ahli.

Semua tenaga kerja, peralatan tes dan kalibrasi peralatan/alat ukur yang dipakai pada

pegnetesan (di pabrik/di lokasi) maupun biaya pengetesan merupakan tanggung jawab atau

disediakan oleh Kontraktor.

7.4.2. Tes Pabrik, Pompa dan Motor Listrik

Semua pompa harus dites sesuai dengan ISO 3555 (pompa sentrifugal, aksial dan semi

aksial – tes penerimaan class B), meliputi kondisi berikut ini:

a. Semua pompa digerakkan oleh motor listrik

b. Prosedur tes harus mendapat persetujuan dari Direksi/tenaga ahli

c. Semua pompa harus dites pada 4 atau lebih kondisi kerja, yaitu:

Kapasitas nol

Kapasitas nominal

Kapasitas maksimal yang diperbolehkan

Kapasitas minimal yang diperbolehkan

d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus meliputi :

Kapasitas aliran air

Head

Efisiensi

Daya listrik yang diserap

NPSH

e. Semua motor listrik harus dites sebelum dikirim, sedangkan prosedur tes motor listrik di

pabrik, sesuai dengan standar yang berlaku di negara asal (pembuat motor listrik).

Sertifikat tes pabrik tentang performance dan manual motor listrik harus diserahkan pad

direksi/tenaga ahli. Semua motor listrik yang bekerja atas dasar otomatis harus dites

kefungsiannya. Kontraktor harus melakukan tes tentang tahanan isolasi motor pada

masing-masing phasanya dengan arde (IEC 34).

7.4.3. Tes Pompa dan Motor Listrik di Lokasi

a. Setelah pompa berikut perlengkapannya dipasang, karakteristik yang sama pada kondisi

kerja yang sama pada saat dites di pabrik harus dites kembali di lokasi.

b. Tes tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan arde (IEC

34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh di bawah harga tahanan isolasi pada

saat dites di pabrik maka Kontraktor harus memperbaiki motor tersebut dengan cara

pengeringan yang biasa dipakai.

c. Pengetesan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros pompa dengan sumbu

poros motor, dan setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun

getaran dan juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan, dan pemanasan lokal

pada motor winding.

Page 94: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 94

BAB VIII URAIAN PEKERJAAN DAN SPESIFIKASI MATERIAL/PERALATAN

8.1 PERPIPAAN

a. Umum

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:

- Pipa

- Sambungan

- Katup

- Stariner

- Penggantungan dan penumpu

- Sliv

- Bak kontrol

- Blok beton

- Galian

- Pengecatan

- Pengakhiran

- Pengujian

- Peralatan bantu

Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari pipa dan letak serta arah

dari masing-masing sistem pipa.

Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi

dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress

sebelum, selama dan sesudah pemasangan.

Semua orang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

b. Ringkasan Spesifikasi Bahan Perpipaan

Sistem Tekanan Spesifikasi

Hidrant 10 bar BSP 1

Spesifikasi BSP 1

Penggunaan : Pemadam kebakaran

Uraian Keterangan

Pipa Black Steel pipe 1387 Skejul 40

Sambungan/fitting Dia 40 mm ke bawah

malleable iron ANSI B 16.3 class 150 lb, W.O.G.

screwed end.

Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting

ANSI B 16.9, sch 40.

Flange Dia 40 mm kebawah black maleable cas iron RF

class 150 lb, screwed dia 50 mm keatas cast iron

RF class 300 lb, welding joint.

Valves Dia 40 mm kebawah black melleable cast iron RF

class 150 lb dengan ulir, BS 21/ANSI B.2.1. dia

50 mm keatas, cast iron body class 150 lb

dengan sambungan flange.

c. Persyaratan Jenis Peralatan

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :

Fungsi Peralatan Ukuran & Joint Jenis

Page 95: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 95

Katup-katup

(stop valve)

s/d 40 mm screwed Ball

Butter

Fly

Gate

Diafragma

50 mm keatas flanged Butterfly

Gate

Katup Pengatur

(regulating valve)

s/d 40 mm screwed Globe

Butter

Fly

Diafragma

50 mm keatas flanged Butterfly

Gate

Fungsi Peralatan Ukuran & Joint Jenis

Non return valve s/d 40 mm screwed Swing check

Globe check

50 mm keatas flanged Double Swing Check

Dick Check

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia 100 m Dial Type

d. Persyaratan Pemasang

1. Umum

1.1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin

kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya

penyilangan.

1.2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang

dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.

1.3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum

dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam atau runcing,

serta penghalan lainnya.

1.4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang

diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,

sesuai dengan fungsi system dan yang diperlukan digambar.

1.5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi

dengan UNION atau FLANGE.

1.6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan

pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

1.7. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik

buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian

maupun pengurasan.

1.8. Katup/valve harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian.

Pegangan katup/valve handled tidak boleh menukik.

1.9. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan

dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau

langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang

kosong diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-

wool.

1.10. Selama pemasangan bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam

perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan harus ditutup dengan

menggunakan caps/plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.

1.11. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

1.12. Pekerjaan galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

2. Penggantung dan Penunjang Pipa

Page 96: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 96

2.1. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau

sadle dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan

pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak

yang diberikan dalam tabel berikut ini:

Jenis pipa Ukuran pipa Batas max Ruang (mm)

Interval mendatar (m) Interval tegak (m)

BSP 1 Sampai 20

25 s/d 40

50 s/d 80

100 s/d 150

200 s/d lebih

1.8

2.0

3.0

4.0

5.0

2

3

4

4

4

2.2. Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut

ini:

- Perubahan-perubahan arah

- Titik percabangan

- Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang

sejenis.

2.3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

- Diameter Batang

Ukuran pipa Batang

Sampai 20 mm

25 mm s/d 50 mm

65 mm s/d 150 mm

200 mm s/d 300 mm

300 mm atau lebih besar

6 mm

9 mm

13 mm

15 mm

dihitung dengan faktor keamanan 5

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas.

Penunjang pipa lebih dari 2 Dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap

kekuatan puncak

- Bentuk gantungan

Split ring type atau clevis type

2.4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

2.5. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat

sebelum dipasang.

3. Pemasangan Katup-Katup

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan

untuk bagian-bagian berikut ini:

3.1. Sambungan masuk dan keluar peralatan

3.2. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.

Di ruang mesin:

Ukuran pipa Ukuran katup

Sampai 75 mm

100 mm s/d 200 mm

250 mm atau lebih besar

20 mm

40 mm

50 mm

Lain-lain ukuran katup 20 mm

4. Pemasangan strainer

Page 97: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 97

Strainer harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat

berikut ini :

a. Katup-katup pengontrol

b. Katup-katup pengurang tekanan

5. Pemasangan Katup-katup

Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin

timbul kelebihan tekanan.

Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan

sumber tekanan.

Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana

tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.

6. Pemasangan Vent Otomatis

Vent udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara.

7. Penyambungan pipa-pipa

Sambungan Ulir

- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku

untuk ukuran sampai dengan 40 mm

- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa

dengan diputar tangan sebanyak 3 ulit

- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan

campuran minyak

- Semua sambungan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.

Sambungan Las

- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.

- Kawat las atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas

- Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada direksi

contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan tertulis

- Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah

mempunyai ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk ini

Sleeves

- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik

- Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed

atau Caulk.

8. Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan

di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara/metoda

yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

e. Pengecatan

1. Umum

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :

- Pipa service

- Support pipa dan peralatan

- Konstruksi besi

- Flange

- Peralatan yang belum dicat dari pabrik

- Peralatan yang catnya harus diperbaharui

Page 98: Download Dyah

Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 98

2. Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi pengecatan Pengecatan

Pipa dan peralatan Zinchromate primer 2 lapis dan dicat warna

merah

Pipa dan peralatan expose Zinchromate primer 2 lapis dan dicat akhir 2 lapis

warna merah

Pipa dalam tanah Bitumin 2 lapis

3. Label Katup (valve tag)

- Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan

pemeliharaan

- Fungsi-fungsi seperti Normally Open atau Normally Closed harus ditunjukkan di

tags katup.

- Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau

kawat.

BAB IX PEKERJAAN WATER HEATER

a. Lingkup pekerjaan Water Heater meliputi penyediaan bahan/material tenaga/teknisi, dan

pemasangan instalasi, dan testing sampai bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

b. Water Heater yang terpasang harus dalam kondisi baru dan utuh serta mempunyai

garansi product.

Specifikasi Alat :

- Kapasitas : 30 ltr

- Type : Wall Mounted

- Merk Product : Daalderop, Ariston

c. Pemasangan.

Water Heater dipasang pada ruang dokter jaga dan atau ruang-ruang yang telah

ditentukan dalam gambar perencanaan. Pada gedung Instalasi Rawat Jalan ini

pekerjaan Water Heater meliputi pemasangan mesin Water Heater, penarikan kabel

daya dan pemasangan MCB dan penyambungan pipanya ke mesin. Untuk pemasangan

instalasi pipa air panas dan air dingin serta krannya. Pemasangan harus dilakukan oleh

tenaga yang terampil dam berpengalaman serta mengacu pada petunjuk yang telah

ditetapkan prabrik pembuatnya.

E. LAIN-LAIN

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam

pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah

tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu

dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut

pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,

maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan

diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya,

maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk

mendapatkan kepastian.


Top Related