Transcript
Page 1: Dosis Obat Untuk Anak

Dosis Obat Untuk Anak

Jumat, 05 Februari 2010

http://mafti2k.blogspot.com/2010/02/dosis-obat-untuk-anak.html

Di bidang Pediatri dalam menentukan dosis obat untuk terapi sering ditemukan kesulitan-kesulitan, terutama bila ini menyangkut pengobatan anak prematur, anak baru lahir, dan juga yang masih bayi. Alasannya ialah karena organ-organ pada penderita ini masih belum berfungsi secara sempurna, antara lain hepar, ginjal dan susunan saraf pusat. Tambahan lagi, distribusi cairan tubuh berbeda pada saat kecil daripada orang dewasa.

Oleh karena fungsi hepar anak yang baru lahir belum sebagaimana semestinya, maka konjungsi dengan asam glukuronat hampir tidak terjadi. Cadangan glycine untuk konjungsi sangat terbatas, tetapi kemampuan konjungsi dengan cara asetilasi dan sulfatasi sudah ada.

Fungsi ginjal anak yang baru lahir juga belum sempurna. Ini disebabkan jaringan ginjal masih mengalami diferensiasi yang mengakibatkan berkurangnya filtrasi glomerulus. Baru pada umur satu tahun si anak menghasilkan urin dengan konsentrasi seperti orang dewasa, sampai umur satu tahun ini si anak membutuhkan empat sampai enam kali air di banding dengan orang dewasa bila diperhitungkan persatuan berat badan.Susunan Saraf Pusat (SSP) pun belum berkembang sempurna pada anak baru lahir. Biar pun besarnya otak seorang anak umur satu tahun lebih mencapai 2/3 dari besar otak orang dewasa tetapi koordinasi SSP dengan susunan saraf autonomik masih belum sempurna.Mengenai cairan tubuh total, anak yang baru lahir mempunyai 29,7% lebih cairan tubuh dari orang dewasa, bila dihitung per satuan berat badan. Pada umur 6 bulan seluruh cairan tubuh masih 20,7% lebih tinggi, dan anak sampai umur 7 tahun pun masih mempunyai 5.5% lebih cairan tubuh.Faktor-faktor di atas (di samping faktor-faktor endogen dan eksogen lainnya) menyebabkan respon terhadap obat dengan orang berbeda pada anak dengan orang dewasa. Parameter-parameter perbedaan anak dengan dewasa adalah sebagai berikut :1. Pola ADME (Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi)a. Perbedaan absorbsi (penyerapan) oleh karena perbedaan relatif dari “kepadatan” selb. Perbedaan distribusi oleh karena presentase cairan ekstraseluler dan cairan tubuh total relatif lebih tinggic. Perbedaan metabolisme oleh karena proses enzimatik yang belum sempurnad. Perbedaan ekskresi oleh karena glomerulus dan atau tubuli belum berkembang secara lengkap2. Sensitivitas intrinsik yang berlainan terhadap bahan obat3. Redistribusi dari zat-zat endogen

Di dalam praktek sehari-hari untuk terapi banyak sekali rumus-rumus yang dipakai sebagai pendekatan untuk menghitung dosis obat untuk anak. Banyaknya rumus-rumus yang dipakai (lebih dari 30) adalah merupakan suatu bukti, bahwa pada hakekatnya tidak satupun cara perhitungan dapat disebut atau dinyatakan memuaskan untuk dipakai bagi semua obat. Mungkin ada preferensi salah satu rumus untuk obat tertentu, tergantung pada distribusi utama dari obat.Kalau disumsikan kalkulasi/perhitungan suatu obat untuk seorang anak baru lahir :

Page 2: Dosis Obat Untuk Anak

berdasarkan LPT 100 mg/m2 dan (LPT = luar permukaan tubuh)berdasarkan BB 100 mg/kg (BB = berat badan)maka konsentrasi obat akan mencapai persentase yang berbeda dalam cairan ekstra sellular, intra sellular dan cairan tubuh seluruhnya.

PENENTUAN DOSIS OBATAWAS OVER D0SIS !

DOSIS OBAT

TeoriY, dosis obat diukur dr Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).

Contoh : INH (isoniazid) obat TBC (tuberculosis) diberikan kpd anak dgn dosis antara 5-10 mg. Bila berat badan anak 10 kg, maka dosisY brkisar 50-100 mg, atw bisa diambil dosis tengahY 75 mg.

Pd praktikY, dosis jg ditentukan brdasarkn pertimbangan : Usia, Kondisi pasien, Riwayat kesehatan pasien & keluargaY, AdaY obat penyerta, dll.

KETERBATASAN & KESALAHAN TAKARAN

Hal ini biasaY trjadi pd jenis obat cair/sirup. Disebabkan krn tdk adaY ukuran tepat pd alat penakar atau pemahaman singkatan takaran dosis yg salah serta pemahaman satuan ukuran dosis yg kurang.

Contoh : 1. Sirup mesti diminum 3 x sehari 0,5 cc. Namun dlm pipet takaran tdk trcantum ukuran tsb. Atau dipipet yg tertulis malah 2,5 ml & 5 ml

2. Obat diminum 1,5 sdt. Yg salah, "sdt" diartikan sbg "sendok teh", padahal yg dimaksud adlh "sendok takar". Walhasil yg trjadi adlh, obat ditakar dgn sendok teh.

Satuan takar "cc" (centimeter cubic) = "ml" (mililiter). Jadi bila dlm resep trtulis 5 cc = 5ml.

Solusi trbaik utk alat takar obat cair adlh Gelas Takar, yg memiliki ukuran takar dari 2,5 ml - 10 ml. Sebab, sendok takar sirop hanya memiliki 2 ukuran, yaitu 2,5 ml & 5 ml

Sbg alat takar obat cair, Pipet memiliki ukuran sndiri2. 1. Ukuran pd Pipet sirop vitamin = 0,3 ml - 0,6 ml.

2. Ukuran pd Pipet obat penurun panas = 0,4 ml - 0,8 ml

Page 3: Dosis Obat Untuk Anak

3. Ukuran pd Pipet obat anti jamur = 0,5 ml - 1 ml

Apotik wajib mmberikan pipet sesuai dgn dosis obat yg diresepkan dokter agar bs dipakai kalangan awam. Jika ukuran pipet tdk sesuai, boleh ditukar.

DAMPAK SALAH TAKAR A. Bila takaran dosis kurang

1. Penderita lama sembuhY. Kalaupun sembuh hanya smentara

2. BiasaY kuman penyakit dlm tubuh menjadi lbh kuat

B. Bila takaran dosis brlebihan

Bila yg dikonsumsi adlh obat keras, keadaan ginjal & lever terganggu/tdk sehat akan menyebabkan keracunan dan over dosis; krn obat tsb tdk bisa dinetralkan oleh ginjal & lever

~¤§{Semoga Bermanfaat}§¤~

Narasumber : Darmawan Budi Setyanto, MD RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Majalah Nakita 10 September 2005

Tips Memberi Obat Pada Balita

http://www.f-buzz.com/2008/10/09/tips-memberi-obat-pada-balita/

Oct 9th, 2008Leave a comment | Trackback

Ketika si buah hati Anda sedang sakit tentu kita akan sangat sedih dan berusaha terbaik agar si buah hati cepat sembuh. Ketika kita akan memberi obat pada balita, tentu kita akan merasakan betapa repotnya. Karena bayi tidak bisa meminum obat dengan langsung seperti halnya pada orang dewasa. Sering kali dia akan melakukan aksi-aksi

Page 4: Dosis Obat Untuk Anak

penolakan terhadap obat itu seperti menutup mulut, berontak, atau bahkan memuntahkan kembali obat yang sudah masuk ke mulutnya. Adakalanya obatnya berupa sirup yang terasa manis dan terkadang berasa buah. Nah pasti orang tua harus ekstra sabar didalam memberi obat pada balita. Tips memberi obat pada balita yang ada dibawah ini mungkin bisa dicoba:

1. Memberikan obat pada bayi:- Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih tinggi ketimbang badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke dalam paru-paru.- Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang lebih besar untuk menenangkannya. Kalau tidak ada orang lain, Anda bisa membungkus tangan dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu Anda.- Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula masukkan obat ke dalam mulut bayi.- Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa menggunakan sendok atau pipet:

Bila menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya.

Bila menggunakan pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter. Letakkan pipet obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.

- Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus:

Obat tetes hidung:Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.

Obat tetes mata:Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.

Obat tetes telinga:Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.

Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:a. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.b. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.c. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang diobati.

2. Memberikan obat pada anak-anak:- Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.

Page 5: Dosis Obat Untuk Anak

- Campurlah obat, terutama yang berupa tablet, dengan sirup atau madu agar tak terasa pahit.- Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak.- Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi.

Photo: coliccalm.comSumber: Majalah jelita

Tags: anak, balita, bayi, hidung, mata, Memberi, obat, orang tua, Pada, sakit, telinga, tetes, tips

Related Articles

Kiat Melatih Anak Agar Berani dan Mandiri Kiat Mengenalkan Identitas Diri 11 Point Kesalahan Orang Tua Tahun-Tahun Penting Belajar Bagi Anak Mengenal Identitas Diri

Kiat Melatih Anak Agar Berani dan Mandiri

Mar 2nd, 2009Leave a comment | Trackback

Seperti kita ketahui banyaknya manfaat jika anak kita berani dan mandiri (baca di artikel sebelumnya), dan tapi bagaimana caranya agar anak berani dan mandiri? di tulisan ini kita coba membahas kiat melatih anak berani dan mandiri. Sebelumnya kita perlu memahami bahwa untuk melatih berani dan mandiri itu harus berjalan secara simultan, dan orang tua sebagai pelatih harus menyadari juga bahwa semuanya itu tidak bisa instan, memerlukan proses dan waktu. Nah apa yang harus dilakukan untuk melatih tersebut;

1. Menumbuhkan “basic trust”Setiap bayi sebenarnya sudah memiliki basic trust, tetapi ketika dia balita sebaiknya orang tua sepatutnya memberikan respon positif atas kebutuhan si anak. Hal ini dapat meningkat perasaan “trust” dari si balita dan balita pun akan merasa aman juga didalam kehidupannya. Nah dengan perasaan aman/secure, balita pun akan lebih berani didalam menghadapi tantangan yang ada dihadapannya. Mandiri pun akan ikut terbentuk juga ketika menyelesaikan persoalannya.

Page 6: Dosis Obat Untuk Anak

2. Memberikan “tanggungjawab” atau kepercayaan kepada anakKetika kita melihat/merasa anak kita melakukan sesuatu yang kita rasa dia mampu melakukannya, sebaiknya kita memberi kesempatan kepada dia untuk melakukannya sendiri. Misal ketika dia selesai makan dan ingin meletakkan piringnya di tempat cucian, kita bisa memberi kesempatan itu kepada dia dan jangan melarangnya jika kita merasa dia mampu serta jangan terlalu risau juga (contoh takut pecah karena harganya mahal). Memberi kesempatan dan kepercayaan kepada dia seperti itu dapat membuat anak berani dan mandiri juga.

3. Memberi contohAnak akan selalu mencontoh, hal ini juga berlaku ketika kita ingin anak berani dan mandiri. Jika orang tua memiliki kepribadian yang tertutup misal tidak suka melakukan hal-hal yang baru, takut menghadapi tantangan sebaiknya tidak untuk terlalu mengharapkan balitanya tumbuh dengan memiliki kepribadian berani dan mandiri. Misal kita ingin anak belajar berenang sedangkan orang tua-nya sendiri takut masuk air, hal ini tentu akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Dengan memberi contoh yang konkret kepada anak, anak akan memahaminya dan semakin mudah dia menirunya. Namun jika orang tua tidak atau belum bisa memberi contoh yang konkret kepada anak, sebaiknya jangan menunjukkan “ketakutan” dan “ketidakmandirian” kepada si anak, baik secara langsung atau tidak langsung.

4. Jangan memaksaSemua yang kita lakukan untuk melatih keberanian dan kemandirian anak memerlukan waktu dan proses, hal itu dapat berkembang secara perlahan sehingga jangan kita memaksa si anak untuk menguasai segala hal yang diajarkan pada saat itu juga. Misal melatih anak untuk selalu bangun tidur langsung mandi, jangan memaksa anak saat itu juga untuk menguasai hal tersebut, perlu beberapa hari hingga lancar. Orang tua selalu dampingi dan mengingatkan si anak untuk melakukan hal yang benar tersebut. Tetapi perlu diingat agar jangan terlalu sering/keras mengkritik si anak karena hal itu akan membuat nyali/keberanian si anak akan turun/down.

5. Jangan terlalu membebaniPerlu diingat bahwa tahapan yang bisa dilalui oleh si anak adalah berkembang secara bertahap, sehingga stimulus yang diberikan kepada si anak harus disesuaikan juga dengan perkembangan si anak. Jika terlalu banyak stimulus akan membuat si anak bingung dan akan kehilangan keberanian untuk melakukan sesuatu.

6. Menetapkan batasan dengan tepatKita tetap harus memberi batasan apa yang boleh dilakukan oleh anak kita, tetapi larang yang diberikan itu harus dapat disertai dengan alasan yang logis. Misal ketika si anak melatih keberaniannya dengan bermain di luar teras rumah, sepatutnya orang tua tidak menakut-nakuti si anak dengan hal-hal yang tidak bisa difahami/logis oleh si anak, contohnya mengatakan s anak akan diganggu hantu atau digigit anjing, dan sebagainya. Ketakutan tersebut akan ditangkap oleh otaknya sebagai kenyataan yang benar dan si anak pun akan tidak berani keluar dari teras rumahnya, akhirnya akan mempengaruhi keberanian dan kemandirian dia.

Tags: agar, anak, balita, bayi, berani, didik, kiat, mandiri, Melatih, orang tua

Related Articles

Page 7: Dosis Obat Untuk Anak

Top Related