Download - dokumen banjir

Transcript
Page 1: dokumen banjir

Rencana ‘Deep Tunnel Jakarta’: Apakah Memang Solusi yang Terbaik, untuk Meredam Banjir Jakarta?

HL | 28 December 2012 | 10:13 Dibaca: 2004    Komentar: 39    9 bermanfaat

By Christie Damayanti

Deep Tunnel yang akan membelah bumi Jakarta, merupakan salah satu solusi untuk pencegahan banjir. Ide cantik dan berteknologi tinggi. Konsep ini banyak terdapat di negara maju. Semisal di Chicago dan di New York. Deep Tunnel disana dipakai benar2 untuk saluran air  bawah tanah. Terowongan itu besar sekali bahkan bisa mendirikan bangunan bertingkat 3. Dan karena salurannya bersih serta warga New York sangat disiplin memelihara kebersihan, justru Deep Tunnel disana banyak dimanfaatkan oleh tuna wisma New York untuk tempat tinggal. Walau itu bukan untuk tempat tinggal, tetapi tuna wisma di New York ( mungkin ) ’sebanyak’ tuna wisma di Jakarta.

Page 2: dokumen banjir

Reklamasi air di Chicago

Chicago sudah lama mempunyai masalah dengan air dan limbah yang meluar ke Danau Michigan, dimana danau ini merupakan sumber air minum kota. Jadi tahun 1970-an Chicago membangun Chicago Deep Tunnel. Lebih dari 30 tahun, mereka membangun ‘amazing deep tunnel’ sepanjang 109 miles dengan kedalaman ratusan meter dibawah kota Chicago dan berdimensi puluhan diameter, bekerja sama dengan Perancis. Dananya sekitar $3 billion. Walau proyek ini sudah selesai, tetapi Chicago tetap sangat concern dengan limbah2 kota. Limbah2 ini termasuk limbah manusia, sampah rumah tangga dan sampah alam.

article.chicagotibune.com

Jika deep tunnel jadi terbangun di Jakarta, mampukah Jakarta untuk mendiplinkan warganya untuk menjaga kebersihan? Tidak membuang sampah sembarangan? MCK2 ilegal di daerah2 ’slum’ di Jakarta?

Dan berita buruknya sekarang ini, tim peneliti deep tunnel Chicago memprediksi bajhwa sistim ini mulai tidak mencukup karena sekarang curah hujan memang terlalu tinggi karena global warming …..

‘Water Tunnel’ di New York

Deep Tunnel yang lebih besar lagi di Amerika adalah di bawah kota New York dengan dana mencapai $6 billion! Proyek ini sangat besar! Dibagi beberapa tahan dan yang pertama disahkan tahun 1954. Yang kedua

Page 3: dokumen banjir

tahun 1970 dengan pipa sepanjang sekitar 60 mil dan rencana ketiga akan dibuka tahun 2020. Terowongan membentang di kota New York berada di kedalaman 800 meter ini terbangun selama 65 tahun! Dan seperti kota Chicago, deep tunnel bukan sekedar untuk saluran air saja, tetapi warga New York harus mampu mendisipilkan diri untuk menjaga kebersihan.

tradeslive.com

Ketika pertama kali aku ke New York ( aku masih kecil ), aku sungguh sudah mengamati tentang gorong2 ini. Musim dingin disana, berjalan2 disekitar hotel tempat kami menginap, aku melihat asap mengepul keluar dari lubang2 dari jalanan, dan semua lubang keluar asap. Aku bertanya kepada papaku tentang asap itu dan apakah itu berbahaya, dan beliau bercerita tentang sebuah terowongan besar di sepanjang kota New York.

Dulu sebagai anak2, aku sangat ingin tahu tentang itu dan aku mulai mencari tahu. Ketika itu ada film anak2 tentang ‘beauty and the beast’, dimana seorang laki2 di New York hanya keluar pada malam hari karena wajahnya sangat buruk dan dia tinggal di terowongan tersebut. Dan ketika itu juga aku membuka majalah tentang terowongan disana dengan foto2 yang jelas dan nembuat aku sangat tertarik, karena foito itu ‘bercerita’ tentang ‘kehidupan tuna wisma’ disana …..

Setelah itu aku sudah berpikir, mengapa Jakarta tidak seperti itu? Ini pikiranku waktu itu lho, dan aku semakin cari tahu, mengapa Jakarta tidak mencontoh seperti itu, dan akhirnya konsep pikirku berkembang bukan hanya gorong2 kota tetapi sampai tentang urban planning. Apakah konsep pikirku sejak anak2, salah??

Page 4: dokumen banjir

Rencana ‘Deep Tunnel’ Jakarta

Konsepnya memang bagus dan cukup brillian. Sejak dulu sebagai urban planner dan mengamati banyak kota di dunia, aku agak termenung ketika mulai menyadari bahwa kota Jakarta yang aku cintai ini, tidak berusaha untuk melihat, mengamati dan mengambil contoh2 yang baik dari kota2 lain di seluruh dunia. Banyak sebenarnya yang bisa dipetik untuk Jakarta yang lebih baik. Salah satunya tentang gorong2 kota …..

bebasbanjir2025.com

Rencana ‘Deep Tunnel Jakarta’ ini menurut aku seharusnya sudah di teliti oleh banyak ahli2 ( termasuk ahli konstruksi, ahli air, ahli lingkungan dan sebagainya ), sehingga konsep ini dipandang baik. Tetapi seperti yang aku baca disebuah koran ibukota, dengan selebar 16 meter di sepanjang koridor jalan MT Haryono hingga Pluit, apakah para peneliti sudah menghitung debet air di jakarta? Karena air yang ada di Jakarta bukan hanya dari hujan yang sekarang curah hujannya semakin tinggi saja, tetapi ada aliran air besar dari Bogor. Sehingga konsep normalisasi sungai2 dari Bogor ke Jakarta, termasuk pendislinkan warga Bogor dan Jakarta, harus SEGERA dituntaskan!

Karena semuanya akan sia2. Dengan membangun apapun dan dengan desain secanggih bagaimanapun, pekerjaan manusia tidak bisa mengalahkan siklus alam, salah satunya aliran air. Bahwa dimana aliran air sama saja, air akan terhambat jika sampah atau limbah menumpuk.

Masalah besar yang harus kita pikirkan adalah tentang karakter warga Jakarta khususnya, dan warga Indonesia umumnya. Bahwa kita sangat tidak berdisiplin untuk menjaga kebersihan. Jangankan warga2 di daerah ’slum’ Jakarta, aku sering melihat warga Jakarta yang notobene ‘kaya’ dan berpendidikan tinggi, membyang sampah sembarangan! Sering aku

Page 5: dokumen banjir

melihat dari kaca mobil di depan mobilku, membuang tissue bahkan sampah di jalan raya! Termasuk mahasiswa2 yang notebene generasi muda berpendidikan tinngi, yang dengan seenaknya saja melempar botol plastik atau kaleng minuman ringan sambil menendangnya …..

Memprihatinkan!Bagaimana Indonesia, atau setidaknya Jakarta bisa diajak maju???

Konsep Deep Tunnel merupakan konsep teknologi maju, walau di Amerika sudah dibangun puluhan tahun yang lalu. Tetapi jika disiplin warga hanya ‘tinggal di tempat saja’, akan sangat disayangkan bahwa Indonesia atau Jakarta hanya merupakan ‘tempat sampah’ dari hasil teknologi yang hanya bisa di ‘kais2′ oleh sebagian kecil warga yang peduli dengan kebersihan dan lingkungnnya.

Dan walaupun Deep Tunnel Jakarta jadi terbangun, seperti di tulisan2ku ( lihat tulisankuPengendalian Banjir? Tidak Cukup Hanya Membuat Drainage Saja, Mengapa Baru Sekarang dalam Pencegahan Banjir di Jakarta?, Slogan ‘Jakarta Bebas Banjir’, Tetapi Tidak Peduli dengan Penyerapan dan Jakarta Bebas Banjir? Berusahalah untuk Mengelola ‘Ruang Terbuka Hijau!’), RTH dan lingkungan tetap harus terus di galakkan karena siklus alam tidak akan terbantahkan, dan karena Tuhan sudah menciptakan alam dengan sangat sempurna …..

Untuk pemda Jakarta, apakah sedikit solusi tentang cerita kontur Jakarta di tulisanku dibawah ini, bisa dipelajari, secara peta kontur Jakarta sama sekali tidak ada, sehingga konsep air mengalir di Jakarta tidak terekam? Air dengan bebas mengalir tanpa bisa dikendalikan, karena kita tidak punya peta konsur Jakarta, sehingga kita hanya melihat peta Jakarta secara 2 dimensi saja ……

Page 6: dokumen banjir

Banjir di Jakarta, Penyebab Serta (Sedikit) Saran Mengatasinya

REP | 24 November 2010 | 13:10 Dibaca: 2758    Komentar: 12    1 inspiratif

By Christie Damayanti

Dengan banyaknya pengalaman menghadapi bencana banjir bertahun-tahun, di mana hal tersebut juga sudah terjadi pada zaman penjajahan Belanda yang ditandai dengan sudah dibangunnya Banjir Kanal Barat (BKB) dan adanya rencana pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) oleh pemerintah Belanda,  beberapa kesimpulan sebagai penyebabnya sudah terdeteksi.  Sepertinya, semua penyebab banjir tersebut sudah diketahui, sehingga selama ini selalu menjadi fokus perhatian semua fphak untuk berusaha mengatasinya.

Namun, di luar semua penyebab yang sepertinya sudah diketahui  tersebut, masih tertinggal penyebab mendasar lain yang tidak bisa diabaikan perannya karena menjadi faktor penyulit dalam usaha mengatasi banjir. Sayangnya selama ini hal tersebut belum pernah tersentuh sebagai bagian penting dari upaya untuk mengatasi banjir.

Page 7: dokumen banjir

Dalam tulisan kami ini, untuk memberikan gambaran menyeluruh, secara singkat kami kemukakan “semua” penyebab banjir yang sudah kita ketahui bersama, untuk kemudian kami tambah lagi dengan adanya penyebab lain/baru yang selama ini belum pernah diperankan, padahal merupakan faktor penyulit penting yang ikut menentukan dalam usaha mengatasi banjir kota Jakarta, sehingga peranannya tidak bisa diabaikan, atau mungkin malah harus menjadi fokus perhatian utama juga.

A. Penyebab banjir yang sudah diketahui.

A.1. Sudah saling difahami bahwa bencana banjir Jakarta adalah akibat dari

adanya banjir kiriman dari Bogor melalui 13 sungai yang membelahnya. Berlimpahnya air melalui 13 sungai tersebut juga sudah difahami, yaitu karena adanya penggundulan hutan yang terjadi di hulu sungai di wilayah Bogor di Selatan Jakarta.

A.1. Belum selesainya pembangunan BKT karena sulitnya pembebasan tanah.

2. Kondisi tersebut di atas diperparah oleh :

1)Terjadinya penyempitan profil sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) dikarenakan banyaknya gubug-gubug liar yang menjorok ke arah dalam profil sungai.

2) Belum tuntasnya pelebaran profil sungai dengan pembongkaran gubug-gubug liar di sepanjang DAS tersebut di atas.

3) Adanya pembuangan sampah sembarangan oleh penduduk yang tidak disiplin.

4) Terjadinya tambahan hujan lokal yang cukup deras.

5) Tertutupnya lobang-lobang/saluran-saluran drainage kota.

6) Sudah kurang sesuainya lagi demensi ukuran gorong-gorong dan atau saluran kota yang sudah tidak seimbang lagi dengan kebutuhan kota.

7) Ketidak sesuaian kemiringan saluran drainage kota dikarenakan sudahberubahnya secara tak terkendali kemiringan permukaan tanah Jkt.

8) Sebagian wilayah DKI Jakarta berada di bawah muka air laut.

9) Adanya tambahan pasang naik air laut maupun banjir ROB.

Sudah bertahun-tahun Pemda DKI Jakarta berusaha mengatasi “semua” penyebab banjir tersebut di atas, namun usaha tersebut hasilnya belum pernah memuaskan kita semua karena banyaknya kendala yang belum bisa diatasi tuntas, terutamanya adalah menyangkut masalah biaya yang sangat terbatas.

A. Penyebab banjir lain (“baru”) yang belum diperankan.

Page 8: dokumen banjir

Untuk memahami masalah penyebab banjir yang lain (“baru”), yang selama ini belum pernah tersentuh peranannya sebagai faktor/alat/sarana untuk ikut menanggulangi bencana banjir Jakarta, perlu ditinjau keadaan Jakarta dalam kurun waktu usia Master Plan DKI Jakarta yang dimulai sejak tahun 1965 sampai saat ini, sebagai berikut :

1) Seandainya semua penyebab banjir tersebut pada butir A di atas pada akhirnya bisa diatasi, yang pasti juga sudah akan mengurangi banjir secara signifikan, tetapi dalam menghadapi hujan dalam kota sendiri, tampaknya kota Jakarta tetap akan selalu kewalahan menghadapi banjir, contohnya adalah yang sering terjadi setiap ada hujan dalam kota, padahal tidak ada banjir kiriman dari Bogor.

2) Banjir jenis ini yang penyebabnya adalah hujan dalam kota akan tetap sulit ditanggulangi sepanjang tetap ada timbun-menimbun yang dilakukan para developer yang sepertinya tidak terkendali, ditambah peninggian jalan yang dilakukan secara tambal sulam oleh pemerintah sendiri demi mengatasi banjir pada ruas jalan tertentu yang menimbulkan banjir di tempat lain.

Jadi, usaha menyelesaikan masalah tetapi menimbulkan masalah di tempat lain.

3) Para developer yang menimbun suatu lokasi/kawasan dan tentu juga yang memberikan ijin penimbunan (maaf!), sepertinya “tidak peduli” dengan dampak terjadinya banjir pada lokasi lain yang keberadaannya lalu menjadi lebih rendah.

4) Proses timbun-menimbun suatu kawasan/lokasi akan terus terjadi sepanjang ijin penimbunan terus diberikan oleh pemerintah, dan hal tersebut sulit dicegah bila pemerintah tidak memiliki landasan peraturan daerah yang orientasipenyusunannya berlandaskan pada teknik perencanaan kota berwawasan tiga demensi dengan memperhatikan peta kontur, sehingga bila peraturan daerah itu telah dimiliki maka tanpa ragu pemerintah bisa memberikan ijin atau menolaknya dengan tegas dan mantap.

5) Jadi, peraturan daerah yang antara lain akan berperan sebagai pengendali terkait dengan timbun-menimbun suatu lokasi/kawasan, hanya bisa disusun bila didasarkan pada peta garis tinggi (kontur) yang dikombinasikan dengan peta dasar dua demensi.

6) Sebagaimana diketahui, selama ini pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas perencanaan kota hanya mendasarkannya pada peta dasar dua demensi saja yang menganggap wilayah Jakarta itu datar-datar saja.

7) Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengusulkan, kiranya peta dasar duademensi yang dipakai sebagai landasan oleh perencana kota melaksanakan tugas merencanakan kota bisa dilengkapi dengan “peta garis tinggi (peta kontur)”, yaitu peta yang secara komprehensip mencantumkan data-data peil ketinggian seluruh bagian permukaan tanah Jakarta.

Page 9: dokumen banjir

8) Dengan melengkapi peta garis tinggi/kontur di samping peta dasar dua demensiseperti yang sudah dipakai selama ini, akan bisa direncanakan Master Plan Kota Jakarta (MsPKJ) yang lebih sesuai dengan kenyataan fisik kontur kota, di mana kemudian akan bisa diturunkan atau dielaborasikan dengan pembuatan beberapa rencana induk turunannya, yaitu :

1. Rencana Induk Ketinggian Muka Tanah di DKI Jakarta (RIKMT)

2. Rencana Induk Saluran Drainage & Air Kotor kota (RISD&AK)

9) Jadi, dengan tersedianya MsPKJ, RIKMT, serta RIJS&AK tersebut di atas, di mana perencanaannya sudah didasarkan pada peta garis tinggi/kontur, maka dengan mantap tanpa keraguan Pemda DKI akan mudah mengatur fisik kota melalui pemberian atau penolakan permohonan ijin terkait dengan peninggian lokasi/kawasan bagian-bagian kota, saluran-saluran, maupun jalan-jalan kendaraan, di mana semuanya berpola pada rencana yang terintegrasi secara tiga demensi sesuai dengan kenyataan kontur kota Jakarta.

10) Namun, karena pada saat sekarang ini sudah terlanjur menjadi kenyataan dan kebiasaan yang hanya menggunakan peta datar dua demensi sebagai peta dasar perencanaan kota yang sudah berlangsung lama sekali, maka sebagai akibatnya di lapangan mudah disaksikan banyaknya kegiatan menimbun/meninggikan lokasi/kawasan demi ego si pengembang “menghindari banjir” di atas lokasi miliknya, seakan-akan kegiatan-kegiatan tersebut tak terbendung.

11) Akibat dari kenyataan timbun-menimbun apabila tidak terkendali, suatu lingkungan yang tadinya tidak banjir akan bisa menjadi wilayah rendah sehingga lalu mengalami banjir, bahkan dikhawatirkan bahwa wilayah elit Menteng (sebagai contoh) yang sebelumnya tidak pernah banjir pada suatu saat akan menjadi wilayah rendah dan akan menjadi langganan banjir.

12) Terkait dengan uraian di atas, kami laporkan adanya contoh “tidak bagus” di dalam kawasan perkaplingan ex Kompleks Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, yang pengembangannya dilakukan sekitar tahun 1970-an, di mana kemungkinan juga bisa ditemui di tempat lain, sebagai berikut:

13)

1. Terdapat Jalan Gudang Peluru Selatan I, yang membentang dari utara ke selatan sepanjang + 600 m, di kedua ujung jalan tersebut posisinya tinggi (istilah teknisnya disebut punggung) dan di tengahnya lebih rendah (istilah teknisnya disebut lembah) sehingga air hujan serta air buangan rumah tangga yang ada di sepanjang Jl.Gudang PeluruI tersebut melalui selokan di kiri-kanan jalan itu pasti akan mengalir menuju ke posisi yang lebih rendah (lembah) di pertengahan jalan.

Page 10: dokumen banjir

2. 

Namun, karena pada saat perencanaan hanya didasarkan pada peta dasar dua demensi yang menganggap keseluruhan permukaan tanah datar, si perencana tentu tidak mengetahui kondisi perbedaan tinggi muka tanah pada jalan tersebut, sehingga hasil perencanaannya adalah seperti yang ada pada saat ini, yaitu pembuatan jalan melintang pada Jl.Gudang Peluru-I ini ditempatkan pada punggung di kedua ujung jalan Jl.Gudang Peluru-I ( sketsa).

3. Bila perencana saat itu melihat ke lapangan, yang pasti juga bisa dilihat pada peta kontur (kalau saat itu dilengkapi peta kontur), penempatan jalan melintang tersebut lebih tepat bila ditempatkan melintang pada posisi di tengah Jl.GPludang Peluru I (lembah), sehingga saluran yang kemudian dibuat di kiri-kanannya akan menjadi lanjutan dari saluran air di sepanjang Jl.Gudang Peluru-I menuju ke Kali Ciliwung di sebelah Timur Kompleks, tidak seperti sekarang ini dengan cara membuat gorong-gorong besar di bawah perkaplingan perumahan menuju Kali Ciliwung, yang pasti merugikan/mengganggu pemilik kapling/rumah tsb.

A. Saran langkah yang sebaiknya ditempuh.

Memperbaiki suatu perencanaan kota yang sudah direalisasikan di lapangan bertahun-tahun sejak awal Masterplan tahun 1965 tentu sangat sulit, namun karena masalah penggunaan peta dasar yang lengkap itu sangat mendasar, suka atau tidak suka sebaiknya dimulai secara bertahap, sedangkan tahapan-tahapan yang kami usulkan adalah sebagai berikut :

1. Membuat Rencana Induk Ketinggian Muka Tanah (RIKMT).

Tahap – I : Membuat peta garis tinggi/kontur keadaan Jakarta saat ini, yang

mencantumkan kenyataan peil permukaan tanah Jakarta,

Page 11: dokumen banjir

dengan pemotretan indera jauh satelit / foto udara.

Tahap – II : Menerbitkan SK Gubernur yang menetapkan status quo kea-

daan lapangan selama sedang dilakukan perencanaan Rencana

Induk Ketinggian Muka Tanah Jakarta (RIKMT).

Jadi, selama pembuatan RIKMT tidak diijinkan untuk melaku-

kan timbun-mrnimbun suatu lokasi/kawasan.

Tahap – III : Membuat konsep RIKMT bersama para ahli multi disiplin ilmu,

lalu disosialisasikan kepada masyarakat umum maupunprofessional untuk memperoleh masukan penyempurnaan.

Tahap – IV : Konsep RIKMT dijadikan Perda sesuai prosedur yang berlaku.

2. Pengaruh RIKMT terhadap Masterplan eksisting.

Terhadap Masterplan Jakarta yang sudah berbentuk Perda selama ini, seyogyanya

di review lagi dengan RIKMT sedemikina rupa sehingga hasilnya bisa memberikan solusi yang lebih tepat atas berbagai masalah yang timbul terkait berbagai aspek, termasuk relevansinya dengan masalah banjir.

3. Membuat Rencana Induk Saluran Drainage & Air Kotor (RISD&AK).

Dengan mendasarkannya pada RIKMT tersebut di atas bisa dibuat RISD&AK

dengan lebih mudah, karena semua rencana ketinggian muka tanah sudah dite-

tapkan, dan perencana kota tinggal menghitung perkiraan debit air di masing-masing jaringan saluran yang relevan posisinya, sehingga demensi/ukuran saluran juga bisa direncanakan dengan baik, sedangkan arah aliran berpola pada ketinggian muka tanah di mana data-data ketinggiannya sudah dicantumkan dalam RIKMT.

4. Tim Penyusun Rencana-Rencana Induk.

Untuk menyusun rencana-rencana induk dan review masterplan yang ada terse-

but di atas, disarankan dilakukan oleh suatu Tim Ahli multi disiplin, terdiri dari

berbagai disiplin ilmu yang bisa memberikan kontribusi wawasan berbagai ilmu

perkotaan, yaitu para City Planners dengan latar belakang pendidikan berbagai macam ilmu mikro yang relevan setelah minimal memperoleh

Page 12: dokumen banjir

pendidikan tambahan Pasca Sarjana di bidang City Planning (S-2), antara lain Architect Planners, Civil Engineer Planners, Traffic Engineer Planners, Geologist Planners, Economics Planners, Geotechnical Planners, Demography Planners, Legal Planners, Industrial Planners, Regional Planners, Earthquake Engineering Planners, dan sebagainya.

Mengingat Jakarta sedang akan membangun sub-way untuk transportasi massal, ada baiknya bila juga dilengkapi dengan keahlian Tunnel Enginering Planners.

Regional Planners perlu dilibatkan karena Jakarta berkait dengan Jadebotabek.

A. Implementasi Rencana Induk Ketinggian Muka Tanah (RIKMT).

1. Dengan dimilikinya RIKMT, maka keinginan masyarakat dan para pengem-

bang untuk mengamankan lokasinya dari banjir dengan cara menimbun/me-

ninggikan tanah bisa dikendalikan dengan mantap tanpa ragu, karena pada

seluruh lokasi di Jakarta sudah ditetapkan rencana ketinggian muka tanah-

nya di dalam RIKMT.

Bisa terjadi bahwa pada suatu lokasi tertentu yang ditetapkan dalam RIKMT

justru harus diperdalam dengan menggali, lokasi lainnya mungkin harus di-

timbun/ditinggikan, atau yg lainnya lagi dipertahankan seperti apa adanya.

Jadi dengan sarana RIKMT tersebut peninggian tanah tidak bisa dilakukan

sembarangan seperti sekarang ini yang hanya dilihat parsial di sekitarnya,

tidak menyeluruh seluruh Jakarta.

2. Tampaknya mengenai penjagaan dan pemeliharaan permukaan tanah yang

ditetapkan dalam RIKMT ini perlu dilakukan oleh suatu instansi tersendiri setingkat Dinas.

Dinas ini bertugas menjaga dan memelihara konsistensi ketinggian muka

tanah yang sudah ditetapkan dalam RIKMT tersebut, dengan tugas/kegiatan

memberikan atau menolak ijin penimbunan/peninggian suatu area/kawasan,

juga untuk penggalian tanah, bahkan juga dimungkinkan untuk membangun

polder penampung air bila diperlukan sesuai yang dituntut dalam RISD&AK

Page 13: dokumen banjir

A. Keuntungan Peta Garis Tinggi/Kontur melengkapi Peta Dasar dua demensi.

A.1. Dapat dibuat Rencana Induk Ketinggian Muka Tanah (RIKMT), sehingga

penimbunan tanah oleh masyarakat yang mengakibatkan banjir bisa lebih

dikendalikan dengan mantap tanpa ragu.

A.1. Pengaturan kemiringan tanah yang berarti pengaturan mengalirnya air di

wilayah kota Jakarta bisa direncanakan dengan baik.2. Bisa dibuat Rencana Induk Saluran Drainage & Air Kotor (RISD&AK) untuk

memastikan berfungsi atau tidaknya saluran air yang ada, termasuk cukup atau tidaknya ukuran/demensi saluran tersebut.

3. Suatu keinginan peninggian peil permukaan jalan yang ada dapat dikaji dengan mantap melalui RIKMT tersebut di atas, sehingga antisipasi terhadap dampak banjir yang ditimbulkannya bisa dilakukan bersamaan dengan peninggian tsb.

4. Kalau perlu dapat dibuat polder penampung air bila dalam RISD&AK memang ditetapkan demikian.

Nara Sumber : Ir. Suharto Prodjowijono

 

Bukan Joko Widodo namanya bila tidak membuat terobosan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Jakarta walaupun masih sebatas wacana namun lontaran ide dan gagasannya cukup membuat banyak kalangan terkejut termasuk salah satunya keinginan untuk mewujudkan "deep tunnel" di Jakarta seperti yang pernah diwacanakan oleh Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso.

"Salah satu permasalahan utama yang tengah dihadapi Jakarta adalah

Page 14: dokumen banjir

banjir. Masalah ini harus cepat diselesaikan. Deep tunnel ini merupakan salah satu terobosan untuk menyelesaikan masalah itu," kata Gubernur DKI Joko Widodo saat melakukan peninjauan saluran air di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Rabu (26/12) lalu.

Jokowi mengungkapkan sampai saat ini rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan. Kemungkinan, kata dia, Awal Januari 2013 mendatang baru ada kepastian mengenai pelaksanaan proyek deep tunnel itu.

Sementara itu, terkait masalah pendanaan, Joko Widodo mengaku akan menggandeng sejumlah investor untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan proyek tersebut.

"Jadi, proyek ini nantinya tidak hanya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI, tetapi saya juga akan mencari investor untuk turut serta dalam proyek ini, karena memang butuh dana yang sangat banyak," katanya.

Ia menargetkan pengerjaan proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan. Jokowi juga memastikan dalam pelaksanaannya nanti, proyek itu tidak akan mengganggu arus lalu lintas, karena menggunakan alat bor di bawah tanah.

"Rencananya, deep tunnel ini memiliki diameter hingga 16 meter, dan akan dibangun di sepanjang Jalan MT Haryono sampai Pluit, Jakarta Utara," ujarnya.

Impian adanya deep tunnel di Jakarta sebetulnya bukan barang baru di Jakarta. Sebelumnya pada 2007 sebelum mengakhiri masa tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso sudah mewacanakan hal tersebut, termasuk kebutuhan anggaran sebesar Rp16 triliun.

Mantan Pangdam Jaya itu bahkan sudah melakukan kunjungan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk melihat secara langsung deep tunnel milik "negara jiran" itu yang akhirnya mampu mengatasi Kuala Lumpur dari ancaman banjir tahunan sama halnya seperti Jakarta.

Ibukota Malaysia, Kuala Lumpur dalam pada abad ke-21 ini setidaknya telah mengalami enam kali peristiwa banjir yang cukup besar yaitu 30 April 2000, 26 April 2001, 29 Oktober 2001, 11 Juni 2002, 10 Juni 2003 dan terakhir pada 10 Juni 2007.

Sejumlah kejadian banjir besar tersebut termasuk yang selalu mereka ingat yaitu banjir pada 1971 membuat pemerintah Malaysia berpikir harus segera mengambil langkah yang konkrit untuk mengatasi permasalahan itu.

Kuala Lumpur terletak di pertemuan Sungai Gombak dan Sungai Klang di daerah penampang Sungai Klang. Sungai Klang yang panjangnya kira-kira

Page 15: dokumen banjir

120 km berawal dari Banjaran Titiwangsa dan mengalir melintasi Selangor dan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur. Daerah yang dilintasi Sungai Klang mempunyai luas 1.288 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 3,75 juta orang.

Pemerintah Malaysia mempersiapkan tiga proyek untuk mengatasi banjir di ibukota negara yang merdeka pada 8 Agustus 1962 tersebut. Proyek pertama adalah pembangunan Stormwater Management And Road Tunnel (SMART) .

SMART terdiri atas terowongan sodetan banjir ( flood bypass) dengan diameter 11,8 meter sepanjang kira-kira 9,7 km yang berawal dari Kampung Berembang, Ampang disebelah hulu menuju ke arah selatan dan berakhir di Taman Desa.

Setengah dari terowongan tersebut sekitar tiga meter akan menggabungkan pengendalian banjir dengan jalan raya.

Proyek kedua adalah sodetan Sungai Gombak sepanjang 3,375 kilometer dan juga sodetan sungai Keroh sepanjang 2,2 kilometer. Proyek yang ketiga adalah pengembangan pekerjaan yang terkait dengan SMART di kawasan Sungai Kerayong sepanjang 1,8 kilomter.

SMART dimulai pada 1 Januari 2003 dan selesai pada Juni 2007. Saat ini fasilitas itu sudah beroperasi, baik untuk pengaturan air bila sungai Klang meluber juga operasional jalan bebas hambatan.

Pada intinya SMART terdiri atas tiga komponen penting yaitu Kolam penyangga seluas 10 hektare di kawasan Kampung Berembang yang mampu menampung air hingga 600.000 kubik.

Komponen yang kedua adalah terowongan bawah tanah sepanjang 9,7 kilometer sebagai tempat lintasan air yang disodet tersebut dimana tiga kilometer diantaranya digunakan bagi jalan bebas hambatan. Diawali dari kawasan pertemuan sungai Klang dan sungai Ampang tak jauh dari Jalan Ampang dan berakhir di pertemuan antara sungai Kerayong dan sungai Klang tak jauh dari jalan bebas hambatan Kuala Lumpur-Seremban.

Komponen yang ketiga adalah kolam penampungan seluas 22 hektar di kawasan Taman Desa dengan kapasitas penampungan 1,4 juta kubik.

Pola Kerja pencegahan banjir Untuk memastikan sistem itu berjalan dengan baik, SMART memiliki dua pusat pengendali yaitu pusat pengendali jalan bebas hambatan dan pusat pengendali-perkiraan banjir. Meski terletak di dua kawasan terpisah yaitu masing-masing di kawasan Tun Razak untuk pengendali lalu lintas dan Kampung Berembang untuk pengendali banjir, keduanya berbagi data secara online.

Terowongan itu memiliki diameter 12 meter yang terdiri atas tiga tingkat. Tingkat pertama untuk aliran air dan dua tingkat sisanya untuk lalu lintas

Page 16: dokumen banjir

bebas hambatan.

Bila ketinggian air sungai Klang lebih dari 30 meter kubik per detik, maka akan dibuka pintu-pintu air ke kolam penyangga. Di kolam itu terdapat juga fasilitas pemilahan sampah agar tidak masuk ke terowongan bahwa tanah dan difungsikan tingkat bawah terowongan bawah tanah.

Bila kemudian ketinggian air sudah diatas 150 meter kubik per detik, maka terowongan ditutup total untuk kendaraan dan sepenuhnya dialiri oleh air agar limpasan air sungai Klang tidak meluber ke kota Kuala Lumpur.

Diperlukan waktu antara dua hingga empat hari untuk kembali mengoperasikan jalur bebas hambatan setelah ditutup akibat digunakan untuk saluran air. Selain harus memastikan kebersihan dengan disinfektan, juga membersihkan jalan.

Setelah air limpasan sungai Klang dialirkan melalui terowongan itu, kemudian disalurkan hingga kolam penampungan. Pada akhirnya dari kolam penampungan itu, air dialirkan ke laut.

Selain mengendalikan air bila terjadi banjir, pusat pengendali banjir juga mempunyai kemampuan memprediksi kemungkinan banjir akibat kenaikan curah hujan. Mereka menyimpan data curah hujan dan juga intensitas aliran air sungai Klang dan sekitarnya selama beberapa tahun terakhir.

Satu hal yang menarik, seperti diakui salah seorang konsultan proyek tersebut asal Australia, David, ide untuk pengaturan air tersebut sebagai pencegahan banjir salah satunya diambil dari bendungan yang ada di Indonesia yaitu di Sibolga dan Pekanbaru.

Cerita Jakarta Untuk deep tunnel di Jakarta sendiri, Sutiyoso saat itu memperkirakan pembangunan terowongan multifungsi itu berbiaya Rp16,3 triliun. Terowongan bawah tanah tersebut, memiliki tiga fungsi yaitu dapat digunakan sebagai jaringan transportasi yaitu sebagai jalan tol bagi kendaraan, tempat pengolahan limbah dan saluran jaringan utilitas seperti kabel telepon dan listrik.

Bangunan tersebut memiiki kegunaan untuk mengendalikan puncak banjir, memperbaiki sanitasi lingkungan dan limbah cair, mengurangi pemompaan air tanah, tidak memerlukan pembebasan tanah dan dapat dimanfaatkan untuk jalan tol.

Aplikasi terowongan tersebut membagi Jakarta menjadi tiga area yaitu Barat, Pusat dan Timur. Area pusat menjadi prioritas pembangunan yaitu ditempatkan di bawah sepanjang sungai Ciliwung dan Kanal Banjir Barat mulai MT Haryono melalui kanal banjir barat yang memiliki panjang 22 kilometer dengan diameter 12 meter.

Page 17: dokumen banjir

Dalam rencana saat itu, untuk sarana jalan tol dapat dimulai dari Balekambang-Manggarai dengan akses keluar melalui pintu di Roxy, Tanah Abang dan Bandara Soekarno-Hatta.

Saat itu proses pembangunan terowongan multifungsi Jakarta sendiri diharapkan akan dimulai pada 2010 dan selesai pada 2015. Kini semua ada ditangan Gubernur Joko Widodo untuk mewujudkan hal tersebut.(ant/ ap)


Top Related