Download - Doc
![Page 1: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/1.jpg)
PERSEPSI SISWA TERHADAP PENOKOHAN MOHAMMAD
HATTA SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL (STUDI KASUS
DI SMA NEGERI 1 PECANGAAN KABUPATEN JEPARA)
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Danang Dwi Arfianto
NIM 3101403508
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
![Page 2: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/2.jpg)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 24 Juli 2007
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. AT. Sugito, SH., MM Drs. R. Suharso, M. Pd NIP. 130345757 NIP. 131691527
Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah
Drs. Jayusman, M. Hum NIP. 131764053
![Page 3: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/3.jpg)
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 28 Agustus 2007
Penguji Utama
Drs. YYFR. Sunarjan, MS NIP. 131764045
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. AT. Sugito, SH., MM Drs. R. Suharso, M. Pd NIP. 130345757 NIP. 131691527
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, MM NIP. 130367998
![Page 4: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/4.jpg)
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 24 Juli 2007
Danang Dwi Arfianto NIM. 3101403508
![Page 5: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/5.jpg)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain. Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al.
Insyiroh : 7-8).
“Pemikiran, keinginan dan harapan takkan terwujud tanpa adanya tindakan.”
Persembahan
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya, karya kecilku ini kupersembahkan
untuk :
- Bapak, Ibu, Mbak Sari, Tri dan Dian serta
saudara-saudaraku yang selalu berdoa untuk
keberhasilanku.
- Seseorang yang menjadi inspirasi dan motivasiku.
- Sobat sejatiku Yudhi, Zaman, Dian, Erik, Galuh
dan juga teman-teman Sejarah angkatan 2003
kelas paralel.
- Teman-teman KIKI Cost.
- Almamaterku.
![Page 6: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/6.jpg)
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Siswa Terhadap Penokohan
Mohammad Hatta Sebagai Pahlawan Nasional (Studi Kasus di SMA Negeri 1
Pecangaan Kabupaten Jepara)”
Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Sejarah, program S1 Pendidikan Sejarah,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan, bantuan,
dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. DR. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin kuliah dan segala fasilitas kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Sunardi, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Jayusman, M.Hum, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menempuh studi.
4. Prof. Dr. AT. Sugito, SH., MM, Dosen pembimbing I yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran, dan memberikan waktu serta ilmu
![Page 7: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/7.jpg)
vii
pengetahuan dengan penuh bijaksana sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Drs. R. Suharso, M. Pd, Dosen pembimbing II yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran, dan memberikan waktu serta ilmu
pengetahuan dengan penuh bijaksana sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Drs. Waluyo M.M, Kepala SMA Negeri 1 Pecangaan yang telah memberikan
ijin penelitian kepada penulis di SMA Negeri 1 Pecangaan.
7. Mahasin Darmawan, S.Pd, guru sejarah di SMA Negeri 1 Pecangaan yang
telah memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu serta keluargaku yang telah memberikan doa dan kasih sayang.
9. Teman-temanku (Yudhi, Dian, Zaman, Erik, dan Galuh) yang senantiasa
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dari hati sanubari, dan berdoa
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan yang
berlipat dari Allah SWT. Amin
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkenan membacanya.
Semarang, 24 Juli 2007
Penulis
![Page 8: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/8.jpg)
viii
SARI Danang Dwi Arfianto, 2007. Persepsi Siswa Terhadap Penokohan Mohammad Hatta Sebagai Pahlawan Nasional (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara). Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 145 hlm. Kata Kunci : Persepsi, Mohammad Hatta, Pahlawan Nasional
Pendidikan sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang membina dan membentuk warga negara dan pembangunan bangsa yang baik juga merupakan jembatan untuk menasionalisasikan sikap nasionalisme pada siswa, sehingga semakin banyak siswa belajar sejarah maka semakin banyak pula nilai-nilai sejarah yang dihayati siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa dibidang sejarah meningkat dan sikap nasionalisme siswa pun semakin baik. Persepsi adalah penilaian seseorang terhadap obyek, peristiwa atau stimulus dengan melibatkan proses kognisi dan afeksi untuk membentuk konsep tersebut Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional kurang diketahui jasa-jasanya oleh siswa. Pada kenyataannya banyak siswa, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya hanya mengenal sosok Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama sekaligus sebagai proklamator. Mereka tidak mengetahui siapa, bagaimana, mengapa Hatta sampai menjadi seorang wakil presiden maupun sebagai seorang proklamator. Dengan mempersepsikan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional diharapkan akan muncul nilai-nilai kepahlawanan yang dapat ditiru dan diterapkan oleh siswa.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana sejarah Mohammad Hatta; (2) Bagaimana pembelajaran sejarah pada pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan di kelas XI SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara; (3) Bagaimana persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui sejarah Mohammad Hatta; (2) Untuk mengetahui pembelajaran sejarah pada pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan di kelas XI SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara; (3) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara.
Untuk menjawab pertanyaan diatas metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Teknik triangulasi sumber dan metode peneliti gunakan untuk menguji keabsahan data. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaksi, dan prosedur penelitian meliputi tahap orientasi, eksplorasi dan pengecekan kebenaran hasil penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran sejarah kelas XI di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara pada pokok bahasan
![Page 9: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/9.jpg)
ix
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta diselingi dengan nonton film dokumenter di ruang Audio Visual. Guru cenderung kurang kreatif dalam penggunaan metode dan media pembelajaran. Sebenarnya sarana dan prasarana yang ada disekolah cukup memadai, namun keterbatasan waktu yang menjadi kendala. Alokasi waktu yang sangat kurang dengan muatan materi yang disampaikan masih banyak.
Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional bersifat positif, karena siswa dapat memahami dan memaknai peranan Mohammad Hatta dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan. Disamping itu, siswa dapat mempersepsikan nilai-nilai kepahlawanan dalam diri Hatta sehingga siswa dapat memahami dan memaknai perjuangan Mohammad Hatta dengan menghargai jasa-jasa para pahlawan dan meneruskan perjuangannya.
Dari hasil penelitian diatas disarankan, sekolah hendaknya dapat mencukupi kebutuhan belajar seperti menciptakan suasana sekolah yang kondusif, menyediakan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, proses pembelajaran guru hendaknya lebih kreatif dalam kaitannya dengan metode dan media pembelajaran, dan siswa diharapkan menghargai pengorbanan para pahlawan nasional misalnya Mohammad Hatta dan mengambil nilai-nilai kepahlawanannya yang bersifat positif.
![Page 10: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/10.jpg)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Penegasan Istilah ..................................................................... 8
C. Rumusan Masalah ................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 12
F. Sistematika Skripsi .................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Sejarah............................................................... 15
![Page 11: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/11.jpg)
xi
B. Teori Persepsi........................................................................... 20
1. Pengertian Persepsi ........................................................... 20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya -
persepsi .............................................................................. 23
3. Syarat-syarat terjadinya persepsi ....................................... 26
C. Pahlawan Nasional .................................................................. 28
1. Pengertian Pahlawan Nasional .......................................... 28
2. Jenis-Jenis Pahlawan Nasional .......................................... 30
D. Kerangka Berfikir ................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian ...................................................................... 36
B. Fokus Penelitian ...................................................................... 38
C. Sumber Data Penelitian ........................................................... 39
D. Teknik Sampling ..................................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 41
F. Keabsahan Data ....................................................................... 44
G. Metode Analisis Data .............................................................. 46
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 51
B. Sejarah Mohammad Hatta ....................................................... 52
C. Proses Pembelajaran Sejarah ................................................... 67
D. Persepsi Siswa Terhadap Penokohan Mohammad Hatta-
![Page 12: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/12.jpg)
xii
Sebagai Pahlawan Nasional .................................................... 76
E. Pembahasan ............................................................................. 84
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 88
B. Saran ........................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
![Page 13: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/13.jpg)
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
1. Kerucut Pengalaman Belajar................................................................ 19
2. Hubungan Antara Persepsi dan Sikap ................................................. 24
3. Kerangka Berfikir ............................................................................... 35
4. Model Analisis Interaksi ..................................................................... 48
![Page 14: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/14.jpg)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Matriks Pengambilan Sampel ............................................................. 41
2. Persepsi siswa terhadap latar belakang Mohammad Hatta ................. 76
3. Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta pada masa pergerakan dan
kemerdekaan Indonesia........................................................................ 78
4. Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta pada masa pasca
kemerdekaan Indonesia ....................................................................... 80
5. Persepsi siswa terhadap nilai-nilai kepahlawanan Mohammad Hatta 82
![Page 15: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/15.jpg)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Latar Penelitian : SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara ......... 94
2. Pelaksanaan Pembelajaran di dalam kelas .......................................... 94
3. Wawancara dengan Yustisa Moreshanti ............................................. 95
4. Wawancara dengan Noor Rois............................................................. 95
5. Wawancara dengan Eka Fajar Maryati ............................................... 96
6. Wawancara dengan Aditya Wardani ................................................... 96
7. Wawancara dengan Ahmad Arif Febriyanto........................................ 97
8. Wawancara dengan Imron Rosyadi .................................................... 97
9. Wawancara dengan Nur Faizah ........................................................... 98
10. Wawancara dengan Nur Kholis ........................................................... 98
11. Wawancara dengan Sri Surti................................................................ 99
12. Wawancara dengan Siti Rahmawati..................................................... 99
13. Wawancara dengan Widi Hardiyanto Putro......................................... 100
14. Wawancara dengan Gandhung Wahyu Irawan ................................... 100
15. Wawancara dengan Teguh Ari Wibowo ............................................. 101
16. Wawancara dengan Wahyu Dian Pramana ......................................... 101
17. Informan Penelitian Mahasin Darmawan, S.Pd ................................... 102
![Page 16: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/16.jpg)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Foto hasil penelitian ............................................................................ 93
2. Surat pengantar penelitian.................................................................... 103
3. Instrumen wawancara untuk guru ....................................................... 108
4. Instrumen wawancara untuk siswa....................................................... 112
5. Hasil wawancara dengan guru ............................................................. 113
6. Hasil wawancara dengan siswa............................................................ 117
7. Lembar instrumen penelitian ............................................................... 145
8. Daftar nama Pahlawan Nasional ......................................................... 148
![Page 17: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/17.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani maupun rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan (Depdiknas, 2001 : 1).
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi manusia karena
pendidikan menyangkut tentang cita-cita hidup manusia. Pendidikan juga akan
memberikan arahan pada terwujudnya suatu cita-cita hidup manusia itu.
Pendidikan dapat mengarahkan perkembangan kerja atau mempertahankan
perkembangan manusia yang berlangsung sejak pertumbuhan sampai akhir
hidupnya. Sehubungan dengan itu, dapat dikemukakan secara jelas bahwa
pendidikan adalah tuntutan dan perkembangan anak manusia ke arah kedewasaan
dalam arti segi individual, moral serta sosial, mendidik adalah upaya pembinaan
diri pribadi sikap mental anak didik.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan
aspek kehidupan manusia. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh terhadap
perkembangan manusia yakni pada keseluruhan aspek kepribadian manusia.
Berbeda dengan bidang-bidang lain, seperti arsitektur, ekonomi dan sebagainya,
![Page 18: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/18.jpg)
2
yang berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia,
pendidikan lebih terkait langsung dengan pembentukan manusia, dalam hal ini
pendidikan menentukan kompetensi manusia yang akan dihasilkannya.
Sejarah pendidikan diberbagai bangsa telah memperlihatkan kepada kita
bahwa pendidikan selalu mengalami perubahan dan pembaharuan. Pendidikan
adalah suatu usaha yang sifatnya sadar akan tujuan dengan sistematik terarah pada
perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik (Kadir, 1972 : 47).
Pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman sehingga menambah
arti pengalaman dan meningkatkan kemampuan mengarah jalan pengalaman
berikutnya.
Pendidikan sejarah sebagai suatu ilmu yang diterapkan pada jenjang
pendidikan SMA merupakan cabang dari ilmu sosial yang memerlukan obyek
kajian dan ruang lingkup. Aspek kajiannya berupa proses perubahan dari aktivitas
manusia dan lingkungan kehidupannya pada masa lalu sejak manusia belum
mengenal tulisan sampai perkembangan mutakhir, yang mencakup aspek-aspek
politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan, kepercayaan, geografi dan lain-
lain. Waktu menjadi perspektif utama dalam kajian ilmu sejarah karena manusia
dengan berbagai aspek kehidupan yang berada pada setting ruang baik lokal,
nasional maupun global itu berubah dari waktu ke waktu sejak zaman kuno,
sampai perkembangan mutakhir. Pengajaran sejarah memiliki tujuan menanamkan
kesadaran nasional dengan gerakan-gerakan partai politik yang mempunyai tujuan
nasional. Oleh sebab itu sejarah nasional mempunyai fungsi penting dalam soal
perkembangan identitas nasional.
![Page 19: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/19.jpg)
3
Adapun pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan
dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau
hingga masa kini. Dalam hubungannya dengan pendidikan dan pembelajaran,
undang-undang nomor 2 tahun 1989 pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran dan atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Disamping itu disebutkan pula bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 (Depdikbud, 2001 : 1).
Sejalan dengan pegertian diatas pendidikan di Indonesia merupakan upaya
menyiapkan generasi penerus melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu pendidikan
di Indonesia tetap memperhatikan norma-norma bangsa yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Pengajaran sejarah (Nasional dan Umum) bertujuan agar siswa memperoleh
kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah, selain itu agar siswa
menyadari keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan
adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa
kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk mengahadapi masa
yang akan datang. Adapun tujuan dari pengajaran sejarah dapat dijabarkan sebagai
berikut : (1) mendorong siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan
pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan
yang akan datang, (2) memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari
![Page 20: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/20.jpg)
4
kehidupan sehari-hari, dan (3) mengembangkan kemampuan intelektual dan
keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat
(Pengembangan KBK SMA se Jateng 2003 : 2).
Pengajaran sejarah menurut fungsinya adalah menyadarkan siswa tentang
adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu
dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan,
memahami dan menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang ditengah-tengah perubahan dunia, selain itu sebagai acuan
kedepan untuk menyusun yang bersifat membangun bangsa.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Dengan demikian siswa diharapkan memiliki nilai-nilai kepahlawanan ketika
menghadapi masa yang akan datang di era globalisasi yang penuh dengan
tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan bercermin pada tokoh
pergerakan nasional yang merupakan salah satu proklamator dan yang kita kenal
sebagai “Bapak Koperasi Indonesia” yaitu Mohammad Hatta atau lebih akrab
dengan panggilan Bung Hatta.
Persepsi adalah penilaian seseorang terhadap obyek, peristiwa atau stimulus
dengan melibatkan proses kognisi dan afeksi untuk membentuk konsep tersebut
(Mulyana, 2000 : 168). Jadi persepsi dapat terjadi jika seseorang melihat obyek,
peristiwa atau stimulus dengan melibatkan pengalaman yang ada. Persepsi yang
ada dalam diri siswa akan mempengaruhi minat siswa untuk melakukan suatu
aktivitas termasuk belajar. Dengan demikian persepsi siswa terhadap Mohammad
![Page 21: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/21.jpg)
5
Hatta diharapkan dapat mempengaruhi minat belajar siswa terutama mata
pelajaran sejarah.
Manusia Hatta sebagai pribadi dan aktor, memang mempunyai kedudukan
dan peran dalam perjalanan sejarah bangsanya. Kesederhanaan dan kedisiplinan
merupakan diantara potret dari sosok pribadinya. Sebagai aktor, Hatta tercatat
dalam sejarah bangsanya sebagai seorang negarawan dan demokrat. Dapat
dipastikan bahwa dua dimensi ini mempunyai relevansi dalam kekinian dan
keakanan kita, baik sebagai manusia, masyarakat, bangsa, negara Indonesia
(Anhar Gonggong, 2002 : iii).
Siapakah Bung Hatta ? kadang pertanyaan seperti ini masih ditanyakan oleh
seorang guru kepada murid, maupun dosen kepada mahasiswanya. Pada
kenyataannya banyak murid, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya hanya
mengenal sosok Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama
sekaligus sebagai proklamator. Mereka tidak mengetahui siapa, bagaimana,
mengapa Hatta sampai menjadi seorang wakil presiden maupun sebagai seorang
proklamator. Seperti kata pepatah, “anak harimaupun akan mengetahui siapa
induknya, namun tidak demikian dengan rakyat Indonesia mereka lupa dengan
founding fathernya”1. Sekali lagi itulah realitas yang tercermin dari hasil
penelitian LSM Messias dan KITLV terhadap siswa SMU se-Semarang
(Sambutan ketua panitia pada diskusi pemikiran Hatta, 9 September 2002).
Kita harus mengakui, bahwa sosok Soekarno lebih dikenal dibandingkan
dengan Hatta. Hal itu wajar karena Soekarno lebih populer dibandingkan dengan
1 Menteri-menteri bentukan PPKI yang seluruhnya berisi orang-orang yang ikut berjasa melahirkan UUD’45. Wawan Tunggal. Pertentangan Sukarno VS Hatta (Jakarta: 2003).hlm. 237.
![Page 22: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/22.jpg)
6
Hatta meskipun sama-sama menjadi Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Namun
minimnya pengetahuan masyarakat terhadap sosok Hatta dengan berbagai peran
dan sumbangan pemikirannya dalam menempuh perjalanan bangsa ini dapat
dikatakan sangat memprihatinkan. Ironisnya lagi, hal ini juga terjadi dikalangan
pelajar bahkan juga guru dan dosen sejarah padahal antara Bung Hatta dengan
sejarah Indonesia terdapat hubungan timbal balik yang unik. Bung Hatta
dipengaruhi sejarah Indonesia, dan sebaliknya Hatta ikut menentukan arah
perkembangan sejarah Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta,
Soekarno dan Hatta didaulat oleh para tokoh Pergerakan Nasional baik dari
golongan tua maupun muda untuk mewakili membacakan dan menandatangani
naskah proklamasi atas nama Bangsa Indonesia. Dipilihnya Soekarno dan Hatta
tentu bukan tanpa dasar, sebab saat itu banyak tokoh pergerakan nasional yang
juga tidak kalah peran dan jasanya dibanding mereka berdua. Namun saat itu
merekalah yang dianggap paling tepat sebagai representasi wakil rakyat Republik
Indonesia. Disamping kemampuan, loyalitas mereka juga populis dan memiliki
kharisma dimata rakyat Indonesia (Ensiklopedia, 1989 : 362).
Berbeda dengan pimpinan-pimpinan lain yang jatuh bangun akibat
penyalahgunaan dan terkena dosa kekuasaan, Hatta tidak terkooptasikan dengan
keadaan yang berbau korupsi dan nepotisme. Dalam diri Hatta terdapat sifat
pokok yang menyebabkan beliau dihargai secara khusus dan berlainan dengan
tokoh-tokoh lain, meskipun ada juga beberapa kesamaannya.
![Page 23: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/23.jpg)
7
Ketika Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, dampak
politiknya melemah dan ia tidak pernah memperoleh kembali kekuasaan yang
pernah dimilikinya sebagai anggota dwitunggal2. Untuk tetap pada puncak
kekuasaan, Hatta harus memodifikasi cita-citanya. Ia tidak siap melakukan hal ini,
karena percaya bahwa di dalam kerangka acuan kedaulatan rakyat3, sistem
pemerintahan yang ia rasakan dalam hidupnya merupakan kontra revolusioner
(Mavis Rose, 1991 : xviii)
Meskipun Hatta tidak pernah mencapi derajat pengakuan internasional
seperti Soekarno, tapi ia memainkan peran utama dan signifikan dalam
mendirikan Indonesia dan dalam menarik perhatian terhadap kebutuhan dan
penindasan rakyatnya. Tak diragukan lagi, ia adalah seorang negarawan kaliber
tertinggi, yang siap mengorbankan ambisi, kekayaan dan kedudukan demi cita-
citanya. Peran kepemimpinannya haruslah dinilai sebesar kualitas etiknya demi
mencapai kekuasaan politik.
Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional, dari pahlawan itu kita dapat
mencontoh berbagai sikap, antara lain : perasaan cinta tanah air, kasih sayang
kepada sesama, dan ketekunan serta keteguhan dalam menanggulangi persoalan
dan penderitaan. Sikap-sikap ini dapat kita ambil sebagai suatu nilai-nilai
2 Sukarno dan Hatta bersatu dan menghilangkan perbedaan mencapai cita-cita bersama dan memimpin bangsanya memasuki gerbang kemerdekaan Indonesia. Penamaan dwitunggal berasal dari Sukardjo Wirjopranoto, bekas pemimpin Parindra lama dan pemimpin harian Asia Raya dimasa Jepang, pada permulaan kemerdekaan ia anggota PPKI. Wawan Tunggal. Pertentangan Sukarno VS Hatta. (Jakarta: 2003). hlm. ix. 3 Bung Hatta, Sutan Sjahrir dan kawan-kawan pada Desember 1931 mereka membentuk Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) dengan azas kedaulatan rakyat yang berarti kedaulatan itu mengandung di dalamnya hak buat rakyat, akan tetapi juga kewajiban bagi rakyat. Anhar Gonggong. Beralternatif di Tengah Krisis : Mengikuti Cara Baik Bung Hatta. (Yogyakarta: 2002). hlm. 18.
![Page 24: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/24.jpg)
8
kepahlawanan yang pantas kita terapkan baik dimasa lampau, masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Berkaitan dengan uraian diatas dan untuk mengetahui persepsi tentang
Mohammad Hatta, maka peneliti mengambil judul “Persepsi Siswa Terhadap
Penokohan Mohammad Hatta Sebagai Pahlawan Nasional (Studi Kasus di SMA
Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara).
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari interpretasi yang tidak dikehendaki terhadap judul yang
dimaksud dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan istilah untuk
menjelaskan batas-batas dalam judul sebagai berikut :
1. Persepsi Siswa
Persepsi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dapat diartikan
tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan atau proses seseorang
mengetahui beberap hal melalui panca indera (Poerwodarminto, 1998: 675). Jadi
persepsi disini adalah tanggapan tentang Mohammad Hatta sebagai Pahlawan
Nasioanal.
Adapun menurut Dimyati (1990 : 41), mengemukakan bahwa persepsi
adalah penafsiran stimulus yang telah ada dalam otak. Sedangkan menurut
Jalaludin Rahmat (1989: 51) persepsi adalah pengalaman tentang obyek peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi berarti memberikan makna pada stimulus inderawi
(Sensory Stimulus).
![Page 25: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/25.jpg)
9
Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan diatas, dengan demikian
pengertian persepsi dapat disimpulkan sebagai suatu tanggapan atau penilaian
terhadap suatu obyek tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan proses
psikologis di dalam otak, sehingga individu dapat menyadari dan memberikan
makna terhadap obyek yang telah diinderakan tersebut. Obyek tersebut yakni
Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional, sehingga individu atau siswa dapat
mempersepsikan kepahlawanan Mohammad Hatta dan diharapkan dapat
mempengaruhi minat belajar siswa terutama mata pelajaran sejarah dan dapat
mengambil nilai-nilai kepahlawanannya.
2. Pembelajaran
Belajar secara umum merupakan kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku. Sedangkan pembelajaran secara umum adalah kegiatan
yang dilakukan guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
kearah yang lebih baik. Arti pembelajaran secara khusus yakni secara
behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus (Darsono, 2001:
24)
Belajar akan lebih efektif apabila anak itu sendiri turut aktif merumuskan
dan memecahkan masalah. Bahkan akan lebih efektif lagi apabila bahan pelajaran
yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan siswa (Nasution, 1986: 32).
Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar guru
harus mengenal dan memahami siswa.
![Page 26: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/26.jpg)
10
Dalam penelitian ini yang dimaksud pembelajaran adalah belajar sejarah
sehingga siswa akan memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman. Dengan
pengalaman itu tingkah laku siswa akan bertambah baik kuantitas maupun
kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
Pembelajaran sejarah dengan mempersepsikan seorang tokoh nasional yakni
Mohammad Hatta maka akan tumbuh nilai-nilai kepahlawanan bagi diri siswa.
3. Pahlawan Nasional
Pahlawan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dapat diartikan pejuang
yang gagah berani atau orang yang menonjol karena keberanian dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran, sedangkan nasional berarti
kebangsaan (Poerwodarminto, 1998: 636). Jadi pahlawan nasional adalah pejuang
yang gagah berani atau orang yang menonjol karena keberanian dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran bangsanya.
Sedangkan menurut Sagimun M.D (1981: 254-262) pahlawan adalah
seseorang yang sudah wafat atau gugur karena akibat tindak kepahlawanannya
yang memiliki mutu dan nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk
membela negara dan bangsanya.
Dalam penelitian ini yang dimaksud pahlawan nasional adalah nilai-nilai
kepahlawanan yang dimunculkan oleh tokoh nasional Mohammad Hatta, sehingga
dengan mempersepsikan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional oleh siswa
diharapkan muncul nilai-nilai kepahlawanan dalam diri siswa diantaranya rasa
![Page 27: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/27.jpg)
11
cinta tanah air dan bangsa, memiliki dedikasi yang tinggi, suka belajar dan bekerja
keras dan lain sebagainya.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dilihat permasalahan-permasalahan yang timbul
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Mohammad Hatta ?
2. Bagaimana pembelajaran sejarah pada pokok bahasan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan di kelas XI SMA
Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara ?
3. Bagaimana persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai
pahlawan nasional di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah Mohammad Hatta.
2. Untuk mengetahui pembelajaran sejarah pada pokok bahasan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan di kelas XI SMA
Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi siswa terhadap penokohan
Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional di SMA Negeri 1 Pecangaan
Kabupaten Jepara.
![Page 28: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/28.jpg)
12
E. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang terlibat dan memiliki kepentingan dengan masalah yang diteliti,
khususnya :
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk
dapat :
a. Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar
dalam mata pelajaran sejarah.
b. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam ruang
lingkup yang lebih luas untuk menunjang profesinya sebagai guru.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mengembangkan profesi guru
sebagai peneliti.
2. Bagi Siswa
a. Materi pelajaran sejarah akan lebih mudah dipelajari dan diingat terutama
materi sejarah pergerakan nasional.
b. Meningkatkan minat belajar sejarah.
c. Meningkatkan kepekaan siswa terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
d. Meningkatkan nilai-nilai kepahlawanan seperti apa yang dilakukan oleh
Mohammad Hatta.
3. Bagi Sekolah
a. Pengembangan jaringan dan kerjasama strategi antara sekolah dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan sekolah.
![Page 29: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/29.jpg)
13
b. Peningkatan akses bagi masyarakat untuk mengikuti pendidikan.
F. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah dapat
dibahas secara urut dan terarah. Adapun sistematika ini disusun sebagai berikut :
1. Bagian Awal, berisi :
Halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar bagan, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian isi, terdiri dari :
a. Bab I Pendahuluan,berisi ;
Latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi.
b. Bab II Landasan Teori, berisi :
Pembelajaran sejarah, teori persepsi meliputi pengertian persepsi, faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi, dan syarat-syarat
terjadinya persepsi. Dilanjutkan mengenai pahlawan nasional meliputi
pengertian pahlawan nasional, dan kriteria pahlawan nasional, serta
kerangka berpikir.
c. Bab III Metode Penelitian, berisi :
Dasar penelitian, fokus penelitian, sumber data, teknik sampling, teknik
pengumpulan data, keabsahan data, metode analisis data, dan prosedur
penelitian.
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan, berisi :
![Page 30: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/30.jpg)
14
Hasil dan pembahasan penelitian.
e. Bab V Simpulan dan Saran
3. Bagian akhir, terdiri dari :
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
![Page 31: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/31.jpg)
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja (Darsono, 2000: 26). Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran
kongkuren dengan unsur-unsur belajar. Artinya unsur-unsur yang diperlukan
dalam belajar yang keadaannya dapat berubah-ubah, juga terdapat pada diri guru
(motivasi dan kesiapan membelajarkan siswa) dan upaya guru menyiapkan bahan
pembelajaran, alat bantu pembelajaran, suasana pembelajaran dan kondisi serta
kesiapan siswa mengikuti pembelajaran baik fisik maupun psikologis.
Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus antara lain :
1. Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan
respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang
berhasil harus diberi hadiah dan atau Reinforcement (penguatan).
2. Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan
pada kemampuan kognisi (mengenal) pada diri individu yang belajar.
3. Gestalt
![Page 32: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/32.jpg)
16
Pembelajaran adalah usaha guru untuk lebih memberikan materi pelajaran
sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya)
menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk
mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri siswa.
4. Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas
menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Pengajaran
mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Dengan demikian
pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan kegiatan
mengajar (oleh guru) (Gino, 1993: 30). Jadi pembelajaran sejarah yaitu sesuatu
usaha untuk mengajarkan atau mendapatkan hasil dalam belajar sejarah dengan
bimbingan seorang guru atau pengajar.
Sementara itu tujuan pengajaran sejarah secara umum menurut Widja
(1989 : 27) adalah untuk menguasai aspek pengetahuan, aspek pengembangan
sikap, dan aspek keterampilan. Pelajaran sejarah pada tingkat SMA bertujuan
untuk mendorong siswa berpikir kritis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang
masa lalu untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang. Selain itu
bertujuan pula untuk memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari, serta mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk
memahami proses perkembangan masyarakat.
![Page 33: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/33.jpg)
17
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah dipengaruhi oleh
beberapa komponen pembelajaran. Diantara komponen pembelajaran tersebut
adalah (1) adanya tujuan yang hendak dicapai, (2) keadaan dan kemampuan guru,
(3) keadaan dan kemampuan siswa, (4) lingkungan masyarakat dan sekolah.
Disamping itu strategi media, metode dan materi merupakan bagian integral dari
komponen pembelajaran sejarah yang saling berkaitan dalam proses belajar
mengajar.
Adapun ciri-ciri pembelajaran antara lain :
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang
bagi siswa.
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik
maupun psikolois.
Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku bertambah baik
kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa.
![Page 34: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/34.jpg)
18
Menurut Sartono Kartodirdjo dalam Atmandi (2000), mengemukakan
bahwa pembelajaran sejarah memiliki tujuan menanamkan kesadaran nasional.
Kesadaran nasional akan tumbuh melalui perkembangan politik nasional dengan
gerakan-gerakan partai-partai politik yang mempunyai tujuan nasional, memupuk
patriotisme dengan lambang-lambang nasional seperti bendera, lagu kebangsaan,
mata uang dan sebagainya. Sudah tentu sejarah nasional memiliki fungsi penting
dalam soal perkembangan identitas nasional (Atmadi, 2000 : 113).
Pembelajaran sejarah menyangkut ranah kognitif, afektif, psikomotorik
dan konatif. Dominasinya ada pada ranah pertama dan kedua. Pada saat sekarang
adanya kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
keterampialan. Semua kecerdasan itu mengalir dalam diri setiap orang normal
(Atmadi, 2000 : 97).
Penyediaan pengalaman belajar siswa perlu beragam dengan memberikan
kegiatan belajar yang melibatkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu dan
memanfaatkan berbagai potensi indera siswa, dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran sejarah. Dalam menyediakan pengalaman belajar yang beragam
tersebut kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan asumsi bahwa siswa selalu
berpikir mulai dari bawah. Kerucut pengalaman yakni katakan dan lakukan,
katakan lihat dan dengar, lihat, dengar dan baca (Wibowo, Mungin Eddy, 2004.
“Pengembangan Modal Pelayanan Implementasi Kurikulum 2004”. Makalah
Disajikan Pada Workshop Pengembangan Modal Pelayanan Implementasi
Kurikulum 2004 7-8 Desember 2004 di UNNES).
![Page 35: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/35.jpg)
19
Berikut ini adalah suatu bagan kerucut pengalaman belajar yang akan
memperjelas bahwa siswa yang hanya belajar dengan membawa akan lebih baik
hasil belajarnya dengan siswa yang melakukan dan mengkomunikasikan hasil
belajarnya.
Bagan 1
Kerucut Pengalaman Belajar
Sumber : Sheal, Peter (1989) how to Develop and Present Staff Training Courses, London : Kogan Page. Ltd
Dari bagan kerucut pengalaman belajar diatas, kita dapat melihat bahwa
kita belajar hanya 10 % dari apa yang kita baca, 20 % dari apa yang kita dengar,
30 % dari apa yang kita lihat, 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari
apa yang kita katakan dan 90 % dari apa yang kita katakan dan kita lakukan. Hal
ini menunjukkan bahwa jika kita menyampaikan materi kepada siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah, maka
siswa hanya mengingat 20 % dari apa yang kita ajarkan karena siswa hanya
mendengar. Tetapi bila guru menyuruh siswa untuk melakukan sesuatu yang
Dengar
Lihat
Lihat dan dengar
Katakan
Katakan dan lakukan
baca
Modus
Verbal
Visual
Berbuat
10 %
20 %
30 %
50 %
70 %
90 %
Yang kita ingat
![Page 36: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/36.jpg)
20
kemudian mengkomunikasikannya, maka siswa akan mengingat sebanyak 90 %
(Depdikbud Propinsi Jawa Tengah).
B. Teori Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi menurut Davidoff sebagaimana dikutip oleh Bimo
Walgito (2002 : 53) adalah stimulus yang diindera oleh individu dan
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari,
mengerti tentang apa yang diinderanya itu.
Bimo Walgito (2002 : 53) menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu
tidak berhenti sampai disitu saja melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat
susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis sehingga individu
menyadari apa yang ia dengar dan sebagainya.
Adapun menurut Dimyati (1990 : 41), mengemukakan bahwa persepsi
adalah penafsiran stimulus yang telah ada dalam otak. Sedangkan menurut
Jalaluddin Rahmat (2004 : 51) persepsi adalah pengalaman tentang obyek
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi berarti memberikan makna pada
stimulus inderawi (Sensory Stimulus).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, nampak jelas bahwa di dalam
pengertian persepsi mengandung muatan : (1) adanya proses penerimaan stimulus
![Page 37: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/37.jpg)
21
melalui alat indera, (2) adanya proses psikologis di dalam otak, (3) adanya
kesadaran dari apa yang telah diinderakan, (4) memberikan makna pada stimulus.
Dengan demikian pengertian persepsi dapat disimpulkan sebagai suatu
tanggapan atau penilaian terhadap suatu obyek tersebut, yang kemudian
dilanjutkan dengan proses psikologis di dalam otak, sehingga individu dapat
menyadari dan memberikan makna terhadap obyek yang telah diinderakan
tersebut.
Persepsi seseorang selalu didasarkan pada kejiwaan berdasarkan
rangsangan yang diterima oleh inderanya. Disamping itu persepsi juga didasarkan
pada pengalaman dan tujuan seseorang pada saat terjadi persepsi. Hal senada juga
dikatakan Jalaludin Rahmat (2004 : 52) yang mengemukakan bahwa persepsi
adalah suatu pengalaman tentang suatu obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Organisme dirangsang oleh suatu masukan tertentu (obyek dari luar peristiwa dan
lain-lain) dan organisme itu merespon dan menggabungkan masukan itu dengan
salah satu kategori obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa.
Obyek-obyek disekitar kita dapat ditangkap dengan indera dan
diproyeksikan pada bagian-bagian tertentu diotak sehingga tubuh dapat
mengamati obyek tersebut. Sebagian tingkah laku dan penyesuaian individu
ditentukan oleh persepsinya. Teori diatas diperjelas oleh Bimo Walgito (2002 :
87-88) yang mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses aktif dimana yang
memegang peran bukan hanya stimulus yang mengenai, tetapi juga individu
![Page 38: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/38.jpg)
22
sebagai kesatuan dengan pengalaman baik yang di dapat secara langsung maupun
melalui proses belajar.
Individu dalam melakukan pengalaman untuk mengartikan rangsangan
yang diterima, agar proses pengamatan tersebut terjadi maka perlu obyek yang
diamati, alat indera yang cukup baik dan perhatian. Itu semua merupakan langkah-
langkah sebagai suatu persiapan dalam pengamatan yang ditujukan dengan tahap
demi tahap, yaitu tahap pertama merupakan tanggapan yang dikenal sebagai
proses kealaman atau proses fisik, merupakan ditangkapnya stimulus dengan alat
indera manusia. Sedangkan tahap kedua adalah tahap yang dikenal orang dengan
proses fisiologi merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh
perseptor ke otak melalui syaraf-syaraf sensorik, dan tahap ketiga dikenal dengan
proses psikologi merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus
yang diterima oleh perseptor1.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Persepsi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yaitu perhatian,
karakteristik orang yang mempersepsi dan sifat stimuli yang dipersepsi (Mar’at,
1984 : 22-24) adapun uraian dari ketiga faktor itu adalah :
a. Faktor Perhatian
Perhatian adalah pemusatan indera kepada hal-hal tertentu yang terjadi
dalam pengalaman dan mengabaikan masalah-masalah lain. Perhatian menyaring
1 Orang yang membuat persepsi.
![Page 39: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/39.jpg)
23
atau menyeleksi informasi inderawi yang diterima. Dengan demikian yang
dipersepsikan bukan semua stimuli inderawi, namun yang menarik perhatian.
b. Faktor karakteristik yang dipersepsi
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli saja, melainkan
juga karakteristik orang yang menerima stimuli dan memberi respon stimuli
tersebut. Misalnya kebutuhan dan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor
personal.
c. Faktor sifat stimuli yang dipersepsi
Pengaruh terbentuknya persepsi selain perhatian dan karakteristik orang
yang mempersepsi juga berasal dari sifat stimuli semata-mata. Jadi sebagaimana
adanya stimuli yang diterima oleh indera manusia juga mempengaruhi
terbentuknya persepsi.
Persepsi adalah merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari
komponen kognisi, sedangkan komponen kognisi merupakan salah satu dari tiga
komponen sikap. Agar lebih jelas melihat hubungan antara persepsi dan sikap
dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
![Page 40: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/40.jpg)
24
Bagan 2
Hubungan antara persepsi dan sikap
(Mar’at, 1984 : 22-23)
Individu mengamati obyek psikologik dengan persepsinya sendiri.
Persepsi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar,
cakrawala dan pengetahuannya. Faktor pengalaman dan proses belajar memberi
Pengalaman Proses belajar (sosialisasi)
Cakrawala Pengetahuan
Persepsi
Kognisi
Afeksi
Konasi
Sikap
KEPRIBADIAN
Evaluasi
(senang/tidak senang)
Kecenderungan bertindak
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
Obyek Psikologik
![Page 41: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/41.jpg)
25
bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat, sedang cakrawala dan pengetahuan
memberi arti terhadap obyek psikologis. Melalui komponen kognisi akan timbul
ide, kemudian konsep apa yang dilihat. Melalui komponen afeksi memberi
evaluasi emosional terhadap obyek, komponen konasi menentukan kesiapan
jawaban berupa tindakan terhadap obyek. Atas dasar ini situasi yang semula tidak
seimbang menjadi seimbang kembali. Keseimbangan dalam situasi ini berarti
bahwa antara obyek yang dilihat sesuai dengan penghayatannya dimana unsur
nilai dan norma dirinya dapat menerima secara rasional dan emosional. Jika
situasi ini tidak tercapai, maka individu menolak dan reaksi yang timbul adalah
sikap apatis, acuh tak acuh, atau menentang sampai ekstrim memberontak.
Keseimbangan ini dapat kembali jika persepsi bisa diubah melalui komponen
kognisi.
Menurut Jalaludin Rahmat (2004 : 52) yang mengutip beberapa pendapat
para ahli antara lain David Krench dan Richard S. Crutchfield (1977) membagi
faktor-faktor yang menentukan persepsi menjadi dua yaitu :
a. Faktor Fungsional
Yang dimaksud faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari
kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut
sebagai faktor-faktor personal. Faktor personal yang menentukan persepsi adalah
obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
b. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor yang berasal semata-mata dari sifat.
Stimulus fisik efek-efek syaraf yang timbul pada sistem syaraf individu. Faktor
![Page 42: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/42.jpg)
26
struktural yang menentukan persepsi, menurut teori gestalt bila kita ingin
persepsikan sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Bila kita
ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang
terpisah, kita harus memandangnya dengan hubungan keseluruhan.
3. Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi
Bimo Wlgito (2002 : 54) mengemukakan beberapa syarat sebelum
individu mengadakan persepsi adalah :
a. Adanya Obyek (sasaran yang dituju)
Obyek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau
rangsangan yang mengenai alat indera. Obyek dalam hal ini adalah nilai-nilai
kepahlawanan Mohammad Hatta dalam proses belajar mengajar akan memberikan
stimulus yang akan ditanggapi oleh siswa.
b. Alat Indera atau Reseptor
Alat indera atau reseptor yang dimaksud adalah alat indera untuk
menerima stimulus kemudian diterima dan diteruskan oleh syaraf sensorik yang
selanjutnya akan disimpan dalam susunan syaraf pusat yaitu otak sebagai pusat
kesadaran.
c. Adanya Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Perhatian merupakan
![Page 43: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/43.jpg)
27
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu atau sekumpulan obyek.
Pada proses persepsi terdapat komponen-komponen dan kegiatan-kegiatan
kognisi dengan memberikan bentuk dan struktur bagi obyek yang ditangkap oleh
panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti
terhadap obyek yang ditangkap atau dipersepsikan individu, dan akhirnya konasi
individu akan berperan dalam menentukan terjadinya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap obyek yang ada.
Syarat individu untuk mempersepsi suatu obyek atau peristiwa adanya
obyek yang dijadikan sasaran pengamatan, dimana obyek tersebut harus benar-
benar diamati dengan seksama, dan untuk mengamati suatu obyek atau peristiwa
perlu adanya indera yang baik karena kalau tidak individu tersebut menjadi salah
mempersepsi. Demikian pula dalam mempersepsi penokohan Mohammad Hatta,
ia memerlukan pengamatan, pengenalan yang seksama melalui alat inderanya
terhadap obyek persepsi, sehingga dengan pengamatan dan pengenalan yang
mendalam dan seksama itulah diharapkan siswa akan mempersepsi obyek tersebut
dengan benar atau positif.
C. Pahlawan Nasional
1. Pengertian Pahlawan Nasional
Menurut Uka Tjandrasasmita (1991 : 19) dua buah perkataan “Pahlawan
Nasional” mengandung pengertian yang sangat luas jika ditinjau dari berbagai
aspeknya. Dalam bahasa jawa kuno dan terdapat pada kitab klasik antara lain
![Page 44: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/44.jpg)
28
kitab ramayana, baratayudha, negarakertagama dan sebagainya yang mungkin
perkataan pahlawan berasal dari kata “Phala” yang artinya buah atau hasil, upah.
Dengan demikian arti kata “Pahlawan” adalah orang yang telah mencapai hasil
atau upah dari kerja atau usahanya. Sesuai dengan tambahan sebutan atau gelar
nasional, maka pahlawan nasional berarti seseorang yang telah mencapai hasil
usahanya atau memetik buah dalam usahanya untuk kepentingan nasional atau
bangsanya. Dalam hal ini pengertian usaha tidaklah diartikan sempit, melainkan
usaha dalam arti luas untuk kepentingan bangsanya.
Menurut Pasal I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tanggal 14
November 1964 No. 23 tahun 1964 tentang penetapan penghargaan dan
pembinaan terhadap pahlawan seperti dikutip oleh Sagimun (1981 : 244)
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pahlawan adalah :
a. Warga Negara Indonesia yang tewas atau gugur atau meninggal dunia karena nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa.
b. Warga Negara Indonesia yang masih diridhoi dalam keadaan hidup setelah melakukan tindak kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa pengorbanannya dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa dan yang dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak atau perbuatan yang menyebabkan menjadi cacat nilai perjuangan karenanya.
Menurut Uka Tjandrasasmita dalam Sagimun (1985 : 20) usaha-usaha
seseorang atau beberapa orang sehingga layak mendapat julukan pahlawan
nasional dapat melalui berbagai kegiatan atau aspek menurut bidangnya masing-
masing. Munculnya pahlawan-pahlawan itu juga sesuai dengan situasi
peperangan, revolusi, ketidakstabilan masyarakat baik disebabkan oleh faktor
ekonomi, politik, kultural, sosial dan sebagainya. Karena itu dalam saat-saat kritis
![Page 45: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/45.jpg)
29
itulah lazimnya masyarakat atau bangsa nasibnya tergantung pada seseorang atau
beberapa orang pemimpin atau bukan, yang dengan cepat dapat menyelamatkan
masyarakat dan bangsa itu dari bahaya, ancaman dan kekacauan. Jelaslah bahwa
dalam tindakan-tindakan yang cepat dan tepat oleh seseorang atau beberapa orang
dalam usaha menyelamatkan situasi krisis yang menimpa masyarakat atau bangsa
itu tidak terlepas dari kepemimpinan atau leadership.
Dalam sejarah umat manusia baik dalam bentuk kelompok maupun bangsa
timbulnya pahlawan-pahlawan itu bukan hanya karena hasil-hasil perjuangan
yang bersifat fisik saja, misalnya seseorang pemimpin atau bukan menyelamatkan
rakyatnya dari bahaya peperangan saja, tetapi juga dapat timbul pahlawan-
pahlawan melalui usaha atau kegiatan dibidang pemikiran untuk mengadakan
perubahan besar yang dirasakan untuk kepentingan umum. Mohammad Hatta
adalah salah satu pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia, melalui usaha dan pemikirannya dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia kita dapat mengambil nilai-nilai kepahlawanan yang pantas kita
terapkan baik dimasa lampau, masa sekarang maupun masa yang akan datang.
2. Jenis-Jenis Pahlawan Nasional
Agar terdapat pegangan dan pedoman dalam penentuan seseorang menjadi
pahlawan nasional, maka oleh badan pembinaan pahlawan pusat telah disusun
rencana persyaratan atau kriteria pahlawan nasional, seperti yang dikutip oleh
Sagimun (1981 : 254) sebagai berikut :
a. Pahlawan adalah seseorang yang sudah wafat atau gugur.
![Page 46: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/46.jpg)
30
b. Pahlawan dibagi menurut bidang jasanya dan menurut periode atau masa
pengabdiannya.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan puncak tertinggi di dalam sejarah
Bangsa Indonesia. Dengan bertitik tolak pada proklamasi 17 Agustus 1945
sebagai puncak tertinggi sejarah Bangsa Indonesia, maka menurut periode atau
masa pengabdiannya jenis pahlawan ada :
a. Sebelum kemerdekaan
1. Pahlawan perjuangan kemerdekaan (sebelum tahun 1900)
2. Pahlawan pergerakan nasional (tahun 1900-1945)
b. Sejak berdirinya Republik Indonesia
1). Kriteria pahlawan perjuangan kemerdekaan (sebelum tahun 1900)
a. Pahlawan perjuangan kemerdekaan adalah seseorang yang sudah wafat atau
gugur dan sangat berjasa pada tanah air dan rakyat Indonesia.
b. Melakukan perjuangan bersenjata melawan penjajah demi kepentingan dan
didukung oleh rakyat.
c. Sikap dan sepak terjangnya dari awal sampai akhir menunjukkan garis lurus
yang konsekuen (tidak pernah menyimpang dari cita-cita perjuangan) yakni
menentang panjajah untuk kemerdekaan tanah air dan rakyat.
d. Perjuangan bersenjata yang dilakukan mempunyai suri tauladan bagi rakyat
Indonesia.
2). Kriteria pahlawan pergerakan nasional (1900-1945)
a. Man of action
![Page 47: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/47.jpg)
31
Pahlawan pergerakan nasional adalah seseorang yang sudah wafat atau
gugur dan sangat berjasa pada tanah air dan rakyat Indonesia. Dengan tindakan
nyata melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik menentang
penjajah untuk mencapai persatuan dan kemerdekaan nasional, rela berkorban dan
berani menanggung segala akibat dari cita-cita perjuangannya untuk mencapai
persatuan dan kemerdekaan nasional.
b. Man of through inspiration
Pahlawan pergerakan nasional dibidang ini adalah seseorang yang sudah
wafat atau gugur dan berjasa luar biasa kepada tanah air dan bangsa Indonesia
karena dengan hasil karya atau pemikirannya mendorong orang melakukan
perjuangan untuk menentang penjajah guna mencapai persatuan nasional dan
kemerdekaan.
3). Kriteria pahlawan kemerdekaan nasional Indonesia (sesudah proklamasi 17
Agustus 1945)
a. Man of action
Ialah orang-orang yang dengan tindakan-tindakan nyata sangat berjasa
kepada nusa dan bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
nasional sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.
b. Man of through inspiration
Ialah seseorang yang berjasa luar biasa kepada negara dan bangsa
Indonesia karena dengan hasil karya pemikirannya mempengaruhi banyak orang
sehingga orang itu begerak dalam rangka mencapai kemerdekaan nasional
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.
![Page 48: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/48.jpg)
32
Sebagai manumen “heroisme”2 hari pahlawan juga saat tepat untuk
mengenang keberanian dan pengorbanan para pahlawan pra dan pasca
kemerdekaan. Memang hanya sedikit pahlawan yang dikenang dari mereka yang
gugur sebagai pahlawan anonim. Namun darah mereka telah mambasahi ibu
pertiwi, menguatkan cita-cita kemerdekaan, mereka berjuang tanpa pamrih bagi
nusa dan bangsa.
Sesungguhnya perjuangan mereka belum selesai, mimpi pahlawan bukan
hanya merdeka tetapi Indonesia yang bermartabat. Hal ini dikemukakan oleh
Hatta, dalam mimbar Indonesia, 8 November 1952 (kompas, 9 Nopember 2002).
Hatta juga mengatakan untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat
dibutuhkan bekerja keras, membangun di segala bidang baik moril, materiil,
maupun intelektual, dengan kata lain heroisme yang dibutuhkan bukan lagi
pahlawan yang gugur, tetapi pahlawan yang masih hidup, pahlawan di segala
bidang. Merekalah yang akan mengangkat martabat bangsa dari yang terjajah
menjadi terhormat ditengah-tengah pergaulan internasional. Oleh karena itu
dibutuhkan semangat dan kerja keras untuk mengisi kemerdekaan, dedikasi
terbaik dari putra-putri bangsa untuk membebaskan dari belenggu kebodohan dan
kemiskinan.
Menurut Yonky Karman (Kompas, 9 Nopember 2002), sekarang didepan
kita problem nasional, yang dibutuhkan dedikasi terbaik dari putra-putri bangsa.
Dibutuhkan pahlawan-pahlawan yang tanpa pamrih, bukan pahlawan yang takut
kehilangan jabatan, pahlawan yang hanya mementingkan kelompok atau individu.
2 Keberanian dalam membela keadilan dan kebenaran ; Kepahlawanan. Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: 2005). hlm. 17.
![Page 49: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/49.jpg)
33
Dari berbagi uraian diatas secara singkat ciri-ciri orang-orang yang
memiliki sikap kepahlawanan dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Adanya rasa cinta tanah air.
b. Rela berkorban tanpa pamrih.
c. Cinta terhadap sesama.
d. Berani membela kebenaran dan keadilan
e. Suka belajar dan bekerja keras.
f. Pantang menyerah dalam menghadapi sesuatu.
g. Ulet dan bertanggung jawab.
h. Cinta alam ciptaan Tuhan dan seisinya.
i. Terbuka dalam menerima kritik dan saran.
j. Menatap masa depan dengan optimistis
Dalam kaitannya dengan persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta
sebagai pahlawan nasional, sikap kepahlawanan ini dapat diartikan bahwa dengan
mempersepsikan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional, siswa akan
terdorong untuk berbuat sesuatu yang mengandung nilai-nilai kepahlawanan.
Nilai-nilai atau sikap-sikap kepahlawanan yang diharapkan dimasa sekarang
seperti yang diutarakan oleh Yonky Karman (Kompas, 9 Nopember 2002) adalah
a. Cinta tanah air dan bangsa.
b. Berani membela kebernaran dan keadilan.
c. Memiliki dedikasi yang tinggi.
d. Suka belajar dan bekerja keras.
e. Menyayangi sesama.
![Page 50: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/50.jpg)
34
f. Cinta alam ciptaan tuhan dan seisinya.
g. Mempunyai cita-cita yang luhur.
h. Suka bermusyawarah.
i. Memandang hari depan dengan optimis.
j. Mendahulukan kepentingan umum.
D. Kerangka Berpikir
Persepsi adalah suatu proses pengalaman suatu obyek atau peristiwa
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang ditangkap oleh
panca indera. Jadi kita dapat mempersepsikan suatu kejadian bila kita melihat
obyek dengan alat indera kita atau dengan cara menyimpulkan informasi-
informasi dari orang lain tentang obyek tertentu kemudian kita dapat menafsirkan
obyek tersebut.
Dalam kegiatan belajar mengajar materi sejarah yang disampaikan oleh
guru dikelas merupakan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak atau dalam
tatanan ide/gagasan, untuk itu diperlukan guru sejarah yang profesional dimana
guru sejarah dituntut untuk menjabarkan konsep yang bersifat abstrak tersebut
menjadi sesuatu yang lebih nyata atau konkrit. Dengan demikian hubungan antara
bung Hatta dengan sejarah Indonesia terdapat hubungan timbal balik. Bung Hatta
dipengaruhi sejarah Indonesia, dan sebaliknya Hatta ikut menentukan
perkembangan sejarah Indonesia.
Ketika siswa ditanyakan oleh seorang guru, siapakah bung Hatta ? dengan
demikian perlu adanya pandangan siswa terhadap Mohammad Hatta yang
![Page 51: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/51.jpg)
35
dikaitkan dengan proses belajar mengajar sehingga tumbuh nilai-nilai
kepahlwanan. Dengan kata lain persepsi terhadap penokohan Mohammad Hatta
sebagai pahlawan nasional, kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Bagan 3
Kerangka Berpikir
Persepsi Nilai Kepahlawanan Positif Tidak tahu Negatif
PBM Moh. Hatta
![Page 52: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/52.jpg)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji tentang persepsi siswa
terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional adalah metode
kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Moleong, 2002 : 3).
Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan
beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan
secara langsung hakekat hubungan antara penelitian dan responden dan ketiga,
metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
(Moleong, 2002 : 5).
Terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka pendekatan penelitian
bertumpu pada pendekatan fenomenologis1, yakni usaha untuk memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi
tertentu (Moleong, 2002 : 9). Disini peneliti berusaha untuk masuk kedalam dunia
konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka mengerti
1 Hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: 2005). hlm. 315.
![Page 53: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/53.jpg)
37
apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan inilah diharapkan
bahwa persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara dapat dideskripsikan
secara lebih teliti dan mendalam.
Adapun desain penelitian adalah studi kasus, berdasar pada pertimbangan
bahwa tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus.
Studi kasus digunakan untuk keperluan penelitian, mencari kesimpulan dan
diharapkan dapat ditemukan pola, kecenderungan, arah dan lainnya yang dapat
digunakan untuk membuat perkiraan-perkiraan perkembangan masa depan
(Muhadjir, 1989 : 62)
Bentuk studi kasus dalam penelitian ini adalah Obsevasional Case Studies
dengan melakukan observasi terhadap pembelajaran di SMA Negeri 1 Pecangaan
Kabupaten Jepara. Obsevasional Case Studies memusatkan perhatian pada aspek
tertentu atau berbagai aspek dari suatu organisasi dengan menggunakan teknik
observasi partisipasi (Bogdan dan Biklen 1982 : 59).
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
lebih menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel atau keadaan. Kata-
kata yang tergambar dalam penelitian deskriptif bertolak pada penafsiran data
yang melalui suatu alur berpikir logis “tesa-antitesa dan sintesa”. Biklen (1982 :
38) menekankan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif selain mendiskripsikan
berbagai kasus yang sifatnya umum tentang berbagai fenomena sosial yang
![Page 54: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/54.jpg)
38
ditemukan, juga untuk mendeskripsikan hal-hal yang bersifat spesifik yang
disoroti dari sudut “mengapa” dan “bagaimana”an-nya tentang sesuatu yang
terjadi.
B. Fokus Penelitian
Fokus adalah masalah yang ditiliti dalam penelitian. Pada dasarnya fokus
merupakan pembatasan masalah yang terjadi obyek penelitian. Sesuai dengan
perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta
sebagai pahlawan nasional. Sebelum mengenal dan mempersepsikan sosok
Mohammad Hatta, siswa terlebih dahulu menerima pokok bahasan tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan. Dengan
demikian siswa mampu mempersepsikan tokoh tersebut.
Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui sosok
Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional adalah:
1. Proses belajar mengajar pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia
dan upaya menegakkan kedaulatan.
2. Sejarah Mohammad Hatta.
Penelitian ini dilakukan di Jepara, tepatnya di SMA Negeri I Pecangaan
Kabupaten Jepara yang merupakan salah satu SMA terfavorit dikota Jepara.
Dengan letak yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Jepara tepatnya 14 km dan 2
km dari pusat Kecamatan Pecangaan yang tiap tahunnya meluluskan siswa siswi
![Page 55: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/55.jpg)
39
yang berkompeten, maka SMA tersebut menurut peneliti memenuhi syarat untuk
dilaksanakan penelitian.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
merupakan data tambahan seperti dokumen dan lainnya (Moleong, 2002 : 112).
Dengan demikian, sumber data penelitian yang bersifat kualitatif ini adalah
sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Sumber Data Primer adalah Sumber data yang diperoleh secara langsung
melalui wawancara dengan responden atau informan lapangan yang berkaitan
dengan penelitian ini yakni siswa SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara
terutama kelas XI pada pokok bahasan sejarah pergerakan nasional.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumbernya yaitu buku-buku, makalah-makalah penelitian, dokumen dan
sumber lain yang relevan. Data sekunder yang telah peneliti gunakan berupa
dokumen sekolah berkenaan dengan profil dari SMA Negeri Pecangan Kabupaten
Jepara.
D. Teknik Sampling
Teknik Sampling disini adalah cara untuk mengambil sampel penelitian
yaitu menentukan informan yang dianggap mampu menjawab dan memecahkan
![Page 56: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/56.jpg)
40
permasalahan yang peneliti diajukan. Tujuan dari sampling ini adalah untuk
merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik dan guna
menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang
muncul.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, maka
sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposive sample yakni
menurut sampel yang dihubungi dengan ketentuan tertentu yang diterapkan
berdasarkan penelitian. Dengan kata lain pengumpulan data dimulai dari beberapa
orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota sampel, mereka kemudian
menjadikan sumber informasi mengenai orang lain yang juga dapat dijadikan
anggota sampel. Orang-orang yang ditentukan ini kemudian dijadikan anggota
sampel dan selanjutnya diminta menunjukan orang lain yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan sampel. Demikian seterusnya sampel jumlah anggota yang
diinginkan terpenuhi.
Teknik sampel bertujuan ini, peneliti gunakan dengan pertimbangan
adanya karakteristik dalam suatu populasi. Karakteristik yang dimaksud disini
adalah memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel yakni siswa yang berkompeten
dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan pada saat ini.
Berkaitan dengan itu, maka ditetapkan siswa yang memenuhi kriteria
sebagai informan dalam peneliti ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri I
Pecangaan yang sedang mendapatkan materi tentang pokok bahasan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan yang di dalamnya
terdapat peran tokoh nasional yaitu Mohammad Hatta.
![Page 57: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/57.jpg)
41
Tabel. I Matriks Pengambilan sampel
No. Kelas
Jumlah
Populasi Sampel Keterangan
1. 2. 3.
XI. IA. 1 XI. IA. 2 XI. IA. 3
44 14 44 14 42 14
Jumlah 130 42 Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif prosentase,
dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah Responden yang menjawab
Jumlah Responden X Jumlah item pertanyaan
E. Teknik Pengumpulan Data
Karakteristik utama dalam penelitian kualitatif adalah sumber daya yang
diperoleh dari lapangan (natural setting) sudah tentu data yang diperoleh dari
lapangan harus lengkap, sehingga peneliti dalam waktu yang cukup lama berada
dilapangan guna memperoleh gambaran proses yang komprehensif dan
menyeluruh. Dengan kata lain peneliti berusaha melakukan pengamatan tentang
proses belajar mengajar sejarah yang dilakukan oleh guru dan siswa yang
berkompeten untuk menjawab semua pernyataan yang diajukan peneliti. Untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
beberapa metode yaitu :
1. Observasi langsung.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi langsung di SMA
Negeri I Pecangaan Kabupaten Jepara dengan menekankan fokus dari observasi
terlebih dahulu yaitu keadaan fisik di SMA Negeri I Pecangaan dengan
X 100%
![Page 58: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/58.jpg)
42
menentukan sarana dan prasanana, media dan alat pembelajaran serta
pembelajaran sejarah dengan sistem KBK.
Berkaitan dengan observasi ini, peneliti telah menetapkan aspek-aspek
tingkah laku yang hendak diobservasi yang kemudian peneliti rinci dalam bentuk
pedoman agar lebih memudahkan peneliti dalam pengisian observasi. Namun
demikian tidak menutup kemungkinan bagi peneliti untuk mencatat hal-hal yang
belum dirumuskan dalam instrumen observasi.
2. Wawancara
Wawancara menurut Sudijono (2000 : 82) adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara
sepihak, berhadapan muka dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Untuk
menjaga kredibilitas hasil wawancara perlu adanya pencatatan data peneliti
lakukan dengan menyiapkan tape- recorder2 yang berfungsi untuk merekam hasil
wawancara.
Wawancara ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang proses
pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Pecangaan khususnya kelas XI serta
persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional sehingga
dapat diambil nilai-nilai kepahlawanan yang diterapkan dan di junjung tinggi oleh
Mohammad Hatta.
Wawancara atau interview ini bersifat open ended artinya bahwa
wawancara dimana jawabanya tidak terbatas pada satu tanggapan saja, sehingga
peneliti dapat bertanya kepada informan tidak hanya tentang hakekat suatu
2 Alat perekam suara.
![Page 59: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/59.jpg)
43
peristiwa melainkan juga akan bertanya mengenai pendapat responden mengenai
peristiwa tersebut. Disamping itu, terkadang peneliti juga akan meminta informan
untuk mengemukakan pengertiannya sendiri tentang suatu peristiwa yang
kemudian dapat dipakai sebagai suatu batu loncatan untuk mendapat keterangan
lebih lanjut.
Wawancara dilakukan kepada informan yang benar-benar dapat
memberikan keterangan-keterangan tentang persoalan dan dapat mambantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam wawancara ini, timbul masalah-masalah seperti
ingatan responden yang tidak sempurna, analisis responden yang tidak cermat dan
sebagainya. Sehingga dalam hal ini peneliti juga akan memadukan sumber bukti
dari wawancara ini dengan informasi-informasi lainnya yang memadai.
Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terstruktur yakni
wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pernyataan-
pernyataan yang akan diajukan (Moleong 2002 : 138). Dengan demikian, sebelum
wawancara dengan informan tersebut dilakukan, peneliti telah menyiapkan
instrumen wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
proses belajar mengajar sejarah dan persepsi terhadap penokohan Mohammad
Hatta sebagai pahlawan nasional.
Kredibilitas hasil wawancara, untuk menjaganya perlu adanya pencatatan
data yang peneliti lakukan dengan menyiapkan tape-recorder yang berfungsi
untuk merekam hasil wawancara. Mengingat bahwa tidak setiap informan suka
dengan adanya alat tersebut karena merasa tidak bebas ketika diwawancarai, maka
![Page 60: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/60.jpg)
44
peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada informan dengan menggunakan tape-
recorder tersebut. Disamping menggunakan tape recorder, peneliti juga
membuat catatan-catatan yang berguna untuk membantu peneliti dalam
merencanakan pertanyaan berikutnya dan juga meminta peneliti untuk mencari
pokok-pokok penting dalam pita suara sehingga mempermudah analisa.
Meskipun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan merupakan
sumber sekunder, jelas hal ini tidak bisa diabaikan oleh peneliti. Dengan demikian
peneliti tetap menggunakan data tambahan yang berasal dari sumber tertulis
melalui dokumen resmi, makalah-makalah penelitian dan buku-buku yang relevan
dengan penelitian ini. Studi dokumen resmi yang dilakukan adalah
mengumpulkan data melalui pencatatan atau data-data tertulis mengenai keadaan
SMA yang diteliti yakni SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara.
Data tambahan lainnya adalah diperoleh dari foto, baik itu foto tentang
orang dan latar penelitian. Dengan foto ini diharapkan kredibilitas penelitian ini
dapat dipertanggung jawabkan karena telah sifat-sifatnya khas dari kasus yang
diteliti dengan menggunakan foto.
F. Keabsahan Data
Keabsahan data tidak dapat dilepaskan dari penelitian kualitatif karena
terkait dengan derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang dilakukan. Hasil
penelitian dikatakan valid dan reliabel apabila dilaksanakan pemeriksaan terhadap
keabsahan data secara cermat dan menggunakan teknik yang tepat.
![Page 61: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/61.jpg)
45
Peneliti menggunakan teknik triangulasi guna memeriksa keabsahan data
dalam penelitian ini. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzim (1978)
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori (Moleong, 2002 :
178). Dari keempat triangulasi ini yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Triangulasi sumber adalah teknik pengujian dengan cara membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada
waktu alat yang beda. Pengujian data dengan teknik triangulasi sumber ini
ditempuh melalui usaha-usaha sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil
wawancara tentang persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta
sebagai pahlawan nasional.
2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain. Dalam hal ini mengkroscek kepada guru yang
bersangkutan yaitu Mahasin Darmawan, S.Pd dan Drs. Cahyo Purnomo selaku
guru yang mengampu mata pelajaran sejarah kelas XI SMA Negeri
Pecangaan.
Triangulasi metode, digunakan peneliti untuk pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Untuk itu semua
informan yang di wawancarai tiap-tiap informan berbeda, dengan item pertanyaan
![Page 62: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/62.jpg)
46
yang sama. Dengan demikian akan diperoleh data yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasi data di lapangan.
G. Metode Analisa Data
Menurut Bogdan dan Taylor, analisa data adalah proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis atau ide
seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan
pada tema dan hipotesis itu (Moleong, 2002 : 103).
Analisis data dilakukan dengan mengkaji makna yang terkandung di
dalamnya. Kategori data, kriteria untuk setiap kategori, analisis hubungan antar
kategori, dilakukan peneliti sebelum membuat interpretasi. Peranan statistik tidak
diperlukan karena ketajaman analisis penelitian terhadap makna dan konsep dari
data cukup sebagai dasar dalam menyusun temuan penelitian, karena dalam
penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif artinya data yang di analisa dalam
bentuk deskriptif fenomena, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan
antar variabel.
Menurut Miles dan Huberman (1992 : 159), ada dua jenis analisa data
yaitu:
1. Analisa Mengalir/Flow analysis models
Dimana dalam analisis mengalir, tiga komponen analisis yakni reduksi
data, sajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan secara mengalir
dengan proses pengumpulan data dan saling bersamaan.
2. Analisis Interaksi/Interactive analysis models
![Page 63: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/63.jpg)
47
Dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka tiga komponen
analisis (reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi) berinteraksi.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis
kedua yakni model analisis interaksi atau interactive analysis models dengan
langkah-langkah yang tempuh adalah sebagai berikut.
1. Pengumpulan data
Penelitian mencari data melalui wawancara, observasi langsung,
dokumentasi di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara, kemudian
melaksanakan pencatatan data.
2. Reduksi data
Setelah data tersebut terkumpul dan tercatat semua, selanjutnya direduksi
yaitu menggolongkan, mengartikan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan sehingga nantinya mudah dilakukan penarikan kesimpulan.
Jika yang diperoleh kurang lengkap maka peneliti mencari kembali data yang
diperlukan dilapangan.
3. Penyajian data
Data yang telah direduksi tersebut merupakan sekumpulan informasi yang
kemudian disusun atau diajukan sehingga memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan atau verifkasi ini, didasarkan pada
![Page 64: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/64.jpg)
48
reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam
penelitian ini.
Secara sistematis, langkah-langkah analisis interaksi diatur dapat
digambarkan dalam skema :
Bagan 4
Model Analisis Interaksi
(Miles dan Huberman, 1992 : 20)
Dalam pandangan ini ada tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan
pengunpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus
siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data,
selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi selama sisa waktu penelitiannya. Pengkodean
data, misalnya (reduksi data), menjurus ke arah gagasan-gagasan baru guna di
masukkan ke dalam suatu matriks (penyajian data). Pencatatan data
mempersyaratkan reduksi data selanjutnya.
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan simpulsn/ verifikasi
![Page 65: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/65.jpg)
49
Dalam pengertian ini, analisis data kualitatif merupakan upaya yang
berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi, data penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Namun dua hal
lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan.
H. Prosedur Penelitian
Untuk memberikan gambaran mengenai prosedur dan penelitian ini,
berikut akan diuraikan setiap pentahapannya:
1. Tahap orientasi
Tahap ini dilakukan sebelum merumuskan masalah secara umum. Dalam
tahap ini peneliti belum menentukan fokus dari penelitian ini, peneliti hanya
berbekal dari pemikiran tentang kemungkinan adanya masalah yang layak
diungkapkan dalam penelitian ini. Perkiraan itu muncul dari hasil membaca
berbagai sumber tertulis dan juga hasil konsultasi kepada yang berkompeten,
dalam hal ini yakni dosen pembimbing skripsi I dan pembimbing skripsi II.
2. Tahap eksplorasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data, guna mempertajam
masalah, dan untuk dianalisis dalam rangka memecahkan masalah atau
merumuskan kesimpulan atau menyusun teori. Disamping itu, pada tahap ini pun
peneliti juga telah melakukan penafsiran data untuk mengetahui maknanya dalam
konteks keseluruhan masalah sesuai dengan situasi alami, terutama menurut sudut
pandang sumber datanya.
![Page 66: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/66.jpg)
50
3. Tahap pengecekan kebenaran hasil penelitian
Hasil penelitian yang sudah tersusun ataupun yang belum tersusun sebagai
laporan dan bahkan penafsiran data, perlu dicek kebenarannya sehingga ketika di
distribusikan tidak terdapat keragu-raguan. Pengecekan tersebut peneliti lakukan
dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode.
![Page 67: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/67.jpg)
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan studi dokumentasi
resmi dari pihak sekolah, diperoleh mengenai profil dari SMA yang diteliti yakni
SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara.
SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara terletak di Jl. Raya Pecangaan-
Jepara dengan kode pos 59462. SMA Negeri 1 Pecangaan didirikan pada tahun
1984 dan mengalami perubahan pada tahun yang sama. Jarak ke pusat kecamatan
sejauh 2 km dan jarak ke pusat otoda 14 km. Kepala SMA Negeri 1 Pecangaan
sampai sekarang Drs. Waluyo M.M dengan staff mengajar atau guru sejarah
sebanyak 2 orang yaitu Drs. Cahyo Purnomo yang merupakan Guru tetap dan
Mahasin Darmawan, S.Pd yang masih dalam status guru tidak tetap.
SMA Negeri 1 Pecangaan memiliki Visi yaitu sekolah unggulan dengan
outcome tinggi berwawasan IPTEK, IMTAQ, santun dalam berbudi pekerti dan
berbahasa. Sedangkan Misinya meningkatkan perestasi siswa baik akademik
maupun non akademik dengan menekankan pada pengetahuan, keterampilan dan
sikap, dengan motto kedisiplinan kunci keberhasilan.
Tahun ajaran 2006/2007 SMA Negeri 1 Pecangaan memiliki 21 kelas
dengan perincian 7 kelas tiap-tiap angkatan. Untuk siswa kelas XI jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 287 orang yang terbagi dalam 3 jurusan masing-
![Page 68: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/68.jpg)
52
masing 130 orang untuk jurusan IPA, 129 untuk jurusan IPS dan 28 untuk jurusan
bahasa.
B. Sejarah Mohammad Hatta
1. Masa Kecil dan Pendidikan Hatta
Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902.
Ayah Hatta bernama Haji Mohammad Djamil, beliau meninggal pada saat
Mohammad Hatta dalam usia 8 (delapan) bulan. Setelah ayahnya meninggal
Mohammad Hatta diasuh oleh pamannya yaitu Syaikh Arsyad seorang ulama Batu
Kampar. Pengaruh pamannya tercermin pada sikap hidup Hatta yang taat dalam
menjalankan ibadah.
Bung Hatta masuk sekolah rakyat Bukittinggi hanya dua tahun, kemudian
pindah ke ELS1 di Padang pada tahun 1913 dan tamat pada tahun 1917. Setamat
dari ELS ia melanjutkan studinya dengan masuk MULO2 (Meer Uitgrebeid Lager
Onderwijs) dan lulus tahun 1919. Kemudian pendidikannya dilanjutkan ke
Batavia (Jakarta) dan masuk Prins Hendrik school (PHS)3 lulus tahun 1921
(Wawan, 2001 : 5). Di masa mengenyam pendidikan di MULO dan PHS, Hatta
memang sudah mendapat percikan-percikan pemikiran yang berkaitan dengan
permasalahan kolonial. Kendatipun sumber pemikiran yang ia terima bukan hanya
dari sekolah melainkan juga dari orang-orang yang pernah dikenalnya.
1 Europese Lagere School (setingkat sekolah dasar untuk orang-orang kulit putih). 2 Meer Uitgrebeid Lager Onderwijs (setingkat sekolah menengah pertama) lama belajarnya tiga tahun. 3 Prins Hendrik school (sekolah dagang Prins Hendrik) lama belajarnya tiga tahun.
![Page 69: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/69.jpg)
53
Ketika belajar di MULO beliau mulai aktif dalam organisasi antara lain JSB
(Jong Sumatranen Bond) perkumpulan pemuda Sumatera. Dalam organisasi JSB
mula-mula ia menjadi bendahara, setahun kemudian menjadi sekretaris
merangkap bendahara cabang Padang, berarti ia telah menempatkan dirinya
diantara kawan-kawannya sebagai seorang yang dipercaya, baik dalam memegang
urusan keuangan dalam memutar roda organisasi.
Kesadaran Hatta bermasyarakat berkembang secara positif dan ia mulai
menyadari tentang ketidakadilan yang dialami oleh pamannya yaitu Rais yang
ditangkap oleh pemerintah karena mengkritik seorang pejabat Belanda yang
melakukan perbuatan tidak senonoh. Kesadaran politik dalam diri Hatta mulai
berkembang setelah ia bersekolah di MULO. Ia selalu menghadiri ceramah-
ceramah politik yang diadakan oleh tokoh-tokoh lokal (seperti Sutan Said Ali dan
Abdoel Moeis).
Pengenalan politik diperoleh Hatta dari pergaulannya dengan para aktivis
Serikat Usaha dari Taher Marah Sutan, sekretaris Sarekat Usaha. Seusai
menamatkan studinya di MULO Padang, Hatta melanjutkan di Prins Hendrik
School (Sekolah Dagang Prins Hendrik) di Jakarta. Di Sarekat Usaha Mohammad
Hatta juga memperoleh kesempatan untuk membaca berbagai koran, dan ia mulai
mengenal tulisan Tjokroaminoto, Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Hatta mengakui sangat kagum dengan pemikiran Haji Agus Salim dan
menyatakan sangat mempengaruhi dirinya. Hatta mengakui bahwa waktu ia masih
belum mengerti politik dan baru memperhatikan ketika sedang belajar di
Nederland dan menempuh haluan itu yang disebut non-kooperatif. Padahal Haji
![Page 70: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/70.jpg)
54
Agus Salim sendiri merubah pendiriannya dengan keluar dari Volksraad dan
menjadi penganjur politik non-kooperatif4 yang terkemuka di Indonesia (Hatta,
1979 : 53).
Semasa sedang studi di PHS percikan pemikiran dari berbagai tokoh terus
mengalir kepada diri Hatta. Seperti yang terjadi ketika ia berkenalan dengan
Abdul Muis. Dari Abdul Muis inilah ia memulai memahami persoalan tanah
airnya yang sedang dihisap oleh penjajah. Selain itu pertemuannya dengan Abdul
Muis yang terjadi sekitar pertengahan Maret 1920, Hatta mendapat keterangan
tentang adanya “Janji November”5. Belanda menjajikan sebuah perubahan yang
sesuai dengan perkembangan jaman (Hatta, 1979 : 88-90).
Semasa di PHS pula, Hatta dikenal sebagai sosok pelajar yang pintar dan
gemar membaca. Dari membaca inilah ia melanjutkan dengan diskusi dengan
rekan, maupun orang yang paham dan menguasainya. Seperti yang pernah beliau
ungkapkan di memoirnya, bahwa ia memiliki pengetahuan tentang sosialisme
berasal dari buku De Socialisten yang berisi enam jilid dari pemberian pamannya.
Pengetahuan Hatta tentang sosialisme juga di dapat dari pembicaraannya
dengan Haji Agus Salim yang terjadi pada pertengahan 1920. Ia mendapat
penjelasan mengenai sosialisme Islam (Hatta, 1979 :87). Penjelasan dari Haji
Agus Salim mengenai sosialisme tersebut memperkuat dalam jiwa Hatta dan
dipelajarinya untuk diterapkan pada masyarakat tentunya dipadukan dengan nilai-
4 Suatu strategi yang bergantung pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Wawan. Pertentangan Sukarno VS Hatta. (Jakarta: 2003). hlm. 25. 5 Janji November 1918, tentang pidato Gubernur Jenderal Limburg Stirum tanggal 18 November 1918 di depan sidang Volksraad untuk memberikan hak otonomi kepada Indonesia secara berangsur-angsur. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 6.(Jakarta: 1989). hlm. 363.
![Page 71: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/71.jpg)
55
nilai islam sehingga dalam pemikirannya mengenai sosialisme kental dengan
unsur religius.
Pribadi Mohammad Hatta tampaknya terus berkembang, ia bagai menanti
tugas-tugas besar yang tambah intensif, tapi akhirnya Mohammad Hatta cepat
matang dalam politik, tapi bukan disebabkan oleh pengaruh barat, tapi matangnya
politik disebabkan dari masyarakat kolonial sendiri.
Menurut Hatta dalam masyarakat kolonial politik yang dijalankan oleh pihak
terjajah lebih merupakan propaganda bagi cara-cara kemerdekaan, melarang
pemuda-pemuda Indonesia berpolitik. Mereka juga mengenal pertentangan ras
serta pertentangan dalam masyarakat kolonial antara kulit putih dan sawo matang,
antara penjajah dan terjajah. Oleh karena itu pengalaman sendirilah yang memberi
bentuk dan mengisi pribadi pemuda Indonesia.
2. Pengalaman Organisasi Sosial Politik Hatta
Seperti yang sudah diuraikan, Hatta mulai mengenal dan terjun di dalam
kegiatan organisasi sejak masih sekolah di MULO, yakni menjadi anggota JSB
(Jong Sumateranen Bond) sebuah organisasi kepemudaan yang berlatar belakang
daerah. Di organisasi inilah Hatta banyak mendapat pengaruh pemikiran dari
orang-orang disekelilingnya. Seperti pemikiran tentang keorganisasian dan etos
kerja dai Taher Marah Sutan, sekretaris Sarekat Usaha. Dalam membina dan
mengelola JSB, Hatta menerapkan mengenai konsep pentingnya pendidikan
politik bagi bangsa Indonesia dari pada bentuk gerakan massal yang tergantung
![Page 72: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/72.jpg)
56
pada seseorang tokoh, dan pemikiran tersebut ia lontarkan pula pada waktu
menjadi annggota partai Perhimpunan Indonesia (PI).
Ketika sedang mengenyam pendidikan di Jakarta (PHS). Hatta kemudian
ditunjuk menjadi bendahara di cabang pusat JSB, dan disinilah ia memiliki akses
langsung kepada pemimpin Sarekat Islam asal Minangkabau, seperti Abdul Muis
dan Haji Agus Salim yang pernah ia kagumi tatkala masih di Padang (Wawan,
2001 : 5). Ia juga sering berdiskusi dengan siswa sekolah kedokteran STOVIA
tentang hal-hal yang bersangkutan dengan kedudukan bangsa dan kemerdekaan.
Hatta telah mengenal kenyataan pahit ketika ia melihat dengan mata kepala
sendiri nasib dan penderitaan bangsanya. Oleh sebab itu, dalam program hampir
semua organisasi pemuda yang ia masuki di Indonesia dan di barat mengacu pada
perjuangan mengangkat derajat bangsa. Apa yang dilakukan Hatta sebenarnya
sama dengan apa yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan lainnya di
Indonesia (Deliar, 2001 : 118).
Dengan bekal pengalaman di JSB dan melalui penglihatan sendiri tatkala di
negeri Belanda, Hatta membekali diri dengan berbagai teori, panajaman
pandangan dan peneguhan pendirian, hal itu dilakukan baik di sekolah maupun di
organisasi (Deliar, 2001 : 119).
Aktivitas Hatta ketika baru beberapa hari di Belanda sudah terpengaruhi
oleh “propaganda”6 Nazir Simanjutak untuk masuk di Indische Vereeniging, dan
langsung menerima anjuran Nazir agar berkenalan dengan teman-teman di
6 Penerangan (paham, pendapat, dsb) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap atau arah tindakan tertentu. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 6.(Jakarta: 1989). hlm. 363.
![Page 73: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/73.jpg)
57
Leiden. Ia menolak tawaran menjadi pengurus Indische Vereeniging ketika terjadi
pergantian pengurus. Namun pada perkembangan selanjutnya terutama di
penghujung tahun 1925 Hatta seperti dibawa takdir untuk memusatkan tenaga dan
pikirannya dikancah politik.
Ketika di PI (Indische Vereeniging resmi menjadi PI)7 inilah Hatta menjadi
bendahara bahkan menjadi ketua di tahun 1956. pemikiran maupun aktivitas
politiknya telah digunakan untuk mencapai sebuah kemerdekaan Indonesia kelak
dikemudian hari. Hatta dikenal sebagai seorang sosialis, layaknya gaya pemikiran
barat. Pandangan sosialis yang melekat pada Hatta memang diakui sangat
dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh sosialis Belanda. Namun
karena Hatta merupakan seorang yang religius, pemikiran sosialisnya kental
dengan unsur religius yang ia peroleh dari kedekatannya dengan Haji Agus Salim
terutama pengetahuan tentang hakekat sosialisme menurut Islam.
Hatta dikenal sebagai seorang demokrat yang memperjuangkan rakyat
secara serius, meskipun masih berada diluar negeri. Melalui tulisan-tulisan,
brosur, dan artikel-artikelnya ia menunjukkan kepada dunia luar adanya
perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Percikan pemikiran tersebut kemudian ia
tuangkan dalam artikelnya kearah “ Indonesia Merdeka” tahun 1932. Menurutnya
rakyat adalah jiwa dan bangsa, hidup matinya bangsa, maju mundurnya bangsa
tergantung pada semangat rakyat. Sehingga rakyat perlu dijelmakan kepada
badan-badan perwakilan yang memiliki anggota pemerintah atas kemauan rakyat.
7 Organisasi yang berdiri pada tahun 1908, kemudian berubah menjadi “Indonisische Vereniging” pada tahun 1922 dan pada Januari 1924 diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Wawan. Pertentangan Sukarno VS Hatta. (Jakarta: 2003). hlm. 13.
![Page 74: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/74.jpg)
58
Dari pengalamannya di PI inilah Hatta telah banyak mendapatkan percikan
pemikiran yang pada akhirnya mengkristalkan pemikiran Bung Hatta mengenai
bentuk negara Indonesia setelah mencapai kemerdekaan. Menurutnya tidak ada
sistem lain yang terbaik selain sistem demokrasi dalam bentuk koperasi.
Ketika di PI pulalah Hatta terkenal sebagai seorang tokoh yang
menggunakan taktik non-kooperatif. Pemikiran dan taktik ini dipengaruhi oleh
tindakan dan sikap Haji Agus Salim sewaktu di Volksraad8. Strategi non-
kooperasi yang dilakukan Hatta didasari oleh pandangan bahwa Belanda tidak
akan memberikan kemerdekaan karena Indonesia merupakan sumber ekonomi
yang vital bagi Belanda. Karena itu jalan terbaik untuk mencapai kemerdekaan
adalah melakukan strategi non-kooperasi, suatu strategi yang tergantung pada
kemampuan dan kekuatan sendiri (Wawan, 2001 : 25). Dasar pandangan tersebut
sesuai dengan apa yang pernah Hatta ketahui mengenai sikap Belanda dengan
adanya “Janji November” dari Abdul Muis, yang pada akhirnya hanya isapan
jempol, karena Belanda tidak bisa memenuhinya.
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1932, Hatta melanjutkan aktivitas
politiknya dengan memasuki PNI Baru (Pendidikan Nasional Indonesia) yang
merupakan partai dari akibat pecahnya PNI pimpinan Soekarno. PNI Baru ini juga
berhaluan non-kooperatif dan menerbitkan majalah “Daulat Rakyat”9. Untuk
memperkuat partai ini Hatta dan Sjahrir memberi kesepakatan, bahwa Sjahrir
kembali ke Indonesia dan memimpin PNI Baru (Ensiklopedia : 364).
8 Dewan Rakyat yang dibentuk oleh pemerintah Belanda. 9 Nama majalah yang dikeluarkan PNI Baru dalam mempertahankan azas kerakyatan dalam segala susunan politik, perekonomian dan pergaulan sosial. Anhar Gonggong. Beralternatif di Tengah Krisis : Mengikuti Cara Baik Bung Hatta. (Yogyakarta: 2002). hlm. 17.
![Page 75: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/75.jpg)
59
Hatta meletakkan dasar perjuangan bagi PNI Baru, yakni mendidik rakyat
dalam hal-hal politik, ekonomi, dan sosial dengan memperhatikan azas-azas
kedaulatan rakyat. Melalui pendidikan politik tersebut, Hatta berharap agar
kesadaran rakyat akan hak dan harga diri mereka semakin kuat, juga agar
pengetahuan politik, ekonomi dan pemerintahan mereka bertambah luas.
Pendidikan ekonomi dimaksudkan untuk menumbuhkan tata ekonomi yang
berdasarkan cita-cita kolektivitas (koperasi) dan mengembangkan serikat sekerja.
Sasaran yang hendak dicapai dengan pendidikan sosial adalah mempertinggi
kesejahteraan rakyat dan menunjukkan cara-cara mengatasi hal-hal yang dapat
merusak sendi penghidupan nasional. Pendidikan itu dilakukan dengan cara
mengadakan kursus-kursus, rapat-rapat anggota atau tulisan-tulisan dalam majalah
bahlan PNI Baru mengeluarkan sebuah brosur “Ke arah Indonesia merdeka”
(KIM).
3. Masa Menjelang Kemerdekaan Indonesia
Di masa pendudukan Jepang, politik represif yang dijalankan pemerintahan
Hindia Belanda dalam tahun 1930-an menyebabkan partai-partai berhaluan politik
apa pun hampir tidak dapat bergerak. Bayangan akan timbulnya pemberontakan
selalu menghantui pemerintah. Pada tanggal 31 Juli 1933 Sukarno ditangkap,
Hatta ditangkap pada tanggal 25 Februari 1934, demikian halnya Sjahrir dan
beberapa tokoh PNI Baru lainnya. Setelah mendekam di penjara selama hampir
satu tahun, pada awal Januari 1935 mereka dibuang ke Digul, pedalaman Irian
Jaya. Pembuangan Hatta dan Sjahrir ke Digul dikecam oleh Menteri jajahan
![Page 76: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/76.jpg)
60
Colijn, sehingga dalam bulan November 1935 kedua pemimpin Indonesia tersebut
dipindahkan ke Banda Neira yang kondisinya lebih baik daripada Digul. Pada
bulan Februari 1942, kurang lebih satu bulan sebelum pemerintah Hindia Belanda
menyerah kepada Jepang. Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Sukabumi, Jawa
Barat. Mereka akhirnya dibebaskan setelah Jepang berkuasa.
Walaupun membenci fasisme10, Hatta tidak mungkin menolak sama sekali
tawaran Jepang. Maka seperti halnya Sukarno, Hatta selama pendudukan Jepang
memilih untuk tampil secara terbuka. Tetapi Hatta menolak untuk bekerja sebagai
penasihat pemerintah. Dalam kedudukan kini ia berusaha mencegah berlakunya
peraturan-peraturan yang memberatkan rakyat atau tindakan-tindakan yang dapat
melukai perasaan rakyat, baik yang bersifat agama maupun norma-norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat (Hatta, 1979 : 65).
Pada tahun 1943 Hatta diangkat menjadi salah seorang pimpinan Pusat
Tenaga Rakyat (Putera) disamping Sukarno, Ki Hajar Dewantoro, dan Kiai Mas
Mansur. Bersama para pemimpin lainnya itu, dengan cara yang tidak mungkin
menimbulkan kecurigaan pihak Jepang, Hatta memanfaatkan sebaik-baiknya
badan yang oleh Jepang dibentuk untuk kepentingan perangnya tersebut.
Situasi perang yang tidak menguntungkan memaksa pemerintahan Jepang
memberikan konsensi kepada daerah taklukannya termasuk Indonesia. Pada
tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang, Koiso, mengucapkan janji
untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari. Pada bulan
Mei 1945 Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha
10 Prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter. Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: 2005). hlm. 314.
![Page 77: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/77.jpg)
61
Kemerdekaan)11 dibentuk. Hatta duduk sebagai salah seorang anggotanya. Ia juga
menjadi anggota Panitia Kecil yang dibentuk dalam badan tersebut dengan tugas
merumuskan dasar negara dan menyusun undang-undang dasar (Sumarmo, 1991 :
87).
Pada tanggal 7 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) dibentuk, setelah segala tugas Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai dianggap
selesai. Ir. Sukarno diangkat sebagai ketua dan Hatta sebagai wakilnya. Dua hari
kemudian Hatta bersama Sukarno dan dr. Radjiman Wediodiningrat (bekas ketua
Dokuritsu) berangkat ke Dalat, Vietnam, memenuhi panggilan Jenderal Terauchi
(panglima angkatan perang Jepang untuk seluruh Asia Tenggara). Dalam
pertemuan tersebut Terauchi mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia sudah
dapat diumumkan apabila persiapan untuk itu sudah rampung. Dalam perjalanan
kembali ke tanah air, Hatta sudah mendapat informasi tentang serangan Rusia ke
Mancuria. Ia mengambil kesimpulan bahwa kekalahan Jepang sudah semakin
dekat.
Setiba di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1945, Hatta sudah ditunggu oleh
Sjahrir di rumahnya. Sjahrir mengatakan bahwa Jepang sudah menyerah kepada
sekutu dan ia meminta Hatta untuk mempengaruhi Sukarno agar Sukarno sendiri
atas nama rakyat mengumumkan kemerdekaan, bukan PPKI yang dinilai Sjahrir
berbau Jepang. Hatta setuju untuk mengumumkan kemerdekaan secepatnya,
namun ia tidak menyetujui cara yang diusulkan Sjahrir. Hatta berpendapat sama
11 Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk pada bulan Mei 1945.
![Page 78: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/78.jpg)
62
dengan Sukarno, bahwa hak untuk mengumumkan kemerdekaan adalah hak PPKI
walaupun Sukarno yang menjdi ketuanya.
Hatta dan Sukarno kemudian merencanakan untuk mengadakan rapat PPKI
pada tanggal 16 Agustus 1945. Sementara itu sehari sebelumnya (15 Agustus)
datang lagi desakan dari pemuda baik kepada Hatta maupun kepada Sukarno.
Akan tetapi keduanya tetap pada pendirian mereka. Dini hari tanggal 16 Agustus
1945 Hatta dan Sukarno dibawa oleh pihak pemuda ke Rengasdengklok, dekat
Karawang. Sehabis maghrib pada hari itu juga, atas usaha Subardjo mereka
dibawa kembali ke Jakarta. Malam harinya diadakan rapat PPKI, yang juga
dihadiri oleh kelompok-kelompok pemuda. Menjelang dini hari tanggal 17
Agustus 1945 teks proklamasi selesai disusun dan kemudian ditandatangani oleh
Hatta dan Sukarno atas nama bangsa Indonesia.
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 secara aklamasi memilih Sukarno
sebagai presiden Republik Indonesia. Jabatan wakil presiden dipangku Hatta
hingga ia mengundurkan diri pada tanggal 1 Desember 1956, diselingi periode
singkat sebagai perdana menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) sejak Desember
1949 sampai Agustus 1950. sebagai wakil presiden Republik Indonesia, Hatta
pernah merangkap jabatan perdana menteri sekaligus menteri pertahanan (Januari
1948 hingga Desember 1949) (Deliar, 2001 : 119).
4. Peranan Hatta Pasca Kemerdekaan Indonesia
Posisi Hatta dan juga Sukarno, pada masa awal republik itu cukup sulit. Di
mata sekutu, mereka dianggap kolaborator dan pemerintahan yang mereka pimpin
![Page 79: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/79.jpg)
63
dicap sebagai produk Jepang. Pemerintah Belanda menolak untuk berhubungan
dengan mereka walaupun sikap itu tidak diikuti secara utuh oleh Van Mook yang
mewakili pemerintah Belanda di Indonesia.
Untuk menyelamatkan RI, Hatta mengeluarkan beberapa keputusan yang
intinya mengurangi kekuasaan yang tertumpuk ditangan Sukarno-Hatta.
Maklumat No. X yang dikeluarkan oleh Hatta pada tanggal 16 Oktober 1945
memberikan kekuasaan legislatif dan wewenang untuk menentukan garis-garis
besar haluan negara kepada Komite Nasional Indonesia (KNIP). Dalam usaha
menumbuhkan citra demokrasi, pada tanggal 3 November 1945 Hatta
mengeluarkan maklumat yang membuka peluang bagi rakyat untuk mendirikan
partai-partai politik (Ensiklopedia : 364).
Tanda-tanda bahwa Belanda akan melancarkan serangan militer dengan
mengesampingkan persetujuan Lingggajati sudah tampak dari cara-cara mereka
memberikan tafsiran sendiri terhadap perjanjian tersebut, seperti kebebasan
mereka mendirikan negara-negara federal dan ketidakbolehan RI membuka
perwakilan di luar negeri. Untuk menghadapi kemungkinan yang buruk itu, Hatta
berangkat ke India mengunjungi Nehru dan Gandhi untuk mencari dukungan
politik. Hatta kembali ke tanah air pada saat Belanda sudah melancarkan agresi
militer (Juli 1947). Selama agresi itu berlangsung dan beberapa bulan sesudahnya,
Hatta berkedudukan di Bukittinggi dan dari tempat ini ia memimpin perjuangan
untuk seluruh Sumatera.
Hatta kembali ke Yogya, yang sejak minggu pertama bulan Januari 1946
sudah menjadi ibukota RI, pada waktu terjadinya krisis kabinet akibat diterimanya
![Page 80: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/80.jpg)
64
perjanjian Renville (17 Januari 1948). Dua partai besar, Masyumi dan PNI,
menarik para menteri mereka dari kabinet yang mengakibatkan jatuhnya Kabinet
Amir Syarifudin (23 Januari 1948). Enam hari kemudian (29 januari 1948)
terbentuk kebinet presidensial dengan Hatta sebagai perdana menteri merangkap
menteri pertahanan.
Selaku ketua kabinet, Hatta antara lain mencanangkan empat program, dua
di antaranya adalah melanjutkan perundingan dengan Belanda atas dasar Renville
dan melaksanakan rasionalisasi ke dalam (khususnya di lingkungan angkatan
perang yang dikenal dengan Reorganisasi dan Rasionalisasi, disingkat Rera)12.
Golongan kiri yang tidak terwakili dalam kabinet ini mengadakan fusi dengan
membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) di bawah pimpinan Amir Syarifudin.
FDR menuntut supaya Renville dibatalkan dan kabinet presidensial diganti
dengan kabinet parlementer (Hatta, 1979 : 43).
Sementara itu untuk menghadapi kemungkinan agresi militer belanda, Hatta
menempatkan beberapa perwira Divisi Siliwangi yang dinilainya lebih
berpengalaman. Sementara itu berbagai perundingan dengan Belanda, walaupun
diawasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN) yang dibentuk oleh Dewan Keamanan
PBB, tidak menunjukkan kemajuan. Belanda mengancam akan membentuk
pemerintahan sementara tanpa RI di dalamnya. Pada tanggal 19 Desember 1948
memulai agresi militer kedua di ibu kota Yogyakarta. Pada hari itu juga Presiden
Sukarno, Wakil Presiden Hatta dan beberapa pejabat tinggi pemerintahan ditawan
12 Nasution menyebutnya re-ra (rekonstruksi dan rasionalisasi) dimaksudkan untuk mengadakan perbaikan dalam susunan negara dan alat negara. Deliar Noer. Mohammad Hatta Biografi politik. (Jakarta: 1991). hlm 324.
![Page 81: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/81.jpg)
65
Belanda. Tiga hari kemudian, 22 Desember 1948 mereka diasingkan ke Sumatera
(Presien Sukarno di Prapat, Hatta di Bangka).
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar Belanda menghentikan
agresi militernya dan membebaskan tahanan politik. Pada awalnya Belanda
menolak, namun setelah serangan-serangan gerilyawan TNI semakin meningkat,
sikap Belanda mulai berubah. Tanggal 14 April 1949 perundingan antara delegasi
Indonesia dan Belanda dimulai. Berkat campur tangan Hatta, perundingan yang
semula berjalan lamban itu berhasil mencapai persetujuan yang dikenal dengan
Roem-Roijen Statement13 (7 Mei 1949). Sesuai dengan persetujuan itu akhir Juni
1949 daerah Yogyakarta dikosongkan dari pasukan Belanda, dan pada tangal 6
Juli 1949 Sukarno, Hatta, dan pimipinan lainnya kembali ke Yogyakarta.
Pada pertengahan Agustus 1949 Hatta berangkat ke Belanda, memimpin
delegasi Indonesia untuk menghadapi Belanda dalam Konferensi Meja Bundar
(KMB). Sikap dan aktivitas Hatta semakin menonjol saat KMB berlangsung dan
boleh dibilang merupakan karya monumental Hatta, karena kegigihan dan
kehebatannya akhirnya adalah adanya sebuah pengakuan “Negara Indonesia
Serikat”.
Semua hasil KMB disahkan KNIP pada tanggal 14 Desember 1949, tiga hari
kemudian Sukarno dilantik menjadi Presiden RIS dan pada tanggal 20 Desember
1949 Hatta diangkat menjadi Perdana Menteri. Dalam kedudukan itu Hatta
13 Dari pernyataan Roem atas nama RI tanggal 7 Mei 1949, sebenarnya tidak ada persetujuan dalam arti yang lazim, tidak ada naskah persetujuan yang ditanda tangani. kedua delegasi menyampaikan pernyataan masing-masing, dan mirip bagai ikrar. Deliar Noer. Mohammad Hatta Biografi politik. (Jakarta: 1991). hlm 350.
![Page 82: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/82.jpg)
66
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan di Amsterdam (27 Desember
1949).
Sejak dibubarkannya RIS dan memutuskan untuk menerima kembali negara
kesatuan sebagai bentuk negara Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1950, maka
jabatan Hatta kembali menjadi wakil presiden RI. Hatta berusaha menata
kehidupan kenegaraan yang rusak parah akibat perang sebagai sesuatu yang harus
dilakukan setelah revolusi selesai.
Pada tanggal 1 Desember 1956 Hatta mengundurkan diri dari jabatannya
sebagai wakil presiden. Namun ia tetap memperhatikan perkembangan yang
terjadi dalam kehidupan bangsa dan sedapat mungkin ia menyampaikan saran-
saran untuk mengatasi berbagai kemelut. Hatta juga berusaha mengerem tindakan-
tindakan Presiden Sukarno yang menjurus ke arah diktator. Dalam tulisannya
“Demokrasi Kita”, Hatta mengatakan bahwa pelaksanaan sistem demokrasi
terpimpin tidak lain dari usaha Sukarno untuk meraih semua kekuasaan ke dalam
tangannya. Hatta meramalkan bahwa sistem itu tidak akan berumur panjang,
paling lama hanya selama Sukarno hidup (Ensiklopedia : 364).
Hatta menulis banyak karangan di berbagai majalah yang sudah dimulainya
sejak ia aktif dalam PI. Tulisannya membahas baik politik maupun ekonomi. Ia
juga memberi kuliah di berbagai universitas dan memperoleh gelar kehormatan
(honoris causa). Menjelang akhir hayatnya, Hatta menulis otobiografi yang tidak
sempat ia selesaikan.
Mohammad Hatta meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980.
Sesuai dengan amanatnya untuk dikuburkan di tengah-tengah rakyat, ia pun
![Page 83: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/83.jpg)
67
dimakamkan di Pemakamam Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Hatta
meninggalkan seorang isteri, Rahmi Hatta, dan tiga orang anak yang semuanya
wanita. Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Proklamator.
C. Proses Pembelajaran Sejarah
Proses pembelajaran sejarah di kelas XI SMA Negeri 1 Pecangaan pada
pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan
kedaulatan, berikut hasil wawancara dengan guru sejarah Mahasin Darmawan,
S.Pd pada tanggal 28 Mei 2007. Disamping dari hasil wawancara, peneliti juga
akan mendeskripsikan data dari hasil observasi.
1. Perencanaan Pembelajaran
Pada dasarnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK)14 atau lebih tepatnya
kurikulum 2004, sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 UU Diknas, daerah
diberikan kewenangan untuk menyusun silabus dan menyusun strategi
pembelajaran, hal ini sesuai dengan otonomi daerah. Sedangkan pemerintah pusat
memberikan garis-garis besar berupa standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator dan materi pokok. Maka silabus disusun dengan mengacu pada standar
kompetensi, kompetensi dasar serta materi pokok yang telah ditetapkan
pemerintah untuk kemudian dikembangkan sendiri oleh sekolah atau guru.
Persiapan pelaksanaan pembelajaran, guru harus menyiapkan segala materi
atau bahan yang akan diajarkan dan juga sarana atau media yang mendukung
14 KBK dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Bandung: 2002). hlm. 39.
![Page 84: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/84.jpg)
68
dalam proses belajar mengajar. Di SMA Negeri 1 Pecangaan dalam hal media
cukup representatif untuk memenuhi kebutuhan mengajar sejarah, sehingga
dengan adanya media diharapkan siswa akan belajar sejarah dengan
menyenangkan.
Hambatan-hambatan dalam penyusunan silabus adalah hambatan yang
berasal dari guru yang masih kurang kreatif dalam menyusun silabus, hal ini
terkait dengan keterbatasan alokasi waktu, tenaga, dan biaya dari guru tersebut.
Dari pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa implikasi kurikulum
berbasis kompetensi pada perencanaan program pembelajaran adalah
pengembangan program tahunan, program semesteran dan silabus. Silabus adalah
acuan untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan
oleh masing-masing daerah atau sekolah. Dalam penyusunan silabus diperlukan
guru yang kualified dalam arti guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam
merencanakan metode dan media pembelaran serta sistem penilaiannya.
Sedangkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok
dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hambatan dalam
penyusunan silabus adalah keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari guru.
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran sejarah diawali dengan kegiatan rutin, dilanjutkan
dengan kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Proses pembelajaran dengan sistem
KBK lebih menuntut guru agar lebih kreatif dalam mengkondisikan lingkungan
belajar sehingga menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
![Page 85: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/85.jpg)
69
Disini guru bukan lagi sebagai subyek centre melainkan hanya sebagai motivator
dan inovator.
Pembelajaran sejarah dalam menciptakan proses pembelajaran yang
berkulaitas, dibutuhkan kreatifitas guru dalam menerapkan metode dan
penggunaan media yang baik. Metode yang paling cocok digunakan dalam proses
pembelajaran sejarah adalah metode bervariasi, sedangkan media sebagai alat
pendukung dalam proses belajar mengajar. Misalnya guru mengajak siswa
menonton film dokumenter15 di ruang audio visual dan juga mengajar dengan
mengkonstekstualkan peristiwa-peristiwa yang akltual dengan materi pelajaran.
Dengan demikian akan tercipta suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa
akan tertarik belajar sejarah.
SMA Negeri 1 Pecangaan, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab dimana siswa lebih banyak diajak dialog dengan guru mengenai
materi yang diajarkan. Dengan waktu yang terbatas maka guru sering
menggunakan metode tanya jawab, walaupun dengan metode tanya jawab
diharapkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan. Sedangkan respon
siswa cukup bagus dalam pembelajaran sejarah dimana siswa cukup responsif di
dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kritis pada guru, bagi siswa yang
tidak aktif di dalam kelas guru mencoba mengajak mereka bersama untuk belajar
dengan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa yang tidak aktif tetap
bisa mengikuti pelajaran.
15 Dokumentasi dalam bentuk film mengenai suatu peristiwa bersejarah atau suatu aspek seni budaya yang mempunyai makna khusus agar dapat menjadi alat penerangan dan alat pendidikan. Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: 2005). hlm. 316.
![Page 86: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/86.jpg)
70
Disamping metode, dalam pembelajaran sejarah juga diperlukan media yang
beragam. Dalam pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya
menegakkan kedaulatan, misalnya siswa diajak ke ruang Audio Visual untuk
diajak menonton film dokumenter yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan. Dari media itu siswa dapat mengetahui dan mendeskripsikan peristiwa-
perstiwa tersebut dengan baik dan benar.
Hambatan-hambatan di dalam proses pembelajaran adalah waktu yang
sangat terbatas dengan materi yang tidak terbatas. Sebenarnya sarana dan
prasarana sekolah cukup representatif dalam memenuhi kebutuhan proses
pembelajaran, namun keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga penerapan
metode dan media kurang variatif, serta hambatan dari kesiapan siswa itu sendiri.
Dari pendapat diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus memperhatikan unsur metode dan media yang bervariasi
dan beragam sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik,
efektif dan efisien. Proses pembelajaran tidak harus monoton dilakukan di dalam
kelas melainkan juga bisa dilakukan diluar kelas, misalnya ruang Audio Visual.
Hambatan dalam proses pembelajaran adalah metode dan media pembelajaran
yang kurang kreatif dan beragam yang disebabkan oleh alokasi waktu yang sedikit
sedangkan muatan materi banyak.
3. Evaluasi Hasil Belajar
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dalam evaluasi dilakukan secara
berproses, maksudnya evaluasi diselenggarakan perkompetensi dasar dan tidak
mengacu pada mid semester. Guru harus sedapat mungkin mengamati tiap-tiap
![Page 87: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/87.jpg)
71
siswa sehingga guru harus mengenal seluruh siswa. Siswa yang aktif harus diberi
reward atau nilai tambahan sehingga menjadi motivasi bagi siswa yang tidak aktif
untuk kemudian berusaha lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran. Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran ini dapat dilihat dari kemampuan kerja siswa
seperti sering bertanya, berpendapat, berani tampil didepan kelas dan lain-lain.
Dalam sistem evaluasi ini dikenal adanya sistem belajar tuntas, yang aspek-
aspeknya sesuai dengan kriteria kelulusan siswa dalam PP No. 15 tahun 2005
yaitu menyelesaikan seluruh materi pelajaran, tercapainya standar minimal, lulus
ujian sekolah, dan lulus ujian nasional. Mengenai sistem belajar tuntas sesuai
dengan SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum). Untuk siswa IPA dan IPS
di SMA Negeri 1 Pecangaan standar minimal yang harus dicapai adalah 6,5.
Siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 harus mengikuti remidi. Remidi
diselenggarakan setelah koneksi terhadap hasil ulangan dan secepatnya
dilaksanakan, biasanya remidi dilaksanakan bukan dalam bentuk tes melainkan
dalam bentuk tugas.
Hambatan dalam pelaksanaan evaluasi adalah keterbatasan waktu dan tenaga
guru yang dikarenakan tidak berimbangnya antara jumlah siswa dengan guru,
dimana setiap kelas rata-rata berjumlah 44 orang.
Dari pendapat diatas, peneliti simpulkan bahwa guru sejarah harus selalu
mengadakan evaluasi hasil belajar setelah kompetensi dasar tersebut tercapai.
Aspek penilaian meliputi aspek kognitif dan afektif. Penialian aspek kognitif
diperoleh dari hasil tes tertulis atau dari hasil ulangan siswa, sedangkan afektifnya
dapat dilihat dari sikap siswa, seperti kedisiplinannya, kerjasama dengan
![Page 88: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/88.jpg)
72
temannya, kecakapan bertanya dan sebagainya. Hambatan dalam pelaksanaan
evaluasi adalah keterbatasan waktu dan tidak imbangnya antara jumlah siswa dan
guru.
4. Hambatan-Hambatan dalam Pembelajaran Sejarah
Dalam proses belajar mengajar banyak sekali hambatan-hambatan yang
muncul dilapangan, antara lain dari segi guru yang cenderung kurang kreatif
dalam pengunaan metode dan media pembelajaran. Sebenarnya sarana dan
prasarana yang ada disekolah cukup banyak, namun keterbatasan waktu yang
menjadi kendala. Alokasi waktu yang sangat kurang dengan muatan materi yang
harus disampaikan masih banyak, sehingga sangat menyulitkan guru dalam proses
belajar mengajar. Namun demikian guru berusaha dengan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya untuk menyelesaikan seluruh materi yang harus diajarkan.
Selain berasal dari guru, hambatan lain juga berasal dari siswa, dimana
mereka masih sulit untuk diajak mengubah pola pikir dan pola tindak yang
tradisional menjadi lebih kreatif. Kebanyakan siswa masih menganggap bahwa
materi pelajaran sejarah hanyalah materi hafalan saja dan kemampuan bertanya
serta unjuk kerja siswa masih kurang. Disamping itu, alokasi waktu pembelajaran
relatif sedikit, padahal muatan materi sangat banyak dan jumlah siswa yang terlalu
banyak sehingga sulit untuk mengamati kompetensi masing-masing siswa.
Disamping dari hasil wawancara, peneliti juga akan mendeskripsikan data
dari hasil observasi. Dari hasil observasi proses pembelajaran dan evaluasi atau
penilaian sejarah di SMA Negeri 1 Pecangaan diperoleh data sebagai berikut :
![Page 89: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/89.jpg)
73
a. Proses pembelajaran dilakukan didalam kelas dan diluar kelas.
Dominasinya adalah didalam kelas dengan situasi belajar yang tertib dan
nyaman, proses pembelajaran diluar kelas dilaksanakan di ruang Audio Visual
untuk menonton film dokumenter.
b. Keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran masih dibawah 75%.
Siswa masih canggung, malu atau tidak berani dalam mengungkapkan
pendapat atau pertanyaan, sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Meskipun
proses pembelajaran berlangsung tertib, namun banyak siswa yang kurang
antusias dalam proses pembelajaran.
c. Proses pembelajaran meliputi kegiatan rutin, inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan rutin yang dimaksud adalah kegiatan atau hal-hal yang biasa
dilakukan guru ketika pertama kali masuk kelas, yakni mengucapkan salam,
mengisi presensi, memberi pengumuman, mengumpulkan tugas, menertibkan
siswa. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suasana kelas kearah
pembelajaran sejarah.
Dilanjutkan dengan membuka pelajaran, yang dimaksud dengan membuka
pelajaran adalah kegiatan guru diawal pembelajaran (setelah melakukan kegiatan
rutin) untuk menciptakan suasana mental serta menimbulkan perhatian siswa agar
terarah pada hal-hal yang dipelajari. Membuka pelajaran ini tidak hanya dilakukan
pada setiap awal pelajaran tetapi juga setiap kali beralih ke hal atau topik baru.
Pada pokoknya kegiatan membuka pelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut
1). Menarik perhatian dan motivasi siswa.
![Page 90: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/90.jpg)
74
Dalam usaha menarik perhatian dan motivasi siswa guru menceritakan
kejadian-kejadian aktual dengan memberi contoh yang menarik.
2). Memberikan acuan atau struktur pelajaran.
Kegiatan ini dilakukan dengan menunjukkan tujuan pelajaran, pokok
permasalahan yang akan dibahas dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3). Apersepsi.
Apersepsi yang dimaksud disini adalah usaha guru dalam mengkaitkan
antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa. Dengan kata lain
apersepsi ini merupakan mata rantai penghubung antara materi yang lama dan
baru. Dalam apersepsi ini guru biasanya memberikan 2 atau 3 pertanyaan kepada
siswa tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan terdahulu.
4). Pre tes (tes awal).
Pre tes yang biasa dilakukan adalah dalam bentuk tertulis maupun lisan yang
bertujuan untuk menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan pre tes tidak selalu dilakukan sebab harus dikondisikan dengan jam
pelajaran. Bila waktu mencukupi maka pre tes dilaksanakan, namun apabila waktu
terbatas sedangkan kompetensi yang harus dicapai secara keseluruhan maka pre
tes ini tidak dilakukan.
Selanjutnya adalah kegiatan inti, yang dimaksud yakni pelaksanaan dari
proses pembelajaran, bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui
metode dan media yang telah disiapkan guru. Adapun metode pembelajaran
sejarah yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi kelompok dan tanya
jawab dengan penggunaan media pembelajaran berupa gambar dan media lainnya.
![Page 91: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/91.jpg)
75
Pada setiap akhir jam pelajaran atau akhir pokok bahasan, guru
melaksanakan kegiatan untuk menutup pelajaran, agar siswa memperoleh
gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang dipelajari.
Adapun cara-cara yang dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah
sebagai berikut :
1). Memberi dorongan psikologis atau sosial
Hal ini dilakukan guru pada akhir pembelajaran dengan memberikan kata-
kata pujian yang kerapkali cukup hanya satu kalimat saja, misalnya : “bagus, hari
ini kalian telah mengikuti pelajaran dengan aktif….”.
2). Mengevaluasi
Evaluasi pada akhir pembelajaran ini biasa disebut dengan post tes dengan
memberikan pertanyaan baik tertulis ataupun lisan sebagai umpan balik guru
untuk mengecek apakah siswa telah menangkap semua materi pelajaran yang
telah diperolehnya dan menerapkannya. Pelaksanaan post tes sama seperti
pelaksanaan pre tes yakni tidak harus selalu dilaksanakan karena harus
disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
d. Evaluasi atau penilaian.
Evaluasi atau penilaian dilakukan dengan cara tes dan non tes. Tes dilakukan
untuk mendapatkan ranah kognitif sedangkan non tes digunakan untuk
mendapatkan ranah afektif. Tes diperoleh dengan cara tes tertulis ataupun lisan,
sedangkan non tes dilakukan dengan mengamati sikap dan kompetensi siswa pada
saat proses pembelajaran itu berlangsung.
![Page 92: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/92.jpg)
76
D. Persepsi Siswa Terhadap Penokohan Mohammad Hatta Sebagai
Pahlawan Nasional
Persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional, peneliti akan mendeskripsikan hasil wawancara dengan siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara beserta prosentase setiap sub-sub
variabel dan aspek-aspeknya terhadap setiap angket yang diberikan pada
responden.
Tabel. 2 Persepsi siswa terhadap latar belakang Mohammad Hatta
No. Aspek SS
Σ % S
Σ % TS
Σ % STS
Σ % 1. 2. 3. 4. 5.
Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional. Memiliki ciri-ciri sederhana, berkacamata dan berpeci. Hatta lahir dari kelurga agamis di Bukittinggi, Padang, Sumatera barat. Lulusan dari Handels Hageschool (sekolah tinggi dagang) di Belanda. Kepribadian kuat, disiplin, dan berpandangan islami.
40 95,23 6 14,28 9 21,42 16 38 20 47,61
2 4,76 24 57,14 28 61,9 20 47,61 22 52,38
0 0 12 28,5 5 11,9 6 14,2 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 91 96 23 0
91 5x42 96 5x42 Jumlah responden yang menerima = 43,34 + 45,71 = 89,05% 23 5x42 Jumlah responden yang menolak = 10,95%
X 100% SS = = 43,34%
S = X 100% = 45,71%
TS = X 100% = 10,95%
![Page 93: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/93.jpg)
77
1. Persepsi siswa terhadap latar belakang Mohammad Hatta.
Persepsi siswa terhadap latar belakang Mohammad Hatta meliputi, cara
berpakaian, latar belakang keluarga, pendidikan dan sikap Hatta menunjukkan
bahwa siswa memiliki persepsi bahwa Mohammad Hatta sebagai tokoh
pergerakan kemerdekaan Indonesia yang juga dikenal sebagai Bapak Proklamator,
Bapak Koperasi Indonesia, dan juga sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia
yang pertama menunjukkan bahwa 89,15%. Siswa mempersepsikan Mohammad
Hatta dengan ciri berkacamata, menggunakan peci, gagah, dan rapi dalam
berpakaian hanya 10,95%. Hal serupa juga diungkapkan oleh Noor Rois bahwa
Mohammad Hatta merupakan pejuang nasional yang gigih memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia sehingga Indonesia dapat merdeka, Hatta juga dikenal
dengan sikapnya yang sederhana, jujur dan berwibawa.
Disamping itu juga siswa mengenal Mohammad Hatta yang dilahirkan di
Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat. Siswa memiliki persepsi keluarga
Mohammad Hatta merupakan keluarga yang mampu, terpandang, dan agamis.
Dengan demikian Mohammad Hatta merupakan seseorang yang agamis,
berwibawa dan juga pandai bahkan lulus sekolah di Belanda. Hal serupa juga
diungkapkan oleh salah satu siswa bahwa Mohammad Hatta adalah seorang yang
lurus dan tidak korupsi karena beliau terlahir dari keluarga yang terhormat dan
agamis, Hatta lahir di daerah Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat.
Dari persepsi diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa 10,95% siswa
mempersepsikan Mohammad Hatta adalah Bapak Proklamator, Bapak Koperasi
Indonesia, dan juga sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.
![Page 94: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/94.jpg)
78
Dengan sikapnya yang sederhana, berwibawa, jujur, tidak korupsi dan agamis,
dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, kecuali dalam beberapa
aspek siswa tidak tahu kapan Mohammad Hatta dilahirkan dan latar belakang
pendidikan Mohammad Hatta, mereka hanya tahu bahwa Hatta lahir di
Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat. Kecenderungan tersebut dimungkinkan
karena siswa cenderung mengenal Hatta dari materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru tanpa banyak membaca bahan atau buku pelajaran yang lain.
Tabel. 3 Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta pada masa pergerakan dan
kemerdekaan Indonesia. No. Aspek SS
Σ % S
Σ % TS
Σ % STS
Σ % 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Melalui Perhimpunan Indonesia, Hatta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pertentangan Hatta VS Sukarno karena perbedaan ideologi. Aktivitas politik Hatta membuatnya keluar masuk penjara. Memproklamasikan kemedekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia. Hatta memimpin beberapa kabinet sebagai perdana menteri. Sukarno dan Hatta merupakan dwitunggal dalam mitra politik
18 42,85
10 23,8
10 23,8
28 66,67
12 28,57
24 57,14
22 52,38
16 38
21 50
14 33,34
25 59,52
18 42,85
2 2.47
15 35,7
10 23,8
0 0
5 11,9
0 0
0 0 1 2,38 1 2,38 0 0 0 0 0 0
Jumlah 102 116 32 2 102 6x42 116 6x42 Jumlah responden yang menerima = 40,47 + 46 = 86,47% 32 6x42
X 100% SS = = 40,47%
S = X 100% = 46%
TS = X 100% = 12,69%
![Page 95: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/95.jpg)
79
2 6x42 Jumlah responden yang menolak = 12,69 + 0,79 = 13,48%
2. Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta pada masa pergerakan dan
kemerdekaan Indonesia.
Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional dalam
kaitannya dengan masa pergerakan nasional dan kemerdekaan Indonesia meliputi
organisasi yang pernah dipimpin dan peranannya serta pengaruh Mohammad
Hatta dalam kemerdekaan Indonesia menunjukkan bahwa 86,47% siswa
mempersepsikan pada masa pergerakan nasional bahwa Hatta pernah memimpin
sebuah organisasi nasional yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) dan
Perhimpunan Indonesia (PI). Sebagai seorang pemimpin Hatta memberikan ide-
ide perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Hal serupa juga
diungkapkan oleh salah satu siswa bahwa Mohammad Hatta banyak memberikan
masukan-masukan yang berilian dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
Pada masa kemerdekaan Indonesia siswa memiliki persepsi bahwa
Mohammad Hatta ikut dalam menyusun naskah teks proklamasi bersama Sukarno
sebagai perwakilan bangsa Indonesia dan juga ikut menandatangani teks
proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Hal serupa juga diungkapkan oleh Nur
Faizah bahwa Mohammad Hatta ikut dalam penyusunan teks proklamasi atas
nama banga Indonesia, dan juga Hatta menjadi wakil presiden Republik Indonesia
yang pertama pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Dari beberapa persepsi diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa Mohammad
Hatta adalah seorang pemimpin bangsa yang ikut dalam pergerakan nasional
STS = X 100% = 0,79%
![Page 96: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/96.jpg)
80
melalui organisasi PNI dan PI. Sedangkan pada masa kemerdekaan Indonesia
Mohammad Hatta ikut menyusun dan menandatangani teks proklamasi atas nama
bangsa Indonesia. Namun ada kecenderungan sebanyak 13,48% menunjukkan
bahwa siswa banyak yang tidak tahu peranan organisasi yang pernah dipimpin
oleh Hatta, maupun peranannya dalam memperjuangkan dan meraih kemerdekaan
Indonesia, hal ini dikarenakan mereka cenderung mempelajari sejarah dengan
metode hafalan sehingga sulit mendeskripsikan peranan Mohammad Hatta.
Tabel. 4 Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta pada masa pasca kemerdekaan
Indonesia. No. Aspek SS
Σ % S
Σ % TS
Σ % STS
Σ % 12. 13. 14. 15.
Pimpinan delegasi Indonesia dalam KMB Hasil dari KMB adalah pengakuan kedaulatan RI Mohammad Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Koperasi bertujuan untuk membangun kekuatan golongan ekonomi lemah.
18 42,85 12 28,57 40 95,2 20 47,61
24 42,85 25 59,52 2 4,76 22 52,38
0 0 5 11,9 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 90 73 5 0 90 4x42 73 4x42 Jumlah responden yang menerima = 53,57 + 43,45 = 97,02% 5 4x42 Jumlah responden yang menolak = 2,98%
X 100% SS = = 53,57%
S = X 100% = 43,45%
TS = X 100% = 2,98%
![Page 97: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/97.jpg)
81
3. Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta pada masa pasca kemerdekaan
Indonesia.
Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional dalam
kaitannya pada masa pasca kemerdekaan Indonesia meliputi Konferensi Meja
Bundar (KMB), peranan sebagai Bapak Koperasi Indonesia dan Kabinet Hatta.
Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) menunjukkan bahwa 97,02% siswa
memiliki persepsi bahwa Mohammad Hatta adalah pimpinan delegasi Indonesia
dalam KMB di Deen Haag, Belanda, dari KMB dihasilkan pengakuan kedaulatan
Indonesia dengan nama Republik Indonesia Serikat. Hal serupa juga diungkapkan
oleh salah satu siswa yang mempersepsikan bahwa Mohammad Hatta adalah
wakil Indonesia dalam sidang KMB di Deen Haag dengan adanya pengakuan
kedaulatan Indonesia dengan nama Republik Indonesia Serikat.
Disamping itu persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai Bapak
Koperasi Indonesia, siswa memiliki persepsi bahwa Hatta merupakan pelopor
yang ikut merumuskan tata ekonomi Indonesia. Hal serupa juga diungkapkan Eka
Fajar yang mempersepsikan bahwa Mohammad Hatta yang menerapkan koperasi
sebagai sistem perekonomian yang cocok bagi Indonesia.
Selain itu persepsi siswa terhadap Kabinet Hatta, siswa memiliki persepsi
bahwa Kabinet Hatta muncul sebagai pengganti Kabinet Amir Syarifuddin.
Banyak siswa yang tidak mengetahui tentang kabinet Hatta dikarenakan tidak
terlalu disinggung oleh guru dalam proses pembelajaran sejarah. Hal serupa juga
diungkapkan oleh salah satu siswa yang mengatakan bahwa ia tidak tahu sama
sekali tentang Kabinet Hatta karena keterbatasan buku pelajaran.
![Page 98: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/98.jpg)
82
Dari beberapa persepsi diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa pada masa
pasca kemerdekaan Indonesia siswa tidak banyak mempersepsikan Mohammad
Hatta karena kurangnya materi yang diajarkan, siswa hanya mengetahui
Mohammad Hatta merupakan pimpinan delegasi Indonesia dalam KMB di Deen
Haag, Belanda, sedangkan peranannya, mereka tidak tahu banyak. Hambatan-
hambatan yang dialami siswa dalam mempersepsikan Mohammad Hatta
dikarenakan kurangnya materi yang diajarkan oleh guru dan keterbatasan bahan
bacaan bagi siswa.
Tabel. 5 Persepsi siswa terhadap nilai-nilai kepahlawanan Mohammad Hatta.
No. Aspek SS
Σ % S
Σ % TS
Σ % STS
Σ % 16. 17. 18.
Sifat kepemimpinannya dan nilai-nilai kepahlawanan. Pahlawan Kemerdekaan yang bersikap nasionalis sosialis Cinta pada tanah air, rela berkorban dan berani membela kebenaran dan keadilan.
24 42,85 16 38 20 47,61
18 42,85 25 59,52 22 52,38
0 0 1 2,38 0 0
0 0 0 0 0 0
Jumlah 90 73 5 0 60 3x42 65 3x42 Jumlah responden yang menerima = 47,61 + 51,58 = 99,19%
Jumlah responden yang menolak = 0,81%
4. Persepsi siswa terhadap nilai-nilai kepahlawanan Mohammad Hatta.
Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional dalam
hubungannya dengan nilai-nilai kepahlawanan meliputi cinta tanah air dan
bangsa, berani membela kebenaran dan keadilan, memiliki dedikasi yang tinggi,
X 100% SS = = 47,61%
S = X 100% = 51,58%
![Page 99: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/99.jpg)
83
cinta alam ciptaan Tuhan dan seisinya, mempunyai cita-cita yang luhur, suka
bermusyawarah, dan mendahulukan kepentingan umum menunjukan bahwa siswa
memiliki persepsi yang ideal terhadap nilai-nilai kepahlawanan yang ditunjukan
oleh Mohammad Hatta sebanyak 99,19%.
Siswa mempersepsikan bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional
yang memiliki jiwa nasionalisme dan rela berkorban demi mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Hatta adalah seseorang yang mengorbankan
segalanya dengan berani membela bangsa dan negaranya. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Rais bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang
dengan sepenuh hati membela tanah air dan bangsanya serta memiliki jiwa
patriotisme yang besar untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
Disamping itu juga siswa memiliki persepsi bahwa Mohammad Hatta
memiliki sikap yang sopan, sederhana dan suri tauladan bagi penerusnya karena
beliau adalah sosok pahlawan yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu siswa juga memiliki persepsi bahwa Mohammad Hatta adalah
pahlawan bagi bangsa Indonesia karena dengan pemikirannya yang idealis ikut
memperjuangkan kemerdekaan bangsa dengan jiwa nasionalisme rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negaranya.
Nilai-nilai kepahlawanan yang diterapkan Mohammad Hatta kita bisa
mengambil nilai-nilai atau sikap Hatta seperti kejujuran, sifat pantang menyerah,
sederhana, anti korupsi, mementingkan kepentingan umum dan juga rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Hal senada juga diungkapkan
Eka Fajar bahwa Mohammad Hatta adalah seorang pahlawan yang memiliki sikap
![Page 100: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/100.jpg)
84
rendah hati, jujur, berwibawa, bijaksana dalam memimpin, dan inspirasi bagi
orang lain.
Dari beberapa persepsi diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa Mohammad
Hatta adalah pahlawan nasional dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebanyak 99,19%.
Dengan nilai-nilai kepahlawanan yang ditunjukan oleh Mohammad Hatta seperti
rasa cinta tanah air dan bangsa, memiliki dedikasi yang tinggi, berani membela
kebenaran dan keadilan, jujur, sederhana, anti korupsi, rendah hati dan rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Dengan nilai-nilai kepahlawanan
dan sikap Mohammad Hatta dalam memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, diharapkan siswa mampu memahami dan menerapkan
nilai-nilai kepahlawanan Mohammad Hatta dalam kehidupan sehari-hari dan
disekolah.
E. Pembahasan
Salah satu fungsi pendidikan adalah pengembangan kesadaran nasional dan
sikap nasionalisme sebagai sumber daya mental dalam proses pembangunan
kepribadian dan identitas nasional. Namun hal tersebut tidak dapat langsung
tertanam dalam diri siswa, melainkan harus melalui proses belajar terus menerus
dalam bentuk tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk sikap.
Pendidikan sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang membina dan
membentuk warga negara dan pembangunan bangsa yang baik juga merupakan
jembatan untuk menasionalisasikan sikap nasionalisme pada siswa, sehingga
![Page 101: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/101.jpg)
85
semakin banyak siswa belajar sejarah maka semakin banyak pula nilai-nilai
sejarah yang dihayati siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa dibidang
sejarah meningkat dan sikap nasionalisme siswa pun semakin baik.
Dari hasil penelitian dan analisis data, proses pembelajaran sejarah kelas XI
di SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara pada pokok bahasan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta diselingi dengan nonton
film dokumenter di ruang Audio Visual. Guru cenderung kurang kreatif dalam
penggunaan metode dan media pembelajaran. Sebenarnya sarana dan prasarana
yang ada disekolah cukup memadai, namun keterbatasan waktu yang menjadi
kendala. Alokasi waktu yang sangat kurang dengan muatan materi yang
disampaikan masih banyak, membuat guru belum dapat memaksimalkan materi
yang disampaikan dalam proses belajar mengajar.
Keterbatasan waktu yang hanya satu jam pelajaran maka guru sering
menggunakan metode tanya jawab, walaupun dengan metode tanya jawab
diharapkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan. Sedangkan respon
siswa cukup bagus dalam pembelajaran sejarah dimana siswa cukup responsif di
dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kritis pada guru, bagi siswa yang
tidak aktif di dalam kelas guru mencoba mengajak mereka bersama untuk belajar
dengan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa yang tidak aktif tetap
bisa mengikuti pelajaran.
Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional dapat
bersifat positif atau negatif. Persepsi yang bersifat positif dapat mendorong
![Page 102: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/102.jpg)
86
mereka bersikap dan bertingkah laku positif terhadap kehidupan sehari-hari
maupun disekolah. Sebaliknya, persepsi siswa yang bersifat negatif dapat
mendorong seseorang bersikap dan bertingkah laku negatif.
Persepsi siswa terhadap latar belakang Mohammad Hatta, siswa memiliki
persepsi yang positif dengan prosentase sebesar sebanyak 89,05%. siswa
mempersepsikan bahwa Hatta dilahirkan di Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat
dari keluarga yang mampu dan agamis. Disamping itu persepsi siswa terhadap
Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional, siswa memiliki persepsi bahwa
Mohammad Hatta adalah tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, Bapak
Proklamator, Bapak Koperasi Indonesia, dan juga sebagai Wakil Presiden
Republik Indonesia yang pertama. Siswa cenderung kesulitan memahami peranan
Mohammad Hatta dalam upaya meraih kemerdekaan Indonesia maupun
mempertahankannya, hal ini dikarenakan siswa cenderung kurang memahami
materi yang diajarkan oleh guru dan materi yang disampaikan sebatas yang siswa
ketahui.
Persepsi siswa terhadap terhadap nilai-nilai kepahlawanan bersifat positif
dengan prosentase sebanyak 99,19% siswa mempersepsikan bahwa sikap yang
dimiliki Hatta seperti rasa cinta tanah air dan bangsa, memiliki dedikasi yang
tinggi, berani membela kebenaran dan keadilan, jujur, sederhana, anti korupsi,
rendah hati dan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara cukup
representatif dengan apa yang diketahui oleh siswa. Siswa dapat mempersepsikan
Mohammad Hatta dengan baik sehingga nilai-nilai kepahlawanannya dapat
dipahami oleh siswa.
![Page 103: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/103.jpg)
87
Dengan demikian persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai
pahlawan nasional bersifat positif, karena siswa dapat memahami dan memaknai
peranan Mohammad Hatta dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya
menegakkan kedaulatan. Disamping itu, siswa dapat mempersepsikan nilai-nilai
kepahlawanan dalam diri Hatta sehingga siswa dapat memahami dan memaknai
perjuangan Mohammad Hatta dengan menghargai jasa-jasa para pahlawan dan
meneruskan perjuangannya.
![Page 104: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/104.jpg)
88
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka dapat
penulis simpulkan sebagai berikut :
1. Mohammad Hatta adalah Bapak Proklamator, Bapak Koperasi Indonesia, dan
juga sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Dengan
sikapnya yang sederhana, berwibawa, dan agamis, dengan gigih
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mohammad Hatta adalah seorang
pemimpin bangsa yang membawa kemerdekaan bagi bangsa dan negaranya,
pada pertengahan Agustus 1949 Sikap dan aktivias Hatta semakin menonjol
saat KMB berlangsung di Belanda dan boleh dibilang merupakan karya
monumental Hatta, karena kegigihan dan kehebatannya akhirnya adalah
adanya sebuah pengakuan “Negara Indonesia Serikat”. Mohammad Hatta
meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980. Sesuai dengan
amanatnya untuk dikuburkan di tengah-tengah rakyat, ia pun dimakamkan di
Pemakamam Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
2. Dalam proses pembelajaran sejarah terkait dengan pokok bahasan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan, pembelajaran
sejarah dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
serta diselingi dengan metode nonton film dokumenter di ruang Audio Visual.
Sedangkan evaluasi atau penilaian siswa dilaksanakan secara berproses
![Page 105: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/105.jpg)
89
dimana evaluasi dilakukan tiap kompetensi dasar dan dilakukan secepatnya.
Hambatan yang dialami dalam pembelajaran sejarah adalah alokasi waktu
yang terbatas dengan materi yang banyak.
3. Persepsi siswa terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional bersifat
positif. Siswa mengenal Mohammad Hatta sebagai Bapak Proklamator, Bapak
Koperasi Indonesia, dan juga sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang
pertama. Peranan Mohammad Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan tidak terlalu banyak diketahui
oleh siswa, hal ini dikarenakan siswa mempelajari tokoh Mohammad Hatta
hanya bersumber pada materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Namun
demikian siswa mampu memahami nilai-nilai kepahlawanan yang dimiliki
Mohammad Hatta, misalnya sikap jujur, sederhana, agamis, rela berkorban
untuk bangsa dan negaranya, dan lain sebagainya. Dengan memahami setiap
nilai-nilai kepahlawanan Mohammad Hatta diharapkan siswa dapat
memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun di
sekolah.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan tersebut diatas, penulis memberikan saran
kepada :
1. Guru
Guru hendaknya memiliki kreatifitas dalam mengajar, hindari penggunaan
metode secara monoton yang akan berakibat siswa menjadi bosan. Dalam
![Page 106: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/106.jpg)
90
penyampaian materi harus semenarik mungkin agar siswa tertarik pada
pelajaran sejarah, misalnya materi tentang peranan Mohammad Hatta dalam
era kemerdekaan Indonesia. Terutama pada jurusan ilmu pengetahuan alam,
guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
metode bervariasi agar siswa tidak jenuh terhadap pelajaran sejarah.
2. Siswa
Siswa dituntut juga untuk pro aktif dalam pelajaran sejarah dan jangan pasif
hanya menerima apa yang diberikan atau diajarkan guru dan siswa harus dapat
juga belajar mandiri agar prestasinya terus meningkat. Selain itu siswa
diharapkan menghargai pengorbanan para pahlawan nasional misalnya
Mohammad Hatta dan mengambil nilai-nilai kepahlawanannya.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya dapat mencukupi kebutuhan belajar seperti menciptakan
suasana sekolah yang kondusif, menyediakan sumber-sumber belajar yang
dibutuhkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
![Page 107: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/107.jpg)
91
DARTAR PUSTAKA
Atmadi. 2000. Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Cahyo, Budi. 1999. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Semarang :
IKIP Semarang Press. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Sejarah. Jakarta.
Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 6. 1989. Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka.
Gonggong, Anhar. 2002. Beralternatif di Tengah Krisis : Mengikuti Cara Baik Bung Hatta. Yogyakarta : Ombak.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.
Hatta, Mohammad. 1977. Permulaan Pergerakan Nasional. Jakarta : Idayu Press.
Hatta, Mohammad. 1982. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta : Tinta Mas.
Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Mar’at. 1984. Sikap Manusia : Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
M. Eko Nurohman Hidayat. 2004. Konsep Hatta Tentang Bentuk Negara Indonesia : Sebuah Tinjauan Pemikiran Mengenai Bentuk Negara Indonesia. Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosdakarya.
![Page 108: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/108.jpg)
92
Nasution, 1986. Didaktis Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Noeng, Mohadjir. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin.
Robert Bogdan dan Steve Taylor. 1992. Pengantar Metode Penelitian kualitatif : Suatu Pendekatan Fenomenologis terhadap Ilmu-Ilmu Sosial. Terjemahan Arif Furhan. Surabaya : Usaha Nasional.
Noer, Deliar. 1991. Mohammad Hatta Biografi Politik. Jakarta : LP3ES.
Poerwadarminta. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Rahmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Ricklefs, MC. 1999. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Rose, Marvis. 1991. Indonesia Merdeka : Biografi Politik Mohammad Hatta. Terejemahan Hermawan Sulistyo. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sagimun. 1985. Pahlawan Nasional. Jakarta : Depdikbud.
Sudjana, Nana. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sumarmo, AJ. 1991. Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. IKIP Semarang Press.
Tunggal, Wawan. 2003. Pertentangan Sukarno VS Hatta. Jakarta : Gramedia.
Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.
Wibowo, Mungin Eddy. 2004. “ Pengembangan Model Layanan Implementasi Kurikulum 2004”. Makalah Disajikan Dalam Workshop Pengembangan Model Layanan Implementasi Kurikulum 2004 tanggal 8 Desember 2004 di UNNES.
Widya, I Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud.
Yonky Karman (kompas, 9 nopember 2002)
![Page 109: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/109.jpg)
93
Gambar 1. Mohammad Hatta (Sumber : Dokumen Pribadi)
![Page 110: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/110.jpg)
94
Gambar 2. Latar Penelitian : SMA Negeri 1 Pecangaaan Kabupaten Jepara (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 3. Pelaksanaan Pembelajaran di dalam kelas (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 111: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/111.jpg)
95
Gambar 4. Wawancara dengan Yustisa Moreshanti (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 5. Wawancara dengan Noor Rois (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 112: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/112.jpg)
96
Gambar 6. Wawancara dengan Eka Fajar Maryati (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 7. Wawancara dengan Aditya Wardani (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 113: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/113.jpg)
97
Gambar 8. Wawancara dengan Ahmad Arif Febriyanto (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 9. Wawancara dengan Imron Rosyadi (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 114: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/114.jpg)
98
Gambar 10. Wawancara dengan Nur Faizah (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 11. Wawancara dengan Nur Kholis (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 115: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/115.jpg)
99
Gambar 12. Wawancara dengan Sri Surti (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 13. Wawancara dengan Siti Rahmawati (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 116: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/116.jpg)
100
Gambar 14. Wawancara dengan Widi Hardiyanto Putro (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 15. Wawancara dengan Gandhung Wahyu Irawan (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 117: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/117.jpg)
101
Gambar 16. Wawancara dengan Teguh Ari Wibowo (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
Gambar 17. Wawancara dengan Wahyu Dian Pramana (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 118: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/118.jpg)
102
Gambar 18. Informan Penelitian Mahasin Darmawan, S.Pd (Foto : Danang Dwi Arfianto 2007)
![Page 119: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/119.jpg)
107
KATA PENGANTAR
Dengan hormat,
Adik-adik kelas XI SMA Negeri 1 Pecangaan Kabupaten Jepara, bahwa
untuk menyelesaikan studi di UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
diwajibkan untuk menyusun skripsi. Sehubungan dengan itu maka SMA Negeri 1
Pecangaan Kabupaten Jepara ditunjuk sebagai obyek penelitian dan adik-adik
menjadi salah satu responden penelitian. Suatu kehormatan tersendiri bagi adik
karena menjadi responden dalam penelitian ini.
Untuk itu, pada kesempatan ini saya mohon bantuan adik untuk
memberikan data untuk penelitian ini melalui jawaban yang adik-adik berikan dari
pertanyaan yang saya berikan. Data yang adik berikan sangat membantu saya
dalam penyelesaian studi ini.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan agar adik dapat memberikan
jawaban secara jujur, sesuai dengan kondisi yang adik alami. Jawaban yang adik
berikan ini tidak berpengaruh pada nilai raport dan saya menjamin kerahasiaan
jawaban yang adik berikan. Adapun judul dalam penelitian ini adalah PERSEPSI
SISWA TERHADAP PENOKOHAN MOHAMMAD HATTA SEBAGAI
PAHLAWAN NASIONAL (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1
PECANGAAN KABUPATEN JEPARA).
Jepara, 2007
Peneliti
![Page 120: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/120.jpg)
108
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Nama Responden :
B. Pendidikan :
C. Pekerjaan :
A. Konsep Dasar KBK
1. Apa itu KBK ?
2. Tujuan dan maksud apa yang hendak dicapai KBK ?
3. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan KBK ?
4. Bagaimana implementasi KBK pada pembelajaran sejarah meliputi apa
?
B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Apa yang anda persiapkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan
pembelajaran ?
2. Bagaimana cara anda memulai atau mengawali pembelajaran ?
3. Apakah anda sering mengkaitkan materi yang akan dibahas dengan
peristiwa-peristiwa aktual ?
4. Apakah anda selalu menyiapkan pengalaman belajar ?
5. Dimana proses pembelajaran dilakukan ?
6. Suasana yang bagaimana yang anda ciptakan dalam proses
pembelajaran ?
7. Bagaimana respon atau tangkap siswa dalam pembelajaran ?
8. Apa yang anda kerjakan ketika siswa sibuk mengerjakan pengalaman
belajar yang telah anda siapkan ?
9. Bagaimana antusias siswa dalam pembelajaran ?
10. Bagaimana sikap anda ketika siswa yang kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran ?
![Page 121: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/121.jpg)
109
11. Apakah anda melakukan post tes untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditentukan baik
secara kelompok ataupun individu setelah pelaksanaan pembelajaran ?
C. Evaluasi Hasil Pembelajaran
1. Bagaimana sistem evaluasi hasil belajar yang anda gunakan ?
2. Hal-hal apa saja yang diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi ?
3. Aspek-aspek apa saja yang dinilai ?
4. Instrumen apa saja yang anda siapkan untuk memperoleh hasil belajar ?
5. Apakah hasil belajar tersebut didokumentasikan ?
6. Apakah anda menerapkan sistem belajar tuntas ?
7. Apa tujuan dilaksanakannya program pengayaan dan remedial, dan
kapan pelaksanaannya ?
8. Bagaimana kriteria nilai yang anda gunakan untuk menjaring siswa
yang ikut remedial dan pengayaan ?
9. Kapan program pengayaan dan remedial tersebut dilakukan ?
10. Efektifkah program pengayaan dan remedial tersebut dilakukan ?
D. Kompetensi Guru
1. Apakah anda mengenal setiap siswa ?
2. Apakah anda sering memberikan bimbingan disela-sela proses
pembelajaran ? kalau ya, bimbingan apa yang anda sampaikan ?
3. Apakah anda mengetahui tujuan yang hendak dicapai dalam setiap
pembelajaran ?
4. Apakah anda sendiri yang membuat silabus ? Mengapa ?
5. Bagaimana cara menghidupkan interaksi dalam proses pembelajaran ?
6. Apakah anda sering membaca peristiwa atau tokoh sejarah diluar materi
pelajaran sejarah yang anda ajarkan ?
7. Berkaitan dengan materi sejarah, bagaimana pendapat anda mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam peristiwa sejarah ?
![Page 122: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/122.jpg)
110
E. Metode Pembelajaran
1. Teknik atau metode apa yang cocok digunakan untuk pembelajaran
sejarah ?
2. Apakah teknik atau metode tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasi sehingga dapat melayani perbedaab individu siswa ?
3. Apakah teknik atau metode tersebut memberikan kegiatan yang
bertingkat-tingkat ?
4. Apakah teknik atau metode tersebut meciptakan kegiatan untuk
mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik ?
5. Apakah metode tersebut lebih mengaktifkan siswa atau guru atau
kedua-duanya ?
6. Apakah kemampuan baru akan muncul dan berkembang kepada siswa
dengan penerapan metode tersebut ?
7. Apakah teknik atau metode tersebut menimbulkan jalinan kegiatan
pembelajaran dan penggunaan sumber belajar di sekolah dan rumah ?
F. Media dan Alat Pengajaran
1. Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan ? Apa semuanya telah
tersedia ? Bila alat tersebut tidak ada, apa penggantinya ?
2. Kalau ada media yang harus dibuat, bagaimana membuatnya ? Siapa
yang membuat ? berapa waktu dan pembiayaan pembuatan ?
3. Bagaimana pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar ?
G. Sarana Belajar Sekolah
1. Sudah lengkapkah sarana belajar yang disediakan sekolah untuk siswa ?
2. Apakah tiap tahun ada penambahan sarana belajar ?
3. Apakah anda sering memanfaatkan sarana belajar yang disedikan
sekolah untuk proses pembelajran ?
4. Apa anda mewajibkan siswa untuk memiki buku pelajaran sejarah ?
![Page 123: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/123.jpg)
111
H. Hambatan-hambatan
1. Setujukah anda jika kurikulum ini diterapkan sepenuhnya dalam
pembelajaran sejarah ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan digunakannya KBK dalam
pembelajaran sejarah ?
3. Hambatan apa yang anda rasakan ketika menerapkannya ?
4. Hambatan tersebut berasal dari mana ?
5. Usaha apa yang anda lakukan untuk meminimalisasi hambatan tersebut
?
![Page 124: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/124.jpg)
Lampiran 4
112
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK SISWA
Nama :
Kelas :
Sekolah :
1. Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
2. Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
3. Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
4. Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
5. Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
6. Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
7. Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 ?
8. Bagaiman peranan Mohammad Hatta dalam mewujudkan kemerdekaan
Indonesia ?
9. Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
10. Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
11. Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
12. Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
13. Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
14. Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
15. Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
16. Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
![Page 125: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/125.jpg)
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
Nama : Mahasin Darmawan, S.Pd
Guru : Sejarah, SMA N 1 Pecangaan
Tanggal : 28 Mei 2007
Perencanaan
Pembelajaran
Pada dasarnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau lebih tepatnya kurikulum 2004, sesuai dengan
UU No. 20 tahun 2003 UU Diknas, daerah diberikan kewenangan untuk menyusun silabus dan menyusun
strategi pembelajaran, hal ini sesuai dengan otonomi daerah. Sedangkan pemerintah pusat memberikan garis-
garis besar berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok. Maka silabus disusun
dengan mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar serta materi pokok yang telah ditetapkan
pemerintah untuk kemudian dikembangkan sendiri oleh sekolah atau guru.
Untuk mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran, guru harus menyiapkan segala materi atau bahan yang
akan diajarkan dan juga sarana atau media yang mendukung dalam proses belajar mengajar. Di SMA Negeri 1
Pecangaan dalam hal media cukup representatif untuk memenuhi kebutuhan mengajar sejarah, sehingga dengan
adanya media diharapkan siswa akan belajar sejarah dengan menyenangkan.
Hambatan-hambatan dalam penyusunan silabus adalah hambatan yang berasal dari guru yang masih kurang
kreatif dalam menyusun silabus, hal ini terkait dengan keterbatasan alokasi waktu, tenaga, dan biaya dari guru
tersebut.
![Page 126: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/126.jpg)
Proses
Pembelajaran
Proses pembelajaran sejarah diawali dengan kegiatan rutin, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dam kegiatan
penutup. Proses pembelajaran dengan sistem KBK lebih menuntut guru agar lebih kreatif dalam mengkondisikan
lingkungan belajar sehingga menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Disini guru bukan lagi
sebagai subyek centre melainkan hanya sebagai motivator dan inovator.
Dalam menciptakan proses pembelajaran yang berkulaitas, dibutuhkan kreatifitas guru dalam menerapkan
metode dan penggunaan media yang baik. Metode yang paling cocok digunakan dalam proses pembelajaran
sejarah adalah metode bervariasi, sedangkan media sebagai alat pendukung dalam proses belajar mengajar.
Misalnya guru mengajak siswa menonton film dokumenter di ruang audio visual dan juga mengajar dengan
mengkonstekstualkan peristiwa-peristiwa yang akltual dengan materi pelajaran. Dengan demikian akan tercipta
suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa akan tertarik belajar sejarah.
Di SMA Negeri 1 Pecangaan, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dimana
siswa lebih banyak diajak dialog dengan guru mengenai materi yang diajarkan. Dengan waktu yang terbatas
maka guru sering menggunakan metode tanya jawab, walaupun dengan metode tanya jawab diharapkan siswa
mampu memahami materi yang disampaikan. Sedangkan respon siswa cukup bagus dalam pembelajaran sejarah
dimana siswa cukup responsif di dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kritis pada guru, bagi siswa
yang tidak aktif di dalam kelas guru mencoba mengajak mereka bersama untuk belajar dengan suasana belajar
yang menyenangkan, sehingga siswa yang tidak aktif tetap bisa mengikuti pelajaran.
Disamping metode, dalam pembelajaran sejarah juga diperlukan media yang beragam. Dalam pokok
bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan upaya menegakkan kedaulatan, misalnya siswa diajak ke ruang
![Page 127: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/127.jpg)
Audio Visual untuk diajak menonton film dokumenter yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Dari
media itu siswa dapat mengetahui dan mendeskripsikan peristiwa-perstiwa tersebut dengan baik dan benar.
Hambatan-hambatan di dalam proses pembelajaran adalah waktu yang sangat terbatas dengan materi yang
tidak terbatas. Sebenarnya sarana dan prasarana sekolah cukup representatif dalam memenuhi kebutuhan proses
pembelajaran, namun keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga penerapan metode dan media kurang
variatif, serta hambatan dari kesiapan siswa itu sendiri.
Evaluasi Hasil
Belajar
Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) evaluasi dilakukan secara berproses, maksudnya evaluasi
diselenggarakan perkompetensi dasar dan tidak mengacu pada mid semester. Guru harus sedapat mungkin
mengamati tiap-tiap siswa sehingga guru harus mengenal seluruh siswa. Siswa yang aktif harus diberi reward
atau nilai tambahan sehingga menjadi motivasi bagi siswa yang tidak aktif untuk kemudian berusaha lebih aktif
lagi dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ini dapat dilihat dari kemampuan
kerja siswa seperti sering bertanya, berpendapat, berani tampil didepan kelas dan lain-lain.
Dalam sistem evaluasi ini dikenal adanya sistem belajar tuntas, yang aspek-aspeknya sesuai dengan kriteria
kelulusan siswa dalam PP No. 15 tahun 2005 yaitu menyelesaikan seluruh materi pelajaran, tercapainya standar
minimal, lulus ujian sekolah, dan lulus ujian nasional. Mengenai sistem belajar tuntas sesuai dengan SKBM
(Standar Ketuntasan Belajar Minimum). Untuk siswa IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Pecangaan standar minimal
yang harus dicapai adalah 6,5. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 harus mengikuti remidi. Remidi
diselenggarakan setelah koneksi terhadap hasil ulangan dan secepatnya dilaksanakan, biasanya remidi
![Page 128: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/128.jpg)
dilaksanakan bukan dalam bentuk tes melainkan dalam bentuk tugas.
Hambatan-
Hambatan dalam
Pembelajaran
Sejarah
Dalam proses belajar mengajar banyak sekali hambatan-hambatan yang muncul dilapangan, antara lain dari
segi guru yang cenderung kurang kreatif dalam pengunaan metode dan media pembelajaran. Sebenarnya sarana
dan prasarana yang ada disekolah cukup banyak, namun keterbatasan waktu yang menjadi kendala. Alokasi
waktu yang sangat kurang dengan muatan materi yang harus disampaikan masih banyak, sehingga sangat
menyulitkan guru dalam proses belajar mengajar. Namun demikian guru berusaha dengan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya untuk menyelesaikan seluruh materi yang harus diajarkan.
Selain berasal dari guru, hambatan lain juga berasal dari siswa, dimana mereka masih sulit untuk diajak
mengubah pola pikir dan pola tindak yang tradisional menjadi lebih kreatif. Kebanyakan siswa masih
menganggap bahwa materi pelajaran sejarah hanyalah materi hafalan saja dan kemampuan bertanya serta unjuk
kerja siswa masih kurang. Disamping itu, alokasi waktu pembelajaran relatif sedikit, padahal muatan materi
sangat banyak dan jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga sulit untuk mengamati kaompetensi masing-
masing siswa.
![Page 129: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/129.jpg)
117
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Yustisa Moreshanti
Kelas : XI IA 1
No. Induk : 4737
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta, orangnya gagah dan rapi.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah proklamator Indonesia, Wakil Presiden RI yang
pertama dan Bapak Koperasi Indonesia.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tidak tahu
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Tidak tahu
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PNI dan Hatta sebagai anggota oganisasi.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta ikut dalam penyusunan naskah teks proklamasi atas nama
Bangsa Indonesia Sukarno Hatta.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama pada sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.
![Page 130: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/130.jpg)
118
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar dimana Hatta sebagai wakil Indonesia yang
menghasilkan pengakuan Indonesia sebagai Negara RIS.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memiliki jiwa pemimpin, tegas, cita-cita yang kuat untuk bersatu.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena Hatta membawa Indonesia sebagai Negara yang
merdeka.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Jujur dan kuat.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari pelajaran dan media TV.
![Page 131: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/131.jpg)
119
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Noor Rois
Kelas : XI IA 1
No. Induk : 4937
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional Indonesia, dia memiliki
perawakan yang sederhana.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah pejuang nasional yang gigih memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia sehingga Indonesia dapat merdeka dan sebagai wakil
Presiden RI yang pertama.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tidak tahu
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Tidak tahu
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PNI, peranannya sangat besar dengan memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat bagi Indonesia.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta turut membantu merumuskan teks proklamasi dan tanggal
17 Agustus 1945 ikut mewakili bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan
Indonesia.
![Page 132: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/132.jpg)
120
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama walaupun kadang-kadang
berselisih dengan presiden Sukarno.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar dimana Hatta sebagai wakil Indonesia.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / dengan merumuskan tata ekonomi Indonesia yang baik.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ membela tanah air dengan gigih, memiliki cita-cita dan patriotisme yang
besar.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena Hatta hebat dalam memerdekakan Indonesia.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Pemikiran-pemikiran yang berilian.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari buku pelajaran dan media TV.
![Page 133: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/133.jpg)
121
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Eka Fajar Maryati
Kelas : XI IA 1
No. Induk : 4922
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta berpakaian rapi, berwibawa.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah proklamator Indonesia, Wakil Presiden RI yang
pertama.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Di Bukit Tinggi, Padang, Sumatera Barat.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Dari keluarga yang bijaksana dan berwibawa.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PNI/ Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta menjadi motivator dan inspirasi dan sebagai motor
penggerak Sukarno dalam memutuskan..
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama, peranannya sangat besar
untuk mendirikan suatu Negara yang berdaulat dan diakui oleh Negara lain..
![Page 134: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/134.jpg)
122
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar dimana Hatta sebagai delegasi Indonesia dan
menjadi motor perjuangan kemerdekaan Indonesia.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / merumuskan kata koperasi dan mempunyai ide bahwa
koperasi itu merupakan system perekonomian bagi Indonesia.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Kabinet Hatta dibentuk setelah Kabinet Amir Syarifudin.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan ikut andil dalam
kepemimpinan bangsa Indonesia.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Cocok, karena Hatta sebagai motor kemerdekaan dan sebagai Bapak
Proklamator.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Jujur, berwibawa, bersemangat, memiliki inspiurasi bagi orang lain dan tetap
rendah diri.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari mata pelajaran, buku, majalah dan lain-lain.
![Page 135: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/135.jpg)
123
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Aditya Wardani
Kelas : XI IA 1
No. Induk : 4956
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta memakai peci dalam foto-fotonya.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta sebagai, Wakil Presiden RI yang pertama, Bapak
Proklamator Indonesia.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Bukittinggi.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Tidak tahu
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta memberikan inspirasi dalam penyusunan teks proklamasi.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama pada sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
![Page 136: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/136.jpg)
124
- Konferensi Meja Bundar dimana Hatta sebagai pemimpin delegasi Indonesia.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Kabinet Hatta menggantikan Kabinet Amir.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ bijaksana dalam memimpin rakyat.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Pantas, karena Hatta ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Bijaksana dalam memimpin dan mengambil keputusan pada saat yang
genting.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Kebanyakan dari materi pelajaran yang disampaikan bapak ibu guru.
![Page 137: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/137.jpg)
125
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Ahmad Arif Febriyanto
Kelas : XI IA 2
No. Induk : 4872
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta, orang yang sederhana dalam hal pakaian, berkacamata dan berpeci.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah seorang proklamator Indonesia bersama Bung
Karno.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tidak tahu
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Tidak tahu
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta bersama Sukarno sebagai wakil Indonesi memproklamirkan
kemerdekaan.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama/ tidak tahu.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
![Page 138: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/138.jpg)
126
- Konferensi Meja Bundar / tidak tahu.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memiliki peranan yang penting dalam memajukan Indonesia.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat bagus.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Kesederhanaannya dan kepemimpinannya.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari pelajaran.
![Page 139: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/139.jpg)
127
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Imron Rosyadi
Kelas : XI IA 2
No. Induk : 47842
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta, orangnya gagah berkacamata hitam dan berpeci.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta orangnya sederhana dan tegas.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tidak tahu
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Tidak tahu
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta sebagai proklamator dan pendamping presiden Sukarno.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama sejak tanggal 18 Agustus
1945.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar di Deen Haag.
![Page 140: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/140.jpg)
128
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ menurut saya Hatta adalah seorang yang berjasa pada bangsa dan
negaranya.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Hatta orangnya baik sederhana dan tegas.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Rela berkorban, ikhlas dalam berjuang.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari buku sejarah dan materi pelajaran.
![Page 141: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/141.jpg)
129
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Nur Faizah
Kelas : XI IA 2
No. Induk : 4900
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Mengenal sekali.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta adalah pahlawan nasional Indonesia yang sederhana, berpakaian
nasionalisme dan identik dengan kacamata dan peci.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta merupakan orang berjasa bagi bangsa Indonesia karena
dengan sifat nasionalisme yang mementingkan bangsanya hingga merdeka.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tepatnya di Sumatera.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Setahu saya berasal dari keluarga ningrat, pernah sekolah di Belanda.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PNI/ tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Peranan Mohammad Hatta dalam kemerdekaan Indonesia berusaha menjadi
seorang pahlawan untuk mengusir penjajah dan bersama Sukarno membuat
ideologi bagi kemerdekaan Indonesia.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
![Page 142: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/142.jpg)
130
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama pada sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar dimana Hatta merupakan perwakilan dari Indonesia
yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Negara RIS.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Kabinet dengan pimpinan Mohammad Hatta.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ untuk menjadi seorang pahlawan nasional diperlukan jiwa nasionalisme
yang tinggi mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara dan rela
berkorban demi bangsanya.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Mohammad Hatta sangat bagus dan tepat sekali dijadikan pahlawan nasional
karena beliau berani membela bangsa dan negaranya.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Berjuang untuk mempertahankan Indonesia dan berfikir nasional.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari pelajaran dan media TV.
![Page 143: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/143.jpg)
131
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Nur Kholis
Kelas : XI IA 2
No. Induk : 4854
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta adalah pahlawan nasional Indonesia dan berkacamata dan berpeci.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah pahalawan nasional Indoneisa, Wakil Presiden RI
yang pertama dan Bapak Koperasi Indonesia.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Kemungkinan di pulau Sumatera.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Dari keluarga yang mampu.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta sebagai pendamping Sukarno memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama pada sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.
![Page 144: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/144.jpg)
132
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar de Deen Haag, Hatta sebagai wakil Indonesia dalam
KMB.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ membela negara dan bertanggung jawab.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Mohammad Hatta sederhana dan mementingkan kepentingan umum yaitu
bangsa dan negaranya.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Kesederhanaannya, baik dan tidak korupsi.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Kebanyakan dari buku sejarah.
![Page 145: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/145.jpg)
133
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Sri Surti
Kelas : XI IA 2
No. Induk : 4820
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta, orangnya sederhana, rasionalis, memakai peci dan berkacamata.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah seorang proklamator Indonesia.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Di Bukittinggi, Padang, Sumatera.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Beliau dari keturunan ningrat.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta mendampingi Ir. Sukarno dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
![Page 146: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/146.jpg)
134
- Konferensi Meja Bundar diadakan di Deen Haag dan Hatta sebagai wakil
Indonesia..
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / karena Hatta yang merumuskan perekonomian rakyat
Indonesia.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memiliki jiwa pemimpin, tegas, cita-cita yang kuat untuk bersatu.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena Hatta membawa Indonesia sebagai Negara yang
merdeka.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Jujur, sederhana dan tidak korupsi.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari pelajaran sekolah.
![Page 147: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/147.jpg)
135
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Siti Rahmawati
Kelas : XI IA 3
No. Induk : 4944
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Beliau berwibawa karena dia adalah presiden RI yang pertama.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden RI yang pertama yang berwawasan
luas, bijaksana dan pantas memimpin bangsa.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tidak tahu
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Tidak tahu
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta bersama Suarno mengesahkan teks proklamsi dan
menandatangani teks proklamasi.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama pada waktu Indonesia
merdeka.
![Page 148: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/148.jpg)
136
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar/ lupa.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ pahlawan nasional, bijaksana, tidak egois dan mementingkan bangsanya.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena Hatta bijaksana, tegas dan teguh pendirian bagi seorang
pemimpin.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Tidak egois, bijaksana dan belajar menjadi seorang pemimpin.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari buku pelajaran dan media TV.
![Page 149: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/149.jpg)
137
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Widi Hardianto Putro
Kelas : XI IA 3
No. Induk : 4735
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- beliau
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah Bapak Proklamator Indonesia, Wakil Presiden RI
yang pertama dan tokoh pergerakan nasional.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Bukittinggi.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Dari keluarga yang agamis.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PNI/ melalui organisasi beliau memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta sebagai proklamator bersama Sukarno.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar diadakan di Deen Haag, Belanda.
![Page 150: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/150.jpg)
138
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta/ Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia baik jiwa maupun raga.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena Hatta gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Tegas, bijaksana dan pantang menyerah.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Lihat dari TV dan buku pelajaran.
![Page 151: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/151.jpg)
139
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Gandhung Wahyu Irawan
Kelas : XI IA 3
No. Induk : 4754
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Hatta sebagai wakil presiden yang berwibawa sederhana dan pintar.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta, orangnya lurus, tidak korupsi dan bijaksana.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Di Bukittinggi, Sumatera.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Dari keluarga yang mampu dan terpandang.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta ikut menyusun naskah teks proklamasi.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Tidak tahu.
![Page 152: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/152.jpg)
140
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Tidak tahu.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memiliki jiwa pemimpin, tegas, cita-cita yang kuat untuk bersatu.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena Hatta sebagai proklamator Indonesia.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Sederhana, tidak korupsi dan berwibawa.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari buku sejarah.
![Page 153: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/153.jpg)
141
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Teguh Ari Wibowo
Kelas : XI IA 3
No. Induk : 4949
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Seperti pahlawan kebanyakan yang berwibawa.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah seorag proklamator Indonesia, dan Bapak Koperasi
Indonesia.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Tidak tahu
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Dari keluarga yang terpandang.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PI dan PNI Baru, peranannya sebagai ketua.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta sebagai saah satu naskah teks proklamasi.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama pada sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
![Page 154: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/154.jpg)
142
- Konferensi Meja Bundar dimana Hatta sebagai wakil Indonesia dalam KMB.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / karena Hatta perintis perekonomian Indonesia.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Tidak tahu.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memiliki jiwa pemimpin, jujur dan tidak korupsi.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, karena sikapnya yang jujur, lurus dan tidak suka korupsi.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Pahlawan yang jujur, lurus dan tidak korupsi.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari buku panduan.
![Page 155: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/155.jpg)
143
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Wahyu Dian Pramana
Kelas : XI IA 3
No. Induk : 4777
Sekolah : SMA N 1 Pecangaan
+ Apakah anda mengenal Mohammad Hatta ?
- Kenal.
+ Bagaimana bentuk atau model cara berpakaian Mohammad Hatta ?
- Pakaiannya rapi, berkacamata dan sederhana.
+ Apa yang anda ketahui tentang Mohammad Hatta ?
- Mohammad Hatta adalah proklamator Indonesia yang mementingan rakyat
dan tidak suka korupsi.
+ Dimana Mohammad Hatta dilahirkan ? Kapan ?
- Bukittinggi.
+ Bagaimana latar belakang keluarga Mohammad Hatta ?
- Dari keluarga yang agamis.
+ Pada masa pergerakan nasional, organisasi apa saja yang pernah dimasuki dan
dipimpin Mohammad Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- PI dan PNI Baru sebagai ketua yang peranannya memberikan ide-ide
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
+ Pada masa kemerdekaan Indonesia, bagaimana peranan Mohammad Hatta
dalam proklamasi 17 Agustus 1945 dan mewujudkan kemerdekaan Indonesia
?
- Mohammad Hatta ikut dalam penyusunan naskah teks proklamasi dan
menandatangani teks proklamasi.
+ Mengapa Mohammad Hatta dijadikan Wakil Presiden Republik Indonesia ?
dan kapan ?
- Mohammad Hatta Wakil Presiden RI yang pertama tanggal 18 Agustus 1945.
![Page 156: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/156.jpg)
144
+ Apakah mengetahui Konferensi Meja Bundar (KMB) ? Bagaimana
keterlibatan Mohammad Hatta dalam KMB ?
- Konferensi Meja Bundar di Deen Haag sebagai delegasi Indonesia yang
menghasilkan Negara RIS.
+ Apakah anda tahu Bapak Koperasi Indonesia ? Mengapa Mohammad Hatta
disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia ?
- Mohammad Hatta / Hatta yang mempelopori ekonomi kerakyatan dengan
mementingkan kesejahteraan rakyat.
+ Apakah anda mengetahui tentang kabinet Hatta ? Bagaimana peranannya ?
- Memperkecil susunan kabinet.
+ Apakah anda tahu bahwa Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional ?
bagaimana kriteria pahlawan nasional menurut anda ?
- Ya/ memperjuangkan kepentingan bangsa dan Negara, tidak mementingkan
kepentingan pribadi, sopan, santun dan pintar.
+ Bagaimana pandangan anda terhadap Mohammad Hatta sebagai pahlawan
nasional ?
- Sangat cocok, sebagai suri tauladan bagi generasi muda misalnya tidak
korupsi sederhana dan bijaksana.
+ Nilai-nilai kepahlawanan apa saja yang dapat diambil dari sosok pahlawan
nasional Mohammad Hatta ?
- Tidak pantang menyerah, bijaksana, sederhana, mementingkan kepentingan
umum dan tidak korupsi.
+ Darimana anda mendapatkan sumber tentang Mohammad Hatta ?
- Dari buku pelajaran dan media TV.
![Page 157: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/157.jpg)
LEMBAR INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : Kelas : Sekolah : I. Petunjuk Pengisian
Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang persepsi siswa terhadap penokohan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional, nyatakanlah bahwa saudara sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) dengan memberi tanda check list (V).
II. Pernyataan 1. Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional.
□ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
2. Mohammad Hatta memiliki ciri-ciri diantaranya sederhana, berkacamata dan berpeci. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
3. Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat adalah tempat Mohammad Hatta dilahirkan dari keluarga yang agamis. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
4. Mohammad Hatta merupakan lulusan dari Handels Hageschool (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam negeri Belanda. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
5. Sebagai mahasiswa, kepribadian Hatta ditandai dengan disiplin diri yang kuat dan berpandangan islami. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
![Page 158: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/158.jpg)
6. Melalui Perhimpunan Indonesia (PI) Mohammad Hatta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
7. Hatta di PNI Baru dan Soekarno di Partindo saling bersaing karena perbedaan pandangan dan ideologi. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
8. Karena aktivitas politik Mohammad Hatta maka beliau sering keluar masuk penjara. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
9. Hatta bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
10. Sejak Hatta terpilih menjadi Wakil Presiden RI dan juga beberapa kali memimpin kabinet sebagai perdana menteri. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
11. Bung Hatta dan Soekarno merupakan kemitraan politik yang membuat mereka digelari Dwitunggal. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
12. Hatta adalah pimpinan delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. □ Sangat Setuju □ Setuju
![Page 159: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/159.jpg)
□ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
13. Hasil dari KMB adalah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada Republik Indonesia. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
14. Mohammad Hatta juga disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
15. Karena jasanya untuk membangun kekuatan golongan ekonomi lemah, Hatta mengajukan pentingnya koperasi. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
16. Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional pantas ditiru karena sifat kepemimpinannya dan nilai-nilai kepahlawanannya. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
17. Mohammad Hatta adalah pahlawan kemerdekaan nasional yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan sikapnya yang nasionalis sosialis. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
18. Cinta pada tanah air, rela berkorban, dan berani membela kebenaran dan keadilan merupakan salah satu sikap kepahlawanan Mohammad Hatta. □ Sangat Setuju □ Setuju □ Tidak Setuju □ Sangat Tidak Setuju
![Page 160: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/160.jpg)
DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL No. Nama Pahlawan SK Presiden RI Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Abdul Muis (1883-1959) Ki Hajar Dewantara (1889-1959) R.M. Suryopranoto (1871-1595) M. Husni Thamrin (1894-1941) K.H. Samanhudi (1868-1956) H.O.S. Tjokroaminoto (1883-1934) Dr. Danu Dirjo Setiabudi (1879-1950) Si Singamangaraja (1849-1907) Dr. G.S.S.J. Ratulangi (1890-1949) Dr. Soetomo (1883-1938) K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) Haji Agus Salim (1884-1954) Jenderal Gatot Subroto (1907-1962) Sukardjo Wirjopranoto (1903-1962) Ferdinand Lumban Tobing
218 Tahun 1959, Tgl 30 Agustus 1959 305 Tahun 1959, Tgl 28 November1959 310 Tahun 1959, Tgl 30 November1959 175 Tahun 1960, Tgl 28 Juli 1960 590 Tahun 1961, Tgl 9 November 1961 590 Tahun 1961, Tgl 9 November 1961 590 Tahun 1961, Tgl 9 November 1961 590 Tahun 1961, Tgl 9 November 1961 590 Tahun 1961, Tgl 9 November 1961 657 Tahun 1961, Tgl 17 Desember1961 657 Tahun 1961, Tgl 17 Desember1961 657 Tahun 1961, Tgl 17 Desember1961 222 Tahun 1962, Tgl 18 Juni 1962 342 Tahun 19562, Tgl 26 Oktober 1962 361 Tahun 1962,
Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan
![Page 161: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/161.jpg)
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
(1899-1962) Zainal Arifin (1909-1963) Tan Malaka (1884-1949) Mgr. A. Sugiyapranata, SJ (1896-1963) Ir. H. Djuanda Kartawidjaja (1911-1963) Dr. Suhardjo, S.H. (1909-1963) Cut Nyak Dien (1850-1908) Cut Meutia (1870-1910) R.A. Kartini (1879-1904) Dr. Cipto Mangunkusumo (1886-1943) Haji Fakhruddin (1890-1929) Kyai Haji Mas Mansur (1896-1946) Dr. Muwardi (1907-1948) Alimin (1889-1964) K.H. Abdul Wahid Hasyim (1914-1953) Sri Susuhunan Pakubowono VI
Tgl 4 Maret 1963 35 Tahun 1963, Tgl 17 November1963 53 Tahun 1963, 152 Tahun 1963, Tgl 26 Maret 1963 244 Tahun 1963, Tgl 29 November1963 245 Tahun 1963, Tgl 29 November1963 106 Tahun 1964, Tgl 2 Mei 1964 107 Tahun 1964, Tgl 2 Mei 1964 108 Tahun 1964, Tgl 2 Mei 1964 109 Tahun 1964, Tgl 2 Mei 1964 162 Tahun 1964, Tgl 26 Juni 1964 162 Tahun 1964, Tgl 26 Juni 1964 190 Tahun 1964, Tgl 4 Agustus 1964 163 Tahun 1964 286 Tahun 1964, Tgl 24 Agustus 1964 294 Tahun 1964, Tgl 17 November1964
Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Kemerdekaan nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Perjuangan
![Page 162: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/162.jpg)
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45..
(1875-1947) K.H. Hasyim Asyari (1875-1947) Gubernur Suryo (1896-1948) Jenderal Sudirman (1916-1950) Letnan Jenderal urip Sumoharjo (1893-1948) Prof. Dr. Soepomo (1903-1958) Dr. Koesoemah Atmaja S.H. (1898-1952) Jenderal Anumerta Achmad Yani (1920-1965) Letjen Anumerta R. Suprapto(1920-1965) Letjen Haryono M.T (1924-1965) Letjen Anumerta S. Parman (1918-1965) Mayjen Anumerta D.I. Panjaitan (1925-1965) Mayjen Anumerta Sutoyo (1922-1965) Kapten Anumerta Pierre Tendean (1939-1965) A.I.P Tk II Anumerta Karel Satsuittubun (1928-1965) Brigjen Anumerta Katamso (1923-1965)
294 Tahun 1964 Tgl 17 November1964 294 Tahun 1964 Tgl 17 November1964 314 Tahun 1964 Tgl 10 Desember1964 314 Tahun 1964 Tgl 10 Desember1964 123 Tahun 1965 Tgl 14 Mei 1965 124 Tahun 1965 Tgl 14 Mei 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 111/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 114/KOTI/1965 Tgl 5 Oktober 1965 118/KOTI/1965 Tgl 19 Oktober 1965
kemerdekaan Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi Pahlawan Revolusi
![Page 163: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/163.jpg)
46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
Kol. Anumerta Sugiyono (1926-1965) Sutan Sjahrir (1909-1966) Laksamana Laut R.E. Martadinata (1921-1966) Raden Dewi Sartika (1884-1947) Prof. Dr. W.Z. Yohannes (1895-1952) Pangeran Antasari (1809-1862) Serda KKO Usman bin Haji Mohammad Ali (1943-1969) Kopral KKO Harun bin Said alias Tahir (1947-1969) Jenderal Anumerta Basuki Rahmat (1921-1969) A.F. Lasud (1918-1949) Martha Cristina Tiahahu (1800-1818) Maria Walanda Maramis (1872-1924) Menteri Supeno (1916-1949) Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1683) W.R. Supratman (1903-1938)
118/KOTI/1965 Tgl 19 Oktober 1965 76 Tahun 1966, Tgl 9 April 1966 220 Tahun 1966, Tgl 7 Oktober 1966 252 Tahun 1966, Tgl 1 Desember 1966 06/TK/TH. 1968, Tgl 27 Maret 1968 06/TK/TH. 1968, Tgl 27 Maret 1968 050/TK/TH. 1968, Tgl 17 Oktober 1968 050/TK/TH. 1968, Tgl 17 Oktober 1968 01/TK/TH. 1969, Tgl 19 Januari 1969 012/TK/TH. 1969, Tgl 20 Mei 1969 012/TK/TH. 1969, Tgl 20 Mei 1969 012/TK/TH. 1969, Tgl 20 Mei 1969 039/TK/TH. 1970, Tgl 13 Juli 1970 045/TK/TH. 1970, Tgl 1 Agustus 1970 016/TK/TH. 1971, Tgl 20 Mei 1971
Pahlawan Revolusi Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Pergerakan Nasional
![Page 164: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/164.jpg)
61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75.
Nyai Achmad Dachlan (1872-1946) K.H. Zaenal Mustofa (1907-1944) Sultan Hasanuddin (1631-1670) Kapten Pattimura (1783-1817) Pangeran Diponegoro (1785-1855) Tuanku Imam Bonjol (1772-1864) Teungku Cik Di Tiro (1863-1891) Teuku Umar (1854-1899) dr. Wahidin Sudiro Husodo (1852-1917) Otto Iskandar Dinata (1879-1945) Robert Wolter Monginsidi (1925-1949) Prof. Mohammad Yamin, S.H (1903-1949) Laksda Anumerta Yosafat Sudarso (1925-1962) Laksda Anumerta Prof. Dr. Abdul Rahman Saleh (1909-1947) Marsda Agustinus Adisucipto (1916-1947)
042/TK/TH. 1971, Tgl 22 September1971 064/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 087/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 087/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 087/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 087/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 087/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 087/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 088/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 088/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 088/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 088/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 088/TK/TH. 1973, Tgl 6 November 1973 071/TK/TH. 1974, Tgl 9 November 1974 071/TK/TH. 1974, Tgl 9 November 1974
Pahlawan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Pembela kemerdekaan Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Pergerakan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional
![Page 165: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/165.jpg)
76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90.
Teuku Nyak Arif (1899-1946) Nyi Ageng Serang (1752-1828) H. Rasuna said (1910-1965) Marsda TNI Anumerta Addul Halim Perdana Kusuma (1922-1947) Marsda TNI Anumerta Iswahyudi (1918-1947) Kolonel Anumerta I Gusti Ngurah Rai (1917-1946) Supriyadi (1923-1946) Sultan Agung (1591-1645) Untung Suropati (1660-1706) Tengku Amir Hamzah (1911-1946) Sultan Thaha Syaifuddin (1816-1904) Sultan Mahmud Badaruddin II (1768-1852) Dr. Ir. Soekarno (1901-1970) Drs. Moh. Hatta (1902-1980) R.P Soeroso (1893-1981)
071/TK/TH. 1974, Tgl 9 November 1974 084/TK/TH. 1974 Tgl 13 Desember1974 084/TK/TH. 1974 Tgl 13 Desember1974 063/TK/TH. 1975 Tgl 9 Agustus 1975 063/TK/TH. 1975 Tgl 9 Agustus 1975 063/TK/TH. 1975 Tgl 9 Agustus 1975 063/TK/TH. 1975 Tgl 9 Agustus 1975 106/TK/.TH. 1975 Tgl 3 November 1975 106/TK/.TH. 1975 Tgl 3 November 1975 106/TK/.TH. 1975 Tgl 3 November 1975 079/TK/TH. 1977 Tgl 24 Oktober 1977 063/TK/TH. 1977 Tgl 24 Oktober 1977 081/TK/TH. 1986 Tgl 29 Oktober 1984 081/TK/TH. 1986 Tgl 23 Oktober 1986 082/TK/TH. 1986 23 November 1986
Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Perjuangan kemerdekaan Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Proklamator Pahlawan Proklamator Pahlawan Nasional
![Page 166: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/166.jpg)
91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106.
Radin Inten II (1834-1859) KGPAA Mangkunegoro I (1725-1795) Sri Sultan Hamengkubowono IX (1912-1988) Sultan Iskandar Muda (1593-1636) I Gusti Ketut Jelantik (1813-1849) Frans Kaisiepo (1921-19790 Silas Papare (1918-1978) Marten Indey (1912-1986) Nuku Mohammad Amiruddin (1738-1805) Tuanku Tambusai (1784-1838) Syekh Yusuf Tajul Khalwati (1626-1699) Hj. Siti Hartina Soeharto (1923-1996) Raja Haji Fisabillah (1727-1784) H. Adam Malik (1918-1987) Tjilik Riwut (1917-1987) Sultan Syarif Kasim II
182/TK/TH. 1986 23 Oktober 1986 048/TK/TH. 1988 Tgl 17 Agustus 1988 053/TK/TH. 1990 Tgl 30 Juli 1990 077/TK/TH. 1993 Tgl 30 Juli 1933 177/TK/TH. 1993 14 September 1993 177/TK/TH. 1993 14 September 1993 177/TK/TH. 1993 14 September 1993 177/TK/TH. 1993 14 September 1993 071/TK/TH. 1995 Tgl 7 Agustus 1995 071/TK/TH. 1995 Tgl 7 Agustus 1995 071/TK/TH. 1995 Tgl 7 Agustus 1995 060/TK/TH. 1996 Tgl 30 Juli 1996 072/TK/TH. 1997 Tg; 11 Agustus 1997 107/TK/TH. 1998 6 November 1998 108/TK/TH. 1998 6 November 1998 109/TK/TH. 1999
Pahlawan Nasional Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional
![Page 167: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/167.jpg)
107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121.
(1893-1969) La Maddukelleng (1700-1765) Ilyas Yacoub (1903-1959) Prof. Dr. Hazairin (1906-1975) Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan (1771-1875) Hj. Fatmawati Soekarno (1923-1980) Ranggong Daeng Romo (1915-1947) Brigjen TNI H. Hasan (1923-1984) Gusti Pangeran Harjo Djatikusumo (1917-1992) Jederal Besar TNI A.H. Nasution (1918-2000) Andi Djemma (1935-1965) Pong Tiku Alias Ne’Baso (1846-1907) Maskoen Soemadiredja (1907-1986) Andi Mappanyuki (1885-1967) Raja Ali Haji (1809-1870) K.H. Ahmad Rifa’i
6 November 1999 109/TK/TH. 1998 6 November 1968 174/TK/TH. 1999 13 Agustus 1999 174?TK/TH. 1999 13 Agustus 1999 114/TK/TH. 1999 Tgl 13 Oktober 1999 118/TK/TH. 2000 Tgl 4 November 2000 109/TK/TH. 2001 Tgl 3 November 2001 110/TK/TH. 2001 Tgl 3 November 2001 073/TK/TH. 2002 Tgl 6 November 2002 073/TK/TH. 2002 Tgl 6 November 2002 073/TK/TH. 2002 Tgl 6 November 2002 073/TK/TH. 2002 Tgl 6 November 2002 089/TK/tahun 2004 Kepres RI No. 089/TK/TH. 2004 089/TK/TH. 2004 089/TK/TH. 2004
Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional
![Page 168: Doc](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052206/5571f8b349795991698de9aa/html5/thumbnails/168.jpg)
122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134.
(1786-1870) Gatot Mangkoepradja (1898-1968) Ismail Marzuki (1914-1958) Kiras Bangun (garamata) (1852-1942) Bagindo Azizchan (1910-1947) Andi Abdullah Bau Massepe (1918-1947) DR. Mr. Teuku Muhammad Hasan (1906-1997) KH. Noer Alie (1914-1992) RM. Tirto Adhi Soerjo (1875-1918) H. Pajonga Daeng Ngalle Karaeng Polombangkeng (1901-1985) Opu Daeng Risadju (1880-1964) Andi Sultan Daeng Radja (1894-) Izaac Huru Doko (1913-1985) Pangeran Mangkubumi/ Sultan Hamengkubuwono I (1717-1792)
089/TK/TH. 2004 089/TK/TH. 2004 082TK/TH. 2005 7 November 2005 082TK/TH. 2005 7 November 2005 082TK/TH. 2005 7 November 2005 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006 085/TK/TH. 2006 3 November 2006
Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional
Sumber : J.B. Soedarmanta. Jejak-Jejak Pahlawan : Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia. (Jakarta : 2007). Hlm. 425-436.