MAKALAH
ETIKA PROFESI GURU SMK NEGERI 2
KECAMATAN ONOLALU
OLEH :
FIKTUS GAURIFA
130-818-026
DOSEN PEGNAMPU :
JEFRY PAULANDA., M.KOM
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A. 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna Berkat Karunia-Nya
Saya dapat menyelesaikan tugas Makalah “Etika Profesi Guru SMK Negeri 2 Kecamatan
Onolalu” ini dalam waktu yang sangat singkat. Saya juga bersyukur atas rezeki serta kesehatan
yang di berikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga
berterimakasih kepada Dosen kami atas arahan yang telah di berikan selama ini yang membantu
dalam memberikan pemahaman tentang pembuatan makalah ini.
Saya sadar bahwa tugas mengenai makalah Etika Profesi Guru SMK Negeri 2
Kecamatan Onolalu” yang telah saya buat ini masih jauh dari sempurnaan, oleh karna itu saya
mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman dan Dosen pengajar demi kesempurnaan
proposal ini.
Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan penuliasan kata dan tutur
kalimat saya harap agar dapat di maklumi.
Terimakasih…..!!!
Penulis
Fiktus Gaurifa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas – tugas kependidikan guru melakukan interaksi sosial
dengan semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru berhubungan
langsung dengan peserta didik, sejawat dan masyarakat khususnya orang tua peserta
didik. Dalam hubungan yang demikian, perbedaan pendapat, perbedaan konsepsi,
perbedaan pertimbangan dan sebagainya mudah terjadi. Berdasarkan hal-hal tersebut
diatas, dirasa perlu adanya kode etik profesi guru sesuai dengan norma norma yang
berlaku di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Etika, Etos dan Loyalitas kerja ?
2. Menjelaskan Pengertian Kode Etik ?
3. Apa Isi Kode Etik Guru Indonesia ?
4. Uraikan Manfaat Kode Etik bagi Guru ?
5. Jelaskan Fungsi Kode Etik Profesi ?
6. Bagaimana hakikat,Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Keguruan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Etika, Etos dan Loyalitas kerja.
2. Untuk mengetahui Pengertian Kode Etik.
3. Untuk mengetahui Isi Kode Etik Guru Indonesia.
4. Untuk mengetahui Manfaat dan Fungsi Kode Etik bagi Guru.
5. Untuk mengetahui hakikat,Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Keguruan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ETIKA, ETOS DAN LOYALITAS KERJA
1. Etika Kerja
Etika adalah suatu disiplin filosofis yang berkenaan dengan perilaku manusia dan
perbuatan bermoral (Surya dkk, 2000 : 4.55). Dengan adanya etika, manusia dapat
memilih dan memutuskan perilaku yang paling sesuai dan paling baik, sesuai dengan
norma – norma moral yang berlaku. Etika sebagai acuan pilihan perilaku bersumber pada
norma moral, seperti agama, filsafat hidup, budaya masyarakat, disiplin keilmuan dan
profesi. Dalam dunia kerja etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja dari
para pekerja. Etika kerja biasanya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung
pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber – sumber nilai moral tersebut diatas.
Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut sebagai kode etik.
2. Etos Kerja
Kata “Etos” bersumber dari pengertian yang sama dari etika, yaitu sumber - sumber nilai
yang dijadikan rujukan pemilihan dan keputusan perilaku (Surya dkk, Etos kerja lebih
merujuk kepada kualitas kepribadian pekerja yang tercermin dalam unjuk kerja secara
utuh. Etos kerja lebih merupakan kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan
perilaku pekerja kearah terwujudnya kualitas kerja tertentu.
3. Loyalitas Kerja
Loyalitas kerja merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk
mengikuti pihak yang mempekerjakannya. Dengan loyalitas ini pekerja hanya akan
merujuk bentuk dan kualitas perilaku unjuk kerjanya kepada majikan atau pihak yang
mempekerjakannya (Surya dkk, 200 : 4.58).
B. PENGERTIAN KODE ETIK
Secara etimologis, kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain, kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara etis sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma
yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu (Abin Syamsudin, Nandang
Budiman, 2003 : 4.3).
Dalam konteks “Profesi Keguruan” makna kode etik dapat dirumuskan sebagai berikut. Kode
etik adalah ketentuan – ketentuan moral yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan
tugas profesi.
C. KODE ETIK GURU INDONESIA
Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah suatu bidang
pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air, Kemanusiaan pada
umumnya dan Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merasa
turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
17 agustus 1945, maka guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru
dengan mempedomani dasar dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
a. Guru menghormati hak individu, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dari anak didiknya masing – masing.
b. Guru menghormati dan membimbing kepribadian anak didiknya.
c. Guru menyadari bahwa intelegensi, moral dan jasmani adalah tujuan utama
pendidikan.
d. Guru melatih anak didik memecahkan masalah-masalah dan membina daya
kreasinya agar dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun
e. Guru membantu sekolah dalam usaha menanamkan pengetahuan, keterampilan
kepada anak didik.
Kode Etik diatas menanamkan pengertian pada kita bahwa peserta didik harus dilihat
secara utuh. Sub etik a sampai e bermaksud menterjemahkan apa yang dimaksud dengan
seutuhnya itu. Sikap guru yang paling pertama sekali adalah melihat peserta didik sebagai
suatu keutuhan yang berdiri sendiri, bukan sebagai seorang yang tergantung dan
digantungkan pada orang lain. Karena ia kita lihat seutuhnya sebagai individu, secara etis
guru harus menghormati hak individunya, sebagai mana kita ingin dihormati hak individu
kita. Pilihan agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu
hak individu peserta didik yang harus kita hormati.
Pada Sub etik b, memberi tekanan pada kepribadian peserta didik dan upaya
pembimbingannya. Menghargai hak individu, berarti menghargai kepribadian
pesertadidik karena kepribadian merupakan penampilan yang bulat (seutuhnya) dari
seorang individu. Kepribadian itu tumbuh dan berkembang melalui perpaduan dari
berbagai hal yang dibawa sejak lahir, pengalaman dan pendidikan. Dalam perkembangan
itulah peserta didik
membutuhkan bantuan kepribadian. Sub etik c, mengemukakan beberapa aspek penting
dari peserta didik, yaitu intelegensi(kecerdasan), moral dan jasmani.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan
anak didik masing masing.
a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didiknya
masing masing.
b. Guru hendaknya fleksibel di dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing masing.
c. Guru memberi pelajaran didalam dan diluar sekolah berdasarkan kurikulum dan
berlaku secara baik tanpa membedakan jenis dan posisi sosial orang tua murid.
Etika ini memberi arah secara umum bahwa guru harus memiliki kejujuran profesional
yaitu jujur melihat profesinya sebagai guru. Bertitik tolak dari kejujuran profesional, apa
yang mesti dilakukan guru terhadap peserta didik, sehubungan dengan kurikulum.
Kurikulum itu bersifat umum , sedangkan peserta didik berbeda beda, berbeda
kemampuannya juga berbeda kebutuhannya. Jika kita jujur, maka kita akui bahwa peserta
didiklah yang pokok , dan bila kita jujur, maka kita akui bahwa kurikulum itu harus
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan tiap-tiap peserta didik, karena peserta
didiklah substansinya, bukan guru atau kurikulum. Guru dan kurikulum itu ada karena
ada peserta didik. Jika peserta didik itu tidak ada, maka guru dan kurikulum tidak akan
ada. Sub etik c memperingatkan kita pada kejujuran profesional dalam memperlakukan
pesertadidik secara adil. Terlalu sering kita dipengaruhi oleh kenyataan duniawi. Status
sosial ekonomi orang tua, ras, suku dan agama dapat membiaskan perlakuan adil guru
terhadap peserta didik.
Profesi guru menuntut untuk tidak menghiraukan perbedaan perbedaan tersebut. Guru
harus melihat dan memperlakukan tiap peserta didik sama dengan tidak memihak kepada
kenyataan kenyataan tersebut.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala penyalahgunaan.
a. Komunikasi guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan pada
rasa kasih sayang.
b. Untuk berhasilnya pendidikan , guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar
belakang keluarganya. Komunikasi hanya diadakan semat-mata untuk
kepentingan pendidikan anak didik.
Jabatan guru memang jabatan yang melibatkan komunikasi, komunikasi dengan peserta
didik, orang tua siswa dan masyarakat sekitar sekolah. tujuannya adalah memperoleh
informasi tentang pesertadidik. Informasi yang kita peroleh merupakan rahasia peserta
didik. Karena itu, kita sebagai guru harus menghormati dan menjaga kerahasiannya serta
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. Pencarian informasi itu semata
mata untuk menolong pesertadidik itu sendiri, agar kita dapat memperlakukan mereka
sesuai dengan kepentingannya. Informasi itu dapat berupa keterangan tentang jati diri,
latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, minat, bakat, cita-cita dan lain lain.
Sub etika menyatakan bahwa komunikasi guru – siswa , didalam dan diluar sekolah
dilandaskan pada rasa kasih sayang. Secara pribadi saya lebih suka menggunakan istilah
“cinta”karena makna “cinta” lebih dalam dari kasih sayang. Guru mesti memiliki rasa
cinta pada peserta didiknya, sabab kalau tidak, apa yang terjadi sudah dapat diramalkan.
Ibarat orang yang sedang bekerja tetapi tidak mencintai pekerjaannya. Dapat ia bekerja
dengan baik? Kecintaan guru terhadap peserta didik identik dengan kecintaan dokter pada
pasiennya. Kalau dokter memberikan obat, memberikan harapan pada pasien, semata
mata supaya pasiennya itu cepat sembuh. Begitu juga guru, upaya apapun yang
dilakukan, semata mata demi perkembangan optimal peserta didiknya.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid dengan sebaik baiknya bagi kepentingan anak didiknya.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah berada
dan belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga terjalin pertukaran
informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik.
c. Guru senantiasa menerima kritik dengan dada lapang setiap kritik
d. membangun yang disampaikan orang tua murid / masyarakat terhadap kehidupan
sekolahnya.
Etik yang ke 4 ini mengingatkan guru pada penerapan kompetensi sosial. Guru wajib
menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga peserta didik tidak ada keinginan
untuk pulang sebelum waktunya.
Peserta didik merasa aman dan nyaman disekolah. Untuk maksud ini, guru mesti bersikap
akrab dan hangat terhadap peserta didik. Pemberian penguatan kepada peserta didik perlu
diperbanyak dan berusaha menghindari pemberian hukuman. Sikap akrab dan hangat itu
tidak saja terhadap siswa, tetapi juga erhadap sejawat dan orang tua siswa.
Sub etik c menghendaki guru untuk menerima kritik yang membangun dari orang tua
siswa / masyarakat dengan dada lapang. Sebagai guru selain terbuka menerima kritik dari
orang lain, juga harus mau mengkritik diri sendiri, kekurangan kekurangan apa yang ada
dalam dirinya, kemudian berusaha mengatasi kekurangan kekurangan tersebut. Dengan
begitu guru akan memperoleh kemajuan dalam pelaksanaan tugasnya.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.
b. Guru menyebar dan merumuskan program – program pendidikan kepada dan
dengan masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai pusat
pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempai itu.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur
pembaharuan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
d. Guru turut bersama sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas.
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama sebaik baiknya antara sekolah, orang
tua murid dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar
kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab bersam antara
pemerintah, orang tua dan masyarakat.
Etik ke 5 beserta sub sub etiknya merupakan rambu rambu dalam menjalin hubungan
kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah melibatkan masyarakat dalam
merumuskan program programnya, sebaliknya guru juga turut serta dalam kegiatan
kegiatan di masyarakat. Kerta sama itu bertujuan agar sekolah dapat berfungsi sebagai
agen pembaharuan. Sekolah menjadi tempat pembinaan dan pengembangan budaya
masyarakat. Masyarakat memperoleh kemajuan berkat adanya sekolah tersebut.
6. Guru secara sendiri sendiri dan atau bersama sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan :
1) Membaca buku buku.
2) Mengkuti workshop / seminar, konfrensi dan pertemuan pertemuan pendidikan
dan keilmuan lainnya.
3) Mengikuti penataran
4) Mengadakan kegiatan kegiatan penataran.
b. Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.
Etik ini menghendaki guru memiliki sikap terbuka untuk peningkatan kemampuan
profesionalnya. Dunia pendidikan atau keguruan memiliki karakteristik bahwa ia
berkembang sesuai dengan tuntutan tuntutan baru. Coba Anda perhatikan, Hampir
setiap 10 tahun kurikulumberubah mengikuti perkembangan zaman. Adanya tuntutan
tuntutan baru, persyaratan menjadi guru SD juga berubah, yang semula minimal
SPG berubah menjadi D2 PGSD dan sekarang minimal S1 PGSD. Apa yang
dianggap memadai untuk saat ini belum tentu memadai di kelak kemudian hari.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati dan bantu
membantu satu sama lain baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun
dalam hubungan tugas profesi.
b. Guru tidak melakukan tindakan tindakan yang merugikan nama baik rekan - rekan
seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara pribadi maupun secara
keseluruhan.
Etik ke 7 ini mengatur hubungan antara sesama anggota profesi atau hubungan antar
teman sekerja, baik hubungan kerja maupun hubungan yang bersifat pribadi. Hubungan
kerja dan hubungan pribadi ini, perlu dikembangkan kearah hubungan kekeluargaan,
sehingga setiap individu merasakan dirinya sebagai anggota sebuah keluarga. Jika ini
dapat diwujudkan maka pertukaran informasi, pendapat akan menjadi lancar. Begitu pila
sikap bantu membantu, nasehat menasehati akan terwujud dengan baik karena setiap
anggota merasa teman sekerja itu adalah saudaranya. Sebagai saudara tentu akan saling
melindungi, saling menjaga nama baik saudaranya, sehingga tidak akan terjadi tindakan
tindakan yang merugikan sesamanya.
8. Guru secara bersama sama memelihara , membina dan meningkatkan organisasi guru
profesional sebagai sarana pengabdiannya.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud membina
profesi dan pendidikan pada umumnya.
b. Guru senantiasa berusaha terciptanya persatuan diantara sesama pengabdian
pendidikan.
c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap sikap, ucapan
ucapan dan tindakan tindakan yang merugikan organisasi.
Pokok etik ke 8 ini berkisar pada masalah organisasi profesional keguruan. Kiranya
semua sependapat bahwa organisasi profesional bermaksud meningkatkan profesi
anggota anggotanya. Dengan adanya organisasi profesi, anggota anggota dapat dipelihara
sehingga keseluruhan korps dapat terjaga mutu serta peningkatannya.
Guru sebagai anggota organisasi profesional, sudah selayaknya berusaha menciptakan
persatuan diantara sesama serta menghindarkan diri dari sikap sikap, ucapan ucapan dan
tindakan tindakan yang merugikan organisasi.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) guru adalah aparat pemerintah, karena itu sudah
selayaknya melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah
dalam bidang pendidikan.
Berikut ini rumusan kode Etik Guru Indonesia keputusan konggres PGRI ke XIII yang
berlangsung tanggal 21 – 25 Nopember 1973.
Kode Etik Guru Indonesia
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONSIA menyadari, bahwa pendidikan adalah
merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air
serta kemanusiaan pada mumnya dan Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945 merasa ikut bertanggungjawab atas terwujudnya cita cita Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, maka guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani dasar dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membinbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesionil dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid sebaik baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri sendiri dan / bersama sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi
guru profesionil sebagai sarana pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam
bidang Pendidikan. (Winarno Surachman (Ed), 1979 : 220).
D. MANFAAT KODE ETIK BAGI GURU.
a. Agar guru terhindar dari penyimpangan profesi, karena sudah adanya landasan
yang digunakan mereka sebagai acuan.
b. Untuk mengatur hubungan guru dengan peserta didik, teman sejawat / sekerja dan
masyarakat, jabatan profesi dan pemerintah.
c. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab
terhadap profesinya.
d. Pemberi arah yang benar kepada penggunaan profesinya.
E. ADA TIGA HAL POKOK YANG MERUPAKAN FUNGSI DARI KODE ETIK
PROFESI :
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesimampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol social bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi,
sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja
(kalangan social).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa
para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
F. HAKIKAT ORGANISASI PROFESI KEGURUAN
1. Hakikat Organisasi
Ada banyak pendapat yang mengemukakan pengertian dari organisasi. seperti berikut ini:
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan
organisasi non-formal.
2. Hakikat Profesi
Profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu : profesi, profesionalitas,
profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme.Profesi menunjuk pada suatu
pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan
terhadapnya. Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu terhadap
suatu pekerjaan.
Sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu
janji yang terbuka.Suatu profesi mengandung unsur pengabdian menurut Oemar
Hamalik, suatu profesi bukanlah dimaksudkan untuk mencari keuntungan materi belaka,
melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat.Pengabdian seorang profesional
menunjuk pada pengutamaan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri sendiri
sehingga memiliki ciri tersendiri.
3. Organisasi Profesi Kependidikan
Sesuai dengan hakikat profesi dan ciri-cirinya, dapatlah diterima bahwa jabatan
kependidikan / keguruan merupakan suatu profesi. Pekerjaan sebagai guru muncul dari
kepercayaan masyarakat dan mengabdikan diri pada masyarakat.
Pekerjaan itu menuntut keterampilan tertentu yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif
lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan
4. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan
kemampuan profesional seperti :
Fungsi Pemersatu
Yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu
organisasi keprofesian.
Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan
profesional para pengemban profesi kependidikan.
5. Tujuan Organisasi Profesi Keguruan
Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Organisasi profesi sebagaimana telah disebutkan dalam UU RI pasal 40 ayat 1
mempunyai tujuan untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, wawasan
pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteran, dan pengabdian dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara etimologis, kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain, kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara etis sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-
nilai dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu
2. Manfaat Kode Etik yaitu Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab terhadap profesinya.
3. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol social bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
4. Sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau
suatu janji yang terbuka.
5. Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan
kemampuan profesional
B. Saran
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia sepatutnya menyadari
sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap
dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam
jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri bangsa
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Haris. 2009. Organisasi Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Hadi, Sopwan. 2010. Makalah Profesi Keguruan.
http://andreassusiloeko.blogspot.com/2012/01/organisasi-profesi-guru.html.
http://sopwanhadi.wordpress.com/2010/02/28/makalah-organisasi-keguruan.html
Kosasi Raflis, soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Satory, Djam’an dkk. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka