Transcript

Dobutamin merupakan suatu stimulator beta reseptor terutama beta 1 di jantung, ia

mempunyai efek sebagai intropik, kronotropik dan dromotropik positif. Efek intropik dan

kronotropik dari dobutamin menginduksi iskemia miokard pada jantung yang memiliki

stenosis signifikan pada arteri koronernya. Waktu paruh dobutamin adalah 2 menit.

Kebanyakan protokol dobutamin stress ekokardiografi menggunakan dosis awal 5

mikrogram/kg/menit dan dinaikkan hingga 40-50 mikrogram/kg/menit dan pemberian

atropine 0,25 sampai 1 mg di akhir test atau beta bloker, seperti esmolol. Stress

ekokardiografi ini bermanfaat untuk menilai iskemia miokard yang diinduksi stress dan

mendeteksi viabilitas miokardial.

Oksigen dan metabolit disuplai ke miokardium melalui arteri koroner. Aliran darah koroner

yang berkurang menyebabkan iskemia miokard akibat deprivasi metabolit. Dalam keadaan

istirahat, aliran koroner dapat tercukupi sesuai kebutuhan basal, kecuali jika terjadi stenosis.

Dalam keadaan normal, saat terjadi stress, maka aliran koroner akan meningkat sesuai dengan

kebutuhan oksigennya. Lebih dari 70%  stenosis korner berhubungan dengan berkurangnya

kemampuan aliran maksimal koroner, yang kemudian memicu terjadinya kaskade iskemia.

Kaskade iskemia dimulai dengan heterogenisitas perfusi, perubahan metabolism, selanjutnya

terjadi gangguan diastolik, disinergi sistolik, perubahan EKG dan munculnya angina pectoris.

Daerah miokard yang mengalami asinergi tidak segera mengalami kerusakan ireversibel atau

sikatriks. Oklusi arteri koroner menyebabkan disfungsi miokard,  reperfusi yang bertahap

akan mengembalikan fungsi miokard ketahap yang lebih baik dalam kurun waktu tertentu.

Fenomena ini disebut “stunned miokardium”.  Jika aliran darah koroner diperbaiki, maka

miokardium yang mengalami iskemia kronik akan memiliki kemampuan untuk memperbaiki

kontraksinya, ini disebut ‘hibernating myocardium’. Stunning dan hibernating miokard

memiliki kemampuan inotropik, yang dapat distimulasi oleh dobutamin, hal ini ditunjukkan

oleh gerakan dinding yang lebih baik pada ekokardiogram.

Stess test ekokardiografi dihentikan jika sudah ditemukan endpoint, yaitu ditemukannya

gerakan dinding jantung yang abnormal lebih dari 1 segmen, meningkatnya volume akhir

sistolik, atau tercapainya denyut jantung maksimal yaitu ( 220-umur)*85%. Selama test,

fungsi ventrikel kiri baik regional maupun global dimonitor dengan ekokardiografi, frekuensi

nadi dan irama dinilai dengan EKG kontinu dan setiap 3 menit dilakukan pengukuran tekanan

darah dan EKG 12-lead.

Stress test ini dilakukan untuk menilai iskemia miokard, bukan untuk membuktikan efek obat

antiiskemik. Untuk menilai stress ekokardiografi ini, dinilai 16 segmen ventrikel

menggunakan sistem skor. Skor 1 adalah normokinesia, 2 adalah hipokinesia, 3 yaitu

akinesia, dan 4 diskinesia.. Abnormalitas gerakan ventrikel ditegakkan jika ditemukan

peningkatan skor >1 pada >1 segmen sebagai marker iskemia. Dan dikatan perbaikan jika

kenaikan skor >1 pada >1 segmen dengan dobutamin dosis rendah, sebagai biomarker

viability miokardium pada abnormalitas yang ditemukan pada saat istirahat

Dobutamin stress echo lebih efisien mendeteksi stenosis arteri koroner daripada exercise

ECG dan sebanding dengan skintigrafi perfusi miokard. Dibandingakan dengan angiografi

koroner, sensitivitas, spesivisitas, dan akuasi stress echo 72-86%, 77-95%, dan 76-89%.

Semakin rendah dosis Dobutamin yang diberikan, semakin rendah tingkat akurasi

diagnostiknya. Sensitivitas lebih baik pada stenosis multi-vesel dibandingkan single-vessel

dan lebih tinggi pada 70% stenosis dibandingkan 50% stenosis. Sensitivitas maksimum

ditemukan pada daerah iskemik yang diperdarahi oleh arteri koroner anterior desending.

Stress echo juga mampu menilai viabilitas miokard dengan sensitivitas dan spesifisitas 80 %

dan 90%.

Penggunaan strees echo setelah intervensi koroner masih terbatas. Setelah angioplasty

coroner yang berhasil, perbaikan gerakan dinding ventrikel dapat dinilai, dan stress echo

dapat digunakan pada keadaan restenosis setelah PCI, meskipun tidak dapat membedakan

restenosis atau lesi di pembuluh koroner baru.

Pre-operative stress echo merupakan alat diagnostik, terutama pada pasien yang tidak dapat

melakukan exercise test, pasien yang memiliki abnormalitas pada dinding ventrikelnya

memiliki resiko kardiovaskular peri-operative yang lebih tinggi.

Dobutamin stress echo memiliki beberapa komplikasi yang serius.

DOBUTAMIN

kandungan dalam 1 amp = 5 cc = 250 mg

bila 1 mg = 1000 microgram

maka dalam 1 amp dobutamin 250 mg = 250.000 microgram.

pemberian dobutamin dalam syring pump

bila dobutamin 250 mg (1 amp) dilarutkan dalam 50 cc PZ

maka 1 cc PZ adalah 250.000 microgram : 50 ccPZ = 5.000 microgram/cc

  RUMUS = (Dosis x BB x 60 menit) : (5.000 microgram)

contoh soal sederhana

   dosis       = 5 microgram

   bb           = 50 kg

   pelarutan = 50 cc

 maka hasilnya dalam pemberian syring pump adalah

   5 microgram x 50 kg x 60 menit : 5.000 microgram

    = 15.000 : 5.000 = 3 cc/jam

bila tidak punya syring pump maka dilakukan tetesan manual

bila menggunakan infus macro maka 1 cc = 20 tts/mnt

    hasil = 3 cc/jam x 20 tts/mnt : 60 menit = 1 tts/mnt

NB : bila menggunakan tetesan manual baiknya gunakan pelarutan minimal 100 cc


Top Related