Transcript

PENGARUH PENGGUNANAN BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG

NRP :6306.030.002

PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG (CO, O2, (CO, O2, NOxNOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG

NRPNRP :6306.030.002:6306.030.002

PENGARUH PENGGUNANAN BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG

NRP :6306.030.002

PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN PENGARUH PENGGUNANAN BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG (CO, O2, (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, (CO, O2, (CO, O2, (CO, O2, (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, (CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOxNOxNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESELNOx(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL) PADA MOTOR DIESEL(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGDISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRPNRP :6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002:6306.030.002

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakinhari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar terusmeningkat. Hal ini menyebabkan harga bahan bakar minyak semakinmeningkat. Untuk itu perlu dilakukan upaya penghematan serta upayapengalihan bahan bakar dari bahan yang berasal dari minyak bumi menjadisumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu bahan baku yang dapatdimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak bumi adalahtanaman jarak yang dapat menghasilkan minyak dari bijinya. Minyak jarakdiperoleh dengan cara pengepresan biji jarak dengan alat pengepres minyak. Alat pengepres yang digunakan adalah hydraulic press. Dengan digunakanalat pemecah biji jarak dan alat penghancur biji jarak yang akanmemudahkan proses pengepresan minyak dari biji jarak. Sehingga diperolehminyak biodiesel yang mana akan digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standardari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daripermasalahan diatas ,maka pada tugas ahkir ini diambil judul AnalisaPengaruh Penggunaan Biodisel terhadap Emisi Gas Buang (NOX, CO, DAN O2) pada Motor Diesel

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakinhari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar terusmeningkat. Hal ini menyebabkan harga bahan bakar minyak semakinmeningkat. Untuk itu perlu dilakukan upaya penghematan serta upayapengalihan bahan bakar dari bahan yang berasal dari minyak bumi menjadisumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu bahan baku yang dapatdimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak bumi adalahtanaman jarak yang dapat menghasilkan minyak dari bijinya. Minyak jarakdiperoleh dengan cara pengepresan biji jarak dengan alat pengepres minyak. Alat pengepres yang digunakan adalahAlat pengepres yang digunakan adalah hydraulic presshydraulic press. Dengan digunakan. Dengan digunakanalat pemecah biji jarak dan alat penghancur biji jarak yang akanmemudahkan proses pengepresan minyak dari biji jarak. Sehingga diperolehminyak biodiesel yang mana akan digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standarNamun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standarNamun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standarNamun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standarNamun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standarNamun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standardari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan daridari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti mencoba merumuskanpertanyaan yang akan dicari pemecahannya baik pembahasan menurutanalisa maupun teori-teori yang menjadi ecuan padsa penelitian ini. Adapun rumusan masalah berdasarkan judul yang akam diajukan adalahsebagai berikut :

• Apakah campuran biodiesel ataupun biodiesel 100% kandungan emisi gas buang memenuhi standar bila dibandingkan dengan menggunakan solar murni pada motor diesel.

• Apakah ada perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasikecepatan dengan menggunakan bahan bakar yang sama.

• Dapat menyimpulkan hasil pencampuran antara biodiesel dengan solar yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti mencoba merumuskanpertanyaan yang akan dicari pemecahannya baik pembahasan menurutanalisa maupun teori-teori yang menjadi ecuan padsa penelitian ini. Adapun rumusan masalah berdasarkan judul yang akam diajukan adalahsebagai berikut :

Apakah campuran biodiesel ataupun biodiesel 100% kandungan emisi gas buang memenuhi standar bila dibandingkan dengan menggunakan solar murni pada motor diesel.

Apakah ada perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasikecepatan dengan menggunakan bahan bakar yang sama.

Dapat menyimpulkan hasil pencampuran antara biodiesel dengan solar yang optimal.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tugas ahkir ini adalah sebagai berikut:

• Jenis bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini yaitu;B10,B20, B30, solar murni dan biodiesel 100%

• Kecepatan motor diesel yang digunakan adalah médium speed yang ada di lab marine diesel Politeknik Perkapaln Negeri Surabaya.

• Motor diesel yang akan direncanakan adalah sebagai berikut:

Merk : Detroit Diesel Allison Div.G.M.C

Model :1042100

Serial number : 4A0249106

Type : 2 cycle

Bore : 108 mm

Strke ; 127 mm

Number of cylinder : 4 (empat)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tugas ahkir ini adalah sebagai berikut:

Jenis bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini yaitu;B10,B20, B30, solar murni dan biodiesel 100%

Kecepatan motor diesel yang digunakan adalah médium speed yang ada di lab marine diesel Politeknik Perkapaln Negeri Surabaya.

Motor diesel yang akan direncanakan adalah sebagai berikut:

Merk : Detroit Diesel Allison Div.G.M.C

Model :1042100

Serial number : 4A0249106

TypeType : 2 cycle: 2 cycle

Bore : 108 mm

Strke ; 127 mm

Number of cylinder : 4 (empat)

1.4 Tujuan

Tujuan pengujian ini adalah:

• Untuk mendapatkan formula campuran antara penggunaan biodisel dan solar yang optimal.

• Untuk memperoleh kandungan emisi gas buang yang lebih rendah dari pemakaian bahan bakar biodisel, bahan bakar solar dan campuran antara biodisel dan solar.

• Untuk mendapatkan kandungan emisi gas buang yang paling rendah dengan variasi kecepatan yang telah direncanakan.

1.4 Tujuan

Tujuan pengujian ini adalah:

Untuk mendapatkan formula campuran antara penggunaan biodisel dan solar yang optimal.

Untuk memperoleh kandungan emisi gas buang yang lebih rendah dari pemakaian bahan bakar biodisel, bahan bakar solar dan campuran antara biodisel dan solar.

Untuk mendapatkan kandungan emisi gas buang yang paling rendah dengan variasi kecepatan yang telah direncanakan.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan TA ini adalah:

• Membuktikan perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasi kecepatan pada motor diesel antara menggunakan solar murni, biodiesel atau pun dari campuran kedua bahan bakar tersebut.

• Membuktikan penggunaan solar murni, biodiesel 100% ataupun campuran dari kedua bahan bakar tersebut yang optimal.

• Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek penggunaan biodiesel terhadap emisi gas buang motor diesel.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan TA ini adalah:

Membuktikan perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasi kecepatan pada motor diesel antara menggunakan solar murni, biodiesel atau pun dari campuran kedua bahan bakar tersebut.

Membuktikan penggunaan solar murni, biodiesel 100% ataupun campuran dari kedua bahan bakar tersebut yang optimal.

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek penggunaan biodiesel terhadap emisi gas buang motor diesel.

BAB II

DASAR TEORI2.1 Biodiesel dari Minyak Nabati

2.1.1 Minyak Nabati

Pengertian ilmiah paling umum dari istilah ‘biodiesel’ mencakup sembarang (dan semua) bahan bakar mesin diesel yang terbuat darisumber daya hayati atau biomassa. Sekalipun demikian, makalah ini akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah diterima luas di dalam industri, yaitu bahwa “biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak”

BAB II

DASAR TEORI2.1 Biodiesel dari Minyak Nabati

2.1.1 Minyak Nabati

Pengertian ilmiah paling umum dari istilah ‘biodiesel’ mencakup sembarang (dan semua) bahan bakar mesin diesel yang terbuat darisumber daya hayati atau biomassa. Sekalipun demikian, makalah ini akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi teladiterima luas di dalam industri, yaitu bahwa “biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak”lemak”lemak

Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun lemak hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besar senyawa-senyawa organik yang sama, yaitu kelas esterasam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati adalah triester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigliserida, sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak dengan metanol. Perbedaan wujud molekuler ini memiliki beberapa konsekuensi penting dalam penilaian keduanya sebagai kandidat bahan bakar mesin diesel :

• 1. Minyak nabati (yaitu trigliserida) berberat molekul besar, jauh lebih besar dari biodiesel (yaitu ester metil). Akibatnya, trigliserida relatif mudah mengalami perengkahan (cracking) menjadi aneka molekul kecil, jika terpanaskan tanpa kontak dengan udara (oksigen).

hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besar senyawa-senyawa organik yang sama, yaitu kelas esterasam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati adalah triester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigliseridasedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak dengan metanol. Perbedaan wujud molekuler ini memiliki beberapa konsekuensi penting dalam penilaian keduanya sebagai kandidat bahan bakar mesin diesel : 1. Minyak nabati (yaitu trigliserida) berberat molekul besar, jauh lebih besar dari jauh lebih besar dari biodiesel (yaitu biodiesel (yaitu ester metilester metil). ). ester metil). ester metilester metil). ester metilAkibatnya, trigliserida relatif mudah mengalami perengkahan (cracking) menjadi aneka molekul kecil, jika cracking) menjadi aneka molekul kecil, jika crackingterpanaskan tanpa terpanaskan tanpa terpanaskan tanpa terpanaskan tanpa terpanaskan tanpa terpanaskan tanpa terpanaskan tanpa kontak dengan udara (kontak dengan udara (kontak dengan udara (kontak dengan udara (kontak dengan udara (kontak dengan udara (oksigenoksigenoksigen).

• 2. Minyak nabati memiliki kekentalan (viskositas) yang jauh lebih besar dari minyak diesel/solar maupun biodiesel, sehingga pompa penginjeksi bahan bakar di dalam mesin diesel tak mampu menghasilkan pengkabutan (atomization) yang baik ketika minyak nabati disemprotkan ke dalam kamar pembakaran.

• 3. Molekul minyak nabati relatif lebih bercabang dibanding ester metil asam-asam lemak. Akibatnya, angka setana minyak nabati lebih rendah daripada angka setana ester metil. Angka setana adalah tolok ukur kemudahan menyala/terbakar dari suatu bahan bakar di dalam mesin diesel.

Di luar perbedaan yang memiliki tiga konsekuensi penting di atas, minyak nabati dan biodiesel sama-sama berkomponen penyusun utama (≥ 90 %-berat) asam-asam lemak. Pada kenyataannya, proses transesterifikasi minyak nabati menjadi ester metil asam-asam lemak, memang bertujuan memodifikasi minyak nabati menjadi produk (yaitu biodiesel) yang berkekentalan mirip solar, berangka setana lebih tinggi, dan relatif lebih stabil terhadap perengkahan.

Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Y.M Choo, 1994). Tabel 2.1 menunjukkan berbagai macam tanaman penghasil minyak nabati serta produktifitas yang dihasilkannya.

diesel/solar maupun biodiesel, sehingga pompa penginjeksi bahan bakar di dalam mesin diesel tak mampu menghasilkan pengkabutan (atomization) yang baik ketika minyak nabati disemprotkan ke dalam kamar pembakaran.

3. Molekul minyak nabati relatif lebih bercabang dibanding ester metil asam-asam lemak. Akibatnya, angka setana minyak nabati lebih rendah daripada angka setana ester metil. Angka setana adalah tolok ukur kemudahan menyala/terbakar dari suatu bahan bakar di dalam mesin diesel.

Di luar perbedaan yang memiliki tiga konsekuensi penting di atas, minyak nabati dan biodiesel sama-sama berkomponen penyusun utama (≥ 90 %-berat) asam-asam lemak. Pada kenyataannya, proses transesterifikasi minyak nabati menjadi ester metil asam-asam lemak, memang bertujuan memodifikasi minyak nabati menjadi produk (yaitu biodiesel) yang berkekentalan mirip solar, berangka setana lebih tinggi, dan relatif lebih stabil terhadap perengkahan.

Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Y.M Choo, 1994). Tabel 2.1 menunjukkan berbagai macam tanaman penghasil minyak nabati serta produktifitas yang dihasilkannya.

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Komposisi emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakara.

Unsur dalam Emisi Gas BuangEmisi Senyawa Hidrokarbon (HC)

Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO2) dan air(H-2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bahan bakar sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja

pembakaran dalam, mesin pembakaran luar yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Komposisi emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakara.

Unsur dalam Emisi Gas BuangEmisi Senyawa Hidrokarbon (HC)

Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO2) dan air(H-2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bahan bakar sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja

sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat “bersembunyi” dari api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC cukup tinggi.

Emisi HC ini dapat ditekan dengan cara memberikan tambahan panasdan oksigen diluar ruang bakar untuk menuntaskan proses pembakaran. Proses injeksi oksigen tepat setelah exhaust port akan dapat menekan emisi HC secara drastis. Saat ini, beberapa mesin mobil sudah dilengkapi dengan electronic air injection reaction pump yang langsung bekerja saat cold-start

untuk menurunkan emisi HC.

Apabila HC tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan gejala bahwa AFR yang tidak tepat. AFR yang terlalu kaya akan menyebabkan emisi HC menjadi tinggi. Ini bias disebabkan, filter udara yang tersumbat, sensor temperature mesin yang tidak normal dan sebagainya yang dapat membuat AFR terlalu kaya. Injector yang kotor atau fuel pressure yang terlalu rendah dapat membuat butiran bahan bakar menjadi besar untuk terbakar dengan sempurna dan ini juga akan membuat emisi HC menjadi tinggi. Apapun alasannya, AFR yang terlalu kaya juga akan membuat emisi CO menjadi tinggi, tetapi CO dan HC yang tinggi juga bisa disebabkan oleh rembasnya pelumas ke ruang bakar.

terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC cukup tinggi.

Emisi HC ini dapat ditekan dengan cara memberikan tambahan panasdan oksigen diluar ruang bakar untuk menuntaskan proses pembakaran. Proses injeksi oksigen tepat setelah exhaust port akan dapat menekan emisi HC secara drastis. Saat ini, beberapa mesin mobil sudah dilengkapi dengan electronic air injection reaction pump yang langsung bekerja saat cold-start

untuk menurunkan emisi HC.

Apabila HC tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan gejala bahwa AFR yang tidak tepat. AFR yang terlalu kaya akan menyebabkan emisi HC menjadi tinggi. Ini bias disebabkan, filter udara yang tersumbat, sensor temperature mesin yang tidak normal dan sebagainya yang dapat membuat AFR terlalu kaya. Injector yang kotor atau fuel pressure yang terlalu rendah dapat membuat butiran bahan bakar menjadi besar untuk terbakar dengan sempurna membuat butiran bahan bakar menjadi besar untuk terbakar dengan sempurna dan ini juga akan membuat emisi HC menjadi tinggi. Apapun alasannya, AFR yang terlalu kaya juga akan membuat emisi CO menjadi tinggi, tetapi CO dan HC yang tinggi juga bisa disebabkan oleh rembasnya pelumas ke ruang bakar.

BAB IIIMETODOLOGI PENGUJIAN

Dalam penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan suatuurutan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, hal tersebut dimaksudkan agar Tugas Akhir ini dapat tercapai tujuanya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu direncanakan langkah-langkah yang sekiranya dapat memaksimalkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini.

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Marine Diesel, Jurusan Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

METODOLOGI PENGUJIAN

Dalam penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan suatuurutan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, hal tersebut dimaksudkan agar Tugas Akhir ini dapat tercapai tujuanya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu direncanakan langkah-langkah yang sekiranya dapat memaksimalkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini.

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian dilakukan di Laboratorium Marine DieselMarine Diesel, Marine Diesel, Marine DieselJurusan Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

3.2 Peralatan dan Bahan

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan agar mengefisienkan waktu yang dibutuhkan.

A.Alat yang digunakan antara lain:

• Engine Test Bed yang dilengkapi kontrol panel

• Exhaust Gas Analyzer

• Tacho Meter

• Stop Watch

• Obeng

• Lembar Data

3.2 Peralatan dan Bahan

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan agar mengefisienkan waktu yang dibutuhkan.

A.Alat yang digunakan antara lain:

Engine Test Bed yang dilengkapi kontrol panel

Exhaust Gas Analyzer

Tacho Meter

Stop WatchStop Watch

Obeng

Lembar Data

B. Bahan yang digunakan antara lain:• Minyak Solar• Minyak biodiesel 100%• Campuran biodiesel dengan solar (B10, B20, B30)

3.3 Langkah PengujianPenelitian ini dikelompokan menjadi lima (5) tahapan, yaitu:

persiapan dan pemeriksaan, percobaan dasar, pergantian bahan bakar, analisa dan kesimpulan.

• Persiapan dan Pemeriksaan

Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

B. Bahan yang digunakan antara lain:Minyak SolarMinyak biodiesel 100%Campuran biodiesel dengan solar (B10, B20, B30)

3.3 Langkah PengujianPenelitian ini dikelompokan menjadi lima (5) tahapan, yaitu:

persiapan dan pemeriksaan, percobaan dasar, pergantian bahan bakar, analisa dan kesimpulan.

Persiapan dan Pemeriksaan

Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

Pemeriksaan awal yang meliputi :

A. Pemeriksaan dan pengaturan katup-katup pendingin.Pemeriksaan ini bertujuan untuk melindungi sistem atau

komponen dari mesin diesel supaya dapat bekerja dengan baik. Hal itu dikarenakan panas yang dihasilkan saat mesin diesel beroperasi cukup tinggi.

b. Pengecekan udara dan tekanan yang ada di dalam kompresor

Pengecekan udara dan tekanan udara yang ada di dalam kompresor merupakan bagian dari pemeriksaan awal yang penting. Hal itu dikarenakan pada pengoperasian awal mesin diesel dibutuhkan tekanan udara start (air start) yang cukup tinggi sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan dengan baik.

Pemeriksaan awal yang meliputi :

A. Pemeriksaan dan pengaturan katup-katup pendingin.Pemeriksaan ini bertujuan untuk melindungi sistem atau

komponen dari mesin diesel supaya dapat bekerja dengan baik. Hal itu dikarenakan panas yang dihasilkan saat mesin diesel beroperasi cukup tinggi.

b. Pengecekan udara dan tekanan yang ada di dalam kompresor

Pengecekan udara dan tekanan udara yang ada di dalam kompresor merupakan bagian dari pemeriksaan awal yang penting. Hal itu dikarenakan pada pengoperasian awal mesin diesel dibutuhkan tekanan udara start (air start) yang cukup tinggi sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan dengan baik.

c. Menge-drain udara yang terkondensasi di dalam kompresor

Proses ini perlu dilakukan agar dapat diketahui tekanan udara yang sebenarnya ada di dalam kompresor, maka apabila dilakukan pengukuran yang ada di dalam kompresor akan berubah. Selain itu menge-drain air yang ada di dalam kompresor ditujukan agar proses start dapat berjalan dengan baik.

kompresor

Proses ini perlu dilakukan agar dapat diketahui tekanan udara yang sebenarnya ada di dalam kompresor, maka apabila dilakukan pengukuran yang ada di dalam kompresor akan berubah. Selain itu menge-drain air yang ada di dalam kompresor ditujukan agar proses start dapat berjalan dengan baik.

• Percobaan dasar

Percobaan dasar pada Marine Diesel Engine dilakukan untuk mengetahui kandungan emisi gas buang dari engine yang menggunakan bahan bakar solar murni sebelum menggunkan bahan bakar biodiesel dan campuran biodiesel. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan putaran mesin diesel pada beban tetap. Putaran yang digunakan 500 s/d 1000rpm. Pada setiap perubahan kondisi kecepatan akan dicatat hasil kandungan dari gsa buang (CO, O2, NOx).

Percobaan dasar pada Marine Diesel Engine dilakukan untuk mengetahui kandungan emisi gas buang dari engine yang menggunakan bahan bakar solar murni sebelum menggunkan bahan bakar biodiesel dan campuran biodiesel. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan putaran mesin diesel pada beban tetap. Putaran yang digunakan 500 s/d 1000rpm. Pada setiap perubahan kondisi kecepatan akan dicatat hasil kandungan dari gsa buang (CO, O2, NOx).

• Pergantian Bahan BakarMengulang tahap ke-2 dengan menggunakan bahan bakar biodiesel, B10 (90% solar dan 10% biodiesel), B20 (80% solar dan 20% biodiesel), dan B30 (70% solar dan 30% biodiesel. Lalu kemudian mencatatperubahan komposisi dari gas buang.

• AnalisaPertama akan dianalisa percobaan I dengan menggunakan bahan bakar solar dan membandingkan dengan percobaan II yang menggunakan bahan bakar biodiesel 100% dan campuran biodiesel. Untuk membantu menganalisa data digunakan software Microsoft exel.

• KesimpulanDari analisa data yang telah dilakukan, maka akan ditarik suatu kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.

Mengulang tahap ke-2 dengan menggunakan bahan bakar biodiesel, B10 (90% solar dan 10% biodiesel), B20 (80% solar dan 20% biodiesel), dan B30 (70% solar dan 30% biodiesel. Lalu kemudian mencatatperubahan komposisi dari gas buang.

AnalisaPertama akan dianalisa percobaan I dengan menggunakan bahan bakar solar dan membandingkan dengan percobaan II yang menggunakan bahan bakar biodiesel 100% dan campuran biodiesel. Untuk membantu menganalisa data digunakan software Microsoft exel.

KesimpulanDari analisa data yang telah dilakukan, maka akan ditarik suatu kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.

BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa dengan Grafik

Pengujian bahan bakar biodiesel dengan minyak solar, dilakukan dengan variasi komposisi biodiesel maksimum 30%. Biodisel 10% (B10), ini berarti komposisi minyak solar 90% dan biodiesel 10%. Biodiesel 20% (B20) ini berati komposisi minyak solar 80% dan biodiesel 80%. Demikian juga dengan biodisel 30% (B30), ini berarti komposisi minyak solar 70% dan biodesel 30%. Putaran motor diesel dalam penbujian ini diatur sesuai dengan munual book engine test bed yaitu 500rpm s/d 1000rpm.

Untuk kandungan emisi gas buang yaitu NOx, CO, dan O2 yang dihasilkan oleh motor diesel dilihat pada alat Gas Analyzeryang ada di Laboraturium Merine Diesel Politeknik Perkapalan Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa dengan Grafik

Pengujian bahan bakar biodiesel dengan minyak solar, dilakukan dengan variasi komposisi biodiesel maksimum 30%. Biodisel 10% (B10), ini berarti komposisi minyak solar 90% dan biodiesel 10%. Biodiesel 20% (B20) ini berati komposisi minyak solar 80% dan biodiesel 80%. Demikian juga dengan biodisel 30% (B30), ini berarti komposisi minyak solar 70% dan biodesel 30%. Putaran motor diesel dalam penbujian ini diatur sesuai dengan munual book engine test bed yaitu 500rpm s/d 1000rpm.

Untuk kandungan emisi gas buang yaitu NOx, CO, dan O2 yang dihasilkan oleh motor diesel dilihat pada alat Gas Analyzeryang ada di Laboraturium Merine Diesel Politeknik Perkapalan Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor

diesel dari ke-5 jenis bahan bakar tersebut yaitu minyak solar murni sebagai pembanding, biodiesel 100%, biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30%. Setelah dilakukan pengujian didapat ganbar sebagai berikut;

Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Karbon Oksida) dengan variasi putaran

murni sebagai pembanding, biodiesel 100%, biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30%. Setelah dilakukan pengujian didapat ganbar sebagai berikut;

Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Karbon OksidaKarbon OksidaKarbon OksidaGambar 4.1 Grafik hubungan CO (Karbon OksidaGambar 4.1 Grafik hubungan CO ( ) dengan variasi putaran) dengan variasi putaran) dengan variasi putaran

Dari gambar diatas hasil pengujian menunjukan bahwa CO (Karbon oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 11,40%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 16,74% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 20,58%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran biodiesel 30% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 10% dan biodiesel 20% terhadap solar murni.

Gambar 4.2 Grafik hubungan O2 (Oksigen) dengan variasi putaran

(Karbon oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 11,40%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 16,74% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 20,58%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran biodiesel 30% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 10% dan biodiesel 20% terhadap solar murni.10% dan biodiesel 20% terhadap solar murni.

Hasil dari gambar diatas menunjukan bahwa O2 (oksigen) yang dihasilkan dari ke-3 canpuran bahan bakar solar dengan biodiesel tidak adanya perbedaan kandungan oksigen yang dihasilkan. Dari ke-3 campuran biodisel yaitu biodiesel 10%, 29%, dan 30% mengalami peningkatan sebesar 2,38% terhadap minyak solar murni. Pada putaran 500 dan 600rpm kandungan O2 lebih rendah dikarenakan pada waktu mesin dinyalakan temperatur gas buangnya tidak besar.

Gambar 4.3 Grafik hubungan NOx (Nitrogen Oksida) dengan variasi putaran

dihasilkan dari ke-3 canpuran bahan bakar solar dengan biodiesel tidak adanya perbedaan kandungan oksigen yang dihasilkan. Dari ke-3 campuran biodisel yaitu biodiesel 10%, 29%, dan 30% mengalami peningkatan sebesar 2,38% terhadap minyak solar murni. Pada putaran 500 dan 600rpm kandungan O2 lebih rendah dikarenakan pada waktu mesin dinyalakan temperatur gas buangnya tidak besar.

Dari gambar diatas hasil pengujian menunjukan bahwa NOx (Nitrogen oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 16,44%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 12,00% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 13,22%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran biodiesel 10% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 20% dan biodiesel 30% terhadap solar murni.

Dari gambar diatas hasil pengujian menunjukan bahwa NOx (Nitrogen oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 16,44%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 12,00% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 13,22%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran biodiesel 10% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 20% dan biodiesel 30% terhadap solar murni.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

• Dari ke-3 campuran antara biodiesel dengan solar murni yang optimal yang emisi gas buangnya lebih rendah adalah biodiesel 30% denganpenurunaan sebesar 20,08%.

• Kandungan karbon oksida (CO) yang memiliki nilai yang lebih rendah adalah biodiesel 30% bila dibandingkan dengan cmpuran biodiesel 10% dan 20% terhadap solar murni. Untuk kandungan oksigen (O2), ke-3 campuran biodiesel yaitu biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30% tidak ada perbedaan. Sedangkan untuk kandungan nitrogen oksida (NOx) yang memiliki nilai yang lebih rendah dari ke-3 campuran biodiesel adalah campuran biodiesel 10%.

• Pada putaran 500 rpm kandungan emisi lebih rendah bila dibandingkan dengan putaran 600rpm, 700rpm 800rpm dan 900rpm untuk semua bahan bakar

PENUTUP5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :Dari ke-3 campuran antara biodiesel dengan solar murni yang optimal yang emisi gas buangnya lebih rendah adalah biodiesel 30% denganpenurunaan sebesar 20,08%.Kandungan karbon oksida (CO) yang memiliki nilai yang lebih rendah adalah biodiesel 30% bila dibandingkan dengan cmpuran biodiesel 10% dan 20% terhadap solar murni. Untuk kandungan oksigen (O2), ke-3 campuran biodiesel yaitu biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30% tidak ada perbedaan. Sedangkan untuk kandungan nitrogen oksida (NOx) yang memiliki nilai yang lebih rendah dari ke-3 campuran biodiesel adalah campuran biodiesel 10%.biodiesel adalah campuran biodiesel 10%.Pada putaran 500 rpm kandungan emisi lebih rendah bila dibandingkan dengan putaran 600rpm, 700rpm 800rpm dan 900rpm untuk semua bahan bakar

5.2 SARAN

Dengan melakukan pengujian dan analisa data-data tersubut akan memberi informasi tentang penggunaan biodisel baik kepada masyarakat umum ataupun warga Politeknik Perkapalan. Mamfaat yang diperoleh dari Tugas Ahkir ini adalah sebagai berikut :

• Biodiesel merupakan bahan bakar alternative sebagai pengganti dari bahan bakar solar yang sesuai persyaratan.

• Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan alternatife yang ramah lingkungan.

• Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat dilakukan dengan variasi beberapa tipe diesel engine yang berbeda.

5.2 SARAN

Dengan melakukan pengujian dan analisa data-data tersubut akan memberi informasi tentang penggunaan biodisel baik kepada masyarakat umum ataupun warga Politeknik Perkapalan. Mamfaat yang diperoleh dari Tugas Ahkir ini adalah sebagai berikut :Biodiesel merupakan bahan bakar alternative sebagai pengganti dari bahan bakar solar yang sesuai persyaratan.Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan alternatife yang ramah lingkungan.Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat dilakukan dengan variasi beberapa tipe diesel engine yang berbeda.

SELESAI

TERIMA KASIH

SELESAI

TERIMA KASIH


Top Related