Download - DISLIPIDEMIA
DEFINISI
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah :
Kenaikan kadar kolesterol total (≥ 240 mg/dl)
Kenaikan kolesterol LDL (≥ 160 mg/dl)
Kenaikan kadar trigliserida (≥ 200 mg/dl)
Penuruna kadar HDL (< 40 mg/dl)
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia prevalensi dyslipidemia semakin meningkat. Berdasarkan hasil
penilitian yang dilakukan pada 4 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Padang,
didapatkan keadaan dislipidemia berat pada orang yang berusia diatas 55 tahun didapatkan
paling banyak di Padang dan Jakarta, diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung dan
Yogyakarta
Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak
didapatkan pada wanita dengan rentang usia 55-59 tahun dibandingkan dengan pria.
Ditemukan juga bahwa salah satu factor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
kardiovaskular adalah dislipidemia. Penelitian juga menyebutkan bahwa control terhadap
dislipidemia akan mencegah dan mengurangi kejadian penyakit kardiovaskular.
ETIOLOGI
1. Primer adanya kelainan endogen dalam tubuh
2. Sekunder karena sebab lain
Diabetes Melitus
Hormon insulin dapat menghambat aktivitas adenilil siklase (enzim
yang mengubah ATP menjadi cAMP) pembentukkan cAMP
menurun aktivitas protein kinase dependen cAMP menurun
tidak terjadi pengaktifan lipase peka-hormon (menghidrolisis
Triasilgliserol untuk membentuk asam lemak dan gliserol; lipolisis)
Pada diabetes mellitus terjadi penurunan hormone insulin, sehingga
mekanisme tersebut tidak terjadi, dan terjadi peningkatan lipolisis.
Selain itu, pada DM terjadi peningkatan hormone glucagon, yang
kerjanya meningkatkan lipolisis
Sindroma Nefrotik
Cari lagi
Hipotiroid
Pada hipotiroid, terjadi peningkatan hormone TSH, dimana TSH
adalah salah satu hormone yang merangsang aktivitas adenilil siklase
pembentukkan cAMP meningkat aktivitas protein kinase
dependen cAMP meningkat terjadi pengaktifan lipase peka-
hormon (menghidrolisis Triasilgliserol untuk membentuk asam lemak
dan gliserol) lipolisis
Kafein
Kafein menghambat aktivitas enzim fosfoditase tidak terjadi
penguraian cAMP menjadi 5’AMP meningkatkan lipolisis
Alkohol
Alkohol menghambat proses β-okidasi (pembentukan Asetil-KoA dari
Asil-KoA), sehingga Asil-KoA di re-esterifikasi dengan gliserol 3-
fosfat untuk membentuk triasilgliserol
FAKTOR RESIKO
a. Faktor Jenis Kelamin
Resiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari
hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon
seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks
wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi
pada wanita menopause mempunyai resiko lebih besar terhadap terjadinya
aterosklerosis dibandingkan wanita premenopause.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun,
begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan
dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi,
sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak
perlemakan sudah ditemukan di lumen pembuluh arah dan meningkat kekerapannya
pada usia 30 tahun
c. Faktor Genetik
Faktor genetic merupakan factor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu
genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (specific-trait)
diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari dan satu gen dari
ayah, sehingga kadar hyperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh factor dislipidemia
primer karena factor kelainan genetik
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energy yang masuk bersama makanan,
dengan energy yang dipakai. Kelebihan energy ini ditimbun dalam sel lemak yang
membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang
tinggi dan kadar trigliserida plasma yang tinggi. Trigliserida berlebihan dalam
sirkulasi mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami
lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal
ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah
e. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat
secara bermakna. Lemak ditimbun didalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga
memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam
aliran darah.
f. Faktor Merokok
Meroko dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan
merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan
merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolism lemak yang
dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL, sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.
KLASIFIKASI
Tipe PenyakitPeningkatan utama dalam plasma
Lipoprotein Lipid
I Hiperkilomikronemia Familial Kilomikron TG
IIa Hiperkolesterolemia familial LDL Kolesterol
IIb Familial combine hyperlipidemia LDL & VLDL TG & kolesterol
III Disbetalipoproteinemia familial IDL TG & kolesterol
IV Hipertrigliseridemia familial VLDL TG
V Familial combine
hypertrigliseridemia
VLDL & kilomikron TG & kilomikron
I. Hiperkilomikronemia Familial
Defisiensi Lipoprotein Lipase (LPL)
LPL merupakan enzim yang berasal dari endotel kapiler yang berfungsi
menghidrolisis trigliserida dari kilomikron menjaadi asam lemak dan gliserol
(jalur eksogen). Ketika enzim ini mengalami gangguan fungsi, maka kilomikron
yang mengandung trigliserida akan terakumulasi di dalam serum.
Defisiensi Apo C2
Apo C2 diperlukan sebagai kofaktor untuk aktivitas lipoprotein lipase (LPL).
Apabila terjadi defisiensi Apo C2, maka LPL tidak dapat menghidrolisis
trigliserida, sehingga menyebabkan pengakumulasian TG dalam serum.
IIa. Hiperkolesterolemia familial
Disebabkan karena adanya mutasi kromosom 19 pada reseptor LDL,
menyebabkan LDL tidak dapat diserap oleh hati melalui reseptor LDL.
Sehingga terjadi akumulasi LDL yang kaya akan kolesterol.
IIb. Familial combine hyperlipidemia
Disebabkan karena meningkatnya produksi Apo B-100 oleh hepar. Sehingga
lipoprotein yang mengandung Apo B-100, yaitu VLDL dan LDL juga
meningkat
III. Disbetalipoproteinemia familial
Disebabkan karena adanya abnormal pada isoform Apo E, yaitu Apo E2 .
Normal Apo E3 dan Apo E4 membantu uptake sisa kilomikron
(kilomikron remnant) dan sisa VLDL (IDL) oleh hati. Karena adanya Apo E2,
proses uptake terganggu, akibatnya tejadi akumulasi IDL dan sisa kilomikro
dalam darah.
IV. Hipertrigliseridemia familial
Disebabkan karena hepar memproduksi VLDL secara berlebihan
(overproduction). Gangguan yang mendasari kelainan pada pasien ini belum
diketahui secara pasti. Namun ada yang menyebutkan bahwa obesitas, diabetes
mellitus dan alcohol merupakan faktor pencetus terjadinya kelainan ini.
V. Familial combine hypertrigliseridemia
Disebabkan karena adanya gangguan pada meatabolisme trigliserida dan
overproduksi VLDL.
Tipe Penyakit PenyebabPeningkatan utama dalam plasma
Lipoprotein Lipid
I Hiperkilomikronemia Familial Defisiensi Lipoprotein Lipase (LPL)
Defisiensi Apo C2Kilomikron TG
IIa Hiperkolesterolemia familial Mutasi kromosom 19 pada reseptor LDL LDL Kolesterol
IIb Familial combine hyperlipidemia Meningkatnya produksi Apo B-100 LDL & VLDLTG &
kolesterol
III Disbetalipoproteinemia familial Abnormal pada isoform Apo E, yaitu Apo E2 IDLTG &
kolesterol
IV Hipertrigliseridemia familial Hepar memproduksi VLDL secara berlebihan VLDL TG
VFamilial combine
hypertrigliseridemia
Gangguan pada meatabolisme trigliserida dan
overproduksi VLDL
VLDL &
kilomikron
TG &
kolesterol
DIAGNOSIS
a. Manifestasi klinis
Spektrum manifestasi klinis bervariasi luas dari asimptomatik hingga ke manifestasi
klinis yang jelas. Penderita dapat muncul dengan manifestasi klinis xanthoma pada
telapak tangan dan kelopak mata, arcus cornea, xanthoma tuberosum
b. Profil Lipid
PENATALAKSANAAN
Langkah awal penatalaksanaan dislipidemia harus dimulai dengan penilaian jumlah
faktor resiko koroner yang ditemukan pada pasien tersebut ubtuk menentukan sasaran
kolesterol – LDL yang harus dicapai.
Penatalaksanan dislipidemia terdiri atas penatalaksanaan non-farmakologis dan
penggunaan obat penurun lipid. Dianjurkan agar pada semua pasien dislipidemia harus
dimulai dengan pengobatan non-farmakologis terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan
pemberian obat penurun lipid. Pada umumnya pengobatan non-farmakologis dilakukan
selama 3 bulan sebelum memutuskan untuk menambahkan obat penurun lipid
Non-Farmakologis
Penatalaksanaan non-farmakologis dikenal juga dengan nama perubahan gaya hidup,
meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, serta beberapa upaya lain seperti hentikan
merokok, menurunkan berat badan bagi mereka yang gemuk, dan mengurangi asupan
alkohol.
Terapi Nutrisi Medis
Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan seseorang dengan dislipidemia,
oleh karena itu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya adalah
pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak.
Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau kolesterol total tinggi
Mengurangi asupan lemak jenuh
Meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal (MUFA =
Mono Unsaturated Fatty Acid) dan rantai ganda (PUFA = Poly
Unsaturated Fatty Acid )
Pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi
Mengurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak
Aktivitas fisik
Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai
denganvkondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti
jalan kaki, naik sepeda, berenang, dll. Penting sekali agar jenis olah raga disesuaikan
dengan kemampuan dan kesenangan pasien, selain itu agar berlangsung terus
FARMAKOLOGIS
Jenis Dosis Mekanisme kerja Indikasi Efek samping
Asam fibrat Gemifibrozil 600-1200 mg
2 atau 3 kali pemberian
Fenofibrat 160 mg
Klofibrat
bezafibrat
Agonis PPARα:
↑ sintesis LPL klirens
TG ↑ TG↓
↑ sintesis Apo A1 & Apo
A2 HDL ↑
↓ sintesis Apo C3
VLDL ↓
↓↓TG
(tipe III dan IV, kecuali
tipe I defisiensi LPL
kongenital)
↑HDL
Mual
Miositis (+ statin)
Batu empedu
Penghambat HMG
CoA reduktase
Lovastatin 10-80 mg/dl
Pravastatin 10-40 mg/dl
Simvastatin 5-40 mg/dl
Fluvastatin 20-40 mg/dl
Atorvastatin 10-80 mg/dl
Rosuvastatin 10-20 mg/dl
Menghambat enzim HMG
CoA reduktase sintesis
kolesterol ↓ kolesterol
intrasel ↓ reseptor LDL ↓
klirens IDL & LDL ↑
↓↓LDL
(kecuali tipe IIa
defisiensi reseptor LDL)
Miopati & rabdomiolisis
Gangguan fungsi hati
Niacin
(asam nikotinat)
Niasin 50-100 mg
3 kali pemberian, kemudian
tingkatkan 1-2,5 g 3 kali
pemberian
Menghambat lipolisis di jaringan
adiposa sintesis asam lemak ↓
sintesis TG oleh hepar ↓
VLDL ↓ LDL ↓
Semua jenis
hipertrigliseridemia &
hiperkolesterolemia
(kecuali tipe I)
↑HDL obat yang
terbaik
Flushing (perasaan panas
pada muka dan badan)
Ulkus peptikum
Gangguan fungsi hati
Hiperglikemi
hiperurisemia
Resin pengikat asam
empedu
(Bile-acid
sequestrants)
Kolestiramin 8-12 g
Kolestipol 10-15 g
Kolesevelam 6,5 g
Mengikat asam empedu
di usus halus
menghambat reabsorbsi
kembali ke hepar
dikeluarkan dengan tinja
Asam empedu ↓
konversi kolesterol
menjadi asam empedu ↑
kolesterol intrasel ↓
reseptor LDL ↑ LDL ↓
↓↓LDL
(sejak diperkenalkan
HMG CoA reduktase,
jadi semakin jarang
dipergunakan)
Konstipasi
Mual, kembung
Gangguan absorbsi
vitamin larut lemak
(ADEK)
Penghambat
absorbsi sterol
(Inhibitor of
intestinal sterol
absorption)
Ezetimibe 10 mg/hari Menghambat transporter sterol
NPC1L1 di brush border
intestine Menghambat
absorbsi kolesterol di intestinal
(baik dari makanan atau asam
empedu)
↓↓LDL
(kombinasi dengan
HMG CoA reduktase
efek sinergistik)
Gangguan fungsi hepar
KOMPLIKASI
1. Aterosklerosis PJK dan stroke
Disfungsi endotel menyebabkan endotel mudah disusupi oleh LDL, terlebih
jika seseorang menderita dislipidemia. LDL yang terakumulasi di endotel akan
teroksidasi dan membentuk oxidized LDL. Oxidized LDL merupakan proses inflamasi
dan akan mengeluarkan suatu faktor yang bersifat kemotraktan yang akan menarik
monosit untuk datang ke lesi tersebut.
Stimulasi dari oxidized LDL akan mengubah monosit menjadi makrofag.
Makrofag akan memfagosit oxidized LDL tersebut. Makrofag yang penuh lemak
tersebut akan berubah menjadi foam cell dan membentuk plak.
Foam cell suatu ketika dapat lisis sehingga lemak yang terkandung di
dalamnya akan bertebaran. Lemak-lemak sisa lisis ini akan kembali mendatangkan
monosit sehingga proses pembentukan plak akan terus berulang dan plak akan
semakin membesar.
Pada saat yang sama, smooth muscle cells akan berproliferasi dan bermigrasi
ke luar dan membentuk fibrous cap untuk menutupi plak
2. Xanthoma & Xanthelasma
Pada dislipidemia terdapat kadar LDL dalam serum yang meningkat,
akibatnya terjadi peningkatan LDL terhadap reseptor scavenger yang memperantarai
pengumpulan kolesterol di makrofag, kulit, dan dinding pembuluh darah. Akumulasi
kolesterol yang berawal didarah masuk melalui dinding vascular, trauma dan
inflamasi pada dinding menyababkan perubahan permeabilitas vaskuler sehingga
lipoprotein dapat masuk kedalam kulit dan kemudian di fagositosis oleh sel dermal.
Xanthoma mempunyai gambaran mikroskopik yang khas, yaitu adanya foam
cell atau sel busa. Foam cell adalah makrofag yang mengandung lipid didalamnya.
Pada semua xantoma terlihat infiltrate lipid pada kulit, infiltrasi sel radang dan
keberadaan sel lemak di luar sel.
Xantelasma dapat dibedakan dengan melihat lokasi dari xantelasma yang
terletak superfisial. Selain foam cell, pada xantelasma dapat ditemukan di otot,
rambut, dan lapisan epidermis kulit.
3. Pancreatitis akut
Kadar trigliserida yang sangat tinggi (> 1000 mg/dl) dapat mencetuskan
episode pankreatitis akut. Sampai saat ini belum ada penjelasan pastinya, mungkin
karena karena efek toksik langsung lemak pada sel pancreas itu sendiri.
PROGNOSIS
Apabila dislipidemia disebabkan karena kelainan genetik dan bawaan, pasien
mempunyai resiko lebih tinggi menderita aterosklerosis dan komplikasi penyakit
kardiovaskular lainnya, selain itu komplikasi tersebut dapat terjadi di umur lebih muda
daripada pasien dislipidemia lainnya. Sehingga prognosis pada psien tersebut adalah dubia ad
malam.
Sedangkan untuk pasien dislipidemia dengan penyebab selain genetik, dengan
melakukan prinsip terapi dislipidemia seperti perubahan pola hidup yang merugikan, upaya
farmakologis, serta terapi untuk penyakit yang mendasari terjadinya dislipidemia, hal tersebut
dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi dari dislipidemia sehingga prognosis pasien
dapat menjadi dubia ad bonam.