KDINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT
2013
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERKEBUNAN
Jl. Surapati No. 67 Bandung
i
KATA PENGANTAR
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan
Tahun 2013 ini disusun sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban
Pemerintah Daerah sebagaimana ketentuan dari Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD
yang selanjutnya disebut LKPJ, adalah laporan yang berupa informasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir
masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Dalam kaitan
dengan hal ini, bahwa Dinas Perkebunan sebagai bagian dari Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat, memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi
keterangan pertanggungjawaban, khususnya menyangkut lingkup pelaksanaan
pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat selama Tahun Anggaran 2013.
Dalam LKPJ ini disampaikan berbagai aspek laporan pertanggungjawaban,
mencakup: penjelasan tugas pokok dan fungsi organisasi, pelaksanaan
program/kegiatan, pendapatan, keberhasilan yang telah dicapai, serta hambatan-
hambatan yang dijumpai dan upaya pemecahan masalahnya.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pertanggungjawaban sebagaimana mestinya.
Bandung, Januari 2014, KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT,
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc.
Pembina Tingkat I
NIP. 19580516 198603 1 003
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................... ii DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A Dasar Hukum .................................................................. 1
B Gambaran Umum ............................................................ 4 1. Potensi Sumber Daya Perkebunan ................................ 4 2. Perkembangan Pembangunan Perkebunan ................... 6
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan .............. 10 a. Organisasi Dinas Perkebunan ................................. 11
b. Kondisi SDM ........................................................ 12 c. Kondisi Sarana dan Prasarana ................................ 13
d. Teknologi ............................................................ 13 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH ................................... 15
A Visi dan Misi .................................................................... 15 B Sasaran .......................................................................... 16
C Kebijakan ....................................................................... 17 D Program dan Kegiatan Tahun 2013 ................................... 18 E Fokus Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 .................... 22
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ........ 24
A Pengelolaan Pendapatan Daerah ........................................ 24 1. Sumber-sumber PAD Dinas Perkebunan ........................ 24
2. Target dan Realisasi Pendapatan .................................. 24 3. Permasalahan dan Solusi ............................................ 25 B Pengelolaan Belanja Daerah ............................................. 26
1. Belanja Tidak Langsung .............................................. 27 2. Belanja Langsung ....................................................... 27
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH .......
A Misi-2 : Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal .....................................................
33
B Urusan Wajib .................................................................. 35
1. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah ................................................
36
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur .. 36 3. Program Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran ..... 37 4. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kantor ...... 40
5. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur .. 43
iii
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan ....................................
47
7. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik
Daerah .....................................................................
47
B Urusan Pilihan ................................................................. 48 1. Program Peningkatan Produksi Pertanian ...................... 48
2. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian ........... 54 3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tanaman, Ternak, dan Ikan ........................................
56
4. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan ......
58
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ............................ 64
A Dana Tugas Pembantuan Provinsi (TP Provinsi) ................... 64 a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan ............................
65
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil ................................
68
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian ........................................................
69
B Dana Dekonsentrasi ......................................................... 71 1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan ............................
71
2. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian .....
72
3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian ........................................................
74
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ................ 76 A Tugas Umum Otonomi Daerah .......................................... 76
1. Pelayanan Umum Pembangunan................................... 76 2. Perencanaan dan Perumusan Kebijakan ........................ 78
3. Koordinasi, Konsolidasi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan .................................................................
79
B Tugas Umum berdasarkan Kewenangan Bidang Perkebunan 80 1. Pemanfaatan Lahan dan Air untuk Perkebunan ............. 80 2. Pengembangan Teknik Budidaya, Benih Unggul, Pupuk,
Pestisida, Alat dan Mesin Perkebunan ..........................
81
3. Pembinaan Kelembagaan dan Pembiayaan Usaha
Perkebunan ...............................................................
82
4. Teknis Budidaya dan Perlindungan tanaman Perkebunan 83
5. Panen, Pasca Panen, Pengolahan Hasil, Pemasaran, dan Sarana Usaha Perkebunan ..........................................
84
6. Pengembangan Statistik dan Sistem Informasi
Perkebunan ...............................................................
85
iv
BAB VI PENUTUP .............................................................................. 87
LAMPIRAN ..........................................................................................
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun
2012 ............................................................................... 6
Tabel 2
Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas
Perkebunan Jawa Barat tahun 2007-2012 ...............................
8
Tabel 3
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012 .....
9
Tabel 4
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 ....
9
Tabel 5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat Tahun
2008 – 2012 .....................................................................
10
Tabel 6
Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 ......................
25
Tabel 7
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD Tahun 2013 . 28
Tabel 8 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2013 ...........................................................
31
Tabel 9
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN)
Tahun 2013 ......................................................................
32
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kurva “ S “ Program/Kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013
Lampiran 2 Foto-Foto Kegiatan Tahun 2013
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah
berkewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, dan memberikan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD, serta menginformasikan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, bahwa Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut
LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang
disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Adapun ruang lingkup LKPJ
adalah mencakup penyelenggaraan: urusan desentralisasi, tugas
pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. LKPJ itu sendiri terdiri atas:
LKPJ Akhir Tahun Anggaran; dan LKPJ Akhir Masa Jabatan.
LKPJ Dinas perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013 merupakan
LKPJ Akhir Tahun Anggaran, yang disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban Dinas Perkebunan sebagai bagian dari OPD Pemerintah
Provinsi Jawa Barat terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor
perkebunan Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perkebunan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan
ini dimaksudkan sebagai salah satu bahan penyusunan LKPJ Gubernur pada
akhir Tahun Anggaran 2013, untuk disampaikan kepada Dewan Perwakilan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2
Rakyat Daerah, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran
menyeluruh secara kualitatif dan kuantitatif terhadap pelaksanaan
pembangunan sub sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat pada TA. 2013,
baik yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN Tahun
2013.
Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPJ) Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013, didasari oleh beberapa
peraturan perundang-undangan, sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi
Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pembentukan Provinsi Banten
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4010);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembar Negara tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3851);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4286);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
6. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 3
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada masyarakat;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);
11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.;
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat
(lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 47);
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor
8 Seri E);
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2013;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 4
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 111 Seri D);
18. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
(Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 53 Seri D)
B. Gambaran Umum
1. Potensi Sumber Daya Perkebunan
Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 3.710.061,32 hektar
dengan garis pantai sepanjang 755,829 km. Secara geografis terletak pada
posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 104o48’ - 108o48’ Bujur Timur,
dengan batas wilayah: sebelah Utara (Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta);
sebelah Timur (Provinsi Jawa Tengah); sebelah Selatan (Samudra
Indonesia); dan sebelah Barat (Provinsi Banten).
Kondisi topografi wilayah Provinsi Jawa Barat berupa pegunungan
curam (9,5%) dengan ketinggian lebih dari 1.500 m DPL terletak di bagian
Selatan; lereng perbukitan yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah
dengan ketinggian 100-1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%)
terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0 – 100 m dpl.
Provinsi Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan cenderung
merata sepanjang tahun, suhu rata-rata berkisar antara 17,4–30,7°C dan
kelembaban udara antara 73–84%.
Provinsi Jawa Barat memiliki lahan yang subur, yang berasal dari
endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang merata diberbagai
sudut wilayah, yang kesemuanya itu menyebabkan sebagian besar lahan di
wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian,
perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun.
Penggunaan lahan diwilayah Provinsi Jawa Barat berupa lahan
sawah, Tegalan, Ladang, Hutan, Perkebunan, perkolam, pertambakan serta
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 5
kawasan permukiman/perkotaan. Dari Luas Provinsi Jawa Barat sebesar
3.710.061,32 Ha, terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2012) sebesar
492.660 Ha (atau 13,28 % dari luas Jawa Barat). Areal perkebunan Jawa
Barat tersebar di 21 Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota
Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut,
Tasikmalaya, Kota Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka,
Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap
wilayah tersebut memiliki keragaman luas dan jenis komoditas perkebunan,
yang disebabkan perbedaaan potensi wilayah dan budaya masyarakatnya di
setiap Kabupaten/Kota.
Berdasarkan jenis pengelolaannya, dari total luas perkebunan di
Jawa Barat seluas 492.660 Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR) seluas
371.553 Ha (75,42%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 54.472 Ha
(11,06%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar Negara (PBN)
seluas 66.636 Ha (13,53%) terdiri dari 37 kebun PTPN VIII dan 2 kebun
PTRNI. Seluruh kawasan perkebunan tersebut melibatkan 1.472.674 KK
pelaku usaha perkebunan rakyat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
3599/Kpts/PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 bahwa komoditi binaan
Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman perkebunan.
Adapun jenis komoditas yang dapat dikembangkan dan tumbuh dengan baik,
dan menjadi komoditas binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat adalah
sebanyak 30 jenis, yaitu: Teh, Tebu, Cengkeh, Kelapa, Tembakau, Karet,
Kopi, Kakao, Akar wangi, Kemiri Sunan, Nilam, Lada, Panili, Aren, Kina,
Kemiri, Kapok, Pandan, Mendon, Jarak, Sereh wangi, Pala, Kayu Manis,
Kumis Kucing, Kenanga, Kelapa Hibrida, Jambu Mete, Guttapercha, Pinang
dan Kelapa Sawit.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 6
Tabel: 1
Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun 2012
NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS
TOTAL (Ha)
JUMLAH
KOMODITAS PR PBS PBN
1 Kab. Bandung 14.473 5.905 11.428 31.806 16
2 Kab. Bandung Barat 7.627 2.172 3.967 13.766 16
3 Kab. Bogor 14.396 3.690 4.976 23.062 16
4 Kab. Bekasi 3.071 0 0 3.071 6
5 Kab. Cianjur 36.486 9.775 4.413 50.675 19
6 Kab. Ciamis 81.708 752 2.546 85.006 19
7 Kab. Cirebon 11.976 0 0 11.976 7
8 Kab. Garut 30.272 7.603 6.999 44.874 23
9 Kab. Indramayu 8.251 0 4.021 12.272 7
10 Kab. Karawang 3.811 0 0 3.811 4
11 Kab. Kuningan 15.812 113 0 15.925 19
12 Kab. Majalengka 10.465 0 3.037 13.502 19
13 Kab. Purwakarta 9.588 2.432 1.985 14.006 14
14 Kab. Pangandaran 0 0 0 0 0
15 Kab. Subang 8.937 0 11.663 20.600 19
16 Kab. Sukabumi 40.396 18.292 10.068 68.756 20
17 Kab. Sumedang 18.212 0 0 18.212 20
18 Kab. Tasikmalaya 50.695 3.739 1.532 55.966 20
19 Kota Banjar 3.389 0 0 3.389 12
20 Kota Bandung 0 0 0 0 0
21 Kota Bekasi 0 0 0 0 0
22 Kota Bogor 0 0 0 0 0
23 Kota Cimahi 0 0 0 0 0
24 Kota Cirebon 0 0 0 0 0
25 Kota Depok 0 0 0 0 0
26 Kota Sukabumi 40 0 0 0 2
27 Kota Tasikmalaya 1.947 0 0 1947 14
TOTAL 371.553 54.472 66.636 492.660 30
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013
2. Perkembangan Pembangunan Perkebunan
Sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia
sejak masa kolonial sampai sekarang, karena sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas
ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia termasuk di
Jawa Barat. Dalam konteks masa lalu banyak yang berpendapat bahwa
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 7
sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah
perkebunan itu sendiri.
Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal sebagai wilayah priangan,
dikenal sebagai wilayah subur yang cocok untuk pengembangan komoditas
perkebunan. Sehingga pada masa kolonial di wilayah priangan ini telah
banyak dikembangkan areal perkebunan yang bernilai ekonomis, seperti
perkebunan kopi, teh, kina, karet dan tebu. Demikian halnya dengan
pengembangan industri pengolahan dari beberapa komoditas tersebut juga
turut dikembangkan sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan
pasar yang terus meluas. Jaman terus berubah, kemajuan ilmu pengetahuan
terus berkembang, masyarakat priangan terus berinovasi untuk
mengembangkan berbagai komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis
dan laku dipasaran. Sehingga usaha perkebunan aneka macam komoditas
terus berkembang di bumi parahiyangan hingga saat ini.
Sampai sejauh ini, pengembangan ke-30 komoditas perkebunan
binaan Jawa Barat ada yang masih dalam tahap perintisan (seperti: Kemiri
Sunan, Guttapercha, Jarak, Kapok, Pinang, Kumis Kucing, Kenanga), tahap
pengembangan skala kecil (seperti: Pala, Nilam, Akar Wangi, Kemiri, Pandan,
Mendong, Panili, Aren, Sereh Wangi, Panili, Lada, Kayu Manis), serta tahap
pengembangan industrialisasi (seperti: Teh, Kopi, Karet, Kakao, Tebu,
Kelapa Sawit, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Tembakau, Kina, Cengkeh).
Dalam proses pengembangan pembangunan perkebunan di Jawa
Barat hingga saat ini tentu saja masih menemui berbagai kendala, antara
lain: permasalahan degradasi lahan, alih fungsi lahan, alih komoditas ke non
perkebunan, stagnasi produksi dan produktivitas (karena permasalahan
teknik budidaya, penggunaan bibit unggul, sarana-prasarana pendukung,
perubahan cuaca serta gangguan usaha perkebunan baik gangguan OPT
maupun non OPT).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 8
Tabel: 2
Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Jawa Barat tahun 2007-2012
NO KOMODITAS TAHUN 2007 TAHUN 2012
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Prositas
(Ton/Ha)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Prositas
(Ton/Ha)
1 Akarwangi 2.063 62 0,030 2.330 75 0,032
2 Aren 13.611 6.373 0,779 14.477 11.319 1301
3 Cengkeh 32.319 5.023 0,155 32.778 6.435 0,337
4 Guttapercha 417 2 0,004 417 - -
5 Jambu Mete 295 49 0,348 240 57 0,438
6 Jarak 1.718 176 0,268 2.691 380 0,689
7 Kakao 13.670 2.738 0,345 10.610 2.596 0,481
8 Kapok 3.549 877 0,372 3.198 510 0,246
9 Karet 51.587 37.989 1.045 55.680 33.054 0,995
10 Kayu manis 147 47 0,546 131 62 0,650
11 Kelapa dalam 178.120 136.973 0,993 172.806 104.408 0,830
12 Kelapa hibrida 6.728 2.126 0,503 9.632 4.014 0,839
13 Kelapa sawit 11.272 70.618 13,999 12.482 160.451 15,334
14 Kemiri 1.178 282 0,587 1.824 290 0,518
15 Kemiri Sunan 0 0 0 995 0 0
16 Kenanga 143 29 0,847 122 31 0,612
17 Kina 4.138 784 0,237 1.166 793 1.116
18 Kopi 24.958 7.264 0,627 30.620 15.567 0,839
19 Kumis kucing 253 821 3,283 310 77 0,249
20 Lada 2.760 642 0,371 2.546 979 0,657
21 Mendong 671 2.982 5,599 494 2.033 6,609
22 Nilam 2.245 851 0,443 1.431 241 0,187
23 Pala 6.541 580
0,282 5.208 837
0,355
24 Pandan 844 330 0,734 615 317 0,802
25 Panili 1.864 255 0,317 1.207 147 0,221
26 Pinang 626 235 0,471 713 242 0,559
27 Sereh wangi 1.035 482 0,472 1.102 3.368 3,453
28 T e h 101.075 109.957 1,328 94.850 109.313 1,469
29 Tebu 23.172 122.733 5,312 22.076 104.779 4,746
30 Tembakau 7.654 6.410 0,837 10.328 9.195 0,891
TOTAL 494.652 517.691 492.660 571.571
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013
Pelaksanaan pembangunan di bidang perkebunan di Jawa Barat
pada Tahun 2013 telah menunjukan kontribusi yang cukup baik dalam hal
pertumbuhan ekonomi regional, sumber penghasilan masyarakat
perkebunan, penghasil devisa negara, penyedia bahan baku industri,
penyerapan tenaga kerja, serta melestarikan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Dalam perekonomian di Jawa Barat, Sub sektor perkebunan
mempunyai peranan cukup besar baik secara langsung maupun tidak
langsung, Secara langsung sub sektor perkebunan memiliki peranan dalam
meningkatkan indeks pembangunan manusia, yaitu dalam aspek daya beli
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 9
masyarakat. Perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat
pada sektor perkebunan dan Nilai Tukar Petani (NTP) pada sub sektor
Perkebunan Tahun 2009 sd 2012, adalah sebagaimana ditunjukan pada
tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
PERTANIAN 85,149,263 97,194,393 103,131,444 109,094,870
a. Tanaman Bahan Makanan
60,571,646 71,150,089 75,707,280
79,604,929
b. Tanaman
Perkebunan 4,338,444 5,725,375 6,127,547
6,393,011
c. Peternakan 11,902,686 11,985,226 12,130,634 13,073,930
d. Kehutanan 798,531 921,610 944,341 979,709
e. Perikanan 6,934,102 7,412,093 8,221,642 9,043,291
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2013
Tabel 4
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
PERTANIAN 41,722,076 42,137,486 42,101,054 41,801,727
a. Tanaman Bahan
Makanan
31,607,820 31,947,247 31,764,028 31,175,920
b. Tanaman
Perkebunan
2,258,606 2,163,253 2,255,301 2,360,133
c. Peternakan 5,457,797
5,555,841 5,532,920 5,607,607
d. Kehutanan 359,747
377,535 364,606 360,231
e. Perikanan
2,038,104
2,093,610 2,184,199 2,297,836
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2013
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 10
Tabel 5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan Nilai Tukar
Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat
Tahun 2008 – 2012
No
Tahun/ Kelompok
Sub Sektor
Ta
na
ma
n
Pa
ng
an
Ta
na
ma
n
Ho
rtik
ult
ura
Ta
na
ma
n
Pe
rke
bu
na
n
Ra
kya
t
Pe
tern
ak
an
Pe
rik
an
an
RA
TA
-RA
TA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Indeks Harga yang diterima Petani
Tahun 2008, rata-rata 105.06 110.73 119.36 108.83 114.54 108.37
Tahun 2009, rata-rata 112.55 124.71 132.19 121.82 132.05 119.17
Tahun 2010, rata-rata 121.10 144.70 147.64 129.06 139.33 129.77
Tahun 2011, rata-rata 139.61 154.26 161.98 132.73 150.54 144.18
Tahun 2012, rata-rata 154.72 166.96 169.55 138.50 153.71 156.01
Rata-rata (2008-2012) 126.61 140.27 146.14 126.19 138.03 131.50
2 Indeks Harga yang dibayar Petani
Tahun 2008, rata-rata 113.27 112.59 112.81 111.94 111.25 112.72
Tahun 2009, rata-rata 123.32 122.20 122.66 122.35 120.36 122.58
Tahun 2010, rata-rata 131.87 130.27 131.54 129.89 126.78 130.67
Tahun 2011, rata-rata 139.18 136.80 138.87 135.80 132.03 137.42
Tahun 2012, rata-rata 145.41 142.50 144.50 140.95 136.63 143.20
Rata-rata (2008-2012) 130.61 128.87 130.08 128.19 125.41 129.32
3 Nilai Tukar Petani
Tahun 2008, rata-rata 92.76 98.40 105.73 97.16 102.86 96.14
Tahun 2009, rata-rata 91.27 102.01 107.73 99.55 109.71 97.21
Tahun 2010, rata-rata 91.79 111.04 112.24 99.37 109.88 99.28
Tahun 2011, rata-rata 100.29 112.76 116.63 97.74 114.02 104.90
Tahun 2012, rata-rata 106.38 117.15 117.33 98.26 112.50 108.93
Rata-rata (2008-2012) 96.50 108.27 111.93 98.42 109.79 101.29
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 11
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 tentunya tidak terlepas dari kondisi SDM
dan Sarana Prasarana Aparatur yang dimiliki, sebagaimana diuraikan berikut
ini:
a. Organisasi Dinas Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun
2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat,
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok merumuskan
kebijakan operasional dibidang perkebunan yang merupakan sebagian
kewenangan desentralisasi Provinsi, serta kewenangan yang dilimpahkan
kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun
2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan,
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun
2008, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan tugas
pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan;
2) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan;
3) Fasilitasi di bidang perkebunan;
4) Penyelenggaraan ketatausahaan.
Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas
Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM
kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian
perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 12
2) Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan
dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan
pemasaran dan usaha perkebunan.
Pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat
tentunya tidak hanya dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat saja, tetapi melibatkan berbagai organisasi terkait baik kelembagaan
tingkat pusat maupun OPD di Kabupaten/Kota.
b. Kondisi SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan
pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani
Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur Pemerintah,
Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai pemerhati dunia
perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan perkebunan Jawa Barat
tersebut sejauh ini selalu menjalin kerjasama secara terpadu dalam
mewujudkan keberhasilan pembangunan perkebunan di Jawa Barat
sebagaimana diharapkan bersama.
Sebagai gambaran keberadaan potensi SDM perkebunan Jawa Barat
berdasarkan data 2012 di Jawa Barat terdapat 1.472.674 orang pemilik
lahan usaha perkebunan rakyat, sejumlah pemilik, pengelola serta karyawan
PBS dan PTPN, yang keberadaannya terwujud dalam bentuk Kelompok Tani
(Poktan) /Gapoktan/asosiasi/persatuan/ikatan, seperti: Asosiasi Petani Kopi
Indonesia (APKI), Asosiasi Petani Kelapa, Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi
Petani Tembakau, Aosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Asosiasi Teh
Indonesia (ATI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesi (GAPKINDO), dlsb.
Disamping itu terdapat sekitar 500 orang Aparatur Pemerintah yang tersebar
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 13
pada OPD/SKPD Provinsi dan Kabupaten Kota, 1 orang penyuluh, 9 org
tenaga pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT).
c. Kondisi Sarana dan Prasarana
Pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sejauh ini juga
telah ditunjang oleh keberadaan Sarana-prasarana usaha perkebunan yang
tersebar di seluruh bagian wilayah Jawa Barat, antara lain berupa: benih
unggul, pupuk, berbagai alat pengolahan (traktor, Alat Pembuatan Pupuk
Organik (APPO), alat/mesin pengolah hasil perkebunan), prasarana budidaya
(saluran irigasi, embung, pompa air, jalan produksi).
Upaya penyediaan sarana prasarana perkebunan tersebut telah
dilakukan melalui dukungan anggaran APBD maupun APBN yang bersifat
stimulant untuk mendorong masyarakat/petani dalam memfasilitasi
kebutuhannya secara swadaya. Disamping itu dalam rangka menunjang
pencapaian target kinerja secara optimal, maka Dinas Perkebunan juga
dilengkapi dengan sarana-prasarana aparatur, seperti unit pembenihan, unit
laboratorium, peralatan pengendalian hama penyakit, termasuk keberadaan
UPTD dan instalasinya sebagai unit kerja yang menangani hal-hal yang
bersifat teknis.
d. Teknologi
Disamping teknologi budidaya aneka jenis tanaman perkebunan
yang sejauh ini terus dikembangkan, juga dikembangkan teknologi
pengolahan hasil perkebunan.
Karakter produk perkebunan pada umumnya memerlukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk menujang
kebutuhan manusia, dengan demikian pengolahan produk perkebunan baik
melalui pengolahan sederhana maupun usaha industri pengolahan mutlak
diperlukan. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dilakukan untuk
memperoleh nilai tambah melalui penerapan sistem dan usaha agribisnis
perkebunan. Pemerintah, provinsi, kabupaten/kota melakukan pembinaan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 14
dalam rangka pengembangan usaha industri pengolahan hasil perkebunan
untuk memberikan nilai tambah yang maksimal.
Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukan di
dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan, dan dilakukan
secara terpadu dengan usaha budi daya tanaman perkebunan. Untuk
mencapai hasil usaha industri pengolahan perkebunan yang berdaya saing,
Pemerintah menetapkan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan dan
pedoman industri pengolahan hasil perkebunan yang baik dan benar sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan tentang
penerapan, pembinaan, dan pengawasan sistem mutu produk olahan hasil
perkebunan serta pedoman industri pengolahan hasil perkebunan ditetapkan
oleh Pemerintah.
Pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas,
kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat bekerja sama menyelenggarakan
informasi pasar, promosi dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran baik
di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota
memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha perkebunan, asosiasi
pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 15
BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. Visi, Misi dan Tujuan
Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam
RPJMD Tahun 2008-2013, yaitu “Terwujudnya Masyarakat Jawa Barat Yang
Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”, maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Renstra Tahun 2008–2013 yaitu
“Terwujudnya Masyarakat Agribisnis Perkebunan Jawa Barat Yang
Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”.
Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah
ditetapkan 3 (tiga) Misi dengan 7 (tujuh) tujuan, sebagai berikut:
Misi I: Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan, dengan tujuan:
1) Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Usaha Tani Perkebunan;
2) Meningkatkan Pengendalian Usaha Perkebunan dan Penanganan
Gangguan Usaha Perkebunan.
Misi II: Meningkatkan Mutu hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk
Usaha Perkebunan, dengan tujuan:
1) Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Tani
Perkebunan;
2) Meningkatkan Pangsa Pasar serta Berkembangnya Promosi Produk
dan Investasi Bidang Perkebunan.
Misi III: Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan,
dengan tujuan:
1) Meningkatkan Kemampuan, Produktivitas, Profesionalisme SDM
Perkebunan, yang meliputi SDM Perkebunan Rakyat, SDM Pelaku
Usaha Agribisnis Perkebunan lainnya dan SDM Aparatur Perkebunan;
2) Meningkatkan Peran Kelembagaan, Pola Kemitraan dan Sumber
Permodalan Pelaku Usaha Agribisnis Perkebunan;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 16
3) Meningkatkan Tata Guna Lahan Perkebunan dan Berkembangnya
Lahan Usaha Perkebunan.
B. Sasaran
Dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
telah ditetapkan sasaran pembangunan perkebunan dengan indikator kinerjanya
untuk tahun 2013, sebagai berikut:
1) Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan;
Jumlah penggunaan benih unggul tanaman perkebunan sebanyak 84.000
pohon
2) Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan;
Jumlah benih bermutu dan tersertifikasi 33.000.000 pohon
3) Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi unggulan
perkebunan;
Peningkatan luas areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman
perkebunan (intensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi, dan Peremajaan)
1.555 Ha
Perangkat Produksi Tembakau 1 paket
Pelayanan, pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis perkebunan di
14 kab/kota
4) Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan;
Jumlah lokasi penanganan serangan OPT 7 kab/kota
5) Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan;
Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan 1 paket
Lokasi pencegahan kerugian akibat gangguan usaha perkebunan 20
kab/kota
6) Penggunaan UPH sesuai standar teknis;
Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi standar teknis 5
komoditi
7) Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau;
Fasilitasi Pengolahan tembakau 1 paket;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 17
8) Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan perkebunan;
Jumlah promosi, pengembangan pemasaran dan pola kemitraan 5 kali
9) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan;
Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang berkualitas
500 org.
Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang memahami
rendemen tebu 36 org.
10) Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan;
Kelompok tani/asosiasi petani perkebunan meningkat 14 lembaga;
11) Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan
Tersusunnya data lahan potensial untuk komoditi perkebunan
C. Kebijakan
Kebijakan Pembangunan sub sektor Perkebunan Jawa Barat sebagaimana
yang tercantum dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2008-
2013, adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan teknologi agribisnis;
2) Meningkatkan pengembangan benih bersertifikat;
3) Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi unggulan;
4) Meningkatkan perlindungan tanaman dan usaha perkebunan;
5) Meningkatkan fasilitasi dan bimbingan terhadap pengendalian dan gangguan
usaha perkebunan;
6) Meningkatkan standar UPH perkebunan dan mutu produk;
7) Meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan teknologi agribisnis;
8) Meningkatkan fasilitasi promosi produk perkebunan, pemasaran dan
kemitraan usaha;
9) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan;
10) Meningkatkan jumlah kelompok tani/asosiasi petani perkebunan;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 18
11) Memetakan lahan potensial melalui penataan lahan perkebunan.
D. Program dan Kegiatan Tahun 2013
Dari 11 (sebelas) kebijakan pembangunan perkebunan tersebut di atas,
pada tahun 2013 dijabarkan kedalam Program dan Kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan yang didanai APBD:
a. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah
1) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya
Aparatur
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP)
10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan
dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 19
12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan
dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP)
16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
18) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas
Perkebunan
g. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
h. Program Peningkatan Produksi Pertanian
20) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan
21) Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
22) Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
23) Kegiatan Pengembangan, Pemasaran Perbenihan dan Pengelolaan
Kebun Dinas
24) Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan
Perkebunan
25) Peningkatan dan Pengendalian Bahan Baku Tembakau Kadar Nikotin
Rendah
26) Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tembakau
27) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tembakau
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 20
28) Standarisasi Kualitas Bahan Baku Tembakau
i. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
29) Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani
Perkebunan
30) Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau
j. Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan
Ikan
31) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT
k. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan , Perikanan dan Kehutanan
32) Kegiatan Pengembangan Usaha Perkebunan
33) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Produk Perkebunan
34) Kegiatan Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan Pengembangan
Usaha Teh Rakyat
35) Kegiatan Penanganan Usaha Perkebunan Pada Lahan Hak Guna
Usaha (HGU) di Jawa Barat
36) Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau
2. Program dan Kegiatan yang didanai APBN
TUGAS PEMBANTUAN
a. Program Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Mutu Tanaman
Rempah Dan Penyegar
1) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar (TP)
2) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim (TP)
3) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan (TP)
4) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas
Perkebunan (TP) (TP)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 21
5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (TP)
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran Dan Ekspor Hasil Pertanian
1) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (TP)
2) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP)
c. Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana
Pertanian
1) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainya (TP)
2) Kegiatan Pembangunan Embung (TP)
3) Pengeiolaan Irigasi Partisifatif (PIP) (TP)
4) Dukungan Kelembagaan untuk TP (TP)
5) Kegiatan Pengembangan Sumber Air (TP)
6) Kegiatan Pra Sertifikasi Tanah (TP)
7) Pembinaan Administrasi Kegiatan di Provinsi (TP)
TUGAS DEKONSENTRASI
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar
1) Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
2) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (DK)
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
1) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (DK)
2) Pengembangan Pemasaran Domestik (DK)
3) Pengembangan Penanganan Pasaca Panen Pertanian/Pengembangan
Usaha dan Investasi (DK)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 22
4) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK)
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
1) Kegiatan Pengelolaan Airi irigasi untuk Pertanian (DK)
2) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian (DK)
E. Fokus pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ;
1. Revitalisasi Perkebunan Karet yang dilakukan melalui upaya peremajaan,
perluasan, dan rehabilitasi tanaman. Sumber pendanaan berasal dari
perbankan dengan subsidi bunga dari pemerintah.
2. Lanjutan Akselerasi Peningkatan Produktivitas Tebu dalam rangka
memenuhi kebutuhan swasembada gula, khususnya untuk kebutuhan
gula rumah tangga.
3. Pengembangan Kelapa Terpadu yang dilakukan dengan kegiatan
memadukan kegiatan on-farm dan off-farm pada sentra-sentra
pengembangan kelapa, sebagai upaya peningkatan nilai tambah usaha
tani kelapa dan mengurangi resiko usaha.
4. Pengembangan Komoditi Ekspor Unggulan Nasional diluar Revitalisasi
Perkebunan, dalam rangka mempertahankan pasar yang sudah ada
seperti Lada, Jambu Mete, Kopi, dan Teh.
5. Pengembangan Komoditas Spesifik dan Komoditas Potensial yang sudah
dikenal di pasar internasional, dikembangkan untuk mempertahankan
pangsa pasar yang sudah ada, seperti Kina, Pala, Kayu Manis, Gambir,
Minyak Atsiri (Akar Wangi dan Nilam), aren dan pinang.
6. Revitalisasi Perbenihan, ditempuh melalui pembangunan, Penetapan,
pemeliharaan, dan pemurnian kebun entres, kebun induk, Pohon
Terpilih, penguatan kelembagaan perbenihan, laboratorium dan
sarananya serta pengawasan terhadap mutu dan peredarannya.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 23
7. Revitalisasi Perlindungan Perkebunan, ditempuh melalui penguatan
kelembagaan perlindungan perkebunan, laboratorium dan sarananya
termasuk SDM-nya; membangun sistem peringatan dini untuk
pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan, anomali
iklim dan gangguan usaha perkebunan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 24
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
1. Sumber-sumber PAD Dinas Perkebunan
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari Sub Sektor Perkebunan
Provinsi Jawa Barat berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, dan Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah,
adalah berupa:
- Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas, yang dikelola oleh Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa hasil
penjualan produk perkebunan dari 13 kebun dinas yang tersebar di Jawa
Barat (berupa produk: Teh, Kopi, Kelapa, Mlinjo dan Cengkeh);
- Retribusi Penjualan Produk Dinas, yang dikelola oleh Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan, yaitu berupa Penjualan Bibit Tanaman Pestisida
Nabati (Nimba);
- Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan, yang dikelola oleh Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, yaitu
berupa jasa Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Pada tahun 2013, realisasi pencapaian PAD Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas adalah
sebesar Rp. 185.145.315,-, melampaui target (112,68%) yang telah
direncanakan yaitu sebesar Rp.164.302.000,-. Adapun rincian target dan
realisasi PAD tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 25
Tabel 6
Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
No Jenis Penerimaan Komoditas
Jumlah penerimaan
Target Realisasi
(Rp,) (Rp) %
Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas
1 Kebun Dinas Gekbrong (Cianjur) Teh 5.850.600 5.850.600 100,00
2 Kebun Dinas Citiis (Cianjur) Teh 3.150.000 3.150.000 100,00
Kopi 825.000 825.000 100,00
3 Kebun Dinas Pangkalan (Karawang)
Kelapa 2.175.000 2.175.000 100,00
4 Kebun Dinas Cipeo (Subang) Tebu 39.400.000 39.400.000 100,00
5 Kebun Dinas Sukajadi (Sumedang) Teh 5.891.400 6.791.400 115,28
Kopi 11.800.000 10.300.000 87,29
6 Kebun Dinas Cimungkal (Sumedang)
Teh 4.880.000 5.980.000 122,54
Kopi 1.680.000 1.180.000 70,24
7 Kebun Dinas Cisarungga (Garut) Teh 8.940.000 8.940.000 100,00
8 Kebun Dinas Ciheulang (Garut) Kelapa 6.980.000 5.980.000 85,67
9 Kebun Dinas Sukahurip (Ciamis) Kelapa 3.720.000 3.720.000 100,00
10 Kebun Dinas Sindanglaya (Kota Bandung)
Kopi 850.000 850.000 100,00
Cengkeh 2.150.000 2.150.000 100,00
11 Kebun Dinas Lengkong
(Sukabumi)
Teh 2.660.000 2.660.000 100,00
Kelapa 2.100.000 3.100.000 147,62
J u m l a h A 103.052.000 103.052.000 100,00
Retribusi Penjualan Produk Dinas
14 Retribusi Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati
Nimba 16.250.000 16.250.000 100
J u m l a h B 16.250.000 16.250.000 100 Retribusi Jasa Pelayanan
Dinas
15 Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan
SMB/SKMB 45.000.000 65.843.315 146,32
J u m l a h C --- 45.000.000 65.843.315 146,32
J u m l a h A + B+C --- 164.302.000 185.145.315 112,69
3. Permasalahan dan Solusi
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut
diatas kenyataannya masih memiliki beberapa permasalah sebagai berikut:
1) Komoditi melinjo yang ada di beberapa kebun dinas sudah tidak
produktif dan tidak termasuk ke dalam 30 komoditas binaan Dinas
perkebunan Jawa Barat, sehingga tidak layak lagi dijadikan salah satu
sumber pendapatan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 26
2) Komoditas Teh kondisinya sudah kurang produktif (kurang menghasilkan
pucuk) sehingga berpengaruh terhadap perolehan pendapatan.
3) Hampir seluruh tanaman mengalami masa penurunan produksi terutama
pada saat musim kemarau.
4) Pada beberapa komoditi di beberapa kebun dinas sudah berumur tua
dan produksinya sudah menurun.
5) Pada kondisi Tahun 2013 harga jual produksi rata-rata mengalami
penurunan yang cukup tajam tidak sebanding dengan kenaikan biaya
produksi pada masing-masing komoditi yang bersangkutan.
Beberapa solusi yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang
ada, antara lain adalah:
1) Pada tahun 2013 komoditas melinjo mulai diganti/dikonversi dengan
komoditas perkebunan lainnya.
2) Untuk memperkecil penurunan perolehan pendapatan yang tajam pada
tanaman teh telah dilaksanakan pemangkasan secara bergilir berdasar
blok kebun dan pada tanaman tersebut dilakukan pemupukan berimbang
baik pupuk organik (bokasi) maupun menggunakan pupuk anorganik
(NPK Mutiara)
3) Diupayakan dilakukan peremajaan pada beberapa komoditas yang
sudah berumur tua dengan komoditas yang sesuai agroklimat dan
bernilai ekonomi tinggi.
4) Pada komoditi kelapa yang harga jual butirannya mengalami penurunan
dilakukan diversifikasi produk menjadi kopra yang harga jualnya relatif
lebih tinggi.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
APBD Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp.
55.193.310.279,- (Lima Puluh Lima Milyar Seratus Sembilan Puluh Tiga
Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Rupiah) yaitu
terdiri dari Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 27
Rp. 16.107.167.944,- (Enam Belas Milyar Seratus Tujuh Juta Seratus
Enam Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Empat Puluh Empat Rupiah) dan
Belanja Langsung sebesar Rp. 39.086.142.335,- (Tiga Puluh Sembilan
Milyar Delapan Puluh Enam Juta Seratus Empat Puluh Dua Ribu Tiga Ratus
Tiga Puluh Lima Rupiah).
1. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 16.107.167.944,- (Enam
Belas Milyar Seratus Tujuh Juta Seratus Enam Puluh Tujuh Ribu Sembilan
Ratus Empat Puluh Empat Rupiah), merupakan Belanja Pegawai yang terdiri
dari Gaji dan Tunjangan (Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan,
Tunjangan Fungsional, Tunjangan Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan
PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, dan Tambahan Penghasilan PNS,
Tambahan Penghasilan berdasarkan pertimbangan, serta Insentif
Pemungutan Retribusi).
Realisasi dari Belanja Tidak Langsung tersebut adalah sebesar Rp.
15.029.880.096 (Lima Belas Milyar Dua Puluh Sembilan Juta Delapan
Ratus Delapan Puluh Ribu Sembilan Puluh Enam Rupiah) atau sekitar
(90,61%).
2. Belanja Langsung
Belanja Langsung sebesar Rp. 39.086.142.335,- (Tiga Puluh
Sembilan Milyar Delapan Puluh Enam Juta Seratus Empat Puluh Dua Ribu
Tiga Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah), terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp
6.517.216.000,-, Belanja Barang Jasa sebesar Rp. 27.167.056.735,-, dan
Belanja Modal sebesar Rp. 5.401.869.600,-.
Realisasi dari Belanja Langsung tersebut adalah sebasar Rp
35.039.667.610,- (Tiga Puluh Lima Milyar Tiga Puluh Sembilan Juta Enam
Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Sepuluh Rupiah) atau sebesar
89,64%. Terdiri dari: Belanja Pegawai sebesar Rp 6.168.551.620,- (94,65
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 28
%), Belanja Barang/Jasa sebesar Rp 24.075.866.795,- (88,62 %), dan
Belanja Modal sebesar Rp 4.795.249.195,- (88,77 %)
Adapun rincian target dan realisasi belanja daerah berdasarkan
program/kegiatan, adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD
Tahun 2013
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
DISBUN JABAR 55.193.310.279 50.069.547.706 90,72 99,53
BELANJA TIDAK LANGSUNG 16.107.167.944 15.029.880.096 93,31 100,00
KEGIATAN BELANJA LANGSUNG
39.086.142.335 35.039.667.610 89,65 99,05
I. Program Perencanaan, Pengendalian dan
Pengawasan Pembangunan Daerah
398.500.000 385.856.000 96,83 100,00
1 Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan
398.500.000 385.856.000 96,83 100,00
II. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
771.550.000 693.347.000 89,86 99,18
2 Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur
771.550.000 693.347.000 89,86 99,18
III Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.933.000.000 2.724.189.439 92,88 100,00
3 Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
1.597.300.000 1.451.519.072 90,87 100,00
4 Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
398.100.000 382.169.270 96,00 100,00
5 Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
628.400.000 597.166.790 95,03 100,00
6 Kegiatan Penyelenggaraan
Administrasi Perkantoran Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
309.200.000 293.334.307 94,87 100,00
IV. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7.518.403.000 6.809.468.031 90,57 99,55
7 Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor
543.125.000 534.270.850 98,37 100,00
8 Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
595.178.000 570.415.836 95,84 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 29
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
9 Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
586.000.000 582.065.000 99,33 100,00
10 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
500.000.000 479.502.500 95,90 100,00
11 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP)
1.459.100.000 1.354.054.600 92,80 100,00
12 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
3.110.280.000 2.594.853.000 83,43 96,87
13 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
724.720.000 694.306.245 95,80 100,00
V Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
3.481.300.000 3.340.695.113 95,96 100,00
14 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
1.138.100.000 1.098.255.613 96,50 100,00
15 Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
1.318.600.000 1.232.296.500 93,45 100,00
16 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
696.900.000 685.638.000 98,38 100,00
17 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian
Mutu Benih Tanaman Perkebunan
327.700.000 324.505.000 99,03 100,00
VI Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
100.000.000 99.988.000 99,99 100,00
18 Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas
Perkebunan
100.000.000 99.988.000 99,99 100,00
VII Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
295.150.000 289.725.000 98,16 100,00
19 Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
295.150.000 289.725.000 98,16 100,00
VIII Program Peningkatan Produksi Pertanian
11.351.634.335 10.633.330.860 93,67 99,07
20 Kegiatan Pengawasan Mutu dan
Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan
750.000.000 738.661.740 98,49 100,00
21 Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
800.000.000 755.630.500 94,45 100,00
22 Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
1.989.581.250 1.957.971.670 98,41 100,00
23 Kegiatan Pengembangan, Pemasaran Perbenihan dan
Pengelolaan Kebun Dinas
3.831.995.600 3.509.421.850 91,58 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 30
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
24 Kegiatan Perlindungan
Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan Perkebunan
1.406.882.485 1.346.915.900 95,74 100,00
25 Peningkatan dan Pengendalian Bahan Baku Tembakau Kadar Nikotin Rendah
1.000.000.000 802.835.400 80,28 91,67
26 Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tembakau
400.000.000 378.514.800 94,63 100,00
27 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman
Tembakau
600.000.000 591.579.000 98,60 100,00
28 Standarisasi Kualitas Bahan Baku
Tembakau
573.175.000 551.800.000 96,27 100,00
IX Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
2.926.990.000 2.820.886.600 96,37 100,00
29 Kegiatan Pengembangan SDM
dan Penguatan Kelembagaan Petani Perkebunan
1.998.815.000 1.893.621.600 94,74 100,00
30 Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau
928.175.000 927.265.000 99,90 100,00
X Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan
750.000.000 726.368.266 96,85 100,00
31 Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT
750.000.000 726.368.266 96,85 100,00
XI Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Peternakan , Perikanan dan Kehutanan
8.559.615.000 6.515.813.301 76,12 91,09
32 Kegiatan Pengembangan Usaha Perkebunan
400.000.000 361.909.000 90,48 100,00
33 Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Produk Perkebunan
1.677.500.000 833.075.000 49,66 95,17
34 Kegiatan Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Teh Rakyat
5.388.600.000 4.419.431.801 82,01 88,29
35 Kegiatan Penanganan Usaha Perkebunan Pada Lahan Hak Guna Usaha (HGU) di Jawa
Barat
500.000.000 480.437.000 96,09 100,00
36 Penanganan Panen dan Pasca
Panen Tembakau
593.515.000 420.960.500 70,93 72,00
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 juga
ditunjang dengan dana APBN, yaitu berupa Dana Tugas Pembantuan dan
Dana Dekonsentrasi, dengan perincian sebagaimana diuraikan dalam tabel
berikut
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 31
APBN TUGAS PEMBANTUAN (TP)
Tabel 8
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2013
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah
Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi
(Fisik) (Rp) (%)
1 2 3 4 5
APBN Tugas Pembantuan (TP) 12.988.282.000 12.040.660.900 92,70 100,00
SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Barat (05) DITJEN PERKEBUNAN
9.163.282.000 8.531.034.700 93,10 100,00
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
9.163.282.000 8.531.034.700 93,10 100,00
1 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar (TP)
1.065.420.000
985.053.000
92,46
100,00
2 Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP)
2.295.895.000
2.268.452.650
98,80
100,00
3 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP)
1.226.183.000 1.158.259.000
94,46
100,00
4
Kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan (TP) (TP)
1.279.939.000
1.226.921.000
95,86
100,00
5 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
3.145.405.000 2.742.335.000 87,19
100,00
6 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (TP)
150.440.000
150.016.000
99,72
100,00
SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT (07) DITJEN PPHP
3.015.000.000 2.704.035.200 89,69 100,00
PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN
3.015.000.000 2.704.035.200 89,69 100,00
1 Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (TP)
750.000.000 734.819.000 97,98 100,00
2 Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP)
2.265.000.000 1.969.216.200 86,94 100,00
SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT (08) DITJEN PSP
810.000.000 805.590.000 99,46 100,00
PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
810.000.000 805.590.000 99,46 100,00
1 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainya
164.520.000 162.940.000 99,04 100,00
2 Kegiatan Pembangunan Embung 180.000.000 180.000.000 100,00 100,00
3 Pengeiolaan Irigasi Partisifatif (PIP) 120.000.000 120.000.000 100,00 100,00
4 Dukungan Kelembagaan untuk TP 40.000.000 38.000.000 95,00 100,00
5 Kegiatan Pengembangan Sumber Air 120.000.000 120.000.000 100,00 100,00
6 Kegiatan Pasca Sertifikasi Tanah 140.000.000 140.000.000 100,00 100,00
7. Pembinaan Adm Kegiatan di Provinsin 45.480.000 44.650.000 98.18 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 32
APBN DEKONSENTRASI (DK)
Tabel 9 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN)
Tahun 2013
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi
(Fisik) (Rp) (%)
1 2 3 4 5
APBN Dekonsentrasi 4.707.013.000 4.526.280.000 96,16 100
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan
3.295.663.000 3.216.510.000 97,60 100
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
3.295.663.000 3.216.510.000
97,60 100
1 Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
1.079.460.000 1.057.257.500 97.94 100
2 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK)
2.216.203.000 2.159.252.500 97.43 100
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PPHP
911.350.000 834.160.000 91,53 100
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil Pertanian
911.350.000 834.160.000 91,53 100
1 Pengembangan Mutu dan Standarisasi
Pertanian (DK)
100.000.000 77.250.000 77,25 100
2 Pengembangan Pemasaran Domestik
(DK)
188.300.000 183.756.000 97,59 100
3 Pengembangan Penanganan Pasaca
Panen Pertanian / Pengembangan Usaha dan Investasi (DK)
346.500.000 346.500.000 100,00 100
4 Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK)
276.550.000 226.654.000 81,96 100
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP
500.000.000 475.610.000 95,12 100
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
500.000.000 475.610.000 95,12 100
1 Kegiatan Pengelolaan Airi irigasi untuk Pertanian DK)
60.900.000 58.650.000 96,31 100
2 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
60.900.000 58.800.000 96,55 100
3. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
378.200.000 358.160.000 94,70 100
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 33
BAB IV (LKPJ ATA 2013) PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT
A. MISI-2: Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis
Potensi Lokal
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh
Dinas Perkebunan selama TA. 2013, merupakan penjabaran dari Misi-2
RPJMD Tahun 2008-2013, yaitu: “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi
Regional Berbasis Potensi Lokal”, yang memiliki Tujuan: Meningkatkan
daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas
ekonomi berbasis potensi lokal , dengan Sasaran: (1) Meningkatnya aktivitas
ekonomi regional berbasis potensi lokal; (2) Meningkatnya kesempatan dan
penyediaan lapangan kerja; (3) Meningkatnya peran kelembagaan KUMKM
dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing; (4) Meningkatnya
investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja; serta (5) Terpenuhinya
kebutuhan pangan masyarakat. Adapun Kebijakan yang terkait dengan
pembangunan Sub Sektor Perkebunan adalah: (1) di Bidang Pertanian yaitu
Meningkatkan produksi dan nilai tambah hasil pertanian; dan di bidang Bidang
Ketahanan Pangan yaitu Peningkatan Ketersediaan, akses dan keamanan
pangan.
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah tersebut didanai melalui
APBD Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 55.193.310.279,- (Lima Puluh
Lima Milyar Seratus Sembilan Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Dua
Ratus Tujuh Puluh Sembilan Rupiah), yaitu terdiri dari Anggaran Belanja Tidak
Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp. 16.107.167.944,- (Enam Belas
Milyar Seratus Tujuh Juta Seratus Enam Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus
Empat Puluh Empat Rupiah) dan Belanja Langsung sebesar Rp.
39.086.142.335,- (Tiga Puluh Sembilan Milyar Delapan Puluh Enam Juta
Seratus Empat Puluh Dua Ribu Tiga Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah).
Sedangkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 34
Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas, yaitu sebesar
Rp 164.302.000,- (Seratus Enam Puluh Empat Juta Tiga Ratus Dua Ribu
Rupiah).
Adapun Belanja Langsung sebesar Rp. 39.086.142.335,- tersebut
terbagi atas Belanja Pegawai sebesar Rp. 6.517.216.000,-; Belanja
Barang/Jasa sebesar Rp 27.167.056.735,-; dan Belanja Modal sebesar Rp.
5.401.869.600,-, dengan perincian alokasi belanja langsung TA. 2013 yang
dilaksanaan melalui 11 Program dan 36 Kegiatan, adalah sebagai berikut:
1) Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah, sebanyak 1 Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 398.500.000,-
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 1
Kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp. 771.550.000,-
3) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, sebanyak 4 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 2.933.000.000,-
4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, sebanyak 7
Kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp. 7.518.403.000,-
5) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, sebanyak 4
Kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp. 3.481.300.000,-
6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan, sebanyak 1
Kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-
7) Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah, sebanyak 1
kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp. 295.150.000,-
8) Program Peningkatan Produksi Pertanian, sebanyak 9 Kegiatan, dengan
total anggaran sebesar Rp. 11.351.634.335,-
9) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, sebanyak 2 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 2.926.990.000,-
10) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak
dan Ikan, sebanyak 1 Kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp.
750.000.000,-
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 35
11) Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, sebanyak 5 Kegiatan, dengan
total anggaran sebesar Rp. 8.559.615.000,-
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program/Kegiatan, bahwa dari
total APBD 2013 sebesar Rp 55.193.310.279,- tersebut diatas, realisasi
keuangannya mencapai 90,72 % atau sebesar Rp. 50.069.547.706,- dan
realisasi fisik sebesar 99,18 %. Dimana untuk Belanja Tidak Langsung (Gaji
dan Tunjangan) dari total anggaran sebesar Rp. 16.107.167.944,-, terealisasi
sebesar Rp 15.029.880.096,- atau sekitar 93,31% dengan capaian fisik
99,55%. Sedangkan untuk Belanja Langsung dari anggaran sebesar Rp
39.086.142.335,- terealisasi sebesar Rp 35.039.667.610,- atau sebesar 89,65
% dengan realisasi fisik sebesar 98,35 %
Beberapa indikator keberhasilan yang dicapai melalui pelaksanaan
Program/Kegiatan pembangunan Sub Sektor Perkebunan selama Tahun 2013,
antara lain adalah:
- Peningkatan Produksi dan Produktivitas
- Ketersediaan Benih Unggul Bersertifikat
- Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Kompetensi SDM Perkebunan
- Penanganan Pengendalian Hama Penyakit Perkebunan
- Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Alam Perkebunan
- Peningkatan Mutu dan Nilai Tambah Produk Perkebunan
- Peningkatan Fungsi dan Peran Organisasi serta Kualitas Kinerja Aparatur
Upaya pencapaian indikator keberhasilan tersebut selama Tahun 2013
dilakukan melalui pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Sub Sektor
Perkebunan, berdasarkan Urusan Wajib dan Pilihan, sebagaimana diuraikan
berikut ini:
I. Urusan Wajib:
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh
Dinas Perkebunan selama TA. 2013 berdasarkan Urusan Wajib, meliputi
Program/Kegiatan berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 36
1. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Daerah
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Fasllitasi dan Koordinasi Perencanaan Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 398.500.000,- (terbilang: Tiga Ratus Sembilan
Puluh Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), sedangkan
realisasi anggaran sebesar Rp. 385.856.000,- (terbilang: Tiga
Ratus Delapan Puluh Lima Juta Delapan Ratus Lima Puluh
Enam Ribu Rupiah) atau sebesar 96,83 %, dan realisasi fisik
sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah terwujudnya 5
dokumen Perencanaan (Renja 2014, Renstra 2013-2018, RKA
dan DPA 2014, serta Rencana K-L 2014). Outcome dari
Kegiatan ini adalah tersediaanya acuan arah kebijakan
pembangunan perkebunan Jawa Barat untuk tahun 2014 dan
untuk periode 2013-2018.
b. Permasalahah dan Solusi
1) Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan ini
umumnya bersifat kendala koordinatif antar pihak terkait, baik
dengan instansi pusat maupun kabupaten kota, khususnya
dalam hal sinkronisasi rencana program/kegiatan berdasarkan
kewenangan masing-masing pihak terkait.
2) Solusi yang dilakukan meningkatkan koordinasi dan
konsultasi antar pihak, serta mengacu kepada ketentuan yang
berlaku.
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan kualitas
Sumberdaya Aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 771.550.000,-
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 37
(terbilang : tujuh ratus tujuh puluh satu juta lima ratus lima
puluh ribu rupiah), realisasi anggaran sebesar Rp.
693.347.000,- (terbilang : enam ratus sembilan puluh tiga juta
tiga ratus empat puluh tujuh ribu Rupiah) atau 89.86 %, dan
realisasi fisik sekitar 99,18%. Output dari kegiatan ini yaitu
pembinaan kerohanian 12 Bulan, pembinaan ihsan tahsin Al
Qur’an 12 Bulan, dukungan biaya rintisan usaha bagi PNS
yang akan pensiun 6 orang, bantuan resep 62 orang, bantuan
kacamata 69 orang, sewa lapangan bulutangkis (badminton)
12 Bulan, belanja pakaian dinas harian (PDH) 145 orang,
belanja pakaian batik tradisional 7 Orang, belanja jasa
penyelenggaraan acara/event organizer 1 paket, belanja
bimbingan teknis 12 bulan. Outcome dari kegiatan ini adalah
meningkatkan kemampuan/kualitas sumber daya aparatur
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan ini
secara umum hanya bersifat kendala administratif, khususnya
menyangkut kendala waktu pelaksanaan rincian kegiatan
serta kelengkapan administratif yang dibutuhkan.
2) Solusi dari kendala-kendala yang dihadapi adalah
meningkatkan koordinasi dan peningkatan kualitas ketertiban
administrasi kegiatan.
3. Program Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.597.300.000,- (terbilang: Satu Milyar
Lima Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Ribu
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 38
Rupiah), realisasi anggaran sebesar Rp. 1.451.519.072,-
(terbilang: satu milyar empat ratus lima puluh satu juta lima
ratus sembilan belas ribu tujuh puluh dua Rupiah) atau
90.87%, sedangkan realisasi fisiknya sekitar 100 %. Output
kegiatan ini adalah honorarium/upah tenaga harian lepas
sebesar 7.728 org/jam, alat tulis kantor 12 paket, alat listrik
dan elektronika 4 paket, perangko, materai dan benda pos
lainnya 6 paket, jasa kebersihan 1 paket,
spanduk/banner/baligo 16 buah, barang cetakan 2 paket,
fotocopy 12 bulan, penjilidan 12 bulan, perjalanan dinas PNS
765 HOK, telepon 12 bulan, air/ledeng 12 bulan, listrik 12
bulan, serta kawat/internet 12 bulan. Outcome kegiatan
adalah tercapainya pelayanan adminisatrasi perkantoran dinas
perkebunan provinsi Jawa Barat.
2) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman
Perkebunan (BPBTP). dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 628.400.000,- (terbilang: Enam Ratus Dua Puluh Delapan
Juta Empat Ratus Ribu Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp. 597.166.790,- (terbilang: Lima Ratus Sembilan Puluh
Tujuh Juta Seratus Enam Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus
Sembilan Puluh Rupiah) atau 95,03%, dengan realisasi fisik
sekitar 100%. Output dari kegiatan ini adalah 1 paket
fasilitasi administrasi perkantoran UPTD BPBTP. Outcome
dari Kegiatan ini adalah terselenggaranya administrasi
perkantoran UPTD BPBTP selama 1 tahun.
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan, memiliki
alokasi anggaran sebesar Rp. 398.100.000,- (terbilang: Tiga
Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Seratus Ribu Rupiah),
realisasi anggaran sebesar Rp. 382.169.270,- (terbilang: tiga
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 39
ratus delapan puluh dua juta seratus enam puluh sembilan
ribu dua ratus tujuh puluh rupiah) atau sekitar 96,00 %,
dengan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini
adalah terpenuhinya kebutuhan operasional dan administrasi
kantor, baik pada Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
maupun pada Sub Unit Perlindungan Tanaman tersebar di 10
Kabupaten/Kota selama 1 tahun. Outcome dari kegiatan ini
adalah terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) selama 1 tahun.
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
309.200.000,- (terbilang: Tiga Ratus Sembilan Juta Dua Ratus
Ribu Rupiah), realisasi anggaran sebesar Rp. 293.334.307,-
(terbilang: Dua Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Dua Ratus
Tiga Puluh Satu Ribu Tiga Ratus Tujuh Rupiah) atau 94,51 %,
dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini
adalah 1 paket fasilitasi dan jasa kebutuhan operasional dan
administrasi perkantoran. Outcome dari Kegiatan ini adalah
meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran dalam
mendukung tupoksi kinerja aparatur daerah.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan
ini secara umum hanya bersifat kendala administratif,
seperti perubahan pengelola kegiatan, kendala waktu
pelaksanaan, keterbatasan sarana serta ketersediaan SDM
pendukung yang memadai.
2) Solusi
Peningkatan akselerasi kegiatan, koordinasi, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 40
4. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kantor
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana kantor
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 543.125.000,- (terbilang: Lima Ratus
Empat Puluh Tiga Juta Seratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah),
realisasi anggaran sebesar Rp. 534.270.000,- (terbilang: Lima
Ratus Tiga Puluh Empat Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Ribu
Rupiah) atau 98.37 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %.
Output dari kegiatan ini adalah: mesin penghancur kertas 2
unit, pengadaan lemari brangkas 7 buah, belanja modal
pengadaan filling kabinet 5 buah, pengadaan AC ruangan 3
unit, Komputer PC dan Perlengkapannya 8 Unit,
laptop/notebook 8 unit, printer 8 unit, mesin scanner 9 unit,
meja kerja 1 paket, kursi kerja 20 buah, kursi rapat 100 bh,
rak sebaguna 10 Buah, kamera 4 unit, handycam 4 unit,
faximile 1 unit, gadget 2 unit. Outcome dari Kegiatan ini
adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan
umum pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
2) Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana kantor
UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 586.000..000,-
(terbilang: Lima Ratus Delapan Puluh Enam Juta Rupiah)
realisasi anggaran sebesar Rp. 582.065.000,- (terbilang : lima
ratus delapan puluh dua juta enam puluh lima ribu rupiah)
atau 99,33 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari
kegiatan ini adalah honorarium panitia/pejabat
pengadaan/pemeriksa barang & jasa dan pengelola kegiatan 1
paket, jasa konsultasi (perencana dan pengawas konstruksi) 1
paket, bangunan gedung/kantor Laboratorium UPTD BPTP 1
paket, mesin absensi terintegrasi 1 unit, UPS 800 VA 1 unit.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 41
Outcome dari Kegiatan ini adalah meningkatnya kelancaran
dan kualitas pelayanan UPTD Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP).
3) Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana kantor
UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman
Perkebunan (BPBTP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
595.178.000,- (terbilang: Lima Ratus Sembilan Puluh Lima
Juta Seratus Tujuh Puluh Delapan Ribu Rupiah), realisasi
anggaran sebesar Rp. 570.415.836,- (terbilang: Lima Ratus
Tujuh Puluh Juta Empat Ratus Lima Belas Ribu Delapan Ratus
Tiga Puluh Enam Rupiah) atau sekitar 95,84 %, dan realisasi
fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah Alat
Pertanian Kecil (APK), Mesin Penghancur Kertas, Pompa air,
Komputer PC, Note Book, Printer, Sofa, Kamera, Sound
System, Konstruksi jaringan air bersih, Lampu penerangan
jalan, konstruksi bangunan kantor. Outcome dari Kegiatan ini
adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan
UPTD BPBTP.
4) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
UPTD Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Perkebunan (BP2MB) dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,- (terbilang : Lima Ratus Juta
Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp. 479.502.500,-
(terbilang : Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Lima
Ratus Dua Ribu Lima Ratus Rupiah) atau 95,90 %, dan
realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah
Tabung Pemadam Kebakaran 1 paket, Alat Pendingin
Ruangan (AC) 1 paket, Komputer Mainframe Server 1 paket,
Komputer PC 1 paket, Note Book 1 paket, Printer 1 paket,
Scaner 1 paket, Monitor Display 1 paket, UPS/Stabilizer 1
paket, Dispenser 1 paket, Penyekat Ruangan 1 paket, Kamera
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 42
1 paket, Proyektor LCD 1 paket, Peralatan Lab 1 paket, dan
Sofware jadi 1 paket. Outcome dari Kegiatan ini adalah
meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD
BP2MB.
5) Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana kantor
UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)-
DAK dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.459.100.000,-
(terbilang: Satu Milyar Empat Ratus Lima Puluh Sembilan Juta
Seratus Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp.1.354.054.600,- (terbilang : Satu Milyar Tiga Ratus Lima
Puluh Empat Juta Lima Puluh Empat Ribu Enam Ratus Rupiah)
atau sekitar 92,80 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %.
Output dari kegiatan ini adalah sarana dan prasarana kantor
aula UPTD BPTP 1 paket, renovasi bangunan mes BPTP dan
renovasi bangunan kantor BPT 1 paket. Outcome dari
Kegiatan ini adalah bertambahnya sarana dan prasarana
UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP).
6) Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana kantor
UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman
Perkebunan (BPBTP)- DAK dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.110.280.000,- (terbilang: Tiga Milyar Seratus
Sepuluh Juta Dua Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah), realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.594.853.000,- (terbilang: Dua Milyar
Lima Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Delapan Ratus Lima
Puluh Tiga Ribu Rupiah) atau sekitar 83,43 %, dan realisasi
fisik sekitar 96,87%. Output dari kegiatan ini adalah Alat
angkutan darat speda motor 1 paket, penggiling hasil
pertanian 1 paket, pemotong rumput 1 paket, almari arsip 1
paket, pompa air 1 paket, meja rapat 1 set, alat-alat lab 1
paket, konstruksi jalan 1 paket, lampu hias jalan 1 paket,
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 43
instalasi listrik 1 paket, perbaikan rumah dinas 1 paket,
gudang 1 paket. Outcome dari Kegiatan ini adalah
bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk
meningkatkan kelancaran pelayanan UPTD BPBTP.
7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
UPTD Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Perkebunan (BP2MB)-DAK dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 724.720.000,- (terbilang: Tujuh Ratus
Dua Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah),
realisasi anggaran sebesar Rp. 694.306.245,- (terbilang:
Enam Ratus Sembilan Empat Juta Tiga Ratus Enam Ribu Dua
Ratus Empat Puluh Lima Rupiah) atau 95,80 %, dan realisasi
fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah
tersedianya fasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana kerja
aparatur sesuai standar daerah Outcome dari Kegiatan ini
adalah meningkatnya kinerja kelancaran pelayanan kantor.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Terlambatnya penyelesaian proses pengadaan barang
jasa (Lelang) karena kendala mekanisme, prosedur serta
padatnya jadwal lelang, sehingga menyebabkan
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan.
2) Solusi
Meningkatkan koordinasi serta akselerasi pelaksanaan
proses pengadaan barang/jasa.
5. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pelaksanaan Program
i. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.138.100.000,- (terbilang: satu milyar
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 44
seratus tiga puluh delapan juta seratus ribu rupiah) realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.098.255.613,- (terbilang: satu milyar
sembilan puluh delapan juta dua ratus lima puluh lima ribu
enam ratus tiga belas rupiah) atau 96.50 %, dan realisasi fisik
sekitar 100%. Output dari kegiatan ini adalah Honorarium
Panitia/Pejabat/Pemeriksa Pengadaan Barang dan jasa 6 OK,
BBM Operasional Dinas 12 bulan, isi tabung pemadam dan
box 1 Paket, barang pecah beah 1 paket, be;anja jasa
kebersihan 12 Bulan, belanja jasa keamanan kantor 12 bulan,
perpanjangan STNK Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) 12
Bulan, service kendaraan dinas roda 4 (empat) 12 bulan,
pelumas / oli kendaraan roda 4 (empat) 12 Bulan, Belanja
jasa komsultansi 2 kegiatan, belanja pemeliharaan /
perlengkapan kantor 12 bulan, belanja pemeliharaan gedung
dan bengunan 2 paket. Outcome dari Kegiatan ini adalah
terpeliharanya sarana dan prasarana pada Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat.
ii. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman
Perkebunan (BPBTP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
696.900.000,- (terbilang: Enam Ratus Sembilan Puluh Enam
Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp.685.638.000,- (terbilang: Satu Milyar Dua Ratus Tiga Puluh
Dua Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Lima Ratus
Rupiah) atau sebesar 98,38%, dan realisasi fisik sekitar
100%. Output dari kegiatan ini adalah alat listrik dan
elektronik 1 paket, peralatan kebersihan dan bahan pembersih
1 paket, BBM 1 paket, service kendaraan 1 paket, fasilitasi
STNK 1 paket, pelumas 1 paket, cetak dan foto copy 1 paket,
makanan dan minuman 1 paket, perjalanan dinas 1 paket,
jasa konsultasi 1 paket, pengelolaan aset 1 paket,
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 45
pemeliharaan perlengkapan kantor 1 paket, pemeliharaan
gedung dan bangunan 1 paket, pemeliharaan salurab
drainage 1 paket, pemeliharaan halaman/taman 1 paket
Outcome dari Kegiatan ini adalah terpeliharanya sarana dan
prasarana pada UPTD BPBTP.
iii. Kegiatan Pemeliharaan Sarana Prasarana Aparatur
UPTD BPTP Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.318.600.000,-
(terbilang: satu milyar tiga ratus delapan belas juta enam
ratus ribu rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
1.232.296.500,- (terbilang: Satu Milyar Dua Ratus Tiga Puluh
Dua Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Lima Ratus
Rupiah) atau 93,45 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %.
Output dari kegiatan ini adalah tersedianya honorarium
panitia (rehabilitasi kirmir BPTP, jalan BPTP dan perbaikan 3
buah kantor sub unit perlintanbun, tersedianya bahan dan
perlengkapan kebersihan kantor BPTP dan sub unit
perlintanbun, tersedianya BBM untuk kendaraan operasional
BPTP, tersedianya jasa cleaning service, tersedianya jasa
keamanan, terfasilitasinya perpanjangan STNK kendaraan
operasional, terfasilitasinya service kendaraan operasional
BPTP, tersedianya pelumas kerdaraan operasional BPTP,
terfasilitasinya jasa konsultasi perbaikan bangunan (mes
kantor BPTP dan sub unit perlintanbun), terpeliharanya
peralatan kantor (komputer, laptop, printer, jaringan internet
dan AC), terpeliharanya beberapa peralatan laboratorium,
terpeliharanya bangunan kantor (BPTP, sub unit dan rumah
kasa), terpeliharanya benteng dan pagar kantor, tersedianya
desktop, tersedianya peralatan scaner dan tersdianya
pengadaan UPS/Stabilizer 800 VA. Outcome dari Kegiatan ini
adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 46
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) dan kantor Sub Unit
Perlintanbun.
iv. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
pada Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 327.700.000,- (terbilang: Tiga Ratus Dua Puluh Juta
Tujuh Ratus Ribu Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
324.505.000,- (terbilang : Tiga Ratus Dua Puluh Empat Juta
Lima Ratus Lima Ribu Rupiah) atau 99,03 %, dan realisasi
fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah
terpeliharanya pemeliharaan fasilitasi dan jasa pendukung
sarana dan prasararana kantor dan mobilitas kendaraan.
Outcome dari Kegiatan ini adalah meningkatnya operasional
pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dan kendaraan
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Terlambatnya penyelesaian proses pengadaan barang
jasa (Lelang) karena kendala mekanisme, prosedur serta
padatnya jadwal lelang, sehingga menyebabkan
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan
Keterbatasan anggaran untuk menyelesaikan beberapa
kendala kekurangan jumlah dan kualitas sarana-prasarana
yang masih ada
2) Solusi
Meningkatkan koordinasi serta akselerasi pelaksanaan
proses pengadaan barang/jasa
Memaksimalkan sarana prasarana yang ada dan
mengajukan anggaran rehabilitasi perkantoran yang akan
dialokasikan pada Tahun Anggaran berikutnya.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 47
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Internal Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 100.000.000,- (terbilang: Seratus Juta Rupiah),
realisasi anggaran sebesar Rp.99.988.000,- (terbilang
Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh
Delapan Ribu Rupiah) atau sekitar 99,99 %, dan realisasi fisik
sekitar 100%. Output dari kegiatan ini adalah adalah 5
dokumen pelaporan dan evaluasi (LKPJ, LPPD, Laporan
Tahunan, Laporan UKP4, Laporan Bulanan). Outcome dari
Kegiatan ini adalah tersedianya pelaporan kegiatan sebagai
bahan evaluasi perumusan perbaikan kinerja
program/kegiatan pada tahun selanjutnya.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan umum yang dihadapi sering terjadinya
keterlambatan penyampaian laporan dari sub unit kerja, yang
menyebabkan sering terlambatnya penyampaian laporan ke
beberapa instansi terkait.
2) Solusi meningkatkan koordinasi antar unit kerja terkait.
7. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
A. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
295.150.000,- (terbilang: Dua Ratus Sembilan Puluh Lima Juta
Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp. 289.725.000,- (terbilang: Dua Ratus Delapan Puluh
Sembilan Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) atau
sekitar 98,16%, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 48
kegiatan ini adalah 1 paket bahan data/informasi statistik
Tahun 2013, Validasi Data/Statistik 2 keg, Workshop
Data/Statistik 1 keg, 1 paket Buku Statistik Angka Tetap
Tahun 2012, Buku Informasi Perkebunan 1 paket. Outcome
dari Kegiatan ini adalah Tersedianya Data/Statistik untuk
bahan perumusan kebijakan pembangunan perkebunan Jawa
Barat.
B. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
sering terlambatnya penyampaian bahan data/statistik
dari kab/kota sebagai bahan penyusunan angka
sementara maupun angka tetap data statistik.
Sering bergantinya petugas data/statistik pada OPD
Kab/Kota sehingga mengganggu kontinuitas penyampaian
laporan data/statistik dari kab/kota yang bersangkutan.
2) Solusi yang dilakukan adalah peningkatan koordinasi dan
konsolidasi dengan para petugas data/statistik kab/kota,
melakukan jemput bola dalam hal pengumpulan data/statistik
kab/kota, serta mengusulkan insentif bagi petugas
data/statistik kab/kota pada tahun anggaran mendatang.
II. Urusan Pilihan
1. Program Peningkatan Produksi Pertanian
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan
Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- (terbilang: Tujuh Ratus
Lima Puluh Juta Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
738.661.740,- (terbilang: Tujuh Ratus Tiga Puluh Delapan
Juta Enam Ratus Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Empat
Puluh Rupiah) atau 98,49 %, dan realisasi fisik sekitar 100
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 49
%. Output dari kegiatan ini adalah laporan pelaksanaan
pengawasan dan peredaran benih tanaman perkebunan di 16
Kab/Kota Provinsi Jawa Barat dan lintas luar Provinsi Jawa
Barat. Outcome dari Kegiatan ini terkendalinya pengawasan
peredaran benih tanaman perkebunan yang tidak bermutu di
Jawa Barat.
2) Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 800.000.000,- (terbilang: Delapan Ratus Juta Rupiah)
realisasi anggaran sebesar Rp. 755.630.500,- (terbilang:
Tujuh Ratus Lima Puluh Lima Juta Enam Ratus Tiga Puluh
Ribu Lima Ratus Rupiah) atau 94,45 %, dan realisasi fisik
sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah sertifikat
benih tanaman perkebunan unggul bermutu dan bersertifikasi
di Jawa Barat sebanyak 31.158.134 batang/pohon. Outcome
dari Kegiatan ini adalah tersedianya benih unggul bersertifikat
untuk meningkatkan penggunaan benih unggul bermutu dan
bersertifikat pada unit usaha perkebunan di Jawa Barat.
3) Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.989.581.250,-
(terbilang: satu milyar sembilan ratus delapan puluh sembila
juta lima ratus delapan puluh satu ribu dua ratus lima puluh
rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp. 1.957.971.670,-
(terbilang: satu milyar sembilan ratus lima puluh tujuh juta
sembilan ratus tujuh satu ribu enam ratus tujuh puluh Rupiah)
atau 98,41 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari
kegiatan ini adalah: Temu Teknis dan Evaluasi Pengembangan
Tanaman Perkebunan di Jawa Barat (Tanaman Semusim dan
Tahunan) di Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dengan
kabupaten/kota sebanyak 1510 petani perkebunan rakyat di
14 kabupaten mendapat bimbingan teknis budidaya tanaman
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 50
perkebunan sesuai standar teknis khususnya untuk komoditas
Karet, Kopi, Kakao, Teh dan Tebu dalam rangka
meningkatkan produksi produktivitas usahataninya.
Pertemuan koordinasi dan monev dalam rangka pengawalan
kegiatan Pengembangan Tebu di Jawa Barat (di 6
Kabupaten). Kegiatan Adopsi Teknologi Pengembangan Kopi
Specialty ke Sulawesi Selatan. Pertemuan koordinasi TK
Provinsi (1 kali) Sebanyak 25 orang petani dan petugas
Provinsi/ Kabupaten dan TK Kabupaten (4 Wilayah) dalam
rangka pembinaan, pengawalan, penyaluran, penggunaan
pupuk bersubsidi di tingkat petani perkebunan rakyat (di 17
kabupaten/kota). Outcome dari Kegiatan ini adalah
Terfasilitasinya upaya peningkatan wawasan petani pekebun
dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan.
4) Kegiatan Pengembangan, Pemasaran Perbenihan dan
Pengelolaan Kebun Dinas, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.831.995.000,- (terbilang: Tiga Milyar Delapan
Ratus Tiga Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Lima Ribu Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp.3.509.421.850,- (terbilang: Tiga Milyar Lima Ratus
Sembilan Juta Empat Ratus Dua Puluh Satu Ribu Delapan
Ratus Lima Puluh Rupiah) atau sebesar 91,58 %, dan
realisasi fisik sekitar 100%. Output dari kegiatan ini adalah
Benih Kakao 30.000 butir, benih cengkeh 50.000 butir, kemiri
sunan 300.000 butir, kopi arabika 650.000 butir, pala 15.000
butir, kayu manis 5.000 butir, pemeliharaan 13 kebun dinas
(222,78 Ha), kebun sumber benih kakao 5 ha, 1 dokumen
informasi inovasi teknologi perbenihan, pemenuhan populasi
kebun dinas di sukajadi 2 ha, kakao 12,5 ha, kebun di
sukahurip 3 ha, karet di kebun lengkong 10 ha. Outcome
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 51
dari Kegiatan ini adalah Tersedianya benih unggul tanaman
perkebunan serta kebun sumber benih tanaman perkebunan.
5) Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan
Penataan Lahan Perkebunan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.406.883.485,- (terbilang: Satu Milyar Empat
Ratus Enam Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu
Empat Ratus Delapan Puluh Lima Rupiah), realisasi anggaran
sebesar Rp.1.346.915.900,- (terbilang: Satu Milyar Tiga Ratus
Empat Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu
Sembilan Ratus Rupiah) atau sekitar 95,74 %, dan realisasi
fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah 6
rumusan hasil Pertemuan penanganan gangguan usaha
perkebunan di Jawa Barat, 11 Ha demplot untuk penanganan
GUP di Sukabumi, Cianjur dan Garut, 25 Ha demplot DAS di 5
kab (Bogor, Subang, Indramayu, Majalengka, Purwakarta), 1
Dokumen Data Prasarana Perkebunan. Outcome dari
Kegiatan ini adalah tersedianya bahan kebijakan
penanggulangan gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat.
6) Kegiatan Peningkatan dan Pengendalian Bahan Baku
Tembakau Kadar Nikotin Rendah, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,- (terbilang: Satu Milyar
Rupuah) realisasi anggaran sebesar Rp. 802.835.400,-
(terbilang: Delapan Ratus Dua Juta Delapan Ratus Tiga Puluh
Lima Ribu Empat Ratus Rupiah) atau 80,28 %, dan realisasi
fisik sekitar 91,67%. Output dari kegiatan ini adalah
tersedianya rekapitulasi sebaran kesesuaian lahan tembakau
di 15 kabupaten/kota; tertatanya 25 Ha areal tembakau di 5
kabupaten (Bandung, Garut, Sumedang, Majalengka dan
Kuningan); meningkatnya 35 Orang petugas dan petani
terhadap pemahaman teknologi inovasi penataan areal
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 52
tembakau. Outcome dari Kegiatan ini adalah tertatanya areal
pertanaman tembakau di Jawa Barat.
7) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih
Tembakau, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
400.000.000,- (terbilang: Empat Ratus Juta Rupiah) realisasi
anggaran sebesar Rp. 378.514.800,- (terbilang: Tiga Ratus
Tujuh Puluh Delapan Juta Lima Ratus Empat Belas Ribu
Delapan Ratus Rupiah) atau 94,63 %, dan realisasi fisik
sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah tercapainya
pelaksanaan sertifikasi dan pengawasan peredaran benih
pada pengguna benih tembakau di Jawa Barat sebanyak
526.000 batang/pohon. Outcome dari Kegiatan ini adalah
terpenuhinya penggunaan benih unggul dan bermutu serta
bersertifikat di masyarakat
8) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Tanaman Tembakau dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
600.000.000,- (terbilang: Enam Ratus Juta Rupiah), realisasi
anggaran sebesar Rp. 591.579.000,- (terbilang: Lima Ratus
Sembilan Puluh Satu Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Sembilan
Ribu Rupiah) atau sekitar 98,60 %, dan realisasi fisik sekitar
100%. Output dari kegiatan ini adalah peningkatan
persamaan persepsi dan kesamaan langkah dalam
pelaksanaan kegiatan pertembakauan, Bimbingan teknis
budidaya tanaman tembakau 240 petani tembakau di 6
kabupaten sesuai standar teknis dalam rangka meningkatkan
produksi produktivitas usahataninya, 30 orang petani
tembakau dan petugas Provinsi/ Kabupaten melaksanakan
adopsi teknologi budidaya tembakau dari Provinsi Sumatera
Utara. Outcome dari Kegiatan ini adalah meningkatnya
wawasan teknis budidaya tembakau bagi para petani
tembakau Jawa Barat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 53
9) Kegiatan Standarisasi Kualitas Bahan Baku Tembakau,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 573.175.000,-
(terbilang: Lima Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Seratus Tujuh
Puluh Lima Ribu Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp.551.800.000,- (terbilang: Lima Ratus Lima Puluh Satu Juta
Delapan Ratus Ribu Rupiah) atau 96,27 %, dan realisasi fisik
sekitar 100%. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya
inventarisasi tanaman tembakau varietas unggul lokal sebagai
sumber benih di Jawa Barat, terlaksananya pembinaan teknis
penangkar benih tembakau di Jawa Barat, terlaksananya
optimalisasi laboratorium untuk pengujian mutu benih
tembakau. Outcome dari Kegiatan ini adalah tersedianya
data dasar perumusan standarisasi kualitas bahan baku
tembakau.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman
masih kurang dari kebutuhan minimal 10 orang;
Ketersedian kebun sumber benih bina dan non bina bina
untuk para pengguna benih masih terbatas di Jawa Barat;
Masih kurang jumlah petugas fungsional PBT dalam
operasional pemeriksaan di lapangan;
Sarana laboratorium pengujian mutu benih masih kurang
memadai dan tenaga penguji laboratorium masih kurang;
Kultur pola tanam budidaya tembakau di sebagian daerah
Kab/Kota di Jawa Barat berbeda dengan pola tanam pada
umumnya sehingga memperngaruhi pengawasan
peredaran benih
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 54
2) Solusi
Mengoptimalkan petugas PBT dan fungsional umum untuk
aplikasi dilapangan dan mengusulkan penambahan calon
fungsional PBT;
Melakukan kerjasama dengan Puslit/Balit dalam
penyediaan kebun sumber benih untuk kebutuhan para
penangkar benih;
Mengoptimalkan para petugas teknis fungsional PBT dan
fungsional umum untuk operasional dilapangan dan
mengajukan penambahan baru petugas PBT.
Memanfaatkan laboratorium yang sudah ada dan
mengusulkan sarana bangunan laboratorium sesuai
standar teknis dan mengusulkan SDM tenaga laboratorium
Melaksanakan penjadwalan ulang pola pengawasan
(sertifikasi benih tembakau dan peredaran benih
tembakau).
2. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan
Kelembagaan Petani Perkebunan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.998.815.000,- (terbilang : Satu Milyar
Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Delapan Ratus
Lima Belas Ribu Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
1.893.621.600,- (terbilang: Satu Milyar Delapan Ratus
Sembilan puluh Tiga Juta Enam Ratus Dua Puluh Satu Ribu
Enam Ratus Rupiah) atau 94,74 %, dan realisasi fisik sekitar
100 %. Output dari kegiatan ini adalah Data kelompoktani
perkebunan sebanyak 1 dokumen; pertemuan koordinasi
asosiasi petani perkebunan sebanyak 10 asosiasi;
Bertambahnya SDM yang memiliki wawasan dalam
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 55
pengelolaan perkebunan sebanyak 45 orang; dalam integrasi
tanaman perkebunan sebanyak 40; dalam memahami
agribisnis kopi/kakao sebanyak 30 orang; dalam memahami
agribisnis karet sebanyak 30 orang. Outcome dari Kegiatan
ini adalah Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan petani
perkebunan yang ditunjang oleh SDM yang professional
sebanyak 345 orang.
2) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 928.175.000,00, (terbilang:
Sembilan Ratus Dua Puluh Delapan Juta Seratus Tujuh Puluh Lima
Ribu) realisasi anggaran sebesar Rp.927.265.000,00 (terbilang:
Sembilan Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Enam Puluh Lima
Ribu Rupiah) atau 99,90 %. Realisasi Fisik 100 %. Output dari
kegiatan ini adalah terwujudnya koordinasi antar asosiasi petani
tembakau se jawa barat (1 DPD dan 15 DPC); Tersusunnya
program kerja APTI Tahun 2014 (1 dokumen); Meningkatnya
wawasan dan pengetahuan SDM petani tembakau dalam
memahami peran dan fungsinya dalam kelembagaan usaha tani
tembakau sebanyak 360 orang petani; serta Meningkatnya
wawasan dan pengetahuan para pengurus asosiasi dan para
petugas pendamping dalam memahami penguatan kelembagaan
melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi sebanyak 35 orang.
Outcome dari kegiatan ini adalah Meningkatnya peran dan fungsi
kelembagaan petani tembakau yang ditunjang oleh SDM yang
professional.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Sebagian besar kelembagaan petani belum tertata dengan
baik dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai
kelembagaan asosiasi petani ataupun kelembagaan usaha
tani (kelompoktani)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 56
2) Solusi
Pembinaan berjenjang dan berkala dari seluruh instansi
terkait di tingkat Provinsi maupun kabupaten secara
berkesinambungan.
Penguatan modal kelembagaan petani (asosiasi maupun
kelompok) dalam rangka menunjang aktivitas
kelembagaan yang dikelolanya
Penataan kesekretariatan/kepengurusan kelembagaan
petani baik secara fisik maupun administrasi
Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan SDM
Perkebunan melalui program pelatihan, magang atau
peningkatan wawasan.
3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tanaman, Ternak, dan Ikan
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-
(terbilang: tujuh ratus lima puluh juta rupiah) realisasi
anggaran sebesar Rp.726.368.266,- (terbilang : tujuh ratus
dua puluh enam juta tiga ratus enam puluh delapan ribu dua
ratus enam puluh enam ribu rupiah) atau 96,85 %, dan
realisasi fisik 100%. Output dari kegiatan ini adalah
menurunnya tingkat serangan OPT (hama dan penyakit)
tanaman perkebunan sebesar 20 %, tersedianya paket
teknologi tepat guna dalam rangka mendukung agribisnis
pada 10 komoditas perkebunan unggulan Jawa Barat,
terjadinya alih teknologi pengendalian OPT secara PHT
kepada pelaku usaha perkebunan (petani perkebunan rakyat)
dan menekan resiko kerugian akibat serangan OPT yang
sekecil mungkin. Outcome dari Kegiatan ini adalah
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 57
meningkatnya pengetahuan pekebun dalam perlindungan
tanaman dan terselamatkannya produksi hasil perkebunan
akibat serangan OPT di 15 kabupaten/kota di Jawa Barat.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung yang
dimiliki BPTP dalam rangka pelaksanaan pengendalian
OPT, antara lain alat-alat pengendalian OPT untuk
mengendalikan OPT pada tanaman produktif dengan
ketinggian pohon di atas 5 meter, alat untuk
pemangkasan cabang/ranting dan lain-lain sehingga
dalam proses pengendalian OPT pada hamparan kebun
memerlukan waktu yang cukup lama.
Keterbatasan SDM berdampak terhadap terhambatnya
proses pelaksanaan kegiatan karena OPT yang
berkembang lebih spesifik lokasi dan endemic lokasi,
sehingga diperlukan ketelitian pengamatan awal untuk
menentukan jenis, bahan dan dosis pengendalian.
Kemampuan pelaku usaha perkebunan sangat beragam,
hal ini disebabkan belum optimalnya pembinaan, dan
penyampaian informasi teknologi PHT sehingga
berdampak terhadap lemahnya penerapan PHT dalam
mengendalikan OPT pada tanaman perkebunan.
Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan
benar belum optimal.
2) Solusi
Mengupayakan pengusulan anggaran untuk penyediaan
sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kondisi
lapangan untuk terlaksananya pengendalian OPT pada
tanaman perkebunan secara maksimal.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 58
Meningkatkan pengamatan dini agar diperoleh data dan
informasi yang lebih akurat untuk penyiapan bahan
pengendalian, sarana dan prasarana pengendalian lebih
tepat guna.dan benar belum optimal.
Melaksanakan pembinaan dengan pola interaktif disertai
demplot, uji coba atau penerapan teknologi supaya pelaku
usaha perkebunan lebih mudah memahami, menguasai
teknologi PHT dan lebih terinspirasi untuk menerapkan
teknologi PHT secara baik dan benar.
4. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
a. Pelaksanaan program
1) Kegiatan Pengembangan Usaha Perkebunan, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- (terbilang: Empat
ratus juta rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
361.909.000,- (terbilang: Tiga ratus enam puluh satu juta
sembilan ratus sembilan ribu rupiah) atau 90,48 %, dan
realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah,
terlaksana fasilitasi pembinaan kebun rakyat di 10 Kabupaten,
terfasilitasi kemitraan antara petani Kopi di 11 lokasi dengan
perkebunan besar di 5 Kabupaten, tersedianya 1 dokumen
data petani perkebunan rakyat untuk mendapat Surat Tanda
Daftar Budidaya (STDB), terbitnya 1 Perda Nomor 8 Tahun
2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perkebunan.
Outcome dari kegiatan ini adalah berkembangnya usaha
perkebunan rakyat.
2) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi
Produk Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.677.500.000,- (terbilang : Satu miliyar enam ratus tujuh
puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) realisasi anggaran
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 59
sebesar Rp. 833.075.000,- (terbilang : Delapan ratus tiga
puluh tiga juta tujuh puluh lima ribu rupiah) atau 49,66 %,
dan realisasi fisik sekitar 72,72 %. Output dari kegiatan ini
adalah diketahuinya mutu 2 produk perkebunan (kakao dan
kopi) ditingkat pelaku usaha terhadap persyaratan SNI,
terlaksananya pelayanan informasi pasar (PIP) produk
perkebunan di 7 (tujuh) kabupaten, terbentuknya 1 unit
lembaga clearing house, berkembangnya sistem resi gudang
untuk 1 produk (kopi), terbinanya indikasi geografis 1 (satu)
komoditi (kopi), terlaksananya serapan sistem jaminan mutu
bagi 3 orang petugas dan 5 orang pelaku usaha kopi.
Outcome dari Kegiatan ini adalah meningkatnya mutu 2
produk perkebunan (kopi dan kakao) dan sekaligus menjadi
produk eksport unggulan, terbitnya 3 (tiga) sertifikat Indikasi
Geografis Kopi Arabica Java Preanger (Bandung Higland,
Cikuray Mountain, Parahiyangan Mountain), termanfaatkannya
Clearing House dalam pelaksanaan ekspor kopi dan teh ke
Maroko.
3) Kegiatan Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Teh Rakyat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 5.388.600.000,- (terbilang: Lima miliyar
tiga ratus delapan puluh delapan juta enam ratus ribu rupiah)
realisasi anggaran sebesar Rp. 4.419.431.801,- (terbilang :
Empat miliyar empat ratus sembilan belas juta empat ratus
tiga puluh satu ribu delapan ratus satu rupiah) atau 82,01 %,
dan realisasi fisik sekitar 87,50 %. Output dari kegiatan ini
adalah terbentuknya manajemen estate 1 komoditi (teh);
terwujud perbaikan mutu pucuk di 11 kabupaten melalui
pengelolaan panen dan serapan ilmu pemasaran dan
pengawasan mutu; berkembangnya sistem pemasaran 1
(satu) komoditi (teh) melalui pameran agrinex, Indonesia
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 60
agribusines expo, hari krida pertanian, hari pangan sedunia,
festival teh, misi dagang ke Maroko, Inggris, Jepang dan
Korea; sebanyak 50 orang memahami pemasaran pola
hedging; sebanyak 80 orang memahami jaringan pemasaran
teh hijau; terinventarisirnya UPH di 12 kabupaten, 1 dokumen
naskah akademik rancang bangun UPTD Pusat Pemasaran
Produk Perkebunan. Outcome dari Kegiatan ini adalah
meningkatnya pengakuan terhadap mutu, daya saing dan
akses pasar 1 (satu) produk perkebunan yaitu teh Jawa Barat
menjadi produk eksport unggulan Internasional.
4) Kegiatan Penanganan Usaha Perkebunan Pada Lahan
Hak Guna Usaha (HGU) di Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah)
realisasi anggaran sebesar Rp. 480.370.000,- (terbilang :
Empat ratus delapan puluh juta tiga ratus tujuh puluh ribu
rupiah) atau 96,09 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %.
Output dari kegiatan ini adalah terlaksana verifikasi proposal
pembaharuan/perpanjangan HGU Perkebunan Besar sebanyak
6 proposal (PT. Mandala Permai Purwakarta, PT Sankawangi
Bandung, PT Panggung Bogor, PT Giri Indah Bogor, PT Datar
Salam Tasikmalaya), tersusunnya 1 dokumen bahan kebijakan
penyelenggaraan usaha perkebunan, tersedianya data
inventarisasi pemanfaatan Lahan HGU 1 dokumen. Outcome
terfasilitasinya upaya penanganan usaha perkebunan pada
lahan HGU di Jawa Barat
5) Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 593.515.000,-
(terbilang: Lima ratus sembilan puluh tiga juta lima ratus lima
belas ribu rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
420.960.500,- (terbilang: Empat ratus dua puluh juta
sembilan ratus enam puluh ribu lima ratus rupiah) atau 70,93
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 61
%, dan realisasi fisik sekitar 72,00 %. Output dari kegiatan
ini adalah terlaksana pertemuan penerapan sistem jaminan
mutu dalam meningkatkan daya saing tembakau bagi 30
orang peserta, terlaksana kursus singkat/pelatihan teknologi
pengolahan produk tembakau untuk meningkatkan mutu hasil
bagi 30 orang peserta, meningkatnya pengetahuan 5 org
petugas provinsi, 11 orang petugas kabupaten dan 14 orang
pelaku usaha tembakau terhadap penerapan sistem jaminan
mutu dan teknologi pengolahan produk tembakau dalam
meningkatkan daya saing. Outcome dari Kegiatan ini adalah
terfasilitasinya penangnan panen dan pasca panen tembakau.
b. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
Jasa pelatihan barista kopi bagi 44 orang peserta tidak
terlaksana karena terlambatnya informasi kesediaan
tenaga akhli yang kompeten.
Dukungan peralatan barista kopi untuk komunitas kopi
Java Preanger tidak dapat direalisasikan mengingat
adanya beberapa peralatan penting yang tidak tersedia di
pasar dalam negeri.
Sewa tempat promosi produk perkebunan pada tempat
strategis seperti bandara/terminal disertai ikon pimpinan
daerah tidak dapat direalisasikan karena tingginya sewa
tempat di bandara dan kurun waktu penyewaan minimal 1
tahun
Belanja sewa stand dan display promosi ke luar negeri
tidak dapat terealisasi mengingat kunjungan yang
dilakukan merupakan misi dagang bukan mengikuti event
pameran.
Uang saku PNS provinsi peserta misi dagang ke luar
negeri tidak terealisasi 100 % karena terbatasnya peserta
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 62
PNS provinsi yang berangkat melakukan misi dagang
dimaksud.
Banyaknya anggaran perjalanan dinas yang tidak terserap
karena adanya kebijakan pelaksanaan perjalanan dinas at
cost yang mulai dilaksanakan pada bulan April 2013
sehingga standar biaya per cluster setelah at cost jauh
lebih kecil dari pada sebelum pelaksanaan at cost
sehingga anggaran yang terserap lebih sedikit dengan
jumlah OH yang sama
Pemanfaatan lahan HGU di Jawa Barat belum teratasi
secara optimal disebabkan adanya regulasi pada
pertanahan yang kurang mendukung untuk melaksanakan
optimalisasi lahan HGU dengan komoditi yang prospektif
selain tanaman yang disesuaikan dengan peruntukan
haknya.
Ketersediaan sample produk tembakau di lapangan
sangat terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk
melakukan pengujian kesesuaian mutu produk ditingkat
pelaku usaha terhadap persyaratan SNI
2) Solusi
Dukungan dana untuk kegiatan dimaksud dikembalikan ke
Kas Daerah.
Melakukan rasionalisasi antara tenaga ahli calon
narasumber dengan lembaga tempat bernaung
narasumber.
Melakukan pengajuan kembali pada tahun 2014 dengan
rencana pelaksana kegiatan yang lebih tepat.
Mengupayakan tempat promosi produk perkebunan pada
tempat strategis dengan penyesuaian terhadap belanja
sewa
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 63
Dukungan dana untuk kegiatan dimaksud dikembalikan ke
Kas Daerah.
Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam DPA
agar alokasi anggaran yang sudah disediakan dapat
dimanfaatkan
Untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan HGU perlu
adanya regulasi untuk memayungi kegiatan masyarakat
yang dapat diintegrasikan pada lahan HGU
Dukungan dana untuk kegiatan dimaksud dikembalikan ke
Kas Daerah.
Melakukan penyesuaian kegiatan yang lebih tepat di
tahun berikutnya.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 64
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cermin dari sistem
dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah
kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan
pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.
Pada Tahun Anggaran 2013, dana APBN yang diterima Dinas Perkebunan
disalurkan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05), Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil (Satker 07) dan Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana (Satker 08).
Dasar hukum dari pelaksanaan tugas pembantuan ini adalah mengacu
kepada beberapa ketentuan hukum sebagai berikut:
- Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
- Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
- PMK Nomor 160/PMK.02 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
- PMK Nomor 112/PMK.02/2012 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan
Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
A. Dana Tugas Pembantuan Provinsi ( TP Provinsi )
Pada Tahun Anggaran 2013, alokasi Dana Tugas Pembantuan APBN yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 12.988.282.000,-, dengan
realisasi keuangan sebesar Rp 12.040.660.900,- atau sekitar 92,70%, dan
realisasi fisik sebesar 100%, yang terdiri dari:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 65
- Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05:
Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp 9.163.282.000,-,
Realisasi sebesar Rp 8.531.035.700,- atau sekitar 93,10% dengan realisasi
fisik 100%.
- Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil), pagu sebesar Rp
3.015.000.000,-, Realisasi sebesar Rp 2.704.035.200 atau sekitar 89,69%
dengan realisasi fisik 100%.
- Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana), pagu sebesar Rp.810.000.000,-, Realisasi sebesar
Rp.805.590.000,- atau sekitar 99,46% dengan realisasi fisik 100%.
Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan tersebut,
adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan.
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar (TP) yang dilaksanakan
oleh Dinas Perkebunan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.065.420.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 985.053.000,-
(92,46%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah: Pengembangan Tanaman Teh 100 ha di
Kabupaten Tasikmalaya, Pengembangan Kebun Induk Teh di
Kabupaten Cianjur 2 ha, Pemeliharaan Kebun Induk Kina di
Kabupaten Bandung 4 ha, dan Pemeliharaan Kebun Induk
Cengkeh di Kabupaten Sukabumi 4 ha.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 66
2) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.295.895.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.268.452.650,- (98,80%) dan
realisasi fisik sebesar 100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
Operasional Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Pembantu
Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) 22
orang; Pemberdayaan pekebun dan penguatan kelembagaan
petani tebu melalui orientasi dan sosialisasi program, Manajemen
Pelatihan dan Pendampingan, Pelatihan Petani, Pelatihan Ketua
dan Pengurus Kelompok Tani; Pendampingan, Pengawalan dan
pendampingan, bantuan alat tebang dan muat tebu; penataan
varietas di Sumedang, Majalengka dan Subang; dan Sensus Data
Base Tebu Sistem On Line, serta pemberian penghargaan kepada
petani/kelompok tani berprestasi
3) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.226.183.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.158.259.000,- (94,46%),-. Hasil
pelaksanaan kegiatan: Peremajaan Kelapa seluas 400 ha yaitu di
Kota Tasikmalaya 100 ha, Kabupaten Ciamis 100 ha, Kabupaten
Indramayu 100 ha, dan Kabupaten Sukabumi 100 ha; Pembinaan
dan Pengawalan Revitalisasi Perkebunan (Karet Rakyat);
Operasional Petugas Pendamping Revitalisasi (TKP dan PLP-TKP);
Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa di
Kota Banjar; Perluasan Kemiri Sunan 15 ha di Kabupaten
Majalengka 5 ha, Indramayu 5 ha, dan Subang 5 ha.
4) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen
Komoditas Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.279.939.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp.1.226.921.000,- (95,86%) dan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 67
realisasi fisik sebesar 100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Usaha Perkebunan di 9
Kabupaten; Pemantauan dan penyelesaian masalah PIR BUN;
Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan; Penilaian usaha
perkebunan; Penerapan standar perkebunan berkelanjutan pola
plasma dan swadaya; Pengadaan alat pasca panen kopi di Ciamis,
peralatan pasca panen pala di Sukabumi, peralatan pasca panen
karet di Sukabumi, peralatan pasca panen nilam di Kuningan.
5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.145.405.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.2.742.335.000,- (87,19%) dan realisasi fisik sebesar 100%.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah: Terlaksananya Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL PHT) Perkebunan
sebanyak 12 kelompok tani, masing-masing 2 kelompok tani di
Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majelengka, Indramayu, Subang
dan Tasikmalaya serta Sukabumi; Antisipasi Dampak Perubahan
Iklim; Pengendalian OPT Rempah dan Penyegar pada Kopi seluas
100 ha di Kabupaten Bandung, OPT Kopi di Kabupaten Bandung
Barat 100 ha, Pengendalian Hama Penggerek Batang/Pucuk Tebu
di Kabupaten Cirebon seluas 263 ha; Pengendalian Hama Tikus
seluas 163 ha di Kabupaten Cirebon; Pengendalian OPT Karet di
Kabupaten Garut 50 ha.
6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.440.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 150.016.000,- (99,72%) dan
realisasi fisik sebesar 100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
Honorarium pengelola Satker dan Pemantapan Sistem Akuntansi
dan Ferifikasi Tugas Pembantuan selama 12 bulan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 68
b. Permasalahan dan Solusi
Dalam pengelolaan Kegiatan Tugas Pembantuan Provinsi terdapat
beberapa kegiatan yang pelaksanaannya tersebar di Kabupaten/Kota
khususnya dalam pelaksanaan fisik seperti pemberdayaan kelompok
tani tanaman semusim, tahunan, dan tanaman rempah penyegar
maupun kelompok tani yang mendukung pengendalian OPT, sehingga
memerlukan pengawalan pada saat pelaksanaan dan evaluasi yang
lebih intensif baik setelah melewati tahun berjalan, oleh sebab itu
seyogianya perlu difasilitasi secara berkesinambungan baik dialokasi di
APBN, APBD Provinsi maupun APBD kabupaten/kota yang
bersnagkutan. Melihat pengalaman di tahun-tahun ke belakang
sering kali terabaikan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
sehingga outcome dan dampak kegiatan yang telah dilaksanakan
tersebut kurang termonitor dengan baik, sehingga kehilangan
informasi untuk salah satu bahan penyusunan kebijakan lanjutan dari
kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil
a. Pelaksanaan Program :
1) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian
(TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- dan
realisasinya sebesar Rp. 734.819.000,- (97,98%) dan realisasi
fisiknya sebesar 100%. Adapun output kegiatannya adalah:
terlaksana Peningkatan mutu kopi di 3 kab (Sumedang, Bandung
dan Bandung Barat)
2) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP)
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.265.000.000,- dan
realisasinya sebesar Rp. 1.969.216.200,- (86,94%) dengan
realisasi fisiknya sebesar 100%. Adapun output kegiatannya
adalah terfasilitasinya agro industri perkebunan kelapa di 2
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 69
kabupaten (Tasikmalaya dan Ciamis), terfasilitasinya agro industri
perkebunan aren di 1 kab (Sukabumi), terfasilitasi agro industri
perkebunan atsiri dan rempah di 1 kabupaten (Garut), terfasilitasi
agro industri perkebunan teh di 1 kab (Sukabumi).
b. Permasalahan dan Solusi
Secara umum pelaksanaan program kegiatan berjalan dengan lancar
sesuai dengan yang direncanakan, tetapi ada beberapa kegiatan
penunjang seperti pertemuan teknis yang merupakan undangan dari
pusat (Ditjen PPHP) tidak dapat direalisasikan karena undangan
terlambat diterima oleh pihak kabupaten sehingga tidak dapat
menghadiri pertemuan dimaksud. Adapun solusi atas permasalahan
tersebut adalah melakukan koordinasi dan konsultasi lebih intensif
dengan berbagai pihak terkait, serta alokasi anggaran untuk sub-sub
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan disetor kembali ke KAS
Negara.
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
a. Pelaksanaan Program
1) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya,
dengan pagu sebesar Rp. 164.520.000,- Realisasi sebesar
Rp.162.940.000,- (99,04%) dengan realisasi fisik sekitar 100%,-.
Output kegiatan ini adalah terfasilitasinya dukungan manajemen
di tingkat kabupaten selama 12 bulan.
2) Kegiatan Pembangunan Embung dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 180.000.000,- dan realisasinya sebesar Rp.
180.000.000,- (100%) dengan realisasi fisik sekitar 100%. Output
kegiatan ini adalah terfasilitasinya nbangunan embung untuk
usaha perkebunan sebanyak 3 paket.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 70
3) Kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 120.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp
120.000.000,- atau sekitar 100% dengan realisasi fisik sekitar
100%. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya prasarana
irigasi untuk kelompok tani sebanyak 2 paket.
4) Dukungan Kelembagaan untuk TP dengan pagu anggaran
sebasar Rp.40.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.38.000.000,-
atau sekitar 95% dengan realisasi fisik sekitar 100%. Output dari
kegiatan ini adalah terselenggaranya kelembagaan di kelompok
tani sebanyak 2 paket.
5) Kegiatan Pengembangan Sumber Air dengan pagu sebesar
Rp.120.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.120.000.000,- atau
sekitar 100% dengan realisasi fisik sekitar 100%. Output kegiatan
ini adalah Tersedianya prasarana irigasi dari pengembangan
sumber air sebanyak 2 paket.
6) Kegiatan Pra Sertifikasi Tanah, dengan pagu anggaran
sebesar Rp.140.000.000,- dengan realisai sebesar
Rp.140.000.000,- atau sekitar 100% dengan realisasi fisik sekitar
100%. Output dari kegiatan ini adalah terdatanya status
kepemilikan lahan milik petani perkebunan sebanyak 700 percil.
7) Kegiatan pembinaan administrasi kegiatan, dengan pagu
anggaran sebesar Rp.45.480.000,- dengan realisasi sebesar
Rp.44.650.000 atau sekitar 98,18% dengan realisasi fisik sekitar
100%. Output kegiatan ini adalah terpasilitasinya honor pengelola
kegiatan.
Outcome dari semua kegiatan tersebut adalah terwujudnya
manfaat pembangunan sarana-prasarana perkebunan dalam
mendukung pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas
komoditas perkebunan, dengan tetap memperhatikan
pemanfaatan sumber daya alam perkebunan secara berkelanjutan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 71
b. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program/kegiatan ini
antara lain bersifat administratif dan kendala koordinatif di lapangan.
Adapun solusi yang dilakukan adalah meningkatkan koordinasi
pelaksanaan kegiatan antara berbagai pihak terkait, dengan tetap
memperhatikan berbagai ketentuan yang berlaku.
B. Dana Dekonsentrasi
Pada Tahun Anggaran 2013, alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 4.707.013.000,-, dengan
realisasi sebesar Rp 4.526.280.000,- atau sekitar 96,16% dengan realisasi fisik
sebesar 100%. terdiri dari:
- Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05:
Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp.3.295.663.000,-,
Realisasi sebesar Rp 3.216.510.000,- atau sekitar 97,60% dengan realisasi
fisik sebesar 100%
- Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil), pagu sebesar Rp
911.350.000,-, Realisasi sebesar Rp 834.160.000,- atau sekitar 91,53%
dengan realisasi fisik sebesar 100%
- Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana), pagu sebesar Rp 500.000.000,- Realisasi sebesar Rp
475.610.000,- atau sekitar 95,12% dengan realisasi fisik sebesar 100%.
Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan tersebut,
adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan ( 05)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 72
a. Pelaksanaan Program
1) Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.079.460.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
1.057.257.500,- (97,94 %) dengan realisasi fisik sebesar 100%.
Output kegiatan ini adalah Terfasilitasinya kegiatan perlindungan
perkebunan.
2) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Perkebunan (DK) yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.216.203.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.159.252.500,- (97,43%) dengan
realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah
Tersajikannya laporan keuangan dan barang milik negara yang
akuntable..
b. Permasalahan dan Solusi
Bantuan APBN yang bersifat stimulan tidak ditindak lanjuti pada tahun
berikutnya oleh Kab/Kota melalui dana APBD II, hal ini terjadi secara
terus menerus setiap tahun akibatnya program pengembangan
agribisnis di perdesaan untuk dana monev sangat minim. Solusi yang
dilakukan antara lain adalah setiap bantuan APBN yang bersifat
stimulan perlu ditindaklanjuti melalui kegiatan pembinaan, monitoring
dan evaluasi oleh dana APBD II sehingga perkembangan kegiatan
dapat diikuti perkembangannya.
2. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (07):
a. Pelaksanaan Program :
1) Kegiatan pengembangan mutu dan standardisasi pertanian
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. realisasi
anggaran sebesar Rp. 77.250.000,- atau 77,25% dengan realisasi
fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksanya kajian
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 73
residu bahan kimia dan kontaminan pada 2 produk perkebunan
(pucuk teh dan produk teh siap konsumsi).
2) Kegiatan pengembangan pemasaran domestik dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 188.300.000,-. realisasi anggaran sebesar
Rp. 183.756.000,- atau 97,59% dengan realisasi fisik sebesar
100%. Output terlaksananya pengembangan pelayanan informasi
pasar agribisnis komoditi unggulan perkebunan di tingkat provinsi
dan di 6 kabupaten (bandung, sukabumi, ciamis, purwakarta,
bandung barat dan sumedang).
3) Kegiatan pengembangan usaha dan investasi dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 346.500.000,-. realisasi anggaran sebesar
Rp. 346.500.000,- atau 100% dengan realisasi fisik sebesar
100%. Output kegiatan terlaksananya bimbingan pengembangan
usaha kemitraan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif bagi 25
pelaku usaha perkebunan, tersedia 1 dokumen profil kelompok
usaha agribisnis, tersedianya 1 dokumen inventarisasi produk
unggulan daerah, terlaksananya promosi dalam negeri sebanyak 1
kali (Agro dan Food Expo), terlaksananya promosi luar negeri
sebanyak 3 kali (Pengembangan dan pem,binaan indikasi
geografis, Inasep, dan cafe show di korea selatan)
4) Kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 276.550.000,-. realisasi anggaran
sebesar Rp. 226.654.000,- atau 81,96% dengan realisasi fisik
sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya
pembinaan, pengawalan dan pendampingan pengolahan hasil
melalui pertemuan dengan 35 orang peserta dari kabupaten,
terlaksananya bimtek pengolahan hasil perkebunan yang dihadiri
25 peserta, terlaksana perencanaan program berupa rapat
koordinasi penyusunan program 1 kali, RKA-KL 2 kali, sosialisasi
dan penyerahan POK 1 kali, sinkronisasi PPHP 1 kali, menghadiri
pertemuan teknis 1 kali, terlaksananya system laporan keuangan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 74
berupa workshop smester 2 sebanyak 1 kali, koordinasi
pengelolaan keuangan 1 kali, terlaksananya evaluasi pemantauan
dan pelaporan berupa evaluasi nasional capaian kinerja PPHP 1
kali, workshop petugas evaluasi dan pelaporan simonev 1 kali.
b. Permasalahan dan Solusi
Beberapa permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program
dan kegiatan ini, antara lain adalah:
1) Biaya perjalanan luar daerah untuk mengikuti capacity building
PPC tidak dapat direalisasikan sepenuhnya karena pelaksanaannya
di dalam kota (Kota Bandung).
2) Pertemuan petugas PIP tidak dapat dihadiri oleh petugas PIP
Provinsi, mengingat adanya kendala teknis yang tidak bisa
dihindari.
3) Penyusunan RKA-KL finalisasi dilaksanakan di Bandung, sehingga
biaya yang dialokasikan untuk pembahasan RKA-KL di luar
Provinsi tidak bisa diserap.
Solusi atas permasalahan tersebut diatas adalah:
1) Alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara.
2) Lebih cermat dalam penyusunan anggaran pada saat pelaksanaan
RKA-KL, terutama untuk pelaksanaan kegiatan yang direncanakan
akan berlokasi di Jawa Barat.
3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian (08)
a. Pelaksanaan Program :
a) Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian (DK) dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.60.900.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp. 58.650.000,- (96,31%) dengan realisasi fisik sebesar
100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pengembangan jaringan dan optimasi air (melalui
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 75
pengembangan/rehabilitasi JITUT, JIDES dan TAM) untuk
mendukung tanaman pangan hortikultura, peternakan dan
perkebunan.
b) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.60.900.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp. 58.800.000 (96,55 %),- dengan realisasi
fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah Meningkatnya
aksesibilitas dan luas lahan yang dioptimasi, dikonservasi,
direhabilitasi, maupun direklamasi, serta meningkatnya efesiensi
dan ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian.
c) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 378.200.000,- dengan
realisasi Rp 358.160.000 (94,70%) dengan realisasi fisik sebesar
100%. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen
perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
c. Permasalahan dan Solusi
Pada prinsipnya seluruh kegiatan dapat dilaksanakan hanya terjadi
keterlambatan waktu pelaksanaan yang seharusnya dilaksanakan
pada Triwulan II kenyataannya dilaksanakan pada Triwulan III akhir
seperti kegiatan percepatan, hal tersebut disebabkan adanya informasi
mengenai penghematan anggaran sebesar 20 % namun informasi
tersebut tidak jadi dilaksanakan.
Adapun capaian atau realisasi keuangan yang tidak mencapai 100%
disebabkan adanya efisiensi.
Solusi
Perlu dilaksanakan koordinasi rutin antara provinsi dengan pusat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 76
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. Tugas Umum Otonomi Daerah
1. Pelayanan Umum Pembangunan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21
Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Jawa Barat, bahwa Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mempunyai
tugas pokok merumuskan kebijakan operasional dibidang perkebunan
yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi, serta
kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas
dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Sedangkan berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat, bahwa Dinas Perkebunan mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan,
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun
2008, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan
tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan;
2. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan;
3. Fasilitasi di bidang perkebunan;
4. Penyelenggaraan ketatausahaan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya tersebut, Dinas
Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis
urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan
SDM kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan
pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 77
2. Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan
pemasaran dan usaha perkebunan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi
produksi perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan
permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta
pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
Dalam rangka menjabarkan tugas pokok fungsi dan
kewenangannya, maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat setiap
tahunnya selalu menjalankan urusan wajib sebagai bagian dari
penyelenggaraan tugas umum kepemerintahan, yang dijabarkan dalam
bentuk kegiatan, antara lain: Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan
kualitas Sumberdaya Aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran baik di dinas
maupun di UPTD, Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana kantor
baik di dinas maupun di UPTD, serta Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor baik di dinas maupun di UPTD.
Beberapa output kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut diatas selama tahun 2013, antara lain: pembinaan
kerohanian, pembinaan ihsan tahsin Al Qur’an, dukungan biaya rintisan
usaha bagi PNS yang akan pensiun, bantuan resep obat dan kacamata
untuk karyawan, fasilitasi lapangan olah raga, fasilitasi pakaian dinas
harian, bimbingan teknis/diklat/seminar, pembinaan jiwa korsa, fasilitasi
honorarium/upah tenaga harian lepas, fasilitasi kebutuhan operasional
kantor (alat listrik, elektronika, benda pos, spanduk/banner/baliho,
barang cetakan, fotocopy, penjilidan, listrik, telepon, air/ledeng,
kawat/internet, ATK, BBM, servis kendaraan, pemeliharaan gedung
kantor dan halaman, pemeliharaan perlengkapan teknis dan
administrasi), pengadaan peralatan kantor, konstruksi bangunan, alat
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 78
pertanian, alat laboratorium, alat transportasi, jaringan air serta
perlengkapan teknis lainnya.
Semua output pelaksanaan kegiatan tersebut ditujukan dalam
rangka mewujudkan optimalisasi fungsi dan peran organisasi Dinas
Perkebunan Jawa Barat dalam menjalankan pelayanan pembangunan
sub sektor perkebunan di Jawa Barat.
2. Perencanaan dan Perumusan Kebijakan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur
pemangku kepentingan pembangunan, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial untuk jangka waktu tertentu.
Dalam mekanisme kepemerintahan, perencanaan pembangunan
tersebut telah lama dijalankan melalui suatu sistem perencanaan
pembangunan yang terkoordinasi dan terintegrasi. Pemahaman Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah itu sendiri adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah daerah dan
masyarakat di Daerah, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan.
Sistem perencanaan pembangunan Daerah dimaksudkan untuk
memberikan landasan hukum dalam menyusun, menetapkan,
melaksanakan perencanaan, dan mengendalikan serta mengevaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan Daerah yang berkelanjutan dan
membentuk suatu siklus perencanaan yang utuh.
Sistem perencanaan pembangunan Daerah sebagaimana tersebut
bertujuan untuk:
Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergitas
perencanaan pembangunan, baik antarpemangku kepentingan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 79
pembangunan, antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah dan antarsusunan pemerintahan;
Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;
Menjamin tercapainya pemanfaatan sumberdaya secara efisien,
efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Perencanaan pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat
pada haketkatnya merupakan bagian dari sistem perencanaan
pembangunan provinsi Jawa Barat secara keseluruhan. Sehingga dalam
prakteknya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme
perencanaan yang telah ditentukan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Selama kurun waktu tahun 2013 telah dilakukan berbagai
kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan perumusan kebijakan
pembangunan sub sektor perkebunan, antara laian: Penyusunan Renja
2014, Penyusunan Renstra 2013-2018, penyusunan RKA dan DPA 2014,
penyusunan RKA-KL dan DIPA KL 2014, pelaksanaan Forum OPD,
Musrenbang kewilayahan, Musrenbang Proinsi, Musrenbangnas, serta
Sinkronisasi program kementerian pertanian
3. Koordinasi, Konsolidasi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan kebijakan program pembangunan sub sektor
perkebunan setiap tahunnya dilakukan secara sistematis melalui tahapan
perencanaan yang melibatkan banyak pihak, baik masyarakat, lembaga
pemerintah sejak pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten/kota
hingga pemerintah provinsi, serta lembaga non pemerintah seperti
perusahaan, perguruan tinggi dlsb.
Rumusan kebijakan pembangunan yang dihasilkan dari
mekanisme perencanaan yang sistematis tersebut dalam pelaksanaannya
perlu dikawal melalui sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi,
sehingga indikator kinerja yang telah dirumuskan pada tahap
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 80
perencanaan dapat terus dikawal tolok ukur pencapaiannya secara
optimal, guna mewujudkan proses pembangunan perkebunan yang
berkualitas secara berkesinambungan.
Berbagai upaya pengawalan pelaksanaan pembangunan sub
sektor perkebunan selama tahun 2013 tersebut telah dilakukan antara
lain melalui: Koordinasi monitoring antar lembaga terkait baik pusat
maupun daerah (provinsi dan Kab/Kota), pelaksanaan evaluasi capaian
kinerja secara bertahap (Bulanan, triwulanan, smester dan tahunan),
pemantauan melalu sistem pelaporan kegiatana, yang diakhiri dengan
penyusunan dokumen pelaporan (LKPJ, LPPD, Laporan Tahunan,
Laporan UKP4, Laporan Bulanan).
B. Tugas Umum berdasarkan Kewenangan Bidang Perkebunan
1. Pemanfaatan Lahan dan Air untuk Perkebunan
Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 3.710.061,32 hektar
dengan garis pantai sepanjang 755,829 km, memiliki lahan yang subur,
yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang
merata diberbagai sudut wilayah, sehingga menyebabkan sebagian besar
lahan di wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya
pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun.
Dari Luas Provinsi Jawa Barat sebesar 3.710.061,32 Ha tersebut
terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2012) sebesar 492.660 Ha
(atau 13,28 % dari luas Jawa Barat) yang tersebar di 21
Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur,
Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Kota
Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon,
Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap wilayah tersebut
memiliki keragaman luas dan jenis komoditas perkebunan, yang
disebabkan perbedaaan potensi wilayah dan budaya masyarakatnya di
setiap Kabupaten/Kota.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 81
Hampar lahan perkebunan Jawa Barat tersebut terbagi dalam
status penguasaan lahan yang terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR)
seluas 371.553 Ha (75,42%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas
54.472 Ha (11,06%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar
Negara (PBN) seluas 66.636 Ha (13,53%) terdiri dari 37 kebun PTPN
VIII dan 2 kebun PTRNI, yang keseluruhannya melibatkan 1.472.674 KK
pelaku usaha perkebunan rakyat, dengan jenis komoditas perkebunan
yang dikembangkan sebanyak 30 jenis, yaitu: Teh, Tebu, Cengkeh,
Kelapa, Tembakau, Karet, Kopi, Kakao, Akar wangi, Kemiri Sunan, Nilam,
Lada, Panili, Aren, Kina, Kemiri, Kapok, Pandan, Mendon, Jarak, Sereh
wangi, Pala, Kayu Manis, Kumis Kucing, Kenanga, Kelapa Hibrida, Jambu
Mete, Guttapercha, Pinang dan Kelapa Sawit
Keberadaan lahan dan kekayaan plasma nutfah perkebunan di
Jawa Barat tersebut sejauh ini terus dilakukan pengendalian dalam hal
pengembangan dan pemanfaatannya. Beberapa upaya pengendalian
sumber daya lahan selama tahun 2013, antara lain adalah: fasilitasi
pertemuan penanganan gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat,
pengembangan 11 Ha demplot untuk penanganan GUP di Sukabumi,
Cianjur dan Garut, pengembangan 25 Ha demplot DAS di 5 kab (Bogor,
Subang, Indramayu, Majalengka, Purwakarta), fasilitasi pembangunan
sarana prasarana perkebunan berupa: Pembangunan Embung untuk
usaha perkebunan sebanyak 3 paket, Pengelolaan Irigasi Partisipatif
(PIP) untuk kelompok tani sebanyak 2 paket, dukungan kelembagaan
untuk kelompok tani sebanyak 2 paket, pengembangan sumber air
sebanyak 2 paket, fasilitasi pasca sertifikasi tanah milik petani
perkebunan sebanyak 700 percil.
2. Pengembangan Teknik Budidaya, Benih Unggul, Pupuk,
Pestisida, Alat dan Mesin Perkebunan
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan dilakukan melalui bebagai pendekatan, antara lain melalui
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 82
pengembangan teknik budidaya, pengembangan benih unggul
bersertifikat, fasilitasi penyediaan pupuk, pestisida, alat dan mesin
perkebunan.
Berbagai upaya terkait yang dilakukan pada tahun 2013, antara
lain adalah: Temu Teknis dan Evaluasi Pengembangan Tanaman
Perkebunan di Jawa Barat (Tanaman Semusim dan Tahunan) sebanyak
2 kali diikuti oleh 1.510 petani perkebunan rakyat di 14 kabupaten,
bimbingan teknis budidaya tanaman perkebunan sesuai standar teknis
(untuk komoditas Karet, Kopi, Kakao, Teh dan Tebu), pertemuan
koordinasi dan monev dalam rangka pengawalan kegiatan
Pengembangan Tebu di Jawa Barat (di 6 Kabupaten), Adopsi Teknologi
Pengembangan Kopi Specialty ke Sulawesi Selatan, pertemuan
koordinasi TK Provinsi (1 kali) Sebanyak 25 orang petani dan petugas
Provinsi/ Kabupaten dan TK Kabupaten (4 Wilayah) dalam rangka
pembinaan, pengawalan, penyaluran, penggunaan pupuk bersubsidi di
tingkat petani perkebunan rakyat (di 17 kabupaten/kota),
pengembangan Benih unggul perkebunan (Kakao 30.000 butir, benih
cengkeh 50.000 butir, kemiri sunan 300.000 butir, kopi arabika 650.000
butir, pala 15.000 butir, kayu manis 5.000 butir), pemeliharaan 13 kebun
dinas (222,78 Ha), kebun sumber benih kakako 5 ha, inovasi teknologi
perbenihan, pemenuhan populasi kebun dinas (sukajadi 2 ha, kakao 12,5
ha, kebun sukahurip 3 ha, karet di kebun lengkong 10 ha). Pelaksanaan
sertifikat benih tanaman perkebunan unggul bermutu dan bersertifikasi
di Jawa Barat sebanyak 31.158.134 batang/pohon, serta pelaksanaan
pengawasan dan peredaran benih tanaman perkebunan di 16 Kab/Kota
Provinsi Jawa Barat dan lintas luar Provinsi Jawa Barat.
3. Pembinaan Kelembagaan dan Pembiayaan Usaha Perkebunan
Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan
pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani
Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 83
Pemerintah, Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai
pemerhati dunia perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan
perkebunan Jawa Barat tersebut sejauh ini selalu menjalin kerjasama
secara terpadu dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan
perkebunan di Jawa Barat sebagaimana diharapkan bersama.
Berbagai pendekatan pembinanan yang dilakukan antara lain
meliputi: pengembangan kompetensi sdm, penguatan kelembagaan
petani perkebunan, dan peningkatan akses permodalan usaha.
Selama tahun 2013 beberapa kegiatan yang terkait dengan hal
tersebut adalah: Inventarisasi data kelompoktani perkebunan,
pembinaan kelembagaan asosiasi petani perkebunan 10 asosiasi,
pembinaan pengelolaan perkebunan melalui pola integrasi tanaman,
bimtek agribisnis kopi/kakao sebanyak 30 orang, bimtek agribisnis karet
sebanyak 30 orang, peningkatnya peran kelembagaan petani
perkebunan, peningkatan fungsi dan peran asosiasi DPD APTI Jabar dan
6 DPC (Garut, Bandung, Majalengka, Sumedang, Subang dan
Sukabumi), koordinasi antar asosiasi petani tembakau se jawa barat (1
DPD dan 15 DPC); fasilitasi penyusunan program kerja APTI Tahun
2014, peningkatan wawasan dan pengetahuan SDM petani tembakau
sebanyak 360 orang petani, serta peningkatan wawasan dan
pengetahuan para pengurus asosiasi, serta petugas pendamping dalam
memahami penguatan kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan
Ekonomi sebanyak 35 orang.
4. Teknis Budidaya dan Perlindungan tanaman Perkebunan
Dalam pelaksanaan usaha perkebunan berbagai ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat mempengaruhi produksi
dan produktivitas hasil adalah seperti: pemalsuan benih/bibit, pencurian,
penjarahan lahan, kebakaran, kekeringan dan banjir.
Kegiatan yang telah ditempuh dalam meminimalisir terjadinya
bencana pada Tahun 2013 adalah: a) Pertemuan kebijakan teknis
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 84
operasional perlindungan perkebunan 25 orang petugas dari 25
kabupaten/kota di Jawa Barat. b) Gelar kasus penanganan gangguan
usaha perkebunan di kabupaten Cianjur (kebun maleber) dan kabupaten
Sukabumi (kebun Citimu). c) Pembinaan perlindungan tanaman
perkebunan terhadap gangguan OPT dan Non OPT yang berwawasan
lingkungan serta pembinaan terhadap pelestarian lahan dan air di
wilayah perkebunan. d) Pertemuan koordinasi penanggulangan
gangguan usaha perkebunan Provinsi Jawa Barat sebanyak 50 orang. e)
Pembangunan rintisan model adaptasi kekeringan daerah rawan
kekeringan 2 Ha di Kabupaten Karawang pada tanaman kakao. f)
Pembinaan dan sosialisasi adaptasi / mitigasi perubahan iklim global di
kabupaten.
Antisipasi Daerah Dalam menghadapi Kemungkinan Bencana: a).
Melaksanakan pengendalian lingkungan dengan memperhatikan konsep
pembangunan perkebunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
b) Pengendalian OPT pada tanaman perkebunan harus dengan
penerapan metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT). c)
Melaksanakan pembinaan dan penyebarluasan teknologi pengendalian
tanaman perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi: Kekeringan pada
lahan perkebunan rakyat, Longsor yang mengenai lahan perkebunan
rakyat, Penjarahan pada lahan perkebunan yang tidak dikelola secara
optimal, Serangan hama dan penyakit yang sewaktu-waktu terjadi setiap
saat sesuai musim.
5. Panen, Pasca Panen, Pengolahan Hasil, Pemasaran, dan
Pembinaan Usaha Perkebunan
Sebagai bagian dari sistem agribisnis, maka kegiatan off farm hilir
selalu menjadi fokus pembinaan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Adapun berbagai kegiatan yang ditangani pada off farm hilir ini meliputi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 85
pembinaan Panen, Pasca Panen, Pengolahan Hasil, Pemasaran, dan
Pembinaan Usaha Perkebunan.
Berbagai jenis kegiatan yang dilakukan selama tahun 2013
meliputi: fasilitasi pembinaan kebun rakyat di 10 Kabupaten, fasilitasi
kemitraan antara petani Kopi di 11 lokasi dengan perkebunan besar di 5
Kabupaten pembentukan manajemen estate 1 komoditi (teh), perbaikan
mutu pucuk di 11 kabupaten melalui pengelolaan panen dan serapan
ilmu pemasaran dan pengawasan mutu, pekembangan sistem
pemasaran 1 (satu) komoditi (teh) melalui pameran agrinex, Indonesia
agribusines expo, hari krida pertanian, hari pangan sedunia, festival teh,
misi dagang ke Maroko, Inggris, Jepang dan Korea; pemahaman
pemasaran pola hedging (50 org), pemahaman jaringan pemasaran teh
hijau 80 orang, inventarisasi UPH di 12 kabupaten, uji mutu 2 produk
perkebunan (kakao dan kopi) ditingkat pelaku usaha terhadap
persyaratan SNI, pelayanan informasi pasar (PIP) produk perkebunan di
7 (tujuh) kabupaten, pembentukan 1 unit lembaga clearing house,
pengembangan sistem resi gudang untuk 1 produk (kopi), pembinaan
indikasi geografis komoditi kopi, serapan sistem jaminan mutu bagi 3
orang petugas dan 5 orang pelaku usaha kopi, verifikasi proposal
pembaharuan/perpanjangan HGU Perkebunan Besar sebanyak 6
proposal, penyusunan Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 8 Tahun
2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perkebunan, inventarisasi
pemanfaatan Lahan HGU, pertemuan penerapan sistem jaminan mutu
dalam meningkatkan daya saing tembakau bagi 30 orang peserta, kursus
singkat/pelatihan teknologi pengolahan produk tembakau untuk
meningkatkan mutu hasil bagi 30 orang peserta.
6. Pengembangan Statistik dan Sistem Informasi Perkebunan
Pembangunan perkebunan yang dilaksanakan melalui pendekatan
sistem dan usaha Agribisnis, pada dasarnya dihadapkan pada keperluan
keberadaan data/statistik dan informasi yang benar, akurat, lengkap
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 86
tepat waktu, objektif dan konsisten, khusunya untuk mendukung proses
perencanaan dan perumusan kebijakan, monitoring dan evaluasi
Pembangunan Perkebunan secara benar dan berkualitas.
Data adalah keterangan objektif tentang suatu fakta baik dalam
bentuk kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual (images) yang
diperoleh baik melalui observasi langsung maupun dari yang sudah
terkumpul dalam bentuk cetakan atau perangkat penyimpan lainnya.
Sedangkan, Informasi adalah data yang sudah terolah yang digunakan
untuk mendapatkan interpretasi tentang suatu fakta.
Data dan informasi yang dihimpun berhubungan dengan potensi
dan kondisi daerah, merupakan bagian penting untuk menghasilkan
produk perencanaan yang baik dan komprehensif. Adapun penggunaan
terpenting data dalam proses perencanaan adalah untuk menyediakan
target-target pembangunan.
Selama kurun waktu tahun 2013, upaya pengelolaan data/statistik
dan informasi perkebunan dilakukan melalui tahapan: pengumpulan data
secara bertahap bekerjasama dengan petugas kabupaten/kota,
kemudian dilakukan pengolahan data meliputi proses tabulasi dan
anailisis data, dilanjutkan dengan tahapan proses validasi data baik
angka sementara dan angka tetap, dan diakhiri dengan penentuan
angka tetap yang diwujudkan dengan pencetakan buku statistik
perkebunan. Adapun data/statistik perkebunan yang telah dihasilkan
selanjutnya dipublikasikan/ disosialisasikan ke berbagai pihak terkait,
termasuk untuk melengkapi kebutuhan Satu Data Pembangunan Jawa
Barat yang dikoordinasikan oleh Bappeda Jawa Barat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 87
BAB VII
P E N U T U P
Pelaksanaan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun
2013 telah dilaksanakan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013, Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Tahun 2008-2013, Rencana Kerja (Renja)
Dinas Perkebunan Tahun 2013, serta berbagai dokumen perencanaan terkait
lainnya yang berlaku menurut ketentuan yang ada.
Penyelenggaraan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat
Tahun 2013 dilakukan sesuai dengan tugas pokok Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat, yaitu melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan,
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dengan fungsi:
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM kelembagaan
dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta
pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
2. Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan
pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran
dan usaha perkebunan.
Dasar kebijakan pembangunan sub sektor perkebunan dilaksanakan sejalan
dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD Tahun
2008-2013, yaitu “Terwujudnya Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri,
Dinamis dan Sejahtera”, dimana visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
yang dituangkan dalam Renstra Tahun 2008–2013 yaitu “Terwujudnya
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 88
Masyarakat Agribisnis Perkebunan Jawa Barat Yang Mandiri, Dinamis
dan Sejahtera”, dengan 3 (tiga) Misi dan 7 (tujuh) tujuan, sebagai berikut:
Misi I: Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan, dengan tujuan:
3) Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Usaha Tani Perkebunan;
4) Meningkatkan Pengendalian Usaha Perkebunan dan Penanganan
Gangguan Usaha Perkebunan.
Misi II: Meningkatkan Mutu hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk
Usaha Perkebunan, dengan tujuan:
3) Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Tani
Perkebunan;
4) Meningkatkan Pangsa Pasar serta Berkembangnya Promosi Produk
dan Investasi Bidang Perkebunan.
Misi III: Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan,
dengan tujuan:
4) Meningkatkan Kemampuan, Produktivitas, Profesionalisme SDM
Perkebunan, yang meliputi SDM Perkebunan Rakyat, SDM Pelaku
Usaha Agribisnis Perkebunan lainnya dan SDM Aparatur Perkebunan;
5) Meningkatkan Peran Kelembagaan, Pola Kemitraan dan Sumber
Permodalan Pelaku Usaha Agribisnis Perkebunan;
6) Meningkatkan Tata Guna Lahan Perkebunan dan Berkembangnya
Lahan Usaha Perkebunan.
Dasar kebijakan pembangunan sub sektor perkebunan tersebut
selanjutnya dijabarkan kedalam 11 (sebelas) sasaran sebagai berikut:
1) Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan;
2) Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan;
3) Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi unggulan
perkebunan;
4) Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan;
5) Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 89
6) Penggunaan UPH sesuai standar teknis;
7) Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau;
8) Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan perkebunan;
9) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan;
10) Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan;
11) Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan
Dalam tahun 2013, dasar kebijakan pembangunan perkebunan tersebut
dijabarkan kedalam: 11 program dan 36 kegiatan yang difasilitasi dengan
anggaran APBD 2013, serta 3 program dan 24 kegatan yang difasilitasi oleh
anggaran APBN tahun 2013.
APBD Tahun Anggaran 2013 untuk pembangunan sub sektor perkebunan
Jawa Barat adalah sebesar Rp. 55.193.310.279,-, yaitu terdiri dari Anggaran
Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp. 16.107.167.944,- dan
Belanja Langsung sebesar Rp. 39.086.142.335,-. Sedangkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan
Hasil Kebun Dinas, yaitu sebesar Rp. 185.145.315,- Adapun untuk Belanja
Langsung sebesar Rp. 39.086.142.335,- tersebut terbagi atas Belanja Pegawai
sebesar Rp. 6.517.216.000,- ; Belanja Barang/Jasa sebesar Rp 27.167.056.735,-;
dan Belanja Modal sebesar Rp. 5.401.869.600,-.
Pada Tahun Anggaran 2013, terdapat alokasi Dana Tugas Pembantuan
APBN yang diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 12.988.282.000,-,
dengan realisasi keuangan sebesar Rp 12.040.660.900,- atau sekitar 92,70%, dan
realisasi fisik sebesar 100%. Sedangkan alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 4.707.013.000,-, dengan realisasi
sebesar Rp 4.526.280.000,- atau sekitar 96,16% dengan realisasi fisik sebesar
100%.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 90
Upaya pencapaian target pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat
tahun 2013 telah dilakukan secara optimal, namun berbagai kendala pelaksanaan
masih ditemukan, baik bersifat teknis maupun administratif. Kondisi-kondisi
serupa itu terus diupayakan pebaikannya secara berkelanjutan.
Bandung, Januari 2014
KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc.
Pembina Tingkat I
NIP. 19580516 198603 1 003