perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
USAHA KECIL DAN MENENGAH
GENTENG DAN BATU BATA
DI KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh:
Titin Maryani
NIM K 7406151
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
USAHA KECIL DAN MENENGAH
GENTENG DAN BATU BATA
DI KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN 2010
Oleh:
Titin Maryani
NIM K 7406151
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Sri Wituracmi, MM
NIP. 19500617 198203 1 001
Pembimbing II
Jaryanto, SPd. M.Si
NIP. 19760909 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd …….
Sekretaris : Muhtar, S.Pd, M.Si ..........
Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, MM ..........
Anggota II : Jaryanto, S.Pd, M.Si ...........
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:
Pada hari : Jumat
Tanggal : 26 November 2010
Tim Penguji skripsi
Nama terang
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd …….
Sekretaris : Muhtar, S.Pd, M.Si ..........
Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, MM ..........
Anggota II : Jaryanto, S.Pd, M.Si ...........
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Titin Maryani. PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA
MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA
KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI
KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010 Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November
2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui keadaan sosial
ekonomi masyarakat di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”,
(2) Untuk mengetahui sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”, (3)
Untuk mengetahui peranan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” dalam
meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata di
Kecamatan Mojolaban.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling (sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak
ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas
pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah
sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan
kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah
trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) penduduk
Kecamatan Mojolaban yang berada di usia produktif memiliki prosentase yang
lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Perekonomian di
Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana dan prasarana. Masyarakat
yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki
jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana sebagian besar masyarakat
bermata pencaharian sebagai pengrajin genteng tetapi tidak semua masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berprofesi
sebagai pengrajin genteng ada juga yang berprofesi sebagai pengrajin batu bata
walaupun hanya sebagian kecil masyarakat, selain itu mereka juga bekerja di
sektor pertanian, perdagangan, peternakan dan jasa. (2) Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” mempunyai dua sistem kerja dalam menjalankan usahanya yaitu
sebagai berikut: (a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan
atau simpanan selain itu sumber dana yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam
Mitra Mandiri juga berasal dari pinjaman dari pihak ketiga dan modal cadangan.
(b) Penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal
untuk meningkatkan usahanya. Adapun syarat-syarat pengajuan kredit ke
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” adalah formulir permohonan kredit
yang telah disediakan oleh pihak koperasi, fotocopy KTP, fotocopy KK dan surat-
surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit. (3) Pinjaman modal yang
diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” kepada para pengusaha
kecil dan menengah terutama usaha genteng dan batu bata dimanfaatkan untuk
tambahan modal hal ini terbukti adanya peningkatan modal yang digunakan untuk
biaya produksi rata-rata sebesar 36,7 %. Selain itu hasil produksi para pengrajin
juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24,2% bila dibandingkan hasil
produksi sebelumnya. Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan
yang diperoleh juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 25%. Hal ini
menujukkan bahwa kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti
dapat meningkatkan produktivitas usaha para pengrajin genteng dan batu bata.
Semakin meningkatnya produktivitas usaha, maka pendapatan yang diperolehpun
juga mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT Titin Maryani. ROLE of PARTNER SAVING AND LOAN CO-OPERATION MITRA MANDIRI IN INCREASING TILE SMALL AND MEDIUM INDUSTRY PRODUCTIVITY AND BRICK IN DISTRICT of MOJOLABAN YEAR 2010 Skripsi, Surakarta: Teachership Faculty and Education Science, University Eleven Marchs Surakarta, November 2010.
Purpose of this research is ( 1) To know situation of public chartered investment counsel social around four p’s Saving and Loan Co-Operation " Mitra Mandiri", ( 2) To know job activity system Saving and Loan Co-Operation " Mitra Mandiri", ( 3) To know role Saving and Loan Co-Operation " Mitra Mandiri" in increasing tile small and medium industry productivity and brick in Districk of Mojolaban.
In line with this research, hence this research applies qualitative descriptive research method. Sampling technique applied is purposive sampling ( sample aim), where sample taken is not defined at the many samples but more emphasized at quality of understanding of sample to problems that is accurate. Research sample is a number of certain until can give description in conclusion retrieval. Data collecting technique applied is interview, observation, and documentation. Data validity technique applied is trianggulation of data and trianggulation of method. Data analytical technique applied is model data analytical technique interaktif.
Based on result of inferential research that, ( 1) resident Districk of Mojolaban is residing in productive age has percentage of larger ones compared to productive xenon age resident. Economics in Kecamatan Mojolaban supported by various facilities and basic facilitieses. Public who live in around four p’s Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" has work type which all kinds, where most of living public as tile worker but not all publics who live in around four p’s Koperasi Simpan Pinjam " Mitra mandiri" profession as tile worker also there is profession as brick worker although only partly small publics, besides they also works in agricultural sector, commerce, breeding and service. ( 2) Co-Operation of Saving and loan " Mitra Mandiri” has two job(activity systems in implementing its(the business is as follows: ( a) Musters fund from public in the form of savings or servings besides source of fund owned by Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” also comes from loan from third party and back up legal capital. ( b) Deployment of fund to public requiring legal capital loan to increase its(the business. As for proffering conditions of credit insuranceansi to Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" be credit aplication form which has been provided by the side of co-operation, copy of KTP, copy of KK and securities as pawn or security for loan.(3) Legal capital loan given by Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" to the middle and small entrepreneurs especially effort for tile and brick exploited for addition of legal capital this thing is proven existence of improvement of legal capital applied for production cost average of 36,7 %. Besides result of produce of the workers also experiences improvement of average of equal to 24,2% if compared to result of produce of before all. At the height of result of produced hence earnings also experiences improvement that is average
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
equal to 25%. This thing is indicate that credit insuranceansi from Koperasi Simpan Pinjam " “Mitra Mandiri" proven can increase productivity effort for the tile.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melimpahkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
(QS. Ar-Ruum: 37)
Kerikil-kerikil tajam yang menyertai usaha kita untuk mencapai cita-cita adalah
merupakan cambuk berharga untuk berbenah diri. Berkaca pada pengalaman dan
tidak pesimis dalam menatap masa depan adalah langkah awal menuju
kesuksesan.
(Penulis)
Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, selagi kita berusaha dan selalu berdoa kita
pasti dapat mencapai semua yang kita mau dengan hasil yang terbaik.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
� Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua
doa, cinta dan pengorbanannya yang
tanpa ujung.
� Mbak Wiwin yang selalu
menyemangatiku.
� Sahabat-sahabatku Putri, Leny, Wulan,
Stepi, Ratna.
� Teman-teman seperjuangan
� Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa
perkuliahan.
5. Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Jaryanto, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan
administrasi.
8. Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis.
9. Bapak Yanto selaku manajer KSP yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di KSP “Mitra Mandiri.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Seluruh petugas/ pengurus KSP ”Mitra Mandiri” yang dengan ramah dan
sabar melayani informasi yang dibutuhkan penulis.
11. Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan
memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.
12. Teman-teman angkatan 2006 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga
teman-teman seperjuangan: Ratna, Iit, Noer, Titis Ndut, Ratih gedhe, Ratih
cilik, Yarsi.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan baik mental maupun spiritual.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, November 2010
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iv
HALAMAN ABSTRAK…………………………… ……………………. vi
HALAMAN MOTTO …………………………………………………….. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. ix
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………… x
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………............ xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1
b. Perumusan Masalah…………………………………………… 6
c. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 6
d. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………….. 8
B. Penelitian Yang Relevan ……………………………………. 28
C. Kerangka Pemikiran................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………. 32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………… 33
C. Teknik Sampling………………………………………………. 34
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 35
E. Validitas Data………………………………………………….. 36
F. Analisis Data…………………………………………... ........... 37
G. Prosedur Penelitian……………………………………………. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV HASILPENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………………………………. 41
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian……………………………. 48
C. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Teori ……………... 68
BAB V SIMPULAN ,IMPLIKASI,DAN SARAN
A. Simpulan…………………………………………………… 73
B. Implikasi………………………………………………………. 75
C. Saran………………………………………………………….. 76
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………....... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah …................................. 4
2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 32
3. Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban…... 48
4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur..................................... 49
5. Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri................................ 51
6. Biaya Produksi UKM Genteng dan Batu Bata………………………. 61
7. Hasil Produksi UKM Genteng dan Batu Bata……………………….. 62
8. Peningkatan Pendapatan UKM Genteng dan Batu Bata....................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 31
2. Analisis Data Model Interaktif...................................................... 39
3. Bagan Prosedur Penelitian............................................................. 40
4. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Mandiri................................. 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Daftar Nama Informan .................................................................. 79
2. Pedoman Wawancara..................................................................... 80
3. Field Note ............... .................................................................... 82
4. Akta Pendirian Koperasi................................................................ 108
5. Foto Penelitian ......... ..................................................................... 138
6. Perijinan ........ .............. ............................................................... 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha kecil memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu
diserap oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Disamping itu UKM juga
memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non
migas meskipun nilainya relatif kecil. Usaha kecil dan menengah (UKM) ini
selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk
memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.
Usaha Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu Usaha Kecil dan Menengah adalah
salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan
utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud
keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa
mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara.
Perkembangan usaha kecil seringkali menghadapi kendala baik kendala
internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan
kualitas sumberdaya manusia. Keterbatasan sumberdaya tersebut mengakibatkan
para pengusaha kecil kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses
pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi.
Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif.
Usaha kecil dan menengah di Indonesia pada umumnya bergerak dibidang:
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, perdagangan, hotel, restoran industri
pengolahan, pengangkutan, komunikasi, dan jasa-jasa. Sektor-sektor tersebutlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dinilai mempunyai proprosi unit usaha terbesar di Indonesia (http: //
almasdi.unri.ac.id diunduh 19 April 2010)
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia
pada umumnya antara lain: keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja,
kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, keterbatasan sumberdaya
manusia (pekerja dan manager), pengetahuan yang minim tentang bisnis,
keterbatasan informasi pasar, serta kurangnya penguasaan teknologi (http: //
lemlit: unila.ac.id, diunduh 19 April 2010). Usaha kecil di Indonesia perlu
mendapatkan pembinaaan agar dapat bertahan dan berkembang. Terdapat
beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia (Indra
Ismawan, 1999)antara lain: 1) Indonesia belum memiliki undang-undang yang
mengatur usaha kecil, walaupun rancangan undang-undang tersebut sudah
disahkan namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas; 2) masih
lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh
pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga usaha
kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, karena
didorong oleh kebutuhan hidup. lemlit: (http:// unila.ac.id, diunduh 19 April 2010)
Sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) membutuhkan strategi
pengolahan keuangan, di mana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM
tersebut dapat bejalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas atau
usahanya. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan
nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang
tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai
kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Peningkatan
produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup.
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas usaha adalah
ketersediaan modal yang cukup. Tetapi bagi pengembangan sebuah UKM
masalah modal merupakan kendala terbesar yang dihadapi, sehingga hal tersebut
membuat pengusaha kecil mengambil jalan pintas yaitu mencari bantuan kepada
rentenir atau yang lebih dikenal dengan sebutan lintah darat. Pada kenyataannya
rentenir sangat merugikan yaitu membebani para peminjam dengan sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bunga yang besar. Dengan demikian bukan keuntungan yang di dapat para
pemilik UKM melainkan harus membayar pokok pinjaman dengan ditambah
bunga yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan sistem rentenir ini, para
pengusaha kecil merasa terbebani sehingga sehingga tidak mampu meningkatkan
produktivitas ataupun mengembangkan usaha perekonomian mereka.
Hal tersebut harus mendapat perhatian yang serius karena akan sangat
memberatkan masyarakat. Pemerintah harus berusaha keras untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Perekonomian yang berpihak kepada rakyat sangat diperlukan.
Untuk mewujudkan perekonomian yang berpihak kepada rakyat diperlukan badan
usaha atau organisasi yang dapat menampung dan meningkatkan potensi ekonomi
anggotanya.
Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan dibidang
perbankan untuk melayani para pengusaha kecil khususnya dan masyarakat
golongan ekonomi lemah pada umumnya. Kebijakan tersebut antara lain
diwujudkan dalam bentuk KIK / KMKP, KUK dan KUT. Selain itu pemerintah
juga telah mewajibkan setiap bank untuk menyalurkan 20 persen dananya untuk
UKM. Tetapi UKM masih kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal. Salah
satu penyebabnya adalah adanya kesenjangan antara lembaga perbankan dengan
UKM. Lembaga perbankan merupakan lembaga yang modern sedangkan UKM
sebagian besar dikelola dengan pendekatan tradisional.
Salah satu organisasi atau badan usaha yang mampu untuk mengatasi
keadaan tersebut adalah koperasi. Koperasi merupakan wahana yang membangun
dan mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki anggotanya pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonominya serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Dalam
menjalankan kegiatannya koperasi selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip
koperasi. Prinsip ekonomi yang digunakan sebagai landasan pokok koperasi
dalam menjalankan usahanya antara lain: kemandirian, keanggotaan bersifat
terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota, pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perkoperasian dan kerjasama antar koperasi. Koperasi dipandang mampu sebagai
organisasi yang dapat menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi oleh para
pengusaha kecil agar terhindar dari para rentenir atau yang dikenal dengan
sebutan lintah darat.
Koperasi memegang peranan penting pada kegiatan pemberdayaan
ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Koperasi merupakan badan usaha di
pedesaan dan pelaksana penuh sistem pemasaran produk yang dihasilkan UKM.
Selain itu koperasi juga berperan sebagai penyedia kredit yang diperoleh dari
lembaga perkreditan dan pengusaha. Pemberian kredit ini didasarkan kepada
bentuk usaha yang mengembangkan komoditi potensial dan punya peluang pasar.
Koperasi juga berfungsi membantu mencari alternatif pemecahan masalah
pengusaha kecil seperti penyedia kredit, pembentukan modal bersama melalui
tabungan, penyedia sarana produksi, pelaku agroindustri, memasarkan produk dan
sebagainya.
Daerah Kecamatan Mojolaban memiliki berbagai jenis UKM, antara lain:
industri tempe, industri emping mlinjo, industri karak, industri kerupuk, industri
gamelan, industri shuttle cock, industri batu bata, industri genteng, dan lain-lain.
Industri genteng dan batu bata adalah industri kecil yang paling besar terdapat di
Kecamatan Mojolaban berdasarkan jumlah pengrajinnya bila dibandingkan
dengan industri kecil lainnya. Hampir di setiap daerah di Kecamatan Mojolaban
terdapat industri batu bata dan genteng.
Berikut daftar potensi sentra industri kecil dan menengah yang terdapat di
Kecamatan Mojolaban:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1 daftar potensi sentra industri kecil dan menengah
Jenis UKM Jumlah usaha
(unit)
Tenaga Kerja
(orang)
Industri kecil tempe 32 70
Industri kecil emping mlinjo 58 158
Industri kecil kerupuk/ karak 137 335
Industri kecil gamelan 24 250
Industri kecil shuttle cock 135 746
Industri kecil genteng 430 859
Industri kecil batu bata 500 1007
Jumlah 1.316 3.425
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Sukoharjo
tahun 2008.
UKM yang terdapat di Kecamatan Mojolaban merupakan usaha yang
dikelola dan dijalankan oleh rumah tangga dengan modal yang terbatas. Sehingga
para pengusaha kecil kesulitan untuk mengembangkan usahanya dan
meningkatkan produksinya karena keterbatasan modal yang mereka miliki, untuk
mendapatkan bahan baku. Sehingga mereka membutuhkan bantuan modal untuk
mengembangkan usahanya.
Kendala yang dihadapi oleh UKM di Kecamatan Mojolaban hampir sama
dengan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional, yaitu lemah
dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal, kelemahan dalam manajemen
dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
Kecamatan Mojolaban memiliki 48 koperasi yang terdiri dari: Koperasi
Unit Desa (KUD), Koperasi Kelompok Tani (KKT), Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Induk Kerja
(Kopinkra), Koperasi Wanita (Kopwan) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS).
Koperasi Mitra Mandiri adalah salah satu koperasi di Kecamatan
Mojolaban yang berbentuk koperasi simpan pinjam. Koperasi ini memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat terutama pengusaha kecil,
agar usahanya dapat terus berjalan dan bertahan di tengah keadaan yang serba
sulit saat ini. Lokasi dari koperasi ini berada dekat dengan UKM yang besar di
Kecamatan Mojolaban yaitu industri genteng dan batu bata yang merupakan
UKM yang terbesar yang ada di Kecamatan Mojolaban. Koperasi ini juga
memberikan bantuan modal kepada para pengrajin genteng dan batu bata agar
produktivitas usaha mereka dapat meningkat dan usaha mereka dapat terus
bertahan.
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas penulis akan mengadakan
penelitian tentang peranan koperasi terhadap UKM dan penelitian ini diberi judul
”PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DAN
MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010.”
B. Perumusan Masalah
Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan agar dapat memberikan
jalan yang mudah dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan pada latar belakang
tersebut di atas maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan
pinjam Mitra Mandiri terutama yang menjadi anggota nasabah koperasi?
2. Bagaimana sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ?
3. Apa peranan koperasi simpan pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan
produktivitas UMKM genteng dan batu bata di kecamatan Mojolaban ?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan pinjam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri.
3. Peranan koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan produktivitas usaha
mikro, kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapt memberikan manfaat baik secara teoritis
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka
memecahkan masalah aktual.
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan ilmu dan menambah pustaka baik di tingkat
program, fakultas maupun universitas.
b. Sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjawab masalah yang telah
dirumuskan.
b. Dapat memberikan masukan dan pedoman bagi pengurus koperasi dalam
rangka mengambil kebijakan dalam hal pembiayaan terhadap UMKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, dimana koperasi
menjalankan peran sebagai salah satu diantara beberapa pilar penopang proses
pembangunan ekonomi suatu negara. Koperasi menekuni suatu usaha dan
berusaha untuk mencapai keuntungan untuk para anggotanya serta memenuhi
kebutuhan para anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai sebuah gerakan
ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan
masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Koperasi berasal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang
mengandung makna bekerja. Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai
suatu perkumpulan kerja sama yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan
dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar masuk anggotanya. Dalam
perkumpulan tersebut kesejahteraan para anggota harus benar-benar
diperjuangkan.
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang nomor 12 tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 3 “Koperasi Indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang,
badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Definisi lain tentang koperasi
dikemukakan dalam pasal 1 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian yaitu ”Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
azas kekeluargaan.”
Pandji Anoraga (2002: 1) berpendapat bahwa koperasi adalah salah satu
bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian, dimana kerja sama ini
dilaksanakan berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan kesamaan kebutuhan
diantara beberapa orang, yang secara bersama-sama berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, baik yang terikat dengan keperluan pribadi maupun
keperluan perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan kerja sama secara
terus menerus.
Hendrojogi (1998: 45) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan
otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui
perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Pengertian koperasi
berdasarkan prinsip Rochdale (Jochen Ropken, 2003:18): ”Koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang dikelola oleh para anggotanya, dengan dasar satu orang
satu suara, dengan SHU yang didistribusikan di antara para anggotanya sesuai
dengan aturan yang telah disetujui, pengambilan keputusan dibuat berdasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi dan pemegang modal bukkan merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam persatuan (perikatan) ini”.
b. Landasan Koperasi
Landasan koperasi adalah suatu dasar atau tempat berpijak yang
memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang
dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
Landasan-landasan koperasi menurut Undang-Undang No 12 Tahun 1967 adalah
sebagai berikut :
1. Landasan Idiil
Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan untuk
mencapai cita-cita koperasi. Landasan idiil koperasi adalah Pancasila, terutama
sila kelima “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Sila kelima ini harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
benar-benar menjadi tumpuan perhatian siapa saja yang berurusan dengan
koperasi baik sebagai anggota maupun pengurus koperasi.
2. Landasan Struktural
Landasan structural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam hidup
bermasyarakat. Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar
1945. Landasan gerak koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya
”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.”
3. Landasan Mental
Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rangka mencapai
tujuannya, koperasi harus ditunjang oleh sifat mental para anggotanya yaitu
setia kawan dan kesadaran pribadi.
c. Azas Koperasi
Azas koperasi atau dalam bahasa Inggris disebut Cooperative Principles
berasal dari bahasa Latin: Principium yang berarti basis atau dapat juga berarti
sebagai cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi. Dalam Bab
IV Undang-Undang No. 12/1967 yang membahas masalah Azas dan Sendi Dasar
Koperasi, dikatakan bahwa azas koperasi adalah kekeluargaan dan
kegotongroyongan (Hendrojogi, 1998: 30)
Azas koperasi berdasarkan dari cita-cita Rochdale Pioners atau yang
dikenal azas Rochdale, antara lain:
1. Pengendalian secra demokrasi (democrational control)
2. Keanggotan yang terbuka (open membership)
3. bunga terbatas atas modal ( limited interest on capital)
4. pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan
pembeliannya (the distribution of surplus in dividend to the members in
proportion to their purcases)
5. pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan (trading strictly on a cash
basis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. tidak saling menjual barang palsu dan harus murni (selling only pure an
undelterated goods)
7. mengadakan pendidikan bagi anggotanya tentang azas-azas koperasi dan
perdagangan yang saling membantu (providing for the education of the
members in cooperative principles as wellas for mutual trading)
8. netral dalam aliran agama dan politik (political and religius neutrality)
d. Tujuan Koperasi
Pasal 3 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
maasyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Tujuan
koperasi berdasarkan penjelasan di atas dapat dirinci menjadi :
1. memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
2. memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya
3. ikut membangun tatanan perekonomian nasional
e. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
Fungsi dan peran koperasi dalam Undang-Undang RI nomor 25 tahun
1992 tentang Perkoperasian, adalah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prinsip koperasi adalah landasan pokok koperasi dalam menjalankan
usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip
koperasi menurut Undang-Undang RI nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
1) Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut:
a. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
e. Kemandirian
2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut:
a. Pendidikan Perkoperasian
b. Kerjasama antar koperasi
Prinsip koperasi menurut International Cooperative Alliance (ICA) dalam
Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002: 17) adalah:
1. keanggotaannya bersifat terbuka
2. pengawasan secara demokratis
3. pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau
proporsi partisipasinya dalam koperasi
4. adanya bunga yang terbatas atas modal
5. tidak membedakan politik dan agama anggota
6. tata niaga dilakukan secara tunai
7. menyelenggarakan pendidikan bagi anggota
Prinsip koperasi menurut Bung Hatta (1983) dalam Pandji Anoraga (2002:
18) adalah:
1) digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaaan tujuan
2) difokuskan pada kepentingan anggota
3) kemandirian
4) koperasi harus didukung anggotanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Karakteristik Koperasi
Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:1) berpendapat bahwa “
karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah
bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda ( the dual identity of the
member ),yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa
koperasi (user own oriented firm )”. Oleh karena itu:
1) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu
kepentingan ekonomi yang sama.
2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri
untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,
keadilan, persamaan dan demokrasi.
3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan
sendiri oleh anggotanya.
4) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi
anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the
members welfare)
5) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya
maka kelebihan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
g. Usaha dan Jenis Koperasi
Pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:2) bahwa
”koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di
sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa
asuransi, jasa transportasi, jasa profesi, dan jasa lainnya”. Koperasi dapat
digolongkan dalam beberapa jenis tergantung dari sudut pandang pembedaan
koperasi. Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi
digolongkan ke dalam empat jenis yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Koperasi Konsumen
Adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pengguna
barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian
bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan
utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket.
2) Koperasi Produsen
Adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau
perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk
menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya
menyediakan, mengoperasikan, dan mengelola sarana produksi bersama.
Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi.
3) Koperasi Simpan Pinjam
Adalah koperasi yang jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanandan
peminjaman untuk anggota.
4) Koperasi Pemasaran
Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau
penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran
bersama.
b. Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan menjadi dua yaitu:
1) Koperasi Tunggal Usaha (Single purpose cooperative)
Adalah koperasi yang hanya menekuni satu bidang usaha meskipun
sebenarnya memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lain.
2) Koperasi Multi Usaha (Multi purpose cooperative)
Adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu macam usaha atau
lebih dari satu kepentingan ekonomi para anggotanya.
c. Berdasarkan jenjang hierarki usahanya, koperasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Koperasi Primer
Adalah koperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang
langsung melayani anggotanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena
kesamaan kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan
kelayakan dalam rangka melayani anggotanya.
d. Berdasarkan status badan hukum yang dimiliki, koperasi dibedakan menjadi
dua yaitu:
1) Koperasi berbadan hukum atau koperasi formal
Merupakan koperasi yang telah memperoleh badan hukum koperasi dan
karenanya dapat melakukan kegiatan yang berdasarkan aturan yuridis boleh
dilaksanakannya.
2) Koperasi atau lembaga kerja sama ekonomi masyarakat yang belum atau
tidak memiliki badan hukum
Merupakan bentuk kerja sama ekonomi masyarakat yang belum berbadan
hukum sehingga tidak dapat melakukan kegiatan hukum berkenaan dengan
seluruh kegiatannya.
Jenis-jenis koperasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959
tentang perkembangan Gerakan Koperasi dalam pasal 3 menyebutkan terdapat 7
jenis koperasi (Hendrojogi, 1998: 50) antara lain:
1. Koperasi desa
2. Koperasi pertanian
3. Koperasi peternakan
4. Koperasi kerajinan/ industri
5. Koperasi simpan pinjam
6. Koperasi konsumsi
h. Kerangka Organisasi Koperasi
Perangkat organisasi koperasi adalah struktur organisasi pada koperasi.
Perangkat organisasi koperasi berdasarkan Undang-Undang No 25 tahun 1992
tetang Perkoperasian pada umumnya adalah sebagai berikut:
a) Rapat Anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi karena rapat
anggota menetapkan:
1. Anggaran Dasar
2. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
3. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.
4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan.
5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
6. Pembagian sisa hasil usaha
7. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
b) Pengurus
Dalam mengelola koperasi pengurus bertugas :
1. Mengelola koperasi dan usahanya
2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Koperasi.
3. Menyelenggarakan rapat anggota
4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
5. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Selain mempunyai tugas tersebut pengurus koperasi juga memiliki wewenang
antara lain:
1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.
3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
c) Pengawas
Di dalam koperasi pengawas memiliki tugas yang dilaksanakan agar koperasi
dapat berjalan dengan baik, tugas pengawas yaitu :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain mempunyai tugas-tugas tersebut pengawas koperasi juga memiliki
wewenang antara lain :
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
2. Tinjauan Tentang Produktivitas
a. Pengertian Produktivitas
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” yang berarti sesuatu yang
mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan
sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam
sebuah komoditi/objek. Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti
keinginan dan usaha dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu
kehidupan dan penghidupannya. Konsep produktivitas dalam pandangan ilmu
ekonomi biasanya dikaitkan dengan jumlah luaran dan harga luaran.
Pengertian mengenai produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga
(Sinungan Mudarsyah, 2003: 16) antara lain:
1. Rumusan Tradisional ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap
keseluruhan peralatan produksi yang digunakan (input).
2. Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan
hari esok harus lebih baik dari hari ini.
3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial
yaitu: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset;
manajemen; dan tenaga kerja.
Pengertian produktivitas dalam Kohler’s Dictinary For Accuntants yang
dikutip oleh Mauled Mulyana (1993: 3) adalah hasil yang didapat dari setiap
proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi.
Doktrin pada Konferensi Oslo,1984, dalam Sinungan Mudarsyah (2003:
17) bahwa produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat unversal yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak
manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Produktivitas menurut Klinger dan Nanbaldin merupakan fungsi perkalian
dari usaha karyawan (effort) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan
kemampuan karyawan (abbility) yang diperoleh melalui latihan-latihan.
Produktivitas yang meningkat, berarti etrdapat performansi yang baik yang akan
menjadi feedback bagi usaha atau motivasi karyawan pada tahap berikutnya
(Gomes, 1997: 160).
Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor dasar yaitu:
1. Investasi
Komponen pokok dari investasi adalah modal, karena modal merupakan
landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidak cukup, sehingga harus
ditambah dengan komponen lain yaitu teknologi.
2. Manajemen
Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orang-
orang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik.
3. Tenaga kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor tenaga kerja
adalah:
a. Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa
depannya.
b. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam situasi keterbukaan.
Dari berbagai pengertian tentang produktivitas di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa produktivitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki kualitas
atau mutu kerja serta memperbanyak kuantitas atau banyaknya hasil yang dicapai.
b. Sumber-sumber Produktivitas
Hadari Nawawi dan Harini Hadari (1990: 103-104) menyatakan bahwa
seorang tenaga kerja agar produktif harus mampu mendayagunakan lima sumber
kerja yaitu:
1. Penggunaan pikiran, yaitu menggunakan cara-cara yang mudah, aman dan
selamat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Penggunaan tenaga fisik/ jasmani, yaitu menggunakan tenaga jasmani/ fisik
secara maksimal dan tidak berlebihan, sehingga tetap menjaga kesehatan.
3. Penggunaan waktu, yaitu ketepatan waktu dalam mengerjakan sesuatu akan
mempengaruhi peningkatan produktivitas seseoarang.
4. Penggunaan ruang, yaitu pengaturan ruang secara tepat untuk menghemat
waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
5. Penggunaaan bahan atau material dan uang, yaitu kemampuan secara efektif
dan efisien serta mutu yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantiítas.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yang selalu
bertambah sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja dan perkembangan
teknologi produksi serta perubahan nilai atau budaya manusia. Menurut John
Suprihanto (1997: 113) bahwa ”Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan dan latihan ketrampilan, gizi
atau nutrisi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi kemauan, serta
kesempatan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat perusahaan
(Muchdarsyah Sinungan, 2003: 59) antara lain:
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan satu faktor penting yang mempunyai peranan besar
dalam mendukung produktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu faktor tenaga
kerja harus mendapat perhatian penting dari perusahaan.
2. Manajemen dan organisasi
Produktivitas juga dipengaruhi oleh bagaimana manajemen melakukan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para
anggota organisasi guna mencpai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Modal pokok atau bahan mentah
Peningkatan produktivitas juga tergantung dari modal pokok dan pemilihan
bahan maupun daya guna secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Faktor-faktor produktivitas menurut K. Manullang (1990: 46)
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas nasional sektoral atau
industrial:
� Mutu sunber daya yang digunakan termasuk sumber daya modal, lahan,
mesin dan peralatan, bahan baku dan manusianya.
� Faktor produksi terutama manusia
� Pertumbuhan ekonomi nasional maupun global yang menyangkut aspek
pemasaran dan daya beli masyarakat untuk menyerap produk barang dan
jasa yang dihasilkan
� Unit usaha dalam skala besar dan sektor ekonomi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan:
� Rasio penempatan mesin atau modal per tenaga kerja
� Keterampilan tenaga kerja
� Kualitas material yang digunakan dalam proses produksi
� Hubungan yang ada antar karyawan dan antara karyawa dengan
manajemen
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas individu atau tenaga kerja:
� Pendidikan
� Pelatihan
� Keterampilan
� Disiplin
� Sikap dan etika kerja
� Motivasi
� Gizi dan kesehatan
� Tingkat penghasilan
� Jaminan sosial
� Lingkungan dan iklim kerja
� Hubungan industrial
� Peralatan dan teknologi
� Kesempatan berprestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kesimpulan dari berbagai pendapat diatas adalah bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja berasal dari dalam diri tenaga
kerja dan dari luar. Faktor dari dalam adalah kekuatan yang dimiliki oleh tenaga
kerja yaitu kekuatan untuk bekerja, penyesuaian dengan lingkungan, kondisi
kesehatan dan pengembangan potensi yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar
adalah kondisi lingkungan dan pelayanan dari perusahaan serta pengakuan dari
masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan perusahaan dalam
menyediakan pelayanan terhadap tenaga kerja supaya tenaga kerja lebih produktif.
d. Upaya Meningkatkan Produktivitas
Rendahnya produktivitas ditentukan oleh kualitas manusia dan sumber-
sumber alam yang ada. Keadaan alam sekitar sekitar yang tidak menguntungkan
merupakan halangan yang berat bagi pembangunan, namun hal tersebut biasanya
dapat diatasi oleh kualitas manusianya (Trisno Martono, 2008: 93). Syarat-syarat
yang dibutuhan untuk produktivitas buruh yang tinggi, yaitu: 1) bebas dari buta
huruf, 2) sehat dan cukup makan.
Produktivitas suatu perusahaan perlu ditingkatkan dengan berbagai cara.
Sesuai dengan pendapat Bambang Tri Cahyono (1996: 258) yang mengemukakan
bahwa:
”Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan karena
mempunyai banyak manfaat baik secara makro maupun mikro. Secara
makro peningkatan produktivitas bermanfaat dalam pendapatan
masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat
yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja
termasuk jam kerja dan lain-lain”.
James A.F.Stoner (1992: 262) menyatakan bahwa peningkatan
produktivitas suatu perusahaan dapat ditempuh dengan cara:
a. Pengadaan sistem pendukung keputusan manajemen
b. Pembangunan gedung sentral dengan penyimpanan dan pengambilan secara
otomatis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pengaturan aliran kerja guna mengurangi jumlah pekerja dan masa sibuk
d. Pengadaan fasilitas komputer di lokasi kerja
e. Latihan
f. Program intensif yang didasarkan pada produktivitas jangka panjang
Bambang Kussriyanto (1986: 9-10) menyatakan bahwa ada lima bidang
yang memberi peluang dalam meningkatkan produktivitas karyawan, yaitu:
a. Seleksi
Pemilihan karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada
memerlukan strategi yang sepadan sehingga diperlukan perkembangan yang
dilakukan saat penyelenggaraan wawancara dan seleksi.
b. Pengendalian karyawan
Peranan pengendalian karyawan sangat menentukan peningkatan produktivitas.
Pengendalian karyawan dijamin dengan ketrampilan yang memadai dan
dilakukan secara terus menerus akan mendapatkan penghematan yang
produktif.
c. Penyempurnaan struktur organisasi
Struktur kerja yang sudah lama, rumit dan tidak lagi sesuai secara efektif, maka
perlu diadakakan penyempurnaan supaya dapat memperlancar hubungan kerja
dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kerja secara efektif.
d. Pengembangan sumber daya organisasi
Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan karyawan mempunyai dampak langsung terhadap produktivitas.
e. Semangat kerja atau motivasi
Suatu kegiatan yang dapat mendorong meningkatkan kegairahan kerja sehingga
dengan demikian pekerjaan akan selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Juga
mencakup penyelenggaraan perangsang keuangan.
Perekrutan tenaga kerja harus selalu diutamakan karyawan-karyawan ynag
berkualitas dan produktif sehingga produktivitas karyawan dapat meningkat.
Karena dengan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas dapat mempermudah
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan termasuk dalam upaya peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
produktivitas kerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih karyawan yang
berpendidikan dan mempunyai pengalaman kerja.
3. Tinjauan Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama
pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika
terjadi krisis ekonomi hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi,
sementara sektor yang lebih besar justru tumbang krisis. Posisi UKM menjadi
strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi
masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
a. Pengertian Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
b. Pengertian Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil dalam Undang-Undang No 2 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Usaha kecil adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat
dan belum berbadan hukum serta masih menggunakan alat produksi sederhana
yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan
budaya, seperti pedagang asongan, petani penggarap, industri rumah tangga,
pedagang keliling, pedagang kaki lima, dll. (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,
2002: 225).
Karakteristik Sektor usaha kecil (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,
2002: 225) adalah sebagai berikut:
1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan yang standar.
2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3. Modal terbatas
4. Pengalaman manjerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas
5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang
6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas
7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana rendah mengingat keterbatasan
dalam sistem administrasinya
c. Pengertian Usaha Menengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah.
d. Azas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1. kekeluargaan;
2. demokrasi ekonomi;
3. kebersamaan;
4. efisiensi berkeadilan;
5. berkelanjutan;
6. berwawasan lingkungan;
7. kemandirian;
8. keseimbangan kemajuan; dan
9. kesatuan ekonomi nasional.
Tujuan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah menumbuhkan dan mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
e. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi
rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang
dan berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara
menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang
kondusif, pemberian desempatan berusaha, dukungan,, perlindungan dan
pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan,
peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan
kemiskinan.
Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan
berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran
serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional.
Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah:
1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:
1. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
f. Keunggulan dan Kelemahan UKM
Krisis ekonomi yang memporak-porandakan perekonomian nasional tahun
1997 yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran usaha kecil dan
menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pengembangan
UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan dan tantangan
dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Namun dengan
berbagai keterbatasan yang ada UMKM masih diharapkan mampu menjadi
andalan perekonomian Indonesia.
Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif (Pandji
Anoraga, 2002: 226), yaitu:
1. Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang
usaha.
2. usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada
tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang
tinggi untuk keluar masuk pasar.
3. sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labor intensive) yang
disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat
hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja)
Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain:
1. Investasi awal dapat mengalami kerugian
2. Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode,
peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja.
3. Beberapa bisnis yang cenderung menghasilkan pendapatan yang tak teratur,
pemilik mungkin tidak memperoleh profit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu.
Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman
Mengelola Usaha Kecil (1999: 1-3) adalah:
1. Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu
jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami.
2. Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali
berlangsung kepada pemilik.
3. Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi.
Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
1. Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian
usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi
keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya
mengandalkan daya ingat.
2. Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi
dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang
dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri.
3. Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk
mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus
dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar.
4. Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak
jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres.
5. Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan
yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik
perusahaan (tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha).
6. Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program
produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak
tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu tentang UKM dan Lembaga Keuangan dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan Non
Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menggunakan metode
pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik
dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisa interaktif kwantitatif dan kualitatif. Objek kajian adalah lembaga-
lembaga keuangan non bank dengan lokasi penelitian di Kabupaten Pasuruan,
Situbondo, Bondowoso dan Jember. Dari penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung
percepatan pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok dan
pedesaan dimana akses lembaga perbankan masih terbatas.
Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik
(BPS) dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam
Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Metode yang digunakan dalam pengkajian
ini adalah metode survei yang dilaksanakan di 32 propinsi di Indonesia. Sampel
yang diambil adalah UKM yang berada pada sentra bisnis UKM yang mendapat
dukungan finansial berupa Modal Awal Pendanaan (MAP) dan dukungan non
finansial berupa layanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh lembaga
penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPB). Selain UKM objek kajian
lainnya adalah Koperasi Simpan Pinjam/ Unit Simpan Pinjam yang menyalurkan
dana MAP dan LPB. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa 52% penyalur
MAP adalah koperasi simpan pinjam dan sisanya berbentuk unit usaha simpan
pinjam. Selain itu hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian
dukungan finansial untuk pengembangan sentra bisnis UKM memberikan dampak
positif bagi kemajuan UKM.
Penelitian yang penulis susun ini memiliki persamaan yaitu ingin
mengetahui dampak dari pemberian pinjaman modal dari koperasi yaitu koperasi
simpan pinjam kepada UKM, sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian
ini penulis ingin mengetahui tingkat produktivitas UKM setelah mendapat
pinjaman modal dari koperasi simpan pinjam. Objek penelitian yang penulis pilih
adalah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Mojolaban sedangkan UKM yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan penulis teliti adalah UKM genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban
tahun 2010.
C. Kerangka Pemikiran
Permodalan merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM
dalam rangka peningkatan kapasitas produksinya. Permasalahan ini timbul karena
produk jasa dari lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal
kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Selain itu persyaratan
pinjaman juga tidak mudah dipenuhi dan kurangnya informasi yang diberikan
oleh lembaga keuangan terhadap pengusaha. Kesulitan untuk menambah modal
usaha memberikan berbagai dampak terhadap UKM, diantaranya adalah: sulitnya
meningkatkan kapasitas produksi, sulitnya melakukan perluasan pasar, sulitnya
melakukan peningkatan mutu dan inovasi produk, juga sulitnya melakukan
peningkatan kemampuan tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut maka
kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sebelum menerima pinjaman modal dari koperasi Mitra Mandiri, usaha
yang dimiliki para pengusaha kecil statis atau tidak berkembang karena mereka
tidak memiliki modal tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
produktivitas usahanya. Karena kegiatan usaha yang tidak berkembang
penghasilan yang diperolehpun tidak meningkat dan cenderung rendah. Kemudian
koperasi hadir di tengah masyarakat dan menyediakan pinjaman modal dengan
prosedur yang mudah dan dengan bunga yang relatif terjangkau oleh para
pengusaha kecil, maka para pengusaha kecil bisa mendapatkan modal yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga usaha mereka dapat
berkembang. Usaha yang berkembang akan berdampak positif pada penghasilan
para pengusaha kecil, penghasilan mereka relatif meningkat.
Dari uraian diatas maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran mengenai
peranan koperasi dalam meningkatkan produktivitas Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah di Kecamatan Mojolaban sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tentang peranan koperasi Mitra Mandiri dalam meningkatkan
produktivitas UKM
Produktivitas UKM rendah Kekurangan modal
Kekurangan bahan baku
Produktivitas UKM meningkat
Modal UKM bertambah
Kekurangan tenaga kerja
Permohonan kredit disetujui
KSP Mitra Mandiri memberikan pinjaman modal
Mengajukan prosedur permohonan kredit ke KSP Mitra Mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan di Koperasi Mitra Mandiri. Pemilihan
tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut:
1. Koperasi Mitra Mandiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
masyarakat sekitar khususnya bagi para pengusaha kecil, mikro dan
menengah.
2. Koperasi Mitra Mandiri memberikan kredit yang memang diarahkan untuk
modal usaha.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan
penelitian. Dalam penelitian ini, waktu penelitian merupakan waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian mengenai peranan koperasi
dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah. Penelitian
ini direncanakan selama 6 bulan dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan
Juli 2010. Jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal Penyusunan
Skripsi
Feb
2010
Mar
2010
April
2010
Mei
2010
Jun
2010
Jul
2010
Pengajuan Judul
Pengajuan Proposal
Perijinan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Suatu permasalahan agar dapat dikaji secara utuh dan lengkap memerlukan
suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk
penelitian yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang
disajikan. Penelitian ini menggunakan bentuk Deskriptif Kualitatif. Bentuk
deskriptif kualitatif dipilih berdasarkan pada asumsi bahwa dengan pendekatan
penelitian ini akan mendapatkan realita yang bersifat naturalisme pada obyek
penelitian dan permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan
mendalam.
Muh. Natsir menyatakan bahwa metode deskriptif kualitatif (1996: 63)
adalah, “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek,
suatu kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang”. Pendapat lain yang mengulas tentang penelitian disampaikan oleh Lexi
J. Moleong (2009:11) adalah, “Suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati”.
Penelitian deskriptif kualitatif juga mempunyai karakteristik antara lain:
berlatar belakang alamiah, mengandalkan manusia sebagai obyek penelitian,
memanfaatkan data kualitatif, menggunakan analisis secara induktif, mengarahkan
sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dasar yang bersifat deskriptif,
lebih mementingkan pada hasil, membatasi kajian pada fokus tertentu, rancangan
penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya dapat diterima oleh
semua pihak. Sehingga bentuk ini dirasa penting dalam penelitian ini.
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian diperlukan agar setiap penelitian dapat mencapai hasil
yang maksimal. Strategi peneitian merupakan teknik pengumpulan dan
mengananlisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta sesuai dengan
tujuan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,
dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja dan pengumpulan data yang
lebih terarah berdasarkan tujuan mengenai peranan koperasi dalam meningkatkan
produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah.
3. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan
Lofland dalam Lexy Moelong (2009: 157) adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Informan, informan dalam hal ini memberikan keterangan yang berupa kata-kata.
Berdasarkan kata-kata tersebut kemudian dianalisa dan hasil akhirnya ditarik
kesimpulan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Agar mendapatkan data
yang lebih valid diadakan cross cek antar informan yang satu dengan yang
lainnya misalnya, antara keterangan para pengusaha kecil dengan pengurus
koperasi.
Sumber tertulis yang berupa dokumen-dokumen, catatan-catatan, hasil laporan-
laporan penelitian sebelumnya dan lain sebagainya.
Tempat penelitian, tempat penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah
kantor Koperasi Mitra Mandiri dan para pengusaha kecil genteng dan batu
bata di Kecamatan Mojolaban.
C. Teknik Sampling
Hadari Nawawi berpendapat bahwa (1998: 152), “Teknik sampling adalah
cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel
yang akan dijadikan sumber data sesungguhnya, dengan memperhatikan sifat-sifat
dan penyebaran populasi agar dapat diambil sampel yang representatif atau benar-
benar mewakili populasi”.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini tidak mutlak jumlahnya, artinya
sampel yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan. Teknik pengambilan sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Menurut Lexi J. Moleong (2009:165)
teknik purposive sampling mengandung maksud yaitu untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (construction).
Teknik-teknik tersebut digunakan peneliti agar dapat memperoleh data
dari informan yang dianggap mengerti permasalahan yang diteliti serta pemilihan
informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data.
Sampel juga sevariatif mungkin dan kemudian dapat dipilih lagi untuk
memperluas dan menambah informasi yang telah diperoleh sehingga dapat saling
mengisi. Sampel dalam penelitian ini meliputi:
1. Anggota Koperasi Mitra Mandiri Mojolaban
2. Pengusaha mikro, kecil dan menengah genteng dan batu bata di Kecamatan
Mojolaban
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Untuk
dapat memecahkan permasalahan dengan tuntas dalam melaksanakan penelitian
diperlukan data yang valid dan reliabel. Sedangkan untuk mendapatkan data yang
valid dan reliabel, maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Interview atau wawancara adalah usaha pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi dengan sumber informasi. (Hadari Nawawi, 1998:111).
Teknik ini ditujukan kepada pimpinan dan pengurus Koperasi Mitra
Mandiri dan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Kepada pimpinan dan
pengurus Koperasi Mitra Mandiri untuk memperoleh gambaran umum mengenai
situasi koperasi yang belum diperoleh dengan teknik dokumenter dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Teknik ini juga penulis gunakan untuk mengetahui data tentang besarnya jumlah
produksi sebelum dan sesudah menerima kredit dari Koperasi.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, observasi ini dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Observasi langsung. b. Observasi tidak langsung. (Hadari Nawawi, 1998:100)
Teknik ini penulis gunakan untuk mengamati pelaksanaan pemberian
kredit yang dilakukan koperasi, guna melakukan survey pendahuluan.
3. Dokumentasi
Hadari Nawawi (1998: 133) berpendapat bahwa studi dokumentasi adalah,
“cara mengumpulkan data melalui peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/ hukum-hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penyelidikan”.
Penulis menggunakan metode dokumentasi, dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data berupa catatan-catatan yang berhubungan dengan besarnya
pinjaman yang diberikan oleh koperasi, struktur organisasi, sejarah koperasi,
deskripsi pemberian kredit dan sebagainya.
E. Validitas Data
Teknik pemeriksaan data digunakan untuk menetapkan keabsahan data
yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini
tehnik pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi.
Lexi J. Moleong (2009: 330) menegaskan bahwa, “Trianggulasi data
adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
dari luar data itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu”. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data dibedakan
menjadi empat macam yaitu:
1. Triangulasi dengan sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Teknik triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif.
2. Triangulasi dengan metode
Teknik ini dengan melakukan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data dan melakukan pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi dengan penyidik
Teknik triangulasi ini memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk
keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, sehingga dapat
membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Cara lain dari
teknik ini yaitu dengan membandingkan hasil penelitian seorang peneliti
dengan peneliti lainnya.
4. Triangulasi dengan teori
Triangulasi ini berdasarkan dari anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, maka peneliti harus
mencari tema atau penjelasan pembanding yang dapat dilakukan dengan
menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang
mungkin mengarahkan pada upaya penelitian lainnya.
Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode triangulasi dengan sumber, karena peneliti menggunakan beberapa sumber
untuk mengumpulkan data dengan permasalahan yang sama. Artinya dari
berbagai sumber yang diperoleh di cek, recek, dan cross cek dan kemudian diuji
keabsahannya. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil dari pengamatan,
wawancara, dan analisis dokumen. Dengan demikian hasil akhir dari analisis
mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang tinggi.
F. Analisis Data
Analisis data menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar.
Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
suatu proses yang merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh
data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh yang data.
Analisis data adalah proses urut-urutan data dengan mengorganisasikan
data kedalam suatu pola, kategori dan satuan urutan uraian dasar teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola penelitian induktif yang
diolah dengan teknik saling terjalin atau interaktif mengalir. Tehnik interaksi
mengalir yaitu model analisis yang menyatu dengan proses pengumpulan data
dalam suatu rangkaian tertentu atau merupakan suatu siklus. Proses analisis data
dengan model interaktif meliputi tiga komponen yaitu, pengumpilan data, reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Data kualitatif terutama terdiri dari kata-kata, bukan angka-angka. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara, obervasi maupun dokumentasi tersebut
dikumpulkan menjadi satu untuk diproses lebih lanjut.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan
yang terperinci. Laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dan dipilah-
pilah hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola atau
temanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi,
disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, sehingga
lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih
tajam, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh
bila diperlukan.
3. Penyajian Data
Data yang tertumpuk, akan sukar untuk ditangani, sukar mencari hubungan
antara data yang satu dengan data yang lain dan sukar pula melihat gambaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keseluruhan untuk mengambil kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat melihat
gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian perlu dibuat
penyajian data.
4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Peneliti berusaha mencari data dan mengumpulkannya, kemudian mencari
pola, tema hubungan, persamaan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya.
Jadi dari data yang diperoleh kemudian dibuat suatu kesimpulan. Kesimpulan
ini mula-mula bersifat tentative, kabur, diragukan, akan tetapi dengan
bertambahnya data, kesimpulan itu akan lebih grounded. Jadi kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Untuk lebih jelasnya berikut ini peneliti sajikan skema model analisis
interaktif:
Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif
Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif
(Sumber: Mathew B. Milles dan A. Michael Huberman, 1992: 20)
G. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini prosedur atau langkah-langkah pembuatan laporan
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Pengumpulan data
Reduksi data
Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi
Penyajian data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tahap pra lapangan dilakukan dari pemilihan lokasi, penentuan
permasalahan, mengurus perijinan dan persiapan perlengkapan.
2. Tahap Lapangan
Tahap lapangan ini dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan
tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di
lapangan kemudian dikumpulkan untuk memasuki dikumpulkan untuk
memasuki tahap analisis data.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data
untuk menghindari data yang tercecer karena dianggap tidak berguna atau
hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan
data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis
yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data
secara jelas dan rinci dalam suatu laporan.
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedur-
prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah
dan dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk skripsi.
Bagan prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian
Tahap Pra Lapangan
Tahap Lapangan
Tahap Analisis Data
Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis Kecamatan Mojolaban
a. Letak
Kecamatan Mojolaban secara umum terletak di dataran tinggi, dengan
tinggi 104 m diatas permukaan laut. Jarak dari barat ke timur ± 8 km, sedangkan
jarak dari utara ke selatan ± 6 km. Jarak ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten
Sukoharjo ± 11 km. Batas-batas kecamatan:
1) Sebelah utara : Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
2) Sebelah timur : Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
3) Sebelah selatan : Kecamatan Polokarto
4) Sebelah barat : Kota Surakarta
b. Keadaan Tanah
Luas wilayah Kecamatan Mojolaban tercatat 3.554 Ha atau sekitar 7,62
% dari luas Kabupaten Sukoharjo (46.666 Ha). Desa Palur merupakan desa yang
terluas wilayahnya yaitu 409 Ha (11,51%) sedangkan Desa Triyagan adalah desa
terkecil dengan luas 168 Ha (4,73%).
Luas tanah terdiri dari 2.234 Ha (62,68%) lahan sawah dan 1.320 Ha
(37,14%) lahan bukan sawah, luas bukan lahan sawah yang digunakan untuk
pekarangan sebesar 88,56% dari total luas lahan bukan sawah. Temperatur rata-
rata di Kecamatan Mojolaban 32ºC dengan rata-rata curah hujan dalam satu tahun
116,75 mm.
2. Keadaan Demografi Kecamatan Mojolaban
a. Pemerintahan
Wilayah Kecamatan Mojolaban terbagi dalam 15 desa dan terdiri dari 53
kebayan, 510 Rukun Tetanggga (RT) dan 173 Rukun Warga (RW) dengan jumlah
aparat pemerintahan desa sebanyak 158 pamong desa, 510 ketua RT dan 173
ketua RW. Desa-desa di Kecamatan Mojolaban merupakan desa swakarsa. Dari
15 desa yang ada, terdapat 3 desa yang termasuk dalam kategori desa tertinggal.
Jumlah pegawai negeri yang ada di Kecamatan Mojolaban terdiri dari 530
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TNI/Polri, 642 Guru, 314 Pegawai Pemda dan 159 lain-lain. Jumlah petani 11.867
dan jumlah peternak 21.303.
b. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Mojonaban tahun 2008 sebanyak
78.465 jiwa terdiri dari 38.993 penduduk laki-laki atau 49,62% dan 39.472
penduduk perempuan atau 50,31%. Adapun jumlah rumah tangga sebanyak
21.754. Dengan luas wilayah 35,54 km² maka kepadatan penduduknya adalah
2.195 jiwa/ km² artinya setiap 1 km² terdapat 2.195jiwa.
Jumlah penduduk kecamatan Mojolaban yang pindah sebanyak
1.064orang dan yang datang ada 953 orang. Sedangkan dilihat dari angka
kelahiran kasarnya (CBR), dari tiap 1.000 penduduk terjadi kelahiran sebanyak 14
orang, sementara angka kematian kasarnya 7 orang per 1.000 penduduk. Hal
tersebut mengakibatkan pertumbuhan penduduk alami.
c. Sarana
Sarana pendidikan yang tersedia di Kecamatan Mojolaban yaitu Taman
Kanak-Kanak (TK) sebanyak 35 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 50 buah,
SLTP sebanyak 6 buah, SMA sebanyak 2 buah sedangkan Madrasah Ibtida´iyah
(MI) sebanyak 2 sekolah, Tsanawiyah sebanyak 3 sekolah, Aliyah 1 sekolah dan 2
Pondok Pesantren.
Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup
tinggi. Tahun 2008, jumlah Puskesmas di Kecamatan Mojolaban 2 buah,
puskesmas pambantu 3 buah, Rumah Bersalin 17 buah, praktek dokter 17 buah,
jumlah tenaga kesehatan antara lain dokter 29 orang, mantri kesehatan atau
perawat 50 orang, dan bidan 40 orang.
Tempat ibadah yang terdapat di Kecamatan Mojolaban sebanyak 205
buah, terdiri dari 142 masjid, 53 langgar atau surau dan 9 gereja dan 1 pura.
d. Pertanian dan Peternakan
Luas lahan sawah di Kecamatan Mojolaban yang berpengairan teknis
yaitu seluas 2.250 Ha. Luas panen dan produksi tanaman padi sawah yaitu 6.089
Ha dan 41.374 ton.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis ternak yang diusahakan di Kecamatan Mojolaban adalah ternak
besar seperti kuda, sapi, kerbau, dan ternak kecil seperti kambing dan domba.
Disamping itu juga diusahakan ternak unggas seperti ayam kampung, dan bebek
atau itik. Populasi ternak besar tercatat sapi 3.168 ekor, kerbau sebanyak 143
ekor, kuda sebanyak 19 ekor sedangkan ternak kecil seperti kambing tercatat
sebanyak 1.796 ekor, domba sebanyak 2.634 ekor, sedangkan unggas terbanyak
yang diusahakan adalah ayam kampung yaitu sebanyak 30.538 ekor dan bebek
atau itik sebanyak 10.456 ekor.
e. Perhubungan
Kelancaran arus lalu lintas harus ditunjang dengan sarana dan prasarana
perhubungan yang memadai. Faktor yang terpenting adalah panjang jalan dan
keadaan jalan. Kecamatan Mojolaban memiliki panjang jalan 255 km yang terdiri
dari jalan aspal, jalan yang diperkeras dan jalan tanah yang masing-masing 187
km, 38 km dan 30 km.
Kecamatan Mojolaban mempunyai pelanggan telepon sebanyak 985
sambungan. Desa yang mempunyai sambungan telepon atau pelanggan telepon
adalah Desa Bekonang 146 pelanggan dan Cangkol 125 pelanggan. Untuk sarana
komunikasi terdapat 1 kantor pos yang terdapat di Desa Wirun yang melayani
pengiriman barang atau uang serta surat menyurat guna menunjang adanya arus
informasi dan komunikasi.
3. Data Umum Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri
a. Sejarah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri
Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri didirikan seiring dengan
perkembangan perkoperasian Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan UUD
1945 dan berdasarkan atas azas kekeluargaan yang sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 1992 Pasal 2 Tentang
Perkoperasian. Dimana koperasi harus tumbuh dan berkembang menjadi dasar
perekonomian Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Mojolaban berperan sebagai
wadah untuk tempat peminjaman dalm bentuk uang sebagaimana pada umumnya
bagi anggota koperasi, serta berperan menghindarkan masyarakat dari para
rentenir, lintah darat yang memberikan pinjaman dalam bentuk uang dengan
bunga yang tinggi. Peran dari koperasi tersebut akan tepat sasaran apabila
masyarakat mengerti dan memahami tentang peranan, tujuan dan manfaat dari
koperasi.
Seiring dengan perkembangan pembangunan dan amanat yang diemban
oleh Koperasi, maka didirikanlah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri di
Mojolaban pada tanggal 10 Februari 2005. Koperasi ini bertempat di jalan
Veteran, Desa Ganggasan Rt 02 Rw 05 Kelurahan Demakan, Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan akta pendirian dan anggaran dasar
(AD) Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Mojolaban berbadan hukum Nomor
518/061.BH/IV/2005 pada tanggal 11 April 2005 maka Koperasi Simpan Pinjam
Mitra Mandiri telah disahkan oleh Menteri Negara urusan Koperasi Usaha Kecil
dan Menengah, dengan akta pendirian melalui kantor pemerintah Dinas Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sukoharjo.
b. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Mitra Ma ndiri
Struktur organisasi merupakan alat pembantu pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi
serta memperlancar hubungan fungsi-fungsi dan wewenang antar anggota
organisasi. Maka sebuah sebuah struktur yang terkandung dalam lembaga disebut
sebagai alat yang dipergunakan untuk mengaktualisasi konsep yang ada. Adapun
susunan organisasi dari KSP Mitra Mandiri adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Struktur Organisasi Kepengurusan Koperasi Simpan Pinjam
Mitra Mandiri Mojolaban
BH No.518/061.BH/IV/2005
Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Mandiri
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
setiap anggota mempunyai hak satu suara dalam rapat anggota. Rapat anggota
PENGURUS
KETUA
PENGAWAS
SEKRETARIS BENDAHARA
RAPAT ANGGOTA
MANAGER
ANGGOTA
MASYARAKAT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diadakan setiap satu tahun sekali. Rapat anggota dapat diadakan dengan cara
yaitu:
a. Atas kehendak pengurus
b. Atas permintaan tertulis dari 1/10 (seper sepuluh) dari jumlah anggota,
dengan catatan paling sedikit 5 (lima) orang anggota.
c. Atas kehendak pemerintah yang berwenang
Tanggal dan tempat serta acara rapat anggota harus diberitahukan 7 (tujuh)
hari terlebih dahulu kepada anggota-anggotanya. Undangan rapat anggota
tahunan disertai laporan neraca dan perhitungan sisa hasil usaha tahunan
dan harus dikirim oleh pengurus kepada anggota sekurang-kurangnya 1
(satu) minggu sebelum rapat anggota diadakan.
2. Pengawas
Pengawas koperasi merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih
dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas koperasi
bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk dipilih dan
diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
3. Manajer
Manajer merupakan ujung tombak penanggung jawab pelaksana
operasional di lapangan di Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri. Manajer
merupakan penanggung jawab tunggal di unit usaha yang harus dipertanggung
jawabkan secara operasional kepada direksi KSP Mitra Mandiri. Dalam
menjalankan operasional di lapangan manajer tugas manajer adalah sebagai
berikut:
a. Mengatur serta menjalankan kegiatan roda operasional dan administrasi
yang telah digariskan oleh digariskan oleh direksi KSP Mitra Mandiri
berdasarkan visi dan misi guna memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat.
b. Mengatur segala bentuk pelayanan (job description) kepada masyarakat
sesuai dengan visi dan misi yang menjadi wewenang dan tanggung
jawabnya atas sumber daya manusia yang dimiliki sesuai dengan
kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Merencanakan program pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan visi
dan misi tugas yang diemban berdasarkan rencana jangka pendek,
menengah, dan panjang.
1) Melaksanakan program kerja berdasarkan profit oriented dan
pengembangan usaha.
2) Mengusulkan dan melaporkan atas modal usaha, hasil usaha hubungan
dengan relasi (debitur), sumber daya manusia (karyawan dan staff),
inventaris guna pengembangan jangka pendek, menengah maupun
panjang.
3) Mengupayakan kenyamanan dan perlindungan untuk karyawan atau
staff dalam bekerja, serasi dan bertindak atas dasar musyawarah dan
mufakat guna pencapaian kesejahteraan.
4. Sekretaris
Tugas sekretaris adalah sebagai berikut:
a. Mencatat atau merekam segala bentuk aktivitas kerja di unit usaha yang
meliputi:
1) Kegiatan jangka pendek, menengah dan panjang.
2) Mengagendakan segala bentuk aktivitas kerja yang harus dipahami dan
dimengerti untuk dilaksanakan kepada semua perangkat operasional.
3) Mengevaluasi tugas-tugas operasional di lapangan.
4) Mengadakan pelaporan dan monitoring.
b.Mengurus file surat keluar dan masuk
c. Mengurus file agenda kerja
d.Inventarisasi data atau sarana produksi pelayanan atau fasilitas kerja
5. Bendahara/ kasir
Tugas bendahara atau kasir meliputi:
a. Mencatat dan membukukan segala bentuk transaksi keuangan koperasi.
b.Mengamankan dan menjalankan segala bentuk transaksi keuangan rutinitas
pelayanan kepada masyarakat berdasrkan program kerja jangka pendek,
menengah dan panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Mengawasi kegiatan keuangan koperasi.
d.Mengaudit segala pelaporan keuangan koperasi.
Tabel 3. Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban.
No Nama Jabatan
1 Setyo Haryono Ketua
2 Seno. SE Sekretaris
3 Purwani W Bendahara
4 Suyanto Manager
5 Achmad Sarwani Pengawas
6 Satrio Wibowo Pengawas
7 Ambang wibowo Pengawas
Sumber: KSP “Mitra Mandiri”
c. Keanggotaan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri
Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri memiliki wilayah kerja di
daerah Kecamatan Mojolaban mempunyai anggota yang terdiri dari beraneka
ragam jenis pekerjaan, tetapi anggota terbanyak berasal dari petani. Untuk
menjadi anggota seseorang harus menyetorkan uang untuk tabungan wajib sebagai
syarat menjadi anggota koperasi.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang peneliti kaji yaitu tentang peranan
koperasi dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah. Maka
untuk memberikan gambaran mengenai data yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut dapt dilihat dari keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar koperasi
terutama anggota nasabah, sistem kerja koperasi dan peranan Koperasi Simpan
Pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan
menengah terutama genteng dan batu bata.
Mengenai gambaran data tersebut diungkapkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar KSP Mitra Mandiri
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Mojolaban dapat dilihat
dari jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin.
Pengelompokan penduduk menurut umur dan jenis kelamin juga dapat digunakan
untuk menghitung rasio jenis kelamin yang ada di suatu wilayah. Rasio jenis
kelamin ini merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk
laki-laki di Kecamatan Mojolaban adalah 49,69 prosen sedangkan penduduk
perempuan lebih banyak 0,62 prosen daripada penduduk laki-laki yaitu sebesar
50,31 prosen dari keseluruhan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan
Mojolaban. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat menunjukkan
jumlah penduduk produktif dan non produktif. Banyaknya penduduk Kecamatan
Mojolaban menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
No Kelompok umur (tahun)
Jumlah penduduk (jiwa)
1 0-4 5.563 2 5-9 6.046 3 10-14 6.122 4 15-19 6.141 5 20-24 7.125 6 25-29 7.720 7 30-34 7.286 8 35-39 6.848 9 40-44 6.123 10 45-49 4.944 11 50-54 3.690 12 55-59 2.733 13 >60 8.034 Jumlah 78.465
Sumber data: BPS Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan
Mojolaban yang berada di usia produktif yaitu pada usia 15-59 tahun adalah
47.756 jiwa atau 60,86 prosen dari keseluruhan jumlah penduduk. Warga miskin
di Kecamatan Mojolaban adalah sebesar 34.939 jiwa. Penyebab tingginya angka
kemiskinan tersebut antara lain: kurang meratanya kesempatan pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kesehatan maupun kesempatan kerja. Rendahnya pengembangan industri kecil
maupun industri menengah sebagai salah satu indikasi rendahnya kemandirian
serta daya saing ekonomi.
Sektor terbesar penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
di Kecamatan Mojolaban adalah sektor pertanian karena sebagian besar penduduk
Kecamatan Mojolaban berprofesi sebagai petani. Disusul sektor perdagangan,
hotel dan restoran kemudian sektor industri pengolahan. PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku Kecamatan Mojolaban pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.
6.422.111,79. Sedangkan PDRB per kapita Kecamatan Mojolaban atas dasar
harga konstan adalah sebesar Rp. 3.906.273,66. Laju pertumbuhan ekonomi
Kecamatan Mojolaban tahun 2007 adalah sebesar 7,92 %.
Perekonomian di Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana
antara lain 3 pasar umum, 1 pasar hewan, 91 toko, 203 kios atau warung. Selain
itu juga terdapat berbagai lembaga keuangan yang membantu perekonomian
masyarakat antara lain lain koperasi simpan pinjam 7 buah, koperasi unit desa 2
buah, koperasi kelompok tani 11 buah, koperasi serba usaha 11 buah, koperasi
pegawai 5 buah, koperasi karyawan 5 buah, koperasi wanita 2 buah, koperasi jasa
keuangan syariah 3 buah, koperasi lainnya 1 buah, BKK 1 buah, badan-badan
kredit 11 buah dan bank lainnya 36 buah.
Penduduk Kecamatan Mojolaban terutama sekitar lokasi KSP Mitra
Mandiri memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam. Sebagian besar dari
mereka bekerja sebagai pengrajin genteng sedangkan batu bata dibuat oleh
sebagian kecil masyarakat yang tinggal di sekitar Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri. Selain bekerja sebagai pembuat genteng dan batu bata masyarakat di
sekitar koperasi juga ada yang bekerja pada sektor perdagangan, peternakan,
pertanian dan jasa.
Mengingat pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia cukup pesat dan
tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi, maka semakin hari kesempatan
kerja semakin berkurang pula. Terlebih pada saat perekonomian nasional
mengalami keterpurukan, maka masalah kesempatan kerja benar-benar
merupakan problem nasional yang serius. Sebagai akibatnya terjadi pihak dimana-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mana dan akhirnya angka pengangguran semakin meningkat. Bahkan tenaga
terampil dan terdidik juga para sarjana tidak mempunyai pekerjaan.
Kehadiran Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri disambut baik oleh
pengusaha kecil dan menengah yang ada di sekitar lokasi koperasi terutama
mereka yang membutuhkan modal usaha dan terjerat rentenir. Dimana para
pengusaha kecil dan menengah enggan berhubungan dengan bunga pinjaman yang
tinggi. Letak KSP Mitra Mandiri yang dekat dengan pengrajin genteng dan batu
bata memudahkan untuk menjalin hubungan kerja sama dengan pelaku usaha.
Jenis usaha pengguna modal KSP Mitra Mandiri Mojolaban secara
umum dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5. Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri
No Jenis usaha Jumlah nasabah 1 Genteng 85 2 Batu bata 15 3 Toko kelontong 45 4 Mebel 12 5 Industri karak 10 6 Tani 154 7 Lain-lain 107 Jumlah 428 Berdasarkan tabel jenis usaha nasabah pengguna modal KSP Mitra
Mandiri di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar nasabah bekerja di sektor
pertanian sedangkan UKM genteng berada pada posisi ketiga.
2. Sistem Kerja KSP Mitra Mandiri Mojolaban
Kegiatan operasional Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ditujukan
untuk membantu para pengusaha kecil yang mengalami kesulitan modal usaha
yang dapat digunakan untuk usaha produktif, sehingga mampu meningkatkan
produktivitas usahanya. KSP Mitra Mandiri melakukan dua macam kegiatan
dalam kegiatan operasional usahanya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya. Seperti yang
diungkapkan oleh informan I berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
”Kami melaksanakan dua macam kegiatan dalam menjalankan kegiatan operasional. Pertama usaha menghimpun dana baik dari anggota, pendiri, pengurus maupun dari masyarakat umum. Dengan adanya dana tersebut kami dapat melakukan kegiatan kedua yaitu penyaluran dana. Dalam penyaluran dana ini kegiatan utama yang kami lakukan adalah pemberian pinjaman modal kepada anggota.”
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan II kepada penulis
sebagai berikut:
”Sebagai suatu usaha yang bergerak dibidang simpan pinjam, maka kegiatan utama kami adalah melakukan penghimpunan dana dari masyarakat atau dalam bentuk simpanan dan yang kedua adalah melakukan penyaluran dana yaitu dalam bentuk pinjaman.”
Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri, berdasarkan hasil
wawancara tersebut adalah penghimpunan dana dan penyaluran dana. Untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya, koperasi mengadakan strategi pembinaan
terhadap nasabah dalam membantu meningkatkan produktivitas usahanya.
Strategi pembinaan tersebut merupakan sistem yang berorientasi pada sistem
pengelolaan modal usaha. Oleh karenanya Koperasi Simpan Pinjam”Mitra
Mandiri” mempunyai sistem yang baik dalam strategi pengembangan terhadap
usaha kecil. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan I sebagai berikut:
”Dalam progam pemberian pinjaman kepada nasabah kami selanjutnya tidak melepasnya begitu saja. Kami harus mengetahui penggunaan modal itu. Apakah pinjaman modal yang sudah kami berikan itu digunakan untuk usaha yang benar-benar produktif atau tidak? Sehingga kami melakukan pembinaan terhadap nasabah tentang penggunaan modal yang telah kami berikan, selain itu kami juga melakukan pengecekan secara langsung terhadap usaha nasabah.”
Sistem pembinaan yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” terhadap nasabah dalam rangka peningkatan produktivitas usaha kecil
dan menengah genteng dan batu bata berdasarkan hasil wawancara tersebut terdiri
dari dua sistem yaitu:
a. Mengadakan pembinaan cara manajemen modal
b. Mengadakan pengecekan secara langsung terhadap usaha nasabah
Sistem pembinaan ini menunjukan adanya hubungan yang baik antara pihak
koperasi dengan nasabah. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dari nasabah
dalam meningkatkan usahanya karena adanya dorongan dari pihak koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu jika terjadi suatu permasalahan maka pihak nasabah bisa langsung
berkonsultasi pada pihak koperasi dalam memecahkan masalah atau kendala yang
dihadapi.
Sistem kerja dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Penghimpunan Dana
Merupakan usaha untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber, baik
dari anggota, calon nasabah, maupun dari pihak lain. Tujuan penghimpunan dana
ini adalah untuk memperbesar modal, memperbesar aset dan memperbesar operasi
penyaluran dana.
Jenis sumber dana Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri adalah dari:
1) Modal anggota pendiri
Merupakan dana abadi sebagai saham investasi dari pendiri yang
mendapat SHU setiap tahun, antara lain meliputi:
a. Simpanan pokok
- Simpanan pokok dibayarkan satu kali, yaitu pada saat mendaftar sebagai
anggota
- Simpanan pokok tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota
koperasi.
b. Simpanan wajib
- Simpanan wajib dibayarkan oleh semua anggota secara teratur yaitu
setiap mingguan atau bulanan.
- Besarnya simpanan ditentukan atas dasar kesepakatan para anggota
- Simpanan wajib tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota.
2) Simpanan nasabah
Simpanan nasabah diperlakukan sebagai investasi yang selanjutnya
disalurkan untuk aktivitas pemberian bantuan modal dan keuntungan dari
aktivitas tersebut diberikan kepada nasabah.
3) Pinjaman dari pihak ketiga
Pinjaman yang dilakukan oleh koperasi dalam rangka pengadaan sarana
kantor dan kendaraan atau menangani proyek tertentu juga dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melimpahnya permohonan perluasan usaha atau penambahan modal usaha
anggota dan nasabah, misalnya kerja sama atau pinjaman kepada anggota
koperasi sendiri, koperasi lain atau anggotanya, yayasan besar, pengusaha
besar,dll.
4) Modal cadangan
Modal cadangan adalah pemupukan modal yang diambilkan dari
sebagian kecil perolehan hasil usaha setiap bulan dan setiap tahun sebagai
dana khusus untuk mengatasi resiko kerugian dan meningkatkan usaha.
b. Penyaluran Dana
Dana yang dihimpun oleh koperasi disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau kredit usaha yang ditujukan untuk tambahan modal bagi
masyarakat yang mempunyai usaha produktif. Keberadaan jasa pinjaman yang
diberiakn kepada masyarakat dan anggota tentunya sangat dibutuhkan untuk
membantu menumbuhkan usaha masyarakat di sektor ekonomi diberbagai
golongan.
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memberikan kemudahan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam memberikan pinjaman kepada
masyarakat. Pinjaman hanya diberikan kepada anggota Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri”. Bagi peminjam yang bukan anggota koperasi
diwajibkan atau diharuskan terlebih dahulu untuk menjadi anggota koperasi
dengan memenuhi atau membayar terlebih dahulu simpanan pokok yang telah
ditentukan oleh pengurus koperasi sesuai keputusan RAT.
Prosedur dalam mencairkan pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam ”
Mitra Mandiri” adalah sebagai berikut:
1) Nasabah yang akan mengajukan pinjaman atau kredit dari Koperasi
Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” sebagai langkah awal mengajukan Surat
Permohonan Pinjaman yang mana blanko atau formulirnya telah
disediakan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”.
2) Nasabah menyertakan foto copy KTP (suami atau istri) dan Kartu
Keluarga (KK) serta/atau SIM yang masih berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” melayani pinjaman mulai dari
Rp. 500.000,00 (Lima ratus ribu rupiah) hingga Rp. 5.000.000,00 (Lima
juta rupiah)
4) Peminjam menyerahkan agunan atau jaminan kepada pengelola Koperasi
Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”, yaitu surat-surat berharga seperti BPKB
Kendaraan Bermotor, Sertifikat Tanah, dll.
5) Setiap peminjam yang akan meminjam uang terlebih dahulu harus menjadi
anggota dengan membayar simpanan pokok Rp. 100.000,00 (Seratus ribu
rupiah).
6) Setiap peminjam diwajibkan menyerahkan simpanan berwujud uang tunai
sesuai aturan yang berlaku di Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”
7) Peminjam dikenakan biaya administrasi (materai dan biaya administrasi
lainnya) sesuai dengan ketentuan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra
Mandiri”.
Syarat penerima pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam “Mitra
Mandiri”:
1) Terdaftar sebagai anggota atau calon anggota Koperasi Simpan Pinjam
“Mitra Mandiri”
2) Mempunyai aktivitas produktif atau mempunyai usaha
3) Tidak mempunyai tunggakan pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam atau
badan usaha lainnya.
4) Mampu untuk membayar kembali dan melunasi pinjamannya.
5) Mengajukan pinjaman kepada Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”,
dengan melampirkan:
• Foto copy KTP suami dan istri
• Foto copy kartu keluarga (KK)
• Menyerahkan agunan yang berupa surat-surat berharga seperti BPKB
kendaraan bermotor atau sertifikat.
6) Mendapatkan persetujuan dari manager atau pengurus
7) Sanggup mentaati semua peraturan Koperasi Simpan Pinjam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengembalikan pinjaman merupakan kewajiban bagi nasabah yang
meminjam uang di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Adapun
ketentuan pengembalian pinjaman adalah sebagai berikut:
1) Angsuran pinjaman dilakukan setiap satu bulan sekali sampai dengan
lunas berdasarkan permohonan dan sesuai dengan jadwal waktu pinjaman.
2) Setiap angsuran diharuskan mengangsur pokok dan bunga atau
berdasarkan perjanjian yaitu pinjaman dengan jangka waktu musiman
yaitu bunga dibayarkan setiap bulan dan pada saat pembayaran bunga
yang ke-4 disertai dengan pelunasan pinjaman.
3) Setiap angsuran bila ada keterlambatan dikenakan sanksi denda 1% dari
bunga pinjaman yang diterima.
4) Tiga bulan setelah jatuh tempo, apabila pinjaman tidak dilunasi maka
pengelola Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berhak menjual
barang jaminan yang diagunkan. Apabila ada sisa lebih dapat
dikembalikan pada peminjam.
5) Peminjam membuat surat kuasa menjual barang jaminan bersamaan
dengan permohonan yang diajukan.
Selain melayani jasa pinjaman Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” juga melayani jasa simpanan atau tabungan. Adapun persyaratan
tabungan adalah sebagai berikut:
a. Tabungan diperuntukkan untuk masyarakat umum maupun lembaga.
b. Setoran pertama minimal Rp. 5.000,00 selanjutnya minimal Rp. 10.000,00
c. Pengambilan dilakukan setiap hari pada jam kerja dengan sisa saldo
pengambilan minimal Rp. 10.000,00
d. Besarnya suku bunga ditetapkan 12% pertahun. Setiap terjadi perubahan
suku bunga akan dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepad
penabung.
e. Hasil bunga akan ditambahkan ke masing-masing rekening tabungan
setiap akhir bulan.
f. Bunga dihitung pada saldo minimal dalam bulan yang bersangkutan atau
bulan berjalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g. Rekening pasif yang bersaldo Rp. 10.000,00 kebawah apabila tidak
dimutasi selama tiga bulan berturut-turut dikenakan biaya administrasi
Rp 3.000,00 perbulan dan koperasi secara sepihak dapat menutup rekening
tersebut.
h. Penutupan rekening dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 5.000,00
i. Bila terdapat perbedaan saldo antara buku tabungan dengan catatan
pembukuan koperasi maka yang dianggap sah adalah saldo yang tercatat
pada buku koperasi.
j. Koperasi tidak bertanggung jawab atas kerugian akibat dipergunakannya
orang lain yang tidak bertanggung jawab.
k. Tabungan dapat dipergunakan sebagai jaminan kredit.
l. Apabila buku tabungan hilang, segera melapor kepada Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri”
3. Peranan KSP Mitra Mandiri dalam Meningkatkan Produk tivitas Usaha
Kecil dan Menengah Genteng dan Batu bata
Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang
kegiatan pada umumnya adalah memberikan pelayanan kepada anggota serta
masyarakat berupa jasa simpanan dan jasa pinjaman dalam rangka membantu
meningkatkan usaha masyarakat. Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi
simpan pinjam memainkan peranan penting yang sangat penting bagi terwujudnya
sistem perekonomian yang menjamin penyertaan hasil-hasil pembangunan, yaitu
sebagai wadah bagi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi
terbatas untuk membantu memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi
mereka.
Koperasi simpan pinjam adalah lembaga koperasi yang berperan sebagai
lembaga keuangan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perkoperasian,
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berlandaskan suasana kehidupan yang
demokrasi dimana kekuasaan tertinggi di dalam Rapat Anggota. Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
masyarakat di Kecamatan Mojolaban dan kecamatan-kecamatan lainnya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wilayah teretorial Kabupaten Sukoharjo terhadap pemberdayaan masyarakat yang
memiliki usaha di sektor perekonomian yang ada di wilayah tersebut.
Salah satu lembaga alternatif pemberdayaan masyarakat, koperasi
tumbuh dan berkembang dengan pesat. Kondisi semacam ini merupakan iklim
yang kondusif dan perlu didukung oleh masyarakat agar mampu meningkatkan
peran dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan
batu bata, maka Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki beberapa
peranan. Mengenai hal ini diungkapkan oleh informan I yaitu sebagai berikut:
”Dalam hal peran, koperasi menyediakan bantuan modal yang ditujukan kepada masyarakat yang konsekuen dalam hal kerjanya yang dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. Selain itu adanya koperasi ini dapat memerangi kegiatan para rentenir yang semakin banyak dikalangan masyarakat. Karena terus terang saja mbak..disini masih ada masyarakat yang berhubungan dengan rentenir atau yang biasa disebut orang-orang dengan bank plecit. Fungsi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yang lain yaitu sesuai dengan visinya yang ingin mensejahterakan anggotanya yang mempunyai usaha yang produktif baik disektor industri seperti UKM genteng dan batu bata yang akan mbak teliti juga di sektor perdagangan seperti toko kelontong, sektor pertanian, dll. Sedangkan misi dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yaitu memberikan pinjaman dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.”
Informan II juga mengungkapkan hal yang serupa dalam wawancaranya
dengan penulis sebagai berikut:
”Kami membantu masyarakat dalam hal pemberian pinjaman modal yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk membantu menjalankan dan meningkatkan usahanya. Selain itu dengan adanya koperasi ini kami juga berharap dapat membantu masyarakat agar terhindar dari bank plecit dan kami juga berharap dengan adanya koperasi ini kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.”
Kesimpulan dari hasil wawancara tersebut bahwa Koperasi Simpan
Pinjam “Mitra Mandiri” mempunyai peranan sebagai berikut:
a. Pemberian modal kepada pemohon yang dianggap produktif dan
konsekuen dalam menjalankan usahanya.
b. Meminimalisasi gerak rentenir
c. Mensejahterakan anggotanya dengan memberikan pinjaman modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sesuai dengan peran tersebut di atas, maka keberadaan Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” mempunyai manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya
yang menjadi nasabah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan III sebagai
berikut:
”Adanya koperasi di sini saya bisa meminjam sejumlah uang yang bisa saya gunakan untuk membeli tanah liat yang bisa saya gunakan untuk membuat batu bata, mbak...karena dulu saya tidak punya uang untuk membeli tanah liat untuk membuat batu bata. Karena saya sudah lumayan lama menjadi nasabah di sini jadi manfaatnya sudah bisa saya rasakan mbak dulu waktu saya belum pinjam uang di sini saya hanya bisa membeli tanah liat sedikit mbak hasilnya hanya bisa untuk biaya sekolah dan makan, untuk membeli bahan baku lagi sudah gak ada uang. Dengan saya pinjam uang di sini saya bisa menambah pembelian bahan baku saya mbak, selain itu hasil produksi batu bata saya juga bertambah mbak. ”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan IV, yang mengungkapkan
sebagai berikut:
”Uang yang saya pinjam dari koperasi ini saya gunakan untuk menambah tenaga yang membuat batu bata di tempat saya mbak, selain itu juga saya gunakan untuk memperbaiki gubuk (tempat untuk menyimpan batu bata) saya yang rusak mbak, maklum mbak karena tenaganya saya tambah jadi batu batanya juga bertambah.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan V sebagai berikut:
”Saya membuat genteng udah lama mbak, tapi dulu saya kehabisan modal untuk membeli bahan bakunya mbak, kemudian saya pinjam uang ke koperasi ini sehingga saya bisa membuat genteng lagi mbak walaupun tidak seperti dulu mbak, sedikit-sedikit mbak yang penting ajeg mabak. ”
Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memberikan
manfaat kepada para pengrajin genteng dan batu bata yang menjadi nasabah
koperasi. Seperti yang diungkapkan oleh informan VI sebagai berikut:
”Saya benar-benar merasa tertolong mbak dengan adanya Koperasi Mitra Mandiri ini, dulu saya bingung mbak harus bagaimana, waktu itu saya mempunyai genteng mateng (sudah dibakar) mbak tapi harganya anjlok sedangkan saya harus mbayar anak sekolah bahan baku sudah habis belum lagi untuk keperluan lain. Untungnya saya berinisiatif untuk meminjam uang di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” jadi saya tidak kebingungan mbak, uang sekolah anak saya bisa terbayar, saya juga tetap bisa membuat genteng karena saya tidak punya pekerjaan lain selain ini mbak”
Juga seperti yang diungkapkan oleh informan VII, yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
”Saya dulu meminjam uang di Koperasi ini karena bingung harus bagaimana mbak, anak saya yang nomor satu mau wisuda terus yang kedua minta uang semesteran ya sudah mbak uang yang seharusnya buat beli kayu untuk bakar genteng dan untuk bayar upah tenaga saya kasihkan mbak. Kemudian saya diberi tahu oleh tetangga saya mbak untuk pinjam uang saja di koperasi ini dari pada bingung. Dan Alhamdulillah mbak usaha saya masih berjalan sampai saat ini.”
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Informan VIII, yaitu sebagai
berikut: ”Setelah saya kena PHK dari tempat saya kerja dulu mbak saya bingung
mbak mau nyari kerja dimana apalagi waktu itu anak saya mau masuk SMP. Kemudian saudara saya menyarankan untuk membuat genteng tapi saya gak punya uang untuk membeli bahan bakunya mbak. Saya tanya saja pada tetangga yang sudah menjadi nasabah di koperasi ini katanya syaratnya mudah gak rumit. Akhirnya saya pinjam uang mbak di koperasi ini, syukur Alhamdulillah mbak saya masih tetap bisa membuat genteng sampai saat ini dan hasilnya pun lumayan.”
Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berdasarkan hasil
dari beberapa wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Koperasi
Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai manfaat bagi masyarakat sekitar
pada umumnya dan bagi nasabah pada khususnya. Manfaat tersebut adalah
sebagai sumber pendanaan dan penyedia modal bagi anggotanya juga
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Kredit dari KSP ”Mitra Mandiri” terbukti memberikan manfaat bagi para
pengrajin genteng dan batu bata dalam meningkatkan produktivitas usahanya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan X kepada penulis, berikut ini:
”Alhamdulillah mbak sejak saya mengambil kredit dari koperasi ini usaha saya mengalami peningkatan, dilihat dari genteng yang saya buat semakin banyak karena bahan baku yang saya miliki juga bertambah bila dibandingkan dulu, ya syukur mbak pendapatan saya pun juga bertambah.”
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan XI nasabah dari KSP
”Mitra Mandiri yang berprofesi sebagai pengrajin genteng kepada penulis, sebagi
berikut:
”Koperasi ini membantu saya mbak, saya bisa pinjam uang disini untuk menambah modal saya dalam membuat genteng. Uang dari sini ini saya gunakan untuk membeli tanah untuk membuat genteng juga untuk menambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jumlah tenaga saya, mbak. Hasilnya pun tidak gelo mbak, genteng yang dihasilkan pun meningkat daripada sebelumnya, mbak.”
Informan XII merupakan nasabah dari KSP ”Mitra Mandiri” yang
berprofesi sebagai pengrajin batu bata juga mengungkapkan hal yang senada.
Beliau mengaku bahwa setelah mendapat pinjaman modal dari Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” hasil produksi batu bata yang dia buat mengalami
peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya. Seperti yang diungkapkan dalam
wawancaranya dengan penulis berikut ini: ”Syukur Alhamdulillah mbak, bata
yang saya buat bisa bertambah banyak setelah pinjam uang di koperasi ini, saya
bisa membeli tanah yang lebih banyak bila dibandingkan dulu.”
Besarnya pengeluaran yang digunakan oleh pengusaha kecil dan
menengah untuk biaya pembelian bahan baku dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 6. Biaya Produksi Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu Bata
No Nama nasabah
Sebelum kredit dari koperasi
(Rp)
Setelah kredit dari koperasi
(Rp)
Prosentase kenaikan (%)
1 Widodo 1.220.000 1.750.000 34 2 Suminem 1.580.000 2.440.000 54 3 Suwarno 1.560.000 2.000.000 28 4 Sarjono 2.190.000 2.205.000 32 5 Painem 1.650.000 1.910.000 16 6 Suparmin 1.260.000 1.810.000 44 7 Suparno 1.385.000 1.765.000 27 8 Mugiyem 1.190.000 1.450.000 22 9 Suwarti 1.280.000 2.150.000 68 10 Surahmat 1.220.000 1.620.000 33 Jumlah 14.535.000 19.100.000 367 Rata-rata 1.453.500 1.910.000 36,7
Sumber: hasil wawancara yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa modal yang digunakan
untuk biaya produksi pembuatan genteng dan batu bata mengalami peningkatan
setelah mendapat kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Hal ini
dapat dilihat dari prosentase rata-rata kenaikan pengeluaran untuk produksi
sebesar 36,7 % dengan prosentase kenaikan tertinggi sebesar 68 % dan prosentase
terendah sebesar 16 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pinjaman modal yang diperoleh para pengrajin genteng dan batu bata
dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti dapat membantu
meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata. Hal
ini dapat diketahui dari pengakuan para pengrajin yang mendapatkan kredit dari
koperasi bahwa setelah mereka mendapatkan kredit dari KSP ”Mitra Mandiri”
hasil produksi mereka mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum
mereka mendapatkan kredit dari koperasi. Umumnya para nasabah di Koperasi
Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memanfaatkan uang pinjaman yang mereka dapat
untuk biaya pembelian bahan baku, selain itu uang tersebut juga digunakan untuk
upah tenaga kerja.
Perubahan hasil produksi usaha kecil dan menengah genteng dan batu
bata setelah mendapat pinjaman modal dari Koperasi Simpan Pinjam “Mitra
Mandiri” dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Produksi Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu Bata
No. Nama Nasabah
Hasil produksi sebelum kredit dari
koperasi (buah)
Hasil produksi sesudah kredit dari
koperasi (buah)
Prosentase peningkatan
hasil produksi
(%) 1 Widodo 8. 000 10. 000 20 2 Suminem 12. 000 15. 000 25 3 Suwarno 6. 000 7. 500 25 4 Sarjono 9. 000 10. 500 17 5 Painem 8. 000 9. 500 18 6 Suparmin 7. 500 9. 000 20 7 Suparno 6. 500 8. 000 23 8 Mugiyem 5. 500 7. 500 36 9 Suwarti 10. 000 13. 000 30 10 Surahmat 7. 000 9. 000 28 Jumlah 79. 500 99. 000 242 Rata-rata 7. 950 9. 900 24,2
Sumber: hasil wawancara yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
produksi pengusaha kecil dan menengah genteng dan batu bata mengalami
peningkatan setelah mendapatkan pinjaman modal dari Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri”. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata prosentase peningkatan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
produksi sebesar 24,2% dengan peningkatan prosentase hasil produksi terendah
sebesar 17% dan peningkatan prosentase hasil produksi tertinggi sebesar 36%.
Dengan adanya kenaikan hasil produksi genteng dan batu bata maka penghasilan
yang diperoleh para pengrajin genteng dan batu bata juga akan mengalami
peningkatan, sehingga tingkat kesejahteraan merekapun juga akan mengalami
peningkatan. Peningkatan pendapatan usaha kecil dan menengah dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 8. Peningkatan Pendapatan UKM Genteng dan Batu Bata
No Nama Nasabah
Pendapatan sebelum kredit
(Rp)
Pendapatan sesudah kredit
(Rp)
Prosentase kenaikan
pendapatan (%)
1 Widodo 2.160.000 2.700.000 25 2 Suminem 3.180.000 3.975.000 25 3 Suwarno 2.850.000 3.562.500 25 4 Sarjono 4.320.000 5.040.000 17 5 Painem 3.880.000 4.607.500 19 6 Suparmin 3.562.500 4.275.000 20 7 Suparno 3.120.000 3.840.000 23 8 Mugiyem 2.667.500 3.637.500 36 9 Suwarti 2.600.000 3.380.000 30 10 Surahmat 3.360.000 4.320.000 29
Jumlah 31.700.000 39.337.500 250 Rata-rata 3.170.000 3.933.750 25 Sumber: hasil wawancara yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan
dari pengrajin genteng dan batu bata mengalami peningkatan setelah mendapat
pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”, dengan kenaikan
pendapatan rata-rata sebesar 25% dan prosentase peningkatan pendapatan
terendah sebesar 17% sedangkan prosentase peningkatan tertinggi adalah sebesar
36%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Kendala yang Dihadapi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”
dalam Membantu Meningkatkan Produktivitas Usaha Kecil dan
Menengah Genteng dan Batu Bata
Suatu peran akan menghadapi permasalahan yang akan menghambat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Demikian juga peran Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam membantu meningkatkan produktivitas usaha kecil
dan menengah genteng dan batu bata. Hambatan atau kendala yang dihadapi
berasal dari anggota atau nasabah dan dari pihak koperasi sendiri. Kendala yang
berasal dari nasabah yaitu perolehan penghasilan tidak menentu waktunya
sehingga tidak bisa memenuhi tanggung jawab untuk melakukan penyetoran tepat
pada waktu yang telah disepakati. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan
IV, yaitu sebagai berikut:
”Sebagai pembuat batu bata, penghasilan yang saya peroleh itu tidak tepat waktu mbak, kadang sudah mendekati waktu untuk mengangsur atau melunasi pinjaman saya belum bisa bakar karena berambut yang sulit didapat akhir-akhir ini. Selain itu juga ada mbak pembeli yang uangnya tidak langsung dibayar harus nagih/ minta ke rumahnya, kadang sudah ditagih juga tidak kasih alasannya belum ada. Jadi kadang kesulitan untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu mbak.”
Informasi yang serupa juga didapat dari informan I dalam wawancaranya
dengan penulis, yaitu sebagai berikut:
”Faktor kendala kalau dari nasabah itu dalam waktu yang telah ditentukan tidak bisa membiayai pinjaman atau mengembalikan pinjaman, maka kita harus menagihnya. Pertama kita ingatkan dulu, bahwa kewajibanya harus dapat dipenuhi kalau memang sudah waktunya mengembalikan dan jadwal yang sudah ditentukan tidak bisa mengembalikan ya barang jaminannya harus dijual sesuai dengan pernyataan-pernyataan dari nasabah.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan IX yang merupakan
pegawai dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam wawancaranya
dengan penulis, sebagai berikut:
”Kendala yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” ini pada umumnya sama dengan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya yaitu jika kita mengalami kredit macet atau kurang lancarnya nasabah dalam melakukan pengembalian pinjaman. Makanya kita membutuhkan keuletan untuk menangani kekuranglancaran pengembalian pinjaman tadi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Informan X yang merupakan nasabah Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri yang berprofesi sebagai pengrajin genteng mengungkapkan hal yang
berbeda. Beliau mengaku bahwa tidak kendala dalam mengangsur atau
mengembalikan pinjaman dari koperasi. Seperti yang diungkapkan dalam
wawancaranya dengan penulis berikut ini: ”Saya tidak mengalami kesulitan dalam
mengembalikan pinjaman dari koperasi, bisa dikatakan saya tidak terlambat dalam
mengembalikannya”
Pihak koperasi juga mengakui jika ada nasabah yang terlambat
membayar pinjaman akan menimbulkan kerepotan bagi koperasi. Seperti yang
diungkapkan oleh informan I berikut ini:
”Jika ada nasabah yang terlambat bayar kita juga yang repot mbak.. kita harus mendatangi rumah nasabah satu persatu untuk menarik angsuran atau mengingatkan bahwa pinjamannya telah jatuh tempo. Kadang kita sudah datang untuk nagih tapi tidak ada hasil, mereka semoyo nanti mau datang sendiri ke kantor untuk menyelesaikan pinjamannya, tapi sudah kita tunggu juga tidak datang mbak.. tapi untuk nasabah yang konsisten atau bertanggungjawab kami baru datang mengingkatkan bahwa pinjamannya sudah jatuh tempo, mereka ya keesokan harinya langsung datang ke kantor untuk menyelesaikannya. ”
Keterlambatan nasabah dalam mengembalikan pinjaman merupakan
kendala bagi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam membantu
meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata.
Dengan adanya kredit macet atau kekuranglancaran nasabah dalam
mengembalikan pinjaman ke koperasi, maka Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” akan mengalami kesulitan yaitu jumlah kas di koperasi bisa berkurang.
Disebabkan oleh banyaknya uang yang beredar di masyarakat sementara
pengembaliannya tidak rutin.
Usaha yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” untuk
mengurangi kerugian akibat kekuranglancaran nasabah dalam mengembalikan
pinjaman adalah berusaha selektif dalam memberikan kredit kepada nasabah,
jangan sampai kecolongan dengan memberi pinjaman kepada nasabah yang tidak
lancar dalam mengembalikan angsuran. Tidak semua nasabah yang mengajukan
kredit disetujui, tetapi harus selektif, misalnya dengan mengadakan survey
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lapangan atau kunjungan ke rumah untuk mengetahui keadaan nasabah. Kondisi
nasabah tersebut antara lain lancar atau tidak usaha yang dijalankan nasabah,
berapa penghasilan yang diterima oleh nasabah serta berapa jumlah kredit yang
diperlukan.
Penagihan terhadap nasabah harus dilakukan dengan penuh kesabaran
dan keuletan. Datang ke nasabah tidak hanya satu atau dua kali saja tetapi kadang
berkali-kali karena banyak alasan yang diberikan oleh nasabah sehingga hasilnya
nol atau tidak mendapatkan hasil sama sekali. Apabila nasabah ternyata belum
bisa mengembalikan pinjaman maka diadakan musyawarah untuk mencari jalan
keluar dari permasalahan tersebut. Nasabah akan diberikan kelonggaran waktu
sampai beberapa bulan. Tetapi apabila waktu yang ditentukan nasabah benar-
benar tidak bisa mengembalikan uang pinjaman, maka langkah terakhir adalah
menjual agunan atau jaminan yang diberikan ke Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” sesuai dengan peraturan dan pernyataan-pernyataan dari nasabah.
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” juga memiliki faktor
pendukung dalam menjalankan usahanya. Seperti yang diungkapkan oleh
informan I berikut ini:
”Dengan adanya modal yang cukup kita dapat menjalankan usaha dengan lancar sehingga permintaan nasabah dapat terpenuhi dengan cepat. Modal KSP sendiri berasal dari anggota yang berupa simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela juga modal dari luar seperti pinjaman yang dilakukan koperasi dengan pihak luar”.
Selain faktor permodalan management yang baik juga merupakan faktor
pendukung bagi koperasi dalam menjalankan usahanya. Seperti yang diungkapkan
oleh informan VIII dalam wawancaranya dengan penulis berikut ini:
”Administrasi sekecil apapun harus kita catat jangan sampai ada yang ketinggalan, selain itu waktu yang efisien, pada waktu masuk kerja ya harus ditepati. Yang selanjutnya adalah Sumber Daya Manusia yang baik, trampil, tertib dan mampu mengerjakan segala bidang, misalnya komputerisasi dan internet. Selain itu karyawan di sini harus disiplin, waktunya masuk kerja harus tepat waktu.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Faktor pendukung lainnya adalah adanya bunga yang rendah juga proses
yang mudah. Seperti yang diungkapkan oleh informan XI yang berprofesi sebagai
pembuat genteng berikut ini:
”Saya meminjam uang disini dikarenakan prosesnya itu lho mbak mudah juga bunganya yang tidak begitu tinggi. Jadi saya tidak begitu kesulitan untuk mengembalikan pinjaman mbak”.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan XII dalam
wawancaranya dengan penulis, yaitu sebagai berikut:
”Alasan saya dalam mengambil pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” antara lain karena prosesnya yang cepat dan mudah, bunga yang dibebankan atas pinjaman saya juga ringan dan apabila terjadi permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan”.
Dengan adanya bunga yang rendah dan pelayanan yang cepat serta proses yang
mudah membuat Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berani bersaing
dengan lembaga keuangan lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I
dalam wawancaranya dengan penulis, yaitu sebagai berikut:
”Kita mengupayakan pelayanan yang cepat dalam arti kita menyalurkan kredit secepat mungkin agar nasabah tidak lari ke lembaga keuangan lain. Sesuai dengan perjanjian kita tepat waktu, cepat kita juga harus disiplin, disamping itu dengan pemberian bunga yang ringan, juga proses yang cepat dan tidak berbelit-belit saya kira tidak akan membuat nasabah untuk lari ke lembaga keuangan lainnya”.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa wawancara tersebut di atas
bahwa banyak nasabah yang datang dan memilih Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” dengan alasan adanya bunga yang rendah dari koperasi serta proses yang
cepat dan persyaratannya yang mudah. Selain itu letak Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” yang strategis dan mudah untuk dijangkau dengan alat
transportasi umum, juga berada dekat dengan daerah penghasil genteng juga batu
bata menjadi faktor penarik tersendiri bagi nasabah.
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mengupayakan adanya
pelayanan yang cepat dalam menyalurkan kredit terhadap nasabah , pemberian
bunga yang rendah serta proses yang tidak berbelit-belit dalam rangka
memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah. Agar menjadi faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pendukung bagi nasabah untuk tetap mengambil kredit dan menyimpan uangnya
di koperasi dan tidak lari ke lembaga keuangan lain.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang peranan Koperasi
Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban dalam meningkatkan produktivitas
usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata, penulis memperoleh temuan
bahwa peran koperasi sudah dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar koperasi
khususnya para pengrajin genteng dan batu bata. Dengan adanya layanan dari
koperasi yang mudah dan cepat, maka dapat membantu meningkatkan usaha para
pengusaha kecil terutama usaha genteng dan batu bata. Pengusaha kecil dapat
memperoleh pinjaman modal untuk meningkatkan produktivitas usahanya.
Namun dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, koperasi seringkali
mengalami hambatan sehingga selalu berusaha untuk mengatasinya. Data yang
diperoleh di lapangan berdasarkan dari tujuan penelitian tersebut akan dikaitkan
dengan kajian teori dan lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri”
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang monodualis yaitu
sebagai makhluk pribadi atau juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial manusia tidak akan pernah teerlepas dari kebutuhan. Dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan senantiasa untuk berusaha dan
bekerja agar kebutuhannya dapat terpenuhi dan dapat mencapai kemakmuran.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki makna bahwa manusia terdiri
dari individu-individu yang tidak dapat berdiri sendiri dan senantiasa bergantung
serta membutuhkan pertolongan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari setiap
individu akan selalu berinteraksi dengan individu lainnya. Hubungan tersebut
secara naluriah, perasaan, dan kebiasaan akan mendorong setiap individu untuk
melakukan suatu kerjasama yang dapat menghasilkan suatu manfaat. Sedangkan
manusia sebagai makhluk ekonomi adalah makhluk yang dengan akal pikirannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak hanya berfungsi menghabiskan alat pemuas kebutuhan saja melainkan juga
secara jasmani dapat mengubah bentuk dan menambah jumlah serta nilai guna
suatu barang sehingga dapat lebih bermanfaat bagi kehidupannya.
Kesimpulan dari teori diatas bahwa masyarakat di sekitar Koperasi
Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban melakukan berbagai macam usaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan bekerja mengubah bahan
mentah menjadi barang jadi atau melakukan usaha yang produktif. Sehingga dapat
mendatangkan manfaat bagi kehidupannya yaitu dalam hal pemenuhan kebutuhan.
Dalam menjalankan usahanya tersebut mereka melakukan kerjasama dengan
pihak luar terutama dengan lembaga keuangan atau koperasi sebagai penyedia
modal, sehingga mereka mampu meningkatkan produktivitas usahanya dan
akhirnya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”
Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang
bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-
aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka
miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis (Ibnu Soedjono, 2000).
Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah menghimpun dana dan memberikan pembiayaan atau pinjaman modal
kepada masyarakat yang memiliki usaha-usaha yang produktif dan
menguntungkan.
Analisis tentang pelaksanaan sistem kerja dari Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan adalah:
Program dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yang
memberikan manfaat serta kepuasaan terhadap nasabah dan juga penanggulangan
terhadap adanya rentenir darat. Sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi
dengan baik yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki dasar dalam
menjalankan segala aktivitasnya, karena lembaga ini dibentuk sebagai lembaga
keuangan yang bertujuan membentuk perekonomian yang memihak pada rakyat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan berusaha untuk menciptakan kesejahteraan bagi anggotanya. Sistem
operasional Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” meliputi penghimpunan
dana (simpanan) yang dikelola sesuai dengan transaksi yang telah ditentukan
menurut Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi. Simpanan atau tabungan
tersebut ada batasan-batasan tertentu dalam penyetoran dan pengambilan pada
waktu yang telah ditentukan, serta terdapat jumlah bunga yang telah ditentukan.
Sistem operasional yang kedua yaitu penyaluran dana yang dilakukan
dengan beberapa prosedur yang berupa formulir permohonan kredit, fotocopy
KTP, fotocopy KK dan surat-surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit.
Program kerja Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” telah terealisasi dengan
baik dari sejak berdiri sampai sekarang.
3. Peranan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dala m meningkatkan
produktivitas usaha kecil genteng dan batu bata
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan
kepada anggota atau masyarakat dalam memperoleh kredit atau pinjaman dengan
syarat yang mudah dan bunga yang ringan. Adapun tujuan koperasi simpan
pinjam adalah membantu keperluan kredit bagi para anggota atau masyarakat
yang membutuhkan tentunya dengan syarat yang mudah dan proses yang cepat.
Selain itu koperasi simpan pinjam juga memberikan jasa simpanan dengan tujuan
agar mendidik anggota supaya giat menyimpan uangnya secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri serta mendidik anggotanya untuk hidup hemat.
Koperasi simpan pinjam memberikan pelayanan kepada anggota dan
masyarakat dengan memberikan jasa simpanan dan jasa pinjaman. Jasa pinjaman
tersebut ditujukan kepada masyarakat yang mempunyai usaha yang dianggap
produktif, sehingga dengan adanya pemberian pinjaman modal dapat membantu
meningkatkan produkitvitas usahanya. Dengan adanya jasa simpanan dan jasa
pinjaman yang diberikan koperasi simpan pinjam khususnya Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” dapat digunakan bagi anggota serta masyarakat sebagai
tambahan atau perkuatan modal untuk meningkatkan usahanya dibidang ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berkembang dan meningkatnya produktivitas usaha dari anggota dan
masyarakat, maka akan meningkatkan pendapatan mereka yang dapat digunakan
untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga kesejahteraan dapat
tercapai. Meningkatnya kesejahteraan hidup anggota dan masyarakat
menunjukkan bahwa peranan koperasi simpan pinjam sukses dan berhasil, sesuai
dengan tujuan koperasi semula yaitu seperti yang tercantum dalam Undang-
Undang No.12 tahun 1995 tentang Perkoperasian, yaitu: ”Memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membantu tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945”.
4. Faktor Kendala KSP dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan
menengah genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban
Faktor kendala bagi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam
meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata
adalah keterlambatan nasabah dalam pengembalian kredit atau pinjaman. Hal ini
dapat mengakibatkan kerugian bagi koperasi karena kas yang ada di koperasi
berkurang.
Faktor pendukung Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terhadap
peningkatan produktivitas usaha kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban
terutama usaha genteng dan batu bata adalah faktor permodalan. Faktor
permodalan yaitu terpenuhinya sumber modal yang digunakan Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam rangka melakukan kegiatan usahanya berupa jasa
pinjaman kepada anggota dan masyarakat yang membutuhkan. Selain faktor
permodalan faktor pendukung lainnya adalah management yang baik. Dengan
management yang baik akan memperkecil kesalahan sehingga dapat mengurangi
tingkat kerugian yang ada di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Bunga
yang rendah dan proses yang mudah juga merupakan pendukung dalam melayani
nasabah. Adanya bunga yang rendah dari koperasi serta pelayanan yang baik dan
juga proses yang mudah menjadi daya tarik tersendiri dan mendorong masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk meminjam uang dan menabung di koperasi khusunya Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri”.
Faktor pendukung dan faktor kendala bagi koperasi simpan pinjam
terhadap peningkatan produktivitas usaha kecil dan menengah ini akan saling
berkaitan antara satu dengan yang lain, dalam rangka mencapai tujuan kegiatan
usaha koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota serta masyarakat
yang membutuhkan dana sebagai tambahan modal untuk menumbuhkan usaha
anggotanya yang merupakan tujuan bagi koperasi simpan pinjam khususnya
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat dan berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Perkembangan usaha kecil dan menengah
seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala
internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan
lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk
modal kerja.
Sebuah usaha kecil dan menengah membutuhkan strategi pengolahan
keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM tersebut dapat
berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas usahanya. Salah
satu organisasi atau badan usaha yang mampu untuk mengatasi keadaan tersebut
adalah koperasi. Koperasi merupakan wahana yang membangun dan
mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki anggotanya pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya
serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Koperasi Simpan
Pinjam “Mitra Mandiri” memberikan bantuan modal kepada para pengusaha kecil
dan menengah di wilayah Kecamatan Mojolaban. Dengan adanya pinjaman modal
ini diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah dapat terus menjalankan
usahanya serta meningkatkan produktivitas usahanya sehinggga kesejahteraan
hidup dapat tercapai. Dari peranan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”
dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu
bata dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penduduk di Kecamatan Mojolaban sebagian besar berada pada usia
produktif. Perekonomian di Kecamatan Mojolaban sebagian besar didukung
oleh sektor pertanian, karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
petani. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” memiliki jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana
sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai pengrajin genteng
tetapi tidak semua masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” berprofesi sebagai pengrajin genteng ada juga yang
berprofesi sebagai pengrajin batu bata walaupun hanya sebagian kecil
masyarakat, selain itu mereka juga bekerja di sektor pertanian, perdagangan,
peternakan dan jasa.
2. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai dua sistem kerja dalam
menjalankan usahanya yaitu sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan atau simpanan
selain itu sumber dana yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam Mitra
Mandiri juga berasal dari pinjaman dari pihak ketiga dan modal cadangan.
b. Penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal
untuk meningkatkan usahanya. Adapun syarat-syarat pengajuan kredit ke
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” adalah formulir permohonan
kredit yang telah disediakan oleh pihak koperasi, fotocopy KTP, fotocopy
KK dan surat-surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit.
3. Pinjaman modal yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” kepada para pengusaha kecil dan menengah terutama usaha genteng
dan batu bata dimanfaatkan untuk tambahan modal hal ini terbukti adanya
peningkatan modal yang digunakan untuk biaya produksi rata-rata sebesar
36,7 %. Selain itu hasil produksi para pengrajin juga mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 24,2% bila dibandingkan hasil produksi sebelumnya. Dengan
meningkatnya hasil produksi maka pendapatan yang diperoleh juga
mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 25%. Hal ini menujukkan
bahwa kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti dapat
meningkatkan produktivitas usaha para pengrajin genteng dan batu bata.
Semakin meningkatnya produktivitas usaha, maka pendapatan yang
diperolehpun juga mengalami peningkatan yang akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikemukakan implikasi
teoritis dan implikasi praktis. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa ”koperasi adalah suatu
organisasi yang berwatak sosial dan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan”. Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” dalam memberikan pinjaman kepada para pengusaha kecil dan
menengah genteng dan batu bata dalam meningkatkan produtivitas usahanya.
Sehingga dengan produktivitas usaha mereka yang semakin meningkat,
masyarakat akan memperoleh peningkatan pendapatan yang akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan hidup mereka. Hasil dari penelitian ini selaras dengan
hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur
yang mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan
Non Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa
lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung percepatan
pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok pedesaan dimana
akses lembaga perbankan masih terbatas. Selain itu hasil penelitian dari Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik
dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam
Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa
koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam merupakan lembaga keuangan
terbesar sebagai penyalur modal awal bagi UKM. Selain itu penelitian ini juga
menunjukkan bahwa pemberian dukungan finansial untuk pengembangan UKM
memberikan dampak positif bagi kemajuan UKM.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui peranan dari
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas
usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata adalah sebagai lembaga
keuangan yang membantu masyarakat untuk memberikan pinjaman modal agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usaha yang dikelola dapat bertahan dan mengalami peningkatan. Berdasarkan
dampak dari pemberian pinjaman modal yang dilakukan oleh Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri”, maka program ini perlu untuk dilanjutkan ke periode
berikutnya mengingat kemampuan para pengusaha kecil dalam mendapatkan
modal masih sangat terbatas. Dalam memberikan pinjaman modal kepada
masyarakat, Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” juga menemui hambatan-
hambatan. Adanya kredit macet atau keterlambatan nasabah dalam
mengembalikan pinjaman dapat menghambat perkembangan koperasi. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program koperasi dalam membantu
pengusaha kecil dan menengah genteng dan batu bata untuk meningkatkan
produktivitas usaha yang dijalankannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan dan pertimbangan bagi pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” dalam menentukan kebijakan-kebijakan antara lain:
a. Kebijakan dalam mengurangi atau mengantisipasi adanya kredit macet
dari nasabah.
b. Kebijakan untuk memberikan solusi yang terbaik mengenai permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh para nasabah.
c. Kebijakan dalam meningkatkan kualitas, dengan lebih menonjolkan pada
proses pemberdayaan masyarakat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Saran untuk petugas/ pengurus Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”:
a. Agar meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pengguna kredit,
termasuk penambahan jumlah petugas pelayanan kredit sehingga
masyarakat antusias menggunakan kredit untuk meningkatkan usaha.
b. Agar selalu mengadakan sosialisasi yang rutin kepada masyarakat tentang
kredit, pemanfaatan, dan pengelolaannya.
c. Kecamatan Mojolaban mempunyai potensi yang besar untuk kegiatan
usaha terutama usaha yang bergerak dalam bidang industri rumah tangga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga tingkatkan keuletan dan semangat dalam mengelola kredit
koperasi.
d. Agar meningkatkan semangat kekeluargaan diantara petugas dan debitur
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lemah
2. Saran untuk pengusaha kecil dan menengah selaku pengguna kredit dari
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”:
a. Agar kredit yang diperoleh benar-benar dimanfaatkan untuk kegiatan
usaha yang produktif. Pemanfaatan kredit yang benar akan berdampak
pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup mereka.
b. Agar masyarakat sadar akan kewajibannya sebagai pihak yang meminjam
uang sehingga mengembalikan tepat waktu.
c. Aktif menjalin komunikasi dengan petugas/ pengurus koperasi mengenai
perkembangan usaha dan kesulitan melunasi tagihan kredit agar dapat
dicari solusi yang tepat bagi masalahnya.