perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI
DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU
KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh :
Ella Novita Hening Pramithasari
R0108051
PROGAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI
DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU
KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI
ELLA NOVITA HENING PRAMITHASARI
R0108051
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan di hadapan Tim Penguji
Pada tanggal 2012
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
(drg. Suhanantyo, M. SiMed)
NIP. 195106061986011001
(Sri Mulyani, S. Kep, Ns, M. Kes)
NIP. 196702141993032001
Ketua Tim KTI
(Erindra Budi C.,S.Kep.,Ns.,M.Kes)
NIP.1978022020050101001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU
KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI
ELLA NOVITA HENING PRAMITHASARI R0108051
Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS
Pada Hari Selasa, 31 Juli 2012
Pembimbing Utama
drg. Suhanantyo, M. SiMed
NIP. 195106061986011001
Pembimbing Pendamping
Sri Mulyani, S. Kep, Ns, M. Kes
NIP. 196702141993032001
Ketua Penguji
Drs. Widardo, M.Sc
NIP. 196312161990031002
Sekretaris
Sri Anggarini P, S.SiT, M.Kes
NIP. 197706212010122001
Ketua Tim KTI Ketua Program Studi
D IV Kebidanan FK UNS
Erindra Budi C., S.Kep, Ns, M.Kes dr. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG (K)
NIP. 197802202005011001 NIP. 195104211980111002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
ABSTRAK
Ella Novita Hening Pramithasari. R0108051. Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Poyandu Kecamatan Mojosongo Boyolali. Program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.
Latar Belakang : Data dari Dinas Kesehatan kota Boyolali tahun 2011 menunjukkan bahwa dari 8.349 bayi, 4.663 bayi (55,9 %) mendapatkan ASI eksklusif, 3.686 bayi (44,1 %) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan. Bayi usia 0-6 bulan seharusnya hanya diberikan ASI saja, karena akan mempengaruhi pertumbuhan berat badannya.
Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan berat badan bayi. Adapun tujuan khususnya adalah mengidentifikasi pemberian makanan tambahan, pertumbuhan berat badan usia 0-6 bulan, pemberian makanan tambahan dini.
Metode : metode observasional analitik dengan rancangan penelitian yaitu cross sectional, teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling dan menggunakan rumus rule of thumb (30 untuk ASI eksklusif, 30 untuk makanan tambahan dini), data yang dipakai adalah data nominal dan nominal, dan analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil : ada pengaruh pemberian makanan tambahan dini terhadap pertumbuhan berat badan bayi.
Kesimpulan : ada hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi.
Kata Kunci : makanan tambahan dini, pertumbuhan berat badan bayi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRACT
Ella Novita Hening Pramithasari. R0108051. Relationship Between Early Supplementary Feeding and The Baby Weight Growth in In integrated service post at Mojosongo Boyolali. DIV Educator Midwifery Study Program of Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, 2012. Background: Data from the city Health Department Boyolali in 2011 showed that of 8349 babies, 4663 babies (55.9%) were exclusively breastfeed, 3686 babies (44.1%) had to get supplementary food before the age of 6 months. Infants aged 0-6 months should only be given only breast milk, because it will affect the growth of weight. Objectives: to determine the relationship between early feeding with the baby's weight. The specific objectives are to identify additional feeding, weight gain 0-6 months of age, early supplementary feeding. Methods: analytical observational method with cross sectional research design, namely, the sampling technique used was quota sampling and using the rule of thumb formula (30 for exclusive breastfeeding, 30 for extra food early), the data used is nominal and nominal data, and analysis data using chi square test. Results: There is the influence of early supplementary feeding on the growth of the baby weight. Conclusion : There is a relationship between early feeding and baby weight growth. Key Words: Early supplementary food, the growth of the baby weight.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat
Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan Mojosongo Boyolali” .
Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Progran Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta, H. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG(K)
2. Sekretaris Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta, sekaligus pembimbing pendamping, Sri Mulyani, S.
Kep, Ns, M. Kes
3. Pembimbing utama, drg. Suhanantyo., MsiMed, atas segala petunjuk, bimbingan,
motivasi dan saran bagi penulis.
4. Ketua tim KTI, Erindra Budi C, S. Kep, Ns, M. Kes, atas bimbingannya.
5. Kepala Puskesmas Mojosongo Boyolali, atas bimbingan dan izin yang telah
diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
6. Seluruh Dosen dan karyawan Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas
kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Para responden pada penelitian ini, terimaksh telah bersedia menjadi responden.
8. Orang tua dan saudara-saudara tersayang, terimakasih atas motivasi, doa, dan
nasehatnya.
9. Teman baik penulis, terimakasih karena selalu memberikan inspirasi, masukan
dan motivasi bagi penulis.
10. Teman-teman satu bimbingan dan teman-teman Mahasiswa D IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret angkatan 2008 yang selalu bersama
dalam suka duka menjalani pendidikan ini.
11. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penulisan Studi Kasus ini.
Penulis menyadari keterbatasan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
sehingga kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
ABSTRAK................................................................................................ iv
ABSTRACT.............................................................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum .................................................................... 3
2. Tujuan Khusus .................................................................... 3
D. Manfaat ................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pemberian Makanan Tambahan.......................................... 5
2. Pemberian Makanan Tambahan Dini.................................. 8
3. Pertumbuhan....................................................................... 10
4. Berat Badan........................................................................ 15
5. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan
Pertumbuhan Berat Badan Bayi.......................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
B. Kerangka Konseptual.............................................................. 18
C. Hipotesis.................................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................. 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 21
C. Populasi Penelitian............................................................... 21
D. Sampel dan Teknik Sampel.................................................. 21
E. Besar Sampel........................................................................ 22
F. Kriteria Restriksi.................................................................. 23
G. Definisi Operasional Variabel.............................................. 24
H. Cara Kerja Penelitian........................................................... 24
I. Analisa Data........................................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden..................................................... 32
B. Analisis Data....................................................................... 34
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden..................................................... 36
B. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan
Pertumbuhan Berat Badan Bayi.......................................... 38
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................. 41
B. Saran.................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi............................... 8
Tabel 2. 2 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi.............................................. 8
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel................................................................ 24
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi.............. 32
Tabel 4.1 Cross Tabulation Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan
Pertumbuhan Berat Badan Bayi........................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep............................................................... 18
Gambar 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional ................................................ 20
Gambar 3.2 Skema Cara Kerja Penelitian......................................................... 25
Gambar 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Ibu..................................... 32
Gambar 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal......... 33
Gambar 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan.......................... 33
Gambar 4.4 Distribusi Responden Menurut Lokasi Posyandu......................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama
Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping
Lampiran 3. Surat Permohonan Pengambilan Data
Lampiran 4. Kuesioner Pemberian Makanan Tambahan Dini
Lampiran 5. Lembar Observasi Berat Badan Bayi
Lampiran 6. Tabulasi Data
Lampiran 7. Hasil Uji SPSS
Lampiran 8. Jadwal Penelitian
Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus
diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 6
bulan (WHO, 2005). ASI harus menjadi makanan utama selama tahun
pertama bayi dan menjadi makanan penting selama tahun kedua. ASI
selalu memberikan faktor-faktor anti infeksi unik yang tidak dapat
diberikan oleh makanan lain (Rosidah, 2008).
Makanan tambahan dapat diberikan setelah usia 4 atau 6 bulan,
namun pemberiannya harus dilakukan dengan tepat, meliputi kapan
memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang
diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi
(Rosidah, 2008). Sehingga saat mulai diberikan makanan tambahan harus
disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya
(Narendra, dkk, 2008).
Pemberian makanan tambahan dini masih dilakukan di beberapa
daerah di Indonesia. Kebiasaan ini sangat berbahaya karena usus bayi
belum dapat mencerna makanan padat atau bahkan setengah padat.
Akibatnya terjadi sumbatan usus yang dapat mengakibatkan kebocoran
usus atau infeksi yang dapat berakibat fatal. Dengan memberikan makanan
tambahan sesuai dengan waktunya, bayi akan memperoleh haknya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengkonsumsi ASI saja sampai otot-otot mulutnya cukup kuat untuk
mengunyah, menelan makanan setengah padat, dan pencernaannya
dilengkapi dengan enzim-enzim pencernaan guna mencerna makanan
setengah padat yang diberikan (Sastroasmoro, 2007).
Pemberian makanan tambahan beberapa hari setelah bayi lahir
masih sering dijumpai di Indonesia terutama di daerah pedesaan.
Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini
dapat mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi
terhadap suatu zat makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan
pertumbuhan anak, dan produksi ASI menurun (Narendra, 2008).
Pada dasarnya diharapkan tidak akan makan secara berlebihan
yaitu diberi makan tambahan dini karena akan berakibat pertambahan
berat badan berlebihan (Behrman dan Vaughan, 2005).
Data dari Dinas Kesehatan kota Boyolali tahun 2011 menunjukkan
bahwa dari 8.349 bayi, 4.663 bayi (55,9 %) mendapatkan ASI eksklusif,
3.686 bayi (44,1 %) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia
6 bulan, di Puskesmas Kecamatan Mojosongo yang membawahi Posyandu
di seluruh kecamatan tersebut, didapatkan data dari 423 bayi, 324 bayi
(76,6 %) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan
(Dinkes Boyolali, 2011)
Berdasarkan masih banyaknya ibu yang memberikan makanan
tambahan pada usia dini kepada bayinya, maka penulis tertarik untuk
mengambil penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di
Posyandu Kecamatan Mojosongo Boyolali”. Penelitian serupa pernah
dilakukan oleh Asdan Padang (2007), mahasiswa pascasarjana di
Universitas Sumatra Utara, pada hasil tesisnya yang berjudul “Analisa
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP –ASI Dini
Di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007”, hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa 89,9 % dari 147 bayi telah diberi
makanan tambahan sebelum usia 6 bulan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah terletak pada subjek,
tempat, judul, dan desain penelitiannya.
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan
pertumbuhan berat badan bayi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pemberian makanan tambahan dini
dengan pertumbuhan berat badan bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pemberian makanan tambahan
b. Mengidentifikasi pertumbuhan berat badan usia 0-6 bulan.
c. Mengidentifikasi pemberian makanan tambahan dini.
d. Mengidentifikasi hubungan antara pemberian makanan tambahan
dini dengan pertumbuhan berat badan bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan.
b. Menambah wawasan dalam bidang gizi mengenai hubungan antara
pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan
bayi.
b. Manfaat Aplikatif
a. Sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah dalam
menggalakkan program ASI eksklusif dan pemberian makanan
tambahan.
b. Mengubah pola pikir masyarakat yang masih memberikan makanan
tambahan dini kepada anaknya sehingga dapat memberikan makanan
tambahan sesuai dengan waktu yang seharusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pemberian Makanan Tambahan
a. Definisi
Makanan tambahan pada bayi adalah makanan atau
minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau
anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain
dari ASI (Depkes RI, 2006). Makanan tambahan adalah makanan
lain selain ASI oleh karena ASI merupakan makanan alami
pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan
sekurang-kurangnya sampai usia 6 bulan (WHO, 2005).
Menurut Depkes RI (2004) menyatakan bahwa makanan
tambahan atau makanan pendamping ASI adalah makanan yang
diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. Makanan pendamping ASI diberikan mulai usia 6-24
bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga, pengenalan dan pemberian makanan pendamping ASI
harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah.
b. Tujuan
Menurut Narendra, dkk (2008), tujuan pemberian makanan
tambahan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1) Memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk
keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas
sehari-hari.
2) Menunjang tercapainya tumbuh kembang optimal.
3) Mendidik anak supaya terbina selera dan kebiasaan makan yang
sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan
anak.
c. Jenis
Menurut Husaini dan Anwar (2006), jenis makanan
tambahan, antara lain :
1) Makanan pendamping cair, seperti sari buah.
2) Makanan lunak atau lembek, seperti bubur susu, nasi tim saring,
dan lain-lain.
3) Makanan padat, seperti nasi tim, nasi dan makanan orang
dewasa lainnya.
d. Persyaratan
Menurut Narendra, dkk (2008), makanan bayi harus
memenuhi persyaratan, yaitu :
1) Kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu
tidak berlebihan/kekurangan.
2) Mudah diterima dan dicerna.
3) Jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian
kebiasaan makanan yang sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4) Terjamin kebersihannya dan terbebas dari bibit penyakit.
5) Susunan menu seimbang (berasal dari 10-15% dari protein, 25-
35% dari lemak, dan 50-65% dari karbohidrat).
e. Waktu
Tanda bahwa seorang bayi sudah siap untuk menerima
makanan tambahan adalah bahwa bayi tersebut :
1) Sekurangnya berusia 4 bulan karena pada umur 4 bulan tersebut
bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi
enzim amylase lebih banyak pula, sehingga bayi siap menerima
makanan lain selain ASI.
2) Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas makin
bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap, sehingga
diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dimulai pada
umur 4-6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain
selain ASI.
3) Saat bayi didudukkan sudah mampu menyangga kepalanya.
4) Bayi tidak akan menjulurkan lidahnya untuk mengeluarkan
makanan tersebut ketika diberi makan.
5) Bayi mampu mengunyah.
6) Bayi mampu mengambil makanan dengan tangannya dan
memasukkan ke dalam mulut.
7) Keinginan untuk menyusu lebih lama atau sering.
8) Bayi terlihat bersemangat untuk ikut serta pada saat makan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
f. Jadwal Pemberian Makanan
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi
Umur (bulan) Makanan Jumlah Sehari 0-6 ASI saja Sesuka bayi 6-9 ASI Sesuka bayi
Buah 2 kali Bubur susu 1 kali Nasi tim saring 2 kali
9-12 ASI Sesuka bayi Buah 2 kali
Nasi tim saring 3 kali Sumber : Perinasia, 2008
Tabel 2. 2 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan
Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama Makanan tambahan/makanan pendamping ASI (MP ASI)
Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur yang tepat bervariasi atau bila bayi menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler)
Berikan makanan tambahan/MP ASI.
Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan
Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih
Sumber : Perinasia, 2008
2. Pemberian Makanan Tambahan Dini
a. Definisi
Pemberian makanan tambahan dini adalah memberikan
makanan selain ASI sebelum bayi berusia 6 bulan (Rosidah, 2008).
b. Dampak
Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat
mengakibatkan hal-hal di bawah ini, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Bayi lebih sering menderita diare karena pembentukan zat anti
oleh usus bayi yang belum sempurna.
2) Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini
terjadi akibat usus bayi masih permeabel, sehingga mudah
dilalui oleh protein asing.
3) Terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan anak karena zat
essensial yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu
yang panjang akan mengakibatkan pertumbuhan zat gizi
tersebut sehingga menimbulkan keadaan obesitas dan dapat
merupakan racun bagi tubuh.
Menurut Boedihardjo (2003), bayi yang mendapat ASI
maupun yang mendapat makanan buatan mempunyai pola
pertumbuhan yang sama selama tiga bulan pertama
kehidupannya, pertumbuhan berat badan akan lebih besar pada
bayi yang mendapatkan makanan tambahan, dengan perbedaan
lebih dari 410 gram lebih banyak pada saat bayi berusia satu
tahun pada bayi laki-laki dan pada bayi wanita terjadi
perbedaan lebih dari 750 gram.
4) Produksi ASI menurun. Karena bayi sudah kenyang dengan
makanan tambahan tersebut, maka frekuensi menyusui menjadi
lebih jarang, akibatnya dapat menurunkan produksi ASI dan
bayi kekurangan zat-zat yang dibutuhkan sebelum usia 4 bulan
atau 6 bulan yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Tingginya solute loud dari makanan tambahan yang diberikan,
sehingga dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang
meningkatkan beban ginjal.
6) Menurunkan daya tahan tubuh bayi karena bayi kekurangan
protein yang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan.
7) Terjadi obstruksi usus karena usus bayi belum mampu
melakukan gerak peristaltik secara sempurna (Narendra, 2008).
3. Pertumbuhan
a. Definisi
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
poun, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
(Soetjiningsih, 2004).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat
kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur dengan
menggunakan satuan panjang dan satuan berat (Narendra, 2008).
b. Faktor Yang Mempengaruhi
Menurut Pudjiadi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Faktor Internal
Yang terdiri dari :
a) Perbedaan ras/etnik atau bangsa
b) Keluarga
c) Umur
d) Jenis kelamin
e) Kelainan genetik dan kelainan kromosom.
f) Pengetahuan
2) Faktor Eksternal/Linkungan
a) Faktor Pranatal.
Faktor pranatal (post natal) menurut Soetjiningsih (2004) terdiri
dari :
(1) Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun
pada saat hamil, lebih sering menghasilkan BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah) atau lahir mati dan jarang
menyebabkan cacat bawaan. Anak yang lahir dari ibu dengan
gizi kurang dan hidup di lingkungan miskin maka mengalami
kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan pada
pertumbuhan selanjutnya akan menghasilkan anak dengan
berat dan tinggi yang kurang pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula
dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes,
dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau
kranio tabes.
(3) Toksin/zat kimia
Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena mata
ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan
mikrosefali dan palsi serebralis.
(4) Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan
janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid,
insulin, dan peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip
insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).
(5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali,
atau cacat bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada
orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada
anaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(6) Infeksi
Infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus,
Herpes Simplex),varisela, coxsakie, Echovirus, malaria, HIV,
polio, campak, leptospira, mikoplasma, influensa, hepatitis
merupakan infeksi-infeksi yang menyebabkan cacat bawaan
pada janin.
(7) Kelainan imunologi
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan
abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
(8) Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada
plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir
rendah.
(9) Psikologi ibu.
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat
bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
b) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi, terutama trauma kepala dan
asfiksia, dapat mengganggu perkembangan jaringan otak.
c) Pasca Natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu
sistem yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Menurut Soetjiningsih (2004) lingkungan post natal yang
mempengaruhi pertumbuhan seorang anak yaitu :
(1) Ras/ suku bangsa
(2) Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan
anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti
mengapa demikian.
(3) Umur
Umur yang paling rawan adalah pada masa balita, oleh
karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi
kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan
perhatian khusus.
(4) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan
kebutuhan orang dewasa, karena makanan bagi anak
dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi
oleh ketahanan makanan (food security) keluarga.
(5) Perawatan kesehatan
(6) Kepekaan terhadap penyakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(7) Penyakit kronis
(8) Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar
pada proses metabolisme pada berbagai umur, maka
kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan pada
perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.
(9) Hormon
4. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada masa bayi-
balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,
asites, edema, dan tumor. Disamping itu pula berat badan dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Soetjiningsih, 2004).
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan
mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan
protein menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan
cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapt menurunkan jaringan lemak dan
otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi (Supariasa, dkk, 2006).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai
pertimbangan, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
yang singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan
kesehatan.
b) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan jika dilakukan secara
periodic memmberikan gambaran yang baik mengenai pertumbuhan.
c) Merupakan ukuran antropometri yang telah dipakai secara umum dan
luas di Indonesia.
d) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik
untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak yang juga
menggunakan berat badan sebagai dasar pengisiannya.
e) Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status
gizi, berat badan terhadap tinggi badan telah dibuktikan dimana-mana
sebagai indeks yang tidak bergantung pada umur.
f) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian
yang tinggi dengan menggunakan dacin yang sudah dikenal oleh
masyarakat.
(Supariasa, dkk, 2006).
Faktor-faktor yang menyebabkan berat badan yang tidak memadai
pada bayi menurut Riordan (2004) antara lain :
a) Pembatasan durasi menyusui.
b) Menyusui sangat lama, ditandai dengan bayi yang terlihat ingin tidur
atau graze.
c) Pembatasan jumlah menyusui-mengantuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d) Pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.
e) Hisapan yang tidak efektif atau tidak teratur.
f) Masalah kesehatan.
Menurut Soetjiningsih (2004), kenaikan berat badan anak pada
tahun pertama, jika mendapat gizi yang baik, adalah berkisar antara :
a) 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
b) 500-600 gram/bulan pada triwulan II
c) 350-450 gram/bulan pada triwulan III
d) 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman untuk
memperkirakan berat badan anak adalah sebagai berikut :
a) Lahir : 3,25 kg
b) 3-12 bulan : ௨௨ (௨)ାଽଶ
c) 1-6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8
d) 6-12 tahun : ௨ (௧௨)௫ ହଶ
5. Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan
Pertumbuhan Berat Badan Bayi
Pemberian makanan tambahan dini mengandung energi yang
berlebihan, zat gizi essensial yang diberikan secara berlebihan untuk
jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan penimbunan zat gizi
tersebut sehingga dapat menimbulkan keadaan obesitas (gangguan
pertumbuhan berat badan) dan dapat merupakan racun bagi tubuh melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mal digesti (gangguan pencernaan) dan mal absorbsi (gangguan
penyerapan) (Supariasa, dkk, 2006).
Menurut Boedihardjo (2003), bayi yang mendapat ASI maupun
yang mendapat makanan buatan mempunyai pola pertumbuhan yang sama
selama tiga bulan pertama kehidupannya, pertumbuhan berat badan akan
lebih besar pada bayi yang mendapatkan makanan tambahan, dengan
perbedaan lebih dari 410 gram lebih banyak pada saat bayi berusia satu
tahun pada bayi laki-laki dan pada bayi wanita terjadi perbedaan lebih dari
750 gram.
B. Kerangka Konsep
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep
Faktor Internal : • Ras/etnik • Keluarga • Umur • Jenis Kelamin • Genetik • Kromosom
Faktor Eksternal :
• Mekanis • Toksin/zat kimia • Radiasi • Infeksi • Imunologi • Penyakit kronis/kelainan • Psikologi • Sosial Ekonomi • Lingkungan Pengasuhan • Stimulasi
Gizi (pemberian makanan tambahan)
Pertumbuhan berat badan bayi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tinjauan pustaka
dan kerangka konsep maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu ada
hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan
berat badan bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan
tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi. Observasional yaitu
pengukuran penelitian yang dilaksanankan dengan cara pengamatan
terhadap suatu subjek yang dipandu dengan kuesioner. Pendekatan yang
digunakan adalah Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (point the time approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa
semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo,
2008).
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian
Sampel
ASI Eksklusif
Makanan
tambahan dini
Pertumbuhan
Baik
Pertumbuhan
Buruk
Populasi Pertumbuhan
Baik
Pertumbuhan
Buruk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu yang berada di Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian yaitu mulai bulan
Maret–Juli tahun 2012.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah kumpulan lengkap dari seluruh subjek, individu, atau
elemen lainnya, yang secara implisit akan dipelajari dalam sebuah
penelitian (Murti, 2010).
1. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling
dan menjadi sasaran akhir penelitian (Nursalam, 2009). Populasi target
dalam penelitian ini adalah pasangan ibu dan bayinya yang berusia 0-6
bulan.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria
penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya
(Nursalam, 2009). Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
pasangan ibu dan bayinya yang berusia 0-6 bulan yang berada di Posyandu
wilayah kecamatan Mojosongo, Boyolali.
D. Sampel dan Teknik Sampling
1. Sampel
Sampel merupakan hasil pemilihan subjek dari populasi untuk
memperoleh karakteristik populasi (Taufiqurrahman, 2008). Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang digunakan diambil sesuai dengan pertimbangan/ kriteria peneliti
dari populasi terjangkau yaitu bayi usia 0-6 bulan yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali dan memenuhi
kriteria restriksi.
2. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini menggunakan teknik quota sampling
sejumlah 30 bayi untuk masing-masing kelompok, dimana jumlah
subjek telah ditetapkan berdasarkan kapasitas atau daya tampung yang
diperlukan, dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah subjek yang
memadai untuk mewakili subjek penelitian (Murti, 2010).
E. Besar Sampel
Murti (2010) menyatakan bahwa menurut patokan umum, dalam
bahasa Inggris disebut rule of thumb, setiap penelitian yang datanya akan
dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel
minimal 30 subjek penelitian. Ukuran sampel sebesar 30 bubjek tersebut
merupakan ukuran sampel minimal setelah peneliti melakukan restriksi
terhadap populasi sumber sampel.
Dalam penelitian ini akan digunakan sampel sejumlah 30 subjek untuk
kelompok ASI eksklusif dan 30 subjek untuk kelompok makanan
tambahan, di mana sebelumnya peneliti akan melakukan restriksi terhadap
populasi sumber.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
F. Kriteria Restriksi
1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
a. Kelompok makanan tambahan dini :
1) Pasangan ibu dan bayinya yang datang ke posyandu dan
bersedia untuk diteliti
2) Bayi berusia 0-6 bulan yang memiliki KMS
3) Bayi telah diberi makanan tambahan
4) Bayi tidak memiliki kelainan kongenital
5) Bayi yang rutin mengikuti posyandu dalam 2 bulan terakhir.
b. Kelompok ASI eksklusif
1) Pasangan ibu dan bayinya yang datang ke posyandu dan
bersedia untuk diteliti
2) Bayi berusia 0-6 bulan yang memiliki KMS
3) Bayi hanya diberikan ASI saja
4) Bayi tidak memiliki kelainan kongenital
5) Bayi yang rutin mengikuti posyandu dalam 2 bulan terakhir.
2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
a. BBLR
b. Bayi dalam keadaan sakit
c. Bayi dengan riwayat diabetes mellitus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
G. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran
a. b.
Pemberian makanan tambahan dini Berat badan bayi
Pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum usia 6 bulan. berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu pada bayi yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram) melalui timbangan bayi dan KMS.
Kuesioner Timbangan, lembar observasi berat badan, dan KMS.
1) Eksklusif: Bayi umur 0-6 bulan diberi ASI, vitamin, mineral dan obat saja.
2) Diberi makanan tambahan dini : bayi sebelum usia 6 bulan telah diberi makanan/minuman selain ASI
1) Normal:berat badan bayi mengikuti kurva KMS, naik atu mendekati garis meridian KMS (garis hijau.
2) Tidak normal:berat badan bayi mendatar/turun, jauh dari garis mersdian (garis hijau)
Nominal Nominal
H. Cara Kerja
1. Teknik Penelitian
Penelitian hubungan pemberian makanan tambahan dini dengan
pertumbuhan berat badan bayi pada bayi usia 0-6 bulan dilaksanakan
dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini meliputi penyusunan proposal termasuk instrumen
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Pengambilan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Data tersebut diperoleh langsung dari hasil jawaban yang
diberikan oleh ibu dari bayi usia 0-6 bulan di Posyandu kecamatan
Mojosongo Boyolalidan juga data sekunder utnuk mendapatkan data
berat badan pada bulan sebelumnya.
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan
kuesioner kepada responden dan dalam pengisian kuesioner tersebut
peneliti mendampingi responden agar tidak terjadi kesalahan
penafsiran oleh responden. Kuesioner yang telah diisi diserahkan
kembali kepada peneliti untuk diolah dan dianalisis.
Gambar 3.2 Skema Cara Kerja Penelitian
Ibu dan bayi usia 6 bulan
Ibu diberi kuesioner
Bayi ditimbang
Dianalisa
Identifikasi pemberian makanan
tambahan
Identifikasi pertumbuhan berat badan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Pengolahan Data
Fajar (2009) menyatakan bahwa pengolahan data adalah kegiatan
mengubah atau membuat seluruh data yang dikumpulkan menjadi
suatu bentuk yang dapat disajikan, dianalisis dan ditarik suatu
kesimpulan. Secara umum, kegiatan pengolahan data dapat dibagi
dalam beberapa tahapan pokok, yaitu:
1) Editing
Merupakan kegiatan memeriksa kuesioner (daftar
pertanyaan) yang telah diisi pada saat pengumpulan data, yang
meliputi memeriksa apakah semua jawaban responden dapat
dibaca, apakah semua pertanyaan yang diajukan kepada
responden telah dijawab, apakah hasil isian yang diperoleh sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dan apakah masih
ada kesalahan-kesalahan lain yang terdapat pada kuesioner.
2) Coding
Merupakan kegiatan mengubah data ke dalam bentuk yang
lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertentu untuk
mempermudah dalam pengolahan data.
a) Variabel pemberian makanan tambahan dini :
(1) Bayi mendapat makanan tambahan dini : 1
(2) Bayi mendapatkan ASI eksklusif : 2
b) Variabel pertumbuhan berat badan bayi :
(1) Pertumbuhan berat badan bayi normal : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(2) Pertumbuhan berat badan bayi tidak normal : 2
3) Tabulasi
Tabulasi yaitu membuat tabel untuk pengorganisasian data
yang telah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun dan ditata
untuk disajikan dan dianalisis.
4) Entry Data
Memasukkan data yang telah dikumpulkan untuk diolah
menggunakan program komputer untuk dianalisis.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur masing-masing
variabel dalam penelitian ini berupa kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan/
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui (Arikunto, 2006).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Kuesioner
Untuk mengetahui pemberian makanan tambahan dini,
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan
memberikan jawaban alternatif kepada responden. Apabila responden
mengalami kebingungan dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner
maka peneliti akan menerangkan dahulu hingga ibu paham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Lembar observasi berat badan
Untuk mencatat hasil penimbangan berat badan disesuaikan
dengan usia.
c. KMS (Kartu menuju Sehat)
Pemantauan pertumbuhan bayi dilakukan dengan menggunakan
KMS (Narendra, 2002). Parameter status gizi bayi dan balita yang
umum digunakan di Posyandu seluruh Indonesia adalah berat badan
menurut umur (Marimbi, 2010).
KMS mempunyai garis tegak yang merupakan skala berat badan
dalam kilogram, garis datar merupakan skala umur dalam bulan, dan
kurva berat badan dengan bentuk garis melengkung.
Anak dengan pertumbuhan baik, menunjukkan kurva
pertumbuhan yang selalu naik tiap bulan. Garis pertumbuhannya naik
mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya
(Purwoko, 2011).
Sebaliknya pada anak dengan pertumbuhan buruk menunjukkan
kurva pertumbuhan turun, mendatar, dan garis pertumbuhan naik tapi
pindah ke pita warna dibawahnya (Sidi, 2004).
d. Timbangan bayi
Penimbangan dilakukan oleh peneliti dan alat ukur yang
digunakan adalah timbangan dacin logam dengan merek Budi memiliki
kapasitas sebesar 25 kg dan memiliki ketelitian 0,1 kg dengan nomor
seri 8408871. Alat ukur telah dilakukan Tera ulang pada tanggal 7 Mei
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2012 oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Balai Metrologi
Wilayah Surakarta dengan Surat Keterangan Pengujian No.
116/STU/5/2012.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi antara
lain pakaian dibuat seminim mungkin, bayi ditidurkan didalam kain
sarung. Saat dilakukan penimbangan, catat berat badan dengan teliti
sampai satu angka desimal (Suparyanto, 2010). Prosedur penimbangan
bayi dengan menggunakan dacin ada sembilan tahap yaitu:
1) Dacin digantungkan pada dahan pohon, pelana rumah, atau
penyangga kaki tiga.
2) Dacin diperiksa kembali apakah sudah tergantung kuat dengan
mencoba menarik kuat-kuat batang dacinnya ke arah bawah.
3) Sebelum timbangan digunakan, bandul geser diletakkan pada angka
nol.
4) Sarung timbang yang kosong dipasang pada dacin.
5) Dacin yang sudah dibebani sarung timbang diseimbangkan dengan
cara memasukkan pasir ke dalam kantung plastik di ujung batang
timbangan.
6) Anak ditimbang dan timbangan diseimbangkan sampai jarum
timbang tegak lurus.
7) Berat badan anak ditentukan dengan membaca angka di ujung
bandul geser.
8) Hasil penimbangan anak dicatat di atas secarik kertas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
9) Bandul geser dikembalikan ke angka nol, kemudian ujung batang
dacin dimasukkan ke tali pengaman. Setelah itu baru anak
diturunkan (Depkes, 2002).
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Menganalisis secara deskriptif terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari
tiap variabel (Notoatmojo, 2005). Variabel yang dianalisis secara
univariat pada penelitian ini adalah karakteristik responden, variabel
pemberianmakanan tambahan dini dan berat badan bayi umur 0-6
bulan.
Presentase hitung diperoleh dengan menggunakan rumus:
= ቀݔቁ× 100%
Keterangan:
P : Presentase
x : Jumlah yang dihasilkan
n : Jumlah semua jawaban yang benar
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diteliti
yaitu pemberian makanan tambahan dini dan pertumbuhan berat badan
bayi. Kedua variabel tersebut menggunakan skala nominal, maka dalam
penelitian ini dilakukan pengujian statistik dengan uji Chi Square untuk
mengetahui hubungan antara pemberian makanan tambahan dini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dengan pertumbuhan berat badan bayi. Analisis data ini akan dilakukan
melalui proses komputerisasi dengan bantuan SPSS for Windows versi
17.
Uji yang digunakan pada analisis ini yaitu uji Chi Square dengan
ketentuan H0 diterima jika 2 hitung < 2 tabel, berarti tidak ada
hubungan yang bermakna dan H0 ditolak jika 2 hitung >2tabel, berarti
ada hubungan atau pengaruh (Fajar dkk., 2009).
Kuat lemahnya hubungan antara kedua variabel (koefisien korelasi)
bisa dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan untuk mengamati pengaruh pemberian maknan
tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi. Penelitian dilakukan dengan
cara menimbang BB bayi kemudian membandingkan dengan BB bulan berikutnya
pada grafik KMS pada buku Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan RI.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut :
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah 60 ibu dan bayi berumur 0-6
bulan yang terdapat di lingkup kerja Puskesmas Mojosongo, Kabupaten
Boyolali pada bulan Mei-Juli 2012. Penelitian dilakukan dengan menimbang
bayi dan menganalisis pertumbuhannya dengan menggunakan KMS. Data
dikumpulkan melalui pemberian kuesioner dan diolah secara kuantitatif
untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas. Adapun hasilnya adalah
sebagai berikut:
1. Distribusi responden menurut umur ibu.
Gambar 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Ibu
010203040
19-22 23-26 27-30 >30
5(8,3%)
32(53,3%)
19(31,6%)
4(6,6%)
Umur Ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Hasil distribusi responden berdasarkan umur ibu dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden berumur 23-36 tahun, yaitu sebanyak 32 orang
(53%).
2. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal.
Gambar 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal
Hasil distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden merupakan ibu yang telah mendapatkan pendidikan
formal SMA/SMK yaitu sebanyak 48 ibu (80%).
3. Distribusi responden menurut status pekerjaan.
Gambar 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan
0
20
40
60
PT SD SMP SMA/SMK
1(1,6%)
4(6,6%)
7(11,6%)
48(80%)
Tingkat Pendidikan
010203040
IRT SWASTA KARYAWAN
40(66,6%)
5(8,3%)
15(25%)
Status Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Hasil distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat diketahui
bahwa mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 40
responden (66,67%).
4. Distribusi responden menurut lokasi posyandu.
Gambar 4.4 Distribusi Responden Menurut Lokasi Posyandu
Hasil distribusi responden berdasarkan lokasi posyandu dapat diketahui
jumlah responden terbanyak dari posyandu Selorejo yaitu 10 bayi (16,67%).
B. Analisis Data
Dari data yang diperoleh dilakukan analisis data menggunakan uji Chi
Square. Hasil analisis yang didapatkan adalah sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2(3,3%)
8(13,3%)
4(6,6%)
8(13,3%)
5(8,3%)
2(3,3%)
4(6,6%)
1(1,6%)
1(1,6%)
3(5%)
10(16,6%)
5(8,3%)
5(8,3%)
2(3,3%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 4.1 Cross Tabulation Pemberian Makanan Tambahan Dini Terhadap
Pertumbuhan Berat Badan Bayi
Pertumbuhan BB Baik
Pertumbuhan BB Buruk
ASI Eksklusif 29 1 Makanan tambahan 7 23
Hasil perhitungan Chi Square dilakukan dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS for Windows versi 17. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai x2 hitung=25,452, df=1 diperoleh nilai x2 tabel=3,841.
Perbandingan antara x2 hitung dengan x2 tabel diketahui bahwa x2 hitung lebih
besar dari x2 tabel (25,452 > 3,841) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, berarti
bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pemberian makanan tambahan dini
terhadap pertumbuhan berat badan bayi umur 0-6 bulan.
Kuat-lemahnya hubungan antara pemberian makanan tambahan dengan
pertumbuhan berat badan bayi ini kemudian dianalisis lebih lanjut dengan
menggunakan Contingency Coefficient dalam SPSS for Windows versi 17. Hasil
analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan hubungan antara
kedua variabel dalam penelitian ini adalah 0,546.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara pemberian Makanan
Tambahan Dini dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu
Keecamatan Mojosongo Boyolali” yang telah dilakukan di wilayah
Mojosongo Boyolali mendapatkan sampel dengan karakteristik sebagai
berikut: dari 30 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terdapat 29 bayi
dengan pertumbuhan berat badan yang baik, dan 1 bayi yang mengalami
pertumbuhan berat badan yang buruk. Dari 30 bayi yang telah mendapatkan
makanan tambahan dini terdapat 10 bayi yang mengalami pertumbuhan berat
badan yang baik, dan 20 bayi mengalami pertumbuhan berat badan yang
buruk.
Hasil dari karakteristik responden adalah sebagai berikut :
1. Distribusi responden menurut umur ibu
Hasil distribusi responden menurut umur ibu didapatkan bahwa sebagian
besar responden yaitu 32 orang (53%) ibu berumur 23-36 tahun. Hal ini
dikarenakan pada usia tersebut merupakan usia reproduktif.
2. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal
Hasil distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal diketahui
bahwa sebagian besar responden merupakan ibu yang telah mendapatkan
pendidikan formal SMA/SMK yaitu sebanyak 48 ibu (98%). Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
merupakan suatu indikasi bahwa para responden telah mendapatkan
pendidikan yang cukup layak.
3. Distribusi responden menurut status pekerjaan
Hasil distribusi responden menurut jenis pekerjaan didapatkan sebagian
besar responden merupakan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 40
responden (66,67%). Hal ini merupakan cerminan bahwa para responden
tidak terlalu sibuk sebagaimana wanita yang bekerja sebagai pekerja
kantoran.
4. Distribusi responden menurut menurut lokasi posyandu
Hasil distribusi responden berdasarkan lokasi posyandu didapatkan lokasi
posyandu terbanyak respondennya adalah di posyandu Selorejo yaitu 10
bayi (16,67%). Selorejo merupakan wilayah terpinggir dari kecamatan
Mojosongo Boyolali dan merupakan daerah jangkauan posyandu yang
paling jauh dari pusat kecamatan Mojosongo, sehingga sering terabaikan
apabila ada program promosi kesehatan..
Penelitian ini menggunakan responden ibu dan bayi berusia 0-6 bulan
sejumlah 60 sampel dengan pembagian 30 sampel untuk bayi dengan
makanan tambahan dan 30 sampel untuk bayi dengan ASI eksklusif. Dari
penelitian ini sebagian besar bayi yang mendapatkan makanan tambahan dini
mengalami pertumbuhan berat badan yang buruk. Pertumbuhan yang buruk
disini maksudnya adalah bahwa ada bayi yang berat badannya melampaui
garis meredian (garis hijau) pada KMS, dan ada pula yang masih dibawah
garis meredian atau bahkan menurun. Hal ini dikarenakan ibu maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
keluarga beranggapan bahwa bayi yang hanya diberi ASI saja merasa kurang
kenyang.
Makanan tambahan yang diberikan kepada bayi juga tidak jelas
macamnya karena ibu memberikan makanan kepada bayinya layaknya orang
dewasa, sehingga ragam makanan yang diberikan pun sudah lupa. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kecamatan Mojosongo Boyolali
belum begitu mengerti bahwa kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan sudah
dapat tercukupi dengan asupan ASI saja, atau dengan kata lain pengetahuan
ibu mengenai ASI eksklusif dan makanan tambahan masih kurang.
B. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan
Berat Badan Bayi
Dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa jumlah bayi dengan
pertumbuhan berat badan yang buruk pada bayi yang telah diberi makanan
tambahan sebelum usia 6 bulan lebih tinggi , yaitu 20 bayi, daripada bayi
yang hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan, yaitu 10 bayi. Data ini dapat
dilihat pada tabel 4.1. Hasil ini menunjukkan terdapat hubungan antara
pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi.
Banyak faktor yang mempengaruhi didapatkannya hasil tersebut, sesuai
dengan teori yang dikemukakan Pudjiadji (2008), bahwa pertumbuhan dari
seorang bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Narendra (2008), yang
menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan dini dapat memberikan
dampak yang buruk bagi bayi, yaitu terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
anak karena zat essensial yang diberikan secara berlebihan untuk jangka
waktu yang panjang akan mengakibatkan pertumbuhan zat gizi tersebut
sehingga menimbulkan keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi
tubuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemberian makanan
tambahan dini kepada bayi mengakibatkan berat badan bayi tidak dapat
bertambah sesuai dengan kurva pertumbuhan pada KMS, artinya
pertumbuhan berat badan bayi buruk. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Riordan (2004) bahwa salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan bayi
tidak optimal ialah dikarenakan pemberian makanan tambahan sebelum usia 6
bulan.
Hasil analisis data dengan perhitungan Chi Square dilakukan
menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 17. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh nilai x2 hitung=25,452, diperoleh nilai x2
tabel=3,841. Perbandingan antara x2 hitung dengan x2 tabel diketahui bahwa
x2 hitung lebih besar dari x2 tabel (25,452> 3,841) sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan
berat badan bayi.
Kuat-lemahnya hubungan antara pemberian makanan tambahan dini
dengan pertumbuhan berat badan bayi ini kemudian dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan Contingency Coefficient dalam SPSS for Windows versi
17. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini adalah 0,546. Sugiyono
(2009) menyatakan bahwa kemungkinan hubungan antara kedua variabel
sebesar 0.40 – 0.599 termasuk dalam kategori sedang.
Hasil penelitian ini terkait dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Asdan Padang (2010) dengan judul “Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007” yang menyatakan bahwa masih
banyak bayi dibawah usia 6 bulan telah mendapatkan makanan tambahan dini
(89,8%), yang kemudian dapat dikembangkan pada penelitian ini bahwa bayi
di bawah usia 6 bulan yang telah mendapatkan makanan tambahan dini akan
berdampak kurang baik terhadap pertumbuhan berat badannya.
Kendala yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini diantaranya ialah
mendapatkan responden dengan jawaban yang jujur, karena yang didapatkan
dalam penelitian ini responden ternyata tidak paham mengenai kapan
makanan tambahan seharusnya diberikan kepada bayi. Selain itu sebagian
responden juga tidak rutin mengikuti posyandu di setiap bulannya, sehingga
responden sedikit kesulitan untuk melihat pertumbuhan berat badan bayi. Hal
yang dapat dilakukan peneliti dalam menghadapi kendala tersebut yaitu
peneliti menerangkan dahulu arti dari pemberian makanan tambahan sehingga
ibu bisa membedakan apa yang disebut ASI eksklusif dan apa yang disebut
makanan tambahan dini. Kendala lain yang dihadapi peneliti yaitu waktu
penelitian yang dirasa kurang banyak dikarenakan terbentur jadwal yang telah
ditetapkan oleh kampus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kelemahan dari penelitian ini ialah hanya menggunakan metodologi
penelitian yang sederhana, karena disini hanya mengamati dalam 2 bulan
saja. Sehingga masih memungkinkan apabila waktu penelitian ditambah maka
dapat diamati perkembangan berat badan lebih dari 2 bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Ada hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan
pertumbuhan berta badan bayi, dengan x2 hitung = 25,452.
B. SARAN
1. Ibu dan Keluarga
a. Rutin membawa bayinya ke Posyandu, agar kesehatan dan
pertumbuhan bayi dapat terkontrol dengan baik.
b. Rutin mengikuti Posyandu agar promosi kesehatan mengenai ASI
eksklusif yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat diterima dengan
baik.
2. Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas
a. Memberikan penyuluhan dengan jadwal yang lebih berkesinambungan.
b. Meningkatkan dan memeratakan promosi kesehatan mengenai ASI
eksklusif ke daerah-daerah yang jangkauannya jauh sekalipun.
3. Bagi peneliti lain
Menganalisa lebih dalam mengenai hubungan antara pemberian makanan
tambahan dini terhadap pertumbuhan berat badan bayi yaitu dengan
menggunakan waktu pengamatan pertumbuhan berat badan yang lebih
lama, sehingga semakin menguatkan hasil penelitian ini.