Dialog Komunikasi Terapeutik antar Perawat dan Klien
Dessyana Paulus (1010711075)
Marta Ulli Lestari Sianturi (1010711071)
S1-Keperawatan tingkat 1B
Kasus : Ny. Tari usia 30 tahun dirawat di ruang Anggrek rumah
sakit Promedika, Jakarta. Dibawa kerumah sakit pada hari Minggu,
27 November 2010. Dengan keluhan nyeri dan benjolan pada
payudara. Suster Dessy adalah perawat yang bertugas menangani
perawatan Ny. Tari. Dari informasi yang diketahui oleh Suster Dessy.
Ny. Tari adalah seorang ibu menyusui dan mempunyai anak
berumur 2 tahun yang bernama Andrew.
Senin, 29 November 2010 merupakan jadwal kunjungan pertama
Suster Dessy kepada Ny. Tari.
Suster Dessy : Selamat pagi Ibu (tersenyum). Perkenalkan saya Suster
Dessy saya adalah perawat yang bertanggung jawab
pada proses perawatan terhadap ibu Tari di Ruangan
Anggrek ini.
Ny. Tari : Selamat pagi juga suster (tersenyum).
Suster Dessy : Baiklah ibu, bagaimana keadaannya pada hari ini ?,
apakah ada keluhan?
Ny. Tari : Iya suster, saya merasakan nyeri tak terhingga di sekitar
payudara saya (sambil menunjuk ke payudaranya), yang
sudah tidak mampu untuk saya tahan dan membuat saya
tidak dapat beraktivitas secara normal.
Suster Dessy : Apakah ibu sudah pernah melakukan pemeriksaan pada
bagian payudara ibu sebelumnya ?
Ny. Tari : Pemeriksaan seperti apa ya, Sus?
Suster Dessy : Pemeriksaan kecil aja ibu, seperti meraba apakahada
benjolan di sekitar payudara ibu ?
Ny. Tari : Sudah Suster. Malah kemarin Dokter juga sudah
menyarankan kepada saya untuk melakukan
pemeriksaan Mammografi, tetapi say masih belum
mengetahui tes Mammografi itu tes seperti apa yah Sus?
Suster Dessy : Begini Ibu, Mammografi itu adalah tes pemeriksaan
pada payudara dengan alat rongsent dan merupakan
suatu cara pemeriksaan yang sederhan dan tidak sakit
ibu. Test ini paling hanya membutuhkan waktu 5-10
menit saja. Cara melakukannya test ini adalah dengan
meletakkan payudara secara bergantian di antara 2
lembar alas, kemudian akan dibuat foto Rongsent dari
atas ke bawah serta dari kiri ke kanan. Begitulah ibu
gambaran dari test Mammografi ini.
Ny. Tari : Oh, seperti itu yah sus (tersenyum). Terima kasih atas
penjelasannya ya Sus.
Suster Dessy : Iya. Sama-sama ibu (tersenyum), saya senang dapat
membantu ibu. Besok saya akan kembali lagi untuk
melihat keadaan dan hasil dara test Mammografi ibu yang
akan dilakukan Sore ini. Baiklah ibu saya permisi dulu
karena saya masih harus menangani pasien lain. Permisi
Ibu. Selamat Pagi. (berjalan keluar dari Ruangan Anggrek)
Selasa, 30 November 2010
Suster Dessy : Selamat pagi Ibu. Bagaimana keadaannya pagi ini?
(tersenyum). Apakah ibu sudah sarapan?
Ny. Tari : Selamat pagi juga Suster. Saya sudah sarapan pagi ini.
Tapi keadaan saya tidak terlalu baik suster (cemberut).
Suster Dessy : Tidak terlalu baik bagaimana ibu? (bingung). Apakah ada
yang bisa saya bantu ?
Ny. Tari : Begini Sus, kemarin saya sudah menjalani test
Mammografi seperti yang disarankan oleh Dokter waktu
itu, dan Dokter mengatakan kepada saya bahwa hasil test
kemarin menunjukkan bahwa saya terkena Kanker
Payudara Stadium 3B. dan hal itu sangat membebani
pikiran saya.
Suster Dessy : Apa boleh saya mengetahui apa saja yang menjadi beban
pikiran ibu saat ini karena penyakit tersebut ?
Ny. Tari : Begini Sus, saya sangat mengkhawatirkan keadaan anak
saya. Saya bingung apakah saya masih diperbolehkan
untuk menyusui anak saya dengan keadaan saya terkena
kanker payudara seperti ini dan saya juga belum
mengetahui apa itu stadium 3b serta proses pengobatan
seperti apa saja yang nantinya akan dilakukan kepada
saya? Jujur saya sangat khawatir akan terjadinya hal yang
tidak diinginan pada diri saya sus! (cemas).
Suster Dessy : Baiklah ibu. Saya akan menjelaskan kepada ibu apa itu
stadium 3B. Stadium pada kanker payudara itu ada 5 yaitu
stadium 1,2,3a,3b,4. Dimana pada masing-masing stadium
memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda. Stadium
3b pada kanker payudara itu adalah dimana sel kanker itu
telah menyebar ke seluruh bagian payudara. Selain itu
juga penyebarannya sudah menyerang secara total pada
kelenjar limfa dan tindakan yang akan dilakukan itu tidak
ada tindakan lain selain pengangkatan pada payudara
(mastektomi). Dan untuk masalah boleh atau tidaknya ibu
menyusui anak ibu itu sangat tidak diperbolehkan dengan
alasan, pasien dengan penyakit kanker payudara, ketika
dia menyusui anaknya akan dikhawatirkan sel-sel kanker
yang terdapat pada si ibu akan terlepas ke tubuh si anak
yang akan beresiko sel kanker itu akan berkembang biak
pada si anak.
Ny. Tari : Aduh, (cemas). Bagaimana ini Suster ? Saya takut tidak
akan menjadi sempurna lagi setelah menjalani operasi
pengangkatan payudara!
Suster Dessy : (tersenyum), begini Ibu. Setiap manusia itu tidak ada yang
sempurna, setiap manusia itu sama pada umumnya,
hanya saja ibu pada saat ini sedang diberi cobaan oleh
yang maha kuasa. Saat ini ibu sedang mengalami rasa
takut yang berlebihan. Sebaiknya rasa takut itu segera ibu
hilangkan karena akan melemahkan ibu secara psikis
sehingga dapat menurunkan daya imunitas alamiah yang
ada dalam tubuh ibu. Ibu tidak maukan kalau si tembem
Andrew nanti akan semakin sedih karena kondisi
mamanya yang semakin memburuk?
Ny. Tari : Iya Suster (tersenyum) terima kasih sekali atas support
moral yang suster berikan kepada saya, saya akan terus
semangat dan berusah memahami penyakit saya ini
dengan tidak menjadikannya beban tetapi anugrah yang
diberikan yang maha kuasa kepada saya. Sehingga saya
bisa cepat sembuh dan bertemu dengan suami dan anak
saya tercinta.
Suster Dessy : Iya, sama-sama Ibu. Ibu juga harus ingat vonis Kanker
Payudara bukanlah akhir dari segalanya. Dokter adalah
manusia yang bisa mengatakan apa saja. Namun, tetap
yang maha kuasa lah yang menentukan segalanya
termasuk umur manusia. Ibu juga dapat mencari tahu apa
yang dilakukan oleh para penderita dan mantan penderita
kanker payudara dengan bergabung pada organisasi
Yayasan Kanker Payudara Indonesia yang dapat
menginspirasi ibu agar tidak terlalu tenggelam akan
kecemasan tentang penyakit ibu.
Ny. Tari : Baik lah suster. Saya sangat berterima kasih sekali karena
suster telah mau meluangkan waktunya untuk membantu
saya mencari solusi dari permasalahan yang sedang saya
hadapi saat ini, serta terima kasih juga atas masukan-
masukan, pengharapan, serta informasi yang telah banyak
suster berikan kepada saya. Saya mohon doanya Sus agar
operasi saya berjalan dengan lancar, saya dapat kembali
normal dan berkumpul kembali dengan keluarga saya.
Suster Dessy : (tersenyum) Iya ibu. Saya akan mendoakan yang terbaik
bagi kelancaran operasi ibu sehingga ibu dapat segera
kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. Baiklah ibu,
sekarang saya harus menangani pasien di ruangan lainnya
lagi. Saya mohon diri, Selamat pagi (berjalan
meninggalkan ruangan Anggrek).
~THE END~