Transcript
Page 1: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah:

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.

c. Perubahan konsep diri : Body image.

d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.

( Susan Martin Tucker, 1998 : 445 )

d. Perencanaan Keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 :20 ).

Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut :

a. Diagnosa Perawatan I

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan nyeri.

1. Tujuan

Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.

2. Kriteria hasil

a) Klien dapat ikut serta dalam program latihan

b) Mencari bantuan sesuai kebutuhan

c) Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.

3. Rencana tindakan

a) Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.

Page 2: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

b) Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.

c) Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :

1) mattress

2) Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang keras yang tidak menimbulkan lekukan saat klien tidur.

d) mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;

1) Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri ( bersandar pada tembok ) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah secara bersamaan.

2) Menelungkup sebanyak 3 – 4 kali sehari selama 15 – 30 menit.

3) Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas pernapasan.

e) monitor tanda –tanda vital setiap 4 jam.

f) Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet – lecet.

g) Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra indikasi.

h) Berikan anti inflamasi sesuai program dokter. Observasi terhadap efek samping : bisa tak nyaman pada lambung atau diare.

4. Rasional

a) Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

b) Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

c) Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata.

d) Di lakukan untuk menegakkan postur dan menguatkan otot – otot paraspinal.

e) Untuk mendeteksi perubahan pada klien.

f) Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi.

g) Cairan membantu menjaga faeces tetap lunak.

h) Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan dapat menimbulkan

Page 3: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

efek samping.

b. Diagnosa Keperawatan II

Gangguan rasa nyaman : nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi.

1) Tujuan

a. Rasa nyaman terpenuhi

b. Nyeri berkurang / hilang

2) Kriteria hasil

a. klien melaporkan penurunan nyeri

b. menunjukkan perilaku yang lebih relaks

c. memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang dipelajari dengan peningkatan keberhasilan.

3) Rencana tindakan

a. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap kemajuan nyeri ke daerah yang baru.

b. Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji efektivitasnya terhadap nyeri.

c. Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan demikian.

d. Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan sering untuk meningkatkan rasa nyaman.

e. Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif penatalaksanaan nyeri.

4) Rasional.

a. Nyeri adalah pengalaman subjek yang hanya dapat di gambarkan oleh klien sendiri.

b. Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bagaimana reaksinya terhadap nyeri klien.

c. Korset untuk mempertahankan posisi punggung.

d. Dengan ganti – ganti posisi agar otot – otot tidak terus spasme dan tegang sehingga otot menjadi lemas dan nyeri berkurang.

e. Metode alternatif seperti relaksasi kadang lebih cepat menghilangkan nyeri atau dengan mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.

Page 4: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

c. Diagnosa Keperawatan III

Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh.

1) Tujuan

Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan koping yang adaptif.

2) Kriteria hasil

Klien dapat mengungkapkan perasaan / perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra.

3) Rencana tindakan

a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan. Perawat harus mendengarkan dengan penuh perhatian.

b. Bersama – sama klien mencari alternatif koping yang positif.

c. Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara klien keluarga dan teman serta berikan aktivitas rekreasi dan permainan guna mengatasi perubahan body image.

4) Rasional

a. meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling percaya dan dengan ungkapan perasaan dapat membantu penerimaan diri.

b. Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.

c. Memberikan semangat bagi klien agar dapat memandang dirinya secara positif dan tidak merasa rendah diri.

d. Diagnosa Keperawatan IV

Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan perawatan di rumah.

1) Tujuan

Page 5: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah.

2) Kriteria hasil

a. Klien dapat memperagakan pemasangan dan perawatan brace atau korset

b. Mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan

c. Klien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit.

3) Rencana tindakan

a. Diskusikan tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya.

b. Peragakan pemasangan dan perawatan brace atau korset.

c. Perbanyak diet nutrisi dan masukan cairan yang adekuat.

d. Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.

e. Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas.

f. Tingkatkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.

e. Pelaksanaan

Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan di implementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil.

Komponen tahap Implementasi:

a. tindakan keperawatan mandiri

b. tindakan keperawatan kolaboratif

c. dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan.

( Carol vestal Allen, 1998 : 105 )

f. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang di amati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

Page 6: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

perencanaan komponen tahap evaluasi.

a. pencapaian kriteria hasil

b. ke efektipan tahap – tahap proses keperawatan

c. revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.

Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Spondilitis tuberkulosa adalah:

1. Adanya peningkatan kegiatan sehari –hari ( ADL) tanpa menimbulkan gangguan rasa nyaman .

2. Tidak terjadinya deformitas spinal lebih lanjut.

3. Nyeri dapat teratasi

4. Tidak terjadi komplikasi.

5. Memahami cara perawatan dirumah

Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah:

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.

c. Perubahan konsep diri : Body image.

d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.

( Susan Martin Tucker, 1998 : 445 )

d. Perencanaan Keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 :20 ).

Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut :

Page 7: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

a. Diagnosa Perawatan I

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan nyeri.

1. Tujuan

Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.

2. Kriteria hasil

a) Klien dapat ikut serta dalam program latihan

b) Mencari bantuan sesuai kebutuhan

c) Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.

3. Rencana tindakan

a) Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.

b) Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.

c) Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :

1) mattress

2) Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang keras yang tidak menimbulkan lekukan saat klien tidur.

d) mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;

1) Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri ( bersandar pada tembok ) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah secara bersamaan.

2) Menelungkup sebanyak 3 – 4 kali sehari selama 15 – 30 menit.

3) Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas pernapasan.

e) monitor tanda –tanda vital setiap 4 jam.

f) Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet – lecet.

g) Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra indikasi.

Page 8: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

h) Berikan anti inflamasi sesuai program dokter. Observasi terhadap efek samping : bisa tak nyaman pada lambung atau diare.

4. Rasional

a) Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

b) Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

c) Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata.

d) Di lakukan untuk menegakkan postur dan menguatkan otot – otot paraspinal.

e) Untuk mendeteksi perubahan pada klien.

f) Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi.

g) Cairan membantu menjaga faeces tetap lunak.

h) Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan dapat menimbulkan efek samping.

b. Diagnosa Keperawatan II

Gangguan rasa nyaman : nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi.

1) Tujuan

a. Rasa nyaman terpenuhi

b. Nyeri berkurang / hilang

2) Kriteria hasil

a. klien melaporkan penurunan nyeri

b. menunjukkan perilaku yang lebih relaks

c. memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang dipelajari dengan peningkatan keberhasilan.

3) Rencana tindakan

a. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap kemajuan nyeri ke daerah yang baru.

Page 9: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

b. Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji efektivitasnya terhadap nyeri.

c. Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan demikian.

d. Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan sering untuk meningkatkan rasa nyaman.

e. Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif penatalaksanaan nyeri.

4) Rasional.

a. Nyeri adalah pengalaman subjek yang hanya dapat di gambarkan oleh klien sendiri.

b. Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bagaimana reaksinya terhadap nyeri klien.

c. Korset untuk mempertahankan posisi punggung.

d. Dengan ganti – ganti posisi agar otot – otot tidak terus spasme dan tegang sehingga otot menjadi lemas dan nyeri berkurang.

e. Metode alternatif seperti relaksasi kadang lebih cepat menghilangkan nyeri atau dengan mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.

c. Diagnosa Keperawatan III

Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh.

1) Tujuan

Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan koping yang adaptif.

2) Kriteria hasil

Klien dapat mengungkapkan perasaan / perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra.

3) Rencana tindakan

a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan. Perawat harus mendengarkan dengan penuh perhatian.

b. Bersama – sama klien mencari alternatif koping yang positif.

c. Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara klien keluarga dan teman serta berikan

Page 10: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

aktivitas rekreasi dan permainan guna mengatasi perubahan body image.

4) Rasional

a. meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling percaya dan dengan ungkapan perasaan dapat membantu penerimaan diri.

b. Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.

c. Memberikan semangat bagi klien agar dapat memandang dirinya secara positif dan tidak merasa rendah diri.

d. Diagnosa Keperawatan IV

Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan perawatan di rumah.

1) Tujuan

Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah.

2) Kriteria hasil

a. Klien dapat memperagakan pemasangan dan perawatan brace atau korset

b. Mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan

c. Klien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit.

3) Rencana tindakan

a. Diskusikan tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya.

b. Peragakan pemasangan dan perawatan brace atau korset.

c. Perbanyak diet nutrisi dan masukan cairan yang adekuat.

d. Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.

e. Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas.

f. Tingkatkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.

Page 11: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

e. Pelaksanaan

Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan di implementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil.

Komponen tahap Implementasi:

a. tindakan keperawatan mandiri

b. tindakan keperawatan kolaboratif

c. dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan.

( Carol vestal Allen, 1998 : 105 )

f. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang di amati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan komponen tahap evaluasi.

a. pencapaian kriteria hasil

b. ke efektipan tahap – tahap proses keperawatan

c. revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.

Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Spondilitis tuberkulosa adalah:

1. Adanya peningkatan kegiatan sehari –hari ( ADL) tanpa menimbulkan gangguan rasa nyaman .

2. Tidak terjadinya deformitas spinal lebih lanjut.

3. Nyeri dapat teratasi

4. Tidak terjadi komplikasi.

5. Memahami cara perawatan dirumah

- Mengobservasi keadaan klien.H : Klien tampak lemah dan berbaring di tempat tidur.- Melakukan pengkajian tentang keluhan yang di alami klien.R : Klien mau mengungkapkan keluhannya dan mau bekerjasama dengan perawat

Page 12: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

- Membantu klien dalam pemenuhan ADL : Memandikan R : klien mengatakan segar H : klien tampak bersih- Mengganti alat tenun.H : tempat tidur klien tampak rapi dan bersih- Mengukur tanda-tanda vital.H : TD : 120/80 mmhgN : 84x/menitRR : 24x/menitS : 36,1º C- Mengkaji ulang tingkat nyeriR : klien mengeluh nyeri pada dengan karakteristik :P : pada saat bergerakQ : di tusuk-tusukR : di daerah tulang belakangS : 10 (sangat berat)T : intermiten - Menganjurkan klien tehnik relaksasiR : klien mengatakan akan mengikuti anjuran- Mengkaji ulang pola nutrisi klien.R : klien mengatakan tidak ada nafsu makan- Menganjurkan klien makan sedikit tapi seringR : klien mengatakan mencoba makan sedikit tapi sering- Mengkaji luka dekubitus.H : terdapat luka dekubitus dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 4 cm, kedalaman kurang lebih 0,5 cm, warna luka kemerahan dan luka stadium 4- Mengukur TTVH : TD : 120/80 mmhgN : 80x/menitRR : 22x/menitS : 36,3 C- Memberikan obat oral amitriptyline ( 25 mg ), caibamazepine ( 200 mg ), B1 ( 10 mg ), B6 ( 10 mg ), parasetamol ( 500 mg )R : Klien mau meminum obatnya- Mengkaji keadaan umum klienH : klien tampak lemah- Mengukur tanda-tanda vital.H : TD : 140 /80 mmhgN : 78x/menitRR : 16x/menitS : 36,0º C- Mengkaji ulang tingkat nyeriH : klien mengatakan nyerinya agak berkurang dari hari sebelumnya.R : P : pada saat bergerakQ : di tusuk-tusuk

Page 13: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

R : di daerah tulang belakangS : 7-9 (berat)T : intermiten- Menganjurkan tehnik relaksasi jika nyeri timbulR : klien mau mengikuti anjuran perawat- Mengkaji ulang pola nutrisi klienR : klien masih tidak ada nafsu makan dan klien makan hanya 6-7 sendok- Menganjurkan kembali makan sedikit tapi seringR : klien mau mengikuti anjuran perawat- Membantu klien dalam merubah posisi miring kananR : klien mengatakan nyeri jika berubah posisi- Membantu dalam pemenuhan ADL (memandikan)R : klien mengatakan segar- Mengganti balutan klien dan melakukan perawatan lukaH : balutan tampak bersih. Tampak luka masih kemerahan dengan panjang 4 cm, lebar 4 cm, dan kedalaman 0,5 cm, ada pus- Mengganti alat tenunH : tempat tidur tampak rapi dan bersih- Mengkaji ulang tidur klienR : Klien mengatakan sudah bisa tidur tetapi terkadang bangun karena nyeri timbul- Mengkaji tingkat pengetahuan klienR : klien mengatakan tidak tau tentang penyakitnya- Memberi obat untuk klien, parasetamol (500 mg), B1 Pyrazinamide (500), B6 Tramadol (50 mg),amitriptyline (25 mg), caibamazepine (200 mg)R : klien mau meminum obatnya- Mengukur tanda-tanda vitalH : TD : 110/80 mmhgN : 80x/menitRR : 20x/menitS : 36,2º C- Mengkaji keadaan umumH : Klien tampak lemah- Mengukur tanda-tanda vitalH : TD : 120/80 mmhgN : 82x/menitRR : 16x/menitS : 36,3º c- Mengkaji ulang tingkat nyeriR : Klien mengatakan masih nyeri dengan karakteristik :P : Saat bergerakQ : Ditusuk-tusukR : Didaerah tulang belakangS : 7-9 (berat)T : Intermmiten- Menganjurkan tehnik relaksasi jika nyeri timbul

Page 14: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

R : Klien mau mengikuti anjuran perawat.- Membantu klien dalam merubah posisi miring kiriR : Klien mengatakan nyeri jika berubah posisi.- Memandikan klien ditempat tidur dan memasage punggung klienR : Klien tampak segar H : Klien tampak bersih- Mengganti alat tenun klienH : tempat tidur tampak bersih dan rapi.- Mengkaji ulang pola nutrisi klien.H : Klien masih tidak ada nafsu makan dan klien hanya makan 6-7 sendok - Menganjurkan klien untuk tetap makan sedikit tapi sering.R : Klien mau mengikuti anjuran perawat.- Memasang infus.H : Infus berhasil dimasukan di tangan sebelah kiri RL 20 tts/mnt - Memberikan suntikan via infus ranitidin (2ml) l ampH : Obat masuk melalui via infus dengan lancar.- Mengganti cairan clinimix 20 tts/mnt (1000 cc)H : Cairan masuk melalui via infus dengan lancar.- Mencuci rambut klien.H : Rambut tampak tidak kusut lagi.- Mengkaji ulang pola istirahat tidur.H : Klien sudah bisa tidur walaupun kadang-kadang terbangun dimalam hari karena nyeri timbul.- Memberikan sedikit informasi tentang penyakitnyaH : klien sudah tahu tentang penyakitnya- Mengkaji ulang pola nutrisi klienR : klien sudah ada nafsu makan dan klien dapat mengahabiskan ½ porsi makanan dyang di sediakan- Memberikan obat untuk klien, parasetamol (500 mg), B1 (10 mg), B6 (10mg), amitriptyline (25 mg), caibamazepine (200 mg)- Mengukur tanda tanda vitalH : TD : 110/80 mmhgN : 88x/menitRR : 24x/menitS : 36,40 C

Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah:

a. Gangguan mobilitas fisik

Page 15: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.

c. Perubahan konsep diri : Body image.

d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.

( Susan Martin Tucker, 1998 : 445 )

Perencanaan Keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. ( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 :20 ).

Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut :

a. Diagnosa Perawatan Satu

Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan nyeri.

1. Tujuan

Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.

2. Kriteria hasil

a) Klien dapat ikut serta dalam program latihan

Page 16: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

b) Mencari bantuan sesuai kebutuhan

c) Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.

3. Rencana tindakan

a) Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.

b) Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.

c) Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :

1) mattress

2) Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang keras yang tidak menimbulkan lekukan saat klien tidur.

d) mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;

1) Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri (bersandar pada tembok ) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah secara bersamaan.

2) Menelungkup sebanyak 3 – 4 kali sehari selama 15 – 30 menit.

3) Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas pernapasan.

e) monitor tanda –tanda vital setiap 4 jam.

Page 17: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

f) Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet – lecet.

g) Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra indikasi.

h) Berikan anti inflamasi sesuai program dokter. Observasi terhadap efek samping : bisa tak nyaman pada lambung atau diare.

4. Rasional

a) Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

b) Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

c) Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata.

d) Di lakukan untuk menegakkan postur dan menguatkan otot – otot paraspinal.

e) Untuk mendeteksi perubahan pada klien.

f) Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi.

g) Cairan membantu menjaga faeces tetap lunak.

h) Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan dapat menimbulkan efek samping.

b. Diagnosa Keperawatan Kedua

Page 18: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

Gangguan rasa nyaman : nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi.

1) Tujuan

a. Rasa nyaman terpenuhi

b. Nyeri berkurang / hilang

2) Kriteria hasil

a. klien melaporkan penurunan nyeri

b. menunjukkan perilaku yang lebih relaks

c. memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang di [elajari dengan peningkatan keberhasilan.

3) Rencana tindakan

a. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap kemajuan nyeri ke daerah yang baru.

b. Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji efektivitasnya terhadap nyeri.

c. Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan demikian.

d. Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan sering untuk meningkatkan rasa nyaman.

e. Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif penatalaksanaan nyeri.

Page 19: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

4) Rasional.

a. Nyeri adalah pengalaman subjek yang hanya dapat di gambarkan oleh klien sendiri.

b. Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bagaimana reaksinya terhadap nyeri klien.

c. Korset untuk mempertahankan posisi punggung.

d. Dengan ganti – ganti posisi agar otot – otot tidak terus spasme dan tegang sehingga otot menjadi lemas dan nyeri berkurang.

e. Metode alternatif seperti relaksasi kadang lebih cepat menghilangkan nyeri atau dengan mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.

c. Diagnosa Keperawatan ketiga

Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh.

1) Tujuan

Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan koping yang adaptif.

2) Kriteria hasil

Klien dapat mengungkapkan perasaan / perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra.

3) Rencana tindakan

Page 20: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan. Perawat harus mendengarkan dengan penuh perhatian.

b. Bersama – sama klien mencari alternatif koping yang positif.

c. Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara klien keluarga dan teman serta berikan aktivitas rekreasi dan permainan guna mengatasi perubahan body image.

4) Rasional

a. meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling percaya dan dengan ungkapan perasaan dapat membantu penerimaan diri.

b. Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.

c. Memberikan semangat bagi klien agar dapat memandang dirinya secara positif dan tidak merasa rendah diri.

d. Diagnosa Keperawatan keempat

Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan perawatan di rumah.

1) Tujuan

Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah.

2) Kriteria hasil

Page 21: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

a. Klien dapat memperagakan pemasangan dan perawatan brace atau korset

b. Mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan

c. Klien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit.

3) Rencana tindakan

a. Diskusikan tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya.

b. Peragakan pemasangan dan perawatan brace atau korset.

c. Perbanyak diet nutrisi dan masukan cairan yang adekuat.

d. Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.

e. Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas.

f. Tingkatkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.

Pelaksanaan

Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan di implementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil.

Komponen tahap Implementasi:

Page 22: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

a. tindakan keperawatan mandiri

b. tindakan keperawatan kolaboratif

c. dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan.

( Carol vestal Allen, 1998 : 105 )

Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang di amati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan komponen tahap evaluasi.

a. pencapaian kriteria hasil

b. ke efektipan tahap – tahap proses keperawatan

c. revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.

Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Spondilitis tuberkulosa adalah:

1. Adanya peningkatan kegiatan sehari –hari ( ADL) tanpa menimbulkan gangguan rasa nyaman .

2. Tidak terjadinya deformitas spinal lebih lanjut.

3. Nyeri dapat teratasi

Page 23: Diagnosa Keperawatan Spondilitis Tuberkulosa

4. Tidak terjadi komplikasi.

5. Memahami cara perawatan dirumah

Post a Comment


Top Related