Transcript
Page 1: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatan adalah sebagai salah satu profesi dibidang kesehatan

yang sedang mengalami perkembangan secara pesat, seiring dengan

perkembangan profesi keperawatan di negara-negara maju. Salah satu bukti

pesatnya perkembangan dunia keperawatan adalah terus dikembangkannya

diagnosa keperawatan, standar intervensi dan evaluasi. Untuk menunjang

profesionalisme kerja perawat, maka diperlukan manajemen keperawatan

yang bermutu dan dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.

Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

menjelaskan suatu kegiatan di organisasi, dimana di dalam manajemen

tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan

prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey,1999).

Manajemen keperawatan yang baik ditunjang oleh pelaksanaan dokumentasi

yang CARE yaitu Complete (lengkap), Accurate (akurat), Rapid (cepat) dan

English. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini melibatkan

pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari para praktisi, klien, keluarga dan

dokter, dengan metode praktek keperawatan profesional (MPKP). Proses

manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu

metode pelaksanaan praktek keperawatan secara professional, sehingga

keduanya dapat saling menopang.

Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi

trend dalam keperawatan Indonesia adalah model praktek keperawatan

profesional dengan metode pemberian Modifikasi Primary Nursing. Salah

satu kritik yang dikemukakan mengenai model keperawatan ini adalah terlalu

komplek dan teoritis. Akan tetapi seluruh pembicaraan mengenai model ini

mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya,

meningkatkan kemampuannya dalam mendiskusikan masalah yang

melibatkan sikap politis dan pribadi yang lebih terbuka serta membantu para

perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap

tindakannya (Salvage, 1985). Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 6-8

Juni 2011, didapatkan bahwa di ruang Perinatologi masih menggunakan

metode MPKP 1.

11

Page 2: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Berdasarkan atas fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan

Model Praktik Keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan

keperawatan Primary Nursing, dimana pelaksanaannnya melibatkan semua

pasien kelolaan di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan dengan perawat yang

bertugas di ruang tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan kegiatan praktek manajemen keperawatan,

diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip

kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan menggunakan

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dengan metode

pemberian asuhan keperawatan Modifikasi Primary Nursing dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RS khususnya pelayanan

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan pengelolaan ruangan dengan pelayanan

keperawatan sesuai konsep langkah manajemen, diharapkan mahasiswa

mampu :

a. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Perinatologi BRSU

Tabanan

b.Melakukan analisis situasi berdasarkan Analisa SWOT

c. Menentukan rumusan masalah dan program inovasi yang dapat

diterapkan di Ruang Perinatologi

d.Menyusun rencana strategis dan operasional ruangan berdasarkan hasil

pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional : (1) Timbang

terima (2) Ronde Keperawatan (3) Sentralisasi Obat (4) Supervisi

Keperawatan (5) Dokumentasi Keperawatan (6) Aplikasi peran (7)

Discharge planning

Menyusun rencana strategis untuk menjalankan program inovasi yang

telah ditentukan : (1) Penyediaan fasilitas untuk tempat alas kaki yang

tertutup (2) Penyediaan lembar balik mengenai orientasi pasien baru di

ruangan Perinatologi (3) Mengaktifkan penyuluhan untuk Ibu bayi

melalui sarana televisi.

2

Page 3: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

e. Melaksanakan rencana strategis dan operasional ruangan berdasarkan

hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional : (1) Timbang

terima (2) Ronde Keperawatan (3) Sentralisasi Obat (4) Supervisi

Keperawatan (5) Dokumentasi Keperawatan (6) Aplikasi peran (7)

Discharge planning

f. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis dan operasional ruangan

berdasarkan hasil pengkalian Model Praktek Keperawatan Profesional :

(1) Timbang terima (2) Ronde Keperawatan (3) Sentralisasi Obat (4)

Supervisi Keperawatan (5) Dokumentasi Keperawatan (6) Aplikasi

peran (7) Discharge planning

C. Manfaat

1. Bagi pasien

Tercapainya kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan

2. Bagi perawat

a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal

b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien serta keluarga

c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat

D. Tempat dan Waktu

Tempat dilaksanakannya praktek klinik manajemen keperawatan ini

adalah di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan, dalam kurun waktu selama 35

hari kerja terhitung mulai tanggal 6 Juni sampai 9 Juli 2011.

3

Page 4: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

Merupakan suatu pusat pelayanan kesehatan spesialistik yang paripurna

dan bermutu prima yang menekankan pada pelayanan yang cepat, tepat, akurat

terpercaya dan profesional dengan harga yang terjangkau serta senantiasa

mengutamakan kepuasan pelanggan. Badan Rumah Sakit Umum Tabanan juga

berperan dalam menunjang pariwisata di Bali.

BRSU Tabanan merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten

Tabanan, terletak di jantung kota dan merupakan RS tipe B Non Pendidikan, yang

berdiri pada tanggal 24 November 1953 dengan nama Rumah Sakit Umum

Tabanan.Yang berdiri diatas tanah seluas 1.610 m².

Pada bulan April 2002 sistem penglolaan keuangannya RSU Tabanan

bersifat ”Swadana” dan pada bulan Juni 2006 menjadi BLU. Sampai saat ini

kapasitas tempat tidur RSU Tabanan 208 TT.

Gambaran khusus tentang BRSU Tabanan ditinjau dari visi, misi,

falsafah, budaya organisasi, motto dan tujuan rumah sakit dapat diuraikan sebagai

berikut :

a. Visi

Rumah Sakit Prima dan Mandiri tahun 2005 serta Rumah Sakit Internasional

tahun 2010, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

b. Misi

Memberikan pelayanan paripurna yang bermutu prima kepada seluruh lapisan

masyarakat dan wisatawan mancanegara, melalui organisasi yang pembelajar,

SDM yang profesional, produktif dan berkomitmen serta manajemen yang

efektif efisien dan mandiri.

c. Motto

MOTTO : C E M E R L A N G (Cepat, Efektif, Mudah, Efisien, Ramah,

lancar, Aman, Nyaman dan Gairah)

1. Cepat :Pelayanan yang segera, sigap dan tanggap

2. Efektif :Pelayanan dengan hasil yang memuaskan tingkat

Kesembuhan yang tinggi)

3. Mudah :Pelayanan yang mudah dimengerti dan tidak berbelit- belit

44

Page 5: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

4. Efisien :Pelayanan dengan biaya yang minimal dengan hasil yang

optimal

5. Ramah :Pelayanan yang ditandai dengan senyum, salam dan sapa yang

hangat

6. Lancar :Pelayanan yang berkesinambungan

7. Aman :Pelayanan yang memberikan rasa aman baik fisik,mental,

emosional, material-spiritual

8. Nyaman :Pelayanan dengan lingkungan yang bersih, indah, asri dan

suasana yang tertib dan penuh kekeluargaan

9. Gairah : Pelayanan yang diberikan dengan semangat, disiplin disertai

dengan rasa senang dan gembira

d. Keyakinan dasar

1. Mutu berasal dari keberanian belajar dan berinovasi

Mutu hanya bisa ditingkatkan melalui semangat pembelajaran yang terus-

mernerus, keberanian untuk melakukan inovasi-inovasi baru, serta sikap

dan prilaku yang profesional.

2. Sukses ditentukan oleh loyalitas pelanggan

Pelanggan (pasien) adalah tujuan utama kita bekerja, karena itu pelanggan

(pasien) harus dilayani dengan penuh kasih sayang, tulus ikhlas serta

dengan semangat dan kemampuan yang setinggi-tingginya.

3. Superteam lebih baik dari pada superman

Kesuksesan hanya dapat dicapai dengan “SuperSystem“ yang dibangun

melalui “SuperTeam“ yang memiliki rasa kebersamaan, kerjasama,

integritas, jujur, terbuka dan disiplin, serta jiwa yang menjunjung tinggi

nilai-nilai spiritual.

e. Nilai-Nilai Dasar Badan RSU Tabanan

1. PEMBELAJAR, sikap dan prilaku yang selalu belajar dari fakta-fakta

kegagalan atau kesuksesan, berani menerima kritikan dan kekurangan diri

sendiri dan selalu berusaha untuk memperbaikinya.

2. INOVATIF, sikap prilalu yang kreatif dan berani mengambil risiko untuk

mencoba hal-hal baru.

3. PROFESIONAL, sikap prilaku kerja yang menjunjung tinggi etika dan

standar-standar profesi.

4. KASIH SAYANG, sikap dan prilaku yang senantiasa bersedia memberi

bantuan dan bersedia melayani dengan ramah hangat dan bersahabat.

5

Page 6: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

5. IKHLAS, sikap dan prilaku yang tulus, tanpa pamrih, dapat menerima

kelebihan dan kekurangan.

6. SEMANGAT, sikap dan prilaku kerja/ pelayanan yang dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh, disiplin disertai dengan perasaan senang dan

gembira.

7. KERJA SAMA, sikap dan prilaku yang sanggup bekerja sama dalam

sebuah tim,menghargai perbedaan dan keragaman serta menghargai

kelebihan dan hak orang lain.

8. INTEGRITAS, sikap dan prilaku yang jujur dan terbuka, utuh dan satu

antara pikiran, ucapan dan perbuatan (Tri Kaya Parisuda).

9. SPIRITUAL, sikap dan prilaku yang menjunjung tinggi kebenaran dan

keadilan universal, hukum alam dan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

B. Gambaran umum ruangan

1. Kapasitas Ruang Perinatologi

Kapasitas ruangan adalah 15 tempat tidur plus 5 bed ekstra dengan 5 ruang

keperawatan dengan rincian 3 inkubator di Ruang BBLR, 5 bed di Ruang

Resiko sedang, 3 inkubator di Ruang Resiko Tinggi, masing-masing 2 bed di

Ruang isolasi dan di Ruang tindakan.

Ruang Perinatologi merupakan bagian dari ruang NICU ( Neonatal Intensive

Care Unit) dengan klasifikasi non kelas. Tarif pelayanan yang dikenakan

sebesar Rp 72.000; per hari dengan perincian biaya untuk akomodasi Rp

57.000; dan pelayanan Rp 15.000;.

2. Tarif Ruang Perinatologi

Ruang Perinatologi merupakan bagian dari ruang NICU ( Neonatal Intensive

Care Unit) dengan klasifikasi non kelas. Tarif pelayanan yang dikenakan

sebesar Rp 72.000; per hari dengan perincian biaya untuk akomodasi Rp

57.000; dan pelayanan Rp 15.000;

6

Page 7: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

BAB III

PENGKAJIAN DATA DAN ANALISA

A. Pengumpulan Data

1. M 1 – MAN

a. Struktur Organisasi

Di Ruang Perinatologi sudah terbentuk struktur organisasi yang

terdiri dari Direktur Rumah Sakit, Wadir pelayanan dan pengendalian

mutu, yang mempunyai 2 Kabid yaitu Kabid pengendalian mutu yang

memepunyai Kasubid keperawatan mutu dan sertifikasi, sedangkan Kabid

pelayanan mutu mempunyai Kasubid rawat jalan, rawat inap dan rawat

intensif. Penyelia KIA berada dibawah komando Kasubid keperawatan

mutu dansertifikasi yang berkoordinasi dengan Ka instalasi KIA yang

berada langsung di bawah komando Wadir pelayanan dan pengendalian

mutu. Kepala Ruangan berada di bawah Ka Instalasi KIA, dimana Kepala

Ruangan mempunyai Wakil Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat

Associate dan bagian administrasi.

Ruang Perinatologi dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan

dengan latar belakang pendidikan Sarjana Keperawatan Ners. Dalam

memberikan Asuhan Keperawatan, staf keperawatan dibagi menjadi 3

orang PP (Perawat Primer) yang membawahi 4 PA (Perawat Associate).

Ruang Perinatologi juga mempunyai 1 orang pegawai administrasi.

b. Ketenagaan Termasuk BOR Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit)

Gambaran umum jumlah pasien dan pencaaian indicator mutu

periode Januari – Desember 2010 di Ruang Perinatologi dapat dilihat

dalam table dibawah ini :

Tabel 3.1

BOR DAN LOS RUANG PERINATOLOGI TAHUN 2010

Bulan BOR (%) LOS (%)

Januari 57,42 7,90

Februari 74,29 7,00

Maret 92,26 7,48

77

Page 8: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

April 80,44 7,30

Mei 97,42 7,39

Juni 84,44 9,51

Juli 82,80 10,37

Agustus 83,87 6,56

September 99,33 8,92

Oktober 86,88 7,64

Nopember 84,89 9,77

Desember 90,75 6,63

Rata-rata 84,57 8,04

c. Riwayat Pendidikan dan Ketenagaan Ruang Perinatologi

1) Tenaga keperawatan

a) Jumlah tenaga 16 orang

b) Tenaga S1 Keperawatan 1 orang

c) Tenaga D3 Keperawatan dan D3 Kebidanan 13 orang

d) Tenaga SPK 1

e) Tenaga SKM 1 orang

2) Tenaga non keperawatan

a) Tenaga administrasi 2 orang

b) Tenaga cleaning service 1 orang

Tabel 3.2 Ketenagaan Perawat dan Riwayat Pendidikan di Ruang

Perinatologi

NAMA PENDIDIKAN STATUS

KETENAGAAN

MASA

KERJA

Ni Luh Putu Susilawati S1 Kep Ns PNS 16 Tahun

Ni Nyoman Rai Suardanti D3 Keperawatan PNS 12 tahun

Ni Wayan Resmiati D3 Keperawatan PNS 16 tahun

Ni Made Purniati D3 Keperawatan PNS 14 tahun

Ni Wyn Wiwik Suciati SPK PNS 13 tahun

Ni Putu Rastiti D3 Keperawatan PNS 9 tahun

Made Juli Maharini D3 Keperawatan PNS 7 tahun

Ni Wayan Widiarini D3 Kebidanan PNS 8 tahun

8

Page 9: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Ni Ketut Sari SKM PNS 4 tahun

Ni Kmg Nova Kusuma D D3 keperawatan PNS 3 tahun

NI Made Eliantini D3 Kebidanan PNS 1 tahun

Nyoman Ayu Listyawati D3 Kebidanan PNS 1 tahun

Ni Luh Gede Wisnayanti D3 Kebidanan PNS 1 tahun

Gst Ayu KomangWidiasih D3 Kebidanan kontrak 1 tahun

Ni Nengah Sugiani D3 Kebidanan kontrak 1 tahun

Ni Luh Ekayanti P D3 Kebidanan kontrak 1 tahun

Dilihat dari kuantitas Ruang Perinatologi memiliki 9 orang Perawat

(termasuk Kepala Ruangan), dan 7 orang Bidan dengan kualifikasi

pendidikan terdiri dari 1 orang S1 Keperawatn Ners sebagai Kepala

Ruangan, 6 orang D3 keperawatan, 7 orang Bidan, 1 orang SKM yang

mempunyai latar belakang D3 keperawatan, 1 orang SPK yang sedang

melanjutkan pendidikan. Sebagian staff yaitu 13 orang (81%) berstatus

PNS dan sebagian lagi berstatus sebagai pegawai kontrak yaitu 3 orang

(19%). Dilihat dari massa kerja dapat diketahui bahwa massa kerja setiap

tenaga keperawatan dan kebidanan di ruang perinatologi bakung adalah

bervariasi dengan rincian massa kerja terlama adalah 16 tahun dan

terpendek adalah 1 tahun.

d. Beban Kerja dan Pembagian Tugas

Adapun pembagian tugas keperawatan yang dimiliki ruang

Perinatologi BRSU Tabanan adalah Kepala Ruangan yang dibantu oleh

Wakil Kepala Ruangan, Perawat Primer sebanyak 3 orang dan Perawat

Associate sebanyak 12 orang.

Adapun tugas dan tanggung jawab setiap perawat adalah sebagai

berikut.

a. Kepala Ruangan

Menerima pasien baru

Memimpin rapat

Mengevaluasi kinerja perawat

Membuat daftar dinas

Menyediakan material

Perencanaan, pengawasan, pengarahan dan pengawasan.

9

Page 10: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

b. Perawat Primer (PP)

Membuat perencanaan ASKEP

Mengadakan tindakan kolaborasi

Memimpin timbang terima

Mendelegasikan tugas

Memimpin ronde keperawatan

Mengevaluasi pemberian ASKEP

Bertanggung jawab terhadap pasien

Memberi petunjuk jika pasien akan pulang

Mengisi resume keperawatan

c. Perawat Asosiasi (PA)

Memberikan ASKEP

Mengikuti timbang terima

Melaksanakan tugas yang didelegasikan

Mendokumentasikan tindakan keperawatan

e. Sertifikasi

Bila ditinjau dari segi kualitas, dari 16 orang tenaga perawat di

Ruang Perinatologi BRSU Tabanan diperoleh data 13 orang berstatus PNS

dan 3 orang berstatus pegawai kontrak telah mendapatkan pelatihan terkait

tugasnya dalam pelayanan keperawatan dan management keperawatan.

Pelatihan yang wajib diikuti oleh 16 orang perawat tersebut diantaranya

Pelatihan Metode Kangguru, Resusitasi Neonatus, Management Laktasi,

dan Pemasangan Infuse Umbilikal. Adapun pelatihan lain yang diikuti oleh

beberapa perawat lainnya berupa Pelatihan PICU/NICU (Perinatal/

Neonatal Intensive Care Unit) sebanyak 2 orang, Pelatihan PONEK

(Penangananan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) sebanyak 1

orang, dan Pelatihan SPMKK (Sistem Pengembangan Management Klinik

Keperawatan) sebanyak 3 orang.

f. Tingkat Ketergantungan Pasien

Perhitungan tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Perinatologi

BRSU Tabanan menggunakan rumus perhitungan Douglas yaitu “Total

Care” di mana pasien memiliki tingkat ketergantungan total terhadap

10

Page 11: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

tenaga medis. Adapun perhitungan tingkat ketergantungan Pasien di Ruang

Perinatologi BRSU Tabanan adalah sebagai berikut:

Jumlah pasien tanggal 6 juni 2011 = 13 orang.Total tenaga perawat : Pagi : 13 x 0,36 : 4,68 = 5 orangSore : 13 x 0,36 : 4,68 = 5 orangMalam : 13 x 0,2 : 4,60 = 5 orang 15 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :g.

h. Alur Pasien Masuk

Kajian Teori

Penerimaan pasien baru merupakan hal yang penting dalam

perawatan pasien di ruang perawatan. Oleh karena hal ini dapat

memberikan kesan pertama, yang memberi arti mendalam bagi pasien dan

keluarga. Penerimaan pasien baru meliputi penilaian keadaan umum dan

mengkaji tanda-tanda vital pasien sehingga dapat diketahui keadaan awal

pasien dan kebutuhan perawatan pasien saat itu. Misalnya pada pasien

yang sesak, respirasi meningkat, saturasi oksigen kurang dari nomal dapat

diberikan oksigen. Hasil-hasil penunjang medis terutama hasil rontgen atau

hasil laboratorium juga harus dicek identitas, jenis untuk mencegah

kekeliruan atau kehilangan. Selanjutnya pasien atau keluarga diberikan

orientasi ruangan.

Kajian Data

Dari hasil observasi terhadap penerimaan pasien baru sudah

dilakukan secara optimal oleh ruangan misalnya penilaian keadaan umum

dan vital sign. Pemberian orientasi ruangan didokumentasikan dalam

blanko orientasi pasien baru yang berisi kolom tanggal, jenis infomasi,

dilakukan (sudah/ belum), nama dan TT (sudah/ belum) dan tanda tangan

kepala ruangan.

Analisis

Berdasarkan hasil observasi, penerimaan pasien baru pada ruang

Perinatologi sudah optimal dimana penerimaan pasien baru sudah

11

Page 12: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

dibuatkan blanko penerimaan pasien baru yang mencakup penialaian

keadaan umum dan tanda-tanda vital, pemberian orientasi ruangan dan

pengecekan hasil penunjang medis serta blanko juga sudah ditanda tangani

kedua belah pihak yaitu yang memberi orientasi dan yang diberi orientasi.

12

Page 13: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

13

Page 14: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

i. Gambaran Kasus

Ruang perinatologi merupakan bagian dari ruang NICU (Neonatal

Intensive Care Unit) dengan klasifikasi non kelas yang terdapat berbagai

kasus neonatal seperti dibawah ini :

Tabel 3.3 GAMBARAN KASUSBULAN JANUARI – MEI 2011

KASUSBULAN

JMLJANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI

ASFIKSIA SEDANG 9 10 13 4 3 39RDS 2 1 1 - 1 5BBLR 9 23 16 10 5 63MONGOLISME INTAKE ↓

1 - - - - 1

SUSP. PNEMONI 1 - 3 - - 4HIPERBILIRUBIN 6 6 5 6 6 29SEPSIS 2 2 3 2 1 10HIPOGLIKEMI 3 - 1 - - 4ANEMIA 5 1 1 - 1 8RESIKO INFEKSI 3 2 5 - 1 11PREMATUR 2 4 - 2 - 8LABIOPALATOKHISIS 1 1 - - - 2ASFIKSIA BERAT 3 4 5 3 2 17GEMELI 1 6 1 3 2 13DIARE AKUT - 3 - - 1 4PERITONITIS - 1 - - - 1BRONCHOPNEMONI - 2 1 - - 3ASPIRASI - 1 1 1 - 3MALAS MINUM - 2 - - - 2OBSERVASI FEBRIS - - 1 1 - 2KONVULSI - - 1 - - 1RJP SIANOTIK - - 1 - - 1OEDEMA SEREBRI - - - 1 - 1SUSP. ILEUS - - - 1 - 1OBS. VOMIT - - - - 1 1DEHIDRASI - - - - 1 1OBS. IKTERUS - - - - 1 1

Dari data diatas dapat dilihat bahwa periode Januari – Mei 2011, di Ruang

Perinatologi terdapat 27 kasus dimana kasus BBLR merupakan kasus yang

tebanyak yaitu 63 kasus.

14

Page 15: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

15

Page 16: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

2. M 2 – MATERIAL

Kajian Teori

Di dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya

pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung/ penunjang terlaksananya

pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan

merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lain yang

dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk menunjang

kelancaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan

efisien dan efektif.

Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan

dapat dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing

institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan, ukuran , jumlah yang

dibutuhkan.

Untuk Ruang Perinatologi BRSU Tabanan penyediaan alat-alat

menggunakan pedoman buku Standard Peralatan Keperawatan Dan

Kebidanan disarana Kesehatan yang disusun oleh tim Departemen

Kesehatan RI.

Kajian Data

Ruang Perinatologi Merupakan ruang rawat inap untuk bayi baru

lahir dengan umur dibawah 1 bulan. Kapasitas ruangan adalah 15 tempat

tidur ditambah 5 bed ekstra. Ruang perawatan BBLR dengan kapasitas 4

inkubator, ruang perawatan resiko sedang dengan kapasitas 5 box tempat

tidur, ruang perawatan resiko tinggi dengan kapasitas 3 inkubator, ruang

isolasi dengan kapasitas 2 tempat tidur, ruang tindakan bayi 1 tempat tidur.

1. Fasilitas Alat Medis/ Keperawatan

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil pengkajian yang

dilakukan tanggal 6 Juni 2011, didapatkan fasilitas alat

medis/keperawatan pada tabel sebagai berikut :

16

Page 17: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Tabel 3.4FASILITAS ALAT MEDIS/KEPERAWATAN

RUANG BAKUNG BRSU TABANAN 06 JUNI 2011

No Nama Barang Bahan Jml. Yg Ada Keterangan

1 2 3 4 5

1 Foto Therapy Camp. 3 buah Baik (rusak 1)

2 Amubag Anak Karet 1 buah Baik

3 Inkubator Camp. 8 buah Baik (rusak 1)

4 Cuvert Kecil Stainless 17 buah Baik

5 Cuvert besar Stainless 6 buah Baik

6 Bengkok kecil Stainless 4 buah Baik

7 Couve Stainless 6 buah Baik

8 Endotrakeal Tube Campuran 1 buah Baik

9 Gunting Runcing Stainless 1 buah Baik

10 Gunting Verban Stainless 2 Buah Baik

11 Gunting Tali Pusat Stainless 3 Buah Baik

12 Kereta Injeksi Stainless 3 buah Baik

13 Arteri Klem Stainless 6 Buah Baik

14 Pinset Anatomi Stainless 6 Buah Baik

15 Pinset Chirurgi Stainless 6 Buah Baik

16 Regulator O2 Campuran 22 Buah Baik

17 Korentang Stainless 1 Buah Baik

18 Thermometer Kaca 2 Buah Baik

19 Tromol besar Stainless 2 Buah Baik

20 Tromol Kecil Stainless 2 Buah Baik

21 Set Resusitasi Plastik 2 Buah Baik

22 CPAP Campuran 2 Buah Baik

23 Saturasi Bayi Campuran 2 Buah Baik

24 Syringe Pump Plastik 4 Buah Baik

25 Infusion Pump Campuran 1 Buah Baik

26 Head Box Stainless 4 Buah Baik

27 Infant Resusitasi Plastik 1 Buah Baik

28 Infant Warmer Campuran 1 Buah Baik

Sumber : Inventaris Ruang Perinatologi BRSU Tabanan Tahun 2010

Tabel 3.5 FASILITAS ALAT NON MEDIS

17

Page 18: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

RUANG PERINATOLOGI BRSU TABANAN TANGGAL 6 JUNI 2011

No Nama Barang Bahan Jumlah

Yang Ada

Keterangan

1 2 3 6 7

1 AC Campuran 4 Buah Baik

2 Box Bayi +

kasur

Aluminium - Dikembalikan ke

gudang

3 Dingklik plastik Plastik 11 Buah Baik

4 Baby Bed Series Campuran 9 Buah Baik

5 Almari Kaca Kaca 2 Buah Baik

6 Timbangan Bayi Campuran 2 Buah Baik

7 Jam Dinding Plastik 5 Buah Baik

8 Televisi Campuran 2 Buah Baik

9 Kursi Plastik Plastik 7 Buah Baik

10 Kulkas Campuran 1 Buah Baik

11 Meja Visite Stainless 3 Buah Baik

12 Meja Periksa

Bayi

Campuran 2 Buah Baik

13 Meja Tulis Kayu 1 Buah Baik

Sumber : Inventaris Ruang Perinatologi BRSU Tabanan Tahun 2010

2. Fasilitas Alat Tenun

Fasilitas alat tenun di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6

18

Page 19: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

FASILITAS ALAT TENUN RUANG PERINATOLOGI BRSU TABANAN

TANGGAL 6 JUNI 2011

No Nama Barang Bahan Jumlah

Yang Ada

Keterangan

1 2 3 6 7

1 Sprei Bayi Kain 20 Buah Baik

2 Handuk Kain 2 Buah Rusak

3 Popok Hitam Kain 20 Buah Baik

4 Korden Kain 20 Buah Baik

5 Washlap Kain 10 Buah Baik

6 Skot Biru Kain 10 Buah Baik

7 Skot Orange Kain 3 Buah Rusak

8 Duk Lubang Kain 5 Buah Baik

Sumber : Inventaris Ruang Perinatologi BRSU Tabanan Tahun 2010

3. Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan

1) Ruang Nurse Station yang berada di sebelah barat pintu masuk.

2) Ruang Kepala Ruangan berdampingan dengan Nurse Station.

3) Ruang Tindakan terletak di sebelah kanan Nurse Station..

4. Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang yang ada di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan adalah

papan informasi pasien rawat inap. Dari hasil observasi terlihat nama yang

tertera di papan pasien tidak sesuai dengan urutan inkubator/ box bayi,

akan tetapi identitas lengkap masing-masing pasien telah tercantum pada

bagian sisi inkubator/ box bayi.

Analisis

Di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan dalam menginventarisir

fasilitas ruangan sudah dilakukan secara rutin, terakhir tercatat inventaris

fasilitas atau peralatan medis pada tahun 2010. Secara umum fasilitas alat-

alat medik/ keperawatan serta alat tenun di Ruang Perinatologi BRSU

Tabanan sudah sesuai dengan standar baik secara kualitas dan kuantitas,

untuk alat tenun secara langsung dikelola secara sentral oleh Instlalasi

19

Page 20: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Binatu sehingga untuk pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan

diruangan. Pengadaan barang habis pakai di Ruang Perinatologi BRSU

Tabanan dilakukan sesuai dengan jumlah stok barang yang ada sehingga

pada saat dipelukan barang tersebut sudah tersedia dan diamprah sesuai

dengan pemakaian.

Alat-alat medis dan obat-obat emergency yang ada sudah lengkap di

Ruang tindakan. Obat-obat masing-masing pasien ditempatkan dalam

lemari pendingin sehingga tetap terjaga kualitas obat yang memungkinkan

obat tidak cepat rusak. Di setiap Ruangan terdapat beberapa kupet injeksi

yang dilengkapi dengan identitas pasien, jenis, waktu pemberian dan dosis

obat sehingga memudahkan perawat untuk memberikan obat sesuai dengan

prinsip 6 Benar.

b. Lingkungan Kerja

Menurut Mardiana (2005) lingkungan kerja adalah lingkungan

dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja

yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai

untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi

pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja,

maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan

aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimal,

prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup

hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja

antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat lingkungan pekerja.

Menurut Nitisemito (2001) lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang diemban.

Berdasarkan hasil observasi di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan,

didapatkan lingkungan kerja yang kondusif di mana adanya hubungan baik

antara perawat dengan perawat yang lain, perawat dengan atasan maupun

dengan tenaga medis lainnya. Ada beberapa kendala yang ditemukan di

Ruang Perinatologi BRSU Tabanan yaitu adanya 2 tempat penyimpanan

obat dan alat yang penempatannya terpisah, ruangan yang selalu penuh

sehingga memerlukan penyekat (korden) untuk membatasi satu pasien

dengan pasien yang lain. Untuk menanggulangi kendala tersebut dapat

20

Page 21: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

dilakukan beberapa cara yaitu dalam penempatan obat dan alat sebaiknya

ditempatkan di satu tempat yang sama sehingga lebih efektif waktu dan

tempat, untuk menangani ruangan yang penuh dapat dipasangkan korden

sehingga privacy pasien terjaga.

3. M 3 – METODE

a. Penerapan MPKP

Kajian Teori

Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang

memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan

keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian

asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Sitorus, 2005).

Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indoneasia dimulai

sejak diterima dan diakui sebagai suatu profesi pada Lokakarya Nasional

Keperawatan (1983). Sejak itu berbagai upaya telah dilakukan oleh

Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi

profesi dengan terus mengembangkan keperawatan diantaranya membuka

pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan kurikulum keperawatan

dan mengembangkan standar praktek keperawatan.

Tingkatan MPKP :

MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber

daya manusia yang ada yaitu :

1. Model praktek Keperawatan Profesional III

Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional

dan ada yang sudah dokter, sehingga praktik keperawatan berdasarkan

evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian

keperawatan, khususnya penelitian klinis.

2. Model Praktek Keperawatan Profesional II

Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan

spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di

ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan

melakukan penelitian keperawatan.

3. Model Praktek Keperawatan Profesional I

Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode

pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode

21

Page 22: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan

primer dan metode tim yang disebut tim primer.

4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula

Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan

yang akan menuju profesional I.

a. Pengembangan dan Struktur organisasi MPKP

Bagan 3.1 Pengembangan dan Struktur organisasi MPKP

b. Struktur Organisasi

22

Struktur

Jumlah tenaga

Jenis tenaga

Standar tenaga

Proses

Keperawatan primer

Nilai-nilai profesional

Tanggung jawab berkesinambungan dan tanggung gugat

Hubungan Perawat-Klien/ Keluarga

Page 23: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

9-10 LIEN 9-10 KLIEN 9-10 KLIEN

Bagan 3.2 Struktur Organisasi

Kajian Data

Model MPKP yang diterapkan saat ini di Ruang Perinatologi adalah

MPKP 1. Hal tersebut dapat dilihat dari :

1) Kualifikasi pendidikan sebagian besar petugas perawat yang berada di

Ruang Perinatologi (selain kepala ruangan) berkualifikasi D III

2) Kepala Ruangan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh perawat

primer (PP) dan untuk penanganan tugas saat sore dan malam

dilakukan oleh perawat associate (PA)

3) Pemberian asuhan keperawatan kepada klien dibagi menjadi group

kerja. Penunjukan ketua grup dalam hal ini PP berdasarkan masa kerja,

pendidikan dan faktor kedisiplinan atau prestasi kerja. Begitu pula

dalam pembagian shift, faktor masa kerja atau senioritas tetap dipakai,

hal ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian selama pelaksanaan

shift yang bersangkutan dan biasanya perawat junior didampingi

perawat yang lebih senior.

23

Kepala Ruangan

PP 3PP 2PP 1

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

Page 24: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

4) Pemahaman perawat terhadap metode asuhan keperawatan di Ruang

Perinatologi setelah dilakukan melalui observasi dan wawancara : Dari

hasil observasi dan wawancarai terdapat 3 perawat berperan sebagai

PP dengan kualifikasi pendidikan DIII keperawatan dan masing-

masing PP mempunyai 4 perawat associate (PA)

Analisa

Dari kajian data diatas dapat diketahui bahwa Ruang Perinatologi

telah memahami penerapan metode MPKP namun belum optimal dalam

pelaksanaan metode MPKP tersebut. Model MPKP yang dimaksudkan

adalah bahwa perawat primer yang ditetapkan tidak harus berkualifikasi

S1 Keperawatan dan tidak bertanggung jawab selama 24 jam penuh.

b. Timbang Terima

Kajian Teori

Perawat melaksanakan operan sesuai dengan tim primernya

masing-masing, operan didekat tempat tidur pasien, perawat hanya akan

dapat informasi mengenai pasien yang akan dirawat pada saat shift tersebut

(tanpa adanya pembicaraan lain yang tidak penting).

Teknik Operan Fokus Ke Pasien

1. Dekati dan sentuh pasien

2. Ucapkan salam kepada ibu pasien

3. Bicarakan perkembangan sementara pasien serta diagnose

keperawatannya

4. Tanyakan kepada ibu mengenai keluhan pasien

5. Laporan pasien (vital sign, ku stabil/ tidak)

6. Periksa pemberian obat oral dan injeksi, memandikan dan merawat tali

pusat pasien, foto therapy, memberikan asupan nutrisi secara

parenteral, IVFD serta balance cairan.

7. Cek rencana keperawatan

8. Cek program baru

9. Jelaskan ke ibu pasien rencana hari ini

10. Beri kesempatan ibu pasien untuk bertanya

11. Periksa kembali catatan keperawatan

12. Dokumentasikan

24

Page 25: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

13. Lanjut ke pasien selanjutnya

Kajian Data

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang kami lakukan selama

menjalani praktek profesi management keperawatan selama dua hari

dalam mengikuti timbang terima pasien di ruang Perinatologi BRSU

Tabanan, mulai dari operan pagi ke sore, sore ke malam maupun dari

operan malam ke pagi dari tanggal 6–8 Juni 2011 adalah :

1. KARU, PP, PA telah mengadakan diskusi tentang pasien di ruang

Ners station

2. KARU, PP, PA telah mengadakan operan keliling ke pasien, di kamar

pasien perawat sudah memberikan senyuman, sapa (menyapa ibu

pasien), kecuali pada shift pagi KARU tidak dapat mengikuti proses

timbang terima karena KARU diwajibkan untuk mengikuti morning

report

3. Sudah menanyakan perkembangan sementara pasien, diagnosanya

serta sudah menanyakan keluhan pasien kepada perawat saat operan

keliling

4. Sudah melakukan pengecekan terhadap KU pasien, pemberian obat

oral dan injeksi, memandikan dan merawat tali pusat pasien, foto

therapy, memberikan asupan nutrisi secara parenteral, IVFD serta

balance cairan.

5. Sudah melakukan pengecekan program dokter yang baru

6. Memberi kesempatan pada ibu pasien untuk bertanya, sudah terlaksana

dengan optimal

7. Memeriksa kembali catatan perkembangan pasien sudah terlaksana

8. Mendokumentasikan sudah terlaksana

Melanjutkan ke pasien berikutnya sudah terlaksana

9. Adanya laporan jaga setiap shift

10. Sudah ada hand over timbang terima

11. Adanya laporan khusus untuk laporan timbang terima

Analisa

25

Page 26: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Dari data–data yang telah dijabarkan diatas, secara umum

timbang terima pasien yang dilakukan di ruang Perinatologi BRSU

Tabanan sampai saat ini sudah dilaksanakan dengan optimal.

c. Ronde Keperawatan

Kajian Teori

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat

sering menemukan permasalahan–permasalahan sehubungan dengan

tindakan yang diberikan. Sebagai jalan keluarnya, dibutuhkan suatu

pemecahan masalah yang membutuhkan kemampuan cukup tinggi baik

pengetahuan, sikap maupun keahlian. Salah satu metode pemecahan

masalah adalah dengan ronde keperawatan.

Ronde keperawatan yaitu suatu metode untuk menggali dan

membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien

dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat

primer/ associate, konselor, kepala ruangan dan seluruh tim keperawatan

dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan disamping pasien,

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang

dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan serta

perawat associate yang melibatkan seluruh anggota tim.

Adapun kegiatan ini mempunyai karakteristik meliputi:

1. Pasien dan ibu pasien dilibatkan secara langsung

2. Pasien merupakan fokus kegiatan

3. PA/ PP dan konselor melakukan diskusi

4. Konselor memfasilitasi kreatifitas konselor membantu mengembangkan

kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi

masalah

Manfaat Ronde Keperawatan

1. Masalah pasien dapat teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional

4. Terjalinnya kerjasama antara tim kesehatan

5. Perawatan dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan

tepat dan benar

26

Page 27: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Kriteria Pasien :

Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang

memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah

dilakukan tindakan keperawatan

2. Pasien dengan kasus baru atau langka

Kajian Data dan Analisis

Hingga saat ini belum pernah dilakukan ronde keperawatan di

ruang Perinatologi karena tingginya aktivitas pelayanan keperawatan di

ruangan dan masih sulitnya melakukan koordinasi dengan tim kesehatan

lain.

d. Supervisi Keperawatan

Kajian Teori

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat

melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif

(Subjana D, 2004).

Menurut Depkes (2000), supervisi keperawatan adalah kegiatan

pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh

supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan

dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.

Unsur – unsur pokok dalam supervisi menurut Azwar (1996) adalah:

1. Pelaksana (penanggung jawab)

Adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam pengetahuan dan

keterampilan. Tingkatan manager dalam melakukan supervisi adalah:

a. Manager puncak/ top manager (misal: Kakanwil Depkes, Kadinkes

daerah dan Direktur RS)

b. Manager menengah/ middle manager (misal: Kepala bagian tata

usaha, Kepala bidang, Kasubdin Provinsi)

c. Manager Tingkat Pertama/ First Line Manager/ First Level

Manager (misal: Kepala seksi dan Kepala urusan)

2. Sasaran

27

Page 28: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh

bawahan yang melakukan pekerjaan.

3. Frekuensi

Frekuensi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda. Supervisi

yang dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang baik. Tidak ada

pedoman yang pasti tentang seberapa sering supervisi dilakukan,

tergantung derajat kesulitan pekerjaan.

4. Tujuan

Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan

memiliki bekal yang cukup untuk dapat dapat melaksanakan tugas atau

pekerjaan dengan hasil yang baik.

5. Teknik

Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup empat hal

pokok yaitu menetapkan masalah dan prioritas, menetapkan penyebab

masalah/ prioritas/ jalan keluar, melaksanakan jalan keluar, menilai

hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.

Teknik supervisi ada dua yaitu dengan pengamatan langsung dan

kerjasama.

Langkah – langkah supervisi ada tiga, yaitu:

a. Mengadakan persiapan pengawasan

b. Menjalankan pengawasan

c. Memperbaiki penyimpangan

Manfaat supervisi ada dua, yaitu:

a. Meningkatkan efektifitas kerja

b. Meningkatkan efisiensi kerja

Kajian Data

Pelaksanaan supervisi oleh bidang keperawatan selama ini

dilakukan secara rutin dan general untuk seluruh ruangan di BRSU

Tabanan, supervisi internal di ruang Perinatologi juga sudah dilakukan Ka

UPP. Hasil supervisi dituangkan dalam buku supervisi ruangan, akan tetapi

yang tertulis sampai tanggal 6 Juni 2011. Supervisi oleh kepala ruangan

dilakukan melalui monitoring dan evaluasi kinerja dalam melakukan

prasat–prasat yaitu memasang infuse, diskusi refleksi kasus, memberikan

obat oral dan injeksi, memandikan dan merawat tali pusat pasien, foto

28

Page 29: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

therapy serta memberikan asupan nutrisi secara parenteral. Hasil

monitoring dan evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku monitoring

dan evaluasi. Monitoring juga difokuskan pada issue-issue actual yang

sudah dibahas dalam DRK. Supervisi tentang pendokumentasian askep dan

penerimaan pasien baru sudah terlaksana dengan optimal.

Analisa

Supervisi sudah dilakukan secara rutin maupun insidentil oleh

bidang perawatan, yaitu Ka UPP dan kepala ruangan, supervisi tentang

pendokumentasian askep dan penerimaan pasien baru sudah terlaksana

dengan optimal.

e. Sentralisasi Obat

Kajian Teori

1). Pengertian

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang

akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh

perawat (Nursalam, 2002)

2). Tehnik Pengelolaan Obat (Sentralisasi)

Dalam tehnik pengelolaan obat akan dilakukan sepenuhnya oleh

perawat dengan acuan sebagai berikut :

a) Penanggung jawab pengelola obat adalah kepala ruangan yang

secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk

b) Keluarga wajib mengatahui dan ikut serta mengontrol

penggunaan obat serta menandatangani surat persetujuan sentralisasi

obat

c) Penerimaan :

Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat

yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat

dengan menerima lembar serah terima.

Parawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan

sedian dalam kartu kontrol obat dan diketahui (ditandatangani)

oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat, kemudian klien

dan keluarga mendapat penjelasan tentang kapan/ bilamana obat

tersebut akan habis.

29

Page 30: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Pasien atau keluarga selanjutnya mendapat kartu kontrol obat.

Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat

dalam kotak obat ( Nursalam, 2002).

3). Pembagian Obat dan penyimpanan persediaan obat :

a.) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disiapkan untuk diberikan

pada pasien

b.)Obat yang telah disiapkan selanjutnya diberikan oleh perawat dengan

terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksikan dokter

c.) Pada saat pemberian obat terlebih dahulu parawat menginformasikan

kepada keluarga/ ibu pasien tentang macam, kegunaan obat, jumlah

obat yang diberikan dan efek samping. Usahakan tempat/ wadah

obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi/ disuntikan

d.)Mencatat kembali dalam buku/ lembar pemberian obat setelah obat

diberikan pada pasien

e.) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala

ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dibuku

obat masuk. Obat yang hampir habis akan diinformasikan pada

keluarga dan kemudian diminta resep (jika masih diperlukan) kepada

dokter penanggung jawab pasien

f.) Lemari obat selalu diperiksa dengan keamanan mekanisme kunci,

penempatan obat dipisahkan antara obat oral (untuk diminum)

maupun obat injeksi maupun obat luar (Nursalam, 2002)

4). Penambahan obat baru

a.) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau

perubahan alur pemberian obat maka informasi ini akan dimasukkan

dalam buku masuk obat sekaligus perubahan pada buku/ lembar

pemberian obat

b.)Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka

dokumentasi hanya dilakukan pada lembar pemberian obat dan

kemudian diinformasikan pada keluarga (Nursalam, 2002)

Bagan 3.3 Bagan alur Pelaksanaan Sentralisasi

30

Page 31: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Kajian Data

Tehnik pengelolaan obat sentralisasi di ruang Perinatologi BRSU Tabanan :

Pemahaman perawat terhadap Tehnik Pengelolaan Obat (Sentralisasi) di Ruang

Perinatologi BRSU Tabanan setelah dilakukan penilaian melalui observasi dan

wawancara didapat bahwa dalam pemberian asuhan keperawatan baik PP maupun

PA tampak sudah memahami pelaksanaan sentralisai obat baik itu obat injeksi, obat

oral, obat topikal dan obat parenteral. Sentralisasi obat sudah dilaksanakan di

Ruang Perinatologi BRSU Tabanan dengan menggunakan Catatan Pemberian Obat

(CPO) sebagai pengganti resep sekaligus sebagai surat serah terima obat. Setelah

obat diterima oleh perawat, obat kemudian akan disimpan sesuai dengan jenisnya.

Untuk obat injeksi disimpan di lemari pendingin, untuk obat oral, topikal dan

parenteral akan disimpan dimeja khusus, untuk obat yang ditempatkan di ruang

masing-masing bayi dirawat. Pengecekan obat dilakukan oleh PP setiap pagi untuk

mengetahui persediaan obat yang masih ada. Obat yang hampir habis akan

diinformasikan pada keluarga dan kemudian diminta resep (jika masih diperlukan)

kepada dokter penanggung jawab pasien. Untuk cara pemberian obat injeksi,

beberapa menit sebelum pemberian obat, obat diambil dari lemari pendingin dan

disiapkan sesuai dosis didalam kupet masing-masing pasien. Setelah pemberian

semua obat akan dilakukan pendokumentasian obat.

Analisa

Pelaksanaan sentralisasi obat baik itu obat injeksi, obat oral, obat topikal dan

obat parenteral di ruang Perinatologi BRSU Tabanan sudah dilakukan dengan baik.

31

Page 32: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Untuk obat injeksi, oral dan topikal sudah dilengkapi dengan nama pasien, dosis

obat dan waktu pemberian. Namun pelaksanaan surat persetujuan sentralisasi obat

belum dilaksanakan di ruang Perinatologi BRSU Tabanan, sehingga dapat

menyebabkan kecurigaan dari keluarga terhadap petugas tentang obat yang

diberikan. Maka dari itu sangat diperlukan surat persetujuan sentralisasi obat untuk

menghindari kecurigaan tersebut. Sehingga kami pun melampirkan surat

persetujuan sentralisasi obat tersebut.

f. Refleksi Diskusi Kasus dan Teaching

Kajian Teori

Diskusi Refleksi Kasus ( DRK ) merupakan suatu metode pembelajaran

dalam merefleksikan pengalaman perawat dan bidan yang actual dan menarik

dalam memberikan dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan di

lapangan melalui diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman standar

yang ditetapkan.

Manfaat DRK :

1) Mengembangkan profesionalisme perawat dan bidan

2) Meningkatkan aktualisasi diri

3) Membangkitkan motivasi belajar

4) Wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar

keperawatan/ kebidanan yang ditetapkan

5) Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak

mendengarkan, tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan

kerjasama

Langkah-langkah kegiatan DRK :

1) Memilih dan menetapkan kasus yang akan didiskusikan

Kasus bisa berupa pengalaman pribadi yang actual dan menarik dalam

menangani kasus di lapangan atau pengalaman yang masih relevan untuk

dibahas dan akan memberikan informasi berharga untuk meningkatkan mutu

pelayanan.

2) Menyusun jadwal kegiatan

DRK dilakukan minimal sekali dalam sebulan dan sebaiknya jadwal disusun

dalam jangka waktu satu tahun.

3) Waktu pelaksanaan

32

Page 33: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Waktu minimal 60 menit dengan pembagian : Pembukaan (5 menit),

penyajian (15 menit), tanya jawab (30 menit), penutup (10 menit).

4) Peran masing-masing personal dalam DRK

Ada 3 peran yang disepakati dalam pelaksanaan DRK yaitu penyaji, peserta

dan fasilitator/ moderator.

5) Laporan

Penyusunan laporan bertujuan agar kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca

oleh pimpinan, anggota kelompok maupun teman sejawat lainnya.

Kajian Data

Laporan Kegiatan

Refleksi Diskusi Kasus (RDK)

(Berdasarkan Penjelasan Tekhnik)

Ruang : Perinatologi

Keperawatan : Perawatan Bayi BBLR

Tanggal : 8 Januari 2011 pukul 12.00 s/d 13.00 Wita

Topik Diskusi Kasus : Prinsip sterilisasi pasien dan fasilitas alat

diruang bayi BBLR (penurunan inos)

Masalah/ issue :

a. Personal Hygiene bayi BBLR dilakukan dan disiapkan kom tersendiri

b. Seminimal mungkin dilakukan (minimal handling)

c. Semua peralatan bayi setiap hari disteril di ozon

d. Perawatan ikubator dilakukan secara berkala setiap minggu

Ruang : Perinatologi

Keperawatan : Perawatan bayi di ruang resiko tinggi

Tanggal : 11 februari 2011 pukul 12.00 s/d 13.30 Wita

Topik diskusi kasus : Askep bayi dengan asfiksia berat

Masalah/ issue :

a. Tindakan urgent bila terjadi kejang pada bayi dengan asfiksia

(reposisi, oksigen, ASI, kurangi rangsang dan kolaborasi medis)

33

Page 34: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

b. Protab : persiapan bayi (kejang) yang akan dilakukan CT Scan

kepala dan inform consent

c. KIE keluarga sangat perlu dan harus diperlukan setiap tindakan

yang akan dilakukan

Ruang : Perinatologi

Keperawatan : Perawatan bayi di ruang resiko sedang

Tanggal : 15 Maret 2011 pukul 12.00 s/d 13.30 Wita

Topik diskusi kasus : Askep bayi dengan hiperbilirubinemia.

Masalah/ issue :

a. Bayi hiperbilirubinemia yang mendapatkan foto therapi tidak boleh

dimanikan, tidak boleh memakai minyak (baby oil atau minyak telon)

b. Intake yang cukup harus diperhatikan dan suhu tubuh menjadi

parameter intake dan out put yang seimbang

c. Ruam popok sering terjadi oleh karena proses evaporasi (personal

hygiene harus diperhatikan)

Ruang : Perinatologi

Keperawatan : Perawatan bayi di ruang isolasi

Tanggal : 14 April 2011 pukul 12.00 s/d 13.00 Wita

Topik diskusi kasus : Askep bayi dengan morbili

Masalah/ issue :

a. Perawatan isolasi khusus, baju (short) sandal dan semua alat-alat

tersebut harus tersendiri

b. Petugas atau perawat yang jaga khusus di ruang isolasi saja

c. KIE pada ibu bayi agar tetap kooperatif merawat bayinya terutama

dalam pemberian ASI

d. Setelah pasien pulang semua alat, tempat tidur pasien harus disteril

dengan sinar UV

Ruang : Perinatologi

Keperawatan : Merujuk pasien

Tanggal : 19 Mei 2011 pukul 12.00 s/d 13.00 Wita

Topik diskusi kasus : Prosedur pasien yang akan dirujuk

Masalah/ issue :

34

Page 35: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

a. Bila akan merujuk pasien ke RSUP Sanglah harus menelpon dulu untuk

memastikan ada atau tidaknya tempat, agar pasien tida terbengkalai

sampai ditujuan

b. Pastikan kondisi pasien yang akan dirujuk dan persiapkan dengan baik

tenaga yang merujuk dan fasilitas (ambulance lengkap)

Analisis

Pelaksanaan DRK yang merupakan salah satu aplikasi Model

Praktek Keperawatan Profesional sudah berjalan secara optimal setiap

bulannya di ruang Perinatologi BRSU Tabanan.

g. Discharge Planning

Kajian teori

Tujuan : Memberikan informasi yang tepat tentang perawatan

dan pengobatan yang harus dilanjutkan di rumah dan

waktu untuk melakukan kontrol kembali.

Deskripsi : Perencanaan persiapan pulang merupakan sesuatu yang

penting dalam keberhasilan asuhan keperawatan pasien

rawat inap karena informasi yang diberikan sebelum

pasien pulang merupakan bekal yang sangat berharga

bagi pasien dan keluarganya. Informasi yang tidak

adekuat sebelum pasien pulang dapat menyebabkan

pasien dan keluarganya melakukan tindakan yang

kurang tepat akibat kurang informasi.

Adapun pelaksanaan Discharge planning yang idealnya dilaksanakan :

1) PP memberi HE (Health Education) pada pasien yang akan pulang

atau yang direncanakan pulang meliputi : obat-obatan yang masih

harus diminum dirumah, diet, aktivitas, istirahat, kapan kontrol

kembali dan dimana, apa saja yang dibawa pulang dan hal-hal yang

perlu diperhatikan pasien selama dirumah

2) Selain memberikan penjelasan secara lisan, PP juga memberikan kartu

discharge planning dan leaflet-leaflet lain yang berisi penjelasan yang

diperlukan.

35

Page 36: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

3) Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning maka,

pasien atau keluarga menandatangani format discharge planning

sebagai bukti telah mendapatkan discharge planning dari perawat.

Kajian Data

Discharge planning sudah dilakukan di ruang Perinatologi BRSU

Tabanan, namun dalam pelaksanaannya belum dilengkapi dengan kartu

discharge planning yang dibawa pulang oleh keluarga. Resume medis atau

discharge summary yang hampir mirip dengan discharge planning sebenarnya

sudah ada di ruangan namun tidak diberikan kepada pasien. Dalam hal

pengisian pun, discharge summary ini ditulis oleh dokter, sedangkan perawat

menulis pada resume keperawatan.

Pasien yang telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit hanya

mendapatkan surat keterangan kontrol kembali yang isinya : diagnosa medis

pasien, therapy yang harus dilanjutkan di rumah dan waktu untuk kontrol

kembali. Jadi, surat kontrol ini isinya tidak selengkap discharge planning.

Selain itu ibu pasien juga akan diberikan HE mengenai perawatan bayinya

dirumah, namun dalam penjelasannya tidak dilengkapi dengan leaflet-leaflet

tentang perawatan bayinya dirumah, sehingga memungkinkan ibu tidak dapat

mengingat penjelasan yang diberikan oleh petugas dan dapat menimbulkan

hal-hal yang tidak diinginkan terhadap bayi (misalnya bayi kembali dirawat di

rumah sakit).

Pasien yang akan keluar dari rumah sakit selain dibuatkan discharge

summary juga dibuatkan resume keperawatan tetapi keduanya selanjutnya

hanya disimpan pada catatan medis pasien, sehingga jika pasien periksa

kembali ke tempat pelayanan kesehatan lain perkembangan kondisi dan terapi

yang telah didapatkan pasien yang terangkum dalam discharge summary dan

resume keperawatan tidak diketahui oleh petugas ditempat pelayanan

kesehatan tersebut.

Analisa

Discharge planning sudah dilakukan di ruang Perinatologi BRSU Tabanan,

namun dalam pelaksanaannya masih ada yang kurang, seperti kartu discharge

36

Page 37: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

planning dan leaflet-leaflet mengenai perawatan bayi di rumah. Sehingga

kami melampirkan kartu discharge planning dan lealfet mengenai perawatan

bayi di rumah.

h. Dokumentasi Keperawatan

Kajian Teori

Sistem pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOR ( Sources

Oriented Record) yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi kepada

lima komponen ( lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar

riwayat medis/penyakit, catatan perawat, catatan dan laporan khusus).

Kajian Data

Model pendokumentasian di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan

sudah menggunakan model SOR. Format dokumentasi perawatan pasien yang

digunakan di Ruang Perinatologi BRSU Tabanan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.7 Format Dokumentasi Pasien Ruang Perinatologi BRSU Tabanan

No Uraian Bagian Sumber

1 Lembar masuk keluar Rumah Sakit (RM 01)Adminis

Trasi

2 Rencana pelayanan pasien (RM 01 A) Dokter

3 Pemeriksaan fisik bayi dan anak (RM 02) Dokter

4Lembar untuk penempelan surat (MRS,

rujukan, dll) (RM 03)

5 Lembar catatan harian dokter (RM 04) Dokter

6Lembaran penempelan hasil pemeriksaan

laboratorium (RM 05) Lab

7Lembaran penempelan hasil pemeriksaan

radiology/ USG/ dll (RM 06)Rontgen

8 Lembar hasil elektrokardiogram (EKG) (RM

07)

Perawat

dan

Bidan

37

Page 38: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

No Uraian Bagian Sumber

9Lembar penempelan hasil pemeriksaan patologi

anatomi (PA) (RM 08)Lab

10 Lembar konsultasi (RM 09) Dokter

11 Rencana asuhan keperawatan Perawat

12 Tindakan dan evaluasi

Perawat

dan bidan

13 Grafik tanda-tanda vital (RM 13)Bidan &

Perawat

14 Catatan pemberian obat oral (RM 14)

Perawat

dan

Bidan

15 Catatan pemberian obat injeksi (RM 15)

Perawat

dan

Bidan

16 Catatan pemberian infuse (RM 16)

Perawat

dan

Bidan

17Rekam asuhan keperawatan observasi dan

balance cairan (RM 17)

Perawat

dan

Bidan

18Ringkasan masuk dan keluar (resume dokter)

(RM 18)Dokter

19Persiapan atau resume pasien pulang (perawat)

(RM 19)

Perawat

dan

Bidan

20Lanjutan persiapan atau resume pasien pulang

(RM 19 A)

Bidan &

Perawat

21 Inform consentDokter &

Perawat

22 Surat keterangan kelahiran Bidan &

dokter

23 Surat permintaan rawat inapAdministr

asi

38

Page 39: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Berdasarkan hasil observasi terhadap pendokumentasian berdasarkan SOR

di ruang Perinatologi BRSU Tabanan tidak ditemukan adanya form dan

hasil pemeriksaan penunjang yang ditempatkan tidak beraturan dan ada

yang terlepas dari map.

Buku dokumentasi administrasi penunjang yang dimiliki oleh ruangan

adalah ISO, protap (protap Rumah Sakit dan Ruang Peri), SPMKK, arsip

INOS, arsip daftar dinas, K3RS, GSI, SHK, uji standar neonatus,

akreditasi, monitoring kebersihan ruangan temperatur dan kelembaban,

arsip IPRS, blangko amprah, apotik dan gudang, monitoring obat

emergency,obat medis dan non medis, CPO, obat-obatan Manlak, catatan

mutu dan daftar induk dokumen, surat masuk, biodata pegawai, monitoring

blangko bon, jajak pendapat, komplain, buku hak milik, buku rujukan.

Buku-buku tersebut ditempatkan di boks tetapi ada beberapa bagian

arsip yang ditempatkan tidak sesuai dengan label yang terpasang di depan

boks.

Untuk mengetahui pasien yang sedang dirawat terdapat white board

yang digantung di Nurse station sehingga bisa dilihat oleh siapa saja

termasuk pengunjung pasien. Pada papan tersebut dicantumkan nomor

kamar, tanggal MRS, nama pasien, umur, jenis kelamin, diagnosa medis,

jenis pembayaran, dan program terapi.

Khusus mengenai dokumentasi keperawatan sudah ada form

dokumentasi keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa dan rencana,

implementasi dan evaluasi, resume, lembar pelaksanaan pemberian obat,

balance cairan, grafik vital sign yang baku dari Rumah Sakit. Penulisan

sudah sesuai dengan format yang ditetapkan tersebut.

Form pengkajian disusun melalui pendekatan sistem namun

seringkali tidak diisi dengan lengkap pada kolom identitas, pengkajian

biopsikososial dan spiritual. Form pengkajian juga ada yang belum berisi

nama dan tanda tangan petugas yang mengkaji serta belum ada tanda

tangan dan nama kepala ruangan. Secara umum diperoleh pada

pendokumentasian diagnosa keperawatan hanya dilakukan sekali pada saat

awal pasien MRS dan berlaku sampai pasien pulang. Pendokumentasian

rencana keperawatan masih belum disesuaikan dengan SAK yang ada dan

hanya ditulis pada awal pasien MRS, dokumentasi implementasi belum

39

Page 40: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

sesuai dengan perencanaan (masih bersifat pada tindakan rutin),

dokumentasi evaluasi keperawatan sudah sesuai dengan kriteria evaluasi

yang ditetapkan pada tujuan. Pada lembar pelaksanaan pemberian obat,

penulisan nama obat serta dosis dilakukan oleh perawat sedangkan paraf

dokter tidak tercantum.

Analisis

Dari segi pendokumentasian masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki

agar dokumentasi lengkap,rapi dan mudah ditelusuri. Pada papan juga belum

tercantum nomor RM pasien sehingga ada resiko terjadi kekeliruan dalam

mengidentifikasi pasien.

4. M 4 – MONEY

Sumber pendapatan ruang Perinatologi berasal dari unit cost ruang

Perinatologi sendiri. Sedangkan sumber kesejahteraan karyawan di ruang

Perinatologi berasal dari rumah sakit antara lain berupa gaji, insentif dan jasa

pelayanan.

5. M 5 - MARKET

a. Sumber Pendanaan Pasien

Sumber pendanaan pasien di ruang Perinatologi berasal dari umum,

jamkesmas, JKBM, Askes wajib.

b. Tingkat Kepuasan Pasien

Kajian Teori

Kepuasaan pelanggan adalah kesesuaian antara harapan dengan kenyataan.

Kajian Data

Survey kepuasaan pelanggan diberikan pada 11 ibu bayi yang dirawat di

Ruang Perinatologi dan sebelumnya dilaksanakan pada saat pasien pulang

dari rumah sakit. Format survey kepuasaan pelanggan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Informasi

1) Darimana anda dapatkan informasi tentang Rumah Sakit BRSU

Tabanan :

Pengalaman sendiri : 50 %

40

Page 41: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Teman/ saudara : 30 %

Surat Kabar : -

Televisi : 5 %

Lain-lain : 15%

2) Apa alasan anda memilih Rumah Sakit BRSU Tabanan sebagai tempat

berobat :

Mutu pelayanan baik : 30%

Peralatan lengkap : 30%

Pasien tidak mampu dilayani gratis : 15%

Petugas ramah : 5 %

Rujukan RS/ Puskesmas : 30%

Dengan 1 orang menjawab semua

Pelayanan

Pada fasilitas Parkir 50 % mengatakan baik, 35 % mengatakan

cukup dan 15 % mengatakan kurang. Pada pelayanan loket pendaftaran

hampir 75 % pasien mengeluh terlalu lamban, pelayanan Satpam sudah

cukup baik dan pada pelayanan yang lainnya sudah cukup baik.

Kamar Perawatan

1) Bagaimana kebersihan dan kerapian kamar perawatan :

35% mengatakan sangat baik, 55% mengatakan baik dan 10%

mengatakan cukup.

2) Menurut anda bagaimana pelayanan makanan di Rumah Sakit BRSU

Tabanan :

Menu, dilakukan pada 20 orang, 25 % orang mengatakan sangat baik,

50 % mengatakan baik, 20% mengatakan cukup dan 5 % mengatakan

kurang.

Pada cara penyajian 20% orang mengatakan sangat baik, 50% orang

mengatakan baik, 15% mengatakan cukup dan 5% mengatakan

kurang.

Pada Rasa, 20% orang mengatakan sangat baik, 45 % orang

mengatakan baik, 20% orang mengatakan cukup dan 10% orang

mengatakan kurang.

3) Kesan anda tentang fasilitas ruang perawatan disekitar anda :

41

Page 42: DESEMINASI OKE!!!!!!!!!!!!!

Pada fasilitas penerangan 55% mengatakan sangat baik, 30%

mengatakan baik, 10% mengatakan cukup dan pada fasilitas kamar

mandi hanya 20% saja yang mengatakan baik sedangkan yang lainnya

tidak mengisi.

Respon Time

Bila anda mempunyai keluhan, berapa lama petugas datang untuk

memberikan penerangan :

menurut survey jawaban kurang/ sama dengan 5 menit mendapatkan

respon sekitar 60% dan 5–15 menit mendapatkan respon 20% dan sekitar

20% pasien/ keluarga tidak menjawab.

Komentar Umum

1) Pernahkah anda atau keluarga anda dirawat di Rumah Sakit BRSU

Tabanan sebelumnya : Menurut survey 65 % mengatakan ya dan 40%

mengatakan tidak.

2) Adakah salah satu karyawan kami yang memberikan pelayanan sangat

mengesankan bagi anda di Rumah Sakit BRSU Tabanan : Menurut

survey 70 % pasien mengatakan ya dan 10 % pasien mengatakan tidak

sedangkan sekitar 20 % pasien tidak mengisi lembar survey dan semua

pasien menolak menulis nama karyawan tersebut.

3) Bila ada keluarga atau teman anda yang sakit, apakah anda akan

menyarankan berobat ke Rumah Sakit BRSU Tabanan : Menurut

survey 95 % pasien mengatakan ya dan 5 % pasien mengatakan tidak.

Sedangkan pada kolom saran untuk membuat pelayanan lebih baik

hampir keseluruhan pasien mengatakan untuk meningkatkan mutu

pelayanan dan menambah tenaga ahli sesuai dengan bidang dan satu

pasien dengan menggunakan KTM berharap dapat diberikan pelayanan

yang sesuai dan diberlakukan sama seperti pasien umum.

Untuk masalah pendapat tentang biaya pelayanan selama dirawat 15 %

pasien mengatakan sangat murah, 10 % pasien mengatakan murah, 60

% pasien mengatakan sedang dan 10 % mengatakan mahal dan 10 %

pasien tidak mengisi.

42


Top Related