DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Keistimewaan DIY;
2. Perdais Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan dalam urusan Keistimewaan DIY sebagaimana telah
diubah dengan Perdais Nomor 1 Tahun 2015;
3. Perdais Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
4. Perdais Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah
Kadipaten; Ditetapkan 10 Januari 2017
5. Perdais Nomor 2 Tahun 2017 tentang Tata Ruang Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten; Ditetapkan 5 Juli
2017
6. Peraturan Gubernur DIY Nomor 33 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Dana Keistimewaan;
7. Peraturan Gubernur DIY Nomor 90 Tahun 2016 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah;
8. Peraturan Gubernur DIY Nomor 24 Tahun 2017 tentang Perubahan Pergub 90 Tahun 2016;
9. Peraturan Gubernur DIY Nomor 26 Tahun 2017 tentang SHBJ;
10. Peraturan Gubernur DIY Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pertanahan.
KEWENANGAN DIY (UU 13/2012)
Kewenangan DIY dalam urusan Keistimewaan meliputi:
a. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur;
b. kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
c. kebudayaan;
d. pertanahan; dan
e. tata ruang.
KEWENANGAN BERADA DI PROVINSI
PERDAIS NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG TATA RUANG Tujuan pengaturan Tata Ruang Tanah Kasultanan danTanah Kadipaten untuk: a. pengembangan kebudayaan; b. kepentingan sosial; dan c. kesejahteraan masyarakat
Pengaturan Tata Ruang Tanah Kasultanan dan Tanah
Kadipaten ditujukan pula untuk kelestarian lingkungan
serta dipergunakan untuk membangun harmonisasi
dengan Satuan Ruang lainnya
STRATEGI PENGEMBANGAN
STRUKTUR RUANG
Melalui:
a.peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
b.jaringan sarana dan prasarana; dan pengembangan jaringan sarana dan prasarana.
ARAHAN POLA RUANG Arahan Pola Ruang pada Satuan Ruang Strategis Tanah Kasultanan dan Satuan Ruang Strategis Tanah Kadipaten untuk:
a. mempertahankan arsitektur cagar budaya;
b. menyelaraskan arsitektur bangunan dengan arsitektur cagar budaya;
c. meningkatkan potensi budaya;
d. melindungi kepentingan sosial dan keagamaan;
e. mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat;
f. mengendalikan pemanfaatan Ruang;
g. meningkatkan pelindungan lingkungan;
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan;
i. meningkatkan konservasi sumber daya air; dan/atau
j. melindungi masyarakat dari risiko bencana.
SATUAN RUANG STRATEGIS
KASULTANAN
Satuan Ruang Strategis Kasultanan terdiri atas:
a. Satuan Ruang Strategis Kasultanan pada Tanah Keprabon; dan
b. Satuan Ruang Strategis Kasultanan pada Tanah Bukan Keprabon.
TANAH KEPRABON
Satuan Ruang Strategis Kasultanan pada Tanah Keprabon:
a. Karaton;
b. Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri;
c. Sumbu Filosofi dari Tugu Pal Putih sampai dengan Panggung Krapyak;
d. Masjid dan Makam Raja Mataram di Kotagede;
e. Masjid Pathok Nagoro;
f. Gunung Merapi; dan
g. Pantai Samas – Parangtritis.
Satuan Ruang Strategis Kasultanan pada Tanah Bukan Keprabon:
a. Kerto – Pleret;
b. Kotabaru;
c. Candi Prambanan – Candi Ijo;
d. Sokoliman;
e. Perbukitan Menoreh;
f. Karst Gunungsewu; dan
g. Pantai Selatan Gunungkidul.
TANAH BUKAN KEPRABON
SATUAN RUANG STRATEGIS
SOKOLIMAN
Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan meliputi:
a. wisata budaya dan sejarah;
b. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
c. edukasi kepurbakalaan dan wisata minat khusus;
d. permukiman perdesaan; dan
e. fasilitas penunjang kegiatan wisata dengan syarat tidak berpotensi merusak Kawasan.
Kegiatan budi daya yang dapat mengganggu fungsi lindung
Kawasan pada Satuan Ruang Strategis Sokoliman tidak
diperbolehkan
Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan meliputi: a. penanaman tanaman hijau alamiah; b. wisata alam; c. penelitian; d. pengembangan ilmu pengetahuan dengan syarat tidak merubah bentang alam; e. kegiatan permukiman kepadatan rendah; f. kegiatan budi daya terbatas untuk penduduk asli; dan g. sarana prasarana umum.
SATUAN RUANG STRATEGIS
KARST GUNUNGSEWU
Kegiatan pertambangan dan pengembangan kegiatan baru yang
berpotensi merusak bentang alam karst pada Satuan Ruang Strategis
Karst Gunungsewu tidak diperbolehkan
Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan meliputi:
a. pembangunan pelindung pantai;
b. konservasi ekosistem karst;
c. pendidikan dan penelitian;
d. pariwisata tanpa merubah bentang alam pantai;
e. penangkapan hasil laut;
f. pangkalan pendaratan ikan;
g. pembudidayaan terbatas pada wilayah di luar sempadan pantai;
h. tempat pelelangan ikan;
i. pelabuhan;
j. permukiman perdesaan;
k. pengembangan energi terbarukan; dan
l. pengembangan sistem mitigasi bencana.
SATUAN RUANG STRATEGIS
PANTAI SELATAN GUNUNGKIDUL
Kegiatan yang berpotensi
merusak ekosistem pantai dan
kegiatan menutup akses publik ke
pantai pada Satuan Ruang
Strategis Pantai Selatan
Gunungkidul tidak
diperbolehkan.
USULAN DANAIS 2019
No. BIDANG URUSAN KEISTIMEWAAN JUMLAH DANA (Rp)
1. KELEMBAGAAN 1,332,523,000
2. KEBUDAYAAN 142,205,197,500
3. PERTANAHAN 1,650,000,000
4. TATA RUANG 38,873,300,000
J U M L A H 184,061,020,500
VERIFIKASI USULAN
• Usulan masih banyak berupa pengadan kostum/pakaian/seragam kelompok kesenian;
• Usulan pembangunan Balai Budaya/Gedung Budaya dinilai kurang manfaatnya, sementara
tidak diakomodir;
• Usulan tidak didukung dengan KAK yang memadai, sehingga kegiatan yang akan dilakukan
belum jelas (KAK masih global/gabungan/makro);
• Usulan pembangunan fisik mohon diastikan kesiapan lahan (status lahan dll), dan dokumen
perencanaannya (Master Plan/Site Plan/DED);
• KAK agar diperbaiki, dibuat sedetil mungkin, RAB diupayakan seperti PRA RKA;
• Perbaikan usulan dan KAK ditunggu sampai dengan TANGGAL 20 SEPTEMBER 2017.
Bupati/Walikota menyampaikan usulan program kegiatan
keistimewaan tahun n+2 kepada SKPD DIY Pengampu
Dana Keistimewaan dengan tembusan kepada
Tim Anggaran Pemerintah Daerah DIY
paling lambat bulan September
(PERGUB No. 33 TAHUN 2016)
PERENCANAAN