KDMDNTDRIAN ?ENDI)TKAN DAN KDBUDAYA.{NUNIVERSITAS UDAYANA
r!lp. (0361)702771 ru. (0361)70?765
UPT PERPUSTAKAAN
En, : [email protected]!!
SURAT KETERANCANNO | 0003/UN.1,1,I.2,1/Perpus.00,0920t5
Ya.gbermda mgln dibaMhiniKepala UPT P eDu{akaan U ni ve rsiras Udalaoa inene$nekan
l.llP
: Karlika Sari. S.Si..M Sc
:197007112001122001
llemaos benar reuh menrera e 2 eksenlpltu L"poran P€n.litia. dB.
Ieeusmkaan Unnlnift Udatan., dengaD Judtrl:
Efeklifflas Model Pcnbel,inrdn Kooper.lir TiD€ Bclaiar Bcrsama
D$s!n Mcdir Penbcl.jarin Corgl, D/iv?
l)cmikian $ratpernyalaa. ini dibual unluldaral dipergunalan sebagainana mestinla
Bukil Jimbann. l5 Okrober 2015
K!. Peaustakaan Univc6ilas Uda)ana
NIP 197301212005012001
i
LAPORAN
PENELITIAN DOSEN MUDA
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
BELAJAR BERSAMA (LEARNING TOGETHER) DENGAN MEDIA
PEMBELAJARAN GOOGLE DRIVE
TIM PENELITI
KARTIKA SARI, S.Si., M.Sc. (Ketua)
I WAYAN SUMARJAYA, S.Si., M.Stats. (Anggota)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
NOVEMBER, 2014
iii
ABSTRAK
Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan
model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan
utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang
menggunakan teknologi informasi (TI) saat ini masih dilakukan secara konvensional (off-
line), dosen memberikan tugas melalui attachment email atau posting di Blog-nya, atau
berbagi (sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan
hasil yang optimal dalam pembelajaran, yaitu dosen belum mampu mengontrol semua
proses kegiatan pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak
mengetahui siapa mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time.
Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran
kooperatif diharapkan akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan
inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, disamping
meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan TI dalam
rangka inovasi pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran
Kooperatif Tipe Belajar Bersama dipadukan aplikasi Google Drive sebagai media
pembelajaran dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika Fakultas
MIPA Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian pre
experimental design dengan jenis desain one-shot case study. Pelaksanaan penelitian
secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian
perlakuan dilakukan selama empat bulan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah: Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning
Together) dengan media pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil
belajar mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah
Teknik Riset Pemasaran.
Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan
post testnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar
berrsama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif
untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran,
dibandingkan implementasi model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together)
tanpa bantuan aplikasi google drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil
belajar mahasiswa, untuk kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan
hasil belajar yang lebih besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa
memanfaatkan aplikasi google drive (27,77 persen).
Berdasarkan hasil observasi, faktor penghambat implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan media pembelajaran google
drive adalah faktor koneksi internet. Jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan
bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus
bertatap muka, demikian pula sebaliknya. Keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan
aplikasi google drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan
penuh dalam pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus
berdiskusi dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih fokus dikerjakan,
dengan pertimbangan biaya pulsa internet.
Kata kunci: model pembelajaran, pembelajaran kooperatif, learning together, google drive
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-Nya,
Laporan Kemajuan penelitian Dosen Muda dengan judul “Efektifitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google
Drive” dapat dilaksanakan dan laporan kemajuan hasil kegiatan ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. sebagai Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas
dukungannya dalam kegiatan penelitian ini.
2. Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA, atas dukungannya.
3. Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, yang mengambil
mata kuliah Teknik Riset Pemasaran pada Semester Ganjil 2014/2015, yang telah
dengan serius mengikuti proses pembelajaran
4. Teman-teman sejawat di FMIPA Unud serta semua pihak yang turut membantu
demi kelancaran kegiatan penelitian ini.
Laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari
berbagai pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan dimasa mendatang.
Denpasar, 24 Novemver 2014
Peneliti
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii
ABSTRAK ...................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
2.1 Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ............................................... 5
2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 7
2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 8
2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif .................. 9
2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 9
2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) .. 11
2.7 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Hasil Belajar ............................................................................................ 12
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................ .............. 16
3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................ 16
3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 16
BAB 4. METODE PENELITIAN.................................................................................. 17
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 17
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 17
4.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 17
4.4 Variabel Penelitian............................ .................................................... 18
4.5 Teknik Analisis Data............................ ................................................. 18
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ................................................................................. 19
5.1 Persiapan Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 19
5.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 21
5.3 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Belajar Bersama ...................................................................................... 23
5.4 Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama
Dengan Bantuan Media Google Drive .................................................... 30
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 34
6.1 Simpulan ................................................................................................. 34
6.2 Saran ....................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 35
LAMPIRAN ................................................................................................................. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks, memerlukan waktu yang lama
dan melibatkan berbagai sub sistem. Sementara era global saat ini maupun di masa yang
akan datang menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan
kualitas SDM pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa. Terkait
dengan hal tersebut maka, tuntutan tersebut menempatkan pendidikan menjadi sangat
penting dalam meningkatkan kualitas SDM terkait dengan penguasaan IPTEK.
Begitu pentingnya peran dan tujuan pendidikan, maka mutu pendidikan haruslah
ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui
peningkatan kualitas pembelajaran. Selain peningkatan kualitas pembelajaran, pemerintah
dan kalangan praktisi pendidikan juga sudah melakukan upaya peningkatan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas belajar, sumber belajar, pengembangan inovasi
belajar, dan penyempurnaan kurikulum, dan lain sebagainya.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi, peranan sistem
pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara dosen dan mahasiswa, menempati
peranan penting, di mana dosen berperan sebagai penggerak atau motivator proses
pembelajaran, serta menentukan suasana keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan.
Dalam hubungannya dengan peranan guru di kelas, Waller (Dimyati, 1991)
menyatakan bahwa guru dan murid di kelas bukanlah mesin mengajar dan mesin belajar,
tetapi mereka merupakan keseluruhan manusia yang terikat bersama di dalam interaksi
sosial yang kompleks. Dalam interaksi sosial di kelas, seorang guru dituntut mampu
melaksanakan interaksi pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan interaksi pembelajaran
tersebut, Djamariah & Zain (1996) mengemukakan bahwa apabila seorang guru
melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran, maka ia akan merangkap tugas
melaksanakan berbagai fungsi. Maka dalam hal itu, guru akan menjalankan fungsi ahli
bidang studi, ahli proses pembelajaran, ahli media dan ahli evaluasi. Pendapat ini
didukung oleh Seels dan Rickey (1994) yang menyatakan bahwa guru sebagai praktisi
pembelajaran pada hakikatnya memiliki kemampuan teori dan praktik merancang,
mengembangkan, dan memberikan informasi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam
mengerjakan tes atau latihan. Dari beberapa kemampuan tersebut, maka guru diharapkan
2
dapat melaksanakan pembelajaran di kelas yang membuat siswa dapat mencapai hasil
belajar yang optimal. Oleh karena itu seorang guru yang efektif dan bertanggung jawab
akan selalu mengupayakan untuk menjawab tiga pertanyaan. Pertama, seberapa penting
siswa menyadari apa yang telah mereka pelajari dan apa yang belum mereka pelajari.
Kedua, apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengoreksi kesalahan pembelajaran dan
pemahaman. Ketiga, apakah peran umpan balik dan pembetulan dalam proses
pembelajaran.
Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan
menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, dan sebagainya. Kemudian menurut
National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Google Drive dapat memfasilitasi semua kebutuhan guru dalam proses
belajar mengajar.
Google Drive dilepas (release) pada 24 April 2012, merupakan pengembangan dari
Google Docs. Salah satu kelebihan yang diberikan oleh Google Drive kepada guru-guru
adalah para guru diberikan fasilitas untuk menyimpan, berbagi (sharing) dan mengedit
dokumen secara online. Google Drive memberikan fasilitas kepada siswa untuk
bekerjasama dalam membuat tugas yang diberikan oleh guru. Ada beberapa alasan
mengapa Google Drive sebagai pilihan, yaitu: (a) Gratis 5GB, (b) kelangsungannya
dijamin dan tidak bayar (gratis); (c) menghindari data hilang akibat kerusakan hard disk
atau kehilangan laptop; (d) mengerjakan dokumen dari mana saja dan kapan saja; (e)
masukan yang cepat dari berbagai kalangan secara simultan; (f) proses pengeditan secara
WYSIWYG (What You See Is What You Get); (g) analisis dan pengorganisasian data
secara cepat; (h) mudah berbagi data; (i) publikasi untuk dikoreksi oleh publik dapat
dilakukan dengan cepat; dan (j) upload dan download dokumen dalam berbagai format.
Fasilitas yang disediakan oleh Google Drive adalah: (a) membuat dokumen Word,
Open Office, RTF, HTML, atau teks; (2) upload dokumen yang sudah kita miliki; (c)
sharing dengan orang lain (melalui email) untuk mengedit atau melihat dokumen dan
spreadsheet; (c) melihat riwayat revisi dokumen dan spreadsheet; (d) mempublikasikan
dokumen secara online ke dunia, sebagai bagian situs atau mengirimkan dokumen ke blog;
(e) mengunduh dokumen ke desktop sebagai Word, Open Office, RTF, PDF, HTML, atau
3
Zip; (f) email dokumen kita sebagai lampiran; (g) setiap dokumen dapat mencapai sebesar
500K, ditambah 2MB per gambar yang dimasukkan; dan (h) setiap pengguna memiliki
batas kombinasi 5000 dokumen dan presentasi serta 5000 gambar.
Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan
model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan
utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang
menggunakan TI saat ini masih dilakukan secara konvensional (off-line), guru/dosen
memberikan tugas melalui attachment email atau posting di Blog-nya, atau berbagi
(sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan hasil yang
optimal dalam pembelajaran, yaitu guru belum mampu mengontrol semua proses kegiatan
pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak mengetahui siapa
siswa/mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time.
Belum dimanfaatkannya teknologi informasi seperti Google Drive yang dipadukan
dengan model-model pembelajaran lain, sebagai pilihan utama dikalangan pendidik dalam
proses pembelajaran, yang salah satunya disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan tentang
teknologi informasi (TI) di kalangan pendidik, menyebabkan penelitian ini sangat penting
untuk dilakukan.
Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran
kooperatif diharapkan akan menceiptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan
inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, disamping
meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan teknologi
informasi (TI) dalam rangka inovasi pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, serta memperhatikan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together),
maka melalui penelitian ingin diketahui efektifitas dari model pembelajaran Kooperatif
Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dipadukan aplikasi Google Drive sebagai
media pembelajaran tersebut dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan
Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam peneltian ini adalah: (1)
apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar mahasiswa
dalam pembelajaran mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?, (2) apa sajakah faktor-faktor
yang mempengaruhi implementasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama
4
(Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive dalam meningkatkan hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?, (3) apakah model
pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media
pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada
mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?
Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan dalam meningkatkan hasil belajar
mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah
Teknik Riset Pemasaran dengan implementasi dari model pembelajaran Kooperatif Tipe
Belajar Bersama (Learning Together) yang dipadukan dengan pemanfaatan media
pembelajaran Google Drive. Secara spesifik, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian adalah: Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar
Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive efektif untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.1 Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Piaget merupakan salah satu tokoh psikologis kognitif atau konstruktivis.
psikologis konstruktivis berupaya mengatasi kelemahan behavioristik. Piaget (dalam
Suherman, 2003: 36) mengatakan bahwa dalam psikologi konstruktivis anak yang belajar
akan membangun sendiri pengetahuannya sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Pengetahuan diperoleh dari tindakan, artinva perkembangan kognitif siswa sebagian besar
bergantung pada seberapa jauh mereka memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungan. Siswa dalam proses belajar lebih banyak tergantung dari aktivitas mereka dan
guru lebih banyak berperan sebagi fasilitator.
Lebih jauh Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 40) menjabarkan implikasi
teori kognitif pendidikan sebagai berikut:
a. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar terfokus
pada hasilnya. Di samping mengutamakan kebenaran terhadap jawaban siswa, seorang
guru juga harus memahami bagaimana proses yang dialami oleh siswa sehingga
mereka sampai pada jawaban tersebut. Sebagai seorang fasilitator, guru harus mampu
menumbuhkembangkan pengalaman- pengalaman belajar yang sesuai dengan
pengetahuan awal siswa melalui pemilihan pendekatan metode, strategi dan model
pembelajaran yang tepat.
b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif dan keterlibatan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam kelas, pembelajaran terhadap pengetahuan yang sudah jadi
(ready made knowledge) kurang mendapat penekanan, anak lebih didorong untuk
menemukan sendiri pengetahuan tersebut melalui interaksi-interaksi spontan dengan
lingkungan.
c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan
kognitif siswa. Teori konstruktivis mengasumsikan bahwa siswa tumbuh dan
berkembang melalui urutan vang sama, namun laju pertumbuhan setiap individu
berbeda. Karena fenomena tersebut maka seorang guru harus berupaya untuk
mengatur aktivitas di dalam kelas yang semula terdiri dari individu-individu menjadi
kegiatan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil, kurangi kegiatan atau aktivitas
dalam bentuk klasikal.
6
Menurut pandangan konstruktivisme, "pengetahuan dibangun di dalam pemikiran
siswa". Tugas seorang pengajar menurut prinsip konstruktivis adalah sebagai mediator
dan fasilitator yang membantu proses belajar siswa agar berjalan dengan baik.
Tekanannya ada pada siswa, bukan pada pengajar.
Suparno (1997: 51) menjabarkan tugas pengajar sebagai berikut: (1) menyediakan
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat
rancangan, proses dan penelitian, (2) memberi atau menyediakan kegiatan-kegiatan yang
merangsang keingintahuan siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan
gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya. Pengajar perlu menyediakan
pengalaman konflik, (3) memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran
siswa masuk akal, atau tidak. Pengajar menunjukkan dan mempertanyakan apakah
pengetahuan siswa itu berlaku atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang
dikaitkan.
Dengan melihat pandangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam teori
konstruktivis akan membawa implikasi bahwa anak dalam belajar akan membangun
sendiri pengetahuannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses
pembelajaran yang paling penting ditekankan adalah proses learning, bagaimana siswa
dapat menerima dan memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Untuk itu peran
siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran harus diutamakan.
Terdapat beberapa model pembelajaran yang berasosiasi dengan teori
konstruktivis, diantaranya adalah: (1) CBSA, (2) Pendekatan Proses, (3) Life Skills
Education, (4) Inquiry-Based Learning, (5) Service Learning, (6) Problem-Based
Learning, dan (7) Cooperative Learning. Namun dari ketujuh model tersebut, akan
diterapkan model Cooperative learning, karena dirasa paling sesuai dengan teori dan tipe
pembelajaran yang akan diterapkan.
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan penalaran dan komunikasi siswa selama proses belajar mengajar. Salah satu
paham/teori belajar yang melandasi dari model pembelajaran kooperatif yaitu teori belajar
kontruktivis, karena teori belajar kontruktivis merupakan suatu landasan untuk
membangun pemikiran dan mengembangkan pengetahuan melalui konteks tertentu yang
nantinya akan terdapat pembiasaan untuk memecahkan suatu masalah dan menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Teori belajar kontuktivis
7
juga membiasakan siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat
saling mengadakan koreksi antar teman dalam kelompok, sehingga dalam proses
pembelajaran sebagai pendidik tidak hanya menuangkan atau menjejalkan sejumlah
informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep
penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa (Peageta dan Nuhadi, 2003:
33-35). Dalam pembelajaran kooperartif siswa dapat saling berinteraksi dan saling
memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif
berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak
hanya bertanggung jawab pada kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memberi
lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam kelomppok kecil yang
kemampuannya berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Menurut Slavin (1993:3) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan
penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 4-6 orang siswa yang sederajat dalam kelompok yang heterogen. Sedangkan Johnson
dan Johnson (1994) mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok
melibatkan 4-5 orang dengan kemampuan yang heterogen, maksud heterogen dalam hal
ini adalah berbeda dari segi kemampuan akademik dan dari segi jenis kelamin. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada
aspek sosial anak dalam suatu kelompok yang heterogen.
2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Slavin (1994) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
a. Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif selain mencakup tujuan sosial, pembelajaran kooperatif
juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Menurut
para ahli pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk memberi penghargaan telah dapat
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar (Coleman, 1961: 7).
Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasl belajar, pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan bagi para siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
8
b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang
luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun
ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama-sama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain (Allport: dalam Muslimin, 2000: 9).
c. Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting yang ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran kolaborasi dalam
kelompok-kelompok kecil, diamana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam pembelajaran kooperatif menunjukkan siswa
untuk mampu bekerjasama dalam kelompoknya untuk belajar bertanggung jawab terhadap
hasil belajar yang diperolehnya baik untuk individu maupun dalam kelompoknya.
Ada lima ciri utama belajar secara kooperatif yang dikemukakan oleh Johnson dalam
Ardana (2006: 16) antara lain:
a. Tujuan masing-masing kelompok adalah memaksimalkan kemampuan belajar setiap
anggotanya dan bila mungkin sampai batas kemampuannya.
b. Masing-masing anggota kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk tetap utuh
dalam satu ikatan kelompok (fanatic group).
c. Masing-masing anggota kelompok bekerjasama saling berhadapan untuk
menghasilkan prestasi akademika maupun personal bersama.
d. Setiap kelompok diajarkan keterampilan sosial untuk digunakan mengkordinasikan
upaya mereka bersama-sama, dan kerja kelompok sangat ditekankan.
e. Setiap kelompok diwajibkan melakukan evaluasi diri tentang keberhasilan belajar
mereka sendiri.
Sedangkan Muslimin (2000:6) menyatakan ada empat ciri pembelajaran kooperatif,
yaitu:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
9
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Budiadnyana (dalam Armika: 2004) model pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
a. Meningkatkan hubungan antar individu siswa dalam pembelajaran, karena dalam
pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk terlibat
aktif, memiliki rasa tanggung jawab, meningkatkan interaksi dalam pencapaian sasaran
belajar.
b. Siswa dapat memberikan dukungan pada interaksi sosial, karena akan tertanam sikap
saling menghargai pendapat teman yang merupakan cermin dari sikap ilmiah,
meningkatkan ketekunan, ketabahan dan keterlibatan dalam mengerjakan tugas-tugas.
c. Memupuk rasa percaya diri dan peningkatan aktualitas konsep diri masing-masing.
d. Meningkatkan pencapaian atau produktivitas akademik karena adanya rasa keterkaitan
antar anggota dalam kelompok, peningkatan pola-pola interaksi, rasa tanggung jawab,
dorongan untuk kreatif, hal ini akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar.
Menurut Loundgren (dalam Muslimin, 2000: 18) menyatakan manfaat pembelajaran
kooperatif berdasarkan hasil penelitian pada siswa terhadap hasil belajarnya antara lain:
(1) Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas, (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi,
(3) Memperbaiki sikap terhadap hasil belajar, (4) memperbaiki kehadiran dan angka putus
sekolah menjadi rendah, (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih
besarnnya, (6) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil dan konflik antarpribadi
berkurang, (7) Pemahaman lebih mendalam karena para siswa memiliki motivasi belajar
lebih besar, (8) meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.
2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1993: 63) mengatakan bahwa ada tujuh model pembelajaran
kooperatif yang biasa diterapkan oleh guru yaitu:
a. Divisi tim Siswa Berprestasi (Student Teams-Achievement Divisions)
Dalam model ini siswa disusun dalam kelompok-kelompok yang anggotanya terdiri
atas 4 (empat) orang siswa yang berbeda (heterogen), dan siswa belajar sebagai sebuah
tim dan memberi kontribusi kepada tim lainnya untuk dapat berprestasi secara optimal.
10
b. Tim Turnamen Bermain (Teams-Geams-Tournaments)
Tipe ini hampir sama dengan divisi tim siswa berprestasi, tetapi soal mingguan
diganti dengan pertandingan dengan anggota kelompok. Umumnya anggota kelompok
bersifat homogen. Setiap kelompok terdiri dari tiga orang anggota kelompok. Kemampuan
beragam untuk berkompetisi memperoleh nilai.
c. Tim Individual Berbantu (Team-Assisted Individualization)
Tim individual berbantuan adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang siswanya memilik kemampuan yang
heterogen. Pada pembelajaran ini menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan
individu.
d. Gergaji Silang I (Jigsaw)
Tipe belajar pada Jigsaw I adalah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang
tediri dari 6 (enam) orang untuk mengerjakan tugas dalam bidang akademik. Setiap
anggota membaca bacaan yang diberikan oleh guru, kemudian anggota-anggota dari
kelompok yang berbeda dipertemukan untuk menjadi ahli-ahli. Dalam satu kelompok
masing-masing anggota kelompok memperoleh bacaan yang berbeda. Siswa kembali ke
kelompok masing-masing dan mengajar anggota kelompok yang lain.
e. Gergaji Silang II (Jigsaw)
Tipe belajar pada Jigsaw II adalah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang
terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Setiap siswa ditugasi membagi menjadi sub bab tertentu,
semua siswa membaca teks yang sama. Kemudian setiap siswa ditugasi mempelajari suatu
topik agar menjadi pakar (ahli) dalam topik itu. Siswa dengan topik sama bertemu dalam
kelompok ahli untuk mendiskusikan topic tersebut. Setelah itu mereka kembali ke
kelompoknya masing-masing dan secara bergantian mengajarkan apa yang mereka pelajari
kepada teman satu kelompok.
f. Belajar Bersama (Learning Together)
Anggota bersifat heterogen dan menyelesaikan sebuah masalah secara bersama, dan
bila mereka berhasil akan memperoleh penghargaan positif secara kelompok. Belajar
bersama atau Learning Together adalah model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Johnson dan Johnson (dalam Nur Muhamad: 1998) model ini
melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok beranggota empat atau lima orang yang
bersifat heterogen
11
g. Investigasi Kelompok (Group Intvestigation)
Tipe belajar kooperatif secara investigasi kelompok hamper sama dengan gergaji
silang, hanya saja kelompok memecahkan sub topic mereka menjadi tugas-tugas individu
dan melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok.
Setiap kelompok kemudian membuat presentasi atau peraga untuk mengkomunikasikan
kepada seluruh kelas.
2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together)
Penelitian ini menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Belajar Bersama (Learning
Together). Pembelajaran ini dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Nur
Mohamad: 1998). Pembelajaran kooperatif tipe Belajar Bersama menekankan usaha
kerjasama dan metode ini mempunyai lima unsur yaitu: 1) antara ketergantungan positif,
2) interaksi tatap muka, 3) pertanggungjawaban individual, 4) keterampilan-keterampilan
sosial, dan 5) pemrosesan kelompok.
Dalam proses pembelajarannya, guru mengelompokkan siswa yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang bersifat heterogen. Dalam kelompoknya siswa
ditugaskan untuk menyelesaikan sebuah masalah bersama, dan bila mereka berhasil akan
memperoleh penghargaan positif secara berkelompok. Model pembelajaran ini
menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim, sebelum siswa mulai
bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh
mereka berhasil dalam bekerjasama.
Model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dapat diterapkan secara
berulang-ulang dengan syarat siswa harus memilki kesempatan yang sama dalam
kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat memberikan kontribusi yang sama secara
maksimal pada kelompoknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja siswa dalam
kelompok yaitu:
a. Taraf kecerdasan anggota kelompok.
b. Hubungan antara anggota kelompok
c. Pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya
d. Motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas
e. Besarnya anggota kelompok
f. Kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya
g. Keterampilan dan keaktifan anggota kelompok dalam memecahkan masalah
12
Menurut Licona (dalam Citrawan, 2002: 7) model pembelajaran kooperatif tipe
bersama (learning together) memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Mengajarkan nilai-nilai kerjasama
b. Membangun masyarakat di dalam kelas
c. Mengajarkan dasar kemampuan hidup
d. Dapat meningkatkan prestasi akademik
e. Menawarkan suatu alternatif jalan keluar
f. Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi kelompok di dalam
kelas.
2.7 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
2.7.1 Pengertian Belajar
Menurut Syamsu Mappa (1994: 1) belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara
sadar yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada
dirinya sendiri baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam
bentuk sikap dan nilai yang positif. Suparno (2001: 2) berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang bersifat relative permanen
sebagai akibat upaya-upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Sukmadinata
(dalam Sedanayasa, 2004: 58) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan dalam tingkah
laku, perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan-perubahan itu
disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan. Sedangkan Sardiman (2000: 3)
mendefinisikan belajar sebagai: (a) belajar adalah tingkah laku sebagai hasil pengalaman,
(b) belajar adalah dilakukan dengan mengamati, membaca, menirukan, mencoba,
mendengarkan, mengikuti petunjuk dan pengarahan, dan (c) belajar adalah perubahan
penampilan sebagai hasil praktik.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses atau kegiatan yang aktif dan dilakukan secara sadar yang
ditunjukkan dengan timbulnya perubahan-perubahan yang bersifat positif seperti:
perubahan cara berpikir (kognitif), tingkah laku (afektif), dan gerak (psikomotor) yang
bersifat permanen.
13
2.7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Didalam belajar banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar disajikan
pada gambar 1. Dalam gambar 1, ditunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) yang
merupakan bahan baku diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar
(learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output)
dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh pula
sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input),
dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang
tercapainya keluaran yang dikehendaki. Kelompok faktor yang terakhir itu adalah faktor
instrumental (instrumental input). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain
dalam menghasilkan keluaran tertentu.
Sumber: Sumadi Suryabrata. 1984: 6
Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
ENVIROMENTAL
INPUT
RAW INPUT OUTPUT
LEARNING
TEACHING
PROCESS
INSTRUMENTAL
INPUT
14
Berbagai faktor yang telah diuraikan di atas disajikan dalam bentuk ikhtisar berikut:
Alami
Lingkungan
Sosial
Kurikulum
Instrumental Program
Sarana dan fasilitas
Guru (tenaga pengajar)
Kondisi:fisiologis umum
Fisilogis Kondisi panca indra
Minat
Kecerdasan
Psiskologis Bakat
Motivasi
Kemampuan kognitif
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor tersebut,
berikut ini akan diuraikan satu per satu.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri,
factor-faktor ini meliputi intelegensi (kemampuan), motivasi belajar dan perhatian
(Suryabrata, 1995: 5), sedangkan menurut Tabrani Ruslan (dalam Suwinda, 2000: 18)
menyatakan faktor dari dalam diri siswa meliputi: minat dan perhatian, sikap, dan
kebiasaan belajar.
Faktor kemampuan siswa sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian hasil
belajar yang dicapai oleh seseorang. Siswa yang memiliki intelegensi tinggi pada
umumnya lebih cepat atau lancer dalam belajar, sebaliknya siswa yang intelegensinya
rendah, belajarnya akan lambat. Motivasi belajar menumbuhkan gairah, kesenangan dan
semangat belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan bersemangat untuk
belajar.
Faktor
Eksternal
(luar)
Internal
(dalam)
15
b. Faktor eksternal
Selain faktor internal, factor eksternal siswa juga sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Faktor eksternal adalah factor-faktor yang berasal dari luar individu atau
lingkungan. Sudjana (1995: 39) mengemukakan faktor-faktor eksternal meliputi: guru,
metode, sarana dan prasarana, materi pelajaran, system evaluasi, peraturan atau tata tertib
sekolah. Faktor lain yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar adalah
konteks pergaulan siswa dalam masyarakat tempat berlangsungnya kegiatan belajar serta
caranya merencanakan, menyelenggarakan dan menilai proses kegiatan belajar.
16
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together)
dengan media pembelajaran Google Drive dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa
pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Udayana.
3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang proses
pembelajaran, dan peningkatan media pembelajaran yang lebih inovatif dalam
rangka menunjang proses belajar mengajar;
2. Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis teknologi
informasi (Google Drive);
3. Pemanfaatan media pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, disamping meningkatkan kompetensi
dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam
rangka inovasi pembelajaran.
17
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Campbell dan Stanley (dalam Arikunto, 1999: 83) membagi jenis-jenis rancangan
penelitian berdasarkan atas baik dan buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya
eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokkan menjadi: Pre Experimental
Design (eksperimen yang belum baik) dan True Experimental Design (eksperimen yang
dianggap sudah baik). Pre Experimental Design seringkali dipandang sebagai eksperimen
yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah “quasi
experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini
belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Ada 3 jenis desain yang dimasukkan ke dalam
kategori pre experimental design, yaitu: (1) One shot case study, (2) Pre test and Post
Test, dan (3) Static Group Comparison.
Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian pre experimental design
dengan jenis desain One-shot case study. Menurut Arikunto (1999: 83) jenis desain One-
shot case study, peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah
mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post test. Dari hasil post test diambil
kesimpulan dengan 2 cara: (a) melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar
yang diinginkan, dan (b) dibandingkan dengan rata-rata test sebelum treatment.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas
Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan
inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara
keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian perlakuan
berupa pemberian perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama
(Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive dilakukan selama empat
bulan.
4.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari: pemberian perlakuan, kemudian
dilaksanakan post test. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian materi untuk mata
18
kuliah Teknik Riset Pemasaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe belajar
bersama (learning together) dengan media pembelajaran Google Drive yang akan
diujikan, setelah pemberian materi siswa diberikan post test. Pre test dan post test akan
diberikan kepada seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknik Riset
Pemasaran.
4.4 Variabel Penelitian
Persiapan metode dalam menguji hipotesis penelitian, variable-variabel penelitian
diidentifikasikan terlebih dahulu. Variabel dalam penelitian ini adalah variable bebas: skor
hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal pre test dan post test.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Penerapan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media
pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran.
4.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 15.0 for
Windows dengan menggunakan metode analisis statistika deskriptif dan inferensial. Untuk
melihat sebaran data variabel penelitian digunakan statistik deskriptif, untuk melihat
keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan statistik inferensial.
Hipotesis penelitian diuji dengan uji t untuk dua sampel berhubungan (dependent sample t
test), dengan taraf signifikansi sebesar 5%.
19
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Persiapan Pelaksanaan Penelitian
Tahap persiapan penelitian meliputi: (1) Pembuatan Panduan Penggunaan Google
Drive; (2) Pembuatan bahan ajar mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, (3) Pembuatan
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dan (3) Pembuatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.
Pembuatan bahan ajar menggunakan referensi yang diperoleh dari berbagai
sumber, baik koleksi perpustakaan, koleksi pribadi, maupun dari sumber internet.
Beberapa referensi yang dipergunakan adalah:
1. Simamora, B., 2004. Riset Pemasaran, Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia.
2. Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
3. Anandya, D. dan Heru Suprihhadi. 2005. Riset Pemasaran Prospektif & Terapan.
Malang: Bayumedia Publishing.
4. Odin, Y., Odin, N. dan Florence, P.V. 2001. “Conceptional and Operational
Aspects of Brand Loyality: an Empirical Investigation”, Journal of Business
Research, Vol 53, hlm. 75-84.
http://web.nchu.edu.tw/~jodytsao/MarkegingG/JBR%20Odin%20LOyalty.pdf
5. Zeithamal, V.A., Berry, L.L., dan Parasuraman, A. 1990. “Five Imperatives for
Improving Service Quality”, Sloan Management Riview, Vol 31 No. 4, hlm. 29-38.
http://areas.kenan-flagler.unc.edu/Marketing/FacultyStaff/zeithaml/Selected%20
Publications/Five%20Imperatives%20for%20Improving%20Service%20
Quality.pdf
Bahan ajar mata kuliah Teknik Riset Pemasaran yang telah selesai disusun ini,
kemudian dipergunakan sebagai buku pegangan oleh mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Teknik Riset Pemasaran. Revisi terhadap isi bahan ajar ini, akan dilakukan secara
berkesinambungan, setelah dipergunakan oleh mahasiswa dan mendapat masukan-
masukan oleh mahasiswa, teman sejawat, maupun dosen yang pernah mengampu mata
kuliah ini sebelumnya.
Bahan ajar ini disampaikan kepada mahasiswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Divisi tim Siswa Berprestasi (Student Teams-Achievement
Divisions). Dalam model ini siswa disusun dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
20
terdiri atas 4 sampai 5 orang mahasiswa yang berbeda (heterogen), dan siswa belajar
sebagai sebuah tim dan memberi kontribusi kepada tim lainnya untuk dapat berprestasi
secara optimal. Sedangkan untuk pengerjaan Tugas project menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together).
Tahap persiapan berikutnya adalah penyusunan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
untuk Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran. Pada bagian awal LKM disajikan penjelasan
ketentuan dalam pengerjaan tugas kelompok. LKM berisikan studi kasus-studi kasus
aplikasi riset pemasaran, meliputi: Loyalitas Konsumen, Kualitas Layanan, Citra
Perusahaan, Sikap Konsumen Terhadap Suatu Produk, Tanggapan Pengunjung Terhadap
Pusat Perbelanjaan, Kemampuan Wiraniaga, Perilaku Pembelian, dan Persepsi Wisatawan
Terhadap Tujuan Wisata. Studi kasus dalam LKM ini nantinya akan dikerjakan oleh
mahasiswa secara berkelompok dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar
Bersama dengan bantuan Media Pembelajaran Google Drive.
Tahapan persiapan berikutnya adalah penyusunan Buku Panduan Penggunaan
Aplikasi Google Drive untuk pembelajaran. Cara singkat penggunaan aplikasi google
drive untuk pembelajaran kooperatif learning together yang difoto copy dan telah
diberikan di awal perkuliahan kepada mahasiswa untuk dipelajari, ternyata mahasiswa
kebingungan dengan panduan singkat tersebut. Berdasarkan hal tersebut, disusun panduan
penggunaan Google Drive yang lengkap, disajikan langkah demi langkah, sehingga
mahasiswa mengerti cara menggunakan aplikasi tersebut. Buku panduan ini disajikan
lebih mengarah pada tujuan digunakannya, dalam hal ini untuk menunjang pembelajaran.
Tahap persiapan berupa pembuatan soal pre test dan post test mengambil materi pada
bahan ajar, yaitu materi Bab I sampai dengan Bab IV, sebagai berikut: (1) Penetapan
Masalah Riset (Pengertian masalah dalam riset, Pedoman untuk menetapkan masalah, dan
Masalah-maslah riset pemasaran); (2) Penentuan Design Riset (Pengertian, Pembagian
design riset pemasaran, Pemilihan design riset, Klasifikasi design riset, Kombinasi design
riset, dan Menentukan design riset); (3) Metode Pengumpulan Data ( Pengertian data,
Pembagian jenis data, Data sekunder dan data primer; dan (4) Penentuan Design
Pertanyaan (Design pertanyaan dan kuesioner, Proses merancang kuesioner, Format
kuesioner, Desain skala, Perluasan skala dalam riset pemasaran, dan Teknik-teknik
pembuatan skala). Instrumen evaluasi untuk penilaian proses berupa unjuk kerja kelompok
mahasiswa dengan menggunakan metode observasi kegiatan kerja kelompok mahasiswa.
21
5.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas
Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan
inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara
keseluruhan dilakukan selama enam bulan, dengan rincian: 2 bulan dilakukan untuk
persiapan dan 4 bulan untuk pemberian perlakuan berupa pemberian perlakuan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media
pembelajaran Google Drive.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dosen pengampu mata kuliah Teknik
Riset Pemasaran, mengelompokkan mahasiswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5
orang mahasiswa pada tiap kelompok. Anggota pada masing-masing kelompok bersifat
heterogen dalam hal tingkat, jenis kelamin, ras, maupun kemampuan akademiknya. Dalam
kelompoknya mahasiswa ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara
bersama-sama, dan penghargaan yang diberikan berorientasi pada penghargaan kelompok.
Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim,
sebelum siswa mulai bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok
tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerjasama.
Materi ajar (Bab I sampai Bab IV) disampaikan kepada mahasiswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Divisi tim Siswa Berprestasi (Student
Teams-Achievement Divisions). Setelah pemberian materi dilakukan, seluruh kelompok (6
kelompok) diberikan pre test.
Pemberian perlakuan berupa pengerjaan tugas kelompok dengan model
pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dalam penelitian ini diterapkan sebanyak dua
kali, yaitu kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas pertama yaitu tugas membuat
proporal riset pemasaran, dan tugas kedua yaitu perancangan kuesioner riset pemasaran.
Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada semester Ganjil 2014/2015,
dimulai pada bulan September sampai dengan Oktober 2014. Pelaksanaan Tindakan
berupa pemberian tugas kelompok kepada mahasiswa. Tugas pertama yang diberikan
adalah tugas pembuatan proposal riset pemasaran. Metode pelaksaanaan pengerjaan tugas
kelompok adalah: mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
mahasiswa, dari enam kelompok tersebut 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok
dengan metode kooperatif learning together dengan memanfaatkan aplikasi google drive
dan 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif learning together tanpa
22
bantuan aplikasi google drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama satu
minggu, dan dikumpulkan pada pertemuan kuliah minggu berikutnya. Proposal riset yang
dibuat memuat latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala,
metode pengumpulan data, serta beberapa metode analisis.
Pengumpulan tugas kelompok dilakukan pada pertemuan minggu berikutnya. Pada
kegiatan ini dosen pengampu bersama-sama dengan mahasiswa melakukan diskusi
terhadap hasil tugas pertama yang telah dikerjakan, diskusi meliputi latar belakang
masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, dan
analisis. Diskusi juga dilakukan berkenaan dengan metode kerja kelompok yang
diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi google drive versus dengan kooperatif learning
together tanpa bantuan aplikasi google drive).
Pemberian tugas kelompok yang kedua, yaitu Perancangan Kuesioner. Teori
perancangan kuesioner mengacu pada teori yang ada pada Bab IV bahan ajar Teknik Riset
Pemasaran dan Lembar Kerja Mahasiswa. Metode pengerjaan tugas kelompok, sama
dengan tugas metode pelaksanaan pada tugas pertama, yaitu 3 kelompok mengerjakan
tugas kelompok dengan metode kooperatif learning together dengan memanfaatkan
aplikasi google drive dan 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif
learning together tanpa bantuan aplikasi google drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok
diberikan selama dua minggu.
Pengumpulan tugas kelompok yang kedua, pembahasan hasil kerja kelompok dan
diskusi. Diskusi dilakukan berkenaan dengan substansi materi yang menjadi tugas
kelompok meliputi: desain pertanyaan dan kuesioner, proses merancang kuesioner, desain
skala, perluasan skala dalam riset pemasaran, dan teknik penskalaan. Berkenaan dengan
metode kerja kelompok yang diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi google drive
versus dengan kooperatif learning together tanpa bantuan aplikasi google drive), juga
dilakukan diskusi mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing metode menurut
pendapat mahasiswa. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama
(learning together) ini, penghargaan terhadap kerja kelompok berorientasi pada kelompok,
bukan individu.
Setelah pemberian perlakuan berupa tugas kelompok dengan memanfaatkan aplikasi
google drive versus dengan kooperatif learning together tanpa bantuan aplikasi google
drive), keenam kelompok diberikan post test.
23
5.3 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama
Nilai kerja kelompok mahasiswa sebelum dikenai perlakuan pembelajaran model
kooperatif tipe belajar bersama (learning together) disajikan pada tabel 1. Secara
keseluruhan rata-rata nilai pre test kelompok mahasiswa adalah 63,33.
Tabel 1. Daftar Nilai Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran
Kelompok Nama Mahasiswa Nilai Pre Test
Kelompok 1
Ayu Dinita Trisnayanti
70
I Ketut Adi Martha
Desi Kurnia Sari
Aulia Atika Prawibta Suharto
Kelompok 2
Trisna Ramadhan
70 Ni Luh Juliantari
I Gusti Agung Gd Dwipayana
Made Edi Hendrawan
Kelompok 3
Intan Sari Revinda Palupi
60 Ni Nyoman Ayu Artanadi
Tri Alit Tresna Putra
Palupi Purnamasari
Kelompok 4
Ni Putu Canis Cahyanti
60 Revinda Meinitasari
Ni Kade Lila Mayuri
Ni Luh Nika Sari
Kelompok 5
Kadek Intan Sari
60
Anna Fitriani
Ni Putu Iin Viny Danayanti
I Made Danny Dananjaya
I Gusti Ayu Mita Ernia Sari
Kelompok 6
Ni Komang Ayu Artini
60 Desak Ayu Wiri Astiti
Putri Dameyanti
Ni Wayan Diah Sihmawati
Ida Ayu Gde Khasmana Putri
Rata-rata 63,33
24
1. Diskusi Kelompok Menyelesaikan Tugas Tanpa Memanfaatkan Aplikasi Google
Drive
Hasil dokumentasi pengerjaan tugas kelompok oleh 3 kelompok dengan model
kooperatif tipe belajar bersama (learning together) tanpa bantuan aplikasi google drive,
disajikan pada gambar-gambar berikut:
Gambar 1. Dokumentasi Aktivitas Kerja Kelompok Tanpa Bantuan Aplikasi Google Drive
25
Pada kerja kelompok dengan bertatap muka yang diterapkan pada kelompok 4, 5,
6, waktu kerja kelompok sebagian besar mengambil waktu di siang hari. Jika mahasiswa
dalam kondisi jadwal kuliah penuh, maka kerja kelompok dengan berkumpul bersama
dilakukan setelah perkuliahan selesai. Dalam kondisi jadwal kuliah penuh dan banyak
tugas dari masing-masing mata kuliah yang diambil, maka hal ini akan menyulitkan bagi
mahasiswa untuk bertatap muka untuk mengerjakan tugas bersama. Berdasarkan masalah
waktu ini alternatif dengan memanfaatkan google drive merupakan salah satu alternative
yang baik.
2. Diskusi Kelompok Menyelesaikan Tugas dengan Memanfaatkan Aplikasi
Google Drive
Pada diskusi 3 orang mahasiswa, seperti ditunjukkan oleh percapakan pada
halaman berikutnya, terlihat bahwa pengerjaan tugas pertama dikerjakan dari pukul 19.17
sampai dengan 20.29 malam. Dalam hal ini pengerjaan tugas dilakukan malam hari saat
waktu belajar dan dapat dilakukan dari rumah masing-masing tanpa harus bertatap muka
dan tanpa dibatasi oleh kendala waktu. Saat diskusi berlangsung, proses pembuatan
dokumen proposal riset pemasaran dikerjakan secara online dan direvisi secara online juga
bersama-sama anggota kelompoknya seperti disajikan pada gambar di atas.
Gambar 2. Edit dokumen dengan Aplikasi Google Drive
26
1.
2. (3) Juli Antari,Nadhin Ramadhan,edy hendrawan
saya 19.17
teman-teman setuju ga kalo judul kita dirubah? soalnya untuk kasus jajan bendu ini kurang dapat
dikembangkan..
Nadhin Ramadhan 19.19
Setuju dek,,, kk juga ngerasa itu kok
gmna menurut yang lain.??
edy hendrawan bergabung dengan kelompok ngobrol.
edy hendrawan 19.53
aku setuju..
nie gung de juga udah setuju..
Saya 19.55
kasus apa men yang mau kita angkat kak?
Nadhin Ramadhan 19.57
gmna kalo kasusnya tentang kartu prabayar jha gmna.????
Saya 19.58
kartu apa kak?
edy hendrawan 19.59
dari kartu prabayar itu apa yg mau kita bahas????
Nadhin Ramadhan 20.01
apa yya.??
mna kalo masalah sinyal dan harga plsanya???
Heheheee *gmna
edy hendrawan 20.02
boleh juga kak,,,,
ini kartu ku sinyalnx abal-abal
wkwkwkwwkk
Saya 20.04
ini mah tentang kepuasan konsumen namanya,,
itu yang mau kita angkat?
edy hendrawan 20.06
Nah nah itu dah jul,,,
Nadhin Ramadhan 20.08
iya dek,, itu dah
gmna kalo judul kita Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan Kartu IM3??
apa mw kartu prabayar yang lain???
ini sih pendapat kk,,bhehee
Saya 20.11
ya pake IM3 aja dah kak.. kita kan bisa ngambil study kasusnya di kampus kita aja,,
lgian kebanyakan dari kita make IM3
Nadhin Ramadhan 20.11
Okehh dek,,Sssiipppppp
gmna menurut yang lain??
27
edy hendrawan 20.12
Oke
aku ama gung de setuju" aja
saya 20.12
ok fix ya...?
edy hendrawan 20.14
desain riset apa yang kita gunain?
Nadhin Ramadhan 20.15
gmna kalo kita gunain desain riset Riset Deskriptif??
desain riset ini dapat menggambarkan atau menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan dalam menggunakan
kartu im3...
Saya 20.19
owh yea kak,, brarti kita make data primer dong kak?
Nadhin Ramadhan 20.19
Iyahh dek,, bakal buat kuesioner untuk riset ini...
edy hendrawan 20.21
desain skala nya kita pakek yg ordinal jha yah,, biar gampang:D
Nadhin Ramadhan 20.21
Okehh Sssiippppppp
Saya 20.24
siiip
metode pengambilan sampelnya gemana ya?
Nadhin Ramadhan 20.27
Metode pengambilan sampel nonprobability sampling yaitu convenience sampling...
Convenience sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.... ini cocok untk riset kita
edy hendrawan 20.27
Sssssiipppppppp kak
Saya 20.27
owh ok kak
Nadhin Ramadhan 20.29
Okehh..
Udah Fix yahh laporan riset kita...
Sampe bertemu untuk menyusun kuesioner kita..
Byee.....
28
Contoh proses penyelesaian kelompok (Tugas 2: Penyusunan Kuesioner riset
pemasaran) oleh kelompok 1 yang dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google drive,
disajikan pada gambar-gambar berikut:
29
Gambar 3. Diskusi Kelompok dan Pengerjaan Tugas dengan Aplikasi Google Drive
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi model pembelajaran Kooperatif
Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive,
berdasarkan hasil observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok, adalah
masalah koneksi internet. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa jika koneksi
internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat
mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi
internet yang menghubungkan anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka
proses pengerjaan tugas kelompok akan berjalan lambat.
Sedangkan keunggulannya adalah dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google
drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam
pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi
dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih focus dikerjakan, dengan
pertimbangan biaya pulsa internet. Semakin cepat diskusi dan dokumen dapat
diselesaikan, semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk beli pulsa internet.
Secara teori, beberapa faktor yang mempengaruhi kerja siswa dalam kelompok
yaitu: Taraf kecerdasan anggota kelompok; Hubungan antara anggota kelompok;
30
Pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya; Motivasi anggota
kelompok dalam menyelesaikan tugas; Besarnya anggota kelompok; Kemampuan
pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya; dan Keterampilan dan keaktifan
anggota kelompok dalam memecahkan masalah. Menurut Licona (dalam Citrawan, 2002:
7) model pembelajaran kooperatif tipe bersama (learning together) memiliki beberapa
kelebihan diantaranya: Mengajarkan nilai-nilai kerjasama; Membangun masyarakat di
dalam kelas; Mengajarkan dasar kemampuan hidup; Dapat meningkatkan prestasi
akademik; Menawarkan suatu alternatif jalan keluar; dan Memiliki potensi untuk
memperlunak aspek negatif dari kompetisi kelompok di dalam kelas.
5.4 Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning
Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive
Implementasi dari model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning
Together) yang dipadukan dengan pemanfaatan media pembelajaran Google Drive pada
mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan
penalarannya dan terjadinya komunikasi diantara anggota kelompok selama proses
pembelajaran. Penerapan model ini juga diharapkan dapat membiasakan siswa belajar dari
teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat saling mengadakan hubungan antar
teman dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran dosen tidak hanya
menjejalkan materi ajar kepada mahasiswa, tetapi mengupayakan agar konsep-konsep
penting dari materi ajar dapat dipahami oleh mahasiswa dengan optimal.
Dalam pembelajaran kooperartif siswa dapat saling berinteraksi dan saling
memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif
berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak
hanya bertanggung jawab pada kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memberi
lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang
kemampuannya berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Penekanan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah aspek sosial siswa dalam suatu
kelompok yang heterogen kemampuan akademiknya.
Slavin (1994) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Untuk penilaian proses, berdasarkan hasil obesrvasi selama pembelajaran
berlangsung, yaitu pemberian tugas 1 dan tugas 2, terlihat bahwa selama proses
31
pengerjaan tugas kelompok, semua siswa dalam kelompok mempunyai kinerja yang baik
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penerimaan terhadap perbedaan individu juga
terlihat dari hasil observasi terhadap 6 kelompok mahsiswa yang ada. Antar mahasiswa
dalam kelompok saling terjadi penerimaan terhadap perbedaan tingkat (mahasiswa dalam
kelompok terdiri dari mahasiswa yang berbeda tingkat/angkatannya), jenis kelamin, ras,
kemampuan, maupun ketidakmampuan. Menurut Allport (dalam Muslimin, 2000: 9),
pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama-sama dan
melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama
lain.
Implementasi model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini
juga memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan
sosialnya. Model ini mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan dalam bekerjasama dan
kolaborasi. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa dalam penyelesaian tugas kelompok,
masing-masing anggota kelompok bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan tugas
yang diterima dalam upaya mencapai prestasi akademika maupun personal bersama.
Hasil penilaian hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan berupa pemberian
tugas kelompok yang diimplementasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi google drive dan tanpa aplikasi aplikasi
google drive, diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan penilaian hasil, diperoleh nilai rata-rata ketiga kelompok mahasiswa
pada pre test adalah 66,67, setelah memperoleh perlakuan dengan implementasi dari
model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan
memanfaatkan aplikasi google drive diperoleh nilai rata-rata kelompok pada post test
sebesar 90,00. Terjadi peningkatan hasil belajar dari rata-rata kelompok 66,67 menjadi
90,00, dengan rata persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa sebesar 34,99 persen.
Sedangkan untuk hasil belajar kelompok mahasiswa yang memperoleh perlakuan
pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) tanpa bantuan aplikasi
google drive diperoleh nilai rata-rata kelompok pada pre test sebesar 60 dan meningkat
pada nilai post test menjadi 76,67. Rata-rata persentase peningkatan hasil belajar
mahasiswa pada kelompok ini sebesar 27,77 persen.
32
Tabel 2. Nilai Pre Test dan Post Test Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran
Kelompok Nama Mahasiswa Nilai Pre
Test
Post Test
Kelompok 1
Dengan aplikasi
google drive
Ayu Dinita Trisnayanti
70
90 I Ketut Adi Martha
Desi Kurnia Sari
Aulia Atika Prawibta
Suharto
Kelompok 2
Dengan aplikasi
google drive
Trisna Ramadhan
70
90 Ni Luh Juliantari
I Gusti Agung Gd
Dwipayana
Made Edi Hendrawan
Kelompok 3
Dengan aplikasi
google drive
Intan Sari Revinda
Palupi
60
90
Ni Nyoman Ayu
Artanadi
Tri Alit Tresna Putra
Palupi Purnamasari
Rata-rata 66,67 90
Persentase peningkatan (%) 34,99
Kelompok 4
Dengan aplikasi
google drive
Ni Putu Canis
Cahyanti
60
80
Revinda Meinitasari
Ni Kade Lila Mayuri
Ni Luh Nika Sari
Kelompok 5
Dengan aplikasi
google drive
Kadek Intan Sari
60
70 Anna Fitriani
Ni Putu Iin Viny
Danayanti
I Made Danny
Dananjaya
I Gusti Ayu Mita Ernia
Sari
Kelompok 6
Dengan aplikasi
google drive
Ni Komang Ayu Artini
60
80 Desak Ayu Wiri Astiti
Putri Dameyanti
Ni Wayan Diah
Sihmawati
Ida Ayu Gde
Khasmana Putri
Rata-rata 60,00 76,67
Persentase peningkatan (%) 27,77
33
Berdasarkan hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan post testnya
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar berrsama (learning
together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif untuk meningkatkan
hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, dibandingkan implementasi
model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together) tanpa bantuan aplikasi google
drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa, untuk
kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih
besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa memanfaatkan aplikasi google
drive (27,77 persen).
34
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan
post testnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar
berrsama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif
untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran,
dibandingkan implementasi model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together)
tanpa bantuan aplikasi google drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil
belajar mahasiswa, untuk kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan
hasil belajar yang lebih besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa
memanfaatkan aplikasi google drive (27,77 persen).
Faktor penghambat implementasi model pembelajaran kooperatif tipe belajar
bersama (learning together) dengan media pembelajaran google drive, berdasarkan hasil
observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok, diperoleh bahwa faktor
koneksi internet menjadi pengambat yang utama. Jika koneksi internet baik, maka
pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas
kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi internet yang menghubungkan
anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka proses pengerjaan tugas kelompok
akan berjalan lambat.
Keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google drive, mahasiswa
lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam pengerjaan tugas.
Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi dan pengerjaan
dokumen yang menjadi tugas dapat lebih fokus dikerjakan, dengan pertimbangan biaya
pulsa internet.
6.2 Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti, sehingga Instrumen
evaluasi untuk penilaian proses berupa unjuk kerja kelompok mahasiswa agak mengalami
hambatan. Dengan ini disarankan kepada BPMU untuk membuat panduan umum tentang
pembuatan instrument untuk penilaian proses, dalam hal ini penilaian unjuk kerja
kelompok.
35
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saiffudin. 1997. Metodologi Penelitian. Edisi Pertama Cetakan ke satu.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contectual Teaching and Learning).
Depdiknas
Dimyati, M. 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: PPS-IKIP Malang.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamariah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ibrahim. 1993. Perencanaan Pengajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Jakarta.
Kemmis, S and Taggret, R. 1988. The Action Research Planeer. Geelong Victoria:
Deakin University Press.
Kurniawan Yahya. 2010. Cara Mudah Menguasai Google Docs. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Mohamad Nur. 1998. Pendekatan-pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran.
Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif Type Belajar Bersama. Universitas Press
Surabaya.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajarannya dalam KBK.
Universitas Negeri Malang.
Robert E. Slavin. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Jakarta:
Nusamedia.
Seel, B.B & Richey,R.C. 1994. Instruction Technology: The Definition and Domains of
the Field. Washinton DC:Association for Educational Communications and
Technology.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, Sumadi. 1997. Cara-cara Belajar Yang Efisien. Jakarta: Depdikbud.
Suryadi, A. dan Wiana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan
Kemampuan Profesional Guru, Jakarta: Cordimas Metropole
Syamsu Mappa. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pebdidikan Nasional.
36
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Biaya Penelitian
L. Biaya Penelitian
a. Biaya pembuatan proporsal : Rp. 80.800,-
b. Pulsa internet : Rp. 305.000,-
c. Pulsa internet untuk 10 orang mhs @Rp. 12.000 : Rp. 120.000,-
d. Cetak Bahan Ajar (50 exp @ Rp.40.000) : Rp. 2.000.000,-
e. Foto copy panduan google drive, dan soal-soal : Rp. 480.000,-
f. Cetak Lembar Kerja Mahasiswa (50exp @ Rp.25.000) : Rp. 1.250.000,-
g. Belanja ATK (Kertas HVS A4 4 rim @ Rp. 40.000,-;
CD 10 keping @ Rp 4.000; catridge warna @ 300.000,-
Catridge hitam @ Rp 270.000, 1 bh Flash disk 8 GB
@ 200.000,- : Rp. 1.210.000,-
h. Penggandaan Laporan Kemajuan 6 eks : Rp. 120.000,-
i. Biaya cetak buku panduan google drive : Rp. 800.000,-
j. Biaya Transportasi : Rp. 800.000,-
k. Konsumsi rapat evaluasi bahan ajar : Rp. 487.500,-
l. Lain-lain : Rp. 670.700,-
m. Potongan pajak 15% : Rp. 1.500.000,-
n. Penggandaan laporan akhir : Rp. 140.000,-
o. Foto copy lain-lain : Rp. 36.000,-
Total Biaya : Rp. 10.000.000,
(Sepuluh Juta Rupiah)
EFEKTIFITAS MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE BELAJAR
BERSAMA (LEARNING
TOGETHER) DENGAN MEDIA
PEMBELAJARAN GOOGLE
DRIVEby Kartika Sari
FILE
TIME SUBMITTED 07-FEB-2016 11:02PM
SUBMISSION ID 628735386
WORD COUNT 7983
CHARACTER COUNT 54059
ERATIF_LEARNING_TOGETHER_DGN_MEDIA_PEMBELAJARAN_GOO
GLE_DRIVE.DOC (2.02M)
16%SIMILARITY INDEX
16%INTERNET SOURCES
1%PUBLICATIONS
9%STUDENT PAPERS
1 2%
2 1%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
7 1%
8 1%
9
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
BELAJAR BERSAMA (LEARNING TOGETHER) DENGAN
MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE DRIVE
ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
Submitted to Universitas Negeri MakassarStudent Paper
unmas-library.ac.idInternet Source
googleapps.visioinformatika.comInternet Source
Submitted to Universitas Pendidikan
IndonesiaStudent Paper
Submitted to Universitas JemberStudent Paper
ejournal.undiksha.ac.idInternet Source
www.farhan-bjm.web.idInternet Source
hasmansulawesi01.blogspot.comInternet Source
evamahyuni.blogspot.com
1%
10 1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
15 <1%
16 <1%
17 <1%
18 <1%
19 <1%
20 <1%
21
Internet Source
repository.upi.eduInternet Source
desagomban.blogspot.comInternet Source
wahanapendidikanindonesia.blogspot.comInternet Source
lib.uin-malang.ac.idInternet Source
f luple.comInternet Source
dasar-teori.blogspot.comInternet Source
timotius-sukarman.blogspot.comInternet Source
anwarholil.blogspot.comInternet Source
ejournal.unirow.ac.idInternet Source
Submitted to Asian Institute of TechnologyStudent Paper
articleforcash02.blogspot.comInternet Source
berkas-terkumpul.blogspot.com
<1%
22 <1%
23 <1%
24 <1%
25 <1%
26 <1%
27 <1%
28 <1%
29 <1%
30 <1%
31 <1%
Internet Source
www.smkn3bogor.sch.idInternet Source
Vranjes, Marija, Dragana Gasevic, and
Dragana Drinic. "Analysis of service quality
elements in higher education", Marketing,
2014.Publicat ion
repository.uksw.eduInternet Source
blog.stikom.eduInternet Source
imadiklus.comInternet Source
bdigital.ufp.ptInternet Source
eprints.uns.ac.idInternet Source
muhammadrudi.wordpress.comInternet Source
ekasilalahi159.blogspot.comInternet Source
studentjournal.petra.ac.idInternet Source
32 <1%
33 <1%
34 <1%
35 <1%
36 <1%
37 <1%
38 <1%
39 <1%
40 <1%
41 <1%
42 <1%
43 <1%
Submitted to Universiti Malaysia PahangStudent Paper
skripsi-baru.blogspot.comInternet Source
repository.unhas.ac.idInternet Source
Submitted to Coventry UniversityStudent Paper
ejournal.gunadarma.ac.idInternet Source
ejournal.stkipgetsempena.ac.idInternet Source
www.readbag.comInternet Source
richluckyforever.blogspot.comInternet Source
anndry7.blogspot.comInternet Source
janklesa.blogspot.comInternet Source
www.scribd.comInternet Source
gudangmakalah.blogspot.comInternet Source
mercubuana-yogya.ac.id
44<1%
45 <1%
46 <1%
47 <1%
48 <1%
49 <1%
50 <1%
51 <1%
52 <1%
EXCLUDE QUOTES OFF
EXCLUDE
BIBLIOGRAPHY
OFF
EXCLUDE MATCHES OFF
Internet Source
unek-unek-information.blogspot.comInternet Source
www.fujiro.comInternet Source
repository.ung.ac.idInternet Source
www.ftiuksw.orgInternet Source
repository.usu.ac.idInternet Source
ebookmarket.orgInternet Source
contohskripsi.orgInternet Source
sucianimade.blogspot.comInternet Source