Download - dampak bayi tabung
Dampak bayi tabung tentunya memberi pengaruh pada dampak positif dan negatif di
kemudian hari yang mungkin terjadi pada ibu atau bayi. Teknologi bayi tabung yang
dikembangkan tahun 1970-an telah memberikan kebahagianan kepada pasanga suami istri
yang sulit memiliki keturunan. Dengan metode bayo tanbung mereka daoat memiliki
keturunan.
Teknologi bayi tabung memberi manfaat bagi pasangan suami istri usia produktif yang belum
memiliki keturunan. Namun, masih menjasi kontra jika teknologi bayi tanung ini dilakukan
pada wanita lanjut usia yang telah menoopause. Hal ini karena secara alami, wanita
menopause tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan lagi.
Untuk itu, para ahli dalam penelitiannya harus mempertimbangkan aspek etika, moral, dan
agama. Apabila tidak, akan meninmbulkan kontraversial, padahal penemuan di bidang
teknologi reproduksi dapat dikembangkan secara luas untuk kesejahteraan manusia.
Dampak positif dari bayi tabung
Bioteknologi memberikan dampak positif dalam bidang kesehatan, misalnya dengan
dikembangkan teknik bayi tabung yang dapat membantu pasangan suami-istri untuk
mendapat keturunan serta pemanfaatan bakteri dalam rekayasa genetika sehingga dihasilkan
insulin buatan.
Dampak negatif dai bayi tabung
Dampak negatif dari penerapan bioteknologi terdapat pada berbagai aspek kehidupan seperti
etika moral, lingkungan hidup, sosial dan ekonomi serta kesehatan. Seperti menyisipkan gen
makhluk hidup ke dalam makhluk hidup lainnya (transplantasi gen) dianggap sebagai
pelanggaran hukum alam dan sulit untuk diterima masyarakat.
Pada bayi tabung terdapat kadar yang berbeda. Bagi wanita muda berumur dua puluh tahun
yang dilahirkan dengan proses bayi tabung, kadar darah embrionya adalah 76 %. Ini
merupakan nilai yang lemah karena saat proses pembuahan, ia berada di luar rahim selama
satu jam atau kurang.
Pada program bagyi tabung ini dapat memberi dampak sepeti:
1. Menyebabkan peningkatan kadar darah embrio dalam tubuh manusia karena
pencernaan yang terjadi di luar rahim. Dalam arti lain, pencernaan itu memberikan
dampak pada seluruh embrio dan menimbukan perubahan penampilannya
2. Di sisi lain, teknologi bayi tabung memiliki potensi bertentangan dengan norma
agama/ masyarakat jika dibuat dengan cara masal demikian, akan sulit diketahui siapa
orang tua bayi yang akan terbentuk dan embrio dari hasil persatuan sel telur dengan
sel spermatozoa orang tertentu yang ditanamkan di dalam rahim ibu pengganti,
memiliki dampak serius dari segi agama dan etika.
3. Hubungan antara ibu dan janin yang dikandungnya yang terjalin secara alami selama
proses kehamilan akan menjadi masalah di kemudian hari. Sebuah Lembaga Roslin di
Inggris adalah lembaga kehamilan pertama yang sukses mengkloning domba pada
tahun 1996 yang bernama Dolly. Tetapi lembaga ini keberatan terhadap sukses
kloning manusia yang dianggap bahwa tindakan tersebut tidak terpuji dan merupakan
penghianatan yang akan menciptakan kehancuran.
4. Markas besar UNESCO meminta agar negara-negara di dunia melarang kloning
manusia. Percobaan kloning manusia tidak hanya mengandung risiko pengetahuan,
tetapi juga melanggar etika dan melanggar harga diri manusia.
Efek samping yang dialami pasien yang melakukan proses bayi tabung
1. Mual muntah, perut terasa nyeri , dan kehilangan nafsu makan yang merupakan akibat
dari pemberian obat-obatan hormonal. Umumnya, efek samping ini dapat diatasi
hanya dengan obat penghilang rasa sakit dan banyak beristirahat.
2. Selain efek samping dari pemberian obat hormonal, pasien juga dpaat mengalami
komplikasi seperti perdarahan dan infeksi akibat dari alat yang digunakan untuk
mengambil sel telur dari dalam tubuh pasien.
3. Risiko lain berupa keguguran, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan
rendah dan kematian bayi juga dapat meningkat jika jumlah embrio yang berhasil
tumbuh dalam rahim calon ibu lebih dari satu dan disertai dengan usia calon ibu yang
sudah di atas 35 tahun.
4. Meningkatnya risiko Ovarian Hyper Stimulation Syndrome atau OHSS, akibat obat
yang dikonsumsi selama stimulasi ovarium sehingga terjadi akumulasi cairan di
perut. Cairan bisa sampai ke rongga dada dan yang paling parah harus masuk rumah
sakit karena cairan harus dikeluarkan dengan membuat lubang dibagian perut. Kalau
tidak dikeluarkan bisa menggangu fungsi tubuh yang lain. Jangan takut dulu, OHSS
yang parah ini hanya dialami oleh sekitar 1% dari pasien
5. Reaksi anestesi dan kerusakan pada struktur ovarium termasuk usus dan kandung
kemih
6. Keguguran. Ini memang bisa juga terjadi pada kehamilan normal. Tingkat keguguran
kehamilan bayi tabung sekitar 20%.
7. Kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik, kemungkinan terjadi sekitar
5%.
8. Resiko pendarahan pada saat pengambilan sel telur (Ovum Pick Up), sangat jarang
terjadi. Karena prosedurnya menggunakan jarum khusus yang dimasukkan ke dalam
rahim, resiko pendarahan bisa terjadi yang tentunya membutuhkan perawatan lebih
lanjut.
9. Beberapa wanita, meskipun tidak semuanya, mengalami gejala menopause selama
proses pertama program bayi tabung ini. Gejala ini muncul akibat sel telur yang telah
dibuahi menempel di dinding uterus. Perubahan hormone pada masa kehamilan
termasuk normal, namun ada beberapa tanda khusus dari program bayi tabung ini.
wanita yang mengalami masa kehamilan melalui program ini seringkali merasakan
urinasi yang panas, sakit kepala, payudara yang mengeras, sensasi kram di bagian
bawah perut dan perubahan suasana hati yang tidak menentu.
Meskipun efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi selama proses bayi tabung ini
muncul tetapi tidak membahayakan bagi ibu. Reaksinya biasanya termasuk sedang, meski
kadang ada juga yang mengalami gejala berat akibat melakukan program ini seperti sakit
kepala yang luar biasa dan gangguan penglihatan. Anda juga akan mengalami memar-memar
di tangan akibat suntikan yang dilakukan berulang kali sebagai bagian dari perawatan masa
kehamilan bayi tabung.
RESIKO BAYI TABUNG KETIKA DEWASA
A . SAKIT JANTUNG
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation ini relatif kecil sehingga
tidak cukup menunjukkan bahwa orang yang dilahirkan melalui prosedur bayi tabung lebih
berisiko menderita serangan jantung atau stroke. Temuan ini hanya menunjukkan bahwa
orang yang dilahirkan dari bayi tabung lebih mungkin terserang tekanan darah tinggi,
diabetes, serangan jantung atau stroke menjelang paruh baya.
Yang juga menjadi perhatian prof Celermajer, tekanan yang dialami oleh sel-sel induk
dalam embrio mungkin juga mempengaruhi pembuluh darah dan organ lain. Jadi ia mendesak
untuk memeriksa ginjal, hati, otak, paru-paru dan organ lain yang juga bisa terpengaruh. (
http://health.detik.com/read/2012/04/19/173510/1896673/763/bayi-tabung-lebih-berisiko-
sakit-jantung-saat-dewasa ) .
B . SAKIT KANKER
REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Untuk pertama kalinya, sebuah studi besar tentang
kondisi kesehatan anak-anak hasil program bayi tabung dirilis. Hasilnya antara lain
menyebutkan, bayi hasil pembuahan di luar rahim mempunyai risiko tinggi terkena penyakit
kanker. Namun para peneliti mengatakan kemungkinan tidak ada hubungannya dengan
bagaimana bayi itu dikandung.
"Kemungkinan besar, itu terkait dengan genetika dari orangtua yang beralih ke fertilisasi
in vitro (IVF) karena infertilitas," demikian simpulan penelitian. Penelitian sebelumnya
menunjukkan, bayi hasil program fertilitas in vitro cenderung lahir prematur dan memiliki
masalah pernapasan saat lahir - ciri terkait dalam penelitian lain dengan risiko kanker
meningkat. Namun, kanker pada anak-anak jarang terjadi meskipun mereka beresiko tinggi .
"Ini lebih menenangkan," kata Dr Bengt Kallen, penulis utama penelitian dan peneliti di
University of Lund. Risiko itu, katanya, sangat kecil sehingga tidak perlu dicemaskan.
Penelitian menguji anak-anak Swedia yang dikandung setelah melalui proses IVF, di
mana sel telur dibuahi dengan sperma dalam tabung di laboratorium dan kemudian ditanam
dalam rahim. Penelitian tentang risiko kesehatan yang mungkin terjadi termasuk kanker dan
cacat lahir pada anak-anak IVF memiliki hasil yang beragam.
Dr Tommaso Falcone, pakar ginekologi dan kebidanan Klinik Cleveland tidak yakin
apakah hasil yang sama akan ditemukan di Amerika Serikat yang rasnya lebih beragam.
Sekitar 57 ribu bayi yang lahir melalui IVF di AS, atau sekitar 1 persen dari semuakelahiran.
Peneliti melakukan pendataan terhadap lebih dari 2,4 juta Kelahiran di Swedia antara
tahun 1982 dan 2005, termasuk hampir 27 ribu bayi hasil IVF. Bersamaan dengan itu, dilacak
data kanker pada anak-anak sampai dengan 19 tahun.
Secara keseluruhan, 53 anak-anak dikembangkan IVF berkecenderungan memiliki
kanker, atau 42 persen lebih tinggi pada anak-anak dengan proses kehamilan biasa.
"Leukemia dan kanker otak adalah yang paling umum," kata Dr Kallen. Ia mengatakan
kemungkinan alasan untuk kecenderungan ini adalah adanya sifat-sifat tak dikenal dalam
keluarga yang mungkin berhubungan dengan infertilitas dan risiko kanker.
Namun ya itu tadi, berita bagusnya, kasus ini baru dijumpai ketika anak-anak ini telah
tumbuh menjadi dewasa. "Risiko untuk kanker pada anak-anak ini masih sangat rendah,
kurang dari 1 persen," kata Dr Falcone.
(http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/10/07/20/125373-bayi-tabung-
berisiko-tinggi-terhadap-kanker-saat-dewasa)