Daftar Pegawai Pemkab Raja Ampat yang Diwawancarai No Unit Kerja Nama Pangkat/ Gol Jabatan Pendidikan
Terakhir
1 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Orideko I. Burdam Penata
Tingkat II
(IV/a)
Kepala Badan S2 Ekonomi
Pembangunan
2 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Fiktor Mayor Penata
Tingkat II
(IV/a)
Sekretaris S2 Hukum
3 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Zahara Penata (III/c) Kepala Bidang
Akuntansi
S2 Manajemen
4 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Rahayu Penata Muda
(III/a)
Kasub Bid.
Pelaporan
Keuangan
S1 Ekonomi
Akuntansi
5 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Abu Bakar Saka Penata Muda
(III/a)
Kasub Bid.
Verifikasi
S1 Ekonomi
Akuntansi
6 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Esau Paradjal Penata Muda
(III/a)
Kasub Bid.
Penyusunan
APBD
S2 Akuntansi
7 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD)
Polce Muradji Pengatur
Muda (II/b)
Staff Bidang
Penyusunan
APBD/ Admin
Operator SIMDA
8 Sekretariat Daerah Syamsudin Samuel
Imanohos
Penata Muda
Tingkat I
(III/b)
Kasub Bag.
Verifikasi dan
Akuntansi
S1 Ekonomi
Manajemen
9 Dinas Pendapatan
Daerah
Jumyati Kapitan
Laut
Penata Muda
Tingkat I
(III/b)
Kasub Bag.
Keuangan dan
Perlengkapan
S1 Ekonomi
Pembangunan
10 Badan Perencanaan
dan Pembangunan
Daerah
(BAPPEDA)
Rachmat M.
Nurjayamika
Penata Muda
(III/a)
Kasub Bag.
Keuangan dan
Perlengkapan
S1 Ekonomi
Manajemen
11 Inspektorat Amril Laude Pengatur
Muda Tingkat
I (II/d)
Plt. Kasub Bag.
Keuangan
S1 Ekonomi
Manajemen
12 Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
Abdul Latif Soltif Penata Muda
(III/a)
Kasub Bag.
Keuangan dan
Perlengkapan
D3 Perhotelan
13 Badan
Pemberdayaan
Perempuan dan KB
Fransiska
Berselina Msen
Penata Muda
(III/a)
Kasub Bag.
Keuangan dan
Perlengkapan
D3 Perikanan
14 Dinas Pekerjaan
Umum
Sri Yanti Penata Muda
(III/a)
Kasub Bag.
Keuangan dan
Perlengkapan
S1 Administrasi
Niaga
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN RAJA AMPAT
(Sumber Data diambil dari Sekretariat Daerah Raja Ampat)
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARI
AT
DAERAH
1. Bidang Hukum &
Politik
2. Bidang Pemerintahan
3. Bidang
Pembangunan
4. Bidang
Kemasyarakatan &
SDM
5. Bidang Ekonomi dan
Keuangan
STAF AHLI
ASISTEN
BIDANG
PEMERINTA
HAN
ASISTEN
BIDANG EKONOMI DAN
PEMBANGUNA
N
ASISTEN
BIDANG
ADMINISTR
ASI UMUM
INSTANSI
VERTIKA
L BUMN
& BUMD
SEKR
.DPR
D 1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Pemuda &
Olah Raga
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Sosial
5. Dinas Tenaga Kerja
& Transmigrasi
6. Dinas Perhubungan,
Komunikasi &
Informatika
7. Dinas
Kependudukan &
Pencatatan Sipil
8. Dinas Kebudayaan
& Pariwiasata
9. Dinas Pekerjaan
Umum
10. Dinas
Perindustrian,
Perdagangan,
Koperasi & UKM
11. Dinas Perkebunan
12. Dinas Pertanian &
Peternakan
13. Dinas Kehutanan
14. Dinas Kelautan &
Perikanan
15. Dinas
Pertambangan &
Energi
16. Dinas Pendapatan
Daerah
DINAS DAERAH
1. Distrik Waisai Kota
2. Distrik Ayau
3. Distrik Batanta Utara
4. Distrik Batanta
Selatan
5. Distrik Kepulauan
Sembilan
6. Distrik Kofiau
7. Distrik Misol Timur
8. Distrik Misol Selatan
9. Distrik Misol Utara
10. Distrik Misol Barat
11. Distrik Meos Mansar
12. Distrik Salawati Utara
13. Distrik Salawati
Tengah
14. Distrik Salawati Barat
15. Distrik Supnin
16. Distrik Tiplol
Mayalibit
17. Distrik Teluk
Mayalibit
18. Distrik Waigeo Utara
19. Distrik Waigeo Timur
20. Distrik Waigeo
Selatan
21. Distrik Waigeo Barat
Kepulauan
22. Distrik Waigeo Barat
23. Distrik Wawarbomi
24. Distrik Kepulauan
Ayau
DISTRIK
1. Kelurahan Waisai
2. Kelurahan
Sapordanco
3. Kelurahan
Bonkawir
4. Kelurahan
Warmasen
KELURAHAN
1. Inspektorat
2. Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
3. Badan
Kepegawaian,
Pendidikan &
Pelatihan
4. Badan
Pemberdayaan
Masyarakat &
Pemberdayaan
Kampung
5. Badan Pengelola
Keuangan & Aset
Daerah
6. Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
7. Kantor Lingkungan
Hidup
8. Kantor
Perpustakaan, Arsip
Daerah &
Dokumentasi
9. Kantor Satuan POL-
PP & Perlindungan
Masyarakat
10. Rumah Sakit Umum
Daerah
11. Badan Pengelola
Perbatasan daerah
12. Badan Ketahanan
Pangan
LEMBAGA TEKNIS
DAERAH
DPRD
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGELOLAAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN RAJA
AMPAT
UPTD= Unit Pelaksana Teknis Daerah
(Sumber Data dari Bidang Sekretariat BPKAD Raja Ampat)
UPTD
KASUBAG
KEUANGA
N
KASUBAG
UMUM &
KEPEGAWAI
AN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA BPKAD
SEKRETARIS
KASUBAG
PENYUSUN
AN
PROGRAM
KABID
ASET
DAERA
H
KABID
PERBENDAHARA
AN
KASUBBID
PELAPORA
N
KEUANGA
N
KASUBBI
D
AKUNTAN
SI DAN
KEUANGA
N
KABID
AKUNTA
NSI
KASUBBI
D
VERIFIK
ASI
KASUBBI
D ANALIS
ANGGAR
AN
KASUBBID
PENATAUSAHA
AN
KABID
ANGGAR
AN
KASUBBID
PENYUSUN
AN APBD
KASUBBI
D
PERBEN
D KASUBB
ID
BELANJ
A
PEGAWA
I
KASUBBID
PENGURUS
AN DAN
PEMBEBAN
AN KASDA
KASUBB
ID BINA
BLU &
BUD
KASUBBID
PEMANFAAT
AN DAN
PEMELIHARA
AN
KEKAYAAN
KASUBBID
INVENTARIS
ASI
TRANSKRIP WAWANCARA
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
(BPKAD) PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 05 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
2. Nama : Orideko I. Burdam
3. Pangkat/Gol : IVa
4. Jabatan : Kepala BPKAD
5. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S2 Magister Ekonomi Pembangunan
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Menurut Bapak sendiri terkait Sistem Pemerintah Berbasis
Akrual, bagaimana tanggapan Bapak?
Jawaban (J): Menurut saya sistem akutansi yang berbasis (akrual,)saya kira
itu ya program pemerintah yang harus kita terapkan, apapun resiko kita harus
banyak belajar dan mengikuti pelatihan untuk bisa dapat menerapkan itu.”
(T): Pegawai BPKAD ini apa semua pendidikan akuntansi semua?
(J): Untuk pegawai BPKAD kita latar belakang tidak akuntansi. Jumlah
SDM yang dibidang akuntansi, latar belakang kan beda-beda khusus yang
bagian akuntansi paling cuman dua orang (yang berpendidikan akuntansi)
.
(T): Pemkab sudah ada pelatihan teknis SAP pak ya,..kalo yang baru?
(J): Untuk yang akan dilaksanakan ini (PP 71/2010) belum..
(T): Apakah pegawai Bidang BPKAD ini bisa menyusun LKPD?
(J): Kalo menurut saya, untuk staf saya itu bisa menyusun laporan keuangan
(berdasarkan) SAP..yang tadinya kan kita pakai pendamping (BPKP) selama
ditahun ini (2014) kita fokuskan mereka (para staf) untuk menyusun (laporan
keuangan) sendiri.”
(T): Berapa kali sosialisasi sudah pak, terkait sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual?
(J): Baru satu kali, baru mulai kemaren sosialisasi yang dilakukan oleh
BPKP, pada waktu ikut sosialisasi yang kemaren dua orang. Belum ada
(sosialisasi PP terbaru di Pemkab Raja Ampat), mungkin kita mulai
selenggarakan yang baru ini (PP 71/2010) sosialisasinya di tahun dua ribu
empatbelas ini, karena tahun ini baru kita antisipasi kedepan, belum tau
(kapan) karena kita masih bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait,
seperti BPKP atau Depdagri atau Departemen Keuangan atau pihak lain yang
sah.
(T): Target apa yang ingin dicapai terkait PP 71 (Tahun 2010) yang baru pak
ya?
(J): Ya, untuk target menurut PP yang baru (PP No.71/2010) kami belum
tentukan target, karena kami belum memahami itu, lagian staf juga belum..
baru awam ya, kalo peraturan baru apabila perubahannya tidak banyak nah
mungkin kita bisa ikut, tapi kalo perubahannya banyak kan kita perlu
bimbingan teknis lagi ini untuk aturan-aturan yang baru.
.
(T): Untuk Pemkab Raja Ampat, untuk penyusunan laporan (keuangan) pak
ada dasar acuannya? (kepatuhan pada standar yaitu SAP PP 24/2005)
(J): Untuk penyusunan laporan (keuangan) ya iya, kita punya dasar acuan
seperti permendagri tiga belas dengan perubahannya, terus peraturan
pemerintah nomor lima puluh empat itu, terus undang-undang nomor satu
tahun dua ribu empat ya? empat atau lima, terus ada beberapa hal yang
menyangkut.. itu kami pakai.
(T): Kalo untuk Perda? Perdanya, perda berapa ini pak?
(J): Perda nomor tiga pengelola keuangan tahun dua ribu sepuluh, diikuti
dengan peraturan bupati juga, kita juga punya sisdur pengelola keuangan,
sisdur mengenai masing-masing bidang, itu juga.
(T) Ada sistem SiKPD ya berbasis IT, kira-kira membantu tidak dalam
menyusun laporan keuangan?
(J): Nah sistem (SiKPD) itu sangat sangat membantu pak, cuman (tenaga)
untuk IT kita belum ada, tapi kita sangat mengharapkan juga karena hal itu
sangat-sangat membantu, sangat mendukung itu, cuman untuk tenaga kita
sementara ini kita belum ada, kita lagi mencari-cari ini, sapa tau ada ya kita
mau mungkin diikat kontrak seperti itu kita berikan honor.
(T) Sarana dan prasarana (pendukung) sudah memenuhi atau masih kurang?
(J): Sarana dan prasarana memenuhi, sudah luar biasa dari komputer sampai
laptop bahkan kita yang disini sudah menjurus ke teknologi yang ini sudah
ada juga.
(T): Buat yang melaksanakan (pengelolaan keuangan dengan baik) BPKAD
atau SKPD kira-kira dikasih Reward?
(J): Waktu itu perlu, saya kasih contoh saja untuk tahun 2013 laporan
keuangan itu siapa yang nyusun (laporan keuangan) sesuai dengan
mekanisme, tepat waktu, kita sediakan kita kasih reward, bahkan siapa tadi
yang saya sampaikan administrasi yang baik, dia ikut mekanisme tahapan-
tahapan itu sampai ini kita kasih reward yaitu untuk (TA) 2013 ini saya kasih
perangsang kepada SKPD satu unit mobil, biar merangsang mereka untuk
mereka bisa menyusun laporan (keuangan) mereka bisa menata pengelola
keuangannya dengan baik, jadi administrasinya kita liat semua terbaik disitu,
ya itu sebagai pancingan kedepannya semua SKPD berlomba-lomba dan bisa
menertibkan pengelolaan keuangannya.
(T): Kira-kira ada punishmentnya juga tidak (sanksi)?
(J): Jadi sanksinya itu mungkin pengurangan dia punya operasional
penatausahaan 15%, yang tidak masuk kriteria-kriteria syaratnya akan
dikenakan sanksi.
TRANSKRIP WAWANCARA
SEKRETARIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET
DAERAH (BPKAD) PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 09 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
2. Nama : Fiktor Mayor
3. Pangkat/Gol : IVa
4. Jabatan : Sekretaris
5. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S2 (Hukum)
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Bapak terkait sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual?
Jawaban (J): Kebetulan sistem akuntansi berbasis akrual ini kan kita belum
ada ya, mungkin baru keluar apa namanya tuh sekarang undang-undangnya
PPnya? (PP 71 tahun 2010) ya dua ribu sepuluh, sampai sekarang kita belum
terapkan itu undang-undang apa namanya akuntansi berbasis akrual itu kan
belum, kita masih berbasis kas, tapi tahun 2014 ini kita kan sudah masuk ke
jalur itu akuntansi berbasis akrual, cuman pelaksanaan sampai sekarang
belum.. masih pakai itu (basis kas) belum ada sosialisasi yang kita didalam
sini juga belum ada, paling sosialisasi yang dilaksanakan oleh depdagri
waktu itu, tapi itu dilaksanakan di Jakarta semua, tapi di Raja Ampat sendiri
belum ada sosialisasi akuntansi berbasis akrual itu, kemarin saya sendiri
yang ikut itu sama seorang staf di pembukuan, eh bukan pembukuan tapi
akuntansi.
(T): Menurut pendapat Bapak sendiri apakah pegawai BPKAD yang sudah
didukung oleh latar belakang yang sesuai dengan kompetensi mereka?
(J): Nah untuk yang di (bidang) akuntansi ya, harusnya dasarnya mereka itu
ada yang tamatan SMEA jurusan Akuntansi, rata-rata seperti itu hanya
cuman D3 Akuntansi seperti Kepala Bidang itu sudah memang dasarnya dari
situ, jadi tidak terlalu kesulitan mereka bisa adaptasi dan mampu
melaksanakan tugas-tugas seperti biasa.
(T): Berarti menurut Bapak juga perlu menambah pegawai yang
berkualifikasi pendidikan akuntansi?
(J): Nah itu kita masih perlu tenaga-tenaga seperti itu, karena tenaga skill
yang memang punya (keahlian) di bidang akuntansi, rata-rata yang dibangku
situ ada yang honor, ada yang dari pegawai distrik yang kita persiapkan
untuk pemekaran kabupaten nanti, jadi meskipun disitu banyak tapi mereka
itu dari bendahara-bendahara distrik, tapi yang kita perlu seperti tenaga-
tenaga akuntansi yang memang dia punya basis itu, dasar pendidikan
akuntansi masih diperlukan kalo kita tenaganya kurang.
(T): Menurut Bapak apakah pegawai di BPKAD ini sudah bisa menyusun
LKPD?
(J): Sudah bisa, sekarang usahakan untuk menyusun itu sendiri laporan
keuangan tidak pernah didampingi lagi, biasanya didampingi oleh BPKP tapi
sekarang penyusunan LKPD itu kita sendiri Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah.
\
(T): Kira-kira (PP) ini sudah dilakukan sosialisasi ke SKPD-SKPD terkait PP
71/2010 ini?
(J): Untuk seluruh SKPD belum, hanya dilaksanakan di depdagri di Jakarta
itu saja, memang ada undangan untuk pergi, di Raja Ampat sendiri
tidak,..belom ada, tapi kita dari BPKAD satu waktu karena waktu kesibukan
dan banyak tamu dan kegiatan-kegiatan besar (MTQ se-Papua Barat, HUT
Pemkab, persiapan kegiatan Sail Raja Ampat 2014), padahal kita
merencanakan bahwa Depdagri akan datang sosialisasi itu PP 71 tentang
akuntansi berbasis akrual.
(T): Ada atau tidak dasar acuan Pemkab Raja Ampat dalam menyusun
LKPD?
(J): Ada dasar kan peraturan pemerintah tentang laporan keuangan
pemerintahan, kemudian ada peraturan mengenai sistim akuntansi
pemerintah daerah, ya kita berpatokan pada acuan seperti itu..peraturan itu.
(T): Menurut Bapak apakah laporan keuangan pemerintah daerah Pemkab
Raja Ampat ini sering tidak mengalami keterlambatan ke DPRD?
(J): Kalo keterlambatan sih tidak, kita sudah sesuai dengan prosedur, jadwal
dan ketentuan yang berlaku. Misalnya untuk ke Dewan (DPRD), tapi
masalahnya bukan dari BPKAD itu hambatan yang kita hadapi itu dari
SKPD, karena laporannya ini kan kita tergantung dari laporan yang ada di
SKPD. Jadi apabila terlambat sedikit nah itu memang terlambat, tapi sampai
saat ini kita tidak pernah terlambat karena kita pro aktif terus supaya SKPD
tetap memberikan laporan-laporan itu.
(T): Bapak sendiri apakah setuju tidak, apakah perlu ada penghargaan, perlu
ada sanksi jika tidak melaksanakan dengan baik?
(J): Sampai sekarang kita masih melakukan informasi seperti itu, cuman kita
disini kan belum semua ya, mereka belum tau sistem akuntansi berbasis
akrual itu seperti apa, jadi nanti sosialisasi itu baru mereka kita staf didalam
baru mereka bisa mengerti sistem itu, kemudian nanti ada perubahan SIMDA
ya dari BPKP itu, nah itu baru jelas, sampai sekarang ini kan kita masih
dengar-dengar saja, nanti paling tidak kan BPKAD duluan apa itu
mengetahui tentang sistem akuntansi berbasis akrual itu, jadi setelah
BPKAD dulu baru nanti dilaksanakan ke semua SKPD. Karena, jaringan
SIMDA yang nanti di pusat apa namanya itu di keuangan ini akan dia online
dengan semua SKPD jadi jaringan itu lagi kita pasang ke semua SKPD, jadi
online semua.
TRANSKRIP WAWANCARA
KEPALA BIDANG AKUNTANSI BPKAD
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA I TANGGAL 03 APRIL)
1. Unit Kerja : BPKAD
2. Nama : Zahara
3. Pangkat/Gol : Gol IIIc
4. Jabatan : Kepala Bidang Akuntansi
\
5. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 (Akuntansi)
- Lulusan S2 (Manajemen)
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Bagaimana pemahaman Ibu terkait akuntansi berbasis akrual
itu seperti apa Ibu?
Jawaban (J): Ya kitakan (Pemkab) belum..belum melaksanakan disini,
rencana tahun ini (2014) kita baru mau melaksanakan, karena kamaren
tuntutan dari BPK tahun ini kita sudah baru mulai. Saya belum terlalu
familiar (PP 71/2010), kemaren terakhir waktu yg sosialisasi di Jakarta,
kebetulan bukan saya yang ikut, yang ikut Kepala Seksi Bagian Urusan
Laporan Pak Yance sama Pak Sekretaris, kebetulan kan itu dilaksanakan
bulan Desember (2013).
(T): Kalo menurut Ibu Sarah sendiri, apakah latar belakang pendidikan
akuntansi semua?
(J): Apakah pegawai bidang akuntansi sudah didukung oleh latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan kompetensi mereka?
(J): Kalau beberapa sudah akuntansi, seperti kepala seksinya itu semuanya
S1 akuntansi cuman satunya kemaren dari D3 akuntansi
(T): Nanti bisa kasih datanya berapa jumlah (pegawai)..
(J): Data bisa suruh ibu Ayu (Kasubbid Pelaporan Keuangan) toh..
(T): Kira-kira sudah mencukupi atau masih kurang (Pegawai berpendidikan
akuntansi)?
(J): Untuk kepala seksinya pas, Cuma staf-stafnya dibawah seksi-seksi ini
yang masih kurang.
(T): Untuk pelatihan secara teknis (PP SAP berbasis akrual), bimteknya
seperti apa?
(J): Belum, rencana bulan Juni ini (2014), kita (BPKAD) kan disini
sebenarnya hanya menghimpun sebenarnya lebih teknis kan itu di SKPD-
SKPDnya
(T): Menurut pendapat Ibu Zahara sendiri, apakah pegawai di BPKAD bisa
tidak menyusun LKPD?
(J): Ada yang sebagian sudah paham ada yang belum, disinikan (bagian
Akuntansi BPKAD) kita tiga bidang eh, tiga seksi: seksi verifikasi, seksi
penyusunan laporan (keuangan), sama seksi akuntansi jadi tidak semua itu
memahami penyusunan laporan itu, cuma tahap-tahap itu kan masing-masing
sesuai dengan seksi-seksinya seperti verifikasi, akuntansi, penyusunan
laporan (keuangan).
(T): Tadi sosialisasi belum ada, berarti di SKPD belum ada juga bu ya?
(J): Belum ada, untuk PP yang baru ya, kalo yang lama sudah sering
(T): Ada dasar acuan tidak, Pemkab Raja Ampat menyusun LKPD bu?
(J): Ada, acuannya ya sisdur (sistem dan prosedur) itu, mengacunya Perda,
sistem pengelolaan keuangan daerah terus sisdur akuntansinya semua ada.
(T): Kira-kira kedepannya nanti mampu apa tidak melaksanakan PP 71 ini
Bu?
(J): Mampu atau tidak ya itu merupakan kewajiban artinya dilaksanakan,
kemarin juga waktu terakhir pemeriksaan pendahuluan kita sudah diwajibkan
untuk terapkan PP 71 itu, tahun ini kita sudah harus pakai itu (PP 71/2010).
Tahun ini harus sudah dipakai (implementasi PP 71/2010) sebenarnya,
cuman kami di akuntansi kebetulan masih sibuk dengan yang penyusunan
laporan keuangan tahun dua ribu tiga belas, harusnya tahun ini sudah di
pakai, sudah diwajibkan pakai.
(T): Perlu apa tidak Pemda ini memberi penghargaan atau reward SKPD-
SKPD?
(J): Kalo selama ini yang kita terapkan memang selalu ada reward untuk
SKPD-SKPD agar mereka itu terpacu, terpacu untuk membuat laporan itu
yang baik sesuai dengan seperti apa yang kita inginkan semua.
(T): Seperti apa bentuknya Bu?
(J): Kalo yang berjalan selama ini kita kasih seperti insentif artinya yang
terbaik dan tepat waktu kepada SKPD yang tepat waktu dan ada syarat-
syarat untuk mendapatkan reward itu, jadi yang laporannya bagus dan tepat
waktu itu semua yang dapat.
(T): Kalo untuk sanksi sendiri kira-kira bagaimana Bu?
(J): Sanksinya itu pak, kalau laporannya tidak masuk, terlambat maka reward
itu tidak akan didapat, kalo teguran iya, cuman kalo sanksi-sanksi yang berat
itu belum ada sampai segala macam pemotongan itu belum ada
TRANSKRIP WAWANCARA
KEPALA BIDANG AKUNTANSI BPKAD
PEMKAB RAJA AMPAT (WAWANCARA II TANGGAL 23
APRIL)
1. Unit Kerja : BPKAD
2. Nama : Zahara
3. Pangkat/Gol : Gol IIIc
4. Jabatan : Kepala Bidang Akuntansi
5. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 (Akuntansi)
- Lulusan S2 (Manajemen)
(Percakapan)
P: Pendapat ibu tentang penyusunan laporan keuangan Pemda Raja Ampat
ini bagaimana?dari proses awal sampai dengan proses penyusunan sampai
akhir menjadi laporan keuangan pemerintah daerah, tapi yang masih belum
diaudit. Bagaimana tanggapan ibu?
J: Jadi yang pertama kita himpun laporan-laporan dari semua SKPD, jadi
masing-masing SKPD membawa laporannya ke keuangan (BPKAD) ke
bidang..Ceki (CQ) bidang akuntansi, di akuntansi periksa setelah semua
diperiksa kita ada teman-teman juga yang rekon..rekonsilisasi antara Simda
dengan Bank, nah jadi kalo semuanya sudah cocok berarti semua
pengeluaran-pengeluaran yang di..kita cocokkan lagi dengan SKPD. Kalau…
biasanya kan untuk pengeluaran semuanya sudah terlihat di rekening koran
Pemda, cuman seperti penerimaan-penerimaan atau pengembalian-
pengembalian itu biasa kita banyak kesalahan pencatatan karena, SKPD itu
hanya untuk pengembalian-pengembalian GU TU, itu hanya biasa rekon itu,
ya seperti itu... ada yang mereka sudah input, tapi ternyata belum disetor ya
yang kita kasih keluar dari..kita panggil kembali lagi SKPD, kita cocokan
kembali dengan mereka nah setelah itu sudah cocok semua baru kita himpun
menjadi laporan keuangan.
P: Siapa yang membuat laporan keuangannya bu?
J: Kalo untuk laporan keuangan, semua staf-staf di (bidang) Akuntansi
untuk..tapi kalo untuk aset ya memang bagian aset.kita dapat laporan dari
bagian aset kita himpun baru kita jadikan laporan keuangan untuk aset ya,
untuk aset..
P: Ibu, itukan ada laporan realisasi anggaran, neraca terus laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan, nah dari empat itu untuk menjadi proses
laporan keuangan pemerintah daerah itu pasti disusun dan dirancang oleh
fungsi akuntansi disini bu ya, jadi tidak membentuk tim dari berbagai bidang
begitu?
J: Kalo, yang berjalan sementara yang berjalan ya seperti itu jadi kita timnya
ya akuntansi mungkin aset, cuman aset itu kan kasih data ke kami tinggal
kami masukan angka-angka yang mereka kasih seperti itu..kalo untuk aset
tetapnya.
P: Yang saya mau tanyakan juga bu, ada proses reviu dari inspektorat,
apakah ini sudah jadi LKPD yang belum diaudit reviunya itu masuk pada
bulan ke berapa ibu?
J: Kalo reviu itu biasa laporannya laporan sudah jadi..sudah jadi laporan,
laporannya itu unaudited..unaudited jadi eh bukan unaudited tapi, ya
memang unaudited terus dia masih seperti apa istilahnya itu, Draft. Setelah
itu tim inspektorat reviu..
P: Itu bulan ke berapa biasanya bu?
J: Biasanya kalo laporan sudah selesai
P: o laporan sudah selesai
J: unaudited
P: Biasanya laporan sudah selesai bulan keberapa?
J: Nah kemaren kan kita targetnya harusnya bulan pertengahan bulan maret
kemaren..
P: Bulan maret sampai selesai?
J: Kemaren harusnya pertengahan bulan maret selesai, cuman kita ada sedikit
keterlambatan
P: Kalo sedikit keterlambatan berarti proses masuk inspektoratnya ketika
udah laporan jadi dilaporkan ke inspektorat dulu kah bu?
J: Iya, kita kasih ke inspektorat, baru surat ke inspektorat untuk mereka reviu
biasanya reviunya mungkin kurang lebih sepuluh hari, nanti setelah reviu
baru laporannya kita bisa antar ke untuk di Audit.
P: Reviunya ini bisa penilaian seperti apa, misalnya ada masih ada kesalahan
begitu apakah mereka laporkan dulu ke BPKAD?
J: Jadi biasa mereka kalo habis reviu mereka kasih kertas hasil reviunya ke
kami kalaupun ada kesalahan-kesalahan kan kita langsung perbaiki.
P: oo jadi dari sini (BPKAD) perbaiki, ooh iya kalo memang (kesalahan) di
SKPD berarti langsung balik ke SKPD ya?
J: Iya
P: Berarti kalo sudah jadi reviu berarti udah..dibalik kesini lagi (BPKAD)
hasilnya tinggal dibuat lagi berdasarkan reviunya itu ya bu?
J: Heeh diperbaiki dari hasil reviu itu.
P: Dulu pernah ada peran dari BPKP, disini BPKP mulai dari mana mereka
pembimbingannya itu seperti apa?
J: Kalo BPKP tidak reviu, mereka hanya melihat proses Simda. Mereka
hanya melihat dari proses Simda kebetulan Simda itu kan produk mereka
jadi kurang lebih mereka yang lebih tau detailnya nah, jadi mereka cuman
liat proses sampai proses sampai Simda saja. Laporan keuangan itu kan
haruskan memang harus ada reviu dari inspektorat jadi hasil reviu itu kita
jadikan masukan satu di laporan keuangan itu.
P: Nanti baru kasih ke BPK gitu ya bu?
J: Heeh, nih contohnya (memberi buku..) Kalo jadi Perda itu namanya
(LKPD) sudah di audit, kalo sudah diaudit baru diperbup kan, (rincian
LKPD) baru diperdakan (laporan keuangan). Kita kasih laporannya ke BPK
unaudited, setelah BPK periksa yang sudah ada hasil auditnya dikasih ke tiga
ada dikasih satu ke inspektorat, satu ke bupati, satu ke dewan (DPR) semua
hasil pemeriksaan itu biasa hasil pemeriksaan itu ada dua yang dinilai jadi
keseluruhannya itu dinilai artinya ada yang bisa dikoreksi ada yang tidak
bisa di koreksi..yang tidak bisa di koreksi ini kenapa dikasih ke inspektorat
yang tidak di koreksi ini sudah dijasikan temuan itu. Temuan-temuan ini, 30
hari setelah pemeriksaan temuan-temuan itu sudah harus diselesaikan seperti
itu, makanya kenapa dikasih ke inspektorat karena kalo untuk temuan-
temuan itu kan sudah wilayahnya inspektorat seperti itu
P: Otomatis inspektorat harus menggali lagi kesini begitu ibu ya? padahal
reviu sebelumnya mungkin tidak ada temuan begitu?
J: Temuannya itu hanya kalau umpama cuman kesalahan-kesalahan
pencatatan itu kan bisa dikoreksi ada pos-posnya, yang tidak bisa dikoreksi
seperti ada kekurangan volume pekerjaan seperti-seperti itu itu yang tidak
bisa itu sudah namanya temuan BPK. Temuan-temuan itu pengaruhnya ke
penilaian wajar dan tidak wajar dan tidak memberikan pendapat itu
TRANSKRIP WAWANCARA
KEPALA SUB BIDANG PELAPORAN KEUANGAN (BPKAD)
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 07 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : BPKAD Bidang Akuntansi
2. Nama : Rahayu
3. Pangkat/Gol : IIIa
4. Jabatan : Kepala Sub Bidang Pelaporan Keuangan
5. Pendidikan
- Lulusan S1 Akuntansi
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Ibu terkait sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual?
Jawaban (J): Kalo yang secara akrual, kita pernah ikut pelatihan untuk
akuntansi yang secara akrual, jadi saya hanya gambarannya hanya sedikit-
sedikit saja yang saya tau kas basic dan akrual itu, saya sampel kan misalnya
seperti penerimaan, pada saat penerimaan itu diakui sepuluh persen, pada
saat tidak tertagih misalnya sepu..eh..lima persen yang tertagih maka lima
persen yang tidak tertagih secara otomatis diakui secara keseluruhan. Kalo
misalnya kas basic, yang diterima secara kas saja yang diakui itu saja
gambaran yang saya tau antara akrual dan kas basic bedanya.
(T): Pemkab sudah mendapatkan pelatihan secara teknis untuk PP 71 (2010)
ini?
(J): Kalo untuk pemkab sendiri belum, untuk secara keseluruhan per SKPD
belum, kalo saya sendiri saya sudah pernah, dan itu tahun kemaren. Kursus
keuangan daerah waktu itu di Unhas tahun dua ribu tiga belas sekitar bulan
enam, itu menyangkut akrual, tapi kayaknya harus lebih banyak pelatihan
lagi untuk lebih mengembangkan ini, lebih mengerti kearah akrual ini.
(T): Menurut Ibu bisa tidak menyusun LKPD berdasarkan SAP yang lama
(PP 24/2005)?
(J): Kalo semangatnya kita ada pak, kita kalo dikasih ikut pelatihan dikasih
ikut ini kita punya semangat itu untuk penyusunan LKPD itu ada, dan kita
sudah tergambar. Kita pernah studi banding ke daerah lain, mereka mengakui
bahwa kita punya semangat untuk tahu itu ada betul-betul. Jadi, pada saat
kita tahu apa yang kita tahu, kita langsung terapkan kalo itu menyangkut
perbaikan administrasi kita, maka dengan itu tidak ada permasalahan buat
kita.
(T): Intinya semua pegawai (BPKAD) ini bisa menyusun LKPD ya?
(J): Kan penyusunan LKPD nda mungkin menyusun sendiri-sendiri, otomatis
harus menggunakan Tim. Jadi pada saat penyusunan LKPD itu biasanya kita
menunjuk orang-orang yang sudah mengerti betul tentang kebijakan
akuntansi yang berlaku, penggunaannya bagaimana, jadi kalo misalnya
masalah kemauan dengan ini semua ada, kita kemauan itu besar sekali, kita
tau posisi kita disini. Terus terang kita disini rajin sekali pak, rajin, perintah
ini kita ikut cuman kalo untuk sampai yang ini (PP 71/2010) seperti yang
misalnya, ini mungkin kita masih butuh pelatihan, kita punya kondisi SDM
tuh keadaan dan kondisi, SDMnya kita memang betul-betul..artinya kita akui
bahwa jangankan ini saya pun sendiri harusnya kita selalu diikutkan
pelatihan apalagi yang menyangkut akuntansi.
(T): Menurut ibu apa apa dasar acuan Pemkab Raja Ampat dalam menyusun
LKPD?
(J): Permendagri tiga belas, SAP PP dua empat dua ribu lima
(T) Manurut ibu ada tidak Perda atau Perbup yang mengatur pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah Raja Ampat?
(J) Peraturan daerah menyangkut pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah
tercantum dalam Peraturan daerah Kabupaten Raja Ampat nomor enam
tahun dua ribu sepuluh tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan. Trus
peraturan Bupati Raja Ampat nomor sepuluh tahun dua ribu sepuluh tentang
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten
Raja Ampat.
(T): Menurut ibu ayu apa sebenarnya kendalanya bu menerapkan sistem
akuntansi pemerintah berbasis akrual?
(J): Miscommunication bisa jadi, antara satu dengan yang lain mungkin, trus
kurangnya informasi ke kita karena kondisi daerah mungkin seperti itu. Itu
saja kayaknya yang kendala, kayak miscommunication. Trus human error
mungkin manusia kan tidak mungkin bekerja yang menginput kan namanya
manusia artinya punya salah punya apa, kadang kalo ini kalo misalnya terjadi
apa-apa juga kitakan disini sering o ini salah maka dikasih masuk kesini oo
iya.
(T): Menurut pendapat ibu apakah ada dan diperlukan penghargaan yang
diberikan dalam rangka pelaksanaan implementasi SAP berbasis akrual?
(J): Harus ada, tambahan dana untuk memajukan semangat kita, kalo
berbasis kas basic kan biasanya ada dana perimbangan, dikasih naik kita
punya prosentase bonus atau bunga, kalo misalnya kita punya opini yang
bagus ada bonus atau bunganya.
(T): Kira-kira ada tidak sanksi jika ada kesalahan atau penggaran yang
dilakukan bu?
(J): Kalo masalah sanksi sih saya kurang tau, tapi kalo bisa ada sih,
seharusnya ada.
TRANSKRIP WAWANCARA
KEPALA SUB BIDANG VERIFIKASI (BPKAD)
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 07 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : BPKAD Bidang Akuntansi
2. Nama : Abubakar Saka
3. Pangkat/Gol : IIIa
4. Jabatan : Kepala Sub Bidang Verifikasi
5. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 Akuntansi
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Bapak terkait sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual dan bagaimana tanggapan Bapak?
Jawaban (J): Ya kalo pemahaman saya kan apa namanya, yang lama kan
(SAP PP 24/2005) hanya seputar hanya mengatur tentang contohnya. apanya
macam belanja gitukan, jadikan yang lama kan dia mengakui kita, kalo kita
sudah belanja berarti dia mengakui sebagai belanja tapi kalo yang baru (SAP
PP 71/2010) itu kan ketika belum dipertanggungjawabkan, berarti dia belum
mengakui sebagai belanja gitukan, tapi kalo sudah di ini
dipertanggungjawabkan baru diakui sebagai belanja gitu. Trus yang kedua
kupikir mungkin baru..yang lama itu kan masih bersifat pemerintahan, kalo
yang baru harus masuk ke yang seperti di sistem perusahaan gitu kan dia
sudah mulai mengarah kesana gitu seperti itu mungkinkan yang baru lebih
jelas lagi begitu.
(T): Apa dasar acuan Pemkab Raja Ampat dalam menyusun LKPD
(J): Ya dasar acuannya kita menyusun LKPD itu kembali kepada peraturan
permen (Permendagri) tiga belas itu tentang keuangan, trus tentang sisdur
dengan tata pelaporan keuangan yang ada di kabupaten gitu kan ada sistus
dengan peraturan bupati terus dengan perda ada dasar-daar yang kita ambil
semua masukan disitu gitu.
(T): Apakah Pemkab Raja ampat sudah mempunyai sistem informasi
keuangan pemerintah daerah berbasis IT yang membantu dalam penyusunan
laporan keuangan pak?
(J): Ya itu yang hanya yang kita pakainya SIMDAsekarang gitu kan, yang
kita pakai hanya SIMDA ini, jadi SIMDA ini kan membantu kita dalam
proses pengeluaran keuangan setiap hari yang prosesnya dari dinas (SKPD)
ke kita berupa SPP dan SPM terus menyusun anggaran APBD itukan dia
pakai SIMDA juga, terus sampai APBD sudah jadi terus membantu kita
dalam proses ke pengeluaran keuangan yang setiap hari proses penyusunan
laporan keuangan gitu, itu kan yang membantu kita ya SIMDAnya itu gitu.
(T): Menurut Bapak, dengan adanya perubahan SAP yang terbaru, apakah
pegawai BPKAD ini dapat mengikuti apa tidak perubahan ketentuan tersebut
atau masih ada kendala?
(J): Ya, jadi kemungkinan dengan adanya perubahan aturan yang baru,
otomatis harus kita di apa namanya pegawai di BPKAD harus berusaha gitu
kan, harus berusaha untuk menyesuaikan dengan peraturan itu walaupun dia,
kita jalan masih tersendat tapi harus, kita harus berusaha gitu kan kita di
BPKAD sebagai contoh untuk ke dinas (SKPD) yang lain jangan sampai
karena kita sebagai akuntansi BPKAD, aturan tentang ini kan kita yang tau
dulu setelah itu kita implementasikan kepada dinas gitu kan dan kita
disinikan sebagai tempat bertanya gitu kan dari teman-teman dinas (SKPD).
(T): Kira-kira Menurut Bapak sendiri apakah perlu tidak dikasi penghargaan
kepada yang akan melaksanakan implementasi SAP ini?
(J): Ya, menurut saya itu kan itu salah satu semacam dorongan dan motivasi
gitukan untuk keberhasilan seseorang atau satu badan atau satu dinas supaya
memacu mereka untuk bagaimana bagaimana untuk lebih bagus lagi kedepan
seperti gitu.
(T): Kalau untuk sanksi sendiri kira-kira perlu apa tidak (diberikan) dalam
rangka pelaksanaan implementasi ini?
(J): Ya saya pikir itu kan kembali kepada pimpinan daerah gitu kan, kalo
memang melihat bagaimana situasi dan kondisi yang ada ya itulah kembali
ke pimpinan daerah gitu.
TRANSKRIP WAWANCARA
KEPALA SUB BIDANG PENYUSUNAN APBD (BPKAD)
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 24 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Bidang Anggaran
2. Nama : Esau Paradjal
3. Pangkat/Gol : Penata Muda IIIa
4. Jabatan : Kepala Sub Bidang Penyusunan APBD
5. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S2 Akuntansi
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Terkait dengan standar akuntansi pemerintah yang baru yaitu
PP 71/2010, kira-kira bapak mempunyai pemahaman sedikit tentang sistem
akuntansi berbasis akrual begitu pak?
(J): Ya kalo untuk sistim akuntansi berbasis akrual itu saya sendiri belum
terlalu kuasai kedalam, cuman beberapa waktu lalu saya ada kegiatan
dengan teman-teman BPKP mereka, mereka sudah memberikan sedikit
gambaran tentang sistem akrual jadi untuk SAP yang baru itu dari SAP yang
lama berdasarkan PP dua empat ya itu ada peningkatan cuman peningkatan
dibagian mana itu kita saya belum terlalu tau kedalam.
(T): Menurut Bapak, di bagian Anggaran (BPKAD) ini, apa sudah bisa
menguasai SIMDA begitu pak ya?
(J): Ada beberapa yang belum artinya bisa ini cuman tidak langsung aktif
untuk menggunakan SIMDA, ya seperti kepala sub bidang penatausahaan
dan analisis itu mereka tidak terlalu fokus ke ini (SIMDA), mereka lebih
fokus ke data riil yang sudah kami tau untuk APBD iya.
(T): Jadi tergantung pelaksanaan tupoksinya ya?
(J): Pelaksana tupoksi, yang lebih aktif pake ini sub di bidang penyusunan
(Anggaran) sama staf operatornya dengan mereka di bidang penerbitan SPD,
secara keseluruhan itu semua bidang kayaknya mereka aktif sekali
menggunakan itu (SIMDA) kalo kami di anggaran itu kan ada tiga
subbidang, saya di penyusunan APBD, kemudia ada ibu di sub bidang
penatausahaan APBD, kemudian ada bapa di belakang yang analisa APBD,
jadi penyusunan penata usahaan dengan analisa ini mereka lebih banyak ke
kerja manualnya, data manualnya mereka pake ya.
(T): Kira-kira untu sarana prasarana (pendukung implementasi) sudah
dilengkapi semua tidak fasilitasnya?
(J): Memang fasilitas penunjang seperti komputer, laptop kami bisa lengkapi
kalau tenaga SDMnya juga ada, ketika tenaga SDMnya ada kami imbangi
dengan itu, jadi untuk sementara ya untuk saat ini, itu (perangkat pendukung)
sudah menunjang.
(T): Kira-kira kalo dari perubahan Standar Akuntansi Pemerintah itu
bagaimana nanti pak?
(J) Ya artinya kita di papua ini kan hidup dibawah aturan otonomi sepanjang
itu kami mampu untuk terapkan tetapi kehadiran teman-teman kehadiran
SIMDA lewat BPKP ini sangat membantu katakan aturannya kami harus
terapkan itu prinsipnya tetap kami terapkan karena dia berlaku untuk seluruh
indonesia termasuk kami di Raja Ampat.
(T): Menurut pendapat Bapak sendiri ada tidak semacam reward begitu pak
untuk pelaksanaan SAP implementasinya?
(J): Yang lama tidak ada cuman kan dalam bentuk kegiatan-kegiatan aja
itupun saya belum bisa pastikan mungkin nanti didalam itu ada teman-teman
BPKP yang mampu untuk wah ini aturannya untuk kita bisa beri sesuatu
yang jadi untuk motivasi reward itu.
TRANSKRIP WAWANCARA
STAF OPERATOR SIMDA BPKAD
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 23 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
2. Nama : Polce Muradji
3. Pangkat/Gol : IId
4. Jabatan : Staf Bidang Anggaran Bagian Penyusunan APBD / Staf
Operator SIMDA di BPKAD
(Percakapan)
Penanya (T): Kalau untuk admin, admin Simda ini pekerjaan mas sehari-hari seperti apa ya
mas? untuk Simda?
Penjawab (J): Untuk Simda sendiri itu ini saya mengawasin trusnya memastikan bahwa
Simda itu tidak ada masalah dalam artian untuk pengaplikasiannya, untuk jaringannya,
sampai dia punya perbaikannya, perbaikan Simda dalam artian dalam pengaplikasinnya
mereka begitu.
(T): Trus gini mas kalo yang saya dengar kan di SKPD-SKPD itu kan sering kalo misal
terjadi rusak jaringan mereka harus kesini (BPKAD), nah menurut pendapat mas itu kendala
seperti apa kok bisa seperti itu?
J: “Oh iya gini, untuk masalah kendala jaringan yang tidak konek saya pikir itu lumrah,
lumrah terjadi pada jaringan nirkabel, yang artinya menggunakan wifi itu lumrah semuanya
di Indonesia pun akan terjadi, diluar (luar negeri) pun terjadi gitu lo, karena gini
kelemahannya wireless itu kan satu gangguan cuaca ya kan?gangguan tegangan, listrik,
tegangan sama cuaca. Yang dimaksud dengan cuaca gini nih, bukan bahwa hujan baru dia
(sinyalnya) lemah gitu kan, kalo wireless-wireless sekarang tidak berpengaruh terhadap
cuaca seperti hujan terus dia signalnya lemah enggak. Angin, ini cuaca, angin itu kalo disini
terlalu kencang itu dia bisa membelokan apa namanya antena yang kita sudah pasang
walaupun kita sudah patenkan dia gitu lo itu, gitu. Yang lainkan contoh liat aja di
kepegawaian, dia antena driftnya menghadap kehutan bukan kesini, nah itu karena angin
kan. Trusnya listrik listrik disinikan tidak (beres).ada dinas yang tegangannya itu dia keluar
cuma dua ratus sepuluh (watt),ada yang sampai dua ratus tiga puluh (watt) nah itu. Itu
mengganggu, mengganggu tegangan kan sewaktu dia mengganggu tegangan, dia otomatis
akan mengganggu POE (Power Over Ethernet), yang ada, POE akan mengganggu signal
gitu, itu yang biasa terjadi. Atau terbakar, POE sampai terbakar, sewaktu tegangan dia lagi
naik-naiknya gitu pas di span trus gak bisa, mau pakai apa ya UPS sama stavolt, jebol.
P: Dari mas sendiri, kira-kira sebagai admin Simda itu bagaimana mas?
J: Ya, ada sih banyak gini kalo hambatan saya itu agak susahnya itu bukan masalah untuk
dia punya aplikasi atau dia punya jaringannya. Jaringan itu bagi saya sudah ini ya kita
sudah pasang bagus sehingga sewaktu pengaplikasiannya dia enak, hanya saja terkadang
aplikasinya ada aplikasinya ya memang, ada aplikasi yang kita harus..kita..kita pengen
buat kayak gitu maksudnya kita pengen mengaplikasikan tetapi tidak bisa terbuka
terkadang itu kita harus kontek lagi pusat begitu
P: J: Heeh nah terus keduanya lagi masalah hambatannya itu bila si Bendahara, bendahara
melakukan kesalahan didalam pembelanjaan pengambilan pos salah mereka itu tidak
memberitahu tetapi uangnya memang keluar sama hanya kurang pengawasan.
P: Salah pempostingan
J: Heeh, salah pengambilan itu agak susah..kita harus mau memperbaiki juga jadi kayak
buah simalakama jadinya begitu.
P: Itu di proses pembalikan ga kalo misalnya salah pempostingan?
J: Memang ada Jurnal Koreksi, ya kita bisa membuat jurnal koreksi tetapi kan begini, fisik
yang sudah terjadi ya kan fisik yang sudah terjadi itu kan tidak bisa kita rubah atau SP2D
yang sudah terbit sudah tidak bisa dirubah yang notabenenya akan mengurangi dana
yang pada satu kegiatan yang salah ambil itu lho itu bermasalah bahkan cuma disitu aja
sama sih distrik sih Cuma itu aja.
P: Menurut mas Polce perlu tidak untuk admin-admin IT diperlengkapi di setiap SKPD
begitu mas?
J: Tidak, kalo disinikan kebetulan masih saya sendiri kalo saya sih ga perlu untuk sampai
kita buat satu admin disetiap dinas.
P: Alasannya?
J: Alasannya tu gini,..ee satu orang jadi admin ya kan harusnya dia menguasai dibilang
tenaga IT dia punya pengetahuan tentang IT yang memenuhi syarat nah biasanya orang-
orang kayak gini ini susah dicari mas..sewaktu mereka dipekerjakan juga itu mereka
akan berlaku tawar harga kan, sedangkan kita pemerintah.begitu dan biasanya orang
kayak gini juga itu mereka itu tingkat kesibukannya itu lebih lebih gitu, karena satu
adminnya di dinas bisa mungkin mengerjakan beberapa bidang yang punya kebanyakan
yang terjadi disinikan begitu
P: Merangkap?
J: Merangkap,..ya karena lebih efektif yang lebih efektif itu itu jadi gini di keuangan sendiri
itu punya kelompok IT disebut dengan admin..admin-admin kecil ini diketuai oleh satu
admin anggaplah mereka supervisor-supervisor, satu ini adminnya nah sewaktu ini sudah
terbentuk bila nanti..kita bentuk empat sampai lima orang kan ga selalu didinas itu ada
masalah ya kan nah nanti kita bagi tugas saja bila ada masalah di dinas-dinas ini
pokoknya sudah terbagilah tugas-tugasnya satu keperluan saja menangani beberap dinas
gitu.
P: Jadi ga perlu sampai ke SKPD begitu
J: Kitakan bisa memangkas biaya
TRANSKRIP WAWANCARA
PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKRETARIAT
DAERAH
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 07 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Sekretariat Daerah
2. Nama : Syamsudin Samuel Imanohos
3. Pangkat/Gol : IIIb
4. Jabatan : Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi Setda
5. Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 (Manajemen)
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Bapak terkait sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual?
Jawaban (J): Sehingga kalo berbasis akrual khususnya kalo untuk masalah
belanja saya pikir tidak ada pengaruhnya, cuman untuk pendapatan itu akrual
sangat-sangat berpengaruh karena kita mengakui pendapatan masih berupa
ketika belum menerima uang, tapi itu sudah kita akui karena ada perjanjian,
itu khusus pendapatan yang akrual itu sangat berpengaruh tapi kalo masalah
belanja saya pikir itu tidak terlalu berpengaruh.
(T): Apakah pegawai bidang akuntansi sudah didukung latar belakangnya
pendidikan akuntansi pak?
(J): Saya jujur kalo inikan kita SKPD ya pak, untuk sekretariat daerah ya
hampir cukup lah, tapi untuk SKPD lain sangat minim. Ya itu kalo saya bisa
survey itu ada latar belakang sarjana pendidikan lain dulu jadi kasubag
keuangan nah itu yang sebenarnya jadi bikin masalah disini.
(T): Berarti pelatihan teknisnya juga belum ada ya, untuk PP 71 yang baru
ini?
(J): Belum, belum, Sampai sekarang baru kemaren baru ada (undangan)
sosialisasi.
(T): Menurut pendapat Bapak sendiri apakah sejauh ini, pegawai di Sekda ini
di bagian keuangan sudah bisa menyusun laporan keuangan?
(J): Bisa, cuman begini masalahnya, kita ni kerja dengan aplikasi ya, di
pemerintah Raja Ampat kami pakai aplikasi yang kadang-kadang dia diluar
nalar akuntansi sebenarnya, menurut saya ya. Begini pak, ada didalam
akuntansi tuh kita tidak pernah mengenal adanya SPM, SP2D nihil tapi
aplikasi mengharuskan kita itu, makanya ketika manual baru cocokan dengan
data di aplikasi dia ada selisih cuman gara-gara aplikasi, ya tapi untuk
pemahaman dasar-dasar akuntansi saya pikir kita semua sudah bisa
(T): Menurut Bapak sendiri, sosialisasi ke SKPDnya belum ya dari BPKAD?
(J): Sosialisasi pak, iya sosialisasi, itu belum, itu kemaren dari manokwari
baru dapat sosialisasi, jadi kami masih memakai yang lama (PP 24/2005).
Yang kemaren itu mereka baru pada, sosialisasinya baru sampai pada tahap
penyusunan anggaran akuntansinya belum sampai tahap penyusunan laporan,
penyusunan anggaran berbasis akrual belum sampai penyusunan
laporannya…Rata-rata di Papua terlambat dari sebenarnya terlambat
informasi.
(T): Pak, untuk menyusun LK SKPD ini dasar acuannya SKPD apa ya?
(J): Ya sebenarnya, Permendagri 59.
(T): Menurut Pak Syamsudin apakah apakah Pemkab Raja Ampat ini sudah
mempunyai sistem informasi keuangan pemerintah daerah berbasis IT?
(J): Ada, sudah ada, cuman sumber daya manusia kita yang kurang, bukan
sumber daya manusia mengenai akuntanisnya pak, tapi mengenai aplikasinya
(SDM di IT) itu saja, jadi kadang-kadang sistem error ya kita duduk diam
aja, karena mau bikin apa, waktu itu saya sarankan supaya setiap SKPD ini
harus ada orang IT artinya bahasa aplikasinya admin itu, harus setiap SKPD
satu, tapi tidak ditanggapi. Akhirnya kita semua bergantung ke badan
(BPKAD) ada cuman ada satu ya (tenaga admin), kalo tidak ya habis kita, ini
sistem kalo lagi pada hujan sering error karena kita wireless ini.
(T): Kalo untuk sarana sendiri seperti komputer dan sebagainya sudah
memadai pak?
(J): Sangat sudah (memadai), bendahara pembantu saja semua saya kasihkan
komputer semua lengkap ini sudah teraplikasi semua, cuman beberapa belum
ada yang memahami tapi sudah belajar gitu.
(T): Menurut Bapak sendiri LK SKPD (Sekda) ini sering terlambat ga pak?
(J): Sebenarnya masalah pokok LK ini pak di SPJ, hampir semua masalah
pemerintahan di Papua ini masalah SPJ, jadi kalo SPJ beres berarti LK juga
cepat. Jadi SPJ aja, kalo LK itu kan kita tinggal rangkum SPJ kita sudah
susun LK, kadang-kadang kan aturan bilang tanggal 10 Januari SPJ itu
sampai 31 Januari SPJ belum masuk itu yang menghambat kita membuat LK
disitu. Trus Badan Pengelola Keuangan itu selaku koordinator harus bekerja
keras.
(T): Menurut Pak Syamsudin, apa peran PPK SKPD dalam membantu
BPKAD dalam membuat LKPD?
(J): Masalah sampai sekarang koordinasi yang kurang. Saya pikir dengan
Permendagri 13 dengan pemnyempurnaan no 59 sebenarnya desentralisasi
pengelolaan keuangan sudah dikasih ke SKPD cuman kadang-kadang PPK
SKPD tidak diberdayakan dalam arti kewenangannya dikasih anggarannya
juga harus dikasih biar mereka bisa sinkronkan bisa kerja, sebenarnya disana
(BPKAD) kan tinggal rekap itu kalo mau jujur tergantung di SKPD ini, kalo
SKPD ini bagus otomatis mereka cepat, nah rata-rata kelemahan kita tu
disitu, rata-rata di SKPD di Raja Ampat ini ada yang tidak sesuai dengan
latar belakang pendidikan makanya bingung gitu apalagi mau menyusun LK
pak, liat SPJ saja belum mengerti.
(T): Kalo menurut pendapat Pak Syamsudin, perlu tidak diberikan
penghargaan rangka pelaksanaan implementasi ini (SAP berbasis akrual)?
(J): Ya kita memang perlu reward, tetapi cuman satu yang saya harap
penghargaan bagi kami pengakuan itu saja, itu saja sudah cukup bagi kami,
karena kalo akhir tahun anggaran saja kita kerja itu sampai pagi (siang-
malam). Sangat perlu itu reward berupa materi dan non materi sangat perlu.
(T): Kira-kira ada sanksi kalo yang tidak melaksanakan benar-benar?
(J): Ada sanksi biasanya berupa pengurangan dana di SKPD itu ada
TRANSKRIP WAWANCARA
PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN BAPPEDA
PEMKAB RAJA AMPAT (WAWANCARA TANGGAL 08 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Bappeda
2. Nama : Rachmat M. Nurjayamika
3. Pangkat/Gol : IIIa
4. Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan
5. Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 ( Ekonomi Manajemen)
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Bapak terkait SAP yang berbasis akrual?
Jawaban (J): Pemahaman saya bahwa sekarang karena keluar SAP yang berbasis akrual itu
berarti, kalo di SKPD itu berarti kan kita seharusnya SKPD sebagai unit akuntansi. Sehingga
pelaporan keuangan ya harusnya mengacu kepada kita yang buat, bukan selama ini yang
terjadi itu kan selalu dari badan keuangan yang buat (BPKAD), jadi seolah-olah data yang di
SKPD itu tidak terlalu dipercayai dibandingkan data yang mereka harus buat, seharusnya itu
kan menurut pemahaman saya mengenai ini bahwa SKPDnya yang sekarang dijadikan basis
akuntansi, jadi seharusnya akuntansinya sistem pencatatannya harus ada di SKPD
dibandingkan (SAP) yang lama toh.
(T): Kira-kira dibidang akuntansinya ini (Bag. Keuangan Bappeda) sudah sesuai dengan
kompetensi mereka pak?
Jawab: Ini masalahnya repot ini pak. Karena setahu saya, disini (bappeda), kita punya tenaga
akuntansi itu..sarjana akuntansi cuman satu itupun honorer dan dia tidak berada di bagian
keuangan dan yang lainnya itu..e rata-rata manajemen semua, cuman begini pak saya
informasi bahwa kalaupun kita berbicara sarjana akuntansi, pelajaran yang mereka dapat
laporan keuangan pemerintah dengan laporan keuangan publik beda, sehingga aturannya
beda jadi percuma juga seandainya dia tidak ini (tidak memahami akuntansi pemerintah), ya
bagi saya karena kalau pun mereka disuruh buat ini kebanyakan mereka bingung, kalo
penempatan individualnya tidak tepat pak, karena saya bilang begitu percuma jadinya.
Karena toh juga mereka tidak dilibatkan disitu tidak mengerti percuma kan.
(T): Apakah sudah ada pelatihan pak di Bappeda ini terkait PP 71/2010?
(J): Kalo untuk SAP belum ya, khusus untuk ini ya?untuk pelatihan mengenai ini (PP
71/2010) ya kalo dikita, rata-rata kita belajarnya otodidak aja, begitu kita dengar kita harus
mencari informasi diluar sesuai dengan kita punya tugas, kita lalu cari mungkin ada
aturannya, lalu kita coba-coba belajar untuk itu.
(T): Apakah sejauh ini pegawai Bagian keuangan, apakah sudah bisa menyusun laporan
keuangan?
(J): Ya laporan keuangan itu sebenarnya tidak terlalu sulit, cuman permasalahannya data
antara tahun-tahun sebelumnya itu belum tentu connect, artinya begini kalo kita terus
menerus disini mudah, tapi kita misalnya menggantikan posisi orang yang dulu datanya kan
ga connect agak sulit kita membuat laporan keuangan apabila data awalnya tu sulit tidak ada
kan, kecuali kita membuat pada saat jamannya kita kan tidak begitu, apalagi khususnya
menyangkut aset.
(T): Sosialisasi yang terkait akuntansi berbasis akrual sudah?
(J): Sosialisasi (terkait akuntansi berbasis akrual) juga, saya rasa belum ada.
(T): Apakah ada acuannya dasar untuk menyusun laporan keuangan?
(J): Pertama kita mengacu kalau dalam apa, kitakan sistimatikanya kan mulai dari apa
namanya laporan keuangan sesuai dengan tata cara yang diajarkan oleh permendagri
pertama kan? dari situ kita aplikasikan pindahkan ke laporan keuangan, pertama dari
bendaharawan itukan dari permendagri, permen 58 kalo saya ga salah dia punya sistematika
pelaporan dari keuangan lalu kita aplikasikan itu yaitu kita mengacu juga ke permendagri 13
sama yang terakhir permendagri 64 (2013) selain itu pak menyangkut SAP PP 71/2010 itu
otodidak kita asal baca dan kita juga tidak ini, kita baca tapi pelaksanaan teknisnya kita tidak
begitu menguasai.
(T): Apakah Pemkab Raja Ampat sudah mempunyai Sistem informasi keuangan daerah
berbasis IT?
(J): Ada SIMDA
(T): Kira-kira untuk orang ITnya yang dipekerjakan disini pak?
(J): Kalo BPKP dulu pernah ada ga tau kenapa ini, tenaga adminnya ada untuk ITnya dilatih
oleh BPKP terus mereka memang pegawai disini pegawai Badan Pengelolaan Keuangan
Daerah.
(T): Kira-kira untuk sarana sendiri pak, seperti komputer dan yang lain itu sudah sesuai tidak
dengan kebutuhan pegawai disini terkait dengan SIMDAnya?
(J): Kalo apa namanya untuk komputer sama ininya (software SIMDA) semua sudah oke ya
saya rasa hampir semua rata-rata sudah punya laptop sudah bisa menggunakan laptop dan
memang punya laptop, itu dijadikan sebagai suatu kebutuhanlah bekerja dengan itu sama
saja dengan bohong, bahkan mungkin banyak laptop daripada PCnya ya. Cuma
permasalahannya satu di jaringan, jaringannya kadang-kadang mengalami gangguan tidak
segera ditindaklanjuti sehingga SIMDA yang harusnya bisa diakses di SKPD jadi terhambat,
orang SKPD harus ke Badan Pengelolaan Keuangan (untuk memperbaiki) nah ini SIMDA
makanya badan keuangan rame, disana juga tidak disediakan suatu ruangan khusus dulu ada
tapi sekarang tidak ada sehingga semakin rame orang disitu diusir-usir nah itula semua
faktor membuat sistem pengelolaan keuangan menjadi benar-benar tidak maksimal begitu
(T): Apakah penyusunan laporan keuangan ini sering tidak mengalami keterlambatan ke
BPKAD?
(J): Kalo di SKPD itu begini pak, kalo kita mau asal print karena kita sudah dilengkapi
dengan SIMDA senjata kita, asal print barang jadi itu ga lama kan pak, asal print barang jadi
kok SIMDA sudah ngatur sendiri, tetapi keterlambatan itu karena begini ada beberapa hal
yang saya bilang begitu, bapak berkoordinasi dengan si A ini menurut bapak begini, tetapi
menurut sana (BPKAD) tidak, harusnya melakukan ini tetapi disana tidak begini, kalo
cuman bikin asal-asalan asal jadi ya saya rasa semua bisa karena itu barang tinggal kopi
paste saja, apalagi ada SIMDA, ada miskomunikasi menurut saya, biasanya terjadi
miskomunikasi antara SKPD dengan badan pengelolaan keuangan karena terus terang aja
kiblatnya semua di daerah mungkin dimana-mana berkiblat di badan pengelolaan keuangan
bahkan aturan pun kadang kita ikuti aja mereka bilang, jika tidak ikuti, uang tidak keluar
kan?gitu.
(T): Apa peran PPK-SKPD untuk membantu PPKD dalam membuat laporan keuangan
pemerintah daerah ini?
(J): Sekarang ini terus terang aja pak kita hanya dipanggil untuk rapat-rapat saja, kita
dipanggil pun kita diminta kita kasih laporan kesana, tapi toh juga laporan kita tidak bisa
dijadikan dasar jadi hanya asal panggil aja, maunya saya mari kita bicara, tapi kita ya bikin
laporan itu kalaupun salah kalian benarkan (perbaiki), seharunya kalau salah mari kita
bicarakan bersama-sama kesalahanya ada dimana kan begitu, jadi perannya PPK SKPD
disini nyaris tidak ada.
(T): Kira-kira untuk membuat laporan keuangan SKPD perlu tidak bantuan dari konsultan?
(J): Tergantung pak, kalo kita (Pemkab Raja Ampat) begini ya, dulu seingat saya bukan dari
Bappedanya tapi badan pengelolaan keuangannya (BPKAD) itu mendatangkan konsultan
dan itu akhirnya kita jadikan dasar perhitungan aset awal, artinya aset-aset yang sebelumnya
pernah dicatat kadang-kadang meleset dengan perhitungan mereka nah sekarang bagaimana
lah barangnya ada ternyata tidak ada, terus yang barang yang tidak ada menjadi ada,
sedangkan itu (aset-aset) itu dibuat dengan uang yang banyak dari ini..nah itulah kalo saya
bilang artinya kalaupun kita seharusnya memerlukan tenaga dari luar bantuan memang kita
perlukan karena keahlian mereka harusnya kita perlukan, tetapi harusnya tidak berjalan
sendirian tapi harus berkoordinasi dengan satuan kerja sendiri jangan kita kerjasama tapi
taunya cuman nongkrong di BPKAD saja.
(T): Menurut Bapak sendiri perlu tidak diberikan penghargaan jika mengelola dengan baik?
(J): Jawab: Bagi saya cukuplah kepada pemerintah pusat atau kepada BPK yang
merekomendasikan atau apa yang memberikan penilaian apa namanya suatu bonus itu dari
BPK kepada pemerintah daerah.
(T): Jadi bukan dari BPKAD ini (memberikan reward)?
(J): Tidak perlu (BPKAD) bagi saya, kenapa bagi saya tidak perlu lah sebenarnya masalah
terbaik atau tidak itu tergantung dari bimbingan kalian (BPKAD), yang harusnya terbaik itu
Badan Pengelola Keuangan itu harusnya yang terbaik..bukan di SKPDnya kalo bicara
tentang siapa yang terbaik karena Badan Pengelola Keuangan selalu yang terbaik seharusnya
berbicara itu (pemberian insentif dari BPKAD). bagi saya tidak terlalu efektif buat itu tidak
terlalu efektif karena tingkat kesulitannya berbeda dalam menyusun laporan keuangan..
TRANSKRIP WAWANCARA
PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN INSPEKTORAT
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 10 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Inspektorat
2. Nama : Amril Laude
3. Pangkat/Gol : Pengatur Muda Tk. I/ IId
4. Jabatan : Plt. Kepala Sub Bagian Keuangan
5. Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 (Ekonomi Manajemen Perusahaan)
(Percakapan) Pertanyaan (T): Apa pemahaman Bapak sendiri terkait sistem akuntansi pemerintah yang berbasis
akrual?
(J): Sejauh ini sebenarnya saya kan masih baru, tapi sejauh pemahaman saya menyangkut itu berupa akuntansi berbasis akrual diterapkan kalo tidak salah, wajib oleh seluruh Pemda, dua ribu lima belas ya
diterapkan toh? ya jadi sejauh pemahaman saya kalo misalnya sistem akuntansi berbasis akrual
pencatatannya diakui setelah terjadi apa namanya seratus persen. Misalnya pekerjaan fisik proyek
bangunannya seratus persen walaupun pencairan SP2Dnya belum keluar tapi sudah diakui sebagai pengeluaran atau belanja modal.
(T): Kira-kira pak perlu tidak menambah pegawai yang berkualifikasi pendidikan (akuntansi), jadi dalam pembuatan laporan keuangan begitu?
(J): Jadi kalo menurut saya penambahan aparat pengawas khususnya inspektorat ya, jadi kita dalam
rangka pengawasan masih kurang aparatur, jumlah pegawainya kita saja baru duapuluh empat. Jadi dibidang-bidang atau disini disebut dengan inspektorat pembantu wilayah itu semuanya kepala, kepala
seksi dan kepala bidang staf-stafnya itu belum ada karena kita memang kekurangan aparat.
(T): Apakah Pemkab ini sudah mendapatkan pelatihan secara teknis pak untuk PP 71(2010)?
(J) : Kayaknya, kayaknya belum
(T): Menurut (pendapat) Bapak sendiri apakah sejauh ini, staf atau pegawai yang di Inspektorat ini sudah bisa menyusun laporan keuangan?
(J): Kalo saya pribadi, mungkin SDMnya inspektorat ini kebanyakan basicnya bukan akuntansi jadi
banyak yang dari sosial, jadi pemahaman menyusun laporan keuangan cuman yah kira-kira sekitar lima puluh persen lah.
(T): Apakah sudah pernah sosialisasi (PP 71/2010 SAP berbasis akrual)?
(J): Sejauh yang saya tahu, sosialisasi PP 71 tentang SAP ini kayaknya belum. Ya saya rasa itu perlu ada sosialisasi terlebih dahulu kemudian penyiapan aparat yang berkepentingan di bidangnya ya
supaya pelaksanaan PP itu berjalan dengan baik.
(T): Menurut Bapak sendiri ada tidak dasar acuan SKPDdalam menyusun LK?
(J): Ya, untuk sementara ini acuannya masih pake PP dua empat tahun dua ribu lima itu tentang SAP.
(T): Apakah Pemkab Raja Ampat sudah mempunyai sistem informasi keuangan pemerintah daerah
berbasis IT dalam menyusun laporan keuangan?
(J): Sementara ini yang dipake di Pemda Raja Ampat yang ditawarkan dari BPKP yaitu SIMDA, jadi
semua data postingan dimasukan ke dalam SIMDA. Sebenarnya yang mengoperasikan SIMDA di
inspektorat ini bagian keuangan yaitu bendahara sama PPK, bendahara mengentri data-data pengelolaan keuangannya pertanggungjawabanya pengeluaran belanja, trus kemudian PPK
memverifikasi lewat SIMDA juga.
(T): Menurut Bapak sendiri, apakah fasilitas sudah dipenuhi seperti komputer dll?
(J): Ya kita sudah didukung dengan fasilitas sama kantor.
(T): Menurut Bapak sendiri, apakah LK SKPD sering tidak mengalami keterlambatan?
(J): Sejauh yang saya tahu ya sering.
(T): Kendalanya?
(J): Ya itu di SKPD itu banyak yang masih belum paham ya, jadi ya wajarlah ada keterlambatan karena minimnya sosialisasi terus pelatihan Bimtek tentang penyusun laporan keuangan itu
mengakibatkan sering terlambat.
(T): Apakah peran dari PPK-SKPD ini membantu tidak, para pejabat pengelola keuangan dalam membuat LKPD?
(J): Iya Pejabat penatausahaan mempunyai fungsi yang sangat vital dia yang penyaring pertama atau
memverifikasi setiap pengeluaran yang terjadi di SKPD sebelum disampaikan ke PPKD selaku BUD ya. Menurut saya PPK sangat penting dalam memverifikasi pertanggungjawabanya bendahara
pengeluaran di setiap SKPD.
(T): Apa perlu meng-hire konsultan dalam pemebuatan laporan keuangan?
(J): Sebenarnya perlu (memanggil konsultan) karena seperti yang saya bilang apa..basic pendidikan
aparat pengawas ini bukan berlatar belakang dari akuntansi, ya saya rasa (konsultan) BPKP sudah
cukup.
(T): Apakah perlu tidak diberikan penghargaan kepada SKPD yang bisa melaksanakan implementasi
SAP berbasis akrual?
(J): Untuk pemda raja ampat sendiri itu sudah pemberian reward sudah berjalan sejak tahun dua ribu dua belas kemaren, jadi setiap SKPD dinilai tiga SKPD terbaik dalam laporan keuangan yang nanti
diberikan berupa insentif begitu kepada mereka, supaya ada motivasi dari SKPD lain.
(T): Terkait sanksi apakah juga diberikan?
(J): Sanksi mengenai pelanggaran pengelolaan laporan keuangan sementara masih untuk sejauh
pelimpahannya ke kejaksaan biasanya belum, tapi hanya sebatas menindaklanjuti temuan BPK RI, jadi
kalo misalnya ada temuan dari BPK RI kemudian keluar ketinggalannya dari BPKAD dan SKPD wajib menindaklanjuti itu setiap tahunnya. Jadi kalo misalnya ada temuan sepuluh juta dalam tahun itu
belum bisa diselesaikan semuanya, ya bisa dicicil lima juta. Sampai intinya, tindaklanjut dari BPK itu
harus selesai.
(T): Keterlambatan dalam mengumpulkan laporan keuangan diberi sanksi apa tidak?
(J): Itu (keterlambatan) sejauh yang saya tau di BPKAD itu kalo misalnya terlambat penyampaian
laporan keuangan dari SKPD itu terlambat ditahan insentifnya, setiap pejabat pengelola keuangan itu
kan ada insentif jadi misalnya penyampaian laporannya belum beres berarti insentifnya ditahan dia (BPKAD).
TRANSKRIP WAWANCARA
PPK DINAS PENDAPATAN DAERAH
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 08 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Raja Ampat
2. Nama : Jumyati Kapitan Laut
3. Pangkat/Gol : IIIb
4. Jabatan : Kepala Sub Bagian keuangan dan Perlengkapan
5. Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan S1 ( Ekonomi Pembangunan)
(Percakapan dengan Kasubag dibantu Bendahara Pengeluaran)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Ibu terkait dengan sistem akuntansi pemerintah berbasis
akrual?
Jawaban (J): Oo itu belum
(T): Menurut ibu sendiri, SDM aparatur yang berkualifikasi pendidikan akuntansi disini
(Dinas Pendapatan Daerah) sudah memenuhi apa tidak Bu?
(J): Sudah memenuhi, sebenarnya sih kalo mau ditambah justru lebih bagus untuk
peningkatan SDM.
(T): Belum ada pelatihan teknis (PP 71/ 2010) Bu ya?
(J): Ya
(T): Menurut sejauh ini bidang keuangan Dinas Pendapatan ini sudah bisa menyusun
laporan keuangan Bu?
(J): Sudah bisa, kita kan setiap tahun itu masing-masing SKPD dikasih standar penyelesaian
laporan keuangan toh per SKPD itu kalo sudah selesai mereka kasih insentif mulai dari
kepala SKPD sebagai pengguna anggaran, sekertaris sebagai kuasa pengguna anggaran, saya
sendiri sebagai pejabat pengelola keuangan terus sama bendahara, disini ada tiga bendahara,
jadi setiap tahun itu kalo kita berhasil membuat laporan itu dan menyatakan disetujui di
badan keuangan (BPKAD) terus kita diberikan insentif itu sebagai patokan.
(T): Apalah sudah ada sosialisasi Bu, terkait SAP yang terbaru ini?
(J): Sampai saat ini kemaren baru sosialisasi satu kali, iya dari BPKP.
(T): Siapa-siapa yang dikirim (mengikuti sosialisasi) Bu?
(J): Mereka minta itu Kasubag per-orang dengan Bendahara pengeluaran, cuman Kasubbag
keuangannya ada diklat PIM empat di Jogja, Pertemuan itu kan tentang pembahasan
penyusunan laporan keuangan SKPD, cuman saat itu kita tidak sempat ikut karena masing-
masing ada urusan dinas. Trus kegiatan hanya sehari (sosialisasi) seperti ini jangan cuman
satu hari maksudnya kan kita baru perkenalan, minimal tiga harilah supaya kita lebih kenal
begitu.
(T): Kira-kira ada apa tidak dasar acuannya untuk membuat laporan keuangan ini?
(J): Itu ada, dasar acuannya itu ada, dari SAP yang lama (PP 24/2005), kemudian dari
panduan-panduan, kemudian acuannya dari permintaan BPK tentang laporan keuangan itu
yang kita pakai. Karena setiap tahun itu saya kira tidak berubah untuk penyusunan laporan
keuangannya sendiri.
(T): Apakah Pemkab Raja Ampat ini mempunyai ini mempunyai sistem informasi keuangan
pemerintah daerah berbasis IT:
(J): Ada, kalo pengelolaan sistem keuangan, ya SIMDA itu Sistem Manajemen Keuangan
Daerah, itu kegiatannya dari BPKAD dari keuangan ya, setiap tahun ada sosialisasi itu
(SIMDA) sistem manajemen keuangan daerah, maksudnya sistem itu disampaikan ke kita
kasubag dan bendahara bisa memahami dan mengerti tentang SIMDA.
(T) Kalau menurut ibu sendiri dalam penyusunan laporan keuangan itu sering terlambat apa
tidak?
(J): Ya kita sering terlambat.
(T): Apa kendalanya?
(J): Biasanya kendalanya itu di kegiatan. Kayak soal kelola ya, biasa itu kita kan daerah
kepulauan toh kan tidak mungkin mau sesuaikan kegiatan itu dengan jadwal keuangan, jadi
kita harus tunggu sampai semua kegiatan direkap jadi satu, itu kadang terbengkalai dengan
waktu. Memang kalo pemasukan laporan seperti batas waktu yang harus ditentukan kita
harus masukan laporan keuangan kadang-kadang memang terlambat tidak tepat waktu
seperti itu. Terus kadang-kadang juga seperti faktor alam cuaca listrik ini satu hari kalo
mesinnya lagi bagus, mungkin dua kali padam, bukan satu hari tapi jam kerja jam delapan
sampai setengah empat kalo mesinnya lagi bagus dua kali aja padam. Yang ketiga kadang-
kadang setelah laporan penyusunan keuangan jadi ketika sampai di BPKAD inikan langsung
ke bagian verifikasi dulu seperti ibu Kasubbag bilang, kalo disana orangnya ada, kan disana
sudah dibagi-bagi misalnya kalo pegawainya itu tidak ada maka kita harus tunggu lagi,
apalagi kalo keluar daerah, keluar daerah kan minimal lima hari perjalanan harus tunggu
lagi. Belum lagi kalo kita punya berkas lengkap mereka periksa mungkin ada yang tercecer
mereka (BPKAD) salahkan kita lagi, kita lagi yang cari akhirnya banyak waktu yang
terbuang.
(T): Ada reward tidak untuk pelaksanaan implementasi nanti?
(J): Kalo kita kan kami di SKPD dibatasi hanya untuk kerja saja, itu urusan BPKAD cuman
kita mungkin, ada insentif untuk penyemangat kerja begitu.
(T) Ada sanksi juga tidak?
(J): kalo terlambat kita tidak terima insentif, kalo kita tepat waktu menyelesaikan laporan
keuangan sesuai yang diminta dari tim verifikasi dari BPKAD kita diberikan insentif itu.
TRANSKRIP WAWANCARA
PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN DISBUDPAR
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 14 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2. Nama : Abdul Latif Soltif
3. Pangkat/Gol : Penata Muda (IIIa)
4. Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
5. Pendidikan formal terakhir:
- Lulusan D III (Perhotelan)
(Pembicaraan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Bapak terkait dengan sistem pemerintah berbasis akrual
ini?
Jawaban (J): Ya dia perbedaannya mungkin hanya dari apa namanya, dari bagan-bagan
(akuntansi) ini aja, dari format apa namanya ini (SAP), apa dia rumus-rumus perhitungannya
ini ya beda, dia ada beda sedikit dengan yang lama.
(T): Kalo disini (Disbudpar) pak, untuk stafnya ada yang berpendidikan akuntansi?
(J): Yang berpendidikan akuntansi ada satu, bendahara pengeluaran.
(T): Pemkab sendiri sudah ada pelatihan teknis (SAP berbasis akrual) ke SKPD?
(J): Pemkab belum, oo Pemkab sudah pernah adakan, tapi adakan diluar seperti dasar-dasar
akuntansi penyusunan laporan tahunan SKPD, ya berbasis akrual, desember eh oktober
tahun dua ribu tiga belas kemaren,
(T): Berapa orang yang dikirim pak?
(J): Berdua dengan Kasubag Umum.
(T): Pegawai disini apakah sudah bisa menyusun LKPD?
(J): Kalo saya disinikan khusus untuk apa namanya laporan keseluruhan laporan keuangan
keseluruhan satu SKPD semua kegiatan.
(T): Sudah bisa pak ya?
(J): sudah bisa.
(T): Kalo sosialisasinya (PP 71/2010) sudah?
(J): Yang baru ini (PP 71/2010), masih belum disosialisasikan.
(T): Untuk SPKD sendiri, dasar penyusunan laporan keuangannya apa ya?
(J): Dasar acuan dari permen tiga belas itu dari keuangan itu keseluruhan, sama semua
(T): Berarti PP 24 tahun 2005 ya?
(J): Ya (PP dua empat) dua ribu lima karena belum berubah sampai sekarang
(T): Kira-kira menurut Bapak sendiri apakah SIMDA ini bisa mendukung tidak untuk
perubahan sistemnya?
(J): Sebenarnya mendukung pak, cuman kalo kendala di SIMDA ini cuman kadang ya itu
mungkin karena entah ada yang tidak input atau sudah di input tapi kok bisa ga muncul jadi
kadang saya bikin manual itu ga konek, jadi saya dengan bendahara konek sama SIMDA ga
konek, makanya kita print lagi dengan SIMDA kok bisa beda dengan bendahara sedang
kami bahas untuk semua tapi memang sebenarnya SIMDA sudah bagus sih cuman karena ya
mungkin dari sananya (BPKAD) karena yang input bagian tangani dinas pariwisata kan
masing-masing tangani disana sama SIMDA. nah mereka yang input sendiri. Cuman kadang
malah saya bilang saya ga ikut SIMDA, masa saya beda sama bendahara sedang satu SKPD
semua saya yang susun saya bilang begitu.
(T): Berarti yang salah itu di programnya atau?
(J): kesalahan penginputan
(T): Kira-kira karena sebagai laporan keuangan (SKPD) terbaik begitu ya, apa reward yang
diberikan pak?
(J): Kemaren-kemarenkan bonus, yang juara satu ya mungkin dikasih bonus apa honor
begitu apa tunjangankah. Yang juara saja, per SKPD. Yang bagian keuangan aja sih satu
ruangan. Kan semua pada terlibat ada bendahara gaji, bendahara penerimaan, pengeluaran
sama barang.Ya itu mungkin kalo yang saya bilang tadi itu kan di semua SKPD ada tapi
kalo untuk juara-juara ini pas pemeriksaan dari inspektorat, nah itu yang juara dikasih bonus
dari sana.
(T): Sanksi yang seperti apa pernah ada diberlakukan keterlambatan mereka (SKPD dalam
mengumpulkan laporan keuangan)?
(J): Kalo keterlambatan laporan begitu?itu biasa pas pada waktu UP (uang persediaan) yang
ga bisa dikasih keluar, ini uang persediaan. Karena laporan akhir tahun itu kan masuk itu
kan dia per januari kan?nah itu kadang kalo UP sudah keluar kan ga bisa dari dinas lain
laporannya sudah masuk dulu baru (UP) bisa dikeluarin atau insentifnya dibayarkan setelah
laporannya sudah masuk (ke BPKAD). Insentif tidak bisa diberikan dan UP tidak bisa
dicairkan
TRANSKRIP WAWANCARA
PPK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 16 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Sekretariat Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
2. Nama : Fransiska Berselina Msen, A.Md Pi
3. Pangkat/Gol : IIIa
4. Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
5. Pendidikan formal terakhir:
- D3 Perikanan
(Percakapan dengan Kasubbag dibantu Bendahara Pengeluaran) Pertanyaan (T): Menurut Ibu sendiri, Ibu pernah mendengar sistem akuntansi berbasis akrual?
Jawaban (J): Iya, cuman kita belum tau pasti itu, penggunaannya seperti apa, pelaksanaannya
seperti apa.
(T): Menurut ibu sendiri, pegawai disini apakah perlu menambah latar belakangnya akutansi?
(J): Perlu juga, ya kalo kita masih perlu untuk itu bendahara penerima, bendahara aset itu, kita
yang ada juga bendahara pengeluaran dengan ini maksudnya jabatannya sudah diisi orangnya ada cuma untuk meningkatkan pemahaman itu yang masih kurang. perlu belajar lagi ya itu sangat
perlu (berpendidikan akuntansi) kita saja bidang perikanan bisa terjun ke akuntansi keuangan.
(T): Pernah ada pelatihan PP 71/2010?
(J): Belum, kita mungkin terakhir (PP 24) tahun dua ribu lima, dua tahun lalu kita, tahun dua ribu
dua belas. Jadi Pelaksanaannya di BPKAD
(T): Apakah sudah apakah sudah ada pelatihan teknis Bu untuk SIMDA?
(J): Simda, iya sudah, iya kita sering ada pelatihan.
(T): Menurut Ibu sejauh ini apakah selaku PPK SKPD dan selaku Bendahara apakah bisa
menyusun laporan keuangan Bu?
(J): Sudah
(T): Bisa (Ibu) jelaskan proses terbentuk laporan keuangan (SKPD)?
(J): Dari awalnya, dari bendahara dulu nih, kita setelah terima DPA kita punya UP (uang
persediaan) di awal tahun kita langsung proses permintaannya ke BPKAD, setelah itu keluar sudah dijadikan uang minta maaf SPD, terus kita buat SPP setelah SPP, ibu Kasubag yang
terbitkan SPMnya setelah SPMnya bawa antar ke BPKAD mereka yang proses SP2Dnya setelah
SP2Dnya jadi uang kita ambil gunakan sesuai kebutuhan kantor kita buat pertanggungjawaban sesuai dengan yang kita gunakan.
(T): Jadi pertanggungjawaban laporan keuangan itu?
(J): Belum (laporan pertanggungjawaban), masih SPJ penggunaan anggaran perbulan itu. Ya kita
buat, kita bawa koordinasi lagi dengan BPKAD mana yang perlu kita ubah setelah itu, kita input
nilai penggunaan uangnya setelah bendahara buat input itu untuk pengesahan SPJ oleh kasubag
keuangan. Setelah pengesahan SPJ kita kembalikan lagi SPJ ke BPKAD bidang akuntansi ada
paraf koordinasi ada disposisi disitu untuk proses selanjutnya proses pencairan uang berikutnya lagi. Nanti itu berlangsung dari UP, GU sampai dengan akhir tahun itu yang direkap untuk
dijadikan laporan keuangan oleh Kasubag keuangan. Laporan perbulan yang direkap jadi satu laporan keuangan.
(T): Laporan keuangannya ini apa aja Ibu?
(J): Laporan keuangan (disampaikan SKPD) yaitu CALK (catatan atas laporan keuangan), Jurnal Penerimaan, Jurnal Pengeluaran, Rekapitulasi SPJ, terus Neraca (persediaan masuk di Neraca),
LRA, aset terakhir. Biasanya dibuat per semester dari Januari sampai Juni semester pertama nanti
semester kedua lagi berikutnya Juli sampai Desember.
(T): Sosialisasi ke SKPD untuk PP yang terbaru ini belum bu ya?
(J): Iya belum
(T): Ada tidak dasar acuannya untuk membuat laporan laporan realisasi anggaran dan neraca?
(J): Ada dari RKA trus dari DIPA, realisasi toh?neraca juga ada dan kita minta petunjuk BPKAD
iya cara menyusunnya bagaimana sampai realisasinya. Jadi datanya harus dicocokan sama dengan BPKAD, dengan sistem (SIMDA).
(T): Kalau untuk laporan keuangannya sendiri memakai SIMDA apa tidak?
(J): Tidak, manual (Laporan keuangan), sementara kita belajarnya bertahap, mungkin di BPKAD
sudah dengan SIMDA tapi kita di SKPD masih manual.
(T): Manual karena bentuk fisik (laporan keuangan) dikirim ke sana (BPKAD) begitu ya?
(J): Iya (bentuk fisik laporan keuangan) nanti kita buat manual, di BPKAD menyesuaikan dengan
SIMDA, angka-angkanya diperiksa lagi lewat SIMDA sesuai itu.
(T): Membantu tidak dalam menyusun laporan keuangan Bu?kan itu tadi manual?
(J): Ya, kita dilatih untuk bisa menginput data secara manual ya setelah itu nanti kita BPKAD bidang akuntansi disana disesuaikan cocok tidak dengan yang diinput melalui SIMDA jadi ada
sedikit selisih nilai kita tau ini dimana kekurangannya.
(T): Kemaren itu kan dikasih penghargaan terkait laporan keuangan, kira-kira dalam sistem yang
baru ini (akuntansi akrual) perlu juga tidak diberikan penghargaan?
(J): Mungkin sebagai motivasi tapi kita sebaiknya mungkin kita dikasih pendidikan semacam
kursus atau diklat lebih lagi untuk menunjang pekerjaan kita itu yang lebih berharga sebenarnya, menambah ilmu kedepan kalo kita dapat barangkan tidak dapat manfaatnya sebenarnya karena
cepat habis. Kita juga tidak sangka-sangka, kita ya bekerja kita usahakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan terus apa kriterianya apa-apa kita siapkan semua itu tidak dipikir kita bisa juara
kita siapkan saja yang menjadi tanggung jawab kita.
(T): Dikasih bentuk insentifnya sama mereka apa itu Bu?
(J): Dikasih uang, atas nama SKPD diterima oleh kepala badan.
(T): Ada tidak sanksi kalo misalnya tidak melaksanakan dengan tepat waktu?
(J): Ada (tapi) kalo kita disini (Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB) tidak.
(T): Seperti apa itu sanksinya? (J): UP (Uang Persediaan) nya ditahan, terus insentifnya tidak dibayar, sampai menyelesaikan
(laporan)
TRANSKRIP WAWANCARA
PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN DINAS PEKERJAAN
UMUM
PEMKAB RAJA AMPAT
(WAWANCARA TANGGAL 16 APRIL 2014)
1. Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum
2. Nama : Sri Yanti
3. Pangkat/Gol : IIIa
4. Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
5. Pendidikan formal terakhir:
- S1 Administrasi Niaga
(Percakapan)
Pertanyaan (T): Apa pemahaman Ibu terkait sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual sebagai Standar Akuntansi Pemerintahan yang baru bu?
Jawaban (J): Saya ini nda tau itu soalnya saya belum baca.
(T): Disini (Dinas PU) didukung tidak bu dengan latar belakang yang sesuai
maksudnya akuntansi ya akuntansi juga?
(J): Tidak, kita latar belakangnya semua bukan akuntansi tidak. Dipaksa
untuk bisa mengertilah bukan dipaksa sih belajar. Kalo dengan diadakan
pelatihan saya rasa bisa, semua pasti bisa karena yang lama (PP 24/2005)
kan sudah bisa dipahami, palingkan perubahan tidak terlalu signifikan kan
mungkin mudah-mudahan.
(T): Apakah di SKPD ini sejauh yang ibu pahami sudah ada pelatihan teknis tuntuk
yang baru (PP 71/2010)?
(J): Untuk yang baru belum, kalo yang lama sudah sih.
(T): Khusus ibu sendiri PPK dan Bendahara sudah bisa menyusun laporan
keuangan?
(J): Kalo untuk dinas PU sendiri sih bisa lah, walaupun belum pandai-pandai.
(T): Sosialisasi ke SKPD sepertinya ini belum bu ya untuk PP yang baru?
(J): Belum, saya belum tuh ini (PP 71/2010) juga saya baru tahu.
(T): Kira-kira untuk menyusun laporan keuangan itu apa dasar acuannya bu?
(J): Biasanyanya kan, berdasarkan SP2D trus dilihat dengan DPA SKPD ya
itu.
(T): Kira-kira cukup membantu tidak SIMDA itu bu?
(J): Cukup sih bantu, membantu sekali,
(T): Apa kendalanya untuk SIMDA bu?
(J): (Cuma) jaringan sering rusak, lelet, lama.
(T): Itu mempengaruhi tidak keterlambatan tadi?
(J): Mempengaruhi kadang-kadang kan kita keatas lagi kan, tapi tidak terlalu
signifikanlah mempengaruhinya bisalah kita sesuaikan toh. Cuma..paling data-data
yang itu toh SP2D SPP SPMnya.
(T): Kalau untuk LK(laporan keuangan) nya sendiri itu manual bu ya?
LK untuk sampai sekarang ini masih manual, nanti kita buat disini rekapnya dari
keuangan kan, (tidak memakai SIMDA) laporan keuangannya. Tapi kalo untuk
LRA itu SIMDA bisa terbaca, register SP2D ya itu terbaca di SIMDA, kadang-
kadang kan kalo kita ikut SIMDA mereka kan belum terinput semua, kita pakai
manual biasa berdasarkan SP2D yang masuk biasanya (Laporan Keuangan untuk
PU) Laporan Realisasi Anggaran, BKU..BKU secara global kan sampai desember
itu aja sih sama aset sama neracanya cuman kadang-kadang neracanya itu kan tidak
sempurna karena saya biasakan namanya juga kita nda tau neraca kan belum tepat,
jadi nanti disempurnakan oleh keuangan (BPKAD).
(J): Kalo dalam implementasi SAP yan baru ini, apakah perlu tidak diberikan
penghargaan insentif seperti itu bu?
(T): Saya mau bilang perlu juga tidak, mungkin perlu juga memotivasi bendahara
atau PPK kan untuk berbuat yang lebih baik lagi kan, iya tetapi bukan sesuatu yang
harus dilakukan sih.
(T): Ibu Yanti selaku PPK pernah mendapat reward tidak, terkait dengan
pencapaian misalnya mengumpulkan laporan keuangan?
(J): Sampai sekarang sih belum Cuma kalo pada saat ulang tahun marinda (Ulang
tahun Raja ampat) kita dua kali berturut-turut dapat juara, pertama waktu 2011 juara
tiga kemarin eh 2012 juara tiga, laporan 2013 untuk 2012 kemaren juara satu.
(T): Apakah dalam bentuk insentif rewardnya?
(J): Insentif tapi bukan dari keuangan, bukan dari keuangan tapi dari Bupati
langsung. Jadi inspektorat yang periksa, mereka yang menentukan dikasih
tembusannya ke bupati, kalo untuk dari keuangan ditahun ini kayaknya itu tapi
belum, itu berdasarkan penilaian langsung dari BPK.
DATA JUMLAH PEGAWAI PEMKAB RAJA AMPAT
Jumlah Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Berlatar Belakang Sarjana
No TINGKAT PENDIDIKAN Jumlah
1 S1 Ekonomi 8
2 S1 lainnya 6
3 D3 6
4 Tidak bergelar 2
22
Jumlah PNS yang Berlatar Belakang Pendidikan Akuntansi
No PNS Berpendidikan Akuntansi Jumlah
1 JENIS KELAMIN 48
Laki-laki 21
Perempuan 27
2 USIA
< 30 6
30 - 40 37
40 - 50 3
> 50 2
Tingkat Pendidikan
DIII 21
D-IV/ S1 27
Jumlah PNS dilingkup Pemerintah Kabupaten Raja Ampat tahun
Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik Raja Ampat)
- Pada Tahun 2013:
- Laki-laki = 1491 orang
- Perempuan = 896 orang
Total pegawai di tahun 2013 = 2837 orang
(Sumber data: Badan Pusat Statistik Raja Ampat)
FOTO WAWANCARA BEBERAPA NARASUMBER