Download - CR Episkleritis

Transcript
Page 1: CR Episkleritis

Laporan Kasus

EPISKLERITIS

Oleh

Satya Adi Nugraha

0918011077

Pembimbing

dr. Helmi Muchtar, Sp. M

BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT MATA

RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK – FK UNILA

BANDAR LAMPUNG

MEI 2013

0

Page 2: CR Episkleritis

BAB I

PENDAHULUAN

Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar. Jaringan ini padat dan

berwarna putih serta bersambungan dengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervus

optikus di belakang. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis dari

jaringan elastik halus, episklera yang mengandung banyak pembuluh darah yang memasuk

sklera . 1,2

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat

jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh episklera

yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi

makan sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva. 1

Etiologi dari episkleritis dapat tidak diketahui, tetapi reaksi hipersensitivitas mungkin

yang berperan. Penyakit-penyakit sistematik tertentu misalnya arthritis rematoid, sindrom

Sjögren, koksidioidomikosis, sifilis, herpes zoster, dan tuberkulosis pernah dilaporkan

berkaitan dengan episkleritis. Hubungan yang paling signifikan adalah dengan hiperurisemia

dan gout. Dapat juga berupa suatu reaksi toksik, alergik atau merupakan bagian daripada

infeksi. Dapat saja kelainan ini terjadi secara spontan dan idiopatik..1,3

Berikut ini dilaporkan kasus episkleritis OS (Oculi Sinistra) stadium akut pada

penderita laki-laki usia 35 tahun yang berobat ke poliklinik Mata RSUD Dr. Hi. Abdul

Moeloek Bandar lampung.

1

Page 3: CR Episkleritis

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Tn. MR

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 35 tahun

Alamat : Jl. Kancil No.15 Kedaton Bandar Lampung

Pekerjaan : Swasta

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Mata merah terasa seperti ada air

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Abdul Moeloek dengan keluhan mata kiri

merah seperti ada air.Mata sebelah kiri tampak seperti ada benjolan tetapi pasien mengeluh

ada yang menghalangi pandangan, pasien juga tidak mengeluh adanya penurunan tajam

pengelihatan. Mata sebelah kiri sering mengeluarkan air mata tetapi tidak terasa lengket dan

tidak keluar kotoran. Awalnya 3 hari yang lalu mata merah terjadi saat mengendarai motor

pasien kelilipan serangga, kemudian mata merah dan sedikit nyeri, keesokan harinya muncul

semacam benjolan di mata. Sebelum berobat ke poliklinik Mata, pasien ada memberikan tetes

mata tapi keluhan tidak berkurang sehingga pasien berobat ke poliklinik Mata RSUD Dr. Hi.

Abdul Moeloek Bandar Lampung.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien menyangkal adanya riwayat alergi, hipertensi, dan diabetes melitus. Pasien

tidak pernah mengalami keluhan atau penyakit serupa sebelumnya.

2

Page 4: CR Episkleritis

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan seperti ini.

III.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Kompos Mentis

Status Generalis : Dalam Batas Normal

Tanda Vital TD : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

RR : 24 x/menit

Status Generalis

Kepala

- Bentuk : Normocephalic

- Mata : Status Oftalmologis

- Hidung : Tidak ada kelainan

- Telinga : Tidak ada kelainan

- Mulut : Tidak ada kelainan

Thoraks

- Jantung : Dalam batas normal

- Paru : Dalam batas normal

Abdomen

- Hepar : Tidak teraba

3

Page 5: CR Episkleritis

- Lien : Tidak teraba

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

STATUS OFTALMOLOGIS

6/60 VISUS 6/60

Tidak dikoreksi KOREKSI Tidak dapat dikoreksi

Tidak dilakukan SKIASKOPI Tidak dilakukan

Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Kedudukan Normal BULBUS OCULI Kedudukan Normal

Tidak ada kelainan SUPERSILIA Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan PARESE/PARALISE Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan PALPEBRA SUPERIOR Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan PALPEBRA INFERIOR Tidak ada kelainan

Hiperemis, oedem (-) CONJUNGTIVA

PALPEBRA

Hiperemis, oedem (-)

Sulit dinilai CONJUNGTIVA

FORNICES

Sulit dinilai

Hiperemis , oedem (-) CONJUNGTIVA BULBI Hiperemis, oedem (-)

Injeksi konjungtiva(+),

injeksi siliar (+)

Anikterik SCLERA Anikterik, Nodul (+)

Jernih CORNEA Jernih

Dalam CAMERA OCULI Dalam

4

OCULUS DEKSTRA OCULUS SINISTRA

Page 6: CR Episkleritis

ANTERIOR

Iris shadow (-) IRIS Iris shadow (-)

Sentral, regular, 3 mm,

reflek cahaya (+)

PUPIL Sentral, regular, 3 mm,

reflek cahaya (+)

Jernih LENSA Jernih

Tidak dilakukan FUNDUS REFLEKS Tidak dilakukan

Tidak dilakukan CORPUS VITREUM Tidak dilakukan

Normal (palpasi) TENSIO OCULI Normal (palpasi)

Normal SISTEM CANALIS

LACRIMALISNormal

RESUME

Pasien , laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan mata merah seperti berair di mata

kirinya. Hal tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Mata sebelah kiri tampak seperti ada

benjolan tetapi pasien mengeluh ada yang menghalangi pandangan, pasien juga tidak

mengeluh adanya penurunan tajam pengelihatan. Mata sebelah kiri sering mengeluarkan air

mata tetapi tidak terasa lengket dan tidak keluar kotoran. Awalnya 3 hari yang lalu mata

merah terjadi saat mengendarai motor pasien kelilipan serangga, kemudian mata merah dan

sedikit nyeri, keesokan harinya muncul semacam benjolan di mata. Sebelum berobat ke

poliklinik Mata, pasien ada memberikan tetes mata tapi keluhan tidak berkurang sehingga

pasien berobat ke poliklinik Mata RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Pasien

mengaku tidak ada riwayat mata. Pasien juga mengaku belum pernah mengalami hal yang

serupa dan dikeluarganya tidak pernah mengalami hal yang serupa juga. Pada pemeriksaan

fisik ditemukan status generalis dalam batas normal, pada status oftalmologis didapatkan

konjungtiva hiperemis, injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+), nodul di sklera.

5

Page 7: CR Episkleritis

DIAGNOSIS

Diagnosis Banding:

- Scleritis

- Konjungtivitis (virus, bakteri, alergi)

- Phlyctenular keratoconjunctivitis

- Anterior uveitis

Diagnosis Kerja: Episkleritis

PENATALAKSANAAN

1. Planning Diagnosis :

- Slit Lamp

2. Planning Theraphy :

- Medikamentosa

- KIE

PROGNOSIS

Ad Vitam : dubia ad bonam

Ad Functionam : dubia ad bonam

Ad Sanactionam : dubia ad bonam

6

Page 8: CR Episkleritis

BAB III

DISKUSI

Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar. Jaringan ini padat dan

berwarna putih serta bersambungan dengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervus

optikus di belakang. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis dari

jaringan elastik halus, episklera yang mengandung banyak pembuluh darah yang memasuk

sklera .

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat jaringan

ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh episklera yang

merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi makan

sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva.

Etiologi dan Epidemiologi

Penyebabnya sering tidak diketahui, umumnya didapatkan dasar alergi. Sebagian kecil

diantara penderita episkleritis menderita arthritis rheumatoid. Angka kejadian antara wanita

dan laki-laki sama besar, sedangkan pada anak-anak jarang terjadi (tidak pernah). Keluhan

biasanya terjadi hanya pada satu mata, meskipun juga dapat terjadi pada kedua mata.

Manifestasi klinis

Keluhan utama dari penderita penyakit ini adalah mata yang merah, hilan timbul, sedikit

sakit, dan disertai dengan keluhan silau. Pada mata dapat ditemukan kemerahan setempat,

yang menunjukkan pelebaran pembuluh darah episklera, namun dapat pula terjadi

peradangan yang mengenai seluruh mata.

7

Page 9: CR Episkleritis

Pada episkleritis noduler, dapat dijumpai nodul, dimana nodul ini bebas dari dasarnya.

Biasanya nodul hanya sebuah, tetapi pada beberapa kasus dapat dijumpai lebih dari satu

nodul. Pada pasien dengan episkleritis tidak dijumpai adanya gangguan penglihatan.

Pada episkleritis yang luas, gambarannya mirip dengan konjungtivitis, namun secara

klinis tidak sulit untuk dibedakan, yaitu bedanya pada episkleritis tidak terdapat hiperemi

konjungtivitis tarsal, tidak didapatkan sekret, serta nyeri pada penekanan ringan bola mata.

PERBEDAAN EPISKLERITIS DAN KONJUNGTIVITIS

Episkleritis Konjungtivitis

Sakit Ditekan sangan sakit Perasaan panas

Visus Normal Normal

Merah Dalam di permukaan Dipermukaan

Sekret Tidak ada Ada

Pupil Normal/ kecil Normal

Tatalaksana

Pengobatan pada pasien dengan episkleritis adalah dengan pemberian kortikosteroid, yang diberikan 4 kali sehari. Dengan pengobatan ini episkleritis sembuh dalam satu minggu, sedangkan pada episkleritis nodular penyembuhan lebih lama, yaitu dalam beberapa minggu. Pemberian KIE kepada masyarakat awam mengenai episkleritis dan  penanganannya perlu dilakukan untuk menghindarkan terjadinya komplikasi yang tidak dininginkan.

Komplikasi

Komplikasi pada episkleritis sangat jarang dijumpai dan apabila ada biasanya hanya ringan, seperti keratitis superfisial.

8

Page 10: CR Episkleritis

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi dan Histologi sklera

Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar yang hampir

seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta berbatasan

dengan kornea disebelah anterior dan duramater nervus optikus di posterior. Pita-pita

kolagen dan jaringan elastin membentang di sepanjang foramen sklera posterior,

membentuk lamina kribrosa, yang diantaranya dilalui oleh berkas akson nervus optikus.

Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis jaringan elastis halus,

episklera, yang mengandung banyak pembuluh darah yang mendarahi sklera. Lapisan

berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera adalah lamina fusca, yang membentuk

lapisan luar ruang suprakoroid.

Pada tempat insersi muskuli rekti, tebal sklera sekitar 0,3 mm. Ditempat lain

tebalnya sekitar 0,6. Disekitar nervus opticus, sklera ditembus oleh arteria ciliaris posterior

longus dan brevis, dan nerves ciliaris longus dan brevis. Arteria ciliaris posterior longus

dan nervus ciliaris longus melintas dari nervus optikus ciliare di sebuah lekukan dangkal

pada permukaan dalam sklera di meridian jam 3 dan jam 9. Sedikit posterior dari ekuator,

empat vena vorticosa mengalirkan darah keluar dari koroid melalui sklera, biasanya satu

disetiap kuadran. Sekitar 4 mm di sebelah posterior limbus, sedikit anterior dari insersi

tiap-tiap muskulus rektus, empat arteria dan vena siliaris anterior menembus sklera.

Persarafan sklera berasal dari saraf-saraf siliaris.

Secara histologi, sklera terdiri atas banyak pita padat yang sejajar dan berkas-

berkas jaringan kolagen teranyam, yang masing-masing mempunyai tebal 10-16 πm dan

lebar 100-140 µm. Struktur histologis sklera sangat mirip dengan struktur kornea. Alasan

transparannya kornea dan opaknya sklera adalah deturgesensi relatif kornea.

9

Page 11: CR Episkleritis

Gambar II.1 Gambaran Anatomi dan Histologi Sklera

II. Definisi

Episkleritis didefinisikan sebagai peradangan lokal sklera yang relatif sering

dijumpai. Kelainan ini bersifat unilateral pada dua-pertiga kasus, dan insidens pada kedua

jenis kelamin wanita tiga kali lebih sering dibanding pria. Episklera dapat tumbuh di

tempat yang sama atau di dekatnya di jaringan palpebra.Episkleritis merupakan reaksi

radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera.

Keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata terasa kering, dengan rasa sakit

yang ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik.Bentuk radang yang terjadi

pada episklerisis mempunyai gambaran khusus, yaitu berupa benjolan setempat dengan

batas tegas dan warna putih di bawah konjungtiva. Bila benjolan itu ditekan dengan kapas

atau ditekan pada kelopak di atas benkolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan

menjalar ke sekitar mata. Pada episkleritis bila dilakukan pengangkatan konjungtiva di

atasnya, maka akan mudah terangkat atau dilepas dari pembuluh darah yang meradang.

Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut dan terdapat riwayat berulang dan dapat

berminggu-minggu atau beberapa bulan.

Radang episklera disebabkan, oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit

sistemik seperti TB, reumatoid arthritis, lues, SLE, dll. Merupakan suatu reaksi toksik,

alergi atau merupakan bagian daripada infeksi. Dapat juga terjadi secara spontan dan

idiopatik.

III. Klasifikasi

Ada dua jenis episkleritis:

10

Page 12: CR Episkleritis

▪ Episkleritis simple. Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis.

Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung selama

sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua sampai tiga

minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut, biasanya setiap

satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak diketahui.

▪ Episkleritis nodular. Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simple

dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian mata

saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan pada

permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti

rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.

Gambar II.2 Gambaran Episkleritis

I V. Gejala Klinis

Gejala episkleritis meliputi:

▪ sakit mata dengan rasa nyeri ringan

▪ Mata merah pada bagian putih mata

▪ Kepekaan terhadap cahaya

▪ Tidak mempengaruhi visus

Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau lebih

benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin merasakan bahwa

benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.

11

Page 13: CR Episkleritis

V. Penyebab dan Diagnosa

Kebanyakan kasus adalah idiopatik, namun, sampai sepertiga dari kasus mungkin

memiliki kondisi sistemik yang mendasarinya.

1. Kolagen-vaskular penyakit adalah sebagai berikut:

Rheumatoid arthritis

Sistemik lupus erythematosus

Polyarteritis nodosa

Seronegatif spondyloarthropathies - Ankylosing spondylitis , penyakit radang usus ,

reaktif arthritis , psoriatic arthritis

2. Penyebab lain-lain adalah sebagai berikut:

Encok

Atopi

Benda asing

Bahan kimia

3. Penyakit menular penyebab adalah sebagai berikut:

Bakteri, termasuk TBC , penyakit Lyme , dan sifilis

Virus, termasuk herpes

Jamur

Parasit

4. Penyebab langka lainnya / asosiasi adalah sebagai berikut:

T-cell leukemia

Paraproteinemia

Paraneoplastic sindrom - sindrom Manis, dermatomiositis

Wiskott-Aldrich syndrome

Adrenal insufisiensi korteks

Necrobiotic xanthogranuloma

12

Page 14: CR Episkleritis

Progresif hemifacial atrofi

Setelah fiksasi transscleral lensa intraokular ruang posterior

Serangga gigitan granuloma

Malpositioned Jones tabung

Anamnesa untuk menanyakan beberapa gejala-gejala  yang dialami pasien dan melakukan

pemeriksaan pada mata pasien membantu penegakan diagnosa. Pemeriksaan lebih lanjut

seperti melakukan beberapa tes lebih lanjut, seperti tes darah, untuk mengetahui apakah

episkleritis terkait dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

VI. Penatalaksanaan dan komplikasi

Episkleritis adalah penyakit self-limiting menyebabkan kerusakan yang sedikit permanen

atau sembuh total pada mata. Oleh karena itu, sebagian besar pasien dengan episkleritis

tidak akan memerlukan pengobatan apapun. Namun, beberapa pasien dengan gejala ringan

menuntut pengobatan.

Kadang-kadang, dari anamnesa yang rinci didapat sensitisasi eksogen, dan penghapusan

agen ini akan mencegah serangan berulang.

Terapi pada mata

Episkleritis simpel sering membutuhkan pengobatan. Air mata buatan berguna untuk

pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Pasien dengan gejala lebih parah atau

berkepanjangan mungkin memerlukan air mata buatan (misalnya hypromellose) dan atau

kortikosteroid topikal.

Episkleritis nodular lebih lama sembuh dan mungkin memerlukan obat tetes kortikosteroid

lokal atau agen anti-inflamasi.

Topikal oftalmik prednisolon 0, 5%, deksametason 0, 1%, atau 0, 1% betametason harian

dapat digunakan.

13

Page 15: CR Episkleritis

Terapi sistemik

Jika episkleritis nodular yang tidak responsif terhadap terapi topikal, sistemik agen anti-

inflamasi mungkin berguna.

Flurbiprofen (100 mg tid) biasanya efektif sampai peradangan ditekan.

Jika tidak ada respon terhadap flurbiprofen, indometasin harus digunakan, 100 mg setiap

hari dan menurun menjadi 75 mg bila ada respon.

Banyak pasien yang tidak merespon satu agen nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID)

tetapi dapat berespon terhadap NSAID lain.

Untuk Aktivitas sunglasses berguna untuk pasien dengan sensitivitas terhadap cahaya.

Sebuah komplikasi episkleritis yang mungkin terjadi adalah iritis. Sekitar satu dari 10

orang dengan episkleritis akan berkembang ke arah iritis ringan.

BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus episkleritis OS pada seorang penderita laki-laki usia

35 tahun. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah pemberian medikamentosa berupa kortikosteroid.

14

Page 16: CR Episkleritis

15

Page 17: CR Episkleritis

DAFTAR PUSTAKA

1. Abu Abdillah Hasyim bin Akbar, STRUKTUR BOLA MATA – EPISKLERA .

2. Doctorologi.net (http://doctorology.net/?p=340) .

3. Ilyas S., 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

4. PERDAMI. 2006. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum & Mahasiswa

Kedokteran, PERDAMI.

5. Roy Sr H , episkleritis, http://emedicine.medscape.com/article/1228246-

overview.Medscape Mar 2, 2012.

6. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,

2000: Hal 165-167.

7. Watson PG, Hayreh SS. Scleritis dan episkleritis. Br J Ophthalmol. 1976; 60:163-91.

16


Top Related